Tindakan Pemerintah Thailand Dalam Merespons Gerakan Etnonasionalisme di Thailand Selatan Tahun 2004 – 2006. Gede Richard Pramudita, Idin Fasisaka, Putu Titah Kawatri Resen. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email:
[email protected],
[email protected] ,
[email protected]
ABSTACK Thailand is the only country in Southeast Asia that had never been colonized. But Thailand was inseparable from the problem of the country’s internal conflict. The conflict happened between the Government of Thailand with a Muslim minority ethnic Malays in Southern Thailand. Conflict caused by ethno-nationalism movement which happened for a century and more drawn out. In southern Thailand, tension and violence occured every day. The conflict was capable considered of threatening national security and forced the Thai government to take more serious action in response. This study aimed to describe the action taken by Thai government in response to ethno-nationalism movement in Southern Thailand in 2004 – 2006. The research method that used was descriptive qualitative. Ethno-nationalism and coercive measures were the concept that used to discuss this study. Keyword: Thailand, Conflict, Southern Thailand, Ethno-nationalism, Coercive measures.
1. LATAR BELAKANG
an
dan
hingga
kini
masih
belum
menemukan titik temu ini terjadi karena etnis
Thailand merupakan satu-satunya
Muslim
Melayu
menuntut
akan
negara di kawasan Asia Tenggara yang
kemerdekaan dan berusaha melepaskan
tidak pernah dijajah. Meskipun demikian,
diri
negara ini tidak luput dari permasalahan
Thailand.
konflik dalam wilayahnya. Konflik yang
dari
wilayah
dan
pemerintahan
Konflik berawal dari aksi protes
terjadi adalah konflik antara Pemerintah
yang dilakukan Etnis Muslim Melayu
Thailand dengan kaum minoritas yaitu
terhadap Pemerintah Thailand. Mereka
etnis Muslim Melayu. Konflik yang terjadi
menganggap kebijakan - kebijakan yang
telah berlangsung sejak awal tahun 1990-
1
dikeluarkan oleh Pemerintah Thailand
kelompok etnonasionalis yang menuntut
tidak memihak dan diskriminatif terhadap
akan kemerdekaan yang dipayungi dan
mereka. Aksi protes tersebut dilakukan
dikoordinasi satu organisasi besar dalam
dengan melakukan pemberontakan di
tiap gerakan dan pemberontakan yang
sejumlah wilayah. Mobilisasi massa dan
dilakukannya, organisasi tersebut adalah
pemberontakan
etnis
Bersatu. Organisasi ini melakukan aksinya
Muslim Melayu terjadi karena adanya
dengan melakukan pengrusakan terhadap
kecemasan akan keberlangsungan etnis
pos
dan identitas mereka. Pemberontakan
pemerintahan yang lain.
yang
dilakukan
yang terjadi mulai dari aksi yang kecil
dan
berpengaruh
terjadi
menjadi
namun
keinginan
pemerintahan
masyarakat
dan
aksi
yang etnis
protes
dan
dilakukan
oleh
Muslim
Melayu
ini
Thailand Selatan kemudian berkembang dan semakin meluas. Para pemberontak
kemerdekaan etnis Muslim Melayu yang
tidak hanya menyerang aparat negara dan
terjadi di Thailand dalam Liow (2006),
Nasional
terarah
Kekerasan yang terjadi di wilayah
Pemberontakan untuk menuntut
seperti
yang
(Thnaprarnsing, 2009:1).
(Yuniarto,
2004;166).
dilakukan
– serangan
semakin
ratusan
pengrusakan
mendirikan
sendiri.
juga
terjadi
dukungan berkembang
untuk
gerakan
terkoordinasi. Di tahun 2004 saja telah
Muslim Melayu tidak lagi bertujuan untuk internasional,
pada
semakin gencar dilakukan, serangan yang
yang dilakukan oleh masyarakat etnis dan
di
dilancarkan kepada pemerintah Thailand
perlindungan.
Namun seiring waktu berjalan, aksi protes
simpati
hampir
tersebut
besar
Selatan. Serangan
aspirasi mereka dapat lebih didengar dan
mencari
terjadi
pemberontakan yang terjadi di Thailand
adanya dukungan dari dunia internasional, jaminan
infrastruktur
organisasi-organisasi
dukungan
internasional. Mereka berharap dengan
mendapatkan
dan
seluruh wilayah Thailand Selatan. Adanya
Aksi ini mereka lakukan adalah untuk simpati
militer
Ketegangan
hingga aksi yang besar dan terorganisir. mencari
polisi,
oleh
BRN
-
sarana pemerintah saja, namun mulai
organisasi-organisasi C
(Barisan
Coordinate),
PULO
melakukan serangan dan pengeboman di
Revolusi
kawasan
(Pattani
United
Liberation
Organization),
GMIP
(Gerakan
Mujahideen
publik
dan
mengakibatkan
jatuhnya korban dari masyarakat sipil.
dan
Serangan yang terjadi meliputi serangan
Islam
terhadap
Pattani). Ketiga organisasi ini merupakan
2
sekolah
–
sekolah,
pasar,
maupun stasiun dan terminal. Serangan –
Thailand Selatan tahun 2004 - 2006
serangan ini menimbulkan korban jiwa 64
karena
guru dan terbakarnya 72 sekolah (Storey,
eskalasi jumlah kekerasan di Thailand
2007:4).
