TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN (SPEECH ACT IN TRADING TRANSACTION IN PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN) Siti Norhasuna dan Zakiah Agus Kusasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjend. H. Hasan Basry, Kampus Kayu Tangi, Banjarmasin, Kode Pos 70123, e-mail
[email protected] Abstract Speech Act in Trading Transaction in Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. Speech act has the function, purpose, and a specific purpose and can cause the effect or impact on the partners said. Research is about the use of this type of speech act or representative assertive, directive, expressive, and declarative speech acts and functions in the purchase and sale transactions in Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. This study aims to describe the use of this type of assertive speech act, directive, expressive, and declarative speech acts function in the sale and purchase transactions in Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. This research uses descriptive method with qualitative approach. Sources of data in this study is the speech of traders and buyers when transactions take place in the Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. The study was conducted on December 1 to 7 April 2012. Data were collected by using observation technique (see), recording techniques, and record. From the research, it can be concluded, from the four types of speech acts are used, (1) assertive speech act, (2) directive speech act, (3) expressive speech acts, (4) a declarative speech act. Results of the study, speech acts of the most widely used type of assertive speech acts, followed by the use of expressive speech act types, directives, and the least used type of declarative speech act. Of the six functions of speech acts, there are only five functions of speech acts that were found in the purchase and sale transactions in Pasar Tungging Belitung Banjarmasin speech acts are (1) for the exchange of factual information, (2) express this emotion, (3) express moral attitudes , (4) persuade or influence, (5) socialization. speech acts that are not found in the purchase and sale transactions in Pasar Tungging Belitung Banjarmasin, which reveals the intellectual information.
Keywords: speech act, transaction, pasar tungging Abstrak Tindak Tutur dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. Tindak tutur mempunyai fungsi, maksud, dan tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitra tutur. Penelititian ini membahas tentang penggunaan jenis tindak tutur asertif atau representatif, direktif, ekspresif, dan deklaratif dan fungsi tindak tutur dalam transaksi jual beli di pasar Tungging Belitung Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan jenis tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, deklaratif dan fungsi tindak tutur dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan dari pedagang dan pembeli saat transaksi jual beli berlangsung di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. Penelitian dilakukan pada tanggal 1-7 April 2012. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi (simak), teknik rekam, dan catat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, dari empat jenis tindak tutur yang digunakan, (1) tindak tutur asertif, (2) tindak tutur direktif, (3) tindak tutur ekspresif, (4) tindak tutur deklaratif. Hasil penelitian, tindak tutur yang paling banyak digunakan adalah jenis tindak tutur asertif, diikuti oleh penggunaan jenis tindak tutur ekspresif, direktif, dan yang paling sedikit digunakan adalah jenis tindak tutur deklaratif. Dari enam fungsi tindak tutur, hanya terdapat lima fungsi tindak tutur yang di temukan dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin, fungsi tindak tutur tersebut adalah (1) untuk tukar menukar informasi faktual, (2) mengungkapkan sikap emosi, (3) mengungkapkan sikap moral, (4) meyakinkan atau mempengaruhi, (5) sosialisasi. Tindak tutur yang tidak ditemukan dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin, yaitu mengungkapkan informasi intelektual. Kata-kata kunci: tindak tutur, transaksi, pasar tungging
