STUDI EVALUATIF KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MELAKSANAKAN PROFESIONALISME DI SMP NEGERI 12 KOTA BENGKULU
TESIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan
Oleh SARI HUTAMI NIM. A2K010254
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013
LEMBAR PERSETUJUAFI STI]DI EVALUATIF KIIYERJA GTIRU BERSERTIFTKAT PENDIDIK
DALAM MELAtr$ANAKAN PROFESIONALISME DI SMP N 12 KOTABENGKULU PER\IYATAAN o'Tesi
ini merupakan
rya saya sendiri dan saya tidak melakukan Penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara y,ang tidak sesuai densan etika keil muan'' -'---a's
ka
Bengfuulu, Juny201-l Penulis.
Stri l*rtani
NIM: }.2KA1A254 DISETUJUI DAN I}ISAIIKAN OLEII
Safnil, MAn Phd NIP" 19610201 1986*1 1002
NIP.195523 t019833001
I\{engetahui Ketua I'jrogram
Pendidikan
.Pd
1019833001
LEMBARPERSETUJUAN
:
StudiEvaluatif Kinerja Guru Bensertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme di SMP 12
Kota Bengkrrlrr
: :
Nama
NIM
Sari Hrrtsrr{ AZKEI
PERSET
N0
ll
{.i.f
*I54
LIAN PA5[T'{.T UJIAN
Nama dan Kedudr"rkan
TandT
'}-:ar"rgar:
Tanggal
for.Arinl"** nt eri
% - 2otg
:K*lua
-;o6
:
i llr. *s*
"nuars:i
*:
M.Pd
a
! Sekretaris
i
; 'aoty 'r.b
:
AN PENGUJI PERSETUJUAN PERBAIKAN DARI Tat'datrangan Tanggal Nama dan Kedudukan N* ,>6 I .tlr. Aliman M.Pd * ,o\b "706 , K*tua ? Dr. {}sil J*arsa l\tlPd Sekreri:ri
Dr. Alirnan. M.Pd Fernbi*tbing I Pr*f. Satnil. MA, PF{D Pe*rbirabing II
J
4
7
,/,
\
MPd Periuri;i ihli I Dr
5
6
L',
s
t
Z;ticaria,
Dr. Fuspa Quwita. h{.Fii Penguji Ahti lt Dr. Slam*t \Yici*d*, MS Penguji Ahli m
\
ffi_ wv
wo
re-
\ ,/) ,/
,/t,l /\
PWil${
/
r-f {-\
C:
-at'^G
OC
?o,
aol3
-
-
'q3
#, " *,t 'ln - n'' afi
-nv
I I
iii
ABSTRACT
STUDY EVALUATIVE THE PERFORMANCE OF CERTIFICATE’S PROFESIONALSM TEACHES IN JUNIOR HIGH SCHOOL 12 BENGKULU CITY
Sari Hutami Master thesis, Study program of Education Management, Post Graduate, University of Bengkulu, 2013. 109 Pages
The objective of this study is to evaluate the performance of certified professional teachers in managing learning in public Junior High School 12 in Bengkulu City. The method used the research was evaluative study. Subject of the study are teachers who have obtained certificates. Collecting of the data techniques were indicated there are differences namely: observation, interview, and documentation. The method applied in this research was technique descriptive of evaluation. The result of this study show that the performance of certified teachers in managing learning in public Junior High School 12 Bengkulu City is acordenace with national standard of education.
Keyword: Performance, certified, professional, teachers
iv
RINGKASAN
STUDI EVALUATIF KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MELAKSANAKAN PROFESIONALISME DI SMP NEGERI 12 KOTA BENGKULU
Sari Hutami, Program Studi Magister Administrasi Manajemen Pendidikan, Universitas Bengkulu. Bengkulu , tahun 2013 . 109 halaman
Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik atau buruknya prilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh sebab itu sumber daya guru harus dikembangkan baik melalui pendidikan dan pelatihan atau kegiatan lain agar kemampuan profesional meningkat. Sertifikasi guru adalah salah sat cara untuk meningkatkan kinerja guru. Meskipun guru di SMPN 12 kota bengkulu sudah banyak guru yang bersertifikat pendidik di banding sekolah yang lain yang ada di kota bengkulu, Namun output dari sekolah tersebut belum bisa dikatakan tinggi dengan sekolah lain, hal ini terbukti hasil UN tahun 2011, ada beberapa siswa yang mengikuti ujian ulang, dibanding dengan sekolah lain yang tidak mempunyai guru bersertifikat pendidik, tentu menjadi pertanyaan besar. Apakah inputnya yang tidak baik atu kinerja guru – gurunya. Berdasarkan latar belakang di atas, “Rumusan umum masalah penelitian ini adalah “ Apakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam Mengelola Pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu sudah sesuai dengan standar yang di tentukan?”Ruang lingkup penelitian ini adalah hanya sebatas kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yang meliputi proses
v
perencanaan
pembelajaran,Pelaksanaan
pembelajaran,
penggunaan
media
pembelajaran, pelaksanaan evaluasi atau penilaian pembelajaran, dan tindak lanjut hasil pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yang sesuai dengan standar yang di tentukan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran,
memilih
dan
menggunakan media pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, dan menindak lanjuti hasil evaluasi pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi evaluatif penelitian, yaitu suatu penelitian untuk mengevaluasi secara sistematis suatu situasi atau lingkup perhatian secara faktual dan akurat, kemudian di bandingkan dengan kreteria standar dan indikator yang jelas. Pengumpulan data dilakukan melalui hubungan lansung dengan sumber secara alamiah menggunakan instrumen yang dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai pengumpul data yang di bantu oleh kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Peneliti lansung bertindak sebagai instrumen penelitian, karena penelitian ini memerlukan manusia sebagai instrumen. Dengan demikian, peneliti dapat menggali data sebanyak – banyaknya untuk mengevaluasi kinerja guru bersetifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan adalah Observasi, wawancara, dan studi dokuumentasi. Untuk itu peneliti melakukan pengembangan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara berdasarkan kreteria
vi
standar kinerja guru. Hasil penelitian secara umum menunjukan guru yang telah bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu sudah sesuai standar. Secara khusus hasil penelitian menunjukan: Pertama, Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 dalam melakukan perencanaan pengajaran membuat pengembangan silabus, menentukan kreteria ketuntasan belajar maksimal, membuat RPP, menyusun program semester dan menyusun program tahunan, perencanaan ini dibuat diawal semester melalui forum MGMP, perencanaan yang dibuat tersebut telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan(SNP) Kedua, Kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota bengkulu dalam melaksanakan pengajaran telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Ketiga, Kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dalam memilih dan menggunakan media masih di temukan guru yang tidak menggunakan media, dikarenakan kurangnya pemahaman dan ketersedian media yang akan di gunakan oleh guru yang bersangkutan. Namun secara umum kinerja guru bersertifikat dalam memilih dan menggunakan media sudah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Keempat, Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, dalam mengevaluasi pembelajaran telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Namun masih terdapat beberapa hal yang menunjukan bahwa kemampuan
vii
Guru bersertifikat pendidik dalam melaksanakan evaluasi pendidikan masih kurang , yakni kurangnya perencanaan yang baik dalam membuat pedoman penskoran, serta penilaian secara kelompok. Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, dalam menindak lanjuti hasil penilian evaluasi masih kurang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Guru bersertifikat pendidik tidak melakukan analisis hasil penelitian , remedial, yang dilaksanakan cendrung asal – asalan, dan pengayakan nya tanpa dilakukan bimbingan. Program tindak lanjut hasil penilain tidak di rencanakan, sehingga pelaksanaannya kurang berjalan. Saran yang dapat di sampaikan peneliti berdasarkan hasil peneliti ini, dalam rangka peningkatan kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, yaitu: Kesatu, Guru yang sudah lulus sertifikasi hendaknya mampu membuat perencanaan dengan baik, baik secara individu maupun secara kelompok. Perencanaan yang di buat tersebut hendaknya tidak hanya mengadopsi kurikulum yang telah di buat oleh BSNP, tetapi mengembangkan terlebih dahulu. Kedua, Guru hendaknya mengelola kelas secara baik, pelaksanaan pembelajaran jangan terpaku pada batas ruang saja . Tetapi dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat belajar. Strategi dan metode yang di gunakan dalam proses belajar mengajar hendaknya bervariasi. Dari pihak sekolah, keapala sekolah harus melakukan supervise kelas. Ketiga, Guru hendaknya menggali kreativitasnya dalam memilih media
viii
pembelajaran, jangan hanya berpatokan pada media yang telah di sediakan oleh sekolah. Keempat, Guru hendaknya melaksanakan penilaian sesuai dengan prinsip– prinsip pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Kelima, Guru hendaknya lebih analitis dalam menindak lanjuti hasil evaluasi. Soal test yang berupa soal hendaknya dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesukarannya, selain itu program remedial dilaksanakan dengan benar, yakni memberikan pembelajaran ulang dengan menggunakan teknik, metode, dan strategi yang berbeda. Keenam, Pemerintahnya hendaknya memperhatikan kinerja guru yang telah lulus sertefikasi. Jika ada kinerja guru yang tidak sesuai dengan standar pendidikan, maka sertefikasi profesionalnya dapat di tangguhkan. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan reward bagi guru–guru bersertifikat pendidik yang memiliki kinerja tinggi.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul” Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat pendidik dalam melaksanakan profesionalisme di SMP N 12 Kota Bengkulu” Tesis ini di susun sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Bengkulu. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu, baik berupa saran, fasilitas, maupun motivasi selama penulisan tesis ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Bambang Sahono, M.Pd. selaku Plt. Direktur program pasca sarjana Magister manajemen pendidikan Universitas Bengkulu. 2. Bapak Dr. Aliman, Mpd. sebagai pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian proposal tesis ini. 3. Bapak Prof. Safnil, MA. Phd. Sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penulis. 4. Bapak Dr. Zakaria, M.Pd sebagai Penguji Ahli 1 yang telah membimbing dan memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penulis. 5. Ibu Dr. Puspa Djuwita, M.Pd sebagai Penguji Ahli 2 yang telah membimbing dan memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penulis. 6. Bapak Dr. Slamet Widodo MS sebagai Penguji Ahli 1 yang telah membimbing dan memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penulis. 7. Bapak/ ibu Dosen dan staf tata usaha Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Bengkulu. 8. Kepada Sekolah dan komponen pendidikan di SMP N 12 Kota Bengkulu 9. Keluarga tercinta ayah (Yuliana, S.Pd) dan ibuku tercinta (Hermaneli). Terima
x
kasih atas dukungan ayah dan ibu baik secara moril maupun material selama penelitian ini. Saya sangat menyayangi ibu dan ayah dan saya bangga menjadi anak ayah dan ibu. 10. Terimaksih kakak ku tercinta (Yenni Eka Putri, AMd.kep) dan adek ku tersayang (Junike Lestriana) terimakasih untuk doa, cinta dan dukungannya. 11. Seseorang yang selalu ada di hatiku (Rodi Arianto, SH) terimakasih atas doa, cinta, dan dukungannya. Terimakasih atas semua yang kau telah .