Selatan, dan ribuan jiwa melayang akibat
Serangan menargetkan penduduk
yang
kawasan
dilakukan yang
ramai
pada
tahun
tersebut
konflik
antara
Pemerintah
dengan
kaum
etnonasionalis
terjadi
Thailand Muslim
Melayu ini (Manmuang, 2013:2).
atau merupakan daerah yang
ramai dikunjungi seperti pasar dan lain sebagainya.
Serangan
yang
terjadi
dilakukan dengan melakukan penembakan
2. KAJIAN PUSTAKA
secara membabi buta. Hal ini dilakukan
Ada
untuk menambah korban jiwa dari pihak
tiga
penelitian
yang
digunakan peneliti sebagai kajian pustaka
sipil yang mereka anggap berpihak kepada
dalam tulisan ini. Penelitian pertama yang
Pemerintah Thailand. Terhitung serangan
digunakan sebagai kajian pustaka adalah
dari kaum militan terjadi di 11 lokasi
penelitian yang dilakukan Paulus Rudolf
berbeda di Thailand Selatan dan 106 jiwa
Yuniarto pada tahun 2005. Penelitiannya
menjadi korban di awal tahun 2004 dan
berjudul
hingga pertengahan tahun 2005 didaerah
"Minoritas
Muslim
Thailand:
Asimilasi, Perlawanan Budaya, dan Akar
konflik seperti Yala, Narathiwat dan Patani
Gerakan Separatisme" yang dimuat dalam
telah memakan korban jiwa sebanyak 3500
Jurnal Masyarakat dan Budaya, Volume
jiwa (McCargo, 2010:75).
VII
No.1
tahun
2005.
Penelitian
ini
yang
menjadi salah satu kajian karena Yuniarto
dilakukan dengan jalan kekerasan oleh
(2005) membahas mengenai identitas
etnis
telah
Muslim Melayu serta faktor - faktor yang
menimbulkan keresahan dan teror bagi
menjadi penyebab terjadinya konflik di
masyarakat Thailand Selatan yang lain.
Thailand Selatan. Yuniarto (2005) secara
Sehingga Pemerintah Thailand merasa
jelas
perlu melakukan tindakan untuk merespon
Muslim Melayu dan masalah yang dialami
gerakan pemberontakan yang terjadi di
oleh Muslim Melayu yang menjadi kaum
wilayahnya. Maka penulis tertarik untuk
minoritas setelah menjadi bagian dari
mengambil
pemerintahan
Aksi
pemberontakan
Muslim
tindakan merespon
judul
Melayu
penelitian
Pemerintah gerakan
ini
mengenai
Thailand
Thailand.
sejarah
Salah
etnis
satu
masalah yang dialami etnis ini adalah
dalam
etnonasionalis
mendeskripsikan
adanya asimilasi budaya yang dilakukan
di
3
oleh
Pemerintah
Thailand
sebagai
membahas
mengenai
sebab-sebab
langkah melakukan kebijakan integrasi
terjadinya konflik yang terjadi di Thailand
nasional.
asimilasi
Selatan, membahas etnis Muslim Melayu,
semakin
dan membahas mengenai pendekatan –
menyudutkan posisi kaum Muslim Melayu
pendekatan yang dilakukan Pemerintah
sebagai etnis minoritas. Keadaan ini yang
Thailand
kemudian
Melayu
konflik di Thailand Selatan. Yacoob (2011)
pemberontakan
mendeskripsikan bagaimana pendekatan
Kebijakan-kebijakan
Pemerintah
Thailand
memaksa
melakukan kepada
dinilai
Muslim
gerakan
pemerintah
untuk
menuntut
upayanya
menangani
yang dilakukan pemerintah Thailand tidak
kemerdekaan.
mengurai masalah namun menimbulkan
Kajian kedua adalah
dalam
penelitian
yang yang
digunakan
isu - isu baru.
dilakukan
Dalam penelitian ini, penulis akan
Thnaprarnsing pada tahun 2009 yang
membahas
berjudul “Solving the Conflict in Southern
konflik di Thailand Selatan dan lebih
Thailand”.
penelitiannya
memfokuskan mengenai tindakan yang
Thnaprarnsing (2009) menulis mengenai
dilakukan Pemerintah Thailand dalam
identitas etnis Muslim Melayu, serta faktor
merespon gerakan etnonasionalis yang
- faktor yang menjadi melatar belakang
terjadi di Thailand Selatan tahun 2004
etnis
hingga 2006 yang mampu mengancam
Dalam
ini
pemberontakan Thailand.
melakukan terhadap
Thnaprarnsing
gerakan Pemerintah (2009)
secara
deskriptif
tentang
keamanan nasional negaranya.
juga
memberikan analisa mengenai resolusi
3. METODOLOGI PENELITIAN
alternatif dan strategi kebijakan yang
Penelitian
mungkin mampu menyelesaikan konflik
metode
yang terjadi di Thailand Selatan ini.
dengan
Kajian terakhir yang digunakan
penelitian tujuan
ini
menggunakan
kualitatif untuk
deskriptif
memperoleh
adalah penelitian yang dilakukan oleh Che
gambaran akan masalah yang diteliti
Mohd Aziz Yacoob pada tahun 2011.
berupa ulasan tertulis. Jenis data yang
Penelitiannya
berjudul
dan
digunakan adalah data sekunder yang
Penyelesaian:
Konflik
di
diperoleh dari data tertulis seperti buku,
Thailand Selatan" yang terbit pada tahun
jurnal, artikel ilmiah maupun berita –
2011. Penelitian ini menjadi salah satu
berita.
