The works of Wiryanto Dewobroto as structural engineer, Professional Lecturer, writer, blogger
precast – stair Precast atau beton pra-cetak, apa itu ? Sama nggak dengan beton pra-tegang ? Ya nggak dong, karena bisa ada beton pra-cetak pra-tegang, tetapi bisa juga ada beton pra-cetak biasa saja (bukan pra-tegang). Beton pra-cetak menunjukkan bahwa komponen struktur beton tersebut : tidak dicetak atau dicor ditempat komponen tersebut akan dipasang. Biasanya ditempat lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen jadi, tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur utuh yang terintegrasi. Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pra-cetak hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, sehingga tercapai break-event-point-nya. Bentuk typical yang dimaksud adalah bentuk-bentuk yang repetitif, dalam jumlah besar. Komponen konstruksi precast yang banyak dijumpai dipasaran adalah tiang pancang (persegi pejal atau hollow-core). Tapi seringkah melihat precast untuk tangga (precast-stair). He, he saya kira ini nggak banyak, khan ! Ini ada contoh precast-stair di gedung tinggi di Jakarta. Bagus lho. Materi ini diperoleh dari hasil kerja praktek mahasiswa UPH, yaitu Iwan dan Hendrik. Enak ya jadi dosen itu, nggak perlu panas-panas, informasi yang bagus-bagus pada datang sendiri. Dulu sewaktu jadi engineer, untuk dapat info atau pengalaman bagus harus berani berpanaspanas, ke proyek sendiri. Selain itu proyeknya terbatas, yaitu yang sedang dikerjakannya. Kalau dosen, tinggal ngirim mahasiswa, kasih motivasi, petunjuk. Mereka masih muda-muda, semangat tinggi, apalagi mahasiswa-mahasiswa UPH yang pada punya ‘kemampuan’ lebih. He, he, he, hobby nulis jadi bisa jalan lancar. Dari laporan mahasiswa tersebut, akhirnya dapat saya informasi tentang telah digunakannya beton pra-cetak secara intensif di proyek Senayan Tower di Jakarta. Komponen pra-cetak yang digunakan ada tiga, yaitu : pelat lantai pre-cast (hollow-core slab), komponen tangga (precast stair, ini yang akan saya sampaikan dulu foto-fotonya) dan dinding luar (skin-wall, ini menarik juga karena kerapiannya dan menjadi ciri luar bangunan tersebut). Jelas, precast tangga adalah bagian yang paling tidak menarik dari ke-3 komponen precast yang ada di proyek Senayan Tower tersebut. Precast lantai dan precast dinding bagian luar sebenarnya lebih menarik (he, he nanti dulu ya, artikelnya tentang itu nyusul). Tetapi karena
jumlah foto precast-stair-nya paling sedikit dan juga precast seperti ini cukup istimewa juga karena tidak biasa dijumpai maka akan saya laporkan terlebih dahulu. Dari laporan, tidak diperoleh informasi bagaimana mengecornya, apakah di bengkel khusus atau cukup di bawah saja (di dalam pagar proyek). Kalau di bengkel khusus, di luar proyek maka perlu dipikirkan cara pengangkutatannya yang cukup repot. Selain itu yang menarik lainnya adalah bagaimana cara pengangkatannya dari bawah ke dalam core-wall tempat tangga tersebut dipasang. Tetapi info itu tidak ada, meskipun demikian dengan melihat beberapa foto di bawah ini maka dapat dibayangkan , o begitu ya tangga pre-cast itu. Foto 1: Precast stair, dibawah bangunan, siap diangkat.
Foto 2: Detail precast-stair dari dekat, perhatikan listnya,udah rapi.
Foto 3: Pemasangan kabel dan uji coba pengangkatan.
Tahap yang penting sebelum benar-benar di tarik ke atas. Pemeriksaan yang benar akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Perhatikan ada tumpukan karet ban yang dipasang jangan sampai precast-nya rusak karena terjadi benturan yang tidak perlu. Foto 4: Tangga precast saat di angkat ke lokasi pemasangan. Kalau sudah begini mah, tinggal doanya aja. Kalau sampai jatuh sih, itu halangan. Pihak keamaan tentu berupaya agar jalur pengangkatan tersebut di bawahnya bebas dari lalu lalang orang. Foto 5: Saat tepat di lorong tangga, di lihat dari bawah.
Foto 6: Kondisi corbel tempat dudukan tanggap precast
Foto 7: Precast saat mendekati corbel.
Foto 8: Precast saat mendekati corbel (lebih dekat lagi). Bayangkan betapa pintarnya operator crane, karena dia hanya menjalankan berdasarkan informasi lesan (pakai radio komunikasi) dan tidak melihat secara langsung.
Foto 9: Ternyata perlu leveling secara manual pakai dongkrak.
Foto 10: Setelah leveling, dipasang non-shrink-grout diantaranya.
Foto 11: Precast stair yang telah terpasang, rapi ya, nggak ada bekisting.
Tentu saja harus dipikirkan cara pemasangannya, tower crane-nya harus menjangkau, jika tidak, khan nggak mungkin diangkat cara manual. Foto 7: Detail dari atas yang menempel pada dinding.
Perhatikan ada 2 lobang kecil dan 2 lobang besar untuk tiap-tiap precast-nya. Yang kecil jelas, itu tadi yang digunakan untuk rebar yang nongol dari corbel (lihat Foto 3), tapi lubang yang besar untuk apa hayo ? Catatan : foto No.3, 4, 5 serta foto No. 7, 8 adalah sumbangan Ir. Bobby, engineer Kajima . Terima kasih atas dukungannya. Sumber : Internet