TIM PENYUSUN Pengarah Helmiati
Penyusun Nurharyadi Ichsan Nur Ahadi Angga Conni Saputra Fedian Putranto Cipto Santoso
PUSAT DATA DAN INFORMASI Badan Penelitian dan Pembangunan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2016
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
KATA PENGANTAR Pembangunan kawasan perdesaan dengan desa-desa yang menjadi wilayah pengembangannya bertujuan untuk pemenuhan standar pelayanan minimum desa sesuai dengan kondisi geografisnya, penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa, pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan pembentukan modal sosial budaya masyarakat desa, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan, dan pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota. Untuk itu pada tahun 2015 telah ditetapkan sebanyak 108 kawasan perdesaan yang tersebar di 72 kabupaten dengan diantaranya Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari meliputi 5 desa terletak di Kecamatan Teluk Pandan (Desa Teluk Pandan dan Kandolo) dan Sangatta Selatan (Desa Sangatta Selatan, Sangkima, dan Teluk Singkama), Kabupaten Kutai Timur. Buku ini berisi tentang profil, kebijakan daerah dalam arahan pembangunan dan pengembangan yang beririsan dengan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari. Dalam penyajian informasi kawasan perdesaan ini, pendekatannya melalui data-data per kecamatan dan desa sesuai dengan yang tersedia di lintas sektor. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi maupun dalam proses penulisan buku ini. Harapan kami semoga sajian informasi Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, Kabupaten Kutai Timur dapat bermanfaat dalam menunjang perencanaan dan pengambilan kebijakan pengembangan kawasan perdesaan. Jakarta, Desember 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi
Helmiati
i
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
ii
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
DAFTAR ISI Hal. Kata Pengantar...................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................... iii Daftar Tabel .......................................................................................... v Daftar Gambar ...................................................................................... vi Daftar Lampiran .................................................................................... vi I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1 1.2. Tujuan ............................................................................. 2 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................ 2 1.4. Metode Penulisan ............................................................ 3 II. PROFIL KABUPATEN MALANG …………………………………………………. 9 2.1. Letak Geografis, Wilayah administrasi, dan Aksesibilitas. 9 2.2. Iklim dan Hidrologi ………………………………………………………. 9 2.3. Penggunaan Lahan ………………………………………………………. 10 2.4. Kependudukan …………………………………………………………….. 11 2.5. Pendidikan …………………………………………………………………… 11 2.6. Kesehatan …………………………………………………………………… 12 2.7. Agama …………………………………………………………………………. 12 2.8. Transportasi dan Komunikasi ……………………………………….. 13 2.9. Perekonomian ……………………………………………………………… 13 2.10. Pertanian ……………………………………………………………………… 17 2.11. Indeks Pembangunan Desa ………………………………………….. 24 III. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KUTAI TIMUR ………… 27 3.1. Kebijakan Penataan ruang dalam RTRW Kabupaten Kutai Timur ……………………………………………………………………………. 27 3.2. Kebijakan Pembangunan ………………………………………………. 30 3.3. Pengembangan Kawasan Strategis di Kabupaten Kutai Timur ……………………………………………………………………………. 31 3.4. Potensi Pengembangan Wilayah …………………………………. 35 IV. KAWASAN PERDESAAN PINGGIR HUTAN AGRIBIS LESTARI …….. 43 4.1. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari ........... 43 4.2. Kependudukan …………………………………………………………….. 43 4.3. Pendidikan dan Kesehatan …………………………………………… 45
iii
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
4.4. Keagamaan ………………………………………………………………….. 4.5. Pertanian ……………………………………………………………………… 4.6. Peternakan …………………………………………………………………… 4.7. Indeks Pembangunan Desa ………………………………………….. 4.8. Arahan Pengembangan ……………………………………………….. V. PENUTUP …………………………………………………………………………………. LAMPIRAN ………………………………………………………………………………..
iv
45 45 47 48 50 51 53
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Struktur Data Aktivitas …………………………………………………. Tabel 1.2 Struktur Tabel LQ …………………………………………………………. Tabel 2.1 Jenis Penggunaan Tanah di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 ………………………………………………………………….. Tabel 2.2 Banyak Sekolah dan Murid Menurut Jenis Sekolah di Kabupaten Kutai Timur ……………………………………………...... Tabel 2.3 Jenis dan Jumlah Fasilitas di Kabupaten Kutai Timur …….. Tabel 2.4 Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 dan 2013 berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan tahun 2000 …………………………………………………………………………….. Tabel 2.5 Kontribusi (%) dan Pertumbuhan (%) Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 dan 2013 Menurut Lapangan Usaha …………………………………………………………… Tabel 2.6 Lembaga Ekonomi Bank dan Koperasi di Kabupaten Kutai Timur …………………………………………………………………………… Tabel 2.7 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient ………………………………………………………… Tabel 2.8 Jumlah Produksi 8 Tanaman Buah-Buahan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015 ................................ Tabel 2.9 Luas Panen 12 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015 ................................. Tabel 2.10 Keragaan Pengusahaan Tanaman Perkebunan Rakyat di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient …………………………………… Tabel 2.11 Populasi Ternak dan Kontribusinya di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 ……………………………………………………….. Tabel 4.1 Luas Panen Tanaman Pangan dan Luas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Berikut Kontribusinya Terhadap Kabupaten Kutai Timur tahun 2014 .................................................... Tabel 4.2 Jenis Ternak di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Berikut Kontribusinya Terhadap Kabupaten Kutai Timur tahun 2014 ................................................... Tabel 4.3 Desa-Desa dan Status IPD di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan …………………………………………………….
Hal. 4 4 10 11 12
15
16 17
17 19 20
21 23
46
47 48
v
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 4.1
Gambar 4.2
Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi ladang per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 …… Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 …… Dimensi IPD ……………………………………………………………… IPD 2014 Kabupaten Kutai Timur ……………………………… Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa pada Sektor Pertanian di Desa Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur ………………… Status Perkembangan Desa (IPD 2014) di Desa Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, di Kabupaten Kutai Timur ……….
18 22 24 25
44
49
DAFTAR LAMPIRAN Hal. Lampiran 1 Lampiran 2
vi
Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi Ladang per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 …… Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 ……
54 55
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, pembangunan kawasan perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota (Pasal 83 Ayat (1)). Pembangunan kawasan perdesaan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan pihak ketiga yang terkait dengan pemanfaatan Aset Desa dan tata ruang Desa wajib melibatkan Pemerintah Desa (Pasal 84 Ayat (1)). Dalam RPJMN 2015-2019 arah kebijakan dan strategi pembangunan desa dan kawasan perdesaan adalah (1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa sesuai dengan kondisi geografisnya, (2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat Desa, (3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa, (4) pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan, dan (5) pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota. Untuk melaksanakan pembangunan kawasan perdesaan, pada tahun 2015 Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (Ditjen. PKP)1 telah menetapkan 108 kawasan perdesaan yang tersebar di 72 Kabupaten dan diharapkan akan menjadi lokus dalam pembangunan kawasan perdesaan di tahun-tahun berikutnya. Pelaksanaan pembangunan di kawasan perdesaan yang telah ditetapkan tersebut
1 Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan, Ditjen PKP (2016).
1
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
tentunya harus searah dengan kebijakan dan arahan dalam penataan ruang yang ditetapkan di wilayah tersebut. Salah satu kawasan perdesaan yang ditetapkan pada tahun 2015 tersebut adalah Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, di Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari tersebut mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa, yaitu Desa Sangatta Selatan, Sangkima, dan Teluk sangkima (Kecamatan Sangatta Selatan) serta Desa Kandolo dan Teluk Pandan (Kecamatan Teluk Pandan). Potensi unggulan yang akan dikembangkan dalam Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari adalah pertanian (padi), peternakan, dan perkebunan (karet dan kelapa sawit). Sebagai bahan informasi kepada masyarakat, maka kegiatan penyusunan data dan informasi tentang kawasan perdesaan menjadi penting untuk dilakukan. 1.2. Tujuan Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, di Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur. 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penyajian informasi Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, di Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, ruang lingkup pembahasannya meliputi: a. Profil Kabupaten Kutai Timur yang meliputi letak wilayah administrasi, letak geografis, dan aksesibilitas, kondisi fisik daerah, dan aspek sosial diantaranya kependudukan, pendidikan, dan kesehatan, perekonomian (PDRB dan pertumbuhan ekonomi), komoditas yang cukup potensial dikembangkan di daerah tersebut diantaranya pertanian, perkebunan, hortikultura, dan peternakan.
2
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
b. Kebijakan pemerintah daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kutai Timur. 1.4. Metode Penulisan a. Metode Pengumpulan dan Jenis Data yang Dikumpulkan Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan perjalanan dinas ke Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur untuk mendapatkan data dan informasi di BPS Kabupaten Kutai Timur, Rencana Pembangunan Daerah (RPJMD atau RTRWP/RTRWK) di Bappeda Kabupaten Kutai Timur, serta data dan informasi pendukung dari SKPD terkait, Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, dan desa wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari. Data-data penunjang lainnya diperoleh dari unit-unit kerja di Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi serta didapatkan dari sumber-sumber lain, misalnya dari internet. b. Metode pengolahan data b.1. Location Quotient Data yang diperoleh berupa data sekunder, selanjutnya diolah dengan membuat tabulasi data untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan analisis. Untuk mengetahui pemusatan/basis (aktifitas) digunakan metode analisis Keunggulan Komparatif Wilayah (Location Quotient/LQ Analysis). Location Quotient merupakan suatu indeks untuk membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktifitas tertentu dengan pangsa total aktifitas tersebut dalam total aktifitas wilayah. Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktifitas pada sub wilayah ke-j terhadap persentase aktifitas total wilayah yang diamati. Analisis LQ dilakukan terhadap pengusahaan tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura di Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan dibandingkan dengan Kabupaten Kutai Timur. Struktur data aktifitas tertera pada Tabel 1.1, sedangkan struktur tabel LQ
3
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
tertera pada Tabel 1.2. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah bahwa (1) kondisi geografis relatif seragam, (2) pola-pola aktifitas bersifat seragam, dan (3) setiap aktifitas menghasilkan produk yang sama. Persamaan dari LQ adalah:
LQ
IJ
X /X X /X IJ
.J
I.