PENDAHULUAN Mu’in (2009: 16) mengatakan bahwa bahasa digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi dalam upaya berinteraksi dengan sesamanya. Allan (dalam Nadar, 2009:10) berpendapat bahwa berkomunikasi merupakan kegiatan sosial dan sebagaimana kegiatan sosial yang lain, kegiatan berkomunikasi ini hanya akan dapat dilaksanakan apabila ada pihak lain yang terlibat. Masing-masing pihak harus bekerja sama dan memperhatikan citra lawan bicaranya. Richard yang dikutip oleh Jumadi (2005: 41) memberikan beberapa hal tentang tujuan percakapan, yakni sebagai pertukaran informasi, memelihara tali persahabatan sosial dan kekerabatan, negosiasi, status, dan pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindak bersama. Itulah sebabnya, Richard (dalam Jumadi 2005: 41) menyatakan bahwa salah satu pendekatan analisis fungsi bahasa dalam percakapan adalah teori tindak tutur. Sebuah percakapan baru akan efektif jika telah jelas konteks berlangsungnya sebuah penuturan. Menurut Searle (dalam Rani, dkk, 2000: 136), dalam komunikasi bahasa terdapat tindak tutur. Ia berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan sekadar lambang, kata, atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Sebagaimana komunikasi bahasa yang dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah, tindak tutur dapat pula berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah. Untuk melakukan sebuah tuturan, manusia memerlukan bahasa, salah satunya bahasa Banjar. Bahasa Banjar adalah bahasa sehari-hari yang digunakan oleh suku (etnis) Banjar untuk berkomunikasi dalam pergaulan. Salah satu contohnya untuk berkomunikasi dalam pergaulan yang terjadi di pasar. Pasar tungging Belitung mempunyai lahan yang cukup luas dan bervariasi jenis pedagang merupakan daya tarik tersendiri dari pasar ini. Oleh sebab itu, pasar merupakan tempat perbelanjaan yang ramai akan pengunjung. Tempat untuk berjualan hanya sejenis lapak-lapak yang diberi atap terpal, tidak sepeti pasar-pasar lainnya yang terdiri atas bangunan-bangunan pertokoan. Bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Banjar, tetapi ada sebagian kecil dari mereka yang menggunakan bahasa Indonesia. Para pedagang di
pasar ini mulai berdagang sejak jam empat sore sampai jam sepuluh malam hari dan itu dilakukan setiap hari. Hal yang melatarbelakangi peneliti memilih penelitian dengan judul Tindak Tutur Dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin karena adanya keinginan peneliti untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana penggunaan jenis tindak tutur asertif atau representatif, direktif, ekspresif, dan deklaratif dalam transaksi jual beli tersebut. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur pedagang dan pembeli di pasar tungging. Pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau perilaku orang-orang yang diamati. HASIL Deskripsi Data Data dalam penelitian ini berupa percakapan yang dituturkan oleh pedagang dan pembeli saat jual beli berlangsung, yaitu data tuturan mengenai tindak tutur asertif atau representatif, direktif, ekspresif, dan deklaratif yang berupa kata-kata dan tindakan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil perekaman yang dilakukan pada 11 pedagang, tuturan yang dihasilkan sebanyak 22 tuturan. dengan pembeli yang tidak terbatas yang ada di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin. Percakapan antara pedagang dan pembeli dari rekaman tersebut ditulis kemudian diklasifikasikan berdasarkan penggunaan jenis tindak tutur asertif atau representatif, direktif, ekspresif, deklaratif, dan fungsi tindak tutur. Data pada penelitian ini diambil dengan pemilihan sekelompok subjek didasarkan pada ciri atau sifat-sifat yang dipandang memiliki sangkut paut dengan masalah yang diteliti. Data yang diambil di sini ada beberapa contoh tuturan dari masing-masing jenis tindak tutur dan fungsi tindak tutur. PEMBAHASAN Penggunaan Jenis Tindak Tutur Asertif, Direktif, Ekspresif, dan Deklaratif dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin Tindak Tutur Asertif Tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya, seperti tindak pemberian informasi, pemberian saran, penegasan, mengemukakan, menjelaskan, menyatakan, dan pelaporan. Dari identifikasi tindak asertif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan empat jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak representatif adalah sebagai berikut. Tindak Pemberian Saran [1] Penjual Pembeli 2
