No. 05/2011
Indonesia Mountain Magazine
the seven summits of Indonesia puncak sejati gunung raung trans singgalang-tandike review consina & avtech skills survival air tips quick repair tenda
reinhold messner 05 2011 mountmag 1
Dari Redaksi EDITORIAL Editors Hendri Agustin, M Anwar S, Harley B Sastha, Suwasti, Tuti Widiastuti SALES Account Executive Suwasti Marketing Advisor Tuti Widiastuti Development Advisor Kamser Lumbanradja DESIGNS Layout Designs Hendri Agustin
M Anwar S,
DIGITAL Website Development Hendri Agustin
email:
[email protected] website: www.mountmag.com twitter: @mountmag e-magazine Mountmag terbit setiap dua bulan sekali.
RISIKO DAN TANGGUNG JAWAB : Pembaca Mountmag diingatkan bahwa kegiatan mendaki gunung berisiko terjadinya kecelakaan yang menyebabkan cacat bahkan kematian. Pelaku kegiatan ini harus mengerti dan menerima kemungkinan akan risiko serta bertanggung jawab terhadap aksi dan keterlibatannya dalam kegiatan ini. Mountmag tidak bertanggung jawab terhadap risiko ini. Para pelaku sangat disarankan untuk selalu memperhatikan safety standard dalam kegiatan pendakian gunung atau mountaineering ini.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi majalah ini tanpa izin tertulis dari Mountmag.
2 mountmag 05 2011
Welcome Mountaineer Indonesia selain dikenal sebagai negara dengan ribuan pulau, juga dikenal sebagai negara dengan ratusan pegunungan, dan ini merupakan sisi lain dari eksotisme alam Indonesia. Namun tidak semua orang mengetahui potensi keindahan Indonesia. Ada yang mengetahuinya tapi hanya sebatas ungkapan dan belum secara mendetail. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu faktor kurang berkembangnya eco wisata di Indonesia, dibandingkan dengan negara tetangga yang potensi ecowisata pegunung annya yang bisa dikatakan tidak sampai seperempat dari yang dimiliki oleh Indonesia, namun mereka bisa mengoptimalkannya sehingga menjadi sumber pendapatan negara serta masyarakat sekitarnya. Salah satu komitmen Mountmag yaitu mengenalkan dan mempopulerkan pegunungan Indonesia, maka dalam liputan utama edisi kali ini kami mengetengahkan konsep The Seven Summits of Indonesia yaitu konsep yang mengenalkan tujuh puncak tertinggi di tujuh pulau atau kepulauan besar utama di Indonesia. Pada rubrik review peralatan kami mengetengahkan produk-produk lokal yang bisa digunakan untuk ultralight hiking. Sedang pada rubrik Figur, kami mengete ngahkan Reinhold Messner, seorang pendaki le gendaris. Banyak lagi artikel menarik yang pastinya bermanfaat bagi para mountaineer. Redaksi banyak menerima foto petualangan dari para pembaca Mountmag. Kami berterima kasih untuk itu, dan foto-foto yang memang cocok dengan tema Galeri Foto untuk setiap edisinya akan kami tampilkan. Dan untuk foto-foto yang belum cocok akan disimpan di dalam bank image kami, untuk digunakan pada edisi berikutnya jika cocok temanya. Kredit foto-foto tersebut tetap milik fotografernya. Tunggu apalagi, ayo packing ransel anda dan langkahkan kaki menjejaki puncak-puncak gunung dan jangan pernah berhenti bertualang dan mengeksplorasi keindahan Bumi Pertiwi ini.
foto cover: anwar
Daftar Isi
4
surat pembaca
consina superlight 2
5
mountain news
avtech backpacker 40
6
review & preview
avtech sleepingbag
10
figur Reinhold Messner
12
catatan perjalanan Trans Singgalang Tandike
20
liputan utama The Seven Summits of Indonesia
30
info jalur Puncak Sejati Gunung Raung
36
expedition 14 Gunung dan 0 Oksigen
40
skills Mendapatkan Air saat Survival
42
resensi
43
47
galeri foto
tips & trik > Quick Repair & Pemeliharaan Tenda
05 2011 mountmag 3
Surat Pembaca
Mountmag mengucapkan selamat tahun baru 2012
Kirimkan email pertanyaan, saran dan kritik Anda ke Mountmag di alamat:
[email protected]
4 mountmag 05 2011
M ANWAR S
Salam kenal admin ....ebooknya bagus nih, its a good thing to read, kalau tidak keberatan saya mau minta ijin untuk mempostingnya di blog saya berikut link download dari file2 yang saya upload sendiri. Terima kasih. (abu mumtaz) Tidak apa, tapi tolong jangan lupa cantumkan juga alamat web sites mountmag. ----------------------------------------------assalamualaikum wr wb bole ga ni saya tau dmn penerbit majalah mount mag, ya kalau bole saya tau saya sangat ingin aktif dalam malajah ini untuk dapat banyak belajar ilmu-ilmu jurnalistik. Sebelumnya makasih banget udah di sediain untuk mendownload gratis. Saya juga ingin usul nih supaya majalah ini tambah maju, gmn klo dibikin cara berlangganan gitu. (fauzan) ----------------------------------------------SAYA SANGAT SENANG DENGAN ADANYA MAJALAH ONLINE YANG MEMBAHAS TENTANG NAIK GUNUNG DAN PETUALANGAN LAIN NYA. SAYA MOHON DIUPDATE KEMBALI EDISI TERBARUNYA. EDISI 5, 6, 7, 8, DST... (joni sitompul)
Mountain News
Pencarian tiga pendaki Korea di Annapurna ak hirnya dihentikan pada 29 Oktober setelah pencarian dilakukan tiga hari. Park Young-Seok, Shin Dong-Min dan Kang Ki-Seokwere sedang mencoba rute baru di tebing selatan Annapurna ketika mereka mengontak basecamp dan memberitahu keputusan mereka untuk kembali ke basecamp pada 18 Oktober. Namun sejak itu mereka tidak terdengar lagi. Upacara mengenang mereka diselenggarakan di sebuah rumah sakit universitas di Seoul pada 4 November. Federasi Alpine Korea menyatakan penca rian akan dilakukan lagi pada tahun depan. Tim pencari, yang terdiri dari lima pendaki Korea dan 14 sherpa, menemukan sebuah tali terkubur beberapa meter di bawah salju. Tim itu memperkirakan para pendaki telah terseret longsor salju dan masuk ke dalam jurang di kaki tebing. Telah dilakukan penca rian di sekitar tebing namun hasilnya nihil. Pencarian lalu dihentikan karena cuaca buruk. Park Young-Seok, 47, adalah pendaki terkenal asal Korea. Dia pernah membuat jalur baru di tebing timur laut Everest. Dia juga telah mendaki 7 puncak ter tinggi dunia, 14 puncak di atas 8.000 meter dan mencapai Kutub Utara serta Kutub Selatan. Ucapannya yang terkenal adalah, “Para pendaki seharusnya terus mendaki. Saya akan terus melakukan ekspedisi sampai ajal menjemput.” (Outside Online/ war/hen)
Tim pendaki Amerika Serikat yakni Conrad Anker, Jimmy Chin, dan Renan Ozturk pada 2 Oktober sukses CONRAD ANKER u n t u k pertama kali mendaki tebing Shark’s Fin di Gunung Meru (6.310 m) yang berada di wilayah Garhwal Himalaya, India. Sebelumnya sudah ada sedikitnya 10 ekspedisi yang mencoba memanjat Shark’s Fin tapi tidak ada yang berhasil. Total ketiga pendaki memerlukan 11 hari non-stop untuk pemanjatan tersebut, ditambah dua hari untuk turun, dengan menggunakan style alpine. Ketiga pendaki itu pernah mencoba memanjat tebing yang sama pada 2008 namun tidak berhasil karena terhalang badai. Anker juga pernah mencobanya pada 2003 tetapi terhalang oleh salju tebal. (planetmountain.com/war)
Pendakian Pertama ke Pangbuk Ri
Pendaki Legendaris Wafat
Pendaki asal AS, David Gottlieb dan Chad Kellogg, pada 11 November berhasil menyelesaikan pemanjatan pertama Gunung Pangbuk Ri (6.625m) di Nepal melalui sebuah tebing terjal di bagian selatannya. Mereka berdua memanjat tebing itu selama 22,5 jam. Pangbuk Ri diyakini hanya pernah dicoba didaki beberapa kali di tahun 1950an. Puncaknya menjulang di perbatasan Nepal-Tibet. Kedua pendaki itu sempat terpaksa bertahan di sebuah celah menjelang puncak sebelum akhirnya sampai. Mereka kedua turun hingga larut malam, dan setiba di kaki gunung mereka harus berjalan 10 mil untuk sampai ke basecamp. Kelelahan, mereka terpaksa meninggalkan ransel di tengah jalan dan akhirnya sampai di camp setelah tidak tidur selama 50 jam. (Outside Online/war/hen)
Walter Bonatti, wafat dalam usia 81 tahun di Italia pada 13 September. Bonatti menjadi anggota tim Italia yang mencapai puncak K2 di Pakistan pada 31 Juli 1954. Prestasi terbesar Bonatti diraih pada 1955 ketika merintis jalur solo di tebing barat Petit Dru di wilayah Chamonix, Prancis. Kini tebing tersebut menyandang nama Bo natti Pillar. (Berbagai sumber/war)
FATHOMEXPEDITIONS.COM
Pendakian Shark’s Fin Sukses
IBORDERLINE.NET
Pendaki Korea Hilang di Annapurna
05 2011 mountmag 5
hendri agustin
Review & Preview
CONSINA SUPERLIGHT 2 Tenda untuk ultralight Bobotnya cukup ringan namun memiliki faktor kondensasi cukup tinggi.
D
ewasa ini faktor berat sudah menjadi perhatian bagi para pendaki gunung di Indonesia dalam memilih peralatan yang akan dipakai. Terlebih lagi karena makin populernya juga penerapan prinsip ultralight hiking. Tak pelak lagi, peralatan berbobot ringan menjadi incaran. Namun minimnya produsen lokal yang memproduksi peralatan dengan kriteria tersebut membuat banyak pendaki masih mengandalkan produk luar yang berharga mahal. Tenda yang tampil dalam rubrik Review dan Preview Mountmag kali ini adalah keluaran Indonesia yaitu Consina dengan tipe Superlight 2. Tenda ini berjenis single hoop atau tenda dengan satu frame dan bukanlah tenda yang freestanding. Dibutuhkan empat pasak di keempat ujung tenda untuk membantunya agar bisa berdiri sempurna, dan dua tambahan pasak pada kedua ujung frame tenda. Tenda ini berkapasitas dua orang namun akan terasa lebih nyaman untuk satu orang. Memiliki 1 pintu dan 2 jendela ventilasi di bagian pintu tenda dan di ujung satunya lagi. Bentuk single hoop pada dasarnya sama dengan tenda berbentuk “A frame” atau tenda segi tiga, yang menyempit ke atas sehingga agar bisa
6 mountmag 05 2011
duduk tegak penghuninya harus duduk di te ngah-tengah tenda. Tenda Superlight 2 Consina merupakan tenda single wall atau single deck, dengan berat bersih keseluruhan saat dipacking adalah 1,2kg dan panjang packingan 40cm serta diameter 20cm. Frame tenda terbuat dari aluminium yang ringan dan kuat sedangkan lantai tenda terbuat dari terpal tipis (150D Oxford PU 1500mm). Mountmag melakukan test field pada tenda ini di puncak Gunung Guntur, Garut, Jawa barat. Berikut plus-minus yang didapat dari field test tersebut: (+) Bobot ringan dan mudah dipacking kecil (+) Frame terbuat dari aluminium ringan (+) Mudah saat mendirikannya, hanya memakan waktu kurang lebih 5 menit (-) Tidak direkomendasikan untuk wilayah ber angin karena tiupan angin akan membuat din ding tenda semakin sempit sehingga penghuni nya tidak nyaman duduk. Ini disebabkan karena bentuk tenda ini yang single frame. (-) Tipenya yang non freestanding membuat tenda ini sangat tergantung pada pasak-pasak untuk bisa berdiri kokoh. Jadi akan susah mendirikannya di tanah berbatu-batu.
