Tim Fakultas Psikologi Juara Festival Rujak Uleg Lima Kali Berturut-turut UNAIR NEWS – Tim Fakultas Psikologi Universitas Airlangga kembali menyabet predikat juara dalam gelaran Festival Rujak Uleg Kota Surabaya tahun 2017, Minggu (14/5). Predikat juara tersebut berhasil disandang setelah tim yang beranggotakan staf kependidikan mengikuti festival yang digelar di sepanjang Jalan Kembang Jepun, Surabaya. Lima staf kependidikan yang berhasil membawa nama UNAIR harum dalam festival tahunan Kota Surabaya adalah Naning (koordinator), Faiza, Adina, Rustam, dan Agus Sinyo. Koordinator tim, Naning, mengatakan bahwa dirinya ingin memberikan sesuatu yang berbeda dalam acara kuliner khas Surabaya tahun ini. Secara kompak, tim mengenakan kostum dengan yang berkonsep nenek sihir. Ketika diwawancarai, Naning mengaku bahwa dirinya terinspirasi dari kekhasan sivitas akademika Fakultas Psikologi yang mampu memberi pelayanan prima dalam bidang konseling. “Konsep kostum yang kami usung kali ini bertema nenek sihir karena Psikologi kan suka ‘nyihir’ orang ya,” tutur Naning seraya tertawa. Sekretaris Dekan Fakultas Psikologi itu bercerita, dirinya membagi tugas pada masing-masing anggota. Ada satu orang yang bertugas untuk mengikuti fashion show dengan mengenakan kostum unik, ada satu orang lagi yang bertugas meracik bahan-bahan rujak uleg untuk disajikan kepada juri. Tiga lainnya bertugas menyajikan rujak uleg kepada ribuan pengunjung yang hadir dalam festival tersebut.
Naning bercerita, kekhasan rujak uleg timnya terletak pada olahan bumbu. Ia meramu bumbu petis dengan bawang putih yang sudah ditumis berulang kali. “Kita menang di petisnya. Di situ aja kuncinya dan ditambahi bawang putih,” imbuh Naning. Bumbu rujak uleg tersebut diguyur di atas bahan-bahan yang terdiri dari mentimun, cingur, tahu, tempe, lontong, kangkung, dan kecambah. Dalam menyajikan rujak uleg kepada pengunjung, tim dituntut untuk bisa multitasking dengan cara berjoget dan menyanyikan yel-yel kelompok. Tujuannya, selain sebagai penentu kemenangan, cara tersebut juga efektif menambah kemeriahan dan menarik pengunjung untuk mencicipi ulegan rujak cingur yang disajikan tim Fakultas Psikologi. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan juri, 60 nominasi tim terbaik dinilai dari keunikan kostum, kebersihan, kelengkapan bahan rujak uleg, dan kesinambungan gerak ketika menyanyikan yel-yel. Lalu, juri menetapkan 12 tim terbaik dengan memperhitungkan rasa dan penyajian rujak uleg. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini secara simbolis menyerahkan penghargaan kepada 12 tim terbaik, termasuk tim Fakultas Psikologi. Mereka mendapatkan hadiah pembinaan berupa sepeda gunung. Dalam sambutannya, Wali Kota Surabaya mengatakan bahwa rujak uleg merupakan bagian dari tradisi kuliner khas ibukota Jawa Timur yang perlu dilestarikan. “Maka, tujuan dari rujak uleg ini adalah mengingatkan warga Surabaya akan tradisi itu,” ungkapnya. Festival Rujak Uleg Kota Surabaya merupakan rangkaian kegiatan yang digelar untuk memperingati Hari Jadi Kota Surabaya ke-724. Tahun ini, acara diikuti oleh lebih dari 1.500 peserta yang berasal dari instansi pemerintahan, perguruan tinggi, hotel berbintang, dan perusahaan swasta. Dalam gelaran ini, tim Fakultas Psikologi berhasil menjadi juara selama lima kali
berturut-turut. Penulis: Defrina Sukma S