: Kada kawa kurang dari 200. (Tidak bisa kurang dari 200). : Kaya ini ja ding, kalo ading mau, 190 bungkuskan, klo kada mau, kada jadi. (Begini saja dik, kalau adik mau 190 dibungkus, kalau tidak mau tidak jadi). (T:13)
(konteks: dituturkan oleh pembeli 2 ketika tawar-menawar pakaian antara penjual dan pembeli). Contoh kutipan [1] merupakan penggunaan tindak tutur asertif jenis saran. Dalam tuturan tersebut pembeli 2 menyebutkan klo ading mau 190 bungkuskan, klo kada mau kada jadi kalimat tersebut merupakan saran sekaligus ajakan dari penutur kepada mitra tutur agar mitra tutur mau mempertimbangkan keinginannya. Kalimat yang menunjukkan saran pada kutipan tersebut ditandai dengan kalo ading mau 190 bungkuskan, klo kada mau kada jadi. Tindak Pemberian Penegasan [2] Pembeli : Berapa kawanya? (Bisanya berapa?) Dian : Harga pasnya 50, Ni sudah harga partaiannya, kayapa? (Harga tetapnya 50 ribu, ini sudah harga partai, bagaimana? Pembeli : Oh, saya ambil yang itu satu, ukuran S adalah? (Oh, saya ambil yang itu satu. Ukuran S ada tidak? (T:12) (konteks: dituturkan oleh penjual, yaitu Dian ketika terjadi tawar-menawar pakaian dan pembeli) Contoh kutipan [2] merupakan penggunaan tindak tutur asertif jenis penegasan. Pada contoh tersebut penjual menegaskan kepada pembeli bahwa harga pas pakaian tersebut 50 ribu, sudah harga partai, maksudnya tidak bisa ditawar lagi. Kalimat tersebut jenis penegasan sekaligus penekanan oleh penutur kepada mitra tuturnya agar dia mengetahui dan tidak menawar kembali barang yang sudah diberi batas harga. Tindak Pemberian Menjelaskan [3] Pembeli : Boleh melihat yang itu? (Boleh melihat yang itu) Lisa : Yang ini kah?. Bagus ini, bu. Bahan sutra jadi nyaman di pakai. (Yang ini ya? Bagus ini, bu. Bahan Sutra jadi enak dipakai). Pembeli : Balapis? (Berlapis) Lisa : Inggeh, sudah belapis jadi kada terang di pakai. Lapisnya dari bahan yang dingin. (Iya, sudah berlapis jadi tidak terang dipakai, Lapisannya dari bahan yang dingin). (T:10) (konteks: dituturkan oleh Lisa/penjual ketika pembeli bertanya-tanya mengenai pakaian yang dijual oleh ahmad) Contoh kutipan [3] merupakan penggunaan tindak tutur asertif menjelaskan yang berisikan sebuah penjelasan penutur dengan pemberian informasi. Kalimat tersebut menjelaskan tentang bahan baju tersebut bagus, terbuat dari kain sutra jadi nyaman untuk
dipakai dan kalimat selanjutnya menjelaskan bahwa baju bahan sutra tadi sudah berlapis, jadi tidak akan terang dipakai, dan bahan lapisannya terbuat dari bahan yang dingin. Dalam kalimat tersebut, penjual menjelaskan tentang barang dagangannya kepada pembeli agar pembeli dapat mendapatkan informasi dengan jelas. Tindak Pemberian Informasi [4] Pembeli : Warna abu-abu adalah paman? (Warna abu-abu ada tidak paman?) Ahmad : Habis kayanya, kadada lagi. (Sepertinya habis, tidak ada lagi). (T:2) (Konteks dituturkan oleh Ahmad/penjual ketika memberikan informasi kepada pembeli tentang jilbab yang dijualnya). Contoh kutipan [4] merupakan penggunaan tindak tutur asertif jenis pemberian informasi. Dalam tuturan tersebut seorang penjual memberikan informasi saat ditanya pembeli. Kutipan informasi habis kayanya, kadada lagi, kalimat tersebut merupakan pemberian informasi oleh penjual kepada pembeli bahwa warna abu-abu yang ditanyakannya sudah habis, tidak ada lagi. Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu. Hal-hal yang termasuk dalam tindak tutur ini adalah meminta, menyuruh, memohon, dan menasehati. Dari identifikasi tindak direktif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan tiga jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak direktif adalah sebagai berikut. Tindak direktif jenis meminta [5] Pembeli : Kawa kurang? (Bisa kurang?). Lisa : Bisa, tawar ja? (Bisa, tawar saja). Pembeli : 90 lah? (90 ribu ya?). (T:10) (konteks: dituturkan oleh pembeli ketika terjadi tawar-menawar pakaian) Contoh kutipan [5] merupakan penggunaan tindak tutur direktif jenis meminta. Pembeli sebagai penutur meminta kepada pedagang agar harga yang ditetapkan oleh pedagang bisa diturunkan sesuai dengan keinginan pembeli. Tindak direktif jenis menyuruh [6] Ratna : Ika ambilkan ukuran 28, merek loggo. Bungkuskan lah! : (Ika ambilkan ukuran 28, merek loggo. Bungkus ya!) Ika : Inggeh, ka. (Iya, kak) (T:6)
(Kontek dituturkan oleh Ratna memberikan perintah hal tersebut kepada buahnya/Ika ketika pembeli menyebutkan ukuran jeansnya 28).