(-) Karena tenda ini merupakan single wall tent atau hanya mempunyai satu deck sehingga faktor kondensasi tenda ini cukup tinggi. Uap tubuh dan pernafasan dari penghuninya tidak tembus keluar dikarenakan single wall waterproof sehingga uap tersebut membuat bagian dalam dinding tenda berembun dan basah. Jika terjadi hujan akan semakin parah keadaannya. Kondensasi akan lebih banyak jika tenda diisi dua orang. Hindari menyentuh dinding tenda saat tidur agar air tidak menetes dan membasahi bagian dalam tenda. (-) Bisa saja dipakai di musim hujan akan tetapi faktor kenyamanannya berbeda dengan tenda double wall.
anwar
Di luar kekurangan-kekurangan tadi, secara keseluruhan tenda ini cukup memenuhi syarat untuk perjalanan ultralight. Harganya terjangkau dan bentuk atau penampilannya menarik. (HENDRI AGUSTIN)
SPECS:
Design Single hoop Non-freestanding
hendri agustin
Type: Single wall tent Capacity: 2 persons (comfort 1 person) Size: 260 x 140 x 100 cm Poles: DIA 7,9mm Aluminium pole Floor material: 150D Oxford PU 1500MM Packing size: 62 x 14 x 10 cm Weight: 1.2kg Price: Rp. 485.000
view dari dalam tenda 05 2011 mountmag 7
SPECS : • 40 Lt capacity • One compartment • Internal frame • Two mesh side pocket • Elastic cord on top • Multiuse webbing on front • Rain cover included • Material 600D Polyripstop, 600D Cordura, 1680D Ballistics Nylon. Color choice Orange Grey, Red Grey, Blue Grey, Green Grey, Black Grey. • Price: Rp 223.000
hendri agustin
AVTECH BACKPACKER 40LT Ringan dan tampilannya menarik serta cukup nyaman untuk ultralight hiking.
S
alah satu peralatan yang dibutuhkan pendaki gunung adalah ransel, dan banyak sekali jenis ransel yang beredar di pasaran, baik buatan lokal dan impor. Menemukan ransel yang cocok dan pas memang gampang-gampang sulit. Salah memilih maka perjalanan anda akan dihiasi dengan penyiksaan pundak dan pinggang. Ransel yang dibahas kali ini oleh Mountmag adalah sebuah produk lokal dari AVTECH. Ransel berkapasitas 40 liter ini cocok untuk ultralight hiking di akhir pekan. Berikut plus minus dari ransel tersebut: (+) Berat kosongnya cukup ringan, kurang le bih 400gram (+) Jarak kedua harness pundak cukup jauh sehingga ransel nyaman dipakai dan tidak membuat pundak sakit
8 mountmag 05 2011
(-) Sudah tersedia rain cover, namun sayangnya Avtech tidak membuatkan tempat penyimpanan khusus. Mereka tempatkan raincover di kantong bagian atas tutup ransel padahal seharusnya kantong atas tersebut tidak dipenuhi oleh cover ransel dan bisa dimanfaatkan untuk penyimpanan yang lain. (-) Ukuran rain cover ransel terlalu pas sehingga saat ransel diisi penuh maka rain cover tidak bisa menutupi seluruh ransel. (-) Kantong samping ransel terlalu kecil, hanya muat botol minuman mineral kecil. Di luar minus tadi, secara keseluruhan ransel ini cocok untuk dipakai trip weekend ataupun ultralight hiking. (HENDRI AGUSTIN)
avtech
AVTECH LIGHT SERIES SLEEPING BAG
S
leeping bag merupakan perlengkapan penting bagi pendaki agar bisa tidur de ngan nyaman. Seperti perlengkapan lainnya, para pendaki sekarang cenderung memilih sleeping bag yang kecil packingannya dan ringan bobotnya.
Sleeping bag yang Mountmag bahas kali ini kembali produk lokal dari merek AVTECH dari model Cabin Light Series. Sleeping bag dengan bahan isolasi dari Hollow Dacron ini cukup ringan dengan berat bersih hanya 0,8 kg. Ukuran packing yang cukup kecil membuatnya tidak akan menyita ruang di dalam ransel sehingga sleeping bag ini cocok untuk Ultralight Hiking. Sleeping bag berjenis “Rectangular” atau sleeping bag tikar ini memiliki retsleting yang bisa dibuka lebar sehingga juga bisa dijadikan selimut atau alas yang lebar. Selain itu juga memiliki hood untuk menghangatkan kepala pemakainya.
Mountmag melakukan test lapangan de ngan tidur memakai sleeping bag ini di dalam tenda di suhu 5ºC - 10ºC dan masih nyaman dipakai. (HENDRI AGUSTIN)
SPECS : Model Cabin Light Series Comfort Temp: No info Size: 200 cm x 70 cm, 200 cm x 150 cm (saat dibuka lebar) Shell: 70D 210T Nylon Tapeta waterproof Filling: Hollow Dacron 4 Oz Wight: 0,8 kg Price: Rp146.000
05 2011 mountmag 9
Figur
REINHOLD MESSNER Sang Legenda
everestspeakersbureau.com
Selain telah melakukan lebih dari 100 perjalanan dan ekspedisi, pendaki legendaris Reinhold Messner juga te lah menyelesaikan pemanjatan 14 gunung di atas ketinggian 8 ribu meter, pergi melintasi Antartika, Greenland dan Gurun Gobi. Apa yang mendorong Messner? Apa ke giatan dia sekarang? Berikut wawancara sejumlah media Jerman dengan Messner baru-baru ini.
10 mountmag 05 2011
Pekerjaan apa itu? Messner: Sampai sekarang saya belum tahu. Apa anda kembali terpikir untuk mendaki gunung-gunung tinggi? Messner: Mungkin saja. Dengan bantuan
Messner di Everest
rolexblog.blogspot.com
Anda sering mengatakan tidak akan bertua lang lagi. Tapi kenyataannya tidak begitu. Messner: Ya begitulah. Saya memang se perti itu. Banyak orang takut melakukan ekspedisi ekstrem seperti yang anda lakukan. Me ngapa anda sendiri berani melakukannya? Messner: Saya mengandalkan insting dan intelektual. Sama seperti hewan di alam liar yang mengandalkan instin mereka. Inilah yang kurang menonjol lagi di kehidupan modern. Insting saya terasah oleh ekspedisi dan petualangan yang saya lakukan. Tapi memang tidak semua berjalan sesuai rencana, ada juga ekspedisi saya yang gagal. Tapi itu juga bagus, kalau tidak, mungkin saya sudah tidak bakal berumur panjang seperti sekarang. Kegiatan anda banyak sekali ya? Messner: Saya selalu berusaha mencari aktivitas baru. Dulu waktu saya baru 5 tahun, orang tua saya mengajak naik gunung. Setelah naik gunung lalu saya bertualang ke banyak negara. Kemudian saya terjun ke dunia riset, menulis buku dan memberi ceramah. Pernah saya menjadi anggota Parlemen Uni Eropa. Saya juga memiliki beberapa museum. Sekarang saya masih memikirkan pekerjaan apa lagi yang belum saya. lakukan.
Messner juga baru saja menyelesaikan penulisan buku terbarunya berjudul “Hjalmar Johansen’s Dog Years”. Buku tersebut berkisah tentang kehidupan petualang Kutub U tara bernama Hjalmar Johansen yang tragis. Berasal dari Norwegia, Johansen yang kelahiran tahun 1913, pernah dianggap olahragawan ski dan pesenam terbaik di zamannya. Dia bertualang ke Kutub Utara bersama Fridtjof Nansen tahun 1893-1896. Lalu dia ikut ekspedisi ke Kutub Selatan bersama petualang legendaris Roald Amundsen tahun 1910-1913. Menurut Messner, kehidupan Johansen tidak terlalu beruntung karena karakternya yang lemah. “Saya tertarik menulis kisahnya karena tertarik dengan petualangannya.” (Augsburger Allgemeine/Bild/Anwar)
mountainsoftravelphotos.com
Messner di Nanga Parbat
BIOGRAFI SINGKAT
Reinhold Messner (lahir 17 September 1944) adalah petualang dan pendaki dari wilayah TrentinoAlto Adige/Südtirol, Italia. Prestasinya yang paling menonjol adalah di Everest dan puncak-puncak lain sehingga dia se ring dianggap pendaki terbaik sepanjang sejarah. Messner berhasil untuk kali pertama mendaki Everest seorang diri tanpa memakai bantuan oksigen. Dia juga pendaki pertama yang mencapai 14 puncak gunung di atas ketinggian 8 ribu meter. Selain mendaki, Messner juga aktif sebagai penulis buku. Sedikitnya dia sudah menulis 63 buku dalam Bahasa Jerman dan sebagian sudah diterjemahkan ke bahasa lain. (Wikipedia)
rolexblog.blogspot.com
botol oksigen, beberapa orang Sherpa, bisa saja saya kembali ke Everest. Tapi itu kan memalukan. Tidak, saya mungkin cuma akan mendaki gunung-gunung kecil saja. Sekarang anda lebih sering menetap di mana? Messner: Tergantung di mana keluarga saya berada. Di South Tyrol, saya telah memilih tempat yang paling indah di Merano dan Venosta. Anak-anak saya sudah besar dan sekarang belajar di Wina dan Innsbruck, jadi saya sering ada di kota-kota itu. Apa pernah ke gunung dengan anak-anak anda ? Messner: Putra saya memanjat lebih baik sekarang daripada saya. Putri saya lebih aktif di bidang artistik. Anda sekarang sering memberi ceramah? Messner: Prinsipnya saya memberi 2 jenis presentasi. Kadang saya diundang oleh perusahaan untuk memberi ceramah tentang kepemimpinan, risiko, motivasi dan logistik. Tapi sering juga saya menyajikan show slide dan film pendek tentang perjalanan dan pengalaman. Saya senang bercerita. Apa ada ekspedisi yang paling berkesan buat anda? Messner: Tidak ada. Semua ekspedisi memiliki kesan tersendiri buat saya.
05 2011 mountmag 11
Catatan Perjalanan
TRANS
SINGGALANG
TANDIKE sisi lain keindahan dataran tinggi minangkabau
Jalur Salo yang melintasi Gunung Singgalang-Gunung Tandike telah jarang ditempuh pendaki. Padahal jalur itu memberi nuansa petualangan tersendiri . HENDRI AGUSTIN menceritakan petualangan jalur tersebut bagi anda.