Belajar Menjadi Manusia Utuh bersama Cak Nun UNAIR NEWS – Kurikulum pendidikan di institusi perguruan dianggap hanya mengajarkan sepertiga dari nilai kemanusiaan. Yakni, benar dan salah. Sisanya, cenderung terabaikan. “Pendidikan modern hanya mengambil sepertiga nilai kemanusiaan, (hanya) benar dan salah. Tetapi, baik dan buruk, indah dan jelek tidak diperhatikan. Padahal itu semua persoalan hidup,” tutur budayawan Emha Ainun Najib. Emha atau yang akrab disapa Cak Nun menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara “Sinau Bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng”. Acara yang digelar di halaman Kantor Manajemen Universitas Airlangga, Jumat (12/5), dihadiri ratusan sivitas akademika, serta warga Surabaya dan sekitarnya. “Diknas (pendidikan nasional) hanya mikir benar dan salah. Maka, jangan harap jadi manusia seutuhnya,” imbuh Cak Nun di hadapan ratusan peserta acara. Oleh sebab itu, diperlukan inisiatif dari institusi pendidikan untuk membentuk keutuhan manusia melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, serta festival seni dan agama. Muaranya, untuk membentuk keseimbangan diri. Emha menekankan, lembaga pendidikan seharusnya membuat manusia mencapai jenjang ma’rifat (memiliki pengetahuan yang mendalam, menyeluruh, dan rinci). Sebab, semakin seseorang banyak
menimba ilmu, ia akan bisa membentuk lingkaran pandang terhadap suatu permasalahan. “Awalnya, orang yang bergerak dari tidak tahu menjadi tahu. Terus, pengetahuannya direpetisi sehingga makin tahu, hingga akhirnya dia punya pendalaman dan pengertian terhadap yang ia tahu,” terang budayawan kelahiran Jombang itu. Rektor UNAIR, Prof. Dr. Mohammad Nasih, yang berada di atas panggung bersama Emha mengatakan, proses pendidikan yang terselenggara di UNAIR berupaya untuk membentuk manusia seutuhnya. Selain kegiatan belajar mengajar di ruang perkuliahan, mahasiswa UNAIR dikehendaki untuk bergabung dengan berbagai unit kegiatan (ekstrakurikuler) agar bisa mengembangkan kemampuan non-teknis (softskill). “Di UNAIR sudah mendorong terciptanya lulusan yang excellence with morality tak hanya benar dan salah tetapi juga baik dan buruk, indah dan tidak indah. Kita menyediakan kegiatan ekstrakurikuler agar mereka bisa mengembangkan keindahankeindahan. Selain itu, mahasiswa juga harus aktif di masyarakat agar bisa mengenal keindahan-keindahan,” terang Nasih. Selain
soal
proses
pembelajaran
di
UNAIR,
Rektor
juga
menekankan bahwa pendidikan tak semata-mata didapat di bangku kuliah. Lingkungan di luar sekolah maupun kampus, seperti keluarga, tetangga, bahkan negara juga bisa menjadi sumber pembelajaran. “Misal, saat kuliah, kami mengajarkan bahwa perilaku korupsi itu salah luar biasa, tapi di masyarakat, orang-orang yang berbuat korupsi ternyata tidak diapa-apakan. Saya berharap, pendidikan jangan hanya diserahkan kepada guru atau dosen. Pemerintah juga harus ngasih (memberi) contoh sehingga orang di luar kampus juga bisa mendapatkan pendidikan yang positif,” imbuhnya. Penulis: Defrina Sukma S
RUU Migas, Harapan Baru Tata Kelola Migas di Indonesia UNAIR NEWS – Fakultas Hukum Universitas menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Aspek Hukum Tata Kelola Hulu Migas yang Berkedaulatan dan Berkeadilan”, Rabu (10/5). Acara yang dilaksanakan di Ruang 303 Gedung A FH UNAIR ini dihadiri tidak kurang dari 108 peserta yang terdiri dari mahasiswa S-1, mahasiswa Kenotariatan FH UNAIR, dosen, maupun kalangan umum. Narasumber yang hadir dalam seminar tersebut adalah Didik Sasono Setyadi (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi), Didi Dwi Sutrisnohadi (Kementerian ESDM), Dewi J. Putriatni (Dinas ESDM Jawa Timur), dan Dr. Emanuel Sujatmoko (akademisi FH UNAIR). Dalam seminar tersebut, Didik menjelaskan tentang pengelolaan usaha hulu migas. Ia mengatakan pengelolaan usaha migas berkaitan erat dengan penataan dan pengelolaan minyak dan gas bumi seperti fungsi pengatur, pembuat kontrak, pengawasan, dan penganggaran. “Jadi, bumi, air, dan kekayaan alam itu dikuasai negara tetapi tidak sekadar dikuasai karena negara harus mengamanahkan kekuasaan tersebut terhadap kemakmuran rakyat. Kalau amanah itu norma hukumnya adalah perintah. Artinya, negara yang dalam hal ini pemerintah diperintah oleh rakyat melalui sistem konstitusi UUD 1945 untuk memanfaatkan sumber daya alam demi kemakmuran rakyat,” ujar Didik. Akademisi FH UNAIR, Emanuel, menjelaskan tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah terkait pengelolaan usaha hulu minyak dan gas.
