1
Media Komunikasi dan Edukasi
No. 271 - THXXI - Januari 2014
Tim Redaksi
Wakil Menteri Agama RI Prof. Dr. Nasaruddin Umar MA saat menghadiri Sarasehan Peringatan Hari Ibu ke 85 Tahun 2013 di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY beberapa waktu lalu.
Penanggung Jawab H. Maskul Haji Redaktur H. Zainal Abidin Ketua Penyunting H. Arief Gunadi Penyunting Muhammad Fauzan Andi Eko Prasetio Bramma Aji Putra Ummunamiyah Muslih Usa
Walikota Yogya Haryadi Suyuti dan Kakanwil Drs. H. Maskul Haji, M.PdI saat memotong buntal bunga meresmikan stand Kanwil Kemenag DIY di Arena Pasar Malam Perayaan Sekaten, Jumat 6 Desember 2013.
Fotografer HM. Sya’dan Antoro Budi Prasetyo Rohmi Rozaefi Sekretaris Daerah Rusmanhadi (Kota Yogyakarta) Ponijo (Kabupaten Bantul) Prihono (Kabupaten Kulon Progo) H. Aminuddin Rosyid (Kab.Gunungkidul) Azra’i(Kabupaten Sleman)
Pertemuan Rutin Dharmawanita Persatuan Kanwil Kemenag DIY bertempat di Kankemenag Kota Yogyakarta pada 18 Desember 2013.
Alamat Penyunting & Tata Usaha Jl. Sukonadi No.8 Telp. (0274) 513492, email:
[email protected], website: http://yogyakarta.kemenag.go.id
Majalah BAKTI menerima naskah artikel yang layak muat. Panjang 2 halaman kwarto 1 spasi ( 6.000 karakter atau maksimal 850 kata), dikirim via email. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan sepantasnya dan dapat diambil di Subbag Informasi dan Humas pada hari dan jam kerja
Pelantikan pejabat eselon IV pada Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY beberapa waktu lalu.
Kabag TU Drs. H.Zainal Abidin, M.PdI memberikan sambutan dalam Rapat Evaluasi Akhir Tahun Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam.
Salam BAKTI
Assalamu’alaikum wr. wb Alhamdulillah, kita bertemu lagi di tahun yang baru 2014. Sholawat kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabt dan umatnya hingga akhir zaman. Pembaca, sungguh tak terasa Kementerian Agama tepat 3 Jauari ini berusia 68 tahun. Sebuah kementerian yang di awal berdirinya menjadi salah satu pokok pikiran para pendiri bangsa (founding fathers). Syahdan setelah Indonesia merdeka, ternyata para pemangku kebijakan merasa ada yang meseti dilengkapi dalam system bernegara dan berbangsa. Maka lahirlah pada 3 Januari 1946 sebuah kementerian yang mengurusi kepentingan umat. Kini tentu wajah Kemenag telah jauh berbeda disbanding masa awal berdirinya. Secara fisik tentu Kemenag telah ikuti perkembangan zaman. Gedung yang tak kalah saing, fasilitas kantor yang berani diadu, dan beberapa indicator lainnya. Hanya saja, dan ini kita akui, Kemenag yang mengurusi satuan kerja terbanyak se-Indonesia memiliki beban kerja yang begiru besar. Juga belum ada standart operating procedure yang benar-benar satu dan menjadi tolok ukur pencapaian kinerja. Namun bukan berarti itu semua tanpa usaha. Ikhtiar tetap dilakukan, kerja positif terus digalakkan. Pelaksanaan electronic-Monitoring Pelaksanaan Anggaran (e-MPA), misalnya, yang dijalankan oleh Kemenag terbilang cukup moncer dibanding Kementerian lainnya. Optimalisasi website internal yang dikelola Kemenag, boleh dibilang berjalan cukup baik. Dan sederet fakta lain akan terus menambah daftar prestasi Kemenag. Apakah kita puas? Tentu tidak. Ke depan masih banyak yang harus diwujudkan oleh aparatur Kemenag. Dalam konteks local, Kanwil Kemenag DIY memiliki tugas besar untuk menyadarkan satker mengenai urgensi e-MPA. Daya gedor lain diwujudkan dalam bentuk aneka pemberitaan terkait program dan capaian kerja. Ini yang mesti diperhatikan oleh satker.
No. 271 THXXI Januari 2014
Daftar Isi 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 18 20 23 28 31 32 33 34 35 36 37 38
Hal. 9 Laporan Utama
Salam Bakti Iftitah Kontak Pembaca Laporan Utama Kedinasan Tamu Kita Kata Kita Psikologi Kesehatan Laporan Khusus Berita Kemenag RI Berita Kanwil Berita Daerah Jendela Madrasah Profil Remaja Tamu Kita (lanjutan) Artikel Kisah Renungan Buka Buku TTS Dapur Kita Gerak Jalan Kerukunan Nasional Kemenag RI Pecahkan Rekor MURI
Bentuk pelayanan kepada masyarakat pun mesti diperbaiki secara optimal. Karena bagaiamana pun juga kita adalah pelayan umat. Kritik tentu kita terima karena itu adalah bentuk kepedulian masyarakat kepada Kemenag. Bidang pendidikan akan terus diperbaiki dengan aneka perbaikan yang ada. Penyaluran BOS yang tepat sasaran, menjadi salah satu indicator kunci keberhasilan Kemenag dalam mendidik putra-putri terbaik bangsa. Di atas itu semua, selamat menikmati sajian BAKTI edisi perdana 2014. Wassalamu’alaikum wr.wb
PORSENI IGRA TINGKAT DIY, AJANG MEMBENTUK Hal. 15 Laporan Khusus KARAKTER SISWA RA
IFTITAH
Refleksi Kemenag di Usia 68
A
da satu anekdot khas yang sering penulis dengar, satu-satunya Kementerian/ Lembaga yang mengurus soal dunia-akhirat adalah Kementerian Agama. Kalau Kementerian lain hanya mengurusi satu bidang, seperti Kemendiknas bidang pendidikan, Kominfo bidang Informasi, Kemenhan bidang pertahanan, dan seterusnya sedangkan Kemenag, meskipun koor-nya bidang agama, namun juga memikirkan bidang pendidikan yang begitu besar, masalah haji yang begitu rumit, masalah pernikahan yang begitu pelik, problem kerukunan umat beragama yang begitu dinamis, dan sebagainya. Belum lagi jika terkait dengan masalah perbedaan paham internal umat yang menjadi domain Ditjen Bimas Islam, yang seakan menjadi beban sejarah Kemenag yang tak berujung. Bagaimana sulitnya Bimas Islam mengurus masalah-masalah umat. Satu contoh kecil yang hingga kini menjadi PR besar bagi Bimas Islam adalah upaya penyatuan kalender Hijriyyah, khususnya ketika harus memutuskan tanggal-tanggal krusial, yaitu 1 Ramadhan, 1 Syawal, dan juga 1 Dzulhijjah. Belum lagi problem kerukunan internal soal Ahmadiyah, Syiah Sampang, dan semacamnya. Dari beberapa hal di atas, maka suka atau tidak suka, Kemenag sesungguhnya merupakan Kementerian yang penuh dengan problem, dalam arti mengurus problem-problem berat. Ya, semua Kementerian/Lembaga memiliki problem. Namun sekali lagi, problemnya tidak sekompleks Kementerian Agama. Memasuki usia pengabdiannya yang ke-68 pada tahun ini, ada satu pertanyaan menggelitik yang perlu dijawab, sejauh mana kontribusi Kemenag dalam pembangunan umat? Pertanyaan standar yang perlu kita renungkan tanpa harus merasa under estimate. Dalam salah satu arahannya di depan forum internal, Sekjen Kemenag, Bahrul Hayat, menyatakan bahwa aparat Kemenag selama ini lebih banyak sibuk mengurus masalah internal dan kegiatan-kegiatan seremonial. Kesibukan luar biasa yang dilakukan oleh aparat pusat dan daerah hanya berkutat pada forum-forum yang belum menyentuh pada akar masalah keumatan. Sebagai contoh, seringnya aparatur negara yang melakukan Rapat Kerja, Rapat Koordinasi, Workshop, Seminar, Temu Konsultasi, Sinkroniasasi, Forum Silaturrahmi, dan sejenisnya kurang memberi dampak perubahan yang signifikan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Belum lagi jika harus menghitung banyaknya perjalanan dinas yang sering kurang signifikan dalam keterkaitan tugas dan fungsi pokoknya. Apa yang disampaikan oleh Sekjen tersebut merupakan kritik keras bagi para pengambil keputusan yang kurang kreatif dalam menyusun dan menemukan inovasi-inovasi program serta kegiatan yang berdampak pada perbaikan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang bernuansa seremonial harusnya tidak dijadikan sebagai program unggulan, tetapi
4
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
sebagai kegiatan pendukung agar peran dan fungsinya dapat dilaksanakan secara maksimal. Secara teoritik, peran dan fungsi Kemenag sejatinya memiliki kedudukan yang sangat strategis. Kedudukan yang strategis ini berkaitan dengan posisi agama dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan kita. Posisi agama menjadi bagian penting berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Agama berserta seluruh sistem keyakinannya yang dipeluk oleh warga negara dijamin oleh konstitusi. Meski NKRI berdiri bukan berdasarkan agama tertentu, namun NKRI berdiri di atas prinsip-prinsip agama yang bersifat universal. Dalam konsep yang lebih operasional, agama memiliki posisi dan peran yang strategis sebagai landasan moral, spiritual, dan etik. Selain itu, agama juga sebagai barometer sosial yang berfungsi memberikan panduan (koridor), motivasi dan pembentukan karakter dan perilaku masyarakat. Dalam cakupan yang lebih luas, agama memiliki fungsi edukatif (mendidik), fungsi salvatif (penyelamatan), fungsi profetik (kenabian), fungsi integratif (pemersatu), fungsi transformatif (mengubah) dan fungsi solutif (pemecahan masalah). Fungsifungsi itulah yang saling bertukar peran sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Kekuatan fungsi agama yang menyentuh seluruh dimensi hidup tersebut menarik pada episentrum kesimpulan bahwa pembangunan agama menjadi bagian dari sistem pembangunan nasional yang tidak boleh dipisahkan. Pembangunan agama merupakan cermin moral dan etis bagi pelaksanaan pembangunan nasional karena dimensinya berada pada wilayah perilaku manusia sebagai pelaku pembangunan itu sendiri. Satu kritik pedas yang sering dilontarkan oleh masyarakat kepada Kemenag adalah sering absennya Kementerian dalam banyak peristiwa keumatan. Jika pun pada akhirnya hadir, Kemenag dihitung sangat terlambat dan hanya berfungsi sebagai “pemadam kebakaran”. Meski kritik itu tidak selalu tepat, tetapi setidaknya hal tersebut menjadi pembelajaran bagi Kemenag agar lebih sigap, cepat, dan memiliki konsep integral dalam menangani berbagai persoalan keummatan. Satu contoh masalah serius yang selama ini menjadi PR bagi Kemenag adalah belum adanya formula dalam bentuk SOP, petunjuk teknis atau semacam dalam penanganan masalah kerukunan umat beragama, baik intern maupun antar umat beragama, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, memasuki tahun pengabdian ke-68, Kemenag diharapkan dapat terus dapat meningkatkan kualitas peran dan kontribusinya dalam membangun umat beragama. Di antaranya yakni menjadi pionir K/L yang bebas dari korupsi; menyuguhkan program dan kegiatan yang kreatif, inovatif; selalu hadir dalam penanganan problemproblem keumatan; menjadi dinamisator terpeliharanya KUB; serta mampu melahirkan human resources dengan kompetensi tinggi yang memiliki akhlakul karimah. H. Arief Gunadi
KONTAK PEMBACA 0821361519XX Assalamu’alaikum wr wb BAKTI hari Sabtu tanggal 23 kemarin kamu ikut jalan sehat di UGM nggak? Rame lho! Hadiahnya gedhe-gedhe & dibagi rata per Kabupaten. Adil deh. Makasih buat kemenag Kabupaten Bantul yang baik hati. Aku kamu kasih snack & aquanya…..Kemenag Kabupaten lain kok ga ada yaa? Heheeeee…. Jawab : Waalaikumussalam wr. wb. BAKTI ikut doong.. Seksi sibuk jee.. Wartawan BAKTI juga turun semua loo.. Stenbay di tiap tikungan, nyangklong kamera gede, tapi motret pake hape.. (kebiasaan! Suka selfie sih, hehehe). Kemenag memang harus memberi contoh keadilan.. Hidup Kemenag!!
0856433574XX Assalamu’alaikum wr. wb. usul buat majalah BAKTI agar halaman berwarnanya diperbanyak. Khususnya berita yang menjadi headline di sampul luar. Terima kasih. Jawab : Waalaikumussalam wr. wb. Oke.. Pantengin terus majalah kita tercinta.. Musti ada yang berubah.. Cekidot..
0896319869XX Assalamu’alaikum wr. wb. Majalah BAKTI kalau buat teman ngopi asik nich, kalau jadiin temen smsan asyik gak yach? Jangan lupa dibalaz yach, Karena aku tau kalau majalah BAKTI itu teman untuk segalanya! I LOVE YOU BAKTI YOU ARE MY BEST MAGAZINE FOREVER! Jawab : Waalaikumussalam wr. wb. Aduuhh.. Makasiihh, you’re my everything! (emang be***ac? Hehehe)..
0878386710XX Assalamu’alakum wr. wb.. BAKTI, saya kangen nih dengan resep–resep masakannya, kapan tayang lagi? Saya tunggu ya.. Terimakasih.. Wasssalamu’alaikum, wr, wb. Jawab : Waalaikumussalam wr. wb. BAKTI juga dah kangen icip-icip hasil karya BAKTI lovers. Masih enak ga yaa? Ni dah tayang lagi.. Selamat makaann.. eh, masakannya manna?!
0896319869XX Assalamu’alaikum wr. wb. Saya punya usul atau saran untuk Majalah BAKTI agar halamannya ditambah biar lebih tebel dan isinya lebih berwarna. Sekian.. Jawab : Waalaikumussalam wr. wb. Usul diterima! Sekian, terima kasih!
SMS Center 081229464370 Berhadiah pulsa @ 10.000 untuk 2 sms bintang BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
5
LAPORAN UTAMA
Menag Tegaskan Kerukunan di Hadapan 15 Ribu Peserta Gerak Jalan Menteri Agama RI Dr.H.Suryadharma Ali,MSi bersama sekira 15 ribu peserta ikuti Gerak Jalan Kerukunan yang diselenggarakan Kanwil Kemenag DIY, Sabtu (23/11) di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta. Doorprize menarik yang disediakan kali ini adalah 8 buah sepeda motor dan 3 paket umroh. Menag dalam sambutannya menegaskan, tidak ada kedamaian tanpa kerukunan. “Tidak ada persatuan dan pembangunan tanpa kerukunan,” kata Menag. Orang nomor satu di jajaran Kemenag itu mengingatkan bahwa kerukunan sifatnya dinamis. “Artinya kerukunan wajib kita jaga betul sebab hari ini rukun, besok bisa saja terjadi bibit perpecahan,” ujar pejabat kelahiran Jakarta, 19 September 1956 itu. Selain itu, Menag juga sampaikan apresiasinya kepada UGM yang kini memiliki Halal Center. “Semoga UGM mampu lebih luas berkontribusi kepada masyarakat,” harap Menag. Dalam kesempatan ini tampak hadir Dirjen Pendis Prof.Dr.Nur Syam, Dirjen Bimas Islam Prof.Dr.Abdul Djamil, Dirjen PHU
Dr.Anggito Abimanyu, Kakanwil Kemenag DIY Drs.H.Maskul Haji MPdI, dan pejabat lainnya. Hadir pula Sekretaris MUI Ahmad Muhsin Kamaludiningrat. Dalam kesempatan ini pula, Menag sampaikan bantuan siswa miskin sebesar Rp 19 milyar lebih dan bantuan untuk LPPOM MUI senilai Rp 50 juta. Usai memberikan amanat, Menag melepas balon kerukunan dan 6 merpati sebagai lambang 6 agama yang diakui di Indonesia. Kemudian Menag melepas secara resmi peserta gerak jalan mengelilingi kompleks UGM sejauh 5 km. Menag sendiri didampingi jajaran baik eselon 1 maupun 2 juga tampak semangat jalan kaki. Sepanjang perjalanan Menag tak hentihentinya menyalami peserta dan berfoto bersama. Untuk doorprize umroh diraih oleh Aryono siswa MAN Yogyakarta II, Henti Widyastuti guru MI Kulonprogo dan Susanto Kepala MI Selo Gunungkidul. Acara hiburan dimeriahkan oleh marching band UGM dan band dari MAN Yogyakarta III. (hms)
Dirjen PHU Anggito Abimanyu Sumbang Suara Emasnya Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu memang memiliki bakat di bidang musik. Selain piawai mainkan sejumlah alat musik seperti bass dan saxophone, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM ini juga mumpuni dalam hal menyanyi. Hal ini terbukti saat Gerak Jalan Kerukunan di UGM yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DIY, Sabtu (23/11). Lagu berjudul Setia yang dipopulerkan oleh Group musik Jikustik
6
asal Yogyakarta mengalun indah dari Dirjen Anggito. Diiringi band dari MAN Yogyakarta III, praktis duo vokal band tersebut bisa istirahat. Kedua vokalis band ini malah turut serta terpukau oleh suara cukup empuk dari Dirjen Anggito. Anggito yang tampil santai dengan celana jeans ini mampu memikat ribuan hadirin yang merupakan peserta gerak jalan kerukunan. Acara ini sendiri diikuti oleh sekitar 15 ribu orang. Kebanyakan pegawai Kemenag DIY ditambah dari
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
UIN Sunan Kalijaga dan UGM. Acara ini berlangsung sangat meriah dan menurut ring 1 Menag Suryadharma Ali lebih meriah dibanding dua provinsi yang telah menggelar acara serupa. Ribuan pengunjung tak beranjak dari tempat acara kendati panas cukup menyengat. Seperti lirik yang dinyanyikan Dirjen PHU bahwa “aku masih di sini untuk setia…..” (hms)
LAPORAN UTAMA
Menag Paparkan Keberhasilan Pembangunan Agama di Indonesia Menag Suryadharma Ali paparkan keberhasilan pembangunan agama di Indonesia saat silaturahim dengan para tokoh agama di Gedung University Club UGM, Sabtu (23/11). Kegiatan ini dilaksanakan setelah Gerak Jalan Kerukunan yang dihelat di lapangan GSP UGM. Tampak hadir dalam kesempatan ini Asisten I Pemda DIY Drs. Sulistyo CN, Wakapolda Kombes Ahmad Dhofiri, Ketua MUI DIY KH.Ahmad Thoha Abdurrahman, dan para pejabat lainnya. Sedikitnya 5 tema utama disampaikan Menag dalam kesempatan ini. Kelima hal itu adalah pendidikan, haji, good governance, kerukunan umat beragama, dan kampanye peningkatan penggunaan produk halal (KP3H). Dalam bidang pendidikan, Menag yakin betul jika pendidikan di bawah Kemenag mengalami kemajuan pesat. “Simak saja betapa banyak STAIN menjadi IAIN dan kini menjadi UIN,” tegas Menag di hadapan seratusan orang yang kebanyakan pemuka dari 6 agama.“Saya punya keyakinan jika pendidikan di bawah Kemenag sekarang diperhitungkan,” katanya lebih lanjut. Dalam bidang haji, sejumlah keberhasilan telah tampak. “Tahun
2009 jarak pemondokan jamaah haji Indonesia terdekat 8 km, 2010 menjadi 4 km dan 2011 hanya 2,5 km,” terang Menag. Sedangkan pemanfaat dana haji selama ini, aku Menag, digunakan untuk pembuatan paspor, asuransi, membayar selisih harga pemondokan, general service, dan 1.500 riyal yang dikembalikan dalam bentuk tunai kepada jamaah. Sementara dalam bidang good governance, Menag menyatakan saat dirinya masuk kali pertama, posisi keuangan Kemenag adalah disclaimer. “Lalu perlahan namun pasti beranjak ke Wajar Dengan Pengecualian dan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Dengan paragraf Pengecualian selama dua tahun berturut-turut,” terang Menag. Menag lantas menyoroti kondisi kerukunan umat beragama di Indonesia yang secara keseluruhan berjakan sangat baik. “Mari kita jaga agar tak goyah, karena dengan semakin sering kita bertemu antar pemuka agama maka kian mudah merawat kerukunan,” imbau Menag seraya mengingatkan kerukunan adalah modal berharga sebagai pilar bangsa. Merujuk fakta yang ada, Menag dengan lantang menyebutkan jika kerukunan umat beragama di Indonesia adalah yang terbaik di dunia. “Yang oenting tidak ada pihak yang kipaskipasi,” imbuhnya.