12 mountmag 05 2011
M
asih pagi, udara dingin lembab berkabut menyeruak menerpa muka saat resle ting pintu tenda dibuka. Perlahan saya keluar dari tenda dan berjalan melangkah keluar dari warung yang telah ditinggalkan pemiliknya ini. Sementara di arah timur sosok Gunung Marapi terlihat berdiri kokoh dengan biasan sinar merah mentari pagi yang baru akan menyingsing, bercampur dengan warna kebiruan langit. Kabut tipis menyelimuti tempat saya berdiri saat ini sehingga menjadikan pemandangan Gunung Marapi begitu mempesona pagi itu, ditambah lagi kepulan asap wedus gembelnya tampak membubung. Teman-teman yang lain masih di dalam tenda yang kami dirikan di dalam warung. Bangunan warung ini ada persis di samping pemancar relay TV yang berada di punggungan kaki Gunung Singgalang. Tempat ini berketinggian sekitar 1.560 mdpl. Sejenak saya terpaku menatap warung ini, terbayang lagi kenangan sewaktu mendaki gunung Singgalang di tahun 1996. Kala itu tersesat di jalur Salo ini dan untunglah meregunung ini selalu ramai di akhir pekan oleh ka berhasil ditemukan oleh tim SAR dalam keadaan hidup. para pendaki dan memmerentangkan buat warung ini selalu riuh Menurut cerita yang Saya tangan dan mencoba oleh gelak tawa mereka. Di saya dengar, bemenghirup sedalamwarung ini juga saya kenal dalamnya udara pagi yang beberapa teman pendaki berapa bulan lalu segar. Teman-teman se dan beberapa di antaranya sekelompok pelajar perjalanan juga sudah masih suka berkomunikasi bangun. hingga sekarang. sekolah menengah Sisca dan Yuyun tampak Pendakian kali ini bertersesat di jalur Salo asyik mengabadikan suatujuan untuk melakukan pagi dengan kamera pendakian Trans Singini dan untunglah sana mereka. Sementara Anggi, galang Tandike, atau istimereka berhasil diteSayed, dan Iis masih terlahnya pendakian sadel dari Gunung Singgalang mukan oleh tim SAR tidur dalam tenda. Kami semua berenam, namun ke Gunung Tandike. dalam keadaan hidup. hanya Iis yang pernah meMenurut informasi, jalur lewati jalur Salo. sadel kedua gunung ini “Dah pagi ya” sapa Iis yang dirintis oleh kelompok nongol dari balik pintu tenMapala Universitas Andalas Padang dan mereka menyebutnya dengan da saat saya dan Yuyun sedang menyeduh air panas untuk minum teh. Tak lama kemu“Jalur Salo” atau jalur sadel. Namun jalur ini sudah jarang dipakai dan dile- dian kami sudah sibuk menyiapkan sarapan, wati oleh pendaki sehingga di beberapa bagi- diselingi canda tawa. an terputus atau sudah tidak jelas lagi. Menu- Sekitar jam 9 pagi kami memulai pendakian, rut cerita yang saya dengar beberapa bulan medan pertama yang kami hadapi adalah lalu sekelompok pelajar sekolah menengah hutan perdu yang mirip dengan tanaman tebu. Alur jalan setapak di lokasi ini kadang 05 2011 mountmag 13
foto-foto: hendri agustin
Camp di tepi Telaga Dewi menyelinap menembus hutan perdu ini mirip sebuah terowongan. Kondisi seperti ini terus berlanjut hingga sampai di ketinggian 1.903 mdpl kemudian berganti dengan hutan yang lebat dan lembab. Jalan setapak sangat jelas dan terdapat tiang listrik yang mengalirkan aliran listrik ke puncak gunung karena di puncak terdapat banyak menara relay TV, radio, hingga BTS. “Pos satu masih jauh?” tanya saya pada Iis sembari berusaha mengingat-ingat rute pendakian karena seingat saya dulu belum ada pos-posnya. “Dah deket bang, tapi bukan pos hanya shelter kita menyebutnya” jawab Iis. “Lokasinya dekat air bukan, sebelah kiri jalan?” tanya saya. “Iya betul bang” jawab Iis. Shelter 1 kami capai sekitar jam 12.30. Shelter ini hanya berupa tanah datar yang muat untuk dua tenda serta ada aliran sungai kecil di pinggirnya. Kami istirahat sejenak di shelter ini. Air sungai kecil ini sangat bening sekali, meskipun diminum mentah rasanya sangat segar. Perjalanan terus berlanjut, kondisi jalan setapak masih sama, dan kami pun sampai di Shelter II yang berada pada ketinggian 14 mountmag 05 2011
Trek awal Gn. Singgalang
2.267 mdpl. Shelter ini lumayan lebar dan juga ada sumber air tidak jauh dari tempat ini. Pada saat kami sampai ada beberapa tenda yang berdiri, mirip sebuah basecamp. Dari beberapa peralatan yang terdapat tampaknya basecamp ini milik pekerja tower relay TV. Mereka mungkin tengah memperbaiki tiang listrik di sepanjang jalur karena semenjak awal tampak tumbuhan dan pepohonan yang menghalangi tiang listrik itu dibersihkan. Benar saja, tidak berapa jauh dari basecamp kami bertemu dengan pekerja yang tengah mengelas tiang listrik yang mungkin rusak oleh pohon tumbang. Baru kali ini saya mendaki ditemani oleh tiang-tiang listrik di sepanjang jalurnya, agak aneh rasanya. Terakhir saya mendaki gunung ini belum ada tiang-tiang listrik tersebut. Jalur pendakian masih seperti semula, jelas dan lembab. Saat jalurnya melipir ke kanan dan kemudian menyeberangi sebuah aliran air yang mirip dengan sungai kecil, saya ingat tak lama lagi akan sampai di daerah Cadas. “Wah dah dekat Cadas nih” spontan saya berucap. “Iya bang” jawab Iis. Benar saja tak lama kemudian kami sampai di Cadas, sebuah daerah terbuka cukup luas dan bisa menampung beberapa tenda. Di sini banyak tumbuh arbei hutan. Sangat menyenangkan istirahat dan menikmati arbei hutan yang rasanya asam-asam manis. Jarum jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan kami segera melanjutkan perjalanan. Tanjakan terjal di Cadas ini telah menunggu. “Wah edelweiss nya pada kemana?” ucap saya sambil berusaha melihat sekeliling Cadas. Terakhir daerah ini banyak ditumbuhi oleh edelweiss tapi sekarang satupun sudah tak ada. “Emang ngga ada bang” jawab Anggi. “Ah sapa bilang banyak di sini dulu tumbuh, sayang sekali ya sampe punah begitu” ujar saya setengah bergumam. Saya bertanya-tanya dalam hati apakah punahnya edelweiss ini karena vandalisme atau pemanasan global. Bukan hanya itu, sedari awal pendakian hingga sampai ke Cadas ini saya berusaha mendengarkan suara burung endemik Sumatera yaitu Ciung Mungkal yang bisa mengeluar bunyi unik. Namun agaknya saya mesti menelan harapan untuk mendengar suara unik tersebut. “Wow indahnya..” teriak Yuyun begitu kami sampai di tepian Telaga Dewi yang termasyhur. Telaga Dewi adalah danau kaldera yang terdapat di kawasan puncak Gunung Singgalang. Telaga ini tenang dan konon ceritanya tidak pernah ada selembar daunpun jatuh ke dalamnya. Kami ber-
FOR DETAILS ON ADVERTISING IN MOUNTMAG CONTACT US:
[email protected] 05 2011 mountmag 15
Hutan Lumut Gn. Singgalang jalan memutar ke arah kiri telaga. Di seberang telaga ini kami mendirikan tenda untuk bermalam. Masih jam 5 sore, masih ada waktu untuk ke puncak Singgalang. Setelah mendirikan tenda maka saya, Yuyun dan Sisca segera bergegas mendaki ke puncak Singgalang, sementara Anggi, Iis dan Sayed memilih di camp. Jalur trek ke puncak cukup jelas namun sebelumnya kami memutari lagi hutan lumut yang tebal dan lembab. Gunung ini terkenal dengan hutan lumutnya yang alami, mungkin kandungan air yang cukup tinggi di gunung membuat hutan-hutan lumut tersebut tumbuh subur. Sesampai di puncak tak banyak yang bisa kami nikmati. Puncak Singgalang yang tidak begitu luas sudah hilang tertutup oleh tower relay TV, tower BTS serta tower lainnya. Hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai di puncak dari Telaga Dewi, namun sore ini kami 16 mountmag 05 2011
Trek Gn. Tandike tidak beruntung. Kabut tebal menyelimuti puncak sehingga pandangan ke arah kota Bukittinggi tidak bisa dinikmati. Setelah mengabadikan kondisi puncak, kami segera turun dan sampai di camp tepat jam 6 sore. Setelah berganti pakaian kami bergabung memasak makan malam. Angin agak kencang berembus, namun lokasi ini benar-benar he ning, hanya suara kami saja yang terdengar mengisi malam. Saat semakin larut, dan perut sudah kenyang, kami pun masuk ke dalam pelukan kehangatan sleeping bag. Esoknya, saya terbangun karena bunyi alarm dari HP yang memang saya setel pada jam 6. Kemudian perlahan saya mencoba mengintip dari celah pintu tenda. Pagi bersih tanpa kabut, namun suhu masih dingin. Saya cek termo meter yang digantung di luar tenda, batas air raksanya berada di garis empat. “Lumayan dingin juga rupanya 4 derajat cel-
cius” ujar saya. “O ya? Dingin juga” ujar Sisca. “Di dalam tenda berapa?” terdengar Yuyun bertanya dari balik sleeping bagnya. “Coba biarkan dulu sebentar di dalam” jawab saya. Malam pertama sewaktu menginap di dekat pemancar relay TV di kaki Singgalang tidak terasa begitu dingin, namun tidak demikian adanya di pinggir telaga. Selain di ketinggian, juga bentukan alamnya yang seperti lembah akan membuat malam semakin dingin. “Hmm di dalam tenda lumayan hangat, 14 derajat” ujar saya sambil mengamati termometer yang sekarang tergantung di dalam tenda. Jumlah penghuni tenda akan berpengaruh pada hangatnya suhu di dalam tenda. Jika tenda diisi sesuai kapasitasnya maka akan membantu menghangatkan suhu di dalamnya. Kami harus berangkat sepagi mungkin dari camp Telaga Dewi ini agar tidak kemalaman sampai di puncak Gunung Tandike. Seusai sarapan dan packing kami pun mulai bergerak memasuki “Jalur Salo”. Jalur treknya kecil dan nyaris tertutup tumbuhan, namun masih bisa ditempuh dan di beberapa tempat ada rambu-rambu penunjuk jalan terbuat dari lembar seng bertuliskan berbagai nama kelompok pecinta alam. Saat sampai di daerah aliran sungai kami sempat kehilangan jalur, tapi untunglah kami bisa kembali menemukan jalur trek. Setelah 2 jam berjalan akhirnya kami sampai
di sebuah telaga yang tertutup oleh pepohonan di pinggirnya. Telaga ini terletak di kiri jalan setapak dan tidak begitu besar dibanding dengan Telaga Dewi. Nampaknya telaga ini juga merupakan bekas kawah yang mati. Telaga Kumbang, demikian nama dari telaga ini. Kami tidak berhenti lama, segera meneruskan perjalanan. Setelah melewati medan kawasan Telaga Kumbang, kemudian jalur trek curam menuruni punggungan Singgalang yang menghadap ke Tandike. “Kalo cuaca cerah, Pariaman bisa terlihat nih bang” ujar Iis pada saya. “Iya yah sayang kabut cukup tebal” tukas saya. Di lokasi ini berapa kali kami kehilangan jalur setapak. Memang jalur ini sudah jarang dilewati sehingga hilang tertutup semak belukar atau pohon atau kadang tersamar dengan jalur binatang. Kami mengandalkan marka petunjuk jalan dari seng serta string line tali raffia untuk tetap di jalur trek. Selain itu kami juga memasang ulang tali string line. “Ada sarang tapir tuh” kata Anggi yang berjalan di depan sambil menunjuk ke arah celah akar kayu berbentuk goa. “Baunya kecium banget” lanjut dia lagi. Di kawasan ini kami sempat kehilangan jalur trek lagi. saya dan Sayed meletakan ransel dan kembali ke awal di mana terakhir stringline dari tali rafia terlihat. Saya mencoba melihat ke arah barat punggungan dan akhirnya menemukan
05 2011 mountmag 17
Di puncak Tandike jalur treknya kembali. Sekitar jam 3 sore akhirnya kami sampai di daerah Salo, atau dataran lembah sadel antara Singgalang dan Tandike. Keadaan jalurnya sering hilang dan hanya dengan mengandalkan pengalaman Iis yang pernah lewat di sini kami terus mendaki punggungan Tandike. “Kita harus lewat jalur trek yang benar bang saat memasuki Salo, kalo tidak kita ngga akan ketemu dengan jalur yang benar menuju puncak bayangan, nanti dari sana baru ketemu sumber air” jelas Iis saat saya menyarankan agar lurus mengikuti GPS karena di peta kontur yang ada di GPS, daerah Salo sudah di depan sedikit lagi. Setelah cukup lama mendaki akhirnya kami sampai ke Puncak Bayangan. Dataran kecil yang ditumbuhi pohon ini bisa jadi tempat untuk beristirahat sejenak. Namun hari sudah semakin sore, kami harus melanjutkan perjalanan. Setelah melewati gigiran punggungan yang lonsor di bagian kiri akhirnya kami sampai di sumber air. Tampaknya sumber air ini merupakan sebuah genangan dari rembesan yang terdapat di sekitar hutan. Kami mengisi ulang botol minum dan meneruskan perjalanan. Namun saat sampai di daerah hutan pandan raksasa kami kehilangan jalur trek lagi. Berkalikali kami mencoba berbagai arah tapi selalu 18 mountmag 05 2011
