The Largest and Most Integrated
Media Powerhouse
Kekuatan Media Terbesar dan Terintegrasi
Laporan Tahunan 2010 Annual Report 2010
Daftar Isi Contents
Sekilas Global Mediacom | Global Mediacom at a Glance 1 Visi dan Misi | Vision and Mission 2 Nilai-Nilai Perusahaan | Corporate Values 3 Ikhtisar Keuangan | Financial Highlights 4 Sambutan Dewan Komisaris | Board of Commissioner’s Message 6 Laporan Presiden Direktur/CEO MNC Group | President Director/CEO MNC Group Report 10 Pernyataan Tanggung Jawab Dewan Komisaris & Direksi untuk Laporan Tahunan Statement of Responsibility by the Board of Commissioners and the Board of Directors for the Annual Report 21 Informasi Umum Perusahaan | Company’s Profile Tonggak Sejarah | Milestones Struktur Perseroan | Corporate Structure Profil Dewan Komisaris | Board of Commissioner’s Profile Profil Direksi | Board of Directors Profile Ikhtisar Sumber Daya Manusia | Human Resources Highlights Informasi Pemegang Saham | Shareholder Information Peristiwa Penting 2010 | Events Highlights in 2010 Penghargaan | Awards Lembaga Penunjang | Supporting Institutions Analisa dan Pembahasan Manajemen | Management Discussion and Analysis • Tinjauan Umum | General Overview • Tinjauan Keuangan Perseroan | Company’s Financial Overview • Kinerja Operasional Unit Usaha | Business Unit’s Overview Sumber Daya Manusia | Human Resources Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance Laporan Komite Audit | Audit Committee’s Report Rencana Strategis 2011 | Strategic Plan in 2011 Kegiatan Sosial Perseroan | Corporate Social Activities Keterbukaan Informasi Perseroan | Company’s Disclosure Anak Perusahaan | Subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasi | Consolidated Financial Statements
24 25 27 28 34 40 41 44 46 47 50 50 57 62 80 88 110 111 116 122 125 127
The Largest and Most Integrated
Media Powerhouse
Kekuatan Media Terbesar dan Terintegrasi MNC Group adalah perusahaan media terbesar dan terintegrasi di Indonesia dengan kepemilikan pada beragam platform media yang mencakup televisi free-to-air, pay-TV, media cetak, radio, dan portal on-line. MNC Group juga berusaha antara lain dalam membesarkan content library, value added services, rumah produksi dan manajemen artis. Setiap tahun Perseroan menjadi semakin kuat dengan melakukan strategi yang efektif dan penuh perhitungan. Setiap unit bisnis ditata secara indah sebagai kesatuan entitas sehingga memungkinkan Perseroan untuk mendapatkan posisi yang terbaik untuk sepenuhnya meraih kesempatan pada prospek ekonomi yang kuat dan prospek pertumbuhan yang sangat baik pada industri media. Pendapatan kami dioptimalkan melalui kepemilikan pada beragam platform media dan khususnya pada keberadaan kami yang signifikan di televisi free-to-air dengan menawarkan jadwal program yang menarik yang terdiri dari acara olah raga yang bergengsi, program internasional yang bergengsi dan produksi in-house yang sangat berhasil dalam menghasilkan rating pemirsa yang tinggi yang memposisikan Perseroan dengan pangsa belanja iklan yang terbesar. Pendapatan kami juga dioptimalkan melalui keunggulan kompetitif di industri pay-TV yang mampu untuk menarik nasabah yang terbaik melalui penawaran terhadap jumlah saluran berkualitas yang terbesar yang disiarkan dengan kualitas yang tertinggi dan ditawarkan pada harga berlangganan yang sangat kompetitif sehingga memposisikan Perseroan dengan pangsa pelanggan terbesar di pay-TV. Platform media kami yang beragam telah membuka kesempatan untuk meminimalkan investasi pada aset tetap, menawarkan produk dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi melalui akses yang lebih besar terhadap karyawan profesional yang memiliki kualifikasi tinggi, berada di posisi yang terbaik dalam bernegosiasi untuk mengumpulkan portofolio program-program yang bergengsi dan banyak dicari, menjalankan usaha secara efisien untuk menghasilkan marjin laba yang sehat pada industri media yang sangat kompetitif. Aliran laba yang tinggi akan berlipat ganda untuk menghasilkan jarak yang lebih besar terhadap pesaing-pesaing kami dan menguatkan Perseroan sebagai sebuah kekuatan media yang terbesar dan terintegrasi. MNC Group is the largest and the most integrated media company in Indonesia with ownerships in various media platforms encompassing free-to-air televisions, pay-TV, print media, radio, and on-line portal. MNC Group is also engaged among others in enlarging the content library, value added services, production house and talent management. Over the years the Company has grown from strengths to strengths by executing effective and calculated strategies. Each and every business units are beautifully designed as an integrated entity to permit the Company to be in the best position to fully capitalize on the strong economic outlook and a burgeoning media industry. Our revenues are optimized through our ownerships of various media platforms and in particular is our significant presence in freeto-air televisions with the offering of the most compelling programming line-ups consisting of high profile sporting events, high profile international programs, and highly successful in-house programs that have produced the highest audience share to position the company with the largest share of adverting spending. Our revenues are also optimized due to our competitive advantages in the pay-TV industry of being able to attract the best customers through the offering of the largest number of high quality channels that is broadcasted at the highest quality and offered at a very competitive subscription price thereby designating the Company with the largest share of total pay-TV subscribers. Our various media platforms have opened up opportunities to minimize on capital expenditures, to offer higher quality products and services through greater access to qualified professional staff, be in the best bargaining position to secure a portfolio of highly sought and high profile programs, operating in the most efficient manner to generate healthy profit margins in a highly competitive media industry. Our high earnings stream will be compounded to create greater distance between the Company and our competitors and solidify the Company as the largest and most integrated media powerhouse.
PT Global Mediacom Tbk Annual Report 2010
1
Visi Dan Misi Vision and Mission
Visi | Vision Menjadi grup perusahaan media yang terintegrasi dan terkemuka melalui inovasiinovasi strategis untuk menyajikan content berkualitas terbaik dengan platform media yang tepat. To become a leading integrated media group through strategic innovations by delivering the best quality content and the most suitable media platforms.
Misi
Mission
1. Menyajikan paket hiburan dan informasi yang lengkap bagi seluruh lapisan masyarakat.
1. To deliver one-stop entertainment and comprehensive information for the entire community.
2. Menciptakan dan memaksimalkan sinergi antar anak perusahaan media.
2. To create and utilize synergies between media subsidiaries.
3. Mencapai integrasi usaha yang menyeluruh atas semua media platform.
3. To achieve platforms.
4. Memberikan kontribusi yang signifikan atas pengembangan komunitas lokal dan budayanya.
4. To provide significant contribution to the development of national communities and culture.
5. Memaksimalkan nilai perusahaan bagi para pemegang saham.
5. To fully maximize the Company’s values for our shareholders.
2
full
integration
of
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
media
Nilai-Nilai Perusahaan Corporate Values
Nilai-Nilai Values Perseroan mempertahankan falsafah yang berlaku selama ini dalam kerangka semangat yang tinggi sikap dan kepribadian yang baik yang tercakup dalam filosofi “Persaingan dalam keharmonisan berdasarkan asas keterbukaan dan kebersamaan”.
The Company has held on to the values of high enthusiasm and a pleasant attitude and personality that is embodied in the philosophy “Competition in harmony that is based on the transparency and togetherness principles”.
Persaingan dalam keharmonisan merupakan persaingan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam aktivitas sehari-hari untuk melahirkan interaksi yang dinamis, kreatif dan produktif baik secara vertikal maupun horizontal.
Competition in harmony is a competition that enhance every aspects of human qualities in their daily activities in order to create a dynamic, creative and productive interpersonal relationships both vertically and horizontally.
Tumbuhnya keharmonisan bersumber dari sikap dan interaksi sosial yang positif sehingga akan menimbulkan wawasan yang terbuka dalam menerima saran dan pendapat serta kebersamaan dalam pengembangan diri.
Harmony comes from a positive attitude and social interaction which will create an open point of view in receiving advices and opinions and a sense of togetherness for self development.
Dalam upaya meningkatkan sikap keterbukaan dan kebersamaan harus dilandasi oleh lima sikap: pertama; Loyal, Jujur dan Berdedikasi; kedua; Tulus, Ikhlas dan Sabar; ketiga; Tegas dan Ramah; keempat; Saling Tolong dan Menghormati; dan terakhir Adil dan Manusiawi.
Efforts towards improving transparency and togetherness must be based on five attitudes: firstly; Loyalty, Honesty and Dedication; secondly; Sincerity, Wholeheartedness and Patience; thirdly; Firm and Kind; fourthly; Helpful and Respectful; and finally Fair and Compassionate.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
3
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Neraca Konsolidasi
Consolidated Balance Sheets
(Dalam Jutaan Rupiah)
Aset Lancar Investasi pada Perusahaan Asosiasi Aset Tetap dan Properti Investasi - Bersih
2010
2009
2008
2007
2006
5,937,277
5,919,321
6,112,009
7,201,689
4,132,445
(In Million Rupiah) Current Assets Investment in Associated Companies Property and Equipment and Investment Property-Net
4,993
6,129
5,701
6,241
420,302
2,948,180
2,025,421
1,788,661
3,991,734
2,757,272
4,069,492
5,530,318
5,813,995
4,370,860
1,482,966
Other Assets
12,959,942
13,481,189
13,720,366
15,570,524
8,792,985
Total Assets
Kewajiban Lancar
3,197,581
1,952,037
1,858,419
1,764,963
1,531,540
Current Liabilities
Kewajiban Tidak Lancar
1,547,624
2,293,188
2,607,134
4,664,868
3,117,531
Noncurrent Liabilities
Hak Minoritas
832,998
2,185,341
2,217,149
2,140,322
703,156
Minority Interest
Jumlah Ekuitas
7,381,739
7,050,623
7,037,664
7,000,371
3,440,758
Total Equity
12,959,942
13,481,189
13,720,366
15,570,524
8,792,985
Total Liabilities and Equity
Aset Lain-Lain Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Consolidated Income Statements 2010
2009
2008
2007
2006
Pendapatan
6,326,514
5,034,905
5,584,640
4,818,783
3,065,391
Revenues
Laba Usaha
1,479,883
709,905
572,740
981,195
551,940
Income from Operating
Laba Sebelum Pajak
1,195,599
590,884
304,571
1,696,076
578,809
Income Before Tax
578,865
157,208
425,749
1,467,610
445,770
Net Income
34
Earnings per Share (Full Rupiah Amount)
(Dalam Jutaan Rupiah)
Laba Bersih Laba per Saham (Rupiah Penuh)
42
11
31
Pendapatan (dalam miliar Rupiah) Revenues (in billion Rupiah)
Laba Usaha (dalam miliar Rupiah) Income from Operating (in billion Rupiah) 1,480
1,500
8,000 7,000
6,327
1,200
5,585
6,000
4,819
5,000 4,000
108
(In Million Rupiah)
981
5,035
900
3,065
600
3,000 2,000
710 573 552
300
1,000 0
0 2006 2007 2008 2009 2010
4
2006 2007 2008 2009 2010
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Rasio Keuangan
Financial Ratio 2010
2009
2008
2007
2006
Rasio Lancar
1.86
3.03
3.29
4.08
2.70
Current Ratio
Kewajiban terhadap Aset
0.37
0.31
0.33
0.41
0.53
Liabilities to Assets
Kewajiban terhadap Ekuitas
0.64
0.60
0.63
0.92
1.35
Liabilities to Equity
Pinjaman terhadap Ekuitas
0.40
0.35
0.37
0.66
0.91
Debt to Equity
Rasio Laba Usaha
0.23
0.14
0.10
0.20
0.18
Operating Income Ratio
Rasio Laba Bersih
0.09
0.03
0.08
0.30
0.14
Net Income Ratio
EBITDA/Interest
5.97
3.31
2.03
2.78
2.89
EBITDA/Interest
Aset
Assets 2010
(Dalam Juta Rupiah)
2009
(In Million Rupiah)
Media Berbasis Content dan Iklan
8,196,543
63%
7,641,364
57%
Content and Advertising-based Media
Media Berbasis Pelanggan
3,062,838
24%
2,188,032
16%
Subscriber-based Media
491,671
4%
577,488
4%
Media Support and Infrastructure
1,208,890
9%
3,074,305
23%
Investment Portfolio
100% 13,481,189
100%
Total
Media Pendukung dan Infrastruktur Portofolio Investasi Jumlah
12,959,942
Pendapatan Konsolidasi
Consolidated Revenues 2010
(Dalam Juta Rupiah)
2009
(In million Rupiah)
Media Berbasis Content dan Iklan
4,783,234
75.60%
3,857,351
76.60%
Content and Advertising-based Media
Media Berbasis Pelanggan
1,411,850
22.32%
1,054,887
20.90%
Subscriber-based Media
102,020
1.58%
121,370
2.40%
Media Support and Intrastructure
29,410
0.50%
1,297
0.10%
Investment Portfolio
6,326,514
100.0%
5,034,905
100.0%
Total
Media Pendukung dan Infrastruktur Portofolio Investasi Jumlah
Laba Bersih (dalam miliar Rupiah) Net Income (in billion Rupiah)
Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas Debt to Equity
1,468
1,500
1.0 0.8
1,200
300 0
0.66
0.6
900 600
0.91
579 446
0.4
426
0.35
0.40
0.2
157
0 2006 2007 2008 2009 2010
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
0.37
5
2006 2007 2008 2009 2010
Sambutan Dewan Komisaris Board of Commissioner’s Message
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Pertama-tama, Izinkanlah saya untuk menghaturkan puji syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan kita kesempatan dan bimbingan-Nya untuk melewati tahun ini dengan luar biasa. Pada tahun 2010, pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, yaitu sebesar 6,1% dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di tahun 2009, sebesar 4,5%.
First of all, Let me commence by conveying my highest gratitude and humble appreciation to Allah SWT for giving us the opportunity, through his modest guidance, to record the year with such an inspiring result. In 2010, Indonesian economic growth slightly increased 6.1% compared to the economic growth in 2009, which was 4.5%.
Perbaikan perekonomian Indonesia telah membantu PT Global Mediacom Tbk untuk meraih peningkatan signifikan pada tahun buku 2010. Berkat konsistensi kinerja Perseroan, yang tercermin dari positioning dan inovasi yang strategis, kami dapat tetap menjadi perusahaan media terdepan di dalam industri.
Indonesia’s economic improvements have assisted PT Global Mediacom Tbk to reach a significant rise in fiscal year of 2010. Thanks to our consistent corporate performances, reflected through strategic positioning and innovations, we have been able to remain as the leading media corporations in the industry.
Pendekatan bisnis yang inovatif dan hatihati telah membawa grup kita ke tingkat baru sebuah pencapaian, terutama di dalam penyiaran yang memberikan kontribusi terbesar kepada pendapatan Perseroan.
Our prudent innovative business approach has led our group to a new level of accomplishment, particularly in broadcast which delivers the biggest contribution to the Company’s revenue.
Selama tahun 2010, Perseroan telah melakukan beberapa aksi korporasi strategis seperti pembukaan studio di beberapa kota besar di Indonesia dan pendukung bisnis media lainnya. Semua langkah yang dilakukan Perseroan telah dilakukan dengan hati-hati agar dapat mendukung
Our corporate actions throughout 2010 included the media support and the opening of studios in big cities across the country. All the steps that the Company made during the year were carefully taken with the business performance
6
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Rosano Barack Komisaris Utama | President Commissioner
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
7
kinerja usaha yang berfokus pada peningkatan Content, Awareness, Reception Quality and Reach (CARR).
focusing on the improvement in Content, Awareness, Reception Quality and Reach (CARR).
Perseroan berhasil mencatat Rp6,33 triliun dalam pendapatan konsolidasi pada tahun 2010, meningkat 26% daripada tahun sebelumnya yang mencetak Rp5,04 triliun. Perseroan mencatat laba bersih pada 2010 sebesar Rp579 miliar, melonjak 269% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencatat Rp157 miliar. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) pada tahun 2010 adalah Rp1,99 triliun, 76% meningkat dari tahun sebelumnya.
The Company managed to record Rp6.33 trillion in consolidated revenues in 2010, up 26% from the previous year’s figure of Rp5.04 trillion. The Company booked Rp579 billion of net income in 2010, a 269% increase compared to Rp157 billion recorded in the previous year. Our Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) in 2010 was booked at Rp1.99 trillion, up 76% compared to the previous year’s figure.
Kami memanfaatkan keunggulan kompetitif kami dengan mengentalkan ekosistem media di dalam grup kami. Terdapat sebuah nilai lebih pada sinergi korporat, promosi silang dan penjualan silang sebagai langkah strategis kami kepada pengiklan untuk meningkatkan pendapatan iklan kami.
We exploit our fundamental competitive advantage through enhancing the media ecosystem within our group. There is a prominent augmentation in our corporate synergies, cross promotions and cross selling as for our strategic approach to advertisers in seek to increasing our advertising income.
Selain itu, lebih banyak studio yang telah dibangun di seluruh Nusantara dengan harapan akan memperkuat produksi program in-house untuk melengkapi daftar program siaran MNC. Walaupun demikian, kami tetapi menekankan kualitas pada produksi in-house kami.
In addition, there are more studios that have been established in regions across the country, in hopes to amplifying our inhouse production programs to MNC’s extensive broadcast lists. Nevertheless we put strong emphasis on the quality for our inhouse productions.
Untuk memenuhi kebutuhan MNC Group sebagai Holding, kami telah memberdayakan InnoForm untuk mengembangkan distribusi internasional dan pembelian content. Kami telah memulai untuk mendayagunakan content VAS dengan memaksimalkan airtime. Tahun 2010 juga ditandai dengan peluncuran SUN TV dengan 16 stasiun lokal di seluruh Indonesia Televisi lokal ini menargetkan untuk menembus pasar melalui penempatan iklan lokal, dan memberikan strategi pemasaran yang terfokus. Tak kalah pentingnya, Perseroan juga mendorong para artis untuk memberikan produksi kelas A.
For the needs of MNC Holding as the group, we have utilized InnoForm to expand our international distribution and content procurement. We commenced to exploit the VAS contents through utilizing airtime on TV. Year 2010 also marked the launch of SUN TV with 16 local stations throughout the country. This new localized TV station targets to penetrate the market through placing local advertisements and delivering a more focused strategic marketing. It is also important to highlight that the Company empowers its talents to keep delivering grade A productions.
Walaupun telah menjadi perusahaan media terkemuka, MNC Group tetap membutuhkan kompetensi dan profesionalisme dari Sumber Daya Manusia, inovasi layanan, pengembangan dan aplikasi teknologi informasi yang lebih maju dan fasilitas yang nyaman. Seluruhnya akan diaplikasikan kedalam banyak strategi dan program kerja sehingga kinerja 2011 dapat diperkirakan akan lebih baik dari tahun 2010.
Despite being the leading media corporation, MNC Group still needs to enhance into a more solid competency and professionalism of Corporate Human Resources, innovation of services, development and application of more advanced information technology and convenient facilities. All of these shall be applied into many strategies and work programs so that the performance in 2011 could be expected to be better than in 2010.
8
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
“
S
M
Dewan Komisaris memposisikan dirinya untuk mengelola kebijakan, pedoman pelaksanaan operasional dan kode etik untuk seluruh unit bisnis di dalam Perseroan dan Grup. Penting bagi kami untuk mematuhi seluruh regulasi dan melaksanakan Tata Kelola Perusahaan dengan sebaik-baiknya untuk mempertahankan kinerja Perseroan yang sangat baik.
The Board of Commissioners is always in the position to maintain corporate policies, standard operating procedures and code of ethics to all business units within the Company and the Group. That is why it is important that we comply with all regulations and implement Good Corporate Governance at best – to continually maintain the Company’s outstanding business performance.
Akhir kata, kami juga ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direksi dan seluruh karyawan Perseroan yang telah membawa MNC Group ke era yang lebih baik. Penghargaan ini juga kami tujukan kepada seluruh pemegang saham dan masyarakat untuk dukungan, kerjasama dan kepercayaan yang telah diberikan kepada MNC Group.
At last, we would like to thank all members of the Board of Directors and all of the Company’s employees in bringing MNC Group toward a much better era. Our gratitude is also addressed to shareholders and communities at large for the support, cooperation and trust shown and given their big support to MNC Group.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,
Atas nama Dewan Komisaris,
On behalf of the Board of Commissioners,
trategi dan pendekatan bisnis yang inovatif dari MNC Group telah membuahkan hasil yang memuaskan, terutama pada bisnis penyiaran yang memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan Perseroan. Semua langkah yang dilakukan Perseroan telah dilakukan dengan hati-hati agar dapat mendukung kinerja usaha yang berfokus pada peningkatan Content, Awareness, Reception Quality and Reach (CARR).
NC’s strategy and innovative business approach has borne the fruit of a better accomplishment, particularly in broadcast business that gave biggest contribution to the Company’s revenue. All the steps the Company took were carefully done in order to support the business performance that focuses on the improvement in Content, Awareness, Reception Quality and Reach (CARR).
”
Rosano Barack Komisaris Utama | President Commissioner
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
9
Laporan Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group Report
Hary Tanoesoedibjo Presiden Direktur/CEO MNC Group | President Director/CEO MNC Group
10
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Para Pemegang Saham Yang Terhormat,
Dear Shareholders,
Perkenankan saya mengawali laporan ini dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan atas kelimpahan berkat yang menuntun kami untuk membukukan pencapaian yang luar biasa. 2010 merupakan tahun yang istimewa untuk Perseroan dan untuk Indonesia.
Allow me to begin my report by extending the highest appreciation to God for His abundant blessings have guided us to record a magnificent year. 2010 was indeed a remarkable year for the Company and for the nation.
Di tahun 2010, ekonomi Indonesia kembali bergairah dan mencapai pertumbuhan sebesar 6,1% dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun 2009 sebesar 4,5%. Bank Indonesia juga optimis terhadap prospek ekonomi dan telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi antara 6% hingga 6,5% untuk tahun 2011 dan antara 6,1% hingga 6,6% untuk tahun 2012.
In 2010, the Indonesian economy was revitalized and achieved higher growth of 6.1% as compared to the 4.5% growth rate in 2009. Bank Indonesia is upbeat on the prospects of the economy and has projected economic growths between 6%-6.5% for 2011 and between 6.1% to 6.6% for 2012.
Pusat Biro Statistik (“PBS”) Indonesia melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 di motori oleh konsumsi dan untuk pertama kalinya nominal PDB per kapita telah melewati angka US$3.000. Ekonom yakin bahwa setelah melewati angka nominal PDB per kapita tersebut, ekonomi Indonesia bisa berada dalam laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. PBS melanjutkan bahwa ada perbaikan nyata dalam iklim investasi melalui peningkatan investasi asing sebesar 60%. Menurut Euromonitor International, persentase penduduk yang berada di kelompok kelas menengah di Indonesia akan tumbuh dari 36% di tahun 2010 menjadi 56% pada tahun 2020.
Indonesia’s Central Bureau of Statistics (“CBS”) reported that the economic growth in 2010 was mostly fueled by consumption and for the first time ever the nominal GDP per capita had surpassed US$3,000. Many economists believes that upon surpassing such GDP level, the Indonesian economy may be on a trajectory for long periods of high economic growth. CBS further cited marked improvements in the investment climate through the 60% surge in foreign direct investment. According to the forecast by Euromonitor International, Indonesia’s middle income group will grow from 36% of the total population in 2010 to 56% by 2020.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
11
Prospek terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga telah mendorong perusahaan domestik dan multinasional untuk meningkatkan jumlah investasinya dan telah menarik beberapa perusahaan multinasional untuk mendirikan usaha di industri konsumer di Indonesia. Semakin tingginya tingkat kompetisi di industri konsumer tentunya akan meningkatkan penghargaan terhadap promosi produk terutama lewat medium televisi freeto-air (“TV FTA”).
The prospect of higher disposable income has prompted many domestic and multinational companies to increase investments and has attracted many new multinational companies to establish a presence in Indonesia’s consumer industry. Higher competition in the consumer industry will certainly lead to greater appreciation for the promotion of products particularly through the medium of free-to-air televisions (“FTA TV”).
Tahun 2010 merupakan awal dari tahun keemasan untuk Perseroan karena optimisme yang tinggi terhadap harapan ekonomi ke depan beserta tingkat penetrasi iklan yang relatif rendah di industri media memberikan sinyal akan dimulainya tren siklus ke atas yang akan memicu pertumbuhan yang sangat baik di industri media untuk beberapa tahun ke depan.
The year 2010 represents the onset of golden times for the Company as the high optimism on the economic outlook combined with the media industry’s relatively low penetration for advertising will signal the start of an upward cycle that will trigger a burgeoning media industry for a few years ahead.
Selanjutnya, kegembiraan kami berasal dari keyakinan bahwa Perseroan akan menjadi penerima utama terhadap prospek peningkatan daya beli masyarakat dan meningginya tingkat kompetisi di industri konsumer yang akan melonjakkan bisnis kami di bidang media berbasis pelanggan & media berbasis content dan iklan ke tingkat baru yang lebih tinggi.
Furthermore, our excitement stems from our believe that the Company will be the major beneficiary on the prospects of higher purchasing power of the population and higher competition in the consumer industry that will catapult our businesses in subscriberbased media & content and advertising-based media to new and greater heights.
Pada tahun 2010, pendapatan konsolidasi tumbuh sebesar 26% menjadi Rp6,33 triliun, EBITDA tumbuh sebesar 76% menjadi Rp1,99 triliun, dan laba bersih meningkat sebesar 269% menjadi Rp579 miliar. Pada tahun 2010, marjin EBITDA membaik menjadi 31% dari sebesar 22% pada tahun 2009. Pendapatan dari media berbasis pelanggan mewakili 22% dari pendapatan konsolidasi sementara pendapatan dari content dan media berbasis iklan memberikan kontribusi sebesar 76% terhadap konsolidasi pendapatan.
In 2010, consolidated revenues grew by 26% to Rp6.33 trillion, EBITDA grew by 76% to Rp1.99 trillion and net income soared by 269% to Rp579 billion. In 2010, The EBITDA margin improved to 31% as compared to 22% in 2009. Revenues from subscriber based media represent 22% of consolidated revenues while revenues from content and advertising based media contributed 76% to the consolidated revenues.
Pencapaian Kunci Perseroan dan Strategi Pada Tahun 2010
Key Corporate Achievements and Strategies in 2010
Media Berbasis Pelanggan MNC Sky Vision (“MSV”) adalah pay-TV terbesar dengan pangsa jumlah pelanggan sebesar 78% yang mengoperasikan dua merek dagang: (1) Indovision yang memiliki 67% pangsa pasar dengan menyajikan jasa premium kepada kalangan menengah ke menengah atas di kota-kota besar dan sekitarnya dan (2) TOP TV memiliki 11% pangsa pasar yang melayani kalangan menengah ke menengah bawah di kota-kota kecil dan daerah yang tidak mendapatkan penerimaan yang baik dari siaran free to air. MSV telah berhasil meningkatkan jumlah pelanggan menjadi 805.000 pada akhir tahun 2010 dari 604.234 pelanggan pada akhir tahun lalu. Saat ini MSV mendapatkan antara 25.000 hingga 30.000 pelanggan (bersih) setiap bulan.
Subscriber-Based Media MNC Sky Vision (MSV) is the largest pay-TV operator with 78% share of total subscribers through the operations of two brands: (1) Indovision with 67% market share by providing premium services to the middle and upper-middle income segment in large cities and urban areas and (2) TOP TV has 11% market share by catering to the middle and lower middle segment in rural areas and areas with FTA TV blank spots. MSV was able to grow its subscribers to 805,000 as at year end 2010 from 604,234 subscribers from the same period last year. Currently, MSV is adding between 25,000 to 30,000 net new subscribers per month.
Jumlah pelanggan MSV yang signifikan memungkinkan Perseroan untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi yang besar. Basis jumlah pelanggan yang besar dan sebagai pemimpin pangsa pasar telah memungkinkan MSV berada dalam posisi yang
MSV’s significant number of subscribers made it possible for the Company to leverage on economies of scale. The large subscriber base and a leading market share have allowed MSV to obtain strong bargaining power on the acquisitions of content through
12
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
“
P
I
ada tahun 2010, MNC Group berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 26% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih Perseroan juga mengalami kenaikan sebesar 269% menjadi Rp579 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah Rp157 miliar.
n year 2010, MNC Group successfully recorded the revenue growth of 26% as compared to the previous year. Meanwhile, the Company’s net profit also experienced an increase of 269% to Rp579 billion compared to the previous year amounting to Rp157 billion.
”
memiliki daya tawar yang lebih kuat dalam hal pembelian content dengan syarat dan kondisi mengenai harga pembelian, jaminan minimum dan hak eksklusif yang lebih baik.
better terms and conditions on pricing, minimum guarantees and exclusivity.
MSV telah mencapai posisi teratas tersebut dengan menjalankan strategi yang efektif dan penuh perhitungan dengan baik dan tidak dalam jangka waktu yang singkat. Pada tahun 2003 kondisi Industri pay-TV sangatlah berbeda dimana sistem pay-TV cable merupakan platform yang disukai dengan pangsa pasar sebesar 66% sementara sistem pay-TV Direct-To-Home (“DTH”) mendapatkan pangsa pasar sebesar 34%. Dari awal MSV telah memilih sistem DTH sebagai platform untuk mengoperasikan jasa pay-TV karena merupakan metode yang lebih efektif dan lebih efisien untuk menyediakan jasa pay-TV secara nasional kepada lebih dari 13.000 pulau.
MSV has achieved the leadership position over time through well-executed, effective and calculated strategies. The pay-TV landscape was very different in the year 2003 as cable was the preferred platform with about 66% market share while Direct-ToHome (“DTH”) pay-TV operators had 34% market share. From its inception, MSV had selected DTH as the preferred platform to roll out its pay-TV services as it is the most effective and most efficient method of providing a nationwide pay-TV services to over 13,000 islands.
Titik balik dari strategi MSV untuk meraih pelanggan terjadi pada tahun 2004 dimana Persoroan mensubsidi dekoder, antena parabola, dan viewing card. Strategi baru tersebut memberikan sukses yang luar biasa dalam meningkatkan jumlah pelanggan. Pada akhir tahun 2010, MSV memiliki sekitar 805.000 pelanggan yang merupakan pertumbuhan yang sangat besar dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar 56.000 pelanggan.
The turning point on MSV’s strategy for subscriber acquisition occurred in 2004 where it subsidized the decoders, satellite dish (antenna) and viewing cards. The new strategy garnered spectacular success in increasing the number of new subscribers. As at year end 2010, MSV has about 805,000 subscribers, a substantial growth compared to the 2004 level of about 56,000 subscribers.
Walaupun MSV telah mengalami pertumbuhan pelanggan yang tinggi di masa lampau namun pertumbuhan itu masih jauh dari potensi sepenuhnya karena tingkat penetrasi pay-TV hanya 3% yang merupakan tingkat yang jauh dibawah negara lain di regional. Tingkat penetrasi pay-TV di Thailand adalah sekitar 6%, Filipina sekitar 9%, Sri Langka sekitar 13%, Vietnam sebesar 18%, Malaysia sebesar 49%, dan Singapura sebesar 63%. Tingkat penetrasi pay-TV yang rendah beserta dengan jumlah penduduk yang besar dan propsek pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan lahan yang subur bagi pertumbuhan industri pay-TV di Indonesia. Nielsen Company telah memproyeksikan pertumbuhan pelanggan pay-TV di Indonesia sebesar 33% CAGR 2008-2013 yang merupakan tertinggi di Asia Pasifik. Sebagai tambahan, industri pay-TV diproyeksikan untuk mencapai pendapatan sebesar US$550 juta pada tahun 2014 dari US$167 juta pada tahun 2009.
MSV has historically been experiencing high subscriber growth rate. However, the high growth rate is still far from its full potential as the penetration of pay-TV is only 3%, far below other countries in the region. The penetration of pay-TV in Thailand is about 6%, the Philippines is at 9%, Sri Langka at 13%, Vietnam at 18%, Malaysia at 49%, and Singapore at 63%. The low penetration rate of pay-TV combined with a very sizable population as well as the prospects for high economic growth shall render the Indonesian market a fertile ground for significant growth of the pay-TV industry. Nielsen Company has projected Indonesia’s pay-TV subscribers to grow by 33% CAGR 2008-2013, the highest in Asia Pacific. Moreover, the pay-TV industry is projected to reach the revenue of US$550 million by 2014 from US$167 million in 2009.
Kami yakin bahwa harapan ekonomi yang menjanjikan akan meningkatkan jumlah persentase penduduk ke kelompok pendapatan menengah dan memicu tren siklus ke atas untuk sebuah pertumbuhan industri pay-TV yang tinggi untuk beberapa tahun ke depan. PDB per kapita dan pengeluaran konsumsi memiliki hubungan korelasi yang positif.
We believe that the promising economic outlook will boost a higher percentage of the population to the middle income class group and trigger an upward cycle for a robust pay-TV industry for a few years ahead as GDP per capita and consumer spending is positively correlated.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
13
Kami bermaksud untuk sepenuhnya mengambil kesempatan dalam kondisi prospek pertumbuhan industri pay-TV yang baik dengan sepenuhnya mengekploitasi keunggulan kompetitif sebagai berikut:
We intend to fully capitalize on the highly favorable growth prospects of Indonesia’s pay-TV industry by fully exploiting our competitive advantages as follows:
1. MSV menggunakan teknologi terbaik. Pada bulan Juli 2009, MSV meluncurkan satelit baru dengan nama Indostar II untuk menggantikan satelit lama dengan nama Cakrawarta I yang saat ini dalam orbit condong. Indostar II berada pada jaringan satelit S-band yang sesuai dengan iklim tropis dengan penerimaan berkualitas tinggi dan tanpa gangguan walaupun dalam kondisi cuaca yang buruk. MSV merupakan satusatunya operator pay-TV di Indonesia yang menggunakan teknologi S-band sementara pesaingnya beroperasi pada band C dan KU yang rentan terhadap tidak diterimanya siaran. Menurut Nielsen Company, pelanggan DTH mewakili 77% dari keseluruhan pelanggan pay-TV and diproyeksikan tumbuh menjadi 85% pada tahun 2015.
1. MSV employs the best in class technology. In July 2009, MSV launched a new satellite called Indostar II to replace the old satellite, Cakrawarta I, that is currently operating on inclined orbit. Indostar II is on the S-band satellite based network that is suitable for tropical weather with uninterrupted and high quality reception even during harsh weather conditions. MSV is the only pay-TV operator in Indonesia that is utilizing the S-band technology while competitors are operating on the C and KU band that are more susceptible to service outages. According to Nielsen Company, DTH subscribers now account for over 77% of total pay-TV subscribers and is projected to grow to 85% by 2015.
2. Saat ini MSV dapat memberikan jasa yang berbeda dengan memberikan pelanggan jumlah saluran yang jauh lebih banyak, lebih bervariasi, dan saluran yang lebih berkualitas melalui paket dengan harga menarik dan terjangkau. Sebagai tambahan, MSV memberikan saluran in-house yang eksklusif yang terdiri dari MNC Business, MNC Lifestyle, MNC Music, MNC Entertainment, MNC News, dan MNC International. AC Nielsen telah melaksanakan rating terhadap saluran-saluran di pay-TV dan melaporkan bahwa saluran-saluran in-house milik yang disiarkan oleh MSV memiliki rating yang lebih tinggi dari pada saluran asing yang lebih terkenal dan lebih lama beroperasi.
2. Currently, MSV is able to differentiate its services by offering customers with substantially more channels, greater variety and higher quality channels through attractive and good value for money packages. In addition, MSV offers exclusive in-house channels consisting of MNC Business, MNC Lifestyle, MNC Music, MNC Entertainment, MNC News and MNC International. AC Nielsen have initiated ratings on pay-TV channels and reported that MSV’s in-house channels were rated higher than more well known and established foreign channels.
Indostar II dapat mengakomodasi hingga 120 saluran dengan menggunakan MPEG-2 dan hingga 160 saluran dengan menggunakan MPEG-4, Indovision telah menambah 20 saluran baru sejak Indostar II diluncurkan.
Indostar II is able to accommodate up to 120 channels using MPEG-2 and up to 160 channels with MPEG-4. Since the launch of Indostar II, Indovision has added more than 20 new channels.
3. MSV memiliki distribusi in-house yang telah beragam, lebih besar, dan lebih canggih dengan jaringan 58 cabang di seluruh Indonesia. Saat ini sekitar 74% pelanggan baru diraih melalui jalur distribusi in-house dan sisanya diperoleh dari penjual pihak ketiga dan toko. Penjualan melalui in-house yang kuat memperkuat pengawasan terhadap jalur penjualan, pembayaran komisi penjualan yang lebih rendah, dan proses verifikasi pelanggan yang lebih ketat. Pesaing kami lebih mengandalkan penjual pihak ketiga untuk mendapatkan pelanggan baru sehingga kurang dapat mengawasi distribusi dari jasanya.
3. MSV has more sophisticate, large and diversified in-house distribution network with 58 branches across Indonesia. Currently, approximately 74% of new customers were obtained through in-house distribution channels and the remaining were acquired through external dealers and stores. Strong in-house sales provide greater control over sales channels, relatively lower sales commission, and a more stringent process for customer verification. Our competitors rely more on third party dealerships for subscriber acquisitions thereby lacking the control on the distribution of their services.
Sebagai hasil dari keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh MSV, pendapatan konsolidasi tumbuh sebesar 34% menjadi Rp1,41 triliun, EBITDA tumbuh sebesar 63% menjadi Rp522 miliar dan laba bersih melonjak 39% menjadi Rp147 miliar. Pada tahun 2010, marjin EBITDA membaik menjadi 37% dibandingkan dengan 30% pada tahun 2009.
14
As a result of MSV’s competitive advantages, consolidated revenues grew by 34% to Rp1.41 trillion, EBITDA grew by 63% to Rp522 billion and net income soared by 39% to Rp147 billion. In 2010, The EBITDA margin improved to 37% as compared to 30% in 2009.
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Content & Media Berbasis Iklan PT Media Nusantara Citra (“MNC”) adalah perusahaan media terbesar dan terintegrasi di Indonesia yang berfokus pada perluasan dan pengembangan bisnis content dan media berbasis iklan. Pada tahun 2010, kinerja usaha kami telah melesat dimana kami telah melampaui pasar dengan pertumbuhan pendapatan dari iklan sebesar 31% dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 23% dari jumlah belanja iklan (“adspend”).
Content & Advertising-Based Media PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC”) is the largest and most integrated media company in Indonesia by focusing on expanding and developing the content and advertising based media businesses. In 2010, MNC have outperformed the market by recording 31% growth in advertising revenue as compared to the 23% growth on total advertising spending (adspend”).
Pada tahun 2010, pendapatan konsolidasi tumbuh sebesar 24% menjadi Rp4,86 triliun, EBITDA tumbuh sebesar 85% menjadi Rp1,43 triliun, dan laba bersih meningkat sebesar 89% menjadi Rp730,22 miliar. Pada tahun 2010, marjin EBITDA mengalami perbaikan menjadi 30% dari sebelumnya sebesar 20% pada tahun 2009.
In 2010, consolidated revenues grew by 24% to Rp4.86 trillion, EBITDA grew by 85% to Rp1.43 trillion and net income soared by 89% to Rp730.22 billion. In 2010, The EBITDA margin improved to 30% as compared to 20% in 2009.
Pada tahun 2010, pendapatan dan EBITDA dari iklan televisi masingmasing adalah sebesar 80% dari konsolidasi pendapatan dan 84% dari jumlah EBITDA. Sedangkan pendapatan dari content termasuk value added services memberikan kontribusi sebesar 15% terhadap konsolidasi pendapatan dan 14% terhadap jumlah EBITDA.
Revenues and EBITDA from the placements of advertisements on TV account for approximately 80% of consolidated revenues and 84% of total EBITDA respectively. While revenues from content including value added services contributed 15% to consolidated revenues and 14% to EBITDA.
Media Berbasis Iklan Media berbasis iklan menerima sekitar 70% dari jumlah belanja iklan (“adspend”) dan menurut Nielsen Company proporsi tersebut akan stabil hingga tahun 2015. MNC adalah pemegang saham mayoritas pada 3 (tiga) free to air dengan rata-rata pangsa pemirsa secara kolektif sebesar 39% pada Desember 2010. RCTI bertahan sebagai penyiar nomor satu dengan rata-rata pangsa pemirsa sebesar 22%. Sementara rata-rata pangsa pemirsa MNCTV adalah 10% dan Global TV mencapai 7%.
Advertising-Based Media Advertising-based media garnered approximately 70% of total adspend and according to the Nielsen Company the proportion will remain stable up to 2015. MNC’s controlling ownership of three free-to-air (“FTA”) televisions have a combined audience share of 39% in December 2010. RCTI maintains its leadership as the number one broadcaster with 22% audience share. While MNCTV had recorded 10% audience share and Global TV had reached 7% audience share.
Sukses yang dihasilkan oleh ketiga TV FTA MNC Group dicapai dengan melaksanakan strategi-strategi sebagai berikut: 1. MNC memfokuskan pada CARR (content, awareness, reception, and reach) melalui perbaikan pada kualitas program, promosi program dengan cara on-air dan off-air, perbaikan pada stasiun transmisi dan menguatkan kualitas cakupan melalui perbaikan pada stasiun transmisi kami terutama untuk daerah JABODETABEK.
The successful results from the three FTA TV of MNC Group were accomplished by implementing the following strategies: 1. MNC focused on CARR (content, awareness, reception and reach) by improving content through higher quality programming, increase awareness by promoting programs through on-air and off-air, enhance reception by improving the transmission stations in greater Jakarta area and expanding the broadcast coverage to reach a higher percentage of the population.
2. Menajamkan segmentasi pasar dan posisi. MNC telah menajamkan segmentasi pasar Global TV dan MNCTV. Global TV telah fokus dalam memperbaiki content yang menarik untuk kalangan menengah ke atas (ABC) sementara segmen pasar MNCTV dinaikkan dari CDE menjadi BCD. Tujuan utama dari peningkatan target pemirsa adalah untuk menarik pengiklan yang lebih berkualitas. Pergantian nama TPI menjadi MNCTV pada bulan Oktober 2010 telah sukses dalam menarik jumlah pengiklan karena telah dipandang ada perubahan pada MNCTV sebagai penyiar untuk pemirsa yang berada di kalangan bawah. Selanjutnya, perubahan pandangan terhadap MNCTV karena ada perbaikan dalam kualitas program yang didukung dengan kualitas transmisi yang lebih baik di Jakarta.
2. Sharpened the market segmentations and positions. MNC sharpened both the market segmentations of Global TV and MNCTV. Global TV had focused on improving content that appeal to the middle to upper segment (ABC) while MCNTV’s market segmentation was upgraded from CDE to BCD. The higher targeted income viewers was implemented to attract higher quality advertisers. The relaunched of TPI to become MNCTV in October 2010 had successfully attracted many more advertisers due to the favorable perceived shift of MNCTV as a broadcaster to the lower social economic group. Moreover, the change in perception on MNCTV was also due to improvements on the quality of programs supported by improvements in transmission quality in Jakarta.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
15
Perbaikan pada kualitas program dilaksanakan dengan menyajikan content yang beragam melalui produksi in-house yang menarik dan program yang dibeli dari pihak ketiga.
Improvements on program qualities were performed by offering a well diversified content through appealing in-house productions and programs purchased from third parties.
Pada tahun 2010, MNC memiliki hak eksklusif untuk menyiarkan program dari The Disney Company dan Fox. MNC juga adalah penyiar terhadap mayoritas ajang olah raga ternama seperti Piala Dunia FIFA 2010, Barclays Premier League 2010, dan AFF Cup 2010 yang telah menghasilkan rating yang sangat tinggi.
In 2010, MNC held the right to exclusively broadcast programs from the Disney Company and Fox. MNC had also broadcasted the majority of the high profile sporting events such as the 2010 FIFA World Cup, Barclays Premier League and AFF Cup 2010 that had resulted in markedly high ratings.
Acara-acara olah raga yang terkenal tersebut telah menghasilkan rating yang luar biasa tinggi tetapi bukan merupakan kontributor yang besar terhadap konsolidasi pendapatan. Acara prime-time yang rutin tetap merupakan sumber utama pendapatan untuk penyiaran televisi kami.
High profile sporting events may generate exceptionally high ratings but do not contribute a large share of revenues to consolidated revenues. Our main source of revenue contribution is derived from the broadcasts of regular programming during prime time.
Kami telah menitik beratkan pada perluasan produksi in-house dan telah meraih hasil yang sangat baik. Sinetron MNC dengan rating tinggi yang berjudul “Putri Yang Ditukar” berada pada peringkat nomor satu diantara semua sinetron dan memiliki rate card tertinggi diantara semua sinetron di TV FTA. Produksi in-house telah sukses dalam memproduksi acara berkategori aneka ragam dengan rating nomor satu melalui program yang berjudul “The Master”. Kedua program tersebut disiarkan oleh RCTI. MNC juga kuat pada segmen untuk anak-anak melalui MNCTV dan Global TV.
We have emphasized on expanding our in-house productions and have received highly favorable results. MNC’s highly rated drama series called “Putri Yang Ditukar” ranked number one amongst all drama series and has the highest rate card amongst all drama series on FTA TV. MNC’s in-house production was also successful in producing the number one rated variety show program called “The Master”. Both programs were aired by RCTI. MNC is also strong in the kids segment through MNCTV and Global TV.
3. Perbaikan pada Marjin Program in-house yang meraih sukses memiliki biaya produksi yang lebih rendah dan menghasilkan marjin yang lebih tinggi. MNC berusaha mempertahankan porsi yang optimal dalam untuk produksi in-house untuk meraih program content yang beragam dan marjin yang sehat.
3. Improvements on margins Successful programs that are produced in-house have relatively lower production costs and produce higher margins. MNC endeavors to maintain an optimal level of in-house productions to achieve a well diversified programming contents and healthy margins.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan marjin adalah melalui penciptaan sinergi diantara unit-unit usaha. MNC sangatlah beruntung karena memiliki berbagai platform media dan telah menikmati manfaat dari sinergi melalui beban usaha yang lebih rendah dan kebutuhan investasi pada aset tetap yang lebih rendah. Sinergi diantara unit-unit usaha dilaksanakan melalui pemakaian bersama infrastruktur dan peralatan dalam bentuk gedung perkantoran, stasiun transmisi dan studio, membagi keahlian dan ilmu manajemen dan sinkronisasi program untuk menghasilkan rating dan pangsa pemirsa yang optimal di ketiga TV FTA kami.
Another avenue to enhance margins is through the creation of synergies among business units. MNC is fortunate to own various media platforms and have enjoyed the benefits of synergies of achieving lower operating costs and lower commitment for capital expenditures. Synergies among business units were performed through the sharing of infrastructure and equipments in the form of office buildings, transmission stations and studios, sharing of management and expertise, and synchronization of programming to generate optimal ratings and audience share of our three FTA TV.
Kami juga menciptakan sinergi dengan memusatkan penyiaran berita melalui satu lokasi sehingga menghasilkan siaran laporan yang lebih tepat waktu, aliran informasi yang lebih baik, lebih efisien, menyeluruh, dan terkoordinasi. Sebagai tambahan, MNC sedang dalam proses untuk merelokasi operasional penyiaran untuk di pusatkan dalam satu lokasi untuk meningkatkan sinkronisasi terhadap semua aspek operasional diantara ketiga sasiun TV FTA.
We have also created synergies by centralizing the news broadcast into one location thereby resulting in a more efficient, comprehensive, coordinated, and timely reporting of news and information flows. In addition, MNC is in the process of relocating the broadcast operations to be centralized in one location to enhance the synchronization of all operational aspects among our three FTA TV.
16
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
MNC telah bernegosiasi dengan pihak ketiga untuk pembelian content sebagai satu group dan bukan dikuasakan pada masing-masing perusahaan sehingga mendapatkan daya tawar yang lebih kuat dan mendapatkan syarat dan struktur harga yang lebih baik.
MNC has negotiated with third parties for the supply of content on a group basis rather than on an individual company basis to exert higher bargain power and achieve better terms and pricing structure.
Sinergi juga dilaksanakan dengan mempromosikan program melalui ketiga TV FTA dan didukung oleh platform media lainnya seperti melalui jaringan radio milik MNC untuk mendapatkan promosi lokal yang lebih dalam yang akan menghasilkan kampanye yang lebih efektif.
Synergies were also performed by promoting programs through the three FTA TV and supplemented by other media platforms such as through MNC’s vast radio networks to achieve greater depth on local promotions and result in a more effective campaign.
Content MNC memiliki content library terbesar yang terdiri dari berita dan non berita berjumlah 100.000 jam lebih dan meningkat sebesar 10.000 jam setiap tahun. MNC telah sukses mengkomersilkan content dari content library yang besar tersebut dengan penjualan program kepada stasiun televisi yang lain dan mempaketkan content library besar kami menjadi channel-channel khusus. Channel-channel khusus tersebut disiarkan di MSV. Pada tahun 2010, MNC memiliki 6 (enam) channel khusus yang terdiri dari MNC News, MNC Entertainment, MNC International, MNC Music, MNC Lifestyle, dan MNC Business. Dua channel terakhir diciptakan pada tahun 2010.
Content MNC has the largest content library in Indonesia consisting of over 100,000 hours of news and non-news content and increasing yearly by 10,000 hours. MNC has successfully monetized its vast content library by selling programs to other broadcasters and repackaging the contents into specialized channels. The specialized channels are broadcasted on MSV. In 2010, MNC had 6 specialized channels consisting of MNC News, MNC Entertainment, MNC International, MNC Music, MNC Lifestyle, and MNC Business. The last two channels were created in 2010.
Value Added Services (“VAS”) Indonesia adalah pasar yang memiliki potensi yang besar untuk VAS karena 70% dari penduduk berumur kurang dari 40 tahun dan penghasilan yang semakin meningkat. Linktone Ltd (sebuah perusahaan yang sahamnya tercatat di NASDAQ) mengoperasikan VAS di Indonnesia dan di Republik Rakyat Cina (“RRC”). Keunggulan kompetitif Linktone adalah memiliki akses ke portofolio content nirkabel dan aplikasi melaui platform SMS, MMS/WAP/Java yang canggih dan beragam dan akses untuk ketiga TV FTA milik MNC untuk mempromosikan jasa-jasanya. Jasa VAS telah digunakan di ketiga TV FTA kami dalam bentuk kuis dan partisipasi pemirsa pada program reality show.
Value Added Services (“VAS”) Indonesia is a large potential market for VAS as 70% of the population are below 40 years of age with increasing disposable income. Linktone Ltd (a company listed on NASDAQ) is engaged in providing VAS in the People’s Republic of China. While PT Linktone Indonesia is responsible for the VAS operations in Indonesia. Linktone’s competitive advantages are its access to a more sophisticate and diverse portfolio of wireless content and applications through SMS, MMS/WAP/Java platforms and access to MNC’s three FTA TV to promote its services. VAS have been incorporated into our three FTA TV’s programs in the form of quizzes and viewer participation on our reality show programs.
Media Cetak Menurut Nielsen Company, media cetak menerima pangsa sekitar 25% dari jumlah adspend. Media cetak yang dimiliki MNC adalah sebagai berikut:
Print Media According to the Nielsen Company, print media absorbs approximately 25% share the total adspend. MNC’s print media consists of the following:
1. Koran Sekitar 22% dari adspend dialokasikan untuk koran. Di negara maju, koran sedang mengalami tahap penurunan namun di Indonesia koran masih memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Kami yakin koran harian kami yang diberi nama Seputar Indonesia akan mendapatkan sirkulasi yang tinggi seiring dengan meningkatnya persentase penduduk yang bisa membaca serta meningkatnya standarisasi tingkat pendidikan di Indonesia. Seputar Indonesia ditawarkan dalam edisi nasional dan juga disajikan dalam 6 (enam) edisi lokal. Kami yakin bahwa penduduk
1. Newspaper Approximately 22% of total adspend was placed on Newspapers. Unlike developed countries where newspaper is on a diminishing phase, daily newspapers in Indonesia still has plenty of room to grow. We believe our daily newspaper called Seputar Indonesia will obtain higher circulation in line with improvements in the country’s literacy rate and advancement in education. Seputar Indonesia is offered as a national newspaper and is available in 6 local editions. We believe local regions will have greater appreciation for local
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
17
di daerah lebih menghargai koran yang berasal dari daerahnya yang menyampaikan berita lokal dan bukan berita nasional atau dunia. Saat ini, Seputar Indonesia berada dalam peringkat kedua terbesar di JABODETABEK dan ketiga terbesar di Indonesia dalam hal sirkulasi. MNC bermaksud untuk meningkatkan sirkulasi Seputar Indonesia dengan mencetak edisi lokal di setiap propinsi.
daily newspapers that report more on local news rather than national or global news. Seputar Indonesia is currently the second highest circulated newspaper in the greater Jakarta area and number three nationally. MNC intends to increase Seputar Indonesia’s circulation by printing local editions in all provinces.
2. Tabloid MNC memiliki tabloid Genie dan Mom&Kiddie. Genie merupakan tabloid kedua terbesar yang dibaca diantara tabloid infotainment lainnya di Indonesia dan Mom&Kiddie memiliki pembaca terbesar di kalangan ibu-ibu yang moderen.
2. Tabloid MNC’s tabloid consists of Genie and Mom&Kiddie. Genie has the second largest readership among infotainment tabloids in Indonesia and Mom&Kiddie has the largest readership by targeting the modern mothers.
3. Majalah MNC memproduksi 3 (tiga) majalah premium yang dicetak dalam bahasa Inggris yang bernama HighEnd dan HighEnd Teen. HighEnd telah membentuk sinergi dengan Indovision untuk menyiarkan program HighEnd TV seminggu sekali. Program tersebut meningkatkan profil kedua majalah premium tersebut.
3. Magazines MNC produces three premium magazines printed in English under the brands HighEnd and HighEnd Teen. HighEnd has formed synergies with Indovision to broadcast the weekly HighEnd programs called HighEnd TV. The programs serves to enhance the profile of the two premium magazines.
Just For Kids diluncurkan pada bulan Juli 2010 sebagai majalah yang terbit sekali dalam sebulan untuk menstimulasi daya pikir anak-anak melalui artikel-artikel yang membangun karakter, imaginasi dan menambah pengetahuan.
Just For Kids was launched in July 2010 as a monthly publication to stimulate the kids’ minds through articles that build character, imagination and increase knowledge.
Radio Walaupun radio hanya menerima sekitar 1,6% dari keseluruhan adspend tetapi platform media tersebut memiliki nilai strategis yang penting untuk memberikan pengiklan solusi periklanan yang menyeluruh dan untuk penjualan silang dan promosi silang.
Radio Even though the radio industry only receives approximately 1.6% of total adspend but the media platform is strategically important to provide advertisers with a comprehensive advertising solution and for cross selling and cross promotions.
MNC memiliki 4 (empat) format radio yang sukses dengan target pendengar yang berbeda sebagai berikut: 1. Trijaya FM saat ini menerima rating tertinggi untuk program berita. 2. Radio Dangdut Indonesia adalah stasiun radio yang sangat disukai di kalangan menengah. 3. Siaran musik dan informasi dari Global Radio semakin meningkat popularitasnya di kalangan kawula muda. 4. V Radio yang diluncurkan pada tahun 2010 untuk menggantikan Woman Radio, berfokus pada pangsa pasar para wanita yang aktif mendengarkan mengenai masalah wanita seperti kesehatan dan lifestyle.
MNC has four successful radio formats with different targeted listeners as follows: 1. Trijaya FM is currently receiving the highest rating for its news programs. 2. Radio Dangdut Indonesia is the most preferred radio station for the middle market segment. 3. Global Radio’s broadcast of music and information is gaining popularity among younger listeners. 4. V Radio which established in 2010 to replace Woman Radio, focusing on woman market share which actively listens to issues such as health and lifestyles.
Portal On-line MNC meluncurkan portal on-line dengan nama Okezone. com (www.okezone.com) pada bulan Maret 2007 untuk mengantisipasi perubahan platform media di masa depan. Portal on-line mendapatkan pangsa adspend sebesar 2% dari keseluruhan adspend. Portal on-line di Indonesia masih dalam tahap awal dimana penetrasi internet diestimasikan sebesar 18%. Namun portal on-line telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dimana situs kami dibuka oleh pemakai internet sekitar 8 juta per hari.
On-Line Portal In March 2007, MNC launched an on-line portal called Okezone. com (www.okezone.com) to anticipate the future shift in media platform. On-line portal receives about 2% of total adspend. On-line portal in Indonesia is still at the infancy stage where internet penetration in 2010 was estimated at 18%. However, our online portal have been enjoying magnificent growths with 8 million page views per day.
18
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Akuisisi di tahun 2010 Pada tahun 2010 MNC telah menyelesaikan 2 (dua) akuisisi untuk mendukung bisnis Perseroan. Pada bulan Januari 2010, Linktone Ltd telah mengakuisisi mayoritas saham Letang Game Limited, sebuah perusahaan swasta di RRC yang memiliki keahlian dalam pengembangan mobile games dan on-line games pada PC dengan keahlian di bidang riset dan pengembangan pada pasar game terutama pada mobile game. Kombinasi dari keahlian Letang dengan kemampuan distbusi Linktone yang luas diharapkan akan memperbaiki pendapatan konsolidasi dan laba Linktone.
Acquisitions in 2010 In 2010, MNC had completed two acquisitions to support its businesses. In January 2010, Linktone Ltd acquired Letang Game Limited, a company with a headquarter in the People’s Republic of China specializing in the development of mobile games and PC online games with strong expertise in the research and development of the gaming market particularly mobile games. Letang’s expertise together with Linktone’s strong distribution network was expected to improve Linktone’s consolidated revenue and earnings.
Pada bulan Maret 2010, Linktone Ltd dan MNC secara bersama-sama mengakuisisi InnoForm Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura dengan kantor regional di Malaysia, Taiwan dan Hong Kong. InnoForm Group akan kami gunakan untuk memperluas usaha distribusi content kami dan untuk pembelian content.
In March 2010, Linktone Ltd and MNC have jointly acquired InnoForm Media Group, a Singapore based company with regional offices in Malaysia, Taiwan and Hong Kong. InnoForm Group shall be utilized to expand MNC’s content distribution efforts and for procurements.
STRATEGI PADA TAHUN 2011
STRATEGIES FOR 2011
Media berbasis Pelanggan Strategi MSV untuk tahun 2011 adalah semakin memperkuat keunggulan kompetitif MSV sebagai berikut: 1. Melanjutkan ekspansi distribusi in-house dengan membuka jalur distribusi baru di berbagai wilayah dan menjajaki metode distribusi baru untuk semakin meningkatkan pelanggan baru. 2. Melanjutkan untuk membidik pangsa pasar anak-anak dan ibu-ibu dengan menyajikan lebih banyak saluran untuk anakanak dan ibu-ibu dan senantiasa memberikan pelanggan paket berlangganan yang terjangkau. 3. Melanjutkan usaha untuk membedakan jasa MSV dengan pesaing dengan memperkenalkan saluran-saluran baru yang berkualitas tinggi dan meluncurkan jenis jasa lainnya. Dalam hal ini MSV sedang merencanakan untuk memindahkan sistem Indovision dari MPEG-2 ke MPEG-4 untuk semakin meningkatkan derajat perbedaan dengan pesaing. MPEG-4 akan memberikan Indovision lebih banyak saluran hingga 160 saluran dan memperkenalkan jasa premium baru berupa video on demand dan pay per view. 4. Sedang direncanakan untuk meluncurkan jasa internet yang dipaketkan dengan berlangganan bulanan pay-TV untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi terhadap jasa internet yang dapat diadalkan. Dengan jumlah pelanggan MSV sebesar 805.000 maka penawaran terhadap jasa internet memiliki potensi untuk menjadikan MSV sebagai salah satu operator internet terbesar di Indonesia.
Subscriber-Based Media MSV’s strategies for 2011 is to further strengthen MSV’s competitive advantages as follows: 1. Continue to expand in-house distributions by opening new distribution channels in various regions and explore new methods of distribution to further boost new subscribers. 2. Continue to target children and mothers by offering more channels for children and mothers and continue to provide customers with good value for money subscription packages.
Media berbasis Content dan Iklan MNC akan melanjutkan fokus yang lebih besar pada perluasan dan pengembangan content dan penyiaran TV dengan strategi sebagai berikut: 1. Memperkuat content library dengan menitik beratkan pada kualitas dan kuantitas produksi in-house melalui free to air.
Content and Advertising-Based Media MNC will continue to heavily focus its businesses on expanding and developing the content and broadcast TV businesses through the following strategies: 1. Continue to strengthen the content library by placing heavy emphasis on both quantity and quality of in-house productions
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
3. Continue to differentiate MSV’s services by introducing additional high quality type of channels and launch other types of services. In this respect, MSV is planning to migrate Indovison’s system from MPEG-2 to MPEG-4 which will further increase the degree of differentiation. MPEG-4 will allow Indovision to increase the channel line-up of up to 160 channels and introduce new premium services such as video on demand and pay per view. 4. Planning to launch an internet service that is packaged with the pay-TV monthly subscriptions to tap into the growing demand for fast and reliable internet services. As MSV has over 805,000 subscribers, the offering of internet services has the potential to position MSV as one the largest internet operator in Indonesia.
19
2. 3. 4.
5.
Content yang besar akan dikomersilkan dan dipaketkan menjadi channel khusus. Pada tahun 2011, kami telah meluncurkan channel MNC Muslim beserta Life dan menyusul akan diluncurkan MNC Sports, MNC Kids, dan MNC Travel and Living. Kami berencana untuk meluncurkan lebih banyak channel khusus lainnya untuk meningkatkan penghasilan dari content library. Untuk mendukung pengembangan content maka MNC akan memprioritaskan pada pengembangan bisnis di manajemen artis. Berencana untuk membangun beberapa studio dalam satu lokasi sehingga dapat memproduksi program yang lebih besar dan lebih berkualitas. Mendapatkan program dengan hak siar eksklusif. MNC telah mendapatkan hak siar eksklusif terhadap versi lokal program X-Factor dan Master Chef. Sebagai tambahan, MNC juga mendapatkan hak siar eksklusif untuk Barclays Premier League untuk tahun 2011-2013, Euro Cup untuk tahun 2012 dan 2016, Champions League dan AFF Cup. MNC juga mendapatkan hak siar eksklusif untuk penyiaran program dari Warner Brothers selama 5 (lima) tahun mulai dari tahun 2011. Kami telah melakukan investasi secara finansial dan membentuk kerjasama untuk pengembangan dan perluasan SUN TV. Sun TV adalah induk perusahaan untuk 16 jaringan TV lokal yang berlokasi di kota besar yang termasuk dalam jangkauan AC Nielsen. Kami bermaksud untuk mendirikan lebih banyak stasiun TV lokal untuk memperoleh cakupan nasional. TV lokal berjaring menargetkan pengiklan yang ingin mempromosikan produknya secara regional tetapi juga dapat melayani pengiklan yang membutuhkan kampanye produknya secara nasional.