..
Di mana: Xij : derajat aktifitas ke-i di sub wilayah ke-j X.j : total aktifitas di sub wilayah ke-j Xi. : total aktifitas ke-i di wilayah X.. : derajat aktifitas total di wilayah Tabel 1.1 Struktur Data Aktifitas i 1 2 … n
Sektor Nama Komoditas
... Jumlah
Kecamatan Lokasi (j) X1j X2j ... Xnj X.j
Jumlah Xi. (Kabupaten) X1. X2. ... Xn. X..
Tabel 1.2 Struktur Tabel LQ i 1 2 … n
Sektor Nama Komoditas
…
LQ Kecamatan (j) LQ1j LQ2j ... LQnj
Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ, digunakan batasan sebagai berikut:
4
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
1) Jika nilai LQij > 1, maka hal ini menunjukkan terjadinya konsentrasi suatu aktifitas di kecamatan-j secara relatif dibandingkan dengan total kabupaten atau terjadi pemusatan aktifitas di kecamatan-j. 2) Jika nilai LQij = 1, maka kecamatan-j tersebut mempunyai pangsa aktifitas setara dengan pangsa total atau konsentrasi aktifitas di kecamatan-j sama dengan rata-rata total kabupaten. 3) Jika nilai LQij < 1, maka kecamatan-j tersebut mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas yang secara umum ditemukan di seluruh kabupaten. b.2. Shift-Share Analysis Shift-share Analysis(SSA) digunakan melengkapi Location Quotient Analysis. Shift-share analysis merupakan teknik analisis untuk memahami pergeseran struktur aktifitas di suatu lokasi tertentu dibandingkan dengan suatu referensi (dengan cakupan wilayah lebih luas) dalam dua titik waktu (Panuju dan Rustiadi, 2005)2. Pemahaman struktur aktifitas dari hasil SSA juga menjelaskan kemampuan berkompetisi (competitiveness) aktifitas tertentu di suatu wilayah secara dinamis atau perubahan aktifitas dalam cakupan wilayah lebih luas. Hasil SSA menjelaskan kinerja (performance) suatu aktifitas di suatu sub wilayah dan membandingkannya dengan kinerjanya di dalam total wilayah. Shift-share Analysis mampu memberikan gambaran sebabsebab terjadinya pertumbuhan suatu aktifitas di suatu wilayah. Sebabsebab yang dimaksud dibagi menjadi tiga bagian yaitu: sebab yang berasal dari dinamika lokal (sub wilayah), sebab dari dinamika aktifitas/sektor (total wilayah), dan sebab dari dinamika wilayah secara umum. Dari hasil SSA ini diperoleh gambaran kinerja aktifitas di suatu wilayah. Gambaran kinerja ini dapat dijelaskan dari 3 komponen hasil analisis, yaitu:
2
Panuju DR dan Rustiadi E. 2005. Dasar-Dasar Perencanaan Pengembangan Wilayah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
5
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
1) Komponen Laju Pertumbuhan Total (Komponen share). Komponen ini menyatakan pertumbuhan total wilayah pada dua titik waktu yang menunjukkan dinamika total wilayah. 2) Komponen Pergeseran Proporsional (Komponen proportional shift). Komponen ini menyatakan pertumbuhan total aktifitas tertentu secara relatif, dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum dalam total wilayah yang menunjukkan dinamika sektor/aktifitas total dalam wilayah. 3) Komponen Pergeseran Diferensial (Komponen differential shift). Ukuran ini menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi (competitiveness) suatu aktifitas tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total sektor/aktifitas tersebut dalam wilayah. Komponen ini menggambarkan dinamika (keunggulan/ ketidakunggulan) suatu sektor/aktifitas tertentu di sub wilayah tertentu terhadap aktifitas tersebut di sub wilayah lain. Persamaan SSA adalah sebagai berikut :
SSA
X .. X ..
( t1)
(t 0)
1
X X
a
i ( t1)
i (t 0)
b
(t 0)
X .. X ..
( t1)
X X
ij ( t1)
ij ( t 0 )
X X
i (t 0) i ( t1)
c
dimana: a
: komponen share
b c X.. Xi. Xij :
: komponen proportional shift : komponen differential shift : Nilai total aktifitas dalam total wilayah : Nilai total aktifitas tertentu dalam total wilayah Nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu
t1 : titik tahun akhir t0 : titik tahun awal Dari hasil analisis LQ dan SSA diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai lapangan usaha yang tumbuh dan memiliki keunggulan di sub wilayah tertentu terhadap aktifitas lapangan usaha dalam wilayah.
6
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
c. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah secara deskriptif hasil dari pengolahan data dan informasi yang diperoleh baik di daerah survey maupun dari lembaga terkait.
7
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
8
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
BAB II PROFIL KABUPATEN KUTAI TIMUR 2.1. Letak Geografis, Wilayah Administrasi, dan Aksesibilitas Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kutai Timur terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 115°56'26"-118°58'19" BT dan 1°17'1" LS1°52'39" LU. dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara Sebelah Timur
: Kabupaten Berau, : Selat Makassar,
Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang, Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1999, Tentang Pemekaran Wilayah Provinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999. Kabupaten Kutai Timur luas wilayahnya adalah sekitar 35.747,50 km². Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta, dengan wilayah administrasi meliputi 18 kecamatan dengan 134 desa. 2.2. Iklim dan Hidrologi Wilayah Kutai Timur terdiri dari daratan dan perairan, yang mana untuk wilayah daratan tidak terlepas dari gunung/pegunungan yang jumlahnya sekitar 8 (delapan) gunung dan yang tertinggi adalah Gunung Menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m. Sedangkan wilayah perairan berupa laut/pantai, sungai dan danau, untuk sungai terdapat diseluruh kecamatan namun yang terpanjang Sungai Kedang Kepala terletak di Kecamatan Muara Wahau dengan panjang 319 km, hal ini berbeda dengan danau yang hanya terdapat di Kecamatan Mura Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karang.
9
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
2.3. Penggunaan Lahan Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka tahun 2015, penggunaan lahan tahun 2014 di wilayah Kabupaten Kutai Timur untuk permukiman, sawah, tegal/kebun, areal perkebunan, hutan negara, hutan rakyat, tambak rakyat, dan lainnya adalah sebesar 315.043 ha. Penggunaan tanah yang dominan adalah untuk tegal/kebun yaitu seluas 98.641 ha atau 31,3%. Luas penggunaan tanah lain yang dominan adalah penggunaan tanah lainnya (21,5%) dan hutan negara (19,7%). Jenis penggunaan tanah secara rinci di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2014 tertera pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Jenis Penggunaan Tanah di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 Jenis Penggunaan Tanah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Awan Belukar Belukar Rawa Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Sekunder Hutan Primer Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Sekunder Hutan Sekunder Hutan Tanaman Pertanian Lahan Kering Campur Semak Perkebunan Permukiman Pertanian Lahan Kering Rawa Pertambangan Tambak Transmigrasi Jumlah
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
10
Penggunaan Tanah Luas (Ha) % 24.398,11 0,76 1.200.864,08 37,65 183.741,25 5,76 16.464,70 0,52 10.723,77 0,34 412.862,52 12,94 348,40 0,01 25.404,56 0,80 815.506,97 25,57 92.985,8 2,92 40.332,70 1,26 296.119,33 9,28 10.468,87 0,33 450,01 0,01 30.776,26 0,96 22.410,51 0,70 3.175,20 0,10 2.833,00 0,09 3.189.866,04 100,0
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
2.4. Kependudukan Penduduk Kabupaten Kutai Timur berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak 337.677 jiwa yang terdiri atas 183.653 jiwa penduduk laki-laki dan 154.024 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, penduduk Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen dan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 32,95 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 1,19. Kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai Timur tahun 2015 mencapai 9 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk di 18 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Rantau Pulung dengan kepadatan sebesar 66 jiwa/km² dan terendah di Kecamatan Busang sebesar 2 jiwa/Km². 2.5. Pendidikan Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015), jumlah murid SD sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMU/SMK) adalah 66.157 orang siswa yang belajar di 442 sekolah (Negeri dan Swasta). Banyaknya sekolah dan murid menurut jenis sekolah umum di Kabupaten Kutai Timur tertera pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Banyak Sekolah dan Murid Menurut Jenis Sekolah di Kabupaten Kutai Timur Jenis Sekolah 1. 2. 3. 4.
SD SMP SMU SMK Jumlah
Negeri 181 60 17 10 268
Sekolah Swasta 26 26 5 12 174
Jumlah 207 86 22 22 442
Jumlah Murid Negeri Swasta Jumlah 35.556 7.070 42.626 10.766 3.243 14.009 3.994 451 4.445 2.224 2.853 5.077 52.540 13.617 66.157
Sumber: Kabupaten Kutai Dalam Angka, 2015.
