PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM EKSPORTIR KERAJINAN KERAMIK DI PLERED, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT Lestari Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen-Universitas Gunadarma Email:
[email protected] Pembimbing: Dr. Henny Medyawati Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Estiningsih, SE, MM Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh orientasi wirausaha yaitu innovativeness, risk taking, dan proactiveness terhadap kinerja UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha tersebut. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan penyebaran kuesioner. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 49 responden. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu). Temuan hasil ini penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) dan (2006) dalam Suhartini Karim (2007), dimana hasil penelitian menyatakan bahwa hanya dimensi proaktif (proactiveness) yang berhubungan positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM, sedangkan dimensi inovasi (innovativeness) dan kesediaan mengambil risiko (risk taking) hubungannya adalah negatif dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang diungkapkan oleh Morris dan Kuratko (2002) yang menyatakan bahwa setiap inovasi akan menyebabkan adanya risiko, dan tindakan proaktif akan melibatkan inovasi dan risiko. Hasil tindakan proaktif tersebut dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kata Kunci : Orientasi Wirausaha, Kinerja UMKM EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE PERFORMANCE OF SMEs EXPORTERS CERAMIC CRAFT IN PLERED, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT ABSTRACT The purpose of this study was to determine the influence of entrepreneurial orientation are innovativeness, risk taking, and proactiveness on the performance of SMEs exporters in Plered ceramics, Purwakarta district, West Java. The success of a business can not be separated from an entrepreneurial role in running the business.
This study uses primary data by conducting questionnaire distribution. The questionnaire collected a total of 49 respondents. Sampling technique used in this study was purposive sampling (sampling technique by determining specific criteria). These findings of this study showed similar results with studies conducted by Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) and (2006) in Suhartini Karim (2007), where the results of the study states that only the proactive dimensions (proactiveness), which have a positive and significant effect on performance of SMEs, while the dimensions of innovation (innovativeness) and willingness to take risks (risk taking) the relationship is negative and not significant. The results also support the theory expressed by the Morris and Kuratko (2002) which states that any innovation will lead to the existence of risk, and proactive measures will involve innovation and risk. The result of these proactive measures to improve corporate performance. Keywords: Entrepreneurial Orientation, Performance of SMEs 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat. Keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha tersebut. Plered sebagai salah satu kota sentra kerajinan keramik di Indonesia. Produksinya selain untuk permintaan pasar lokal juga diekspor ke berbagai negara. Berdasarkan latar belakang diatas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Orientasi Wirausaha Terhadap Kinerja UMKM Eksportir Kerajinan Keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat”. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah variabel innovativeness, risk taking, dan proactiveness secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM
kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 2. Apakah variabel innovativeness, risk taking, dan proactiveness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel innovativeness, risk taking, dan proactiveness terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. (2) Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel innovativeness, risk taking, dan proactiveness terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan referensi bagi para manajer dalam usaha memperbaiki kemampuan daya saing dipasar global
dalam rangka usaha meningkatkan kinerja ekspor dimasa mendatang. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh innovativeness,
risk taking dan proactiveness terhadap kinerja UMKM eksportir kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, maka kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
Orientasi Wirausaha Innovativeness (X1) Risk Taking (X2)
Kinerja UMKM (Pertumbuhan Penjualan)
Proactiveness (X3)
(Y)
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
H1:
H2: H3: H4:
Hipotesis penelitian ini adalah: Innovativeness, risk taking, dan proactiveness secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM. Innovativeness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM. Risk Taking secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM. Proactiveness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Entrepreneur Menurut (Matsuno, Mentzer dan Ozsomer, 2002) orientasi entrepreneur adalah kecenderungan organisasi untuk menerima proses, praktek, dan pengambilan keputusan entrepreneurial yang ditandai dengan preferensi terhadap innovativeness, risk taking (keberanian mengambil risiko) dan proactiveness.