buntu. Melihat bentuk punggungan dan posisi puncak Tandike dari GPS tampaknya arah yang memungkinkan adalah agak ke kiri dari posisi kami sekarang. Saya lalu menyarankan untuk bergerak agak ke kiri. Hari sudah semakin sore, kami bergegas terus merintis jalan. Iis ditemani Sayed kembali di depan, sembari terus mencoba mengingat tanda-tanda medan yang pernah dilewati. Saat sampai di gigiran dengan jurang sebelah kanan dan kirinya Iis kembali bisa mengingat bentukan medan. “Bang kita dah bener nih jalannya, Iis lewat di sini dulu” terang Iis. “Ok sip kalo gitu, yuk kita percepat, biar cepat sampai lokasi nenda.” jawab saya. Setelah cukup lama menanjak kami sampai di medan agak terbuka. Kabut tebal menghalangi pemandangan namun pohon-pohon botak tanpa daun masih terlihat. “Kita dah deket nih, batang pohon tanpa daun itu menandakan kita dah di kawasan puncak,” terang Iis. Setelah melewati sebuah tanjakan yang dipenuhi oleh tanaman perdu rendah berduri, ak hirnya kami sampai di lokasi camp puncak Gunung Tandike. Tanpa membuang waktu segera kami mendirikan tenda. “Bang, Trangianya mana? Sini Iis mau buatkan minum hangat dulu” pinta Iis saat saya membongkar ransel. Tak lama kemudian kedua tenda kami sudah
berdiri, dan kesibukan memasak makan malam di sela canda dan tawa kembali bergulir. Kami puas dan gembira sekali bisa sampai di target lokasi yaitu puncak Gunung Tandike sesuai dengan rencana meskipun sedikit terlambat. Saya mengagumi kemampuan peta mental dari Iis. Hal itu tak mungkin dimilikinya tanpa sebuah pendidikan dan pengalaman. Ini terlihat di sepanjang perjalanan tadi siang ketika saya dan Iis terus beriringan di depan. Meskipun sering kehilangan jalur namun berkat usaha bersama kami kembali menemukan jalur yang benar. Malam semakin larut, selesai makan kantukpun mulai menyerang. Akhirnya saya menyerah dan masuk ke dalam tenda, sementara Yuyun dan Sisca sudah duluan tidur terlelap. “Nggi gue tidur duluan ya,” ujar saya pada Anggi. “Iya bang, besok kita bangunnya agak siangan ya, pengen tidur enak,” jawab Anggi. Besok memang kami turun ke jalur normal Gunung Tandike yaitu jalur Desa Ganting. Angin di puncak Tandike ini sangat kencang, bunyi derunya menjadi musik penghantar tidur kami. Hari ini adalah hari ketiga kami di pegunungan. Pagi yang cerah, Gunung Singgalang dan Marapi jelas terlihat, kawah Gunung Tandike juga jelas terlihat serta punggungan rute pendakian dari arah Salo juga tampak jelas. Kami ingin sedikit menghabiskan waktu di puncak Tandike ini menikmati cahaya matahari yang tidak tampak seharian kemarin. Gunung Tandike memang jarang didatangi, ha nya club-club pecinta alam saja yang menda kinya. Ini terlihat dari sangat bersihnya jalur trek. Kami mulai turun dari puncak gunung sekitar jam 11 siang. Jalur turun ke Ganting dari puncak juga sudah tertutup semak belukar, beberainfo singkat Singgalang terdapat di Sumatera Barat, Indonesia dengan ketinggian 2.877 meter. Dari bentuknya, gunung ini sangat mirip dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Gunung ini sudah tidak aktif lagi dan mempunyai telaga di puncaknya yang merupakan bekas kawah, Telaga ini dinamai Telaga Dewi. (wikipedia)
pa kali kami bolak balik mencari awal jalur. Ada 2 pos yang cukup lebar di jalur ini dan masing-masing pos berada dekat dengan su ngai. Jalur ini memang kaya dengan air, jadi teman-teman yang ingin mendaki Tandike tidak usah takut kekurangan persediaan air. Di tengah jalan saat kami turun, kami bertemu satu grup pendaki dari salah satu fakultas di Universitas Andalas dan tampaknya Iis me ngenal mereka. Jalur Ganting cukup panjang, dan makin terasa panjangnya setelah melewati sungai besar dan kemudian jalurnya berliku mengikuti aliran air irigasi hingga berakhir di pinggir jalan beraspal yang menuju desa Ganting. Kami sampai di desa Ganting sekitar jam 4 sore. Lega rasanya pendakian ini sukses dan dianugrahi cuaca yang sangat mendukung padahal hari-hari sebelumnya hujan lebat selalu turun di Bukittinggi dan Padang Panjang. Harus saya akui jalur pendakian ini lumayan panjang. Kalau misalnya kita kelompokkan jalur sadel berdasarkan keadaan jalurnya, maka etape pendakian dari tower TV Pandai Sikat hingga Telaga Dewi Gunung Singgalang bisa disebut “jalur enjoy” sedangkan mulai dari Telaga Dewi hingga ke puncak gunung Tandike dan turun ke desa Ganting adalah “jalur adventure”. Keadaan jalan setapak yang bersih tanpa sampah menambah nilai keindahan jalur trek ini. Semoga kondisi bersih tersebut terus bertahan selamanya. Jadi, jalur Trans Singgalang Tandike sangat bagus sekali untuk dicoba pada petualangan anda berikutnya.
Gunung Tandikat atau Tandike adalah gunung api yang berdiri tegak di dataran tinggi Minangkabau, kira–kira 7,5 km dari kota Padang Panjang, Sumatra Barat. Tandikat juga merupakan bagian dari 3 puncak gunung di Minangkabau yang dikenal dengan Puncak-puncak Tri Arga yaitu Singgalang, Marapi dan Tandikat. (wikipedia)
05 2011 mountmag 19
The Seven Summits of Indonesia Tujuh puncak gunung tertinggi di tujuh pulau atau kepulauan besar utama Indonesia. Jadikan sebagai target petualangan anda berikutnya teks by Hendri Agustin
20 mountmag 05 2011
anwar
LIPUTAN UTAMA
I
ndonesia selain dikenal dengan ribuan pulaunya, juga dikenal dengan sebagai negara yang memiliki banyak gunung. Ini diperkuat dengan letaknya yang berada dalam lingkar cincin api dunia yang membuat hampir di setiap pulau bisa ditemukan pegunungan. Selain gunung api juga terdapat beberapa pegunungan yang tingginya lebih dari 4.000 mdpl. Tak bisa dipungkiri, pegunungan merupakan lansekap yang indah dan setiap gunung memiliki keindahan dan keunikan masing-masing. Pada tahun 2008, melalui komunitas mailing list saya mengenalkan konsep “7 puncak tertinggi di 7 pulau/kepulauan besar utama Indonesia” atau “The Seven Summits of Indonesia”. Agar sebuah konsep bisa dijadikan suatu acuan, hendaklah konsep itu memiliki sebuah tolak ukur yang bisa dijadikan sebagai dasar perhitungan, sebagaimana halnya dengan konsep dasar dari 7 puncak dunia yaitu menghitung 7 puncak tertinggi di 7 puncak tertinggi di 7 lempengan benua dunia. Demikian juga halnya dengan konsep 7 puncak Indonesia ini yaitu didasarkan pada 7 puncak tertinggi di 7 pulau/kepulauan besar utama di Indonesia. Meskipun konsepnya sederhana akan tetapi memiliki dasar acuan yang jelas.
Adapun ke tujuh pulau/kepulauan besar utama Indonesia tersebut adalah: • Pulau Sumatera • Pulau Jawa • Pulau Kalimantan • Pulau Sulawesi • Pulau Papua • Kepulauan Maluku • Kepulauan Sunda Kecil Kepulau Maluku meliputi seluruh kepulauan di Provinsi Maluku Utara yaitu Kepulauan Halmahera dan Kepulauan Sula, serta seluruh kepulauan yang ada di Provinsi Maluku yaitu mulai dari pulau Buru, Pulau Seram hingga Kepulauan Aru dan hingga Kepulauan Leti. Seluruh kepulauan tersebut dihitung sebagai satu kepulauan besar utama yaitu Kepulauan Maluku. Sedangkan Kepulauan Sunda Kecil adalah sebutan untuk gugusan pulau-pulau yang ada di sebelah timur Pulau Jawa, yang di awal kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah provinsi yang beribukota di Singaraja. Gugusan pulau-pulau tersebut adalah Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Nusa Tenggara Timur. 05 2011 mountmag 21
Dengan demikian berdasarkan tolak ukur dengan pengelompokan ke tujuh pulau/kepulauan di atas lah konsep tujuh puncak tertinggi di tujuh pulau/kepulaun Indonesia ditentukan, yaitu meliputi: 1. Pulau Sumatera Puncak Gunung Kerinci (3.805 mdpl)
Gunung Kerinci dilihat dari Desa Kersik Tuo
foto-foto:hendri agustin
Puncak tertinggi di pulau Sumatera adalah puncak Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 m dari permukaan laut. Gunung ini berada di perbatasan provinsi Sumatera Barat dan provinsi Jambi pada posisi geografi 10º45,50’ LS dan 1010º160’ BT. Secara administrasi gunung ini berada dalam kawasan wewenang Taman Nasional Kerinci Seblat. Gunung berapi yang masih aktif ini juga merupakan gunung berapi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Jalur umum mendaki gunung ini hanya satu jalur yaitu dari desa Kersik Tuo dekat kota Sungai Penuh yang berada dalam wilayah adminstratif provinsi Jambi.
Camp terakhir sebelum puncak
22 mountmag 05 2011
Sekelompok pendaki di puncak Kerinci
2. Pulau Jawa Puncak Gunung Semeru (3.676 mdpl) Pulau Jawa memiliki puncak tertingginya yaitu puncak Gunung Semeru yang dikenal juga dengan Puncak Mahameru dan berketinggian 3.676 m dari permukaan laut. Posisi gunung ini di dalam wilayah provinsi Jawa Timur, tepatnya berada di antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang. Pada posisi geografis 8º06’ LS dan 120º55’ BT, Gunung Semeru adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Setiap lebih kurang dari 20 menit sekali kawahnya selalu mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam yang bercampur pasir dan terkadang batu-batu kecil. Untuk mencapai puncak gunung ini pendakian umumnya dilakukan dari Desa Ranupani yang dapat diakses dari kota Malang. Secara administratif gunung Semeru berada dalam kawasan pengawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Danau Ranukumbolo
Puncak Mahameru terlihat dari savana Ayek-ayek
foto-foto:hendri agustin
Pasir halus dipuncak Mahameru
05 2011 mountmag 23
3. Pulau Kalimantan Puncak Gunung Bukit Raya (2.278 mdpl)
Kondisi di puncak Gunung Bukit Raya 24 mountmag 05 2011
Panorama dari Puncak Bukit Raya pendakian dimulai dari desa Rantau Malam yang diakses dari kota Pontianak dengan memakan waktu perjalanan tiga hari. Gunung Bukit Raya bukan gunung berapi akan tetapi merupakan bagian dari Pegunungan Muller Schwanerr dan secara administratif berada dalam pengawasan Taman Nasional Bukit Baka–Bukit Raya.
foto-foto:Taman Nasional Bukit Baka–Bukit Raya
Puncak tertinggi di pulau Kalimantan sesungguhnya adalah puncak Gunung Kinabalu dengan ketinggian 4.095m dari permukaan laut. Namun karena gunung tersebut berada dalam wilayah teritorial Malaysia maka dengan sendirinya tidak masuk dalam hitungan puncak tertinggi di Kalimantan untuk wilayah Indonesia. Puncak tertinggi di Kalimantan jatuh pada puncak Gunung Bukit Raya dengan ketinggian 2.278m dari permukaan laut. Gunung ini berada di perbatasan provinsi Kalimantan Barat dan provinsi Kalimantan Tengah, pada posisi geografis 112º07’ 112º56’ BT dan 00º24’ - 00º59’ LS. Di antara ke tujuh puncak lainnya, gunung ini adalah salah satu yang cukup memakan waktu untuk mengakses puncaknya, karena letak gunung yang terpencil. Untuk mendaki gunung ini umumnya rute
4. Pulau Sulawesi Puncak Pegunungan Latimojong (3.430 mdpl)
Pegunungan Latimojong
Puncak Rante Mario
foto-foto: hendri agustin
Seperti halnya pulau Kalimantan, puncak tertinggi di Pulau Sulawesi juga dipegang oleh bukan gunung berapi. Puncak tertinggi tersebut bernama Puncak Rante Mario yang merupakan puncak tertinggi di Pegunungan Latimojong. Puncak dengan ketinggian 3.430 m dari permukaan laut ini berada di provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Enrekang, pada posisi geografis 120º01’30” BT dan 03º23’01” LS. Rute pendakian untuk mencapai puncak gunung umumnya dilakukan dari Desa Karangan, yang bisa di akses dari Kota Makassar via kecamatan Baraka.
Sumber air di Pos 7 Latimojong 05 2011 mountmag 25
5. Pulau Papua Puncak Carstenzs (4.884 mdpl)
26 mountmag 05 2011
foto-foto:google
Carstenzs dilihat dari Puncak Jaya
mountain madness
Puncak tertinggi di pulau ini selain yang tertinggi di Indonesia juga merupakan salah satu dari tujuh puncak tertinggi di tujuh benua dunia. Puncak tersebut adalah puncak Carstenzs Pyramid dengan ketinggian 4.884 m dari permukaan laut. Puncak gunung yang merupakan gunung karang ini berada di jajaran pegunungan Sudirman pada posisi geografis 04º03’48” LS dan 137º11’09” BT. Akses ke puncak gunung ini ditempuh dari Desa Ilaga, namun belakangan ada satu akses lagi yaitu dari Sugapa. Selain itu akses yang paling cepat adalah dari kawasan pertambangan Freeport, akan tetapi ijin melewati lokasi pertambangan susah untuk didapat. Untuk mendaki ke puncak Carstenzs dibutuhkan teknis pemanjatan yang melibatkan tali temali dan pengaman karena harus melewati tebing tinggi.