kajian pustaka yang digunakan penulis
peneliti menggunakan dua konsep yaitu
"Isu Pemisah
karena pada penelitian ini Yacoob (2011)
4
Dalam mendukung tulisan ini,
konsep Etnonasionalisme dan konsep
melancarkan aksinya. Ini berdampak pada
tindakan koersif.
meningkat
Melalui tulisan ini penulis berharap pembaca
memperoleh
ditimbulkan
informasi
mengenai tindakan – tindakan
pesatnya dan
berjatuhan.
yang
kerusakan
korban
Seperti
yang
jiwa
yang
yang
sudah
dipaparkan sebelumnya, kelompok
ini
dilakukan Pemerintah Thailand dalam
memang mengincar akan adanya korban
merespons gerakan etnonasionalisme di
jiwa dan yang menjadi prioritas target
Thailand Selatan tahun 2004 – 2006.
mereka adalah aparat pemerintah serta warga etnis Thai. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan teror terhadap pihak yang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
memiliki
etnonasionalisme
berkembang
menjadi
ini
sudah
teror
bagi
paham
dengan
kelompok ini. Tujuan mereka adalah untuk
Ketegangan yang ditimbulkan oleh kelompok
perbedaan
mengusir etnis Thai dari Thailand Selatan
masyarakat di Thailand Selatan. Hal ini
untuk
melancarkan
dalam
mendirikan
rencana negara
mereka
Islam
dan
mengulang kejayaan etnis Muslim Melayu.
dikarenakan kekerasan semakin sering terjadi di kawasan Thailand Selatan.
Keadaan
di
wilayah
Thailand
Serangan yang dilakukan oleh kelompok
Selatan yang semakin tidak terkendali
etnonasionalisme etnis Muslim Melayu
karena
bahkan
hari.
kelompok etnonasionalis etnis Muslim
Serangan yang dilakukan pun semakin
Melayu ini memaksa Pemerintah Thailand
beragam. Mulai dari melakukan serangan
untuk
terhadap kawasan publik, sarana dan
masalah yang terjadi disana. Karena
prasarana
perkantoran,
kelompok ini telah menimbulkan teror
hingga melakukan serangan terhadap pos
terhadap warga Thailand yang lain yang
dan markas militer Thailand.
berdomisili
terjadi
hampir
pemerintahan,
Serangan
yang
setiap
di
dalam menangani
Thailand
Selatan
dan
markas militer dianggap suatu tindakan yang dapat mengganggu dan mengancam
dapat dilihat dari serangan-serangan yang terencana
lebih serius
ditimbulkan
terhadap sarana publik, perkantoran dan
berkembang dan semakin efektif. Hal ini selalu
yang
sekitarnya. Serangan yang dilancarkan
dilakukan
kelompok etnonasionalisme ini semakin
dilakukan
serangan
stabilitas
dan
Dalam
terorganisir. Senjata berat dan bahan
pemerintahan menangani
ditimbulkan
peledak mulai sering digunakan dalam
oleh
dan
negara.
masalah
yang
kelompok
etnonasionalisme etnis Muslim Melayu di
5
Thailand Selatan, Pemerintah Thailand
Thailand
melakukan sejumlah
tindakan supresif
memberlakukan undang – undang darurat
dalam merespon. Dipilihnya tindakan ini
militer di wilayah Thailand Selatan pada
karena
tahun
Pemerintah
menyatakan
tidak
negosiasi
dengan
Thailand akan
telah
yang
2004.
memutuskan
Bersamaan
untuk
dengan
itu,
melakukan
Pemerintah Thailand mengirimkan 10.000
pemberontak
tentara ke wilayah Thailand Selatan untuk menambah
(McCargo, 2010:9).
kekuatan
militer
20.000
tentara yang telah dikirimkan sebelumnya. Aparat militer ini memiliki tugas untuk
4.1.
RESPON
menangkap oknum-oknum yang dicurigai
PEMERINTAH
terlibat dalam serangan yang dilakukan
THAILAND TAHUN 2004
kelompok etnonasionalisme di Thailand Selatan. Aparat militer dan kepolisian
Sejak
meningkatnya
serangan
Thailand
diberikan
instrusi
untuk
kelompok etnonasionalis yang terjadi di
menggunakan cara – cara tegas dalam
Thailand Selatan, Pemerintah Thailand
menangani
memutuskan untuk meningkatkan dan
yang dicurigai terlibat dalam serangan
merubah
(Jones, 2007:2).
strategi
permasalahan
dalam ini.
menghadapi Sebelumnya,
Sejak
pemerintah pusat bersikeras mengatakan
hanya
dan
dengan
bisa
Selatan. Beberapa dari mereka sudah
aparat
dilepaskan, namun sebagian lagi masih
keamanan setempat. Namun, keadaan yang kian memanas memaksa
di tahun
Pemerintah
menghadapi
realita
bahwa
tidak
2004
dengan
tuduhan
perampokan,
terlibat
dalam
pembakaran
serta
pembunuhan yang dilakukan di Thailand
Thailand untuk segera menyelesaikan
Selatan.
permasalahan yang terjadi di Thailand dari
nasibnya.
tenaga pengajar di sekolah Islam di Patani
Keseriusan keinginan Pemerintah
terlihat
bagaimana
adalah orang – orang yang merupakan
kelompok
tindakan dan strategi yang lebih serius.