2.2 Innovativeness Menurut (Lumpkin dan Dess, 1996) innovativeness yaitu kecenderungan manajemen organisasi untuk memperbarui bisnis mereka. 2.3 Risk taking Menurut (Morris dan Kuratko, 2002) risk taking menyangkut keinginan untuk meraih peluang yang kemungkinan dapat menyebabkan kerugian atau ketidaksesuaian kinerja yang signifikan. 2.4 Proactiveness Proactiveness sebagai tindakan mencari peluang pasar terus menerus dan eksperimen dengan menggunakan respon yang potensial terhadap kecenderungan perubahan lingkungan (Venkatraman, 1989). 2.5 Kinerja Perusahaan Pause (2000) dalam (Mulyadi, 2006:14) menyatakan bahwa pengukuran kinerja merupakan salah satu upaya supaya dapat dilakukan sumberdaya secara efektif dan dapat memberikan arah pada pengambilan keputusan strategis yang menyangkut
perkembangan suatu organisasi pada masa yang akan datang.
Purwakarta, Jawa Barat yang sudah melakukan ekspor.
2.6 Penelitian Sejenis Penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini antara lain yang dilakukan oleh Suhartini Karim (2007), hasil penelitian ini menyatakan bahwa hubungan antara kewirausahaan korporasi terhadap kinerja perusahaan adalah positif dan signifikan untuk dimensi proaktif, sedangkan dimensi lainnya yaitu inovasi mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan, dimensi risiko bahkan tidak tercakup dalam variabel kewirausahaan Penelitian yang dilakukan oleh Puspo (2005) dalam Suhartini Karim (2007) mengkaji hubungan tentang pengaruh kewirausahaan perusahaan dengan keberhasilan perusahaan. Dalam penelitian tersebut Puspo mendapati bahwa ada pengaruh antara tingkat kewirausahaan perusahaan/korporasi dengan keberhasilan perusahaan. Penelitian tersebut juga mendapati bahwa faktor bauran pemasaran tidak memoderat hubungan antara kewirausahaan korporasi/perusahaan dengan keberhasilan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Puspo (2006) dalam Suhartini Karim (2007). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa inovasi dan proaktif yang tinggi dapat meningkatkan prestasi/kinerja organisasi yang berkaitan dengan pertumbuhan penjualan, keuntungan perusahaan, dan produktifitas tenaga kerja.
3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel dalam penelitian ini meliputi tiga variabel independen (X), yaitu innovativeness (X1), risk taking (X2), dan proactiveness (X3). Sebaliknya, variabel dependen (Y) hanya satu yaitu kinerja UMKM, maka operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah:
3. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kerajinan Keramik di Plered, Kabupaten
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Kinerja UMKM (Y)
Innovativeness (X1)
Risk Taking (X2)
Proactiveness (X3)
Indikator Pertumbuhan penjualan yang dicapai sesuai dengan harapan Kepuasan terhadap pertumbuhan penjualan Pertumbuhan penjualan perusahaan (UMKM) diperkirakan lebih besar dibanding rata-rata pesaing Kinerja pertumbuhan penjualan meningkat karena UMKM berorientasi wirausaha Mencari sendiri ide-ide baru Mendukung munculnya gagasan produk baru Mendukung kreativitas bagi munculnya produk baru Mencoba proses bisnis baru Menanggung risiko produk tidak terjual Menanggung risiko perusahaan akan ditutup Menanggung risiko kerugian finansial Lebih suka menjalankan usaha yang aman atau risikonya kecil Lebih suka mengimplementasikan rencana yang dipastikan akan berhasil Perubahan kondisi pasar mendorong perusahaan untuk mencari peluang positif bagi perusahaan Orang pertama yang berbuat untuk mengamankan pasar Melakukan tindakan antisipasi terhadap permintaan dimasa yang akan datang Perusahaan biasanya menjadi pelopor dalam memperkenalkan produk baru
Sumber: Kuesioner 3.3 Teknik Penentuan Sampel Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteriakriteria tertentu (Sugiyono, 2008:122). Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah UMKM kerajinan keramik yang sudah melakukan ekspor.