11
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
2.6. Kesehatan Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015), jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Kutai Timur meliputi 7 Rumah Sakit, Puskesmas 19 buah, Posyandau 243 buah, serta Balai Pengobatan 15 buah. Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Kutai Timur tertera pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Jenis dan Jumlah Fasilitas di Kabupaten Kutai Timur 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Umum Pemerintah Puskesmas Puskesmas Pembantu Balai Pengobatan Posyandu
Jumlah 7 19 105 15 243
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
Jumlah fasilitas kesehatan yang cukup banyak untuk tiap jenisnya tersebut didukung oleh tenaga kesehatan sebanyak 148 medis, 462 perawat, 266 bidan, 32 farmasi, 10 ahli gizi, 36 teknisi medis dan 10 ahli sanitasi. 2.7
Agama Berdasarkan data dari Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015) penduduk berdasarkan agama di Kabupaten Kutai Timur sebagian besar 73,94% beragama Islam selebihnya 21,08% beragama Kristen Protestan 4,33% beragama Kristen Katolik, 0,59% Beragama Hindu, 0,04% beragama Budha. Jumlah sarana ibadah di Kabupaten Kutai Timur dari tahun ketahun senantiasa mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah pemeluk agama sebagai akibat adanya pertumbuhan penduduk, pada tahun 2013 jumlah tempat ibadah meningkat menjadi 821 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan 26 unit disbanding tahun 2010 Sarana tempat ibadah tersebut terdiri atas Mesjid sebanyak 335 unit, Langgar sebanyak 261 unit, Gereja Katholik
12
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
sebanyak 54 unit, Gereja Protestan sebanyak 152 unit, Pura sebanyak 19 unit dan Vihara sebanyak 0 unit. 2.8. Transportasi dan Komunikasi Panjang jalan di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2014 mencapai 1.292,00 km dengan jenis permukaan jalan aspal 86,170 km, kerikil 781,210 km, tanah 307,586 km dan yang belum terinci 80,093 km jalan. Jalan kondisi baik sepanjang 669,21 km, kondisi sedang 331,77 km, rusak 199,02 km dan rusak berat 92,00 km. Untuk memenuhi moda transportasi darat, kendaraan angkutan utama yang harus tersedia adalah kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2013 adalah sebanyak 4.697 unit. Yang terdiri dari 4 jenis kendaraan, diantaranya mobil bus sebanyak 144 unit, mobil penumpang sebanyak 88 unit, mobil khusus sebanyak 6 unit, dan mobil barang sebanyak 4.459 unit. Di tahun 2014 jumlah Surat yang dikirim melalui pos sebanyak 17.775 surat, dengan jumlah surat terbanyak ada di PT. POS Indonesia Unit Sangatta yaitu 10.728 surat. Wesel yang dikirim sebanyak 110.644 dan terbanyak adalah dengan menggunakan jenis pengiriman instan, yaitu sebanyak 108.800 wesel. Sedangkan untuk pengiriman paket POS dalam negeri adalah sebanyak 12.400 paket dengan pengiriman menggunakan paket pos biasa sebanyak 7.453 dan dengan pengiriman kilat khusus sebanyak 4.947. Untuk pengiriman ke luar negeri adalah sebanyak 15 surat dan 28 paket. 2.9. Perekonomian Setiap perencanaan pembangunan wilayah memerlukan batasan praktikal yang dapat digunakan secara operasional untuk mengukur tingkat perkembangan wilayahnya. Secara umum tampaknya pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan kinerja ekonomi yang paling populer.
13
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran produktifitas wilayah yang paling umum dan paling diterima secara luas sebagai standar ukuran pembangunan dalam skala wilayah dan negara. PDRB pada dasarnya merupakan total produksi kotor dari suatu wilayah, yakni total nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksikan oleh seluruh rakyat di wilayah tersebut dalam periode satu tahun. Nilai PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku atau berdasarkan harga konstan dengan menggunakan tahun dasar yang telah ditentukan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat struktur ekonomi suatu daerah, sedang PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jika PDRB dibagi dengan jumlah penduduk suatu daerah, maka diperoleh pendapatan per kapita daerah tersebut. 2.9.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga berlaku. Berdasarkan PDRB ini dapat dilihat sektor yang dominan di daerah tersebut. Tetapi PDRB atas harga berlaku ini tidak mencerminkan perekonomian daerah yang sesungguhnya, karena dalam PDRB atas dasar harga berlaku masih mengandung nilai inflasi, artinya meskipun angka PDRB tahun sekarang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, belum berarti bahwa perekonomian daerah tersebut tumbuh. Hal ini tergantung besarnya inflasi pada tahun saat PDRB akan dihitung. Nilai PDRB di Kabupaten Kutai Timur menurut lapangan usaha tahun 2010 dan 2013 berdasarkan harga berlaku dan konstan tahun 2000 disajikan pada Tabel 2.4. Berdasarkan Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015) nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Kutai Timur tahun 2010 adalah 34.247.873,45 Juta Rupiah dan pada tahun 2013 adalah sebesar 54.584.879,79 Juta Rupiah. Tiga besar lapangan usaha yang mempunyai kontribusi terbesar pada tahun 2010 dan 2013 adalah lapangan usaha pertambanga dan penggalian, pertanian dan kehutanan, serta perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi (%) nilai PDRB di Kabupaten
14
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
Kutai Timur tahun 2010 dan 2013 serta pertumbuhannya menurut lapangan usaha disajikan pada Tabel 2.5. Tabel 2.4 Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 dan 2013 berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan tahun 2000 Lapangan Usaha 1.
Pertanian dan
Harga Berlaku
Harga Konstan Tahun 2000
2010
2013*
1.292.751,66
1.966.877,26
604.158,54
2010
722.108,76
2013*
29.705.414,58
47.499.219,20
14.942.745,98
19.530.556,16
Kehutanan 2.
Pertambangan dan Penggalian
3.
Industri Pengolahan
95.255,08
122.922,38
44.809,28
45.426,21
4.
Listrik, Gas dan
32.177,87
44.360,23
11.584,44
12.574,68
731.254,70
1.031.582,73
327.468,15
361.359,19
1.213.959,58
2.062.218,37
677.004,99
847.883,23
Air Bersih 5.
Bangunan
7.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
8.
Pengangkutan dan Komunikasi
597.836,41
1.007.665,64
216.637,14
244.905,40
9.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
289.273,69
356.737,15
136.236,67
151.043,20
Jasa-Jasa
289.949,88
493.296,83
122.701,62
135.004,09
Jumlah 34.247.873,45 54.584.879,79 Keterangan: *Angka Sementara. Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
17.083.346,81
22.050.860,92
10.
Pertumbuhan nilai PDRB berdasarkan lapangan usaha pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2010 berdasarkan harga berlaku tahun 2000 sebesar 22,53%. Lapangan usaha yang mempunyai persentase pertumbuhan terbesar berturut-turut adalah lapangan usaha pertambanga dan penggalian, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian dan kehutanan. Lapangan usaha tersebut juga
15
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
merupakan tiga besar lapangan usaha yang kontribusinya terbesar di Kabupaten Kutai Timur baik pada tahun 2010 maupun 2013. Tabel 2.5 Kontribusi (%) dan Pertumbuhan (%) Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 dan 2013 Menurut Lapangan Usaha Harga Berlaku
3,77
3,60
Pertumbuhan Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 16,33
86,74 0,28
87,02 0,23
23,49 1,36
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan
0,09 2,14
0,08 1,89
7,87 9,38
7. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8. Pengangkutan dan Komunikasi
3,49 1,98
3,78 1,85
20,15 11,54
0,90
0,65
9,80
0,63
0,90
9,11
100,00
100,00
Lapangan Usaha
1. Pertanian dan Kehutanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
9. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10. Jasa-Jasa Jumlah
2010
Pertumbuhan
2013
22,53
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015 (diolah).
2.9.2. Lembaga Ekonomi Lembaga ekonomi yang terdapat di Kabupaten Kutai Timur berupa Bank dan Koperasi. Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka tahun 2015, Bank berjumlah 24 buah. Lembaga ekonomi lain adalah koperasi yang terdapat di semua kecamatan dengan jumlah mencapai 956 koperasi. Bank dan koperasi di Kabupaten Kutai Timur tertera pada Tabel 2.6.
16
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
Tabel 2.6 Lembaga Ekonomi Bank dan Koperasi di Kabupaten Kutai Timur Jenis Lembaga Ekonomi
Jumlah
1. Bank 2. Koperasi a. Koperasi Unit Desa (KUD) b. Koperasi non KUD c. Koperasi Puskopbun (Sekunder)
24 39 913 4
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
2.10. Pertanian Komoditi yang dihasilkan Kabupaten Kutai Timur dari pertanian dirinci dalam beberapa jenis yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. 2.10.1. Pertanian Tanaman Pangan Tanaman pangan yang relatif luas diusahakan di Kabupaten Kutai Timur adalah padi sawah dan padi ladang. Secara rinci luas panen 8 komoditas tanaman pangan disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient
Komoditas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau Jumlah
Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Ha % 651 77,5 80 9,5 32 3,8 38 4,5 10 1,2 19 2,3 7 0,8 3 0,4 840 100,0
Kabupaten Kutai Timur Ha 6.071 6.343 452 279 115 192 90 57 13.599
% 44,6 46,6 3,3 2,1 0,8 1,4 0,7 0,4 100,0
LQ 1,74 0,20 1,15 2,20 1,41 1,60 1,26 0,85
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015 (diolah).
17
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Gambar 2.1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi Ladang per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014.