6. Kepulauan Maluku Puncak Gunung Binaya (3.027 mdpl)
Desa Kanikeh dgn background Binaya (jalur utara)
Para pendaki di Puncak Binaya
foto-foto: hendri agustin
Puncak Binaya dilihat dari jalur Selatan (Piliana)
foto: taman nasional manusela
Puncak tertinggi di gugusan Kepulauan Maluku adalah puncak Gunung Binaya. Gunung ini berada di Pulau Seram dan bukan merupakan gunung berapi. Gunung ini berketinggian 3.0227 m dari permukaan laut dan berada di kabupaten Maluku Tengah pada posisi geografis 3º10’ LS dan 129º28’ BT. Puncak Binaya berada di jejeran Pegunungan Manusela, umumnya untuk mencapai puncaknya bisa di tempuh dari arah utara yaitu jalur pendakian yang dimulai dari Desa Kanikeh. Untuk mencapai desa ini dari Kota Ambon terlebih dahulu kita harus menuju kota Masohi. Namun rute pendakian ini cukup memakan waktu lama untuk sampai di desa Kanikeh yaitu empat hari berjalan kaki, karena kita akan keluar masuk beberapa desa terlebih dahulu, baru akhirnya sampai di desa Kanikeh. Pada bulan April 2011 saya dengan beberapa teman berhasil mendokumentasikan jalur baru dari sisi selatan. Jalur ini lebih pendek dan dimulai dari Desa Piliana. Untuk mencapai desa ini hanya diperlukan satu hari perjalanan dari Masohi. Gunung Binaya secara administratif berada di bawah pengawasan Taman Nasional Manusela.
05 2011 mountmag 27
7. Kepulauan Sunda Kecil Puncak Gunung Rinjani (3.726 mdpl)
Puncak Rinjani dilihat dari Sembalun
Danau Segara Anak dilihat dari puncak
Camp pendaki di Plawangan Sembalun
28 mountmag 05 2011
foto-foto: hendri agustin
Di kelompok pulau-pulau Sunda Kecil ini puncak tertingginya adalah puncak Anjani yang merupakan puncak Gunung Rinjani. Gunung yang sangat popular di Indonesia ini memang memiliki pemandangan yang sangat indah. Puncak gunung ini berketinggian 3.726 m dari permukaan laut dan merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia. Untuk mencapai puncak gunung ini bisa dicapai dari desa Sembalun dan desa Senaru yang bisa di akses dari kota Mataram. Kedua jalur pendakian tersebut adalah merupakan jalur normal yang sering dipakai oleh pengunjung yang akan mendaki. Gunung ini memiliki danau kaldera yang indah yaitu Danau Segara Anak dan di tengah danau ini mencuat gunung kecil yang bernama Gunung Baru Jari yang merupakan aktivitas vulkano dari gunung Rinjani. Gunung Rinjani berada di pulau Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat, dan secara administratif berada di bawah pengawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan posisi geografisnya adalah 08º25’ LS dan 116º28’ BT.
Rekor the seven summits of Indonesia Tak berbeda dengan konsep rekor dalam 7 puncak dunia, rekor untuk the seven summits of Indonesia ini umumnya mencatat pendaki yang mencapai ketujuh puncak ini. Rekor-rekor yang bisa dipecahkan tersebut antara lain: • Rekor pendaki pertama yang sukses mendaki ke tujuh puncak tersebut • Rekor tim pertama yang sukses mendaki ke tujuh puncak tersebut • Rekor wanita yang pertama sukses mendaki ketujuh puncak tersebut • Rekor secara umur yang pertama sukses mendaki ketujuh puncak tersebut • Rekor secara waktu kecepatan yang pertama sukses mendaki ketujuh puncak tersebut. Persyaratan klaim telah mendaki the seven summits of Indonesia: • Pendaki yang melakukan klaim telah sukses mendaki ke 7 puncak tersebut, harus bisa menunjukkan fotonya di ketujuh puncak gunung tersebut • Pendaki yang klaim juga akan diwawancara seputar pendakiannya dan harus bisa menceritakan detail pendakiannya.
Logo The Seven Summits of Indonesia • BENTUK Logo The Seven Summit of Indonesia berbentuk segi tiga dan di dalamnya ada tujuh segitiga yang diletakkan secara berdempetan yang melam bangkan ke tujuh puncak ter tinggi. Di dasar segi tiga ada garis tebal hijau yang melambangkan hutan lebat. • ARTI WARNA Ada empat warna dalam logo tersebut dan ma sing-masing mewakili arti sebagai berikut: Warna hitam: perlambang dari gunung tidak aktif atau bukan gunung berapi yang mewakili gunung Bukit Raya, Pegunungan Latimojong dan Binaya. Warna merah: perlambang dari gunung berapi yang mewakili Gunung Kerinci, Gunung Semeru dan Gunung Rinjani Warna abu-abu muda: perlambang dari gunung karang yang mewakili Gunung Carstenzs. Warna hijau: perlambang dari hutan lebat dan subur yang merupakan bagian dari gunung.
• Untuk klaim secara tim baru diakui jika anggota tim tidak berubah pada saat mencapai ke tujuh puncak tersebut atau dengan kata lain anggota tim harus sama. List Pendaki/Tim yang sukses • Untuk rekor pendaki pertama yang telah sukses mendaki ke tujuh puncak ini telah dipecahkan oleh DODY JOHANJAYA pada Juni 2011. • Untuk rekor tim pertama belum ada • Untuk rekor wanita pertama belum ada • Untuk rekor secara umur belum ada • Untuk rekor kecepatan waktu belum ada Dengan adanya konsep The Seven Summits of Indonesia ini diharapkan dunia mountaineering Indonesia semakin bergairah dan pendaki-pendaki Indonesia juga mengetahui bahwa gunung-gunung kita juga memiliki keindahan dan keunikan serta memiliki nilai adventure yang tak kalah seru dengan gunung di negara lain. Dengan semakin populernya gunung-gunung Indonesia diharapkan juga akan memberikan dampak positif bagi penduduk yang tinggal di kaki gunung tersebut secara ekonomis.
• POSISI DAN TATA LETAK Penempatan dan tata letak dari logo ini disesuaikan dengan tingkat kelompok menurut ketinggian gunung yang ada dalam konsep ini Bagian segitiga atas yang mewakili puncak ter tinggi dan hanya ada satu yaitu puncak Carstenzs Pyramid dengan ketinggian 4.884 mdpl Bagian segitiga tengah yang mewakili 3 puncak gunung berapi aktif yaitu Gunung Kerinci 3.805 mdpl, Gunung Rinjani 3.726 mdpl dan Gunung Semeru 3.676 mdpl Bagian segitiga bawah yang mewakili 3 puncak gunung yang tidak berapi yaitu Puncak Rante Mario 3.430 mdpl, Puncak Binaiya 3.027 mdpl, puncak Bukit Raya 2.278 mdpl. Bagian paling bawah berwarna hijau adalah perlambang hutan yang lebat yang harus dilewati para pendaki. Logo ini bisa dipakai oleh siapapun saja dalam proyek 7 summits Indonesia mereka dan tidak ada paksaan untuk memakainya.
05 2011 mountmag 29
Info Jalur
Puncak Sejati Gunung Raung Jalur Kalibaru
Tantangan medan pendakiannya
menggoda para pendaki untuk mencobanya. Keindahan dan kedahsyat an panorama alam dari Puncak Sejati merupakan hadiah berharga bagi para pendaki setelah melalui trek yang berat.
teks & foto: HARLEY B SASTHA
G
unung Raung yang mempunyai ketinggian sekitar 3.342 meter bisa dikatakan merupakan gunung dengan jalur pendakian terekstrim di Pulau Jawa. Medan menuju bibir kawahnya menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang mendakinya. Jalur pendakian yang selama ini sering dan umum digunakan adalah melalui Sumberwringin, Bondowoso. Namun mendaki melalui jalur ini hanya sampai di puncak utara Gunung Raung atau bukan puncak sebenarnya Gunung Raung yang terletak di sisi selatan. Jalur pendakian menuju puncak sebenarnya atau puncak sejatinya hanya bisa dilalui me lalui Jalur Kalibaru yang dirintis oleh Mapala Univesitas 17 Agustus (Untag) Surabaya tahun 2002, dengan waktu tempuh 3-4 hari dan Jalur Glenmore yang dirintis Mapala Universitas Indonesia (UI) tahun 2003, dengan waktu tempuh 7-9 hari. Seperangkat peralatan panjat wajib di gunakan apabila melalui Jalur Kalibaru maupun Jalur Glenmore. Dari kedua jalur tersebut, hanya Jalur Kalibaru yang tracknya cukup terawat dan sudah dileng30 mountmag 05 2011
kapi dengan beberapa petunjuk pendakian di setiap campnya. Waktu pendakian yang relatif lebih pendek dan tingkat kesulitan yang sedikit berada di bawah Jalur Glenmore, menjadikan Kalibaru sebagai jalur pilihan para pendaki yang ingin menggapai Puncak Sejati Raung. Berikut ini informasi mengenai Jalur Kalibaru untuk Anda yang ingin menggapai Puncak Sejati Gunung Raung. Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan dusun terakhir yang menjadi pintu masuk pendakian. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh perkebunan cokelat dan kopi. Selain perkebunan, di Dusun Wonorejo juga terdapat tempat wisata air terjun yang cukup menarik yaitu Curug Penganten. Basecamp Rumah kediaman Pak Yon yang berada pada ketinggian sekitar 600 meter dan berada persis
di dekat gerbang masuk wisata air terjun Curug Penganten dapat dijadikan basecamp sebelum pendakian sekaligus titik awal perjalanan menuju Pondok Pak Sunarya. Di sini Anda dapat bermalam dan mempersiapkan kembali segala sesuatunya sebelum memulai pendakian. Selain itu, Anda juga dapat meminta Pak Yon untuk mencarikan porter jika Anda membutuhkannya. Pondok Pak Sunarya Menuju Pondok Pak Sunarya dari basecamp, Anda harus berjalan menyusuri perkebunan penduduk yang didominasi oleh perkebunan kopi dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Untuk meghemat waktu dan tenaga, lebih baik Anda menggunakan jasa ojeg motor dengan membayar Rp25 ribu. (tahun 2010). Sebuah pondokan seperti rumah milik Pak Sunarya yang sudah tidak terpakai di tengah perkebunan kopi sebagai tanda Anda tiba di Pondok Pak Sunarya yang berada pada ketinggian sekitar 980 meter. Tidak jauh dari pondok terdapat sebuah sungai sebagai sumber air sebelum pendakian. Di sini diharapkan para pendakian memenuhi kebutuhan air sebagai bekal pendakian. Camp 1 Selepas Pondok Pak Sunarya, Anda masih harus berjalan beberapa saat melalui perkebunan hingga batas hutan hingga memasuki kawasan hutan yang cukup lebat bercampur semak belukar. Di awal-awal pendakian ini jalur pendakian masih relatif landai serta melipir menyisir hutan. Setelah berjalan sekitar 90 menit, Anda akan tiba di camp ini. Lokasinya cukup untuk menampung sekitar 2-3 tenda. Camp 2 (Pos Semar Regas) Meninggalkan Camp 1 menuju camp selanjutnya, vegetasi hutan semakin rapat. Sepanjang perjalanan Anda harus melalui beberapa pohon tumbang serta menghindari duri-duri tanaman rotan. Treknya masih tidak terlalu menanjak. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam dari Camp 1. Arealnya berada pada ketinggian sekitar 1.431 meter ini dapat menampung sekitar 3-4 tenda. Camp 3 Lepas Camp 2 menuju camp selanjutnya jalur pendakian mulai menanjak. Medan pendakian tidak lagi melipir, akan tetapi melalui punggung an dan cukup sempit dengan jurang di sisi kiri. Sesekali Anda harus melompati pohon-pohon tumbang dan berjalan melalui lorong-lorong tumbuhan sejenis semak yang cukup rapat. Setelah berjalan sekitar 60 – 90 menit dari camp sebe
lumnya, Anda akan tiba di Camp 3 yang berada pada ketinggian sekitar 1.655 meter. Lokasinya persis berada di tengah-tengah jalur pendakian. Luasnya cukup untuk menampung sekitar 3-4 tenda. 05 2011 mountmag 31
Camp 4 Meninggalkan Camp 3, jalur pendakian sedikit lebih landai, kemudian melalui turunan sebelum Anda pindah punggungan dan kembali melalui jalur pendakian yang menanjak. Sekitar 30 menit berjalan dari Camp 3, Anda akan jumpai tumbuhan Cemara semakin banyak. Jalur pendakian sebagian besar ditutupi rontokan-rontokan daun cemara yang mengering. Di sepanjang jalur inilah Anda dapat menjumpai hewan penghisap darah seperti pacet. Setelah melalui hutan Cemara, jalur pendakian semakin didominasi tanjakan-tanjakan yang cukup terjal. Setelah berjalan sekitar 90 menit, Anda akan tiba di Camp 4 yang berada pada ketinggian sekitar 1.853 meter. Arealnya berupa tanah lapang untuk tempat beristirahat melepas lelah. Camp 5 Selepas Camp 4, medan pendakian tidak banyak berubah. Jalur pendakian semakin terjal dan vegetasi masih cukup rapat. Sepanjang perjalanan Anda harus waspada karena banyak sekali pohon berduri yang harus dilalui. Apabila turun hujan jalur pendakian menjadi lebih licin. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk tiba di Camp 5 dari camp sebelumnya adalah sekitar 45-60 menit. Sama seperti Camp 4, arealnya di sini juga cukup untuk sekedar tempat melepas lelah. Camp 5 berada pada ketinggian sekitar 2.114 meter. Camp 6 (Pos Petro Regas) Menuju Camp 6 dari camp sebelumnya jalur pendakian semakin berat dan terjal. Walaupun hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Camp 5, Anda harus berhati-hati saat melaluinya karena di sisi kiri dan kanannya adalah jurang. Lokasinya cukup luas dan dapat menampung sekitar 4 tenda. Areal camp yang berada pada ketinggian sekitar 2.284 meter ini terdiri dari beberapa undakan. Camp 7 Meninggalkan Camp 6, jalur pendakian semakin berat. Masih di dominasi tanjakan-tanjakan terjal de ngan vegetasi tumbuhan yang mulai berkurang tingkat kerapatannya serta semakin terbuka. Setelah berjalan sekitar 90 menit, Anda akan tiba di Camp 7, areal terbuka yang berada pada ketinggian sekitar 2.550 meter. Lokasi camp berupa tanah terbuka dan cukup menampung sekitar 3 tenda. Panorama dari Camp 7 sangat menarik dan indah seperti berada di atas awan. Dari sini Anda dapat melihat Puncak Gunung Wates serta lembah dan jajaran punggungan di sekitarnya. Di kejauhan terlihat juga sosok Gunung Argopuro yang memanjang. Di sini Anda juga sudah dapat menemui tumbuhan Edelweis. Walapun tempatnya terlihat menarik dan indah, namun 32 mountmag 05 2011
Anda harus berhati-hati jika bermalam di tempat ini. Arealnya yang terbuka membuat angin dan udara yang berhembus disekitarnya cukup kuat dan dingin. Ta nahnya juga sedikit rawan longsor.