kita bagus adalah suksesnya penyelenggaraan MTQ di Ambon pada tahun lalu. “Padahal konflik hebat pernah terjadi di sana,” sambung Menag. Lalu ada pesta paduan suara gerejawi atau Pesparawi yang dihelat di Kenadri yang notabene 80 persen penduduk bergama Islam. Sedang untuk kampanye peningkatan penggunaan produk halal (KP3H), Menag sejatinya mendorong agar industri makanan, kosmetik dan sebagainya untuk memperhatikan aspek halal dan thoyyib. “Kita dorong penjual dan pembeli untuk sama-sama lebih cerdas dalam urusan label halal,” pungkas Menag. Sebelumnya, Kakanwil Kemenag DIY Drs.H.Maskul Haji,MPdI dalam sambutan selamat datangnya mengungkapkan jika wilayah DIY secara geografis memang relatif lebih kecil dibanding dua provinsi tetangga Jatim dan Jateng. “Namun DIY punya keunggulan di mana ratusan ras dan suku dapatmudah dijumlai di sini dan nyaris nihil terjadi ketegangan yang diakibatkan oleh perbedaan tersebut,” kata Kakanwil. Acara silaturahim ini diakhiri dengan makan siang bersama Menag. Selanjutnya agenda Menag adalah inspeksi produk halal di gerai Carefour yang beralamat di Maguwoharjo Jalan Solo Km 8.(hms)
Bukti bahwa KUB di negara
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
7
LAPORAN UTAMA
Gerak Jalan Kerukunan Nasional Kemenag RI Pecahkan Rekor MURI dalam perjalanan Kepala Bagian Tata Lebih dari 100 ribu Usaha Drs.H.Zainal Abidin,M.PdI, seluruh peserta semarakkan Kepala Bidang, Kepala Kankemenag Kasubbag dan Kasi di Gerak Jalan Kerukunan Kabupaten/Kota, lingkungan Kanwil, Kepala MIN, MTs, dan Nasional yang digagas MAN se-DIY. Menteri Agama RI Rekor MURI Suryadharma Ali. Acara Membludaknya jumlah peserta yang memenuhi jalan protokol Ibukota ini resmi dibuka oleh membuat MURI memberikan catatan Wapres Boediono di rekor terbarunya kepada Kemenag dengan peserta gerak jalan terbanyak Monumen Nasional se-Indonesia. “Bahkan sedunia dan ini (Monas), Ahad (5/1) pagi. pantas diliput stasiun teve internasional,” Selain Wapres dan Menag, tampak hadir Wamenag Nasaruddin Umar, Sekjen Bahrul Hayat, sejumlah pejabat eselon 1 dan 2 Kemenag beserta seluruh Kakanwil Kemenag dari 33 provinsi. Dari Kanwil Kemenag DIY mengirim 170 peserta yang dipimpin langsung Kakanwil Drs.H.Maskul Haji,M.Pd.I. Selain itu juga hadir Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz dan Ketua MURI Jaya Suprana. Rombongan dari Kanwil Kemenag DIY bertolak menuju Ibukota Sabtu (4/1) atau sehari sebelum acara pelaksanaan. Terbagi dalam 3 kloter yang semuanya berangkat dari Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Selain Kakanwil, turut serta
8
kata Menag di hadapan seluruh peserta gerak jalan. Rute yang dilalui peserta dari silang Monas menuju MH Thamrin, bundaran HI dan balik menuju Monas. Termasuk melewati gedung Kemenag RI. Di sana Wapres Boediono dan Menag melambaikan tangan kepada para peserta. Wapres Boediono sempat terkagum-kagum dengan persatuan yang ditunjukkan seluruh aparatur Kemenag.
Di panggung kehormatan Menag menegaskan kembali pentingnya menjaga kerukunan bagi bangsa Indonesia. “Keberagamaan adalah faktor yang tak terelakkkan, perbedaan adalah rahmat, kekuatan, bukan kelemahan,”
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
ujarnya penuh semangat. Acara ini sendiri dibuka dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan sajian angklung dari Sanggar Angklung Ciawi Bogor. Menurut Ketua Panitia Prof. Dr.Kaharuddin Amin, kegiatan akbar ini merupakan refleksi autentik untuk membangun kebersamaan. “Gerak jalan ini salah satu upaya kita untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Tak ada kedamaian bangsa tanpa kedamaian agama masyarakatnya,” kata Kaharudin lebih lanjut. Peresmian tanggal 3 Januari yang merupakan hari kelahiran Kementerian Agama ditahbiskan sebagai Hari Kerukunan Nasional ditandai dengan pelepasan 68 merpati. Angka 68 merujuk pada usia Kemenag yang tahun ini genap berusia 68 tahun. Selain merpati, juga dilepas ratusan balon warna-warni sebagai simbol keberagamaan di bumi pertiwi. Jayalah selalu Kementerian Agama! (bap,fz)
KEDINASAN
Kapus Pinmas Zubaidi:
Majalah Kedinasan Wajib Gunakan APBN BAKTI: Bagaimana sistem menerbitkan majalah kedinasan di lingkungan Kemenag mulai tahun ini? Kapus Pinmas: Alokasikan saja anggaran yang dibutuhkan dan gunakan APBN. Cetak sesuai kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Jangan paksakan jumlah eksemplar majalah sesuai dengan jumlah pegawai seluruhnya.
Jadi tidak ada kewajiban untuk membagi majalah tersebut kepada seluruh pegawai?
P
enghujung tahun 2013, ada sebuah berita santer yang menyebutkan mulai 2014 tidak boleh ada potongan gaji pegawai termasuk untuk penerbitan majalah kedinasan. Kebijakan ini diambil Kemenag sebagai salah satu upaya menciptakan pemerintahan yang bersih menuju reformasi birokrasi. Selain Kanwil Kemenag DIY, ternyata tak sedikit Kanwil lain yang juga selama ini menerbitkan majalah kedinasan hasil potongan gaji pegawai. Zaman memang telah berubah, mau tak mau semua pihak mesti beradaptasi. Alhasil pada tahun ini Kanwil Kemenag DIY resmi menerbitkan majalah BAKTI tanpa memotong gaji pegawai sepeser pun. Konsekuensinya, majalah yang dulu dinikmati oleh sekitar 5.000-an pegawai Kemenag di DIY ini, kini hanya dibagi tiap satker. Diberikan secara gratis, resmi dan tidak boleh untuk langganan. Untuk menegaskan hal tersebut, di sela-sela acara Gerak Jalan Kerukunan Nasional , Ahad (5/1) yang digelar di silang Monas Jakarta, reporter BAKTI Bramma Aji Putra dan M. Fauzan berhasil mewancara dengan Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapus Pinmas) Kemenag RI, Drs. Zubaidi M.Ed. Pejabat yang menyelesaikan strata dua di Australia itu memaparkan bahwa majalah kedinasan wajib hukumnya menggunakan anggaran negara. Berikut petikan wawancara dengan pria kelahiran Demak, 16 September 1966 itu.
Tidak harus. Sekali lagi harus sesuai dengan kemampuan. Kalau memang dialokasikan cukup untuk sema pegawai tanpa terkecuali ya bisa saja. Namun kalau anggaran tak mencukupi ya jangan dipaksakan. Yang terpenting semua satker di lingkungan Kemenag DIY dapat memperoleh majalah. Itu prinsipnya.
Kalau misalnya di tengah jalan, ada pegawai yang ingin berlangganan BAKTI bagaimana? Tetap tidak boleh. Majalah BAKTI harus diberikan secara cumacuma. Selama itu menggunakan APBN ya tidak boleh tarik bayaran dari pegawai. Sekali lagi prinsip yang kita anut dalam hal ini, majalah kedinasan diberikan ketika kita sudah mampu mencetak sesuai kebutuhan kita. Untuk langganan secara pribadi tidak boleh.
Ada cara lain agar Majalah BAKTI dapat dinikmati masyarakat luas dengan tanpa langganan? Cara lain ya Majalah BAKTI di-PDF-kan kemudian dipasang di web. Agar bisa diakses oleh masyarakat luas. Demikian cara yang memang kita instruksikan kepada semua Kanwil seluruh Indonesia. Sukses terus untuk Mejalah BAKTI, semoga tetap mampu menjembatani informasi dan komunikasi bagi pegawai Kemenag DIY. [bap,fz]
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
9
Tamu KITA
Wamen Nasaruddin Umar:
Yogyakarta Adalah Simbol Kerukunan Nyata ?
Hal yang paling merisaukan dari terjadinya perceraian?
Perceraian perlu dicermati karena biasanya muncul orang miskin baru. Terutama yang menjadi korban sebuah perceraian yakni anak-anak dan perempuan. Berdasarkan data yang ada, 80 persen perceraian adalah pasangan suami istri (pasutri) usia pernikahan muda. Istrinya masih muda, anak-anaknya masih kecil. Ini tentu menjadi persoalan tersendiri bagi kita. Tapi uniknya 75 persen di antaranya malah justru cerai gugat. Artinya yang mengajukan cerai pertama kali justru pihak wanita.
?
Faktor Pemicu?
Faktor pemicunya adalah media massa berupa tayangan infotainment. Berita tentang perceraian, perselingkuhan yang melibatkan selebritis. Dan ini tidak hanya menyentuh mereka yang ada di kota. Kadang anak-anak desa yang mendapat tayangan itu juga lebih dahsyat.
?
Selain itu?
A
W
akil Menteri Prof.Dr.H.Nasaruddin Umar,MA sempat berkunjung ke Yogyakarta akhir tahun lalu. Orang nomor dua di jajaran Kementerian Agama RI itu memenuhi undangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY dalam rangka Sarasehan Peringatan Hari Ibu ke 85 Tahun 2013. Sebelumnya, pria kelahiran Ujung Bone (Sulawesi Selatan) 23 Juni 1959 itu menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kanwil Kemenag DIY. Mumpung matahari masih sepenggalah, ia menunaikan sholat sunah dhuha terlebih dahulu. BAKTI berhasil mewancarai tokoh yang mendapat gelar guru besar Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. Berikut petikan wawancaranya.
?
BAKTI: Apa gagasan utama yang akan disampaikan dalam seminar?
Wamen Nasaruddin: Tidak mungkin kita bermimpi mewujudkan masyarakat ideal yang terdiri dari keluarga berantakan. Di Indonesia ada trend maraknya angka perceraian. Sekarang hampir 200 ribu pasang cerai tiap tahun. Sedang jumlah perkawinan 2.110.000/tahun.
10
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
da 13 faktor penyebab. Yaitu ekonomi, suami tak sanggup memberikan nafkah. Poligami, baik yang resmi maupun tidak. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), terus bertambah. Biasanya laki-laki bersandar pada dalil yang menyebutkan, apabila kalian takut terhadap istrinya, nasihati, pisah ranjang, pukul. Dalam bahasa Arab bukan melulu pukul tapi juga berarti menjelaskan, cooling down. Karena jika kita tafsirkan begitu, seolah-olah suami punya ‘SIM’ untuk memukul istri. Di sinilah letak masalahnya karena bahasa Indonesia kita kurang.
?
Faktor lainnya lagi?
Faktor selanjutnya perselingkuhan. Berdasar catatan statistik, ternyata perselingkuhan yang dilakukan perempuan kian tinggi. Faktor pemicu perceraian yang lain adalah adanya gap atau jomplangnya pendidikan, umur, perbedaan suku, dan sebagainya. Penyebab lainnya adalah Pemilukada. Tiap tahun perceraian karena Pemilukada mencapai 400-500 pasang. Beda milih Kades dan bupati malah cerai. Pemilukada banyak menimbulkan perceraian. Persoalan politik sudah masuk menggerogoti keutuhan rumah tangga. Selain itu penyebab perceraian adalah TKW yang sudah belasan tahun tidak pulang. Penjara, kecelakaan cacat permanen, penyakit kronis, intervensi dari keluarga.
?
Bagaimana cara mengatasinya? ...........BERSAMBUNG Hal. 32
KATA KITA
Rubrik ini terbuka untuk umum dengan tema ditentukan Pengelola BAKTI. Untuk edisi ini temanya “ Penyuluh dan Tantangan Masa Kini “. Edisi bulan depan bertema “ Penyuluh dan Tantangan Masa Kini “. Silakan kirim pendapat (1 halaman A4, spasi 1) sertakan foto ke :
[email protected]. Tulisan kami tunggu maksimal tanggal 15 tiap bulan. Disediakan honorarium mearik. Terimakasih.
Penyuluhku Sayang, Penyuluhku Malang
REMUNERASI; ANTARA KOMPENSASI DAN KONSEKUENSI Oleh.Mukhlisin Purnomo
Oleh : Nuraeni, S.Ag.
T
AHUN 2014, Remunerasi di lingkunganKementerian agama terealisasi.Demikian, salahsatu point informasi kedinasan yang disampaikan oleh salah seorang pejabate selon II kementerian agama dalam sebuah acara belum lama ini. Kontan saja wacana ini menjadi perbincangan yang hangat para pegawai di lingkungan kemenag. Informasi ini ibarat angin segar yang menyejukkan. Terbayang dalam benak mereka, gaji naik, kesejahteraan meningkat. Bahkana da yang sudah merencanakan ganti mobil, membangun rumah, daftar haji, tambah motor dan sebrek rencana lainnya. Hal ini wajar sebab remunerasi adalah total kompensasi yang diterima oleh pegawai sebagai imbalan dari jasa yang telah dikerjakannya. Biasanya bentuk remunerasi diasosiasikan dengan penghargaan dalam bentuk uang (monetary rewards), atau dapat diartikan juga sebagai upah atau gaji. Besarnya tunjangan kinerja berkisar antara Rp 1.563.000,00 smapi Rp 19.360.000,00 tergantung grade yang mampu diraih oleh seorang pegawai, lumayan besar kan? Dasar hukum remunerasi adalah UU No.43/1999 tentang perubahan atas UU No.8/1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. (Psl 7, UU No.43/1999), dan mekanismenya mengacu PP No. 46/2011, yang mengatur tentang pembinaan PNS dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Dengan adanya kebijakan ini tidak akan istilah pegawai PGSP; Pinter goblok sama pendapatan, karena dedikasi, prestasi dan kinerja seorang pegawai akan dihargai, Siapa yang bekerja lebih giat, lebih berkualitas, lebih berbobot / lebih membutuhkan pemikiran, akan diberi imbalan yang lebih besar. Pemberian Remunerasi ini tidak ada kaitan dengan golongan kepangkatan. Bahasa gaulnya; perform individual akan menjadi dasar dari pemberian tunjangan. Yang patut diperhatikan adalah prestasi seorang pegawaiakan mempengaruhi prestasi intisusi dimana sesorang bekerja. Sayangnya sebagian pegawai hanya melihat remunerasi dari segi kenaikan upah (monetary rewards) yang akan diterimanya, tanpa pernah berpikir bagaimana meningkatkan etos kerja, dedikasi, prestasi kerja dan ketinggalan pula kemampuan dibidang TI.Sebab jika tidak dipersiapkan sejak dini, nanti akan menyesal. Lho, kok menyesal memangnya kenapa? Sudah menjadi hukum alam, setiap ada reward pasti disertai adanya punishment. Jika seorang pegawai tidak mampu mencapai target kerja yang telah tertuang dalam SKP, ia akan menerima sanksi yang tidak ringan, mulai dari pengurangan tunjangan sampai pemecatan dengan tidak hormat. Karenanya, Semua elemen yang terlibat harus saling bahu membahu dan saling mengingatkan agar target dan prestasi personal dan kantor terlampaui. Jika seorang pegawai masih bekerja asal-asalan dan sering melakukan pelanggaran, secara otomatis lingkungan kerjanya akan menolak karena dianggap benalu mereka akan mengusulkan agar dimutasi ke kantor lainnya atau mendapat sanksi berupa penurunan pangkat otomatis atau dipecat tidak hormat, bukan lagi hanya sebatas mutasi atau non-job belaka. Kalau sudah demikian, sudah siapkah kita menerima kebijakan remunerasi?
P
enyuluh Agama Islam adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama. PAI (penyuluh Agama Islam) memiliki fungsi pertama sebagai da’i atau fungsi informatif dan edukatif, kedua sebagai konsultatif yaitu PAI ikut memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi warga binaannya dan masyarakat pada umumnya, ketiga PAI sebagai Advokatif yaitu pendampingan terhadap masyarakat atau binaanya. Penyuluh juga merupakan ujung tombak dari Kementerian Agama yang sekaligus kadang-kadang menjadi ujung “tombok”. Dalam menjalankan fungsinya dihadapkan pada berbagai macam tantangan. Pertama tantangan internal, yaitu tantangan yang ada di lingkungan Kanwil Kemenag DIY. Masih banyak rekan-rekan pegawai selain penyuluh bahkan sebagian pejabat yang masih meragukan eksistensi atau peran penyuluh di masyarakat. Karena menggangap bahwa hasil kinerja seorang penyuluh tidak dapat diukur, atau tidak dapat di buktikan di lapangan. Penyuluh masih mempunyai stigma ‘miring’ di sebagaian rekan-rekan pegawai Kemenag. Sehingga itu berpengaruh pada penentuan kebijakan yang ada di Kementerian Agama. Contohnya adalah lomba penyuluh teladan, ketika seseorang dinyatakan menjadi Penyuluh teladan tingkat Propinsi atau bahkan Nasional maka “reward” nya sangat berbeda dengan kepala KUA teladan yang hadiahnya adalah menunaikan ibadah haji. Bahkan ada yang pernah mengibratakan bahwa Peyuluh itu seperti “Penyu”(kura-kura), kadang-kadang kepalanya “nongol” dan kadang-kadang ‘hilang”, begitulah kesan negatif yang diterima Penyuluh. Faktor eksternal yang juga merupakan tantangan Penyuluh adalah proses globalisasi di segala bidang kehidupan manusia, gelombang demokratisasi, tuntutan penghormatan hak asasi manusia, tuntutan pelestarian lingkungan hidup akibat perusakan yang tak terkendali, peredaran dan penyalahgunaan NAPZA serta penularan penyakit berbahaya, tuntutan penegakan hukum dan goyahnya benteng pertahanan rohani umat. Semua ini tantangan nyata dan hadir ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara., munculnya gerakangerakan radikal , gerakan sempalan, aliran-aliran sesat yang dapat memecah belah umat. Sehingga Penyuluh diharapkan mampu menjadi penyejuk ditengah hingarbingarnya arus globalisai yang kian deras dan dapat menjadi perekat ketika terjadi pepecahan inter agama antar agama dan antar suku yang marak terjadi akhirakhir ini. Penulis, PAIF KUA Banguntapan, Bantul
Penulis, PAIF Kankemenag Bantul
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
11
PSIKOLOGI
D
alam sebuah acara sekolah, saya sempat mendengar pembicaraan dari beberapa wali murid. Mereka terlibat dalam diskusi ringan sembari menunggu acara sekolah. Dari pembicaraan tersebut, lahirlah sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa anak-anak zaman sekarang sulit diajak prihatin. Kesimpulan tersebut kemudian membawa ingatan saya pada pemandangan yang hampir setiap hari saya saksikan ketika pagi hari berangkat ke kantor. Dimana banyak remaja berseragam sekolah tampak asyik nongkrong di pinggir jalan, sembari merokok di atas motor, bahkan belum sampai di sekolah. Apa yang mereka pikirkan? Mengapa begitu sulit tampaknya menumbuhkan motivasi dalam diri para remaja ini? Tanpa bermaksud menggurui sama sekali apa yang akan saya tulis ini hanyalah sebuah ungkapan tentang pikiran, dan pengalaman,baik pribadi maupun orang di sekitar saya, barangkali juga sedikit terpengaruh oleh disiplin ilmu psikologi yang masih sangat dangkal saya pelajari. Sungguh, penuh kepercayaan dalam hati saya bahwa tanpa membaca tulisan ini pun, nurani setiap orangtua telah menuntun mereka pada kebaikan bagi anak-anaknya. Berawal dari sebuah pertanyaan tentang apa yang sekiranya menyebabkan anak (pelajar remaja) saat ini kurang memiliki motivasi internal? Saya mencoba menganalisis beberapa kasus dan mendapatkan beberapa jawaban berikut. Pertama, para pelajar remaja ini kurang menyadari tanggungjawabnya. Mereka masih terlalu asik menggantungkan diri pada orangtua. Perlu kita sadari bahwa remaja pada saat ini, kematangannya tidak merata. Dalam hal pergaulan dengan lawan jenis, mereka sangat cepat berkembang, sedangkan dalam hal daya juang cenderung mengalami penurunan. Mereka cenderung sulit diajak berpikir tentang usaha untuk meraih masa depan yang baik karena menggantungkan diri pada orangtua, sehingga perjuangan demi memperbaiki masa depan cukup lemah. Kedua, adanya pengaruh negatif dari media massa; televisi, majalah maupun media internet yang cenderung hedonis dan serba instan. Ke-instan-an ini menstimulasi anak-anak untuk berpikir meraih kenikmatan/kesuksesan dengan cara yang mudah dan singkat, sehingga cenderung malas untuk belajar / sekolah karena sekolah dianggap tidak langsung memberikan hasil berupa kemewahan atau kesenangan hidup. Ketiga, putus asa. Saya sering menyebutnya “ketularan putus asa”. Fenomena semakin banyaknya pengangguran secara tidak langsung telah melemahkan minat dan motivasi para remaja terhadap pendidikan. Tanpa terlebih dahulu berusaha dan mencoba, mereka, khususnya yang kemampuan akademiknya kurang, sudah mempunyai anggapan bahwa sekolah tinggi tidak ada gunanya karena banyak juga pengangguran bergelar sarjana. Hal ini menyiratkan adanya keputusasaan terhadap masa depan, sehingga timbul frustrasi. Frustrasi tersebut membawa mereka pada bentuk perilaku pelarian, misalnya dengan lebih banyak nongkrong di pinggir jalan. Bentuk pelarian ini tidak hanya menyia-nyiakan waktu, namun dapat juga menimbulkan “penyakit mental” yang menular, misalnya ketularan mabuk-mabukan atau pasang taruhan/bentuk judi yang lain. Aktivitas-aktivitas tersebut semakin menjauhkan anak dari kegiatan produktif. Keempat, orangtua kurang konsisten. Sikap orangtua kadang bahkan sering tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kepada anaknya. Sebagai contoh, orangtua
12
12
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
Mengapa mereka malas sekolah? Apa yang mereka pikirkan? Mengapa begitu sulit tampaknya menumbuhkan motivasi dalam diri para remaja ini?