18
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
Terhadap 8 komoditas tanaman pangan, kontribusi luas panen padi sawah adalah 44,6% dengan jumlah produksi sebanyak 27.434 ton. Sedangkan luas panen padi ladang sebesar 46,6% dengan jumlah produksi sebesar 15,788 ton. Untuk wilayah Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan, dimana sebagian desanya menjadi wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari hanya padi sawah yang luas panennya mempunyai kontribusi besar yaitu 77,5% dengan produksi 2.920 ton. Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa komoditas padi sawah mempunyai nilai LQ > 1, hal ini menunjukkan bahwa padi sawah merupakan komoditas basis di Kecamatan tersebut. Perhitungan SSA tidak dilakukan disebabkan keterbatasan data yang diperoleh. 2.10.2. Pertanian Tanaman Buah-Buahan (Tahunan) Produksi tanaman buah-buahan di Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh pisang, durian, jeruk siam dan rambutan (Tabel 2.8). Tabel 2.8
Jumlah Produksi 8 Tanaman Buah-Buahan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015
Komoditas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pisang Durian Jeruk Siam Rambutan Mangga Nangka/Cempedak Belimbing Pepaya
Produksi (Kuintal) 703.481 74.182 48.335 47.450 21.032 19.598 16.064 10.467
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
19
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
2.10.3. Pertanian Tanaman Hortikultura Semusim (Sayuran) Pengusahaan tanaman hortikultura semusim dan produksinya di Provinsi Kalimantan Timur ditunjukkan pada Tabel 2.9. Tabel 2.9 Luas Panen 12 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015 Komoditas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kacang Panjang Jamur Kangkung Ketimun Bayam Cabe Rawit Sawi Terung Tomat Cabe Besar Buncis Semangka
Luas Panen (Ha) 168 164 156 151 149 126 125 114 66 56 55 53
Jumlah Produksi (Kuintal) 1.791 2.011 2.890 1.844 2.110 1.087 3.108 1.349 816 470 743 1.022
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
2.10.4. Perkebunan Jenis- jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan masyarakat di Kabupaten Kutai Timur antara lain karet, kelapa, kopi, lada, kakao, dan kelapa sawit. Luas tanaman perkebunan rakyat di Kutai Timur Tahun 2014 adalah 101.422,97 ha. Selain itu masih terdapat perkebunan besar swasta dengan jenis tanaman kelapa sawit seluas 318.025,81 ha. Untuk perkebunan rakyat dari perkebunan seluas 101.422,97 ha didominasi oleh tanaman kelapa
20
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
sawit yaitu 84,9%. Demikian juga dengan pengusahaan tanaman perkebunan rakyat di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan, kontribusi kelapa sawit terhadap luas tanaman perkebunan juga besar yaitu 49,7% (Tabel 2.10). Tabel 2.10 Keragaan Pengusahaan Tanaman Perkebunan Rakyat di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient
Komoditas 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Karet Kelapa Kopi Lada Kakao Kelapa Sawit Jumlah
Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Ha % 1.116,00 35,4 93,85 3,0 37,50 1,2 27,00 0,9 311,50 9,9 1.567,80 49,7 3.153,65 100,0
Kabupaten Kutai Timur Ha 9.047,80 1.275,22 220,27 345,63 4.472,65 86.061,40 101.422,97
LQ
% 8,9 1,3 0,2 0,3 4,4 84,9 100,0
3,97 2,37 5,48 2,51 2,24 0,59
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan menunjukkan bahwa komoditas perkebunan kecuali kelapa sawit mempunyai nilai LQ > 1 dengan karet dan kakao juga mempunyai kontribusi luas tanam yang relatif besar. Kelapa sawit walaupun nilai LQ < 1 namun mempunyai kontribusi terbesar dalam luas tanam di wilayah tersebut.
21
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Gambar 2.2 Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014.
22
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
2.10.5. Peternakan Populasi ternak besar di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh ternak sapi potong (95,7%). Sedangkan untuk ternak kecil, populasi ternak kambing relatif besar dengan kontribusi 58,1% atau 8.320 ekor. Populasi ternak unggas didominasi oleh ayam ras pedaging dengan kontribusi 57,8% atau 920.242 ekor dan ayam buras dengan kontribusi 39,3% atau 626.590 ekor. Untuk di wilayah Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan sejalan dengan kondisi di Kabupaten Timur. Secara rinci populasi ternak dan kontribusinya di Kabupaten Kutai Timur tertera pada Tabel 2.11. Tabel 2.11 Populasi Ternak dan Kontribusinya di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014
Jenis Ternak
Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Ekor
Kabupaten Kutai Timur
%
Ekor
%
Kontribusi (%)
Ternak Besar 1. Sapi 2. Kerbau
1.771 83
95,5 4,5
17.177 769
95,7 4,3
Jumlah Ternak Kecil
1.854
100,0
17.946
100,0
921 233
79,8 20,2
8.320 5.993
58,1 41,9
1.154
100,0
14.313
100,0
98.564 901.273
9,6 87,4
626.590 920.242
39,3 57,8
15,7 % Populasi 97,9 % Populasi
3. Ayam Ras Petelur 4. Itik
28.935
2,8
29.293
1,8
98,8 % Populasi
2.225
0,2
17.199
1,1
12,9 % Populasi
Jumlah
1.030.997
100,0
1.593.324
100,0
1. Kambing 2. Babi Jumlah Ternak Unggas 1. Ayam Buras 2. Ayam Ras Pedaging
10,3 % Populasi 10,8 % Populasi
11,1 % Populasi 3,9 % Populasi
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
23
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
2.10.6. Perikanan Perikanan di Kabupaten Kutai Timur terdiri dari perikanan laut dan darat. Kondisi tahun 2014 menunjukkan bahwa perikanan laut lebih dominan dibandingkan dengan perikanan darat. Dari 7512,4 ton produksi ikan di Kabupaten Kutai Timur 74,3% merupakan hasil dari perikanan laut (Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015). 2.10.7. Kehutanan Jumlah perusahaan di bidang kehutanan yang aktif tahun 2014 berdasarkan IUPHHK-HT di Kabupaten Kutai Timur adalah 12 perusahaan dengan luas areal yang dikelola adalah 481.411 ha. Selain itu terdapat hutan (hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi) yang terindikasi perlu dilakukan reboisasi dan rehabilitas seluas 2.121.196,74 ha. 2.11. Indeks Pembangunan Desa Indeks Pembangunan Desa (IPD) adalah indeks komposit yang disusun menggunakan beberapa dimensi, variabel, dan indikator kuantitatif untuk menggambarkan tingkat kemajuan desa pada suatu waktu. Apabila IPD diukur secara berkala dan ditampilkan antar waktu, maka dapat diperoleh dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa. Dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa secara tidak langsung merupakan ukuran kinerja pembangunan di desa atau kawasan perdesaan. Pengukuran IPD berdasarkan 5 Dimensi, 12 Variabel, dan 42 Indikator menghasilkan ukuran komposit yang dapat digunakan sebagai bahan penyusunan tipologi desa yaitu: Desa Tertinggal, Desa Berkembang, dan Desa Mandiri (Bappenas, 2015), dengan definisi sebagai berikut:
24
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
1. Desa Tertinggal, adalah desa dengan nilai IPD kurang dari sama dengan 50. 2. Desa Berkembang, adalah desa dengan nilai IPD lebih dari 50 namun kurang dari sama dengan 75. 3. Desa Mandiri, Desa yang telah terpenuhi pada aspek kebutuhan sosial dasar, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan secara kelembagaan telah memiliki keberlanjutan. Desa Mandiri merupakan desa dengan nilai IPD lebih dari 75. Selain itu, hasil pengukuran IPD menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan: (a) penetapan target pencapaian dan lokasi sasaran RPJMN 2015 – 2019, dan (b) evaluasi “kinerja pembangunan desa”. IPD tahun 2014 ini dimungkinkan menjadi baseline, perlu dipertimbangkan upaya penyediaan data dan pengukuran serupa di masa datang. Berdasarkan Data Podes (2014), hasil perhitungan Indeks Pembangunan Desa di Kabupaten Malang yang dilakukan oleh Bappenas bekerjasama dengan BPS dengan jumlah desa 134 Desa terdapat Desa Tertinggal sebanyak 22 Desa (16,4%), Desa Berkembang sebanyak 108 Desa (80,6%), dan Desa Mandiri sebanyak 4 Desa (3,0%).
25
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
26
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KUTAI TIMUR 3.1
Kebijakan Penataan ruang dalam RTRW Kabupaten Kutai Timur Wilayah Kabupaten Kutai Timur terbagi dalam Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP)3. Sistem perwilayahan ini pun menggambarkan satuan wilayah kabupaten yang memiliki pusat di suatu kota kecamatan yang dijadikan sebagai pusat kegiatan perwilayahan tersebut. SSWP di Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut: 1) SWP Pusat SWP Pusat berpusat di Kota Sangatta yang di dalam RTRWN dan draf revisi RTRWP Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di Kabupaten Kutai Timur. SSWP ini meliputi : a. Kecamatan Teluk Pandan, b. Kecamatan Sangatta Selatan, c. Kecamatan Sangatta Utara, d. Kecamatan Rantau Pulung, dan e. Kecamatan Bengalon. Kawasan ini didukung oleh jumlah yang besar dan kepadatan penduduk yang tinggi dengan dukungan kelengkapan fasilitas sosial ekonomi yang paling lengkap dibandingkan dengan pusat-pusat lainnya dalam wilayah kabupaten Kutai Timur. Kawasan ini mempunyai fungsi sebagai Pusat Pengembangan Wilayah yang memiliki tingkatan kota paling tinggi di antara kota-kota lainnya yang terdapat di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Sesuai dengan fungsi sebagai pusat pengembangan wilayah, kawasan ini diarahkan sebagai pusat jasa pemerintahan, pusat jasa pelayanan keuangan atau bank untuk melayani satu kabupaten, sebagai simpul transportasi dan
3 [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kutai Timur. Rencaana Tata Ruang Wilayah Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, 2016.
27
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
diarahkan pula sebagai pusat distribusi kolektor dari pusat pengumpul Muara Wahau dan Maloy (Sangkulirang) dengan orientasi menuju ke Kota Samarinda dan Balikpapan. 2) SSWP Timur SSWP Timur berpusat di Kota Sangkulirang, yang di dalam draf RTRWP Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Kutai Timur. SSWP ini meliputi : a. b. c. d.