12.Terima kasih Keluarga besar ku yang selalu memberikan semangat dan motivasinya. terima kasih. 13. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program MAMP Universitas Bengkulu angkatan 2011 serta semua pihak yang telah membantu terselesainya formatif tesis ini. Akhirnya, penulis hanya dapat memohon semoga semua amal baik dari semua pihak yang telah membantu terselesainya formatif tesis ini bernilai ibadah dan mendapat imbalanan yang berlipat dari allah S. W. T. Amin
Bengkulu, Juni 2013 Penulis
SARI HUTAMI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i ABSTRACT........................................................................................................... ii RINGKASAN ....................................................................................................... iii KATA PENGANTAR........................................................................................ viii DAFTAR ISI......................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8 D. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 9 E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 10 F. Defenisi Konsep....................................................................................... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik .................................................................................... 12 1. Kinerja Guru ......................................................................................... 12 2. Kinerja Guru Bersertifikat .................................................................... 14
xii
3. Guru Bersertifikat Pendidik .................................................................. 16 a. Standar Kompetensi.................................................................... 16 b. Sertifikasi Guru .......................................................................... 27 c. Uji Kompetensi dalam Sertifikasi............................................... 29 4. Pengertian Pembelajaran ..................................................................... 31 a. Kinerja Guru Merencanakan Pembelajaran................................ 32 b. Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran ................................ 34 c. Kinerja Guru Memilih dan Menggunakan Media pembelajaran 37 d. Kinerja Guru Mengevaluasi Pembelajaran................................. 39 e Kinerja Guru Menindak lanjuti Evaluasi Pembelajaran .............. 41 B. Hasil Penelitian yang Relevan................................................................... 42 C. Paradigma Penelitian................................................................................ 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ................................................................................ 45 B. Populasi dan Sampel ................................................................................ 46 C. Teknik pengumpulan Data ........................................................................ 47 1. Wawancara ............................................................................................. 48 2. Observasi ................................................................................................ 49 3. Dokumentasi........................................................................................... 50 D. Teknik Analisis Data................................................................................. 51 1. Analisa Kuantitatif.................................................................................. 51 2. Analisa Kualitatif.................................................................................... 55
xiii
E. Pertanggungjawaban Penelitian................................................................. 56 F. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 57 G. Dukungan Fasilitas..................................................................................... 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN............................................................................... 58 1. Gambaran Umum SMP N 12 Kota Bengkulu...................................... 58 2. Kinerja Guru Bersertifikat di SMP N 12 Kota Bengkulu ..................... 62 a. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Perencanaan Pembelajaran ............................................................................ 62 b. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................................ 67 c. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Memilih Dan Menggunakan Media Pembelajaran ........................................ 72 d. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Mengevaluasi Pembelajaran ............................................................................ 76 e. Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Tindak Lanjut Hasil Evaluasi pembelajaran.............................................................. 79 B. PEMBAHASAN ........................................................................................ 86 C. KETERBATASAN PENELITIAN............................................................ 99 BAB. V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 100 A. Simpulan ................................................................................................. 100 B. Implikasi ................................................................................................. 101
xiv
C. Saran ....................................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 106 LAMPIRAN....................................................................................................... 109 RIWAYAT HIDUP........................................................................................... 176
xv
DAFTAR TABEL
Tablel 1. Kualifikasi Penilaian Kinerja Guru ....................................................... 51 Tablel 2. Konversi Nilai Kinerja guru bersertifikat .............................................. 54 Tabel 3. Jumlah siswa SMP Negeri 12 Kota Bengkulu berdasarkan jenis, kondisi, dan luas ................................................................................................. 59 Tabel 4. Sarana dan prasarana SMP Negeri 12 kota Bengkulu ........................... 60 Tabel 5.Tenaga pengajar berdasarkan pendidikan, status, dan jenis kelamin, SMP Negeri 12 Kota Bengkulu........................................................................ 61 Tabel 6. Kinerja guru dalam perencanaan pengajaran......................................... 65 Tabel 7. Kinerja gur dalam pelaksanaan pengajaran ........................................... 69 Tabel 8. Kinerja guru dalam memilih dan menggunakan media ......................... 74 Table 9. Kinerja dalam mengevaluasi pengajaran ............................................... 78 Table 10. Kinerja guru dalam menindak lanjuti hasil evaluasi............................. 82 Table 11. Kinerja guru bersertifikat pendidik SMP 12 Kota Bengkulu ............... 83
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Paradigma Penelitian........................................................................... 44
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Observasi....................................................................... 109 Lampiran 2. Transkrip wawancara...................................................................... 140 Lampiran 3. Deskripsi Data ................................................................................ 148 Lampiran 4. Analisis Data .................................................................................. 150 Lampiran 5. Konversi nilai kinerja guru............................................................. 174 Lampiran 6. Foto-foto Peneliti............................................................................ 175 Lampiran 7. RPP guru bersertifikat pendidik ..................................................... 185 Lampiran 8. Surat izin penelitian dari Diknas Kota Bengkulu ........................... 186 Lampiran 9. Surat Keterangan Selai Penelitian .................................................. 187
ABSTRACT
STUDY EVALUATIVE THE PERFORMANCE OF CERTIFICATE’S PROFESIONALSM TEACHES IN JUNIOR HIGH SCHOOL 12 BENGKULU CITY
Sari Hutami Master thesis, Study program of Education Management, Post Graduate, University of Bengkulu, 2013. 109 Pages
The objective of this study is to evaluate the performance of certified professional teachers in managing learning in public Junior High School 12 in Bengkulu City. The method used the research was evaluative study. Subject of the study are teachers who have obtained certificates. Collecting of the data techniques were indicated there are differences namely: observation, interview, and documentation. The method applied in this research was technique descriptive of evaluation. The result of this study show that the performance of certified teachers in managing learning in public Junior High School 12 Bengkulu City is accordance with national standard of education. Keyword: Performance, certified, professional, teachers
RINGKASAN STUDI EVALUATIF KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MELAKSANAKAN PROFESIONALISME DI SMP NEGERI 12 KOTA BENGKULU
Sari Hutami, Program Studi Magister Administrasi Manajemen Pendidikan, Universitas Bengkulu. Bengkulu , tahun 2013 . 109 halaman
Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik atau buruknya prilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh sebab itu sumber daya guru harus dikembangkan baik melalui pendidikan dan pelatihan atau kegiatan lain agar kemampuan profesional meningkat. Sertifikasi guru adalah salah sat cara untuk meningkatkan kinerja guru. Meskipun guru di SMPN 12 kota bengkulu sudah banyak guru yang bersertifikat pendidik di banding sekolah yang lain yang ada di kota bengkulu, Namun output dari sekolah tersebut belum bisa dikatakan tinggi dengan sekolah lain, hal ini terbukti hasil UN tahun 2011, ada beberapa siswa yang mengikuti ujian ulang, dibanding dengan sekolah lain yang tidak mempunyai guru bersertifikat pendidik, tentu menjadi pertanyaan besar. Apakah inputnya yang tidak baik atu kinerja guru – gurunya. Berdasarkan latar belakang di atas, “Rumusan umum masalah penelitian ini adalah “ Apakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam Mengelola Pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu sudah sesuai dengan standar yang di tentukan?”Ruang lingkup penelitian ini adalah hanya sebatas kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu
yang
meliputi
proses
perencanaan
pembelajaran,Pelaksanaan
pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran, pelaksanaan evaluasi atau penilaian pembelajaran, dan tindak lanjut hasil pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yang sesuai dengan standar yang di tentukan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, memilih dan menggunakan media pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, dan menindak lanjuti hasil evaluasi pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi evaluatif penelitian, yaitu suatu penelitian untuk mengevaluasi secara sistematis suatu situasi atau lingkup perhatian secara faktual dan akurat, kemudian di bandingkan dengan kreteria standar dan indikator yang jelas. Pengumpulan data dilakukan melalui hubungan lansung dengan sumber secara alamiah menggunakan instrumen yang dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai pengumpul data yang di bantu oleh kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Peneliti lansung bertindak sebagai instrumen penelitian, karena penelitian ini memerlukan manusia sebagai instrumen. Dengan demikian, peneliti dapat menggali data sebanyak – banyaknya untuk mengevaluasi kinerja guru bersetifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan adalah Observasi, wawancara, dan studi dokuumentasi. Untuk itu peneliti melakukan pengembangan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara berdasarkan kreteria standar kinerja guru. Hasil penelitian secara umum menunjukan guru yang telah bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu sudah sesuai standar. Secara khusus hasil penelitian menunjukan: Pertama, Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 dalam melakukan perencanaan pengajaran membuat pengembangan silabus, menentukan kreteria ketuntasan belajar maksimal, membuat RPP, menyusun program semester dan menyusun program tahunan, perencanaan ini
dibuat diawal semester melalui forum MGMP, perencanaan yang dibuat tersebut telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan(SNP) Kedua, Kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota bengkulu dalam melaksanakan pengajaran telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Ketiga, Kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dalam memilih dan menggunakan media masih di temukan guru yang tidak menggunakan media, dikarenakan kurangnya pemahaman dan ketersedian media yang akan di gunakan oleh guru yang bersangkutan. Namun secara umum kinerja guru bersertifikat dalam memilih dan menggunakan media sudah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Keempat, Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, dalam mengevaluasi pembelajaran telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Namun masih terdapat beberapa hal yang menunjukan bahwa kemampuan Guru bersertifikat pendidik dalam melaksanakan evaluasi pendidikan masih kurang , yakni kurangnya perencanaan yang baik dalam membuat pedoman penskoran, serta penilaian secara kelompok. Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, dalam menindak lanjuti hasil penilian evaluasi masih kurang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Guru bersertifikat pendidik tidak melakukan analisis hasil penelitian , remedial, yang dilaksanakan cendrung asal – asalan, dan pengayakan nya tanpa dilakukan bimbingan. Program tindak lanjut hasil penilain tidak di rencanakan, sehingga pelaksanaannya kurang berjalan. Saran yang dapat di sampaikan peneliti berdasarkan hasil peneliti ini, dalam rangka peningkatan kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, yaitu: Kesatu, Guru yang sudah lulus sertifikasi hendaknya mampu membuat perencanaan dengan baik, baik secara individu maupun secara kelompok. Perencanaan yang di buat tersebut
hendaknya tidak hanya mengadopsi kurikulum yang telah di buat oleh BSNP, tetapi mengembangkan terlebih dahulu. Kedua, Guru hendaknya mengelola kelas secara baik, pelaksanaan pembelajaran jangan terpaku pada batas ruang saja . Tetapi dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat belajar. Strategi dan metode yang di gunakan dalam proses belajar mengajar hendaknya bervariasi. Dari pihak sekolah, keapala sekolah harus melakukan supervise kelas. Ketiga, Guru hendaknya menggali kreativitasnya dalam memilih media pembelajaran, jangan hanya berpatokan pada media yang telah di sediakan oleh sekolah. Keempat, Guru hendaknya melaksanakan penilaian sesuai dengan prinsip–prinsip pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Kelima, Guru hendaknya lebih analitis dalam menindak lanjuti hasil evaluasi. Soal test yang berupa soal hendaknya dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesukarannya, selain itu program remedial dilaksanakan dengan benar, yakni memberikan pembelajaran ulang dengan menggunakan teknik, metode, dan strategi yang berbeda. Keenam, Pemerintahnya hendaknya memperhatikan kinerja guru yang telah lulus sertefikasi. Jika ada kinerja guru yang tidak sesuai dengan standar pendidikan, maka sertefikasi profesionalnya dapat di tangguhkan. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan reward bagi guru–guru bersertifikat pendidik yang memiliki kinerja tinggi.