“Perlu adanya transparansi berkenaan dengan macam-macam bentuk penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi. Selain itu, perlu adanya pengawasan dalam penggunaan dana bagi hasil tersebut khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan dasar,” tutur dosen pengampu mata kuliah Hukum Administrasi tersebut. Kesimpulan dari seminar kali ini adalah RUU Migas merupakan harapan baru dalam tata kelola migas di Indonesia. Undangundang No. 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Paradigma tata kelola yang berkedaulatan dan berkeadilan harus diletakkan dalam tata kelola migas sehingga tata kelola migas ke depannya merupakan lokomotif ekenomi di Indonesia. Selain itu, panitia juga menyediakan video conference bagi peserta seminar jarak jauh seperti Universitas Bengkulu (Bengkulu), Universitas Syiah Kuala (Aceh), Universitas Mataram (Mataram), Universitas Cendrawasih (Jayapura), dan Universitas Sebelas Maret (Surakarta). Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S
Ikuti Kompetisi Debat Non Hukum, Mahasiswa FH UNAIR Raih Juara III UNAIR NEWS – Kompetisi debat yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen, Politeknik Negeri Jember, tingkat regional Jawa Timur, membuktikan bahwa
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga juga mampu berkompetisi dalam bidang yang berbeda. Kompetisi debat itu masuk dalam serangkaian acara Agribisnis Fair 2017. Topik debat berkaitan dengan agribisnis, topik yang cukup menjadi tantangan bagi mahasiswa FH UNAIR. Mengingat, biasanya, keikutsertaan mereka dalam kompetisi debat selalu berkaitan dengan bidang hukum. Mereka adalah Dina mariana (2015) dan Shevierra Damadiyah (2016) selaku speakers, serta Sayyidatul Insiyah (2016), Sufenia Tirta (2014), dan Dedy Kurniawan (2016) sebagai tim riset, yang berhasil membawa pulang predikat juara III. Mereka tergabung dalam Badan Semi Otonom (BSO), Komite Mahasiswa Hukum Airlangga (KOMAHI). “Kami merasa tertantang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Lagian tidak ada salahnya mengikuti kompetisi di luar bidang hukum yang temanya umum, meluas, serta beragam. Karena latar belakang pendidikan kita sosial, otomatis kita belajar mulai dari dasarnya. Kuncinya adalah membaca sesuai dengan temanya, yakni mengenai pertanian yang literaturnya kita temukan di perpustakaan UNAIR kampus B maupun kampus C,” ungkap Dina salah satu delegasi. Kompetisi yang diadakan di Politeknik Negeri Jember, JumatSabtu (5-7/4), ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur, seperti Universitas Brawijaya (UB), Universitas Jember (Unej), dan Institut Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. “Pada saat final kita mendapat mosi Gaya Kepemimpinan Sebagai Jawaban Permasalahan Kesejahteraan dan kita pro. Sehingga, mau nggak mau, harus membawakan konsep itu sebagai sesuatu hal yang baik,” tutur mahasiswa 2015 tersebut.