Camp 8 Menuju Camp 8 jalur pendakian semakin terjal. Ve getasi tumbuhan besar semakin berkurang. Melalui punggungan terakhir Gunung Wates, kemudian melipir punggungan yang cukup tipis dengan jurang di sisinya. Lalu jalur kembali melalui jalur pendakian yang menanjak. Sesekali Anda harus melalui tumbuhan sejenis semak yang batangnya ulet. Tumbuhan Edelweis akan semakin banyak Anda jumpai di sepanjang jalur ini. Lembah hijau di sisi kiri punggungan jalur pendakian benar-benar memberikan pemandangan yang luar biasa indah. Setelah berjalan sekitar dua jam dari Camp 7, Anda pun akan tiba di Camp 8. Arealnya yang berada pada ketinggian sekitar 2.876 meter, cukup untuk tempat beristirahat sebelum melanjutkan pendakian. Camp 9 (Pos Bagong Regas) Menuju Camp 9, vegetasi lebih banyak didominasi semak, Edelweis, Cantigi dan sejenis tumbuhan berbatang keras yang hanya tumbuh di atas ketinggian 2.500 mdpl. Kami tiba Camp 9 sekitar pukul sembilan. Arealnya cukup luas dan terlindung. Sangat cocok sebagai tempat bermalam. Setelah berjalan sekitar 1 jam dari Camp 8, Anda akan tiba di di Camp 9 yang berada pada ketinggian sekitar 3.080 meter. Lokasi ini merupakan camp terakhir Anda untuk beristirahat ataupun bermalam. Di sini Anda harus mempersiapkan kembali segala sesuatunya sebelum memulai pendakian menuju Puncak Sejati Raung. Beberapa perlengkapan seperti tenda dan beberapa perlengkapan lainnya yang tidak diperlukan saat Summit Attack dapat Anda tinggalkan sementara di camp ini. Lokasinya cukup luas dan terlindung. Dapat menampung sekitar 4 tenda. Puncak Raung / Puncak Kalibaru Berjalan sekitar 10 menit meninggalkan Camp 9, Anda akan tiba di batas vegetasi. Kemudian berjalan kembali sekitar 10 menit melalui medan berpasir, Anda pun akan tiba di Puncak Raung atau Puncak Kalibaru yang berada pada ketinggian sekitar 3.155 meter. Dari puncak ini terlihat jelas sosok massif dari Gunung Raung. Panorama dari Puncak Kalibaru sungguh indah. Berada di sini Anda bagaikan berdiri di atas awan. Di kejauhan terlihat Gunung Semeru, Gunung Argopuro. Di sisi lainnya terlihat lautan dan Pulau Bali. Yang tentu sangat menantang dan memicu adrenalin Anda adalah apa yang terlihat di hadapan Anda. Gigiran tipis menuju Puncak Sejati. Gigiran tipis
yang berupa batuan dan pasir tersebut, Anda harus lalui dengan hati-hati. Gigiran tersebut membelah jurang yang dalam di sisi kiri dan kanannya.
05 2011 mountmag 33
Seperangkat peralatan panjat seperti carabiner, harnest, pasak besi, carmantel, ascender dan lainlain sudah harus Anda persiapkan di Puncak Kalibaru. Masing-masing dari Anda harus memakai alat pengaman tubuh, seperti harnest, carabiner dan lainnya yang kemudian dikaitkan satu sama lain pada tali karmantel dengan jarak tertentu. Anda harus berjalan dengan menggunakan teknik moving together atau berjalan saling beriringan dengan tubuh dikait satu sama lain pada tali karmantel. Puncak 17 Dari Puncak Kalibaru, Anda akan berjalan melalui igir-igir tipis melipir bibir jurang. Kemudian menanjak menuju piramida Puncak 17 pada ketinggian 3.176 meter. Batuan dan pasir yang rapuh menuntut kehati-hatian Anda saat mendakinya. Pemandangan dari Puncak 17 dan sekitarnya benar-benar luar biasa. Tubuh masif Gunung Raung dan jurang-jurangnya terlihat begitu indah, dahsyat mengagumkan. Dari Puncak 17, kami turun satu persatu dengan menggunakan tali menggunakan teknik rappeling. Kemudian kami berpindah ke punggungan gigiran tipis berikutnya berikutnya sebelum menuju punggungan Puncak Sejati. Puncak Sejati Raung Batuan pada punggungan jalur menuju Puncak Sejati relatif lebih kuat sehingga Anda dapat mendaki tanpa bantuan tali. Namun, sedikit mudah longsor. Jalurnya relatif terjal dan menanjak. Nampak jauh di atas batu-batuan runcing seperti tempat kediaman Superman di Planet Crypton. Setelah lompatan terakhir pada batuan yang besar dan berjalan beberapa saat, akhirnya Anda akan tiba di Puncak Sejati Gunung Raung (± 3.342 mdpl) Nampak di hadapan Anda kaldera Gunung Raung. Kaldera terbesar di Pulau Jawa itu terlihat dahsyat dan mengagumkan. Dinding batuannya nampak keras hitam berlapis-lapis sebagai bukti dari kedahsyatan letusan yang pernah terjadi pada gunung ini. Di tengah-tengah kaldera terlihat kawah aktif Gunung Raung yang mengeluarkan asap sulfatara. Dari puncak dapat terlihat jajaran pegunungan lain di Jawa Timur. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah menakjubkan. Sangat sebanding de ngan perjuangan yang harus dilalui untuk menggapai puncaknya.
34 mountmag 05 2011
Cara Mencapai Lokasi Jalur Kalibaru
Data Umum
Dari Jakarta, Anda dapat menggunakan pesawat terbang, kendaraan bermotor ataupun kereta api menuju Surabaya atau Malang. Jika dari Surabaya dapat menggunakan kereta api Mutiara Timur atau Sri Tanjung dan turun di Stasiun Kalibaru, Banyuwangi dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Kereta Mutiara Timur melayani rute Surabaya – Banyuwangi dua kali sehari dengan tarif bisnis dan eksekutif. Sedangkan Sri Tanjung untuk kereta kelas Ekonominya. Dari Stasiun Kalibaru, Anda bisa menggunakan mobil carteran atau ojeg motor menuju Dusun Wonorejo.
Gunung Raung merupakan salah satu gunung api yang unik dan mempunyai kawah terbesar di Pulau Jawa. Gunung api ini mempunyai jenis Strato Volcano. Secara geografis terletak di antara 8°07′30″S 114°02′30″E. Secara admnistrasi masuk wilayah Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Umumnya di Gunung Raung beriklim tropis. Suhu udara berkisar antara 0 – 25° C. Saat memasuki musim kemarau suhu akan semakin tinggi. Curah hujannya cukup tinggi. Karena berada sangat dekat dengan laut, angin rata-rata berhembus cukup kencang. Fauna dan flora di Gunung Raung masih cukup terjaga dengan baik dikarenakan hutannya yang juga masih bagus. Jalur pendakian umum melalui Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondo woso, Jawa Timur. Jalur pendakian menju puncak sejati: melalui Kecamatan Kalibaru dan Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Perijinan dan Akomodasi Untuk mendaki Gunung Raung melalui Jalur Kalibaru perijinan dapat Anda melaporkan diri pada kantor Polsek setempat atau langsung ke basecamp pendakian. Selain basecamp pendakian, Anda juga dapat bermalam di Hotel Kalibaru yang terletak dekat dengan Stasiun Kalibaru. Pasar tradisional yang terletak tidak jauh dari Stasiun Kalibaru dapat Anda jadikan tempat untuk melengkapi kebutuhan logistik. Kontak Person Basecamp Pak Yon: 081946608852 Catatan: Peralatan dan perlengkapan panjat menjadi keharusan untuk mendaki melalui Jalur Kalibaru dan Jalur Glenmore.