Kecamatan Karangan, Kecamatan Kaubun, Kecamatan Kaliorang, Kecamatan Sangkulirang, dan
e. Kecamatan Sandaran. Kawasan ini selain didukung oleh kelengkapan fasilitas juga didukung oleh jumlah penduduk yang cukup besar dan kepadatan penduduk yang tinggi. Kawasan perkotaan ini bila dilihat dari sistem kota-kotanya merupakan kota dengan tingkatan di bawah Kota Sangatta. Kawasan kota ini mempunyai fungsi sebagai Pusat Pengembangan Antar Sub Wilayah, sehingga kawasan kota ini diarahkan sebagai pusat jasa-jasa pelayanan keuangan atau bank untuk beberapa kecamatan, sebagai simpul transportasi beberapa kecamatan dan pusat pengumpulan dan pengolahan barang-barang yang melayani beberapa kecamatan. Sesuai dengan fungsi sebagai kawasan perkotaan, kawasan ini diarahkan sebagai pusat pemukiman. 3) SSWP Utara SSWP Utara berpusat di Kota Muara Wahau, yang di dalam draf RTRWP Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Kutai Timur. SSWP ini meliputi: a. Kecamatan Kombeng, b. Kecamatan Telen, dan c. Kecamatan Muara Wahau.
28
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
Walaupun kawasan ini memiliki kelengkapan sarana dan prasarana wilayah yang relatif baik, namun kurang didukung oleh jumlah penduduk. Oleh karena itu maka perlu dikembangkan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik penduduk ke kawasan ini. Kawasan Kota Muara Wahau ini bila dilihat dari lingkup Kabupaten Kutai Timur memiliki hirarki kota II dan berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Antar Sub Wilayah. Berdasarkan fungsi tersebut, Kota Muara Wahau ini ditempatkan sebagai pusat pengumpul aliran produksi dari desa-desa di kecamatan sekitarnya (desa-desa di Kecamatan Muara Wahau, Kecamatan Telen dan Kecamatan Kongbeng). Selain itu, kawasan ini pun diarahkan sebagai pusat pelayanan keuangan atau bank untuk kecamatan- kecamatan disekitarnya sebagai pusat pelayanan keuangan atau bank untuk kecamatan-kecamatan di sekitarnya serta menjadi simpul transportasi dari kecamatan-kecamatan tersebut serta menjadi pusat pemukiman. 4) SSWP Selatan Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Kutai Timur, SSWP ini meliputi: a. Kecamatan Batu Ampar, b. Kecamatan Busang, c. Kecamatan Long Mesangat, d. Kecamatan Muara Ancalong, dan e. Kecamatan Muara Bengkal. Kawasan ini cukup dilengkapi oleh fasilitas sosial ekonomi dan jumlah penduduk yang cukup. Kawasan kota ini merupakan kota hirarki II yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Antar Sub Wilayah, sehingga arahan pengembangan kawasan kota ini sama dengan arahan pengembangan kawasan kota sebelumnya yaitu Muara Wahau dan Sangkulirang. Khusus untuk arahan sebagai pusat pengumpul aliran produksi, kawasan ini diarahkan sebagai pusat pengumpul dari desa-desa disekitar Kecamatan Muara Ancalong,
29
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Busang dan Muara Bengkal. Dilihat dari lokasinya, kawasan ini potensial sebagai jembatan untuk pemasaran hasil produksinya keluar wilayah yang lebih luas maka kawasan ini diarahkan untuk menjadi stimulator pengembangan wilayah belakangnya. 3.2
Kebijakan Pembangunan Saat ini Kabupaten Kutai Timur (Kutim) telah memasuki rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2016-2021. Rencana kerja pembangunan Kutim tahun 2017, merupakan satu masukan rencana kerja pembangunan RPJMD. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus menjalankan visi misi dari kebijakan Bupati Kutai Timur. Fokus dari pembangunan di Kabupaten Kutai Timur tetap di tiga bidang yaitu: 1. Bidang sumber daya manusia, peningkatan sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Bidang ekonomi dalam penekanannya adalah pertanian dalam arti luas dan mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pembangunan agribisnis dan agroindustri. 3. Bidang infrastruktur atau sarana serta prasarana, meningkatkan infrastruktur dasar secara merata. Meningkatkan pengelolaan ruang untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih baik lebih sehat dan nyaman bagi kehidupan manusia, mewujudkan tata kelola pemerintah yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik. Kutai Timur memiliki kebijakan lima tahun kedepan dengan misi desa membangun. Mengenai bagaimana desa membangun menurutnya dapat diketahui dari profil desa yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Pusat Statistik. Dimana hal tersebut telah dijadikan kriteria untuk menilai keadaan desa, melihat desa tertinggal, desa berkembang, dan desa mandiri. Dijelaskan pembentuk keriteria desa tersebut berdasarkan indikator dasar, indikator sektoral, maupun indikator kemandirian. Indikator dasar yang sangat penting itu terseterbentuk dari lima komponen.
30
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
Pertama bagaimana melihat kondisi infrastruktur yang ada di desa, kedua kesehatan, ketiga pendidikan, keempat pelayanan public dan yang kelima, penyelenggaraan pemerintahan, yakni mengenai bagaimana aparat desa baik dari Kepala Desa, BPD menyelenggarakan kewenangannya sesuai dengan otonomi masing-masing. Penilaian desa dilakukan antara angka 0 sampai 100. Desa yang memiliki nilai 0-50 termasuk desa tertinggal. Untuk di Kutai Timur masih ada tiga desa tertingal antara lain Desa Muara Dun, Desa Kelinjau Ulu dan Desa Kelompok Baru. Sementara lainnya masuk kategori desa berkembang4. 3.3. Pengembangan Kawasan Strategis di Kabupaten Kutai Timur 3.3.1. Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Strategis Nasional Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Kabupaten Kutai Timur ditetapkan berupa Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi, seperti yang telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) seluas 557,34 Ha yang terletak di Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur. Kawasan Strategis Nasional dari sudut pertahanan dan keamanan negara yaitu berupa Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang berada di Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan Busang.
4
Kn11. 2016. Fokus Pembangunan yang meliputi 3 bidang SDM, Pertanian http://kutimnews.blogspot.co.id/2016/03/fokus-pembangunan-meliputi-tiga-bidang.html
dan
Infrastruktur
31
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Kawasan strategis nasional pertahanan keamanan tersebut ditetapkan dengan kriteria: a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri, sistem pertahanan, atau c. merupakan wilayah kedaulatan negara yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Selain Kawasan Strategis Nasional yang telah ditetapkan, terdapat pula Kawasan Andalan Nasional di Kabupaten Kutai Timur, yaitu Kawasan Andalan Sangkulirang – Sangatta – Muara Wahau (SASAMAWA) dengan sektor unggulan industri, perikanan perkebunan, kehutanan, pertambangan, perikanan laut, dan pariwisata. 3.3.2. Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Strategis Provinsi Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Kutai Timur merupakan kawasan strategis yang memiliki kepentingan pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi diidentifikasi melalui penentuan sektor-sektor ekonomi kunci Kalimantan Timur, sektor-sektor unggulan yang dimiliki oleh setiap kabupaten/kota, preferensi investasi di masing- masing kabupaten/kota, serta pengembangan kebijakan infrastruktur pendukung pengembangan wilayah. Kemudian diidentifikasi juga karakteristik tingkat perkembangan masing-masing kabupaten/kota. Arah pengembangan ekonomi Kalimantan Timur lebih jelas dijabarkan melalui penentuan kawasan-kawasan strategis ekonomi dengan melihat posisi tingkat perkembangan setiap kabupaten/kota, prioritas sektor unggulan apa yang dikembangkan di kawasan tersebut
32
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
berdasarkan sektor kunci Kalimantan Timur, serta kebutuhan infrastruktur pendukung wilayahnya; prioritas investasi jangka pendek dan jangka panjang menjadi input untuk menetapkan fokus sektor pada setiap kawasan strategis yang dikembangkan; serta potensi kerja sama antar daerah. Kawasan Strategis Provinsi yang ditetapkan di Kabupaten Kutai Timur adalah: a. kawasan industri dan pelabuhan Maloy, dan b. kawasan agropolitan regional. 3.3.2.1 Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Industri dan Pelabuhan Maloy Kawasan industri dan pelabuhan Maloy diprioritaskan untuk mengakomodasi kecenderungan meningkatkan transaksi global. Kawasan ini dikembangkan dengan tujuan utama meningkatkan eksport komoditas dan produksi utama serta mempermudah impor bahan baku untuk proses produksi di tanah air. Kawasan ini perlu didukung oleh Zona Pengolahan Ekspor, Zona Logistik, Zona Industri, Zona Pengembangan Teknologi, dan zona ekonomi lainnya seperti zona perdagangan dan zona pelayanan. Zona industri yang terintegrasi dengan kawasan ini terutama industri yang bersifat pengembangan industri dasar dan manufaktur, terutama yang berorientasi pada sumber daya lokal. Potensi industri ini dikembangkan dengan melihat potensi ekonomiunggulan lokal (sektor kunci di masing-masing kabupaten/kota), keterkaitan antar industri dan input/output antar sektor; merupakan industri yang berorientasi menggunakan sumber daya dan material teknis secara lokal dan mengembangkan keterkaitan antar pusat industri dengan dukungan infrastruktur wilayah; terutama yang tersebar di Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Berau serta Kota Bontang. Selain itu, untuk mendukung ekonomi lokal, perlu disediakan zona usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di
33
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
kawasan industri dan pelabuhan Maloy untuk mendorong linkage mereka dalam proses industri. Kawasan ini terkait Ini juga terkait pengembangan program agroindustri di Maloy. Pada konsep KTM Maloy, akan dikembangkan pola kawasan terpadu dengan berbagai fasilitas yang akan dibangun, diantaranya pusat pemerintahan dan pengelola KTM, sarana pertemuan, pusat pelayanan umum, sarana kesehatan, pusat bisnis, pusat perdagangan, sarana ibadah, sarana pendidikan SD, SMP,SMA, SMK, Institut, sarana olahraga, hotel, terminal umum, pasar induk, bengkel, terminal agro, pasar agro, seed center, SPBU, IPAL dan pembangkit listrik. 3.3.2.2. Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Agropolitan Regional Kawasan Agropolitan Regional yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi ini berada di wilayah produksi pertanian dan perkebunan Kabupaten Kutai Timur, yaitu di SSWP Utara dan SSWP Selatan Kabupaten Kutai Timur. SSWP Utara terdiri dari: a. Kecamatan Muara Wahau, dan b. Kecamatan Kongbeng. Kecamatan Telen Sedangkan SSWP Selatan terdiri dari: a. b. c. d. e.
Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Long Mesangat, Kecamatan Busang, Kecamatan Muara Ancalong, dan Kecamatan Muara Bengkal.
Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan basis pertanian terutama perkebunan dan kehutanan utama di Kabupaten Kutai Timur yang memberikan pendapatan cukup besar kepada daerah. Kawasan Agropolitan ini memberikan pula dampak yang cukup besar kepada pendapatan Provinsi, sehingga tidak hanya Kabupaten Kutai Timur yang
34
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
merasakan hasilnya, namun dirasakan pula oleh kabupaten-kabupaten disekitarnya. Pengembangan agropolitan di Kalimantan Timur sangat layak didukung karena merupakan program-program visibel yang dapat menimbulkan multiflier efek luas bagi masyarakat. Pemerintah pusat sebagai pemrakarsa dan pelaksana tentu memerlukan juga dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Pengembangan agropolitan ini tidak akan bisa diwujudkan tanpa dukungan infrastruktur yang baik. Dukungan investor untuk melakukan investasinya dalam proyek besar pengembangan agropolitan. Bahkan sangat terbuka kemungkinan jika klaster industri pertanian oleochemical di Maloy sukses membentuk kawasan industri downstream (hilir) perkebunan secara lebih luas. Kalimantan Timur telah memberikan komitmen yang jelas dalam bentuk pembangunan yang mempertimbangkan sisi lingkungan, sosial dan ekonomi berkelanjutan dalam komitmen Kalimantan Timur Green. Ini juga yang harus lakukan pada pembangunan sektor perkebunan, termasuk perkebunan kelapa sawit, Kalimantan Timur harus siap untuk melaksanakan model pembangunan ekonomi berkelanjutan yang memperhatikan sisi lingkungan hidup dan sosial masyarakat. Tidak ada rekomendasi untuk lahan gambut dan tidak ada negoisasi untuk hutan primer. 3.4. Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan pertimbangan potensi permintaan hasil produksi wilayah Kabupaten Kutai Timur, baik internal maupun eksternal, khususnya produksi yang berbasis sumberdaya yang dapat diperbaharui, adalah hasil produksi tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan yang berada di kawasan budidaya. Kawasan budidaya mencakup kawasan pemukiman perkotaan dan perdesaan, pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, hutan produksi perindustrian, pertambangan, pariwisata, kawasan Hankam dan kawasan
35
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
lainnya5. Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi pengembangan beberapa kawasan yang meliputi: 1. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Kutai Timur terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu tanaman pangan lahan basah dan tanaman pangan lahan kering. Berdasarkan beberapa kriteria yaitu kelerengan lahan, jenis tanah, kedalaman solum, tekstur tanah, dan tingkat erosi, maka kesesuaian lahan untuk kawaan budidaya tanaman pangan lahan kering di wilayah Kabupaten Kutai Timur dapat diidentifikasi bahwa lahan yang sesuai untuk kegiatan tanaman pertanian lahan kering berada di sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Timur dan tersebar di semua kecamatan yang ada. Sedangkan kesesuaian lahan budidaya tanaman pangan lahan basah di wilayah Kabupaten Kutai Timur dapat didiidentifikasi bahwa yang sesuai untuk kegiatan tanaman pertanian lahan basah adalah di sebagian kecil dari wilayah yang ada di Kabupaten Kutai Timur dengan luas yang cukup signifikan di Kecamatan Muara Bengkal dan Muara Ancalong. Kegiatan budidaya pertanian lahan basah dan food estate merupakan lahan sawah, baik yang beririgasi teknis, setengah teknis, maupun irigasi perdesaan yang telah diusahakan secara intensif. Kawasan lahan pertanian diharapkan dapat tetap dipertahankan dalam rangka ketahanan pangan dan ketahanan budaya. Kawasan budidaya pertanian lahan basah di wilayah perencanaan selain dikembangkan untuk produksi pangan juga diarahkan sebagai kawasan penyangga (buffer zone) untuk menjaga kualitas lingkungan dalam bentuk jalur hijau atau ruang terbuka hijau. Kawasan budidaya pertanian lahan basah terutama yang telah terlayani jaringan irigasi merupakan kawasan yang tetap dipertahankan dengan meminimasi alih fungsi ke kegiatan budidaya lainnya. Lahan food estate yang merupakan areal lahan pertanian 5
Bappeda Kab. Ktai Timur. Profil daerah Kabupaten Kutai Timur. 2015.
36
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
pangan berkelanjutan dicadangkan di 4 (empat) kecamatan yaitu Busang, Karangan, Muara Ancalong dan Sandaran dengan luas 63.202,78 Ha, sementara itu lahan pertanian pangan direncanakan seluas lebih kurang 107.755,37 Ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kutai Timur merupakan lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan semusim dan atau tanaman tahunan yang dicirikan pengelolaannya relatif tidak memerlukan air irigasi. Sedangkan pemanfaatan pertanian lahan kering adalah untuk tegalan, tanaman sayur mayur (holtikultura), dan kebun campuran. Pertanian lahan kering yang tidak intensif merupakan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Setiap tahun penggunaan tanah untuk pertanian khususnya tanah sawah mengalami penyusutan luasan atau alih fungsi. Karenanya perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan alih fungsi yang menghambat pembangunan sektor pertanian dimasa akan datang seperti berkurangnya jumlah produksi dan produktivitas padi yang berpotensi mengakibatkan hambatan dalam mewujudkan swasembada pangan. Upaya yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan mengoptimalkan area pertanian tanaman pangan melalui penyusunan strategi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian secara berkelanjutan dan pencegahan berkurangnya lahan sawah produktif serta lahan produktif lainnya, terutama untuk lahan beririgasi teknis yang sudah dikembangkan. Hasil produksi tanaman pangan di Kabupaten Kutai Timur, berpotensi turut berkontribusi untuk memenuhi permintaan di dalam negeri, terutama kebutuhan lokal kabupaten dan Provinsi Kalimantan Timur. Sementara, komoditas unggulan terutama kedelai dan jagung berpeluang untuk pemenuhan kebutuhan dalam lingkup nasional. 2. Kawasan Perkebunan Pembangunan perkebunan di Kabupaten Kutai Timur dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan, antara lain ditandai dengan semakin meningkatnya luas
37
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
area produksi dan produktivitas. Komoditas yang banyak dikembangkan dalam perkebunan rakyat antara lain kakao, karet, lada, dan kelapa sawit. Secara khusus, sektor perkebunan kelapa sawit menjadi primadona bagi masyarakat Kutai Timur, terutama para petani yang berada di pedalaman. Perkebunan kelapa sawit berkembang seiring dengan pertumbuhan koperasi yang terus menunjukkan kemajuan, dan bahkan perkembangan perkebunan kelapa sawit Kutai Timur diantara yang terbaik di wilayah Indonesia. Perencanaan kawasan perkebunan dengan menggunakan kebijakan pengelolaan kawasan perkebunan meliputi: a. Pengembangan kegiatan lahan perkebunan diupayakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang ada saat ini, b. Pemanfaatan lahan perkebunan untuk sistem tumpang sari dengan kegiatan budidaya pertanian lahan kering, c. Pemilihan jenis komoditi unggulan sesuai dengan potensi lahan, d. Pengembangan lahan perkebunan pada lahan-lahan yang memiliki kesesuaian lahan sebagai lahan perkebunan melalui intensifikasi dan pemilihan teknologi tepat guna. Kawasan perkebunan di Kabupaten Kutai Timur tersebar pada 16 kecamatan yaitu Kecamatan Sangatta Utara, Rantau Pulung, Bengalon, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Long Mesangat, Busang, Muara Wahau, Kongbeng, Telen, Batu Ampar, Kaliorang, Sangkulirang, Kaubun, Karangan dan Sandaran. 3. Kawasan Peternakan Hasil produksi peternakan di Kabupaten Kutai Timur, baik peternakan kecil (seperti unggas) maupun peternakan besar (seperti: kambing, sapi, dan lain lain). Beberapa lokasi wilayah perencanaan terdapat usaha kegiatan peternakan dalam skala kecil terutama peternakan ayam. Kebijakan pengelolaan kawasan budidaya peternakan diarahkan untuk: a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petani ternak,
38
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
b. Peningkatan teknologi, produktivitas, dan kualitas ternak, c. Pengendalian limbah peternakan agar tidak mengganggu lingkungan permukiman dan sumber air, serta d. Pengembangan sinergi antara kegiatan peternakan dan usaha pertanian lainnya. 4. Kawasan Perikanan Kawasan perikanan tangkap adalah kawasan bagi kegiatan memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat ataucara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan atau mengawetkannya. Kawasan pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Kutai Timur diarahkan dan dibagi dalam tiga jalur dengan klasifikasi area dan peralatan. Sementara itu kawasan perikanan budidaya adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan memelihara, membesarkan, dan atau membiakkan ikan seta memanen hasilnya dalam lingkungan terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan atau mengawetkannya. Kriteria penetapan kawasan perikanan budidaya meliputi: a. Perairan laut pasang surut yang terlindung pasir, kerakal dan atau berbatu, b. Perairan lautyang semi terlindung dan atau perairan yang terlindung dari aksi gelombang ekstrim, c. Di luar kawasan pelabuhan dan atau jalur pelayaran, d. Salinitas air relatif konstan dalam kisaran normal air laut, e. Aksesibilitas
