Penerapan Kompetensi Profesional .... (Yulia Maya Puspita) 3.655
TINDAKAN REFLEKTIF GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SD NEGERI REJOWINANGUN 1 EDUCATOR CERTIFIED TEACHER’S REFLECTIVE ACTION IN SD NEGERI REJOWINANGUN 1 Oleh: Yulia Maya Puspita, Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindakan reflektif guru bersertifikat pendidik di sd negeri rejowinangun 1 kota gede yogyakarta. fokus penelitian yang diajukan adalah kompetensi profesional dalam aspek mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif di SD Negeri Rejowinangun 1. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru bersertifikat pendidik. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bersertifikat pendidik, rekan sejawat, dan kepala sekolah. Adapun objek penelitian ini adalah tindakan reflektif guru bersertifikat pendidik. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif Miles & Huberman (reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan). Uji keabsahan menggunakan triangulasi teknik dan sumber.Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru bersertifikat pendidik melakukan refleksi tertulis pada pembelajaran setiap satu semester sekali. Guru menggunakan hasil refleksi sebagai pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Tidak semua guru bersertifikat pendidik pernah melakukan penelitian tindakan kelas. Guru bersertifikat pendidik meningkatkan kemampuan dengan belajar dari buku panduan, seminar, internet, dan informasi dari rekan sejawatnya. Kata kunci: tindakan reflektif, guru bersertifikat pendidik Abstract This research aims at describing the educator certified teacher’s reflective action in sd negeri rejowinangun 1 Kota Gede Yogyakarta. The reearch's focus is professional competence in this aspect; developing professionalism sustainably with reflective action in SD Negeri Rejowinangun 1. This research was qualitative descriptive research. The subjects were certified teachers, certified teachers' colleagues, and headmaster. The object of this research was the application of teacher professional competence. This research used observation, interview, and documentation as data collecting techniques. The data analytic technique was Miles & Huberman interactive model (data reduction, data display, and concluding). The validity test used technique and source triangulation. The research's result shows that competence application in developing professionalism sustainably with reflective action can be seen from own work reflection, using the reflection to develop professionalism, doing class action research to develop professionalism, and learning from variety of sources. Teachers do written reflection on class activity once a semester. Teachers used the reflection as consideration to choose the appropriate methods and media. Not all of certified teachers has done class action research. Certified teachers upgrade their skill by learning from guide book, conference, internet, and colleagues' information. Keywords: reflectif action, educator certified teacher
PENDAHULUAN
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
Pendidikan yang berkualitas merupakan dambaan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
dari semua warga negara. Salah satu faktor yang
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
mempengaruhi kualitas pendidikan di sebuah
dasar,
negara yaitu kualitas pendidik atau guru. Menurut
hendaknya seseorang yang profesional agar dapat
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru
terbentuk generasi yang berkualitas
dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar,
dan
pendidikan
menengah.
Guru
Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang guru, dan UU No. 14 tahun
3.656 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016
2005 tentang guru dan dosen, guru dan dosen
sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-
profesional.
kompetensi,
Dari pendapat di atas dapat diambil
bersertifikat pendidik, seat jasmani dan rohani, da
simpulan bahwa seorang guru yang profesional
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan
harus memiliki ijazah minimal S1/D4 dan
satuan pendidikan tempatnya bertugas, serta
menguasai
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional
pendidikan nasional. Jadi menurut undang-
yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Hal
undang, guru yang belum memiliki sertifikat
tersebut
pendidik belum bisa disebut sebagai guru
perkembangan zaman
profesional.