meminta atau menyuruh anaknya mengurangi waktu menonton tv dan menambah jam belajar, namun ternyata pada jam-jam belajar tersebut, orangtua menonton tv. Sama halnya dengan meminta anak rajin mengaji, namun orangtua sendiri tidak pernah melakukannya. Kelima, memaksakan cita-cita orangtua pada anak-anak. Hal ini dapat membuat anak mengalami demotivasi. Perlu disadari tidaklah mudah melakukan suatu perjuangan demi sebuah tujuan yang tidak diminati. Dari beberapa kemungkinan penyebab diatas, ada beberapa hal yang dapat kita renungkan dalam memotivasi anak. Pertama, mengawali dengan komunikasi. Dari komunikasi ini akan terjadi tukar informasi sehingga diharapkan terjalin saling pengertian antara orangtua dan anak, tentang apa yang diinginkan anak dan apa yang diharapkan orangtua. Melalui komunikasi orangtua juga akan lebih mudah mengetahui bagaimana cara yang tepat memotivasi anak. Kedua, memberikan lebih banyak contoh positif daripada ‘menakut-nakuti’ anak dengan contoh negatif. Sehubungan dengan pemberian contoh ini, alangkah baiknya kita menggunakan contoh yang dekat dengan kehidupan anak. Semakin riil akan semakin memudahkan anak untuk mencontoh perilaku yang baik. Ketiga, mengiringi anak dalam usaha dan doa. Mengiringi berarti bahwa orangtua bersama dengan anak dalam melakukan usaha dan doa. Hal ini penting karena anak akan lebih mudah mengingat dan meniru apa yang mereka lihat, daripada apa yang mereka dengar. Disamping itu, bukankah doa dan restu orangtua bisa jadi 50% keberhasilan anak?! Demikian, semoga ada manfaatnya.
KESEHATAN
SERING BUANG AIR KECIL Ass.wr.wb. dr. H. Tejo Katon, S.Si, MBA yth, tolong jelaskan, akhir-akhir ini saya sering sekali buang air kecil, apakah berbahaya? Terimakasih. Wassalam.
Diasuh oleh : dr. H. Tejo Katon, S.Ked, S.Si, Stats, MBA
(Ny. Pr, Gunungkidul, 08563016xxx )
Jawab : Pembaca dapat berpartisipasi dengan mengirimkan pertanyaan seputar kesehatan melalui SMS dengan nomor 08164224411, atau lewat email dengan alamat :
[email protected]
Ny. Pr, di Gunungkidul. Terima kasih atas pertanyaannya. Jawaban ini sekalian menjawab untuk pertanyaan-pertanyaan yang samaSering buang air kecil atau yang lebih dikenal oleh orang awam dengan istilah beser harus diwaspadai karena bisa memicu penyakit lainnya. Dalam istilah kedokteran, sering buang air kecil lebih dikenal dengan overactive bladder (OAB). Overactive bladder (OAB) diartikan sebagai kumpulan gejala: urgensi, dengan atau tanpa inkontinensia urgensi, biasanya disertai dengan frekuensi dan nokturia. Beser bisa dikatakan dengan kencing berkali-kali lebih dari 8x/hari, atau 1 kali/ 4 jam, selain itu juga si penderita sangat ingin berkemih. Penyakit ini lebih sering menimpa perempuan. Sekarang OAB tidak hanya dialami perempuan lanjut usia, tetapi juga pada perempuan di usia produktif (25-30 tahun). Ada tiga gejala penting yang harus diperhatikan ketika mendiagnosis OAB yaitu urgensi, frekuensi, dan nokturia. Urgensi yaitu gejala keinginan tiba-tiba yang kuat untuk berkemih dan sulit ditahan, dengan atau tanpa inkontinens (mengompol) atau kesulitan menahan buang air kecil dan biasanya diakhiri dengan mengompol atau urge incontinence. Frekuensi, yakni keluhan dari pasien di mana berkemih terlalu sering dalam satu hari (sama dengan poliuri), Sedangkan nokturia, yaitu keluhan berkemih pada malam hari atau terbangun pada malam hari untuk berkemih lebih dari 1 kali dalam 1 malam. Tidak normalnya buang air kecil pada seseorang adalah apabila dia sudah melakukannya sebanyak 2 jam 1 kali tanpa bisa ditahan. Sampai saat ini belum diketahui dengan jelas penyebab penyakit ini, namun para ahli menemukan adanya kontraksi yang berlebihan pada otot kandung kemih, yang menyebabkan sensasi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya. Faktor pemicu sering buang air kecil adalah karena adanya kesadaran turun, infeksi saluran kemih, obat-obatan (diuretik), gangguan jiwa (depresi), sulit bergerak (tidak bisa mencapai toilet), sembelit, dan karena faktor minuman (air gula, kopi). Sehubungan dengan penyebab timbulnya OAB, salah satu faktor yang menyebabkan penyakit ini timbul adalah karena penyakit diabetes pada seseorang. Diabetes adalah penyakit yang bisa mengganggu fungsi syaraf, otot, dan sebagainya. Untuk pengobatan dan pencegahan, bisa dilakukan dengan beberapa cara misalnya dengan pemberian obat kolinergik. Obat ini dapat membantu untuk mengontrol keinginan buang air dengan mengurangi kontraksi otot di dinding kandung kemih. Obat ini dapat meningkatkan kapasitas penampungan urine/air kencing pada kandung kemih dan bisa menunda keinginan buang air kecil.
Penyebab Sering Buang Air Kecil Buang air kecil adalah cara tubuh membuang limbah. Limbah ini dilepaskan dari metabolisme sel-sel, masuk ke dalam darah dan akhirnya disaring oleh ginjal dari aliran darah untuk dibuang lewat urine. Jika seseorang tidak bisa buang air kecil maka dia akan sakit karena keracunan tubuh. Buang air kecil sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan. Setiap orang memiliki frekuensi buang air kecil yang berbeda-beda. Beberapa orang hanya buang air kecil 2 sampai 3 kali per hari, sementara ada orang yang sampai 10 kali ke toilet untuk buang air setiap hari. Tidak ada patokan berapa sebenarnya frekuensi yang normal. Wanita lebih sering pergi ke toilet daripada pria. Hal ini berkaitan dengan volume kandung kemih, yang lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita. Pria memakan waktu lebih lama untuk memenuhi kandung kemihnya sehingga mereka lebih jarang buang air kecil. Banyak-sedikitnya minum, cuaca udara, dan faktor lain juga berpengaruh pada frekuensi kencing.
Namun, apabila buang air kecil jauh lebih sering dari biasanya maka hal itu dapat menunjukkan adanya masalah atau gangguan dalam tubuh. Kemungkinan penyebabnya antara lain: 1.
Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK adalah penyebab utama peningkatan frekuensi buang air kecil.
2.
Diabetes. Sering buang air kecil sering merupakan gejala awal dari diabetes saat tubuh mencoba untuk membersihkan diri dari glukosa yang tidak digunakan melalui urine.
3.
Prostatitis akut. Prostatitis akut adalah pembengkakan dan iritasi kelenjar prostat yang berlangsung cepat. Prostatitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar prostat yang menyebabkan dinding kandung kemih menjadi sensitif. Kandung kemih mulai berkontraksi bahkan ketika masih memiliki sejumlah kecil urine.
4.
Menstruasi. Hormon dalam tubuh perempuan berubah terus sepanjang bulan. Tepat sebelum menstruasi biasanya kelembaban wanita meningkat. Dalam beberapa hari menstruasi, kelembaban ekstra itu meninggalkan tubuh sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.
5.
Kehamilan. Pada minggu-minggu awal kehamilan rahim mengalami perkembangan sehingga menekan kandung kemih, menyebabkan sering buang air kecil.
6.
Sistitis interstisial. Radang dinding kandung kemih kronis yang tidak diketahui penyebabnya ini ditandai dengan nyeri di daerah kandung kemih dan panggul. Gejala utama sistitis adalah dorongan kuat untuk buang air kecil, setiap kalinya hanya mengeluarkan sejumlah kecil urine (Jawa: anyanganyangen).
7.
Kafein. Kafein menghambat kerja Hormon Anti Diuretik (ADH). Hormon itu memastikan bahwa tidak terlalu banyak air dalam urine. Hambatan terhadap ADH membuat produksi air urine meningkat. Disarankan bahwa untuk setiap cangkir kopi harus meminum segelas air putih untuk mengisi kekurangan tersebut.
8.
Obat-obatan. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dapat membuat lebih sering kencing untuk sementara dan kembali normal setelah berhenti minum obat.
9.
Stroke atau penyakit neurologis lainnya. Kerusakan saraf yang mengendalikan kandung kemih dapat menyebabkan masalah fungsi kandung kemih, termasuk dorongan untuk buang air kecil yang terlalu sering dan tiba-tiba.
10. Kandung kemih terlalu aktif. Beberapa orang sering buang air kecil terutama di malam hari. Gejala ini disebut nokturia dan biasanya mempengaruhi orang berusia lebih dari 50 tahun, ibu hamil, pria dengan kanker prostat dan gagal jantung. Normalnya, produksi urine di malam hari berkurang sehingga dapat tidur dengan damai. Dalam kasus nokturia, produksi urine tetap besar sehingga mengakibatkan sering buang air kecil. Semoga bermanfaat. Mohon maaf pertanyaan yang tayang sudah mengalami pengeditan. Untuk lebih jelasnya dapat konsultasi langsung di Unit Kesehatan Kanwil Kementerian Agama DIY Jalan Sukonandi No. 8 Yogyakarta. Dan bagi pegawai Kementerian Agama di seluruh DIY Pelayanan ASKES/BPJS dapat dilayani di Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. Mohon maaf bagi yang belum sempat terjawab.
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
13
LAPORAN KHUSUS
PORSENI IGRA TINGKAT DIY,
AJANG MEMBENTUK KARAKTER SISWA RA
D
alam rangka peringati Hari Amal Bakti (HAB) ke 68 Kementerian Agama, Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) DIY selenggarakan Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Tingkat DIY Tahun 2013. Kegiatan yang berlangsung di Kanwil Kemenag DIY Jalan Sukonandi 8 Yogyakarta, Sabtu (14/12), diikuti oleh 240 anak RA dari seluruh Kabupaten/Kota se-DIY. Tampak hadir saat acara pembukaan Kakanwil Kemenag DIY Drs.H.Maskul Haji,M.PdI, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Drs.H.Noor Hamid,M.PdI, Kasi Kelembagaan dan SI Madrasah Bidang Dikmad Drs.H.Ahmad Subkhi,MPd, Kasubbag Informasi dan Humas H.Arief Gunadi,S.Ag,M.PdI dan Ketua IGRA DIY Hj.Sumasrifah,S.Pd.I serta segenap pengurus IGRA DIY. Kakanwil saat membuka secara resmi kegiatan ini mengungkapkan dirinya ingat puluhan tahun silam ketika duduk di bangku MI. “Saya dulu ke madrasah tidak pakai sepatu dan menulis dengan batu grip,” ujarnya. Anak-anak zaman sekarang, lanjut pejabat kelahiran Pati 27 Maret 1959 itu, mestilah lebih dapat berprestasi yang tinggi. “Semoga dari seluruh anak-anak ini nanti ada yang bisa jadi menteri, wakil presiden, bahkan presiden,” kata Kakanwil yang disambut tepuk tangan meriah seluruh hadirin. “Kedepan saya berharap anak-anak semua bukan hanya cerdas akal saja, tapi hatinya selalu berdzikir kepada Allah SWT,” imbuh Kakanwil. Menurut Ketua IGRA DIY Hj.Sumarsifah,S.PdI tema yang diangkat kali ini adalah Dengan Porseni Kita Gali Potensi Ketrampilan, dan Kreativitas Anak RA. Sementara tujuan dari kegiatan ini adalah melatih anak dapat membaca dan menghafal ayat-ayat al-Qur’an, melatih fisik motorik anak, keberanian dan kemandirian, serta menjalin kebersamaan dan silaturahmi antarpengurus IGRA dengan stakeholders RA se-DIY. “Cabang lomba yang dipertandingkan adalah Tahfidz, Da’i Kecil, Relief Wash dan Senam Anak Sholeh,” pungkas Hj.Sumarsifah. [bap]
14
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
DAFTAR PARA PEMENANG PORSENI IGRA DIY 2013 Porseni IGRA berlangsung sangat meriah. Diikuti oleh 240 siswa RA yang merupakan para juara tingkat kabupaten/ kota se-DIY. Memperebutkan trophy di empat kategori lomba yakni tahfidz, da’i kecil, relief wash dan senam anak sholeh. Berikut para juaranya: Kategori Relief Wash Putra: Juara 1. M. Ndaru Agatha (RA Bunaya Kota); 2. Dodi Kurniawan (RA Masyitoh Wiyoko GK); 3. Fajar Mu’alif Ilham (RAM Ngampelombo GK); 4. M Ridho N (RAM Janten KP); dan 5. M. Rizki Iswantoro (RA Krapyak Sleman). Relief Wash Putri: Juara 1. Nurvia M. Apriani (RAM Pangukan Sleman); 2. Farisa Adelia (RA Islam PDHI Bantul); 3. Ade Kensya N (RAM Putat GK); 4. G. Larisa (RAM Ngasinan GK); dan 5. Nadia Izzati (RAM Janten KP). Tahfidz Putra: 1. RAM Ngestiharjo KP; 2. RA Genius Kids Bantul; 3. RAM Waung Bantul; 4. RA Darussalam GK; 5. RAM Pereng KP. Sementara di Cabang Tahfidz Putri: 1. RAM Janten KP; 2. RAM Pereng KP; 3. RA Ibnu Abbas KP; 4. RA Tiara Chandra Yk; dan 5. RAM Kantongan Sleman. Pada cabang Senam Anak Sholeh Juara 1 diraih RA Ngepossari GK; 2. RAM Kantongan Sleman; 3. RAM Janten KP; 4. RAM Sodok GK; dan 5. RA Tiara Chandra. Sedang Lomba Da’i Kecil Putra Juara 1 dari RA Tiara Chandra; 2. RA Ar Royan Batul; 3. RA Muadz bin Jabal; 4. RA Janten KP; dan 5. RA Ngampelombo GK. Di kategori putri Da’i Kecil juara 1 adalah RA Ngepossari GK: 2. RA Karanganem Bantul; 3. RA Janten Batul; 4. RA Karang GK; dan 5. RA Krapyak Sleman. Selamat kepada seluruh pemenang, semoga terus mampu mengukir prestasi! [bap]
LAPORAN KHUSUS
Festival Qasidah Nasional XVIII di Balikpapan
“Ajang Pengembangan Seni Budaya Islam
S
eni budaya Islam pada dasarnya sudah berkembang seiring dengan masuknya agama Islam ke Nusantara. Pada waktu itu, para muballigh banyak memanfaatkan seni budaya sebagai salah satu media dakwah, dan hasilnya Islam berhasil menerobos batas geografis dan kultural dengan penuh kedamaian. Kementerian Agama memiliki kepentingan dan peran dalam menumbuhkembangkan nuansa keagamaan di tengah masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan dalam pengembangan seni budaya Islam adalah penyelenggaraan Festival Seni Qasidah dari tingkat kabupaten hingga nasional. Kota Balikpapan tahun ini menjadi tuan rumah perhelatan Munas dan Festival Seni Qasidah Tingkat Nasional ke-XVIII Tahun 2014.Tujuan Festival Seni Qasidah menurut Ketua Panitia Pelaksana Hj. Euis Sri Mulyani, M.Pd, Ditjen Penerangan Islam Kementerian Agama RI, sebagai upaya pengembangan potensi seni budaya yang bernuansa Islami kepada masyarakat Bangsa Indonesia, memberikan apresiasi kepada pencipta seni qasidah serta melestarikan dan memperkenalkan akan ketinggian dan keluhuran seni budaya Islam kepada generasi muda tentang seni budaya Islam yang telah ada berabad-abad silam, mempererat silaturrahmi dan ukhuwah Islamiyah meski dalam suasana berkopetisi. Festival tiga tahunan ini, akan menggelar 5 cabang lomba, dengan 139 penampilan. Dengan memperebutkan terbaik 1, 2, 3, harapan 1 dan II. Selain itu, para pemenang di beri uang pembinaan dengan total Rp 250.000.000 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah, berasal dari anggaran Kementerian Agama RI tahun 2013 serta Piala dari Gubernur Kalimantan Timur. Acara Munas dan Festival Seni Qasidah ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri agama RI Bpk. Prof. DR. Nazaruddin Umar pada tanggal 6 Desember 2013. Dalam sambutannya wamenag menyampaikan bahwa kekayaan seni budaya Islam di Indonesia telah terbukti ampuh dalam menyampaikan
pesan dakwah para muballigh dalam menyebarkan agama Islam. Potensi seni budaya Islam ini harus senantiasa dikembangkan dalam ruang lingkup yang lebih luas terutama pada generasi muda, dalam rangka pembangunan akhlak dan moral religius. LASQI merupakan wadah seni bagi umat muslim yg bukan hanya memberikan nilai seni namun memberikan pencitraan sinar agama Islam, sehingga yang melantunkan dan mendengarkan akan mendapat pahala. “Tanpa seni hidup terasa hambar, seni merupakan sesuatu kreasi perasaaan yang mencerminkan jiwa seseorang terhadap hubungan sosialnya dengan sesama maupun hubungannya kepada Allah dan Lasqi juga menampilkan corak khas muslim yang bertujuan agar dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam” lanjut Prof. Nazarudin Umar.