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
ARTIKEL ILMIAH
STUDI EVALUATIF KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MELAKSANAKAN PROFESIONALISME DI SMP N 12 KOTA BENGKULU STUDY EVALUATIVE THE PERFORMANCE OF CERTIFICATE’S PROFESIONALSM TEACHES IN JUNIOR HIGH SCHOOL 12 BENGKULU CITY
Oleh :
SARI HUTAMI NIM: A2K010254
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA FKIP UNIVERSITAS BENGKULU 2013
1
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
ABSTRACT STUDI EVALUATIF KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MELAKSANAKAN PROFESIONALISME DI SMP NEGERI 12 KOTA BENGKULU
Sari Hutami NIM: A2K010254 (Guru SMP Negeri 12 Kota Bengkulu)
Master thesis, Study program of Education Management, Post Graduate, University of Bengkulu, 2013. 106 Pages
The objective of this study is to evaluate the performance of certified professional teachers in managing learning in public Junior High School 12 in Bengkulu City. The method used the research was evaluative study. Subject of the study are teachers who have obtained certificates. Collecting of the data techniques were indicated
there
are
differences
namely:
observation,
interview,
and
documentation. The method applied in this research was technique descriptive of evaluation. The result of this study show that the performance of certified teachers in managing learning in public Junior High School 12 Bengkulu City is acordenace with national standard of education.
Keyword: Performance, certified, professional, teachers
2
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Menurut Alma, dkk. (2009 : 123) Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Guru adalah sales agent dari lembaga pendidikan. Baik atau buruknya prilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh sebab itu sumber daya guru harus dikembangkan baik melalalui pendidikan dan pelatihan atau kegiatan lain agar kemampuan profesionalnya lebih meningkat. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005, dan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetisi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Diknas, 2008:3). Persoalan yang menarik dari Undang - Undang dan peraturan pemerintah di atas adalah masalah sertifikasi guru. Sertifikasi guru merupakan upaya, untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi keterpurukan guru. Guru dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugasnya, sebegai pendidik. Hal ini sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam pasal 2 disebutkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perungang-undangan.
3
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
Berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan nasioanal
No. 18 tahun
2007 tentang sertifikasi Guru Dalam Jabatan mewajibkan guru untuk memiliki sertifikat pendidik melalui ujian sertifikasi. Salah satu kompetensi yang
di
tuntut
adalah
kompetensi
pedagogic,
dari
merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, Melaksanakan evaluasi dan analisis hasil evaluasi serta tindak lanjut. Peraturan Menteri Pendikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, merupakan acuan utama bagi
guru
dalam
merencanakan
proses
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, penilaian serta tindak lanjut. Peraturan Menteridikan Nasional Pendikan NasionalNo. 41 tahun 2007 telah di sahkan pada tanggal 28 maret 2007. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan
guru
sebagaai
pemegang
peran
utama.
Proses
pembelajaran itu meliputi pembuatan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Pembuatan RPP adalah sangat urgen, menurut Hamzah B. Uno (2006:4) : “perbaikan kualitas pembelajaran haruslah di awali dengan perbaikan desain pembelajaran”. Perencanaan pembelajaran dapat di jadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan langka merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan, proses pembelajaran yang optimal di dalam kelas di pengaruhi beberapa factor, terutama guru. Ungkapan tersebut
4
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
senada dengan pernyataan Nawawi (1995:5) yang mengungkapkan bahwa: “peran guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara peserta didik di dalam kelas.” Hal ini menunjukan bahwa peran guru di dalam kelas menjadi barometer bagi pembentukan peserta didik kearah yang lebih baik. Evaluasi pembelajaran adalah tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja waktu yang di pergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Penulis ingin menjadikan sosok guru yang professional karena selalu ingin meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan instruksionalnya. Rumusan Masalah Rumusan umum masalah penelitian ini adalah "apakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu sudah sesuai dengan standar yang ditentukan?" Secara khusus rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam merencanakan pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan? (2) Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melaksanakanan pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan? (3) Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan?(4)Bagaimanakah
kinerja
guru
bersertifikat
pendidik
dalam
melakukan evaluasi pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan?
5
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
(5) Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam menindak lanjuti hasil evaluasi pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan? Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja, guru bersertifikat pendidik dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam merencanakan pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme, (2) Mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melaksanakanan pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme. (3) Mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme. (4) Mengevalusi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melakukan evaluasi pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme. (5) Mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam menindak lanjuti hasil evaluasi pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme. B. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi evaluatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Danim (2002:61) penelitian yang bersifat deskriptif yaitu data yang di kumpulkan dari lapangan berbentuk kata-kata, gambar - gambar, dan bukan dalam bentuk angka–angka.
Prosedur penelitian ini terdiri dari dari:
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil evaluasi pembelajaran di kelas, hingga tindak lanjut hasil evaluasi.
6
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
Subjek Peneitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh dewan guru SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. Teknik Pengumpulan Data Untuk untuk memperoleh data sesuai indikator penelitian di atas, maka penulis menetapkan teknik pengumpulan data yaitu: (a) Teknik Wawancara, (b) Teknik Observasi, (c) Teknik Dokumentasi Teknis Analisis Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.Bentuk data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data tertulis dan data tidak tertulis. Data tertulis berupa dokumenntasi administrasi guru berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan dokumentasi dokumen. Sedangkan data tidak tertulis berupa kata-kata dan tindakan guru saat melaksanakan pembelajaran di kelas, data ini diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, dengan teknik analisis induktif C.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil Penelitian Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas. Sedangkan masalah khusus yang akan dibahas dalam peneliti an ini adalah bagaim anakah kinerja guru dalam merencanakan
7
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, memilih dan menggunakan media, melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut hasil penilaian. Pembahasan Pembahasan penelitian ini hampir sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Bafadal (2008 : 82) yang menyatakan guru profesional memiliki komitmen dan kemampuan berfikir abstrak yang tinggi. Kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dalam mengelola, pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan standar nasional pendidikan. Guru-guru SMP Negeri 12 kota Bengkulu yang telah lulus sertifikasi dalam menjalankan tugasnya telah melakukan kegiatan pembelajaran seperti kemampuan merencanakan pembelajamn, kemampuan melaksanakan pembelajaran, kemampuan memilih dan menggunakan media, kemampuan melaksanakan evaluasi, dan kemampuan menindak lanjuti hasil evaluasi. Pertama, kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran. Perencanaan merupakan desain pembelajaran yang dibuat untuk mengiatkan dan mendorong terlaksananya pembelajaran. Perencanaan yang dibuat dapat bermanfaat
sebagai
pengontrol
bagi
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran serta pedoman untuk memperbaiki cara pengajaran berikutnya. Selain berguna sebagai alai kontrol, maka persiapan mengajar juga berguna, sebagai pegangan bagi guru sendiri. Hasil penelitian melalui wawancara dan dokumentasi di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu terhadap guru bersertifikat pendidik , mengungkapkan bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran, mereka membuat perencanaan
8
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
terlebih dahulu. Perencanaan pembelajaran ini meliputi pengembangan silabus, penyusunan RPP, penetapan. SKBM, program semester, dan progran tahunan. Pelaksanaannya dilakukan pads awal semester dengan dibimbing oleh pengawas dari Dinas Pendidikan. Perencanaan yang dibuat oleh guru bersertifikat pendidik berpedoman pads silabus yang di buat oleh BSNP. Beberapa guru mengadopsi secara langsung kurikulum tersebut. Seharusnya sekolah harus membuat kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan karakteristik siswanya. Perencanaan pembelajaran dibuat dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kedua, Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran. Pelaks anaan proses bel ajar m engajar adal ah proses tranformasi ilmu dari guru kesiswa melalui pengalaman belajar. Jadi dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi anatar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, bahwan siswa dengan lingkungan. Hal ini senada dengan pendapat Winarno Surachmad (dalam Suryosubroto, 2009 : 29) yang mengemukakan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja guru bersertifikat pendidik dalam kegiatan pendahuluan ini sudah sesuai dengan standar. Kegiatan yanhg dilakukan oleh guru bersertifikat pendidik dalam m en yi apk an s i s wa s ecar a fi s i k d an p s i ki s adal ah den ga n mengkondisikan kelas lebih kondusif, menayakan kabar, maupun menanyakan materi yang telah
9
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
diajarkan sebelumnya, serta menimbulkan rasa ingin tau siswa terhadap matode yang akan disampaikan. Ketiga, Kinerja Guru Memilih dan Menggunakan Media Pembelajaran. Media merupakan alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi. Selain sebagai alat bantu, media juga berperan sebagi alat untuk memotivasi siswa dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Dengan menggunakan
media,
pembelajaran diharapkan menjadi lebih menarik, serta mempermudah guru dalam menyampaikan materi, dan siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Hasil penelitian tentang kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dalam memilih dan menggunakan media, mengungkapkan bahwa pemilihan media berdasarkan dengan kemampuan siswa dan materi. Jika media tersebut tersedia di sekolah, mereka langsung menggunakannya. Sedangkan jika tidak tersedia, guru mencari alternatif lain dengan cara membuat sendiri. Keempat, Kinerja Guru Mengevaluasi Pembelajaran. Kegiatan penilaian atau evaluasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran. Karena hasil penilaian akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas pembelajaran, prestasi siswa, dan program sekolah. Hasil penelitian tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran melalui observasi yang dilakukan oleh penulis dan kepala, sekolah. Diketahui bahwa secara umum, penilaian yang telah dilakukan oleh guru. bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu telah sesuai dengan standar pendidikan nasional dalam melaksanakan proses penilaian dan mengelola atau menganalisis hasil penilaian.
10
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
Kelima, Kinerja Guru Menindak Lanjuti Hasil Evaluasi Pembelajaran. Hasil evaluasi sangat berpengaruh sekali bagi siswa, guru, dan sekolah. Dan hasil penilain tersebut siswa mengetahui pencapaian kompetensi yang telah mereka pelajari. Guru menjadikan hasil evaluasi tersebut sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan kinerjanya dalam proses belajar mengajar. Sedangkan bagi sekolah, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur atau pemetaan prestasi siswa, penytrsunan program sekolah yang berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: (1) Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dalam melakukan perencanaan pembelajaran membuat pengembangan silabus, menentukan kriteria ketuntasan belajar maksimal, membuat RPP, menyusun program semester, dan menyusun program tahunan. Perencanaan tersebut dibuat diawal semester melalui forum MGMP. Perencanaan yang dibuat tersebut telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). (2) Kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri I2 Kota Bengkulu,dalam melaksanakan pendidikan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). (3) Kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, dalam memilih dan menggunakan media, selalu melihat aspek kualitas isi dan tujuan media. kualitas instruksional media yang dipilih, dan kualitas tekni. Pemilihan dan
11
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
penggunaan media pembelajaran. (4) Guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, dalam mengevaluasi pembelajaran telah sesuai dengan standar nasional pendidikan. (5) Tindak lanjut hasil penilaian atau evaluasi masih kurang sesuai dengan standar nasional pendidikan. Tindak lanjut hasil penilaian tidak direncanakan, sehingga pelaksanaanyapun kurang berjalan.
Secara umum, kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP
Negeri 12 Kota Bengkulu Telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2.