sehingga pendidikan yang bermutu hendaknya
kurangnya
S-1/D-4,
menguasai
Menurut Sudarwan Danim (2015: 113) untuk dapat menjadi tenaga profesional, guru harus memiliki persyaratan khusus yaitu harus
jasmani
rohani,
dan
kemampuan
untuk
mewujudkan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dibuktikan dengan ijazah. Sedangkan keahlian dibuktikan dengan sertifikat guru yang diperoleh setelah dinyatakan lulus mengikuti Uji
Untuk
dapat
menjalankan
tugasnya
dengan baik, guru hendaknya menguasai empat yaitu
kompetensi
pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Menurut UU 10
disebutkan
“Kompetensi
adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, atau perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh
guru
dan
dosen
dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Secara garis besar dapat dikatakan kompetensi adalah peleburan
dari
pengetahuan,
sikap,
dan
keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. meliputi
realitas
yaitu
mengingat
yang semakin pesat,
salah satu caranya adalah dengan meningkatkan profesionalitas pendidik/ guru. Empat kompetensi utama harus dimiliki oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Keempat kompetensi di atas sangat penting bagi guru karena keempatnya menjadi panutan guru dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor. Empat kompetensi yang sudah disebutkan di atas
dengan kemajuan zaman, agar pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh guru semakin baik dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Menurut Syaiful Sagala (2009: 11-12)
No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat
menjadi
dasar
hendaknya selalu dikembangkan oleh guru sesuai
Kompetensi.
kompetensi
sudah
kompetensi
diwujudkan agar memenuhi tuntutan zaman,
memiliki kualifikasi akademik minimal S1/D4, kompetensi sebagai landasan pembelajaran, sehat
empat
Kompetensi yang dimaksudkan kompetensi
pedagogik,
kompetensi
tugas guru banyak terkait dengan profesinya di sekolah, seperti mengajar dan membimbing muridnya di sekolah, memberikan penilaian hasil belajar,
mempersiapkan
administrasi
pembelajaran yang diperlukan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Sedangkan tugas di luar sekolah seperti tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan di luar sekolah. Guru harus senantiasa mengembangkan kemampuannya agar dapat mengemban tugasnya dengan baik. Guru
Penerapan Kompetensi Profesional .... (Yulia Maya Puspita) 3.657
juga wajib bertanggung jawab atas segala sikap,
jaminan tertulis bahwa perencanaan, pelaksanaan,
tingkah laku, dan amalannya dalam rangka
dan
membina dan membimbing anak didiknya.
persyaratan yang ditetapkan.
penilaian
pendidikan
Kompas
Penelitian ini terfokus pada kompetensi
tanggal
telah
13
memenuhi
Oktober
2015
nomor empat yaitu kompetensi profesional.
menjelaskan bahwa hasil Uji Kompetensi Guru
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik
(UKG)
Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang standar
lanjutan sesuai kebutuhan guru. Nilai rata-rata
kualifikasi akademik dan kompetensi guru,
yang harus dicapai guru 8,0. Pada 2012-2013,
kompetensi profesionalisme meliputi lima bagian
nilai rata-rata hasil UKG hanya 4,7. Kondisi ini
yaitu, (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan
menunjukkan bahwa penguasaan guru terhadap
pola pikir keilmuan yang mendukung mata
kompetensi pedagogik dan profesional masih
pelajaran yang diampu, (2) menguasai standar
sangat
kompetensi
mata
memprihatinkan, mengingat pemerintah telah
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (3)
membuat banyak program untuk meningkatkan
mengembangkan
yang
kualitas guru antara lain program sertifikasi,
diampu secara kreatif, (4) mengembangkan
workshop, seminar, pelatihan, sosialisasi, dan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
pembinaan.
dan
kompetensi
materi
dasar
pembelajaran
melakukan tindakan reflektif, (5) memanfaatkan teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri. Pemerintah
berupaya
menjadi
dasar
rendah.