Kafilah DIY Raih 2 Medali Kepala Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag D.I. Yogyakarta, Drs. H. Masrudin, M.Pd.I mengungkapkan bahwa dalam ajang ini, panitia mengirimkan 17 peserta yang akan berlaga di 4 cabang perlombaan yakni Rebana Klasik Remaja, Vokalis Dewasa, Vokalis Remaja dan Vokalis Anak-Anak. Dari keseluruhan perlombaan yang diikuti, kafilah DIY berhasil meraih 1 medali emas atas nama Najma Tsania Nurfaida (Cabang Vokalis Anak-Anak Putri) dan juara harapan I atas nama Ichsanuddin (Cabang Vokalis Dewasa Putra), pungkasnya.
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
15
LAPORAN KHUSUS
SEKATEN: Ajang Bertem
P
asar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Tahun Alip 1947/1435 H/2013-2014M resmi dibuka pada Jumat (6/12) lalu oleh Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam IX. Dalam sambutan tertulis Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X yang dibacakan Wagub, sekaten jangan hanya pentingkan aspek ekonomi. Justru Sekaten merupakan ajang bertemunya aspek religi dan budaya khas Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan daerah DIY seperti Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana, Walikota Yogya Haryadi Suyuti, Kakanwil Kemenag DIY Drs.H.Maskul Haji,MPdI dan pejabat lainnya.
“Upacara sekaten telah melalui berbagai transformasi namun tradisi tersebut telah menjadi peristiwa budaya yang turut menentukan keistimewaan Yogyakarta,” 16
16
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
Menurut Sultan, upacara sekaten pada hakekatnya merupakan sarana penyebaran agama Islam yang diprakarsai oleh Sunan Kalijaga. “Namun dalam perkembangannya menjadi sarana untuk mengadakan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitarnya,” tegas Sultan. Raja Kraton Yogya itu menambahkan, sekaten merupakan rangkaian upacara peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, dimulai dengan keluarnya dua gamelan pusaka milik Kraton Yogyakarta. “Kedua perangkat gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu diarak keluar dari Kraton menuju pagongan Masjid Agung Kauman untuk dibunyikan tujuh hari berturutturut,” terang Sultan. Sri Paduka Paku Alam IX ungkapkan, pada dasarnya sekaten mempunyai dua makna yakni peristiwa budaya dalam arti luas dan pariwisata dalam arti sempit. “Di satu sisi
munya Religi dan Budaya
sekaten adalah peristiwa budaya yang telah berumur ratusan tahun, di sisi lain mampu menjadi magnet bagi siapapun yang ingin menikmatinya,” paparnya. Sekaten yang berasal dari kata syahadatain atau dua kalimat syahadat menjadi strategi Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. “Upacara sekaten telah melalui berbagai transformasi namun tradisi tersebut telah menjadi peristiwa budaya yang turut menentukan keistimewaan Yogyakarta,” pungkas Wagub. Dalam kesempatan yang sama, Walikota Yogya Haryadi Suyuti mengatakan jika tema sekaten kali ini adalah Harmonisasi Religi, Budaya dan Ekonomi. Ketiga hal ini, menurut Walikota, dapat diimplementasikan sebagai perwujudan yang akan bisa menjadi pengingat jati diri bangsa guna membangun Indonesia agar lebih baik. “Selain sebagai sarana untuk interaksi warga masyarakat dalam sektor ekonomi, budaya dan religi, perayaan sekaten juga merupakan daya tarik bagi sektor pariwisata di Yogyakarta,” imbuh Walikota.
Wagub bersama sejumlah pejabat termasuk Kakanwil Kemenag DIY menyempatkan untuk melihat stan Pemda DIY. Sementara Walikota Yogya mengunjungi stan Kanwil Kemenag DIY yang berada persis di sebelah selatan anjungan Pemda DIY. Di stan Kemenag DIY, Walikota disambut oleh segenap jajaran Kemenag. Walikota juga sempat mencicipi wedang secang yang disuguhkan Kankemenag Kulonprogo. Walikota juga tertarik dengan buku-buku yang ditulis oleh Subbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag DIY. Di antaranya adalah buku Peta Kerukunan Umat Beragama dan Tempat Ibadah Bersejarah di DIY. [bap]
Dalam acara pembukaan, turut dimeriahkan oleh tari kolosal ‘Ngalap Berkah’ yang disajikan oleh pelajar SMK N 1 Kasihan, Bantul, yang mampu memukau ratusan pengunjung yang melihatnya. Sedang Kankemenag Kota Yogyakarta Drs.H.Fathony MA memimpin doa dalam kesempatan ini. Kemudian Wagub didampingi Walikota menabuh gong sebagai tanda dibukanya PMPS yang dilanjutkan memotong buntal bunga.
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
17 17
BERITA KEMENAG RI
Al-Quran Braille, Persembahan Kemenag Bagi Masyarakat Tunanetra Indonesia
Jakarta (Pinmas) - Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran BalitbangDiklat Kementerian Agama telah menyelesaikan penyusunan 30 Juz Al-Qur’an Braille dan Terjemahnya. Al-Qur’an yang diperuntukan bagi masyarakat tunanetra itu bahkan sudah dilaunching oleh Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Kamis (05/12). “Al-Qur’an Braille merupakan persembahan Kementerian Agama bagi masyarakat tunanetra Indonesia,” tegas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Muhammad Shohib, usai mengikuti Pembukaan Ekpose Produk Balitbang Diklat Kemenag dan Launching Al-Quran dan Terjemahnya 30 Juz Dalam Huruf Braille, di Gedung Kemenag, Jl. MH. Thamrin, Jakarta. Kepada Pinmas, Shohib menjelaskan bahwa proses penyusunan AlQuran Braille ini dilakukan sejak tahun 2011, diawali dengan penyusunan Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur’an Braille. “Penerbitan Al-Qur’an Braille ini memang sudah dilakukan sejak 2011 dan sesuai rencana, alhamdulillah bisa diselesaikan pada tahun 2013 ini,” kata Shohib. “Tahun 2011, Kemenag sudah menerbitkan Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur’an Braille. Tahun 2012 sudah menyusun dan menerbitkan Juz 1 – 15. Dan tahun 2013, kita telah menyusun dan menerbitkan juz 16 – 30,” tambahnya. Sebelumnya, dalam sambutan pembukaan, Kepala Badan Libang dan Diklat Kementerian Agama, Machasin mengatakan jumlah AlQuran Braille di Indonesia belum memadai bagi penyandang tuna netra di Indonesia. Namun demikian, Machasin mengatakan, bahwa saat ini pihaknya belum memproduksi Al-Quran Braille untuk dipasarkan ke masyarakat secara umum. Terkait hal ini, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil mengatakan bahwa proses penerbitan Al-Qur’an Braille dalam jumlah yang banyak rencananya akan dilakukan pada 2014. (mkd/mkd)
Efisiensi Dana Haji Capai Rp265,4 M Jakarta (Pinmas) – Kendati sempat diterpa persoalan pengurangan kuota sebesar 20 % akibat kebijakan pemerintah Arab Saudi, namun pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji 2013 menunjukan prestasi membaik. Bukan hanya pada pelayanan bagi jamaah saja, tetapi juga efisiensi dana operasional haji. Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Anggito Abimanyu mengatakan nilai penghematan dana operasional haji sangat signifikan. Totalnya mencapai Rp. 265,4 miliar dari seluruh dana haji yang dibutuhkan. “Efisiensi itu meningkat cukup besar dibandingkan dana pelayanan haji tahun lalu,” kata Anggito Abimanyu dalam Evaluasi Media Center Haji (MCH) 1434H/2013M di Jakarta, Selasa (24/12). Hadir pada acara ini Sekretaris Ditjen PHU Khasan Faozi, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah M. Attamimy, Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadhan Harisman, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Cepi Supriatna, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag Zubaidi, serta tim MCH 1433H/2012M dan MCH 1434H/2013M. Lebih lanjut Anggito menyebutkan penghematan itu terjadi pada inderect cost dan direct cost. Masing-masing senilai Rp. 254,6 miliar dan USD 1.124. Untuk kategori inderect cost, tambah Anggito, dibagi menjadi dua anggaran, yaitu inderect cost sebesar Rp. 58,4 miliar dan safeguarding Rp. 196,2 miliar. “Direct cost itu terbagi dalam tiket, pemondokan, hotel di Madinah, dan living cost,” tuturnya. Penghematan ini, kata Anggito, tidak menurunkan kualitas pelayanan. Jamaah tetap mendapatkan pelayanan yang optimal dari petugas haji. Dia memastikan penghematan itu bakal lebih menguntungkan jamaah. Seluruh dana jamaah terserap pada kebutuhan pelayanan haji. “Selanjutnya bakal terus diupayakan efisiensi tersebut,” ujar Anggito. (ks/mkd/mkd)
Serapan Anggaran Kemenag Lebih Baik Jakarta (Pinmas) —- Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat mengatakan, serapan anggaran di Kemenag mencapai 81,27 % dari pagu anggaran APBN 2013 sejumlah Rp 45, 7 trilyun. Diharapkan pada akhir bulan Desember tahun ini penyerapan anggaran sudah mencapai lebih dari 90 %. “Namun penyerapan anggaran Kementerian Agama masih lebih baik dibanding penyerapan kementerian lain,” kata Sekjen pada pembukaan rapat koordinasi Kuasa Pengguna Anggaran Kemenag tahun 2013 di Jakarta, Kamis (19/12). Sekjen berharap penggunaan
18
anggaran APBN tahun ini dapat lebih dimaksimalkan, sehingga penyerapan anggaran bisa seperti tahun lalu. Pada tahun 2012 serapan anggaran mencapai 92,67% dari pagu anggaran APBN. Sekjen juga mengatakan, Kemenag pada tahun ini memperoleh laporan keuangan tahun 2012 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) walaupun masih dengan paragraf penjelasan. “Kita berharap laporan tahun 2013 memperoleh laporan WTP,” ujarnya. Sementara Kepala Biro Keuangan dan BMN Kementerian Agama Shihabuddin Latief M.Pd melaporkan,
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
laporan keuangan Kementerian Agama selama dua tahun memperoleh WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Sesuai arahan Pak Menteri laporan keuangan tahun 2013 juga harus memperoleh WTP, namun tanpa embel-embel Dengan Paragraf Penjelasan,” kata Shihabuddin. Opini WTP diraih oleh Kementerian Agama, yang notabene memiliki jumlah Satuan Kerja (Satker) terbanyak di Indonesia (4.476 Satker), setelah Kementerian Agama menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2012, dengan capaian standar tertinggi sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP). (ks/mkd/mkd)
BERITA KEMENAG RI
INDRAMAYU, JABAR. Gerak Jalan Kerukunan di Provinsi Jawa Barat dipusatkan di Lapangan Sport Center, Indramayu, Rabu (18/12)
BANJARBARU, KALSEL. Sabtu (7/12) Menag Suryadharma Ali melepas peserta GJK di Banjarbaru. Sebagai wujud toleransi pemeluk agama Buddha (Sungkono) memberikan 1 paket hadiah umroh.
PADANG, SUMBAR. Acara GJK bertempat di Lapangan Kantor Gubernur Sumatera Barat, Sabtu (21/12). Dalam acara tersebut seorang pemeluk agama Buddha (Christine Hakim) memberikan hadiah 1 paket ibadah umroh kepada peserta yang beruntung.
JATIM. Dalam acara GJK bertempat di Makodam Brawijaya, Minggu (29/12) Menag Gelorakan Semangat MTQ Ambon, Pesparawi Kendari, dan Ponpes Ende.
GORONTALO. Acara GJK di Provinsi Gorontalo dilepas secara simbolis oleh Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat, Minggu (15/12)
KUPANG, NTT. Gerak Jalan Kerukunan di Provinsi NTT dipusatkan di Halaman Gedung FKUB NTT di Jalan Eltari Kupang, Senin (9/12
BALI. Menag Surydharma Ali saat melepas peserta GJK di Halaman Kanwil Kementerian Agama Bali, Denpasar, Kamis (26/12).
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
19
BERITA KANWIL
Wamen Nasaruddin Umar
Hadiri Sarasehan Peringatan Hari Ibu di Yogyakarta dalam serial Mbangun Desa di TVRI Yogya dekade 90-an lalu. Yogyakarta (Humas)—Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY selenggarakan Sarasehan Peringatan Hari Ibu ke 85 Tahun 2013, Selasa (17/12), di kantor setempat Jalan Cendana Yogyakarta. Sarasehan ini mengambil tema Toleransi dan Kerukunan untuk Keutuhan NKRI dimulai dari keluarga. Wakil Menteri Agama RI Prof.Dr.H.Nasaruddin Umar,MA tampil menjadi salah satu keynote speaker dalam acara ini. Tampak hadir Kepala Dinas Kebudayaan DIY GBPH Drs.H.Yudhaningrat, Kakanwil Kemenag DIY Drs.H.Maskul Haji,M.PdI, Kabid Urais dan Binsyar Drs.H.Masdjuri MA, dan Kasubbag Inhum H.Arief Gunadi,S.Ag,MPdI. Sarasehan ini sendiri memiliki tujuan untuk mendorong kampanye dan edukasi kepada publik. Selain Wamenag Nasaruddin Umar, narasumber lainnya Sri Djohar Winarlin, staf pengajar Jurusan Ilmu Pemerintahan UGM dengan moderator Drs.Susilo Nugroho yang kondang dikenal Den Baguse Ngarso
Menurut Wamen Nasaruddin, tema yang diambil dalam kesempatan ini sangat Qurani. “Ada 500 ayat dalam al-Quran yang berbicara tentang keluarga, selain itu juga 99 persen ayat kemasyarakatan berisi tentang ayat-ayat keluarga,” katanya di awal sambutan. Al-Quran menurut Wamen, mengingatkan intinya masyarakat adalah keluarga. Pejabat kelahiran Ujung Bone (Sulawesi Selatan) 23 Juni 1959 ini berpesan agar Yogyakarta dapat dipertahankan sebagai kota toleransi dan kerukunan. “Selalu tiap ada tamu dari luar negeri saya ajak ke Yogya. Mereka melihat kondisi kerukunan dan pemandangan di sini sangat menakjubkan,” tegas Wamen. Juga faktor agama dan budaya, urai Wamen lebih jauh, jangan dipertentangkan. “Budaya itu memperindah agama. Itu ajaran Rasulullah. Budaya kita tak harus selalu meng-copy paste budaya Timur Tengah,” pungkasnya di depan ratusan peserta yang kebanyakan ibu-ibu dari organisasi wanita DIY. [bap]
Satker Terima DIPA 2014 baiknya sesuai dengan aturan yang berlaku. “Mudah-mudahan di tahun 2013 ini kita dapat meraih opini keuangan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) tanpa embel-embel DPP (Dengan Paragraf Penjelasan)”, harapnya. Kakanwil DJPB DIY, Dra Alfiah, dalam pemaparannya mengenai Strategi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2014, mengingatkan peserta untuk segera menyerahkan daftar gaji pegawai ke KPPN agar pada tanggal 2 Januari 2014, pegawai sudah dapat menerima gaji.
Yogyakarta – Sebanyak 77 satuan kerja (satker) di lingkungan Kanwil Kementerian Agama DIY menerima DIPA tahun anggaran 2014 di aula kanwil, Jum’at (20/12). Penyerahan DIPA dilakukan oleh Kepala Bagian Tata Usaha, Drs H Zainal Abidin MPdI, didampingi
20
Kasubbag Perencanaan dan Keuangan, Drs H Rojiki ST. Dalam pengarahannya, Kabag TU mengingatkan kembali kepada tiaptiap satker untuk dapat menggunakan anggaran tahun 2014 dengan sebaik-
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
Pada kesempatan ini diumumkan beberapa satker yang memiliki penyerapan DIPA tahun 2013 tertinggi, yaitu Bagian Tata Usaha 86,02%, Pembimas Kristen 92,13%, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulonprogo 92%, MAN Godean 98,66%, MTsN Jatimulyo 96,72%, danMIN Ngloro 97,83%. (and)
BERITA KANWIL
Desa Balecatur Juara 1 DBKS Teladan DIY 2013 Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman berhasil menjadi juara I Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) Teladan DIY tahun 2013 dengan perolehan nilai 804. Desa yang dipimpin oleh Hj. Sebrat Haryanti ini berhasil mengalahkan empat finalis lainnya, yaitu Desa Argomulyo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul yang menjadi juara II dengan nilai 767, Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta juara III dengan nilai 746, Desa Banaran Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo juara harapan I dengan nilai 707, dan Desa Ngestiharjo Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul dengan nilai 692. Kepada para pemenang DBKS, selain mendapat piagam penghargaan dan trophy, juga mendapat uang pembinaan dengan rincian juara 1 memperoleh 10 juta, juara II mendapat 9 juta, juara III mendapat 8 juta, juara harapan I mendapat 7 juta dan juara harapan II mendapat 6 juta. Hadiah diserahkan oleh Kepala Biro Kesra Pemda DIY RM. Wijoseno Haryo Bimo didampingi Kakanwil Kementerian Agama DIY Drs H Maskul Haji M.Pd.I. Pengumuman juara DBKS ini diadakan bersamaan dengan pengajian pejabat dan aparat pemda DIY putaran ke-12 yang diadakan di halaman Kanwil Kementerian Agama DIY, Rabu (4/12). Menurut Sebrat Haryanti, uang pembinaan ini nantinya akan digunakan untuk melakukan pembinaan kepada warga binaan di 18 pedukuhan yang ada di wilayahnya. “Kami berharap dengan adanya pembinaan ini, warga Desa Balecatur dapat
Website Kedinasan, Sarana Masyarakat Memperoleh Informasi SLEMAN – Setiap instansi atau lembaga, kini sudah memiliki sarana untuk menyebarluaskan informasi yang dapat diakses masyarakat dengan mudah, yaitu melalui internet. Jual beli barang pun sudah menggunakan internet. Oleh karena itu, Kementerian Agama
tidak boleh ketinggalan dalam memanfaatkan internet sebagai media penyebarluasan informasi yang diperlukan masyarakat. Demikian sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Drs H Fathony MA, saat membuka Workshop Pengelolaan Website dan Jurnalistik di
sejahtera lahir batin, memiliki keluarga yang sakinah serta dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan warga yang beragama lain”, ungkapnya. Mengawali pengajian, Kakanwil Kemenag DIY, Drs.H. Maskul Haji, M.Pd.I, dalam sambutannya menjelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Presiden nomor 24 tahun 2010 pasal 473, Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang keagamaan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. “Tugas berat ini membutuhkan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak agar bisa terwujud masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin”, paparnya. DIY, kata kakanwil, memiliki SDM yang berkualitas. Hal ini terbukti dari diperolehnya berbagai prestasi tingkat nasional, diantaranya juara I KUA teladan nasional, juara III penyuluh agama Islam teladan nasional, dan sebagainya. Pengajian yang mengambil tema “Kiat hidup sehat secara Islami” ini menghadirkan dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger, FINASIM, Kepala Klinik Geriatri (Usia Lanjut) RSUIP Dr Sardjito yang juga merupakan dosen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. (and)
Hotel Puri Inn Kaliurang, Selasa (17/12). Lebih lanjut Fathony menjelaskan pentingnya menginformasikan kegiatan kepada masyarakat. “Berbagai kegiatan di setiap unit kerja perlu diinfomasikan kepada masyarakat melalui berbagai media, salah satunya internet. Hal ini dikarenakan internet mudah diakses dan murah”, katanya seraya menambahkan bahwa kini Kankemenag Kota Yogyakarta dan KUA di DIY telah memiliki website yang
dapat diakses masyarakat. Sebelumnya, H Misbahrudin SAg selaku ketua panitia menjelaskan bahwa melalui workshop ini, peserta diharapkan dapat mengelola websitenya dengan maksimal dan menginformasikan berbagai kegiatan kedinasan melalui website. Untuk menunjang kemampuan ini, kata Misbahrudin, peserta memperoleh pengetahuan diantaranya mengenai teknik penulisan berita, foto jurnalistik, dan desain grafis. (Mahlani)
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
21
BERITA KANWIL
Kakanwil: Tingkatkan Citra Kemenag di Masyarakat Yogya (Humas)—Untuk meningkatkan pemahaman terhadap regulasi penyusunan perundangan-undangan bagi aparaturnya di daerah, Biro Hukum dan Kerjasama LN Kemenag RI selenggarakan Orientasi Perancang Perundang-undangan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Jumat (6/12). Kegiatan ini diikuti oleh 56 pegawai di lingkungan Kanwil Kemenag DIY. Kakanwil Kemenag DIY Drs.H.Maskul Haji,M.PdI dalam sambutan pembukaannya menekankan bahwa segenap pegawai Kemenag diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada ummat. “Termasuk KUA yang memberikan pelayanan prima namun kini dituduh sebagai tersangka korupsi,” tegas Kakanwil seraya mengingatkan kasus yang terjadi di KUA Kediri, Jawa Timur. “Sebenarnya kita ingin punya niatan mulia, dan sedihnya ketika itu dikalkulasi hingga 1,2 T,” heran Kakanwil. Menurut Kakanwil, acara semacam ini patut dioptimalkan oleh segenap jajarannya. “Ingat sambutan Menag, efektif hari kerja di 2013 tinggal 10 hari, mari kita maksimalkan kinerja kita,” imbuh pejabat kelahiran Pati, 27 Maret 1959, ini menambahkan. Di samping itu, Kakanwil menyatakan terima kasih dan apresiasi terhadap panitia pusat yang telah menggelar kegiatan ini di kota Yogya. Sebelumnya, Ketua Panitia yang juga Kasubbag Perancangan Peraturan Menteri Ninuk Sri Yanuarti,SH,MH menyatakan materi orientasi ini mulai dari teori dan praktik penyusunan metode perancangan perundang-undangan. Acara ini menghadirkan narasumber salah satunya Kepala Bagian Perancangan Peraturan dan Keputusan Menteri Maryono,S.Ag,MM, yang menyampaikan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2011. (bap)
PKM KODI Provinsi DKI Jakarta Kunjungi Kanwil Kemenag DIY
Dalam rangka menambah wawasan keIslaman, sebanyak 70 mahasiswa Pendidikan Kader Muballigh (PKM) Koordinasi Dakwah Islam (KODI) Provinsi DKI Jakarta angkatan XX mengunjungi Kanwil Kementerian Agama DIY, Rabu (11/12). Rombongan diterima oleh Kabag TU Drs. H. Zainal Abidin M.Pd.I, Sekretaris Umum MUI DIY KRT. Drs. H. AM. Kamaludinngrat, perwakilan Biro Kesra Pemda DIY Drs. H. Muhajir, dan pegawai bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag DIY.