SARAN Pertama, guru telah lulus sertifikasi hendaknya mampu membuat
perencanaan dengan baik, baik secara individu maupun secara kelompok. K edu a ,
guru
m engel ol a
kel as
s ecara
profes ional ,
pelaksanaan
pembelajaran jangan terpaku pada batas ruang saja. Ketiga, guru mengali memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di ajarkan, jangan hanya perpatokan pada media yang telah disediakan oleh sekolah. Keempat, dalam melaksanakan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Kelima, pemerintah hendaknya memperhatikan kinerja guru yang telah lulus sertifikasi, jika ada kinerja guru yang tidak sesuai dengan standar pendidikan, maka tunjangan sertifikasinya ditangguhkan. Selain itu pemerintah juga harus memberikan reward bagi guru-guru bersertifikat pendidik yang memiliki kinerja baik.
12
Studi Evaluatif Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Melaksanakan Profesionalisme (Sari Hutami)
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, dkk. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan TerampilMengqjar. Bandung: Alfabeta. Bafadal, Ibrahim. 2008. Peningkat an Prof esionalis me Sekol ah Dasar. J akarta : Bumi Aks ara
Guru
BSNP. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan nasional republic Indonesia nomor 41 tahun 2007. Jakarta: HSNP. Danim, Sudarwan, 2002, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia Depdikbud. 1999, Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan nasional nomor 41 tahun 2007 Tentang Standar Proses Jakarta: Sekjen Depdiknas. Nawawi, Hadori. 1995. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
13
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Beberapa
faktor
yang
menentukan
keberhasilan
di
dunia pendidikan adalah sarana, prasarana, tenaga pengajar, dan pembiayaan pendidikan. Pembiayaan pendikan merupakan permasalahan yang terus mengurita di negara ini. Hingga saat ini anggaran yang dibuat untuk pendidikan masih sangat kecil, meskipun sebenarnya pemerintah telah menganggarkan 20 % anggaran untuk pendidikan, tetapi pada peaksanaannya masih ditemukan sekolah-sekolah yang kekurangan dana. Hal ini tenu saja menjadi kendala besar dalam memajukan mutu pendidikan di Indonesia. Selain pembiayaan, faktor sarana dan prasarana merupakan faktor yang terlibat secara langsung pada pemberdayaan siswa di sekolah. Saran dan prasarana akan menentukan mutu output sebuah sekolah. Ketersedian sarana prasarana di negeri ini jangan ditanya lagi, banyak sekolah yang belum mempunyai sarana prasara memadai, bahkan ada beberapa sekolah yang tidak memiliki gedung sekolah sehingga terpaksa melakukan proses belajar mengajar di sekolah lain. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana pendidikan di Indonesia mampu bersaing dengan negara lain. Tanya adanya ketersediaan. sarana dan prasarana,
2
maka kreativitas siswa akan terhambat, yang berpengaruh pada mutu output sekolah pada khususnya dan bangsa ini pada umumnya. Faktor ketiga yang juga berpengaruh dalam peningkatan mutu adalah tenaga pendidik. Guru sebagai tenaga pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaaan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya. Menurut Alma, dkk. (2009 : 123) Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Guru adalah sales agent dari lembaga pendidikan. Baik atau buruknya prilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh sebab itu sumber daya guru harus dikembangkan baik melalalui pendidikan dan pelatihan atau kegiatan lain agar kemampuan profesionalnya lebih meningkat. Jika Guru yang telah ada memiliki dedikikasi dan tanggung Jawab yang tinggi di dunia pendidikan, maka mutu pendidikaan akan lebih baik. Untuk memotivasi guru maka dikeluarkanlah Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005, dan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa
guru
sertifikasi
wajib
pendidikan,
memiliki sehat
kualifikasi
akademik,
kompetisi,
jasmani dan rohani, serta memiliki
3
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Diknas, 2008:3). Persoalan yang menarik dari Undang - Undang dan peraturan pemerintah di atas adalah masalah sertifikasi guru. Sertifikasi guru merupakan upaya, untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi keterpurukan guru. Guru yang selama ini secara financial tertinggal jauh dengan penghasilan pegawai struktural. Maka dengan dikeluarkannya, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru akan termotivasi untuk meningkatkan lagi kinerjanya sebagai pendidik. Guru dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugasnya, sebegai pendidik. Hal ini sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam pasal 2 disebutkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perungang-undangan. Kedudukan guru seperti yang disebutkan dalam undang-undang tersebut adalah sebagai tenaga professional, oleh sebab itu sebagai agen pembelajaran guru berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dengan dikeluarkannya. UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen,
merupakan
salah
satu
upaya
pemerintah
untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui tenaga pengajar. Berdasarkan undang-undang tersebut, guru dituntut untuk lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Berdasarkan undang-undang
4
tersebut, guru disertifikasi melalui portofolio yang dilakukan oleh pemerintah, jika nilai dari portofolio yang dikumpulkan telah mencapai target, maka guru tersebut mendapatkan sertifikat sebagai guru profesional. Tujuan pemerintah mengeluarkan UU No. 14 Tabun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, dengan berfokus pada guru dan dosen. Dengan undangundang nu, guru dituntut untuk lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang telah memenuhi beberapa kriteria untuk memperoleh sertifikat profesional sesuai dengan undang-undang tersebut tentu saja menjadi termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Namun karena penempatan guru di sekolah-sekolah selama ini tidak merata, maka banyak sekolah yang over guru bersertifikat. Hal ini berbanding terbalik dengan guru di sekolah-sekolah di daerah yang hanya sedikit guru memegang sertifikat profesional, bahkan tidak ada guru yang bersertifikat. Hal ini tentu saja menjadi sebuah masalah dalam pemerataan mutu lulusan antara sekolah yang memiliki banyak guru bersertifikat dengan sekolah yang tidak memiliki guru bersertifikat. Usaha yang dilakukan pemerintah dengan mensertifikasi tersebut jelas belum menunjukan hasil yang maksimal, setelah 4 tahun sertifikasi dilakukan mutu pendidikan di Indonesia belum menunjukan hasil yang maksimal. Hal ini terbukti masih banyaknya ditemukan masalahmasalah dalam dunia pendidikan, misalnya mutu pendidikan yang masih begitu rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, tingginya angka
5
ketidak lulusan siswa, dan lain sebagainya. Berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan nasioanal No. 18 tahun 2007 tentang sertifikasi Guru Dalam Jabatan mewajibkan guru untuk memiliki sertifikat pendidik melalui ujian sertifikasi. Salah satu kompetensi
yang
merencanakan
di
tuntut
adalah
pembelajaran,
kompetensi
melaksanakan
pedagogic,
dari
pembelajaran,
Melaksanakan evaluasi dan analisis hasil evaluasi serta tindak lanjut. Guru bersertifikat pada prinsipnya sudah mengetahui dan memahami apa yang seharusnya dan sebaiknya mereka jalankan. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu maka penulis mempunyai ketertarikan untuk meneliti dan mendeskripsikannya pada SMP Negeri 12 Kota Bengkulu sampai tahun 2010 sudah terdapat 17 orang guru yang bersertifikat professional dengan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan. Peraturan Menteri Pendikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, merupakan acuan utama bagi guru dalam merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, penilaian serta tindak lanjut. Peraturan Menteridikan Nasional Pendikan NasionalNo. 41 tahun 2007 telah di sahkan pada tanggal 28 maret 2007. Namun, hingga penelitian ini dilaksanakan
RPP
yang
ditunjukan
guru-guru
umumnya
masih
menggunakan scenario pembelajaran konvesional. Masih dominan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru(teacher centre
6
oriented). Menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dengan di dominasi oleh metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hamper tidak ada RPP yang mengunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa(student centre oriented)dengan pendekatan diskoveri inkuiri. Tidak tampak adanya proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi oleh siswa. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagaai pemegang peran utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep.
Proses
pembelajaran
itu
meliputi
pembuatan
rencana
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Pembuatan RPP adalah sangat urgen, menurut Hamzah B. Uno (2006:4) : “perbaikan kualitas pembelajaran haruslah di awali dengan perbaikan desain pembelajaran”. Perencanaan pembelajaran dapat di jadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan langka merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan, proses pembelajaran yang optimal di dalam kelas di pengaruhi beberapa factor, terutama guru. Ungkapan tersebut senada dengan pernyataan Nawawi (1995:5) yang mengungkapkan bahwa: “peran guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara peserta didik di dalam kelas.” Hal ini menunjukan bahwa peran guru di dalam kelas menjadi barometer bagi pembentukan peserta didik kearah yang lebih
7
baik. Evaluasi pembelajaran adalah tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja waktu yang di pergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Penulis ingin menjadikan sosok guru yang professional karena karena selalu ingin meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan instruksionalnya. M e s k i p u n t e l a h c u k u p b a n ya k gu r u d i S M P N e g e r i 1 2 ya n g b e r s e r t i f i k a t pendidik, Namun output, dari sekolah tersebut belum bisa dikatakan tinggi dengan sekolah lain, hal ini terbukti dari hasil UN tahun 2010, ada beberapa siswa yang mengikuti Ujian Nasional Ulang. Output, dari SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yang tidak lebih baik dari sekolah lain ini yang tidak mempunyai guru bersertifikat, tentu menjadi pertanyaan besar. Apakah input nya yang tidak baik atau kinerja guru-gurunya. Berdasarkan uraian sebagaimana telah penulis kemukakan pada latar belakang di atas ,maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap guru yang telah bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu mengenai kinerja mereka setelah mendapatkan sertifikat pendidik dalam mengelola pembelajaran di kelas.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah "apakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu sudah sesuai
8
dengan standar yang ditentukan? "sedangkan secara khusus, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah merencanakan
kinerja
guru
bersertifikat
pendidik
dalam
pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang
ditentukan? 2. Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melaksanakanan pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan? 3. Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan? 4. Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melakukan evaluasi pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan? 5. Bagaimanakah kinerja guru bersertifikat pendidik dalam menindak lanjuti hasil evaluasi pembelajaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi kinerja, guru bersertifikat pendidik dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi
kinerja
guru
bersertifikat
pendidik
dalam
merencanakan pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme.
2. Mengevaluasi
kinerja
guru
bersertifikat
pendidik
dalam
melaksanakanan pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme.
9
3. Mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam memilih dan menggunakan
media
pembelajaran
berdasarkan
kompetensi
profesionalisme.
4. Mengevalusi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melakukan evaluasi pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme.
5. Mengevaluasi kinerja guru bersertifikat pendidik dalam menindak lanjuti hasil evaluasi pembelajaran berdasarkan kompetensi profesionalisme. D. Kegunaan Penelitian Dari beberapa tujuan penelitian yang telah diungkap penulis di atas maka secara teoritis hasil penelitian ini berguna untuk: 1. Menambah khazanah ilmu manajemen pendidikan, khususnya manajemen kelas dan Implementasinya di tingkat satuan pendidikan. 2. Memberikann kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan khususnya bagi guru yang akan disertifikasi. 3. Konsep dan teori diharapkan dapat memperkaya dengan upaya melakukan penelitian lebih lanjut. 4. Mengungkap metode guru bersetifikat pendidik dalam pengolaan pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. 5. Menjadi bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk lebih selektif lagi dalam mengusulkan guru yang akan disertifikasi. 6. Memberikan sumbangsih pihak manajerial SMP Negeri 12 Kota Bengkulu.