2. 3. 4.
5.
through our FTA TV as well as through MNC Pictures. The vast contents will be monetized and repackaged into more specialized channels. In 2011, we have launched MNC Muslim channel as well as Life and will soon launch MNC Sports, MNC Kids, and MNC Travel and Living. We intend to create many more specialized channels to further monetized our content library. To support content development, MNC will also prioritize in developing its talent management business. Planning to construct several additional studios located in one location to enable the production of larger and higher quality programs. Securing exclusive broadcast of programs. MNC have secured the exclusive broadcast of the localized versions of the X-Factor and Master Chef. In addition, MNC has also secured the exclusive broadcasts of Barclays Premier League for 2011 – 2013, Euro Cup for 2012 and 2016, Champions League and the AFF Cup. MNC has also secured exclusive rights for broadcasting Warner Brothers programs for 5 years starting 2011. We have made financial investment and formed a cooperation to develop and expand Sun TV. Sun TV is the holding company for 16 local TV network that are located in major cities including all cities in the rating scope of AC Nielsen. We intend to further establish more local TV stations in order to achieve a national coverage. The local TV networks targets advertisers requiring regional promotions but also catering to advertisers requiring a nationwide campaign.
Strategi kami di tahun 2011 merefleksikan kebulatan tekad kami untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin dalam industri media dengan mengeksploitasi kekuatan dan keunggulan kompetitif untuk sepenuhnya mengambil kesempatan pada prospek pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pertumbuhan industri media yang sangat baik.
Our strategies for 2011 reflects our determination to maintain our leadership in the media industry by exploiting our strengths and competitive advantages to fully capitalize on the robust economic outlook and burgeoning media industry.
Atas nama Direksi, saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada semua pemegang saham, rekan bisnis, dan karyawan atas kesetiaan, kerja keras, dan dukungan selama tahun 2010. Kami yakin tahun 2011 merupakan tahun yang luar biasa untuk negara dan Perseroan.
On behalf of the Board of Directors, I would like to convey my highest appreciation and express my gratitude to all shareholders, business partners, and employees for the loyalty, hard work and support during 2010. We believe 2011 will be another remarkable year for the nation and for the Company.
Semoga Tuhan memberkati kita semua.
May God bestow His blessings upon us all.
Hary Tanoesoedibjo Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group
20
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Pernyataan Tanggung Jawab Dewan Komisaris & Direksi untuk Laporan Tahunan Statement of Responsibility by the Board of Commissioners and the Board of Directors for the Annual Report
Bersama ini kami sampaikan LAPORAN TAHUNAN PT Global Mediacom Tbk (“MNC Group”) untuk Tahun Buku 2010.
We hereby present the ANNUAL REPORT of PT Global Mediacom Tbk (“MNC Group”) for Fiscal Year 2010.
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan menyatakan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi LAPORAN TAHUNAN ini.
The Company’s Board of Commissioners and the Board of Directors are fully responsible for the accuracy of information contained in this ANNUAL REPORT.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Rosano Barack
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Presiden Komisaris President Commissioner
Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner
M. Tachril Sapi’ie
Bambang Trihatmojo
Lucas Chow
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
John A. Prasetio
Kardinal A. Karim
Mohamed Idwan Ganie
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Direksi
Board of Directors
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group
Handhianto S. Kentjono Direktur Director
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
M. Budi Rustanto Direktur Director
Indra Prastomiyono Direktur Director
21
22
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
3Indonesia stasiun
Televisi
di
3 TV Stations in Indonesia MNC Group memiliki keberadaan yang signifikan dalam penyiaran TV melalui kepemilikan 3 televisi free-to-air yang secara kolektif memiliki rata-rata pangsa pemirsa sebesar 39%.
MNC Group has a significant presence in broadcast TV through the ownership of 3 free-to-air televisions with a combines average audience share of 39%.
MNC Group melalui MNC Sky Vision adalah operator pay-TV terbesar dengan jumlah pangsa pelanggan sebesar 78% melalui Indovision dan TOP TV.
MNC Group through MNC Sky Vision is the largest pay-TV operator with 78% share of total subscribers through the operations of Indovision and TOP TV.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
23
Informasi Umum Perusahaan Company’s Profile Nama Perusahaan Name of Company
PT Global Mediacom Tbk
Kode Saham Ticker Code
BMTR
Sektor Sector
Perdagangan, Jasa dan Investasi Trade, Services and Investments
Tanggal Pendirian Founded
30 Juni 1981 June 30, 1981
Situs Website
www.mediacom.co.id
Bidang Usaha Line of Businesses
1. Media berbasis Content & Iklan | Content & Advertising-based Media 2. Media berbasis Pelanggan | Subscriber-based Media 3. Media Pendukung & Infrastruktur | Media Support & Infrastructure
Jumlah Karyawan Group Total Employees
7.646 karyawan 7,646 employees
Alamat Perusahaan Company’s Address
MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19 Jakarta Pusat 10340 - Indonesia Phone : +62 21 390 9211/ 390 0310 Fax : +62 21 3927 859
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Arya Mahendra Sinulingga Email :
[email protected]
Hubungan Investor Investor Relations
• Robert Satrya Email:
[email protected] • Mulana Hutabarat Email:
[email protected]
24
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Tonggak Sejarah
Milestones
1981
1981
1995
1995
2007
2007
2008
2008
Perseroan didirikan pada tanggal 30 Juni 1981 dan bergerak dalam bidang Perdagangan Umum. Dengan adanya peluang usaha pada saat itu, maka Perseroan mengembangkan usahanya dengan memiliki anak perusahaan yang termasuk dalam bidang usaha Media & Penyiaran, Telekomunikasi & TI, Hotel & Properti, Kimia, Infrastruktur dan Transportasi.
The Company was established on June 30, 1981 and operated in the General Trading sector. In line with the business opportunities at that time, the Company had ownerships in several business lines consisting of Media & Broadcasting, Telecommunications & IT, Hotels & Properties, Chemical, Infrastructure and Transportation.
Perseroan melaksanakan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk sejumlah 200.000.000 saham pada nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp1,250 per saham. Pernyataan Pendaftaran Perseroan di BEJ dan BES menjadi efektif dan dicatatkan pertama kali pada tanggal 17 Juli 1995. Sebagai perusahaan terbuka, Perseroan telah melakukan langkah-langkah konsolidasi internal dan repositioning serta melakukan restrukturisasi usaha dengan melepas kepemilikan sahamnya pada anak perusahaan diluar bisnis inti.
The Company conducted an Initial Public Offering (IPO) for a total of 200,000,000 shares at a nominal value of Rp500 per share and offered at the price of Rp1.250 per share. The Listing Statement in the Jakarta Stock Exchange (JSX) and in the Surabaya Stock Exchange (SSX) became effective on July 17, 1995. As a public company, it has conducted a series of internal consolidations, restructuring schemes, repositioning, corporate restructuring and divestments of non-core assets.
Untuk lebih memperkuat citra Perseroan sebagai perusahaan media yang besar dan terintegrasi, maka pada tahun 2007, Perseroan menetapkan untuk merubah nama dan logo perusahaan menjadi PT Global Mediacom Tbk yang sesuai dengan bisnis inti Perseroan.
In 2007, to strengthen its image as the largest and the most integrated media company, the Company changed its registered name and logo to become PT Global Mediacom Tbk which is more in line with the Company’s core businesses.
Perseroan menetapkan bisnis Media berbasis Pelanggan sebagai bisnis inti selain bidang usaha Media berbasis content & Iklan serta Media Pendukung & Infrastuktur. Perseroan telah mengakuisisi PT MNC Sky Vision, yang lebih dikenal dengan merek Indovision yang bergerak sebagai operator Pay-TV sebagai anak perusahaan di bidang media berbasis pelanggan.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Aside from Content and Advertising-based Media, the Company has also focused on Subscriber-based Media as well as Media Support & Infrastructure. The Company, acquired PT MNC Sky Vision or popularly brand known as Indovision, that is engaged as a pay-TV operator PT MNC Sky Vision became a subsidiary of the Company in the Subscriber-based Media.
25
2009
2009
2010
2010
Sejalan dengan strategi Perseroan untuk fokus di industri media, maka Perseroan melepas bidang usaha telekomunikasi dengan menjual seluruh kepemilikan saham Perseroan di PT Mobile-8 Telecom Tbk.
In line with the Company’s strategy to focus on the media, the Company has disposed all shares of the Company’s ownership in PT Mobile-8 Telecom Tbk.
• Melalui PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC”), Perseroan memperkuat produk dan jasa yang ditawarkan oleh Linktone Ltd (“Linktone”) dalam bidang PC Games On-line dan Mobile Games dengan mengakuisisi Letang Game Ltd. • PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC”) bersama Linktone Ltd (“Linktone”) berhasil mengakuisi 75% saham ordinary dari dalam saham kapital InnoForm Media Pte Ltd (“InnoForm”). MNC mendapatkan 25% kepemilikan, sedangkan Linktone mendapatkan 50% kepemilikan yang masing-masing direalisasi melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di UEA . • Menjalin kerjasama dengan Rakuten, perusahaan internet terkemuka di Jepang dengan mendirikan perusahaan joint venture yang membangun pusat belanja on-line No. 1 di Indonesia dengan nama merek “Rakuten Belanja On-line”. • MNC Group meningkatkan kepemilikan saham di PT MNC Sky Vision menjadi 75,54%. • Makamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali dari Crown Capital Global Limited (“CCGL”). Keputusan tersebut menguatkan keputusan Makamah Agung pada 15 Desember 2009 untuk membatalkan keputusan pailit TPI yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga. Permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung merupakan upaya hukum CCGL yang terakhir untuk mempailitkan TPI. Keputusan yang diberikan oleh Mahkamah Agung ini mengakhiri segala usaha CCGL dikemudian hari untuk memperkarakan hal sama. • MNC Sky Vision telah menjadi penjamin obligasi yang diterbitkan oleh Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. • Mencanangkan penyebutan PT Global Mediacom Tbk menjadi “MNC Group”, yang mencerminkan suatu group media terbesar dan terlengkap di Indonesia dengan tujuan lebih meningkatkan nilai tambah bagi Perusahaan.
• Through PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC”), the Company has strengthened the product and services being offered by Linktone Ltd (“Linktone”) in PC Games On-line and Mobile Games by acquiring Letang Game Ltd through PT Media Nusantara Citra Tbk. • PT Media Nusantara Citra. Tbk (“MNC”) together with Linktone Ltd Group (“Linktone”) completed the acquisition for 75% of the ordinary shares in the share capital of InnoForm Media Pte Ltd ("InnoForm"). MNC was apportioned with 25% shareholding while Linktone was assigned with 50% shareholding, each executed through its wholly owned subsidiary located in UAE. • Establishing a corporation with Rakuten, a leading Internet company in Japan to establish a joint venture company to create the No. 1 on-line shop in Indonesia under the brand "Rakuten Belanja On-line". • MNC Group raised its ownership at PT MNC Sky Vision to 75.54%. • Supreme Court rejected the appeal for a judicial review by Crown Capital Global Limited (“CCGL”). The decision has reaffirmed the Supreme Court’s ruling on December 15, 2009 to nullify the decision made by the Commercial Court concerning the bankruptcy of TPI. The appeal for a judicial review to the Supreme Court was the final legal avenue for CCGL to claim bankruptcy against TPI. The Supreme Court’s ruling has ended any future attempt by CCGL to file for the same legal proceedings against TPI. • MNC Sky Vision become a guarantor of a bond issued by Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. • Launching of PT Global Mediacom Tbk as "MNC Group" in order to reflect the biggest and most comprehensive media group in Indonesia with the aim to enhance the value added for the Company.
26
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Struktur Perseroan Corporate Structure
Struktur bisnis Perseroan adalah sebagai berikut: • PT Media Nusantara Citra Tbk beraktifitas pada Media berbasis Content & Iklan. • PT MNC Sky Vision mengoperasikan perusahaan yang bergerak pada Media berbasis Pelanggan. • PT Infokom Elektrindo menyediakan Pendukung & Infrastruktur.
The corporate structure is as follows • PT Media Nusantara Citra Tbk is engaged in Content & Advertising-based Media. • PT MNC Sky Vision operates companies in the Subscriber-based Media. • PT Infokom Elektrindo provides Media Support & Infrastructure.
PT Global Mediacom Tbk
Content & Advertising-based Media
Subscriber-based Media
Media Support & Infrastructure
PT Media Nusantara Citra Tbk
PT MNC Sky Vision
PT Infokom Elektrindo
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
27
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile
Rosano Barack
Presiden Komisaris President Commissioner
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner
Bambang Trihatmodjo Komisaris Commissioner
M. Tachril Sapi’ie Komisaris Commissioner
28
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Kardinal A. Karim
Komisaris Independen Independent Commissioner
Lucas Chow Komisaris Commissioner
John A. Prasetio
Komisaris Independen Independent Commissioner
Mohamed Idwan Ganie Komisaris Independen Independent Commissioner
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
29
Rosano Barack
Komisaris Utama President Commissioner Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sejak Maret 2004 dan merupakan Komisaris Utama PT Global Mediacom Tbk (MNC Group), posisi yang dijabat sejak tahun 2000. Beliau juga memegang posisi sebagai anggota Direksi di beberapa perusahaan afiliasi MNC Group, antara lain sebagai Presiden Direktur PT Plaza Indonesia Realty Tbk sejak tahun 2000. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 1979.
Born in Jakarta in 1953. He has been the President Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) since March 2004 and concurrently is the President Commissioner of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group), a position he has held since 2000. In addition, he holds positions as Directors and Commissioners of several affiliated companies of MNC Group, that includes as President Director of PT Plaza Indonesia Realty Tbk since 2000. He graduated from Waseda University, Tokyo, Japan in 1979.
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner
Lahir di Jakarta pada tahun 1964. Saat ini, menjabat sebagai Komisaris PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sejak Maret 2004 dan sebagai Wakil Komisaris Utama PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak tahun 2002. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Rajawali Citra Televisi indonesia sejak Maret 2004. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT MNC Sky Vision (Indovision), Komisaris PT Bhakti Investama Tbk dan Presiden Komisaris PT Dosniroha. Beliau lulus dari Carleton University, Ottawa, Kanada, dan meraih gelar MBA dari Universitas San Francisco, San Francisco, Amerika Serikat.
Born in Jakarta in 1964. Currently, serving as a Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) since March 2004 and as Vice President Commissioner of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) since 2002. In addition, he has been the Commissioner of PT Rajawali Citra Televisi Indonesia since March 2004. Currently, occupies positions as President Director of PT MNC Sky Vision (Indovision), Commissioner of PT Bhakti Investama Tbk, and President Commissioner of PT Dosniroha. He graduated from Carleton University, Ottawa, Canada, and obtained a MBA degree from San Francisco University, San Francisco, USA.
30
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
M. Tachril Sapi’ie Komisaris Commissioner
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak tahun 1998. Beliau juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Beliau adalah salah seorang pendiri MNC Group. Di luar MNC Group, beliau adalah Pimpinan Yayasan Perguruan Cikini. Beliau meraih gelar sarjana Teknik dari Polytechnic of Central London, UK.
Born in Jakarta in 1953. He has occupied the position as a Commissioner of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) since 1998. He also occupies the position as a Vice President Commissioner of PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). He was one of the founders of the Company. Outside of the Company, he holds the position as the Executive in Yayasan Perguruan Cikini. He obtained a Technical degree from the Polytechnic of Central London, UK.
Bambang Trihatmodjo Komisaris Commissioner
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak tahun 2004. Beliau adalah salah seorang pendiri MNC Group. Beliau mendapatkan gelar sarjana Teknik dari Polytechnic Institute of Virginia, Amerika Serikat.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Born in Jakarta in 1953. He has held the position as a Commissioner of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) since 2004. He is also one of the founders of MNC Group. He obtained a degree in Technical education from Polytechnic Institute of Virginia, USA.
31
Lucas Chow Komisaris Commissioner
Lucas menjabat sebagai Komisaris PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sejak April 2008. Beliau bergabung MediaCorp sebagai CEO pada bulan Desember 2005 dan juga menjabat sebagai dewan direksi. Beliau memiliki karir di Hewlett Packard (HP) selama hampir 20 tahun sebelum bergabung dengan SingTel pada tahun 1998.
Lucas has been a Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) since April 2008. He joined MediaCorp as CEO in December 2005 and also sits on its board of directors. He was at Hewlett Packard (HP) for almost 20 years before joining SingTel in 1998.
Lucas adalah ketua Dewan Promosi Kesehatan Singapura dan juga menjabat di berbagai dewan direksi dan komite penasihat. Beliau adalah anggota dari Dewan Pengawas National University of Singapore dan merupakan ketua Komite Kewirausahaan.
Lucas chairs the Singapore Health Promotion Board and holds positions at various other boards of directors and advisory committees. He is a member of the National University of Singapore’s Board of Trustees and is the Chairman of Entrepreneurship Committee.
Lucas lulus dengan gelar Bachelor of Science (honours) dari Universitas Aston, Birmingham (Inggris).
Lucas graduated with a Bachelor of Science (honours) degree from the University of Aston, Birmingham (United Kingdom).
Kardinal A. Karim
Komisaris Independen Independent Commissioner Lahir di Lubuksikaping, Sumatera pada tahun 1942. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak tahun 2006 dan merupakan salah satu anggota dari Komite Audit Perseroan. Selain itu, Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Hexindo Adiperkasa Tbk.
Born in Lubuksikaping, Sumatra in 1942. He has held the position as an Independent Commissioner of PT Global Mediacom (MNC Group) since 2006 and a member of the Company`s Audit Committee. He is also the President Director of PT Hexindo Adiperkasa Tbk.
Beliau lulus sarjana di bidang Manajemen dari Asian Institute of Management, Manila.
He obtained a degree in Management from the Asian Institute of Management, Manila.
32
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
John A. Prasetio
Komisaris Independen Independent Commissioner Lahir di Semarang pada tahun 1950. Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Global Mediacom (MNC Group), anggota Komite Remunerasi dan Komite ESOP. Selain itu, Beliau adalah Pendiri dan Advisor Senior CBA Asia, perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi dan konsultasi bisnis. Ketua ABAC (Apec Business Advisory Council) Indonesia. Anggota Komite Ekonomi Nasional dan juga Komite Investasi pada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), anggota Dewan Penasihat pada Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) dan anggota Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Born in Semarang in 1950. He is currently an Independent Commissioner of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) and a member of the Company’s Remuneration and ESOP Committees. He is also the Founder and Senior Advisor of CBA Asia, a firm engaged in investment and business advisory, Chairman of ABAC (Apec Business Advisory Council) Indonesia, a member of The National Economic Committee, Investment Committee of BKPM, Advisory Council of Association of Publicly Listed Companies, as well as National Committee on Good Governance.
Mohamed Idwan Ganie Komisaris Independen Independent Commissioner
Lahir di Amsterdam pada tahun 1955. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak 2006. Beliau adalah Ketua Perhimpunan Konsultan Hukum Persaingan Usaha dan memegang ijin sebagai advokat/pengacara dan konsultan hukum pasar modal. Beliau adalah anggota “panel of arbitrators” pada Singapore International Arbitration Center (SIAC). “Fellow” pada Singapore Institute of Arbitration (SIARB) dan Ketua BAKI (Badan Arbitrasi Keolahragaan Indonesia). Beliau merupakan lulusan program Doktoral di bidang Hukum (PhD) dari University of Hamburg, Jerman dan dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia di bidang Pemeriksaan/Audit Hukum (Legal Due Diligence). Pada Januari 2011 Beliau terpilih dalam pemilihan internasional “Leading LAWYER 100” 2011 Guide untuk kategori “Alternative Dispute Resolution” dan “Dispute Resolution”.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Born in Amsterdam in 1955. Dr. Ganie has occupied the position of an Independent Commissioner of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) since 2006. He is Chairman of the Association of Indonesian Antitrust Lawyers and a licenced litigation and capital market lawyer. He is on the panel of arbitrators of the Singapore International Arbitration Center (SIAC), Fellow of the Singapore Institute of Arbitrators (SIARB) and Chairman of BAKI (the Indonesian Sports Arbitration Body). He obtained his Doctorate in Law (PhD) from the University of Hamburg, Germany and is a permanent lecturer with the Faculty of Law of the University of Indonesia lecturing legal due diligence (legal audit). In January 2011, he gained official international entry within the “Leading LAWYER 100” 2011 Guide in the categories of Alternative Dispute Resolution and Dispute Resolution.
33
Profil Direksi
Board of Directors Profile
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group
Indra Prastomiyono Direktur Director
34
PT GlobalTahunan Laporan Mediacom 2010 Tbk PTLaporan Global Mediacom Tahunan 2010 Tbk
Handhianto S. Kentjono Direktur Director
M. Budi Rustanto Direktur Director
PT Annual Global Report Mediacom 2010 PT Tbk Global Annual Mediacom Report 2010 Tbk
35
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group Beliau menjabat posisi sebagai Group President dan CEO di PT Global Mediacom Tbk sejak tahun 2002. Beliau juga menjabat sebagai Group President dan CEO di PT Media Nusantara Citra Tbk sejak tahun 2004. Beliau adalah pendiri dan merupakan CEO di PT Bhakti Investama Group sejak perusahaan itu didirikan pada tahun 1989.
He is the Group President and CEO of PT Global Mediacom Tbk (“MNC Group”), a position he has held since 2002. Also, since 2004 he has been occupying the position as the Group President and CEO of PT Media Nusantara Citra Tbk. He is the founding shareholder as well as the CEO of Bhakti Investama Group since its establishment in 1989.
Dengan latar belakang sebagai investment banker yang ternama, beliau memegang peran kunci sebagai pemimpin dalam pengembangan bisnis model MNC Group secara berkelanjutan melalui berbagai akuisisi, restrukturisasi organisasi, dan merintis berbagai bisnis baru, termasuk MNC Sky Vision, RCTI, MNCTV dan Global TV beserta pengembangan bisnis content di MNC dan lain-lain.
With his background as a prominent investment banker, he is the key in leading the continuous development of MNC Group’s business model through various major acquisitions, corporate restructurings and establishment of new businesses, including MNC Sky Vision, RCTI, MNCTV and Global TV as well as the development of content businesses within MNC and many others.
Selanjutnya, beliau berperan dalam pengembangan, penentuan dan pelaksanaan strategi Perseroan secara keseluruhan mulai dari bisnis content ke penyiaran freeto-air RCTI, MNCTV, Global TV, SUN TV Network dan MNC Sky Vision. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, MNC Group telah menjadi sebuah perusahaan group media yang terbesar dan terintegrasi di Indonesia.
He develops and oversees the overall strategies of MNC Group and its implementations from the content business to free-to-air broadcasts of RCTI, MNCTV, Global TV, SUN TV Network and MNC Sky Vision. Within a relatively short period of time, MNC Group became the largest and most integrated media group in Indonesia.
Beliau adalah salah satu pendiri dan anggota dari Steering Committee di SMART Alliace (aliansi yang didirikan oleh enam perusahaan media terbesar di Asia Tenggara).
He is also a co-founder and a member of SMART Alliance’s Steering Committee (an alliance founded by six of the largest media companies in South East Asia).
Beliau menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan mengajar corporate finance, investasi dan strategi manajemen untuk program sarjana strata dua ke atas di berbagai universitas.
He actively participates as a speaker at various seminars as well as lectured at post graduate programs in various universities on corporate finance, investment, and strategic management.
Beliau menyelesaikan gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Universitas Carleton, Ottawa, Kanada pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration dari Universitas Ottawa, Ottawa, Kanada pada tahun 1989.
He was awarded a Bachelor of Commerce (Honours) degree from Carleton University, Ottawa, Canada, in 1988 and a MBA degree from Ottawa University, Ottawa, Canada, in 1989.
36
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
M. Budi Rustanto Direktur Director
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2004 dan merangkap sebagai Corporate Secretary PT Global Mediacom Tbk pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Saat ini, Beliau menjabat beberapa posisi sebagai Direktur Utama di luar Perseroan, termasuk PT Global Land Development Tbk, GLD Property dan PT Aston Inti Makmur. Selain itu menjabat sebagai Komisaris di PT Indonesia Air Transport Tbk sejak tahun 2004 dan PT Global Informasi Bermutu (Global TV) sejak tahun 2008.
Born in Jakarta in 1953. He has been a Director of the Company since 2004 as well as Corporate Secretary of the Company from 2008 until 2010. He currently holds various positions outside the Company including as the President Director of PT Global Land Development Tbk, GLD Property and PT Aston Inti Makmur. He has also holds the position of Commissioner of PT Indonesia Air Transport Tbk since 2004 and PT Global Informasi Bermutu (Global TV) since 2008.
Sebelum bergabung di MNC Group, Beliau pernah bekerja di IBM pada tahun 1980 sampai dengan 1989 menduduki beberapa jabatan sebagai System Engineer Manager, Pengajar di IBM Education Center dan Marketing Manager.
Prior to joining MNC Group, he had worked for IBM from 1980 to 1989 and has held several positions as System Engineer Manager, Instructor in IBM Education Center and Marketing Manager.
Pada saat ini, beliau juga menjabat sebagai Pengurus yang bertanggung jawab tentang Perencanaan dan Anggaran di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1979.
Currently, his duty is as an Executive Board Member responsible for Planning and Budgeting for the National Sports Committee (KONI). He obtained a Bachelor degree in Civil Engineering from the Bandung Institute of Technology, in 1979.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
37
Indra Prastomiyono Direktur Director
Lahir di Surabaya tahun 1961. Beliau memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Strathclyde Graduate Business School (SGBS) spesialisasi di bidang pemasaran di Skotlandia, Inggris, pada tahun 1992. Sebelum bergabung dengan Perseroan, Beliau bekerja di Citibank Indonesia lebih dari 7 (tujuh) tahun dengan posisi sebagai Credit Risk Operations Director dan sebelumnya sebagai Human Resources Director. Sebelum itu, Beliau adalah Principal Consultant di Pricewaterhouse Coopers dan pernah menjabat sebagai GM Learning & Development di PT Excelcomindo Pratama Tbk.
Born in Surabaya in 1961. Mrs. Prastomiyono obtained a Master Degree of Business Administration (MBA) from Strathclyde Graduate Business School (SGBS) specializing in marketing in Scotland, England, in 1992. Prior to joining the Company, She worked at Citibank Indonesia for more than seven years with the position as a Credit Risk Operations Director and prior to that as Human Resources Director. Before that, she was the Principal Consultant at Pricewaterhouse Coopers and served as a GM Learning & Development at PT Excelcomindo Pratama Tbk.
Beliau juga pernah menjadi “Associate Research” di Notredame University di Indiana pada tahun 19931994 dan sebagai Kepala Divisi/GM Public Training Business Unit dan sebagai dosen/senior consultant di Institut PPM selama lebih dari 8 (delapan) tahun. Saat ini beliau aktif sebagai pembicara di beberapa seminar, khususnya di bidang “leadership” dan “human resources”.
Mrs. Prastomiyono was also a “Research Associate” at Notredame University in Indiana in 1993-1994 and acted as Division Head/GM Public Training Business Unit with the Institute and as a senior lecturer as well senior consultant at the Institute PPM for more than eight years. Currently, she is an active speaker at several seminars, particularly in the areas of leadership and human resources.
38
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Handhianto S. Kentjono Direktur Director
Born in 1963 in Semarang. He was appointed as a Vice President Director of PT MNC Sky Vision (Indovision) since 2006 and a Director of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) since 2009. Prior to that he was a Group Director in Rimba Group (1998-2006). A Truman scholar, served in Maureen Mansfield Center in 1995. Research Fellow at Washington Education Research Association and Institute of Transportation Research for Education (1990-1997). He earned a BA degree in 1986 and a MA/MSc in Applied Mathematics and Economics in 1989 and a MBA majoring International Business in 1991 and a PhD in Applied Mathematics in 1993 from the University of Montana Missoula, USA.
Lahir pada tahun 1963 di Semarang. Beliau menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT MNC Sky Vision (Indovision) sejak tahun 2006 dan menjadi Direktur PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak tahun 2009. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Group Director di Rimba Group (19982006). Sebagai “Truman Scholar”, ditunjuk untuk bertugas di Maureen Mansfield Center pada tahun 1995. Research Fellow di Washington Education Research Association and Institute of Transportation Research for Education (1990-1997). Beliau meraih gelar BA pada tahun 1986 dan mendapatkan gelar MA/MSc di bidang Applied Mathematics and Economics pada tahun 1989, serta gelar MBA di bidang International Business pada tahun 1991 dan terakhir mendapatkan gelar PhD di bidang Applied Mathematics tahun 1993 dari University of Montana Missoula, Amerika Serikat.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
39
Ikhtisar Sumber Daya Manusia Human Resources Highlights
Komposisi Karyawan TETAP dan kontrak seluruh MNC GrOup berdasarkan Tingkat Jabatan MNC Group’s permanent and temporary Employee Composition by Title in 2010 58
68 22
739
249 950
BOD SVP/VP/GM Senior Manager Manager SH/Assistant Manegsr/ Supervisor Officer Staff
7,646 5,560
58 68 22 249 950
5,560 739
Komposisi Karyawan TETAP dan kontrak seluruh MNC GrOup berdasarkan Pendidikan MNC Group’s permanent and temporary Employee Composition by Education Level in 2010 3
112
2,028
7,646
3,970
1,533
40
S3 S2 S1 Diploma Other
3 112 3,970 1,533 2,028
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Informasi Pemegang Saham Shareholder Information
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, pemegang saham MNC Group adalah sebanyak 571.445.680 yang terdiri 566.196.710 domestik dan 5.248.970 luar negeri. Jumlah saham beredar sampai 31 Desember 2010 adalah 13.770.214.550 lembar saham.
As of December 31, 2010, the number of MNC Group’s shareholders were 571,445,680 consisting of 566,196,710 domestic shareholder and 5,248,970 foreign shareholders. The total number of outstanding shares as of December 31, 2010 is 13,770,214,550 shares.
Pergerakan Saham PT Global Mediacom Tbk pada tahun 2010 Shares Movement of PT Global Mediacom Tbk in 2010 Harga Penutupan (dalam Rp) / Closing Price (in Rp)
700
55000000
600
45000000
500
35000000
400
25000000 300
15000000 200
50000000
100
Harga Penutupan / Closing Price Volume / Volume
0
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sept
Oct
Nov
Dec
- 5000000
Pergerakan Harga Saham per Triwulan Quarterly Shares Movement Periode Period
Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Punutupan Akhir Kuartal End of Quarter Closing Price
Triwulan 1 / First Quarter
350
210
325
1,990,312,000
Triwulan 2 / Second Quarter
470
320
360
2,533,817,000
Triwulan 3 / Third Quarter
430
280
420
1,078,550,000
Triwulan 4 / Fourth Quarter
950
410
940
1,763,734,000
a. Pembayaran Dividen
a. Dividend Payment
Kebijakan Pembayaran Dividen Dalam menetapkan besaran dividen yang akan dibagikan, Perseroan harus berpegang pada kebijakan dividen Perseroan. Dimana jumlahnya ditentukan oleh salah satu formulasi di bawah ini (yang digunakan adalah hasil yang lebih rendah): 1. 15% dari laba bersih anak perusahaan, atau 2. 25% dari keseluruhan dividen yang diterima oleh Perseroan dari seluruh anak perusahaan.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Jumlah Volume Perdagangan Total Volume Traded
The Company’s Dividend Policy The Company must comply with the Company’s dividend policy to determine the amount of dividends for distribution. The amount of dividend will be calculated based on the following formula (the lower result is applied): 1. 15% from the net income of the subsidiaries, or 2. 25% from the cummulative dividends received by the Company from all of its subsidiaries.
41
Penetapan akhir besaran dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga senantiasa mempertimbangkan kondisi keuangan Perseroan dan anak-anak perusahaannya.
The amount of final dividend to be distributed to shareholders will be determined by taking into consideration the financial conditions of the Company and its subsidiaries.
Sejarah Pembayaran Dividen Perseroan
History of the Company’s Dividend Payment
Tahun Buku Fiscal Year
Rp juta Rp million
2009
68,117
2008
48,153
Dividen per Saham Dividen per Shares Rp5.- per saham Rp3,5 per saham atau seluruhnya ± Rp48.153.341.425 belum memperhitungkan kemungkinan penambahan saham akibat pelaksanaan ESOP. Dibagikan dengan dua opsi:
Rp5.- per share Rp3.5 per share or in total ± Rp48,153,341,425 not inlcuded the possibility of the additional of shares due to ESOP implementation.
Opsi 1 - Tunai Rp14,56 per saham.
Opsi 1 - Cash Rp14.56 per share.
Opsi 2 - saham IATA yang dimiliki Perseroan 1.199.717.710 saham. Rp4 per saham
Opsi 2 - IATA shares owned by the Company is 1,199,717,710 share. Rp4 per share
Tidak membagikan dividen
Not to distribute dividend
Dibagikan dengan dua opsi
Distributed with two options
161,846
Opsi 1 - tunai Rp124,80 (Rp12,43 setelah pemecahan saham) per saham.
Option 1 - cash of Rp124.80 (Rp12.43 after stock splits) per share.
2003
25,733
Opsi 2 - saham Mobile-8 yang dimiliki Perseroan 425.864.806 saham. Rp25 per saham
Option 2 - Mobile-8 shares owned by the Company is 425,864,806 shares. Rp25 per share
2002
26,535
Rp26 per saham
Rp26 per share
2001
20,368
Rp20 per saham
Rp20 per share
2000
15,255
Rp15 per saham
Rp15 per share
1999
-
Tidak membagikan dividen
Not to distribute dividend
1998
-
Tidak membagikan dividen
Not to distribute dividend
1997
4,577
Rp4,5 per saham
Rp4.5 per share
1996
20,340
Rp20 per saham
Rp20 per share
1995
15,255
Rp15 per saham
Rp15 per share
2007
199,926
2006
54,830
2005
-
2004
b. Employee Stock Option Program
Divided into two options:
b. Employee Stock Option Program
Dalam rangka program kepemilikan saham Perseroan oleh karyawan dan kepemilikan saham Perseroan oleh Direksi dan Komisaris (“ESOP”), Perseroan melakukan penambahan Modal Tanpa HMETD sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan No IX. D.4 tanggal 9 Desember 2009. Penambahan Modal Tanpa HMETD melalui ESOP tersebut akan dilakukan secara bertahap.
In the program that includes the Employees Stock Ownership and Stock Ownership by the Board of Directors and Board of Commissioners (“ESOP”), the Company had additional capital without pre-emptive rights issues in accordance with provisions as stipulated in Rule No. IX. D.4 on December 9, 2009. The additional capital without pre-emptive rights through ESOP will be carried out gradually.
Perseroan bermaksud mengeluarkan sebanyak-banyaknya 275.293.491 (dua ratus tujuh puluh lima juta dua ratus sembilan puluh tiga ribu empat ratus sembilan puluh satu) saham Perseroan atau sebanyak-banyaknya 2% (dua persen) dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan. Saham-saham baru yang akan dikeluarkan Perseroan tersebut adalah saham atas nama dengan nilai nominal yang sama dengan nilai nominal sahamsaham Perseroan yang telah dikeluarkan.
The Company intends to issue a maximum of 275,293,491 (two hundred and seventy-five million two hundred ninety three thousand four hundred ninety one) shares of the Company or as much as 2% (two percent) of the total shares issued and fully paid shares in the Company. New shares to be issued by the Company is the shares with face value equal to the nominal value of the Company’s shares that have been issued.
Pada tanggal 18 Oktober 2010, Perseroan mengajukan permohonan pra-pencatatan Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan Kepemilikan Saham oleh Direksi dan Dewan Komisaris (ESOP) Tahap I sebanyak-banyaknya 68.823.373 saham.
On October 18, 2010, the Company submitted an application for pre-registration program of Phase I of the Employees Stock Ownership and Stock Ownership by the Board of Directors and Board of Commissioners (ESOP) for as many as 68,823,373 shares.
42
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
C. Shares as a result of the convertion of ESOP of PT Global Mediacom Tbk (BMTR) Total number of the ESOP’s convertion into shares of PT Global Mediacom Tbk which took place as of December 30, 2010, as follows:
C. Saham hasil konversi ESOP PT Global Mediacom Tbk (BMTR) Jumlah pelaksanaan konversi ESOP menjadi saham PT Global Mediacom Tbk yang telah dilaksanakan sampai dengan tanggal 30 Desember 2010, sebagai berikut:
1.
Jumlah ESOP yang diterbitkan
Total number of ESOP issued
108,216,944
2.
Jumlah ESOP yang telah di konversikan menjadi saham
Total number of ESOP has been converted to shares
84,109,514
3.
Jumlah ESOP yang belum dikonversikan menjadi saham
Total number of ESOP has not been converted to shares
24,107,430
From the implementation of ESOP Phase II into shares of PT Global Mediacom Tbk the Shareholders Composition in the shareholders list recorded in the Company’s bookkeeping was changed as follows:
Dari pelaksanaan ESOP Tahap II menjadi saham PT Global Mediacom Tbk tersebut diatas, maka komposisi kepemilikan saham pada Daftar Pemegang Saham yang ada dalam pembukuan Perseroan berubah menjadi: Jumlah Saham yang Tercatat Total number of Listed Shares
Jumlah Saham Lokal Total Number of Local Shares
Jumlah Saham Asing Total Number of Foreign Shares
13,770,214,550
10,735,618,773
3,034,595,777
D. Komposisi Pemegang Saham Pemegang saham dengan kepemilikan diatas 5% dan komposisi kepemilikan pribadi adalah sebagai berikut:
D. Shareholders Composition The shareholders with the ownership above 5% and private ownership composition are as follows: Share Ownership Composition > 5%
Komposisi Kepemilikan Saham > 5% Perusahaan Company
No.
%
1
PT Bhakti Investama Tbk
51.65
2
PT Asriland
12.3
3
MediaCorp Investments Pte Ltd
6.18
4
Astroria Development Limited
5.20
Komposisi Kepemilikan Pribadi
Private Ownership Composition
No.
Nama Name
Jabatan Position
Jumlah Total
%
1
Rosano Barack
Komisaris Utama President Commissioner
75,839,000
0.56
2
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group
48,800,940
0.32
E. Share Recording Chronology MNC Group conducted the Initial Public Offering (IPO) for 200,000,000 shares with nominal value of Rp500 per share with an offering price of Rp1.250 per share. The Company was registered in Jakarta Stock Exchange (JSX) and Surabaya Stock Exchange (SSX), now in the Indonesia Stock Exchange (BEI). The registration has been effective and first recorded on July 17, 1995 with the ticker code “BMTR”.
E. Kronologis Pencatatan Saham MNC Group melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk 200.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp1,250 per saham. Pendaftaran Perseroan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pencatatan ini efektif dan dicatatkan pertama kali pada 17 Juli 1995 dengan kode saham “BMTR”.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
43
Peristiwa Penting 2010 Event Highlights in 2010
Januari | January •
• MNC Pictures meluncurkan film layar lebar “Hari Untuk Amanda”. PT MNC Pictures launched a silver screen titled "Hari Untuk Amanda".
Februari | February •
PT MNC Sky Vision meluncurkan channel baru yaitu Vision Comedy. PT MNC Sky Vision launched a new channel, Vision Comedy.
Maret | March •
•
Juni | June
MNCTV melaksanakan ulang tahun Perusahaan. MNCTV celebrated the Company’s anniversary.
Melalui PT Media Nusantara Citra Tbk mengakuisisi InnoForm Media Pte Ltd untuk memperkuat jaringan distribusi dan akuisisi content. PT Media Nusantara Citra Tbk acquired InnoForm Media Pte Ltd to strengthen its distribution network and content acquisitions. PT MNC Sky Vision memperoleh penghargaan “Call Center Award for Service Excellence” dari majalah Marketing & Carree-CCSL. PT MNC Sky Vision achieved the “Call Center Award for Service Excellence” from Marketing Magazine & Carrée-CCSL.
• PT MNC Sky Vision memperoleh penghargaan Indonesian Most Admirer Company 2010 Frontier Consulting Group dari Business Week. PT MNC Sky Vision won the award as Indonesia’s Most Admirer Company 2010 from Frontier Consulting Group and Business Week.
April |April • Melaksanakan RUPS Tahunan dan Luar Biasa Perseroan tahun buku 2009. Conducted the Extraordinary and Annual General Meeting of Shareholders of the for fiscal year 2009. •
• PT MNC Sky Vision mendirikan Kidzania Dubbing Studio. PT MNC Sky Vision established Kidzania Dubbing Studio. • RCTI memperoleh IMAC Award 2010, kategori “The Best In Building and Managing Corporate Image”. RCTI received an IMAC Award 2010 for the category of “The Best in Building and Managing Corporate Image”. • Penghargaan Program POLEMIK sebagai program radio yang memberikan pencerahan ke publik tentang ‘demokrasi dan pemberantasan korupsi’. POLEMIK program earned the recognition as a radio program that enlightens the public an ‘democracy and the corruption eradication’.
PT MNC Sky Vision meluncurkan channel baru yaitu Golf Channel. PT MNC Sky Vision launched a new channel, Golf Channel.
• HighEnd menyelenggarakan acara fashion show The Masterpiece yang ke-3 dengan tema “Unity in Diversity” dari 13 perancang busana papan atas Indonesia yang menampilkan koleksi terbaru mereka. HighEnd held its third annual fashion show, The Masterpiece to increase the magazine’s brand awareness. The show, which was themed “Unity in Diversity”, featured 13 Indonesian leading designers showcasing their latest collections.
• Penghargaan Program Trijaya First Channel sebagai media elektronik terbaik oleh PERTAMINA. Award for Trijaya’s First Channel Program as the best electronic media by PERTAMINA.
• HighEnd Teen mengadakan ajang pencarian remaja berprestasi Starteen yang ke-3 dengan tema “Be a Green Teen”. HighEnd Teen organized the third Starteen with the theme “Be a Green Teen”. This annual event aimed at searching talented teenagers.
Mei |May
Juli | July
• MNC Group Memperoleh penghargaan “Anugerah Peduli Pendidikan” dari Kementerian Pendidikan Nasional RI. MNC Group was awarded with “Anugerah Peduli Pendidikan” from the Ministry of National Education RI.
• Meluncurkan MNC Lifestyle - menampilkan informasi seputar dunia selebriti, aktifitas para sosialita, desain interior dan berbagai tren yang tengah hangat di bicarakan di kalangan premium. MNC Lifestyle ditayangkan di Indovision – channel 94. Launched MNC Lifestyle – featuring information on celebrity world, socialite activities, interior design and various trends among the premium segment. MNC Lifestyle is aired on Indovision - channel 94.
• Meluncurkan majalah Just For Kids. Launched Just For Kids Magazine.
44
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Agustus | August
November | November
• Ulang tahun RCTI ke 21 dengan menyajikan 2 (dua) mega program yaitu “Mahakarya 21 Tahun RCTI” dan “Duel Mahakarya Magician”. RCTI’s 21st anniversary was celebrated through the broadcast two mega programs. namely “Mahakarya 21 Tahun RCTI” and “Duel Mahakarya Magician”.
• PT MNC Sky Vision memperoleh penghargaan dari Frontier Consulting Group untuk kategori “The Best Experiential Marketing”. PT MNC Sky Vision achieved an award from Frontier Consulting Group for “The Best Experiential Marketing category”. • RCTI memperoleh penghargaan dari Superbrands Indonesia, sebagai Superbrand 2010-2011. RCTI achieved an award from Superbrands Indonesia, as Superbrands 2010-2011.
• PT MNC Sky Vision menerima penghargaan Top Brand dari majalah Marketing & Frontier Consulting Group selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak tahun 2008. PT MNC Sky Vision won Top Brand award from Marketing & Frontier Consulting Group magazine for three consecutive years since 2008.
• MNC Group memperoleh penghargaan kegiatan sosial dari La TOFI, untuk kategori Mitigasi Bencana. MNC Group received an award from La TOFI, charitable work on for Disaster Mitigation Category.
• Meluncurkan MNC Business Channel - Channel MNC Business tersebut berisi berbagai informasi bisnis, ekonomi dan investasi. Selain menampilkan berbagai format berita, channel ini juga menayangkan talkshow bisnis dengan para CEO terkenal dan juga ulasan seputar peluang usaha potensial yang tengah berkembang. MNC Business ditayangkan di Indovision – Channel 95. Launched MNC Business Channel – The channel features a variety of business information, economy and investment. In addition to featuring a variety of news formats, the channel also broadcasts a business talk show with well-known CEOs and reviews emerging potential business opportunities. MNC Business is aired on Indovision - Channel 95.
•
PT MNC Sky Vision menerbitkan obligasi sebesar US$165 juta. PT MNC Sky Vision issued bonds amounting to US$165 million.
Desember | December • Perseroan membangun pusat perbelanjaan on-line No. 1 di Indonesia dengan merek “Rakuten Belanja On-line”, bekerjasama dengan Rakuten, perusahaan internet terbesar di Jepang. The Company established the No. 1 on-line shop in Indonesia under the “Rakuten Belanja On-line” brand, in cooperation with Japan’s largest Internet company, Rakuten.
Oktober | October • Pergantian nama dan logo TPI menjadi MNCTV. The relaunching of TPI’s name and logo into MNCTV.
• PT MNC Sky Vision memperoleh penghargaan sebagai Pay-TV Terbaik 2010, berdasarkan polling dari duniasoccer.com dari Tabloid Soccer. PT MNC Sky Vision won the award as the Best Pay-TV in 2010, based on a polling from duniasoccer.com on Soccer Tabloid.
• Pergantian nama dan logo Radio Dangdut TPI menjadi Radio Dangdut Indonesia. The relaunching of Radio Dangdut TPI’s name and logo to Radio Dangdut Indonesia.
• PT MNC Sky Vision memperoleh penghargaan “Best TV Program“ untuk Channel In-house Vision 1 dari Commonwealth Bank Tournament 2010. PT MNC Sky Vision received an award as the “Best TV Program” for In-house channel Vision 1 from the Commonwealth Bank Tournament 2010.
• Ulang tahun Global TV ke 8 (delapan) dengan pesta musik bertema “Kilau Sempurna”. Global TV’s 8th anniversary that was celebrated with a party music themed “Kilau Sempurna”.
• MNC Group meluncurkan logo-logo baru untuk program MNC channels (MNC News, MNC Business, MNC Music, MNC Lifestyle, MNC Entertainment, MNC International) untuk merefleksikan karakter dari masing-masing program tersebut. MNC Group launched new logos for each of MNC’s respective channels (MNC News, MNC Business, MNC Music, MNC Lifestyle, MNC Entertainment, MNC International) to reflect the individualized character of each channel.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
45
Penghargaan Awards
“Anugerah Peduli Pendidikan” Dimulai pada awal tahun 2010, Perseroan atau MNC Group tergerak untuk melakukan kegiatan kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia yang dirasa masih belum merata yang disebabkan oleh sarana dan jarak yang tidak memadai bagi seseorang untuk meraih pendidikan yang layak dan tepat. Untuk itu, Perseroan berinisiatif mengajak kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional untuk mengadakan Kelas Jarak Jauh bersertifikasi secara gratis. Kelas Jarak Jauh ini ditargetkan bagi masyarakat tidak mampu yang sudah menyelesaikan pendidikan SMU akan tetapi tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dan/atau belum mempunyai pekerjaan. Sehingga diharapkan masyarakat yang memperoleh pendidikan Kelas Jarak Jauh ini dapat menciptakan peluang kerja bagi dirinya sendiri. Dalam kerjasama ini, Perseroan berkewajiban menyediakan sarana pendidikan berupa modul keterampilan yang pada saat ini telah dibuat keterampilan merangkai bunga, tata busana dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Selain itu, Perseroan juga memfasilitasi sarana untuk menyiarkan modul tersebut ke daerah-daerah di seluruh Indonesia dengan menggunakan dekoder dan parabola yang disediakan oleh PT MNC Sky Vision (Indovision) sebagai unit usaha Perseroan yang bergerak di bidang media berbasis pelanggan. Saat ini, telah terpasang sarana fasilitas decoder dan parabola tersebut sebanyak 136 dari 150 titik yang diberikan oleh Kemendiknas. Dari inisiatif Perseroan tersebut, maka pada 25 September 2010 Perseroan memperoleh penghargaan “Anugerah Peduli Pendidikan” dari Kementerian Pendidikan Nasional RI sebagai perusahaan yang peduli atas pendidikan bangsa Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan kepada MNC Group berdasarkan komitmen yang dimiliki Perseroan membantu Pemerintah dalam rangka mencerdaskan anak bangsa dengan membuat program kegiatan sosial yang berhubungan dengan pendidikan. Perolehan penghargaan tersebut lebih memacu kepedulian Perseroan untuk merencanakan program-program pendidikan lainnya. MNC Group is concerned about the inequality of education in Indonesia as many people are not receiving the proper and suitable education, as they are living in remote areas and the existing facilities are deemed inadequate. At the start of 2010, MNC Group was motivated to establish charitable programs focused on education. MNC Group took the initiative to form a cooperation with the Ministry of National Education to provide a certified Long Distance Classroom for free. The Long Distance Classroom is targeted at people that have completed a high school education but could not afford to continue to tertiary level education and/or
is unemployed. Those that have completed courses offered by the Long Distance Classroom is expected to be empowered to create opportunities for themselves. Based on the cooperation with the Ministry of National Education, MNC Group shall be providing educational facilities in the form of modules that are designed to develop skills. Currently, MNC Group has offered courses on flower arrangement, fashion, and Early Childhood Education. In addition, MNC Group through PT MNC Sky Vision (a business unit of the MNC Group that is engaged in the subscriber based media) has provided the necessary facilities to broadcasts the modules to regions throughout Indonesia
46
by utilizing decoders and satellite dishes. The Ministry of National Education has identified 150 recipients of the decoders and satellite dishes and installations have been performed in 136 locations. On September 25, 2010, MNC Group was awarded with the “Anugerah Peduli Pendidikan” from the Minister of National Education due to the initiative of improving the education in Indonesia. The award was bestowed to the MNC Group based on the commitment of assisting the government in improving the intellectual capacity of the nation through the establishment social programs related to education. The award has motivated MNC Group to organize other educational programs.
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Lembaga Penunjang Supporting Institutions
Akuntan Publik Public Accountant Osman Bing Satrio & Rekan Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited
Wisma Antara 12th Floor Jl. Medan Merdeka Selatan No. 17 Jakarta Pusat 10110 Indonesia Phone : +62 21 231 2955; 231 2871 Fax. : +62 21 231 3325
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Biro Administrasi Efek Share Registrar PT BSR Indonesia Kompleks Pertokoan ITC Roxy Mas Blok E1 No. 10-11 Jl. KH Hasyim Ashari Jakarta Barat 10150 Indonesia Phone : +62 21 631 7828 Fax. : +62 21 631 7827
47
48
48 Laporan Tahunan 2010
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
200.000 pembaca
berita
Setia
Indonesia 200,000 Indonesian Loyal News Readers
Iklan bersih pada media cetak, termasuk koran dan majalah diperkirakan bertumbuh sebesar CAGR 9,5% dalam lima tahun ke depan dan mencapai US$599 juta pada 2015, dengan koran menerima US$525 juta dan majalah US$74 juta.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Net advertising on print media, including newspapers and magazines is expected to grow at a CAGR of 9.5% over the next five years to reach approximately US$599 million in 2015 with newspapers accounting for US$525 million and magazines US$74 million.
49 Annual Report 2010
49
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Tinjauan Umum
General Overview
Ulasan Industri Media
Media Industry Overview
Pada 2010, Indonesia memiliki pertumbuhan pendapatan iklan tertinggi di Asia meningkat sebesar 23%. Dalam periode 2010–2015, pertumbuhan pasar iklan Indonesia diperkirakan akan menjadi yang tertinggi di Asia Pasific dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 12% per tahun. Menurut analisis Nielsen Company, pada akhir tahun 2011 Indonesia akan memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri media di Asia Tenggara dan masuk ke dalam enam pasar iklan terbesar di Asia Pasifik dengan menyingkirkan Hong Kong dan Taiwan. Analisis ini berdasarkan pada pendapatan iklan bersih di Indonesia yang melebihi US$2 miliar pada akhir 2011 (lihat Gambar1).
In 2010, Indonesia had the highest net advertising revenue growth in Asia, growing by 23%. Going forward, the advertising market is expected to expand by 12% on average per year during 2010 – 2015, amongst the highest in the Asia Pacific. By the end of 2011, The latest analysis from Nielsen Company indicates that Indonesia will consolidate its leadership of Southeast Asia media to become the sixth largest advertising market in the Asia Pacific, overtaking both Hong Kong and Taiwan. MPA’s analysis is based on net advertising revenues, which shows the advertising sales in Indonesia is exceeding US$2 billion by the end of 2011 (see Exhibit 1).
Exhibit 1: Pasar Iklan Terbesar 2011 di Asia
Exhibit 1: Asia’s Largest Advertising Markets in 2011
1) Japan 2) China 3) Australia 4) Korea 5) India 6) Indonesia 0
5
10 15 20 25
30 35
US$ miliar US$ billion
Sumber / Source: Nielsen Company In 2010, TV accounted for 68% of total net media adspend. The dominance of television is due to the popularity of free-to-air (FTA) terrestrial TV networks which had a 66% share of the total net advertising market in 2010. FTA television reaches approximately 35 million households or 56% of households in Indonesia. At the same time, the pay-TV industry is also growing rapidly adding approximately 340,000 net new subscribers to take the total subscriber base at 1.2 million. The pay-TV industry grew by almost 40% in 2010 from a low base, representing the highest growth in the Asia Pacific during 2010.
Jumlah belanja media iklan bersih yang dialokasikan pada televisi sebesar 68% di tahun 2010. Dominasi televisi tersebut karena popularitas jaringan siaran free to air (FTA) yang memiliki pangsa pasar sebesar 66% dari total pasar iklan bersih. Free to air menjangkau lebih-kurang 35 juta keluarga atau 56% keluarga di Indonesia. Pada saat yang bersamaan, industri PayTV juga berkembang dengan cepat dengan 1,2 juta pelanggan dan pertambahan pelanggan baru sebanyak 340.000. Industri ini tumbuh mendekati angka 40% pada tahun 2010, angka pertumbuhan tertinggi di Asia Pasifik pada tahun yang sama.
50
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Posisi MNC Group dalam industri media sangat strategis karena berada dipuncak segmen free to air dan Pay-TV. Di masa yang akan datang, perekonomian Indonesia akan semakin kokoh karena ditunjang oleh konsumsi domestik. Keadaan tersebut akan berimbas pada permintaan iklan pada free to air, khususnya dari produsen barang konsumsi cepat atau Fast Moving Consumer Good (FMCG). MPA memperkirakan tren ini akan berlangsung lama atas dasar keunggulan free to air dalam hal jangkauan dan harga iklan yang kompetitif bagi pengiklan. Di saat yang sama, pertumbuhan permintaan domestik dan penghasilan, juga meningkatkan daya beli dan ketersediaan Pay-TV yang memiliki potensi dasar lebih dari 20 juta keluarga.
MNC Group is fortunate enough to be positioned at the apex of both the FTA TV and pay-TV markets. Going forward the Indonesian economy remains strongly fuelled by domestic consumption. This demand increases the demand for FTA television advertising, particularly from Fast Moving Consumer Goods (FMCG) companies. MPA expect this trend to continue as FTA television benefits from national reach and favorable pricing for advertisers. At the same time, domestic demand and income growth is also improving purchasing power and affordability for pay-TV, which has a potential addressable base of more than 20 million homes.
Eksibit 2: Perbandingan Regional Indonesia
Exhibit 2: Regional Comparison of Indonesia
Negara/Country
Pertumbuhan Iklan di tahun 2000/ Ad Growth 2010
Indonesia
23%
Philippines
Pertumbuhan CAGR Iklan tahun 2010-2015/ Ad Growth CAGR 2010-2015
Negara/Country India
12.9%
19.2%
Indonesia
11.8%
China
15.0%
China
10.3%
India
12.8%
Philippines
7.8%
Thailand
11.2%
Malaysia
6.8%
Malaysia
5.6%
Thailand
7.2%
Sumber / Source: MPA & Nielsen Company
Latar Belakang Makro
Macro background
Menurut Nielsen Company, pasar iklan Indonesia tumbuh sebesar 23% pada 2010 dan menjadi angka tertinggi di Asia Pasifik. Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh melebihi 6% per tahun dalam 2 (dua) tahun ke depan. Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi swasta dan masuknya investasi bersih. Pada saat yang bersamaan, jangkauan media utama, termasuk platform televisi nasional dan kemunculan media on-line diperkirakan akan tumbuh dengan cepat. Kombinasi dari pertumbuhan ekonomi, kekuatan konsumsi domestik dan peningkatan jangkauan media diproyeksikan akan menghasilkan pertumbuhan industri periklanan Indonesia yang pesat di masa depan.
According to Nielsen Company, Indonesia’s advertising market grew by 23% in 2010. The highest growth in the Asia Pacific region. The economy is expected to further grow by more than 6% annually over the next two years, driven by private consumption and net investment inflows. At the same time, the reach of key media including large national television platforms and emerging on-line platforms is expected to grow rapidly. The combination of economic growth, robust domestic consumption and increased media reach is expected to result in strong advertising growth in Indonesia in the future.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
51
Eksibit 3: Pendapatan Iklan Bersih Indonesia
Exhibit 3: Indonesia Net Advertising Revenues
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
834.8
1.004.3
1.160.0
1.310.8
1.458.9
1.593.1
1.720.5
7.0
20.2
15.5
13.0
11.3
9.2
8.0
FTA
(million US$)
% Y/Y
(%)
Pay-TV
(million US$)
21.0
26.0
31.3
39.7
46.9
53.6
60.0
% Y/Y
(%)
23.5
23.8
19.2
29.0
17.5
14.9
11.1
Newspaper
(million US$)
291.0
335.0
376.2
421.0
463.1
495.5
525.2
% Y/Y
(%)
8.6
15.1
12.2
12.0
10.0
6.9
6.1
Magazine
(million US$)
40.0
46.0
50.8
56.9
62.6
68.0
73.6
% Y/Y
(%)
7.9
15.0
10.9
11.8
10.5
7.9
8.8
On-line
(million US$)
18.5
29.7
52.0
78.2
102.1
123.4
142.5
% Y/Y
(%)
14.1
57.9
73.3
50.0
30.8
20.6
16.3
Outdoor
(million US$)
26.6
33.0
38.0
45.0
50.0
54.0
57.8
% Y/Y
(%)
2.3
22.2
15.2
18.4
11.1
8.0
7.4
Radio
(million US$)
21.4
24.0
27.0
30.0
33.0
36.0
39.1
% Y/Y
(%)
8.2
14.3
12.5
11.1
10.0
9.1
8.3
Total
(million US$)
1,253.4
1,498.0
1,735.3
1,981.5
2,216.5
2,423.6
2,618.8
% Y/Y
(%)
7.7
19.5
15.8
14.2
11.8
9.3
8.1
Sumber / Source: Nielsen Company
52
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Stasiun Penyiaran Televisi
Television BroADCASTING STATION
Free To Air
Free to Air Television
Pengiklan di Indonesia lebih meyukai saluran utama free to air dengan alasan tertentu untuk menjangkau masyarakat dan ceruk segmen sosial-ekonomi. Media ini sangat menarik bagi pengiklan karena: • Jaringan free to air memiliki jangkauan terbesar (38 juta rumah bertelevisi) dibandingkan media lainnya. • CPM relatif masih rendah dibandingkan media dan kompetisi lainnya yang memperlambat tingkat harga periklanan serta berpotensi tumbuh di masa depan. • Pemirsa free to air terus bertumbuh dan terdiri dari individu yang menghabiskan waktu menyaksikan free to air. Rata-rata orang dewasa menonton selama 185 menit per hari. • Stasiun free to air lokal tumbuh dan terafiliasi pada jaringan free to air nasional. • Jaringan free to air berkonsolidasi di bawah pemilik yang telah diketahui umum. • Pengelolaan jaringan free to air terus membaik.
Advertisers in Indonesia deemed FTA television as the main channel to reach mass and niche socio-economic segments, and this media is attractive to them because: • National FTA television networks have the furthest reach (38 million TV homes) compared to other media providers. • CPM remains low relative to other media and competition slowed down the increase in advertising rates, which also leaves opportunities for future growth. • The FTA television audience is growing and individuals spend more time viewing FTA television. With the average urban adult viewing 185 minutes per day. • Local FTA television networks are growing as affiliates of national FTA networks. • FTA television networks are consolidating under common owners. • The management of FTA television networks is improving.
Free to air di Indonesia telah menerima lebih dari 65% dari belanja iklan bersih, MPA memperkirakan rasio ini akan relatif konstan selama 5 (lima) tahun tahun ke depan. Selama 2010, beberapa pengiklan besar menurut belanja iklan, seperti Unilever, Gudang Garam dan Mayora akan meningkatkan belanja iklan dan promosi sebesar 30% sampai 40%. Sebagian besar belanja iklan akan dialokasikan pada free to air.
Historically, FTA television has received more than 65% of net adspend in Indonesia and media agencies expect this ratio to remain relatively constant over the next five years. During 2010, some of the largest advertisers in terms of expenditures such as Unilever, Gudang Garam and Mayora increased advertising and promotion expenditure by approximately 30% to 40% with a majority of this expenditure spent on FTA television.