22
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
Bidang PAKIS Adakan Rapat Evaluasi Akhir Tahun
Bertempat di Asrama Haji Yogyakarta, Senin (16/12), bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kanwil Kementerian Agama DIY mengadakan rapat evaluasi akhir tahun 2013. Acara ini dihadiri oleh 50 peserta yang berasal dari kanwil Kemenag DIY, seksi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum serta seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren kantor Kemenag kabupaten/ kota, ketua Pokjawas, ketua FKPP dan ketua FKDT. Kepala Bagian Tata Usaha, Drs H Zainal Abidin MPdI, dalam sambutannya mengajak untuk bersama-sama berupaya agar di tahun 2013 ini kita dapat meraih kembali opini keuangan Wajar Tanpa Pengecualian. “Terkait anggaran, kita harus transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan”, pesannya. Sebelumnya, Drs H M Fahrurrozi MPdI dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan dari acara ini salah satunya adalah untuk mendapatkan evaluasi dan saran dari peserta demi efektivitas programprogram bidang PAKIS di tahun selanjutnya. Dalam acara ini peserta memperoleh pengetahuan tentang upaya Kemenag dalam mencapai opini wajar tanpa pengecualian, pelaksanaan kegiatan dan penganggaran, problematika di bidang PAKIS serta upaya penyelesaiannya. (and)
Dalam sambutannya, Ketua Umum KODI Drs. H. Syaifudin Makhfud M.Si, menjelaskan bahwa KODI merupakan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah DKI Jakarta sejak 1968 dan mendapat anggaran dari APBD Provinsi DKI Jakarta. “Kunjungan kami ke Kanwil Kemenag DIY ini untuk mengisi salah satu kurikulum akhir studi orientasi mahasiswa, dengan harapan mahasiswa nantinya dapat menerapkan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing”, papar Syaifudin. PKM ini merupakan pendidikan nonformal yang dikelola oleh KODI dan mahasiswanya berasal dari lima wilayah kota yang ada di Provinsi DKI Jakarta dengan biaya pendidikan gratis. Nantinya bagi mahasiswa yang telah lulus, akan mendapat akta muballigh. (and)
BERITA DAERAH
PORSENI RAUDLATUL ATHFAL Kantor dalam sambutannya menyatakan mendukung dan bangga terhadap IGRA Kulon Progo yang bisa mengadakan Porseni dengan sumber dana dari swadaya guru dan anak RA. Kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan semangat belajar anak. “Dulu ketika masih kecil, saya malas mengaji dan belajar. Saat diadakan lomba, saya menjadi semangat untuk bisa dan mau belajar”, ujarnya.
Dalam rangka HAB ke 68 Kemenag, PW IGRA DIY menyelenggarakan Porseni RA. Hal yang sama juga dilaksanakan oleh PD IGRA Kulon Progo. Dalam Porseni ini memperlombakan 4 cabang lomba, Tahfidz, Da’I Kecil, Seni Relief Wash dan Senam Anak Shaleh. Bertemakan “Dengan Porseni kita tumbuh kembangkan anak yang sehat, cerdas, aktif, kreatif dan Islami”, kata Amini SAg, Ketua PD IGRA Kulon Progo di sela-sela Porseni, di Komplek Kantor Kemenag Kulon Progo, sabtu (30/11). Lebih lanjut menurut Amini, Porseni ini bertujuan untuk menanamkan cinta terhadap seni, kesehatan dan olah raga. Porseni juga menumbuhkan kesadaran pentingnya olah raga dan meningkatkan kreatifitas anak. Selain itu dengan Porseni juga akan mempererat ukhuwah Islamiyah dan sebagai sarana fastabiqul khairat. Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kulon Progo, Drs Moh Mustolih yang hadir mewakili Kepala
Dari Porseni ini, peraih juara 1, 2 dan 3 akan mewakili Kulon Progo maju ke Porseni RA tingkat DIY pada hari sabtu (14/12) di Kanwil Kemenag DIY. Adapun mereka yang berhasil meraih juara dalam lomba ini adalah : Tahfidz Putra, 1. Muhammad Hilmi (RA Masyithoh Ngestiharjo), 2. Aditya Utama Putra (RA Masyithoh Pereng), 3. Ahmad Nur Wahid (RA Masyithoh Sindutan I). Tahfidz Putri, 1. Nala Sabila (RA Masyithoh Janten), 2. Anggraini Vita L (RA Masyithoh Pereng), 3. Maikah Hadra (RA Muslimat Bendungan). Da’I Kecil Putra, 1. Yusron Musyafa (RA Masyithoh Ngestiharjo), 2. Khoirul GHibran Ar (RA Masyithoh Sindutan I), 3. Izmam Al Ghofar (RA Masyithoh Janten). Da’I Kecil Putri, 1. Ummu Rumaisha R (RA Masyithoh Janten), 2. Izza Yanah (RA Ibnu Abbas VIII), 3. Viarantika Raudhatul Jannah (RA Masyithoh Gotakan). Seni Relief Wash Putra, 1. Muhammad Ridlo Nurrohman (RA Masyithoh Janten), 2. Dian Saputra (RA Ibnu Abbas XII), 3. Ihtiar Nur Sholeh (RA Masyithoh Ring I). Seni Relief Wash Putri, 1. Nadya Izzaty Faiqotuzzihny (RA Masyithoh Janten), 2. Nadira Regina Wicahyani (RA Ibnu Abbas XII), 3. Siska Febriana Saputri (RA Sinar Melati II). Sedangkan untuk Senam Anak Sholeh, 1. RA Masyithoh Sindutan II, 2. RA Masyithoh Janten dan 3. RA Masyithoh Sindutan I. (Gerry)
NAZHIR HARUS PROFESIONAL Nazhir sebagai orang atau pihak yang berhak bertindak terhadap harta wakaf. Sedang menurut undangundang wakaf, bahwa nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai peruntukannya. Karena membutuhkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta komitmen pribadi yang mendalam, maka seorang nazhir haruslah profesional. Demikian dikatakan Drs H Muhammad dalam acara pemberdayaan wakaf produktif yang
berlangsung di Gedung Serbaguna Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo, rabu (14/11). Untuk menjadi nazhir yang professional, menurut Muhammad, seorang nazhir haruslah memenuhi beberapa persyaratan warga Negara, organisasi atau badan hukum Indonesia, beragama Islam, dewasa dan amanah, sehat jasmani rohani dan bergerak di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan Islam. Selain itu juga harus memenuhi syarat moral, management dan bisnis.
Lebih lanjut Muhammad mengatakan, nazhir itu mempunyai beberapa kewajiban antara lain mengadministrasi, mengelola, mengembangkan, mengawasi dan melindungi harta wakaf. nazhir juga wajib melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada BWI (Badan wakaf Indonesia). Sementara itu nazhir juga mempunyai hak mendapatkan hasil dari pengelolaan harta wakaf yang besarnya tergantung dengan situasi dan kondisi,
serta mendapatkan pembinaan dari BWI. Untuk itulah perlu segera dilakukan pemberdayaan wakaf produktif dalam rangka memperkuat ekonomi umat dan dilakukan dengan prinsip-prinsip syari’ah. Hal ini perlu dukungan dan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, ulama, kaum profesional, cendekiawan, pengusaha, lembaga keuangan, lembaga penjamin dan umat Islam secara keseluruhan. (Gerry)
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
23
BERITA DAERAH
PEMBINAAN KEPROTOKOLAN
Sesuai sejarahnya, kata protokol awalnya dimaknai sebagai halaman pertama sebuah naskah. Diartikan juga sebagai sebuah kebiasaan atau peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik. Hal ini disampaikan oleh Kasubbag TU Kantor Kemenag Kulon Progo, Drs Jauhar Mustofa MSI dalam Pembinaan Keprotokolan bagi Pegawai Kantor Kemenag Kulon Progo yang berlangsung di Hotel Kusuma Wates, rabu (27/11). Menurutnya, istilah protokol pada perkembangannya dipergunakan untuk acara resmi dan kenegaraan. Semua telah diatur dalam rangkaian aturan kenegaraan. Protokol ini penting agar sebuah kegiatan dapat berlangsung dengan khidmat, tertib dan lancar. Protokol ini merupakan tata pergaulan yang diterima oleh semua pihak, dengan suasana akrab untuk member perlindungan dan keamanan dalam tugas. Untuk itulah diperlukan sebuah pembinaan agar semua paham. “PNS akan selalu menghadapi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan keprotokolan. Karena itu diperlukan SDM-SDM yang mampu dan paham dengan keprotokolan. Kegiatan keprotokolan ini harus didukung dengan orang-orang yang mempunyai skill yang handal”, jelasnya. Sementara itu, Drs L Bowo Pristiyanto, Kabag Umum Setda Kulon Progo sebagai narasumber menjelaskan tentang Public Speaking dan Tata Upacara. Menurut Bowo, Keprotokolan telah diatur dalam Undang Undang Nomor 9 tahun 2010. Karena sudah diundangkan, maka kegiatan keprotokolan tidak boleh semaunya sendiri. Semua ada aturannya, meskipun hal ini bukan harga mati. Tentang public speaking, menurutnya sebuah komunikasi akan berjalan dengan baik jika pesan dari komunikator bisa diterima dengan baik oleh komunikan. Public speaking adalah tata cara melakukan bicara di depan umum secara runtut sesuai dengan tujuan. Beberapa hambatan sering kita alami ketika akan berbicara di depan umum. Misalnya karena belum terbiasa, kurang persiapan, kondisi tidak sehat, motivasi tidak kuat dan menyia-nyiakan bakat khusus. Ada juga orang dengan tipe kelinci, yang selalu memilih diam dan tidak mau bicara di depan umum. Selalu saja dia menyuruh orang lain yang tampil. Utnuk mengatasi hal tersebut menurutnya, harus disiapkan materi, ruang, waktu, alat, audience, bahasa/diksi dan komunikasi empatik (dengan hati) dan lugas. Agar lebih mudah kita harus mengerti tujuan, mempunyai keyakinan, semangat, rasa gembira dan bahagia. “Kunci dari public speaking bukan bicara tapi mendengarkan dan membaca. Karena dirimu adalah apa yang kamu baca”. Selanjutnya, dengan dibantu oleh Anita Handriyati dan Sunardi dari Bagian Umum Setda Kulon Progo, Bowo mengajak peserta untuk praktek upacara pelantikan pejabat. Pembinaan ini diikuti oleh 40 peserta dari Kantor Kemenag Kulon Progo, KUA dan Madrasah Negeri. (Gerry)
24
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
PEMBINAAN ADMINISTRASI BARANG MILIK NEGARA
Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) harus dilakukan dengan tertib administrasi dan mengikuti siklusnya. Siklus utama meliputi penggunaan, pembinaan, pengawasan, pengendalian, pengamanan, pemeliharaan, penatausahaan dan penghapusan. Sedang siklus insidentil meliputi pemanfaatan, pemindahtanganan, penilaian dan pemusnahan. Dalam pengelolaan BMN ini diperluakan langkah awal berupa perencanaan dan penganggaran serta pengadaan. Untuk penghapusan BMN dari daftar barang dengan SK pejabat yang berwenang. Yang dihapus adalah barangbarang yang sudah rusak berat. Barang yang dihapuskan juga tidak lagi dipergunakan untuk melaksanakan tugas pelayanan. Hal ini disampaikan Rahmat Sudarmono dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta saat menjadi narasumber pembinaan administrasi BMN di Rumah Makan Padang Saiyo Sapta Pesona Wates, selasa (13/11). Lebih lanjut menurut Rahmat, dalam pengelolaan BMN juga harus diperhatikan penetapan status penggunaan, pemindahtanganan, pengahapusan, pemusnahan dan transfer keluar . Dalam penetapan penggunaan haruslah tertib administrasi, mempunyai bukti kepemilikan dan surat kesediaan menyimpan bukti kepemilikan asli seperti BPKB, sertifikat dan lain-lain. Untuk tanah kasultanan dan tanah kas desa tidak dimasukkan dalam daftar SIMAK BMN. Sementara itu untuk pemusnahan haruslah dilakukan terhadap barang-barang yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Untuk syarat penghapusan haruslah barang yang sudah rusak /tidak ekonomis, tak dapat digunakan, kadaluarsa, mengalami perubahan spesifikasi, dan biaya lebih besar dari manfaat. Untuk kendaraan harus rusak berat dan minimal 10 tahun. Bisa juga rusak karena kecelakaan. Sedang yang dimaksud dengan transfer keluar adalah pengalihan tanggungjawab dan penggunaan dari Kuasa Pengguna Barang kepada Kuasa Pengguna Barang lainnya. (Gerry)
BERITA DAERAH
SANTRI MADIN IKUTI PORSADINAS
Sebanyak 6 santri Madrasah Diniyah (Madin) di Kabupaten Kulon Progo terpilih ikut mewakili DIY dalam Porsadinas di Jakarta. Mereka berpamitan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo didampingi Official dan wali santri, kamis (21/11). Dalam kesempatan itu Kepala Kankemenag Kabubaten Kulon Progo, Drs H Edhi Gunawan MPdI berpesan agar semua peserta senantiasa menjaga sportifitas. Selain itu juga menjaga kondisi fisik agar bisa mengikuti lomba dengan sebaikbaiknya. Para santri juga juga agar
membawa nama baik DIY dan Kulon Progo. Kepada official dan wali santri dimohon selalu berkordinasi. Hal ini untuk menjaga dan mengantisipasi kendali teknis yang bisa menghambat prestasi santri. Sementara itu Ketua KKDT Kabupaten Kulon Progo yang juga ketua official, M Nur Kharir dalam laporannya menyampaikan bahwa 6 santri Madin dari Kabupaten Kulon Progo yang akan maju mewakili DIY dalam Porsadinas di Jakarta tersebut adalah, Rohmad Lailatul Meidiyanto dari Madin Budimulyo Sentolo cabang Tahfidz Putra, Ni’mah Nazulanita R, dari Madin Budimulyo Sentolo cabang Tahfidz Putri, Mutia Luthfi Hanifah dari Madin Nurul Huda Kokap cabang Pildacil, Alfario Genta
Sasmita dari Madin Mutihan Wates cabang Futsal, Umar Alwatasi dari Madin Al Manar Pengasih cabang Futsal dan Ana Kurnia Rahmawati dari Madin Al Huda Kalibawang cabang Lari 60 meter. Mereka didampingi Official M Nur Kharir, Misroh Achmadi dan Abdul Wahab Wijaya serta wali santri masing-masing. Sekembali dari Porsadinas diperoleh informasi bahwa dari hasil lomba, santri Madin dari Kulon Progo berhasil mendapatkan juara. Adapun hasilnya adalah juara 1 Tahfidz putri atas nama Ni’mah Nazulanita R, dari Madin Budimulyo Sentolo, juara harapan 2 pildacil putri atas nama Mutia Luthfi Hanifah dari Madin Nurul Huda Kokap dan juara 3 lari 60 meter putri atas nama Ana Kurnia Rahmawati dari Madin Al Huda Kalibawang (Gerry)
KORPRI HARUS NETRAL Peringatan HUT KORPRI ke-42 di halaman kantor setempat, jum’at (29/11).
Pada era reformasi ini adalah babak baru KORPRI untuk menjadi lembaga yang netral dan tidak berpihak terhadap partai politik tertentu. KORPRI harus senantiasa netral, berorientasi pada tugas, pelayanan dan berpegang teguh pada profesionalisme dan Panca Prasetya KORPRI. Demikian isi sambutan tertulis Ketua Penasehat Dewan Pengurus KORPRI DIY, Hamengku Buwono X yang dibacakan oleh Kasubbag TU Kantor Kemenag Kulon Progo saat menjadi Inspektur Upacara
Menurutnya, awalnya KORPRI merupakan wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Negeri Indonesia, selama Orde Baru dijadikan alat kekuasaan untuk melindungi pemerintah yang berkuasa. Baru pada masa reformasi inilah disepakati bahwa KORPRI harus netral secara politik. “KORPRI harus bisa membentengi anggotanya dari politik praktis, dengan menghindari pemanfaatan KORPRI sebagai obyek politik”, katanya. Selain itu diharapkan juga agar KORPRI terus mempertahankan eksistensinya agar kiprahnya benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat. KORPRI juga harus tetap berkomitmen untuk meyakinkan bahwa demokrasi dapat dijalankan sebagaimana mestinya. KORPRI juga diharap unutk terus mendukung reformasi birokrasi untuk memberikan pelayanan secara transparan dan akuntabel. (Gerry)
Kafilah Porsadinas pamitan Kepala Kankemenag Kulon Progo di halaman kantor setempat, kamis (21/11)
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
25
BERITA DAERAH
SEMARAK HAB KEMENAG KE-68
PELANTIKAN PEJABAT
Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) ke-68 Kementerian Agama tahun 2014, Kankemenag Kabupaten Bantul menyelenggarakan serangkaian kegiatan, antara lain jalan sehat Kerukunan yang diselenggarakan Kanwil Kemenag DIY bertempat di Lapangan Grha Sabha UGM Yogyakarta, silaturrahmi ke mantan kepala kantor Kemenag Bantul, peresmian kantor KUA Kecamatan Bantul, bakti sosial, serta upacara Bendera yang dilaksanakan pada Hari Jumat (3/1/2014) bertempat di lapangan Paseban Komplek Pemda Bantul.