ini
jelas
Kebanyakan dari mereka yang ditangkap
Thailand
etnonasionalis ini harus dihadapi dengan
Selatan
2004,
dalam serangan yang terjadi di Thailand
diselesaikan
menggunakan
tahun
Melayu
dan menahan warga yang dicurigai terlibat
Thailand Selatan ini merupakan tindakan biasa
awal
Muslim
Pemerintah Thailand sudah menangkap
bahwa situasi yang terjadi di kawasan kriminal
kelompok
Pemerintah
6
Mereka
yang
terlibat
mereka, saat penahanan berlangsung
dalam kekerasan yang terjadi di Thailand
mereka tidak diberikan kewenangan untuk
Selatan
di
didampingi pengacara, sehingga banyak
beberapa lokasi. Mereka di tahan di pos –
dari mereka tidak mengetahui hak – hak
pos polisi, penjara maupun kamp militer
mereka.
ditangkap
dicurigai dan
ditahan
yang tersebar di provinsi Yala dan Patani. Orang
–
orang
yang
dicurigai
Seperti yang dikutip dari Melvin
ini
(2007)
diinterogasi dan dipaksa untuk mengakui
data
dari
hari terhitung sejak awal tahun 2004
terjadi di Thailand Selatan. Mereka juga
semakin banyak orang yag ditahan atas
dipaksa untuk menyebutkan nama – nama
tuduhan
orang yang ikut serta dalam serangan
keterlibatan
mereka
dalam
kekerasan dan serangan yang dilakukan
tersebut. Selain diinterogasi, mereka di
kelompok etnonasionalisme di Thailand
tahan dan dilarang untuk bertemu dan
Selatan. Bahkan, perlakuan yang mereka
berkomunikasi dengan keluarga mereka. yang
mendapatkan
Amnnesty International, bahwa semakin
keterlibatan mereka dalam serangan yang
Penangkapan
yang
terima jauh dari rasa prikemanusiaan,
dilakukan
karena
mereka
yang
ditahan
juga
didasari pasal 12 dari emergency Decree
dipancung atau kaki dan tangan mereka
yang menyatakan “Shall be detained in a
diikat dengan rantai dan beban seberat
designated place which is not a police
minimal 4,5 kilogram pada ujungnya. Di
station, detention centre, penal institution
salah satu penjara di Thailand misalnya,
lain
di Bangkwang Maximum Security Prison,
memiliki
pemancungan dan pemasangan rantai
kewenangan untuk menahan orang-orang
pada tahanan merupakan hal yang biasa
yang dicurigai terlibat dalam kekerasan
dan
yang terjadi di Thailand Selatan di tempat
Perlakuan
manapun
ditentukan
dipancung dan dirantai hampir merata
pemerintah. Sebagian besar dari orang –
diterima, walaupun ada diantara mereka
orang yang ditangkap dibawa ke pusat
yang hanya ditahan karena isu yang
pelatihan
ringan seperti pencurian.
or
prison”
atau
Pemerintah
dengan
Thailand
yang
kepolisian
telah
yang
kata
berada
di
provinsi Yala atau kamp militer Inkayut. Orang
–
orang
yang
ditahan
rutin
untuk
dilihat
terhadap
setiap
tahanan
hari. yang
Selain adanya pemancungan dan
ini
pemasangan rantai, ada perlakuan yang
kebanyakan adalah orang yang ditahan
berbeda yang diterima bagi tahanan yang
karena dicurigai dengan hanya sedikit
merupakan
bukti yang ada. Yang lebih memberatkan
7
anggota
organisasi
keagamaan,
pekerja
dan
12 lokasi berbeda di Thailand Selatan.
pengungsi dari etnis Muslim Melayu.
Diperkirakan paling tidak sebanyak 100
Mereka disiksa dan dipukuli oleh aparat
orang
baik itu polisi maupun tentara. Siksaan
tersebut. Serangan yang dilakukan oleh
dan
kelompok
pemukulan
migran
mereka
terima
rutin
terlibat
dalam
penyerangan
etnonasionalisme
hingga mereka mau membuka mulut
menggunakan
mengenai keterlibatan mereka dengan
senjata tajam lainnya. Target serangan
kekerasan maupun serangan yang terjadi
adalah pos polisi serta fasilitas militer
di Thailand Selatan.
yang berada di wilayah Yala, Songkhla
yang
dua tindakan yang dilakukan Pemerintah
berharga
etnonasionalisme
Setelah
serangan yang dilakukan pemberontak
serangan
pada tanggal 28 April 2004 yang lebih
ini
dan
berhasil
melakukan
penjarahan,
kelompok
Polisi dan militer Thailand yang berhasil
dibangun pada abad 16. Krue Sue yang
mengejar
terletak di Baan Krue Sue sekitar 6
kemudian
mengepung
kelompok etnonasionalisme yang berada
kilometer dari Patani merupakan mesjid bangunan
Serangan
diri dan berkumpul di Mesjid Krue Sue.