kawasan
mudah
dicapai,
dekat
pemukiman
masyarakat pesisir dan tidak dalam pengaruh oleh air limbah, f. Perairan laut di luar zona inti kawasan perlindungan,
39
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
g. Perairan laut di luar areal terumbu karang dan Padang Lamun, h. Kualitas air memenuhi baku mutu air laut untuk budidaya ikan. Sedangkan kawasan budidaya laut yang direncanakan dikembangkan berada di perairan laut Kecamatan Sangatta Selatan berupa budidaya perikanan tangkap laut dan budidaya rumput laut. 5. Kawasan Pertambangan Kawasan pertambangan memiliki peran penting dalam peningkatan perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Produksi tambang yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan lokal, nasional dan internasional diharapkan mampu menjadi penggerak utama (prime mover) bagi perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Berdasarkan RTRW Kabupaten Kutai Timur tahun 2013-2032, ijin konsesi pertambangan sebagai kawasan tambang sebagian besar masih dalam proses Feasibility Study yang lebih lanjut untuk kesesuaian lahannya. Ijin konsesi kawasan yang memiliki potensi pertambangan di Kabupaten Kutai Timur memiliki luas sebesar lebih kurang 1.602.653 Ha. Sedangkan kawasan bekas pertambangan yang ada saat ini sangat dimungkinkan menjadi kawasan lindung dimasa yang akan datang. Oleh karena itu upaya rehabilitasi dan revitalisasi kawasan bekas pertambangan menjadi keharusan agar tidak terjadi kerusakan ekologis yang sangat serius dan berdampak fatal dikemudian hari. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur harus berupaya secara berkelanjutan untuk mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan menambah kawasan lindung baru dari kawasan bekas pertambangan. 6. Kawasan Pariwisata Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial menciptakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mampu memberikan multiplier effect bagi berkembangnya sektor-sektor terkait, seperti pertanian
40
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
(bunga, buah, perikanan), industri kerajinan, perdagangan (misalnya rumah makan), dan jasa (penginapan, pemandu wisata, transportasi, dan sebagainya). Sehingga perkembangnya sektor ini diharapkan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan wisata. Kekayaan alami di Kabupaten Kutai Timur seperti hutan, pantai, goa merupakan aset berharga yang potensial untuk pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan. Kondisi alam Kabupaten Kutai Timur menawarkan ragam produk wisata yang dapat dikembangkan, antara lain Geowisata (lokasi Karst Sangkulirang-Gua Pengadan), Wisata Pantai (beberapa lokasi yang berada di zona Sangatta), Wisata Bahari (pulau Birah-Birahan), Ekowisata (berbagai lokasi di Taman Nasional Kutai), Wisata Budaya Tradisional (desa tempat suku Dayak Wehea bermukim), Wisata Pendidikan dan Penelitian (Gua Pengadan, Desa Adat, Penelitian Orang Utan di Mentoko), Keunggulan daya tarik wisata, lukisan-lukisan berupa gambar negatif cap tangan tiga susun, perhiasan, peralatan, patung bahkan guci-guci China dan hewan yang ditemukan pada lokasi gua di Kawasan Pengadan sejauh ini merupakan satu-satunya gua alami di Indonesia yang memiliki peninggalan pra sejarah. Kawasan Karst ini bahkan menyimpan cerita manusia-manusia pertama Kalimantan, jauh lebih tua dari kebudayaan Kutai, yang berpotensi menjadi salah satu warisan dunia (World Heritage). Kawasan karst ini merupakan pembeda utama dengan wilayah lain yang tidak bergunung karst, dimana merupakan sumber dari mata air utama sungai-sungai besar di semenanjung Mangkalihat dan Sangkulirang yang menyangga kehidupan masyarakat Berau dan Kutai Timur. Kegiatan yang dikembangkan dengan fungsi untuk mendukung kegiatan pariwisata ini adalah: a) Peningkatan program sadar wisata kepada masyarakat melalui penerangan dan penyuluhan, b) Peningkatan promosi obyek wisata, penataan dan pengembangan terhadap obyek-obyek wisata yang ada sehingga lebih representatif.
41
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
7. Kawasan Permukiman Kawasan permukiman di Kabupaten Kutai Timur mencakup kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Kebijakan pengembangan permukiman pedesaan dilakukan dengan menciptakan sentra-sentra produksi yang prospektif dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan. Sejalan dengan itu perlu diciptakan saling keterhubungan antara sentra produksi dengan pusat pemasarannya sehingga dapat saling menunjang sistem perwilayahan. Kawasan permukiman pedesaan direncanakan lebih kurang 70.588,63 Ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kutai Timur. Kawasan permukiman perkotaan terletak di 3 (tiga) kecamatan antara lain: Kecamatan Sangatta Utara sebagai pusat kegiatan wilayah dan sentra pemerintahan di Kabupaten Kutai Timur dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup besar dialokasikan ruang lebih kurang 9.766,6 Ha. Sedangkan Kecamatan Sangatta Selatan yang juga merupakan bagian dari pusat kegiatan wilayah, perencanaan permukiman perkotaan lebih kurang 1.755,28 ha cukup relevan mengingat Kecamatan Sangatta Selatan didalamnya meliputi areal Taman Nasional Kutai. Permukiman perkotaan lainnya yang direncanakan di Kabupaten Kutai Timur berada di Kecamatan Kaliorang sebagai perwujudan dari konsep Kota Terpadu Mandiri (KTM), yang dialokasikan seluas lebih kurang 126,04 Ha.
42
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
BAB IV KAWASAN PERDESAAN PINGGIR HUTAN AGRIBIS LESTARI 4.1. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari terletak di Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari tersebut mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa, yaitu Desa Sangatta Selatan, Sangkima, dan Teluk sangkima (di Kecamatan Sangatta Selatan) serta Desa Kandolo dan Teluk Pandan (di Kecamatan Teluk Pandan). Potensi unggulan yang akan dikembangkan dalam Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari adalah pertanian (padi), peternakan, dan perkebunan (karet dan kelapa sawit). Data dan Informasi basis desa untuk desa-desa yang menjadi wilayah pengembangan dari Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari disajikan dalam basis kecamatan baik itu kependudukan, sosial, pertanian, serta data dan informasi terkait lainnya. 4.2. Kependudukan Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015) Jumlah rumah tangga tahun 2014 di Kecamatan Teluk Pandan adalah 3.866 KK dengan penduduk 15.523 jiwa yang terdiri dari 8.189 laki-laki dan 7.064 perempuan. Luas wilayah Kecamatan Teluk Pandan adalah 831,00 km2 sehingga kepadatan penduduk adalah 18,35 jiwa/km 2. Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015) Jumlah rumah tangga tahun 2014 di Kecamatan Sangatta Selatan adalah 6.046 KK dengan penduduk 22.731 jiwa yang terdiri dari 12.249 laki-laki dan 10.482 perempuan. Luas wilayah Kecamatan Teluk Pandan adalah 1.660,85 km2 sehingga kepadatan penduduk adalah 13,69 jiwa/km 2. Penghasilan utama sebagian besar penduduk di Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari saat ini berasal dari lapangan usaha pertanian dengan komoditas palawija dan padi (Potensi Desa, BPS 2014). Di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan sebagian masyarakat juga telah membudidayakan kelapa sawit.
43
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Gambar 4.1 Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa pada Sektor Pertanian di Desa Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur.
44
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
4.3. Pendidikan dan Kesehatan Sarana pendidikan di Kecamatan Teluk Pandan tersedia dari TK sampai SMK dengan jumlah baik negeri dan swasta sebagai berikut TK 8 buah, SD/Sederajat 7 buah, SLTP/sederajat 4 buah, SMA/sederajat 2 buah. Untuk di Kecamatan Sangatta Selatan TK 6 buah, SD/Sederajat 12 buah, SLTP/sederajat 5 buah, SMA/sederajat 3 buah (Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015) Sarana dan tenaga kesehatan tersedia di Kecamatan Teluk Pandan adalah puskesmas 1 buah, puskesmas pembantu 6 buah, balai pengobatan 1 buah, dr umum 1 orang, dr gigi 1 orang, bidan 9 orang, perawat 11 orang, dan tenaga farmasi 1 orang. Untuk di Kecamatan Sangatta Selatan sarana dan tenaga kesehatan tersedia adalah puskesmas 1 buah, puskesmas pembantu 3 buah, balai pengobatan 1 buah, dr umum 5 orang, dr gigi 2 orang, bidan 9 orang, perawat 38 orang, dan tenaga farmasi 4 orang. 4.4. Keagamaan Fasilitas rumah ibadah yang tersedia di Kecamatan Teluk Pandan adalah masjid 35 buah, mushola 16 buah, dan gereja protestan 3 buah. Sedangkan di Kecamatan Sangatta Selatan tersedia masjid 26 buah, mushola 263 buah, gereja katolik 3 buah, dan gereja protestan 6 buah. 4.5. Pertanian Komoditas pertanian yang dihasilkan dari Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan yang datanya tersedia basis kecamatan adalah tanaman pangan dan perkebunan. Berikut luas panen tanaman pangan dan luas tanaman perkebunan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan berikut kontribusinya terhadap Kabupaten Kutai Timur (Tabel 4.1).