10
E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah hanya sebatas kinerja guru dalam pengolaan pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yang meliputi proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pelaksanaan evaluasi atau penilaian pembelajaran, dan tindak lanjut hasil pelaksanaan evaluasi pembelajaran. F. Definisi Konsep Gambaran yang jelas dari penelitian yang akan dilakukan ini akan diperoleh melalui beberapa pengertian atau makna dari variabel yang akan diteliti berikut ini, yaitu:
1. Kinerja adalah prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh guru. Kinerja guru adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan yang di maksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan, merencanakan pembelajaran/RPP, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
2. Kinerja guru merupakan unjuk kerja/perilaku kerja yang ditampilkan guru dalam proses pembelajaan, mulai dari membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran. Stoner (1992 : 14) mengemukakan bahwa kinerja guru adalah satu tingkat kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas yang di pikulnya. Ini berarti kinerja guru di titik beratkan pada kemampuan atau kompetensi yang di miliki seseorang pekerja.
11
3. Guru bersertifikat pendidik adalah pendidik yang telah lulus uji sertifikasi guru sehingga mendapatkan pengakuan sebagai guru profesional yang dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik profesional melalui ujian sertifikasi, salah satu kompetensi yang di tuntut adalah kompetensi
pedagogic,
dari
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, Melaksanakan evaluasi dan analisis hasil evaluasi serta tindak lanjut.
4. Pembelajaran adalah serangkaian proses belajar mengajar yang meliputi proses perencanaan pembelajaran, peroses pelaksanaan pembelajaran, dan proses evaluasi pembelajaran. Selain itu peran guru di dalam kelas menjadi barometer bagi pembentukan peserta didik kearah yang lebih baik.
5. Studi evaluatif (Evaluation research) suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, tau lembaga, evaluasi adalah adanya standar, tolok ukur atau criteria, sedangkan mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk mengumpulkan data mengenai
kondisi
dibandingkan jauh kondisi
atau nyata
diharapkan.
nyata
sesuatu
dengan
kriteria,
seberapa
tinggi
tersebut
dengan
hal,
agar
yang
dapat
kesenjangan kriteria
untuk
kemudian
diketahui yang
sebagai
seberapa
ada
antara
kondisi
yang
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskiriptif Teoritik 1. Kinerja Guru Kinerja berasal dari kata 'job performance" atau "actual
performance"
yang
berupa prestasi
kerja atau
prestasi
sesungguhnya. Menurut Mangkunegara (2005:9) kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam artikelnya, Mangkuprawira (2007:1) mengungkapkan beberapa pengertian kinerja dari beberapa ahli tentang pengertian kinerja. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps). Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan tertentu. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketetampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakanya( Hersey and Blanchard). Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk
13
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Menurut Robbie (dalam Mangkuprawira, 2007:1) pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu. ada tiga kriteria dalam melakukan penilian kinerja individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku individu; dan. (c) ciri individu S ehub ungan d en gan i t u, m aka M an gkupra wi ra. (2 007: 2) mengungkapkan bahwa kinerja adalah kesedisan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu artinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka penuliss menyimpulkan
bahwa
kinerja
adalah
pencapaian
keberhasilan
dalam
melaksanakan tugas yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan atau program yang telah dibuat sesuai dengan tanggung jawab dan kemampuan yang dimiliki. Menurut Mangkunegara (2005:10) evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu, juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan
14
kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang. Evaluasi kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja guru bersertifikat di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. Jadi, kinerja guru adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh guru sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, Menurut Isjoni (2004:1) Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyatitasnya di dalarn menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggungjawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru bersertifikat adalah hasil kerja atau prestasi yang dicapai oleh guru setelah lulus sertifikasi dan mendapatkan sertifikat sesuai dengan wewenang dart tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik.
2. Kinerja Guru Bersertifikat Guru bersertifikat adalah guru yang telah mendapatkan sertifikat melalui sertifikasi pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005
15
tentang guru dan dosen. Menurut Yamin (2007:2) sertifikasi adalah proses pemberian sertifikasi pendidikan untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan undang-undang guru dan dosen tersebut, dalam pasal.8 disebutkan bahwa "guru wajib memiliki kualifikasi akademik kompetensi, sertifikat pendidik sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional ". Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademis juga dituntut memiliki kompetensi, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Yarnin, 2007:2). Kompetensi yang harus
dimiliki
oleh
guru
meliputi
kompetensi
pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Jadi, guru bersertifikat berati guru yang telah lulus sertifikasi dan mendapatkan status sebagai guru profesional. Sesuai dengan Undan - undang Notnor 14 tahun 2005 pasal 2 dan 3, pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat. Sebagai guru profesional disyaratkan para guru wajib memiliki (pasal 8 s.d. 12) kualifikasi akademik sarjana atau Diploma IV, kompetisi pedagogic, kepribadian, sosial, dan profesional, sertitkat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, dan kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (dalam Suhery, 2009 : 5). Menurut Hamdani (2009:1) sertifikasi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidikan kepada guru yang bertugas sebagai
16
guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan.
3. Guru Bersertifikat Pendidik a. Standar Kompetensi Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru berlaku sepanjang yang bersangkutan melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Mendiknas Standar Penelitian Pendidikan 2007:57). Peran dan fungsi guru dan dosen yang mengutamakan mendidik, mengajar,
membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai,
dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formil, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal demikian ada pada Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tabun 2005 tentang guru dan dosen Bab IV bagian ke satu Kualifikasi, kompetensi, clan sertifikasi. Serta terdapat juga pada Pasal 8–13 bagian kedua hak dan kewajiban pasal 14–20. Ada lima karakteristik dan kemampuan profesional guru yang harus dikembanagkan yaitu; 1) menguasai kurikulum, 2) menguasai semua materi pelajaran, 3) terampil menggunakan multi media, 4) memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya, dan 5) memiliki kedisiplinan yang seluas-luasnya. Dalam undang-undang guru dan dosen pasal 8 dikemukakan guru
17
wajib memiliki kualaitas akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat
jasamani
dan
rohani,
serta
memiliki
kemampuan
untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sertifikasi diperoleh melalaui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi, dan kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, social, dan profesional. Prinsip perhitungan kebutuhan guru/ tenaga pendidik adalah: 1) Satu orang guru mata pelajaran memiliki beban mengajar wajib minimal 24 jam pelajaran perminggu, 2) guru yang mengajar kurang dari 24 jam pelajaran perminggu,maka guru ter sebut diserahkan mengajar mata pelajaran lain yang sesuai dengan jurusan pendidikannya atau diserahi mengajar tempat lain baik negeri maupun swasta, terdekat, 3) kepala sekolah wajib mengajar 6 jam per minggu atau membimbing dan memberikan konseling kepada sekurang-kurangnya 40 siswa, 4) wakil kepala sekolah minimal 1 orang dan maksimal 4 orang, tergantung jumlah siswa dan keberadaan jumlah kelas yang ada, 5) wakil kepala sekolah wajib mengajar
sekurang-kurangnya
12
jam
pelajaran
perminggu
atau
membimbing siswa sekurang-kurangnya 70 orang siswa, 6) guru bimbingan dan konseling wajib mengajar sekurang-kurangnya 6 jam pelajaran perminggu dan bimbingan 150–225 orang siswa, 7) khusus untuk guru pendidikan agama hanya dipakai untuk satu agama. Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, harus memenuhi kriteria profesional.
18
Pada hakikatnya, standar kompetensi dan sertifikasi guru adalah untuk mendpatkan guru yang baik dan profesional yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pads umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Mulyasa (2009:17) mengemukakan bahwa ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional yaitu: 1) Mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik. 2) Mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, 3) Mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, 4) Mampu melaksanakan
peran
dan
fungsinya
dalam
pembelajaran
di
kelas.
Karakteristik tersebut dapat dideskripsikan dan dijabarkan sebagai berikut: 1) Tanggungjawab Guru; Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan. Karekteristik tersebut dapat dideskripsikan dan di jabarkan sebagai berikut: 1) Tanggung jawab Guru; setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggungjawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru. Tanggungjawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus,berikut ini, a) tanggungjawab moral , b) tanggung jawab dalam bidang
pendidikan
di
sekolah,
c)
tanggungjawab
dalam
bidang
kernasyarakatan, d) tanggung jawab dalam bidang keilmuan. 2) Peran dan
19
Fungsi Guru; Peran dan fungsi guru berpengaruh dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut: a) Sebagai pendidik dan pengajar, b) sebagai anggota masyarakat, c) sebagai pemimpin, d) sebagai administrator, e) sebagai pengelola pembelajaran. Gary dan Margaret dalam Mulyasa (2009:21) mengemukakan bahwa guru
yang
efektif
dan
kompeten
secara
profesional
memiliki
karakteristik sebagai berikut: 1) memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif 2) kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, 3) memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement), dan 4) memiliki kemampuan untuk peningkatan diri. Dalam standar kompetensi dan sertifikasi guru, pemberdayaan dimaksudkan
untuk mengangkat harkat dan martabat guru dalam
kesejahteraannya, hak-haknya dan memiliki posisi yang seimbang dengan profesi lain yang lebih mapan kehidupannya. Melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru sebagi proses pemberdayaan, diharapkan ada perbaikan tata kehidupan yang lebih adil, demokratis, serta tegakanya kebenaran dan keadilan dikalangan guru dan tenaga kependidikan. Kindervatter dalam Mulyasa (2009: 23) memberikan batasan pemberdayaan sebagai peningkatan pemahaman manusia untuk meningkatkan kedudukannya dimasyarakat. Cook dan Macaulay dalam Mulyasa (2009: 23-24) memberikan defnisi
20
pemberdayaan sebagai "alat penting untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran pembuatan keputusan dan tanggung jawab". Dengan demikian akan mendorong keterlibatan para pegawai dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab. Dalam dunia pendidikan pemberdayaan ditujukan kepada para peserta didik, guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi. Dalam dunia pendidikan, pemberdayaan merupakan cara yang sangat praktis dan produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari kepala sekolah (manajer), para guru, dan para pegawai. Proses yang ditempuh untuk mendapatkan hasil terbaik dan produktif tersebut adalah dengan membagi tanggung jawab secara proporsional kepada para guru. Satu prinsip penting dalam pemberdayaan ini adalah melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab. Melalui proses pemberdayaan itu diharapkan para guru memiliki kepercayaan diri (self-reliance). Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Pemberdayaan dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja sekolah melalui kinerja guru agar dapat mencapai tujuan secara optimal, efektif, dan efisien. Pada dasarnya pemberdayaan guru melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru terjadi melalui beberapa tahapan. Pertama, guru-guru mengembangkan sebuah
kesadaran
awal
bahwa mereka dapat
melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupan dan memperoleh seperangkat ketrampilan agar mampu bekerja lebih balk. Pada tahap kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan
21
dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Ketiga, seiring dengan tumbuhnya ketrampilan dan kepercayaan diri, para guru bekera sama untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan. Memilih sumbersumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan. Istilah kompetensi guru menurut Broke and Stone (1995) dalam Mulyasa (2009:25) dikatakan bahwa kompetensi guru sebagai "Descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful" kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sem entara Charles dal am Mul yasa (2009:25) mengem ukakan bahwa: "competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition´ (kopetensi merupakan perilaku yang rational untuk mencapi tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan). Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tabun 2005 tentanag Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: "kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan." Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan; kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang
22
mencakup
penguasaan
materi,
pemahaman
terhadap
peserta
didik,
pembelajaran vang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Kompetensi guru diperlukan untuk menjalankan fungsi profesi. Dalam masyarakat yang kompleks seperti masyarakat yang sudah maju dan modem, profesi menuntut kemampuan membuat keputusan yang ang tepat dan kemampuan membuat kebijakan yang tepat. Kompetensi guru diperlukan dalam rangka mengembangkan dan mendemonstrasikan perilaku pendidikan, bukan sekedar mempelajari ketrampilan-ketrampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan peiiggabungan dan aplikasi suatu ketrampilan dan pengetahuan yang Baling bertautan dalam bentuk perilaku nyata. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas, 2003 pasal 35 ayat 1), mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan,
pembiayaan,
dan
pendidikan
yang
harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala. Jadi guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki standar kompetensi dan profesional. Standar kompetensi dimaksudkan sebagai sesuatu spesifikasi teknis kompetensi yang dibakukan (BSN : 2001) yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan, keamanan, kesehatan, perkembangan ipteks, perkembangan masa kini dan mass mendatang untuk mendapatakan manafaat yang sebesar-besarnya. Standarisasi kompetensi adalah proses pencapaian tingkat
23
minimal kompetensi standar yang dipersyaratkan oleh suatu profesi. Guru dalam era globalisasi memiliki tugas dan fungsi yang lebih kompleks, sehingga perlu memiliki kompetensi dan profesionalisme yang standar. Undang-undang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi guru sebagai agen pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Kompetensi Kepribadian dalam standar nasionai pendidikan, penjelasan pasal 28 slut (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia. Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Peribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumouhan dan perkembangan pribadi pars peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia. (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya. Setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau
24
menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikar, kualitas pribadi peserta didik. (2) Kompetensi fedagogik Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dilakukan bahwa kompetensi pedagogik adalah kernampuan, mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengatualisasikan, berbagai potensi yang dimilikinya. Mulyasa (2009:75) mengemukakan dalam RPP tentang guru dikemukakan bahwa: Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut. a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, b) Pemahaman terhadap peserta didik, c) Pengembangan k-urik-ulum/silabus, d) Perancangan pembelajaran, e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogic, f) Pemanfaatan tek-nologi pembelajaran, g) Evaluasi hasil belajar, h) Pengembangan peserta didik untuk mengatualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. (3) Kompetensi Profesional dalam standar nasional pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan, materi
25
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Mulyasa (2009:135) mengemukakan bahwa ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut; a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya; b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik; c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang irizinjacli tanggungjawab; d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat media dari sumber belajar
yang
relevant;
f)
Mampu
mengorganisasikan
dan
melaksanakan program pembelajaran; g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta
didik. Sedangkan secara lebih khusus, kompetensi piofesional guru menurut Mulyasa (2009:136) sebagai berikut: a) Memahami standar nasional pendidikan, b) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, c) Menguasai materi standar, d) Mengelola program pembelajaran ,e) Mengelola kelas, f) Menggunakan media dan sumber pembelajaran, g) Menguasai
landasanlandasan
melaksanakan
pengembangan
kependidikan, peserta
didik,
h) i)
Memahami
dan
Memahami
dan
menyelenggarakan administrasi sekolah, j) Memahami penelitian dalam pembelajaran, k) Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam
26
pembelajaran, 1) Mengembangican teori dan konsep dasar kependidikan, m) Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual. (4) Kompetensi Sosial dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Mulyasa (2009:173) mengemukakan bahwa dalarn RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru bagian dari masayarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat, b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,tenaga kependidikan,orang tua/wali peserta didik;dan d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Guru adalah mahluk sosial, yang dalama kehidupananya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. , guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.
27
b. Sertifikasi Guru Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian diatas, maka sertifikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang
telah
memiliki
kompetensi
untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yangdiselen-garakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifik pendidik. Wibowo (2004), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk halhal
sebagai
berikut;
1)
Melindungi
profesi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan, 2) Melindungi masyarakai dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan, 3) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan ramburambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, 4) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, 5) Memberikan solusi dalam Tanaka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan.
28
Mulyasa (2009:35) mengemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan
mempunyai
manfaat
sebagai
berikut:
1)
Pengawasan mutu; (1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik, (2) Untuk setiap jenis
profesi
d a p at
m en ge m b a n gk a n
m en ga r ah k an
t i n gk at
pa r a
pr a kt i s i
unt u k
kompetensinya secara berkelanjutan, (3)
Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karir selanjutnya, (4) Proses seleksi yang lebih baik., program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha
belajar
secara
mandiri
untuk
mencapai
peningkatan
profesionalisme. 2) Penjaminan Mutu, (1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna ak-ar, makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan
atau
melinclungi para pelanggan/pengguna, (2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan/pengguna yang ingin memperkejakan orang dalam bidang keahlian dan ketrampilan tertentu. Mulyasa (2009:39) menegaskan bahwa sertifikasi guru merupakan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan
29
ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan simposium. Namun, sertifikat kompetensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, balk untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin memasuki profesi guru.
c. Uji Kompetensi Dalam sertifikasi Standar kompetensi dan sertifikasi guru merupakan salah satu pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah terkait amanat Undangundang guru dan Dosen. Melalui standar dan sertifikasi, diharapkan dapat dipilah clan dipilih guru-guru profesional yang berhak menerima tunjangan profesi, dan guru-guru yang tidak profesional yang tidak berhak mendapatkannya. Perlu dilakukan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi, atau melakukan uji. Uji Kompetensi merupakan bagian penting dari stanadar kompetensi dan sertifikasi guru sebagaiamana diamanatakan dalam UUGD (Undang-undang Guru dan Dosen). Dalam standar kompetensi dan sertifikasi guru, uji kompetensi secara teoritis dan praktis memiliki manfaat yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Mulyasa (2009:192) mengemukakan bahwa Pentingnya uji kompetensi dalam standar kompetensi dan sertifikasi guru adalah: 1). Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru, 2). Merupakan
30
alat seleksi penerimaan guru, 3). Untuk pengelompokan gum, 4). Seba g ai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum, 5). Merupakan alat pembirman guru, 6). Mendorong kegiatan dan hasil belajar,Sesuai dengan ketentuan SNP dan RPP tentang guru, maka materi uji kompetensi guru merupakan penjabaran dari kriteria profesional. Kriteria kompetensi profesional mencakup kompetensi pedagogik, kepribadaian, profesional, dan social. Menurut Mulyasa (2009: 195) kriteria profesionalisme guru yang menjadi rambu-rambu uji kompetensi dalam rangka standar dan sertifikasi kompetensi guru adalah sebagai berikut: 1) penguasaan wawasan pendidikan makro, 2) penguasaan lingkungan akademik kampus, 3) pengpasaan kurikulum (KTSP), 4) penguasaan bahan ajar, 5) penguasaan silabus, 6) penguasaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), 7) penguasaan teori belajar, 8) penguasaan teori pembelajaran, 9) kemampuan merancang pembelajaran, 10) kemahiran mengajar,dengan menguasai ketrampilan berikut; (a) bertanya; (b) memberi penguatan ; (c) mengadakan variasi; (d) menjelaskan; (e) membuka dan menutup pelajaran; (f) membimbing diskusi kelompok kecil; (g) mengelola kelas: (h) mengajar kelompok kecil dan perorangan, 11) menguasai mekanisme penilaian; (a) merancang instrument (b) menganalisis data; (c) kemahiram menggunakan hasil penilaian, 12) kemampuan merekonstruksi program pembelajaran, 13) kemampuan menulis bahan ajar, 14) kemampuan menulis makalah yang relevan, 15) keberhasilan mengikuti studi lanjut, 16) memiliki misi karier
31
profesi, 17) semangat,etos kedadisiplin, 18) ketekunan,kerajinan,keuletan, 19) kemampuan keblarga; (a) kerukunan keluarga, (b) pendidikan keluarga, (c) keberhasilan keluarga, 20) kemampuan sosial akademik; (a) kemampuan memahami dan menerima peserta didik,(b) kepedulian pada peserta didik, (c) pela y anan pada peserta didik, 21) kemampuan bergaul dengan sejawat, 22) kemampuan hidup bermasyarakat, 23) pengabdian pada masyarakat, 24) kegiatan produktif di luar profesi, 25) partisipasi dalam organisasi profesi; (a) anggota,(b) pengurus,(c) tokoh, 26) kegiatan sosial (keterlibatan dalam berbagai lembaga kemasyarakatan). Kriteria profesionalisme guru merupakan rambu-rambu tentang materi uji kompetensi dalam rangka standar kompetensi dan sertifikasi guru. Guru yang biasa melakasanakan tugas dengan baik, rambu-rambu tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, karena sudah biasa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengertian Pembelajaran Manajemen merupakan unsur terpenting dalam rangka penyelenggaraan program pendidikan di sekolah sebagai satu lembaga formal yang bertanggungjawab dalam proses pencapaian tujuan. Depdikbud (1999: 24) mengemukakan pentingnya manajemen pendidikan yang tercermin pada kebijakan Departemen Pendidikan dan kebudayaan yang menetapkan bahwa salah satu tema sentral pembangunan pendidikan dan kebudayaan adalah efisiensi pengelolaan pendidikan.
32
mengelola sekolah artinya mengatur seluruh potensi sekolah secara optimal. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetisi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum NKRL Standar proses berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun sistem kredit semester (BNSP, 2007 : 2). M anaj em en pem b el a j aran m el i put i kegi at an per encan aan pembelajaran (penyusunan silabus, kurikulum, dan RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
a. Kinerja Guru Merencanakan Pembelajaran Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi Guru sebagai kontrol terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya (Suryosubroto, 2009: 23). Hal ini sesuai dengan pendapat Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1984: 136), bahwa selain berguna sebagai alat kontrol maka persiapan pengajaran juga berguna sebagai pegangan bagi guru sendiri. Perencanaan proses pembelajaran meliputi sillabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan acuan pengernbangan RPP. dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru
33
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau melalui MGMP. Silabus yang telah disusun kemudian dijabarkan dalam bentuk RPP. RPP didijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkew aj i ban m en yu s un R P P s ecara l en gkap dan s i s t em at i s a ga r pembelajaran
berlangsung
secara
interaktif,
inspiratif,
rnenyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi a k t i f , s e r t a memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembanganm fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Abdul Gafur (dalam STI-Tyosubroto, 2009 : 26) karakteristik dan kemampuan awal siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan termasuk latar belakang karakteristik yang dimiliki siswa pada saat akan memulai mengikuti suatu program pengajaran. Hal ini berarti bahwa dalam merencanakan pembelajaran, seorang guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan program yang dia susun sesuai dengan latar belakang atau kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki siswa-siswanya sebagai subjek pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran ini ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh guru, yakni: memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak tindak lanjut,
keterkaitan
dan keterpaduan dengan bidang ilmu iainnya,
34
menerapkan teknologi , informasi dan komunikasi. Dalam
perencanaan
pembelajaran
ini,
menurut
Suryosubroto
(2009: 24–29) perencanaan pembelajaran ini, dapat dijelaskan sebagai berikut: Menguasai GBPP, menyusun analisis materi pelajaran (menjabarkan kurikulum dan menyesuaikan kwikulum), menyusun program semester, dan menyusun program satuan pelajaran (karakteristik dan kemampuan awal siswa, tujuan instruksional khusus, bahan ajar, metode mengajar, sarana, strategi evaluasi.