anak
Contoh kutipan [6] merupakan penggunaan tindak tutur direktif jenis perintah berupa suruhan. Dalam kutipan tersebut terlihat Ratna memberikan perintah berupa suruhan kepada Ika untuk mengambil ukuran dan jenis jeans yang sesuai dengan keiinginan pembeli. Kutipan Ika ambilkan ukuran 28, merek loggo. Bungkus ya!. Kalimat yang dituturkan oleh Ratna bentuk perintah langsung, yang ditandai dengan ambilkan. Tindak direktif jenis pertanyaan [7] Putri : Saestelankah? (satu pasang ya?) (T:13) (Konteks dituturkan oleh putri/penjual ketika jual beli berlangsung) Contoh kutipan [7] merupakan penggunaan tindak tutur direktif jenis pertanyaan. Dalam kutipan tersebut penutur menanyakan tentang pakaian yang diinginkan oleh pembeli, penjual menayakan kepada pembeli apakah pembeli itu ingin membeli atasan baju dan langsung dengan bawahannya. Tindak Tutur Ekspresif Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang menyangkut perasaan dan sikap, misalnya berupa tindak meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, menyatakan belasungkawa, dan mengkritik. Tindak ini berfungsi untuk mengekspresikan dan mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap mitra tuturnya. Dari identifikasi tindak tutur ekspresif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan empat jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak ekspresif adalah sebagai berikut.
Tindak ekspresif jenis rasa senang [8] Pembeli : Yang ini mba! (Yang ini mba!) Lisda : Ini ding, makasih! (Ini dik, terima kasih). (T:8) (Konteks: dituturkan oleh Lisda/penjual ketika jual beli akan berakhir) Contoh kutipan [8] merupakan penggunaan tindak tutur ekspresif jenis rasa senang. Dalam kutipan tersebut berisi berupa tindakan penutur mengucapkan rasa terima kasih dengan penanda terima kasih kepada mitra tuturnya sebagai bentuk ungkapan rasa senang. Tindak Ekspresif Jenis Rasa Suka [9]
Pembeli Ria
: Ya, yang ini. (Iya saya ambil yang ini) : Warna dan ukuran tetap ini bu?
Pembeli
(Warna dan ukuran tetap ini bu?) : Ya, ini sudah pas ukuran dan warnanya. (Iya, ini sudah pas ukuran dan warnanya) (T:11)
(Konteks: dituturkan oleh pembeli ketika jual pakaian berlangsung) Contoh kutipan [9] merupakan penggunaan tindak tutur ekspresif jenis rasa suka. Pada kutipan tersebut penutur mengekspresikan perasaan suka karena contoh kutipan tersebut berisikan tindak ekspresif penutur yang menggunakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur tersebut. Penanda yang digunakan adalah iya, ini sudah pas ukuran dan warnanya Tindak Ekspresif Jenis Menolak [10]
Pembeli 1
: 70 lah? (70 ribu ya?) Putri : Masih belum bisa, mba (Tidak bisa, mba) (T:13) (Konteks: dituturkan oleh penjual ketika jual beli berlangsung) Contoh kutipan [10] merupakan penggunaan tindak tutur ekspresif jenis menolak karena dalam tuturan tersebut, yaitu penjual menolak ketika pembeli meminta bajunya dengan harga 70. Kutipan ditandai dengan belum bisa. Tindak Ekspresif Jenis Memuji [11] Pembeli 2 : Bagus nak, kamu ambil aja 1 estel. (Bagus nak, kamu ambil saja 1 stel) (T:13) (Konteks: dituturkan oleh pembeli ketika memilih-milih pakaian) Contoh kutipan [11] merupakan penggunaan tindak tutur ekspresif jenis memuji yang dilakukan oleh penutur. Dalam tuturan tersebut, pembeli 2 memuji pakaian yang dipilih oleh pembeli 1. Kutipan tersebut ditandai dengan bagus nak. Tindak Tutur Deklaratif Tindak tutur deklaratif adalah bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan. Misalnya membaptis, menghukum, menetapkan, memecat, memberi nama, dan sebagainya. Dalam identifkasi tindak tutur deklaratif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan satu jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak deklaratif adalah sebagai berikut. Tindak Deklaratif Jenis Memutuskan [12] Lisa : Ya, 100 aja gasan ibu, buat penglaris hari ini. (Ya, 100 ribu saja buat ibu, buat penglaris hari ini) (T:10) (Konteks: dituturkan oleh penjual ketika jual beli pakaian berlangsung) Contoh kutipan [12] merupakan penggunaan tindak tutur deklaratif jenis memutuskan sesuatu. Dalam tuturan tersebut penutur, yaitu penjual memutuskan harga yang diinginkannya pada saat tawar-menawar pakaian tersebut.