Exhibit 4: Indonesia Net Advertising Market Share (%)
Exhibit 4: Indonesia Net Advertising Market Share (%)
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
66.6
67.0
66.8
66.1
65.8
65.7
65.7
1.7
1.7
1.8
2.0
2.1
2.2
2.3
23.2
22.3
21.7
21.2
20.9
20.4
20.0
Majalah Magazine
3.2
3.1
2.9
2.9
2.8
2.8
2.8
On-line On-line
1.5
2.0
3.0
3.9
4.6
5.1
5.5
Luar Ruang Outdoor
2.2
2.2
2.2
2.3
2.3
2.2
2.2
Radio Radio
1.7
1.6
1.6
1.5
1.5
1.5
1.5
Free To Air Free To Air Pay-TV Pay-TV Surat Kabar Newspaper
Sumber / Source: Nielsen Company
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
53
Eksibit 5: Pangsa Pemirsa. Matrik Berdasarkan Stasiun TV Exhibit 5: Key Metrics by TV Station. Audience Share Stasiun Station
2010
RCTI
22
SCTV
16
Trans TV
13
MNC TV
10
Indosiar
9
Trans 7
10
Global TV
7
ANTV
6
tvOne
4
Metro TV
2
Sumber / Source: Nielsen Eksibit 6: Matrik Berdasarkan Stasiun TV. Share of Gross TV Advertising Exhibit 6: Key Metrics by TV Station. Share of Gross TV Advertising Stasiun Station
2010
RCTI
16
SCTV
14
Trans TV
12
MNC TV
11
Indosiar
8
Trans 7
10
Global TV
10
ANTV
8
tvOne
7
Metro TV
4
Sumber / Source: Nielsen
54
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Pay-TV Pasar Pay-TV tengah berkembang dengan pesat. Perkembangan ini didorong oleh peningkatan investasi, kompetisi dan content yang lebih baik. Menurut analisis MPA terakhir, content lokal dan content internasional premium akan dicari oleh pasar di masa depan, bersamaan dengan ekspansi layanan High Definition Television (HDTV) dan perekam video, Digital (digital Video Recorder/DVR).
Pay-TV The pay-TV market is growing rapidly from a low base, driven by rising investment, growing competition and stronger content. According to the latest analysis by MPA, more local content and premium international content is expected in the future, together with expansion of High Definition Television (HDTV) services and Digital Video Recorder (DVR) services.
MNC Sky Vision merupakan bagian dari Grup MNC dan dimiliki oleh Global Mediacom yang memiliki 78% pangsa pasar Pay-TV dengan melalui Indovision–premium brand– dan Top TV yang mass focused. Tingkat kompetisi yang dihadapipun meningkat. Di dalam area Jakarta, Indovision bersaing dengan First Media yang menyediakan paket layanan broadband dan Pay-TV. Sedangkan di luar Jakarta, MNC Sky Vision bersaing dengan Aora dan TelkomVision.
MNC Sky Vision, part of the MNC Group and owned by Global Mediacom has 78% market share in pay-TV with premium brand Indovision and the mass-focused Top TV. Competition is increasing especially outside Jakarta, led by players such as Aora and TelkomVision. In Jakarta, First Media is competing with Indovision through leverage of a strong broadband business, bundled with pay-TV.
Pertumbuhan pasar bisnis ini bergantung pada empat pokok: (1) investasi; (2) pemasaran, penjualan dan layanan pelanggan; (3) eklusivitas content yang ditawarkan; (4) melawan pembajakan.
Future market growth requires progression in four areas: (1) investment; (2) marketing, sales and customer service; (3) compelling content with some level of exclusivity; and (4) combating piracy.
Pada akhir 2010, menurut MPA terdapat lebih kurang 1,2 juta pelanggan Pay-TV di Indonesia, kurang dari 4% dari rumah bertelevisi dan kurang dari 6% dari pasar sasaran (rumah yang mampu berlanganan Pay-TV). Hal ini dibandingkan dengan 1,4 juta pemakai ilegal yang sebagian besar tinggal di daerah. Beberapa kelompok termasuk APMI, Kementrian Komunikasi dan Informatika dan penyedia saluran lainnya bekerjasama untuk memerangi pembajakan dengan inspeksi mendadak dan penyergapan. Pada saat yang sama, Sky Vision juga berharap bisa mendapatkan kesepakatan dengan beberapa operator besar di provinsi.
At the end of 2010, according to MPA there were about 1.2 milion pay-TV subscribers in Indonesia, less than 4% of TV homes and less than 6% of the addressable market (the homes that can afford pay-TV). This compares with 1.4 milion illegal users, largely in provincial areas. A number of key groups including local association APMI, the Ministry of Communications and various channel providers are working together to combat piracy with some level of success through raids and crackdowns. In the meantime, Sky Vision is hoping to enter into licensing agreements with some of the larger provincial operators.
Didorong oleh iklim investasi industri yang mulai tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Sampai dengan akhir tahun lalu, MNC Group telah melunasi obligasi sebesar US$165 juta untuk mengakuisisi satelit Sky Vision dan dana ekspansi usaha. Pada triwulan 3, 2010, Sky Vision melakukan IPO untuk menghimpun dana yang akan telah digunakan untuk membayar hutang dan ekspansi usaha. Proyeksi MPA mengindikasikan bahwa pelanggan Pay-TV akan tumbuh pada CAGR sebesar 20% selama 5 (lima) tahun ke depan untuk menjangkau 3,1 juta pelanggan dengan 13% penetrasi kepada sasaran pasar dan 8% ke rumah bertelevisi.
Encouragingly, industry investment has begun to grow in recent years. At the end of last year, MNC Group closed a US$165 million bond to buy Sky Vision’s satellite and fund future growth; it plans an IPO in Q3. 2010 to raise as money to pay off debt and fund more future growth. Projections from MPA indicate that pay-TV subscribers will grow at a CAGR of 20% over the next five years to reach 3.1 million subscribers, 13% penetration of the addressable market and 8% of TV homes.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
55
Exhibit 7: Pay-TV Indicators
Exhibit 7: Pay-TV Indicators 2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
0.9
1.2
1.6
2.0
2.4
2.7
3.1
Pen./Addressable Market
4.10%
5.50%
7.00%
8.60%
10.30%
11.80%
13.10%
% Pen./TVHH
2.70%
3.60%
4.50%
5.50%
6.50%
7.40%
8.10%
Subs (mil.)
Source: Nielsen Company MEDIA CETAK Iklan bersih pada media cetak, termasuk koran dan majalah, diperkirakan akan bertumbuh sebesar CAGR 9,5% dalam 5 (lima) tahun ke depan dan mencapai US$599 juta pada 2015, dengan koran menerima sebesar US$525 juta dan majalah sebesar US$74 juta. Hal ini terlepas dari penurunan jangkuan dan pembaca pada surat kabar dan majalah akibat peningkatan harga bahan bakar dalam 5 (lima) tahun terakhir.
PRINT MEDIA Net advertising on print media, including newspapers and magazines, is expected to grow at a CAGR of 9.5% over the next five years to reach approximately US$599.0 million by 2015 with newspapers accounting for US$525 million and magazines US$74 million. This is despite decreases in overall reach and readership for both newspapers and magazines following rises in fuel prices in the last five years.
Pada akhir 2010. Indonesia memiliki: • Lebih-kurang 600 surat kabar yang terdiri dari 250 harian dan 350 non-harian. • Sirkulasi 5,5 juta surat kabar harian, termasuk 3,2 juta sirkulasi surat kabar nasional dan 2,3 juta sirkulasi surat kabar regional dan daerah. • Sirkulasi surat kabar non harian mencapai 6,4 juta, yang terdiri dari 4,2 juta surat kabar nasional dan 2,2 juta surat kabar regional dan daerah. • Lebih dari 500 majalah dari kategori umum sampai khusus.
At the end of 2010. Indonesia had: • Approximately 600 newspaper titles consisting of 250 daily titles and 350 non-daily titles. • 5.5 million daily newspapers in circulation, including 3.2 million circulation for national newspapers and 2.3 million for regional and local newspapers. • Non-daily newspapers had a circulation of 6.4 million, consisting of 4.2 million national newspapers and 2.2 million regional and local newspapers. • More than 500 magazines from general to specific interest.
Radio Di Indonesia terdapat lebih dari 1.200 radio komersial. Stasiun radio domestik sangat tersegmentasi dan program dirancang untuk menjangkau pendengar yang spesifik, seperti wanita, komunitas bisnis, remaja, dan China. Kepada pengiklan radio menawarkan sebuah kendaraan iklan yang menargetkan 2% dari pasar iklan setiap tahun. MPA mengestimasi iklan radio akan tumbuh pada CAGR sebesar 10,3% selama 5 (lima) tahun ke depan.
Radio There are 1,200 commercial radio stations registered in Indonesia. Domestic radio stations are highly segmented and programs are designed to target specific listeners such as women, the business community, teenagers and the Chinese community. Radio offers advertisers an effective targeting vehicle and as such captures approximately 2% of the advertising market every year. MPA estimates that radio advertising will grow at a CAGR of 10.3% over the next five years.
56
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Internet Tingkat penetrasi layanan internet di Indonesia masih rendah, sebesar 18% per 31 Desember 2010, dibadingkan dengan Thailand dan Vietnam yang mencapai 20-30% atau Malaysia dan Singapura yang mencapai 60–70%. Meskipun begitu, infrastruktur internet di Indonesia telah meningkat dari perkiraan 5 (lima) juta pengguna pada 31 Desember 2003 menjadi 44 juta pengguna pada 31 Desember 2010. MPA memproyeksikan bahwa Indonesia akan memiliki lebih dari 80 juta pengguna internet pada 2015.
Internet The penetration rate of Internet services in Indonesia is low at 18% as of December 31, 2010, compared to approximately 20–30% in Thailand and Vietnam and 60–70% in Malaysia and Singapore. Nonetheless, Internet infrastructure is improving and the number of Internet users in Indonesia has increased from approximately five million users as of December 31, 2003, to approximately 44 million as of December 31, 2010. MPA projects that Indonesia will have more than 80 million Internet users by 2015.
MPA memproyeksikan bahwa pasar iklan on-line akan tumbuh sebesar 20–30% setiap tahun antara 2010 dan 2015 dan bernilai bersih sebesar US$145 juta pada 2015 atau diperkirakan 5,5% dari belanja iklan indonesia. Pengguna broadband yang tumbuh bersamaan dengan adopsi internet dan komputer pada segmen menengah bawah akan diperkirakan akan memfasilitasi pertumbuhan iklan on-line di masa depan.
MPA projects that the on-line advertising market will grow by approximately 20–30% each year between 2010 and 2015 and reach approximately US$145 million in net terms by 2015 or approximately 5.5% of advertising spending in Indonesia. Broadband user growth along with increased computer and Internet adoption in middle-to-lower income segments is expected to facilitate the on-line advertising market’s future growth.
TINJAUAN Keuangan Perseroan
COMPANY’s Financial Overview
Laporan Laba-Rugi
profit and loss statements
Pendapatan Strategi mengintegrasikan anak-anak perseroan dalam melakukan promosi dan penjualan telah memberikan dampak positif pada pendapatan konsolidasi Perseroan. Pada 31 Desember 2010 Perseroan mencatat pendapatan bersih sebesar Rp6,33 triliun, meningkat signifikan sebesar 26% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp5,04 triliun.
Revenues The strategy to integrate subsidiaries in promotion and sales has positively affected the consolidated revenue of the Company. On December 31, 2010 the Company recorded net income of Rp6.33 trillion, a significant increase of 26% compared to 2009 results which amounted to Rp5.04 trillion.
Kontribusi pendapatan terbesar pada tahun 2010 disumbangkan oleh media berbasis content dan iklan sebesar 76 % atau Rp4,78 triliun. Pencapaian ini meningkat sebesar 24% dari tahun 2009 yang mencatat pendapatan dari sektor yang sama sebesar Rp3,86 triliun. Pendapatan dari sektor lainnya, berturut-turut adalah media berbasis pelanggan sebesar Rp1,41 triliun, media pendukung dan infrastruktur sebesar Rp102 miliar dan pendapatan lainnya sebesar Rp29 miliar.
The largest contributor in 2010 was from content-based media and advertisement in the amount 76% or Rp4.78 trillion. Where it was an increase of 24% compared to 2009 of Rp3.86 trillion. Revenues from subscriber-based media contributed Rp1.41 trillion, media support and infrastructure contributed Rp102 billion and other revenues contributed Rp29 billion.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
57
Segmental Overview - Revenue
+26%
2010
6.327
2009 Content & Advertising Based Media
Content & Advertising Based Media
5.035 22%
2%
Subscriber-based Media
2% 0% 21%
Subscriber-based Media
Others
2009 2010
77%
76%
Media Support & Infrastructure Others
Revenue Beban Usaha Total beban usaha yang tercatat pada 31 Desember 2010 sebesar Rp4,85 triliun. Beban ini meningkat sebesar 12% dibandingkan yang dicatat pada akhir tahun 2009 sebesar Rp4,33 triliun. Peningkatan ini terjadi akibat adanya strategi bisnis ekspansif di anak perusahaan Perseroan.
Operating Expenses Operating expenses per December 31, 2010 was Rp4.85 trillion, an increase of 12% compared to that recorded at the end of 2009 of Rp4.33 trillion. The increase was due to business units’ expansive business strategy.
Beban ini pada 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp3,16 triliun atau meningkat sebesar 20% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp2,64 triliun. Sedangkan beban yang sifatnya mendukung kegiatan operasional Perseroan adalah beban umum dan administrasi, serta beban depresiasi dan amortisasi. Pada 31 Desember 2010, kedua beban ini tercatat berturut-turut sebesar Rp1,18 triliun dan Rp506 miliar.
Direct expenses on December 31, 2010, was recorded at Rp3.16 trillion or an increase of 20% compared to 2009 in the amount of Rp2.64 trillion. General and administrative expense and depreciation and amortization were recorded per December 31, 2010 at Rp1.18 trillion and Rp506 billion respectively.
Laba Usaha Laba usaha per 31 Desember 2010 sebesar Rp1,48 triliun. Pencapaian tahun 2010 ini meningkat signifikan 108% dibandingkan hasil yang dicapai pada tahun 2009 yaitu Rp710 miliar. Peningkatan signifikan ini disebabkan oleh berhasilnya strategi bisnis yang diambil oleh Perseroan dalam mensinergikan aspek pemasaran dan penjualan yang mencakup pasar yang lebih luas.
Income from Operating Operating Income per December 31, 2010 was Rp1.48 trillion, a significant increase of 108% compared to 2009 in the amount of Rp710 billion. The significant increase was due to successful business strategy implemented by the Company in synergizing marketing and sales which covers a broader market.
Beban Lain-Lain Bersih Beban lain-lain bersih yang tercatat pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp284 miliar meningkat sebesar 139% dari tahun 2009 sebesar Rp119 miliar. Penyebab peningkatkan beban ini terutama disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu menurunnya laba selisih kurs (tahun 2008 - Rp10.950/tahun 2009 - Rp9.400/ tahun 2010 - Rp8.991 per US$1,-). MNC Group mencatat keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp91 miliar pada 31 Desember 2010 dan Rp374 miliar pada akhir tahun 2009. Terdapat penurunan keuntungan kurs mata uang asing sebesar 76%.
Other Charges - Net Net other charges recorded per December 31, 2010 were Rp284 billion, an increase of 139% from the 2009 amount of Rp119 billion. The rise in other charges expense was mainly caused by the weakening of the Rupiah against other foreign currencies (in 2008 - Rp10,950/in 2009 - Rp9,400/ in 2010 - Rp8,991 per US$1,-). MNC Group recorded again in foreign currency of Rp91 billion on December 31, 2010 and Rp374 billion at the end of 2009. There was a decrease in the gain on foreign currency of 76%.
58
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Beban Pajak Jumlah beban pajak Perseroan pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp345 miliar, meningkat 33% jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencatat Beban Pajak sebesar Rp259 miliar.
Tax Expense The tax expense on December 31, 2010 was Rp345 billion, an increase of 33% compared to 2009 in the amount of Rp259 billion.
Laba Bersih MNC Group mencetak laba bersih tahun 2010 sebesar Rp579 miliar, meningkat tajam sebesar 269% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp157 miliar. Sedangkan laba bersih per saham pada akhir tahun 2010 adalah sebesar Rp42 per lembar saham dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar sebanyak 13.645.864.293 lembar saham.
Net Income MNC Group’s net income was Rp579 billion in 2010; a sharp increase of 269% compared to 2009, in the amount of Rp157 billion. Net income per share at the end of 2010 was Rp42 per share at 13,645,864,293 shares of outstanding shares.
Ulasan Neraca Keuangan
Overview of Financial Balance Sheet
Aset Jumlah aset konsolidasi MNC Group pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp12,96 triliun, menurun 4% dibandingkan aset per 31 Desember 2009 yang mencatat sebesar Rp13,48 triliun.
Assets Consolidated assets on December 31, 2010 was Rp12.96 trillion, a decrease of 4% compared to December 31, 2009 in the amount of Rp13.48 trillion.
Aset Lancar Pada 31 Desember 2010, Aset Lancar Konsolidasi Perseroan sebesar Rp5,94 triliun. Terdapat peningkatan aset sebesar 0,3% dibandingkan posisi terakhir tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp5,92 triliun. Jumlah aset lancar MNC Group relatif stabil dengan tren meningkat selama 5 (lima) tahun terakhir.
Current Assets On December 31, 2010 Consolidated Current Asset was Rp5.94 trillion. There was an increase of 0.3% compared to 2009 in the amount of Rp5.92 trillion. The MNC Group’s amount of current assets has been relatively stable with the increasing trend for the last five year.
Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar konsolidasi Perseroan per 31 Desember 2010 sebesar Rp7,02 triliun, Jumlah aset perseroan menurun signifikan sebesar 7% dibandingkan pencapaian tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp7,56 triliun karena Perseroan melakukan konversi MEB MNC Sky Vision sebesar 24,54%, sehingga meningkatkan kepemilikan Perseroan menjadi 75,54%.
Non-Current Assets Consolidated Non Current Assets on December 31, 2010 was Rp7.02 trillion, a decrease of 7% compared to 2009 in the amount of Rp7.56 trillion due to the completion of 24.54% of MNC Sky Vision’s MEB conversion by the Company. The Company’s shareholdings have increased to 75.54%.
Kewajiban Jumlah kewajiban konsolidasi Perseroan pada 31 Desember 2010 sebesar Rp4,75 triliun, meningkat 12% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp4,25 triliun.
Liabilities Consolidated liabilities on December 31, 2010 was Rp4.75 trillion, a 12% increase compared to that of 2009 in the amount of Rp4.25 trillion.
Kewajiban Lancar Kewajiban lancar konsolidasi Perseroan pada 31 Desember 2010 sebesar Rp3,20 triliun, meningkat sebesar 64% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp1,95 triliun. Peningkatan ini terutama disebabkan adanya kenaikan pada pos hutang obligasi. Hutang obligasi yang akan jatuh tempo dalam tahun 2011 merupakan reklasifikasi dari hutang jangka panjang.
Current Liabilities Consolidated current liabilities per December 31, 2010 was Rp3.20 trillion, an increase of 64% compared to the 2009 amount of Rp1.95 trillion. The increase was mainly due to the increased of bonds payable. Bonds payable due in 2011 was reclassified from long-term liabilities.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
59
Kewajiban Tidak Lancar Perseroan mencatat kewajiban tidak lancar konsolidasi pada 31 Desember 2010 sebesar Rp1,55 triliun, menurun 32% dibandingkan pencapaian pada akhir tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp2,29 triliun. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh reklasifikasi hutang obligasi tersebut di atas dan penurunan kewajiban tidak lancar lainnya. Pos ini terdiri dari pinjaman jangka panjang yang telah dilunasi sebagian.
Non Current Liabilities Consolidated noncurrent liabilities per December 31, 2010 was Rp1.55 trillion, a decrease of 32% compared to 2009 in the amount of Rp2.29 trillion. The decrease in liabilities was mainly caused by the reclassification of bonds payable as mentioned above and the decrease of other non current liabilities that consisted of longterm loans that have been paid off.
Ekuitas Pada 31 Desember 2010, ekuitas Perseroan tercatat sebesar Rp7,38 triliun, meningkat 5% dibandingkan tahun 2009. Peningkatan yang cukup besar pada elemen ekuitas terdapat pada laba ditahan yang meningkat 15%. Laba ditahan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp3,91 triliun, sedangkan pada tahun 2009 tercatat Rp3,40 triliun.
Equity Per December 31, 2010, total equity was Rp7.38 trillion, an increase of 5% compared to 2009. The significant increase in equity was due to the 15% increase in retained earnings. Retained earnings in 2010 was Rp3.91 trillion, whereas in 2009 it was Rp3.40 trillion.
Ulasan Kas dan Arus Kas
Overview of Cash and Cash FlowS
Posisi Kas dan Setara Kas pada 31 Desember 2010 adalah Rp1,14 triliun, menurun 11% dibandingkan akhir tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp1,28 triliun. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, posisi kas dan setara kas MNC Group berada dalam posisi stabil.
Cash and cash equivalent per December 31, 2010 were Rp1.14 trillion, a decrease of 11% compared to the end of 2009 of Rp1.28 trillion. In the last five years, total cash and cash equivalent of the Company has been stable.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Sepanjang tahun 2010, arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp453 miliar. Arus kas masuk tersebut berasal dari Penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp6,88 triliun. Sedangkan arus kas keluar dari aktivitas operasi digunakan untuk pembayaran kepada pemasok; karyawan dan lainnya; pembayaran pajak penghasilan dan pembayaran beban bunga dan keuangan; berturut-turut sebesar Rp5,88 triliun, Rp212 miliar dan Rp332 miliar.
Cash Flows from Operations During 2010, net cash flows from operations was Rp453 billion. Incoming cash flows were derived from subscribers in the amount of Rp6.88 trillion. Whereas outgoing cash from operations were used to pay suppliers; employees and others; income tax and interests charges and finance in the amount of Rp5.88 trillion, Rp212 billion, and Rp332 billion, respectively.
Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi pada tahun 2009 sebesar Rp158 miliar. Arus kas masuk berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp5,00 triliun. Adapun arus kas keluar pada tahun 2009 digunakan untuk pembayaran kepada pemasok, karyawan dan lainnya; pembayaran pajak penghasilan dan pembayaran beban bunga dan keuangan; berturut-turut sebesar Rp4,41 triliun, Rp115 miliar dan Rp325 miliar.
Meanwhile, cash flows from operations in 2009 was Rp158 billion. The incoming cash flow were derived from subscribers in the amount of Rp5.00 trillion. Whereas the outgoing cash in 2009 was used to pay suppliers, employees and other expenses, payment of income tax and payment of interest and finance charges in the amount of Rp4.41 trillion, Rp115 billion, and Rp325 billion, respectively.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Kas bersih yang digunakan untuk investasi per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp1,3 triliun. Kas yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap sebesar Rp1,40 triliun terutama untuk perolehan satelite/transponder dan penambahan dana di bank yang dibatasi penggunaannya. Sedangkan kas masuk dari hasil investasi berasal dari pencairan investasi jangka pendek (bersih) sebesar Rp455 miliar dan penerimaan bunga Rp55,36 miliar.
Cash Flows from Investments Cash flows used for investment per December 31, 2010 was Rp1.3 trillion. Cash was spent to acquire fixed assets in the amount of Rp1.40 trillion due to the acquisitions of satelite/transponders and an increase in restricted cash at bank. The incoming cash from investments were derived from the sale of short term investments (net) totaling Rp455 billion and interest income Rp55.36 billion.
60
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Sementara kas bersih yang digunakan untuk investasi per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp74 miliar, yang digunakan untuk memperoleh aset tetap sebesar Rp270 miliar serta Rp59 miliar untuk menambah aset lain dan uang muka. Di tahun yang sama tercatat kas masuk dari aktivitas investasi yang berasal dari pencairan investasi jangka pendek (bersih) Rp299 miliar, penjualan investasi sejumlah Rp159,8 miliar dan penerimaan bunga sebesar Rp37 miliar.
Meanwhile, net cash used for investments per December 31, 2009 was Rp74 billion, that was spent to acquire fixed assets totaling Rp270 billion and Rp59 billion was used to acquire other assets and as down payment. In 2009, incoming cash from investment was derived from the sale of short term investments (net) totaling Rp299 billion, disposal of investments amounting to Rp159.8 billion and interest income of Rp37 billion.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan MNC Group mendapatkan kas bersih dari aktivitas pendanaan per 31 Desember 2010 sebesar Rp700 miliar. Kas yang masuk ke perseroan melalui aktivitas ini berasal dari penerimaan pinjaman jangka pendek-bersih sebesar Rp281 miliar dan penerbitan hutang obligasi sejumlah US$165 juta dari anak perusahaan. Penggunanan kas pada tahun 2010 adalah untuk pembayaran hutang sewa sebesar Rp4,84 miliar, pembayaran pinjaman jangka panjang-bersih sebesar Rp553 miliar, pembayaran dividen sebesar Rp65 miliar dan pembelian kembali saham sebesar Rp73,7miliar.
Cash Flows from Funding MNC Group received net cash from funding per December 31, 2010 in the amount of Rp700 trillion. Incoming cash were derived from short-term loans totaling Rp281 billion and bonds pay by the Company’s business unit which was amounting to US$165 million. The expense of 2010 was for payment of lease payables of Rp4.84 billion. The payment of long term loans (net) Rp553 billion, dividend payment totaling Rp65 billion and buy back of shares of Rp73.7 billion.
Sementara pada 31 Desember 2009, Perseroan menggunakan kas bersih untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp198 miliar. Kas masuk dari aktivitas ini berasal dari penerimaan pinjaman jangka pendek-bersih sebesar Rp65,62 miliar. Penggunaan dana untuk aktivitas ini adalah untuk membayar pinjaman jangka panjangbersih sebesar Rp176,48 miliar.
Meanwhile, on December 31, 2009, the Company used net cash to fund activities totaling Rp198 billion. The incoming cash were derived from the short-term loans totaled Rp65.62 billion. The fund was used to pay for net long-term loans totaling Rp176.48 billion.
Penanaman Modal Penanaman modal investasi Perseroan pada tahun 2010 sebesar Rp174 miliar. Investasi pada aktiva tetap bertujuan untuk memperkuat aset Perseroan.
Capital Expenditures Capital expenditures in 2010 was Rp174 billion. The investment in fixed assets aims to strengthen the Company’s assets.
Pinjaman Posisi pinjaman MNC Group pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp2,96 triliun yang terdiri dari pinjaman jangka pendek sebesar Rp1,68 triliun dan jangka panjang sebesar Rp1,28 triliun.
Loan MNC Group’s loan per December 31, 2010 was Rp2.96 trillion consisting of short-term loans totaling Rp1.68 trillion and longterm loans totaling Rp1.28 trillion.
Rating obligasi yang dikeluarkan oleh MNC Group mendapat rating “B” dan “B2” dari lembaga pemeringkat Standard and Poor Rating Service dan Moody’s Investor Services Inc. Obligasi ini dijamin sepenuhnya oleh MNC dan seluruh anak perusahaannya.
Bond’s issued by MNC Group was rated “B” and “B2” by Standard and Poor’s as well as Moody’s Investor Services Inc. The bond is fully guaranteed by MNC and its subsidiaries.
Kebijakan Pembayaran Dividen Kebijakan pembayaran dividen PT Global Mediacom Tbk ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perseroan telah membayarkan dividen untuk Tahun Buku 2009 sebesar Rp68,117 juta pada tanggal 23 Desember 2010.
Dividend Payment Policy The dividend payment policy of PT Global Mediacom Tbk is determined through Company General Meeting of Shareholders (GMS). The Company has paid dividend for fiscal year 2009 totaling Rp68.117 million on December 23, 2010.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
61
Kinerja Operasional unit Usaha
Business UNIT’s Overview
MNC Group memiliki 3 (tiga) anak perusahaan yang bergerak di dalam bisnis Media. Ketiga anak perusahaan itu adalah: PT Media Nusantara Citra Tbk; PT MNC Sky Vision; dan PT Infokom Elektrindo.
MNC Group owns three subsidiaries operating in the media industry, consisting of PT Media Nusantara Citra Tbk; PT MNC Sky Vision and PT Infokom Elektrindo.
Bisnis Media berbasis content & Iklan
Content & Advertising BASED Media Business
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC)
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC)
MNC di Tahun 2010 MNC adalah perusahaan media terintegrasi terbesar di Indonesia dengan fokus utama pada pengembangan dan perluasan usaha di bidang content dan televisi free-to-air (“FTA”). Kami telah menghasilkan pendapatan yang optimal melalui kepemilikan di berbagai platform media dan khususnya pangsa dari belanja iklan dapat dimaksimalkan karena keberhasilan dalam mendapatkan dan mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar dalam bisnis penyiaran TV FTA dengan content library yang terbesar dan sangat berharga. Selanjutnya, MNC menjalankan bisnis dengan marjin laba yang sehat karena melaksanakan strategi yang senantiasa menciptakan sinergi diantara unit-unit usaha di dalam Perseroan. MNC berada dalam posisi yang terbaik untuk secara penuh meraih semua kesempatan yang ada pada saat prospek pertumbuhan ekonomi yang menguat dan industri media yang akan tumbuh dengan sangat baik sebagai hasil dari bertahun-tahun meraih kesuksesan dalam menjalankan strategi yang efektif dan penuh perhitungan.
MNC in 2010 MNC is the largest integrated media company in Indonesia with a major focus on developing and expanding the businesses in content and free-to-air televisions (“FTA TV”). We have achieved revenue optimization through our ownerships in various media platforms and in particular the share of advertising spending is maximized due to our success in garnering and maintaining the position as the market leader in FTA TV with the largest and highly valuable content library. Moreover, MNC has been able to operate with healthy profit margins due to the strategy of continuously creating synergies within various business units of the Company. MNC is in the best position to fully capitalize on the prospects of strong economic growths and a booming media industry, as a product of having successfully implementing effective and calculated strategies for many years.
62
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Saat ini MNC mengoperasikan tiga TV FTA, membesarkan dan menjual content library yang terbesar di Indonesia, sebuah harian umum nasional, dua tabloid, tiga majalah, jaringan radio terbesar, media on-line, value added services, agen periklanan, dan manajemen artis.
Currently, MNC is engaged in the operations of three FTA TV, enlarging and monetizing the largest content library, a daily national newspaper, two tabloids, three magazines, the largest radio networks, media online, value added services, advertising agency, and talent management.
Fokus utama bisnis kami adalah melakukan perluasan dan pengembangan pada bisnis TV FTA beserta content karena saat ini dan hingga tahun 2015 (sumber: Media Partners Asia) TV FTA akan tetap menerima sekitar 70% dari keseluruhan belanja iklan (“adspend”) di industri media. Media cetak menyerap sekitar 25% dari keseluruhan adspend, radio menerima sekitar 1.6% dan online media sekitar 2%. Bisnis media cetak dan radio merupakan lini bisnis strategis yang berguna untuk memberikan solusi penempatan iklan yang menyeluruh kepada pengiklan.
Our main focus is to expand and develop the businesses in FTA TV as well as content as FTA TV receives approximately 70% of total advertising spending in the media industry and the proportion will remain stable until 2015 (source: Media Partners Asia). Print media absorbs about 25% of total adspend, radio obtains about 1.6%, and on-line media is about 2%. Print media and radio are strategic business lines to provide a comprehensive solutions to advertisers.
STASIUN PENYIARAN TELEVISI
TELEVISION STATIONS
Televisi TV FTA menyerap sekitar 70% pangsa adspend yang merupakan pangsa terbesar dibandingkan dengan platform media lain. Oleh sebab itu kami menitik-beratkan fokus pada pengembangkan dan perluasan usaha di bidang TV FTA. Saat ini MNC memiliki dan mengoperasikan tiga stasiun dari sepuluh TV FTA swasta nasional yang terdiri dari RCTI, MNCTV, dan Global TV. Laporan yang dikumpulkan dari AGB Nielsen mengungkapkan
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
FTA TV absorbs approximately 70% share of total advertising spending, the largest share compared to other media platforms. We have therefore placed emphasis to focus in developing and expanding our FTA TV as well as content. Currently, MNC owns and operates three of the ten private national FTA TV stations consisting of RCTI, MNCTV, and Global TV. A report compiled from AGB Nielsen revealed that our three TV stations have a combined
63
bahwa ketiga TV FTA kami secara kolektif meraih rata-rata pangsa pemirsa sebesar 39% (Desember 2010). Pada Minggu terakhir bulan Desember 2010, secara kolektif rata-rata pangsa pemirsa ketiga TV FTA kami meningkat menjadi 42% karena hak siar eksklusif pertandingan final AFF Suzuki Cup 2010 antara Indonesia dan Malaysia. Di tahun 2010, kami juga menyiarkan secara eksklusif ajang olah raga bergengsi lainnya yang terdiri dari Piala Dunia FIFA 2010 dan Barclays Premier League 2010. Kekuatan kami bukan hanya mendapatkan hak siar eksklusif untuk ajang olah raga bergengsi yang dapat diandalkan untuk meraih rating yang tinggi untuk periode yang terbatas tetapi kami lebih kuat dalam penyiaran program rutin pada periode prime-time yang sangat berharga. Kami memiliki hak penyiaran eksklusif programprogram dari the Disney Company dan Fox dan yang lebih penting adalah bahwa produksi in-house kami telah sangat sukses dalam memproduksi program-program yang sangat menarik yang secara konsisten meraih rating pemirsa yang tinggi seperti sinetron Putri Yang Ditukar dan reality show The Master. Putri Yang Ditukar merupakan sinetron dengan rate card tertinggi diantara seluruh sinetron di TV FTA di Indonesia.
average audience shares of 39% (December 2010). On the last week of December 2010, the combined average audience share reached 42% due to the exclusive right to broadcast the final match between Indonesia and Malaysia in the AFF Suzuki Cup 2010. In 2010, we had the exclusive rights to broadcast other high profile sporting events consisting of FIFA World Cup 2010 and Barclays Premier League 2010. However, our strengths lies not only in securing high profile sporting events which are reliable in producing high ratings for a limited period but we are even stronger in broadcasting routine programs particularly during the lucrative prime-time period. We are the exclusive broadcaster of programs from the Disney Company and Fox and more importantly, our in-house productions have been very successful in producing compelling programs with consistently high audience ratings such as the drama series Putri Yang Ditukar and the reality show The Master. Currently, Putri Yang Ditukar is the drama series with the highest rate card among all drama series on FTA TV in Indonesia.
RCTI
RCTI
RCTI adalah TV FTA nomor satu di Indonesia dengan rata-rata pangsa pemirsa sekitar 22% yang membidik pemirsa pada segmen menengah ke atas atau kategori ABC 5+.
RCTI is the number one FTA TV in Indonesia with an average audience share of approximately 22% by targeting viewers in the middle to upper income segment or ABC 5+ category.
RCTI memiliki susunan program yang menarik yang terdiri dari acara sinetron yang sangat dinantikan pemirsa, reality show yang inovatif dan memiliki rating tinggi, acara berita dengan rating tinggi, ajang olah raga bergengsi, musik, acara anak-anak, film dokumenter dan lain-lain.
RCTI’s compelling list of programs include highly anticipated drama series, innovative and highly rated reality shows, highly rated news programs, high profile sporting events, music, children’s programs, documentary films and many others.
MNCTV
MNCTV
Pada tanggal 20 Oktober 2010, TPI resmi mengganti namanya menjadi MNCTV untuk meningkatkan dan memperkuat citra perusahaan sebagai TV FTA nasional yang kompetitif. Perubahan nama tersebut serta peningkatan mutu acara menghasilkan peningkatan terhadap jumlah pengiklan dan adspend. Pada tahun 2010, MNCTV mampu untuk menaikkan rate card pada time slot tertentu karena secara konsisten mendapatkan rating yang tinggi. MNCTV berada pada peringkat keempat diantara TV FTA nasional dengan rata-rata pangsa pemirsa sebesar 10% pada periode bulan Desember 2010.
On October 20, 2010, TPI was officially re-launched as MNCTV in order to enhance and strengthen the image as a competitive national FTA TV. The re-launched along with improved programming quality had produced favorable results of increasing the number of advertisers and adspend. In 2010, MNCTV was able to increase its rate cards for selected time slots due to consistently high ratings. MNCTV is ranked number 4 among the national FTA TVs with an average audience share of 10% for the month of December 2010.
MNCTV memiliki 32 stasiun relay yang menjangkau 180 juta pemirsa di 185 kota di seluruh Indonesia. MNCTV diposisikan untuk menarik konsumen di kalangan menengah hingga menengah ke bawah (kategori BCD 5+).
MNCTV has 32 relay stations reaching 180 million viewers in 185 cities throughout Indonesia. MNCTV is positioned to attract the middle to lower income segments (category BCD 5 +).
RCTI berdiri pada tahun 1989 dan merupakan TV FTA swasta pertama di Indonesia. RCTI memiliki cakupan yang terbesar diantara TV FTA nasional yang menjangkau 180 juta pemirsa di 473 kota melalui 48 stasiun relay.
RCTI was established in 1989 as the first national private FTA TV in Indonesia. RCTI has the largest coverage amongst all national FTA TV reaching 180 million viewers in 473 cities through 48 relays.
64
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Program-program favorit yang ditayangkan oleh MNCTV adalah cerita rakyat, acara komedi, musik dangdut dan masih banyak lagi.
The types of favorite programs being broadcasted by MNCTV are folklores, comedies, dangdut music shows and many others.
Global TV
Global TV
Global TV merupakan saluran utama MNC untuk menyiarkan content MTV, VH-1, dan Nickelodeon dalam bahasa Indonesia melalui perjanjian eksklusif dengan MTV Asia LDS dan Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd.
Global TV has the exclusive rights to broadcast Viacom’s programs comprising of VH-1, MTV, and Nickelodeon in the Indonesian language under the exclusive agreement with MTV Asia LDS and Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd.
Global TV memiliki jangkauan siaran nasional yang luas, mencapai sekitar 170 juta pemirsa di 219 kota di seluruh Indonesia dengan pangsa pemirsa sebesar 7% untuk tahun bulan Desember 2010.
Global TV has a wide national broadcast coverage reaching approximately 170 million viewers in 219 cities throughout Indonesia with a market share of 7% for the month of December 2010.
SUN TV
SUN TV
Keberadaan SUN TV dapat menggairahkan industri periklanan dengan memikat pengiklan baru yang memiliki fokus untuk mempromosikan produk atau jasanya pada daerah tertentu. SUN TV memiliki nasional TV FTA lokal berjaring yang berlokasi di 16 kota besar di Indonesia, termasuk 10 kota dalam cakupan rating AC Nielsen yang terdiri dari Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Denpasar, Makassar, Yogyakarta, Banjarmasin. Enam kota lainnya adalah Padang, Batam, Lampung, Pontianak, Banyumas dan Magelang. Pangsa pasar pemirsa di dua kota besar utama telah mencapai 5% berdasarkan rata-rata pemirsa (data mingguan) dengan target pemirsa di golongan ABC.
SUN TV may stimulate the advertising industry by attracting new advertisers with a focus on promoting products or services on certain regions. Currently, SUN TV Network has a national FTA TV local network in 16 major cities in Indonesia, including 10 cities in the rating scope of ACNielsen, comprising of Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Denpasar, Makassar, Yogyakarta, Banjarmasin The other 6 cities are Padang, Batam, Lampung, Pontianak, Banyumas and Magelang. The average audience share in two major cities reached 5%, based on an average weekly audience share with the target at the ABC category.
MEDIA CETAK
PRINT MEDIA
Koran Harian Seputar Indonesia pertama kali terbit pada 30 Juni 2005 dengan bagian terpisah untuk news, ekonomi& bisnis, lifestyle, dan olah raga. Pada bulan Desember 2010, Seputar Indonesia meluncurkan Hattrick yaitu bagian khusus yang secara komprehensif meliput berita dan informasi menarik mengenai sepakbola.
Newspaper The daily newspaper Seputar Indonesia was first published on June 30, 2005 with separate sections on news, economy & business, lifestyle and sports. In December 2010, Seputar Indonesia launched Hattrick, a special section offering comprehensive coverage on news and information on soccer.
Global TV merupakan stasiun televisi yang menjaring pemirsa remaja, keluarga muda dan profesional muda dalam kategori ABC (5-39).
Global TV is a television station catering to younger viewers, young families and young professionals in the middle to middle upper income segment (ABC ages 5 to 39 category).
MNC telah melakukan investasi finansial dan membentuk kerjasama untuk mengembangkan dan memperluas SUN TV. SUN TV merupakan sebuah perusahaan induk untuk 16 nasional TV FTA lokal berjaring yang mulai mengudara sejak Juni 2009 di Surabaya. Awalnya, TV FTA ini menyiarkan program nasional selama 8 jam dan program lokal selama 4 jam. Pada bulan November 2009, SUN TV mulai mengudara di Jakarta dengan melakukan siaran relay selama 18 jam dan content lokal selama 2 jam. Komposisi acara SUN TV terdiri dari program hiburan sebesar 70% dan berita sebesar 30%.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
MNC has committed a financial investment and formed a cooperation to develop and expand SUN TV. SUN TV is a holding company for 16 national FTA TV local networks that made its first broadcast in June 2009 in Surabaya. Initially, this FTA TV broadcasted 8-hours of national programs and 4-hours of local programs. In November 2009, SUN TV began airing programs in Jakarta with an 18-hour relay program and broadcasting 2-hours of local content. SUN TV’s programming line-up comprised of 70% entertainment and 30% news.
65
Koran Seputar Indonesia dicetak dalam edisi nasional dan enam edisi lokal untuk propinsi Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Setiap edisi lokal memiiliki halaman depan yang berbeda di setiap daerah. Oleh karena itu, Seputar Indonesia dapat memberikan liputan yang lebih mendalam mengenai berita nasional dan lokal kepada para pembaca. Strategi untuk mencetak edisi nasional dan berbagai edisi lokal memberikan keunggulan kepada Seputar Indonesia karena mampu untuk memenuhi beragam permintaan pengiklan yang memiliki fokus untuk mempromosikan produk dan/atau jasanya pada daerah tertentu atau secara nasional.
Seputar Indonesia is published as a national newspaper and six local newspapers for North Sumatera, South Sumatera, West Java, Central Java dan Yogyakarta, East Java and South Sulawesi. Each local editions have a distinct front page. Seputar Indonesia can thereby provide readers with an in-depth coverage on national and local news. Also, the strategy of providing a newspaper in a national edition and local edition provides a competitive advantage for Seputar Indonesia as it is able to meet various demands of advertisers with particular focus on promoting products and/or services only in certain regions and/or on a national scale.
Kami yakin bahwa bisnis koran di Indonesia akan tetap tumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bisa membaca dan jumlah penduduk yang menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saat ini, porsi penduduk yang telah menyelesaikan sekolah menengah atas hanya 29%, tingkat akademi 3%, dan tingkat universitas 4%.
We believe newspapers in Indonesia will continue to grow with higher literacy rates and advancement in education of the population. Currently, only 29% of the population have completed high school education, 3% completed diploma level education, and 3% have completed university level degrees.
Target pembaca utama Koran Seputar Indonesia adalah masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas yang berada di kelompok ekonomi kelas menengah ke atas dengan pendidikan setingkat universitas. Pada tahun 2010, koran Seputar Indonesia telah menjadi koran kedua terbesar di Jakarta dan ketiga di Indonesia.
Seputar Indonesia targets readers of 18 years old and above in the middle and upper income class with a university level education In 2010, Seputar Indonesia became the second largest newspaper in Jakarta and the third largest in Indonesia.
Tabloid Genie merupakan tabloid infotainmen yang berfokus pada gaya hidup dan gosip selebriti. Menurut data dari Nielsen Media Research, Genie adalah tabloid kedua terbesar dalam hal sirkulasi untuk infotainmen dan gosip artis lainnya.
Tabloid Genie is an infotainment tabloid focusing on reporting celebrities’ lifestyle and gossips. According to Nielsen Media Research, Genie is the second largest tabloid in terms of circulation for infotainment and celebrity gossip.
Tabloid Mom&Kiddie berfokus pada informasi dan artikel yang menarik untuk ibu dan anak.
Tabloid Mom & Kiddie focuses on providing appealing information and articles to mothers and children.
Majalah MNC mempublikasikan tiga jenis majalah yang terdiri dari HighEnd, HighEnd Teen, dan Just For Kids.
Magazine MNC produces three magazines consisting of HighEnd, HighEnd Teen, and Just For Kids.
HighEnd adalah majalah premium yang di publikasikan setiap bulan dalam bahasa Inggris yang mengulas tentang gaya hidup, mode dan individu yang memberikan inspirasi dengan semboyan “People, Luxuries and Beyond”. Majalah ini pertama kali diluncurkan pada bulan April 2008 dengan target pembaca pada segmen kalangan atas di Indonesia. HighEnd memiliki program acara mingguan dengan nama yang sama yang disiarkan di pay-TV MNC Sky Vision.
HighEnd are premium monthly magazines published in English with high quality articles and information on lifestyle, fashion, and inspiring people under the moto “People, Luxuries and Beyond,”. The magazine was first launched in April 2008 targeting readers in the upper income class segment in Indonesia. HighEnd has a weekly program under that is broadcasted on the pay-TV MNC Sky Vision.
Sejak Januari 2010, HighEnd menyajikan 16 halaman rubrik mengenai Wealth Management yang membahas artikel-artikel tentang bisnis, manajemen dan investasi.
In January 2010, HighEnd has added 16-pages to discuss issues relating to Wealth Management. The new section contain articles related to business, management and investment.
66
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Sedangkan HighEnd Teen memiliki moto “Smart, Up-to-Date and Beyond”. Majalah eksklusif berbahasa Inggris ini meliputi artikelartikel menarik yang membidik remaja dari keluarga kelas atas.
Meanwhile, HIghEnd Teen’s motto is “Smart, Up-to-Date and Beyond”. This exclusive magazine features interesting articles printed in English targeting youth from upper income class families.
Majalah Just For Kids (JFK) diluncurkan pada bulan Juni 2010. Majalah ini membidik pembaca yang berusia 5 hingga 12 tahun di dalam kelompok ekonomi menengah dan menengah keatas (kategori ABC). Majalah ini memiliki sirkulasi di daerah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan Indonesia bagian Timur. Majalah ini menyajikan artikel-artikel dalam bahasa Indonesia dan beberapa artikel dalam bahasa Inggris untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan anak-anak, menambah imajinasi, dan membangun karakter yang baik.
Just For Kids (JFK) magazine was launched in June 2010 targeting readers aged 5 to12 years old in the middle to upper income group (ABC category). The magazine is circulated in the greater areas of Jakarta, West Java, Central Java, East Java, Sumatra, and East Indonesia. The magazine provides articles in the Indonesian language and several articles in English to enrich the children’s knowledge, develop imagination, and build good character.
STASIUN RADIO
RADIO STATIONS
MNC Networks mengoperasikan dan mengelola jaringan radio terbesar di Indonesia dengan lebih dari 5 juta pendengar dengan menggunakan 31 jaringan di Indonesia. Bisnis radio memiliki nilai strategis untuk mendukung bisnis TV FTA dan sebagai pelengkap solusi iklan kepada para pengiklan.
MNC networks operates the largest radio networks in Indonesia with 5 million listeners by utilizing 31 networks in Indonesia. The radio business has a strategic value to support the FTA TV business in providing a comprehensive advertising solutions to advertisers.
Bisnis radio Perseroan terdiri dari empat format sebagai berikut:
The Company’s radio business is comprised of four formats as follows:
• Trijaya FM Pemimpin dalam segmen berita dan musik dengan 16 jaringan stasiun radio yang tersebar di Indonesia.
• Trijaya FM The leader in news and music programs with 16 radio stations across Indonesia.
• Radio Dangdut Indonesia Dahulu dikenal dengan nama Radio Dangdut TPI. Radio Dangdut Indonesia adalah stasiun radio nomor satu untuk musik dangdut dengan 14 jaringan stasiun radio yang menjangkau lebih dari 3,5 juta pendengar.
• Radio Dangdut Indonesia Formerly known as Radio Dangdut TPI. It is the number one radio station for dangdut music with 14 radio stations to reach over 3.5 million listeners.
• V Radio Diluncurkan pada tahun 2010 untuk menggantikan Women Radio yang menyiarkan berita dan informasi yang menarik mengenai kesehatan dan lifestyle kepada pendengar wanita aktif.
• V Radio Launched in 2010 to replace Women Radio with a focus on providing appealing news and information on health and lifestyle to the active female listeners.
• Global Radio Stasiun radio dengan semboyan “muda, dinamis dan kreatif” dan ditargetkan untuk generasi muda.
• Global Radio The radio station with a motto “young, dynamic and creative” is targeting younger listeners.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
67
Portal On-line
On-line Portal
Okezone.com MNC meluncurkan Okezone.com (www.okezone.com) secara komersil pada bulan Maret 2007 sebagai langkah untuk mengantisipasi akan semakin pentingnya peranan platform media ini di masa depan. Di negara-negara maju on-line portal memiliki keberadaan yang signifikan dan menyerap pangsa adspend yang cukup besar. Di Indonesia, pangsa adspend untuk portal on-line hanya sebesar 2% dan diproyeksikan meningkat menjadi sekitar 5,5% pada tahun 2015 (sumber: Media Partners Asia).
Okezone.com MNC commercially launched Okezone.com (www.okezone.com) in March 2007 to anticipate the increasing importance of this media platform in the future. On-line portal in many developed countries have a significant presence and absorbs a relatively large share of adspend. In Indonesia, the adspend share of online portal is only 2% and was projected to reach approximately 5.5% by 2015 (source: Media Partners Asia).
Okezone.com memiliki 20 channel on-line yang terdiri dari berita umum, politik, internasional, ekonomi, gaya hidup, selebritis, olahraga, sepakbola, otomotif, teknologi, dan berita lainnya yang sedang populer. Portal ini juga menyediakan content lewat mobile site dan aplikasi ponsel, seperti BlackBerry, Nokia, dan Android.
Okezone.com has 20 on-line canals comprising of general news, politics, international affairs, economy, lifestyles, celebrities, sports, soccer, automotive, technology, and other popular news. It also provides contents through mobile sites and cellular phone applications, such as Blackberry, Nokia, and Android.
Okezone.com memiliki manfaat sinergis yang dapat melakukan penjualan menyilang dan promosi menyilang dengan platform media lainnya milik MNC untuk meningkatkan pendapatan dan profil Perseroan di masyarakat. Pada tahun 2010, jumlah pengunjung unik di Okezone.com tumbuh sebesar 70%. Saat ini, Okezone.com mendapatkan sekitar 8 juga pengunjung setiap hari.
Okezone.com has synergistic advantages in terms of cross selling and cross promotions with other MNC’s media platforms to increase revenue and awareness. In 2010, Okezone.com’s unique visitors grew by70%. Currently, Okezone.com receives approximately 8 million page views per day.
VALUE ADDED SERVICES
VALUE ADDED SERVICES
Linktone Ltd adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di NASDAQ yang berbasis di Republik Rakyat Cina (“RRC”). Linktone Ltd adalah salah satu pemimpin dalam penyedia jasa hiburan interaktif nirkabel untuk konsumen dan korporasi di RRC yang merupakan pasar terbesar pemakai handphone berdasarkan jumlah pelanggan. Linktone Ltd menyediakan beragam portofolio jasa nirkabel dengan fokus khusus pada media, hiburan, dan komunikasi dengan menggunakan teknologi SMS, MMS, WAP dan Java/BREW.
Linktone Ltd is a NASDAQ listed company that is based in the People’s Republic of China (“PRC”). Linktone Ltd is one of the leading providers of wireless interactive entertainment services to consumers and corporate customers in PRC, the largest mobile phone market in the world as measured by the total number of subscribers. Linktone Ltd provides a diverse portfolio of services with a particular focus on media, entertainment and communications by using SMS, MMS, WAP and Java/BREW technologies.
Linktone melayani jasa untuk program khusus di Star TV seperti memilih melalui SMS. Kesepakatan dengan Cartoon Network milik Time Warner Turner memberikan hak kepada Linktone untuk menggunakan kartun dan animasi milik Turner yang dikembangkan oleh Linktone berupa produk yang dapat di download dan Java games melalui teknologi WAP dan MMS. Linktone adalah salah satu perusahaan di PRC paling disukai dalam menyediakan games nirkabel dan hiburan.
Linktone provides services for specific programs for STAR TV, such as SMS voting. An agreement with Timer Warner Turner Cartoon Network grants Linktone the rights to use Turner’s cartoons and animation which Linktone utilize to develop downloads and Java games across WAP and MMS. Linktone is one of PRC’s most popular providers of wireless games and entertainment.
Layanan VAS milik MNC dioperasikan oleh PT Linktone Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dimana sekitar 70% dari jumlah penduduk berusia dibawah 40 tahun yang merupakan potensi pasar yang cukup besar untuk menyediakan VAS dengan menggunakan portofolio produk dan jasa yang canggih milik Linktone Ltd.
MNC’s VAS services in Indonesia is operated by PT Linktone Indonesia. Indonesia has the fourth largest population in the world with approximately 70% of the population aged below 40 years old which thereby provides a sizable potential market to offer VAS by leveraging on Linktone Ltd’s portfolio of sophisticated products and services.
68
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
BISNIS CONTENT
CONTENT BUSINESS
MNC juga menitik-beratkan usahanya dalam mengembangkan dan memperluas content library terbesar di Indonesia. Pada akhir tahun 2010, MNC memiliki lebih dari 100.000 jam content berupa berita dan non berita dan jumlah content meningkat setiap tahun sekitar 10.000 jam. MNC telah sukses mengkomersilkan content library dengan menjual program kepada FTA TV pihak ketiga.
MNC also place great emphasis on developing and expanding the largest content library in Indonesia. As at year ended 2010, MNC has more than 100,000 hours of news and non-news content and increasing annually by approximately 10,000 hours. MNC has been successful in monetizing our content library by selling programs to other third party FTA TVs.
Content library yang besar tersebut juga dikomersilkan dengan menghasilkan channel milik sendiri dengan content yang unik. Pada tahun 2010, Perseroan memiliki enam channel milik sendiri yang terdiri dari MNC News, MNC Entertainment, MNC International, MNC Music, MNC Lifestyle dan MNC Business dimana dua channel terakhir diluncurkan pada tahun 2010.
The vast content library is also monetized by repackaging the content and creating proprietary channels with its own unique content. In 2010, the Company had six proprietary channels consisting of MNC News, MNC Entertainment, MNC International, MNC Music, MNC Lifestyle and MNC Business where the last two channels were launched in 2010.
• MNC News adalah channel yang menyiarkan program berita, infotainment, olah raga, dan lifestyle selama 24 jam. • MNC Entertainment menyiarkan program hiburan yang terdiri dari reality show, sinetron, film lokal, sitcom, dan content hiburan lainnya selama 24 jam. • MNC Music Channel menyiarkan program musik selama 24 jam. • MNC International menyiarkan content umum selama 24 jam. MNC International khusus ditargetkan pada TV FTA yang berada di luar negeri yang memiliki komunitas Indonesia dan Malaysia yang cukup besar. Saat ini, MNC International disiarkan di Singapura dan Timur Tengah. • MNC Lifestyle menyiarkan tren fesyen terkini, kecantikan kesehatan dan berita mengenai selebriti Indonesia selama 24 jam.
• MNC News is 24-hour channel featuring news, infotainment, sports and lifestyle. • MNC Entertainment is a 24-hour channel broadcasting entertainment programs comprising of reality shows, drama series, local movies, situational comedy, reality shows and other entertainment contents. • MNC Music Channel is a 24-hour music program. • MNC International is a 24-hour general content for international distribution. MNC International is specifically targeted for overseas based television stations that has a sizable population of Indonesians or Malaysians. Currently, MNC International is being broadcasted in Singapore and the Middle East. • MNC Lifestyle is a 24-hour channel featuring the latest trend in fashion, beauty, health and news on Indonesian celebrities.
Pada tahun 2011, MNC meluncurkan dua channel tambahan yaitu MNC Muslim dan Life. Perseroan akan meluncurkan lebih banyak lagi channel di masa mendatang.
In 2011, MNC created two additional channels i.e. MNC Muslim and Life. The Company shall create many more specialized channels in the future.
RUMAH PRODUKSI
PRODUCTION HOUSE
MNC Pictures memproduksi film layar lebar, film televisi (FTV), dan sinetron. Film layar lebar yang telah diproduksi oleh MNC Pictures adalah “Asmara Dua Diana” (2009) dan “Hari Untuk Amanda” (2010).
MNC Pictures produces wide screen movies, television films (FTV) and drama series. MNC Pictures have produced two wide screen movies namely “ Asmara Dua Diana” (2009) and “ Hari Untuk Amanda” (2010).
MANAJEMEN ARTIS
TALENT MANAGEMENT
Star Media Nusantara (SMN) membidangi manajemen artis dengan mengindentifikasi, mengembangkan, mempromosikan, dan mengelola artis-artis berbakat untuk menjadi artis-artis terkemuka dalam dunia hiburan. Dengan demikian, artis yang berada dibawah SMN mendapatkan kesempatan yang besar untuk mengembangkan karir di berbagai platform media milik MNC melalui TV, radio dan media cetak.
Star Media Nusantara (SMN) is engaged in talent management by identifying, developing, promoting, and managing talented artists to become the next star in the entertainment world. Artists under SMN are given ample of opportunities to develop careers in various MNC’s media platforms be it through TV, radio or print media.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
69
Sampai pada akhir tahun 2010, SMN telah mengelola lebih dari 80 artis. Fokus MNC pada pengembangan dan perluasan produksi in-house adalah sejalan dengan komitmen SMN untuk senantiasa menyediakan artis yang berbakat melalui rekrutmen.
In 2010, SMN have more than 80 artists under management. MNC’s focus in developing and expanding its in-house production is in line with SMN’s commitment to secure a pool of talented artists by performing a continuous recruitment process.
AGEN PERENCANAAN (PEMBELIAN) MEDIA
AGEN PERENCANAAN (PEMBELIAN) MEDIA
Cross Media International (CMI) memiliki dua bisnis utama yang terdiri dari PT Mediate Indonesia yang mengkhususkan pada kegiatan iklan above the line (TV, media cetak, dan radio) dan Cross Media Services untuk kegiatan below the line.
Cross Media International (CNI) has two main businesses consisting of PT Mediate Indonesia that is engaged in above the line advertisements (TV, print media, and radio) and Cross Media Services for below the line activities.
Tinjauan Keuangan MNC
MNC Financial Overview
Ulasan Laporan laba rugi
profit and loss Statements
Pendapatan Usaha PT Media Nusantara Citra Tbk mencatat total pendapatan sebesar Rp4,86 triliun per 31 Desember 2010. Pos ini meningkat sebesar 24% dibandingkan dengan 31 Desember 2009. Elemen pendapatan usaha MNC adalah Pendapatan Iklan, Content dan Layanan Bernilai Tambah (Value Added Services) dan Pendapatan Lainnya. Kontribusi tertinggi terhadap pendapatan usaha masih disumbangkan pendapatan iklan sebesar 84%, meningkat sebesar 31% dibandingkan pencapaian 2009, yaitu 78%. Peningkatan ini disebabkan oleh semakin kuatnya posisi PT Media Nusantara Citra Tbk dan anak-anak perusahaannya sebagai media iklan yang efektif.
Revenues PT Media Nusantara Citra Tbk reported total revenue of Rp4.86 trillion per December 31, 2010. It is an increase of 24% compared to December 31, 2009. The elements of MNC business revenues are Income of Advertisement, Contents and Value Added Services and other incomes. The highest contribution to business income is contributed by advertising revenue of 84%, an increase of 31% compared to that of 2009 of 78%. The rise is caused by the increasingly strong position of PT Media Nusantara Citra Tbk and its subsidiaries as an effective advertising media.
Pendapatan Iklan adalah pendapatan usaha MNC dari jasa penjualan ruang iklan dari segmen televisi, media cetak, radio dan media on-line. Pendapatan Iklan MNC untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah Rp4,05 triliun, meningkat sebesar 31% bila dibandingkan dengan pencapaian per 31 Desember 2009, Pendapatan iklan per segmen adalah Televisi: Rp3,85 triliun; Media Cetak: Rp0,17 triliun; Radio: Rp0,03 triliun.
Advertising revenue is the income of MNC from selling advertising at television, printed media, radio and online media. The income of MNC advertising for year ended December 31, 2010, is Rp4.05 trillion, an increase of 31% compared to target per December 31, 2009. Revenues from television is Rp3.85 trillion, printed media: Rp0.17 trillion; radio: Rp0.03 trillion.
Laba Usaha Laba usaha per 31 Desember 2010 sebesar Rp1,19 triliun. Pencapaian tahun 2010 ini meningkat 96% dibandingkan hasil yang dicapai pada tahun 2009, yaitu Rp607 miliar. Peningkatan signifikan ini disebabkan oleh berhasilnya strategi bisnis yang diambil oleh MNC antara lain dengan meningkatkan program yang di in-house, meningkatkan sinergi promosi dan penjualan silang, memperkuat positioning pasar dan memelihara efisiensi biaya untuk meningkatkan laba Perseroan.
Income from Operating Business Profit per December 31, 2010 was Rp1.19 trillion. The attainment in 2010 increased 96% compared to that of 2009 totaling Rp607 billion. The significant increase was resulted from the successful business strategy implemented by MNC, such as the increase of self production programs, increase in promoting synergy and cross selling, strengthening the market positioning and maintaining cost efficiency to improve the Company’s profit.
Laba Bersih Setelah Pajak Pada 31 Desember 2010, Laba Bersih Setelah Pajak yang dicetak oleh MNC adalah sebesar Rp730 miliar, meningkat 89%
Income After Tax On December 31, 2010, the Net Profit after Tax earned by MNC was Rp730 billion and increase of 89% compared to that of
70
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
daripada pencapaian tahun 2009, sebesar Rp386 miliar. Sedangkan laba bersih per Saham yang dicatat oleh MNC adalah sebesar Rp54 per saham dengan jumlah saham beredar 13.773.504.500 lembar saham.
2009 totaling Rp386 billion. Meanwhile, the net profit per share reported by MNC was Rp54 per share with the circulating shares totaling 13,773,504,500 shares.
Ulasan Neraca Keuangan MNC
Overview of MNC Balance Sheet
Aset Jumlah aset konsolidasi Perseroan pada 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp8,20 triliun, meningkat 7% dibandingkan aset per 31 Desember 2009 sebesar Rp7,64 triliun.