Bertepatan dengan Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-68, Jumat (3/1/2014) Kantor Kementerian Agama Bantul menyelenggarakan pelantikan pejabat struktural bertempat di aula Kantor. Menurut Pranata Humas Kantor Kemenag Bantul H. Ponijo, S.Ag, M.Pd.I pelantikan diselenggarakan guna mengisi kekosongan jabatan Kasub. Bagian TU, Kepala TU pada Madrasah Tsanawiyah, kepala KUA serta rotasi jabatan kasi di lingkungan Kankemenag Bantul.
Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati selaku inspektur upacara menyampaikan Sambutan tertulis Menag RI H. Suryadharma Ali, yakni pentingnya pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Agama, tidak hanya menyangkut pembaharuan organisasi, tata kerja dan administrasi yang harus memenuhi prinsip-prinsip Good Governance, tetapi harus menyentuh pembaharuan sikap mental. Lebih lanjut, mengajak kepada para pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Agama agar dalam melaksanakan tugas melayani masyarakat selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama, akhlak mulia dan menampilkan budaya kerja yang profesional. Sebagai ungkapan rasa syukur, seusai pelaksanaan upacara bendera disampaikan bantuan dari dana ZIS Kantor Kemenag Bantul sejumlah Rp 97.000.000,00 diperuntukan bagi 170 pelajar/fakir miskin di 17 kecamatan, 25 pedagang kecil, 258 GTT, 20 pengemudi becak masing-masing sebesar Rp 200.000,- serta 4 orang PTT sebesar Rp 300.000,- (JOJO)
Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul Drs. H.Abdul Madjid, MA dalam amanatnya menyampaikan bahwa untuk kepentingan organisasi perlu sebuah penyegaran, agar pejabat dalam melaksanakan tugas tidak terjebak sebuah rutinitas yang menjemukan. Sehingga dengan adanya promosi dan rotasi diharapkan dapat memberikan nuansa baru, serta semangat baru untuk lebih meningkatkan pelayanan prima. Adapun pejabat yang dilantik HM Wahib Jamil, S.Ag, M.Pd menggantikan H. Nadhif,S.Ag, MSI sebagai Kasub Bagian TU Kantor Kemenag Bantul, Drs. H. Rohyadi, MA Kasi PAIS, Drs. Bambang Inanta Kasi PHU, H. Fathurrohim,S.Ag Kasi PD Prontren, Drs. Ari Iswanto Kepala KUA Kecamatan Banguntapan, H. Muh Labib Suryoko, S.Ag Kepala KUA Kecamatan Pundong, Drs. Suryadi Kepala KUA Kecamatan Kretek, serta Retno Siwi Handayani,SE sebagai Kepala TU MTs Negeri Giriloyo Imogiri. (JOJO)
PENGUKUHAN PPKA Sejak tahun 1997 telah berdiri IMAN (Ikatan Mantan Pegawai Kementerian Agama) yang diprakarsai oleh KH. Nawawi Abdul Aziz, KH. Syuaib Mustofa, dan KH. Nurhadi Abdullah. Setelah beraktivitas beberapa tahun, organisasi berhenti. Pada tahun 2011, organisasi ini dihidupkan kembali, dan terbentuklah kepengurusan periode 2011 – 2016 sebagai ketua KH. Munawir. Pada akhir tahun 2013 dengan mengacu Kementerian Agama RI sepakat untuk diganti nama PPKA (Persaudaraan Pensiunan Kementerian Agama), demikian sejarah berdirinya
26
PPKA disampaikan oleh KH Munawir AF pada pengukuhan PPKA Kabupaten Bantul Sabtu (28/12/13) bertempat di aula Kantor Kemenag Bantul
PPKA berarti melanjutkan citacita para pendahulu, sehingga Kementerian Agama dapat dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat.
Dalam sambutannya Kepala Kantor Kemenag Bantul Drs. H. Abdul Madjid, MA mengatakan pegawai kantor Kemenag Bantul tidak boleh melupakan jasa para pendahulu yang telah meletakkan dasar-dasar yang kokoh untuk tegaknya kementerian agama. Meski telah purna tugas semangat untuk mengabdi pada masyarakat tetap terjaga. Dengan aktif di kepengurusan
Kepengurusan PPKA periode 2011-2016 Penasehat : Drs. H. Syuaeb Mustofa, Drs.H.Nurhadi Abdullah; Ketua : Drs. H. Munawir AF, H.Mahsun Dimyathi, BA, HM. Farid; Sekretaris H.Mudjijono,BA, H. Romlan HS, BA, H.JaelaniLatif, BA; Bendahara : H.Zamroni,BA, H.Bisri; Bidang Organisasi : Drs. H. Sumardi, Bidang Kesra : H. Budirejo,M.Pd (JOJO)
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
BERITA DAERAH
HAB Kemenag RI ke 68 Jum’at (3/1/2014) dalam rangka Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag RI ke 68, Kankemenag Gunungkidul mengadakan upacara bendera dengan inspektur upacara Kepala Kankemenag Drs. H. Nur Abadi, MA. Dalam amanatnya, Drs. H. Nur Abadi, MA membacakan sambutan tertulis Menteri Agama RI Suryadharma Ali. Tema HAB tahun ini mengambil tema “Mengabdi Dengan Profesionalitas dan Amanah”. Dihimbau kepada seluruh pegawai jajaran Kementerian Agama hendaknya tidak hanya sekedar tahu dan hafal slogan tersebut tetapi harus diimplementasikan di dunia nyata pada jajaran Kementerian Agama. Upacara bendera yang berlangsung di halaman M. Agung Al Ikhlas Wonosari diikuti oleh unsur pejabat struktural dan fungsional Tingkat Kabupaten, Kepala KUA, Kepala Madrasah/TU, Guru serta Siswa/i Madrasah se kota Wonosari berjalan khitmad. Petugas pengibar bendera merah putih dan paduan suara berasal dari Siswa/i MAN Wonosari. Selesai upacara dilanjutkan dengan bakti sosial donor darah yang diikuti 106 orang dari 175 pendaftar yang bertempat di Landas M. Agung Al Ikhlas Wonosari. Untuk pelaksanaan upacara di daerah berlangsung di Kecamatan dengan koordinator Kepala KUA yang melibatkan satker dan seluruh pegawai Kementerian Agama dan siswa madrasah. Rangkaian kegiatan HAB yang lain yaitu senja sehat (senam dan jalan sehat) yang diikuti oleh ribuan peserta dari pegawai Kemenag Gunungkidul baik yang PNS maupun honorer beserta keluarga (Sabtu, 28/12/2013). Sebelum jalan menyusuri kota Wonosari terlebih dahulu senam bertempat di halaman M. Agung Al Ikhlas Wonosari. Disediakan ratusan door price dengan hadiah utama sebuah sepeda motor yang didapatkan Arif Supriyadi (Satpam Kankemenag) dan penyerahannya disampaikan oleh Kepala Kankemenag Gunungkidul diakhir acara. @min
Pelantikan Pejabat Struktural Eselon IV Kepala Kankemenag Gunungkidul Drs. H. Nur Abadi, MA mengambil sumpah jabatan dan melantik beberapa pejabat struktural, Jum’at (27/12/2013) di Landas M. Agung Al Ikhlas Wonosari. Dalam sambutannya setelah melantik Drs. H. Nur Abadi, MA menyampaikan bahwa pengambilan sumpah dan pelantikan apakah dalam bentuk promosi, mutasi maupun rotasi adalah sesuatu yang niscaya terjadi pada sebuah kantor ataupun lembaga. Terlebih di tahun 2014 Kementerian Agama mau tidak mau harus menerapkan reformasi birokrasi. Oleh karena itu diingatkan agar pejabat yang dilantik selalu menjaga komitmen dan kebersamaan serta terhindar dari persoalan yang membuat Kementerian Agama tidak baik menurut pandangan masyarakat. Selalu menjaga jabatan yang telah diamanahkan pimpinan dan bekerja dengan semboyan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas serta kerja tuntas untuk mendukung penilaian dan capaian kinerja yang selama ini telah didapatkan dengan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP). Pelantikan dan pengambilan sumpah yang dihadiri pejabat beserta isteri terdiri dari Kepala Sub Bagian TU Drs. H. Buchori Muslim, M.Pd.I yang sebelumnya Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD dan Pontren); Drs. H. Sadmodadi, MA meninggalkan jabatan lamanya Kepala Sub Bagian TU menjadi Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU). Sedangkan Kasi PD dan Pontren yang baru dijabat H. Mukotip, S.Ag.,M.Pd.I sebagai pejabat lama Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah. @min
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Mengucapkan
SELAMAT
HARI AMAL BAKTI
ke-68
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
27
JENDELA MADRASAH
SD Ungaran 1 Yogyakarta Kunjungi Kantin Sehat MIN Jejeran
Da’i Kecil RA Tiara Chandra
Raih Juara 1 Tingkat DIY
Dalam rangka meningkatkan silahturahmi, mengasah kecerdasan, kreativitas dan kemandiriian anak, Ikatan Guru Raudhatul Athfal (RA) adakan Kegiatan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) Anak RA. Untuk RA Kota Yogyakarta diadakan pada sabtu (30/11) di Kantor Kemenag Kota Yogyakarta, RA Tiara Chandra berpartisipasi dalam lomba Tahfidz surat pendek, Da’i Kecil, Relief Was dan Senam Anak Sholeh. Berkat latihan yang intensif selama 2 minggu dan semangat dari siswa/siswi RA Tiara Chandra serta bimbingan para guru dan dukungan para orangtua, siswa/siswi RA Tiara Chandra berhasil meraih 5 piala sekaligus. Juara 1 Tahfidz Surat Pendek Putri oleh Azema Helga, Juara 1 Da’i Kecil Putra Keenan Atha Asaku B, Juara 3 Da’i Kecil Putri oleh Dyah Puspitaningrum, Juara 3 Relief Was oleh Faras Razaq An Nadif dan Juara 2 Senam Anak Sholeh. Sabtu (14/12) di Kanwil Kemenag DIY, para juara cilik RA Tiara Chandra kembali berlomba ke tingkat Propinsi. Dan berhasil meraih kembali Juara 1 Dai Cilik Putra oleh Keenan Atha Asaku B dengan judul “Menjadi Muslim yang JEBRET!! Insya Allah GOL Masuk Surga!”. Kemudian juga berhasil meraih Juara Harapan 1 Tafidz surat pendek putri dan Juara Harapan II Lomba Senam Anak Sholeh. (a/n)
Sebagai madrasah dengan segudang prestasi, dari madrasah sehat, adiwiyata, siaga bencana, madrasah tahfidz dan lainlain, mengundang perhatian banyak instansi, sekolah, peneliti ataupun pihak – pihak pemerhati lingkungan dan kebencanaan tertarik berkunjung ke MIN Jejeran, mulai dari pengkajian, studi banding, penelitian ataupun support kepada MIN Jejeran . Pada Kamis (19/12), rombongan dari SD Ungaran I Yogyakarta berjumlah 9 orang melakukan kunjungan studi banding terhadap pengelolaan kantin sehat di MIN Jejeran. Kedatangan rombongan disambut hangat oleh keluarga besar MIN Jejeran yang terdiri dari guru, pegawai, serta siswa – siswi MIN Jejeran. Menurut ketua rombongan, Dra. Hj. Siti Sudariyah, dalam sambutannya mengatakan terkesan melihat langsung pengelolaan kantin sehat
di Min Jejeran, anak – anak dengan rapi dan sabar mengantri untuk membeli jajanan yang sudah disediakan oleh pengelola. Selain kantin sehat juga sebagai kantin kejujuran, dimana anak-anak mengambil makanan sesuai dengan selera dan membayar dengan uang di tempat yang disediakan, dan jika ada kembalian, mengambil sendiri. “Pengalaman yang dapat dipelajari sangat banyak, mulai dari penataan lingkungan, UKS, kebun madrasah, pengelolaan sampah, kolam ikan dan lai-lain. Suatu saat kami akan berkunjung kembali dengan jumlah tim yang lebih besar”, katanya. Dalam kunjungannya rombongan ini memberikan apresiasi yang luar biasa kepada MIN Jejeran dan akan melakukan kerjasama dalam pengembangan ilmu pengetahuan.(rmu).
MAN 1 Kalibawang Juara Paduan Suara MA Kulon Progo tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Ibtidaiyah. Lagu yang dilombakan adalah Hymne Madrasah dan Mars Madrasah. KULONPROGO – MAN 1 Kalibawang menjadi juara I lomba paduan suara tingkat MA se-Kabupaten Kulon Progo. Lomba yang diadakan di MAN Wates 1, Kamis (26/12), itu dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-68. Dalam waktu yang sama juga diadakan lomba untuk
28
Lomba paduan suara yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo itu penilaiannya berlangsung cukup fair karena tim juri berasal dari luar instansi atau independen. Hasil selengkapnya sebagai juara kedua adalah MAN 2 Wates dan juara ketiga diraih MAN Wates 1.
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
Pelatih Paduan Suara MAN 1 Kalibawang yang di bidang seni campursari atu orgen tunggal tingkat Kulon Progo tenar dengan sebutan Cahya Pete, Cahya Budi Rahmanta S.Pd. mengatakan bahwa saat melihat penampilan dari kontestan lain, timnya sempat khawatir. Namun akhirnya ketika diumumkan bahwa timnya menjadi juara I, dirinya sangat bersyukur akan hal itu. Dalam lomba itu juga didampingi oleh beberapa guru diantaranya Sugiyanta S.Ag M.Pd, Wahyuni Karyanirum dan Harmiyati S.Pd.
JENDELA MADRASAH
Kolam Pendidikan di MTsN Yogyakarta 1
Mlati, Selasa (17/12).Ada yang berubah dari penampilan “wajah” MTs N Yogyakarta I. Jika anda berkunjung kesana, maka anda melihat bahwa halaman konblok bagian depan dan halaman antara gedung yang membujur ke selatan telah berubah menjadi kolam ikan yang asri. Kolam yang dilengkapi dengan jembatan itu tidak hanya berfungsi sebagai “pemanis wajah” MTs N Yogyakarta I, tetapi memiliki fungsi yang lebih penting karena merupakan kolam penampungan limbah air wudlu. Ide pembuatan kola mini ini, berangkat dari keprihatinan melihat banyaknya sisa air wudlu yang terbuang percuma setiap
Diklat OSIS MAN 1 Kalibawang
hari. Dengan jumlah peserta didik sekitar lima ratus orang, maka bisa dibayangkan berapa ratus liter air yang terbuang sia-sia setiap hari, setelah seluruh siswa beserta guru dan karyawan mengambil air wudlu untuk sholat dhuha pada pagi hari dan sholat dhuhur siang harinya. Atas pertimbangan inilah, maka di sebelah timur tempat wudlu dibangun kolam untuk menampung limbah air wudlu. Kolam tersebut dilengkapi dengan pompa otomatis yang akan menjaga volume air yang tertampung didalamnya. Jika air sudah melebihi kapasitas kolam, maka secara otomatis pompa akan menyedot kelebihan air yang kemudian dialirkan melalui pipa untuk menyirami tanaman disekitarnya. Hal ini akan menjaga MAN 1 Kalibawang mengadakan Pendidikan dan Latihan OSIS, SelasaRabu (24-25/12). Diklat ini diikuti oleh 36 orang siswa pengurus OSIS yang telah dilantik Senin (18/11). Kegiatan itu dibuka oleh Kepala MAN 1 Kalibawang Drs. H. Suharyanto, MA pada pukul 08.00 WIB. Dalam sambutannya, Suharyanto menyampaikan bahwa para pengurus OSIS harus menggunakan seluruh tenaga maupun pikirannya demi kelancaran keberadaan OSIS. Prestasi yang demikian itu hanya dapat dicapai dengan keuletan dan ketangguhan
air yang ada dalam kolam tidak akan membludak keluar. Kolam limbah air wudlu ini diharapkan juga dapat menjadi kolam pendidikan. Selain sebagai media belajar tentang ekosistem, ikan yang dipelihara dikolam tersebut digunakan sebagai media pembelajaran kewirausahaan tentang budidaya ikan oleh peserta didik kelas IX. Pada kolam pendidikan tersebut juga terdapat beberapa tanaman seperti sawi dan tomat yang ditanam secara aquaponik dengan diapungkan diatas kolam menggunakan sterofoam bekas. Yang tak kalah pentingnya dari keberadaan kolam pendidikan ini adalah bahwa kolam ini merupakan bukti nyata tentang pentingnya menghemat Sumber Daya Alam yang kita miliki agar kelak masih tetap bisa kita wariskan kepada anak cucu kita. (Ih’s ) pengurus dan anggota atau seluruh siswa. “Pengurus harus memiliki rasa tanggung jawab sebagai pengemban amanat”, pesannya. Peserta menginap satu malam di kampus MAN 1 Kalibawang dan mengikuti bimbingan mental pada pukul 02.00 pagi hari. Materi yang diberikan mulai dari kebijakan madrasah, struktur organisasi, commitment team work building, surat-menyurat dan lain-lain. Di samping itu juga diadakan praktik pembuatan proposal dan barisberbaris.
Persiapan UN MIN Jejeran Dalam rangka persiapan sukses UN dan UAMBN tahun 2014, MIN Jejeran Bantul mengadakan kegiatan sukses UN/UAMBN yang diikuti oleh siswa, guru dan wali siswa, Senin (9/12) Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara maksimal untuk menghadapi ujian pada tahun 2014. Dengan kesiapan yang matang, insya Allah akan mendapatkan hasil yang maksimal.Kepala MIN Jejeran, Ahmad Musyadad MSI, menyampaikan dalam sambutannya bahwa keberhasilan tidak bisa hanya dibebankan pada siswa atau guru saja, tetapi harus ada sinergi yang baik antara siswa, guru dan wali siswa, tentunya melalui usaha dan doa (riyadhah lahir dan batin).Kegiatan sukses UN dan UAMBN tersebut diisi dengan motivasi dan bedah kisi-kisi semua mapel UN dan UAMBN. Adapun yang mengisi acara tersebut antara lain motivasi oleh Didik Nurwanto; bedah kisi-kisi IPA dan bahasa Arab oleh Akhmad Farid S.Pd.I, MTK, Fiqh dan SKI oleh Dra. Hanik Nurul Hidayah, Al-Quran Hadits dan Aqidah Akhlak oleh Muttaqin, S.Ag dan Bahasa Indonesia oleh Margiyanti. Acara tersebut di tutup dengan doa bersama yang di pimpin oleh Muttaqin Alhafidz. (trm).
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
29
JENDELA MADRASAH
Roadshow MIN Jejeran Dalam rangka mengapresiasi animo masyarakat yang besar terhadap MIN Jejeran, serta demi menjaga jalinan silaturahim dengan TK/RA di sekitar MIN Jejeran Bantul, Sabtu (14/12), digelar Road Show MIN Jejeran.
MTsN Piyungan Adakan Penyuluhan Terkait Narkoba
Dalam kunjungannya, tim Road Show MINejer menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada TK/RA yang telah mempercayakan anak didiknya melanjutkan pendidikan ke MIN Jejeran, serta menyampaikan permohonan maaf belum bisa menampung semua lulusan TK/RA karena keterbatasan daya tampung. Menurut ketua panita, Agus Hariyadi, selain menyampaikan hal di atas tim Road Show juga menyampaikan sekilas program unggul MIN Jejeran, serta informasi awal tentang Penerimaan Siswa Baru MIN Jejeran 2013/2014, syarat dan ketentuan pelaksanaan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, hanya saja untuk tahun ini pendaftaran indent sudah dimulai bulan Januari 2014. Informasi ini disampaikan melalui leafet yang telah disampaikan, untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Ana Alfiati dan Didik Nurwanto pada jam kerja. Di sela – sela kesibukannya Kepala MIN Jejeran, Ahmad Musyadad, menyampaikan program Road Show ini juga merupakan rangkaian kegiatan dalam mengawal MIN Jejeran sebagai Rintisan Madrasah Unggul Kementerian Agama DIY.