Sue merupakan sebuah mesjid yang
gaya
lain.
etnonasionalisme ini kemudian melarikan
dikenal dengan peristiwa Krue Sue. Krue
menggunakan
yang
luka.
tindakan
dibangun
melakukan
kepolisian dan puluhan lainnya luka –
Pemerintah Thailand dalam merespon
yang
untuk
etnonasionalisme, 5 korban jiwa dari pihak
menjadi sorotan dunia internasional.
pertama
adalah
memakan korban 108 jiwa dari kelompok
Muslim Melayu pada tahun 2004 yang
adalah
lain
penjarahan terhadap senjata dan barang
Thailand dalam merespon serangan yang
Pertama
serta
fasilitas militer dan bukan fasilitas negara
yang dilakukan Pemerintah Thailand, ada
kelompok
pedang,
dan Patani. Serangan difokuskan pada
Namun dari banyaknya tindakan
dilakukan
golok,
ini
di dalam mesjid tersebut. Polisi dan militer
dengan
Thailand yang saat itu berada disana
timur
diberikan kewenangan untuk melakukan
tengah. Mesjid ini merupakan salah satu
tindakan fisik dan penggunaan senjata
peninggalan fisik dari kejayaan Muslim-
tajam
Melayu dan Kerajaan Patani di Asia
untuk
etnonasionalis
Tenggara (Pandya, 2009:48).
dalam.
menangkap yang
Kewenangan
kelompok
bersembunyi itu
di
diberikan
Peristiwa tersebut berawal dari
langsung oleh Wakil Perdana Menteri
serangan kelompok etnonasionalisme di
Thailand Chavalit Yongchaiyudh. Dengan
8
diberikannya kewenangan tersebut, polisi dan
militer
langsung
Tindakan
Pemerintah
Thailand
melepaskan
yang kedua adalah terjadi pada tanggal
serangan balasan terhadap kelompok
25 Oktober 2004 yang lebih dikenal
etnonasionalis
dengan
yang
bersembunyi
di
peristiwa
Tak
Bai.
Peristiwa
dalam Mesjid Krue Sue. Mulai dari pistol,
diawali dari aksi demonstrasi masyarakat
senjata
didepan sebuah kantor polisi di provinsi
buru
laras
panjang
hingga
peluncur roket di tembakkan ke dalam
Narathiwat.
mesjid
diawali
dilakukan ini adalah untuk menunjukkan
dengan melempar gas air mata. Serangan
aksi protes mereka terhadap kebijakan
ini berakibat jatuhnya korban sebanyak 32
darurat militer yang diberlakukan oleh
jiwa dari pihak pemberontak dan 1 orang
Pemerintah
sipil yang kebetulan berada di lokasi
Selatan.Setelah
berlangsung
kejadian (Liow, 2006:36).
beberapa
aksi
setelah
sebelumnya
Thailand
Kraisak
dari
masyarakat
dan
tindakannya
dan
jasad
anggota
etnonasionalisme
yang
tembakan
berhasil
peringatan
ke
udara,
dan
kemudian melakukan tembakan langsung ke
arah
demonstran
dengan
menggunakan peluru tajam.
Namun penyelidikan ini hanya sampai disitu saja, tanpa ada pengusutan lebih oknum-oknum
mulai
kacau, militer Thailand mulai memberikan
dibunuh dengan kaki tangan yang terikat.
mengenai
demonstran
demonstran. Karena situasi yang semakin
ditangkap yang kemudian disiksa dan
lanjut
ricuh.
semprotan air dan gas air mata ke arah
mengindikasikan bahwa ada beberapa sudah
dari
berlangsung
aksi tersebut dengan menyemprotkan
pergelangan tangan dan kaki. Hal ini yang
menerobos
temukan. Polisi dan Militer menanggapi
di
pelipis dan bekas jerat tali pada kedua
mereka
terkendali.
batu dan benda lain yang bisa mereka
lokasi kejadian terdapat luka tembak pada
dari
tidak
ini
melempari petugas dengan menggunakan
kelompok
meninggal
demonstran
berusaha
demonstran
Beberapa
Pada
penyelidikan ini ditemukan fakta bahwa pada
selama
saling dorong antara petugas keamanan
dunia
tersebut.
Thailand
dalam. Ketegangan tidak terelakkan, aksi
internasional terhadap militer Thailand karena
menjadi
di
yang
barikade penjagaan polisi dan masuk ke
Choonhavan.
Penyelidikan dilakukan karena adanya tekanan
jam,
Demonstran
penyelidikan cepat yang dipimpin oleh
demonstrasi
Thailand
berkembang
Pasca kejadian tersebut diadakan Senat
Aksi
Sebanyak 7 orang dikabarkan
yang
menjadi korban atas tragedi penembakan itu. Sisanya
harus bertanggung jawab.
9
ditangkap
dan
dipukuli
oleh
petugas.
Demonstran
yang
mempublikasikannya
ke
masyarakat
tertangkap juga dipaksa untuk tengkurap
mengenai kejadian tersebut, namun tidak
di tanah dibawah terik matahari dengan
ada satupun aparat militer yang diproses
kedua
secara hukum untuk mempertanggung
tangan
di
belakang
Sebanyak
1.300
tertangkap
kemudian
kepala.
demonstran diangkut
yang
jawabkan
untuk
menggunakan
dipindahkan ke kamp militer Inkayut yang
perbuatannya
dalam
kekerasan
yang
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
berada di provinsi Patani dengan cara dijejalkan kedalam truk. Pengangkutan demonstran yang memakan 5 jam waktu perjalanan
mengakibatkan
4.2.
banyak
RESPON
PEMERINTAH
THAILAND TAHUN 2005
demonstran yang tersiksa. Dilaporkan sebanyak 78 orang meninggal karena sesak nafas dan kerusakan organ dalam
Pada tanggal 15 Juli 2005, satu
karena tertindih (Nurakkate, 2012:9).