Assets The amount of consolidated Company assets on December 31, 2010 was Rp8.20 trillion, an increase of 7% compared to assets per December 31, 2009 of Rp7.64 trillion.
Aset Lancar Pada tanggal 31 Desember 2010 total aset lancar yang dimiliki Perseroan sebesar Rp5,20 triliun, mengalami peningkatan sebesar 9% dibandingkan yang tercatat pada 31 Desember 2009, sebesar Rp4,79 triliun. Penyebab peningkatan aset ini karena adanya peningkatan piutang usaha pihak ketiga yang merupakan kenaikan pendapatan dari iklan. Hal ini juga menunjukkan semakin membaiknya kinerja perseroan dan positioning unit usaha MNC sebagai media massa pilihan untuk alat komunikasi yang efektif. Untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2010. Piutang usaha pada pihak ketiga sebesar Rp1,93 triliun. Posisi ini meningkat signifikan sebesar 28% jika dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2009 yang mencatat sebesar Rp1,51 triliun.
Current Assets As at December 31, 2010, total current assets of the Company and its subsidiaries amounted to Rp5.20 trillion, an increase of 9% compared to that of December 31, 2009 totaling Rp4.79 trillion. The increase was resulted from the increased business receivables from third parties increase in revenue from advertising. It also reflected the increasing performance of the Company and positioning of MNC business unit as selected mass media for effective communication. For the fiscal year ended on December 31, 2010, the business receivables from third parties were Rp1.93 trillion. The position underwent a significant increase of 28% compared to that of December 31, 2009 totaling Rp1.51 trillion.
Aset Tidak Lancar Total aset tidak lancar Peseroan pada 31 Desember 2010 sebesar Rp2,99 triliun. Aset tidak lancar mengalami pertumbuhan yang relatif stabil dengan peningkatan sebesar 5% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp2,86 triliun.
Non Current Assets Total non-current assets on December 31, 2010 was Rp2.99 trillion. The non current assets underwent a relatively stable growth of 5% compared to that of 2009 totaling Rp2.86 trillion.
Kewajiban Pada 31 Desember 2010 jumlah kewajiban konsolidasi sebesar Rp2,76 triliun, bertumbuh sebesar 0,20% dibandingkan dengan Rp2,75 triliun pada 31 Desember 2009.
Liabilities On December 31, 2010 the consolidated liabilities was Rp2.76 trillion, an increase of 0.20% compared to that of December 31, 2009 totaling Rp2.75 trillion.
Kewajiban Lancar Kewajiban lancar Perseroan pada akhir 2010 sebesar Rp2,60 triliun, meningkat sebesar 93% dari tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp1,35 triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya reklasifikasi hutang obligasi dari kewajiban tidak lancar menjadi kewajiban lancar karena jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Current Liabilities The Company’s current liabilities at the end of 2010 was Rp2.60 trillion, an increase of 93% compared to that of 2009 totaling Rp1.35 trillion. The increase was resulted from the reclassification of bonds payable from non-current liabilities to current liabilities due to maturity period of one year.
Kewajiban Tidak Lancar Pada 31 Desember 2010, Perseroan mencatat jumlah Kewajiban tidak lancar sebesar Rp156 miliar menurun sebesar 89% dari tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp1,41 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh adanya reklasifikasi hutang obligasi tersebut di atas.
Non Current Liabilities The Company’s consolidated non current liabilities on December 31, 2010 was Rp156 billion. A decrease of 89% compared to that of 2009 totaling Rp1.41 trillion. The decrease was resulted from reclassification bonds payable as mentioned above.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
71
Ekuitas Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, ekuitas Perseroan tercatat sebesar Rp4,77 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun buku 2009. Ekuitas Perseroan relatif stabil dengan peningkatan hanya sebesar 11%. Walaupun ekuitas Perseroan cenderung stabil, namun terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada laba ditahan Perseroan. Pada akhir 2010, saldo laba ditahan Perseroan berjumlah Rp1,48 triliun. Jumlah ini bertambah sebesar 75% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp846 miliar.
Equity On December 31, 2010 the Company’s equity was Rp4.77 trillion. If compared to fiscal year 2009. it was relatively stable with an increase of 11%. Although it tended to be stable, there was significant increase for the Company’s retained earnings. At the end of 2010, the Company’s retained profit was Rp1.48 trillion. The amount increased 75% compared to that of 2009 totaling Rp846 billion.
Ulasan Kas dan Arus Kas MNC
Overview of Cash and Cash Flow of mnc
Posisi kas MNC pada akhir Desember 2010 adalah Rp1,08 triliun. Bila dibandingkan dengan posisi kas tahun 2009 sebesar Rp1,12 triliun, kas MNC berada dalam posisi yang stabil. Kestabilan kas ini diperlukan untuk menjamin jalannya bisnis yang dijalani oleh MNC.
The standing of MNC cash at the end of December 2010 was Rp1.08 trillion. Compared to the cash position in 2009 that was recorded at Rp1.12 trillion, the MNC cash is stable. The stability is required to guarantee the operations of MNC businesses.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Selama tahun 2010. arus kas bersih dari aktivitas operasi adalah Rp384 miliar. Arus kas tersebut berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp5,08 triliun. Arus kas keluar digunakan untuk membiayai pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan, bunga dan pajak penghasilan; berturut-turut adalah Rp4,34 triliun, Rp186 miliar dan Rp174 miliar.
Cash Flow from Operations During 2010, the net cash flow from operations activities was Rp384 billion. The cash flow derived from the cash income of subscribers was amounted to Rp5.08 trillion. Cash out flow used to fund cash payment to suppliers and employees, bank interest, and income tax was in the amount of respectively Rp4.34 trillion, Rp186 billion and Rp174 billion.
Sedangkan untuk tahun 2009. arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp153 miliar. Penerimaan kas dari pelanggan, yang merupakan arus kas masuk mencapai Rp4,04 triliun pada 31 Desember 2009. Untuk arus kas keluar pada tahun 2009 digunakan untuk keperluan yang sama pada tahun 2010, yaitu pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan, bunga dan pajak penghasilan. Masing-masing besarnya secara berurutan adalah Rp3,53 triliun, Rp246 miliar dan Rp111 miliar.
Meanwhile, for the year 2009, the net cash acquired from operating activities was Rp153 billion. Cash income from subscribers, which was cash in flow, reached Rp4.04 trillion on December 31, 2009. The cash out flow in 2009 disbursed for the same purposes in 2010, namely, payment to suppliers and employees, bank interests and income tax, amounting to respectively Rp3.53 trillion, Rp246 trillion and Rp111 billion.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun 2010 adalah sebesar Rp290 miliar yang digunakan untuk memperoleh aset tetap sebesar Rp174 miliar dan akuisisi anak perusahaan sebesar Rp319 miliar. Sementara arus kas dari aktivitas investasi pada tahun 2009 berjumlah Rp207 miliar digunakan digunakan untuk memperoleh aset tetap sebesar Rp210 miliar, pembayaran uang muka investasi Rp20 miliar, dan penambahan aset lain dan uang muka Rp24 miliar.
Cash Flow from Investment The net cash flow from investment in 2010 was Rp290 billion used to acquire fixed assets totaling Rp174 billion and to add other assets and acquisition of subsidiaries amounted to Rp319 billion. Meanwhile, net cash from investing activities in 2009 was Rp207 billion, used to acquire fixed assets totaling Rp210 billion, advance payment for investment totaling Rp20 billion and the addition of other assets and advance payment totaling Rp24 billion.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2010 sebesar Rp132 miliar. Kas ini digunakan untuk memperoleh kembali saham sebesar Rp100 miliar dan membayar dividen Rp94 miliar.
Cash Flow from Funding Net cash flow used in funding activities in 2010 was Rp132 billion. It was used to repurchase shares totaling Rp100 billion, and to pay the dividend totaling Rp94 billion.
72
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan pada 2010 meningkat 92% jika dibandingkan dengan tahun 2009. Tahun lalu, MNC menggunakan dana untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp69 miliar yang digunakan untuk memperoleh kembali saham sebesar Rp21 miliar, pembayaran hutang pembelian aset tetap Rp1 miliar, pembayaran hutang obligasi Rp3,6 miliar dan pembayaran dividen Rp68 miliar.
Net cash provided by financing activities in 2010 increased 92% compared to that in 2009. Last year, MNC used the funding of Rp69 billion for repurchasing shares totaling Rp21 billion, payment of fixed asset purchasing debts totaling Rp1 billion and payment for bond liabilities totaling Rp3.6 billion and payment of dividend totaling Rp68 billion.
BISNIS MEDIA BERBASIS PELANGGAN
Subscriber-based MEDIA BUSINESS
Industri pay-TV di Indonesia telah semakin menguat pertumbuhannya. PT MNC Sky Vision telah mengalami pertumbuhan pelanggan sebesar 39% CAGR (2007-2010) dan pertumbuhan tersebut akan kuat karena tingkat penetrasi payTV yang sebesar 3% masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya seperti Thailand sebesar 6%, Filipina sebesar 9%, Malaysia sebesar 49%, dan Singapura sebesar 63%. Selanjutnya, prospek pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat akan pendapatan rumah tangga yang akan menjadi kontributor penting untuk pertumbuhan industri pay-TV di Indonesia.
Indonesia’s pay TV industry has been growing from strength to strength. PT MN Sky Vision has experienced a 39% CAGR (20072010) in subscribers and the growth will continue to be strong as the penetration rate of pay-TV is relatively low at 3% as compared to other Asian countries such as Thailand at 6%, the Philippines at 9%, Malaysia at 49%, and Singapore at 63%. Furthermore, the strong economic outlook shall lead to higher disposable income which will be a significant contributor for the growth of Indonesia’s pay-TV industry.
Menurut Media Partners Asia, jumlah pelanggan pay-TV di Indonesia akan tumbuh dari saat ini sebesar 1,2 juta pelanggan menjadi 3,1 juta yang merupakan pertumbuhan sebesar 20% CAGR selama lima tahun ke depan sehingga akan meningkatkan tingkat penetrasi dari 3% menjadi 13% dari addressable market.
According to Media Partners Asia, total pay-TV subscribers in Indonesia will grow from the current level of 1.2 million to 3.1 million which translates to 20% CAGR over the next five years thereby increasing the penetration rate from 3% to approximately 13% of addressable market.
PT MNC Sky Vision (MSV)
PT MNC Sky Vision (MSV)
MSV merupakan pionir dalam industri pay-TV di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada 8 Agustus 1988 dan mulai menjalankan layanan Direct-to-Home (“DTH”) pay-TV pada awal 1994 dengan menggunakan nama Indovision. Indovision mentargetkan kelompok pendapatan menengah hingga menengah atas (kategori AB) di kota-kota besar dan daerah sekitarnya dengan menawarkan content yang berkualitas tertinggi beserta channel premium asing yang terlengkap.
MSV is a pioneer in Indonesia’s pay-TV industry. The company was founded on August 8, 1988 and began providing Direct-to-Home (“DTH”) pay-TV services in early 1994 under the brand Indovision. Indovision targets the middle and upper middle income segments (AB category) in large citiies and urban areas by offering the highest quality and most complete international premium content.
Dalam menghantarkan layanannya, MSV menggunakan satelit Indostar II yang diluncurkan pada tahun 2009 untuk menggantikan Cakrawarta 1 yang saat ini dalam orbit condong. Satelit Indostar II memiliki 32 transponder, termasuk 10 transponder aktif dan 3 transponder cadangan yang berfungsi sebagai penguat sinyal gelombang frekuensi S-Band, Indostar II dapat menampung sampai dengan 120 channel menggunakan MPEG-2 dan sampai 160 channel dengan MPEG-4. Sejak peluncuran Indostar II, MSV telah menambahkan lebih dari 20 channel baru. MSV memilih frekuensi S-Band karena lebih tahan terhadap perubahan cuaca
In delivering its services, MSV utilizes Indostar-II satellite that was launched in 2009 to replace the Cakrawarta 1 that is currently operating in inclined orbit. The Indostar II satellite has 32 transponders, including 10 active transponders and 3 reserve transponders that function as a signal enhancer for the S-Band frequency. Indostar II is able to accommodate up to 120 channels using MPEG-2 and up to 160 channels with MPEG-4. MSV has chosen the S-Band frequency for its clear reception and resilience to heavy rainstorms that are common in Indonesia. DTH platform was selected as it is the most effective and most
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
73
dan memiliki jangkauan ke seluruh Indonesia. Platform DTH dipilih karena merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk menyediakan layanan pay-TV ke seluruh kepulauan di Indonesia. Pertumbuhan dari operator kabel sangat terbatas karena tidak layak secara finansial dan operasional untuk memberikan layanan ke seluruh Indonesia. Menurut Media Partners Asia, lebih dari 77% pelanggan pay-TV menggunakan platform DTH dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi 84% pada tahun 2015.
efficient method of providing nationwide pay-TV services to over 13,000 islands. The growth for cable operators are very limited as it would not be financially nor operationally feasible for them to roll out their services throughout Indonesia. According to Media Partners Asia, over 77% of total pay-TV subscribers are on the DTH platform and it is projected to grow to 84% by 2015.
Hal itu disebabkan MSV telah berhasil melakukan strategi usahanya diantaranya adalah: • MSV telah menggunakan teknologi terbaik dengan peluncuran satelit Indostar II pada bulan Mei 2009 yang menggunakan spektrum S-Band. Satelit tersebut telah menghasilkan tingkat diferensiasi pada beberapa aspek. Pertama, adalah kemampuan untuk menyediakan layanan dengan kualitas gambar yang baik walaupun cuaca tidak baik. Pesaing menggunakan C dan Ku band yang rentan terhadap pemberhentian penerimaan sinyal. Kedua adalah bahwa satelit baru tersebut memiliki kapasitas sehingga MSV mampu untuk menawarkan hingga 120 saluran pada MPEG-2 dan hingga 160 saluran pada MPEG-4. Sejak diluncurkannya Indostar II, MSV telah menambah lebih dari 20 saluran. Saluran yang sangat beragam, jumlah saluran yang lebih besar dan lebih banyak saluran yang ekslusif telah memposisikan MSV dengan tingkat diferensiasi yang tinggi dibandingkan dengan layanan yang disedikan oleh pesaingnya. MSV mampu untuk menawarkan jumlah saluran yang lebih banyak pada harga paket berlangganan yang sangat kompetitif. • MSV telah memfokuskan untuk mendapatkan pelanggan baru melalui distribusi milik sendiri yang luas dengan kantor cabang sebanyak 58 di seluruh Indonesia. Sekitar 74% dari pelanggan baru di hasilkan oleh distribusi milik sendiri. Dengan memiliki distribusi sendiri maka dapat lebih mengendalikan saluran sales dan membayar komisi sales lebih kecil. Pesaing MSV lebih mengandalkan pada agen pihak ketiga untuk mendapatkan pelanggan baru sehingga tidak mampu untuk mengedalikan distribusi dari jasa-jasanya. MSV akan senantiasa menambah jumlah kantor cabang di daerah yang memiliki potensi yang baik, memperbaiki pelayanan purna jual dan memformulasikan program pelanggan setia untuk mengurangi churn rate. • Menyelenggarakan aktifitas pemasaran yang agresif untuk memberikan informasi kepada masyarakan terhadap manfaat pay-TV dan untuk meningkatkan kepekaan terhadap merekmerek kami.
MSV has achieved the significant leadership position by implementing the following strategies: • MSV has employed the best-in class technology through the launch of the satellite Indostar II in May 2009 by utilizing the S-Band spectrum. The satellite has created different ion of services in many respects. Firstly, by being able to provide services with high quality reception even in harsh weather conditions. Competitors are operating on the C and Ku band that is more susceptible to service outage. Secondly, the new satellite has the capacity to permit MSV in offering up to 120 channels using MPEG-2 and up to 160 channels by using MPEG-4. MSV has added approximately 20 more channels since the launch of Indostar II. Greater variety of channels, larger number of channels and more exclusive channels have positioned MSV with a high degree of differentiation as compared to the services provided by competitors. MSV is able to offer substantially more higher quality channel lineups at very competitive subscription price packages.
Penghargaan yang diperoleh MSV di tahun 2010 adalah: • Top Brand Award 2010 yang diperoleh berturut-turut sejak tahun 2008.
Indovision has received many awards in 2010k as follows: • Top Brand Award for 2010 which has been awarded consecutively since 2008.
• MSV has focused on acquiring new subscribers through an extensive in-house distributions of 58 branches across Indonesia. Approximately 74% of new subscribers were garnered through in-house distributions. In-house distributions provide greater control over the sales channels and the payment of lower sales commissions. MSV’s competitors places greater reliance on third party dealerships to acquire subscribers thereby is at a disadvantage in controlling the distribution of their services. MSV continues to add branch offices in potential areas to expand the service coverage, improvements of after sales services and formulate aggressive loyalty programs in order to minimize churn rate. • Conduct aggressive marketing activities to educate the market on the benefit of pay-TV, and enhance our brands.
74
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
• Indonesia’s Most Admired Companies. • Call Center Award. • Marketing Award dengan kategori “The Best Experiential Marketing”.
• Indonesia’s Most Admired Companies. • Call Center Award. • Marketing Award in the category of “The Best Experiential Marketing“.
5 Channel Peringkat Atas di Indovision tahun 2010 sebagai berikut:
Top 5 Channel at Indovision in 2010 as follows:
No 1
Channel
Program Unggulan| Top Program
Disney Channel
Tingker Bell & Lost Treasure Bolt Disney Pixar Short Movie
2
CBeebies
Kerwhizz Mister Maker Spot & His Grandparents
3
Cartoon Networks
Tom & Jerry : Fast & Furry Ninja Clash in land of snow Casper Scare School
4
Star World
90210: To New Beginning 90210: Wild Alaska Salmon Ghost Whisperer: Dead Eye
5
AXN
The Guardian House The Duke
Top TV MSV diluncurkan Top TV untuk dapat dijangkau kelompok ekonomi menengah dan menengah ke bawah (kategori BC1) di daerah dan di daerah yang sulit menerima siaran televisi free-to-air secara jelas. Sebagai merek kedua dari MSV, Top TV merupakan perwujudan dari suatu strategi bisnis untuk melebarkan target pasar untuk menghasilkan pendapatan yang optimal.
Top TV MSV launched Top TV to be affordable for the middle and lower middle income (BC1 category) in rural areas and areas with freeto-air television blank spots. Being MSV’s second brand, Top TV is the realization of a business strategy to expand the target market to generate optimum revenues.
Komposisi jumlah channel yang ditawarkan oleh Top TV terdiri dari 24 channel internasional dan 20 channel lokal, dengan jangkauan penyiaran di seluruh Indonesia.
Top TV’s channel offerings comprised of 24 international channels and 20 local channels, with nationwide coverage.
Strategi Bisnis MSV di Tahun 2011
MSV Business Strategy in 2011
Pada tahun 2011, strategi bisnis MSV adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan pasar yang baru - Meningkatkan jangkauan kami hingga ke seluruh Indonesia.
In 2011, MSV business strategies are as follows: a. Expand new market - Improve our reach throughout Indonesia.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
75
b.
c.
d.
e.
f.
g.
- Expand coverage by adding more representative offices and distribution channels in lucrative areas/secondary cities. b. Strengthen Segmented Offering - Segmented product offering through two brands that cater to both premium and lower income segments. - Indovision is the premium brand targeting the highincome subscribers. - Top TV is the brand providing basic services to the lower income households in Indonesia.
- Memperluas jangkauan dengan menambah kantor perwakilan dan channel distribusi ke beberapa daerah yang potensial/kota sekunder. Memperkuat segmentasi penawaran - Menawarkan segmentasi produk melalui dua merek yang bisa mencakup kedua segmen meliputi segmen premium dan yang berpenghasilan rendah. - Indovision adalah merek premium yang membidik pelanggan perkotaan berpenghasilan tinggi. - Top TV adalah produk yang menyajikan layanan berbasis rumah tangga berpenghasilan rendah di Indonesia. Terus merekrut pelanggan berkualitas - Tim penjualan memberlakukan sistem kontrol yang ketat pada verifikasi pelanggan ketika bergabung untuk mencegah penipuan dan memastikan bahwa pelanggan yang memenuhi kriteria saja yang mendaftar. - Kontrol yang kuat dan verifikasi dari back office (administrasi DTH dan layanan teknis). Mengelola distribusi channel secara masal & komprehensif - Menambah kekuatan tenaga penjual/outlet/pusat pendaftaran/tim dari pintu ke pintu di daerah potensial. - Diferensiasi strategi penjualan yang dipimpin oleh tenaga penjual yang kuat di internal – tidak menggantungkan pada jaringan dealer. - Memberikan keunggulan yang kompetitif dalam mengontrol penjualan channel. Terus menyajikan teknologi terbaik di kelasnya - Menjaga dengan baik pengoperasian satelit – S-Band dalam memberikan sinyal yang dapat diandalkan dan memungkinkan pelanggan untuk menggunakan pemancar ukuran terkecil. - Meningkatkan kualitas siaran dengan kompresi yang lebih baik atau teknologi atau inovasi. Memperkuat penawaran harga dan content yang paling kompetitif - Meluncurkan paket yang lebih terkemuka dan eksklusif dengan harga yang terbaik-tak tertandingi. - Meluncurkan kemasan yang lebih baru untuk menjangkau semua segmen pemirsa. Lebih agresif dalam mengedukasi pasar - Iklan dan promosi yang agresif untuk membudayakan kebutuhan terhadap pay-TV. - Membuat program promosi yang kreatif yang mengarah ke uji coba.
c. Continue recruiting qualified subscribers - Sales teams maintain stringent control on customer verification during on-boarding to prevent fraud and ensure that only qualified customers are signed up. - Strong control and verification from the back office (DTH administration and technical service). d. Maintain a massive and comprehensive distribution channels - Add more sales force/outlets/registration center/door to door teams in potential areas. - Differentiated sales strategy led by a strong internal sales force - less dependent on dealer networks. - Provide competitive advantage of having better control of sales channel. e. Continue offering best-in-class technology - Maintain good control of satellite operations - S-band provides the most reliable signal and operate the smallest dish size. - Improve broadcast quality with better compression or technology or innovation. f. Strengthen content and price offer - Launch more exclusive packages at the best price that is unmatched by competitors. - Launch more packages to reach the largest market segment g. More aggressive in educating the market - Aggressive advertising and promotion to educate the beneficial aspects of pay-TV - Create innovative promotion programs to entice potential subscribers to apply on a trial basis
PT NUSANTARA VISION (OkeVision)
PT NUSANTARA VISION (OkeVision)
PT Nusantara Vision merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Global Mediacom Tbk yang memiliki izin untuk mengoperasikan layanan pay-TV melalui merek Okevision
PT Nusantara Vision is a wholly owned subsidiary PT Global Mediacom Tbk with a license to operate pay-TV services under the brand Okevision through satellite broadcast (“DTH”) by utilizing
76
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
dengan menggunakan satelit pada spektrum S-Band. Okevision diluncurkan pada tahun 2005 dan mentargetkan pelanggan yang berada di kategori BC1 dengan menawarkan 43 saluran dimana 22 adalah saluran premium. Okevision memiliki 7 kantor cabang.
the S-Band spectrum. Okevision was launched in 2005 and targets subscribers in the BC1 category by offering 43 channels of which 22 are premium channels. Okevision has 7 branch offices.
Ulasan Keuangan MSV
MSV Financial Overview
Laporan Rugi Laba
profit and loss Statements
Pendapatan Pendapatan usaha MSV pada akhir 2010 sebesar Rp1,41 trilliun, meningkat sebesar 34% jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp1,06 trilliun. Peningkatan pendapatan usaha tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan.
Revenues MSV business revenue at the end of 2010 was Rp1.41 trillion an increase of 34% compared to that of 2009 totaling Rp1.06 trillion. The increasing revenues was occurred as a result of the increasing number of subscribers.
Laba Usaha Pada akhir 2010 MSV berhasil mencatatkan laba usaha sebesar Rp272 milliar atau meningkat sebesar 132% jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp117 miliar. Peningkatan laba usaha disebabkan oleh stabilnya beban usaha yang terdiri dari biaya advertising, biaya rekondisi dan biaya konsultan. Total beban usaha pada tahun 2010 adalah sebesar Rp1,14 triliun. Beban ini meningkat hanya sebesar 21% dibandingkan tahun sebelumnya.
Income from Operating At the end of 2010. MSV was successful in operating income of Rp272 billion or an increase of 132% compared to previous year was Rp117 billion. The increased operating income was due to the stability of operating expense which comprised of advertising, recondition & consultant expense. Total operating expense in 2010 was Rp1.14 trillion. The expense increased only by 21% compared to the previous year.
Laba Bersih Pada akhir 2010, MSV berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp147 milliar atau meningkat sebesar 39% jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp106 miliar. Peningkatan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan dari pelanggan.
Net Income At the end of 2010, MSV was successful with a net income of Rp147 billion or an increase of 39% compared to previous year’s of Rp106 billion. The increasing net income was occurred as a result of increase in sales.
Neraca Keuangan
Balance Sheets
Aset Total aset yang dimiliki oleh MSV per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp3,06 triliun meningkat sebesar 40% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp2,19 triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya pembelian satelit indostar II.
Assets Total asset owed by MSV per December 31, 2010 was Rp3.06 trillion an increase of 40% compared to that of 2009 totaling Rp2.19 trillion. The increase was resulted from the purchase of Indostar II Satellite.
Kewajiban Pada 31 Desember 2010, total kewajiban MSV adalah sebesar Rp2,17 trilliun meningkat sebesar 51% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp1,44 trilliun. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penerbitan obligasi senilai US$165 juta.
Liabilities On December 31, 2010, total liabilities of MSV was Rp2.17 trillion an increase of 51% compared to that of 2009 totaling Rp1.44 trillion. The increase was resulted from the issuance of obligatory bonds of the value US$165 million.
Ekuitas Jumlah ekuitas MSV pada posisi 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp893 milliar, meningkat 20% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp746 milliar.
Equity The amount of equity on December 31, 2010 was Rp893 billion, an increase of 20% compared to that of 2009 totaling Rp746 billion.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
77
MEDIA PENDUKUNG DAN INFRASTRUKTUR
MEDIA SUPPORTING AND INFRASTRUCTURE
PT INFOKOM ELEKTRINDO (INFOKOM)
PT INFOKOM ELEKTRINDO (INFOKOM)
Tidak seperti MNC dan MSV, Infokom tidak bergerak langsung di dalam industri media. Perusahaan ini lebih diposisikan sebagai supporting infrastructure untuk mendukung kebutuhan teknologi informasi dan infrastruktur bagi unit-unit usaha di bawah MNC Group. Pada tahun 2010, kegiatan usaha Infokom berfokus pada bidang-bidang sebagai berikut:
Unlike MNC and MSV, Infokom does not directly operate in the media industry. It is positioned more as a supporting infrastructure to support information technology and infrastructure for units under MNC Group. In 2010, Infokom business focused on the following areas:
Multimedia Value Added Service Kontribusi bidang usaha ini terhadap pendapatan InfoKom adalah sebesar 28,8%. Pendapatan ini diperoleh dari hasil kerjasama dengan PT Linktone Indonesia dan stasiun televisi dibawah Perseroan.
Multimedia Value Added Service The contribution of this business to the InfoKom revenue was 28.8%. The revenue was earned from cooperation with PT Linktone Indonesia and corporate TV stations.
Pengembangan Jaringan Penyiaran Menara Transmisi Bidang usaha ini memberikan kontribusi pendapatan sebesar 42,7%. Selama tahun 2010, InfoKom telah berhasil menyelesaikan proyek pengembangan jaringan transmisi berupa penguatan transmisi dan menara di Jakarta.
Construction of Broadcasting Network Transmission Towers This business contributed revenue of 42.7%. During 2010, InfoKom was successful in completing transmission network development projects for Jakarta.
Internet Service Provider (ISP) Bidang ISP memberikan kontribusi pendapatan sebesar 3,8% pada tahun 2010. Usaha ini merupakan pengembangan portfolio bisnis telekomunikasi ke broadband internet. Pelanggan bidang usaha ini berasal dari perusahaan di dalam dan luar grup, serta para pelanggan perorangan.
Internet Service Provider (ISP) ISP contributed revenue of 3.8% in 2010. This business is the development of telecommunication business portfolio to broadband internet. The customers are from companies inside and outside the group as well as individual customers.
Layanan Jaringan Telekomunikasi Layanan jaringan telekomunikasi merupakan portofolio bisnis VSAT. saat ini arah bidang usaha ini lebih ke pada broadband VSAT IP yang memberikan nilai tambah ke pelanggan. Bidang ini memberikan kontribusi sebesar 9,4% terhadap pendapatan perusahaan.
Telecommunication Network Service The telecommunication network service is VSAT business portfolio maintained by InfoKom. Yet, currently this business is more oriented to broadband internet that adds value to customers. This area contributed 9.4% to the company’s revenue.
Anak Perusahaan Infokom memiliki 2 anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penyedia jasa on-line payment point system dan jasa telekomunikasi LCR (Low Cost Routing). Kedua anak perusahaan tersebut memberikan kontribusi sebesar 13,9% & terhadap pendapatan bersih perusahaan.
Subsidiary Company Infokom has 2 subsidiaries whose lines of business focus on providing point system of on-line payment service and telecommunications service of LCR (Low Cost Routing). Both subsidiaries give contribution for 13.9% of the Company’s net income.
Rencana Bisnis InfoKom di tahun 2011 1. Capital Expenditure untuk up-grading HUB bagi unit usaha Telco sehingga dapat: a. Meningkatkan produk dan layanan yang lebih lengkap yaitu broadband data, VOIP, data serta multi VLAN. b. Penghematan biaya sewa transponder karena penggunaan transponder yang lebih effisien. 2. Unit usaha ISP menjalin kerja-sama dengan PT MNC Sky Vision sebagai infrastructure provider dalam rangka pengembangan produk internet bagi para pelanggan perorangan Indovision serta pengembangan produk dual play (internet + pay-TV) untuk pelanggan SMATV.
InfoKom’s Business Strategies in 2011 1. Capital Expenditure for upgrading HUB of Telco’s business unit has the following potentials: a. Increasing more comprehensive products and services by means of broadband data, VOIP, data and multi VLAN. b. Saving the rental expenditure of transponder due to more efficient use of transponder. 2. ISP’s business unit collaborates with PT MNC Sky Vision as infrastructure provider in the Internet products development for individual subscribers and dual play (Internet + pay-TV) products development for SMATV subscribers.
78
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
3. Menjadi pengelola Intelligent Building Management untuk gedung-gedung yang akan dibangun dalam kompleks MNC Tower yang meliputi internet access, cellular indoor coverage, WIFI indoor coverage dan MATV (Master Antenna TV). 4. Menjadi pengelola data center bagi gedung-gedung yang akan dibangun dalam kompleks MNC Tower dan sekitarnya. 5. Menjajaki untuk pengajuan ijin IPTV. 6. Menjadi infrastructure provider bagi unit-unit usaha dalam MNC Group.
3. Becoming ‘Intelligent Building Management’ for buildings which will be built in the premise of MNC Tower. The service includes Internet access, cellular indoor coverage, WIFI indoor coverage and MATV (Master Antenna TV). 4. Becoming data center management for buildings which will be built in the premise of MNC Tower and its surroundings. 5. Looking into IPTV license application within MNC Group. 6. Becoming infrastructure provider for business units under MNC Group.
Ulasan Keuangan Infokom
Infokom’s Financial Overview
Laporan Laba Rugi
profit and loss Statements
Pendapatan Pendapatan Infokom pada akhir 2010 sebesar Rp177 milliar menurun sebesar 0,8% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp179 miliar.
Revenues Infokom revenue at the end of 2010 was Rp177 billion relatively stable compared to Rp179 billion in 2009.
Laba Usaha Pada akhir 2010, Infokom mencatatkan laba usaha sebesar Rp9 milliar atau menurun sebesar 1% jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp10 miliar. Penurunan laba usaha tersebut terutama disebabkan oleh bertambahnya biaya penyusutan.
Income from Operating At the end of 2010, Infokom recorded an income from operating of Rp9 billion or decrease of 1% compared to the previous year which was Rp10 billion. The decrease was primarily caused by the increase of depreciation expense.
Laba Bersih Pada tahun 2010, Infokom berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,56 miliar atau menurun sebesar 31% jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,63 miliar. Penurunan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh bertambahnya biaya penyusutan dan adanya rugi kurs mata uang asing.
Net Income In 2010, Infokom successfully recorded net income of Rp4.56 billion, a decrease of 31% compared to the year before was Rp6.63 billion. The decrease was due to the increase of depreciation expense and the loss in foreign exchange.
Neraca Keuangan
Balance Sheet
Aset Total aset yang dimiliki oleh Infokom per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp491 milliar menurun sebesar 15% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp577 milliar. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan piutang usaha dan penurunan aktiva tetap karena biaya penyusutan.
Assets Total asset owned by Infokom as of December 31, 2010 was Rp491 billion, a decrease of 15% compared to Rp577 billion in 2009. The decrease was resulted from the decrease in account receivable and the decrease in fixed asset due to depreciation.
Kewajiban Pada 31 Desember 2010, total kewajiban Infokom adalah sebesar Rp132 milliar menurun sebesar 42% dibandingkan tahun 2009 yang mencatat sebesar Rp225 milliar. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya hutang bank, hutang usaha serta biaya yang masih harus dibayar di tahun 2010.
Liabilities On December 31, 2010, total liabilities of Infokom were Rp132 billion a decrease of 42% compared to Rp225 billion in 2009. The decrease was resulted from the decrease in bank’s loan and trade accounts payable, as well as outstanding expenses in 2010.
Ekuitas Jumlah ekuitas Infokom pada 31 Desember 2010 sebesar Rp360 miliar meningkat 2% dibandingkan ekuitas pada tahun sebelumnya sebesar Rp352 miliar.
Equity The amount of Infokom equity on December 31, 2010, was Rp360 billion, an increase of 2% compared to the 2009’s equity totaling to Rp352 billion.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
79
Sumber Daya Manusia Human Resources
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA - 2010 Di bidang Sumber Daya Manusia, pembenahan dilakukan terus menerus baik dari segi struktur, desain organisasi, manajemen kinerja, proses hiring, HRIS, training/development dan komunikasi untuk karyawan dan manajemen serta kompensasi dan benefits.
ASPECTS OF HUMAN RESOURCES - 2010 In the field of Human Resources, revamp continually takes place, familiarly in terms of structure, organizational design, performance management, hiring process, HRIS, training/development and communications for employees and management as well as compensation and benefits.
Pengembangan Organisasi Di tahun 2010, Perseroan telah melakukan evaluasi atas desain organisasi yang ada di unit-unit usaha dan sejauh mungkin telah distandarkan sesuai dengan kesamaan industrinya. Inisiatif ini dilakukan untuk memastikan agar aspek organisasi dapat mendukung laju bisnis yang sangat dinamis dan proses kerja yang ada menjadi lebih efektif serta efisien sehinga dapat menyesuaikan dengan tuntutan bisnis.
Organizational Development In 2010, the Company evaluated organizational design in business units and, has at best, standardized the organizational design in accordance to the standard of the industry. This initiative is undertaken to ensure that aspects of the organization can support an accelerated growth of a dynamic business.
Penerapan strategi Pengembangan organisasi ini diiringi dengan peningkatan konsolidasi fungsi SDM antara Perseroan dan Unit Bisnis melalui proses pendampingan dan konsultasi yang intensif untuk memastikan implementasi sistem SDM di Unit Bisnis selaras dengan kebijakan Perseroan.
The implemented strategy of this organizational development comes along with the increase in consolidation of HR between the Company and its Business Unit, through a process of intensive mentoring and consultation to ensure the implementation of HR system in the Business Unit is in line with the Company’s policies.
Sejalan dengan pengembangan organisasi yang lebih solid, baik di Perseroan dan di unit-unit usaha, Perseroan juga membuat perangkat sistem dan prosedur SDM yang terintegrasi dan harmoni, sedemikian sehingga proses integrasi antar unit usaha dan antara unit usaha dan holding dapat cepat terlaksana. Integrasi ini penting dilakukan untuk mempercepat penetrasi organisasi ke pasar dan pada saat yang sama pemantapan organisasi dilakukan secara terus menerus.
In line with a more solid organization development, in both the Company and business units, the Company also makes integrated and harmonious HR procedures and system tools, thus the integrated process among the business units and the Holding can be quickly executed. Such integration is very important to speed up the organizational penetration to market, while at the same time continuously making enhancement.
Sejalan dengan pemantapan organisasi dengan standarisasi atas desain, struktur dan proses organisasi, Perseroan juga mengisi posisi-posisi strategis yang diperlukan secara prioritas, baik dari kandidat internal dan eksternal, sehingga laju jalannya organisasi dapat diarahkan dengan baik dan cepat dan dapat mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh Perseroan.
In line with the enhancement of the organization, with the standardization of organizational design, structure and process, the Company also fills in strategic positions that are required in priority, both from internal and external candidates, so that the organization’s directions can be well directed and fast, to achieve targets and objectives established by the Company.
Kebijakan Manajemen SDM yang terintegrasi Secara paralel dengan perubahan dan pengembangan desain organisasi, Perseroan juga membuat perangkat kebijakan yang terintegrasi dan terpusat di tingkat Perseroan.
Integrated HR Management Policies In parallel with the changes and development in organizational design, the Company also makes integrated and centralized policy tools at the Company level.
Pembuatan kebijakan SDM dilakukan secara cepat dan kapan saja diperlukan dengan mendapatkan masukan dari unit-unit usaha ataupun dari Perseroan untuk menunjang kebutuhan Perseroan. Kebijakan SDM yang telah distandarisasi antara lain HR database management dan reporting, HRIS, Peraturan Perusahaan (PP), proses hiring, budget approval matrix, rotasi karyawan, struktur penggajian, struktur grading, staffing, headcount management, kebijakan Compensation/Benefits, “code and Conduct” dan lainlain.
HR policy-making is exercised quickly, at any time needed, by getting input from business units or from the Company to support the needs of the Company. HR policies that have been standardized, amongst them are HR database management and reporting, HRIS, Company Regulation, hiring process, Articles of Association approval matrix, rotation of employees, salary structure, grading structure, staffing, headcount management, Compensation/Benefits policy, “code and Conduct “, etc.
80
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Selain pembuatan kebijakan soal cara bekerja dan bertingkah laku di Perseroan yang diatur melalui Code of Conduct, kebijakan untuk meningkatkan motivasi dan evaluasi atas produkstifitas kerja serta pemberian insentifnya, juga dibuat dan diselaraskan terutama di bidang-bidang Sales, Produksi, Programming, News, baik untuk Broadcast, Portal ataupun print business.
In addition to policy-making on work and behavior conduct in the Company which is stipulated in the Code of Conduct, policies to encourage motivation and appraisal of work productivity and provision of incentives are also made and aligned primarily in the fields of Sales, Production, Programming, News - for the purpose of Broadcast, Portal or print business.
Selain penyelarasan kebijakan insentif untuk unit-unit usaha, telah diselaraskan dan diseragamkan pula kebijakan tentang rotasi, mutasi sementara, mutasi penuh dan penugasan dari satu unit ke unit usaha yang lain. Penugasan dilakukan secara terintegrasi antar unit-unit usaha dengan pengaturan dari Perseroan, sehingga proses rotasi dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi secara sentral.
In addition to the alignment of the policy on incentives for business units, there are policies that have been harmonized and unified, which are the policies on rotation, temporary mutation, full mutation and the assignment from one business unit to another. The assignment is carried out in an integrated manner across business units with the arrangement from the Company, so that the rotation process can be conducted systematically and be centrally documented.
Manajemen Kinerja Sistem Balance Score Cards (BSC) masih secara konsisten digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja karyawan. Format BSC menggunakan penilaian individual karyawan terhadap pencapaian financials, customer, process dan people. Dalam penerapannya, sekurang-kurangnya implementasinya dilakukan untuk tingkat Manajer ke atas, sehingga diharapkan dapat dilakukan secara lebih obyektif.
Performance Management Balance Score Cards (BSC) system is still consistently used to evaluate employee performance. BSC format uses individual assessment of employees towards the achievement of financials, customer, process and people. In practice, the implementation is carried out at least from the managerial level upward, to be more objective.
Melalui mekanisme BSC format ini, rencana pengembangan karyawan juga diidentifikasi dalam format Individual Developmental Plan (IDP) dari masing-masing karyawan yang pada akhirnya dapat diwujudkan dalam proses pengembangan karyawan secara “soft skill dan hard skill”. Secara lebih jauh sistem manajemen kinerja dengan pendekatan BSC ini diperlukan untuk mendukung kultur “Pay for Performance” yang secara konsisten dianut oleh Perseroan.
Through the mechanism of this BSC format, the employment development plan is also identified in the format of Individual Development Plan (IDP) of each employee, which is ultimately realized in the employment development process classified as “soft skill” and “hard skill.” By far, such management system with BSC approach is needed to support the culture of “Pay for Performance’, which is consistently adapted by the Company.
Pada proses akhir dari sistem penilaian kinerja, seluruh unit usaha akan membuat usulan atas pengembangan karyawan secara individual dan juga mengusulkan rewards atas pencapaian masing-masing sesuai dengan kontribusinya selama tahun 2010. Diharapkan dengan evaluasi seluruh unit-unit usaha dilakukan di tingkat Perseroan, maka proses evaluasi atas usulan unit-unit usaha dapat lebih ‘fair’ dan menggunakan tolok ukur yang sama dan diharapkan keterpaduan sistim di dalam grup dapat terbina dan dijaga.
At the end of the performance appraisal system, all business units will make proposals for the employment development individually and also propose rewards for the achievement in accordance with their respective contributions during the year 2010. It is expected that the evaluation of all business units be conducted at the Company level, so that the evaluation process can be fairer and that the process uses the same measurement. Such integrated system in the Group can hopefully be fostered and maintained.
Manajemen Karir dan Pengembangan Karyawan Untuk memastikan adanya “pool of talents” dan dalam rangka menunjang pencapaian strategi perusahaan, Perseroan membutuhkan SDM yang berkualitas dengan kuantitas tertentu untuk ditempatkan pada posisi kunci dalam organisasi unitunit usaha di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Untuk itu, Perseroan telah melakukan koordinasi dengan fungsi-fungsi SDM unit usaha melakukan pemetaan dan pendataan terhadap profil karyawan di lingkungan kelompok usaha Perseroan.
Career Management and Employment Development To ensure the presence of “pool of talents” and in order to support achievement of corporate strategy, the Company requires qualified human resources with certain quantity to be placed in key positions in the organization’s business units within the Company’s business group. Therefore, the Company has coordinated with HR functions and business units to map the profile data of employees within the Company’s business group.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
81
Hasil pemetaan karyawan yang disentralisasi ke tingkat Perseroan, selanjutnya diintegrasikan ke dalam sistem informasi yang terpadu sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan Perseroan dalam pengelolaan SDM di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Implementasi dari pemetaan ini dapat berupa mutasi, rotasi ataupun penugasan sementara dari Perseroan ke unit usaha atau dari unit usaha satu ke unit usaha lainnya. Semua proses ini dilakukan di level Perseroan, sehingga “fairness” dapat lebih terjaga dan dokumentasi atas movement karyawan dapat dilakukan secara konsisten dan terintegrasi.
The employment mapping result centralized to the Company level will then be incorporated into an integrated information system, that can be taken into consideration by the Company in human resources management within the Company’s business group. This mapping implementation can be in the form of mutation, rotation or temporary stint from the Company to business unit or from one business unit to another. All process is exercised at the Company level, so that fairness can be maintained and documentation of employee’s movement can be consistently integrated.
Mengingat Perseroan mempunyai beberapa unit usaha yang berbeda bidang usahanya, maka ada fleksibilitas dari para karyawan untuk dapat mengembangkan karirnya berdasarkan interest pribadi yang disesuaikan di industri yang berbeda dan dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan minat dan dselaraskan dengan kebutuhan Perseroan.
Looking at the fact that the Company has several business units with different lines of business, employees are given the flexibility to develop their career based on their personal interest by adjusting to different industries and they can develop their potential according to their own interest that is aligned with the needs of the Company.
Kebijakan Pelatihan dan Pengembangan Promosi karyawan yang berprestasi serta Penempatan/Rotasi SDM yang berkualitas di beberapa unit usaha dilakukan melalui Perseroan terutama untuk segmen karyawan Manajer ke atas. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan bisnis usaha dan memberikan kesempatan bagi pengembangan kompetensi dan karir karyawan. Melalui mekanisme ini karyawan diberikan peluang yang sangat lebar untuk memperkaya ilmu dan pengalaman dengan mutasi/rotasi/promosi, sehingga dapat menjadi tenaga profesional yang handal bagi Perseroan.
Training and Development Policy Promotion of excellent employees and Placement/Rotation of qualified HR in several business units are exercised through the Company, primarily for employees segments of Managers upward. This step is taken to meet the needs of business development efforts and provide opportunities for employees’ career and competency development. By means of this mechanism, the employees are given a very wide opportunity to enrich their knowledge and experience through mutation/rotation/promotion, so that they can become a reliable professional for the Company.
Komitmen Perusahaan untuk mengembangkan SDM juga dilakukan dengan cara mengikutsertakan karyawan yang memiliki potensi baik untuk dikembangkan lebih lanjut di MNC Training Center. Hal ini menjadikan training tidak semata-mata hanya untuk meningkatkan kompetensi tetapi juga sebagai Reward atas prestasi yang telah ditunjukkan oleh karyawan. Program training yang diikuti tidak hanya training yang bersifat “Hard Skill” tetapi juga “Soft Skill”. Program training yang sifatnya “hard skills” dilakukan melalui pengembangan kurikulum dari “Academies Management”, seperti Salesmanship, Collections management, presenter development, reporter development, dan lain-lain yang sebagian besar di sampaikan oleh para instruktur dari dalam perusahaan, sedangkan program pengembangan yang sifatnya “soft skills” dilakukan dengan mengundang pihak luar, seperti Training Leadership, Supervisory Management, Problem Solving And Decision Making, Motivation, Will Power, dan lain-lain.
The Company’s commitment to developing human resources is accomplished by involving employees with good potentials for further development in MNC Training Center. This makes training not only for the sole purpose of increasing competency, but also as a reward for achievements shown by employees. The training program does not only cover the programs of “Hard skills” but also “Soft Skill”. The “hard skills” training program is conducted by means of curriculum development from “Academies Management, such as Salesmanship, Collections Management, Presenter Development, Reporter Development, etc.; most of which are delivered by in-house instructors. Meanwhile, the “soft skills” training program is conducted by inviting outside parties delivering programs such as Training Leadership, Supervisory Management, Problem Solving and Decision Making, Motivation, Will Power, etc.
82
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Agar Training Centre mampu berperan lebih strategis dan mengarah kepada kebutuhan bisnis -business oriented-, Perseroan telah mempersiapkan kelompok kurikulum untuk pengembangan fungsi utama (core functions) di unit bisnis strategis melalui pembentukan Academies, seperti News Academy, Free to Air Academy, Print Academy, Sales Academy serta Leadership Academy.
In order for the Training Center to play its role more strategically and be directed to the needs of business - business-oriented, the Company has prepared a group of curriculum for the development of core functions in strategic business units through the establishment of Academies, such as News Academy, Free to Air Academy, Print Academy, Sales Academy and Leadership Academy.
Untuk memastikan SDM yang berkualitas dapat tetap berkembang secara optimal di Perseroan, selain menyediakan ”career path” yang terstruktur, Perseroan memperluas kesempatan pengembangan karir karyawan melalui tugas-tugas yang bersifat project base. Penugasan ini selain memberikan kesempatan bagi karyawan untuk terjun langsung dalam corporate action diyakini dapat menciptakan tenaga-tenaga yang handal baik dari segi teknis maupun kemampuan untuk memimpin.
To ensure quality human resources continues to grow optimally in the Company, other than providing structured “career path”, the Company has expanded employment career development opportunities by means of project based assignments. Aside from providing opportunities to employees to be involved directly inside the corporate action, this assignment deems to be able to create a reliable workforce from the technical aspect and the ability to lead.
Integrated Hiring Management Fokus utama dari Perseroan di tahun 2010 adalah bagaimana memenuhi jumlah karyawan di core functions sedemikian sehingga MNC Group dapat melakukan penetrasi ke market dengan cepat dan pada waktu yang sama juga membangun Perseroan menjadi organisasi yang solid dan tangguh dalam bersaing di pasar.
Integrated Hiring Management The Company’s main focus in 2010 was on how to fulfill the number of employees in core functions so that the MNC Group can penetrate the market quickly, while at the same time build the Company to be a solid and strong organization in competing within the market.
Untuk menunjang langkah tersebut, Perseroan mencoba mengkonsolidasikan fungsi hiring dengan mengintegrasikan seluruh proses rekrutmen dan proses sourcing, database, interview dan offering untuk dilaksanakan secara tersentral di Perseroan. Di tahun ini pula telah dibangun portal khusus untuk Employee portal dimana lowongan pekerjaan di Perseroan dapat diakses oleh karyawan secara terbuka dan kebijakan hiring internal dan job posting telah dikeluarkan untuk panduan bagi karyawan yang melamar.
To support such a measurement, the Company tried to consolidate the functions of hiring by integrating the entire recruitment process, sourcing process, database, interview and offering, all of which are centrally integrated within the Company. Furthermore, in this year, a special portal for Employees was built. The portal features job vacancies at the Company that can be openly accessed by the employees. In addition, policies on internal hiring and job posting have already been issued as guidance for those employees who apply.
Selain job posting internal yang dapat diakses di employee portal, Perseroan juga sedang mengintegrasikan proses sourcing dari beberapa unit-unit usaha menjadi centrally managed sourcing management process dilakukan oleh Perseroan dengan dikembangkannya JobMNC melalui web. Dengan demikian proses pencarian calon tenaga kerja di semua level dapat dilakukan secara terintegrasi untuk MNC Group dan selanjutnya diproses secara terpadu oleh unit-unit usaha dalam lingkungan MNC Group, sesuai dengan kebutuhan hiringnya di masing-masing unit usaha. Dengan demikian proses hiring dan sourcing dari Perseroan dapat dilakukan secara tepat sasaran, tepat biaya, tepat waktu dan tepat jumlah.
In addition to the internal job posting that can be accessed on the employees portal, the Company is working to integrate sourcing process from a number of business units to be ‘centrally managed sourcing management process’ undertaken by the Company through the development of JobMNC on the web. Thus, the search process of job seekers at all levels can be integrated to MNC Group and subsequently processed in an integrated way by the business units within the MNC Group, in accordance with the hiring needs in each business unit. Therefore, the process of hiring and sourcing of the Company can be accurately targeted, timely, cost effectively and calculated precisely.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
83
Integrated HRIS and HR Reporting Proses integrasi yang dilakukan untuk bidang HRM juga dilakukan dengan membuat HRIS dan pelaporan yang tersentral di level Perseroan. Setiap bulan, data dari seluruh unit-unit usaha baik data total karyawan/headcount detail, jumlah karyawan masuk, jumlah karyawan keluar, karyawan yang pindah, rotasi ataupun promosi dapat dilihat di laporan HRIS untuk seluruh MNC Group.
Integrated HRIS and HR Reporting The integration process carried out to the field of HRM is also done through the creation of HRIS and centralized reporting at the Company’s level. Each month, data from all business units, such as, the total number of employees/headcount details; number of employees joining the Company; number of employees leaving the Company; employees who move, are rotated or promoted all can be seen in HRIS report for the entire MNC Group.
Laporan bulanan ini dikeluarkan oleh Perseroan dan dapat diakses oleh masing-masing unit usaha karena ditunjang oleh sistem on-line melalui desain web, sedangkan proses input data dapat dilakukan secara desentralisasi. Dengan demikian, proses pengumpulan database, pengolahan dan distribusi data dapat dilakukan jauh lebih cepat dan tepat kapan saja dibutuhkan.
This monthly report is issued by the Company and can be accessed by each business unit, as it is supported by the on-line system through web design, while the data input process can be decentralized. Therefore, the process of collecting database, processing and distributing data can be done much more quickly and accurately whenever required.
Employee Communications/Events Perseroan memandang perlu pentingnya keterbukaan informasi dan komunikasi antara Manajemen dan karyawan. Selain penyediaan employee portal, di tingkat Manajer ke atas dilakukan Forum rutin yang disebut dengan Manager Forum yang diadakan oleh Perseroan di setiap kuartal. Pada event tersebut yang umumnya dihadiri sekitar 400 posisi Direksi dan Manajer keatas akan disampaikan tentang pencapaian organisasi dan arahan dari CEO MNC Group soal fokus ke depan dari Perseroan.
Employee Communications/Events The Company highly regards the importance of information disclosure and communication between Management and employees. Apart from the provision of employees portal, at the top level managers upward, a forum called Managers Forum is routinely held by the Company quarterly. During the event, which is generally attended by around 400 participants at the levels of directorial, managerial and above; presents the organization‘s achievements and directions from CEO MNC Group about the future focus of the Company.
Disamping itu para Direksi/Manajer di kegiatan ini juga diharapkan dapat diberikan pembekalan/sharing tentang materi tertentu yang bisa berupa sharing tentang Leadership dari pembicara luar ataupun sharing dari Business Leaders internal dari unit tertentu yang berhasil mencapat standard pencapaian tertentu yang disesuaikan dengan tema acara pada waktu event tersebut berlangsung. Melalui Manager Forum ini, diharapkan juga networking antara para Direksi dan Manajer ke atas dapat tercapai.
Apart from this, the Board of Directors/Managers in this event are expected to share about certain materials, such as, the sharing of Leadership from a guest speaker or the sharing that comes from the Leader of an internal business unit, which managed to achieve the specific standards of achievement that is tailored to the theme of the event. Throughout this manager forum, it is expected that the networking between the Board of Directors and Managers can be achieved.
Selain melalui Manager Forum, diharapkan komunikasi dan interaksi antar karyawan lintas unit usaha juga dapat terus ditingkatkan. Pembangunan employee portal yang berisi informasi dan komunikasi antar karyawan dan kemudahan akses atas kebijakan-kebijakan Perseroan melalui Web juga diharapkan dapat lebih mempercepat proses pembelajaran dan komunikasi dan interaksi karyawan satu dengan lainnya, baik dilingkungan unitnya masing-masing maupun lintas unit-unit usaha.
In addition to the Forum Manager, it is expected that communication and interaction between employees across business units can be enhanced. The development of employees portal, which contains information and communication amongst employees and convenient access to Company’s policies, is expected to accelerate the process of learning, communication and interaction between one employee and another, be it in the environment of each unit or across business units.
84
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Di tingkat unit usaha/perseroan, tentunya rapat rutin dan “townhall” yang umumnya dihadiri oleh seluruh staff, Direksi, Manajer ke atas dapat juga mempererat tali ikatan dan komunikasi antara karyawan dengan karyawan lainnya dan juga antara karyawan dengan Manajemen. Diharapkan dengan komunikasi dan interaksi secara efektif, pekerjaan dapat lebih lancar dalam eksekusinya karena tidak ada hambatan pemahaman dan komunikasi.
At the level of the Company / business units, regular meetings and the “town hall” which are generally attended by all staff, directors and managers upward can also strengthen ties and communication between one employee and another, as well as between employees and its management. It is expected, with effective communication and interaction, work can be smoothly executed since there will be no barriers to understanding and communication.
Compensation and Benefits Perseroan secara terus menerus memperbaiki pemberian kompensasi dan benefits kepada seluruh karyawan di seluruh level sesuai dengan kinerja organisasi, individu dan/atau disesuaikan dengan praktek di industri. Proses evaluasi kinerja karyawan telah dilakukan sesuai dengan cycle yang seragam antar unit-unit usaha. dan implementasinya dalam bentuk penyesuaian salary dan benefits juga pemberian bonus dilakukan secara terpadu sesuai dengan cycle review dan setelah melalui persetujuan RUPS, baik RUPS sirkular ataupun meeting.
Compensation and Benefits The Company continuously improves the compensation and benefits to all employees at all levels in accordance with organizational and individual work performance and/or the performance that is adapted to practice in the industry. The process of employee performance appraisal is undertaken based on uniform cycle between business units and its implementation in the form of adjusted salaries and benefits adjustments, as well as the integrated bonus giving in accordance with the cycle review and upon the approval of the GMS, either GMS circular or meetings.
Disamping performance and rewards cycle review per tahun, perusahaan juga me-review secara berkala benefits untuk karyawan yang dilakukan untuk perbaikan, Salary structure, grading allowances structure dan health insurance, COP policy, travel policy, dan lain-lain, telah distandarkan sesuai dengan tiering perusahaan. Disamping itu, Perseroan juga telah mendapatkan persetujuan RUPS untuk memberikan ESOP bagi karyawan MNC Group dengan kriteria tertentu.
Aside from the annual performance and rewards cycle review, the Company periodically reviews the benefits to employees for improvement, Salary structure, grading allowances structure and health insurance, COP policy, travel policy, and more have been standardized and adjusted according to the Company’s tiers. Additionally, the Company has obtained the approval for the GMS to provide ESOP for the MNC Group’s employees with certain criteria.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
85
86
86 Laporan Tahunan 2010
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Penerapan
The Implementation
Good Corporate Governance Principles is an Important Element to realize the Vision of the Company of
Tata Kelola Perusahaan yang Baik prinsip
merupakan Faktor
Penting dalam
merealisasikan Visi
Perseroan
MNC Group tetap menempatkan tata kelola perusahaan sebagai alat yang efektif untuk menjunjung tinggi asas keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, kewajaran, dan kemandirian dalam kegiatan usaha dan segenap operasional Perseroan.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
MNC Group has consistently placed a strong emphasis on the implementation of good corporate governance that promotes transparency, accountability, responsibility, fairness, and independency in the business conduct and operations of the Company.
87 Annual Report 2010
87
Tata Kelola Perusahaan Good CORPORATE GOVERNANCE
1. PENDAHULUAN
1. FOREWORD
PT Global Mediacom Tbk telah menempatkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) menjadi bagian yang tak terpisahkan dari praktik bisnis sebagai alat untuk memastikan garis wewenang dan tanggung jawab yang dijalankan dalam sebuah lingkungan terbuka dimana integritas diharapkan dapat selalu tumbuh dengan baik.
PT Global Mediacom Tbk has implemented Good Corporate Governance (GCG) as an integral part of business practices as a tool to ensure lines of authority and responsibilities undertaken in an open environment where integrity is expected to continue developing well.
Faktor utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas, tanggung jawab dan implementasi pedoman serta mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dalam rangka melindungi kepentingan perusahaan dan pemegang saham. Pandangan ini sangat dipahami oleh Manajemen MNC Group.
The main factor in corporate governance is the matter of accountability, responsibility and implementation of guidelines and mechanisms to ensure good behavior, in order to protect the interests of the company and shareholders. This is a view understood by the Management of MNC Group.
Saat ini, Perseroan telah memiliki hampir seluruh perangkat normatif yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, termasuk Komite Audit dan Komisaris Independen seperti yang diamanatkan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Peraturan Pencatatan I-A No.305/ BEJ/07-2004 dan Peraturan Bapepam No.IX.I.5.
The company currently has nearly all the regulatory devices in accordance with the principles of GCG, including the Audit Committee and Independent Commissioners as mandated by the Indonesian Stock Exchange Listing Regulation and the Regulation of I-A No.305/BEJ/07-2004 and Bapepam Regulations No.IX. I.5.
Hal-hal terpenting dalam kebijakan dan penerapan tata kelola perusahaan adalah sebagai berikut: • Peran dan tanggung jawab yang jelas dan terpisah antara Komisaris dan Direktur. • Fokus pada strategis dan rencana usaha yang terarah. • Perilaku bisnis yang baik. • Keterbukaan dan kesepakatan yang adil dengan pemangku kepentingan. • Perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas. • Penekanan pada manajemen risiko dan antisipasi risiko. • Peningkatan pengawasan dan kendali operasional melalui Komite Audit dan Divisi Internal Audit. • Sistem pengambilan keputusan yang efektif. • Pengumuman dan penyebarluasan informasi yang materil kepada pemangku kepentingan secara tepat waktu dan akurat, serta • Memiliki rasa tanggung jawab terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan pembangunan.
The most important aspects in policy and implementation of good corporate governance are as follows: • Roles and responsibilities are clear and separated between the Board of Commissioner and the Board of Director. • Focus on strategic and organized business plans. • Good business conduct. • Openness and a fair deal with stakeholders. • Protection of minority shareholders’ rights. • Emphasis on risk management and risk aversion. • Improved surveillance and operational control through the Audit Committee and Internal Audit Division. • An effective decision making system. • The announcement and dissemination of material information to stakeholders is timely and accurate, and • A sense of responsibility for social services, the environment and development.
2. STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN
2. CORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) RUPS merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting. Perusahaan selalu berupaya untuk menjamin agar hak-hak pemegang saham selalu dipenuhi serta memperlakukan semua pemegang saham secara setara. RUPS dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. RUPS Tahunan harus diselenggarakan dalam jangka 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun buku.
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (GMS) GSM is a vessel for shareholders to make important decisions. Companies always strive to ensure that the rights of shareholders are always filled and all shareholders are treated equally. General Meeting of Shareholders is held at least once a year. The Annual General Meeting must be held within six months after the end of the fiscal year.
88
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
DEWAN KOMISARIS
THE BOARD OF COMMISSIONERS
Susunan Dewan Komisaris
Structure of The Board of Commissioners
Nama Name
Jabatan Title
1.
Rosano Barack
Komisaris Utama President Commissioner
2.
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris Commissioner
3.
M. Tachril Sapi’ie
Komisaris Commissioner
4.
Bambang Trihatmodjo
Komisaris Commissioner
5.
Lucas Chow
Komisaris Commissioner
6.
John A. Prasetio
Komisaris Independen Independent Commissioner
7.
Mohamed Idwan Ganie
Komisaris Independen Independent Commissioner
8.
Kardinal A. Karim
Komisaris Independen Independent Commissioner
No.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris - Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perusahaan yang dilakukan Direksi serta memberikan arahan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), strategi Perseroan jangka panjang, serta ketentuan anggaran dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Dalam melakukan tugasnya, Dewan Komisaris berhak meminta penjelasan dari Direksi atau pejabat terkait dalam hal pengelolaan perusahaan yang dibantu dengan komitekomite pendukung tata kelola perusahaan.
Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners - The Board of Commissioners is collectively responsible for overseeing the management of company policy by the Board of Directors and provide direction to the Work Plan and Articles of Association of the Company (RKAP), a long-term strategy, as well as statutory provisions and decisions of the General Meeting of Shareholders. - In performing their duties, the Board of Commissioners has the right to seek clarification from the Board of Directors or the relevant officials that manages the company and is assisted with the supporting committees of corporate governance.
Pedoman Perilaku Dewan Komisaris Jajaran Dewan Komisaris hendaknya menjadi panutan sebagai contoh perilaku bagi karyawan. Komisaris harus menghindari segala bentuk timbulnya benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung serta menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi perusahaan.
Board of Commissioner’s Code of Conduct The members of the Board of Commissioners should be an example of good conduct for employees. The Board of Commissioners should avoid any kind of conflict of interests, both directly and indirectly and maintain the security and confidentiality of corporate information.
Interaksi antara Dewan Komisaris dengan pemegang saham harus harmonis dengan mengacu kepada pedoman sebagai berikut: • Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka Panjang perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan yang diusulkan Direksi.
Interaction between the Board of Commissioners with shareholders should be harmonious with reference to the following guidelines: • Providing opinions and suggestions at the General Meeting of Shareholders of the Company’s long-term plan and work plan and Articles of budget that is proposed by the Board of Directors of the Company.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
89
• Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan perusahaan.
• Keeping track of company activities, providing advice and recommendations to the General Meeting of Shareholders on any issues deemed important to the Company’s management.
Sementara itu, kewajiban Dewan Komisaris dalam rangka harmonisasi visi dengan Direksi sebagai berikut: • Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan. • Melakukan pengawasan dan memberikan saran atas pengelolaan perusahaan. • Melakukan penilaian atas kinerja Direksi.
Meanwhile, the responsibilities of the Board of Commissioners in order to align with the vision of the Board of Directors are as follows: • Examining and reviewing periodic reports and annual report of the Board of Directors and to sign the annual report. • Overseeing and providing advice to the management of the company. • Conducting an assessment of the performance of the Board of Directors.
Rapat Dewan Komisaris Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan, Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun atau bisa lebih tergantung agenda yang dibutuhkan. Dalam rapat tersebut, Dewan Komisaris juga berhak mengundang Direksi sesuai agenda rapat.
The Board of Commissioners’ Meeting In accordance with the provisions of the Article of Association, the Board of Commissioners meetings are held at least once a year or more depending on the required agenda. In the meeting mentioned, the Council of Commissioners also reserves the right to invite the Board of Directors in accordance with the agenda.
Agenda Rapat Dewan Komisaris
Meeting Agenda of The Board of Commissioners
• 3 Maret 2010 - Laporan Keuangan Pengembangan Bisnis Terkini 2009 (belum audit) anggaran 2010 - Penjelasan tentang pengembangan dari PT MNC Sky Vision - Presentasi oleh TI, SDM & Audit, Sekretaris Perusahaan & Hukum - Pengajuan agenda untuk Rapat Umum Pemegang Saham - Lain-lain.
• March 3, 2010 - Current Business Development, Financial Statement 2009 (unaudited) budget 2010 - Explanation on development of PT MNC Sky Vision - Presentation by IT, HR & Audit, Corporate Secretary & Legal - Proposed agenda for General Meeting of Shareholders - Others.
• 26 April 2010 Ulasan Kinerja Keuangan dan Bisnis Kuartal 1 2010: - Laporan Keuangan per 31 Desember 2009 dan anggaran 2010 - Penyiaran dan content - Media Berbasis pelanggan - Value Added Services, Surat kabar (Seputar Indonesia). Okezone dan Radio - Teknologi Informasi dan teknis - Sumber Daya Manusia - Sekretaris perusahaan dan Hukum • Pengajuan Employee Stock Option Program (ESOP) • Pengajuan pembagian dividen dan struktur organisasi (induk) • Innoform Media – anggaran 2010 dan Rencana Bisnis 2010-2012 • Lain-lain.
• April 26, 2010 Financial Performance and Business Review Q1, 2010: - Financial Statement per December 31, 2009 and 2010 Budget - Broadcast and Content - Subscriber-based Media - Value Added Services, Newspaper (Seputar Indonesia). Okezone dan Radio - Information Technology and Technic - Human Resources - Corporate Secretary and Legal • Employee Stock Option Program (ESOP) Proposal • Proposed Dividend Distribution and Organization Structure (Holding) • InnoForm Media – budget 2010 and Business Plan 2010-2012 • Others.
90
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
• 28 Oktober 2010 • Ulasan kinerja bisnis dan keuangan: - Laporan keuangan per 30 September 2010 - Aktualisasi penerbitan obligasi: Indovision dan MNC - Ulasan bisnis penyiaran dan content MNC Jan-Sep 2010 - Bisnis Internasional MNC Group: langkah strategis Linktone dan InnoForm - SDM. kebijakan dan audit 2010 - Hukum dan Sekretaris Perusahaan - Teknologi penyiaran dan laporan kemajuan TI - Media cetak (Seputar Indonesia) • Lain-lain.
• October 28, 2010 • Financial Performance and Business Review: - Financial Results per September 30, 2010 - Bonds Issuance Update: Indovision dan MNC - Business Review MNC Broadcast and Content Jan-Sep 2010 - MNC Group International Business: Linktone and InnoForm Strategic Roadmaps - HR. Policies and Audit 2010 - Legal and Corporate Secretary - Broadcast Technology and IT Progress Report - Print Media (Seputar Indonesia) • Others.
DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
a. Susunan Direksi Jumlah anggota Direksi Perseroan adalah 4 (empat) orang yang masing-masing telah memiliki pengalaman di bidang operasional media. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia dan memiliki integritas serta kompetensi yang memadai.
a. Structure of the Board of Directors The total number of members of the Board of Directors of the Company is four people, each with expertise in the field of media. All directors reside permanently in Indonesia, possessed integrity and is competent. Structure of the Board of Directors of the Company in 2010 is as follows:
Susunan Direksi Perseroan tahun 2010 sebagai berikut:
Nama
Jabatan
1
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group
2
M. Budi Rustanto
Direktur Director
3
Indra Prastomiyono
Direktur Director
4
Handhianto S. Kentjono
Direktur Director
No
Name
Title
b. Duties and Responsibilities of the Board of Directors - Ensuring implementation of decisions agreed at GMS. - Preparation of workplan and budget of the Company (RKAP) and other personnel plans. - Holding the General Meeting of Shareholders (GMS). - Establishing and maintaining accounting and administration of the Company in accordance with generally accepted practices for the company. - Preparing annual reports. including financial statements. - Overseeing the process of good management to assess the adequacy of risk management systems and internal controls, financial reporting and compliance. - Create organizational structure, set duties and responsibilities clearly including the appointment of management.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi - Memastikan pelaksanaan keputusan yang disepakati pada RUPS. - Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya. - Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai dengan praktik yang umum berlaku bagi perusahaan. - Menyiapkan laporan tahunan termasuk laporan keuangan. - Mengawasi proses manajemen yang baik untuk menilai kecukupan sistem manajemen risiko dan pengendalian intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan. - Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan manajemen.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
91
- -
-
Mengembangkan rencana kerja untuk setiap bidang tanggung jawab dan unit kerja yang dipimpin oleh setiap Direktur. Mengkoordinasi dan mengawasi setiap alokasi tanggung jawab dan unit kerja.
-
Developing a work plan for each area of responsibility and work units, each headed by a Director. Coordinating and monitoring every allocation of responsibilities and work units
c. Pedoman Perilaku Direksi Dalam menjalankan tugasnya, Direksi berkewajiban untuk mencapai target sesuai visi dan misi Perseroan. Kewajiban Direksi adalah sebagai berikut: - Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud, tujuan dan kegiatan usahanya. - Menyiapkan pada waktunya rencana jangka panjang Perseroan, rencana kerja dan anggaran Perseroan, termasuk rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan Perseroan serta menyampaikannya pada Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham. - Memelihara risalah rapat serta menyelenggarakan pembukuan Perseroan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu Perseroan. - Direksi harus profesional, berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. - Anggota Direksi harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya. - Anggota Direksi harus menjalankan asas tata kelola perusahaan sesuai standar yang berlaku.
c. Board of Director’s Code of Conduct In carrying out their duties, Board of Directors are required to achieve the objective in line with the vision and mission. Obligations of the Board of Directors are as follows: - Developing and ensuring implementation of the business and affairs of the Company in accordance with the aims, objectives and business activities. - Preparing the Company’s long term plan, budget plan, including any other plans relating to the implementation of business and enterprise activities and submit it to the Board of Commissioners and the Shareholders to obtain approval from the General Meetings of Shareholders. - Maintaining minutes of meetings and keep accounting records in accordance with the prevailing norm for a Company. - Board of Directors are required to act professional, full of integrity and having experience in performing their duties. - Board of Directors are required to know and obey the Company’s Article of Association and regulations which is related to their duties - Board of Directors are required to implement good corporate governance’s common practices.
d. Rapat Direksi Direksi telah mengadakan pertemuan internal sebanyak enam (6) kali selama tahun 2010 untuk membahas hal-hal yang memerlukan pertimbangan Direksi dan juga membahas rencana strategis lainnya.
d. The Board of Directors’ Meeting The Board of Directors hold internal meetings for six times during 2010 to discuss matters which require consideration of the Board of Directors and also discuss other strategic plans.
Rapat Direksi mencakup agenda antara lain: • 15 Februari 2010 Membahas kinerja kuarter 4 tahun 2009 dan rencana di tahun 2010 pada bidang: - Tekhnik dan IT - Legal dan Corporate Secretary - Pay-TV - Keuangan MNC - Audit - Peraturan Perusahaan - Sumber Daya Manusia
The meeting covers the following agenda, such as: • February 15, 2010 Discuss business performance during quarter four of 2009 and the plan in 2010 in the fields of: - IT and Technic - Legal and Corporate Secretary - Pay-TV - MNC Finance - Audit - Company Regulation - Human Resources
92
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
• 17 Maret 2010 Membahas perkembangan kinerja Perusahaan pada bidang: - Tekhnik dan IT - Legal dan Corporate Secretary - Pay-TV - Keuangan MNC - Audit - Peraturan Perusahaan - Sumber Daya Manusia
• March 17, 2010 Discuss the Company’s performance development in the fields of: - IT and Technic - Legal and Corporate Secretary - Pay-TV - MNC Finance - Audit - Company Regulation - Human Resources
• 20 Mei 2010 Membahas perkembangan kinerja Perusahaan pada bidang: - Pay-TV - Televisi - Media cetak dan On-line - Persiapan dan panduan untuk bisnis internasional
• May 20, 2010 Discuss the Company’s performance development in the fields of: - Pay-TV - Television - On-line and Printing Media - Preparation and guidance for International business
• 8 Juni 2010 Membahas perkembangan kinerja Perusahaan pada bidang: - Tekhnik dan IT - Legal dan Corporate Secretary - Pay-TV - Keuangan MNC - Audit - Peraturan Perusahaan - Sumber Daya Manusia
• June 8, 2010 Discuss the Company’s performance development in the fields of: - IT and Technic - Legal and Corporate Secretary - Pay-TV - MNC Finance - Audit - Company Regulation - Human Resources
• 11-12 Agustus 2010 Membahas perkembangan kinerja Perusahaan pada bidang: - Tekhnik dan IT - Legal dan Corporate Secretary - Pay-TV - Keuangan MNC - Audit - Peraturan Perusahaan - Sumber Daya Manusia - Bisnis Internasional
• August 11-12, 2010 Discuss the Company’s performance development in the fields of: - IT and Technic - Legal and Corporate Secretary - Pay-TV - MNC Finance - Audit - Company Regulation - Human Resources - International Business
• 26 Oktober 2010 Membahas perkembangan kinerja Perusahaan pada bidang: - Tekhnik dan IT - Legal dan Corporate Secretary - Pay-TV - Keuangan MNC - Audit - Peraturan Perusahaan - Sumber Daya Manusia - Bisnis Internasional
• October 26, 2010 Discuss the Company’s performance development in the fields of: - IT and Technic - Legal and Corporate Secretary - Pay-TV - MNC Finance - Audit - Company Regulation - Human Resources - International Business
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
93
3. KOMITE AUDIT
3. AUDIT COMMITTEE
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pengawasan Perseroan, dengan cara memberikan pendapat atas laporan yang disampaikan oleh Manajemen, melalui identifikasi hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
The Audit Committee is a committee established by the Board of Commissioners in order to assist the implementation of supervisory duties of the Company, by way of giving an opinion on the report submitted by the Management, through the identification of matters requiring the attention of the Board of Commissioners.
Berdasarkan keputusan Dewan Komisaris No. 004.Kep.Kom/ MCOM-CL/XI/09 Susunan Anggota Komite Audit periode 2009 – 2012 adalah sebagai berikut: Ketua : Kardinal A. Karim (Komisaris Independen) Anggota : Djoko Leksono Sugiarto Irman Gusman
Based on the decision of the Board of Commissioners No. 004. Kep.Kom/MCOM-CL/XI/09, the structure of the 2009-2012 Audit Committee is as follows: Chairman : Kardinal A. Karim (Independent Commissioner) Members : Djoko Leksono Sugiarto Irman Gusman
Profil Anggota Komite Audit
Profile of Audit Committee Member
Kardinal Karim Lahir di Lubuksikaping, Sumatera pada tahun 1942. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak tahun 2006 dan merupakan salah satu anggota dari Komite Audit Perseroan. Selain itu, juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Hexindo Adiperkasa Tbk. Beliau lulus sarjana di bidang Manajemen dari Asian Institute of Management, Manila.
Kardinal Karim Born in Lubuksikaping, Sumatra in 1942. He has held the position as an Independent Commissioner of PT Global Mediacom (MNC Group) since 2006 and a member of the Company`s Audit Committee. He is also the President Director of PT Hexindo Adiperkasa Tbk. He obtained a degree in Management from the Asian Institute of Management, Manila.
Djoko Leksono Sugiarto Lahir di Jakarta pada tahun 1949. Beliau menjabat sebagai Komisaris PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sejak April 2008. Sebelum bergabung dengan MNC, beliau menjabat sebagai Direktur PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) sejak tahun 2004. Di luar MNC Group, beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Hyundai Mobil Indonesia. Meraih gelar Bachelor di bidang teknik industri dari Munich University, Jerman pada tahun 1971.
Djoko Leksono Sugiarto Born in Jakarta in 1949. He has been a Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) since April 2008. Prior to joining MNC, he was a Director of PT Global Mediacom Tbk (MNC Group) since April 2004. Outside of the MNC Group, he is a President Director of PT Hyundai Mobil Indonesia. Completed a Bachelor degree in Technical Engineering degree from Munich University, Germany in 1971.
Irman Gusman Lahir di Sumatera Barat pada tahun 1962. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sejak April 2007. Sebelum beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2009-2014, beliau menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPD RI periode 2004-2009, Wakil Ketua Fraksi Utusan Daerah (FUD) MPR RI periode 2002-2004 dan Anggota FUD MPR RI (1999-2004). Beliau menjadi Ketua Komite Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) pada tahun 2006 dan 2008 dan menjadi Ketua SC World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-5 pada tahun 2009. Beliau lulus dari Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1985 dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA), dari Universitas Bridgeport, Amerika Serikat, pada tahun 1987. Pada tanggal 4 Juli 2009, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat ke-233, beliau memperoleh penghargaan atas Prestasi Kepemimpinan yang Luar Biasa dari Pemerintah Amerika Serikat untuk peran beliau di Dewan Perwakilan Daerah RI dan
Irman Gusman Born in Sumatra Barat in 1962. He has been serving as the Independent Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) since April 2007. Prior to occupying the post as the chairman of the Regional Representative Council of the Republic Indonesia (DPD RI) for the period 2009-2014, he served as vice chairman of DPD RI for the period 2004-2009, deputy chairman of regional representative (FUD) MPR RI for the period 2002-2004 and member of FUD MPR RI (1999- 2004). He became the committee chairman of the Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) in 2006 and 2008 and Chief SC of the 5th World Islamic Economic Forum (WIEF) in 2009. He graduated from Universitas Kristen Indonesia in 1985 and completed his MBA from Bridgeport University , USA in 1987. On July 4, 2009, in conjunction with the United States of America’s 233rd Independence Day, he received the Leadership Extraordinary Achievement award from the US government for his role at DPD RI; and on 13th August 2010, in commemoration of the Independence Day of the Republic of Indonesia 2010, Irman
94
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
pada tanggal 13 Agustus 2010, menyongsong HUT Kemerdekaan RI ke-65, beliau memperoleh Gelar Tertinggi dari Negara Republik Indonesia, Bintang Mahaputera Adipradana yang disematkan oleh Presiden RI.
was awarded Bintang Mahaputra Adiprana, the country’s highest civilian honor given by the Indonesian government, inaugurated by the president of Indonesia.
Komite Audit bertanggung jawab membantu Dewan Komisaris sebagai pengawas perseroan, adapun tugas dan tanggung jawab yang ada meliputi hal-hal berikut ini: • Melakukan penelaahan atas laporan keuangan, proyeksi dan laporan keuangan lainnya yang dikeluarkan oleh Perseroan. • Menelaah ketaatan Perseroan terhadap perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan. • Melakukan penelaahan atas pelaksanaan fungsi Audit Internal • Memantau sistem penggendalian internal melalui pertemuan reguler. • Melakukan penelaahan pengelolaan risiko usaha dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.
The Audit Committee is responsible for assisting the Board of Commissioners as the supervisor of the company, while the duties and responsibilities that exist are as follows: • Reviewing the financial statements, projections and other financial reports issued by the Company. • Reviewing the Company’s compliance with the laws and regulations of the capital market and other regulations relating to the activities of the Company. • Conducting a review of the internal audit function • Monitoring internal monitoring system through regular meetings • Examining the management of business risk and apply risk management measures by the Board of Directors.
Sepanjang tahun 2010, telah diselenggarakan 4 rapat Komite Audit dengan agenda sebagai berikut: • 5 April 2010 Komunikasi dengan Komite Audit dan Eksternal Auditor sehubungan dengan Audit Laporan Keuangan Konsolidasi 2009 Perseroan dan Anak Perusahaan dengan ruang lingkup pembahasan sebagai berikut: - Pembahasan mengenai tanggung jawab dan independensi Auditor Eksternal terhadap Laporan Audit Anak Perusahaan yang dilakukan. - Pembahasan tentang transaksi signifikan perusahaan. - Pembahasan tentang kasus hukum perusahaan. - Pembahasan tentang kejadian penting setelah tanggal neraca.
During the year 2010, four Audit Committee meetings were held with the following agenda: • April 5, 2010 Communication with Audit Committees and external Auditors in relation to the Financial Audited Report 2009 of the Company and its subsidiaries to the scope of the discussion are as follows: - Discussion about accountability and the independence of the external Auditor on the conducted audit report of subsidiaries. - Discussion of significant corporate transactions. - Discussion of company litigation cases. - Discussion of important events after the balance sheet date.
• 26 April 2010 Pembahasan aktivitas Internal Audit dan kinerja Perusahaan Kuartal I 2010 Perseroan dan anak perusahaan dengan agenda sebagai berikut: - Pembahasan hasil audit dari unit internal audit yang meliputi area finance - administration, sales – marketing and operational. - Pembahasan tentang pergerakan harga saham MNC Group yang diprediksi akan semakin membaik. - Pembahasan tentang dividend policy terkait dengan rencana perusahaan kedepan. - Pembahasan tentang ketentuan Undang-undang PT terbaru tentang mandatory reserve.
• April 26, 2010 Discussion of the Internal Audit and corporate performance for the first quarter of 2010 of the Company and its subsidiaries with the following agenda: - Discussion of the results of audits from the internal audit unit covers the financial sector - administrative, sales marketing and operations. - Discussion regarding the stock price of MNC Group which is predicted to improve significantly. - Discussion of dividend policy issues relating to the Company’s future. - Discussion of the provisions of recent legislation for limited companies concerning the mandatory reserve.
• 4 Agustus 2010 Pembahasan kinerja perusahaan kuartal II 2010 dan aktivitas Internal Audit dengan agenda sebagai berikut: - Kinerja analisa laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan per kuartal II, 2010.
• August 4, 2010 Discussion of the Company’s performance for Q2-2010 and activities of Internal Audit with the following agenda: - Performance analysis of the financial statements of the Company and its subsidiaries in the second quarter of 2010.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
95
-
-
-
Pembahasan mengenai hasil audit yang dilakukan oleh unit internal audit sampai dengan kuartal II 2010 yang meliputi area finance administration, sales marketing and operational. Penjelasan manajemen untuk MNCTV.
-
Discussion of the results of audits conducted by internal audit of business unit for the second quarter of 2010, which includes the field of financial administration, sales marketing and operations. Management explanation for MNCTV.
• 28 Oktober 2010 Pembahasan kinerja perusahaan kuartal III 2010. Pembahasan aktivitas legal dan pembahasan aktivitas internal audit, dengan agenda sebagai berikut: - Analisa laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan per kuartal III 2010. - Penjelasan Manajemen untuk kasus MNCTV. - Penyampaian laporan aktivitas Internal Audit sampai dengan akhir kuartal III, 2010 yang meliputi review risiko financial dan operasional diseluruh anak perusahaan perseroan.
• October 28, 2010 Discussion of the Company’s performance for the third quarter of 2010. Discussion of legal activities and discussion of the internal audit activities, with the following agenda: - Analysis of the financial statements of the Company and its subsidiaries as of the third quarter of 2010. - Management explanation for the MNCTV case. - Submission of Internal Audit activity report at the end of the third quarter of 2010, which included reviews of financial and operational risk across subsidiaries.
4. KOMITE REMUNERASI
4. REMUNERATION COMMITTEE
Komite Remunerasi diketuai oleh seorang Komisaris Independen dengan 4 (empat) anggota yang memiliki keahlian dan independensi yang memadai.
Remuneration Committee is chaired by an independent commissioner with four members who have sufficient expertise and independence.
Susunan keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Ketua : John A. Prasetio Anggota : Rosano Barack Anggota : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Anggota : Hary Tanoesoedibjo
Membership of the Nomination and Remuneration Committee in 2010 is as follows: Chairman : John A. Prasetio Member : Rosano Barack Member : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Member : Hary Tanoesoedibjo
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi 1. Evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: - Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. - Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. - Pemberian bonus Direksi. - Penilaian terhadap sistem penggajian, pemberian tunjangan dan benefit.
Duties and Responsibilities of the Remuneration Committee 1. Evaluating the remuneration policies and providing recommendations to the Board of Commissioners include: - Remuneration policy for the Board of Commissioners and the Board of Directors to be submitted to the General Meeting of Shareholders. - Remuneration policy for executive officers and employees as a whole to be submitted to the Board of Directors. - Distribution of the Board of Directors’ bonuses. - Assessment of the payroll system, provision of allowances and benefits.
2. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi sesuai dengan kinerja keuangan, prestasi kerja individual, kewajaran dengan peer group dan pertimbangan sasaran serta strategi jangka panjang.
2. Ensuring that the remuneration policy is in accordance with the financial performance, individual work, fairness of the peer group, consideration of the objectives and a long-term strategy.
96
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
5. Komite ESOP
5. ESOP Committee
A. Struktur Keanggotaan Komite ESOP Perseroan:
A. Membership Structure of the Company’s ESOP Committee:
Ketua Anggota Anggota Anggota
: : : :
John A. Prasetio Rosano Barack Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Hary Tanoesoedibjo
Chairman Member Member Member
: : : :
John A. Prasetio Rosano Barack Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Hary Tanoesoedibjo
B. Tugas dan tanggung jawab Komite ESOP adalah sebagai berikut: 1. Menyetujui rancangan dan rencana Employee Stock Option Program (ESOP) di lingkungan perusahaan yang diajukan oleh Direksi, termasuk di dalamnya persetujuan terhadap jumlah saham perusahaan yang dialokasikan untuk ESOP dan harga jual saham untuk ESOP. 2. Melakukan kajian tentang teknis pelaksanaan ESOP Perseroan, di antaranya pengalokasian opsi kepemilikan saham Perseroan baik kepada karyawan kunci Perseroan maupun di anak perusahaan. 3. Mengawasi pelaksanaan ESOP.
B. Duties and Responsibilities of the ESOP Committee: 1. Give approval for the drafts and plans of Employee Stock Option Program (ESOP) in the Company’s environment proposed by the Board of Directors, including the approval for the number of Company’s shares allocated to ESOP and the selling price of shares to ESOP. 2. Conduct technical studies on the implementation of the Company’s ESOP, including the allocation of the ownership of the Company’s stock options – be it to the key employees in the Company or its subsidiaries. 3. Supervise the implementation of ESOP.
6. SEKRETARIS PERUSAHAAN
6. corporate SECRETARY
Perseroan telah mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan. Mengacu pada Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.IX.1.4. fungsi Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung Perseroan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang bersifat material kepada stakeholders secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung asas keterbukaan.
The company has appointed a Corporate Secretary. Referring to the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam) No. IX. 1.4. the function of a Corporate Secretary is in essence to uphold communications with shareholders, agencies and entities of the financial market capital, as well as other stakeholders. The Corporate Secretary is responsible for communicating essential information timely, accurately, responsibly, and to respect the principle of openness.
Sepanjang tahun 2010, Sekretaris Perusahaan telah menjalankan program kerja yang berhubungan dengan kegiatan Internal, Eksternal dan Sosial/kepedulian, sebagai berikut:
Throughout the year 2010, Corporate Secretary carried out work program in relation to internal, external and social activities, as follows:
Kegiatan Internal 1. Membuat dan mengembangkan intraweb Perseroan. sehingga informasi lintas unit usaha akan dapat diketahui dan di akses oleh seluruh karyawan. 2. Melakukan sinergi atas tugas dan peran seluruh Corporate Secretary MNC Group. 3. Menyosialisasikan penyebutan nama Perseroan sebagai branding group. 4. Membuat analisa media yang terkait dengan pemberitaan Perseroan untuk kebutuhan informasi internal. 5. Mengadakan kegiatan nonbar piala AFF dalam rangka menggalang keakraban seluruh karyawan Perseroan.
Internal Activities 1. Made and developed the Company’s intraweb, so that information across business unit could be known and accessed by all employees. 2. Synergize the tasks and roles of all MNC Group’s Corporate Secretary. 3. Socializing name of “MNC Group” as group branding. 4. Make analysis in relation to the Company’s publications for internal information needs. 5. Held a nonbar (communal viewing) on the AFF Cup as a means to unify all the Company’s employees.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
97
Kegiatan Eksternal 1. Mengadakan media visit diluar Perseroan. 2. Membuat program kegiatan dalam rangka membina hubungan dengan stakeholder. 3. Menyempurnakan website Perseroan dan unit-unit usaha dibawah Perseroan. 4. Mengadakan kegiatan terkait dengan sosialisasi nama Perseroan, diantaranya kegiatan edukasi di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.
External Activities: 1. Held a media visit outside of the Company. 2. Made activity programs in order to maintain relationship with stakeholders. 3. Perfected the Company’s website and business units. 4. Organized related activities to socialize the name MNC Group, among others were education activities on several state or private higher educations.
Kegiatan Sosial 1. Menggalang dana masyarakat korban letusan gunung Merapi melalui lembaga Peduli dari 3 (tiga) stasiun televisi Perseroan di acara Dahsyat – RCTI bersama-sama MNCTV dan GTV. 2. Menggalang dana masyarakat korban banjir bandang di Wasior. Papua dan gempa di Mentawai, Sumatera Barat melalui lembaga Peduli dari 3 (tiga) stasiun televisi Perseroan. 3. Bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Sosial RI mengadakan Program Kelas Jarak Jauh bersertifikasi secara gratis. 4. Melaksanakan kegiatan sosial rutin lainnya.
Social Activities: 1. Held a fund raising for Mount Merapi eruption victims through Peduli institutions of the Company’s three television stations in MNC Group in program “Dahsyat” - RCTI together with MNCTV and Global TV. 2. Organized public fund raising for the victims of flood in Wasior, Papua and earthquake in Mentawai, West Sumatra, through Peduli institution of the Company’s three television stations. 3. Cooperated with Ministry of National Education of the Republic of Indonesia in order to hold a free Certified Long Distance Class Program. 4. Conducted other routine social activities.
Profil Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary Profile
Ir. Arya Mahendra Sinulingga Lahir di Kaban Jahe, Sumatera Utara, pada tanggal 18 Februari 1971. Beliau lulus dengan gelar sarjana teknik dari Institute Teknologi Bandung (1989-1995). Mengawali karirnya di Perseroan sebagai Sekretaris Perusahaan pada tahun 2010. Hingga saat ini, beliau juga menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan di beberapa unit usaha dibawah MNC Group, yaitu PT MNC Sky Vision dan PT Media Nusantara Citra Tbk, Direktur di Global TV dan Direktur Utama di Majalah Trust. Sebelum bergabung di Perseroan, beliau adalah anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Utara pada tahun 2004-2007. Staf Ahli DPRD Provinsi Sumatera Utara dan Konsultan Tata Ruang Sumatera Utara pada tahun 2001-2004.
Ir. Arya Mahendra Sinulingga Born in Kaban Jahe, North Sumatera, February 18, 1971. He graduated with a bachelor’s degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology (1989-1995). Started his career in the Company as Corporate Secretary since the year 2010. Currently, he is also working as Corporate Secretary in subsidiary companies such as PT MNC Sky Vision and PT Media Nusantara Citra Tbk, Director of Global TV and President Director of Trust Magazine. Prior to joining the MNC Group, he was a member of Indonesian Broadcasting Commission (KPI) of North Sumatra during 2004-2007, an Expert Staff to the Chairman of Regional Legislative Council (DPRD) of North Sumatra Province and a Spatial Planning Consultant, North Sumatra from 2001-2004.
Beliau juga aktif dalam beberapa kegiatan diantaranya menjadi anggota Tim Kecil Perunding antara KPI dengan Pemerintah untuk regulasi penyiaran (2006), anggota Tim Perumus Peraturan KPI untuk Peraturan Perizinan Penyiaran (2006), anggota Tim Perumus Rakernis untuk Penyusunan Peraturan Perizinan (2006), Pembicara dalam Workshop tentang Penyiaran Indonesia di Universitas Wollongong, Australia (2007) dan sebagai Konsultan Kelautan, Rawa dan Transport di Bandung, Jawa Barat (1995-2001).
He is also actively involved in professional activities such as the Small Team of KPI negotiators with the Government Regulation of Broadcasting (2006). The KPI Formulating Team for Regulation Licensing Regulations (2006), the KPI Formulation Team for the Presentation Licensing Regulations (2006), the speaker at the AMIC Annual Meeting in Penang, Malaysia (2007), a lecturer at a workshop on Indonesian Broadcasting at the University of Wollongong, Australia (2007) and served as a Consultant of Marine, Wetlands and Transport in Bandung, West Java (19952001).
98
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
7. Hubungan Investor
7. Investor Relations
Tugas Hubungan Investor Perseroan diantaranya adalah: a. Mengikuti perkembangan bursa saham. b. Menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan (investor, analis serta media massa). c. Memberikan saran kepada manajemen terkait dengan saham perusahaan. d. Memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan dalam bidang keuangan.
The tasks of Investor Relations of the Company includes: a. Following the progress of the stock market. b. Provide information on the condition of the Company to the financial communities (investors, analysts and mass media). c. Provide advices to the management in relation to the Company’s stock. d. Provide answers to many questions related to the financial information.
Pejabat Hubungan Investor Perusahaan adalah: 1. Rober Satrya – Group Head of Investor Relations MNC Group Email:
[email protected] 2. Mulana Hutabarat – Head of Investor Relations MNC Group Email:
[email protected]
Investor Relations of the Company is held by: 1. Rober Satrya – Group Head of Investor Relations MNC Group Email:
[email protected] 2. Mulana Hutabarat – Head of Investor Relations MNC Group Email:
[email protected]
Profil Investor Relations: 1. Robert Satrya Lahir pada tahun 1963 di Jakarta, saat ini beliau menjabat sebagai Senior Vice President & Group Head of Investor Relations MNC Group sejak Maret 2010 dan menjabat sebagai Senior Vice President & Group Head of Investor Relations di Bhakti Group sejak September 2007. Sebelum bergabung dengan MNC Group, beliau pernah menjadi partner di Trust Capital (2005-2006), dan sebagai Direktur/CRO The Indonesian Recovery Company Limited (2003-2005), serta Managing Director di Asia Media International (2001-2003). Meraih gelar Bachelor of Science in Financial Management dari California State University of Long Beach, California, USA pada tahun 1986 dan meraih gelar Master of Applied Finance dari University of Western Sydney, Singapore pada tahun 1999.
The profile of Investor Relations as follows: 1. Robert Satrya Born in 1963 in Jakarta, Robert Satrya was appointed as a Vice President & Group Head of Investor Relations MNC Group since March 2010 and as a Senior Vice President & Group Head of Investor Relations in Bhakti Group since September 2007. Prior to that he was a partner in Trust Capital (20052006), and as Director/CRO in The Indonesian Recovery Company Limited (2003-2005), as well as Managing Director in Asia Media International (2001-2003). Earned a Bachelor of Science in Financial Management from California State University of Long Beach, California, USA in 1986 and a Master of Applied Finance from University of Western Sydney, Singapore in 1999.
2. Mulana Hutabarat Lahir di Jakarta pada tahun 1966, saat ini beliau menjabat sebagai Head of Investor Relations MNC Group sejak bulan Agustus 2010. Sebelum itu, pernah menjabat sebagai Personal Assistant Group President & CEO Perseroan (2009-2010), Kepala Divisi Research (2005-2008), dan pernah menjabat sebagai Vice President di The Indonesian Recovery Company Limited (IRCL) – (2000-2005) dan sebagai Assistant Vice President di lembaga yang sama (1999-2000). Beliau meraih gelar Bachelor of Business, di bidang keuangan dan ekonomi, dari Charles Darwin University (dahulu Northern Territory University) pada tahun 1993, dan Master of Business Administration, khusus di keuangan, dari Northeastern University, Boston, Massachusetts, USA pada tahun 1996.
2. Mulana Hutabarat Born in Jakarta in 1966. Mulana Hutabarat was appointed as a Head of Investor Relations MNC Group since August 2010. Prior to that, he was a Personal Assistant to Group President & CEO of the Company (2009-2010), as a Head of Research Division (2005-2008); Vice President of The Indonesian Recovery Company Limited (IRCL)-(2000-2005) and Assistant Vice President at the same institutions (1999-2000). Earned a Bachelor of Business, majoring in finance and economics from Charles Darwin University (formerly called Northern Territory University) in 1993 and a Master of Business Administration, concentration in finance, from Northeastern University, Boston, Massachusetts, USA, in 1996.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
99
8. LAPORAN PENERAPAN PERUSAHAAN
KELOLA
8. CORPORATE GOVERNANCE Implementation report
Dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG), ada beberapa prinsip atau batasan yang harus dilakukan. Prinsip dan batasan tersebut meliputi: - Transparansi: yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan memberikan informasi material yang relevan mengenai perusahaan kepada pemegang saham. - Akuntabilitas: yaitu pengaturan fungsi secara jelas dalam hal pelaksanaan dan pertanggungjawaban insan perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan berjalan dengan efektif. - Pertanggungjawaban: yaitu pengelolaan perusahaan yang selaras terhadap kebijakan korporasi. Peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat merupakan prisip pertanggungjawaban yang harus dipedomani oleh pelaku bisnis-bisnis perusahaan. - Kemandirian: yaitu gambaran tentang pengelolaan perusahaan secara profesional guna mencapai tujuan tanpa mengalami benturan kepentingan atau tekanan dari pihak mana pun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. - Kewajaran: yaitu kesetaraan yang adil guna memenuhi hak para pemegang saham yang merujuk kepada perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan perusahaan.
In the implementation of Good Corporate Governance (GCG), there are some guidelines and principles that should be applied. The guidelines and principles include: - Transparency: the open decision-making process and disclosure in providing the Company’s relevant information to its shareholders. - Accountability: the clarity of function in terms of implementation and accountability for the Company’s business perpetrators, so the management of the Company can be applied effectively. - Responsibility: the management of the company in accordance to corporative policy. Legislation in force and healthy corporate principles all are the principles in responsibility that must be followed by the business perpetrators in the Company. - Independence: a description of being professional in managing the company in order to achieve goals without experiencing conflict of interest or pressure from certain parties that are contrary to the existing laws and regulations. - Fairness: the equality in justice so as to fulfill the rights of the shareholders that refer to the applicable treaties and legislations in force as well as the Company’s policy.
a. Kepemilikan Saham Pribadi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
a. Private Stock Ownership by the Board of Commissioners and Board of Directors
No.
Nama Name
TATA
Jabatan Title
Jumlah Total
%
1
Rosano Barack
Komisaris Utama President Commissioner
75,839,000
0.56
2
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Direktur/CEO MNC Group President Director/CEO MNC Group
48,800,940
0.32
b. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi berhak mendapatkan sejumlah remunerasi dan fasilitas seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang dapat diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam 1 (satu) tahun.
b. Package / Remuneration Policy and Other Facilities For the Board of Commissioners and Board of Directors Board of Commissioners and Board of Directors are entitled to remuneration and facilities as listed in the table below. The amount represents the amount that can be accepted by the Board of Commissioners and Board of Directors within one year.
100
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Jumlah Diterima dalam 1 tahun Amount Received in 1 year Jenis Remunerasi dan Fasilitas Types of Remuneration and Facilities
1
Remunerasi
Remuneration
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
Orang Person
Rupiah Rupiah
Orang Person
Rupiah Rupiah
8
7,183,303,167 (nett)
4
3,913,268,959 (nett)
c. Share Option Dalam rangka program kepemilikan saham Perseroan oleh karyawan dan kepemilikan saham Perseroan oleh Direksi dan Dewan Komisaris (“ESOP”), Perseroan melakukan penambahan Modal Tanpa HMETD sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan No IX. D4 tanggal 9 Desember 2009. Penambahan Modal Tanpa HMETD melalui ESOP tersebut akan dilakukan secara bertahap.
c. Share Option In the program that includes the Employees Stock Ownership and Stock Ownership by Board of Directors and Board of Commissioners (“ESOP”), the Company had additional capital without pre-emptive rights issues in accordance with provisions as stipulated in Rule No. IX. D4 on December 9, 2009. The additional capital without pre-emptive rights through ESOP will be carried out gradually.
Perseroan bermaksud mengeluarkan sebanyak-banyaknya 275.293.491 (dua ratus tujuh puluh lima juta dua ratus sembilan puluh tiga ribu empat ratus sembilan puluh satu) saham Perseroan atau sebanyak-banyaknya 2% (dua persen) dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan. Saham-saham baru yang akan dikeluarkan Perseroan tersebut adalah saham atas nama dengan nilai nominal yang sama dengan nilai nominal sahamsaham Perseroan yang telah dikeluarkan.
The Company intends to issue a maximum of 275,293,491 (two hundred and seventy-five million two hundred ninety three thousand four hundred ninety one) shares of the Company or as much as 2% (two percent) of the total shares issued and fully paid shares in the Company. New shares to be issued by the Company is the shares with face value equal to the nominal value of the Company’s shares that have been issued.
Pada tanggal 18 Oktober 2010, Perseroan mengajukan permohonan pra-pencatatan Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan Kepemilikan Saham oleh Direksi dan Komisaris (ESOP) Tahap I sebanyak – banyaknya 68.823.373 saham.
On October 18, 2010, the Company submitted an application for pre-registration program of Phase I of the Employees Stock Ownership and Stock Ownership by the Board of Directors and the Board of Commissioners (ESOP) for as many as 68,823,373 shares.
d. Sistem Pelaporan Pelanggaran Dalam rangka usaha untuk menunjang penerapan GCG di semua aktivitas bisnisnya, perusahaan membuat suatu system pelaporan tentang pelanggaran yang dikenal dengan sebutan TER (Timely Escalation Report). TER merupakan suatu fasilitas pelaporan bagi karyawan yang bekerja pada perseroan serta Unit Bisnis di dalam MNC Group, untuk menyampaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan dan atau permasalahan lainnya yang dapat menimbulkan kerugian.
d. System of Violation Reports In an effort to support the implementation of GCG in all its business activities, companies establish a system of reporting violations, known as the TER (Timely Escalation Report) TER is reporting facilities for employees who work in companies and business units in the MNC Group, to overcome the problems associated with work and other problems that can cause damage.
Mekanisme pelaporan menggunakan form Timely Escalation Report (TER) yang disampaikan kepada CEO Unit Bisnis terkait dan ditembuskan ke bagian Internal Audit Perseroan dan Human Resources (HR) dari masing-masing Unit Bisnis, dengan menggunakan fasilitas email ataupun aplikasi yang disediakan untuk memfasilitasi proses Timely Escalation Report.
Timely reporting mechanism uses the form Escalation report submitted to the CEO of Business Unit-linked and in CC to the Internal Audit and Human Resources (HR) of each Business Unit, using the email facilities or applications that are provided to facilitate the Timely Escalation Report process.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
101
The identity of employees who file a report will be protected by all parties involved in the handling of reporting problems.
Karyawan yang melaporkan akan dilindungI indentitasnya oleh semua pihak yang terlibat dalam penanganan permasalahan yang dilaporkan.
9. PERMASALAHAN HUKUM
9. LEGAL ISSUES
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perseroan tidak terlepas dari tuntutan hukum yang merupakan bagian dari kegiatan operasional. Selama tahun 2010 Perseroan mempunyai permasalahan hukum sebagai berikut:
In conducting business, the Company was not free from lawsuits that are part of operational activities. During the year 2010, the number of big cases that occurred are as follows:
I. MNCSV merupakan pihak penuntut dalam gugatan terhadap All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) dan PT Direct Vision (PT DV) sehubungan dengan dugaan pelanggaran hukum persaingan usaha terkait hak siar English Premier League musim 2007 – 2010. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, kasus ini masih dalam proses kasasi.
I. MNCSV is the Plaintiff in a lawsuit against All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) and PT Direct Vision (PT DV) in relation to the alleged violation of the competition law related to the English Premier League season 2007 - 2010 broadcasting rights. As of the issuance date of the consolidated financial statement, this case is still in process of cessation.
II. Perkara No. 431/PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst Pada tanggal 24 September 2010, PT Bhakti Investama Tbk (Bhakti) menggugat Perusahaan selaku Tergugat I, KT Corporation selaku Tergugat II, Qualcomm Incorporated selaku Tergugat III dan PT KTF Indonesia selaku Tergugat IV.
II. Case No. 431/PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst On September 24, 2010, PT Bhakti Investama Tbk (Bhakti) sued the Company as a Defendant I, KT Corporation, as Defendant II, Qualcomm Incorporated as Defendant III and PT KTF indonesia as Defendant IV.
Dalam perkara tersebut Bhakti mengajukan pembatalan Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi) karena bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak adanya persetujuan komisaris. Apabila gugatan tersebut dikabulkan, Perusahaan dapat memiliki kewajiban memberikan ganti rugi sebesar sampai dengan Rp1.000.000.001.
In the case of cancellation filed Bhakti Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement) because of conflict with existing regulations and the lack of approval of the commissioners. If the claim is granted, the Company may have an obligation to provide compensation of up to Rp1,000,000,001.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, perkara sedang diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan belum terdapat putusan apapun atasnya.
As of the date of issuance of the consolidated financial statements, the case is being examined at the Central Jakarta District Court and there has not been any decision upon it.
10. INTERNAL AUDIT
10. INTERNAL AUDIT
Perseroan memiliki Satuan Kerja Internal Audit yang telah mengikuti Keputusan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal Nomor: KEP-496/ BL/2008. Berdasarkan Piagam Internal Audit Perseroan yang telah disetujui oleh Direksi dan Dewan Komisaris perseroan pada Desember 2008, dinyatakan bahwa fungsi Internal Audit adalah membantu manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan dengan melakukan evaluasi dan analisa seluruh aktifitas Perseroan dan anak perusahaannya.
The Company has an Internal Audit Unit which has been following the Decision of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) on the Establishment and Development Guidelines for the number of Internal Audit Charter: Kep-496/BL/2008. Based on the Company’s Internal Audit Charter approved by the Board of Directors and Board of Commissioners in December 2008, stating that the Internal Audit function is to assist management in performing its supervisory function by evaluating and analyzing all activities of the Company and its subsidiaries.
102
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Struktur Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang Kepala Unit Audit Internal/Chief Audit Executive (CAE) bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan secara administratif pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Group Governance & Organization Development. Auditor yang duduk dalam Unit Audit Internal Perusahaan maupun anak perusahaan bertanggung jawab secara langsung kepada CAE. Saat ini Head of Internal Audit perseroan dijabat oleh Prihartono Mursanto (Surat ke BAPEPAM dengan No. 134 – BAPEPAM/MCOM)
The structure of the Internal Audit Unit is headed by a Chief Audit Unit Internal Audit/Chief Executive (CAE) is responsible to the Director and the performance of administrative tasks is responsible to the Director of Administration & Organization Development Group. Auditors who was sitting in the Internal Audit Unit of the Company and its subsidiaries are directly responsible to the CAE. Head of Internal Audit of the Company is currently held by Prihartono Mursanto (Letter to BAPEPAM No 134 - BAPEPAM / MCOM).
Dalam pelaksanaan audit, unit Internal Audit menggunakan metodologi audit berbasis risiko (risk based audit). Dengan metodologi ini Internal Audit melakukan pemetaan terhadap semua aktivitas yang dilakukan dalam suatu proses operasional perusahaan, kemudian melakukan penilaian dan menentukan aktivitas mana yang dianggap memiliki risiko tinggi dan menjadi fokus perhatian dalam audit.
In the audit, the Internal Audit uses a risk-based audit methodology (risk based audit). With this methodology, internal audit maps all of the activities undertaken in the company’s operational processes and then make an assessment and determine what activities are considered high risk and become the focus of attention in the audit.
Program kerja unit Internal Audit tertuang dalam sebuah master plan tahunan. yang berisi rencana audit operasional dan financial diseluruh anak perusahaan Perseroan. Jenis audit Internal yang dilakukan dibedakan menjadi dua yaitu regular audit (sesuai master plan yang dibuat di awal tahun) dan special audit (bila ada permintaan khusus dari Direksi / Komisaris).
Internal Audit work program is included in the annual master plan, which contains a plan for operational and financial audits of all subsidiaries of the Company. This type of internal audits carried out are divided into regular audits (in accordance with the master plan created in the early years) and special audits (with a special request from the Board of Directors / Board of Commissioners).
Sebagai sarana koordinasi antara holding dengan unit, Unit Internal Audit secara rutin melakukan pertemuan / rapat, antara lain rapat mingguan untuk membahas progress audit di semua unit, rapat bulanan dengan Direksi, rapat kuartalan dengan Komite Audit.
As a means of coordination between the operating units, the Internal Audit Unit routinely holds meetings, including weekly meetings to discuss audit progress in all units, monthly meetings with the Board of Directors, meeting quarterly with the Audit Committee.
Dalam rangka menunjang aktivitas Internal Audit, Perseroan telah menggunakan program aplikasi komputer khusus dalam mendokumentasikan hasil audit dan berfungsi sebagai library serta sebagai kertas kerja yang digunakan sebagai panduan oleh Internal Audit.
In order to support the activities of Internal Audit, the Company has used special computer application programs in documenting the audit results and serves as a library and working papers used as a guide by Internal Audit.
Sepanjang tahun 2010, telah dilakukan 52 penugasan audit yang mencangkup di unit bisnis di dalam MNC Group.
During the year 2010, there were 52 audits conducted covering business units within the MNC Group.
11. MANAJEMEN RISIKO
11. RISK MANAGEMENT
Risiko bisnis yang ada di industri media dapat muncul baik dari faktor eksternal maupun internal perusahaan. Biaya investasi yang tinggi dan persaingan yang ketat merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi perusahaan dalam berbisnis di industri media.
The business risk in the media industry can arise from external and internal factors. High investment costs and fierce competition are among the challenges faced by companies in the media industry.
Risiko yang ada di industri media antara lain meliputi: • Risiko persaingan didalam industri seperti posisi perusahaan di dalam industri, risiko kehilangan pasar dan ancaman dari produk subtitusi yang mungkin dihadapi.
The risks that exist in the media industry include: • The risk of competition in the industry, such as the company’s position in the industry, the risk of loss of markets and the threat of substitutes that may arise.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
103
• Risiko kedua adalah Risiko Operasional perusahaan, apakah perusahaan sudah efisiensi dan fleksibilitas dalam menentukan harga jual produk bisnisnya. Bagaimana pengelolaan modal dilakukan dan program kerja perusahaan serta kualitas sumber daya perusahaan dan aset yang dimiliki perusahaan dalam bersaing di industri. • Risiko ketiga adalah kemampuan perusahaan untuk mengelola diversifikasi dalam berbagai program dari segi isi dan segmentasi pasar (kelompok pemirsa) untuk media elektronik, jenis media dan keberagaman daerah untuk media cetak, yang pasti akan membantu keberlanjutan pendapatan perusahaan/usaha. Kemampuan untuk mendiversifikasi sumber program penyiaran juga dapat membantu perusahaan mengontrol biaya operasi. • Risiko keempat adalah pemasaran dalam hal ini bagimana kemampuan perusahaan untuk mengelola hubungan baik dengan pelanggan, pengiklan dan biro iklan, yang merupakan faktor penting untuk menjaga aliran pendapatan. Seberapa jauh perusahaan melakukan variasi atas program dan inovasi untuk media elektronik, pengembangan portofolio media, yang dapat membantu perusahaan menarik pelanggan baru/ pemirsa dan pengiklan untuk mendukung operasi mereka serta memperoleh hasil rating yang bagus.
• The second risk is the firm’s Operational Risk, whether firms have the efficiency and flexibility in determining the selling price of business products. How to do capital management and corporate work program and the quality of corporate resources and assets owned by the company in being able to compete within the industry. • The third is the company’s ability to manage diversification in a variety of programs in terms of content and market segmentation (the audience) for electronic media, media types and diversity of areas for print media, which certainly will help the sustainability of company earnings/business. The ability to diversify its sources of broadcast programs can also help companies control costs. • The fourth is marketing. In this case, it is how the company is able to manage relationships with customers, advertisers and advertising agencies, which are important factors to keep the revenue stream. How far the company is varying the programs and innovations for electronic media, developing media portfolio, could help the company to attract new customers/ viewers and advertisers to support their operations and get a good appraisal.
Top Functional Risks Perusahaan dalam rangka mengelola risiko yang dihadapinya didalam persaingan di industri media perusahan telah menetapkan Risiko-risiko utama yang harus diperhatikan didalam mempertahankan kelangsungan usahanya yaitu: • “Compliance to law and regulation” adalah risiko yang timbul akibat ketidak patuhan terhadap kebijakan, peraturan baik yang dikeluarkan oleh Perusahaan, Pemerintah, maupun pihak berwenang lainnya. • “System breakdown” adalah risiko yang timbul akibat adanya kesalahan atau penyalahgunaan kerja system. • “Failure in safeguarding assets” adalah risiko yang timbul akibat adanya kelemahan dalam manajemen aset. • “Production failure” adalah risiko yang timbul akibat kegagalan produksi. • “Low distribution coverage” adalah risiko yang timbul akibat kegagalan atau rendahnya pendistribusian hasil produksi kepada konsumen. • “Changing in customer orientation” adalah risiko yang timbul akibat adanya perubahan orientasi pelanggan. • “Customer complaint” adalah risiko yang timbul akibat adanya keluhan / ketidakpuasan pelanggan terhadap perusahaan. • “Error processing” adalah risiko yang timbul akibat kesalahan proses. • “Tax exposure” adalah risiko yang timbul akibat transaksi kena pajak yang tidak dikelola secara baik.
Top Function Risks The Company in order to manage the risks faced in the competition in the media industry has set a major risk that must be considered in maintaining the continuity of their business, namely: • “Compliance to law and regulation” is the risk arising from non-compliance with policies, regulations either issued by the Company, the Government, as well as other agencies. • “System breakdown” is the risk arising from errors or misuse of the system. • “Failure in safeguarding assets”is the risk that arises due to the weakness in asset management. • “Production failure” is the risk arising from production failure. • “Low distribution coverage” is the risk arising from failure or lack of distribution of products to consumers. • “Changing in customer orientation” is the risk arising due to changes in customer orientation. • “Customer complaint” is the risk arising from complaints / dissatisfaction of customers to the Company. • “Error processing” is the risk arising from processing errors. • “Tax exposure” is the risk arising from taxable transactions that are not managed properly.
104
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Penerapan dari kegiatan pengendalian risiko-risiko tersebut diatas dilakukan oleh perusahaan melalui Proses audit yang berbasis pendekatan risiko. Proses pembuatan kebijakan/policy yang tersentralisasi, dengan tujuan konsistensi dan keseragaman prosedur untuk setiap proses di semua unit bisnis perusahaan, proses pengambilan keputusan di unit usaha dilakukan berdasarkan matrix approval yang diketahui oleh manajemen di perusahaan, koordinasi antara setiap unit bisnis perusahaan dengan perusahaan didalam proses pengembangan dan pengaturan sumber daya manusia.
Implementation of risk control activities is conducted by the company through: risk-based approach to auditing process, the process of policy making/policy-centered, with the aim of consistency and uniformity of procedures for each process across business units, decision-making processes in business units is based on matrix Agreement known by management at the company, the coordination between their respective business units of companies with companies in the process of development and human resource management.
12. RAPAT UMUM PEMEGANG PERSEROAN TAHUN BUKU 2010
SAHAM
12. The Annual General Meeting of Shareholders of the Company for the year ended December 31, 2010
Pada tahun 2010, Mediacom menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada tanggal 27 April 2010, untuk melaporkan kinerja tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
In 2010, Mediacom conducted its Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on April 27, 2010 to report on the financial statements for the year ended December 31, 2009.
RUPS Tahunan Tahun Buku 2009 menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut: 1. Menerima baik Laporan Tahunan Direksi Perseroan mengenai jalannya Perseroan dan tata usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009;
The AGMS for the fiscal year 2009 has approved the following agenda as follows: 1. Accepted the Annual Report from the Company’s Board of Directors and the Duty Monitoring Report of the Company’s board of Commissioners concerning the Company’s business operation for the financial year ended December 31, 2009
2. Menyetujui dan mengesahkan Perhitungan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, yang telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan, serta memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (acquit et de charge) sepanjang tindakantindakan mereka tersebut tercermin dalam Perhitungan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 serta dengan mengingat Laporan Tahunan Direksi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009;
2. A pproved and granted the Company’s Financial Report for the financial year ended December 31, 2009, which has been audited by Public Accountant Firm Osman Bing Satrio & Partner, as well as granted the full release and discharge (acquit et de charge) to the Company’s board of Commissioners and Directors from their operational and supervisory duties conducted during the financial year ended December 31, 2009, so long as such duties are reflected in the Financial Report in financial year 2009, relying on the Annual Report of the Company’s board of Directors for financial year ended December 31, 2009.
3. a. Menetapkan penggunaan keuntungan bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: i. Sebesar Rp1,000,000,000 (satu miliar rupiah) akan dibukukan sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan UndangUndang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. a. Approved to use the Company’s net income for fiscal year ended December 31, 2009, as follows: i. Reserved Rp1.000.000.000 (One Billion Rupiah) would be booked as reserved funds to comply with the Company’s Articles of Association and the Company’s regulation No 40 year 2007 pertaining to limited liability company.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
105
ii. Distributed cash dividend to the Company’s shareholders. each of whom will receive proportional amount in accordance with the number of shares owned with the stipulation that every 1 (one) share is entitled to receiving cash dividend of Rp5 (five rupiah) per share or total amount of Rp68.827.747.750 (sixty-eight billion eighty hundred and twenty seven million seven hundred and forty seven thousand seven hundred and fifty rupiah). The amount does not include the likely additional share due to ESOP implementation.
ii. Dibagikan sebagai dividen tunai final kepada para pemegang saham Perseroan yang masing-masing akan menerima secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki dengan ketentuan setiap 1 (satu) saham berhak menerima dividen tunai sebesar Rp5 (lima rupiah) atau total seluruhnya Rp68,827,747,750 (enam puluh delapan miliar delapan ratus dua puluh tujuh juta tujuh ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus lima puluh rupiah), belum memperhitungkan kemungkinan penambahan saham akibat pelaksanaan ESOP; iii. Sisa laba Perseroan akan dibukukan sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan Perseroan.
iii. The remaining balance of the Company’s income is to be recorded as retained earnings to strengthen the Company’s capital.
b. Menetapkan pembagian bonus dimana kewenangan untuk menentukan mengenai besarnya bonus tersebut serta pelaksanaan pembagiannya diberikan kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan; dan c. Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan penggunaan keuntungan sebagaimana disebutkan diatas.
b. Determined the distribution of bonuses where the authority to decide the amount of the bonus as well as the distribution realization given to the Company’s board of Directors upon the approval of the Board of Commissioners; and
4. a. Menyetujui untuk mengangkat kembali Bapak Rosano Barack, Bapak Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, Bapak Mohamad Tachril Sapi’ie, Bapak Bambang Trihatmodjo, berturut-turut selaku Komisaris Utama. Wakil Komisaris Utama dan Komisaris Perseroan serta mengangkat kembali Bapak John Aristianto Prasetio, Bapak Mohamed Idwan Ganie dan Bapak Kardinal Alamsyah Karim, masing-masing selaku Komisaris Independen Perseroan yang berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini masing-masing untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ketiga setelah pengangkatan ini; b. Menyetujui untuk mengangkat kembali Bapak Hary Tanoesoedibjo, Bapak Muhamad Budi Rustanto, Ibu Indra Pudjiastuti Prastomiyono dan Bapak Handhianto Suryo Kentjono, masing-masing berturut-turut selaku Direktur Utama dan Direktur Perseroan, yang berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini masing-masing untuk jangka waktu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ketiga setelah pengangkatan ini; c. Menetapkan bahwa terhitung sejak efektifnya pengangkatan anggota Direksi dan Komisaris Perseroan tersebut, susunan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
4. a. Approved to reappoint Rosano Barack, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, Mohamad Tachril Sapi’ie, Bambang Trihatmodjo, respectively as the Company’s President Commissioner. Vice President Commissionaire and Commissioner, as well as to reappoint John Aristianto Prasetio, Mohamed Idwan Ganie and Kardinal Alamsyah Karim, each of whom is acted as the Company’s Independent Commissioner, effective since the closing of this Meeting, until the closing of the third Annual General Meeting of Shareholders after this appointment;
c. Gave the authority to the Company’s board of Directors to implement the use of the aforementioned earnings.
b. Approved to reappoint Hary Tanoesoedibjo, Muhamad Budi Rustanto, Indra Pudjiastuti Prastomiyono and Handhianto Suryo Kentjono, respectively as the Company’s President Director and Director, effective since the closing of this Meeting, until the closing of the third Annual General Meeting of Shareholders after this appointment; c. Determined effective since the appointment of the Company’s members of the Board of Directors and Commissioners, the composition of the Board of Commissioners and Board of Directors as follows:
106
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Komisaris Utama/ President Commissioner
Rosano Barack
Wakil Komisaris Utama / Vice President Commissioner
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris / Commissioner
Mohamad Tachril Sapi’ie
Komisaris / Commissioner
Bambang Trihatmodjo
Komisaris / Commissioner
Lucas Chow
Komisaris Independen / Independent Commissioner
John Aristianto Prasetio
Komisaris Independen / Independent Commissioner
Mohamed Idwan Ganie
Komisaris Independen / Independent Commissioner
Kardinal Alamsyah Karim
Presiden Direktur/CEO MNC Group / President Director/CEO MNC Group
Hary Tanoesoedibjo
Direktur / Director
Muhamad Budi Rustanto
Direktur / Director
Indra P. Prastomiyono
Direktur / Director
Handhianto Suryo Kentjono d. Gave the authority to the Company’s Board of Commissioners to decide salary and incentive for members of the Board of Directors and with paying close attention to the inputs from Remuneration Committee formed by the Board of Commissioners; gave the authority to the Company’s meeting of the Board of Commissioners to decide the amount of honorarium for all the Board of Commissioners, with paying close attention to the inputs from Remuneration Committee. e. Gave authority and proxy with substitution right to the Company’s Board of Directors to take all the actions in regard to the appointment of members of the Company’s Board of Directors as mentioned above, including but not limited to making or requesting, as well as signing all the deeds in line with the appointment of that particular member of the Board of Directors; and to register the composition of member of the Board of Directors and the Board of Commissioners in the Company’s list in accordance with regulations No. 3 Year 1982 pertaining to the Mandatory Registration of Company
d. Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan dan dengan memperhatikan masukkan dari Komite Remunerasi yang dibentuk oleh Dewan Komisaris Perseroan, memberikan wewenang kepada Rapat Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan besarnya honorarium bagi seluruh Dewan Komisaris Perseroan, dengan memperhatikan masukan dari Komite Remunerasi. e. Memberikan wewenang dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tersebut diatas termasuk tetapi tidak terbatas pada untuk membuat atau meminta untuk dibuatkan serta menandatangani segala akta sehubungan dengan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut dan untuk mendaftarkan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tersebut dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
5. a. Approved to give the authority to the Company’s Board of Directors with the approval of the Company’s Board of Commissioners, to appoint Independent Public Account to audit the Company’s book for the fiscal year ended December 31, 2010, and
5. a. Menyetujui memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan. dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik sebagai Akuntan Publik Independen Perseroan yang akan mengaudit bukubuku Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010; dan b. Memberikan wewenang dan kuasa sepenuhnya kepada Direksi, untuk menetapkan honorarium serta persyaratanpersyaratan lain sehubungan dengan penunjukkan dan pengangkatan akuntan publik tersebut.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
b. Giving the full authority to the Company’s Board of Directors to determine honorarium and other requirements in relation to the appointment of the Independent Public Accountant.
107
Pada hari yang sama, Perseroan juga menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut: 1. a. Menyetujui rencana Perseroan untuk memberikan jaminan berupa jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau anak-anak perusahaan tertentu dari Perseroan maupun menjaminkan seluruh maupun sebagian besar harta kekayaan milik Perseroan dan/atau anakanak perusahaan tertentu dari Perseroan dalam rangka pengembangan lini usaha inti Perseroan dan kebutuhan untuk memperoleh pembiayaan kembali (refinancing), serta untuk mengembangkan kegiatan Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya; dan b. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris, untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan guna melaksanakan keputusan tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, hadir dihadapan pihak/pejabat yang berwenang, termasuk notaris, mengajukan permohonan kepada pihak/pejabat yang berwenang untuk memperoleh persetujuan atau melaporkan hal tersebut kepada pihak/ pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangan yang berlaku, satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan.