MTsN Wonokromo Gelar UAS Semester Gasal
Selama 9 hari, mulai Senin – Selasa (2-10/12), MTsN Wonokromo Bantul menggelar kegiatan Ulangan Akhir Semester (UAS) Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014. Kegiatan UAS ini diikuti oleh 515 siswa yang terdiri dari siswa kelas VII, VIII dan IX. UAS digelar dengan tujuan sebagai sarana untuk mengukur ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama satu semester. Seberapa jauh pemahaman dan daya serap siswa terhadap satu mata pelajaran bisa dilihat dalam raihan nilai UAS ini, dan diharapkan siswa bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran yang diikuti. Nilai UAS akan diakumulasikan dengan nilai harian dan UTS sebagai nilai raport dan setiap semesternya dirata-ratakan untuk nilai dasar penentuan kelulusan di kelas IX. Demikian keterangan resmi yang disampaikan Waka Kurikulum, Drs Sumarno MA. Adapun mata pelajaran yang diujikan selain mata pelajaran agama (5 mapel) ada juga mata pelajaran umum (9 mapel) ditambah mata pelajaran muatan lokal yaitu Batik dan Baca Tulis Quran.
30
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
Piyungan, untuk mengisi waktu siswa MTsN Piyungan setelah menghadapi Ulangan Akhir Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013 / 2014, Kamis (12/12), diadakan Penyuluhan Narkoba. Penyuluhan Narkoba diikuti siswa Kelas VIII MTsN Piyungan dan didampingi wali kelas. Kegiatan Penyuluhan Narkoba merupakan Program Kerja guru BK MTsN Piyungan dan tindak lanjut dari Workshop Penanggulangan HIV / AIDS melalui Pendekatan Agama yang diikuti oleh perwakilan dari MTsN Piyungan, Hj. Sri Ediana Nugraheni, S.Pd. Kepala MTsN Piyungan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang setinggi – tingginya kepada DPD GRANAT D.I. Yogyakarta yang telah meluangkan waktu dengan memberikan penyuluhan narkoba di MTsN Piyungan, dengan harapan bisa menjadi bekal pengetahuan siswa tentang bahaya narkoba sehingga siswa–siswi MTsN Piyungan tidak terjerumus narkoba. Narasumber kegiatan penyuluhan narkoba berasal dari DPD Gerakan Nasional Anti Narkoba (GRANAT) D.I. Yogyakarta yang dipimpin oleh KRT Ferian Nugroho, SH. Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya (ada juga yang menyingkatnya menjadi NAPZA – Narkotika Psikotropika, & Zat Adiktif berbahaya lainnya), yaitu bahan/ zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis bagi penggunanya. Dampak psikis yang ditimbulkan, yaitu lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah; hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga; agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal; sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan; cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. Sedangkan dampak sosialnya yaitu gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan; merepotkan dan menjadi beban keluarga; pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram. Diakhir acara, Ferian berpesan kepada seluruh keluarga besar MTsN Piyungan untuk ikut memerangi narkoba dan ikut menyelamatkan bangsa kita dari Narkoba. Sebab narkoba itu selain merusak diri & masa depan, juga merusak hubungan dan lingkungan kita. Narkoba juga akan mangakibatkan gangguan mental organik dan memicu pergaulan bebas yang pada gilirannya merusak masa depan Bangsa.( ltf )
PROFIL REMAJA
Ronia Putra Vandana, Siswa MAN Lab UIN Yogyakarta
Kisah Mantan Anjal yang Maju Lomba Menulis Tingkat Nasional
T
ekad bulat diimbangi keinginan kuat untuk bangkit dari keterpurukan membawa Ronia Putra Vandana memilih Yogyakarta untuk melanjutkan sekolah. Roni, demikian ia akrab disapa, kini duduk di bangku Kelas X MAN Lab UIN Yogyakarta. Dulu Roni hidup di jalanan. “Mengamen dari Purwokerto sampai Ibukota,” katanya saat ditemui BAKTI belum lama ini di madrasahnya. Remaja kelahiran Purwokerto, 20 Oktober 1997, itu mengaku pernah terjerumus ke lembah hitam pergaulan bebas. “Tiap hari kerjaan saya cuma main dan minum minuman keras,” sesalnya. Hingga akhirnya, suatu malam ia pulang dalam keadaan teler berat. Ibunya langsung menggiring ke sumur dan ia disiram air hingga pulih kesadarannya. Lalu ayahnya datang. Roni sudah siap-siap bakal dihajar. Ternyata tidak. Ayahnya malah menasihati, “Ron, janganlah kamu jadi anak nakal, kita ini orang susah, kerjamu hanya bolos sekolah dan mabuk mau jadi apa kamu besok?” kata sang ayah sambil membelai lembut rambut Roni. Roni yang dinasihati malah menangis sesenggukan. Tangis yang kian menjadi karena keesokan harinya, ayahnya meninggal dunia. Peristiwa ini tidak pernah dilupakan sulung dari 6 bersaudara ini. Ibunya yang hanya seorang buruh jelas tak
mampu menghidupi enam anak sekaligus. Akhirnya Roni menuruti nasihat sang kakek yang membawanya ke Yogyakarta. Masuklah ia ke MAN Lab UIN. “Tampilannya pertama kali saat datang gondrong, lusuh, pakai anting,” kata Kepala madrasah Drs. Mawardi,M.PdI didampingi Widodo Lestari,S.Pd, Guru Bahasa Indonesia. Pihak madrasah awalnya sempat keberatan menerima Roni. “Namun kami ingin mencobanya terlebih dahulu bisa tidak ia berubah,” terang Mawardi. Akhirnya, remaja yang bercita-cita ingin jadi dokter itu dapat merubah penampilan dan tingkah lakunya. Apalagi sekarang ia mondok di Pesantren Nurul Haq Gedongkuning asuhan Suyanto,S.Ag,M. Si. Praktis tiap hari Roni mendapat petuah agama. Kemudian remaja yang piawai main gitar itu menuju Bandung pada akhir tahun lalu. Ia terpilih sebagai salah satu finalis Lomba Kisah Inspiratif yang digelar Direktorat Pendidikan Madrasah pada Dirjen Pendis Kemenag RI. Roni menuliskan pengalamannya dengan judul “Perjuangan Si Anak Jalanan Menuju Cita-Cita”. Dan akhirnya ia dinobatkan sebagai Juara I lomba ini karena mampu memikat para juri. Tak pelak saat dirinya dinyatakan keluar sebagai juara pertama, dirinya seolah tak percaya Ia menulis dengan penuh kejujuran atas apa yang pernah dialami dan dilakoninya sejak dulu. Termasuk juga pengalaman pahit saat ia dipalak oleh preman Terminal Pulogadung. “Juga pernah dua kali jatuh dari bis,” akunya sembari menambahkan penghasilan mengamen di Ibukota bisa capai Rp 500 ribu/hari. Kendati besar, Roni tak terbersit sedikitpun niat untuk kembali. Ia mantap dengan tekadnya menjadi dokter. “Karena dengan menjadi dokter saya dapat membanggakan keluarga,” katanya. Ya, man jadda wa jada, siapa yang bersungguhsungguh ia akan berhasil. Selamat menggapai cita-citamu, Ron! [bap]
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
31
Tamu Kita
Dalil yang menyatakan Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, kita ganti laki-laki adalah pelindung perempuan. Rumah tangga Rasulullah yang menjadi kepala rumah tangga malah Siti Khadijah. Ada kesamaan peran antara laki-laki dan perempuan. Salah satunya tak boleh terlalu mendominasi.
?
Ada langkah preventif mencegah perceraian?
Sebelum masuk biduk rumah tangga, calon pasangan pengantin harus ada pembekalan. Tapi kita lihat sekarang, nasihat perkawinan hanya ada di hari H. Harus ada sertifikat kursus pranikah. Selain itu kita juga kerja sama dengan Mahkamah Agung mengajak hakim-hakim agama agar tidak mudah ketok palu mengabulkan perceraian.
?
Apa peran keluarga dalam penciptaan toleransi?
Toleransi harus disiapkan sejak dini. Sejauh ini cara pengajaran Islam hanya one way system. Yang dianut anak sekarang adalah tidak ada kebenaran di agama lain. Pelajaran agama itu sesungguhnya juga perlu diajarkan bahwa ada agama lain. Ajaklah anak kita berdamai dengan agama lain.
?
Maksudnya?
Kan jelas ayatnya bahwa bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah sanggup memberi petunjuk kepada manusia lainnya. Tugas kita hanyalah menyampaikan. Kita tidak boleh sekenanya menuduh orang dari lahirnya saja. Tengoklah kisah Usamah bin Sayad, membunuh orang yang telah bersyahadat. Kita hanya menghukum yang tampak, batin urusan Allah. Bapak Toleransi itu adalah Nabi Muhammad. Tokoh-tokoh agama adalah mereka yang menganjurkan kemanusiaan. Nabi pernah menjamu 60 tokoh lintas agama di masjid. Mempersilahkan kebaktian di kompleks masjid. Ada gereja yang pembangunannya tidak selesai-selesai, lalu dibantu dengan uang hibah. Orang Yahudi yang lapar dibantu dengan Baitul Maal. Dalam Islam bahkan disebutkan etika kalau perang: jangan membunuh perempuan, manula, anak-anak, pohonpohon.
?
Bagaimana dengan konteks di Indonesia?
Kita harus bangga menjadi kerukunan di Indonesia. Pekan lalu saya di Yordania ditanya apa resepnya Indonesia tidak terkena badai Gurun yang menimpa negeri-negeri Timur Tengah. Indonesia malah tidak bergeming sedikitpun. Hanya 3 negara Islam yang masuk G-20, termasuk Indonesia di dalamnya. Pertumbuhan ekonomi kita 5,5 persen. Mereka bertanya, apa resepnya negara seluas dan seplural ini dapat terus bertahan? Di Irak itu ada Menag Syiah dan Menag Sunni. Di tempat kita Menag ya cuma satu. Alhamdulillah, ekonomi makmur, keamanan stabil, politik lancar. Hillary Clinton menyebut negara paling perfect kesetaraan gender sedunia adalah Indonesia. Sayangnya, media massa di negara kita justru mengabarkan yang jelek-jelek.
32
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
?
Bagaimana dengan kondisi Yogyakarta?
Yogyakarta adalah simbol kerukunan yang paling nyata di negara ini. Saya mohon betul agar kota ini dipertahankan sebagai kota toleransi dan kerukunan. Selalu tiap ada tamu dari luar negeri saya ajak ke Yogya. Mereka melihat pemandangan di sini, katanya sangat menakjubkan.Tolong jaga itu.
?
Ada pesan khusus untuk masyarakat Yogya?
Untuk mempertahankan itu semua, hendaknya faktor agama dan budaya jangan dipertentangkan. Budaya itu memperindah agama. Demikian ajaran Rasulullah. Budaya kita tak harus selalu meng-copy paste budaya Timur Tengah seperti celana harus di atas tumit. Harus kita bedakan mana budaya Arab mana ajaran Islam. Bahkan kalau anda mau meneliti berbagai literatur akan ketemu kesimpulan tidak sah orang yang naik haji memakai cadar. Karena itu pakaian adat Irak. Tapi kita memang tak boleh mengatakan itu salah nanti melanggar hak asasi manusia. Kita harus membedakan Nabi sebagai orang Arab dan mana Islam. Makan harus gunakan tiga jari, pakai gamis, tidak boleh kencing berdiri. Apa ya harus wajib begitu? Andai Rasulullah masih hidup insyaallah beliau tertawa melihat umatnya saat ini dan bahkan marah. Berhentilah mengatasnamakan Islam untuk membawa budaya sana. Islam kok malah menyusahkan? Jangan dipaksa jamaah menjadi orang Arab. Tapi juga kita tidak boleh anti arab. Agama dan budaya harus bersanding, tidak boleh saling mengorbankan. [bap]
Nama lengkap Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA Tempat/Tanggal Lahir Ujung-Bone, 23 Juni 1959
BIODATA
Lanjutan Halaman 10
Alamat Jl. Ampera 1 No. 10 Ragunan, Pasarminggu, Jakarta Jabatan Wakil Menteri Agama RI Ayah Andi Muhammad Umar Ibu Andi Bunga Tungke Istri Dra. Helmi Halimatul Udhma Anak Andi Nizar Nasaruddin Umar Andi Rizal Nasaruddin Umar Cantik Najda Nasaruddin Umar
Artikel
FENOMENA PERNIKAHAN DINI
Oleh H. Nur Ahmad Ghojali MA Selain itu, pernikahan di usia dini juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan kepribadian dan menempatkan anak yang dilahirkan berisiko terhadap kejadian kekerasan dan keterlantaran. Pernikahan usia dini, lebih banyak memicu terjadinya perceraian. Berdasarkan data dari 300 ribu kasus perceraian 10 persen di antaranya berasal dari kasus perkawinan dalam usia muda.
K
asus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia dengan berbagai latarbelakang. Menurut United Nation Development Economic and Social Affairs (UNDESA), Indonesia merupakan negara ke 37 dengan jumlah perkawinan dini terbanyak di dunia. Untuk level ASEAN, Indonesia menempati urutan ke dua terbanyak setelah Kamboja. (Eko Susanto,2013) Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI) 2007, di beberapa daerah didapatkan bahwa sepertiga dari jumlah pernikahan terdata dilakukan oleh pasangan usia di bawah 16 tahun. Jumlah kasus pernikahan dini di Indonesia mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata usia perkawinan 19,1 tahun. Di Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Jawa Barat, angka kejadian pernikahan dini berturut-turut 39,4%, 35,5%, 30,6%, dan 36%. (Eddy Fadlyana, Shinta Larasaty, 2009). Di Daerah Istimewa. Yogyakarta kasus pernikahan dini dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan tahun 2012 ada 399 sedangkan tahun 2013 ada 434. Secara nasional juga mengalami peningkatan. Problematika pernikahan usia dini yang terjadi dan meningkat menarik untuk dikaji. Fenomena ini seperti gunung es yang tampak di permukaan sedikit tapi sebenarnya terdapat banyak peningkatan secara kuantitatif. Pernikahan dini merupakan kegagalan dalam perlindungan hak anak. Dengan demikian diharapkan semua pihak akan meningkatkan kepedulian dalam menghentikan praktek pernikahan usia dini dan mencari solusi terbaik. Pernikahan usia dini telah menjadi perhatian komunitas internasional mengingat risiko yang timbul akibat pernikahan yang dipaksakan, hubungan seksual pada usia dini, kehamilan pada usia muda, dan infeksi penyakit menular seksual. Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Perkembangan Keluarga BKKBN Sudibyo Alimoeso, Kamis (11/7), mengungkapkan akibat tren menikah dini yang meningkat kini rata-rata kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia meningkat 35 per 1.000 kelahiran hidup pada 2007 menjadi 45 per 1.000 di 2012. (Eko Susanto,2013). Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu risiko komplikasi yang terjadi di saat kehamilan dan saat persalinan pada usia muda, sehingga ibu terancam mengalami pendarahan. Persalinan di usia muda juga mengancam keselamatan bayi lantaran bayi kurang gizi (berat badan rendah) dan lahir cacat sangat tinggi. sehingga berperan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.
Sebuah perkawinan tidak bisa hanya mengandalkan cinta, sebab ketika sudah memasuki perkawinan memerlukan kedewasaan mental, dan biaya. Jika perceraian terjadi, banyak anak-anak yang terlantar karena orang tua mereka hanya tamat SMP dan SMA tidak tidak bisa mencari nafkah ekonomi dengan maksimal dan kasus ini memicu timbulnya kemiskinan. Beberapa langkah solusi dalam kasus pernikahan dini : 1.
Preventif/pencegahan.
•
Penyuluhan pada remaja dan orang tua mengenai pentingnya mencegah terjadinya pernikahan di usia dini serta membantu orang tua untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada anak sesuai tahapan usia.
•
Penanaman pendidikan karakter dimulai dari keluarga, sekolah dasar sampai ke jenjang pendidikan tinggi.
•
Memberikan kesempatan dan sarana prasarana agar anak bisa menempuh pendidikan yang tinggi.
2.
Kuratif /Penanggulangan
•
Memberikan bekal yang cukup terhadap mereka yang sudah melakukan pernikahan dini melalui kursus pra dan pasca nikah.
•
Menjaga keutuhan dan keharmonisan hubungan suami istri dengan melakukan pertaubatan kearah perbaikan keluarga, sehingga amanat keluarga untuk membentuk kebahagiaan bisa tercapai. Menghindari terjadinya perceraian.
•
Berusaha menambah bekal pengetahuan walaupun pernikahan tersebut usia muda telah dilakukan tapi berusaha untuk melanjutkan kuliah atau mencari pekerjaan yang lebih mapan.
Fenomena pernikahan dini yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan harus menjadikan perhatian semua pihak. Keluarga sebagai basis perkembangan anak memiliki kewajiban yang tinggi dalam mengantisipasi kasus ini. Sekolah juga memiliki kewajiban memberikan bekal pengetahuan agar pernikahan dilakukan setelah memiliki bekal yang cukup. Demikian juga masyarakat harus memiliki kepedulian dan tanggungjawab(sense of responsibility) agar anggota masyarakatnya telah memiliki kedewasaan ketika memasuki jenjang perkawinannya.
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
33
KISAH
AMBISI MERAIH PRESTASI Engkau tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan 6 perkara Aku akan menyebutkan perinciannya dengan jelas Cerdas, ambisi, usaha, dana, berguru, dan waktu yang lama (Imam Syafii, 767—819)
I
ni adalah kisah tentang ketekunan, kengototan, usaha berdarah-darah, demi menggapai keberhasilan. Diharapkan kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita bahwa sikap pantang menyerah adalah jalan untuk menggapai impian yang diinginkan. Siapa pun orangnya. Alih-alih menunggu keajaiban datang, impian harus disongsong dan diraih dengan tekad, keyakinan, step by step, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan yakin akan pertolongan Allah SWT. Ini kisah tentang perjuangan dalam belajar seorang tokoh ilmuwan Islam yang luar biasa. Dunia Islam memang banyak melahirkan tokohtokoh brilian dan penuh kontroversi. Ibnu Sina (Abu Ali Husain ibn Abdullah ibn Sina, 980—1037) adalah salah seorang tokoh Muslim terkemuka yang masuk kategori ini. Ia menulis 450 naskah sepanjang hidupnya. Dunia barat menghormati dan mengenalnya sebagai Avicenna. Menurut pengakuannya, ia berhasil menguasai hampir semua aspek ilmu kedokteran yang ada pada
34
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
masa itu dalam waktu yang paling singkat di antara disiplin ilmu yang ia pelajari. Usianya ketika itu baru 16 tahun dan banyak ahli kedokteran berguru padanya. Bukunya, al-Qanun at-Tibbiyah (prinsip-prinsip kedokteran)—yang menjadi buku pegangan di Eropa sampai abad ke-17, diselesaikannya saat baru berusia 20an. Karena besarnya kontribusinya terhadap dunia kedokteran lewat masterpiece-nya tersebut, ia dijuluki “Bapak Kedokteran”. Namun, jangan sangka ia menjadi salah seorang jenius muslim par excellence—yang tak tertandingi di dunia Barat dan Timur—tanpa kerja keras. Kerja kerasnya bahkan di luar yang kita bayangkan. Berikut, penuturannya sendiri lewat salah seorang sahabat dekatnya, Abul Abid al-Juzjani, yang setia mendampinginya selama 25 tahun. “… Ketika aku mengalami kebingungan tentang suatu masalah dan tak menemukan jalan tengah dalam analoginya, aku segera bergegas ke masjid untuk shalat dan memohon bimbingan kepada Sang Pencipta semesta agar membuka semua yang terkunci dan memudahkan perkara yang sulit. Aku biasa pulang malam hari dan meletakkan lampu di depanku, lalu membaca dan menulis. Jika rasa kantuk dan letih yang sangat menyerangku aku meminum ‘ramuan’ untuk memulihkan kekuatan dan semangatku untuk melanjutkan membaca. Sering saat tertidur, karena keletihan membaca, aku bermimpi tentang masalah-masalah yang aku baca dan menemukan pemecahan mereka justru dalam mimpi itu. Demikianlah sehingga aku menguasai banyak ilmu karena usaha keras yang dibolehkan oleh batas-batas kemampuan manusiawi. Apa-apa yang kuketahui pada saat itu tidaklah akan bertambah pada saat ini sekiranya aku tidak mempelajari dan menguasai ilmu logika, ilmu alam, ilmu riyadhi, dan ‘al-Ilaahi’. Aku lalu membaca buku Metaphysics karya Aristoteles, tetapi sama sekali tak mampu memahami isi dan maksud pengarangnya. Karena penasaran, aku mengulangi membacanya sampai 40 kali hingga hafal di luar kepala. Namun aku tetap saja tidak berhasil memahami kandungannya. Karena frustasi, aku sampai bergumam dalam hati, Tak ada jalan untuk bisa memahami buku ini (haadza al-kitaab laa sabiila ilaa fahmih). Suatu sore ketika datang waktu asar, aku berkunjung ke sebuah toko buku dan tampak olehku sebuah buku. Penunggu toko menunjukkannya padaku dan kulihat secara sekilas dan berkeyakinan kalau buku itu tak berguna bagiku. Namun si penunggu toko bilang, ‘Buku ini murah, cuma tiga dirham. Karena yang punya sedang butuh uang, sebaiknya anda beli.’ Aku putuskan membelinya dan ternyata itu buah karya Abu Nasr al-Farabi yang mengomentari kitab Metaphysics milik Aristoteles yang aku tak paham-paham isinya. Karena tak sabar ingin tahu isinya, aku segera pulang dan membaca habis buku itu dalam sehari, hari itu juga. Maka, saat itu juga terbukalah semua kepelikan yang aku temui dalam kitab karena aku memang telah hafal di luar kepala. Oleh karena itu, aku diliputi suka cita yang sangat dalam dan sebagai rasa syukurku kepada Allah SWT., aku memberikan sedekah yang banyak kepada para fakir miskin pada esok harinya.” Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa kehebatan Ibnu Sina itu bukan saja karena kerja keras yang luar biasa, tetapi juga karena kealimannya untuk pergi ke masjid di saat merasa otaknya buntu, serta gemar bersedekah. Bahkan dikabarkan bahwa Ibnu Sina khatam membaca al-Qur'an setiap tiga hari sekali sampai ia wafat. Wallahu a’lam. cakmoek Sumber: Dr. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D. Ashabul Kahfi Melek 3 Abad.