3.4 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah data yang yang diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan penelusuran internet. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, wawancara yang dilakukan pada pemilik UMKM kerajinan keramik di Plered, dan studi kepustakaan dengan membaca buku literatur, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian. 3.6 Teknik Analisis Data Adapun analisis penelitian ini meliputi:
dalam
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, dan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
dengan melihat normal probability plot dan uji normal Kolmogorov-Smirnov. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:147). 3.6.4. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, diantaranya sebagai berikut: a. Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF berkisar 1 maka tidak ada korelasi (Ghozali, 2009:95). b. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika tidak terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik menyebar, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2009:125).
3.6.2 Statistik Deskriptif Teknik ini digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan dari data masing-masing variabel yang telah diolah yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum nilai ratarata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
c. Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Jika nilai statistik Durbin– Watson mendekati 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan di antara variabel bebas tersebut tidak memiliki autokorelasi.
3.6.3 Uji Normalitas Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dideteksi
3.6.5 Regresi Linier Berganda Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda data ordinal
harus ditransformasikan menjadi data interval. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan dependen apakah masingmasing variabel berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. 3.6.6 Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat secara serentak. 3.6.7 Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. 3.6.8 Uji Hipotesis Untuk menguji digunakan Uji F dan Uji t.
hipotesis
a. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. b.
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
4. PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada UMKM kerajinan keramik Plered. Kuesioner ini disebar sebanyak 50 dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 49. Periode penyebaran kuesioner dilakukan pada periode Mei sampai Juni 2010. Adapun karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis Kelamin Responden Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Pria Wanita Total
Frekuensi 45 4 49
Persentase 92% 8% 100%
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh responden yang berjenis kelamin pria dengan persentase sebesar 92% atau 45 responden. Secara sosial ekonomi masyarakat daerah Plered wanita dominan sebagai ibu rumah tangga. 2. Umur Usaha Responden Tabel 4.2 Umur Usaha Responden Umur Usaha < 5 tahun 5 – 10 tahun > 10 tahun Total
Frekuensi 4 39 6 49
Persentase 8% 80% 12% 100%
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur usaha didominasi oleh responden yang mempunyai umur usaha 5-10 tahun dengan persentase sebesar 80% atau 39 responden. Hal ini sesuai
dengan data dari UPTD LITBANG keramik Plered bahwa kerajinan keramik selama 10 tahun terakhir jumlah unit usaha (UMKM) mengalami peningkatan. 3. Jumlah Tenaga Kerja Responden Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kerja Responden Jumlah Tenaga Kerja 2 – 4 orang 5 – 19 orang > 20 orang Total
Frekuensi 20 29 0 49
Persentase 41% 59% 0% 100%
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jumlah tenaga kerja didominasi oleh responden yang mempunyai jumlah tenaga kerja 5 - 19 orang dengan persentase sebesar 59% atau 29 responden. Sesuai data BPS jumlah tenaga kerja untuk usaha mikro adalah 1 - 4 orang, untuk usaha kecil adalah 5 - 19 orang, untuk usaha menengah adalah 20 - 99 orang. Hal ini berarti sebanyak 59% reponden yang terpilih dalam penelitian ini adalah usaha kecil.