05 2011 mountmag 35
EXPEDITION
36 mountmag 05 2011
Gunung K2 di Pakistan
Rekor baru dalam dunia mountaineering kembali muncul. Gerlinde Kaltenbrunner, 40, beberapa waktu lalu berhasil menjadi perempuan pertama yang mencapai 14 puncak gunung berketinggian 8.000an meter tanpa bantuan oksigen. Alpinis asal Australia itu, yang disponsori National Geographic Society, sukses mencapai puncak K2, gunung tertinggi kedua di dunia dan juga yang paling susah dan mematikan, pada pukul 6 sore tanggal 23 Agustus 2011. Dilaporkan bahwa Kaltenbrunner harus berjuang menembus salju yang dalamnya sepinggang dan mengatasi angin kencang maupun kondisi longsoran salju agar bisa menggapai puncak K2. Kaltenbrunner adalah satu dari empat pendaki yang mencapai puncak K2 ketika itu. Yang lainnya adalah Maxut Zhumayev dan Vassiliy Pivtsov dari Kazakhstan, serta Darek Zaluski dari Polandia. Suami Kaltenbrunner yakni Ralf Dujmovits serta fotografer Tomas Heinrich gagal mencapai puncak dan harus kembali ke base camp mereka. Kesuksesan pendakian seluruh puncak 8000 meteran itu membuat Kaltenbrunner bisa di
sejajarkan dengan pendaki-pendaki ternama lainnya. Reinhold Messner adalah yang pertama mendaki “eight-thousanders,” dan menyelesaikan pemanjatannya pada 1986. Sejak itu, hanya sekitar 24 orang yang bisa mengikuti jejaknya, dengan mendaki K2, Everest, Kangchenjunga, Lhotse, Makalu, Cho Oyu, Dhaulagiri, Manaslu, Nanga Parbat, Annapurna, Gasherbrum I, Broad Peak, Gasherbrum II, dan Shishapangma. Kaltenbrunner dan timnya memulai ekspedisi K2 pada Juni. Mereka menggunakan karavan unta untuk mengangkut perlengkapan dari Xinjiang, China. Mereka lalu membuat base camp di ketinggian sekitar 3.900 meter dan akhirnya mencapai puncak K2 melalui rute North Pillar. Ini bukan untuk kali pertama dia ke gunung tersebut. Tahun lalu, Kaltenbrunner dan timnya sudah mencoba mendaki K2 tapi ekspedisinya saat itu terhenti karena seorang anggota tim bernama Fredrick Ericsson meninggal. PENGALAMAN DI K2 Setelah pulang dari K2, dia kemudian menuturkan pengalamannya. Dikatakannya, pengalamannya mencapai 14 puncak gunung tinggi itu 05 2011 mountmag 37
38 mountmag 05 2011
foto-foto: national geographic
merupakan kerjasama tim yang baik dan dia merasa sangat berterima kasih. Saat timnya meninggalkan basecamp me nuju Camp 1, kondisi sedang turun hujan salju yang lebat sehingga mereka harus beristirahat sehari di camp tersebut. Untunglah, matahari kemudian bersinar terik dan menyebabkan banyak longsoran salju, sehingga bisa dipastikan jalur ke Camp II akan lebih aman. Tapi hujan salju lalu turun lagi pada tengah malam, dan ketika mereka mulai berangkat pukul 5 pagi keesokan harinya, terdapat 15cm lapisan salju baru menutupi permukaan. Timnya dapat melakukan lintasan atau traverse tebing dengan baik walau mereka akan menemui medan yang lebih sulit. Tepat sebelum melakukan traverse, Ralf tiba-tiba menyatakan akan kembali ke camp karena perasaannya kurang enak. Kaltenbrunner menyatakan saat itu sebagai hal yang sulit bagi mereka berdua, tapi dia memutuskan untuk meneruskan pendakian. Seperti yang dulu-dulu, kondisi salju sangat tebal di jalur. Tiap 50 meter mereka bergantian membuka jalur dengan menerobos salju. Karena perjalanan yang lambat, tim harus membuat bivak di dekat tebing. “Saya membawa tenda kapasitas dua orang namun kami ada berlima. Akhirnya Tommy memutuskan turun lagi ke Camp 1 pada malam harinya sehingga kami berempat bisa tidur dalam tenda. Sementara di luar salju mulai berhenti turun sehingga kami yakin pendakian esok bisa lebih lancar,” kata Kaltenbrunner. Esok paginya mereka mengumpulkan peralatan dan mulai kembali mendaki ke Camp II di tengah angin kencang dan hujan salju yang kadang turun. Tim itu harus melintasi dua tebing yang sulit sebelum akhirnya sampai di Camp II. Di camp itu mereka segera meratakan tanah dan membangun tenda yang dipasak de ngan kencang. Dari camp itu juga Kalten brunner akhirnya berhasil menghubungi Ralf melalui radio komunikasi. Ralf sangat se nang dan dikatakannya bahwa dari informasi cuaca maka angin akan bertiup ke utara dan itu berita bagus untuk pendakian. Tim itu meninggalkan Camp II pada pukul 5 pagi. Badai masih bertiup saat mereka ber-
gantian menembus jalur salju. Akhirnya pada sore hari mereka mencapai lokasi Camp III dan segera memasang tenda karena merasa sangat dingin. Saat Kaltenbrunner menghubungi Ralf lagi, Ralf sudah mulai akan turun bersama Tommy. Dikatakannya, angin kencang diperkirakan akan segera berhenti. Benar saja, keesokan harinya pendakian berjalan lebih cepat dan tim bisa mencapai Camp IV. Namun keesokan harinya mereka harus melalui tebing Japanese Couloirs yang terkenal sulit. Untuk berjaga-jaga, Kalten brunner membawa tenda kecil dan peralatan masak. Sedangkan
Maxut dan Darek masing-masing membawa tabung gas. Mereka juga semua membawa tali sepanjang 50meter. Lintasan Japanese Couloirs sangat berbahaya. Untungnya Ralf mengawasi tim itu menggunakan teropongnya sehingga dia bisa memberi masukan tentang jalur mana yang lebih aman dilewati. Dia melihat ada celah bagi tim itu untuk terhindar dari kemungkinan longsor salju. Setelah itu mereka merasa bisa tetap mendaki dan tidak harus turun lagi ke Camp IV. Tepat di bawah sebuah tebing salju di ketinggian 8.300 meter mereka menemukan tempat sempit yang bisa dipakai membangun tenda. Kaltenbrunner dan rekan-rekannya bertahan di tempat itu selama beberapa jam sebelum meneruskan perjalanan. Malam itu sendiri makin lama terasa makin dingin. “Kami berbagi minuman panas serta semangkuk sup untuk menghangatkan tubuh,” ujarnya. Pukul 1.30 pagi, mereka meneruskan pendakian. Namun baru memanjat sekitar 50 meter, mereka terpaksa turun lagi karena merasa ke dinginan sehingga jari tangan dan kaki terasa membeku. Tim menunggu hingga 7.30 pagi sebelum mencoba kembali. Ralf yang terus terhubung melalui radio memberikan semangat. “Nanti setelah sampai di jalur yang menuju punggungan puncak, salju tidak akan terlalu tebal lagi,” katanya. Semangat darinya membuat tim itu terus berjuang maju. Namun ternyata jalurnya tetap sulit. Mereka mencoba memanjat ke tiga arah tapi tetap buntu. “Vassily, Maxut, dan saya hanya bisa terdiam. Meter demi meter kami lalui sampai akhirnya tiba di kawasan berbatu di mana jalurnya mulai lebih mudah dilewati. Tiba-tiba saja saya merasa semangat kembali tumbuh,” tegas perempuan itu. Saat tiba di punggungan puncak, Kaltenbrunner mengontak Ralf. Yang bisa didengar hanyalah “…kamu pasti bisa, kamu sudah hampir di puncak”. Vassily lalu datang dan bertanya soal kemungkinan mencapai puncak. Jalur menuju puncak dilanda angin kencang ketika itu. Sementara Vassily menunggu Maxut, Kalten brunner terus berjalan ke puncak. Langkahlangkah terakhir itu terasa begitu spesial ba ginya. “Saya mencapai puncak dan selama 15
menit duduk sendirian. Cuaca begitu cerah dan angin telah berhenti berhembus,” ujarnya. Dalam hati Kaltenbrunner mengucapkan terima kasih kepada semuanya. Akhirnya anggota tim yang lain datang menyusul di puncak. Sekitar pukul 7 malam mereka mengambil foto bersama di puncak lalu turun. Perjalanan turun tetap sama sulitnya dan mereka harus berkonsentrasi penuh. Vassily dan Kaltenbrunner mencapai bivak pada pukul 11.30 malam dan segera memasak air. Maxut dan Darek datang belakangan. Vassily dan Maxut memutuskan bermalam di bivak sedangkan Darek dan Kaltenbrunner terus turun ke Camp IV. Saat Maxut dan Vassily datang esok pagi, tim semua turun ke Camp I. Jalur tetap dipenuhi salju tebal sehingga mereka berjalan perlahan. Akhirnya mereka sampai di Camp I pada pukul 3 pagi. Ralf sudah memesan karavan unta keesokan paginya, jadi tim harus tiba di basecamp malam berikutnya. Pada pagi hari, mereka menggendong ransel-ransel yang berat menuju camp dan tiba pukul 10 pagi. Tidak lama Ralf dan Tommy juga datang dan Kaltenbrunner merasa sangat berbahagia ketika berpelukan bersama. (Berbagai sumber/Anwar)
“Saya mencapai puncak dan selama 15 menit duduk sendirian.”
Lahir pada 13 Desember 1970, minat Gerlinde Kaltenbrunner terhadap pendakian gunung dimulai sejak kecil. Pendeta Dr Erich Tischler, seorang ketua grup pemuda di kota Spital am Pyhrn, Austria, memperkenalkannya akan pemanjatan tebing. Di usia 13, Kaltenbrunner memulai pemanjatan tebing-tebing di sekita kotanya. Dari situlah minatnya akan alpinisme berkembang. Mimpi besarnya untuk mendaki gunung berke tinggian 8.000an meter terwujud di usia 23 tahun saat menggapai puncak Broad Peak di Pakistan. (wikipedia)
05 2011 mountmag 39
Skills
Mendapatkan Air dalam Situasi Survival berdaun dengan kantong plastik pastikan terlebih dahulu apakah ada serangga, ulat atau Dalam situasi survival air merupakan prioritas hal-hal yang nantinya akan mengotori air yang utama yang harus diperoleh. Manusia bisa ber- terkumpul didalam plastik nantinya. tahan 3 minggu tanpa makan akan tetapi han- Jika anda membuka kantong plastik untuk ya mampu bertahan 3 hari tanpa minum. Ada mengambil airnya, maka anda harus mengubeberapa cara untuk mendapatkan air di alam lang lagi prosesnya dari awal. Jadi salah satu bebas. cara yang efektif untuk mendapatkan air yang ada di dalamnya bisa menggunakan selang keCara Kondensasi cil namun harus dipastikan untuk menutup selang kecil ini dengan cara mengikatnya sehinga Salah satu cara untuk mendapatkan air adalah tidak ada kebocoran uap. dengan cara kondensasi yang dihasilkan oleh Agar proses mendapatkan air ini bisa efektif tumbuhan. Hal pertama yang dilakukan adalah lakukan di beberapa ranting, sehingga anda mencari ranting pohon yang banyak daunnya bisa mendapatkan air yang cukup. (pastikan tidak menggunakan tumbuhan yang mengandung racun). Semakin banyak daunnya akan lebih bagus serta semakin besar tumbuhan/pohonnya semakin baik karena semakin besar juga sistem akarnya yang mengumpulkan air di dalam tanah. Gunakan kantong plastik yang bening karena akan memungkinkan proses fotosintesis tetap berlangsung. Perlu diperhatikan, penempatan kantung plastik haruslah pada bagian pohon yang mendapatkan sinar matahari sepanjang hari. Masukan ranting penuh daun yang dipilih seluruhnya ke dalam kantung plastik dan sisakan cukup ruang kosong untuk udara dan masukan batu kecil yang bersih di bagian bawah agar membentuk mengerucut ke bawah tempat nanti di mana air terkumpul. Pastikan juga tidak ada duri atau ranting tajam yang membuat bo- Cara mengumpulkan embun long kantong plastik tersebut. Kemudian ikat dengan erat bagian ujung plas- Selain itu air juga bisa diperoleh dari embun tik pada dahan/ranting, pastikan tidak ada ke- yang turun di malam hari. Ada 2 cara yang bocoran. Uap air hasil fotosintesis yang keluar bisa kita lakukan. dari daun tumbuhan akan tertahan atau terkon- Embun yang turun akan menutupi daun dan densasi di bagian dalam kantong plastik yang rerumputan. Ini bisa dijadikan sebagai sumkemudian mengalir dan terkumpul di bagian ber untuk mendapatkan air. Cara paling mubawah plastik yang diberi pemberat batu kecil dah adalah dengan mengikatkan kain katun tadi. bersih (baju) yang menyerap air di kaki anda
40 mountmag 05 2011
foto-foto:google
Gunakan cara kondensasi atau dengan Sebaiknya sebelum membungkus ranting cara pengembunan.