pemberian
Kondisi
ini
pelatihan
sangat
Peneliti melakukan observasi di SD N Rejowinangun 1. SD Negeri Rejowinangun 1 merupakan salah satu sekolah favorit dengan
memetakan
akreditasi A. Jumlah guru di SD Negeri
kompetensi guru yaitu dengan menyelenggarakan
Rejowinangun 1 sebanyak 26 orang. Jumlah itu
Uji Kompetensi Guru (UKG) secara online di
meliputi 16 orang guru kelas, 4 orang guru agama
seluruh Indonesia. Ujian ini dilakukan serempak
(guru agama Islam dan Kristen), 2 orang guru
di seluruh Indonesia dan bertujuan untuk
olah raga, 2 orang guru tari, dan 2 orang guru
mengetahui
penguasaan
terhadap
komputer. Dari 26 orang guru di SD Negeri
kompetensi
pedagogik
kompetensi
Rejowinangun 1,terdapat 8 orang belum PNS
profesional. Program ini dimulai pada tahun
yaitu 2 orang guru kelas, 2 orang guru agama
2012. Salah satu tujuan dari UKG yaitu sebagai
kristen, 2 orang guru tari, dan 2 orang guru
dasar
komputer. Setelah wawancara dengan kepala
pertimbangan
guru dan
pelaksanaan
program
pembinaan dan pengembangan profesi guru
sekolah,
dalam
Rejowinangun 1 sudah sertifikasi. Hasil observasi
bentuk
pengembangan
keprofesian
diketahui
14
guru
di
SD
N
berkelanjutan. UKG ini wajib diikuti oleh guru
menunjukkan
PNS maupun yang non PNS, baik yang
kompetensi guru di SD N Rejowinangun 1.
bersertifikat ataupun tidak. Menurut E. Mulyasa
Berikut ini hal-hal yang menjadi indikator
(2011: 48) UKG merupakan prosedur yang
rendahnya
digunakan oleh pemerintah untuk memberikan
Rejowinangun :
masih
rendahnya
kompetensi
guru
penguasaan
di
SD
N
3.658 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016
Guru belum memanfaatkan teknologi informasi
meningkatkan
dan komunikasi dalam pembelajaran
pembelajaran.
Sebagian besar guru mengajar dengan cara
yang
menyampaikan
konvensional, materi
yaitu
secara
lisan
kualitas
dalam
proses
Hasil observasi di atas menunjukkan
dengan
belum baiknya penguasaan kompetensi guru di
melalui
SD
Negeri
Rejowinangun
kompetensi
menggunakan
dalam
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola
pembelajaran misalnya menggunakan LCD dan
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
proyektor. Ketika ditanya, sebagian besar guru
yang diampu, (2) Menguasai standar kompetensi
tidak mau direpotkan dengan penyiapan alat-alat
dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
tersebut.
pengembangan
SD
N
elektronik
Rejowinangun
1
belum
yang
khususnya
metode ceramah dan tanya jawab. Guru belum media
profesional
1,
yang materi
meliputi
diampu,
(3)
mempunyai proyektor di kelas-kelas, sehingga
Mengembangkan
mengharuskan guru yang hendak menggunakan
diampu secara kreatif, (4) Mengembangkan
harus mengambil dan menyiapkannya dahulu.
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
Persiapan untuk LCD dan proyektor lumayan
melakukan tindakan reflektif, (5) Memanfaatkan
menyita waktu, hal ini menyebabkan sedikit
teknologi
sekali guru yang menggunakannya. Guru belum
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
informasi
dan
pembelajaran
(1)
komunikasi
yang
untuk
Analisis terhadap penguasaan kompetensi
menggunakan media dalam pembelajaran Media merupakan sarana yang penting
profesional guru di SD Negeri Rejowinangun 1
agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai.
menunjukkan bahwa guru-guru belum maksimal
Guru-guru di SD N Rejowinangun 1 sebagian
dalam
besar belum
khususnya
menggunakan media dalam
menjalankan
kompetensi
dalam
profesional,
mengembangkan
pembelajaran. Guru lebih sering menyampaikan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
pembelajaran
dan
melakukan tindakan reflektif. Apakah guru-guru
pemberian tugas. Padahal penggunaan media
yang sudah bersertifikat dapat menjadi contoh
penting untuk membuat kongkrit hal-hal yang
bagi guru-guru yang belum bersertifikat dalam
abstrak dalam pembelajaran. Beberapa guru muda
hal melakukan tindakan reflektif? Berangkat dari
menggunakan
pemikiran
dengan
media
metode
ketika
ceramah
akan
diadakan
tersebut
penulis
tertarik
untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Tindakan
supervisi dari kepala sekolah. Guru belum berupaya mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata
Reflektif Guru Bersertifikat Pendidik di SD Negeri Rejowinangun 1 Kota Gede Yogyakarta”.