Otoriter diposisi otoriter angkatan
Selama tidak kurang dari tiga minggu, tim melakukan berbagai persiapan, seperti melakukan riset dari jurnal, makalah,
maupun skripsi yang bertema agribisnis. Delegasi FH UNAIR berhasil mengalahkan delegasi dari UB dan Unej dalam babak penyisihan. Dalam kompetisi debat itu, mereka menggunakan gaya british parlimentary sebagai model debat. Setiap pertandingan terdapat empat tim dengan sistem victory point. “Kami bersyukur. Meskipun belum mendapat hasil yang maksimal, tapi kami percaya bahwa berapapun juaranya, ini sudah menjadi hasil dari kerja keras kami selama ini. Kami juga sudah melakukan yang terbaik dalam kompetisi ini,” imbuh Dina. (*) Penulis : Pradita Desyanti Editor
: Binti Q. Masruroh
Lima Mahasiswa UNAIR Lolos ONMIPA Tingkat Nasional UNAIR NEWS – Mengulang kepesertaan tahun lalu, Universitas Airlangga kembali ambil bagian dalam Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) 2017, yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemristekdikti, di Semarang, 15-17 Mei 2017. Kali ini UNAIR mengirim lima orang mahasiswanya yaitu dua mahasiswa FK: Ahmad maulana Ifan Abas dan Nando Reza Pratama, serta tiga mahasiswa FST yaitu Ari Sofi Yanti, Beni Hamdani, dan Hasan Mubarok. Kelima mahasiswa itu merupakan yang berhasil lolos seleksi tingkat pertama di UNAIR, serta lolos seleksi tahap kedua di tingkat wilayah pada 22-23 Maret lalu. Jawa Timur masuk ke dalam wilayah 11 dari 17 wilayah yang
ditentukan oleh Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Belmawa, Kemenristekdikti. Dari 17 wilayah se-Indonesia itu lolos 256 orang yang lolos ke ONMIPA tingkat nasional. Mereka akan beradu di empat bidang MIPA, yaitu matematika, fisika, kimia, dan biologi. Sehingga masing-masing bidang terdapat 64 mahasiswa. Dalam pelepasan duta ONMIPA UNAIR, Rabu (10/5) kemarin, Direktur Kemahasiswaan Dr. M. Hadi Shubhan, SH, MH., CN., berharap dari kelima mahasiswa itu dapat mengulang prestasi tahun lalu, yaitu dari tujuh mahasiswa, UNAIR berhasil meraih dua medali perak. Diharapkan dari kombinasi antara mahasiswa FK dan FST bisa muwujudkan harapan tersebut. ”Kompetisi seperti ini sangat penting sebagai sarana kita untuk mengkualitaskan diri, serta meraih prestasi sebagai keniscayaan karena banyak prestasi yang dibebankan negara kepada UNAIR. Kita berusaha dan berdoa semoga bisa berhasil dengan baik,” kata Dr. M. Hadi Shubhan. Secara pribadi mahasiswa, dengan meraih prestasi melalui olimpiade seperti ini, baik level nasional dan apalagi tingkat internasional, maka akan menunjang prestasinya kelak ketika sudah lulus sebagai wisudawan berprestasi. Tim UNAIR dengan beberapa dosen pembimbingnya akan berangkat menuju Kota Semarang pada Minggu (14/5) pagi menggunakan kereta api. (*) Penulis: Bambang Bes
Kunjungi
UNAIR,
Dubes
Pakistan Bahas Kerjasama dan Beri Kuliah Umum UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus memperluas dan mempererat kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Salah satu negara yang berpotensi untuk membangun kolaborasi dengan UNAIR adalah Pakistan. Hal itu ditandai dengan adanya kunjungan dari Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Muhammad Aqil Nadeem. Kedatangan Dubes Pakistan untuk RI disambut oleh Rektor Prof. Mochammad Nasih beserta jajaran pimpinan universitas dan delegasi fakultas-fakultas. Dalam pertemuan yang dilangsungkan di Ruang Sidang Pleno, Rabu (10/5), kedua pihak membahas tentang potensi kolaborasi akademik antara perguruan tinggiperguruan tinggi di Pakistan dengan UNAIR. Menurut Nadeem, UNAIR merupakan salah satu universitas terbesar yang memiliki pengetahuan baik seputar kerjasama internasional. Hal penting lainnya yang diapresiasi oleh Nadeem adalah kemampuan mahasiswa UNAIR dalam menyampaikan pertanyaan-pertanyaan seputar