THEORIES OF SOCIAL AND CULTURAL REALITY Bagian II
Coordinated Management of Meaning BARNETT PEARCE, VERNON CRONEN, dll
• Integrasi teori sistem, interaksionisme simbolik, konstruksi sosial, tindak • • •
•
ujaran, komunikasi relasional Orang menafsirkan dan bertindak berdasarkan aturan2 (rules) Aturan2 makna & tindakan sll bekerja dlm satu konteks (context) ttt Macam aturan – Constitutive rules: rules of meaning digunakan kom’tor utk menafsirkan atau memahami peristiwa atau pesan. (FZ: sifatnya memberi ruang tindakan, misal, tafsir kedatangan Bush) – Regulative rules: rules of action digunakan utk menentukan bagaimana menanggapi atau berperilaku. (FZ: sifatnya menghalangi tindakan, misal, nekad nerobos ring 2 ditembak) Macam konteks beroperasinya rule – Relationship context (hubungan) – Episode context (peristiwa) – Self-concept context (definisi personal) – Archetype context (citra kebenaran umum)
Hierarchy of Contexts Archetype
Pandangan Umum
Pandangan Umum
Self-concept
Keras Kepala
Penyabar
Episode
Pertengkaran
Persahabatan
Relationship Act
Dlm Relasi Negatif Dlm Relasi positif dimaknai sbg hinaan dimaknai sbg intimasi Kata2 Kasar
Kata2 Kasar
Coordinated Management of Meaning • Text – Peristiwa atau tindakan apapun yg sedang ditafsirkan
• Text-Contex Loop Patterns (reflectivity) – Charmed loop (rule of meaning konsisten atau self-confirming. Misal: penghinaan terjadi dlm konteks hub negatif) – Strange loop (paradoks yg tercipta akibat perubahan rule of interpretation atau disconfirm. Misal: penghinaan dlm hub positif tdk dianggap penghinaan. Lawak atau just for fun kali ya?) Context/ Text1
C/T1
C/T3
C/T2
C/T4
C/T1
C/T3
C/T2
C/T4
CHARMED LOOP Context/ Text2 Context/ Text1 STRANGE LOOP Context/ Text1
Text-Context Loop Pattern Charmed Loop C/T1
C/T3
C/T2
C/T4
Kata Keras
Hinaan
Pertengkaran
Relasi Negatif
Strange Loop C/T1
C/T3
I can control my drinking
C/T2
C/T4
Drinking is permitted
I can not control my drinking
Drinking is refused
Self-concept
Episodes
Coordinated Management of Meaning • Aturan menentukan apa yg dianggap logis atau layak •
dalam satu siatuasi (logical force). Macam logical force yang beroperasi dlm komunikasi: – Prefigurative/causal force (an antecedent-to-act linkage). Misal: Kuliah krn diperintah orgtua – Practical force (an act-to-consequent linkage). Misal: Kuliah krn ingin dpt kerja bagus – Contextual force (tindakan/interpretasi mrpk bagian alamiah dr konteks). Misal: Kuliah krn “u are u” – Implicative force (tindakan utk menciptakan konteks baru atau mengubah konteks yg sdh ada). Misal: Keluraga tdk menghargai pendidikan tinggi. Kuliah krn ingin mengubah nilai2 keluarga tsb.
Coordinated Management of Meaning • Dlm masy modern, seseorang menjadi bagian dr banyak sistem yg • • • •
masing2 punya aturan2 makna & tindakan tersendiri. Aturan2 tsb dipelajari mll interaksi dlm kelompok2 sosial. Individu2 menginternalisasi aturan2 tsb & menggunakannya utk mengarahkan tindakan yg dilakukan. Persoalan dasar dlm komunikasi: ketika seseorang akan melakukan interaksi, dia tdk tahu aturan2 apa yg akan digunakan partisipannya. Persoalan tsb diatasi dg KOORDINASI
(time sequence
[Antecedent event message
[Antecedent event
Act]
)
U
message
U
consequent event
U
B:
Act]
U
A: [Antecedent event
U
– Menghubungkan tindakan seseorang dg tindakan orang lain pd satu kesamaan perasaan bahwa sekuensi dr tindakan2 yg dilakukan adl logis atau layak. – Contoh: seseorang mengulurkan tangan utk jabat tangan, org lain hrs membalasnya Act]
consequent
Coordinated Management of Meaning • CMM beri kontribusi penting pd gagasan bahwa orang dpt punya • •
koordinasi yg sgt memuaskan tnp pemahaman satu sama lain Komunikator dpt mengatur tindakan2 yg tampak logis pd semua pihak yg terlibat, tp ia memahami apa yg sdg terjadi dalam beragam cara Contoh: – Seorang orator berpidato dg semangat. Khalayak menanggapinya dg antusias. Orator: “Pidato sy berhasil”. Khalayak: “Orang ini lucu! Isinya? EGP!” – Program kampanye utk menyadarkan rakyat akan berbagai persoalan yg mereka hadapi dan potensi kemajuan yg bisa mereka dapatkan, serta diminta keterlibatannya scr aktif dalam program pembangunan. Hasilnya? Rakyat sadar akan berbagai masalah dan potensi kemajuan yg ada, tp tetap tidak berpartisipasi krn mengharapkan pemerintah scr langsung mengatasi masalah mereka.