pelajaran yang ada di SD. Guru-guru di SD N Rejowinangun 1 masih menemui kesulitan untuk mengembangkan PTK, padahal PTK merupakan bagian dari pengembangan profesi guru dan sebagai
kebutuhan
bagi
para
guru
untuk
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
karena menyajikan data
berupa kata-kata. Menurut Lexy J. Moleong
Penerapan Kompetensi Profesional .... (Yulia Maya Puspita) 3.659
(2007: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian
penelitian ini berasal dari sumber penelitian
yang bermaksud untuk memahami tentang apa
berdasarkan instrumen yang digunakan. Data
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
yang diperoleh dari lapangan dicatat secara rinci
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara
dan teliti. Banyaknya data yang diperoleh
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
direduksi untuk menentukan data yang diperlukan
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil reduksi
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
data kemudian ditampilkan dalam bentuk uraian
metode alamiah.
singkat dan kemudian disimpulkan.
Apabila
melihat
permasalahan
yang
diteliti, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Penelitian
deskriptif
Teknik Pengumpulan Data
merupakan
Teknik
pengumpulan data adalah cara-
penelitian di mana pengumpulan data untuk
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data
yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian
merupakan hal yang penting dalam penelitian,
sekarang, melaporkan keadaan objek atau subjek
karena tujuan utama dalam penelitian adalah
yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Sukardi,
mendapatkan data. Penelitian ini menggunakan
2007: 157). Dengan demikian, dapat diketahui
teknik pengumpulan data berupa observasi,
bahwa
wawancara, dan dokumentasi.
fakta,
penelitian subjek
dan
deskriptif objek
menggambarkan penelitian
secara
sistematis dan tepat.
Instrumen Instrumen
dalam
penelitian
kualitatif
adalah yang melakukan penelitian itu sendiri
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
yaitu peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif
Rejowinangun 1 terletak di Jl. Ki Penjawi No.12
merupakan
orang
yang
membuka
kunci,
Kotagede Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan
menelaah dan mengeksplorasi ruang secara
bulan Mei 2016.
cermat, tertib dan leluasa, dan bahkan ada yang menyebutnya key instrument (Djam’an Satori dan Aan Komariyah, 2011: 61) Peneliti sebagai
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah dua
human instrument, berfungsi menetapkan fokus
guru yang sudah bersertifikat pendidik, kepala
penelitian, memilih informan sebagai sumber
sekolah, dan rekan sejawat guru bersertifikat
data, melakukan pengumpulan data, menilai
pendidik.
kualitas data, analitis data, menafsirkan data dan membuat simpulan atas temuannya (Sugiono, 2007: 222)
Prosedur Penelitian
ini
dilakukan
dengan
Seperti yang telah disebutkan bahwa
mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
proses penelitian. Data yang diperlukan dalam
data
berupa
observasi,
wawancara,
dan
3.660 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016
dokumentasi, maka dalam pengumpulan data,
menguji kredibilitas data, peneliti menggunakan
peneliti
dibantu
triangulasi, bahan referensi, serta member check.
pedoman observasi dan pedoman wawancara
Triangulasi yang digunakan peneliti adalah
untuk memudahkan mendapatkan data yang
triangulasi teknik dan sumber.
sebagai
instrumen
utama
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis data dalam penelitian ini
1.
Melakukan refleksi terhadap kinerja
menggunakan model Miles dan Huberman. Miles dan
Huberman
(Sugiyono,
2007:
337)
Guru melakukan
bersertifikat refleksi
pendidik
terhadap
kinerjanya
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
secara tertulis hanya saat ada supervisi dari
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
kepala sekolah, yaitu satu semester satu kali.