On the same day, Mediacom also held the Extraordinary and Annual General Meeting of Shareholders that led to stipulations as follows:
2. a. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan untuk mengeluarkan saham-saham dalam Perseroan terkait dengan pelaksanaan ESOP yang telah diterbitkan Perseroan; dan b. Menyetujui untuk memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan, untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan ESOP tersebut, termasuk untuk membuat atau meminta dibuatkan segala dokumen, perjanjian dan akta yang diperlukan, hadir atau menghadap dihadapan pihak atau pejabat yang berwenang, termasuk notaris, seluruhnya tanpa ada yang dikecualikan.
2. a. Gave the authority and proxy to the Company’s Board of Directors with the approval of the Board of Commissioners to issue the Company’s shares that pertain to the implementation of ESOP issued by the Company; and
1. a. Approved the Company’s plan to give corporate guarantee by the Company and/or the Company’s subsidiaries. or put the collateral of all or some of the assets of the Company and /or the Company’s subsidiaries in conjunction to the development of the Company’s lines of business and the needs of the Company to receive refinancing, as well as developing the Company’s activities, directly or indirectly through the Company’s subsidiaries; and b. Gave the authority and proxy to the Board of Directors with the approval of the Board of Commissioners, to do all the necessary actions in order to implement the decision mentioned above, including but not limited to making or requesting, as well as signing all the deeds, letters or necessary documents, summoned to the official authorities, including notary, applying to the official authorities to gain the approval or report such matters to the official authorities as stipulated in the applicable regulations, one to another matters without exception.
b. Approved to give the authority to the Company’s Board of Directors to do all the necessary actions that relate to such ESOP implementation, including making and requesting all the necessary documents, agreements and deeds; present or summoned to the official authorities including public notary, all without any exception.
108
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
3. a. Approved to issue as many as 275.293.491 shares of the Company or as many as 2% of the total number of all shares deposited in the Company without giving Rights Issue to shareholders in accordance with regulations No. IX.D.4. with the attachment of the Decision from the Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution No. Kep-429/BL.2009 dated on December 9, 2009, which will be allocated for the Company’s shares ownership program by employees and the Company’s shares ownership by the board of Directors and the board of Commissioners;
3. a. Menyetujui pengeluaran sebanyak-banyaknya 275.293.491 saham Perseroan atau sebanyak-banyaknya 2% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dengan tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada para pemegang saham sesuai dengan peraturan No. IX.D.4. lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-429/BL/2009 tanggal 9 Desember 2009, yang akan dialokasikan untuk program kepemilikan saham Perseroan oleh karyawan dan kepemilikan saham Perseroan oleh Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan; b. Memberikan wewenang kepada Direksi, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, untuk mengeluarkan saham-saham dalam Perseroan terkait dengan pelaksanaan program kepemilikan saham Perseroan oleh karyawan dan kepemilikan saham Perseroan oleh Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite ESOP mengenai penetapan syarat dan tata caranya.
b. Gave the authority to the Board of Directors with the approval of the Company’s Board of Commissioners. to issue shares in the Company related to the implementation of the Company’s shares ownership program by employees and the Company’s shares ownership program by the Company’s Board of Directors and the Board of Commissioners, with paying close attention to the recommendations from ESOP Committee pertaining to the stipulation of requirements and procedures. c. Approved to give the authority and proxy to the Company’s Board of Directors to do all the necessary actions pertaining to the implementation program of the Company’s shares ownership by employees and the Company’s shares ownership by the Board of Directors and the Board of Commissioners, including the making or requesting all the necessary documents, agreements and deeds, present or summoned to the official authorities including public notary, all without any exception.
c. Menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan program kepemilikan saham Perseroan oleh karyawan dan kepemilikan saham Perseroan oleh Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tersebut, termasuk untuk membuat atau meminta dibuatkan segala dokumen, perjanjian dan akta yang diperlukan, hadir atau menghadap di hadapan pihak atau pejabat yang berwenang, termasuk notaris, seluruhnya tanpa ada yang dikecualikan.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
109
LAPORAN KOMITE AUDIT Audit Committee’s Report
Selama tahun 2010 Komite Audit telah melakukan penelaahan informasi keuangan Perseroan dan kegiatan operasional Perseroan dan anak perusahaannya serta fungsi pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku melalui pembahasan-pembahasan secara berkala dengan Manajemen Perseroan.
During 2010.the audit committee had performed analysis on the Company’s financial information and the operational activities of the Company and its subsidiaries. The audit commitee also maintained its supervisory functions in compliance with existing rules and regulations through periodic discussions with the management.
Adapun pembahasan tersebut meliputi: 1. Kondisi kegiatan operasional dan finansial Perseroan yang tercermin dalam Laporan Keuangan Perseroan pada kuartal I, II dan III. 2. Komunikasi dengan Eksternal Auditor dan Manajemen Perseroan sehubungan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi 2010 Perseroan. 3. Pergerakan harga saham. 4. Dividend Policy. 5. Ketentuan Undang-Undang PT tentang mandatory reserve. 6. Aktivitas internal audit. 7. Beberapa peristiwa penting lainnya selama 2010.
The subjects of those discussions were as follows : 1. Conditions and updates on the Company’s operational activities and finance as reflected on the financial reports from the first, second and third quarters. 2. Communicating with the External Auditor and Management regarding the Company’s 2010 consolidated financial report.
Dalam hal pembahasan maupun pengawasan yang berkaitan dengan operasional Perseroan. Komite Audit berpendapat bahwa tidak ditemukan adanya hal-hal yang kurang sesuai maupun bertentangan dengan ketentuan Perseroan.
Based on discussions and supervision related to Operational activities.the Audit Committee found nothing that is inappropriate and/or in violation of the Company’s regulations.
Dalam pelaksanaan tugasnya dimana Komite Audit membutuhkan informasi dan klarifikasi, pihak yang berkepentingan senantiasa kooperatif dan hadir dalam setiap rapat yang diselenggarakan oleh Komite Audit.
In performing its duties.the Audit Committee encountered no difficulty in obtaining information and clarification with the related parties, due to their cooperation and appearance at every meeting held by the Audit Committee.
Komite Audit secara independen melapor dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya.
As an independent entity within the company.The Audit Committee reports and answers directly to the Board of Commisioners in performing its duties.
Susunan Anggota Komite Audit periode 2009 – 2012 adalah sebagai berikut: Ketua : Kardinal A. Karim Anggota : Djoko Leksono Sugiarto Anggota : Irman Gusman
Members of The Audit Committee for the 2009 - 2012 period are: Chairman : Kardinal A. Karim Members : Djoko Leksono Sugiarto Members : Irman Gusman
3. 4. 5. 6. 7.
110
Stock price movements. Dividend policy. Provision of laws regarding mandatory reserve. Internal Audit activities. Other important matters in 2010.
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
RENCANA STRATEGIS 2011 Strategic Plan in 2011
Media Berbasis Pelanggan Strategi MSV untuk 2011 adalah memperkuat keunggulan kompetitif MSV sebagai berikut: 1. Meneruskan ekspansi distribusi in-house dengan membuka saluran distribusi baru di berbagai daerah dan mengeksplorasi metoda distribusi baru untuk meningkatkan jumlah pelanggan.
Subscriber-based Media MSV’s strategies for 2011 is to further strengthen MSV’s competitive advantages as follows: 1. Continue to expand in-house distributions by opening new distribution channels in various regions and explore new methods of distribution to further boost new subscribers.
2. Meneruskan target pada anak-anak dan ibu dengan menawarkan lebih banyak saluran program anak dan ibu serta melanjutkan untuk menyediakan paket langganan bernilai ekonomis kepada pelanggan.
2. Continue to target children and mothers by offering more channels for children and mothers and continue to provide customers with good value for money subscription packages
3. Melanjutkan diferensiasi layanan MSV dengan memperkenalkan saluran program berkualitas tinggi dan meluncurkan tipe layanan lainnya. Dalam hal ini, MSV berencana untuk melakukan migrasi sistem untuk Indovision dari MPEG-2 ke MPEG-4 yang akan meningkatkan tingkat diferensiasi, MPEG-4 akan membuat Indovision dapat meningkatkan daftar saluran program sampai 160 saluran dan memperkenalkan layanan baru, seperti video on demand dan pay per view.
3. Continue to differentiate MSV’s services by introducing additional high quality type of channels and launch other types of services. In this respect, MSV is planning to migrate Indovison’s system from MPEG-2 to MPEG-4 which will further increase the degree of differentiation, MPEG-4 will allow Indovision to increase the channel line-ups of up to 160 channels and introduce new premium services such as video on demand and pay per view.
4. Berencana untuk meluncurkan layanan internet yang termasuk dalam paket pay per view bulanan untuk memenuhi peningkatan permintaan untuk layanan internet yang cepat dan andal. Sejak MSV memiliki lebih dari 805.000 pelanggan. penawaran layanan internet membuat MSV berpotensi menjadi penyedia layanan internet terbesar di Indonesia.
4. Planning to launch an internet services that is packaged with the pay-TV monthly subscriptions to tap into the growing demand for fast and reliable internet services. As MSV has over 805,000 subscribers. the offering of the internet services has the potential to position MSV as one the largest internet operator in Indonesia.
Media Berbasis Content dan Iklan
Content and Advertising-Based Media
MNC akan tetap berfokus pada pengembangan dan ekspansi bisnis content dan penyiaran televisi melalui strategi berikut:
MNC will continue to heavily focus its businesses on expanding and developing the content and broadcast TV businesses through the following strategies:
1. Tetap memperkuat perpustakaan content dengan penekanan pada kualitas dan kuantitas dari produksi in-house melalui free to air kami dan juga rumah produksi kami, MNC Pictures, Content yang banyak tersebut akan dikomersilkan dan dikemas ulang ke dalam saluran khusus. Pada 2011, kami akan meluncurkan saluran MNC Muslim serta MNC Life dan juga akan memperkenalkan saluran khusus di masa depan.
1. Continue to strengthen the content library by placing heavy emphasis on both quantity and quality of in-house productions through our FTA TVs as well as through our productions house, MNC Pictures, The vast contents will be monetized and repackaged into more specialized channels. In 2011, we have launched MNC Muslim channel as well as Life and will introduce more specialized channels in the future.
2. Dalam hal mendukung pengembangan content, MNC juga memprioritaskan hal tersebut dengan membangun talent management.
2. To support content development, MNC will also prioritize in developing its talent management.
3. Membangun beberapa studio tambahan yang bertempat di satu lokasi untuk meningkatkan produksi dan kualitas program.
3. Planning to construct several additional studios located in one location to enable the production of larger and higher quality programs.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
111
4. Mengamankan siaran program eksklusif, MNC telah mengamankan program siaran eksklusif versi lokal, antara lain the X-Factor dan Master Chef. Selain itu, MNC juga telah mengamankan siaran eklusif program Barclays Premier League selama tiga tahun berturut-turut (2010-2013), Euro Cup for 2012 dan 2016, Champions League dan the AFF Cup, MNC juga telah mendapat hak siar eksklusif pada programprogram Warner Brothers selama 5 tahun yang dimulai pada tahun 2011.
4. Securing exclusive broadcast of programs, MNC have secured the exclusive broadcast the localized versions of the X-Factor and Master Chef. In addition, MNC has also secured the exclusive broadcasts of Barclays Premier League for 3 consecutive years (2010-2013), Euro Cup for 2012 and 2016, Champions League and the AFF Cup, MNC has also secured exclusive rights for broadcasting Warner Brothers programs for 5 years starting 2011.
5. Kami telah melakukan investasi finansial dan membentuk kerjasama dalam rangka ekspansi dan mengembangkan SUN TV. SUN TV adalah induk perusahaan untuk 16 jaringan TV lokal yang berlokasi di kota besar masuk dalam jangkauan AC Nielsen. Kami berencana untuk mendirikan lebih banyak stasiun televisi lokal agar dapat menjangkau seluruh nusantara, jaringan televisi lokal membidik pengiklan yang melakukan promosi regional sekaligus melaksanakan kampanye nasional.
5. We have made financial investments and formed a cooperation to develop and expand SUN TV. SUN TV is the holding company for 16 local TV networks that are located in major cities including all cities in therating scope AC Nielsen. We intend to further establish more local TV stations in order to achieve a national coverage. The local TV networks targets advertisers with regional promotions but also catering to advertisers requiring a nationwide campaign.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan mempersiapkan beberapa program kerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2011, yaitu:
Meanwhile, Corporate Secretary is preparing several work programs, which will be held in 2011, as follows:
Kegiatan Internal 1. Mengadakan workshop bagi para Sekretaris Perusahaan Perseroan termasuk staff mereka dalam rangka menyamakan persepsi dan visi ke depan terhadap peran Corporate Secretary bagi perusahaan. 2. Menyempurnakan struktur organisasi divisi Sekretaris Perusahaan baik di Perseroan maupun di unit usaha. 3. Menyempurnakan Standar Operation Procedures (SOP) bagi tugas dan peran Sekretaris Perusahaan. 4. Membuat program kegiatan sosialisasi SOP Sekretaris Perusahaan di internal Perseroan. 5. Menyusun program kerja seluruh bagian Sekretaris Perusahaan dibawah Perseroan sehingga tercipta kinerja yang sinergi baik secara lintas unit maupun lintas departemen.
Internal Activities 1. Organized workshop for all MNC Group Corporate Secretaries including their Staff as a means to unify future perception and vision of Corporate Secretary roles in the Company.
Kegiatan Eksternal 1. Menyusun program kerja terkait dengan bidang media relations, diantaranya mengadakan kegiatan media visit di luar Perseroan. 2. Membuat program kerja terkait dengan bidang government relations untuk mendukung pekerjaan yang berhubungan dengan regulator. 3. Membuat program kerja yang berhubungan dengan bidang regulatory, sehingga diperoleh informasi mengenai undangundang yang terkait dengan bisnis Perseroan. 4. Membuat kegiatan lanjutan dalam rangka sosialisasi nama Perseroan dengan membuat kegiatan Roadshow Edukasi ke Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di beberapa kota besar di Indonesia.
External Activities 1. Formulated work programs related to media relations, some of them arranged media visit outside of MNC Group.
2. Improved organization structure of Corporate Secretary Division in the Company and also business units. 3. Improved Standard Operation Procedures of Corporate Secretary’s tasks and roles. 4. Created Corporate Secretary Standard Operation Procedures in the Company. 5. Formulated work program for all Corporate Secretaries under the Company, as a consequence in creating cross synergy within cross unit and department.
2. Made government related work programs in order to support the regulatior’s related task. 3. Made work program that relates to regulatory field, thus obtaining the Company’s related regulations information. 4. Held sustainability activities in order to socialize the name “MNC Group” with “Roadshow Edukasi” to public and private higher institutions in some big cities in Indonesia.
112
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Kegiatan Sosial 1. Menggalang dana masyarakat melalui lembaga-lembaga Peduli untuk kegiatan sosial yang bersifat ‘bencana’. 2. Membuat program kerja kegiatan sosial bekerjasama dengan Jalinan Kasih bagi penderita hernia, katarak dan bibir sumbing. 3. Membina hubungan baik dengan Departemen Sosial, dalam rangka alih informasi terkait dengan kegiatan Penggalangan Uang dan Barang (PUB), sehingga meminimalis informasi yang salah terhadap lembaga-lembaga Peduli dibawah Perseroan.
Social Activities 1. Held fund raising through Peduli instutions for social activites related to natural disasters. 2. Formulated social work program in colaboration with Jalinan Kasih for people with hernia, cataract and hare lip.
Strategi kami pada tahun 2011 merupakan cerminan dari kebulatan tekad kami untuk tetap bertahan menjadi pemimpin di dalam industri media dengan menggunakan kekuatan dan keunggulan kompetitif kami untuk memanfaatkan sepenuhnya prospek ekonomi yang kuat dan perkembangan industri media.
Our strategy in 2011 reflects our determination to maintain our leadership in the media industry by exploiting our strengths and competitive advantages to fully capitalize on the robust economic outlook and burgeoning media industry.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
3. Maintained a good relation with Social Department, in accordance with social information that relates to funds and donation and fund raising, thus minimalizing mistaken information of Peduli institutions under MNC Group.
113
114
114 Laporan Tahunan 2010
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Pentingnya
Sinergi
MNC Group dalam
The Importance of Synergy within MNC Group MNC Group menekankan pentingnya sinergi dan integrasi diantara anakanak perusahaan untuk mencapai tingkat pengoperasian yang lebih tinggi, memaksimalkan kinerja, dan bersaing secara efektif dalam pasar yang sangat kompetitif.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
MNC Group has emphasized the importance of synergy and integration among its subsidiaries to achieve a higher operating leverage, to maximize performance, and to compete effectively in a highly competitive market.
115 Annual Report 2010
115
Kegiatan Sosial Perseroan CORPORATE SOCIAL ACTIVITIES
Selain menyajikan paket hiburan dan informasi yang lengkap dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat. PT Global Mediacom Tbk juga memiliki misi untuk memberikan kontribusi yang signifikan pada pengembangan komunitas lokal dan budayanya. Sebagai bentuk pelaksanaan misi ini, MNC Group mengajak segenap masyarakat untuk ikut peduli pada masalah sosial yang terjadi di Indonesia.
Aside from providing the comprehensive and quality package of entertainment and information to all levels of society. PT Global Mediacom Tbk carries mission to give a significant contribution to local community development and culture. As a form of the implementation of such mission, MNC Group invites all people to care about social issues in Indonesia.
RCTI Peduli
RCTI Peduli
Dana bantuan pemirsa RCTI yang terhimpun dalam RCTI Peduli disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Selama tahun 2010, progam ini telah menyalurkan dana dalam bentuk bencana alam dan bantuan sosial. Bantuan tersebut antara lain:
Funds from RCTI viewers collected through RCTI Peduli were distributed to needy communities. During 2010, this program channeled the funds in the forms of natural disaster relief and social assistance, such as:
Bencana Alam
Natural Disasters
• Bantuan Tsunami Mentawai di Kepulauan Mentawai, RCTI Peduli menyalurkan bantuan kepada korban Tsunami Mentawai dalam bentuk pakaian, selimut, tikar plastik, dan perlengkapan sekolah. • RCTI Peduli memberikan bantuan tanggap darurat kepada pengungsi Gunung Merapi. Bantuan dari pemirsa RCTI disalurkan langsung melalui Posko Desa Wukirsari, Sleman, Yogyakarta, Bantuan RCTI Peduli yang diberikan berupa Masker, mantel, sarung, tikar, pakaian layak pakai, senter, biskuit dan air mineral.
• Mentawai Tsunami Relief on Mentawai Islands, RCTI Peduli distributed the aids to the victims of Tsunami on Mentawai islands in the forms of clothes, blankets, plastic mats and school supplies. • RCTI Peduli provided emergency relief aids to refugees of Mount Merapi. The aids, which were collected from viewers of RCTI, MNCTV and Indovision, were directly channeled through the Command Post of Wukirsari Village, Sleman, Yogyakarta, The RCTI Peduli’s assistance was in the form of masks, coats, gloves, mats, clothing, flashlights, biscuits and mineral water.
Non Bencana Alam
Non Natural Disasters
Bidang Pendidikan RCTI Peduli bekerjasama dengan Yayasan Nusa Tenggara Centre Mataram, membantu perbaikan fasilitas sarana pendidikan Madrasah Ibtidaiyah NW Raudlatussibyan di Desa Belencong, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Education Sector RCTI Peduli, in cooperation with Nusa Tenggara Center Foundation Mataram, helped repair educational facilities at Madrasah Ibtidaiyah NW Raudlatussibyan in Belencong Village, District of Gunung Sari, Lombok Regency, Nusa Tenggara Barat (NTB).
RCTI Peduli meresmikan dan menyerahterimakan tiga bangunan sekolah di Kota Padang, Sumatera Barat, Ketiga sekolah tersebut adalah: SDN 14 Tabing Bandar Gadang, SDN 16 Tanjung Aur, SDN 39 Mata Air Barat.
RCTI Peduli inaugurated and handed over three school buildings in Padang, West Sumatra, The three schools are: Tabing Bandar Gadang Primary State School 14, Tanjung Aur Primary State School 16 and Mata Air Barat Primary State School 39.
Jalinan Kasih
Jalinan Kasih
Bidang Kesehatan RCTI Peduli mengadakan pengobatan gratis bagi warga Kota Jambi.
Health Sector RCTI Peduli conducted free medical treatment for the citizens of the city of Jambi.
Di tahun 2010, kegiatan sosial terbagi atas 3 jenis bantuan pengobatan, yaitu: 1. Pengobatan masal umum & gigi 2. Pengobatan Non Reguler (Operasi masal Hernia/Sumbing/ Katarak) 3. Pengobatan Reguler (Operasi perorangan Jantung, Tumor/ kanker, Atresia, dan lain-lain ) Wilayah bantuan selama tahun 2010 adalah Jabodetabek, Semarang, Palembang / Prabumulih, Balikpapan dan Tarakan.
In the year 2010, social activities consisted of 3 types of medical assistance, namely: 1. Mass general medical and dental treatment 2. Non-regular medical treatment (mass surgery for patients with Hernia/Harelip/Cataract) 3. Regular medical treatment (individual surgery for heart disease, tumor/cancer, atresia, etc.) The aid areas during 2010 were Greater Jakarta, Semarang, Palembang/Prabumulih, Balikpapan and Tarakan.
116
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
MNCTV Peduli
MNCTV Peduli
Distribusi dana bantuan pemirsa ini terbagi menjadi bantuan bencana alam dan bantuan sosial. Selama tahun 2010, MNCTV telah menyalurkan dana bantuan pemirsa, antara lain kepada:
The distribution of the viewers funds consists of natural disaster and non-natural disaster reliefs. During the year 2010, MNCTV viewers channeled aid funds, such as:
MNCTV Peduli adalah program kegiatan sosial yang menghimpun dan menyalurkan dana yang berasal dari para pemirsa MNC TV. Dahulu program ini bernama TPI Peduli, namun seiring dengan berubahnya nama TPI menjadi MNCTV maka program ini pun berubah namanya menjadi MNCTV Peduli.
MNCTV Peduli is a social activities program held by MNCTV by means of collecting and distributing funds derived from MNCTV viewers. Formerly named TPI Peduli, the name of the program was changed to MNCTV Peduli in line with the change of the company’s name from TPI to MNCTV.
Bencana Alam
Natural Disaster
• Bantuan Banjir Karawang MNCTV Peduli memberikan bantuan tanggap darurat dan 30 paket sembako kepada para korban Banjir Karawang, Jawa Barat, Dana yang disalurkan merupakan himpunan dana pemirsa dari program ini. • Bantuan Banjir Wasior Korban Banjir Wasior. Papua. mendapatkan bantuan tanggap darurat dari MNCTV Peduli. • Bantuan Gunung Merapi MNCTV Peduli mendistribusikan bantuan tanggap darurat kepada korban letusan Gunung Merapi, Yogyakarta. Bantuan yang diserahkan langsung melalui Posko pengungsi di Desa Glagaharjo, Sleman, Yogyakarta, ini berupa: perlengkapan dan makanan bayi, perlengkapan mandi, dan air mineral.
• Flood Assistance. Karawang MNCTV Peduli provides emergency assistance and 30 daily staples to victims of flood in Karawang, West Java, The channeled funds are a set of viewers funds collected during the program. • Flood Assistance. Wasior Flood victims in Wasior, Papua received emergency assistance from MNCTV Peduli. • Humanitarian Assistance, Mt. Merapi MNCTV Peduli distributed emergency aids to victims of the Mount Merapi eruption in Yogyakarta. Assistance was directly delivered to refugee command post in Glagaharjo Village, Sleman, Yogyakarta, The assistance included equipment and baby food, toiletries and mineral water.
Non Bencana Alam
Non Natural Disasters
Bidang Pendidikan • Bantuan biaya pendidikan kepada anak asuh Yayasan Mutiara Bangsa. • Bantuan perlengkapan sekolah kepada siswa-siswi SDN 3 Kotagede pada kegiatan sosial group bekerjasama dengan FKG UGM. • bantuan perlengkapan sekolah untuk anak tidak mampu di desa Purwa Bhakti Kp. Cigarehong, Kec. Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. • Bantuan paket pendidikan ke dua sekolah dasar di Nusa Penida, Bali. • Bantuan paket pendidikan kepada siswa SD Asam Tiga, Kec. Naibonat, Kupang, NTT. • Pemberian 300 paket tas dan alat sekolah di Aceh dalam rangkan peringatan 6 tahun tsunami dan HUT Kodam Iskandar Muda Banda Aceh. • Bantuan penyediaan kelas belajar anak-anak jalanan asuhan Yayasan Himmata, Plumpang, Jakarta, dari Program Dana dan Nada. • Bantuan pendidikan untuk School of Nurse di Tanggerang dari Program Dana dan Nada. • Bantuan dari Program Dana dan Nada untuk anak-anak jalanan asuhan Daarul Aitam di Tanggerang.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Education Sector • Assistance in education to foster children of Mutiara Bangsa Foundation. • Providing school supplies to students at Kotagede Primary State School 3 during group social activities in collaboration with school of dentistry at Gadjah Mada University. • Providing school supplies to unfortunate children in Purwa Bhakti Village, Cigarehong, District of Pamijahan, Bogor, West Java. • Providing education package to two primary schools in Nusa Penida, Bali. • Assistance in the form of education package to students at Asam Tiga Primary School, District of Naibonat, Kupang, NTT. • Handing in 300 packages consisting of bags and school supplies in Aceh in remembrance of six years after tsunami disaster and the anniversary of Military District in Iskandar Muda, Banda Aceh. • Helping in providing learning classes for foster street children of Himmata Foundation, Plumpang, Jakarta, through Dana dan Nada (Funds and Sound) Program. • Education assistance for School of Nurse in Tangerang from Dana dan Nada Program. • Assistance from Dana dan Nada Program to foster street children of Daarul Aitam in Tangerang.
117
Bidang Kesehatan • Bantuan biaya operasi Bilqis • Bantuan biaya operasi pembuatan anus dua orang balita tidak mampu di Bojonegoro, Jawa Timur.
Health Sector • Assistance in operational cost in Bilqis • Assistance in operational cost of the imperforate anus repair of two unfortunate toddlers in Bojonegoro, East Java.
Bidang Agama Dana kegiatan bidang agama dihimpun dari masyarakat dari Dana SMS DAI. Selama tahun 2010, dana ini didistribusikan untuk:
Religion Sector Funds for religious activities were collected from communities through Dana SMS DAI (SMS DAI Funds). During 2010, the funds were distributed for: • Construction and renovation of places of worship ͳͳ Funds for the renovation of Al-Baroqah Mosque. Kampung Cigarehong, Bhakti PUrwa Village, District of Pamijahan, Bogor Regency ͳͳ Funds for the construction of Al-Hidayah Mosque, Karawaci – Tangerang ͳͳ Funds for the renovation of Mushola As Sa’adah, subDistrict of Lubang Buaya ͳͳ Funds for the construction of the Great Mosque Cisarua, Bandung ͳͳ Funds for the construction of Mosque Babussalam ͳͳ Funds for the construction of Mosque Al-Musayyar. Hega Sentul Housing Neighborhood Unit 07, Sukaraja Village, District of Sukaraja, Bogor Regency ͳͳ Funds for the construction of Mosques at Lubang Buaya Primary State Schools 01, 02 and 05
• Pembangunan dan renovasi tempat ibadah ͳͳ Bantuan dana untuk renovasi Masjid Al-Baroqah. Kampung Cigarehong, Desa Purwa Bhakti, Kec. Pamijahan Kab. Bogor ͳͳ Bantuan dana untuk pembangunan Masjid Al-Hidayah, Karawaci - Tanggerang ͳͳ Bantuan dana untuk renovasi Mushola As Sa'adah, Kel. Lubang Buaya ͳͳ Bantuan dana untuk pembangunan Masjid Besar Cisarua, Bandung ͳͳ Bantuan dana untuk pembangunan Mushola Babussalam ͳͳ Bantuan dana untuk pembangunan Masjid Al-Musayyar. Perumahan Mega Sentul Rw 07 Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kababupaten Bogor ͳͳ Bantuan dana untuk pembangunan Mushola SDN Lubang Buaya 01, 02 dan 05 • Pembinaan dan pengembangan Komunitas ͳͳ Bantuan dana untuk Al-Islamiyah Foudation "Lomba Ceramah Agama Islam se-Jabotabek" ͳͳ Bantuan dana untuk Maulid Nabi Muhammad SAW "Majelis Daarul Ishlah, Kel. Lubang Buaya ͳͳ Bantuan dana untuk Maulid Nabi Muhammad SAW "Masjid Al-Barokah - Kramat Jati ͳͳ Bantuan untuk Tafakur Alam SMAN 34. Pndok Labu. Cilandak ͳͳ Bantuan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kepada Majelis Ta'lim Syifaus Shudur, Lubang Buaya
• Couching and Community Development ͳͳ Donation to Al-Islamiyah Foundation for “Islamic Lecture Competition for the areas of Greater Jakarta and its vicinity” ͳͳ Donation for the event marking the birthday of Prophet Muhammad at Majelis Daarul Ishlah, sub-District of Luban Buaya ͳͳ Donation for the event marking the birthday of Prophet Muhammad at Al-Barokah Mosque in Kramat Jati ͳͳ Donations for Tafakur at State Senior High School 34, Pondok Labu, Cilandak ͳͳ Donations for the event marking the birthday of Prophet Muhammad to Majelis Ta’lim Syifaus Shudur, Lubang Buaya
• Santunan ͳͳ Bantuan bagi anak yatim Nurul Jannah ͳͳ Bantuan untuk anak cacat Loka Bina Karya ͳͳ Bantuan untuk keberangkatan Haji Indonesia ͳͳ Bantuan Idul Fitri untuk Kel. Lansia ͳͳ Bantuan bagi anak yatim piatu Yayasan Piatu Yusufiyah ͳͳ Bantuan bagi anak yatim piatu Yayasan Piatu Muslimin
• Donations ͳͳ Donations to orphans at Nurul Jannah ͳͳ Donations to children with disabilities at Loka Bina Karya ͳͳ Assistance to departure of Indonesian hajj pilgrims ͳͳ Idul Fitri donations to elders ͳͳ Donations to orphans of Yusufiyah Orphans Foundation ͳͳ Donations to orphans of Muslimin Orphans Foundation
118
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
• Bidang Pembinaan Komunitas ͳͳ Bantuan kegiatan sosial di Lampung ͳͳ Bantuan MNCTV Peduli untuk kaum duafa Program News "Di Antara Kita" ͳͳ Bantuan MNCTV Peduli Khitanan Massal di Baleendah ͳͳ Khitanan massal MNCTV Peduli kepada anak tidak mampu di sekitar kantor dan wilayah Cilincing, Depok dan Bantar Gebang ͳͳ Bantuan bakti sosial, bekerjasama dengan YAPENA untuk HAN 2010 ͳͳ MNCTV Peduli Ramadhan : Ngabuburit Brg Ust.Chepot. Santunan Ke Panti Asuhan. Santunan Arus Mudik
• Community Development Sector ͳͳ Assistance in social activities in Lampung ͳͳ MNCTV Peduli assistance to unfortunate and needy people through Program News “Di Antara Kita” ͳͳ MNCTV Peduli assistance to mass circumcision in Baleendah ͳͳ MNCTV Peduli’s mass circumcision of unfortunate children in the office proximity and regions of Cilincing, Depok and Bantar Gebang ͳͳ Social service assistance in cooperation with YAPENA for National Children Day 2010 ͳͳ MNCTV Peduli Ramadhan: Awaiting fast-breaking with Ustadz Chepot, donations to orphans and donations to home travelers
Global TV Peduli
Global TV Peduli
Bencana Alam
Natural Disaster
Non Bencana Alam
Non Natural Disaster
Bidang Pendidikan • Bantuan kepada anak-anak sekolah di sekitar transmisi GTV • Bantuan kepada pesantren Darul Abror dan Pesantren Nurul Aini • Bantuan kepada SD Asam Tiga. Desa Noibonat, Kupang
Education Sector • Donation to school age children in area of GTV’s transmission • Donation to Islamic boarding school (pesantren) Darul Abror and Nurul Aini • Donation to primary school Asam Tiga. Noibonat Village, Kupang
Bidang Kesehatan • Bantuan kepada SD Tiga, Kota Gede, Jogjakarta "Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi" • Bantuan program Sunatan Massal di Bengkulu
Health Sector • Assistance of “ to primary school Tiga, Kota Gede, Yogyakarta • Assistance to mass circumcision in Bengkulu
Global TV Peduli merupakan program penggalangan dana pemirsa Global TV untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Selama tahun 2010, Global TV telah menyalurkan donasi pemirsa kepada masyarakat korban bencana alam dan non bencana alam, sebagai berikut:
Global TV Peduli is a Global TV’s viewers fundraising program that channels its funds to needy communities. During the year 2010, Global TV distributed viewers donations to victims of natural disasters and non-natural disasters, as follows:
Global TV menyalurkan bantuan dana masyarakat pemirsa Global TV kepada korban bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Bantuan yang disalurkan melalui posko pengungsi di Kelurahan Hargobinagun, Pakem. Bantuan yang diberikan berupa emergency lamp, perlengkapan bayi, sepatu boot, kertas pembungkus nasi, lampu sorot, sabun pencuci piring, pembersih dan pengharum ruangan, serta mainan anak-anak, Selain itu, Global TV Peduli juga membuka posko kesehatan yang bekerja sama dengan dokter dan tim kesehatan Group 2 Kopassus.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Global TV Peduli channeled viewers funds assistance to victims of Mount Merapi eruption in Yogyakarta. The assistance was channeled through refugee command post in sub-District of Hargobinagun, Pakem. The assistance was in the forms of baby supplies, boots, rice paper wrappers, torch, dishwashing soap, cleaners and air freshener, as well as children toys. In addition, Global TV Peduli also opened health command post in collaboration with doctors and healthcare team of Group 2 of the Army’s Special Forces (Kopassus).
119
Pengembangan Komunitas • Bantuan kepada masyarakat di beberapa daerah, antara lain, desa Lemoh, Minahasa dan desa Jawai Selatan, Sambas, Kalimantan Timur.
Community Development • Assistance to the community in several regional, including Lemoh Village in Minahasa and South Jawai Village in Sambas, East Kalimantan.
Seputar Indonesia Peduli
Seputar Indonesia Peduli
MNCN Peduli
MNCN Peduli
Non Bencana Alam
Non Natural Disaster
Social activities held by Sindo Peduli in 2010 include the development and handing over of Disaster Proof School in Norogtog Wetan, Village of Margamulya, district of Pangalengan in Bandung Regency. The school was handed over on September 23, 2010. The development of the school was supported by readers of Seputar Indonesia Daily and strategic partners Swiss Bell Hotel and GE Electric, while the development was done by Urbane Indonesia.
Kegiatan sosial Sindo Peduli tahun 2010 meliputi pembangunan dan Penyerahan Sekolah Tahan Gempa di Kampung Norogtog Wetan, Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung yang diserahkan pada 23 September 2010. Pembangunan sekolah tersebut didukung oleh Pembaca Harian Seputar Indonesia dan mitra strategis Swiss Bell Hotel dan GE Electric, dimana pembangunan sekolah dilakukan oleh Urbane Indonesia.
Program MNCN Peduli merupakan program kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT MNC Networks melalui Radio Trijaya Network, Radio Dangdut Indonesia dan ARH Global Radio. Pada 2010, program ini telah melakukan, antara lain:
MNCN Peduli is a social activity program held by PT MNC Networks through Radio Trijaya Network, Radio Dangdut Indonesia and ARH Global Radio. In 2010, the program organized activities such as:
Bidang Kesehatan MNCN mengadakan kegiatan donor darah yang diadakan sebanyak 2 kali dalam setahun dan diikuti sekitar 150-175 peserta dalam satu kali kegiatan.
Health Sector MNCN held blood donation activity twice a year and each has around 150 – 175 participants.
Bidang Agama Kegiatan bertajuk Darling RDI. yaitu acara dakwah keliling sekaligus pengobatan umum gratis yang diadakan di masjid dan pesantren. Acara ini diadakan sebanyak 4 kali dalam setahun.
Religion Sector Activity with the theme Darling RDI covering mobile Islamic lecture as well as free public medicine program organized in mosque and pesantren (Islamic school). The activity was held 4 times in a year.
CSR Ramadhan, yaitu program Ramadhan berupa siaran langsung dari beberapa Panti Asuhan dan Mal, sekaligus memberi sumbangan dan hiburan bagi anak yatim piatu.
CSR Ramadhan, a program held in the fasting month of Ramadhan that broadcasts live from a number of orphanages and malls. The program also includes giving donation and entertainment for orphans.
CSR Natal. yaitu kegiatan pemberian sumbangan untuk panti asuhan, di mana tahun 2010 ini bantuan disalurkan kepada 3 panti asuhan.
CSR Christmas, a giving donation program to orphanages. In 2010, the donation was channeled to 3 orphanages.
Bencana alam
Natural Disasters
MNCN aktif melakukan kegiatan sosial dalam rangka pemulihan efek bencana gunung Merapi meletus. Bantuan tersebut meliputi: • Pengobatan Gratis bagi masyarakat di 5 titik sekitar Lereng Gunung Merapi • Pembelian Hewan kurban bagi pengungsi korban merapi • Pembelian Buku cerita anak untuk korban Merapi • Membangun sarana umum berupa Irigasi untuk korban Merapi
MNCN actively held social activities for the recovery effects of Mount Merapi’s eruption disaster. The assistance included: • Free public medicine program in 5 spots around Mount Merapi • The purchase of animal sacrifice for the refugees of the victims of Merapi • The purchase of children’s book for the victims of Merapi • Building public facilities such as irrigation for the victims of Merapi
120
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Indovision Peduli
Indovision Peduli
Pembinaan Komunitas dan Kegiatan Sosial
Community Development and Social Activities
• Donor Darah PT MNC Sky Vision secara rutin menyelenggarakan kegiatan donor darah setiap tiga bulan sekali. Pada tahun 2010, kegiatan donor darah telah dilakukan sebanyak dua kali. Pada Mei 2010, kegiatan ini berhasil mengumpulkan 114 pendonor. Sedangkan pada Oktober 2010, kegiatan ini mengalami peningkatan peserta menjadi 170 peserta dan berhasil mengumpulkan 131 kantong darah.
• Blood Donation PT MNC Sky Vision routinely holds blood donation every three months. In 2010, blood donation were held twice. In May 2010, the activity gathered 114 donors. Meanwhile, in October 2010. the activity increased the number of participants to 170 and managed to collect 131 bags of blood.
Indovision Peduli merupakan program sosial PT MNC Sky Vision yang menghimpun dana pemirsa untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Pada tahun 2010, Indovision peduli telah membantu antara lain: • Indovision Peduli bekerja sama dengan Yayasan Obor Indonesia memberikan bantuan tanggap darurat bagi korban tsunami di Kepulauan Mentawai. Bantuan ini berupa makanan instant yang langsung didistribusikan kepada para korban di lokasilokasi musibah. • Memberikan bantuan tanggap darurat kepada pengungsi letusan Gunung Merapi. Yogyakarta. Bantuan ini disalurkan langsung melalui Posko pengungsi di Desa Glagaharjo, Sleman Yogyakarta. Pengiriman bantuan ke posko tersebut juga dibantu tin Grup 2 Kopassus yang juga mendirikan posko bantuan gempa di Umbulharjo.
Indovision Peduli is a social program of PT MNC Sky Vision that collects viewers funds to be distributed to communities in need. During 2010, Indovision Peduli helped among others: • In collaboration with Yayasan Obor Indonesia. Indovision Peduli provided emergency relief for tsunami victims on Mentawai Islands. This assistance was in the form of instant food that was directly distributed to victims in disaster locations. • Provided emergency assistance to refugees of Mount Merapi eruption in Yogyakarta. This assistance was directly channeled through refugee Command Post in Glagaharjo Village in Sleman, Yogyakarta. The delivery of aids was also assisted by Kopassus Group 2 team of the Army’s Special Force (Kopassus), who also established command post of the quake relief center in Umbulharjo.
• Program Desa Informasi Indovision yang memiliki daya jangkau siaran luas juga turut berpartisipasi dalam Program Desa Informasi bersama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Pada tahun 2010, Indovision bersama Kemenkominfo kebali meresmikan 14 (empat belas) Desa informasi di berbagai pelosok tanah air. Program Desa Informasi tahun 2010 ini merupakan kelanjutan program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Desa-desa yang mendapatkan bantuan dari Indovision terdiri dari lima desa di Provinsi Kalimantan Barat, empat desa di Kalimantan Timur, satu desa di Kepulauan Riau, satu desa di Nusa Tenggara Timur, satu desa di Sulawesi Utara, satu desa di Papua dan satu desa di Maluku Utara.
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
• Village Information Program Having extensive broadcast coverage. Indovision also participated in the Village Information Program with the Ministry of Communications and Information Technology. In 2010, together with the ministry. Indovision inaugurated 14 (fourteen) Village information sites in various corners of the country. The 2010 Village Information Program was a continuation of programs that have been implemented since 2009. The villages receiving assistance from Indovision Peduli were five villages in West Kalimantan Province, four villages in East Kalimantan, one village in Riau Islands, one village in East Nusa Tenggara, one village in North Sulawesi, one village in Papua and one village in North Maluku.
121
Keterbukaan Informasi Perseroan Company’s Disclosures
Tanggal Surat Date of Letter
No. Surat Number of the Reference
Perihal Reference
Jenis Surat Type of Letter
21/01/2010 03:10:19
S-00387/BEI.PPJ/01-2010
Permintaan Konfirmasi Bursa tentang Pemberitahuan Media Massa Exchange Confirmation Request about Mass Media Notice
Masuk Incoming Letter
26/01/2010 03:44:42
080/MNC-IR/I/2010
Penjelasan Atas Permintaan Konfirmasi Bursa tentang Pemberitaan mengenai Perseroan Di Media Massa Explanation for Exchange Confirmation Request about Company News Coverage in Mass Media
Keluar Outgoing Letter
04/02/2010 04:56:15
S-00701/BEI.PPJ/02-2010
Permintaan Konfirmasi Bursa tentang Pemberitahuan Media Massa Exchange Confirmation Request about Mass Media Notice
Masuk Incoming Letter
08/02/2010 01:29:39
002/CORSEC-MNC/II/2010
Penjelasan Atas Permintaan Konfirmasi Bursa tentang Pemberitaan mengenai Perseroan di Media Massa Explanation for Exchange Confirmation Request about Company News Coverage in Mass Media
Keluar Outgoing Letter
23/02/2010 05:30:40
01133/BEI.PPJ/02-2010
Permintaan Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Request Explanation for Volatility Transactions
Masuk Incoming Letter
02/03/2010 11:54:20
048-BEI/MNC-DIR/II/10
Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Explanation of Volatility Transactions
Keluar Outgoing Letter
19/03/2010 06:38:13
066-Bapepam/MNC-DIR/III/10
Pemberitahuan RUPS Notice of General Meeting of Shareholders
Keluar Outgoing Letter
26/03/2010 02:11:17
070-BEI/MNC-DIR/III/10
Penyampaian Bukti Iklan Submission of Commercial Proof
Keluar Outgoing Letter
05/04/2010 10:42:19
027/HT-DIRUT/MNC/IV/10
Penyampaian Bukti Iklan Submission of Commercial Proof
Keluar Outgoing Letter
05/04/2010 07:35:44
073-BEI/MNC-DIR/IV/10
Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Submission of Financial Annual Report
Keluar Outgoing Letter
12/04/2010 02:55:54
074-BEI/MNC-DIR/IV/10
Penyampaian Bukti Iklan Submission of Commercial Proof
Keluar Outgoing Letter
13/04/2010 01:21:32
076-BEI/MNC-DIR/IV/10
Penyelenggaraan Public Expose Organizing Public Expose
Keluar Outgoing Letter
15/04/2010 04:14:38
032/HT-DIRUT/IV/10
Pembelian Kembali Saham Share Buy Back
Keluar Outgoing Letter
22/04/2010 09:48:14
081-BEI/MNC-DIR/V/10
Penyampaian Materi Public Expose Submission of Public Expose Content
Keluar Outgoing Letter
28/04/2010 12:50:51
82-BAPEPAM/MNC-DIR/IV/10
Penyampaian Laporan Keuangan Interim yang Tidak Diaudit Submission of Interim Unaudited Financial Statements
Keluar Outgoing Letter
30/04/2010 04:50:09
084-BEI/MNC-DIR/IV/10
Laporan Hasil Public Expose Public Expose Report
Keluar Outgoing Letter
122
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
07/05/2010 10:20:49
074-BEI/MNC-DIR-IV/10
Panggilan RUPS General Meeting of Shareholders Call Out
Keluar Outgoing Letter
10/05/2010 02:44:11
037/HT-DIRUT/MNC/MNC/IV/10
Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Results of General Meeting of Shareholders
Keluar Outgoing Letter
19/05/2010 05:42:21
044/HT-DIRUT/MNC/V/10
Pembelian Kembali Saham Share Buy Back
Keluar Outgoing Letter
19/05/2010 05:48:18
046/HT-DIRUT/MNC/V/10
Pembelian Kembali Saham Share Buy Back
Keluar Outgoing Letter
25/05/2010 09:43:37
095/Bapepam/MNC-Dir/V/10
Pembelian Kembali Saham Share Buy Back
Keluar Outgoing Letter
02/06/2010 02:35:27
047/HT-DIRUT/MNC/V/10
Pembelian Kembali Saham Share Buy Back
Keluar Outgoing Letter
21/06/2010 02:10:55
050/HT-DIRUT/MNC/VI/10
Pembelian Kembali Saham Share Buy Back
Keluar Outgoing Letter
29/06/2010 08:03:38
S-03988/BEI.PPJ/06-2010
Permintaan Konfirmasi Bursa tentang Pemberitahuan Media Massa Exchange Confirmation Request about Mass Media Notice
Masuk Incoming Letter
29/06/2010 06:20:51
100-Bapepam/MNC-DIR/VI/10
Pembelian Kembali Saham Share Buy Back
Keluar Outgoing Letter
30/06/2010 05:59:10
008/CORSEC-MNC/VI/2010
Penjelasan Atas Permintaan Konfirmasi Bursa Tentang Pemberitaan Mengenai Perseroan di Media Massa Explanation for Exchange Confirmation Request about Company News Coverage in Mass Media
Keluar Outgoing Letter
30/07/2010 04:59:44
108/BAPEPAM/MNC-DIR/VII/10
Penyampaian Laporan Keuangan Interim yang Tidak Diaudit Submission of Interim Unaudited Financial Statements
Keluar Outgoing Letter
30/07/2010 05:01:56
109-BEI/MNC-DIR-VII/10
Penyampaian Bukti Iklan Submission of Commercial Proof
Keluar Outgoing Letter
02/08/2010 04:33:13
087/MNC-IR/VIII/10
Keterbukaan Informasi yang Perlu Diketahui Publik Information disclosure for Public
Keluar Outgoing Letter
07/09/2010 05:36:31
S-05564/BEI.PPJ/09-2010
Permintaan Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Explanation Request for Volatility Transactions
Masuk Incoming Letter
14/09/2010 05:46:46
118-BEI/MNC-DIR/IX/10
Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Explanation Request for Volatility Transactions
Keluar Outgoing Letter
29/10/2010 04:55:04
109/BAPEPAM/MNC-DIR/X/10
Penyampaian Laporan Keuangan Interim yang Tidak Diaudit Submission of Interim Unaudited Financial Statements
Keluar Outgoing Letter
10/11/2010 12:17:54
137/BEI/MNC-DIR/XI/10
Pembagian Dividen Tunai Final Final Cash Dividend Distribution
Keluar Outgoing Letter
11/11/2010 06:18:10
138-BPPM/MNC-Dir/XI/10
Penyampaian Bukti Iklan Submission of Commercial Proof
Keluar Outgoing Letter
21/12/2010 06:21:00
098-BEI/MNC-CSMCOM/XII/10
Perubahan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) The Change of Corporate Secretary
Keluar Outgoing Letter
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
123
Siaran pers mnc group Press Release mnc group Tanggal Date
Perihal Description
31 Maret 2010
Pendapatan Global Mediacom dari usaha yang dilanjutkan meningkat 5% y-o-y dan mencatatkan kinerja yang luar biasa pada 2 bulan pertama tahun 2010.
March 31, 2010
27 April 2010 April 27, 2010
26 Mei 2010 May 26, 2010
16 Juni 2010 June 16, 2010
2 Agustus 2010 August 2, 2010
4 November 2010 November 4, 2010
Global Mediacom’s revenue from continuing operations has increased by 5% y-o-y and booked strong performance during first two months of 2010. Global Mediacom menyelenggarakan rups Tahunan 2009 dan rups luar biasa. Global Mediacom has 2009 agms and egms. Rakuten memasuki pasar e-commerce di Indonesia, dengan membentuk perusahaan joint venture dengan PT Global Mediacom Tbk perusahaan media terbesar di Indonesia. Rakuten enters Indonesia’s e-commerce market by forming a joint venture with PT Global Mediacom Tbk, Indonesia’s largest media company. Gobal Mediacom meningkatkan kepemilikannya di MNC Sky Vision. Global Mediacom increases its stakes in MNC Sky Vision.
Laba bersih PT Global Mediacom Tbk (MCOM) pada Semester I 2010 meningkat tajam sebesar 68%. PT Global Mediacom Tbk (mcom) 1H 2010 net profit soars by 68%, a magnificent performance. Kinerja yang baik pada 3Q 2010 dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 97% dan ebitda sebesar 65%. Strong performance as at 3Q 2010 with the growth of net profit by 97% and ebitda by 65%.
124
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Anak Perusahaan Subsidiaries
Media berbasis Content & Iklan Content & Advertising based Media PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 390 0885 Fax : 62-21 390 3965 Website : www.mncgroup.com
PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone : 62-21 530 3540 Fax : 62-21 549 3862 Website : www.rcti.tv
PT Global Informasi Bermutu (Global TV) Ario Bimo Sentral Building, 12th Floor Jl. HR Rasuna Said Blok X- 2 Kav. 5 Jakarta Selatan 12950 Phone : 62-21 5292 1115 Fax : 62-21 5292 1771 Website : www.globaltv.co.id
PT Cipta TPI (MNCTV) Jl. Pintu II, TMII Jakarta 13810 Phone : 62-21 841 2473 - 83 Fax : 62-21 841 611 7 Website : www.mnctv.tv
PT Media Nusantara Informasi (MNI-Seputar Indonesia) MNC Tower, 22nd Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 392 6955 Fax : 62-21 392 9758 Website : www.seputar-indonesia.com
PT MNI Global (MNIG) Genie, Mom&Kiddie, Just For Kids HighEnd Building, 4th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 31918610 Fax : 62-21 31927943 Website : www.mncgroup.com
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
125
PT MNC Networks (MNCN) Radio Trijaya, ARH Global, Radio Dangdut Indonesia dan V Radio
Okezone.com HighEnd Building, 4th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 390 2275 Fax : 62-21 390 2295 Website : www.okezone.com
MNC Tower, 15th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 392 3555 Fax : 62-21 392 7001 Website : www.mncnetworks.net
Linktone Ltd. (NASDAQ: LTON) Value Added Services
PT MNI Publishing/PT MNI Entertainment (HighEnd & HighEnd Teen Magazine)
RCTI Complex Jl. Raya Perjuangan Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone : 62-21 530 7072 Fax : 62-21 549 3844
HighEnd Building, 1st Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 3989888 Fax : 62-21 315 4987 Website : www.highendmagz.com www.highendteen.com
Beijing Office: 27/F, Building I, Landmark Towers 8 North East 3rd Ring Road Chaoyang District Beijing 100004, China Phone : 86-10 6539 6888 Website : www.linktone.com
PT MNC Pictures TV and Movie Production House HighEnd Building, 3rd Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 3190 0001 Fax : 62-21 3190 0015 Website : www.mncgroup.com
Media berbasis Pelanggan
Subscriber-based Media
PT MNC Sky Vision (MSV/Indovision)
PT Cross Media International (CMI) Advertising Agency & Event Organizer
Wisma Indovision Jl. Raya Panjang Blok Z/III, Green Garden Jakarta Barat 11520 Phone : 62-21 582 8555 Fax : 62-21 582 4202 Website : www.indovision.tv
Rukan Tiara Buncit 88 Jl. Kemang Utara IX Blok E17 Jakarta Selatan Phone : 62-21 7919 3520 Fax. : 62-21 7919 35 40 Website : www.crossmedia.co.id
Media Pendukung & Infrastruktur
Media Support & Infrastructure
PT Star Media Nusantara (SMN) Talent management
PT Infokom Elektrindo (Infokom)
HighEnd Building, 3rd Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Phone : 62-21 390 0065 Fax : 62-21 390 4645 Website : www.starmedianusantara.com
Jl. Yos Sudarso No. 55, Sunter Jakarta Utara Phone : 62-21 6531 3777 Fax : 62-21 6531 3776 Website : www.infokom.net
126
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated Financial Statements
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
127
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
128
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
130
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2010
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) Catatan/ Notes
2009
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Investasi jangka pendek Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 51.971 juta tahun 2010 dan Rp 41.900 juta tahun 2009 Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 9.037 juta tahun 2010 dan Rp 5.444 juta tahun 2009 Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Aset pajak tangguhan - bersih Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi lain Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 128.168 juta tahun 2010 dan Rp 74.558 juta tahun 2009 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 3.019.284 juta tahun 2010 dan Rp 2.621.699 juta tahun 2009 Goodwill Aset lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
ASSETS 1.141.628 94.574 802.250
25.955 2.115.481
2i,4
1.276.332
20 2e,2j,2f,5,38
1.025.429
2f,6 2e,38
63.408 1.694.910
312.468 1.106.101 300.579 38.241 5.937.277
2f,7 2k,8 2l 9
317.952 1.065.793 396.057 79.440 5.919.321
67.274 92.357 4.993 1.671.358
2e,2f,38 2w,32 2f,10 2j,11
4.767 115.732 6.129 3.229.357
154.909
2.793.271 1.687.001 551.502 7.022.665
2o,12
2m,2n,13 2b,2c,14,36
12.959.942
189.772
1.835.649 1.708.168 472.294 7.561.868 13.481.189
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
- 3134 -
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Restricted cash in bank Short-term investments Trade accounts receivable net of allowance for doubtful accounts of Rp 51,971 million in 2010 and Rp 41,900 million in 2009 Related parties Third parties Other accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 9,037 million in 2010 and Rp 5,444 million in 2009 Inventories Advances and prepaid expenses Prepaid taxes Total Current Assets NONCURRENT ASSETS Receivables from related parties Deferred tax assets - net Investments in associates Other investments Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 128,168 million in 2010 and Rp 74,558 million in 2009 Property and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 3,019,284 million in 2010 and Rp 2,621,699 million in 2009 Goodwill Other assets Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 2010
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
Catatan/ Notes
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang obligasi - bersih
8.706 568.008 194.089 123.823 350.824 275.580
2t 2w,17 2t
14.130 679.002 89.186 120.525 303.893 332.892
49.220 8.140 1.271.552
18 2q,19 20
61.287 6.491 -
Jumlah Kewajiban Lancar
3.197.581
347.639
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih Hutang pihak hubungan istimewa Hutang jangka panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang obligasi Kewajiban tidak lancar lain-lain
22.910 11.298 1.245.604 146.733
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
1.547.624
HAK MINORITAS
120.123 956
832.998
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 15 miliar saham Modal ditempatkan dan disetor 13.770.214.550 saham tahun 2010 dan 13.762.899.550 saham tahun 2009 Agio saham Modal sumbangan Modal lain-lain - opsi saham karyawan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba belum direalisasi dari kepemilikan efek tersedia untuk dijual Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Dikurangi harga perolehan saham diperoleh kembali - 228.704.500 saham tahun 2010 dan 25.933.500 saham tahun 2009 Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
15 16 2e,38
344.631
1.952.037 2w,32 2e
18 2q,19 20 2u,21
2b,22
76.801 1.633
2.293.188
Total Noncurrent Liabilities
2.185.341
MINORITY INTERESTS
1.000 3.401.240 7.057.065
EQUITY Capital stock - Rp 100 par value per share Authorized - 15 billion shares Issued and paid-up 13,770,214,550 shares in 2010 and 13,762,899,550 shares in 2009 Additional paid-in capital Donated capital Other capital - employee stock option Difference due to change in equity of subsidiaries Unrealized gain on available-for-sale securities Retained earnings Appropriated Unappropriated Total
(6.442) 7.050.623
Less cost of treasury stocks - 228,704,500 shares in 2010 and 25,933,500 shares in 2009 Total Equity
1.376.290 869.549 410 2.545
1.295.278
2j,26
1.406.031
(80.142) 7.381.739
-
2s,23
12.959.942
13.481.189
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
NONCURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities - net Payables to related parties
763.189 5.732 1.311.368 134.465
23 24 25 2v,37
2.000 3.910.989 7.461.881
Total Current Liabilities
Long-term liabilities - net of current maturities Long-term loans Finance lease obligation Bonds payable Other noncurrent liabilities
1.377.021 870.646 410 3.241
2.296
CURRENT LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable Unearned revenues Taxes payable Accrued expenses Current maturities of long-term liabilities Long-term loans Finance lease obligation Bonds payable - net
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4-
135
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) Catatan/ Notes
2010 PENDAPATAN Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lainnya Pendapatan Bersih
3.161.505 1.179.245 505.881 4.846.631
LABA USAHA
1.479.883
BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS LABA BERSIH LABA PER SAHAM (dalam Rupiah penuh) Dasar Dilusian
2009
121.370 1.297 5.034.905
REVENUES Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure and information technology Others Net Revenues
2.637.925 1.266.873 420.202 4.325.000
OPERATING EXPENSES Direct costs General and administrative Depreciation and amortization Total Operating Expenses
3.857.351 1.054.887
102.020 29.410 6.326.514
BEBAN USAHA Beban langsung Umum dan administrasi Penyusutan dan amortisasi Jumlah Beban Usaha
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Amortisasi goodwill Kerugian pelepasan investasi Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih Beban Lain-lain - Bersih
2t,27
4.783.234 1.411.850
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2t,28 2t,29 2m,2n,30
709.905
INCOME FROM OPERATIONS OTHER INCOME (CHARGES)
90.812 36.270 (96.296) (332.388) 17.411 (284.191)
2d 2b,2c,14 2b,3 31
(93)
2j,10
428
1.195.599 (345.087)
374.447 36.834 (96.994) (109.085) (341.843) 17.192 (119.449)
590.884 2w,32
850.512 (271.647)
331.462 2b,22
578.865
42 42
(259.422)
(174.254) 157.208
34
11 11
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Gain on foreign exchange - net Interest income Amortization of goodwill Loss on disposal of investments Interest expenses and financial charges Others - net Other Charges - Net EQUITY IN NET INCOME (LOSS) OF ASSOCIATES INCOME BEFORE TAX TAX EXPENSE INCOME BEFORE MINORITY INTERESTS MINORITY INTERESTS NET INCOME EARNINGS PER SHARE (in full Rupiah amount) Basic Diluted
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-5-
136
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
137
33 33
2s,23 2v,37 2j,26
2f,5 33
2s,23 2v,37 2j,26
870.646
-
-
1.377.021
869.549 1.097 -
-
866.722 2.827 -
Agio saham/ Additional paid-in capital
1.376.290 731 -
-
1.375.710 580 -
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Saldo per 31 Desember 2010
Saldo per 31 Desember 2009 Saham diperoleh kembali Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas anak perusahaan Laba belum direalisasi dari kepemilikan efek tersedia untuk dijual Dividen tunai Pembentukan cadangan umum Laba bersih tahun berjalan
Saldo per 1 Januari 2009 Saham diperoleh kembali Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas anak perusahaan Kerugian efek tersedia untuk dijual yang direalisasi Dividen tunai Laba bersih tahun berjalan
Catatan/ Notes
Modal disetor/ Capital stock
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
-
-
-
-
410
410
410
Modal sumbangan/ Donated capital
-
-
-
-
-
-
3.241
696
2.545
(9.946)
12.491
-6-
1.295.278
-
1.406.031 (110.753)
-
1.617.403 (211.372)
Selisih transaksi Modal lain-lain perubahan opsi saham ekuitas karyawan/ anak perusahaan/ Other capital - Difference due to employee stock change in equity option of subsidiary
-
-
2.296
2.296
128.257 -
(128.257) -
Laba (rugi) belum direalisasi efek tersedia untuk dijual/ Unrealized gain (loss) on available for sale securities
-
-
-
-
-
2.000
1.000
1.000
1.000
3.910.989
(68.116) (1.000) 578.865
3.401.240 -
(48.153) 157.208
3.292.185 (6.442)
128.257 (48.153) 157.208
7.037.664 (6.442) (6.539) (211.372)
2.296 (68.116) 578.865
Balance at December 31, 2010
Balance at December 31, 2009 Treasury stocks Employees stock option Change in equity of subsidiaries Unrealized gain on available-for-sale securities Cash dividends Allocation for general reserve Net income for the year
Balance at January 1, 2009 Treasury stocks Employees stock option Change in equity of subsidiaries Realized loss on available for sale securities Cash dividends Net income for the year
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
(80.142) 7.381.739
-
(6.442) 7.050.623 (73.700) (73.700) 2.524 (110.753)
-
-
-
Saldo laba/Retained earnings Modal saham Jumlah Ditentukan Tidak ditentukan diperoleh kembali/ ekuitas/ penggunaannya/ penggunaannya/ Treasury Total Appropriated Unappropriated stock equity
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lainnya Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban bunga dan keuangan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2010
2009
6.880.717
5.004.143
(5.883.408)
(4.405.661)
997.309 (211.692) (332.388)
598.482 (115.267) (324.977)
453.229
158.238
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan bank dibatasi penggunaannya Penerimaan bunga Pencairan investasi jangka pendek - bersih Penambahan investasi pada anak perusahaan Pelepasan investasi pada anak perusahaan Pelepasan investasi pada saham tersedia untuk dijual Penambahan investasi lain Perolehan aset tetap Perolehan properti investasi Hasil penjualan aset tetap Pelunasan piutang pihak hubungan istimewa Penambahan (penurunan) aset lain dan uang muka
(94.574) 36.270 454.820 (319.467) 2.000
36.834 298.819 (11.942) -
(58.162) (1.401.696) (2.685) 44.794 26.683 23.817
159.811 (174.479) (270.498) (91.950) 35.463 2.692 (59.257)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(1.288.200)
(74.507)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka pendek - bersih Penerimaan (pembayaran) hutang pihak hubungan istimewa Pembayaran pinjaman jangka panjang - bersih Penerimaan (Pembayaran) hutang sewa Saham anak perusahaan diperoleh kembali Penerimaan (Pelunasan) hutang obligasi Pembelian kembali saham Setoran modal dari pelaksanaan opsi saham karyawan Pembayaran dividen Perusahaan Anak perusahaan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
280.748
65.619
(6.101) (553.018) (4.836) (100.294) 1.246.623 (73.700)
962 (176.475) (9.609) (21.256) (3.525) (6.442)
696
784
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers, employees an others Cash generated from operations Income tax paid Interest and financial charges paid Net Cash Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Addition in restricted cash in bank Interest received Redemption in short-term investments - net Additions to investment in subsidiaries Disposal of investment in subsidiaries Disposal of investments in available-for-sale securities Additions to other investments Acquisitions of property and equipment Acquisitions of investment properties Proceeds from sale of property and equipment Settlement of receivables from related parties Additions (deductions) to other assets and advances Net Cash Used in Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from short-term loans - net Proceeds (settlement) of payable to related parties Payment of long-term loans - net Proceeds (Payments) of lease liabilities Purchase of subsidiary treasury stock Proceeds (settlement) of bonds payable Treasury stock Capital contribution from exercise of employee stock option Dividend payments Company Subsidiaries
(64.991) (24.860)
(28.915) (19.238)
700.267
(198.095)
Net Cash Provided by (Used in) Financing Activities
(134.704)
(114.364)
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.276.332
1.390.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
1.141.628
1.276.332
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-7-
138
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) - Continued 2010 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas : Penambahan aset tetap melalui: Perpindahan persediaan ke aset tetap Uang muka pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Penambahan wesel tagih dari saham tersedia untuk dijual Penurunan hutang dari lembaga keuangan selain bank melalui hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penurunan investasi jangka pendek melalui hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penjualan aset tetap melalui piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penambahan uang muka pembelian satelit melalui reklasifikasi dari aset dalam penyelesaiaan
2009
140.111 74.730 10.242
227.923 1.702 4.368
-
51.601
681.225
-
Decrease in loan from non-bank financial institutions through payable from related party
126.543
-
Decrease in short-term investment through payable to related parties
40.024
-
-
45.479
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Disposal of property and equipment through receivable from related parties Addition to advance for purchase of satellite through reclassification from construction in - progress
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-8Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash activities : Additions of property and equipment through: Transfer from inventory to property and equipment Advance for property and equipment Lease liabilities Additions of promissory notes from available for sale securities
139
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
1.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
UMUM a.
b.