Tabel 4.4 Total Aset Frekuensi 30 19 0 49
5. Nilai Penjualan Rata-rata 3 Tahun Terakhir Responden Tabel 4.5 Nilai Penjualan Rata-rata 3 Tahun Terakhir Responden Nilai Penjualan Rata-rata 3 Tahun Terakhir < Rp. 300 juta Rp. 300 juta - 2,5 milyar Rp. 2,5 milyar - 50 milyar Total
Frekuensi
Persentase
42 7 0 49
86% 14% 0% 100%
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan nilai penjualan rata-rata 3 tahun terakhir didominasi oleh responden yang mempunyai nilai penjualan rata-rata 3 tahun terakhir < Rp. 300 juta dengan persentase sebesar 86% atau 42 responden. 6. Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun Terakhir Responden
4. Total Aset Responden
Total Aset < Rp. 50 juta Rp. 50 – 500 juta Rp. 500 – 10 milyar Total
sebagian besar usaha kerajinan keramik plered adalah usaha mikro, dimana menurut Undang-Undang Nomor 20, bab IV pasal 6 tahun 2008 mengatakan bahwa kriteria usaha mikro adalah memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Persentase 61% 39% 0% 100%
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan total aset didominasi oleh responden yang mempunyai total asset < Rp. 50 juta dengan persentase sebesar 61% atau 30 responden, yang berarti
Tabel 4.6 Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun Terakhir Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun Terakhir naik ≤ 10% naik antara 10% - 20% naik > 20 % Total
Frekuensi
Persentase
45 4 0 49
92% 8% 0% 100%
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pertumbuhan rata-rata 3
tahun terakhir didominasi oleh responden yang pertumbuhan rata-rata 3 tahun terakhir naik ≤ 10% dengan persentase sebesar 92% atau 45 responden, hal ini disebabkan karena adanya perbaikan kualitas produk, dengan melakukan perubahan desain keramik dan melakukan perubahan pada proses produksi.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh responden yang pendidikan terakhirnya adalah SMP. Hal ini disebabkan karena orientasi responden adalah kerja dan meneruskan usaha keluarga. 4.2 Analisis Data Berikut hasil data yang telah diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPSS.
7. Pendidikan Terakhir Responden Tabel 4.7 Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Terakhir SD SMP SMA D3 S1 Total
Frekuensi 1 30 17 0 1 49
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum melakukan penyebaran kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 30 responden (pemilik UMKM kerajinan keramik di Plered). Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas:
Persentase 2% 61% 35% 0% 2% 100%
Sumber: Data diolah
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Innovativeness (X1)
Risk Taking (X2)
Proactiveness (X3)
Kinerja UMKM (Y)
Pernyataan P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4
Cronbach’s Alpha If Item Deleted 0,793 0,806 0,787 0,786 0,774 0,792 0,786 0,782 0,791 0,762 0,750 0,747 0,758 0,741 0,753 0,743 0,760
Cronbach’s Alpha 0,834
0,822
0,790
0,784
Keterangan
Status
Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data diolah Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa semua pernyataan untuk ke empat variabel (innovativeness, risk taking, proactiveness dan kinerja UMKM) mempunyai nilai cronbach’s alpha if item deleted ≤ cronbach’s alpha, hal ini
menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan telah valid dan dapat digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini. Dari hasil pengolahan data tersebut juga diketahui nilai cronbach’s alpha untuk variabel innovativeness sebesar 0,834, untuk
variabel risk taking sebesar 0,822, untuk variabel proactiveness sebesar 0,790, dan untuk variabel kinerja UMKM sebesar 0,784. Nilai cronbach’s alpha seluruh variabel lebih besar dari 0,6, hal ini berarti butir-butir pernyataan yang dipergunakan layak (reliabel) digunakan pada analisis berikutnya.
menunjukkan bahwa nilai rata-rata proactiveness sebesar 15,94, merupakan nilai yang lebih tinggi dibandingkan variabel innovativeness dan risk taking. Hal ini menggambarkan bahwa proactiveness merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap kinerja UMKM.