hari setelah serangan besar kelompok etnonasionalis
Pemerintah Thailand kemudian
Emergency, yaitu sebuah kebijakan yang
bahwa
memberikan mandat kepada
penembakan oleh aparat militer terhadap respon
mereka
undang darurat (State of Emergency).
karena
Dikeluarkannya
merasa terancam akan tembakan yang
Perdana
dari dalam. Sedangkan laporan akan
dan
pengangkutan
Menteri
penembakan, akibat
demonstran
keluar
kamp
laporan
menyatakan
mempunyai rumah,
wewenang
peraturan peraturan
untuk
untuk
tidak
untuk
tidak
saja, peraturan untuk melarang adanya
dalam tugas. Meskipun kedua komisi ini membuat
untuk
melakukan pertemuan dimana dan kapan
militer merupakan salah satu kelalaian berhasil
Menteri
mengeluarkan
proses ke
berarti
seluruh wilayah di Thailand. Perdana
menyatakan bahwa korban jiwa yang pemukulan
ini
keadaan darurat di suatu wilayah maupun
kejadian Tak Bai yang dipublikasikan akibat
kebijakan
memberikan kewenangan penuh kepada
telah lebih dulu dilepaskan pemberontak
berjatuhan
Perdana
Menteri untuk memberlakukan undang-
pemberontak di dalam Masjid Krue Sue merupakan
di
on Government Administration in States of
Dalam laporan yang dipublikasikan oleh menyatakan
parlemen
disebut sebagai The Emergency Decree
tragedi Krue Se Mosque dan Tak Bai. ini
Yala,
Thailand mengeluarkan kebijakan yang
membentuk dua komisi dalam mengusut
komisi
di
penyebaran berita, surat,
dan
10
atau yang
lainnya dalam bentuk teks, peraturan
ini terjadi karena tenaga medis yang
untuk tidak menggunakan akses jalan dan
minim akibat banyak dari mereka yang
kendaraan,
melarikan
peraturan
untuk
tidak
diri
dari
Selatan.
dari suatu gedung atau bangunan, dan
adalah karena fasilitas kesehatan banyak
yang terakhir adalah Perdana Menteri
yang hancur.
kewenangan
untuk dengan
atau melarang penduduk memasuki suatu
lain
dukungan
dari
parlemen,
Pemerintah Thailand menanda tangani
wilayah tertentu (Zhu, 2010:1). tersebut
yang
Pada tanggal 19 September 2005
mengevakuasi penduduk suatu wilayah
Kebijakan
penyebab
Thailand
menggunakan, memasuki, atau keluar
mempunyai
Faktor
keluar
MoU (Memorandum of Understanding) dikeluarkan
untuk
membangun
sebuah
pusat
dengan tujuan untuk membatasi gerak
pengobatan dan perawatan bagi korban
kelompok
etnonasionalisme.
yang berjatuhan pasca diumumkannya
melakukan
pelarangan
–
Dengan
pelarangan
undang-undang
darurat
Thailand
tersebut, kelompok etnonasionalis diyakini
Selatan.
akan
dalam
perawatan tersebut dibangun di Patani, di
berkomunikasi untuk memobilisasi massa
Universitas Prince of Songkhla. Pusat
dan
dalam
pengobatan dan perawatan ini merupakan
serangan berikutnya. Pemerintah Thailand
hasil kerjasama antara NRC (National
juga
gerak
Reconsiliation Commission), The Lawyers
kelompok ini dengan menambah pos –
Council of Thailand, dan National Human
pos
Rights Commission. Dalam kerjasama ini
mengalami melakukan semakin
kesulitan perencanaan memperketat
penjagaan
di
sudut
kota
dan
Pusat
di
pengobatan
pedesaan. Masyarakat yang melanggar
banyak
kebijakan
langsung
medis dan obat – obatan yang memang
dicurigai keterlibatannya dalam kelompok
khusus diperuntukkan untuk merawat dan
etnonasionalisme dan akan ditangkap.
mengobati korban dari kekerasan yang
tersebut
akan
Banyaknya
korban
bantuan
tenaga
terjadi di Thailand Selatan.
yang
berjatuhan akibat kekerasan yang terjadi di Thailand Selatan
didatangkan
dan
Selain menawarkan akan tempat
menarik perhatian
perawatan dan pengobatan bagi mereka
dari warga Thailand yang lain dan dunia
korban kekerasan di Thailand Selatan,
internasional.
Korban
luka
akibat
The Lawyers Council of Thailand juga
kekerasan
Thailand
Selatan
tidak
menawarkan bagi setiap warga etnis
di
mendapatkan perawatan yang layak. Hal
Muslim
11
Melayu
yang ditangkap agar
mendapat
seorang
dan terhubung dengan kekerasan dan
pengacara dalam menghadapi kasusnya
serangan yang terjadi di Thailand Selatan.
untuk
pendamping
melindungi
hak
–
haknya.