Fungsi Tindak Tutur dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin Berdasarkan hasil identifikasi tindak tutur dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin dapat dideskripsikan fungsi tindak tutur sebagai berikut. Tukar menukar informasi faktual, yaitu bertanya [13] Pembeli : Paman jilbab panjang ini berapa? (Paman jilbab panjang ini berapa?). Ahmad : 35. (35 ribu). Pembeli : Kalo yang pendek ini berapa? (kalau yang pendek ini berapa? Ahmad : Yang itu 6. (Yang itu 6 ribu). Pembeli : Warna abu-abu adalah paman? (Warna abu-abu ada tidak paman?) Ahmad : Habis kayanya, kadada lagi. (Sepertinya habis tidak ada lagi). (T:2) (Konteks: dituturkan ketika penutur bertanya kepada penjual sebagai mitra tutur) Contoh kutipan [13] merupakan penggunaan tindak tutur yang berfungsi untuk tukar menukar informasi faktual. Dalam kutipan [13], penutur memberikan informasi kepada mitra tutur ketika mitra tutur meminta informasi yang diinginkan kepada mitra tutur. Mengungkapkan sikap emosi, yaitu berminat [14] Wahidah : Kada, biasanya 12 ribu dijual. (Tidak, biasanya dijual 12 ribu). Pembeli 2 : Nah mba, yang ini. (Ini mba, saya ambil yang ini). (T:1) (Konteks: dituturkan oleh pembeli ketika penjual menjelaskan bahwa harga jilbabnya tidak bisa kurang lagi). Contoh kutipan [14] merupakan penggunaan tindak tutur yang berfungsi untuk mengungkapkan minat. Dalam kutipan nah mba, yang ini terlihat jelas bahwa penutur mengungkapkan minatnya terhadap barang yang sudah dipilihnya. Mengungkapkan sikap moral, yaitu setuju/tidak setuju [15] Lisda : Kawa ai. (Bisa). (T:7) (Konteks: ditutur oleh Lisa/penjual ketika tawar-menawar dengan seorang pembeli). Contoh kutipan [15] merupakan penggunaan tindak tutur yang berfungsi untuk mengungkapkan peryataan setuju. Penutur, yaitu penjual setuju jika baju yang dipilih oleh pembeli di beli dengan harga 30 ribu.
[16]
Ria
: Kada kawa bu, ini baju batarusan bu, klo yang handap bisa 70. (Tidak bisa bu, ini baju terusan bu, klo yang pendek bisa 70 ribu) (T:11) (konteks: dituturkan oleh Ria/penjual ketika tawar-menawar dengan seorang pembeli). Contoh kutipan [16] merupakan penggunaan tindak tutur yang berfungsi untuk mengungkapkan pernyataan tidak setuju. Penutur, yaitu penjual tidak setuju jika pembeli menawar baju yang dipilih oleh pembeli ditawar dengan harga yang murah. Meyakinkan dan mempengaruhi, yaitu menyarankan [17] penjual : Kada kawa ding, kaini ja klo ading mau paman potong 5 ribu, biar paman bungkuskan. (Tidak bisa dik, Begini saja dik kalau adik mau paman kurangi 5 ribu, biar paman bungkuskan). (T:3) (konteks: dituturkan penjual ketika terjadi tawar-menawar pakaian) Contoh kutipan [17] merupakan penggunaan tindak tutur yang berfungsi untuk memberikan saran. Dalam tuturan tersebut penjual sebagai penutur, menyarankan kepada seorang pembeli kalau pembeli tersebut berminat harga baju tersebut akan diturunkan harganya. Sosialisasi, yaitu menarik perhatian [17] Lisa : Yang ini kah? Bagus ini bu, bahan sutra jadi nyaman dipakai. (Yang ini ya? Bagus ini bu, dari bahan sutra jadi enak dipakai). Pembeli : Belapis? (Berlapis?) Lisa : Inggeh, sudah berlapis jadi kada terang dipakai, lapiannya dari bahan yang digin. (Ya, sudah berlapis jadi tidak terang dipakai, lapisannya dari bahan yang dingin. (T:10) (Konteks: dituturkan oleh Lisa/penjual saat jual beli berlangsung) Contoh kutipan [17] merupakan penggunaan tindak tutur yang berfungsi untuk menarik perhatian seorang pembeli. Dalam tuturan tersebut penutur, yaitu penjual berusaha menarik perhatian pembeli agar pembeli tersebut membeli baju berbahan sutra yang dijualnya.