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
Sekolah menyediakan lembar refleksi yang
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
berisi komentar guru tentang pelajaran yang
analisis data, yaitu data reduction, data display,
sudah disajikan. Kepala sekolah membagikan
dan conclusion drawing/verification.
lembar refleksi setelah guru selesai mengajar di kelas. Supervisi
Keabsahan Data
kelas
diadakan
secara
Uji keabsahan data dalam penelitian
bergilir sesuai jadwal yang disepakati oleh
kualititatif meliputi uji credibility (validitas
kepala sekolah dan guru. Dalam kegiatan
internal), transferability (validitas eksternal),
tersebut, kepala sekolah mengamati jalannya
dependability (reliabilitas) , dan confirmability
pembelajaran oleh guru dan siswa. Saat akhir
(objektifitas)
(Sugiyono, 2012: 364). Dalam
pembelajaran kepala sekolah menyerahkan
penelitian ini untuk menguji keabsahan data,
form lembar refleksi untuk diisi oleh guru.
peneliti menggunakan uji kredibilitas.
Lembar itu berisi pertanyaan tentang bagian uji
mana dari pembelajaran yang telah dilakukan
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data
yang dianggap berhasil oleh guru, dan bagian
hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan
mana yang perlu diadakan perbaikan oleh
dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
guru.
Menurut
Sugiyono
(2012:
365)
Guru
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi
bersertifikat refleksi
pendidik
dengan teman sejawat, analisis kasus negative,
melakukan
dan member check. Dalam pengujian kredibilitas
dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi.
pembelajaran. Refleksi dilakukan dengan dua
mengajar
terhadap setiap
kinerjanya
hari
seusai
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas
hal, yaitu menanyakan kepada peserta didik
ini diartikan sebagai pengecekan data dari
kegiatan pembelajaran mana yang paling
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
mereka sukai dan merefleksi diri sendiri
berbagai waktu (Sugiyono, 2010: 369). Dalam
dalam mengajar. Hal tersebut dapat teramati
Penerapan Kompetensi Profesional .... (Yulia Maya Puspita) 3.661
saat diadakan observasi di kelas Id dan Ws
keseharian mereka dalam mengajar tidak
dan juga saat diadakan wawancara seusai
dituliskan.
pembelajaran. Selain dari diri mereka sendiri, guru juga mempertimbangkan refleksi dari siswa,
2.
Pemanfaatan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan Guru bersertifikat pendidik (Id dan
yang ditanyakan setiap akhir pembelajaran. Setelah
mengajar,
menanyakan
Id
dan
kepada
Ws
siswa
selalu “dari
Ws) menggunakan hasil refleksi untuk memperbaiki
pembelajaran.
Saat
pembelajaran hari ini, kegiatan mana yang
pembelajaran mereka mencari kekurangan
kalian sukai? pelajaran mana yang belum
saat mereka mengajar dan memperbaiki pada
dimengerti?”. Observasi dilakukan di kelas
pembelajaran berikutnya. Id menggunakan LCD dan proyektor
Id saat dilakukan pembelajaran dengan tema permainan. Saat akhir pembelajaran guru
untuk
membantu
menanyakan “Anak- anak dari pembelajaran
kepada siswa. Id menampilkan video tentang
hari ini, kegiatan mana yang alian sukai?” ,
permainan. Setelah itu, Id mengajak siswa
kemudian siswa-siswa menjawab “mencari
untuk mencari bacaan di perpustakaan sesuai
bacaan di perpustakaan Bu.” , “melipat kertas
tema
Bu.” Dalam beberapa kali pengamatan guru
mengidentifikasi
memang tidak menuliskan hasil refleksinya.
memahami materi, lalu guru memberikan
Guru hanya menuliskan ketercapaian materi
tugas tambahan agar siswa lebih mengerti
pembelajaran dalam jurnal harian.
apa yang disampaikan. Ws meminta siswa
yang
menyampaikan
sedang
materi
dibahas.