4.3.2 Statistik Deskriptif
4.3.3 Uji Normalitas Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tests of Normality
Descriptive Statistics N
Mini mum
Maxi mum
Mean
Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov(a)
Shapiro-Wilk
KINERJA UMKM
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
49
9
20
15.39
2.676
KINERJA UMKM
INNOVATIVENESS
.088
49
.200(*)
.972
49
.285
49
10
20
15.41
2.730
INNOVATIVENESS
RISK TAKING
.126
49
.052
.957
49
.072
49
9
25
15.84
4.375
RISK TAKING
PROACTIVENESS
.116
49
.098
.954
49
.053
49
10
20
15.94
2.911
PROACTIVENESS
Valid N (listwise)
.116
49
.095
.942
49
.018
49
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa variabel kinerja UMKM dengan jumlah data (N) sebanyak 49 mempunyai rata-rata 15,39 dengan nilai minimum 9 dan maksimum 20, sedangkan standar deviasinya sebesar 2,676. Variabel innovativeness dengan jumlah data (N) sebanyak 49 mempunyai rata-rata 15,41 dengan nilai minimum 10 dan maksimum 20, sedangkan standar deviasinya sebesar 2,730. Variabel risk taking dengan jumlah data (N) sebanyak 49 mempunyai rata-rata 15,84 dengan nilai minimum 9 dan maksimum 25, sedangkan standar deviasi sebesar 4,375. Variabel proactiveness dengan jumlah data (N) sebanyak 49 mempunyai rata-rata 15,94 dengan nilai minimum 10 dan maksimum 20, sedangkan standar deviasi sebesar 2,911. Berdasarkan hasil pengolahan statistik deskriptif pada tabel 4.9
Sumber: Output SPSS Dari hasil diatas, pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kinerja UMKM sebesar 0,200; untuk innovativeness sebesar 0,052; untuk risk taking sebesar 0,098; dan untuk proactiveness sebesar 0,095, karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel kinerja UMKM, innovativeness, risk taking, dan proactiveness berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KINERJA UMKM 1.0
Expected Cum Prob
Sumber: Output SPSS
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.1 P-P Plot Variabel Kinerja UMKM Sumber: Output SPSS
Scatterplot
Dependent Variable: KINERJA UMKM 3
Regression Studentized Residual
Berdasarkan Gambar 4.1 berupa grafik normal probability plots dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, maka model regresi layak digunakan.
2
1
0
-1
-2
-3 -2
4.3.4 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, diantaranya sebagai berikut: a. Uji Multikolinieritas Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinieritas: Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients(a) Model 1
Collinearity Statistics INNOVATIVENESS RISK TAKING
Tolerance .958 .999
VIF 1.044 1.001
PROACTIVENESS
.958
1.044
0
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Output SPSS
Grafik Scatterplot di atas menunjukkan kelayakan model regresi, terlihat titik-titik sebaran data residual tidak membentuk pola tertentu. Model regresi yang dihasilkan memiliki kelayakan untuk digunakan dan tidak terdeteksi adanya heteroskedastisitas sehingga memenuhi persyaratan asumsi klasik. c. Uji Autokorelasi Berikut ini adalah hasil dari uji autokorelasi: Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Output SPSS Terlihat pada coefficient, variabel risk taking memiliki nilai VIF sebesar 1,001 dan tolerance sebesar 0,999, innovativeness dan proactiveness dan memiliki nilai VIF yang sama yaitu sebesar 1,044 dan tolerance yang sama sebesar 0,958. Ketiga variabel tersebut mempunyai nilai VIF dan tolerance mendekati 1 sehingga model regresi tidak terdapat multikolinieritas. b. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini adalah hasil dari pengujian heteroskedastisitas:
2
Regression Standardized Predicted Value
Model Summary(b) Model 1
R .541(a)
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
.292
.245
2.325
2.381
Sumber: Output SPSS Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 2,381. Nilai tersebut dapat dinyatakan mendekati nilai 2. Jadi, disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi di antara variabel bebas dalam penelitian. 4.3.5 Analisis Regresi Linier Berganda Berikut adalah hasil dari regresi linier berganda:
mengalami 51,5%.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
4.3.6
peningkatan
sebesar
Analisis Korelasi Ganda (R)
Coefficients(a) Mo
Unstandardized
Standardized
del
Coefficients
Coefficients
Tabel 4.14 Hasil Analisis Korelasi Ganda t
Sig.
Std.