Penggunaan Jenis Tindak Tutur Asertif atau Representatif, Direktif, Ekspresif, dan Deklaratif dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin
Pada penelitian tindak tutur dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin telah diketahui ada empat penggunaan jenis tindak tutur yang telah diteliti, yaitu tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur asertif atau representatif adalah tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu apa adanya, tindak yang digunakan adalah tindak pemberian informasi, pemberian saran, penegasan, mengemukakan, menjelaskan, dan menyatakan pelaporan. Dari identifikasi tindak asertif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan empat jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak asertif, yaitu: (1) tindak pemberian saran, yaitu ketika pembeli mencoba memberikan saran kepada penjual dan contoh selanjutnya penjual juga mencoba memberikan saran kepada pembeli; (2) tindak pemberian penegasan, yaitu ketika penjual memberikan penegasan kepada pembeli tentang harga yang sudah ia tentukan; (3) tindak pemberian menjelaskan, yaitu ketika penjual menjelaskan kepada pembeli tentang bahan pakaian dan kualitasnya. Tindak pemberian penjelasan ini sering digunakan oleh pedagang; (4) tindak pemberian informasi, yaitu ketika penjual memberikan informasi kepada pembeli tentang warna, ukuran, harga, dan model pakaian. Tindak pemberian informasi ini juga banyak digunakan oleh pedagang. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mendorong pendengar melakukan sesuatu. Dari identifikasi tindak tutur, tindak yang digunakan adalah tindak direktif meminta, menyuruh, memohon, menasihati, dan pertanyaan. Dari identifikasi tindak direktif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan tiga jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak direktif, yaitu: (1) tindak direktif jenis meminta, yaitu ketika pembeli meminta harga yang lebih murah kepada seorang penjual; (2) tindak direktif jenis menyuruh, yaitu ketika penjual memberikan perintah kepada anak buahnya untuk mengambil pakaian yang diinginkan oleh pembeli; (3) tindak direktif jenis pertanyaan, yaitu ketika penjual menanyakan maksud kedatangan pembeli, jumlah lembar pakaian, dan model pakaian yang diinginkan pembeli. Tindak direktif jenis pertanyaan ini sering digunakan oleh pedagang. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang menyangkut perasaan dan sikap. Tindak yang digunakan adalah tindak meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, menyatakan belasungkawa, dan mengkritik. Dari identifikasi tindak ekspresif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan empat jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak ekpresif, yaitu: (1) tindak ekspresif jenis rasa senang. Tindak ekspresif jenis rasa senang adalah tuturan yang berisi ucapan terima kasih yang sering digunakan oleh penjual dan pembeli, misalnya setelah transaksi jual beli selesai, penjual biasanya akan mengucapkan terima kasih dan kemudian pembeli menjawabnya; (2) tindak ekspresif jenis rasa suka. Tindak ekspresif jenis rasa suka adalah tuturan yang berisi perasaan suka terhadap sesuatu, misalnya pembeli menyukai model pakaian dan warna yang telah dipilih pembeli tersebut. Tindak tutur ini sering dikemukakan oleh pembeli; (3) tindak ekspresif jenis menolak. Tindak ekspresif jenis menolak adalah tuturan yang berisi penolakan sering dituturkan oleh pedagang, misalnya ketika pedagang menolak permintaan harga yang diinginkan oleh pembeli;
(4) tindak ekspresif jenis memuji. Tindak ekspresif jenis memuji adalah tuturan yang berisi pujian dituturkan oleh pembeli terhadap kualitas barang yang dijual. Tindak tutur deklaratif adalah bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan. Tindak yang digunakan adalah tindak membaptis, menghukum, menetapkan, memecat, memberi nama, dan sebagainya. Dari identifikasi tindak deklaratif dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan satu jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak deklaratif, yaitu tindak deklaratif jenis memutuskan. Tindak deklaratif jenis memutuskan adalah tuturan yang berisi memutuskan ini digunakan oleh penjual untuk memutuskan harga yang ingin ditetapkannya kepada pembeli. Dari penelitian, penggunaan