1.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a.
Establishment and General Information
PT. Global Mediacom Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 60 tanggal 30 Juni 1981 dan diubah dengan akta No. 81 tanggal 29 Januari 1982 keduanya dari Lukman Kirana, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/84/22 tanggal 22 Mei 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 5 Juli 1985, Tambahan No. 912.
PT. Global Mediacom Tbk (the Company) was established in Jakarta based on deed No. 60 dated June 30, 1981 as amended by deed No. 81 dated January 29, 1982, both of Lukman Kirana, S.H., notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A. 5/84/22 dated May 22, 1982 and was published in Supplement No. 912 to the State Gazette No. 54 dated July 5, 1985.
Berdasarkan akta No. 32 tanggal 27 Maret 2007 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, nama PT. Bimantara Citra Tbk berubah menjadi PT. Global Mediacom Tbk.
Based on deed No. 32 dated March 27, 2007 of Imas Fatimah, S.H., notary in Jakarta, the name of PT. Bimantara Citra Tbk was changed to PT. Global Mediacom Tbk.
Anggaran Dasar Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 58 tanggal 21 Mei 2008 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-46924.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 1 Agustus 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17797 Tambahan No. 54 tanggal 17 Juli 2009.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by deed No. 58 dated May 21, 2008 of Imas Fatimah, S.H., notary in Jakarta concerning amendment of the Company’s Articles of Association to comply with Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liability Company. The deed was approved by the Minister of Justice of the Republic Indonesia in his Decision Letter No. AHU-46924.AH.01.02 Year 2008 dated August 1, 2008 and was published in the State Gazette No. 17797 Supplement No. 54 dated July 17, 2009.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, telekomunikasi, real estate, arsitektur, pembangunan (developer), percetakan, jasa dan perdagangan, media dan investasi.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is in the fields of industry, mining, transportation, agriculture, telecommunications, real estate, architecture, construction (developer), printing, services and trade, media and investment.
Perusahaan beroperasi secara komersil mulai tahun 1982. Perusahaan beralamat di MNC Tower Lt. 27 - 29, Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19, Jakarta Pusat. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah karyawan Perusahaan masing-masing sebanyak 48 karyawan dan 53 karyawan.
The Company started commercial operations in 1982. The Company is located at MNC th th Tower, 27 - 29 Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19, Central Jakarta. On December 31, 2010 and 2009, the Company had total employees of 48 and 53, respectively.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
b.
Pada tanggal 20 Juni 1995, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK d/h BAPEPAM) dengan suratnya No. S-795/PM/1995 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat atas 200 juta saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 1.250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) pada tanggal 17 Juli 1995.
Public Offering of the Company’s Shares
- 140 9-
On June 20, 1995, the Company obtained the effective notice from the Chairman of the Capital Market Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK formerly BAPEPAM) in his letter No. S-795/PM/1995 for the Initial Public Offering of 200 million shares with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 1,250 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta and Surabaya Stock Exchange) on July 17, 1995. Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 8 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-1648/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu kepada para pemegang saham sebanyakbanyaknya 308.798.987 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 2.500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Juni 2004.
On June 8, 2004, the Company obtained the effective notice from the Chairman of BAPEPAM in his letter No. S-1648/PM/2004 for the Limited Offering I of a maximum of 308,798,987 shares through Rights Issue with preemptive rights to the stockholders with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 2,500 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on June 23, 2004.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 27 April 2007.
Stock split through reduction of par value per share from Rp 500 per share to Rp 100 per share were listed on the Indonesia Stock Exchange on April 27, 2007.
Susunan Pengurus dan Informasi Lain
c.
Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
Dewan Direktur Direktur Utama Direktur
Komite Audit Ketua Komite Audit Anggota Komite Audit
On December 31, 2010, the Company’s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee management consisted of the following:
: Rosano Barack : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo : Mohamad Tachril Sapi'ie Bambang Trihatmodjo Lucas Chow : John A. Prasetio Mohamed Idwan Ganie Kardinal Alamsyah Karim
: : :
Board of Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Commissioners
:
Independent Commissioners
: Hary Tanoesoedibjo : Muhamad Budi Rustanto Indra Pudjiastuti Prastomiyono Handhianto Suryo Kentjono
: :
Board of Directors President Director Directors
: Kardinal Alamsyah Karim : Djoko Leksono Sugiarto Irman Gusman
: :
Audit Committee Chairman of Audit Committee Members of Audit Committee
Perusahaan memberikan kompensasi kepada komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus sebelum pajak sebesar Rp 13.958 juta tahun 2010 dan Rp 16.229 juta tahun 2009.
The Company provided salaries, allowances and bonuses gross of tax to the Company’s commissioners and directors amounting to Rp 13,958 million and Rp 16,229 million in 2010 and 2009, respectively.
- 10 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Management and Other Information
141
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
2.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
b.
2.
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.
Consolidated Presentation
Financial
Statement
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahan Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.
The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia namely the Statements of Financial Accounting Standards and Capital Market Supervisory Agency Regulation No. VIII.G.7 dated March 13, 2000, which was amended by the copy of Decision of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency and Financial Instituting No. KEP554/BL/2010 dated December 30, 2010. Such consolidated financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp), yang pengukurannya disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (Rp), while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
Prinsip Konsolidasi
b.
Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (and its subsidiaries). Control is achieved where the Company and its subsidiaries has the power to govern the financial and operating policies of the investee entity so as to obtain benefits from its activities. Control is presumed to exist when the Company owns directly or indirectly through subsidiaries, more than 50% of the voting rights.
Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 2c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
The minority interest consists of the amount of those interest at the date of original business combination (Note 2c) and minority's share of movements in equity since the date of the business combination. Any losses applicable to the minority interest in excess of the minority interest are allocated against the interests of the parent. - 11 -
142
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual anak perusahaan selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statement of income from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Penggabungan usaha
c.
Business Combinations
Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the purchase method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair value (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquiree, plus any costs directly attributable to the business combination.
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.
On acquisition, the assets and liabilities of a subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized using the straightline method for 20 years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition (i.e. discount on acquisition), the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess remaining after reducing the fair values of non-monetary assets acquired is recognized as negative goodwill, treated as deferred revenue and recognized as income on a straight-line method over 20 years.
Kepemilikan pemegang saham minoritas dicatat sebagai bagian dari minoritas atas biaya historis dari aset bersih.
The interest of the minority shareholders is stated at the minority’s proportion of the historical cost of the net assets.
- 12 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
143
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
d.
e.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
d.
Foreign Currency Translation
Transactions
and
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali MIMEL, LTON, ASCH, ASC dan Innoform (“anak perusahaan di luar negeri”), diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for MIMEL, LTON, ASCH, ASC and Innoform (“foreign subsidiaries”), are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current options.
Pembukuan MIMEL, LTON, ASCH dan ASC diselenggarakan dalam Dolar Amerika Serikat dan pembukuan Innoform diselenggarakan dalam Dolar Singapura.
The books of accounts of MIMEL, LTON, ASCH and ASC are maintained in U.S. Dollar while those of Innoform are maintained in Singapore Dollar.
Untuk tujuan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan di luar negeri dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs penjabaran laporan keuangan”.
For consolidation purposes, assets and liabilities of foreign subsidiaries are translated into Rupiah using the exchange rates at balance sheet date, while revenues and expenses are translated at the average rates of exchange for the year. The differences resulting from translation adjustments are shown as part of equity under the account “Translation adjustments”.
Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang istimewa adalah:
mempunyai
e. hubungan
Transactions with Related Parties Related parties consist of the following:
1)
perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
1)
companies that directly, or indirectly through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries);
2)
perusahaan asosiasi;
2)
associated companies;
3)
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
3)
individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the Company that gives them significant influence over the Company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can influence or can be influenced by such individuals in their transactions with the Company);
- 13 -
144
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
4)
karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
4)
key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the Company’s activities, including commissioners, directors and managers of the Company and close members of their families; and
5)
perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan yang dimiliki komisaris, direksi atau pemegang saham utama Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
5)
companies in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major stockholders of the Company and companies which have a common key member of management as the Company.
Semua transaksi dengan pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. f.
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those transacted with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
Aset Keuangan
f.
Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
Aset keuangan Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries’ financial assets are classified as follows:
Nilai wajar melalui laporan laba rugi
Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL) Held to Maturity Available-for-Sale Loans and Receivables
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, meliputi investasi di dana kelolaan dan reksadana.
Financial assets held for trading are classified as at FVTPL, comprising of investment in manage funds and mutual fund.
- 14 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
145
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
A financial asset is classified as held for trading if:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
it has been acquired principally for the purpose of selling in the near future; or
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
it is a part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
it is a derivative that is neither designated nor effective as a hedging instrument.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in statements of income. The net gain or loss recognised in statements of income incorporates any dividend or interest earned on the financial asset.
Dimiliki hingga jatuh tempo
Held to maturity
Perusahaan mempunyai wesel tagih yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo karena manajemen berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki maksud positif dan kemampuan untuk memiliki wesel tersebut hingga jatuh tempo. Wesel tagih diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan, dengan pengakuan pendapatan diakui berdasarkan metode hasil efektif.
The Company has a note receivable which is classified as held to maturity as management believes that the Company has a positive intent and ability to hold the notes to maturity. The notes are measured at amortized cost using the effective interest method less impairment, with revenue recognized on an effective yield basis.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)
Available-for-sale financial assets (AFS)
Aset keuangan milik Perusahaan dan anak perusahaan yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.
Financial assets held by the Company and its subsidiaries that are traded in an active market are classified as being AFS and are stated at fair value.
Apabila aset keuangan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan tidak tersedia nilai wajar yang andal, aset keuangan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai. Termasuk dalam aset keuangan ini adalah investasi di saham yang tidak tercatat di bursa, obligasi konversi dan uang muka investasi.
Where the financial assets are not quoted in active market and there is no reliable measure of fair value, the financial assets are classified as AFS, measured of cost less impairment. These financial assets include investment in non-listed shares, convertible bonds, mandatory exchangeable bonds and investment advance.
- 15 -
146
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognised in equity with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method, and foreign exchange gains and losses on monetary assets, which are recognised in statements of income. Where the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously accumulated in equity is reclassified to statements of income.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi pada saat hak Perusahaan untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in statements of income when the Company’s right to receive the dividends is established.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Simpanan bank, piutang usaha, piutang lainlain dan aset keuangan lainnya dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasikan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Deposits held in banks, trade and other receivables, and other financial assets that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan metode suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
- 16 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
147
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each balance sheet date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Bukti obyektif penurunan sebagai berikut:
Objective include:
nilai
termasuk
evidence
of
impairment
could
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
default or delinquency in interest or principal payments; or
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganisation.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
- 17 -
148
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statements of income.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to statements of income in the period.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
In respect of AFS equity securities, impairment losses previously recognised in statements of income are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in equity.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan anak perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan anak perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Company and its subsidiaries derecognise a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when they transfer the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company and its subsidiaries neither transfer nor retain substantially all the risks and rewards of ownership and continue to control the transferred asset, the Company and its subsidiaries recognise their retained interest in the asset and an associated liability for amounts they may have to pay. If the Company and its subsidiaries retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company and its subsidiaries continue to recognise the financial asset and also recognise a collateralised borrowing for the proceeds received.
- 18 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
149
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
g.
h.
Kewajiban Ekuitas
Keuangan
dan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Instrumen
g.
Financial Liabilities Instruments
and
Equity
Klasifikasi sebagai kewajiban atau ekuitas
Classification as debt or equity
Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Company and its subsidiaries are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan anak perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company and its subsidiaries after deducting all of their liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Kewajiban keuangan
Financial liabilities
Hutang usaha dan hutang lain-lain, obligasi, pinjaman bank dan pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Trade and other payable, bonds payable, bank and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.
Sebelum 1 Januari 2010, biaya transaksi atas hutang obligasi diamortisasi menggunakan metode garis lurus.
Prior to January 1, 2010, transaction on bonds payable was amortized using straightline method.
Penghentian pengakuan kewajiban keuangan
Derecognition of financial liabilities
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan dan anak perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company and its subsidiaries derecognise financial liabilities when, and only when, the Company and its subsidiaries’ obligations are discharged, cancelled or they expire.
Penggunaan Estimasi
h.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Use of Estimates The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
- 19 -
150
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
i.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Kas dan Setara Kas
i.
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. j.
Cash and Cash Equivalents For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
Investasi
j.
Investments
Investasi pada perusahaan asosiasi
Investments in associates
Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
An associate is an entity over which the Company is in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.
Penghasilan, aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca konsolidasi sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian Perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai kewajiban atau membayar kewajiban perusahaan asosiasi yang dijamin, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.
The results, assets and liabilities of associate are incorporated in the consolidated financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the consolidated balance sheet at cost as adjusted by post-acquisition changes in the Company’s share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associate in excess of the Company’s interest in the associates are not recognized except if the Company has incurred obligations or made payments on behalf of the associate to satisfy obligations of the associate that the Company has guaranteed, in which case, additional loss is recognized to the extent of such obligations or payments.
Goodwill dari investasi pada perusahaan asosiasi termasuk dalam nilai tercatat dari investasi diukur dan diamortisasi dengan cara yang sama dengan akuisisi dari entitas yang dikendalikan (Catatan 2c). Amortisasi goodwill termasuk dalam bagian perusahaan atas laba (rugi) perusahaan asosiasi.
Goodwill from investments in associates are included in the carrying amount of investment, and are measured and amortized in the same manner as that for acquisition of controlled entities (Note 2c). The amortization of goodwill is included in the Company’s share in the income (loss) of an associate.
Perubahan ekuitas anak perusahaan
Change of equity in subsidiaries
Perubahan nilai investasi yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak perusahaan, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.
Changes in the value of investments due to changes in the equity of subsidiaries arising from capital transactions of such subsidiaries with other parties are recognized in equity as Difference Due to Change of Equity in Subsidiaries and recognized as income or expenses in the period the investments are disposed of.
- 20 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
151
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
k.
l.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Persediaan
k.
Inventories
Seluruh persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode sebagai berikut:
All inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the following method:
1)
Metode first-in first-out untuk persediaan komponen elektronik dan persediaan lainnya.
1)
First-in, first-out method for electronic components and other inventories.
2)
Metode identifikasi khusus untuk persediaan program media dan penyiaran. Biaya perolehan persediaan program film yang dibeli dibebankan sebanyak-banyaknya 2 kali tayang, masing-masing sebesar 50%-70% pada penayangan pertama dan 50%-30% pada penayangan kedua. Persediaan program non-film dan non-sinetron dibebankan seluruhnya pada penayangan pertama.
2)
Specific identification method for media and broadcasting program inventories. Cost of purchased film program is charged to expense in maximum of two telecasts, at 50%-70% for the first telecast and 50%-30% for the second telecast. Non-film inventory programs and non-sinetron inventory programs are charged to expense at the first telecast.
Biaya Dibayar Dimuka
l.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
m. Aset Tetap – Pemilikan Langsung
m. Property and Acquisitions
Equipment
–
Direct
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Property and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed using the straightline method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran
Tahun/Years 10 -
30
2 4
-
8 8
7
-
15
Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting
- 21 -
152
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
n.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki atau selama jangka waktu periode masa sewa, jika tidak ada kepastian memadai bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan memperoleh hak kepemilikan atas aset sewa pembiayaan pada akhir sewa.
Assets held under finance leases are depreciated over their expected useful lives on the same basis as owned assets or over the lease period period if there is no reasonable certainty that the Company and its subsidiaries will obtain ownership on the leased assets at the end of the lease term.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost. Construction in progress is transferred to the respective property and equipment account when completed and ready for use.
Aset Tetap Kerjasama
n.
Property and Equipment Under Joint Operations
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dimiliki secara bersama antara RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Property and equipment under joint operations represent assets owned jointly by RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Aset tetap kerjasama yang merupakan hak RCTI dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Aset tetap kerjasama disusutkan dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap – pemilikan langsung (Catatan 2m).
RCTI’s share in property and equipment under joint operations are stated at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses. Depreciation is computed based on the same method and estimated useful lives used for directly acquired property and equipment (Note 2m).
- 22 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
153
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
o.
p.
q.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Properti Investasi
o.
Investment Properties
Properti investasi terdiri dari tanah dan peralatan penyiaran yang disewakan kepada perusahaan penyiaran.
Investment properties consists of land and broadcast equipment which are rented to broadcasting company.
Properti investasi selain tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan masa manfaat 5 (lima) tahun.
Investment property except land is stated at cost less accumulated depreciation and any accumulated imparment. Depreciation is calculated using the straight-line method based on the estimated useful life of five (5) years.
Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
p.
Impairment of Non-Financial Asset
Pada tanggal neraca, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah nilai tercatat aset nonkeuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At balance sheet dates, the company and its subsidiaries review the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimate the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of net selling price or value in use. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 2f.
Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 2f.
Sewa
q.
Leases
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
Sebagai Lessor
As Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Rental income from operating leases is recognized on a straight-line basis over the term of the relevant lease. Initial direct costs incurred in negotiating and arranging an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized on a straight-line basis over the lease term.
- 23 -
154
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
r.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Sebagai Lessee
As Lessee
Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Finance charges are charged directly to profit or loss. Contingent rentals are recognized as expense in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Sewa kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognised as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
Beban Tangguhan
r.
Biaya perolehan hak pengelolaan gedung, pengurusan legal hak atas tanah dan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonominya. s.
Costs related to the acquisition of property right and legal processing of landrights, were deferred and are being amortized using the straight-line method over the legal term of the landright since the legal term of the right is shorter than its economic life.
Saham Diperoleh Kembali
s.
Jika Perusahaan memperoleh instrumen ekuitasnya yang telah dikeluarkan, instrumen ekuitas tersebut (treasury stock) harus dijadikan pengurang dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrumen ekuitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas.
Treasury Stock If the Company reaquires its own equity instruments, those instruments (treasury stock) shall be deducted from equity. No gain or loss shall be recognized in the profit or loss on the puchase, sale, issue or cancellation of the Company’s own stocks. Consideration paid or received shall be recognized directly in equity.
- 24 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Deferred Charges
155
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
t.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pengakuan Pendapatan dan Beban
t.
Revenues and Expenses Recognition
Pendapatan diakui sebagai berikut:
Revenues are recognized as follows:
1)
Pendapatan dari jasa diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan.
1)
Revenue from service is recognized when the service is rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customer.
2)
Pendapatan iklan diakui pada saat iklan ditayangkan. Penjualan program diakui pada saat program diserahkan dan hak telah beralih kepada pelanggan. Pendapatan manajemen artis, penggunaan studio dan jasa layanan pesan singkat diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka diterima atas iklan dan penggunaan studio dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Pendapatan dari penjualan koran diakui pada saat koran dikirim.
2)
Revenue from advertisement is recognized when the advertisement is aired. Sale of program is recognized when the program is delivered and title has passed to the customer. Revenue from artists’ management, studio and short-messaging services is recognized when the services have been rendered. Advance received from advertisement and studio rental is recorded as unearned revenue. Revenue from sale of daily newspapers is recognized when daily newspapers are delivered.
3)
Pendapatan jasa penyewaan ruang, jasa penyewaan peralatan smartcom dan perangkat oracle, serta jasa pemeliharaan diakui atas dasar waktu yang telah berjalan. Pembayaran diterima tetapi belum jatuh tempo dicatat sebagai pendapatan diterima di muka.
3)
Revenue from office rental, lease of smartcom and oracle equipment, and maintenance services is recognized over the lease terms. Payment received in advance is recorded as unearned revenues.
4)
Pendapatan dari jasa infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi diakui sebagai berikut:
4)
Revenues from telecommunication infrastructure and information technology are recognized as follows:
Pendapatan jasa prabayar terdiri dari penjualan paket perdana dan penjualan voucher pulsa isi ulang. Paket perdana terdiri dari kartu Removable User Identification Module (RUIM) dan pulsa. Penjualan kartu RUIM diakui sebagai pendapatan pada saat paket perdana diserahkan kepada distributor, agen atau pelanggan dan pulsa paket perdana dicatat sebagai pendapatan belum diakui dan diakui sebagai pendapatan berdasarkan pulsa yang digunakan oleh pelanggan. Penjualan voucher pulsa isi ulang kepada distributor, agen atau pelanggan dicatat sebagai pendapatan belum diakui dan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan berdasarkan pulsa yang digunakan oleh pelanggan atau pada saat voucher tersebut kadaluarsa.
Revenue from prepaid services consists of sale of starter packs and pulse reload vouchers. Starter packs consists of Removable User Identification Module (RUIM) card and preloaded pulse. Sale of RUIM cards is recognized as revenue upon delivery of the starter packs to distributors, agents or customers and the preloaded pulse is initially recorded as unearned revenue and then proportionately recognized as revenue when the related service is rendered based on usage of pulse by customer. Sale of pulse reload vouchers to distributors, agents and customers is initially recorded as unearned revenue and then recognized as revenue when the related service is rendered based on usage of pulse by customer or whenever the unused stored value of the vouchers has expired.
- 25 -
156
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pendapatan dari jasa pasca bayar diakui pada saat jasa diserahkan kepada pelanggan berdasarkan tarif yang berlaku dan durasi hubungan telepon melalui jaringan selular anak perusahaan.
Revenue from postpaid services is recognized when the services are rendered to customers based on prevailing tariffs and duration of successful phone calls and other usage made through the subsidiaries cellular network.
Pendapatan dan beban interkoneksi yang didasarkan pada perjanjian interkoneksi dengan penyelenggara telekomunikasi dalam negeri dan luar negeri, diakui pada saat terjadinya.
Revenue from network interconnection and interconnection charges which are based on agreements with other domestic and international telecommunications carriers, are recognized as incurred.
Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat jasa tersebut diberikan kepada pelanggan.
Revenues from other services are recognized when the services are rendered.
Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku.
5)
Beban diakui pada saat terjadinya adalah sebagai berikut:
u.
Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the assets.
Expenses are recognized are as follows:
Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
Expenses are recognized when incurred or according to the beneficial period (accrual method).
Beban program diakui pada saat film atau program ditayangkan. Beban film atau program belum ditayangkan dicatat sebagai persediaan (Catatan 2k).
Program expense is recognized when the movie or program is aired. Film expense or program not yet aired is recorded as inventory (Note 2k).
Imbalan Pasca Kerja
u.
Post-employment Benefits
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan, kecuali anak perusahaan asing, menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetapnya sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Dana pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
The Company and certain subsidiaries, except foreign subsidiaries, have a defined benefit pension plan covering all their permanent employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding has been made to this defined benefit plan. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan juga menyediakan imbalan pasca-kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetap lokal, dan anak perusahaan mengakui kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan program pensiun dengan manfaat berdasarkan undang-undang ketenaga-kerjaan sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan anak perusahaan.
The Company and certain subsidiaries also provide unfunded defined post-employment benefit plans covering their local permanent employees’ and certain subsidiaries recognize the shortage of benefits provided by the pension plan against the benefits based on labor law, in accordance with their policies.
- 26 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
157
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
v.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Setiap aset yang timbul dari perhitungan ini terbatas pada kerugian aktuarial yang tidak diakui dan biaya jasa lalu ditambah dengan nilai kini pengembalian yang ada dan pengurangan di masa depan atas iuran program.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains or losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets are recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. Any asset resulting from this calculation is limited to the unrecognized actuarial losses and past service cost plus the present value of available refunds and reductions in future contributions to the plan.
Jumlah kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.
The post-employment benefit obligation recognized in the consolidated balance sheet represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains or losses and unrecognized past service cost, or as reduced by the fair value of plan assets.
Program Opsi Saham Karyawan
v.
Program opsi saham karyawan diberikan untuk karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan. Nilai wajar opsi ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model penentuan harga opsi. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting.
Employee Stock Option Plan Employee stock option plan is granted to key employees of the Company and its subsidiaries. The fair value of option granted is determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost is measured based on the number of option granted and charged to operations during the vesting period.
w. Pajak Penghasilan
w. Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using the prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer dan rugi fiskal yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences and fiscal losses to the extent that it is probable that taxable income will be available in the future periods against which the deductible temporary differences and fiscal losses can be utilized.
- 27 -
158
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
x.
y.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the consolidated statements of income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated balance sheet, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Laba Per Saham
x.
Earnings Per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing the net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham setelah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham bersifat dilutif.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effect of all dilutive potential ordinary shares.
Instrumen Keuangan Derivatif
y.
Derivative Financial Instruments
Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing termasuk kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang dan swap suku bunga.
The Company and its subsidiaries use derivative financial instruments to manage its exposure to interest rate and foreign exchange rate risk, including foreign exchange forward contracts and interest rate swaps.
Derivatif awalnya diakui pada nilai wajar saat kontrak dilakukan dan sesudahnya diukur pada nilai wajarnya pada setiap tanggal neraca. Walaupun dilakukan sebagai lindung nilai ekonomi terhadap risiko eksposur suku bunga dan nilai tukar mata uang asing, derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai dan karenanya perubahan nilai wajarnya langsung diakui dalam laba rugi.
Derivatives are initially recognized at fair value at the date the derivative contract is entered into and are subsequently measured to their fair value at each balance sheet date. Although entered into as economic hedge of exposure against interest rate and foreign exchange rate risks, these derivatives are not designated and do not qualify as accounting hedge and therefore changes in fair values are recognized immediately in earnings.
Perusahaan dan anak perusahaan tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi.
The Company and its subsidiaries do not use derivative financial instruments for speculative purposes.
Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau kontrak utama nonfinansial lainnya diperlakukan sebagai derivatif yang terpisah bila resiko dan karakteristiknya tidak secara jelas dan erat berhubungan dengan resiko dan karakteristik kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi.
Derivatives embedded in other financial instruments or other host contracts are treated as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to those of the host contracts and the host contracts are not measured at fair value with changes in fair value recognized in earnings.
- 28 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
159
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
z.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Biaya Perolehan Pelanggan
z.
Biaya insentif sehubungan dengan perolehan pelanggan, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan tingkat penurunan pelanggan. Tingkat penurunan pelanggan akan ditinjau kembali secara periodik agar dapat merefleksikan tingkat penurunan pelanggan aktual pada satu periode tertentu, dan kerugian atas penilaian kembali akan dibebankan langsung pada laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
Subscriber Acquisition Cost Incentive expense incurred in relation to the subscriber acquisition is deferred and amortized based on subscribers churn rate. Churn rate is reviewed periodically to reflect actual churn rate of subscribers for the period and additional impairment losses are charged to current operations, if appropriate.
aa. Informasi Segmen
aa. Segment Information
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segment sekunder adalah segmen geografis.
Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary format in reporting segment is based on business segments, while the secondary segment information is based on geographical segments.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those components operating in other economic environment.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen, jika dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan pada segmensegmen tersebut.
Assets and liabilities that relate jointly to two or more segments are allocated to their respective segments, if and only if, their related revenues and expenses are also allocated to those segments.
- 29 -
160
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
3.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
ANAK PERUSAHAAN
3.
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:
The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Domisili/ Domicile Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan anak perusahaan/and its subsidiaries PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) *) PT. Global Informasi Bermutu (GIB) *) PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) *) PT. MNC Networks (MNCN) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) PT. Radio Trijaya Shakti (RTS) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) PT. Radio Prapanca Buana Suara (RPBS) *) PT. Radio Mancasuara (RM) *) PT. Radio Swara Caraka Ria (RSCR) *) PT. Radio Efkindo (RE) *) PT. Radio Citra Borneo Madani (RCBM) *) PT. Radio Suara Banjar Lazuardi (RSBL) *) PT. Radio Cakra Awigra (RCA) *) PT. Radio Suara Monalisa (RSM) *) PT. Radio Mediawisata Sariasih (RMS) *) PT. Radio Arief Rahman Hakim (RARH) PT. Media Nusantara Informasi (MNI) *) PT. MNI Global (MNIG) *) Media Nusantara Citra B.V. (MNC B.V.) *) PT. Cross Media Internasional (CMI) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) PT. Mediate Indonesia (MI) *) PT. Multi Advertensi Xambani (MAX) dan anak perusahaan/and its subsidiary *) PT. Citra Komunikasi Gagasan Semesta (CKGS) *) MNC International Middle East Limited (MIMEL) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) MNC International Limited (MIL) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) Linktone Ltd. (LTON) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) Letang Game Ltd. PT. Linktone Indonesia (Linktone) Innoform Media Pte., Ltd (Innofom) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) Alliance Entertainment Singapore Pte. Ltd (Alliance) MNC Pictures FZ LLC (MP) *) PT. Star Media Nusantara (SMN) *) PT. MNC Picture (MNCP) *)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 2009
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember/ Total assets before elimination as of December 31, 2010 2009
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
71,71 100,00 100,00 75,00
71,56 100,00 100,00 75,00
1997 1989 2002 1990
8.196.543 2.176.945 792.109 906.966
7.641.364 1.789.949 817.899 903.950
Jakarta
98,50
95,00
2005
110.941
83.251
Jakarta Medan Bandung Semarang Yogyakarta Banjarmasin Banjarmasin Surabaya Jakarta Bandung Jakarta Jakarta Jakarta Belanda/ Netherlands
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 100,00 80,00 100,00 100,00 99,00 100,00
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 65,30 80,00 100,00 25,00 99,00 100,00
1971 1978 1971 1971 1999 2007 2007 2007 1971 2007 2007 2005 2005
27.564 3.644 766 641 964
3.990 10.755 5.208 5.208 181.010 14.118
28.448 2.964 794 574 896 4.563 7.077 2.869 177.910 13.925
100,00
100,00
2006
1.337.738
1.381.250
Jakarta Jakarta
99,99 99,97
99,99 99,97
2001 2001
206.718 166.469
206.176 153.504
Jakarta Jakarta
51,20 80,00
51,20 80,00
1996 2004
7.542 4.045
10.499 6.849
Dubai
100,00
100,00
2007
2.271.004
2.174.102
Cayman Islands
100,00
100,00
2007
1.118.655
1.374.923
Cayman Islands China Jakarta Singapura/ Singapore Singapura/ Singapore Dubai Jakarta Jakarta
58,2 50,01 100,00 87,50
57,06 -
2002 2009 2009 2001
1.610.870 22.162 50.563 369.137
1.320.188 1.839 17.092 190.892
100,00 100,00 70,00 70,00
100,00 70,00 70,00
2007 2007 2008 2009
52.299 1.547 4.935 23.932
47.396 559 5.968 21.800
- 30 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
SUBSIDIARIES
161
-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Domisili/ Domicile Media berbasis pelanggan/ Subscribers based media PT. MNC Sky Vision (MNCSV) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH) and its subsidiary *) Aerospace Satellite Corporation B.V. (ASC) *) PT. Sky Vision Networks (SVN) Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi/ Telecommunication infrastructure and information technology PT. Infokom Elektrindo (Infokom) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries PT. Telesindo Media Utama (TMU) *) PT. Sena Telenusa Utama (STU) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) PT. Flash Mobile (FM) *) Infrastruktur/Infrastructure PT. Citra Kalimantan Energi (CKE) Global Mediacom International Ltd. (GMI)
Jakarta Belanda/ Netherlands Belanda/ Netherlands Jakarta
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 2009
75,54 100,00
51,00 -
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember/ Total assets before elimination as of December 31, 2010 2009
1988
3.062.838
2010
1.593.375
2.188.032 -
100,00 100,00
100,00
2010 2007
1.522.455 174.561
174.764
Bekasi Jakarta Jakarta
100,00 99,99 99,99
100,00 99,99 99,99
1998 1999 2003
504.152 2.518 18.418
577.488 3.725 16.112
Jakarta
84,99
84,99
2004
16.035
14.787
Jakarta Dubai
80,00 100,00
80,00 100,00
-
1.055 31
1.055 31
*) Pemilikan tidak langsung/Indirect ownership
Pengembangan usaha media berbasis konten dan iklan
Development of content and advertising based media business
Pada tahun 2010, Perusahaan membeli 37,5 juta lembar saham MNC dari pasar sekunder sehingga penyertaan saham Perusahaan menjadi 71,71%.
In 2010, the Company bought 37.5 milllion MNC’s shares, a subsidiary, thus the secondary market, thus the Company ownership in MNC increased to 71.71%
Pada tahun 2010, LTON, anak perusahaan telah mengakuisisi 50,01% kepemilikan saham Letang Game Ltd yang bergerak dalam bidang Mobile Games dan PC Online Games di China (Catatan 36).
In 2010, LTON, a subsidiary, has acquired 50.01% ownership in Letang Games Ltd, a company that specializes in the development of Mobile Games and PC Online Games in China (Note 36).
Pada tahun 2010, MIMEL and LTON, anak perusahaan, telah mengakuisisi 87,5% kepemilikan saham Innoform Media Pte., Ltd (Innoform) yang bergerak dalam pembuatan, distribusi dan lisensi produk edukasi dan hiburan (Catatan 36).
In 2010, MIMEL and LTON, subsidiaries have acquired 87.5% ownership in Innoform Media Pte., Ltd (Innoform), a company that specializes in the development, distribution and licensing of development products (Note 36).
Pada tahun 2010, MNC bersama MIMEL and LTON telah mengakuisisi 100% kepemilikan saham PT. Linktone Indonesia (Linktone) yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa telekomunikasi Value Added Services (VAS) (Catatan 36).
In 2010, MNC together with MIMEL and LTON, has acquired 100% ownership PT. Linktone Indonesia (Linktone), a company that specializes in providing telecom Value Added Services (VAS) (Note 36).
- 31 -
162
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
4.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tahun 2010, MNCN, anak perusahaan, telah mengakuisisi 75% kepemilikan saham tambahan PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH) dan 34,7% kepemilikan saham tambahan PT. Radio Cakra Awigra (RCA), Perusahaan yang bergerak dalam bidang radio (Catatan 36).
In 2010, MNCN, a subsidiary, has acquired additional 75% ownership in PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH) and additional 34.7% ownership in PT. Radio Cakra Awigra (RCA), companies that are engaged in radio industry (Note 36).
Pengembangan Pelanggan
Development of Subcribers based Media
Usaha
Medis
Berbasis
Pada tahun 2010, MNCSV mendirikan ASCH dan ASC yang memiliki aktivitas utama dalam bidang keuangan.
In 2010, MNCSV established ASCH and ASC, whose main business is in the finance industry.
Pelepasan Investasi
Disposal of Investments
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melepas 19% sisa investasi saham PT. Mobile-8 Telecom dan membukukan kerugian yang direalisasi sebesar Rp 109.085 juta.
In 2009, the Company sold the remaining 19% investment in PT. Mobile-8 Telecom with realized loss recognized amounting to Rp 109,085 million.
KAS DAN SETARA KAS
Kas Bank Deposito berjangka Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bumi Putera Bank Danamon Bank Bukopin Lainnya US Dollar Union Bank of Switzerland Maybank Nusa United Overseas Bank Lainnya Jumlah Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah US Dollar
4.
2010
2009
12.039 816.220
9.159 856.525
182.050 16.388 11.976 6.250
187.150 504 24.000 24.000 22.850
42.320 27.104 27.098 183
87.564 28.251 28.239 8.090
1.141.628
1.276.332
5,5% - 7,0% 2,25% - 2,50%
5,75% - 14% 1% - 7%
Seluruh bank dan deposito berjangka ditempatkan pada bank pihak ketiga.
Cash on hand Cash in banks Time deposits Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bumi Putera Bank Danamon Bank Bukopin Others US Dollar Union Bank of Switzerland Maybank Nusa United Overseas Bank Others Total Interest rates per annum Time deposits Rupiah US Dollar
All cash in banks and time deposits were placed in third party banks.
- 32 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
CASH AND CASH EQUIVALENTS
163
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
INVESTASI JANGKA PENDEK
5.
SHORT-TERM INVESTMENTS
2010
2009
Dana kelolaan Reksadana Deposito berjangka Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Saham diperdagangkan Obligasi Lainnya
310.623 233.414 125.939
435.473 233.159 204.446
107.972 18.571 1.902 3.829
143.193 1.408 5.400 2.350
Jumlah
802.250
1.025.429
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US Dollar
7% -
Total
Interest rates on time deposits per annum 8% - 12,5% Rupiah 0,07% - 4,5% US Dollar
Dana Kelolaan MNC Asset Management (MNC (d/h PT. Bhakti Asset Management (BAM))
Managed funds Mutual fund Time deposits Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Trading equity securities Bonds Others
Managed Funds AM)
MNC Asset Management (MNC AM) (formerly PT. Bhakti Asset Management (BAM))
Perusahaan dan anak perusahaan menunjuk MNC AM (d/h BAM) sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat-surat berharga, dengan ketentuan bilamana investasi terhadap surat hutang harus masuk dalam kategori investment grade. Dana tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu secara keseluruhan maupun sebagian dan atau ditambah sesuai kesepakatan para pihak. Kontrak ini memiliki jangka waktu yang bervariasi kurang dari 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai aset bersih dana tersebut masing-masing sebesar Rp 48.000 juta dan Rp 424.757 juta. Pada tahun 2010, Perusahaan dan anak perusahaan telah mencairkan investasi tersebut sebesar Rp 424.757 juta.
The Company and its subsidiaries appointed MNC AM (formerly BAM) as fund manager to invest the fund into marketable securities, with the condition that if the fund is invested into debt securities, they must be of investment grade category. The investment can be withdrawn any time, partially or in full amounts, and/or increased, in accordance with the agreement of both parties. The fund management contracts have various terms of less than one (1) year, starting on contract date. As of December 31, 2010 and 2009, the net assets value of the fund amounted to Rp 48,000 million and Rp 424,757 million, respectively. In 2010, the Company and its subsidiaries have redeemed the investment amounting to Rp 424,757 million.
Reliancever Holdings Inc. (Reliancever), Herst Investments Ltd (Herst) dan Express Cyber Ltd (Express)
Reliancever Holdings Inc. (Reliancever), Herst Investments Ltd (Herst) and Express Cyber Ltd (Express)
Perusahaan dan anak perusahaan menunjuk Reliancever, Herst dan Express sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat berharga, dengan ketentuan apabila hasil investasi lebih tinggi dari target yang disetujui bersama, maka Perusahaan dan anak perusahaan dan manajer investasi akan menerima masing-masing 90% dan 10% dari hasil investasi.
The Company and its subsidaries appointed Reliancever, Herst and Express as fund managers to invest the fund into marketable securities, with the condition that if the investment outcome is higher than the target agreed by both parties, the Company and its subsidiaries and the fund managers shall be entitled to receive 90% and 10%, respectively, of the investment outcome derived from the funds.
- 33 -
164
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Kontrak dengan Reliancever memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan berakhir 12 Juli 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai aset bersih dana tersebut adalah sebesar Rp 131.575 juta.
The fund management contract with Reliancever has a term of one (1) year and will mature on July 12, 2011. As of December 31, 2010, the net assets value of the fund amounted to Rp 131,575 million.
Kontrak dengan Herst berjangka waktu 1 (satu) tahun dan 2 (dua) tahun, masing-masing akan berakhir pada tanggal 14 September 2011 dan 16 April 2012. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai aset bersih dana kedua kontrak tersebut masing-masing sebesar Rp 36.750 juta dan Rp 10.716 juta.
The Herst’s fund management contracts have terms one (1) and two (2) years and will mature on September 14, 2011 and April 16, 2012, respectively. As of December 31, 2010 and 2009, the net assets value of the funds amounted to Rp 36,750 million and Rp 10,716 million, respectively.
Kontrak dengan Express memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan berakhir tanggal 30 Nopember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai aset bersih dana tersebut adalah sebesar Rp 40.336 juta.
The fund management contract with Express has term of one (1) year and will mature on November 30, 2011. As of December 31, 2010, the net assets value of the fund amounted Rp 40,336 million.
Apical Asset Management Pte Ltd
Apical Asset Management Pte Ltd
Anak perusahaan menunjuk Apical Asset Management Pte., Ltd sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk saham pada Dexon Premier Fund, SPC - Fund VII sejumlah 5.000 lembar saham dengan nilai aset bersih per lembar saham tersebut adalah US$ 1.200. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai aset bersih investasi tersebut adalah sebesar Rp 53.962 juta.
A subsidiary appointed Apical Asset Management Pte., Ltd to invest fund into shares of Dexon Premier Fund, SPC - Fund VII amounting to 5,000 shares with net assets value per share of US$ 1,200. As of December 31, 2010, the net assets value of the fund amounted to Rp 53,962 million.
Reksadana
Mutual funds
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki unit penyertaan pada reksadana Big Bhakti, Big Dana Likuid, Big Dana Lancar, Big Dana Muamalah dan Danareksa. Nilai wajar unit penyertaan reksadana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih unit penyertaan reksa dana pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Keuntungan belum direalisasi atas reksadana masing-masing sebesar Rp 14.503 juta pada tahun 2010 dan Rp 18.107 juta pada tahun 2009 diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The Company and subsidiaries have investment units in Big Bhakti, Big Dana Liquid, Big Dana Lancar, Big Dana Muamalah and Danareksa mutual funds. The fair values of mutual funds are based on net asset value of the funds as of December 31, 2010 and 2009. As of December 31, 2010 and 2009, unrealized gain on mutual funds recognized in consolidated statements of income amounted to Rp 14,503 million and Rp 18,107 million, respectively.
Deposito Berjangka
Time Deposits
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 deposito berjangka milik anak perusahaan dengan jatuh tempo lebih dari tiga bulan masing-masing sebesar Rp 50.477 juta dan Rp 156.266 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, time deposits with maturities of more than three months owned by subsidiaries amounted to Rp 50,477 million and Rp 156.266 million, respectively.
Deposito berjangka sebesar Rp 75.462 juta pada tahun 2010 dan Rp 48.180 juta pada tahun 2009 dijadikan jaminan atas pinjaman jangka pendek anak perusahaan (Catatan 15).
Time deposits amounting to Rp 75,462 million in 2010 and Rp 48,180 million in 2009 were used as collaterals for subsidiaries’ short-term loans (Note 15).
- 34 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
165
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Perusahaan dan anak perusahaan menempatkan dana pada Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund dengan manajer investasi Eagle Capital Advisory Limited (ECAL). Pada tahun 2010, Perusahaan dan anak perusahaan telah mencairkan investasi tersebut sebesar Rp 30.063 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai aset bersih investasi tersebut masing-masing sebesar Rp 107.972 juta dan Rp 143.193 juta.
The Company and its subsidiary placed fund in Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund with the Eagle Capital Advisory Limited (ECAL) as investment manager. In 2010, the Company and its subsidiary have redeemed the investment amounting to Rp 30,063 million. As of December 31, 2010 and 2009, the net assets value of the fund amounted to Rp 107.972 million and Rp 143,193 million, respectively.
Saham Diperdagangkan
Trading Equity Securities
Nilai wajar saham diperdagangkan didasarkan pada harga pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The fair values of the trading equity securities are based on the quoted market price in the Indonesia Stock Exchange on December 31, 2010 and 2009.
Obligasi
Bonds
Pada tanggal 3 Desember 2007, Perusahaan membeli obligasi seharga Rp 3.500 juta yang diterbitkan oleh PT. MNC Finance (d/h PT. Bhakti Finance), pihak hubungan istimewa. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 3 Desember 2010, tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun dan dibayarkan setiap tiga bulan. Pada tahun 2010, Perusahaan telah mencairkan seluruh investasi tersebut.
On December 3, 2007, the Company purchased bonds amounting to Rp 3,500 million, which was issued by PT. MNC Finance (formerly PT. Bhakti Finance), a related party. The bonds will be due on December 3, 2010 with fixed interest rate at 12.75% per annum payable on a quarterly basis. In 2010, the Company has redeemed all the investments.
Pada tahun 2008, Perusahaan membeli tambahan obligasi seharga Rp 50.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Bhakti Securities, pihak hubungan istimewa. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 30 Mei 2011 dengan tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan. Pada bulan Maret 2009, Perusahaan telah menjual obligasi tersebut sebesar Rp 48.100 juta sehingga sisa obligasi yang dimiliki sebesar Rp 1.900 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar bersih investasi tersebut sebesar Rp 1.902 juta.
In 2008, the Company purchased additional bonds amounting to Rp 50,000 million which was issued by PT. Bhakti Securities, a related party. The bonds will be due on May 30, 2011 with fixed interest rate at 14% per annum payable on a quarterly basis. In March 2009, the Company sold this bond amounting to Rp 48,100 million. The remaining outstanding bond as of December 31, 2009 amounted to Rp 1,900 million. As of December 31, 2010, the fair value of the fund amounting to Rp 1,902 million.
Lainnya
Others
Perusahaan mempunyai komitmen investasi pada SSG Capital Partner I Feeder L.P. (SSG) sebesar US$ 1.000.000. Sampai dengan 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan telah melakukan investasi sebesar US$ 425.855 dan US$ 250.000 atau ekuivalen dengan Rp 3.829 juta dan Rp 2.350 juta.
The Company has a commitment to invest in a fund with SSG Capital Partners I Feeder L.P. (SSG) amounting to US$ 1,000,000. Up to December 31, 2010 and 2009, the Company has invested US$ 425,855 and US$ 250,000 or equivalent to Rp 3,829 million and Rp 2,350 million.
- 35 -
166
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
6.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PIUTANG USAHA
6. 2010
a. Berdasarkan pelanggan Pihak hubungan istimewa Media berbasis konten dan iklan Media pendukung dan infrastruktur
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE 2009 a. By customer Related parties Content and advertising based media Media support and infrastructure
3.203 22.752
55.240 8.168
25.955
63.408
1.960.113 160.951 46.388
1.535.999 159.107 41.704
Sub jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.167.452 (51.971)
1.736.810 (41.900)
Jumlah pihak ketiga
2.115.481
1.694.910
Total third parties
2.141.436
1.758.318
Total
907.750
543.335
514.815 216.881 136.888 417.073
481.768 256.304 160.433 358.378
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.193.407 (51.971)
1.800.218 (41.900)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
2.141.436
1.758.318
Net
1.963.489 220.990 8.928
1.487.853 302.743 9.622
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.193.407 (51.971)
1.800.218 (41.900)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
2.141.436
1.758.318
Net
Jumlah Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur
Jumlah b. Berdasarkan umur (hari) Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 91 hari
c. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Lainnya
- 36 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
167
Total Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Subtotal Allowance for doubtful accounts
b. By age category (days) Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 91 days
c. By currency Rupiah US Dollar Others
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
piutang
ragu-ragu
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
adalah
The changes in the allowance for doubtful accounts are as follows:
2010
7.
2009
Saldo awal tahun Penambahan
41.900 10.071
35.019 6.881
Beginning of year Provisions
Saldo akhir tahun
51.971
41.900
End of year
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup.
Management believes that the allowance for doubtful accounts from third parties is adequate.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables.
Piutang usaha tertentu milik anak perusahaan digunakan sebagai jaminan untuk berbagai hutang jangka pendek dan jangka panjang (Catatan 15, 18 dan 20).
Certain accounts receivable from subsidiaries were used as collateral for various short-term and long-term loans (Notes 15, 18 and 20).
PIUTANG LAIN-LAIN
7.
Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Wesel tagih Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lain-lain Sub jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah Manajemen berpendapat piutang ragu-ragu cukup.
bahwa
OTHER ACCOUNTS RECEIVABLE
2010
2009
195.059 37.759 24.136 6.691 57.860
242.668 51.601 7.361 7.905 13.861
321.505 (9.037)
323.396 (5.444)
312.468
317.952
penyisihan
Third parties Content and advertising based media Notes receivable Subscribers based media Media support and infrastructure Others Subtotal Allowance for doubtful accounts Total
Management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate.
- 37 -
168
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
8.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PERSEDIAAN
8.
2010 Program sendiri dan program dibeli Program jadi Produksi dalam proses Subjumlah Dikurangi yang dibebankan pada tahun berjalan Bersih Non Program Antena, dekoder, dan aksesorisnya Kertas, tabloid dan kaset Media pendukung dan infrastruktur Lainnya Jumlah Jumlah
INVENTORIES
2009
2.412.714 22.782
2.206.490 12.202
2.435.496
2.218.692
(1.555.264)
(1.292.009)
880.232
926.683
189.372 8.450 1.419 26.628
113.854 12.719 6.457 6.080
225.869
139.110
1.106.101
1.065.793
In-house production and purchases Finished programs Production in progress Subtotal Less charges to current year expense Net Non Program Antenna, decoder, and its accessories Paper, tabloid and cassette Media support and infrastructure Others Total Total
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, persediaan, kecuali persediaan program media dan penyiaran, diasuransikan bersamaan dengan Aset Tetap (Catatan 13). Manajemen berpendapat bahwa persediaan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan memadai.
As of December 31, 2010 and 2009, inventories, except media and broadcasting programs, were insured along with property and equipment (Note 13). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured.
Persediaan program media dan penyiaran tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian karena nilai wajar persediaan tidak dapat ditentukan untuk tujuan asuransi. Bila terjadi kebakaran atau pencurian atas persediaan program, Perusahaan dan anak perusahaan dapat meminta kembali copy film dari distributor selama film tersebut belum ditayangkan dan masa berlakunya belum berakhir.
Media and broadcasting programs were not insured against fire and theft because the fair value of inventories could not be established for the purpose of insurance. In the event of fire and theft, the Company and its subsidiaries can request a new copy of the film from distributor, as long as the film is not yet aired and has not yet expired.
Persediaan dari Infokom (media pendukung dan infrastruktur) digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank dan hutang bank jangka panjang (Catatan 15 dan 18).
Inventories from Infokom (media support and infrastructure) are used as collateral for bank loans and long-term bank loan (Notes 15 and 18).
- 38 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
169
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
9.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PAJAK DIBAYAR DIMUKA
9.
2010
PREPAID TAXES
2009
Perusahaan Pajak pertambahan nilai - bersih Pajak penghasilan badan lebih bayar Anak perusahaan Pajak penghasilan badan lebih bayar Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2006 Pajak pertambahan nilai - bersih Lainnya
490 1.604 8.612 27.535
2.537 40.447 717 7.968 11.827 14.414
Jumlah
38.241
79.440
-
1.364
-
166
-
perusahaan
Perusahaan asosiasi/Associates Metode ekuitas/Equity method PT. Freekom Indonesia PT. Media Nusantara Press PT. Radio Panji Artha Swara PT. Radio Tiara Gempita Buana PT. Radio Pesona Nanda Poespita PT. Liiur Persada PT. Radio Duta Mashoor Cemerlang PT. Swara Manusa Indah PT. Radio Kalender Angkasa PT. Optima Media Dinamika Jumlah/Total
asosiasi
Domisili/ Domicile Jakarta Jakarta Palembang Palembang Pekanbaru Tulungagung Manado Pontianak Dumai Jakarta
adalah Nilai tercatat/ Carrying amount 2010 2009 4.781 76 46 27 25 21 10 5 2 -
4.912 38 46 27 25 21 10 5 2 1.043
4.993
6.129
Aktivitas utama/ Principal activity
Persentase pemilikan/ Percentage of ownership 49,00 38,00 30,00 21,00 25,00 21,00 21,00 21,00 21,00 -
Telekomunikasi/Telecommunication Media cetak/Printed media Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Agensi periklanan/Advertising agency
The changes in investments under the equity method are as follows:
2010
Saldo akhir tahun
Total
Investments in associates are as follows:
Mutasi investasi dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut:
Saldo awal tahun Bagian laba (rugi) bersih Pelepasan investasi
Overpayment of corporate income tax Year 2010 Year 2009 Year 2008 Year 2007 Year 2006 Value added tax - net Others
10. INVESTMENTS IN ASSOCIATES
10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Investasi pada sebagai berikut:
The Company Value added tax - net Overpayment of corporate income tax Subsidiaries
2009
6.129 (93) (1.043)
5.701 428 -
Beginning of year Equity in net income (loss) Sale of investment
4.993
6.129
End of year
- 39 -
170
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Bagian laba (rugi) bersih telah disesuaikan dengan amortisasi goodwill sebesar Rp 105 juta tahun 2009.
Equity in net income (loss) was adjusted for amortization of goodwill amounting Rp 105 million in 2009.
Pada tahun 2010, investasi dalam bentuk saham PT. Optima Media Dinamika dengan pemilikan sebesar 25% telah dijual kepada PT. Advisindo Artistika, PT Prima Karya Sarana dan Ny. Judy Uway sebesar Rp 2.000 juta.
In 2010, the investment in shares of PT. Optima Media Dinamika with ownership interest amounted 25% were sold to PT. Advisindo Artistika, PT Prima Karya Sarana and Ny. Judy Uway for Rp 2,000 million.
11. INVESTASI LAIN
11. OTHER INVESTMENTS
2010 Obligasi wajib tukar Obligasi konversi Uang muka investasi Jumlah
2009
865.697 583.562 222.099
2.298.142 525.400 405.815
Mandatory exchangeable bonds Convertible bonds Investment advances
1.671.358
3.229.357
Total
Obligasi Wajib Tukar
Mandatory Exchangeable Bonds
2010
2009
PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama PT. Djaja Abadi Konstruksi
721.286 125.000 19.411 -
721.286 125.000 19.411 1.432.445
PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama PT. Djaja Abadi Konstruksi
Jumlah
865.697
2.298.142
Total
PT. Datakom Asia
PT. Datakom Asia
Pada tanggal 23 Nopember 2006, MNCSV mempunyai obligasi wajib tukar seharga Rp 561.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Datakom Asia (DKA) yang dapat ditukar dengan 93.333 saham biasa PT. Media Citra Indostar (MCI) milik DKA. Periode pertukaran obligasi wajib bayar dimulai sejak tanggal 31 Januari 2007 sampai 23 Nopember 2007 atau diperpanjang untuk masa dua belas bulan berikutnya atas kehendak dari DKA.
On November 23, 2006, MNCSV has mandatory exchangeable bonds of Rp 561,000 million, issued by PT Datakom Asia (DKA), which are exchangeable into 93,333 ordinary shares of PT. Media Citra Indostar (MCI) which is owned by DKA. The exchange period is from January 31, 2007 to November 23, 2007, at the option of DKA, for another twelve months.
Pada tanggal 8 Januari 2007, MNCSV dan DKA setuju untuk merubah jangka waktu penukaran obligasi wajib tukar menjadi 8 Januari 2007 sampai dengan 8 Januari 2012.
On January 8, 2007, MNCSV and DKA agreed to amend the exchange period of the mandatory exchangeable bond to be from January 8, 2007 to January 8, 2012.
Pada tahun 2008, MNCSV mempunyai tambahan obligasi wajib tukar senilai Rp 160.286 juta yang diterbitkan oleh DKA yang dapat ditukar dengan sebanyak 26.667 saham MCI milik DKA. Berdasarkan Amandemen dari obligasi wajib tukar tanggal 6 September 2010, MNCSV dan DKA setuju untuk merubah beberapa pasal dari perjanjian sebelumnya, antara lain adalah memperpanjang jangka waktu obligasi wajib tukar hingga 1 Juni 2016.
In 2008, MNCSV obtained additional Mandatory Exchangeable bonds of Rp 160,286 million, from DKA, which are exchangeable into 26,667 ordinary shares of MCI which is owned by DKA. Based on Amendment of mandatory exchangeable bond dated September 6, 2010, MNCSV and DKA agreed to amend several subsections of previous agreement, among others, to extend the maturity date of the mandatory exchangeable bond until June 1, 2016.
- 40 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
171
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PT. Nusantara Vision
PT. Nusantara Vision
Pada tahun 2009, SVN membeli obligasi wajib tukar yang dapat ditukarkan dengan saham PT. Nusantara Vision (NV) dengan nilai sebesar Rp 125.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 25.000 lembar saham baru milik NV dan 25.000 lembar saham lama milik NV dengan jangka waktu sampai dengan 30 Juni 2012.
In 2009, SVN purchased mandatory exchangeable bonds of PT. Nusantara Vision (NV) amounting to Rp 125,000 million, which are exchangeable into 25,000 new shares of NV and 25,000 old shares of NV, with the exchange period until June 30, 2012.
PT. Kencana Mulia Utama
PT. Kencana Mulia Utama
MNI mempunyai obligasi wajib tukar sebesar Rp 19.411 juta yang dapat ditukarkan dengan 16.388 saham PT. Hikmat Makna Aksara milik PT. Kencana Mulia Utama (pihak ketiga).
MNI has mandatory exchangeable bonds amounting to Rp 19,411 million, which are exchangeable into 16,388 shares of PT. Hikmat Makna Aksara owned by PT. Kencana Mulia Utama (a third party).
PT. Djaja Abadi Kostruksi
PT. Djaja Abadi Kostruksi
Perusahaan membeli obligasi wajib tukar yang diterbitkan oleh PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) dari East Bay Equities Ltd., dengan harga nominal keseluruhan sebesar Rp 1.432.445 juta yang dapat ditukar dengan 1.525.268.700 lembar atau 24,54% saham biasa MNCSV milik DAK dengan periode pertukaran obligasi wajib tukar sejak tanggal 3 September 2008 sampai dengan 3 September 2010.
In 2008, the Company purchased mandatory exchangeable bonds issued by PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) from East Bay Equities Ltd., with an aggregate principal value of Rp 1,432,445 million. These mandatory exchangeable bonds are exchangeable into 1,525,268,700 shares or 24.54% of ordinary shares of MNCSV’s owned by DAK of the exchange period from September 3, 2008 until September 3, 2010.
Berdasarkan perjanjian pengalihan saham tanggal 2 Juni 2010, Perusahaan dan DAK telah sepakat menukarkan seluruh obligasi wajib tukar yang dimiliki dengan 1.525.268.700 lembar saham MNCSV yang dimiliki oleh DAK.
Based on share transfer agreement dated June 2, 2010, the Company and DAK agreed to exchange all mandatory exchangeable bonds with 1,525,268,700 shares of MNCSV owned by DAK to Company.
Selisih antara aset bersih MNCSV berdasarkan nilai wajar dengan harga nominal obligasi wajib tukar sebesar Rp 166.090 juta dicatat sebagai goodwill negatif dan dialokasikan ke goodwill positif hasil akuisisi Perusahaan atas MNCSV di tahun 2007 (Catatan 14).
The difference between the fair values of the MNCSV’s net assets with the principal value of the mandatory exchangeable bond amounting to Rp 166,090 million was recorded as negative goodwill and allocated to positive goodwill as a result of the acquisition of MNCSV by the Company in 2007 (Note 14).
Obligasi Konversi
Convertible Bonds
Pada tanggal 22 Desember 2010, MNC membeli obligasi konversi PT. Sun Televisi Network (STN) sejumlah Rp 58.162 juta dan dapat dipertukarkan dengan 58.162 saham STN dan akan jatuh tempo 22 Desember 2013.
On December 22, 2010, MNC purchased convertible bonds of PT. Sun Televisi Network (STN) in the amount of Rp 58,162 million which are convertible into 58,162 shares and will be due on December 22, 2013.
Pada tahun 2009, MNC membeli obligasi konversi PT. Sun Televisi Network (STN) sejumlah Rp 342.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 217.000 saham STN.
In 2009, MNC purchased convertible bonds of PT. Sun Televisi Network (STN) in the amount of Rp 342,000 million, which are convertible into 217,000 shares of STN.
- 41 -
172
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh PT. Nusantara Vision (NV) sebesar Rp 68.400 juta dan dapat dikonversikan dengan 30.000 lembar saham NV, jatuh tempo 3 (tiga) tahun setelah obligasi konversi diterbitkan.
On December 21, 2009, the Company purchased convertible bonds issued by PT. Nusantara Vision (NV) amounting to Rp 68,400 million, which are convertible into 30,000 shares of NV, due in three (3) years since convertible Bonds have been issued.
Pada tanggal 14 Desember 2009, MNC membeli obligasi konversi seharga Rp 66.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Media Nusantara Press (MNP), jatuh tempo 3 (tiga) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.