4.3
Pendampingan oleh pengacara ini tidak dipungut biaya dan sepenuhnya bertujuan
RESPON
PEMERINTAH
THAILAND TAHUN 2006
untuk menegakkan keadilan di Thailand Selatan. Namun menurut laporan yang
Pada tanggal 19 September 2006,
diterima Amnesty International, program
militer Thailand melancarkan serangan
ini tidak berjalan seperti yang diberitakan.
kudeta terhadap kepemimpinan Perdana
Karena nyatanya keadaan dilapangan
Menteri
banyak dari mereka yang ditangkap tidak
Kudeta terjadi karena ketidakpuasan dari
didampingi
ini
pihak militer dan pihak kerajaan terhadap
disebabkan oleh tidak ada pengacara
Thaksin. Thaksin disinyalir melakukan
yang cukup untuk semua warga yang
sejumlah
ditangkap yang dicurigai sebagai anggota
menguntungkan diri sendiri dan orang –
kelompok etnonasionalis.
orang terdekatnya. Alasan lainnya yang
oleh
pengacara.
Hal
dan
ditahan
oleh
cara
Thaksin
ketegangan
tidak terlepas dari salah satu kebijakan
Selatan.
Pemerintah Thailand. Kebijakan tersebut
alasan
dalam
yang
terjadi
Kegagalan
di
Thailand
Thaksin
dalam
pihak
kerajaan
Thailand
dilakukan militer.
dan serangan di Thailand Selatan. Dalam daftar tersebut, terdapat ratusan nama
Serangan dari militer ini dipimpin
orang – orang yang tersebar di provinsi di
oleh
Thailand Selatan. Pemerintah Thailand
seorang
etnis
menyatakan bagi orang yang namanya
pertama
menjadi
berada di daftar untuk menyerahkan diri
Thailand.
ke
berhasil
Dari
menangani
menyetujui dan mendukung kudeta yang
dicurigai keterlibatannya dalam kekerasan
setempat.
yang
membuat masalah berlarut – larut menjadi
Thailand
mengeluarkan daftar orang-orang yang
kepolisian
korup
menyelesaikan ketegangan disana dan
dikeluarkan pada bulan Agustus 2005, Pemerintah
tindakan
Sinawatra.
ketidakpuasan pihak kerajaan terhadap
aparat
penegak keamanan di Thailand diyakini
dimana
Thaksin
menjadi faktor terjadinya kudeta adalah
Banyaknya orang – orang yang ditangkap
Thailand
sekian
Jenderal
Shonti
Boonyaratglin,
Muslim-Melayu
Kudeta
petinggi yang
menggulingkan
di
yang militer
berlangsung pemerintahan
banyak nama yang tercantum, banyak
Thaksin. Kerajaan Thailand kemudian
dari mereka mengaku tidak pernah terlibat
mengangkat Jenderal Surayud Chulanont
12
sebagai Perdana Menteri Thailand yang baru
dan
bertugas
Pemerintah
pasca
pemerintahan di Thailand. Pengangkatan
Menteri
tidak
Perdana
ini
etnonasionalisme serta merta mengurangi
mendapatkan respon positif dari warga di
serangan. Kelompok ini justru semakin
Thailand
intens
Selatan,
yang
memimpin
sikap
Thailand
Menteri
untuk
Perubahan
baru
khususnya
etnis
dan
– cara yang mengandung kekerasan fisik.
penyelesaian
ketegangan
di
pemerintah
Melayu. adanya
kawasan
Thailand
yang
bertugas
sebagai
penjaga perbatasan di Thailand Selatan juga tak luput dari serangan kelompok ini
Thailand Selatan berdasarkan aspirasi Muslim
dari
serangan dan teror yang terjadi. Aparat
yang terjadi di Thailand dan menjanjikan –
keluar
Selatan. Mereka merasa tidak aman akan
Surayud mengkaji kembali permasalahan langkah
umum di Thailand
memilih melarikan diri dari rumah mereka
di Thailand Selatan dan menghindari cara
mempertimbangkan
terhadap
menjadi incaran serangan kelompok ini
baru terhadap kelompok etnonasionalisme
memerintahkan
serangan
kelompok
yang beragama Budha yang kerap kali
Thailand mulai menggunakan pendekatan
etnis
melakukan
Perdana
Selatan. Banyak warga Thailand Selatan
Dibawah kepemimpinan Surayud,
langkah
membuat
fasilitas dan tempat
Muslim-Melayu.
untuk
pergantian
hingga
Surayud
memaksa
mereka
untuk
meninggalkan pos mereka.
pembenahan
kantor – kantor dan urusan administrasi
Keadaan
yang
semakin
memaksa
Pemerintah
tidak
pemerintahan yang sebelumnya hancur
stabil
sebagai langkah awal perbaikan situasi di
yang
Thailand
permasalahan di Thailand Selatan untuk
Selatan.
Surayud
juga
ingin
segera
menyelesaikan
mengadakan jumpa pers yang khusus
mengambil
meliput
bela
berdasarkan persetujuan dari parlemen,
sungkawanya atas peristiwa Tak Bai.
Perdana Menteri Surayud mengeluarkan
Namun Surayud sebagai Perdana Menteri
kebijakan
Thailand tidak memberikan perintah untuk
SBPAC
mengusut ulang kasus ini dan menangkap
Adiministration
siapa
merupakan badan yang khusus dibentuk
permintaan
yang
maaf
bertanggung
dan
jawab
atas
tindakan
Thailand
untuk
cepat.
membentuk
(Southern
Border Center).
peristiswa yang memakan korban jiwa
untuk
tersebut.
terjadi di Thailand Selatan.
Akhirnya
kembali Province SBPAC
menangani permasalahan bertugas
dengan
yang
SBPAC menjadi
jembatan antara pemerintah lokal dengan
13
etnis Muslim-Melayu di Thailand Selatan.