b.Kinerja Guru Melaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, metnotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangamn fisik serta psikologis peserta didik. Winamo Surachmad (dalam Suryosubroto, 2009 : 29) mengemukakan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnva belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan sekolah. Jadi, pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Nana Sudjana (dalam Suryosubroto, 2009: 30) pelaksanaan pembelajaran meliputi tahap pra instruksional, tahap instruksional, dan tahap
35
evaluasi dan tindak lanjut. Sehubungan dengan pelaksanaan pengajaran, kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini adalah:membuka pelajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode pengajaran, menggunakan alat peraga, penggelolaan kelas, dan menutup pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup (BSNP, 2007 : 8). Menurut BSNP (2007 : 8) Kegiatan Pendahuluan dalam pelaksannan pengajaran, yang dilakukan oleh guru adalah:(a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (b) mengajnkan pertanyaan-pertanyam yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; (d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai sitablis. Dalam pelaksanaan pengajaran, kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksploitasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksploitasi, guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik materi yang akan dipelajarinya dengan menerapkan perinsip belajar dari berbagai surnber. Kegiatan eksploitasi ini kegiatan yang dilakukan oleh guru: (a) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. (b) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
36
didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. (c) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, (d) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan. Saat proses pelaksanaan pembelajaran, metode yang juga di gunakan adalah kegiatan elaborasi, dalam kegiatan ini guru membiasakan membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu dan bermakna. Selain itu, dalam kegiatan elaborasi ini, guru memfasilitasi peserta didik: (a) Melalui pemberian tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. (b) Memberikan kesempatan berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. (c) Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. (d) Berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. (e) Membuat laporan eksploitasi baik secara individu maupun kelompok. (f) Menyajika hasil kerja. (g) Melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik Konfirmasi adalah metode dalam pelaksanaan pembelajaran, dalam kegiatan ini guru memberikan umpan batik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Guru juga memberikan konfirmasi terhadap hasil eksploitasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, serta melakukan refleksi untuk memberikan pengalaman belajar yang telah dilakukan. Pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik harus pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
37
Dalam kegiatan penutup, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah:B e r s a m a - s a m a d e n g a n p e s e r t a d i d i k d a n / a t a u s e n d i r i membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan
penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan basil belajar peserta didik; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
c. Kinerja Guru Memilih dan Menggunakan Media pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan media untuk menampilkan atau menyampaikan materi pelajaran sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh siswa. Marshal M-cLuhan (dalam, Hamalik, 2010 : 201) berpendapat bahwa media adalah suatu eksistensi manusia yang memungkinkannya mempengarahi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Romiszowski (dalam Hamalik, 2010 :202) menjelaskan bahwa media pengajaran adalah "... as the carries of massage, from some transmitting source (which may be a human being or an intimate object), to the receiver of the massage (which is our cas , ? Is the lecrner) . "
38
Menurut Sanaky (2009 : 3) media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar, bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tentang media, antara lain: Briggs (1970) mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. Y. Miarso mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan perhatian, clan kemajuan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya. Walker dan Hess (dalam Arsyad, 2010: 175) memberikan kriteria dalam mereview media pembelajaran yang berdasarkan pada kualitas, yakni: (1) Kulalitas isi dan tujuan meliputi: ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, clan kesesuaian dengan situasi siswa. (2) Kualitas instruksional instruksional meliputi: memberikan kesempatan
belajar,
memberikan
bantuan
tmtuk
belajar,
kualitas
memotivasi, fleksibelitas instruksionalnya, hubungan dengan program pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi instruksionalnya, kualitas tes dan penilaiannya, dapat memberi dampak bagi siswa, serta dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya. (3) Kualitas teknis meliputi: keterbacaan,
mudah
digunakan,
kualitas
tampilan/tayangan,
kualitns
penanganan jawaban, kualitas pengelolaan programnya, serta kualitas pendokumentasiannya.
39
Media pembelajaran apabila dilihat dari sudut Pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja. Melainkan pada kondisi pribadi pembelajar dan tingkah laku pengajar. Menurut Sanaky (2009:40) media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan). (2) Alat-alat audio visual, alat-alat yang tergolong dalam katagori ini, media proyeksi (overhead projector, slide, film, dan LCD), media non proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, pagan planet, komik, began, diagram, gambar, grafik, d1l), benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran batik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. (3) Media yang menggunakan teknik atau masinal. (4) Kesimpulan benda-benda. (material collections), yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, dan bahan-bahan yang meemiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencarian, industri, perbankan, perdagangan, d1l. (5) Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberikan contoh perilaku atau suatu perbuatan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, sehingga, dapat merangsang pikiran, perasaan siswa, untuk belajar, sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami siswa serta tercapainya kompetensi materi pelajaran.
40
d. Kinerja Guru Mengevaluasi Pembelajaran Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat
pencapaian
kompetensi
peserta
didik,
serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggutmakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengalaman kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Hal ini senada dengan pendapat Suryosubroto (2009:46) yang mengemukakan bahwa penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif, yang meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang objektif. Demiikian pula bentuk tes tidak hanya tes objektif tetapi jugs tes essai. Sedangkan jenis non tes untuk menilai aspek tingkah laku, seperti aspek minat dan sikap. Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang mengarnbarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran. Pelaksanaan evaluasi, menurut Suryosubroto (2009: 44) meliputi; (1) Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa. Penilaian formatif disebut dengan istilah penilaian pada akhir satuan pelajaran. Penilaian ini
41
berfungsi untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan dalam setiap satuan pelajaran. (2) Evalusi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan o1eh guru setelah jangka
waktu
tertentu.
Penilaian
sumatif
berguna
untuk
memperoleh informasi tentang keberhasilan belajar siswa yang dipakai sebagai masukan utarna untuk menentukan nilai raport atau nilai akhir. (3) Pelaporan hasil evaluasi adalah pengolahan nilai akhir siswa dalam satu semester dalam bentuk raport yang bertujuan untuk laporan hasil belajar siswa ke orang tua. (4) Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan. Tujuan program perbaikan atau remedial adalah agar siswa memperoleh penguasaan yang baik terhadap tujuan yang harus dicapai. Sedangkan bagi siswa yang telah mencapai tujuan dapat diberikan pengayakan, apabila masih ada waktu untuk satuan pelajaroa tertentu sebelum beralih ke materi lain (Suryosubroto, 2009 : 46) Program sangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan pola belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran, baik secara perorangan maupun kelompok.
e. Kinerja Guru menindak Lanjuti Hasil Evaluasi Pembelajaran Hasil evaluasi sanagat berpengaruh sekali bagi siswa, guru dan sekolah. Dari hasil penilaian tersebut siswa mengetaui pencapaian kompetensi yang telah mereka pelajari. Guru menjadikan hasil evaluasi
42
tersebut sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan kinerjanya dalam proses belajar mengajar. Sedangkan bagi sekolah, hasil penilaian dapt di jadikan tolak ukur atau pemetaan prestasi siswa, penyusunan program sekolah yang berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Namun, semua itu dapat di lakukan jika hasil evaluasi tersebut di tindak lanjuti. Tindak lanjut dari evaluasi pembelajaran dapat berupa analisis ulangan harian, remedial, atau pengayakan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah: Menurut Yaliarni (2010) Perielitian yang berjudul " Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat Pendidik dan yang Belum dalam
Pelaksanaan
Pembelajaran
di
Kota
Bengkulu
(Studi
Perbandingan Guru SD di Gugus I Kota Bengkulu ". Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa perbedaan guru bersertifficat dengan yang belum hanya berbeda sedikit. Menurut Haryanti (2009) Penelitian yang berjudul "Akuntabilitas Kinerja Guru
yang Telah, Lulus Sertifikasi dalam
Pembelajaran (Studi Evaluatif di SMPN 4 Arga Makmur)". Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan guru yang teiah lulus sertifikasi di SMPN 4 Arga Makmur belum akuntabel, bahkan terdapat yang kurang, yakni kineda guru dalam memberikan perbaikan dan pengayaan pembelajaran. (3). Menurut Mulyono (2008) Penelitian yang berjudul "Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri I Kota Lubuk Linggau". Hasil
43
penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa, dampak sertifikasi guru terhadap kinerja guru-guru SMP Negeri 1 Kota Lubuk Linggau belum mengalami perubahan yang berarti. Guru sebagai pendidik profesional, belum mampu
mengaplikasikan
ke
tempat
komponen
kompetensi
kependidikan berdasarkan standar nasional pendidikan
C. Paradigma Penelitian Dari tinjauan pustaka di atas, maka ruang lingkup penelitian yang memberi batasan masalah yang akan dikaji dalam paradigm penelitian. Paradigma penelitian ini melandasi pemikiran penulis dalam membuat pedoman pengumpulan data penelitian yang meliputi seluruh kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi proses pembelajaran.
44
Paradigma penelitian diagram gambar sebagai berikut:
Guru Bersertifikat pendidik
Kinerja Guru
Standar yang di tentukan
Kondisi Sekolah
Perencanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran
Media Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
Mutu Pembelajaran
Mutu Sekolah Gambar 1. Paradiga Penelitian Kinerja Guru Bersertifikat pendidik
Tindak Lanjut Evaluasi
45
BAB III METODE PENELITLAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi evaluatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Singaribun dan Efendi (1999:5) penelitian evaluatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat dan meneliti pelaksanaan suatu program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan - pelaksanann. Program penelitian deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa data yang dikumpulkan dari SMP Negeri 12 Kota Bengkulu adalah data yang apa adanya tanpa mencari hubungan yang tertalu mendalam. Menurut Denim (2002: 61) mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan dari lapangan berbentuk katakata, gambar-gambar, dan bukan dalam bentuk angka-angka. Data yang diperoleh bisa melalui interview, berbagai catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lainlain. Selanjutnya Moleong (1998 penelitian deskriptif yang peneliti lakukan ini akan menghasilkan deskripsi yang akan peneliti laksanakan ini memiliki cirri - ciri sebagaimana yang diketengahkan oleh Bogdan den Bigle (1992 : 45), yaitu: latar alamiah sebagai sumber data, peneliti adalah instrument kunci, penelitian deskriptif akan menghasilkan deskrifsi yang bermakna.
46
Selanjutnya Moleong (1998 : 3) sampel pada penelitian deskripsi adalah sampel bertujuan (purposive sample) yang dimaksud untuk menjaring informasi dan data dari berbagai macam sumber dan bentuk sehingga dapat dirinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Penetapan i nform an s eba gai r e s ponden pada penel i t i an i ni di das arkan pada pertimbangan
ket erlibatan
mereka
secara
langsung
dalam
kegiat an pelaksanaan proses belajar mengajar di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. Hasil penelitian yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah hasil kajian mengenai hasil kinerja guru bersertifikat pendidik dalam pengelolaan pembelajaran di SMP Negeri I2 Kota Bengkulu, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil evaluasi pembelajaran di kelas, hingga tindak lanjut hasil evaluasi.
B. Populasi dan Sampel Subjek yang akan diambil dalam penelitian biasanya disebut dengan populasi. Jika populasi terlalu besar, maka peneliti dapat mengambil sebagian dari jumlah total populasi. Sedangkan untuk populasi kecil, sebaiknya seluruh populasi digunakan sebagai sumber pengumpul data (Sukardi, 2003:55). Populasi adalah keseluruan subjek penelitian. Di dalam Enclopedia of Educational Evaluation tertulis: A population is a set (or collection) of all elements possessing one or more attributes of interest. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dewan Guru SMP Kota Bengkulu.