siswa
yang
Ws belum
guru
untuk membuat rangkuman bacaan yang
kebanyakan tidak mengetahui hasil refleksi
mereka baca di perpustakaan secara singkat.
dari teman-teman mereka. Seperti yang
Ada
dikemukakan
rekan
menyelesaikannya, Ws meminta mereka
bersertifikat
untuk menyelesaikannya di rumah dan
Rekan
sejawatnya
sejawat
oleh sesama
sesama
Sw
bahwa
guru
tiga
siswa
belum
bisa
pendidik belum pernah membahas hasil
memberi
refleksi terhadap pembelajaran mereka dalam
pekerjaan
forum. Pt juga mengungkapkan bahwa dia
disampaikan pada pembelajaran berikutnya.
mengetahui refleksi dan inovasi rekan-
tugas
yang
orang
Guru
rekannya dari hasil bertanya secara pribadi
memanfaatkan
kepada seniornya sesama guru.
memperbaiki
Dari ulasan data di atas, dapat disimpulkan
bahwa
guru
bersertifikat
untuk
menulis
tentang
tua
mereka
untuk
bersertifikat hasil
refleksi
pembelajarannya,
pendidik untuk namun
sangat sedikit informasi yang diketahui rekan sejawat mereka.
pendidik melakukan refleksi tertulis setiap
Hasil refleksi yang mereka lakukan
satu semester satu kali saat ada supervisi dari
dimanfaatkan oleh diri sendiri dan orang lain
kepala
yaitu teman sejawat dengan cara bertukar
sekolah.
Sedangkan
refleksi
3.662 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016
bahwa
dengan karakter siswa, rekan sejawatnya
dirinya tidak pernah tau refleksi yang
belum dapat memanfaatkan refleksi yang
dilakukan oleh rekan sejawatnya karena tidak
mereka
pernah dibahas dan disampaikan dalam
informasi yang disampaikan dalam rapat
forum. Yl juga mengungkapkan dirinya
umum.
informasi.
Sw
mengetahui
mengungkapkan
pemanfaatan
hasil
lakukan
karena
sangat
sedikit
refleksi
karena bertanya secara pribadi terhadap guru bersertifikat pendidik.
3.
Melakukan
penelitian
tindakan
kelas
untuk peningkatan keprofesionalan
Dari hasil observasi diketahui bahwa
Sebagian besar guru bersertifikat
guru menggunakan LCD dan proyektor
pendidik
dalam
mempermudah
melakukan PTK. Guru-guru melakukan PTK
penyampaian materi terhadap anak didiknya.
dengan beberapa alasan, diantaranya yaitu
Guru juga sudah menyesuaikan pembelajaran
sebagai syarat kenaikan jabatan dan sebagai
dengan tujuan pembelajaran yang hendak
syarat memperoleh gelar S1. Ketika ada guru
dicapai.
yang
mengajar
Rekan
untuk
sejawat
guru
bersertifikat
pendidik mengungkapkan bahwa mereka
dilakukan
kepala
sekolah
kegiatan tersebut. Terdapat guru bersertifikat pendidik yang belum pernah melakukan PTK. Ws
tidak
mengungkapkan bahwa beliau mendapatkan
disampaikan dalam forum. Ada guru yang
sertifikat pendidik tidak melalui proses
senang dengan metode bermain, ada yang
PLPG. Ws sudah lolos seleksi sertifikasi
memikat peserta didiknya dengan cerita-
menggunakan sistem poin, maka dari itu
cerita motivasi, ada pula yang membuat
beliau tidak harus melalui PLPG. Dari
variasi mengajar menggunakan musik. Setiap
wawancara dengan Ws juga diperoleh data
guru mempunyai ciri khas tersendiri dalam
bahwa dirinya mendapatkan profesi PNS
mengkreasikan media, metode, dan teknik
setelah menyelesaikan S1 jadi tidak seperti
dalam mengajar. Tindak lanjut dari hasil
beberapa rekan sejawatnya
refleksi dilaksanakan untuk meningkatkan
menyelesaikan gelar S1 setelah menjadi PNS
kemampuan profesional guru.