RENUNGAN
APA DAN SIAPA ULIL AMRI ITU? Perhatikan firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 59 sebagai berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” Kata Ulil Amri merupakan kata yang akrab ditelinga kita. Seringkali dalam perbincangan sehari-hari kita menggunakan istilah ini. Istilah Ulil Amri sebenarnya merujuk pada ayat di atas : "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu...". Akan tetapi apa sebenarnya makna ulil amri yang dimaksud dalam ayat tersebut? Tulisan berikut ini mencoba merujuk kepada sejumlah kitab tafsir untuk menjawab akan makna Ulil Amri di dalam ayat 59 surat an-Nisa. Dalam Tafsir at-Thabari sebagaimana dikutip oleh Nadirsyah Hosen, adalah sebuah sebuah kitab tafsir klasik yang ditulis oleh ulama besar Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari dan banyak dirujuk oleh para mufassir berikutnya, menyebutkan bahwa para ahli ta'wil berbeda pandangan mengenai arti ulil amri. Satu kelompok ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ulil amri adalah umara. Berkata sebagian ulama lain, masih dalam kitab tafsir yang sama, bahwa ulil amri itu adalah ahlul ilmi wal fiqh (mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqh). Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah-lah yang dimaksud dengan ulil amri. Sebagian lainnya berpendapat ulil amri itu adalah Abu Bakar dan Umar. (Lihat lebih jauh dalam Tafsir at-Thabari, juz 5, h. 147-149) Imam al-Mawardi dalam kitab tafsirnya menyebutkan ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat "ulul amri" pada QS An-Nisa:59. Pertama, ulil amri bermakna umara (para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan). Ini merupakan pendapat Ibn Abbas, as-Sady, dan Abu Hurairah serta Ibn Zaid. Imam al-Mawardi memberi catatan bahwa walaupun mereka mengartikannya dengan umara namun mereka berbeda pendapat dalam sabab nuzul turunnya ayat ini. Ibn Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Huzafah bin Qays as-Samhi ketika Rasul mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyah (perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw.). Sedangkan As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasul sebagai pemimpin dalam sariyah. Kedua, ulil amri itu maknanya adalah ulama dan fuqaha. Ini menurut pendapat Jabir bin Abdullah, al-Hasan, Atha, dan Abi alAliyah. Ketiga, Pendapat dari Mujahid yang mengatakan bahwa ulil amri itu adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw. Pendapat keempat, yang berasal dari Ikrimah, lebih menyempitkan makna ulil amri hanya kepada dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar. (Tafsir al-Mawardi, jilid 1, h. 499-500) Ahmad Mustafa al-Maraghi menyebutkan bahwa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah, ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pemimpin lainnya dan zuama yang manusia merujuk kepada mereka dalam hal kebutuhan dan kemaslahatan umum. Dalam halaman selanjutnya alMaraghi juga menyebutkan contoh yang dimaksud dengan ulil amri ialah ahlul halli wal aqdi (legislatif ?) yang dipercaya oleh umat, seperti ulama, pemimpin militer dan pemimpin dalam kemaslahatan umum seperti pedagang, petani, buruh, wartawan dan sebagainya. (Tafsir alMaraghi, juz 5, h. 72-73) Imam Fakhur Razi mencatat ada empat pendapat tentang makna ulil amri. Pertama, makna ulil amri itu adalah khulafa ar-rasyidin. Kedua, pendapat lain mengatakan bahwa ulil amri bermakna pemimpin perang (sariyah). Ketiga, Ulil amri itu adalah ulama yang memberikan
fatwa dalam hukum syara’ dan mengajarkan manusia tentang agama (islam). Keempat, dinukil dari kelompok rawafidh bahwa yang dimaksud dengan ulil amri adalah imam-imam yang ma’shum. (Tafsir al-Fakhr arRazi, juz 10, h. 144) Senada dengan sejumlah kitab tafsir di atas, al-Alusi, pengarang tafsir Ruh al-Maani, mendata adanya beberapa pandangan tentang makna ulil amri. Ada yang mengatakan bahwa ulil amri itu adalah pemimpin kaum muslimin (umara al-muslimin) pada masa Rasul dan sesudahnya. Mereka itu adalah para khalifah, sultan, qadhi (hakim) dan yang lainnya. Ada juga yang mengatakan bahwa maknanya adalah pemimpin sariyah. Juga ada yang berpendapat bahwa ulil amri itu adalah ahlul ilmi (cendekiawan?). (Tafsir Ruh al-Maani, juz 5, h 65) Ibn Katsir, setelah mengutip sejumlah hadis mengenai makna ulil amri, menyimpulkan bahwa ulil amri itu adalah, menurut zhahirnya, ulama. Sedangkan secara umum ulil amri itu adalah umara dan ulama" (Tafsir al-Quran al-Azhim, juz 1, h. 518) Dr. Wahbah az-Zuhaili, ulama masa kini yang semasa dengan Dr. Yusuf Qardhawi, dalam kitab tafsirnya, at-Tafsir al-Munir, menyebutkan bahwa sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa makna ulil amri itu adalah ahli hikmah atau pemimpin perang. Sebagian lagi berpendapat bahwa ulil amri itu adalah ulama yang menjelaskan kepada manusia tentang hukum-hukum syara'. Sedangkan syiah, masih menurut Wahbah Az-Zuhaili, berpendapat bahwa ulil amri itu adalah imamimam yang ma’shum. (at-Tafsir al-Munir, juz 5, h. 126). Dalam kitab ahkam al-Quran, Ibn al-Arabi berkata: "yang benar dalam pandangan saya adalah ulil amri itu umara dan ulama semuanya". (Ahkam al-Quran, juz 1, h. 452)
Ibrah Dari sejumlah kitab tafsir yang dikutip di atas dapat diberikan catatan singkat sebagai berikut: Para ulama berbeda pendapat mengenai makna ulil amri. Ada yang mencoba meluaskan makna ulil amri dengan semua ulama dan umara. Ada pula yang mencoba menyempitkannya dengan khusus pada Abu Bakar dan Umar semata. Ada yang hanya melihat pada ulama saja (ahlul ilm) dan ada yang hanya berpegang pada arti pemimpin perang. Sejumlah kitab tafsir, khususnya kitab tafsir klasik semisal Tafsir at-Thabari dan Ruh al-Ma’ani, hanya menyebutkan contoh ulil amri itu pada jabatan atau profesi yang dipandang krusial pada masanya. Sedangkan Tafsir al-Maraghi, yang merupakan kitab tafsir yang ditulis pada abad 20 ini, menyebutkan contoh-contoh ulil amri itu tidak hanya berkisar pada ahlul halli wal aqdi, ulama, pemimpin perang saja; tetapi juga memasukkan profesi wartawan, buruh, pedagang, petani ke dalam contoh ulil amri. Sebagai catatan akhir, kita memang diperintah oleh Allah untuk taat kepada ulil amri (apapun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri). Namun perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata "taat"; sebagaimana kata "taat" yang digandengkan dengan Allah dan Rasul (periksa redaksi QS an-Nisa: 59). Quraish Shihab, yang disebut-sebut sebagai mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik: "Tidak disebutkannya kata "taat" pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul, dalam arti bila perintahnya bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka. Dalam hal ini dikenal kaidah yang sangat populer yaitu: "La thaat li makhluqin fi ma'shiyat al-Khaliq". Tidak dibenarkan adanya ketaatan kepada seorang makhluk dalam kemaksiatan kepada Khaliq (Allah)."
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
35
BUKA BUKU
Hoegeng: Kemewahan Berupa Kesederhanaan Judul: Hoegeng, Polisi dan Menteri Teladan Penulis: Suhartono Penerbit: Kompas (Jakarta) Cetakan: 1, Oktober 2013 Tebal: xxiv+142 halaman
S
aya memulai membaca buku setebal 142 halaman ini di lambung pesawat dari Bandara Adisucipto, Yogyakarta, menuju Ibukota. Perjalanan dinas yang tentu saja dibiayai anggaran negara. Sengaja saya membawa buku ini karena tertarik dengan penegasan yang pernah disampaikan Gus Dur, "Hanya ada 3 polisi yang tak bisa disuap: patung polisi, polisi tidur dan Hoegeng". Siapakah Hoegeng? Kenapa tokoh sekaliber Gus Dur sampai berujar demikian? Nama lengkapnya Hoegeng Iman Santoso. Tapi karena ia mengaku belum lengkap imannya, maka lebih suka dipanggil Hoegeng. Beberapa jabatan penting pernah diembannya. Mulai dari Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet, Wakapolri, hingga Kapolri. Usai pensiun, dan ini terjadi saat Hoegeng masih relatif muda yakni 49 tahun, ia memilih jalan sunyi. Dan akhirnya tergabung dalam Petisi 50. Kelompok yang aktif mengkritisi kebijakan penguasa Orde Baru. Ini semua dilakukannya bukan karena sakit hati, tapi lantaran ia begitu mencintai bumi pertiwi. Keunggulan buku yang ditulis Suhartono, wartawan Harian Kompas, ini adalah keotentikannya. Narasumber utama buku ini adalah Soedharto—akrab disapa Dharto— mantan sekretaris Hoegeng. Meski hubungan dinas hanya berjalan lima bulan, namun waktu yang cukup pendek ini menyisakan jejak kenangan begitu dalam bagi Dharto terhadap sosok Hoegeng. Dharto menyebut Hoegeng adalah sosok cermat, sederhana, terbuka dan sungguh bersih nan lurus dalam menapaki kehidupan. Saat ia menjabat Menteri Iuran, semacam Dirjen Pajak dewasa ini, Hoegeng enggan menikmati fasilitas mewah. Padahal sesuai aturan ia berhak 100 persen menerima. Keluarga terutama anak-anak sempat protes. Namun Hoegeng bergeming, tetap pegang teguh prinsip hidupnya. Bandingkan dengan realita saat ini. Kasus korupsi
36
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
menyeruak, dilakukan oknum kopral hingga jenderal. Kasus yang menimpa Irjen DS, misalnya, yang memiliki properti dari ujung barat Jawa hingga Pulau Dewata, mobil mewah yang bejibun jumlahnya, sampai Aiptu LS yang berdinas di Sorong, Papua, dan memiliki kekayaan Rp 1.5 T–yang diindikasikan kuat karena illegal logging—benar-benar membelalakkan mata. Inikah potret buram negara kita? Padahal negara ini bukan sama sekali tanpa teladan. Sosok Hoegeng tentu dapat menginspirasi siapapun yang ingin berbuat baik bagi negeri. Kesederhanaan yang ditonjolkan Hoegeng kini menjadi barang mewah yang langka ditemui. Yang menjadikan buku ini tampil beda dibanding buku yang pernah mengupas sosok Hoegeng adalah penuturan langsung dari Dharto. Pengakuan yang baru muncul selepas 48 tahun perpisahan Dharto dan Hoegeng sebagai bawahan dan atasan. Dharto memiliki karier cemerlang di pemerintahan, sedang Hoegeng akhirnya memilih jalan terjal berhadapan dengan kekuasaan. Pengakuan sekaligus kekaguman tulus dari Dharto baru muncul setelah satu dekade wafatnya Hoegeng. Kenyataan ini memberitahu kita: perbuatan baik akan terus dikenang zaman. Begitu pula sebaliknya. Karena buku ini ditulis oleh seorang wartawan menjadikannya enak dibaca, khas produk jurnalistik: singkat, padat, informatif, lancar dan lugas. Walhasil saya terus melahap habis buku ini dalam sekali duduk. Hingga pramugari jelita menepuk pundak, "Bapak, kita sudah mendarat." Buku ini seperti menggugah kesadaran saya sambil berkata: perjalanan dinas ini dibiayai negara, berasal dari uang rakyat maka laksanakan dengan penuh kesungguhan. Bramma Aji Putra
TTS
TTS Majalah BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
MENDATAR
MENURUN
1. Gunung di Sumbar 4. Ibukota Provinsi Banten 8. Diperingati tiap 3 Januari 10. Lumpur batu yg keluar dari kawah gunung api 11. Hasrat; animo (Inggris) 12. Badan yang mengurusi hal ihwal keagamaan 13. Jenis ular berbisa 15. Nilai pd Judo/ Aikido (Jepang) 17. Setagen; sabuk kain 18. Tidak kena sasaran 20. Makelar; perantara 22. Khidmat 25. Bercabang-cabang (ttg tanduk Rusa) 28. Alat; Dewa Petir 30. Bengkel pandai besi 31. Negara di Semenanjung Iberia (Inggris) 32. Sumringah 33. Badan legislatif RI 34. Pengguguran kandungan 35. Letusan Gunung Berapi
1. Selat tersibuk kedua di dunia 2. Biarawan 3. Jaket pendaki gunung 5. Lagu sedih 6. Kuap 7. Raung 8. Halang; tidak lancar 9. Kepala Batu 14. Senjata Khas Aceh 16. Bukan bilangan bulat 17. Salah satu urusan Kemenag (Singk) 19. Standar Biaya Umum 21. Catu makanan 22. Penghubung dan pemutus aliran listrik 23. Terima kasih (Cina) 24. Salah satu imam mazhab fikih 26. Tinja burung/kelelawar 27. Kayu arang 28. Gurdi; bidik 29. Gerak laju
KETENTUAN 1. 2. 3.
TTS ini ditujukan kepada para pembaca Majalah BAKTI, bukan pengelola Dikirim via SMS ke nomor 085643542401, paling lambat tanggal 15 setiap edisi Disediakan hadiah untuk 2 pemenang berupa voucer pulsa @ Rp.20.000 yang diumumkan pada majalah BAKTI edisi berikutnya
BAKTI No. 271 - THXXI - Januari 2014
37
DAPUR KITA
LUMPIA
Bahan :
VV 15 lembar kulit lumpia VV 2 sendok makan tepung terigu dan 1 sendok makan air, dilarutkan untuk perekat VV Minyak untuk menggoreng
Bahan saus : VV VV VV VV VV VV
1 siung bawang putih, dihaluskan 300 ml air 50 gram gula merah, disisir halus ¼ sendok teh merica bubuk 25 gram gula pasir 3 sendok makan tepung sagu dan 1 sendok makan air, dilarutkan untuk pengental.
Bahan isi:
GULAI KEPALA KAKAP Bahan: VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV
500 gram kepala ikan kakap merah 3 sdm minyak untuk menumis Bahan-bahan yang dihaluskan: 10 buah cabai merah keriting 10 butir bawang merah 6 siung bawang putih 1 sdt ketumbar,disangrai 4 cm kunyit 4 cm jahe 4 cm lengkuas 1 sdm garam 1 sdt gula pasir 3 lembar daun salam 1 lembar daun kunyit,buat simpul 6 lembar daun jeruk 3 buah asam kandis 2 batang serai,memarkan 1liter santan cair 200 ml santan kental
Cara Membuat:
38
1.
Bersihkan kepala ikan kakap,buang insangnya. Tumis bumbu halus bersama bumbu lainnya sampai harum dan matang. Masukkan kepala ikan kakap, aduk sampai kepala ikan berubah warna.
2.
Tuang setengah bagian santan cair,kecilkan apinya dan tutup wajannya.Masak selama 15 menit. Masukkan sisa santan cair, masak sampai ikan matang.
3.
Tambahkan santan kental, aduk sampai mendidih, angkat. Sajikan dengan nasi hangat
38
BAKTI No. 271 - THXXI- Januari 2014
VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV VV
3 siung bawang putih, dicincang halus 1 sendok teh ebi sangrai, dihaluskan 50 gram udang, dicincang kasar 50 gram ayam, dicincang kasar 2 butir telur, dikocok lepas 200 gram rebung kaleng/atau rebung segar , diiris korek api 1 sendok makan kecap manis ½ sendok teh garam ¼ sendok teh merica bubuk ½ sendok teh gula pasir 2 sendok makan minyak untuk menumis
Cara membuat Isi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Panaskan minyak. Tumis bawang putih dan ebi sampai harum. Tambahkan udang dan ayam. Aduk sampai berubah warna. Sisihkan di pinggir wajan. Masukkan telur. Aduk sampai berbutir. Tambahkan rebung, aduk sampai layu. Masukkan kecap manis, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Masak sampai meresap. 10. Ambil selembar kulit lumpia. Beri isi. Lipat dan gulung. 11. Rekatkan dengan larutan tepung terigu. 12. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan hingga matang.
Saus : 1. 2. 3. 4. 5.
Rebus bawang butih dan air sampai mendidih. Masukkan gula merah, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk sampai larut. Kentalkan dengan larutan tepung sagu. Masak sampai meletup-letup. Sajikan lumpia semarang dengan sausnya.
Et e
as al Kepala Kankemenag Kab. Sleman Drs. HM. Lutfi Hamid, MA, bersama pesert nikah massal “ Pernikahan Hijau Lestari” di Masjid Agung Sleman dalam rangka Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-68
Kepala Kankemenag Kab. Bantul Drs. H. Abdul Madjid, MA saat melantik pejabat struktural di aula setempat, Jum’at (3/1/14)
Kepala Kankemenag Kab. Gunungkidul Drs. H. Nur Abadi , MA saat melantik pejabat struktural di lingkungan Kankemenag Gunungkidul, Jum’at (27/12/13)
39
Media Komunikasi dan Edukasi
Menteri Agama RI H. Suryadharma Ali, M.Si didampingi Kakanwil Kemenag DIY Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I saat menandatangani Prasasti Kampanye Peningkatan Penggunaan Produk Halal (KP3H) bertempat di Mall Carefour Maguwoharjo.