45
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Tabel 4.1 Luas Panen Tanaman Pangan dan Luas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Berikut Kontribusinya Terhadap Kabupaten Kutai Timur tahun 2014 Kecamatan Jenis Tanaman
Teluk
Sangatta
Pandan
Selatan
Kontribusi Kec. Kab. Kutai Jumlah
Timur
Teluk Pandan dan Sangatta Selatan terhadap Kab. Kutai Timur (%)
Luas Panen (Ha) 1.
Padi Sawah
432,00
219,00
651,00
6.071,00
10,7
2.
Padi Ladang
0,00
80,00
80,00
6.343,00
1,3
3.
Ubi Jalar
8,00
2,00
10,00
115,00
8,7
4.
Ubi Kayu
18,00
20,00
38,00
279,00
13,6
5.
Kacang Hijau
3,00
0,00
3,00
57,00
5,3
6.
Kacang Tanah
12,00
7,00
19,00
192,00
9,9
7.
Kedelai
7,00
0,00
7,00
90,00
7,8
8.
Jagung
12,00
20,00
32,00
452,00
7,1
Luas Tanaman (Ha) 1.
Karet
189,00
927,00
1.116,00
9.047,80
12,3
2.
Kelapa
52,75
41,10
93,85
1.275,22
7,4
3.
Kopi
30,50
7,00
37,50
220,27
17,0
4.
Lada
19,50
7,50
27,00
345,63
7,8
5.
Kakao
306,00
5,50
311,50
4.472,65
7,0
6. Kelapa Sawit 1.009,50 558,30 1.567,80 Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
86.061,40
1,8
Tanaman pangan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan yang kontribusinya terhadap pengusahaan tanaman pangan di Kabupaten Kutai Timur yang di atas 10% hanya padi sawah dan ubi kayu. Sedangkan untuk tanaman perkebunan yang kontribusinya di atas 10% hanya karet dan kopi. Untuk kelapa sawit rakyat pada tahun 2014 kontribusinya baru 1,8%.
46
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
4.6. Peternakan Jenis ternak yang dihasilkan dari Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan yang datanya tersedia basis kecamatan adalah ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Berikut populasi jenis ternak di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan berikut kontribusinya terhadap Kabupaten Kutai Timur (Tabel 4.2). Tabel 4.2 Jenis Ternak di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Berikut Kontribusinya Terhadap Kabupaten Kutai Timur tahun 2014 Kecamatan Jenis Tanaman
Teluk
Sangatta
Pandan
Selatan
Kontribusi Kec. Kab. Kutai Jumlah
Timur
Teluk Pandan dan Sangatta Selatan terhadap Kab. Kutai Timur (%)
Ternak Besar (Ekor) 1. Sapi
799
972
1.771
17.177
10,3
59
24
83
769
10,8
341 0
580 233
921 233
8.320 5.993
11,1 3,9
Ternak Unggas (Ekor) 3. Ayam Buras 27.452
71.112
98.564
626.590
15,7
34.385
866.888
901.273
920.242
97,9
15.000
13.935
28.935
29.293
98,8
2.028
197
2.225
17.199
12,9
2. Kerbau Ternak Kecil (Ekor) 1. Kambing 2. Babi
4. Ayam Ras Pedaging 5. Ayam ras Petelur 6. Itik
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
Ternak sapi dan kerbau di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan mempunyai kontribusi populasi terhadap Kabupaten Kutai Timur di atas 10%, demikian juga dengan kambing. Untuk ternak unggas semua jenis berkontribusi di atas 10% bahkan untuk Ayam Ras Pedaging dan Petelur di atas 95%.
47
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
4.7. Indeks Pembangunan Desa (IPD) Berdasarkan Data Podes (2014), hasil perhitungan Indeks Pembangunan Desa di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan yang dilakukan oleh Bappenas bekerjasama dengan BPS dengan 10 Desa tidak terdapat Desa Tertinggal, Desa Berkembang sebanyak 9 Desa (90%), dan Desa Mandiri sebanyak 1 Desa (10%). Dari 5 desa yang menjadi wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, 4 desa merupakan desa berkembang dan 1 desa yaitu Desa Sangatta Selatan statusnya Desa Mandiri (Tabel 4.3). Tabel 4.3 Desa-Desa dan Status IPD di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Kecamatan / Desa Kec. Teluk Pandan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Teluk Pandan Suka Rahmat Suka Damai Kandolo Danau Redan Martadinata
Status IPD
Keterangan
Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang
Bagian Kws. Perdesaan Bagian Kws. Perdesaan -
Mandiri Berkembang Berkembang Berkembang
Bagian Kws. Perdesaan Bagian Kws. Perdesaan Bagian Kws. Perdesaan
Kec. Sangatta Selatan 1. 2. 3. 4.
Sangatta Selatan Singa Geweh Sangkima Teluk Singkama
Sumber: Indeks Pembangunan Desa 2014 “Tantangan Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa” (Bappenas, 2015).
48
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
Gambar 4.2 Status Perkembangan Desa (IPD 2014) di Desa Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, di Kabupaten Kutai Timur.
49
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
4.8. Arahan Pengembangan Arahan pengembangan khusus Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari belum tersusun, namun demikian dari beberapa referensi yang ada terkait dengan arahan yang ada dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur terdapat arahan pengembangan untuk Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan, yaitu: 1.
Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan direncanakan sebagai bagian dari pusat kegiatan wilayah Kabupaten Kutai Timur yang berpusat di Sangatta bersama-sama dengan Kecamatan Sangatta Utara, Rantau Pulung, dan Bengalon. Kawasan ini diarahkan sebagai pusat jasa pemerintahan, pusat jasa pelayanan keuangan atau bank untuk melayani satu kabupaten, sebagai simpul transportasi dan diarahkan pula sebagai pusat distribusi kolektor dari pusat pengumpul Muara Wahau dan Maloy (Sangkulirang) dengan orientasi menuju ke Kota Samarinda dan Balikpapan.
2.
Bersama-sama dengan Kecamatan Sangatta Utara dan Kaliorang, Kecamatan Sangatta Selatan direncanakan sebagai kawasan permukiman perkotaan. Perencanaan permukiman perkotaan di Kecamatan Sangatta Selatan lebih kurang seluas 1.755,28 ha cukup relevan mengingat Kecamatan Sangatta Selatan didalamnya meliputi areal Taman Nasional Kutai.
50
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
BAB V PENUTUP Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari terletak di Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari tersebut mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa, yaitu Desa Sangatta Selatan, Sangkima, dan Teluk sangkima (di Kecamatan Sangatta Selatan) serta Desa Kandolo dan Teluk Pandan (di Kecamatan Teluk Pandan). Potensi unggulan yang akan dikembangkan dalam Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari adalah pertanian (padi), peternakan, dan perkebunan (karet dan kelapa sawit). Penghasilan utama sebagian besar penduduk di Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari saat ini berasal dari lapangan usaha pertanian dengan komoditas palawija dan padi. Di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan sebagian masyarakat juga telah membudidayakan kelapa sawit. Untuk pengembangan komoditas unggulan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan, beberapa komoditas yang mempunyai nilai LQ > 1 dan kontribusinya besar terhadap pengusahaan tanaman pertanian diantaranya padi sawah kontribusi terhadap pengusahaan tanaman pangan sebesar 77,5%, karet dengan kontribusi terhadap pengusahaan tanaman perkebunan sebesar 35,4% dan kakao 9,9%. Tanaman kelapa sawit mempunyai kontribusi yang besar yaitu 49,7% namun demikian nilai LQ < 1. Arahan pengembangan yang direncanakan untuk Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan adalah bersama-sama dengan Kecamatan Sangatta Utara, Rantau Pulung, dan Bengalon sebagai pusat kegiatan wilayah yang berpusat di Sangatta. Kawasan ini diarahkan sebagai pusat jasa pemerintahan, pusat jasa pelayanan keuangan atau bank untuk melayani satu kabupaten, sebagai simpul transportasi dan diarahkan pula sebagai pusat distribusi kolektor dari pusat pengumpul Muara Wahau dan Maloy (Sangkulirang) dengan orientasi menuju ke Kota Samarinda dan Balikpapan.
51
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
52
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
LAMPIRAN
53
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
Lampiran 1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi Ladang per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Muara Ancalong Busang Long Mesangat Muara Wahau Telen Kongbeng Muara Bengkal Batu Ampar Sangatta Utara Bengalon Teluk Pandan Sangatta Selatan Rantau Pulung Sangkulirang Kaliorang Sandaran Kaubun Karangan
Luas Panen (Ha) Padi Sawah Padi Ladang 2 798 10 979 796 308 165 301 50 571 278 451 17 356 0 382 0 16 176 325 432 0 219 80 819 832 145 20 1.298 438 94 0 1.373 78 197 408
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
54
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur
Lampiran 2 Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Muara Ancalong Busang Long Mesangat Muara Wahau Telen Kongbeng Muara Bengkal Batu Ampar Sangatta Utara Bengalon Teluk Pandan Sangatta Selatan Rantau Pulung Sangkulirang Kaliorang Sandaran Kaubun Karangan
Luas Tanam (Ha) Karet Kelapa Sawit 542,00 3.671,50 598,70 1.379,34 1.114,75 1.950,33 147,00 13.342,59 286,00 9.893,36 386,00 7.514,34 302,00 3.176,26 1.763,50 702,59 341,00 134,00 423,00 10.639,02 189,00 1.009,50 927,00 558,30 490,00 3.317,50 354,50 4.205,16 191,50 2.862,09 162,00 5.804,59 614,00 7.267,05 215,35 7.273,88
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.
55
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur Timur
56