Melayu dikendalikan dan diorganisir oleh
SBPAC
sejumlah
menjadi
penampung
segala
organisasi
di
belakangnya.
keluhan dan aspirasi yang berhubungan
Organisasi tersebut seperti BRN – C,
dengan kondisi politik di Thailand Selatan.
PULO, serta GMIP. Ketiga organisasi ini
Terjadi
deskalasi
Selatan
pasca
konflik
di
Thailand
merupakan organisasi yang menginginkan
dibentuknya
SBPAC.
adanya
SBPAC sebelumnya dibentuk pada tahun
perubahan
etnis
Serangan yang dilakukan oleh
Thailand pada masa Thaksin di masa
kelompok
awal jabatannya sebagai Perdana Menteri
mampu
(Wheeler, 2010:6).
etnonasionalisme mengancam
ini
dinilai
stabilitas
dan
keamanan nasional Thailand. Hal ini membuat
Pemerintah
mengeluarkan
Thailand
sejumlah
untuk
kebijakan
–
kebijakan untuk merespon serangan yang
5. KESIMPULAN
terjadi. Sejumlah kebijakan ini seperti mengeluarkan Undang – undang Darurat
Wilayah Thailand bagian selatan
Militer, kebijakan State of Emergency,
sudah mengalami ketegangan sejak awal
hingga melakukan penangkapan terhadap
tahun 1990-an. Ketegangan yang terjadi
orang – orang yang disinyalir terlibat
adalah antara etnis Muslim-Melayu yang menjadi
warga
mayoritas
Thailand
Selatan
dengan
Thailand.
Hal
terhadap
nasib
Muslim-Melayu di Thailand.
1981 dan dibubarkan oleh Pemerintah
ketidakpuasan
akan
ini etnis
dalam
kawasan
Kebijakan
karena
di
–
kebijakan
dari
Thailand dalam merespon ketegangan
Muslim-Melayu
kebijakan
etnonasionalisme
Thailand Selatan.
Pemerintah
terjadi
organisasi
yang
dikeluarkan
terjadi
di
Thailand
Pemerintah Thailand yang dianggap tidak
mendapatkan
memihak mereka dan diskriminatif. yang
internasional dan dianggap gagal dalam
Masalah yang berlangsung lama dan
menyelesaikan konflik yang terjadi yang
berlarut di wilayah Thailand Selatan ini
kemudian
memaksa
melakukan pendekatan dan strategi baru
etnis
Muslim-Melayu
untuk
Selatan.
Pemberontakan yang dilakukan etnonasionalisme
memaksa
dari
Thailand
dunia
untuk
dalam menangani konflik di Thailand
melakukan sejumlah pemberontakan.
kelompok
sorotan
Selatan
Muslim-
14
Washington DC: The Henry L. Stimson Center. Storey, Ian. 2007. Ethnic Separatism in Southern Thailand: Kingdom Fraying At The Edge. Asia-Pasific Center for Security Studies.
5. DAFTAR PUSTAKA Lexy
J. Moleong.(2000). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosda Karya.
Thnaprarnsing, Patcharawat. 2009. Solving the Conflict in Southern Thailand. Pennsylvania: U.S Army War College.
Jones, Sara. 2007. Framing The Violence In Southern Thailand: Three Waves of Malay-Muslim Separatism. International Studies of Ohio University.
Wheeler, Matt. (2010). People’s Patron or Patronizing the People? The Southern Border Province Administrative Centre in Perspective. Contemporary Southeast-Asia.
Liow, Joseph Chinyong. (2006). Muslim Resistance in Southern Thailand and Southern Philippines: Religion, Ideology and Politics. Washington: The East-West Center Washington.
Yacoob, Che Mohd Aziz. (2011). Isu dan Penyelesaian: Konflik Pemisah di Thailand Selatan.Malaysia Journal of History, Politics, & Strategic Studies, Vol.38 (1) (2011), pp.13-34.
Manmuang, Sanakorn. (2013). Understanding the Sustainbility of Insurgency Conflict in Thailand. Bangkok: Journal of Organizational Transformation and Social Change.
Yuniarto, P.Rudolf. (2004). Integrasi Muslim Pattani: Reidentifikasi Sosial Atas Dominasi “Nasional” Thailand.Hermeneia Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol.3 No.2 Juli-Desember 2004.hal. 165.
McCargo, Duncan. (2010). Thailand’s National Reconciliation Commision: A Flawed Response to the Southern Conflict. London: Rontledge.
Yuniarto, P.Rudolf. (2005). Minoritas Muslim Thailand: Asimilasi, Perlawanan Budaya, dan Akar Gerakan Separatisme.Jurnal Masyarakat dan Budaya, Volume VII No.1 Tahun 2005.
Melvin, Neil.J). 2007. Conflict in Southern Thailand: Islamist, Violence and the State in the Patani Insugerncy. Sweden: CM Gruppen. Nurakkate, Chumphot. (2012). The Conflict in Southern Thailand. Centre for Defence and Strategic Studies Australian Defence College.
Yusuf, Imtiyaz. (2010). The Role of the Chularajmontri (Shaykh al-Islam) in Resolving Ethno-religious Conflict in Southern Thailand. American Journal of Islamic Social Sciences Vol. 27 No. 1 Tahun 2010.
Pandya, Amit & Laipson, Ellen. (2009). Islam and Politics: Renewal and Resistance in the Muslim World.
15