dan
secara
rekannya
PTK
pernah
dengan
bertanya
oleh
melakukan
sudah
memberi fasilitas dan ijin untuk mendukung
mengetahui tindak lanjut dari hasil refleksi yang
kebanyakan
pribadi,
karena
diwajibkan
membuat
yang harus
PTK
untuk
Dari uraian data di atas dapat diambil
persyaratan lulus. Ws juga mengungkapkan
kesimpulan hasil refleksi yang dilakukan
bahwa dirinya adalah guru senior, jadi tidak
oleh
pendidik
terlalu berambisi membuat PTK untuk
digunakan oleh mereka untuk mengetahui
kenaikan jabatan. Berbeda dengan Ws, Id
kelebihan atau kelemahan dalam mengajar,
pertama
memperbaiki proses pembelajaran di kelas,
persyaratan memperoleh gelar S1. Selain itu
dan
beliau juga beberapa kali membuat PTK
guru-guru
bersertifikat
mengetahui kebutuhan yang sesuai
kali
membuat
PTK
karena
Penerapan Kompetensi Profesional .... (Yulia Maya Puspita) 3.663
sebagai syarat kenaikan jabatan, terakhir
kurikulum. Sedangkan sumber digital dapat
PTK dilakukan pada tahun 2008.
berupa CD dan internet. Guru bersertifikat
Rekan
sejawat
guru
bersertifikat
pendidik mengikuti kemajuan zaman dan
pendidik menyebutkan bahwa guru yang
belajar
bersertifikat pendidik ada yang sudah pernah
persyaratan yang menuntut guru untuk
melakukan PTK dan sebagian ada juga yang
senantiasa berkembang.
belum pernah. Menurut penuturan Yl, guru-
Id
kebijakan
belajar
dari
dan
buku
banyak
panduan
guru yang sudah lolos sertifikasi dengan
pelajaran dan internet, sedangkan Ws belajar
sistem
diharuskan
dari buku, seminar-seminar yang diikuti, dan
mengikuti PLPG, maka dari itu masih ada
juga internet. Mereka belajar dengan alasan
guru bersertifikat pendidik yang belum
ingin memperbaiki kinerja dan juga karena
pernah melakukan PTK.
tuntutan. Id mengatakan bahwa kriteria
poin
memang
tidak
Guru-guru yang pernah melakukan
Penilaian Kinerja Guru (PKG) sekarang lebih
PTK mengungkapkan bahwa judul PTK yang
ketat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
mereka buat berasal dari refleksi terhadap
Pt mengungkapkan guru-guru senior
permasalahan yang terjadi di kelas. Tujuan
lebih senang belajar dari media cetak,
mereka membuat PTK, selain sebagai syarat
sedangkan guru muda cenderung lebih
lulus PLPG atau memperoleh gelar S1, juga
senang belajar dari internet. Rekan sejawat
agar
guru
mereka
dapat
memperbaiki
pembelajaran di kelasnya.
4.
karena
bersertifikat
pendidik
mendukung
rekannya dengan saling berbagi informasi
Dari ulasan data di atas dapat
dan memberi dukungan secara lisan. Menurut
diketahui bahwa sebagian guru bersertifikat
mereka, guru-guru terus belajar karena
pendidik
pernah
melakukan
tuntutan dan untuk menambah wawasan.
sebagian
lainnya
belum
PTK
Guru
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan
bersertifikat pendidik yang sudah pernah
bahwa guru selalu berusaha mengikuti
melakukan PTK alasannya yaitu sebagai
perkembangan
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana,
berbagai sumber. Sumber yang dipelajari
persyaratan sertifikasi, atau untuk kenaikan
yaitu sumber cetak, digital, dan rekan
jabatan.
sejawatnya.