jenis tindak tutur yang paling banyak digunakan dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin adalah jenis tindak tutur asertif, diikuti oleh penggunaan jenis tindak tutur ekspresif, direktif, dan yang paling sedikit digunakan adalah jenis tindak tutur deklaratif. Fungsi Tindak Tutur Fungsi tindak tutur menurut Van Ek, ada enam, yaitu (1) untuk tukar menukar informasi faktual, (2) untuk mengungkapkan informasi intelektual, (3) untuk mengungkap sikap emosi, (4) untuk mengungkap sikap moral, (5) untuk meyakinkan atau mempengaruhi, dan (6) untuk sosialisasi. Pada penelitian tindak tutur dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan lima fungsi tindak tutur, yaitu (1) untuk tukarmenukar informasi faktual, (2) untuk mengungkapkan sikap emosi, (3) untuk mengungkapkan sikap moral, (4) untuk meyakinkan atau mempengaruhi, (5) untuk sosialisasi. Fungsi untuk tukar-menukar informasi faktual ditemukan dalam tindak bertanya dan memberikan informasi. Fungsi untuk mengungkapkan sikap emosi ditemukan dalam tindakan mengungkapkan minat. Fungsi untuk mengungkapkan sikap moral ditemukan dalam pengungkapan setuju atau tidak setuju. Fungsi tindak tutur untuk meyakinkan dan mempengaruhi ditemukan dalam tindak menyarankan. Fungsi terakhir, yaitu untuk sosialisasi ditemukan dalam tindak menarik perhatian. Fungsi tindak tutur yang paling banyak ditemukan dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin adalah tukarmenukar informasi faktual. Fungsi tindak tutur yang tidak ditemukan dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin adalah mengungkapkan informasi intelektual. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ditemukan adanya penggunaan jenis tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Dari identifikasi tindak asertif ditemukan empat jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak asertif, yaitu (1) tindak pemberian saran, (2) tindak pemberian penegasan, (3) tindak pemberian menjelaskan, dan (4) tindak pemberian informasi. Dari identifikasi tindak direktif ditemukan tiga jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak direktif, yaitu (1) tindak direktif jenis meminta, (2) tindak direktif jenis menyuruh, (3) tindak direktif jenis pertanyaan. Dari identifikasi tindak ekspresif telah ditemukan empat jenis yang mencakup penggunaan jenis tindak ekpresif, yaitu (1) tindak ekspresif jenis rasa senang, (2) tindak ekspresif jenis rasa suka, (3) tindak ekspresif jenis menolak. Tuturan yang berisi penolakan sering dituturkan oleh pedagang, (4) tindak ekspresif jenis memuji. Jenis tindak
tutur yang paling banyak digunakan, yaitu jenis tindak tutur asertif, diikuti oleh penggunaan jenis tindak tutur ekspresif, direktif, dan yang paling sedikit digunakan adalah jenis tindak tutur deklaratif. 2) Fungsi tindak tutur yang teridentifikasi dalam transaksi jual beli di Pasar Tungging Belitung Banjarmasin ada lima fungsi. Kelima fungsi tindak tutur tersebut adalah (1) fungsi untuk tukar menukar informasi faktual, misalnya untuk mengidentifikasi bertanya, (2) fungsi untuk mengungkapkan sikap emosi, misalnya untuk mengidentifikasikan berminat atau kurang berminat, (3) fungsi untuk mengungkapkan sikap moral, misalnya untuk mengidentifikasi setuju atau tidak setuju, (4) fungsi untuk meyakinkan atau mempengaruhi, misalnya menyarankan, (5) fungsi untuk sosialisasi, misalnya menarik perhatian. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil saran sebagai berikut. 1) Para pedagang hendaknya menggunakan bahasa yang bervariasi agar dapat menarik minat dan perhatian pembeli, misalnya pada saat memberikan informasi dan menjelaskan mengenai barang dagangannya. 2) Hendaknya penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang akan mengkaji tindak tutur dalam transaksi jual beli, baik untuk menambah referensi maupun sebagai bahan perbandingan.
DAFTAR RUJUKAN Rani, Abdul, dkk. 2000. Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Malang: Bayu Media. Jumadi. 2005. Representasi Power dalam Wacana Kelas. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Mu’in, Fatchul. 2009. Maungkai Budaya: Esai-Esai Kontemplatif tentang Bahasa, Sastra, Seni, Pendidikan, dan Politik. Banjarbaru: Scripta Cendekia. Nadar, F X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.