1
(Constant)
B
Error
2.172
.700
Model Summary(b) Beta 3.103
Mo del 1
.003
INNOVATIVENESS
-.098
.124
-.101
-.794
.431
RISK TAKING
-.083
.117
-.089
-.711
.481
PROACTIVENESS
.515
.131
.503
3.939
.000
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.543(a)
.295
.248
.68651
Sumber: Output SPSS
Sumber: Output SPSS Persamaan regresinya sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 Y =2,172-0,098X1-0,083X2+0,515 X3 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : - Konstanta sebesar 2,172 artinya jika innovativenes (X1), risk taking (X2), dan proactiveness (X3) nilainya adalah 0, maka kinerja UMKM (Y) nilainya adalah 2,172. - Koefisien regresi variabel innovativeness (X1) sebesar -0,098 artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan variabel innovativeness mengalami kenaikan 1%, maka kinerja UMKM (Y) akan mengalami penurunan sebesar 9,8%. - Koefisien regresi variabel risk taking (X2) sebesar -0,083 artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan variabel risk taking mengalami kenaikan 1%, maka kinerja UMKM (Y) akan mengalami penurunan sebesar 8,3%. - Koefisien regresi variabel proactiveness (X3) sebesar 0,515 artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan variabel proactiveness mengalami kenaikan 1%, maka kinerja UMKM (Y) akan
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R sebesar 0,543. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan sedang atau tidak terlalu kuat antara innovativeness, risk taking dan proactiveness terhadap kinerja UMKM. 4.3.7
Analisis Determinasi Tabel 4.15 Hasil Analisis Determinasi Model Summary(b)
Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.543(a)
.295
.248
.68651
Sumber: Output SPSS Berdasakan tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,248 atau 24,8%. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu innovativeness, risk taking dan proactiveness mampu menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja UMKM sebesar 24,8%, sedangkan sisanya (100%-24,8% = 75,2%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor atau variabel lain. 4.3.8
Uji Hipotesis Berikut hasil uji hipotesis yang terdiri dari uji F dan uji t:
a. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah variabel bebas (innovativeness, risk taking dan proactiveness) dapat secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (kinerja UMKM). Berikut ini adalah hasil uji F: Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ANOVA(b) Mo del 1
variabel kinerja UMKM. Berikut ini adalah hasil uji t: Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Coefficients(a) Mo del 1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Beta
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
8.881
3
2.960
6.281
.001(a)
Residual
21.208
45
.471
Total
30.089
48
Sumber: Output SPSS Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan nilai F hitung sebesar 6,281 dengan signifikansi adalah 0,001. Dengan tingkat signifikansi α = 5%, df 1 (jumlah variabel - 1) atau 4-1 = 3, dan df 2 (n-k-1) atau 49-3-1 = 45 (n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen), hasil yang diperoleh untuk F tabel sebesar 2,812 (dicari dengan excel dengan cara ketik pada sell kosong =finv(0.05,3,45)) (Duwi Priyatno, 2008:82). Nilai F hitung > F tabel (6,281 > 2,812) dan nilai sig < alpha (0,05), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah Ho ditolak yang berarti ada pengaruh secara signifikan antara innovativeness, risk taking dan proactiveness secara bersama-sama terhadap kinerja UMKM. b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah variabel innovativeness, risk taking, dan proactiveness dapat secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Sig.