Linguistic Relativity • Sosiolinguistik: Studi bahasa & kultur • EDWARD SAPIR & BENJAMIN LEE WHORF • Sapir-Whorf hypothesis – Struktur budaya sebuah bahasa menentukan perilaku dan kebiasaan berpikir dalam budaya tersebut (proses berfikir dan cara kita melihat dunia dibentuk oleh struktur gramatika bahasa yang kita gunakan) – Contoh: Konsep kita ttg waktu berbeda dg para pengguna bahasa Inggris
• Dlm konstruksionisme sosial orang menciptakan realitas dalam • •
proses interaksi. Dlm relativitas linguistik realitas telah melekat sebelumnya dalam bahasa dan telah ada sebelum dibentuk/ disampaikan (preformed). Keduanya terjadi secara kultural. Contoh: – Konstruksionisme sosial: Realitas Tuhan mrpkn hasil interaksi orang2 utk menyebut kekuatan dahsyat yg bisa menyebabkan berbagai peristiwa alam dahsyat (banjir, badai, gempa, dll). – Relativitas linguistik: Realitas kekuatan dahsyat itu sdh ada sebelum realitas TUHAN ditemukan. Secara kultural realitas ini disebut “dewa”, “Yehowah”, “Allah”, “Sang Hyang Widhi”, dll
Elaborated & Restricted Codes • BASIL BERNSTEIN • Struktur bahasa yg digunakan dlm percakapan sehari2 • •
mencerminkan & membentuk asumsi2 dr sebuah kelompok sosial Sistem klas sosial menciptakan jenis2 bahasa berbeda yg dijaga mll bahasa Asumsi dasar: – Hubungan yg dibentuk dlm satu kelompok sosial mempengaruhi jenis percakapan yg digunakan dlm kelompok itu. Pd saat yg sama, struktur percakapan yg digunakan oleh satu kelompok membuat hal2 yg relevan atau signifikan menjadi berbeda. Hal ini terjadi krn kelompok2 berbeda mempunyai prioritas2 berbeda dan bahasa yg digunakan untuk memelihara hubungan2 dlm kelompok itu. Dg kata lain, orang mempelajari tempat mereka di dunia mll kebaikan kode2 bahasa yg mereka gunakan.
Elaborated & Restricted Codes • Kode (code) •
– Seperangkat pengaturan prinsip2 dibalik bahasa yg digunakan oleh anggota2 dr sebuah kelompok sosial – Macam kode: (1) Elaborated; (2) Restricted Elaborated codes – Memberikan beragam cara2 berbeda utk mengatakan sesuatu
• Memungkinkan pembicara mengeksplisitkan gagasan & intensi • Lebih kompleks: ada jeda utk memikirkan sesuatu sblm dikatakan – Digunakan dlm kelompok dimana penghayatan bersama pd perspektif tidak ada shg individu hrs menjelaskan apa yg dimaksudkan – Digunakan pembicara yg menilai individualitas lebih tinggi dibanding identifikasi kelompok – Digunakan dlm kelompok dg sistem peran terbuka (open-role system)
• Contoh: – Kode ini digunakan dlm masy tanpa identifikasi peran gender yg jelas
Elaborated & Restricted Codes • Restricted codes – Memberikan opsi2 terbatas utk menyatakan sesuatu
• Perilaku mudah diprediksi • Tdk memungkinkan bg pembicara utk mengembangkan atau mengelaborasi maksud
– Digunakan dlm kelompok dg penghayatan bersama pd asumsi2 & sedikit kebutuhan utk elaborasi – Orientasi sosial shg setiap orang punya makna sama – Digunakan dlm kelompok dg sistem-peran tertutup (closed-role system)
• Contoh: – Digunakan dlm masy dg identifikasi peran gender jelas, misal pria di domain publik, wanita di domain domestik
Elaborated & Restricted Codes • Faktor yg mempengaruhi perkembangan kode elaboratif atau restriktif dalam sistem
– Sifat agensi2 sosialisasi utama dlm sistem (keluarga, sekolah, kerja, kelompok sejawat). Semakin ketat definisi struktur agen ini, semakin besar penggunaan kode restriktif. Semakin longgar, semakin elaboratif. – Nilai2. Masyarakat pluralistik yg menghargai nilai2 individualitas mendorong kode2 elaboratif.
• Klas menengah menggunakan kedua macam sistem tsb. – Misal, sistem terbuka di rumah, sistem tertutup di tempat kerja. Dalam klas pekerja, baik nilai maupun peran sistem, memperteguh kode2 restriktif
• Implikasi: – Kode2 elaboratif (memberdayakan; mengalienasikan) – Kode2 restriktif (beri akses pd potensi2 makna2, kelemahan2, kehalusan2/ detil2, dan keberagaman bentuk2 budaya yg luas)