47
Sedangkan sampel penelitian adalah Guru SMP N 12 Kota Bengkulu yang telah lulus sertifikasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Guru SMPN 12 Kota Bengkulu non probability sampling yaitu teknik sampling jenuh. Jadi semua anggota populasi di jadikan sampel, karena jumlah populasinya relative sedikit atau kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono ( 2005:96) bahwa “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel”. Sedangkan menurut Arikunto (1985:112), apabila subjek kurang dari 100 , lebi baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat di ambil antara 10 -15 % atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: (a) kemampuan peneliti di lihat dari waktu, tenaga dan dana. (b). sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. (c). besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan wawancara. Nazir (1983:212) menyatakan bahwa pengumpulan
data dengan
observasi
adalah
pengambilan
data
dengan
menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Sedangkan Nasution (2000:106) mengatakan bahwa observasi (Observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan
48
terhadap keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur atau memanipulasi kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan peneliti terhadap guru pada saat sedang mengajar dikelas. Bentuk data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data tertulis dan data tidak tertulis. Data tertulis berupa dokumenntasi administrasi guru berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan dokumentasi dokumen. Sedangkan data tidak tertulis berupa kata-kata dan tindakan guru saat melaksanakan pembelajaran di kelas, data ini diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh penulis. Jadi teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya prosedur pengumpulan data di uraikan sebagai berikut: 1. Wawancara (Interview) Wawancara merupakan sebuah percakapan anatar dua orang atau lebih,
yang
Nazir (2005
pertanyaannya
diajukan
oleh
peneliti
untuk
dijawab.
: 193–194) menyatakan bahwa wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview giude (panduan wawancara). Pada penelitian yang berbentuk deskriptif, wawancara dapat dilakukan dengan dua cara:
49
a. Wawancara sebagai strategi utama dalam pengumpulan data. Pada konteks ini, catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara b. Wawancara sebagai strategi penunjang teknik lain dalam pengumpulan data, seperti observasi, analisis dokumen, dan fotografi.
2. Observasi Bogdan dan Bigden (1992 : 37) mengemukan peran secara pasif peneliti yaitu hadir dalam suatu situasi tetapi berperan serta dengan orang - orang dalam. Peran peneliti hanya menyakikan berbagai peristiwa, atau melakukan tindakan secara pasif. Catatan data lapangan sangat penting dalam penelitian kuantitatif. Dalam kerangka pengumpulan data lapangan, peneliti kuantitatif biasanya menggunakan dua catatan. Pertama, catatan data lapangan itu sandiri, yaitu catatan yang diperoleh langsung melalui wawancara atau observasi atas fenomena lapangan. Kedua, catatan tentang subjek, berupa dokumen yang memuat catatan mengenai subjek atau catatan yang dibuat subjek tertentu. Dengan observasi, peneliti harus banyak memainkan peran selayaknya yang dilakukan oleh subjek penelitian, pada situasi yang sama atau berbeda. Tidak jarang peneliti deskriptif mengalami kesulitan karena subjek penelitian dapat saja merasa risih dengan hadirnya pihak kedua. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang
50
diperlukan dan dikumpulkan melalui pengamatan langsung di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu baik secara terbuka maupun secara terselubung. Hasil dari pengamatan langsung dibuat catatan lapangan yang harus disusun setelah mengadakan hubungan langsung dengan subjek yang ditetiti. Catatan yang diperoleh masih merupakan data dari observasi, maka suatu keharusan bagi p e n e l i t i u n t u k m e m b u a t c a t a t a n l e b i h konprehensif, dalam melakukan pembelajaran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu.
3. Dokumentasi Menurut Bungin (2007: 121 – 122) metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Sebagian data yang tersedia adalah berbentuk surat-Surat, catatan harian, cendera mata, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data dokumentasi ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk dokumen, foto,tape, mikrofon, disc, CD, harddisk, flasdishk, dan sebagainya. Dokumen adalah catatan mengenai kegiatan atau kejadian mesa lalu, yang relatif belum lama. Dokumen tersebut merupakan informasi yang amat kaya dan dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian ilmiah. Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen resmi sekolah sebagi bukti fisik kegiatan yang telah dilakukar oleh subjek penelitian dan kondisi lokasi penelitian yang berupa
51
catatan
(arsip) foto
kegiatan mnupun
rekaman audio
visual jika
memungkinkan. Dokumn yang didapat dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran Dokumen yang dijadikan data untuk mengukur kondisi nyata tentang kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu seperti, silabus, RPP, dokumen, kurikulum, evaluasi, media pembelajaran, dan lain sebagainya.
D. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kuantitatif Analisis data yang terkumpul berkaitan dengan kinerja guru bersertifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dilakukan dengan teknik analisis data evaluatif dalam bentuk nilai rata-rata individu. Evaluasi kinerjaa guru bersertifikat dilakukan langsung oleh peneliti yang dibantu oleh rekan sejawat yang peneliti anggap memiliki kemampuan dalam memberikan penilaian. Setelah penilaian dilakukan, peneliti melakukan kalkulasi nilai rata-rata yang telah diperoleh oleh guru bersertifikat yang diteliti. Untik rnelakukan skorsing, peneliti menggunakan kualifikasi sebagai berikut: T a b e l
I
Kualifikasi Penilaian Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Nilai Kualifikasi 1 Sangat Kurang 2 Kurang 3 Baik 4 Sangat Baik Sumber:Badan Standar Nasional Pendidikan
52
Keterangan: a. Ni ali 1 dengan kualifikasi sangat kurang b. Nilai 2 dengan kualifikasi kurang c. Nil ai 3 dengan kualifikasi baik d. Nilai 4 dengan Kualifikasi sangat baik
Setelah mel akukan penilai an s etiap indikator kinerja guru bersertifikat, peneliti malakukan analisis hasil penilaian dengan menggunakan rumus yang berdasarkan. BSNP. yakni sebagai berikut: Pertama, rumus yang dugunakan untuk mengkalkulasikan nilai kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran yaitu: R=2a + 2b + 2c + 2d+ 2e + 2f 12 Keterangan: R
: Rata-rata nilai kinerja guru
a
:Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran
b
: Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar
c
: Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam merencanakan skenario kegiatan pembelajaran
d
: Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam merancang pengelolaan kelas
e
:Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alai penilaian
f
:Skor rata-rata tampilan dokumen rencana pembelajaran
53
Kedua, rumus yang digunakan untuk mengkalkulasikan nilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu,
R= 2g + 2h + 2i 8 Keterangan: R
: Rata-rata nilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembetajaran
g
: Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam kegiatan pendahuhlan
h
: Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam kegiatan inti (eksplorasi, eiaborasi dan konfirmasi)
i
: Skor rata-rata aspek kinerja guru dalam kegiatan menutup pelajaran Ketiga, rumus yang digunakan untuk mengkalkulasikan nilai kinerja
guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran pada saat pelaksanaan pembelajaran yaitu; R = 2k + 2I + 2m 6 Keterangan: R
: Rata-rata nilai kinerja guru
k
: Skor rata-rata aspek kualitas isi dan tujuan media
1
: Skor rata-rata aspek kualitas instruksional media yang dipilih
m
: Skor rata-rata aspek kualitas teknis Keempat, rumus yang digunakan untuk mengkalkulasikan nilai kinerja
guru dalam evaluasi pembelajaran yaitu, R = 2p + 2q 4
54
Keterangan: R
: Rata-rata nilai kineda guru
p
: Kinerja guru dalam Melaksanakan proses penilaian
q
: Kinerja guru dalam mengelola/menganalisis hasil penilaia Kelima, rumus yang digunakan untuk mengkalkulaskan nilai kinerja guru dalam menindak lanjuti hasil evaluasi, R = 2q + 2s 4
Keterangan: q
: Kinerja guru dalam mengelola/ menganalisis basil penilaian
s
: kinerja guru dalam melaksanakan program perbaikan dan pengayakan S et el ah r at a -r at a ni l ai ak hi r di k et ah ui , kem ud i a n p en el i t i
mengkonversikan hasil nilai akhir tersebut dengan sebuah tabel konversi angka ke kuatifikasi atau kriteria pencapaian kinerja guru. Berikut adalah tabel konversi nilai kinerja guru bersertifikat Pendidik: T a b e l
2
Konversi Nilai Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Rentang Kualifikasi Nilai 1,00 – 1,75 Sangat kurang Sesuai dengan SNP 1,76 – 2,50 kurang Sesuai dengan SNP 2,51 – 3,25 Sesuai dengan SNP 3,26 – 4,00 Sangat Sesuai dengan SNP Sumber: Badan Standar Nasional Pendidikan
55
Keterangan: a. Rentang nilai 1, 00 – 1, 75 dengan kualifikasi sangat kurang sesuai b. Rentang nilai 1, 76 – 2, 50 dengan kualifikasi kurang sesuai c. Rentang nilai 2, 51 – 3, 25 dengan kualifikasi sesuai d. Rentang nilai 2, 51 – 3, 25 dengan kualifikasi sangat sesuai
2. Analisis data kualitatif Data yang berasal dari hasil wawancara, observasi, den APKG yang peneliti dapatkan dianslisis melalui teknik analisis deskriptif kualitatif, melalui langkahlangkah sebagai berikut: 1.
Pengumpulan Data Data yang diperoleh di lapangan dicatat dalam bentuk deskriptif apa
adanya. Dari catatan deskripsi ini, kemudian dibuat refleksi, yaitu catatan yang berisi komentar, pendapat atau penafsiran peneliti atas fenomena yang ditemukan di lapangan. 2.
Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihnn, pemustakan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transromasi data kasar yang muncul dari catatan
lapangan
Reduksi
data
merupakan
akses
untuk
mempertajam,
mengklasifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berubungan dengan aktivitas kinera guru besetifikat.
56
3. Penyajian Data Pada tahap ini, data disajikan dalam bentuk narasi, yakni kinerja guru bersetifikat pendidik di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dalam merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pemilihann media pengajajaran, evaluasi pengajaran, dan tindak lanjut hasil evaluasi pengajaran. 4. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi Data Pengambilan
kesimpulan
dan
verifikasi
merupakan
usaha
menemukan makna dari unsur-unsur data yang disajikan dengan mencermati
pola-pola,
keteraturan,
dan
penjelasan,
serta
konfigurasi.
Pengarnbilan kesimpulan dan verifikasi meliputi perencanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran, pemilihan media pengajaran, evaluasi pengajaran, dan tindak lanjut hasil evaluasi pengajaran. E. Pertanggung Jawaban Penelitian Formatif tesis ini merupakan hasil karya peneliti sendiri dan penelitian ini tidak melakukan plagiat atau penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan dan penulisan ilmiah. Penulis akan mempertanggungjawabkan hasil penelitian jika dikemudian hari ada pelanggaran seperti yang disebut di atas. F. Jadwal Penelitian Penelitian dilakukan selama lebih kurang 6 bulan sejak Januari 2012 sampai dengan Juni 2012 di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu.
57
G. Dokumen Fasilitas Dalam unanpenyus dan penulisan tesis ini peneliti rnenggunakan sarana dan prasarana yang peneliti miliki sendiri yaitu, sate buah laptop, 1 flash disk, 1 buah kameta digital, dan buku-buku yang relevan dengan penelltian.