lalu berjalanlah melewati rerumputan yang tertutup embun. Kemudian air bisa diperoleh dengan cara memeras kain yang sudah basah tadi atau juga bisa dengan cara mengisapnya. Cara ini harus dilakukan pada pagi hari sekali sebelum cahaya matahari keluar dan membuat embun di daun-daun dan rumput jadi menguap. Cara lainnya adalah dengan memerangkap embun yang turun di malam hari pada wadah plastik. Caranya harus membuat lubang di tanah dengan kedalaman yang secukupnya dan kemudian tutup dengan lembar plastik. Tempatkan plastik dengan mengendurkannya atau mencekung, beri pemberat di bagian tengah plastik sehingga embunnya bisa mengumpul dan mudah untuk di ambil. Agar plastiknya tetap pada posisi, tidak berubah karena angin, berilah pemberat di bagian pinggir. Untuk memudahkan mengambil air yang tergenang, gunakan sedotan sehingga anda tidak merusak plastiknya. Situasi survival bisa terjadi tanpa anda perkirakan sebelumnya. Sebaiknya dalam survival kits anda selalu sertakan item-item yang akan sangat berguna. Seperti teknis yang diterangkan tadi, lembar kantong plastik, selang kecil atau sedotan akan sangat membantu dalam mempermudah anda mendapatkan air. (HENDRI AGUSTIN)
FOR DETAILS ON ADVERTISING IN MOUNTMAG CONTACT US: mountmag@gmail. com
05 2011 mountmag 41
Petunjuk Praktis untuk Pendaki
Resensi Bacaan Ultralight Hiking Ultralight hiking sebagai salah satu style saat mendaki kini mulai po puler. Buku ini membahas me ngenai peralatan ultralight hiking dan tips-tips praktis. Isinya cukup menarik dan informatif. sayangnya buku ini tidak dilengkapi dengan foto. (War) Smarter Backpacking • Jorgen Johansson • NUI Publishing • Swedia • 2010 • 189 halaman
Perjalanan Panjang Memuat petualangan Bill Bryson dan kawannya, Katz, saat mereka mencoba menuntaskan hiking di jalur panjang Appalachian Trail (AT) di Amerika Serikat. Buku ini telah menjadi semacam bacaan klasik bagi para fans AT. Ringan, penuturannya menarik, dengan bumbu humor. (War) A Walk in the Woods • Bill Bryson • Broadway Books • New York AS • 1999 • 274 halaman 42 mountmag 05 2011
Buku ini mengulas petunjuk pendakian ke sejumlah gunung di Tanah Air seperti Bromo, Rinjani, Merapi, Ha limun-Salak, Gede-Pangrango, Lawu, dan Agung. Ada juga sedikit petunjuk mengenai perlengkapan apa saja yang harus dibawa saat mendaki. Style penulisannya sederhana dan tidak bertele-tele. Karena fokus penekanannya ke masalah wisata, maka penulis memberi informasi tentang tempat-tempat menarik yang ada di tiap gunung tersebut. Buku ini juga dilengkapi foto tentang obyek paling po puler di gunung. Kekurangan buku ini terletak pada informasi yang tidak terlalu mendetil. Desain isi buku juga saya anggap terlalu sederhana. (War) Wisata Gunung - Tantangan Bagi Yang Berani Beda Penulis : Maureen Elliana Penerbit : Cahaya Atma, Yogya Tahun : 2011 Jumlah halaman : 135
Menorehkan Prestasi Dunia Buku dengan gaya coffee-table ini memuat kisah para pendaki dari Mahitala Unpar Bandung saat menorehkan prestasi sebagai seven summiters. Mereka berha sil menggapai tujuh puncak tertinggi dunia yaitu puncak Carstensz Pyramid, Kilimanjaro, Elbrus, Vinson Massif, Aconcagua, Everest, dan Denali. Dilengkapi foto-foto menarik berukuran besar, buku ini menarik karena selain memuat kisah pendakian, juga ditambah cerita-cerita ringan tentang para pendaki sendiri maupun pendaki lain yang mereka temui. Juga ada artikel tentang sejarah pendakian seven summits sendiri. (War) Pucuk Es di Ujung Dunia Editor : Rudy Badil, Sani Handoko Penerbit : KPG Tahun : 2011 Jumlah halaman : 181
Galeri Foto
S
etiap gunung memiliki lansekap puncak yang unik dan menarik. Keunikan itulah yang membuat gunung-gunung memikat orang untuk mendakinya. Bahkan lansekap puncak gunung sejak lama telah menjadi obyek foto unggulan.
Berikut foto-foto bertema Landscape yang dikirim pembaca dan masuk dalam kriteria Mountmag. Kirimkan terus hasil karya anda untuk Mountmag edisi berikutnya ke :
[email protected]
Jenny Inthebayarea
05 2011 mountmag 43
Rikih Gunawan
Riki Rambu Anarki 44 mountmag 05 2011
Pajri Teru
Edy Peters 05 2011 mountmag 45
Fajar Prasetyo Yuwono
Oga Bachtiar
46 mountmag 05 2011
tips & trik
QUICK REPAIR & PEMELIHARAAN TENDA Tenda adalah salah satu perlengkapan vital bagi pendaki. Seringnya pemakaian atau karena keteledoran dalam memakai tenda sering membuat tenda jadi rusak, lebih parah jika ini terjadi saat di gunung sehingga menyebabkan tenda tidak bisa memberikan perlindungan sebagaimana mestinya. Berikut beberapa tips dalam memperbaiki tenda serta memeliharanya. Resleting Tenda Macet
foto-foto : google
Akumulasi dari debu dan tanah sering menyebabkan resleting menjadi macet. Solusinya, setelah digunakan selalu bersihkan dengan meyikat rel resletingnya memakai air dan sikat gigi bekas. Bersihkan setiap tanah, pasir atau kotoran yang menempel. Selain disikat juga bisa dibersihkan dengan menggunakan vacuum cleaner kecil. Jangan pernah memberikan pelumas pada rel resleting karena bisa menodai bahan tenda tersebut. Untuk memperlancar resleting oleskan lilin pada relnya karena ini jauh lebih efektif dan tidak akan merusak bahan tenda. Kadang-kadang kabel coil dari rel resleting ada yang bengkok dan ini menyebabkan resleting jadi macet, Masalah ini bisa diperbaiki dengan menggunakan jarum atau ujung pisau. Tenda beraroma tidak sedap
Menghilangkan jamur
Bau tersebut dari kelembaban yang terperangkap di dalam tenda. Bahkan beberapa tetes dari kondensasi yang terperangkap dapat menyebabkan jamur untuk tumbuh. Jadi jangan pernah melipat dan menyimpan tenda dalam keadaan basah untuk waktu lama. Setelah tenda kehujanan atau jika bagian dalam tenda basah, jemurlah tenda terlebih dahulu sampai kering dan baru dipacking. Setelah sampai di rumah segera keluarkan tenda dari stuff sack nya dan gantung serta buka semua resleting pintunya biarkan udara masuk. Jika anda memiliki halaman yang luas, mengeringkan tenda dengan jalan memasangnya juga lebih baik. Setelah tenda kering jangan simpan di dalam stuff sacknya akan tetapi simpanlah dalam keadaan terlipat longgar dan tempatkan di dalam wadah yang kering. Bungkus di dalam kain katun atau kantong jaring.
Gunakan cairan pembersih dengan cara sebagai berikut: • campurkan 1 cangkir pembersih rumah tangga Lysol ke dalam 1 galon air panas (1:16). Dirikan tenda dan bersihkan noda jamur dengan menggunakan ujung kain yang dicelupkan ke dalam larutan pembersih. Jangan dibilas, biarkan saja sampai mengering. • jangan membersihkan tenda dengan deterjen. Gunakan sabun khusus untuk bahan waterproof (bisa didapat di toko-toko outdoor). Jika susah mendapatkannya, campurkan 1 cangkir garam halus dan 1 cangkir jus lemon (yang konsentrat juga OK) ke dalam 1 galon air panas. Gosoklah tenda dengan solusi ini. Setelah itu bilas keseluruhan tenda dengan air bersih.
05 2011 mountmag 47
Membersihkan getah pinus Gosoklah hanya bagian yang terkena getah dengan spons yang direndam dalam mineral oil, kemudian bilas merata dengan air panas untuk menghilangkan residunya.
Robek pada bahan tenda
Footprint tenda
Untuk robekan 2 inci atau lebih kecil di flysheet atau di bagian vestibule (kanopi), tidak perlu menjahitnya karena justru menjahitnya dapat mendorong kebocoran dan tegangan yang ditimbulkan saat dipasang pada tenda akan berpotensi menyebabkan robek semakin lebar pada bagian jahitan tersebut. Lebih baik menutup robek tersebut dengan lembaran repair yang biasanya disediakan oleh produsen di dalam paket tenda saat baru membeli tenda tersebut. Jika tidak ada, bisa juga ditambal dengan bahan sejenis menggunakan lem yang bisa berfungsi untuk fabric/bahan tenda. Lubang-lubang kecil yang diakibatkan oleh percikan bara api unggun bisa diatasi de ngan meneteskan cairan seam sealed dan biarkan mengering hingga 8 jam lalu baru disimpan. Selain itu menambal bagian tenda yang robek bisa juga dengan mengunakan lakban. Caranya: • bersihkan area yang robek dengan air lalu biarkan sampai kering. • potong lakban membulat pada ujungnya dan memanjang kira-kira seperempat inci dari bagian luar robekan. Membulatkan tepi potongan lakban mengurangi kemungkinan lakban mengelupas setelah dipasangkan. • tempatkan permukaan yang keras seperti buku atau talenan di bawah bahan tenda yang robek tersebut. • tariklah bagian yang robek di kedua ujung nya sehingga robekan tersebut seperti menyatu lalu tempelkan potongan lakban tersebut dan tekan menggeser dari tengah menuju kedua tepi ujungnya untuk menghindari terjadinya lipatan. Akan lebih bagus lagi jika proses ini dilakukan berdua sehingga bisa lebih rapi. • jika bagian lantai tenda yang robek, proses
Di Indonesia umumnya tenda yang beredar memiliki lantai yang terbuat dari terpal tipis. Namun banyak juga yang memiliki tenda yang lantainya bukan terbuat dari terpal, untuk tenda-tenda yang lantainya bukan dari terpal, gunakanlah alas tambahan (foot print) untuk menghindari kontak langsung lantai tenda dengan tanah. Ini akan memperpanjang umur lapisan waterproof dari tenda anda.
48 mountmag 05 2011
pemasangan lakban dilakukan di kedua sisi bahan tenda untuk pengamanan extra. Bahan lem dari lakban memiliki kemampuan waterproffing yang nyaris sama dengan bahan tenda. Namun tambalan lakban ini tidak bertahan lama, saat sebelum daya tahannya berkurang segeralah ganti dengan mengulang proses yang sama.
Masalah pada poles atau frame tenda Anda bisa menghindari kerusakan dengan cara hati-hati saat mendirikan tenda atau saat merubuhkannya. Umumnya kerusakan pada frame tenda diakibatkan oleh kelalaian pemakainya. Saat terjadi kerusakan, seperti retak dan pecah, segeralah memperbaiki frame tersebut sebelum serpihannya bisa merobek tenda. Biasanya produsen tenda menyertakan potongan pipa kecil aluminium yang ukuran lubangnya pas dengan besar diameter frame tenda. Guna dari potongan aluminium ini adalah sebagai backup pada bagian yang pecah atau patah. Agar lebih kuat lilitkan lakban pada ujung-ujung pipa kecil tersebut sehingga tidak berpindah dengan sendirinya dari bagian frame yang pecah atau rusak. Jika potongan aluminium tidak ada, anda bisa dengan sedikit kreatif membuatnya. Dengan adanya potongan pipa kecil ini anda akan sangat tertolong jika frame tenda pecah atau retak saat akan mendirikannya di alam bebas. Masalah lain yang muncul pada frame tenda adalah retak atau pecah pada sambungan frame. Jika ini terjadi segera lilitkan lakban untuk mencegah retak tidak membesar atau menjadi patah. Poles cord/tali elastis frame
Mencuci keseluruhan tenda
Cord atau tali elastis yang ada di dalam frame tenda seiring dengan lamanya pemakaian akan menjadi kendur bahkan cenderung kehilangan elastisitasnya. Jika hal ini terjadi, buka bagian ujung frame dengan menggunakan multi tools, kemudian potong tali elastis itu sekitar 5 inci dari ujung nya, simpul kembali ujungnya dan tutup kembali ujung frame tersebut. Dengan cara ini tali elastis frame akan lebih kencang sehingga frame tidak mudah copot dari sambungannya.
Jangan pernah mencuci tenda dengan mesin cuci atau dengan dry cleaning. Kedua metode tersebut akan menghancurkan lapisan water proofing nya. Sebaliknya, bersihkan secara manual selama dan setelah perjalanan perjalanan anda. Sebelum melipat tenda setelah menggunakannya di gunung, jika anda menggunakan tenda free standing, angkat dan balikkan tenda dalam keadaan pintunya terbuka lebar sembari mengguncang-guncangkannya sehingga kotoran-kotoran yang ada di dalam tenda bisa dibuang keluar. Sesampai dirumah cucilah bagian lantainya luar dalam dengan air hangat (jangan gunakan deterjen cuci biasa), cuci semua lumpur yang melekat pada dinding dan lantai tenda, keringkan tenda jangan langsung di bawah terik matahari.
Repair kits untuk tenda Sangat disarankan bagi pemilik tenda untuk membeli repair kits untuk tendanya. Satu set repair kit bisa diperoleh di toko-toko peralatan outdoor. Biasanya berisi beberapa lembar bahan tenda yang digunakan untuk menambal robek atau bolong, cadangan kepala resleting, pipa aluminium untuk mensupport frame, satu gulung tali , seam sealer, dan lainnya. Jangan lupa memasukkan lakban ke repair kits karena lakban bisa dipakai dalam berbagai hal.
05 2011 mountmag 49
50 mountmag 05 2011