politik, hubungan internasional, dan pendidikan. “Saya sangat merasa senang karena Universitas Airlangga merupakan universitas yang besar di kota yang indah dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang kerjasama internasional. Selain itu, yang membuat saya bangga adalah mahasiswa di sini sangat brilian berdasarkan pertanyaanpertanyaan yang mereka ajukan dalam diskusi,” tutur Nadeem. Dalam pertemuan tersebut, para delegasi dari fakultas membicarakan sejumlah poin penting seperti kolaborasi penelitian dan publikasi, dan pertukaran mahasiswa maupun staf pengajar. Wakil Dekan III Fakultas Farmasi Dewi Melani Heriyadi, dan Wakil Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat
Ira Nurmala mengatakan bahwa mereka ingin melakukan kolaborasi penelitian dan publikasi artikel penelitian di jurnal yang diterbitkan universitas di Pakistan. Menanggapi hal tersebut, Nadeem mengaku akan berkomunikasi dengan pihak-pihak perguruan tinggi di negaranya. “Kami akan berdiskusi karena kami mencari mitra-mitra yang tepat untuk membangun kolaborasi antar universitas di Indonesia dan Pakistan,” imbuh Nadeem. Dari pertemuan para delegasi UNAIR dan Pakistan, sivitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik memiliki prospek untuk menjalin kerjasama dengan universitas di Pakistan yakni International Islamic University dan Bahria Islamic University. Bentuk kerjasama tersebut adalah pertukaran staf pengajar dan penelitian bersama. Wakil Dekan III FISIP Prof. Myrtati Dyah Artaria mengatakan pihaknya akan menawarkan kepada para dosen FISIP untuk meneliti tentang sosiologi gender. “Kami sudah dihubungi oleh pihak universitas di Islamabad terkait hal ini. Kami tinggal menawarkan kepada mereka (para pengajar studi gender) terkait penawaran ini,” terang Myrta. Sebelum mengadakan pertemuan dengan para pimpinan universitas, Dubes Pakistan untuk Indonesia didapuk untuk memberikan kuliah umum di FISIP bertajuk “Pakistan and Indonesia Relations: Away Forward”. Dalam paparannya, Nadeem mengatakan bahwa Indonesia dan Pakistan memiliki sejarah diplomatik yang panjang. “Nama Soekarno sangat tenar di sana. Jika Anda pergi ke Pakistan, bertanyalah dan setiap orang akan tahu tentang Indonesia ataupun Soekarno. Karena negara kita memiliki hubungan yang baik,” terang Dubes Pakistan. Di hadapan para mahasiswa, Nadeem menghendaki agar mereka menuntut ilmu sebaik-baiknya dan mengisi masa depan negara bangsa dengan meneruskan proses politik yang demokratis.
“Salah satu hal yang saya pelajari dari Indonesia adalah transisi dari pemerintahan otoritarian menuju demokratis. Indonesia saat ini begitu progresif, liberal, dan toleran. Penting bagi mahasiswa seperti kalian untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi keberlangsungan proses politik yang demokratis,” pungkasnya. Penulis: Defrina Sukma S
Czech University Gandeng UNAIR Guna Kembangkan Potensi Institusi UNAIR NEWS – Beragam keunggulan yang dimiliki Universitas Airlangga di berbagai bidang menjadi magnet bagi beberapa kampus di dunia. Salah satunya Czech University of Life Sciences Prague. Rabu (10/5), UNAIR menerima kunjungan dari Prof. David Herak, Ph.D., selaku Wakil Dekan bidang kerja sama internasional Faculty of Engineering Czech University of Life Sciences Prague. Dalam kunjungan tersebut, David menyatakan bahwa UNAIR dan Czech University merupakan kampus besar yang memiliki kesamaan potensi untuk saling dikembangkan melalui kerja sama. Beberapa fakultas yang ada di Czech University yaitu pertanian, teknik, ekonomi, teknologi, dan lingkungan. “Kami punya banyak potensi yang bisa dikerjasamakan dengan UNAIR. Secara konsisten kami juga mengirim mahasiswa untuk studi di Indonesia,” papar David yang juga mengatakan bahwa Czech University tergabung dalam program Erasmus Mundus.