B
Std. Error
(Constant)
2.172
.700
3.103
.003
INNOVATIVENESS
-.098
.124
-.101
-.794
.431
RISK TAKING
-.083
.117
-.089
-.711
.481
PROACTIVENESS
.515
.131
.503
3.939
.000
Sumber: Output SPSS
Sum of Squares
t
Berikut ini adalah analisis dari uji t masing-masing variabel: 1. Nilai koefisien regresi variabel innovativeness adalah sebesar 0,098 dengan nilai t hitung -0,794 dan nilai sig sebesar 0,431. Nilai t tabel dalam uji ini dapat dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 = 45, hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar ± 2,014 (dicari dengan excel dengan cara ketik pada sel kosong =tinv(0.05,45)) (Duwi Priyatno, 2008:85). Jika dibandingkan antara nilai t hitung variabel innovativeness dengan t tabel terlihat bahwa nilai -t hitung > -t tabel (0,794 > -2,014) dan nilai sig sebesar 0,431 > alpha (0,05) maka kesimpulannya adalah Ho diterima yang berarti variabel innovativeness secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM. 2. Nilai koefisien regresi variabel risk taking adalah sebesar -0,083 dengan nilai t hitung -0,711 dan nilai sig sebesar 0,481. Nilai t tabel dalam uji ini dapat dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 =
45, hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar ± 2,014 (dicari dengan excel dengan cara ketik pada sel kosong =tinv(0.05,45)) (Duwi Priyatno, 2008:85). Jika dibandingkan antara nilai t hitung variabel risk taking dengan t tabel terlihat bahwa nilai -t hitung > -t tabel (-0,711 > -2,014) dan nilai sig sebesar 0,481 > alpha (0,05) maka kesimpulannya adalah Ho diterima yang berarti variabel risk taking secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM. 3. Nilai koefisien regresi variabel proactiveness adalah sebesar 0,515 dengan nilai t hitung 3,939 dan nilai sig sebesar 0,000. Nilai t tabel dalam uji ini dapat dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 = 45, hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar ± 2,014 (dicari dengan excel dengan cara ketik pada sel kosong =tinv(0.05,45)) (Duwi Priyatno, 2008:85). Jika kita bandingkan nilai t hitung variabel proactiveness dengan t tabel terlihat bahwa nilai t hitung > t tabel (3,939 > 2,014) dan nilai sig sebesar 0,000 < alpha (0,05), maka kesimpulannya adalah Ho ditolak yang berarti variabel proactiveness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM. 4.4 Analisis Pembahasan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel innovativeness, risk taking dan proactiveness secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Besarnya pengaruh variabel innovativeness, risk taking dan proactiveness terhadap kinerja UMKM adalah 24,8%, sedangkan sisanya 75,2%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Secara parsial dari tiga variabel yang diambil (innovativeness, risk taking, proactiveness) hanya ada satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yaitu proactiveness, sedangkan variabel innovativeness dan risk taking tidak berpengaruh signifikan. Sifat dan tindakan proactiveness yang tinggi untuk mencari peluang pasar dan menjadikan produk yang pertama kali memasuki pasar membutuhkan biaya dan menanggung risiko kerugian terhadap pengelolaan sumber daya. Variabel innovativeness dan risk taking tidak berpengaruh signifikan, hal ini sesuai dengan kondisi sosial ekonomi UMKM kerajinan keramik di Plered dimana sebagian besar masih tergolong usaha mikro kecil menengah, maka kemampuan permodalan maupun pemasarannya pun masih sangat terbatas. Selama ini kendala yang dihadapi kalangan perajin keramik di Plered adalah masalah pemasaran ekspor ke luar negeri, dimana untuk pasar ekspor sampai saat ini masih sangat tergantung kepada pihak ketiga. Karena keterbatasan tersebut, UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tidak berani melakukan tindakan innovativeness, dan risk taking. UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat berproduksi hanya mengikuti selera pasar atau pemesan, oleh karena itu innovativeness dan risk taking tidak terlalu diperlukan karena inovasi memerlukan biaya yang tidak sedikit dengan risiko belum tentu diterima oleh pasar. Selain kendala pemasaran, perajin keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat juga mengalami kendala lain yaitu keterbatasan modal kerja. Keterbatasan modal kerja itulah yang membuat para perajin keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat selama ini menjadi semakin tergantung kepada pihak ketiga. Permintaan keramik dari pasar ekspor yang dilakukan melalui pihak ketiga cukup besar dan pihak ketiga tersebut biasanya memanfaatkan keterbatasan modal kerja yang dialami perajin dengan menyediakan uang muka untuk modal kerja. Keterbatasan modal kerja itulah yang kemudian menyebabkan para perajin keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat lebih menyukai pemenuhan pesanan dalam bentuk produk keramik setengah jadi atau dalam terminologi industri keramik dikenal dengan sebutan produk biskuit. Temuan hasil ini penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) dan (2006) dalam Suhartini Karim (2007), dimana hasil penelitian menyatakan bahwa hanya dimensi proaktif (proactiveness) yang berhubungan positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM, sedangkan dimensi inovasi (innovativeness) dan kesediaan mengambil risiko (risk taking) hubungannya adalah negatif dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang diungkapkan oleh Morris dan Kuratko (2002) yang menyatakan bahwa setiap inovasi akan menyebabkan adanya risiko, dan tindakan proaktif akan melibatkan inovasi dan risiko.
5. SIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian setelah diolah dengan menggunakan alat
analisis yang digunakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel innovativeness, risk taking dan proactiveness secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Besarnya pengaruh variabel innovativeness, risk taking dan proactiveness terhadap kinerja UMKM adalah 24,8%, sedangkan sisanya 75,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 2. Secara parsial dari tiga variabel yang diambil (innovativeness, risk taking, proactiveness) hanya ada satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yaitu proactiveness, sedangkan variabel innovativeness dan risk taking tidak berpengaruh signifikan. Hal ini sesuai dengan kondisi sosial ekonomi UMKM kerajinan keramik di Plered dimana sebagian besar masih tergolong usaha mikro kecil menengah, maka kemampuan permodalan maupun pemasarannya pun masih sangat terbatas. Karena keterbatasan tersebut, UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tidak berani melakukan tindakan innovativeness, dan tidak berani mengambil risiko (risk taking). UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat berproduksi hanya mengikuti selera pemesan atau pasar oleh karena itu innovativeness dan risk taking tidak terlalu diperlukan karena inovasi memerlukan biaya yang tidak sedikit dengan risiko belum tentu diterima oleh pasar.
5.2 Implikasi Hasil penelitian ini menyatakan bahwa UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, hanya melakukan tindakan proactiveness, tidak berani melakukan tindakan innovativeness dan risk taking, maka pengusaha UMKM keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, proses kreatifitasnya tidak berkembang, akibatnya tidak mampu memaksimalkan nilai penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan rendah, sedangkan dilihat dari umur usahanya sudah cukup berpengalaman. Jika UMKM kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, berani melakukan tindakan innovativeness dan risk taking maka nilai penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualannya akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi ke empat, Badan Penerbit UNDIP, Semarang. Karim, Suhartini, 2007, “Analisis Pengaruh Kewirausahaan Korporasi terhadap Kinerja Perusahaan pada Pabrik Pengolahan Crumb Rubber di Palembang”, Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, hal.4282. Lumpkin, G.T. dan Gregory G. Dess (1996), “Clarifying the Enterpreneurial Orientation Construct and Linking It to Performance,” Academy of Management Review, 21, 1, 137172. Matsuno, K., Mentzer J.T. & Ozsomer, A. (2002), “The effect of Entrepreneurial Proclivity and Market Orientation on Business
Performance”, Journal of Marketing, 66 (3), 18-33. Moris, M.H. & Kuratko, D.F, (2002), “Corporate Entrepreneurship”, New York, Harcout College Publisher. Mulyadi, 2006, Pengaruh Kinerja Agro Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan, Tesis, Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Sugiyono, 2008, Statistik untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. Venkatraman (1989), "Strategic Orientation of Business Enterprises: The Construct, Dimensionality, and Measurement", Management Science, 35, 8, 942-962. Wijaya, Risman, 2010, “Risman Wijaya Keramik, Gerabah Antik dari Plered, Purwakarta, Jawa Barat”, 16 Mei 2010 diakses dari http://arifh.blogdetik.com/rismanwijaya-keramik-gerabah-antikdari-plered-purwakarta-jawabarat/ pada tanggal 9 Juli 2010.