Mengikuti
kemajuan
pernah.
dan
zaman
dengan
belajar dari berbagai sumber
zaman
belajar
dari
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Guru bersertifikat pendidik mengikuti
Berdasarkan
hasil
kemajuan zaman dengan belajar dari sumber
pembahasan,
cetak maupun digital. Sumber cetak dapat
disimpulkan, sebagai berikut:
berupa buku pelajaran, surat kabar, dan juga
1.
dokumen administrasi seperti RPP dan
dan
Guru
maka
bersertifikat
penelitian
penelitian
pendidik
ini
dan dapat
melakukan
refleksi tertulis secara berkala setiap satu
3.664 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016
4. Guru
semester satu kali saat ada supervisi dari
selalu
berusaha
mengikuti
kepala sekolah. Refleksi berkaitan dengan
perkembangan zaman dan belajar dari
komentar guru tentang pelajaran yang sudah
berbagai sumber. Sumber yang biasa
disajikan, kesesuaian antara RPP dengan
dipelajari guru antara lain sumber cetak,
pelaksanaan
digital,
dirasa
pembelajaran,
memuaskan,
hal-hal
ketercapaian
yang
kesulitan
sisiwa
pembelajaran,
kesulitan
guru
untuk
dalam
peningkatan
pembelajaran, dan rencana perbaikan untuk
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti sebagai berikut: 1.
lebih
tersebut
untuk
dalam mengajar, memperbaiki proses
2.
pendidik
hendaknya
yang belum bersertifikat pendidik.
pendidik yang sudah pernah melakukan
portofolio dan sistem poin.
bersertifikat
dan sebagai contoh untuk rekan sejawatnya
lainnya belum pernah. Guru bersertifikat
mendapatkan sertifikat pendidik dengan
Guru
memperbaiki pembelajaran di dalam kelas
pernah melakukan PTK dan sebagian
pernah melakukan PTK karena mereka
Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi
melakukan penelitian tindakan kelas untuk
pendidik
Guru bersertifikat pendidik yang belum
kemudian
dapat diketahui oleh rekan sejawatnya. 3.
sertifikasi, atau untuk kenaikan jabatan.
untuk
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
karena sedikitnya pembahasan tentang hal
mendapatkan gelar sarjana, persyaratan
dilihat
yang dilakukan oleh guru, agar inovasi yang
banyak diketahui oleh rekan sejawatnya,
PTK alasannya yaitu sebagai syarat untuk
dapat
membahas hasil refleksi dan tindak lanjut
siswa. Namun, hasil refleksi tersebut tidak
bersertifikat
perkembangan
diskusi antar guru dalam sebuah forum untuk
kebutuhan yang sesuai dengan karakter
tersebut di dalam forum.
mengetahui
dimanfaatkan oleh pihak lain.
pembelajaran di kelas, dan mengetahui
guru
hendaknya
pembelajaran dan dokumentasi hasil refleksi
meningkatkan
mengetahui kelebihan atau kelemahan
3. Sebagian
pendidik
rutin setiap minggu atau setiap bulan, agar
2. Guru bersertifikat pendidik memanfaatkan
misalnya
bersertifikat
ada super visi dari kepala sekolah, tetapi
dituliskan dan didokumentasikan.
keprofesionalitasan,
Guru
melakukan refleksi tertulis tidak hanya saat
keseharian mereka dalam mengajar tidak
untuk
rekan
Saran
pertemuan berikutnya. Sedangkan refleksi
refleksi
dari
saat
pembelajaran, alternatif apa yang harus dilaksanakan
informasi
sejawatnya.
tujuan
pembelajaran,
dan
4.
Guru-guru hendaknya saling berkomunikasi tentang informasi yang berkaitan dengan perbaikan dalam pembelajaran, misalnya tentang
penggunaan
teknologi
pembuatan penelitian tindakan kelas.
dan
Penerapan Kompetensi Profesional .... (Yulia Maya Puspita) 3.665
DAFTAR PUSTAKA An. (2015). Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Harian Kompas Dikutip Tanggal 13 Oktober 2015 Lexy J Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Sudarwan Danim. (2015). Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani. Prenadamedia Group: Jakarta. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. _____. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Metode). Bandung: Alfabeta Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Syaiful Sagala. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.