Bertempat di Ruang Sidang A, Gedung Rektorat UNAIR, kunjungan tersebut disambut langsung oleh Wakil Rektor III UNAIR Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D. Dalam paparannya, Prof. Amin menyampaikan bahwa UNAIR selalu membuka diri dengan kampus lain untuk terus melakukan kerja sama dalam berbagai bidang. “Kampus kami selalu melakukan kerja sama di bidang riset, pertukaran pelajar dan staf,” terangnya. Menanggapi pernyataan David, guru besar Fakultas Perikanan dan Kelautan tersebut juga mengaskan bahwa meski UNAIR tidak memilki fakultas teknik, tapi pendidikan teknik juga ada di UNAIR. Prof Amin juga menegaskan bahwa UNAIR juga termasuk salah satu kampus yang tergabung dalam Erasmus mundus. “Kami memiliki Prodi Teknobiomedik yang juga menerapkan studi tentang teknik kesehatan,” tegas Amin. Hadir dalam kunjungan tersebut perwakilan dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR. Mengingat, kunjungan kali ini lebih menekankan pola kerja sama yang berkaitan dengan beberapa fakultas yang ada di lingkungan UNAIR. (*) Penulis : Nuri Hermawan Editor
: Binti Q. Masruroh
Pemkab Nganjuk Lanjutkan Kerjasama dengan UNAIR UNAIR NEWS – Bupati Nganjuk Drs. H. Taufiqurrahman bersama jajaran pimpinan berkunjung ke Universitas Airlangga pada Rabu
(10/5). Kunjungan mereka dalam rangka mempererat hubungan serta melanjutkan kerjasama antara keduanya. Rombongan diterima langsung oleh Rektor UNAIR Prof Nasih, di ruang rektor, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR. Sebelumnya, telah terjalin kerjasama antara UNAIR dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam rangka pengiriman mahasiswa untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM). Melaui silaturahim ini, Taufiq berharap dapat terjalin kerjasama, utamanya dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. “Pertama, kami mempererat silaturahim serta kerjasama yang telah terjalin. Sebab dua kali dalam setahun, UNAIR selalu mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan KKN di Nganjuk,” ujar Taufiq dijumpai UNAIR NEWS selepas pertemuan dengan Rektor UNAIR. Dalam bidang ekonomi, Taufiq berharap ada pendampingan penyusunan APBD Pemkab Nganjuk. Pendampingan dilakukan oleh dosen ahli dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, utamanya bidang ilmu akuntansi yang kompeten di bidangnya. Sedangkan dalam bidang kesehatan, ia berharap bisa melakukan konsultasi terkait kebutuhan tenaga kesehatan spesialis untuk rumah sakit yang ada di Nganjuk. Dengan ini Taufiq berharap, kerjasama dengan UNAIR dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan Pemkab Nganjuk untuk masyarakat setempat. “Perpanjangan MoU ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kami untuk masyarakat dalam hal pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Selain itu, dengan KKN, kami bisa mendapatkan suara langsung dari masyarakat melalui mahasiswa UNAIR yang melakukan KKN di Nganjuk,” tambahnya. Penulis: Binti Quryatul M Editor: Nuri Hermawan
Mahasiswa Universitas Teknologi Petronas Malaysia Belajar Ekonomi di UNAIR UNAIR NEWS – Universitas Teknologi Petronas Malaysia bekerjasama dengan Universitas Airlangga dalam rangka meningkatkan wawasan mahasiswa seputar entrepreneur dan pengelolaan lembaga keuangan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Sebanyak 20 mahasiswa dan tiga dosen dari UTP Malaysia datang ke UNAIR pada Rabu (10/5). Selama sepuluh hari ke depan, mereka akan menjalani serangkaian kegiatan meliputi kuliah kewirausahaan dari dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, studi tour, keliling pusat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Madura, Gresik, dan Surabaya. Mereka ingin mendapatkan pengalaman bagaimana pengelolaan UKM di Surabaya dan sekitarnya. Selama berada di Surabaya, mereka akan didampingi oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR. Sehingga, selain belajar ekonomi, mereka sekaligus belajar tentang kultur dan budaya masyarakat di Surabaya. Dr Mohammad Pisol bin Mohd selaku Wakil Ketua Departemen Pascasarjana UTP Malaysia mengatakan, aktivitas mahasiswa UTP dengan UNAIR diharapkan dapat membawa pengalaman baru bagi keduanya. Selain mendapat ilmu, selama di Surabaya, mahasiswa UTP dapat bertukar pengalaman budaya yang bisa jadi sangat penting bagi mereka ketika kembali nanti. Selain itu, program ini juga menyediakan bentuk promosi dan marketing kepada pengusaha dan karyawan di BMT muda, menggali informasi bagaimana cara promosi yang dibuat oleh pemuda BMT
muda di Surabaya. Usai kerjasama ini, Pisol berharap ada kerjasama-kerjasama lain yang bisa dijalin. Seperti kolaborasi penelitian dan topik-topik tertentu untuk menyelenggarakan koferensi. “Kita juga berkeinginan kerja sama akademik yang koperhensif dan luas. Kerja sama riset dan jurnal, seminar, dan juga konferensi untuk melakukan sesuatu yang signifikan dalam dunia akademik,” terang Pisol. “Saling bertukar pengetahun tentang ekonomi antar kedua negara, berbagi pengetahuan tentang menghadapi globalisasi. Kami sama-sama belajar tentang karakter kedua negara,” ujar Aulia, mahasiswa FEB UNAIR. Aulia menambahkan, kedatangan mahasiswa UTP ke Surabaya, khususnya UNAIR, dapat berbagi ilmu tentang tentang teknologi kebaruan yang digunakan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat yang bergerak di bidang UKM. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor
: Nuri Hermawan
UNAIR Berikan Beasiswa Kepada 210 Pelajar Sekolah Dasar UNAIR NEWS – Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, Universitas Airlangga melalui Direktorat Kemahasiswaan menyerahkan beasiswa kepada sebelas sekolah di kawasan Kecamatan Mulyorejo. Beasiswa diserahkan langsung oleh Direktur Kemahasiswaan Dr. M. Hadi Shubhan di Ruang Sidang A, Kantor Manajemen Kampus C UNAIR, Selasa (9/5).
Acara penyerahan beasiswa tersebut dihadiri oleh Kepala Unit Penyelenggara Teknis Daerah Surabaya II dan kepala sekolah dasar penerima bantuan. Beasiswa ini rutin diberikan tiap tahun oleh UNAIR kepada para siswa sekolah dasar di wilayah Kampus C UNAIR Mulyorejo. Hadi mengatakan, beasiswa ini nantinya diberikan kepada siswa sekolah dasar yang kurang mampu secara finansial, namun memiliki prestasi di bidang akademik. “Hal ini menjadi kewajiban kita secara moral, sebagai bentuk dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, karena lembaga pendidikan termasuk UNAIR merupakan milik masyarakat Indonesia,” ujar Hadi. Hadi juga menambahkan, beasiswa untuk siswa sekolah dasar ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar kampus. “Mudah-mudahan kita saling menjaga hubungan baik ini, seberapa pun besarnya yang kami berikan semoga bermanfaat,” ungkapnya. Sementara itu ucapan terimakasih disampaikan oleh perwakilan kepala sekolah dan juga Kepala UPTD. “Kami ucapkan terimakasih atas apa yang selama ini diberikan oleh UNAIR dan semoga pemberian ini bermanfaat untuk masa depan penerus pemimpin bangsa,” ungkap Drs. Mat Sudjak Koordinator Kepala Sekolah UPTD Surabaya II. Senada dengan Sudjak, para kepala sekolah lainnya juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada UNAIR atas bantuan beasiswa senilai total Rp 84 juta. “Tidak banyak yang bisa kami sampaikan. Pastinya ucapan terimakasih kepada UNAIR. Semoga UNAIR tetap jaya,” sambung Drs. Suwanu, M.Si selaku Kepala UPTD BPS Surabaya II. Suwanu menambahkan bahwa setiap siswa yang memperoleh beasiswa UNAIR telah diseleksi oleh Unit Penyelenggara Teknis Daerah (UPTD) Surabaya II. “Siswa-siswa penerima beasiswa ini dari
kalangan kurang mampu namun memiliki prestasi,” tandasnya. Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S