On December 14, 2009, MNC purchased convertible bonds amounting to Rp 66,000 million issued by PT. Media Nusantara Press (MNP), due in three (3) years since the agreement was signed and can be extended.
Pada tanggal 5 April 2007, MNI membeli obligasi konversi seharga Rp 49.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Media Nusantara Press (MNP), jatuh tempo tanggal 4 April 2009 dan dapat diperpanjang. Obligasi konversi ini dapat dikonversi dengan 49.000 saham MNP pada saat jatuh tempo. Pada tanggal 14 Desember 2009, MNI telah menjual obligasi konversi tersebut kepada MNC seharga Rp 49.000 juta.
On April 5, 2007, MNI purchased convertible bonds amounting to Rp 49,000 million which was issued by PT. Media Nusantara Press (MNP), due on April 4, 2009 and can be extended. This bond are convertible into 49,000 shares of MNP on the due date. On December 14, 2009, MNI sold the convertible bonds to MNC for Rp 49,000 million.
Uang Muka Investasi
Investment Advances
Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai uang muka investasi pada usaha media berbasis konten dan iklan, sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries had investment advances in content and advertising basic media, as follows:
2010
2009
Proyek pengembangan bisnis PT. Media Nusantara Informasi Publishing (MNP)
216.424
400.290
5.675
5.525
Jumlah
222.099
405.815
Proyek pengembangan bisnis merupakan dana untuk pengembangan aset media di bidang penyiaran dan program. Pada tahun 2010 dan 2009, MIMEL menempatkan dananya pada Marco Prince Corp dan Merlin Investment Fund masingmasing sejumlah US$ 19 juta dan US$ 40 juta. Pada tahun 2010, MIMEL mencairkan penempatan dananya pada Merlin Investment Fund.
Business development project PT. Media Nusantara Informasi Publishing (MNP) Total
Project business development represent funds for developing media asset in broadcasting and programs. In 2010 and 2009, MIMEL placed these funds in Marco Prince Corp and Merlin Investment Fund amounting to US$ 19 million and US$ 40 million, respectively. In 2010, MIMEL redeemed the fund in Merlin Investment Fund.
12. PROPERTI INVESTASI
12. INVESTMENT PROPERTIES
Properti investasi terdiri dari:
Investment properties consist of the following:
2010
2009
Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran
3.100 14.987 136.822
3.100 186.672
Unused land Building and improvements Broadcast equipment
Jumlah
154.909
189.772
Total
- 42 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
173
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
1 Januari/ January 1, 2010
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Reklasifikasi/ Reclassification
31 Desember/ December 31, 2010
179 2.506
16.062 -
3.100 16.241 263.736
264.330
2.685
16.062
283.077
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran
74.558
1.254 52.356
-
1.254 126.914
Accumulated depreciation Bulding and improvements Broadcast equipment
Jumlah
74.558
53.610
-
128.168
Total
Biaya perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran Jumlah
Jumlah tercatat
3.100
261.230
Jumlah Akumulasi penyusutan Peralatan penyiaran Jumlah tercatat
-
189.772 1 Januari/ January 1, 2009
Biaya perolehan Tanah Peralatan penyiaran
Penambahan/ Additions
154.909
Penambahan/ Additions
Reklasifikasi/ Reclassification
Total
Net book value
31 Desember/ December 31, 2009
3.100 169.280
91.950
-
3.100 261.230
172.380
91.950
-
264.330
38.693
35.865
-
74.558
133.687
Acquisition costs Land Bulding and improvements Broadcast equipment
189.772
Acquisition costs Land Broadcast equipment Total Accumulated depreciation Broadcast equipment Net book value
Nilai wajar dari tanah yang tidak digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 3.278 juta. Penilaian ini berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP PBB) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak.
The fair value of the Company’s investment properties as of December 31, 2010 amounted to Rp 3,278 million. The valuation was arrived by reference to the taxable sales value of the land and building (NJOP PBB) issued by the Tax Office.
Nilai wajar peralatan penyiaran pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 247.459 juta. Penilaian dilakukan oleh penilai independen berdasarkan metode biaya dan pendapatan di tahun 2009. Berdasarkan penilaian metode manajemen tidak terdapat perbedaan nilai wajar properti di tahun 2010.
The fair value of the broadcast equipment amounted to Rp 247.459 million as of December 31, 2010 and 2009. The valuation was determined by independent valuers in 2009 using the cost and revenue method. Based on management’s assessment, the fair value of the properties in 2010, remains the same
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 properti investasi telah diasuransikan bersamaan dengan aset tetap (Catatan 13).
As of December 31, 2010 and 2009, the investment properties were insured along with property and equipment (Note 13).
- 43 -
174
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
13. ASET TETAP
13. PROPERTY AND EQUIPMENT 1 Januari/ January 1, 2010
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Subjumlah
Penambahan/ Additions
116.266
-
58
217.306 363.784
624.798 108.498
79.438 11.410
16.767 16.623
2.104 7.236
689.573 110.521
3.132.217
1.231.607
44.014
3.325
4.323.135
4.330.279
1.438.721
77.404
12.723
5.704.319
23.718
1.654
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Perabotan penyiaran Peralatan kantor
18.263 1.448 960
32.982
Subjumlah
Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Sub jumlah
-
-
-
27.567
(5.885) (1.448) (960)
17.793 -
Leased assets Motor vehicles Broadcast equipment Office equipment
32.982
27.567
(8.293)
17.793
82.680
8.909
5.393
(21.125)
65.071
4.457.348
1.482.266
110.364
(16.695)
5.812.555
149.467
15.700
4.014
-
161.153
479.354 71.393
72.231 14.075
20.252 10.464
960 5.874
532.293 80.878
1.889.642
327.583
3.548
446
2.214.123
2.589.856
429.589
38.278
7.280
2.988.447
1.880
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran
10.223 693 302
7.581 267 145
3.599 -
11.218
7.993
3.599
Jumlah
2.621.699
439.462
41.877
Jumlah Tercatat
1.835.649
-
- 44 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
175
Subtotal Construction in progress Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcast Subtotal
22.505
Property and equipment under joint venture
(5.874) (960) (446)
8.331 1
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcast equipment
(7.280)
8.332
-
-
Subtotal
25.372
20.671
20.625
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcast
Property and equipment under joint venture
-
Aset dalam rangka kerjasama
Subjumlah
31 Desember/ December 31, 2010
Reklasifikasi/ Reclassifications
217.306 247.460
Aset dalam rangka kerjasama
Aset dalam penyelesaian
Pengurangan/ Deductions
Subtotal
3.019.284
Total
2.793.271
Net Book Value
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan 1 Januari/ January 1, 2009 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Subjumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Perabotan penyiaran Subjumlah Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran
Penambahan/ Additions
215.688 251.795
1.618 6.870
588.846 116.265
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued Pengurangan/ Deductions
11.755
550
217.306 247.460
57.445 3.744
26.099 10.755
4.606 (756)
624.798 108.498
2.678.511
377.329
29.272
105.649
3.132.217
3.851.105
447.006
77.881
110.049
4.330.279
23.552
166
-
7.752 3.144 1.448
9.226
-
-
-
31 Desember/ December 31, 2009
Reklasifikasi/ Reclassifications
-
Property and equipment under joint venture
1.285 (2.184)
18.263 960 1.448
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment
-
12.344
9.226
-
(899)
20.671
142.749
49.081
-
(109.150)
82.680
4.029.750
505.479
-
4.457.348
143.175
6.292
434.517 68.761
60.333 14.414
17.790 11.512
2.294 (270)
479.354 71.393
1.633.876
269.756
14.211
221
1.889.642
2.280.329
350.795
43.513
2.245
2.589.856
19.958
667
-
3.681 1.981 511
6.272 1.006 12
-
6.173
7.290
-
Jumlah
2.306.460
358.752
Jumlah Tercatat
1.723.290
Sub jumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran Subjumlah
-
-
149.467
-
Subtotal Construction in progress Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting Subtotal
20.625
Property and equipment under joint venture
270 (2.294) (221)
10.223 693 302
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment
(2.245)
11.218
-
43.513
Subtotal
23.718
-
77.881
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting
Subtotal
2.621.699
Total
1.835.649
Net Book Value
- 45 -
176
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Beban penyusutan tahun 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 427.082 juta dan Rp 394.617 juta.
Depreciation charged to operations amounted to Rp 427,082 million and Rp 394,617 million in 2010 and 2009, respectively.
Penambahan aset tetap termasuk perolehan akuisisi anak perusahaan (Catatan 36).
Additions to property and equipment includes assets acquired in business acquisition (Note 36).
Pada bulan Nopember 2010, MNCSV membeli satelit transforder baru dari SES Satellite Leasing Limited dengan total harga pembelian sebesar US$ 110 juta atau setara dengan Rp 990.503 juta (Catatan 40d).
In November 2010, MNCSV purchased new satellite transforder from SES Satellite Leasing Limited with purchase value of US$ 110 million or equivalent to Rp 990,503 million (Note 40d).
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dibiayai secara bersama-sama oleh RCTI dan SCTV untuk kegiatan operasional siaran nasional (nation wide). RCTI dan SCTV masing-masing menanggung sebesar 50% biaya perolehan stasiun relay yang dibangun bersama-sama. RCTI, SCTV dan INDOSIAR juga melakukan perjanjian kerjasama kegiatan operasional siaran nasional (nation wide) di Jember, Madiun dan Banyuwangi. RCTI, SCTV dan INDOSIAR masingmasing menanggung 1/3 biaya perolehan stasiun relay yang dibagi bersama-sama.
Property and equipment under joint operations represent assets financed by RCTI and SCTV for nationwide operations. RCTI and SCTV will each assume 50% of the cost of all relay stations of the joint operations which are developed along with the provision of land, construction of building and relay station facilities. RCTI, SCTV and INDOSIAR also have joint nationwide operations in Jember, Madiun and Banyuwangi. RCTI, SCTV and INDOSIAR assumed 1/3 each for the cost of building relay stations.
Anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan berjangka waktu 20 dan 30 tahun, jatuh tempo antara tahun 2011 dan 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Subsidiaries own several parcels of land with Building Use Rights for period of 20 to 30 years until 2011 to 2034. Management believes that there will be no difficulty in the extension of land rights since the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 44.373.930 dan Rp 163.804.135 juta.
As of December 31, 2010, property and equipment and investment property, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for US$ 44,373,930 and Rp 163,804,135 million.
Pada tanggal 31 Desember 2009, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 47.344.199, Euro 421.000 dan Rp 920.848 juta.
As of December 31, 2009, property and equipment, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for US$ 47,344,199, Euro 421,000 and Rp 920,848 million.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka pendek dan jangka panjang (Catatan 15 dan 18), kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 19) dan hutang obligasi (Catatan 20).
Property and equipment are used as collateral for short-term loan and long-term loan (Notes 15 and 18), finance lease obligations (Note 19) and bonds payable (Note 20).
- 46 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
177
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
14. GOODWILL
14. GOODWILL
Akun ini merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih anak perusahaan.
This account represents the excess of acquisition cost over the Company’s interest in the fair value of the net assets of subsidiaries.
2010 Perusahaan MNCSV MNC Infokom Jumlah Anak perusahaan MIMEL dan anak perusahaan CTPI MNCN dan anak perusahaan CMI dan anak perusahaan MNIG TMU Jumlah Jumlah Pengaruh selisih kurs penjabaran Akumulasi amortisasi Awal tahun Amortisasi tahun berjalan Akhir tahun Jumlah tercatat
2009
986.726 47.994 7.013
1.152.816 47.994 7.013
1.041.733
1.207.823
634.945 242.718 51.153 18.636 3.677 3.159
385.719 242.718 39.598 18.636 3.677 3.159
954.288
693.507
1.996.021
1.901.330
43.435
62.997
(256.159) (96.296)
(159.165) (96.994)
(352.455)
(256.159)
1.687.001
1.708.168
Pada tahun 2010, goodwill MNCSV termasuk alokasi goodwill negatif dari konversi obligasi wajib tukar menjadi 24,54% saham milik MNCSV sebesar Rp 166.090 juta (Catatan 11).
The Company MNCSV MNC Infokom Total Subsidiaries MIMEL and its subsidiaries CTPI MNCN and its subsidiaries CMI and its subsidiaries MNIG TMU Total Total Translation adjustment Accumulated amortization Beginning of year Amortization during the year End of year Net carrying amount
In 2010, the MNCSV goodwill includes allocation of the negative goodwill from the conversion of mandatory exchangeable bond into 24.54% of MNCSV shares amounting to Rp 166,090 million (Note 11).
- 47 -
178
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
15. PINJAMAN JANGKA PENDEK
15. SHORT-TERM LOANS
2010
2009
Standard Chartered Bank Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Mandiri
280.951 45.139 13.771 4.000 3.778 -
278.283 40.033 15.416 4.000 3.899 3.000
Standard Chartered Bank Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Mandiri
Jumlah
347.639
344.631
Total
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
RCTI
RCTI
Pada tanggal 12 September 2008, RCTI memperoleh fasilitas Bridging Loan sebesar Rp 220.000 juta dan fasilitas Revolving Credit sebesar Rp 30.000 juta dari Standard Chartered Bank, dengan tingkat bunga sebesar cost of fund + 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 12 September 2009 dan telah diperpanjang sampai dengan 30 September 2010.
On September 12, 2008, RCTI obtained a Bridging Loan Facility of Rp 220,000 million and Revolving Credit Facility of Rp 30,000 million from Standard Chartered Bank which bear interest of cost of fund + 3% per annum, and which was due on September 12, 2009 and has been extended up to September 30, 2010.
Pada tanggal 21 September 2010, RCTI menandatangani adendum perjanjian diatas dimana fasilitas kredit diubah menjadi pinjaman jangka pendek dengan maksimum Rp 220.000 juta dan tingkat bunga cost of fund bank + 3% per tahun. Pinjaman akan dikembalikan akan setiap bulan di mulai dari Januari 2011 sampai dengan Agustus 2011.
On September 21, 2011, RCTI sign an amendment on the above agreement where the facilities were change to a short term loan with a maximum credit Rp 220.000 million and bear interest of the bank’s cost of fund + 3% per annum. The loan is payable monthly starting in January 2011 until August 2011.
Pinjaman ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah hak guna bangunan No. 656 dan No. 5626 seluas 96.826 meter persegi milik RCTI berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk dan Kedoya, Jakarta Barat.
The loan is secured by land rights No. 656 and No. 5626 with total area of 96,826 square meters owned by RCTI located in Kebon Jeruk and Kedoya, West Jakarta.
Sehubungan dengan hutang tersebut, RCTI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai yang tercantum dalam perjanjian.
In connection with such loan, RCTI is required to comply with certain limits as stated in agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 220.000 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan amounted to Rp 220.000 million.
RCTI telah melakukan pembayaran cicilan pokok sesuai dengan jadwal pembayaran untuk bulan Januari dan Pebruari 2011 sejumlah Rp 55.000 juta.
RCTI has paid its loan as scheduled for January and February 2011 installment amounting to Rp 55,000 million.
Innoform
Innoform
Pada tanggal 25 Agustus 2010, Innoform dan anak perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan Standard Chartered Bank yang terdiri dari:
On August 25, 2010, Innoform and its subsidiaries entered into a credit facilities with Standard Chartered Bank, which consist of:
Fasilitas cerukan sampai dengan sejumlah S$ 3 juta dengan suku bunga prime rate.
- 48 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
179
Overdraft facilities up to S$ 3 million at prime rate interest.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Fasilitas trade finance sampai sejumlah S$10 juta dengan tingkat bunga spot rate. Fasilitas ini berjangka waktu 90 hari. Fasilitas bond and guarantees sampai sebesar S$ 5 juta. Fasilitas ini berjangka waktu 12 (dua belas) bulan. Fasilitas pinjaman jangka pendek sampai sejumlah S$ 10 juta dengan tingkat bunga spot rate. Fasilitas ini berjangka waktu 6 (enam) bulan.
Trade finance facility up to S$ 10 million spot interest rate. This facility has a term 90 days. Bond and guarantees facility up S$ 5 million. This facility has a term twelve (12) months. Short-term loan facility up to S$ 10 million spot interest rate. This facility has a term six (6) months.
at of to of at of
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 23.675 juta.
As of December 31, 2010, the outstanding loan amounted to Rp 23,675 million.
MNCSV
MNCSV
MNCSV memperoleh fasilitas kredit jangka pendek yang terdiri fasilitas Standby Letter of Credit (SBL/C) dan Letter of Credit (L/C) dengan maksimum sebesar US$ 28 juta dan tingkat suku bunga sebesar 1% - 6% per tahun. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada 3 Agustus 2010 dan kemudian diperpanjang sampai dengan 31 Agustus 2011. MNCSV harus membayar biaya komisi sebesar 2% per tahun atau minimum sebesar US$ 200 dan biaya penerbitan 0,125% per kuartal atau minimum sebesar US$ 50, dan acceptance fee sebesar 1,5% per tahun atau minimum sebesar US$ 50.
MNCSV obtained fasilitas Standby Letter of Credit (SBL/C) and Letter of Credit (L/C) facilities with a maximum amount of US$ 28 million, and bears interest rate of 1% - 6% per annum. The facilities have matured on August 3, 2010 but was extended until August 3, 2011. MNCSV has to pay commission fee of 2% per annum or a minimum amount of US$ 200, and issuance fee of 0.125% per quarter or a minimum amount of US$ 50, and acceptence fee of 1.5% per annum or a minimum amount of US$ 50 for the facilities. .
Pinjaman ini dijamin dengan menggunakan saham MNC yang dimiliki oleh Perusahaan. Pihak penjamin, maka gadai saham harus dibagi seperti yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. Pinjaman ini juga dijamin dengan jaminan yang sama dengan pinjaman bank jangka panjang (Catatan 18).
The loan was secured with MNC’s shares owned by the Company, as a guarantor. The pledge shares shall be apportioned as defined in the loan agreement. The loan was also secured with the same collaterals as long-term bank loan (Note 18).
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 37.276 juta.
As of December 31, 2010, the outstanding loan amounted to Rp 37,276 million.
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
MNI
MNI
Pada tanggal 26 Desember 2008, MNI memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 18.000 juta dengan tingkat bunga 14,5% per tahun, jatuh tempo 26 Desember 2009. Fasilitas pinjaman ini diperpanjang hingga tanggal 26 Desember 2010 dengan tingkat bunga sebesar 9% per tahun. Pada tanggal 27 Oktober 2010, fasilitas pinjaman ini diperpanjang hingga tanggal 26 Desember 2011 dengan tingkat bunga 8% per tahun.
On December 26, 2008, MNI obtained an overdraft loan facility with maximum amount of Rp 18,000 million and interest at 14.5% per annum, which matured on December 26, 2009. This loan facility has been extended until December 26, 2010 and interest at 9% per annum. On October 27, 2010 the loan facility was extended again until December 26, 2011, with interest at 8% per annum.
- 49 -
180
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 3 September 2009, MNI mendapat fasilitas pinjaman dari BRI dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 4.750 juta. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun, dan akan jatuh tempo pada tanggal 3 September 2010 dan diperpanjang hingga tanggal 3 September 2011 dengan tingkat bunga 11,25% per tahun.
On September 3, 2009, MNI obtained an additional loan facility from BRI with a maximum amount of Rp 4,750 million and interest at 11.25% per annum. The facility matured on September 3, 2010 and was extended until September 3, 2011, with interest at 11.25% per annum.
Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka milik MNC sebesar Rp 23.750 juta (Catatan 5). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 20.144 juta dan Rp 22.033 juta.
The loan is secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 23,750 million (Note 5). As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 20,144 million and Rp 22,033 million, respectively.
GIB
GIB
GIB memperoleh fasilitas kredit jangka pendek berupa fasilitas rekening koran dengan jumlah maksimum Rp 12.000 juta dan Rp 8.000 juta yang masing-masing jatuh tempo tanggal 5 Juni 2011 dan 3 Juli 2011. Fasilitas ini dikenakan bunga 8% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan deposito sebesar Rp 21.080 juta pada tahun 2010 dan Rp 20.430 juta pada tahun 2009 (Catatan 5).
GIB obtained short-term loan facilities, which consist of overdraft facilities with a maximum credit limit amounting to Rp 12,000 million and Rp 8,000 million, which will be due on June 5, 2011 and July 3, 2011, respectively. The loan facilities bear interest of 8% per annum. The loan facilities are secured by time deposits amounting to Rp 21,080 million in 2010 and Rp 20,430 million in 2009 (Note 5).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 13.000 juta dan Rp 18.000 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan amounted to Rp 13,000 million and Rp 18,000 million, respectively.
MNCN
MNCN
Pada tanggal 15 September 2010, MNCN memperoleh pinjaman kredit modal kerja dengan jumlah maksimum Rp 12.000 juta dan jatuh tempo tanggal 15 September 2011. Pinjaman ini dikenakan bunga 8 % per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan deposito milik MNC sebesar Rp 12.632 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 11.995 juta.
On September 15, 2010, MNCN obtained working capital loan with a maximum credit limit of Rp 12,000 million. The loan will be due on September 15, 2011. The loan bears interest of 8 % per annum, and secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 12,632 million. As of December 31, 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 11,995 million.
Infokom
Infokom
Pada tanggal 2 Desember 2010, Infokom memperoleh fasilitas kredit modal kerja (KMK) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 3.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha dan aset tetap milik Infokom. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum menggunakan fasilitas ini.
On December 2, 2010, Infokom obtained a Working Capital Loan facility with a maximum credit limit of Rp 3,000 million and bears interest rate of 13%. The loan was secured by Infokom’s trade receivables and property and equipment. As of December 31, 2010, this facility has not been utilized.
- 50 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
181
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Bank Central Asia
Bank Central Asia
Pada tanggal 25 Nopember 2010, MNCN memperoleh fasilitas kredit rekening koran dari Bank Central Asia dengan jumlah maksimum Rp 14.000 juta dan jangka waktu 1 (satu) tahun. Fasilitas ini dikenakan bunga 6,5 % per tahun. Fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Central Asia dijamin dengan deposito milik MNC sebesar Rp 14.000 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 13.771 juta.
On November 25, 2010, MNCN obtain loan overdraft facility from Bank Central Asia with a maximum credit limit of Rp 14,000 million payable in one (1) year. The loan facility bears interest of 6.5% per annum and secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 14,000 million. As of December 31, 2010, the outstanding loan balance amounting to Rp 13,771 million.
Bank CIMB Niaga
Bank CIMB Niaga
CMI memperoleh Pinjaman Tetap sebesar Rp 7.000 juta dari Bank CIMB Niaga dengan jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. Perpanjangan terakhir dilakukan tanggal 3 Mei 2010 dan jatuh tempo 4 Mei 2011. Tingkat bunga pinjaman adalah 1% diatas bunga deposito per tahun pada tahun 2010 dan 14,25% per tahun pada tahun 2009. Pinjaman ini dijamin dengan deposito atas nama MNC sebesar Rp 4.000 juta pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 5). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 4.000 juta.
CMI obtained a Fixed Loan Facility of Rp 7,000 million from Bank CIMB Niaga with term of one (1) year and may be extended as agreed by both parties. The last extension was done on May 3, 2010 and will be due on May 4, 2011. Interest rate is 1% above interest on time deposit per annum in 2010 and 14.25% per annum in 2009. The loan is secured by time deposit owned by MNC of Rp 4,000 million in 2010 and 2009 (Note 5). As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 4,000 million.
Bank Mandiri
Bank Mandiri
Pada tahun 2009, Infokom memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 5.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 14,5% per tahun yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap milik Infokom dan jatuh tempo pada tanggal 22 April 2010.
In 2009, Infokom obtained loan facility from Bank Mandiri with a maximum amount of Rp 5,000 million, the loan bears interest of 14.5% per annum and secured by Infokom’s trade receivables, inventories and property and equipment. The loan was due on April 22, 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 3.000 juta.
As of december 31, 2009, the outstanding loan balance amounted Rp 3,000 million.
Bank Panin
Bank Panin
Pada tanggal 4 Nopember 2008, CMI memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan maksimum pinjaman Rp 4.000 juta dengan tingkat bunga 13,5% per tahun pada tahun 2010 dan 15% per tahun pada tahun 2009, jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik CMI seluas 382 meter persegi di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 3.778 juta dan Rp 3.899 juta.
On November 4, 2008, CMI obtained loan from Bank Panin with a maximum amount of Rp 4,000 million which bears interest of 13.5% per annum in 2010 and 15% per annum in 2009. The term of the facility is one (1) year and can be extended. The loan is secured by land and building owned by CMI with an area of 382 square meters located at Duren Tiga, South Jakarta. As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 3,778 million and Rp 3,899 million, respectively.
- 51 -
182
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
16. HUTANG USAHA
16. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
2010 a. Berdasarkan pelanggan Pihak hubungan istimewa Properti Media berbasis konten dan iklan Media pendukung dan infrastruktur Jumlah Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Jumlah Jumlah b. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Euro Lainnya Jumlah
2009
2.594 2.600
9.307 4.823
3.512
14.130
386.613 164.304
559.442 109.529
17.091
10.031
568.008
679.002
576.714
693.132
Total
305.881 266.824 3.337 672
485.509 205.501 1.602 520
b. By currency Rupiah US Dollar Euro Others
576.714
693.132
Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Total
Total
2009
125.805
79.195
1.325 6.559 16.646 14.105 34.375 17.742 125.633
343 8.226 15.719 23.421 37.470 12.797 125.997
The Company Income tax Article 4(2) Article 21 Article 23 Article 26 Value added tax - net Subsidiaries Current income tax Current year Income tax Article 4 (2) Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Others Value added tax - net
350.824
303.893
Total
366 234 1.999 2.862 3.173
-
- 52 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Total
17. TAXES PAYABLE
2010
Jumlah
Media support and infrastructure
8.706
17. HUTANG PAJAK
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pajak pertambahan nilai - bersih Anak perusahaan Pajak penghasilan badan Tahun berjalan Pajak penghasilan Pasal 4 ayat (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Lainnya Pajak pertambahan nilai - bersih
a. By customer Related parties Property Content and advertising based media
183
463 262
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
18. PINJAMAN JANGKA PANJANG
18. LONG-TERM LOANS
Akun ini merupakan pinjaman anak perusahaan kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account represents loans of the subsidiaries obtained from third parties, with details as follows:
2010 Bank Central Asia Standar Chartered Bank Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Lainnya
58.169 13.961
Jumlah Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
2009 118.666 705.000 810
Bank Central Asia Standar Chartered Bank Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Others
72.130
824.476
Total
(49.220)
(61.287)
Current maturities
22.910
763.189
Long-term portion
-
Bank Central Asia
Bank Central Asia
Infokom
Infokom
Pada tahun 2005, Infokom memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 106.000 juta untuk pembiayaan pembangunan stasiun transmisi, jangka waktu 5 (lima) tahun. Fasilitas kredit in memiliki tingkat bunga 15,75% per tahun dan dijamin dengan tanah, bangunan, stasiun transmisi, piutang dan saham. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang Infokom kepada BCA masing-masing sebesar Rp 19.235 juta dan Rp 34.299 juta.
In 2005, Infokom obtained investment credit facility for development of transmission station amounting to Rp 106,000 million, with term of five (5) years. This credit facility bears interest rate of 15.75% per annum and secured by Infokom’s land, buildings, transmission station, receivables and shares. As of December 31, 2010 and 2009, Infokom’s loans payable to BCA amounted to Rp 19,235 million and Rp 34,299 million, respectively.
MNCSV
MNCSV
Pada tahun 2007, MNCSV memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA sebagai berikut :
In 2007, MNCSV obtained credit facilities from BCA, as follows :
Fasilitas kredit investasi I dan II sebesar Rp 90.000 juta, jatuh tempo 1 Mei 2012 dan 7 Juni 2011.
Investment Credit Facility I and II amounting to Rp 90,000 million, will be due on May 1, 2012 and June 7, 2011.
Fasilitas kredit rekening koran maksimum Rp 10.000 juta, jatuh tempo 25 April 2009 dan tidak diperpanjang lagi.
Overdraft facility with maximum amount of Rp 10,000 million with a term up to April 25, 2009 and was not extended.
Fasilitas kredit rekening koran denfan kredit maksimum Rp 10 miliar dan fasilitas L/C (Usance L/C dan Sight L/C) dengan kredit maksimum US$ 6 juta (Catatan 15) keduanya jatuh tempo pada tanggal 25 April 2009.
Overdraft facility at a maximum amount of Rp 10 billion and Usance and Sight L/C at a maximum amount of US$ 6 million (Note 15) and both matured on April 25, 2009.
- 53 -
184
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Tingkat bunga pinjaman berkisar antara 10% - 11,5% per tahun (berdasarkan Cost of Fund dari bank).
The credit facilities bear interest rates ranging from 10% - 11.5% per annum (based on bank Cost of Fund).
Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan berupa gedung Wisma Indovision milik PT. Datakom Asia; mesin dan peralatan penyiaran senilai Rp 212.304 juta milik MNCSV yang terletak di Wisma Indovision dan jaminan dari Perusahaan dengan jumlah tidak melebihi Rp 250.000 juta.
The loan is secured by land and building of Wisma Indovision owned by PT. Datakom Asia; broadcasting equipment amounting to Rp 212,304 million owned by MNCSV at Wisma Indovision; corporate guarantee of the Company with amount not exceeding Rp 250,000 million.
Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, MNCSV tidak diperkenankan antara lain: memperoleh pinjaman baru kecuali untuk pengadaan transponder satelit dan transaksi dengan pihak atau perusahaan afiliasi; memberikan pinjaman kepada pihak lain, kecuali dalam rangka menjalankan usaha; mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada pengadilan; melakukan investasi diluar bisnis inti; menjual aset tetap; melakukan merger; melakukan perubahan usaha; membagikan dan mengumumkan pembagian dividen; mengubah anggaran dasar dan pemegang saham; dan melakukan penurunan modal disetor.
Without written consent from the Bank, MNCSV is restricted to, among other things; obtain new loans except for satellite transponder supply and transaction with affiliated party or company; grant loans, except in the normal course of business; propose a bankruptcy or delay payment to the court; invest in noncore business; dispose of assets; undertake merger; change the business; distribute and declare dividend; change the articles of association; and decrease its paid-up capital.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, MNCSV mempunyai saldo hutang untuk fasilitas kredit I dan II masing-masing sebesar Rp 38.934 juta dan Rp 84.367 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, MNCSV has outstanding loan from BCA for the credit facility I and II amounting to Rp 38,934 million and Rp 84,367 million.
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
Pada tanggal 25 Agustus 2010, Innoform menandatangani term loan facility sebesar S$ 2 juta dengan Standard Chartered Bank cabang Singapura. Fasilitas ini memenuhi tingkat bunga 4% di atas cost of fund per tahun dengan pembayaran secara triwulan selama 3 (tiga) tahun mulai dari tanggal pencairan pertama dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 Oktober 2013.
On August 25, 2010, Innoform entered into a S$ 2 million term loan facility with Standard Chartered Bank, Singapore branch. The facility bears annual interest of 4% above cost of fund with quarterly repayments over three (3) years commencing from first drawdown date, and which will mature on October 19, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2010, fasilitas yang telah dicairkan oleh Innoform sebesar S$ 2 juta (setara dengan Rp 13.961 juta).
As of December 31, 2010, Innoform has drawdown S$ 2 million from this facility (equivalent to Rp 13,961 million).
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Berdasarkan Secured Facility Agreement tanggal 18 Desember 2007, MNCSV’s memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (kreditur) sebesar US$ 75 juta dengan jangka waktu 44 bulan, terhitung sejak tanggal pinjaman diberikan. Tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 2% + LIBOR, yang dibayar setiap tiga bulan. Pinjaman ini akan dipergunakan untuk ekspansi usaha Pay TV di Indonesia dan juga untuk membayar biaya yang timbul sehubungan pinjaman ini.
Based on Secured Facility Agreement dated December 18, 2007, MNCSV obtained term loan facility from Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (the Lender) amounting to US$ 75 million. The facility will mature in 44 months since the first utilization date and bears interest rate of 2% + LIBOR, which is payable quarterly. MNCSV shall apply all amounts borrowed towards the expansion of the Pay TV Business in Indonesia and/or the payment of any facility related fees.
- 54 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
185
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, MNCSV harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
Based on the loan agreement, MNCSV shall fulfill certain requirements, among others, as follows:
a.
MNCSV harus menjaga rasio antara Jumlah Hutang (tidak termasuk hutang untuk pengadaan satelit) terhadap Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi (tidak termasuk pembayaran hutang untuk pengadaan satelit) pada periode tertentu.
a.
MNCSV shall maintain the ratio of Total Debt (excluding the satellite procurement liability) to Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (excluding the satellite procurement payment) in respect of the relevant period.
b.
MNCSV dan perusahaan-perusahaan lain dalam kelompoknya, tidak diperbolehkan:
b.
MNCSV and other members of the group shall not:
Menjual, memberikan, mengalihkan atau melepaskan harta miliknya kepada pihak lain dengan persyaratan harta tersebut disewakan atau akan disewakan kepada atau diperoleh kembali oleh MNCSV atau perusahaan lain dalam grup.
Sell, assign, transfer or otherwise dispose any of their assets on terms whereby they are or may be leased to or re-acquired by MNCSV or any other member of the group.
Menjual, menyerahkan atau mengalihkan piutang dengan perjanjian recourse.
Sell, assign, transfer or otherwise dispose any of its receivables on recourse terms.
Memisahkan diri, bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan perombakan MNCSV, kecuali dengan persetujuan tertulis dari kreditur.
Enter into any amalgamation, demerger, merger or corporate reconstruction other than with the prior written consent of the Lender.
Mengubah lini bisnis secara substansial.
Make substantial change to the general nature of the business.
Membeli bisnis lain, harta atau mengambil alih aset yang nilainya secara keseluruhan melebihi US$ 1 juta atau yang setara dalam mata uang lain.
Acquire any other business, assets or undertaking if the amount of acquisition cost exceeds US$ 1 million or its equivalent in other currency.
Membagikan dan pembagian dividen.
Pay, make or declare any dividends.
Melakukan transaksi derivatif.
Enter into any derivative transaction.
Menerbitkan saham, kecuali penawaran umum saham perdana seperti yang diatur dalam Perjanjian Waran.
Issue any shares, other than initial public offering pursuant to the Warrant Agreement.
Memberikan opsi, waran atau hak lain kepada pihak lain untuk memperoleh saham MNCSV dan saham perusahaan lain dalam grup.
Grant to any person any option, warrant or other right to call for the issue or allotment of, subscribe for, purchase or otherwise acquire any share of any member of the group.
mengumumkan
- 55 -
186
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
MNCSV dan perusahaan-perusahaan lain dalam grup, harus:
c.
MNCSV and other members of the group shall:
Mengasuransikan hartanya kepada perusahaan asuransi dengan reputasi baik.
Maintain insurance on assets under reputable insurance companies.
Membayar pajak tepat waktu dan menaati semua peraturan pajak tanpa terkena sanksi.
Duly and punctually pay and discharge all taxes imposed upon it or its assets within the time period allowed without incurring penalties.
Pinjaman ini dijamin dengan saham sebagai berikut:
The collaterals for this facility are as follows:
Saham MNCSV yang dimiliki Perusahaan sebanyak 2.277.237.777 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 227.724 juta.
MNCSV’s shares owned by the Company, with total number of shares of 2,277,237,777 representing an aggregate nominal value of Rp 227,724 million.
Saham PT. Mediacitra yang dimiliki PT. Datakom Asia sebanyak 68.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 68.000 juta.
PT. Mediacitra shares owned by PT. Datakom Asia, with total number of shares of 68,000 representing an aggregate nominal value of Rp 68,000 million.
Saham MNCSV yang dimiliki PT. Bhakti Investama Tbk sebanyak 893.034.423 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 89.303 juta.
MNCSV’s shares owned by PT. Bhakti Investama Tbk, with total number of shares of 893,034,423 representing an aggregate nominal value of Rp 89,303 million.
Berdasarkan Perjanjian Waran, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit, kreditur berhak menerima waran senilai US$ 1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi saham MNCSV. Konversi tersebut dapat dilakukan melalui:
Based on the Warrant Agreement, which is an integral part of the Loan Agreement, the Lender is entitled to receive warrant shares with a value amounting to US$ 1,000,000, which can be converted into MNCSV’s shares. Warrants can be exercised through:
Penawaran umum saham perdana yang memenuhi syarat (Qualified IPO), yang harus dilakukan paling lambat 5 tahun sejak tanggal pencairan dana. Qualified IPO hanya dapat dilakukan bila memenuhi syarat sebagai berikut:
A Qualified Initial Public Offering (Qualified IPO) by no later than 5 years from the drawdown date. A Qualified IPO can only be performed after meeting the following criteria:
1.
Kapitalisasi nilai pasar (pre-money market capitalization) MNCSV minimal senilai US$ 700 juta; dan
1.
Pre money market capitalization of MNCSV is equal to or more than US$ 700 million; and
2.
MNCSV telah memperoleh surat pernyataan efektif dari Bapepam – LK sehubungan dengan IPO dalam waktu 43 bulan sejak tanggal pencairan dana.
2.
MNCSV having obtained a statement of effectiveness from Bapepam-LK in relation to the IPO within 43 months from the drawdown date.
- 56 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
187
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Jual beli saham (Trade Sale), yaitu pengalihan saham MNCSV milik Perusahaan, PT. Bhakti Investama Tbk atau salah satu anak perusahaan PT. Bhakti Investama Tbk yang mendapatkan pengalihan (permitted transferee) kepada pihak lain, yang mencakup 10% atau lebih dari jumlah saham MNCSV yang telah dikeluarkan sebelum IPO.
Trade Sale, i.e. the transfer of shares owned by the Company, PT. Bhakti Investama Tbk and its Permitted Transferee, constituting 10% or more of the total issued shares prior to a Qualified IPO.
Setiap waran memberikan hak kepada pemegang waran untuk memesan sejumlah saham yang jumlahnya ditentukan dengan membagi nilai waran (US$ 1 juta yang dikonversikan dalam mata uang Rupiah) dengan harga pelaksanaan waran.
Each warrant shall give the warrant holder the right to subscribe for the number of shares to be determined by dividing the warrant value (US$ 1 million converted into Indonesian Rupiah) with the warrant strike price.
Berdasarkan Transfer Certificate tanggal 17 Juni 2010, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (in liquidation) dan Perusahaan setuju untuk mentransfer semua termasuk komitmen, hak (termasuk, tetapi tidak terbatas pada hak dan interest yang tercantum dalam Transaction Security) dan kewajiban sehubungan dengan Secured Facility Agreement yang terdahulu, termasuk semua hutang yang masih terhutang sebesar US$ 75 juta.
Based on the Transfer Certificate dated June 17, 2010, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (in liquidation) and the Company agree to transfer to the latter any and all of the former’s commitments, rights, (including but not limited to, rights and interests in respect of the Transaction Security) and obligations under or in connection with the previous Secured Facility Agreement, including all of its participation in the outstanding loan being US$ 75 million.
Berdasarkan perubahan pada Secured Facility Agreement yang baru, MNCSV dan Perusahaan setuju untuk merubah beberapa pasal dari Secured Facility Agreement terdahulu. Berdasarkan Cancellation of Warrant Agreement tanggal 17 Juni 2010, MNCSV dan Perusahaan setuju untuk menghapus semua klausa sehubungan dengan waran.
Based on the amendment to the new Secured Facility Agreement, the Company and MNCSV agreed to amend several subsections of the previous Secured Facility Agreement. Also, based on the cancellation of Warrant Agreement dated June 17, 2010, MNCSV and the Company agreed to delete all clauses pertaining to the warrants.
Pada tanggal 12 Juli 2010, Reliancever Holdings Inc (“RH”) menandatangani perjanjian partisipasi dengan Perusahaan sehubungan dengan secured loan facility sebesar US$ 75 juta kepada MNCSV, di mana RH akan berpartisipasi sebesar 17.33% dari perjanjian pinjaman atau senilai US$ 13 juta dengan menggunakan dana yang ditempatkan sebagai investasi jangka pendek dari MNCSV. Oleh karena itu, saldo terhutang MNCSV kepada Perusahaan berkurang menjadi US$ 62 juta.
On July 12, 2010, Reliancever Holdings Inc (“RH”) entered into a participation agreement with the Company in relation to the US$ 75 million secured loan facility to MNCSV wherein RH will participate on the 17.33% of the loan agreement or equal to US$ 13 million using the fund placed as short-term investment from MNCSV. Accordingly, the outstanding balance owed by MNCSV to the Company was reduced to US$ 62 million.
Pada tanggal 22 Nopember 2010, MNCSV telah melakukan pembayaran lebih awal hutang dan bunga yang dananya berasal dari penerbitan obligasi yang dijamin dan bersifat senior oleh ASCH, anak perusahaan (Catatan 20), sebesar US$ 59,2 juta. Sisa saldo terhutang sebesar US$ 2,8 juta dilunasi pada tanggal 8 Desember 2010 menggunakan dana operasional MNCSV.
On November 22, 2010, MNCSV has paid the existing loan and interest with proceed from the issuance of Senior Guaranteed Notes by ASCH, a subsidiary (Note 20), amounting to US$ 59.2 million. The remaining balance of US$ 2.8 milion was paid on December 8, 2010 using the cash proceed from operations of MNCSV.
- 57 -
188
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pinjaman Jangka Panjang Lainnya
Other long-term loans
Pinjaman jangka panjang lainnya merupakan pembiayaan kendaraan bermotor dalam Rupiah yang diperoleh anak perusahaan dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan jangka waktu 48 bulan dengan tingkat bunga 12% - 15,75% per tahun. Pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibeli dengan pinjaman tersebut.
Other long-term loans represent vehicle financing facilities in Rupiah obtained by certain subsidiaries from certain banks and finance companies with a term of 48 months and interest rates ranging from 12% to 15.75% per annum. These loans are secured by the related vehicles.
19. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
19.
FINANCE LEASE OBLIGATIONS
Akun ini merupakan hutang sewa pembiayaan anak perusahaan, untuk pembiayaan menara pemancar, kendaraan bermotor dan peralatan penyiaran. Transaksi ini diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan karena secara substantial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan pemilikan aset sewa tersebut beralih kepada anak perusahaan.
This account represents lease liabilities of subsidiaries in relation with the financing of tower transmitter, motor vehicles, and broadcasting equipment by other finance companies. The leases were classified as finance lease since substantially all the risks and rewards incidental to the ownership of the leased assets were transferred to the subsidiaries.
Jumlah pembayaran minimum sewa dan nilai kini pembayaran minimum sewa adalah sebagai berikut:
The total of future minimum lease payments and present value of future minimum lease payments are as follows:
2010 Tidak lebih dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun Lebih dari 2 tahun
2009
10.657
8.208
8.585 4.442
4.558 2.347
23.684 (4.246)
15.113 (2.890)
Total mimimum lease payments Less finance charges in the future
Nilai kini pembayaran minimum sewa Dikurangi yang jatuh tempo dalam satu tahun
19.438
12.223
Present value of minimum lease payments
(8.140)
(6.491)
Net of current maturities
Kewajiban tidak lancar
11.298
5.732
Jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha Dikurangi beban keuangan di masa depan
Hutang sewa dibayar setiap bulan dan dijamin dengan aset yang dibiayai dengan hutang sewa tersebut (Catatan 13).
Not later than 1 year Later than 1 year but not later than 2 years Later than 2 years
Non-current maturities
Lease liabilities are repayable every month and secured by the related leased assets (Note 13).
20. HUTANG OBLIGASI
20. BONDS PAYABLE
Akun ini merupakan obligasi yang diterbitkan anak perusahaan kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account represents bonds issued by the subsidiaries to third parties, with details as follows:
2010
2009
Guaranteed Secured Notes, US$ 142,7 juta tahun 2010 dan 2009, setelah dikurangi biaya diskonto dan emisi pinjaman belum diamortisasi Obligasi yang Dijamin dan Bersifat Senior
1.271.552 1.245.604
1.311.368 -
Guaranteed Secured Notes, US$ 142.7 million in 2010 and 2009, net of unamortized discount and bonds issuance costs Senior Secured Guaranteed Notes
Jumlah
2.517.156
1.311.368
Total
- 58 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
189
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Guaranteed Secured Notes
Guaranteed Secured Notes
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V., anak perusahaan, menerbitkan Guaranteed Secured Notes (Notes) sejumlah US$ 168 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Notes ini tercatat di Bursa Efek Singapura.
On September 12, 2006, MNC B.V., a subsidiary, issued Guaranteed Secured Notes (the Notes) amounting to US$ 168 million, due on September 12, 2011. The Notes are listed at the Singapore Stock Exchange.
Nilai wajar hutang obligasi ini pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 1.242.774 juta.
As of December 31, 2010 the fair value of these bonds amounted to Rp 1,242,774 million.
Dalam rangka penerbitan Notes ini, DB Trustees (Hong Kong) Limited bertindak sebagai Trustee dan Security Trustee. Notes ini ditawarkan pada 98,126% dari nilai nominal dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,75% per tahun. Bunga Notes dibayarkan setiap tanggal 12 Maret dan 12 September dimulai sejak 12 Maret 2007. Notes ini jatuh tempo 12 September 2011 dengan opsi beli 35% dari jumlah Notes, setiap saat sebelum tanggal 12 September 2009 dengan harga 110,75% dari nilai nominal ditambah bunga terhutang. MNC B.V. dapat membeli kembali seluruh atau sebagian Notes tersebut sebelum jatuh tempo dengan harga 100% nilai nominal ditambah dengan premi tertentu dan bunga terhutang sampai dengan tanggal pembelian kembali. MNC B.V. akan membeli kembali Notes dengan nilai nominal sebesar US$ 25 juta dengan harga 101% dari nilai nominal, apabila MNC gagal meningkatkan kepemilikan saham pada CTPI menjadi 100% sebelum atau pada tanggal 12 Juni 2007.
In relation to the issuance of the Notes, DB Trustees (Hong Kong) Limited acted as Trustee and Security Trustee. The Notes were offered at 98.126% of face value with fixed interest rate of 10.75% per annum. The interest on the Notes is payable on March 12 and September 12 of each year, beginning on March 12, 2007. The Notes will mature on September 12, 2011, with purchase option up to 35% of the total face value of the Notes at anytime before September 12, 2009 at redemption price of 110.75% of face value plus interest payable. MNC B.V. can redeem some or all of the Notes before maturity date at redemption price of 100% of par value plus premium and interest payable as of the date of redemption. MNC B.V. will redeem US$ 25 million in principal amount of the Notes at redemption price equal to 101% of such amount if MNC fails to increase its equity interest in CTPI to 100% on or prior to June 12, 2007.
Notes ini dijamin oleh MNC dan anak perusahaan, yaitu, RCTI, CTPI, GIB, MNI, MNIG dan MNCN (Penjamin). Notes ini akan dijaminkan dengan (i) seluruh saham yang dimiliki oleh setiap Penjamin, sekitar 75% saham beredar RCTI dan CTPI; (ii) pengalihan hak atas pinjaman antar perusahaan yang diberikan oleh MNC B.V. kepada MNC, RCTI dan CTPI; (iii) pengalihan hak atas bank yang dibatasi penggunaannya (escrow) sejumlah US$ 25 juta; dan (iv) pengalihan hak atas rekening bank MNC B.V. di Belanda. Sebagai tambahan, masing-masing sisa 25% saham RCTI dan 25% saham CTPI akan dijadikan jaminan pada saat MNC mengakuisisi tambahan 25% saham CTPI, serta 25% saham RCTI yang saat ini dijaminkan untuk obligasi RCTI, pada saat saham tersebut tidak dijaminkan lagi untuk obligasi yang diterbitkan RCTI.
The Notes are guaranteed by MNC and its subsidiaries, which are RCTI, CTPI, GIB, MNI, MNIG and MNCN (Guarantors). The Notes will be secured initially by (i) pledge over all shares of each of the Guarantors, approximately 75% of the outstanding shares of RCTI and CTPI; (ii) an assignment by MNC B.V. of its interests and rights under the intercompany loans extended by MNC B.V. to MNC, RCTI and CTPI; (iii) bank escrow of US$ 25 million; and (iv) assignment of rights in a Dutch bank account of MNC B.V. Additionally, 25% of the outstanding shares of CTPI shall be pledged when MNC will acquires such remaining stock of CTPI, and the remaining 25% of the outstanding shares of RCTI which are currently pledged to secure RCTI’s local bond obligations shall also be used as guarantee once the pledge over such shares is no longer prohibited by the terms of the RCTI bonds.
Dana tersebut digunakan untuk pelunasan pinjaman RCTI kepada Deutsche Bank, Cabang Hong Kong sebesar US$ 78 juta; pelunasan awal obligasi RCTI sebesar US$ 18 juta; pembayaran hutang CTPI kepada pihak ketiga sebesar US$18 juta, dana untuk tambahan akuisisi 25% saham CTPI sebesar US$ 25 juta serta untuk modal kerja dan pengeluaran lainnya.
The proceeds were used to pay RCTI’s loan from Deutsche Bank, Hong Kong Branch amounting to US$ 78 million; early redemption of RCTI’s bonds amounting to US$ 18 million; payment of CTPI’s payable to third parties amounting to US$ 18 million; fund for additional acquisition cost of 25% share interest in CTPI amounting to US$ 25 million; and also for working capital purposes and other expenditures. - 59 -
190
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Dalam tiga bulan setelah tanggal penerbitan awal, MNC belum meningkatkan kepemilikan saham di CTPI. Pada bulan Juni 2007, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 25 juta dengan dana rekening bank yang dibatasi penggunaannya (escrow) di Deutsche Bank. Dengan dibelinya kembali Notes tersebut, bank yang dibatasi penggunaannya (escrow) dibebaskan sebagai jaminan.
MNC had not increased its equity interest in CTPI’s shares within three months of the original issue date. In June 2007, MNC redeemed the Notes of US$ 25 million, using the fund in a bank escrow account in Deutsche Bank. Upon redemption of the said Notes, the bank escrow account was released as collateral.
Pada bulan Pebruari 2009, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 300.000.
In February 2009, MNC reedemed the Notes of US$ 300,000.
Biaya yang berhubungan dengan penerbitan Notes sebesar US$ 11.560.204, termasuk diskonto sebesar US$ 3.148.320 dicatat sebagai diskonto dan biaya emisi pinjaman serta diamortisasi secara garis lurus selama periode Notes, periode sebelum 2010 dan dengan metode suku bunga efektif.
The costs incurred in relation to the issuance of the Notes amounting to US$ 11,560,204, including discount of US$ 3,148,320, were recorded as discount and debt issuance cost and amortized using unamortized discount and debt issuance cost are recorded as deduction from the Notes’ face value the effective interest method.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Notes ini telah memperoleh hasil pemeringkatan yaitu ”B+” dari Standard and Poor’s Rating Group.
As of December 31, 2010 and 2009, the Notes obtained a bond rating of “B+” from Standard and Poor’s Rating Group.
Obligasi yang Dijamin dan Bersifat Senior
Senior Secured Guaranteed Notes
Pada tanggal 16 Nopember 2010, anak perusahaan, Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH), menerbitkan obligasi yang dijamin dan bersifat senior sebesar US$ 165 juta. Obligasi ini ditawarkan pada 100.00% dari nilai nominal dengan tingkat bunga tetap 12,75% per tahun yang dibayar setiap 6 (enam) bulan di muka mulai 16 Mei 2011 dan selanjutnya 16 Nopember 2011. Obligasi ini berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 16 Nopember 2015. Obligasi ini tercatat di The Singapore Exchange Securities Trading Limited. Obligasi ini dijamin oleh MNCSV, Aerospace Satellite Corporation B.V., anak perusahaan, dan PT Media Citra Indostar. Jaminan tersebut tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan.
On November 16, 2010, the Company’s subsidiary, Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH), issued Senior Secured Guaranteed Notes amounting to US$ 165 million. These notes were issued at 100.00% of face value with fixed interest at 12.75% per annum payable every six (6) months in arrears commencing on May 16, 2011 and November 16, 2011 for the next payment. The notes have a term of five years and are due on November 16, 2015. The notes were offered at 100.00% of the nominal value and are listed on the Singapore Exchange Securities Trading Limited. The notes payable are unconditionally and irrecoverably guaranteed by MNCSV, Aerospace Satellite Corporation B.V., a subsidiary, and PT Media Citra Indostar.
Dana dari penerbitan obligasi ini digunakan untuk melunasi hutang kepada Perusahaan dan sisanya untuk belanja modal dan keperluan umum lainnya.
The proceeds from the notes issuance was used to repay in full certain loan facilities owed by the Company and the remaining amount for capital expenditures and general corporate purposes.
Sejumlah US$ 90,8 juta dari penerimaan kotor obligasi akan dimasukkan dalam escrow sambil menunggu MNCSV mendapatkan persetujuan yang dibutuhkan sehubungan pembelian satelit. Pada tanggal 1 Desember 2010 MNCSV telah mendapatkan persetujuan yang dibutuhkan, sehingga sejumlah US$ 90,8 juta telah digunakan untuk pembayaran pembelian satelit (Catatan 40d).
An amount equal to US$ 90.8 million from the gross proceeds of the notes will be held in escrow pending the receipt by MNCSV of all relevant approvals required in connection with the purchase of the satellite transponder. On December 1, 2010, MNCSV obtained all the necessary approvals, therefore the amount of US$ 90.8 million was released for payment of the satellite (Note 40d).
- 60 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
191
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Obligasi ini telah memperoleh hasil pemeringkatan “B” dari Standard and Poor’s Rating Services dan “B2” dari Moody’s Investor Services Inc.
The notes obtained a bond rating of “B” from Standard and Poor’s Rating Services and “B2” from Moody’s Investor Services Inc.
ASCH dapat membeli kembali seluruh obligasi tersebut setiap saat sebelum tanggal 16 Nopember 2013 dengan harga 100% nilai nominal dengan premi tertentu dan bunga terhutang sampai dengan tanggal pembelian kembali. ASCH akan mengumumkan pemberitahuan pembelian kembali seluruh obligasi tidak kurang dari tiga puluh (30) hari kalender dan tidak lebih dari enam puluh (60) hari kalender.
At any time prior to November 16, 2013, ASCH may at its option redeem the notes, in whole but not in part, at a redemption price equal to 100% of the principal amount of the notes plus the applicable premium as of the redemption date, and accrued and unpaid interest, if any, to the redemption date. ASCH will give not less than thirty (30) calendar days nor more than sixty (60) calendar days notice of any redemption.
Selain itu, ASCH dapat membeli kembali maksimal sebanyak 35% dari nilai pokok awal obligasi tersebut setiap saat setelah tanggal 16 Nopember 2013 dengan harga (dinyatakan dalam persentase jumlah pokok obligasi) 112,75% ditambah beban bunga yang masih harus dibayar pada saat pembelian kembali obligasi tersebut, di mana pembelian kembali ini dilakukan dengan menggunakan uang yang diperoleh dari qualified IPO.
At any time subsequent to November 16, 2013, ASCH may at its option on one or more occasions redeem notes in an aggregate principal amount not to exceed 35% of the aggregate principal amount of the notes originally issued with the net cash proceeds from a qualified IPO at a redemption price (expressed as a percentage of principal amount) of 112.75%, plus accrued and unpaid interest to the redemption date.
Pada tanggal penerbitan obligasi, ASCH akan menaruh sejumlah uang pada rekening yang dibatasi penggunaannya sebesar jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran bunga yang jatuh tempo pada tanggal pembayaran bunga berikutnya. ASCH, untuk kepentingan pemegang obligasi, akan membebankan kepada trustee bunga cadangan dengan tarif tetap atau mengambang dalam rangka melindungi kewajiban penerbit obligasi.
On the original issue date, ASCH will deposit into the interest reserve account an amount equal to the amount of the interest payment due on the next interest payment date of the notes. ASCH, for the benefit of the holders of the notes, will charge to the trustee the interest reserve account by way of a fixed and floating charge in order to secure the obligations of the issuer under the notes and the indenture.
ASCH harus mempertahankan agar rekening yang dibatasi penggunaannya memiliki saldo minimum sama dengan jumlah cadangan bunga sampai dengan obligasi dibayar seluruhnya. Pada setiap tanggal pembayaran bunga, dana dari rekening yang dibatasi penggunaannya dapat ditarik untuk pembayaran bunga yang telah jatuh tempo. Dalam waktu dua (2) hari kerja setelah tanggal pembayaran bunga, ASCH atau MNCSV akan menaruh kembali sejumlah uang pada rekening yang dibatasi penggunaannya untuk mempertahankan saldo minimum jumlah cadangan bunga. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo rekening yang dibatasi penggunaannya adalah sebesar US$ 10.518.750 setara dengan Rp 94.574 juta, yang tercatat sebagai “rekening bank yang dibatasi penggunaannya” pada neraca konsolidasi.
ASCH shall maintain a minimum balance equal to the interest reserve amount in the interest reserve account until the notes have been repaid in full. On each interest payment date, funds from the interest reserve account may be withdrawn for the payment of interest due on the notes. Within two (2) business days immediately following each interest payment date, ASCH or the Company will deposit in the interest reserve account funds in an amount sufficient to restore MNCSV on deposit in the interest reserve fund to at least the interest reserve amount. The balance of such interest fund as of December 31, 2010 amounted to US$ 10,518,750 or equivalent to Rp 94,574 million and is shown as “Restricted Cash in Bank” in the consolidated balance sheet.
Total biaya perolehan pinjaman adalah sebesar US$ 6.455.798 dan disajikan bersih dengan hutangnya serta diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Total debt issuance cost amounted to US$ 6,455,798 and included in the carrying amount of the notes and amortized using the effective interest method.
- 61 -
192
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
21. KEWAJIBAN TIDAK LANCAR LAIN-LAIN
21. OTHER NONCURRENT LIABILITIES
2010
2009
Kewajiban imbalan pasca kerja (Catatan 35) Uang jaminan pelanggan Lain-lain
111.353 20.412 14.968
111.672 21.221 1.572
Post-employment benefits obligation (Note 35) Customers' guarantee deposits Others
Jumlah
146.733
134.465
Total
22. HAK MINORITAS
22. MINORITY INTERESTS Hak minoritas atas aset bersih/ Minority interest in net assets 2010 2009
Hak minoritas atas (laba) rugi bersih/ Minority interest in net (income) loss 2010 2009
MNC dan anak perusahaan MNCSV Infokom dan anak perusahaan
832.998 -
1.819.408 365.586 347
(271.647) -
(122.271) MNC and its subsidiaries (52.073) MNCSV 90 Infokom and its subsidiaries
Jumlah
832.998
2.185.341
(271.647)
(174.254) Total
23. CAPITAL STOCK
23. MODAL SAHAM
Nama pemegang saham PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah
Nama pemegang saham PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah
Jumlah saham/ Number of shares
2010 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital stock
7.111.938.500 1.694.459.340 851.651.000 716.615.110
51,65% 12,31% 6,18% 5,20%
711.194 169.446 85.165 71.662
3.395.550.600
24,66%
339.554
13.770.214.550
100,00%
1.377.021
Jumlah saham/ Number of shares
2009 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 51,29% 12,92% 6,19% 5,22%
705.888 177.866 85.165 71.862
3.355.099.100
24,38%
335.509
13.762.899.550
100,00%
1.376.290
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
193
PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Public and cooperatives (below 5% each) Total
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital stock
7.058.875.000 1.778.659.340 851.651.000 718.615.110
- 62 -
Name of stockholders
Name of stockholders PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Public and cooperatives (below 5% each) Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perubahan modal saham Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 berasal dari pelaksanaan opsi saham oleh karyawan (Catatan 37).
Changes in the Company’s capital stock in 2010 and 2009 resulted from the exercise of the employee stock options (Note 37).
Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 202.771.000 saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor dengan biaya perolehan sebesar Rp 73.700 juta.
In 2010, the Company repurchased 202,771,000 shares or 15% of its issued and paid-up capital with acquisition cost of Rp 73,700 million.
Pada tahun 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 25.933.500 saham atau 0,19% dari modal ditempatkan dan disetor dengan biaya perolehan sebesar Rp 6.442 juta.
In 2009, the Company repurchased 25,933,500 shares or 0.19% of its issued and paid-up capital with acquisition cost of Rp 6,442 million.
24. AGIO SAHAM
24. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Akun ini merupakan agio saham yang berasal dari:
Penerbitan saham baru tanpa HMETD tahun 2007 Penawaran umum terbatas saham Tahun 2004 Tahun 1995 Konversi obligasi menjadi saham pada tahun 1994 Pelaksanaan opsi saham karyawan Pembagian saham bonus tahun 2006 Jumlah
This account represents additional paid-in capital from:
2010
2009
760.334
760.334
533.956 150.000
533.956 150.000
25.875
25.875
49.988 (649.507)
48.891 (649.507)
870.646
869.549
25. MODAL SUMBANGAN
Issuance of new shares without pre-emptive rights in 2007 Limited offering of shares In 2004 In 1995 Conversion of bonds into shares in 1994 Exercise of the employee stock options Distribution of bonus shares in 2006 Total
25. DONATED CAPITAL
Akun ini merupakan modal sumbangan yang diterima dari Sankyu International Co. Ltd. pada tahun 1987 sebesar Rp 410 juta.
This account represents Rp 410 million donation received from Sankyu International Co. Ltd. in 1987.
26. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN
26. DIFFERENCE DUE TO CHANGE IN EQUITY OF SUBSIDIARY
Merupakan selisih transaksi perubahan ekuitas MNC.
Represent difference due to change in equity of MNC. 27. REVENUES - NET
27. PENDAPATAN USAHA – BERSIH
2010
2009
Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lainnya
4.783.234 1.411.850 102.020 29.410
3.857.351 1.054.887 121.370 1.297
Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Others
Pendapatan bersih
6.326.514
5.034.905
Net revenues
- 63 -
194
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
28. BEBAN LANGSUNG
28. DIRECT COSTS
2010
2009
Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur
2.373.774 694.805 92.926
2.140.630 450.481 46.814
Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure
Jumlah
3.161.505
2.637.925
Total
29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Gaji dan tunjangan Iklan dan pemasaran Biaya teknis - vision I Listrik, air dan telepon Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Jasa profesional Pengangkutan dan perjalanan Pajak dan perizinan Imbalan pasca kerja Beban piutang ragu-ragu Asuransi Beban kantor Lain-lain Jumlah
29. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES
2010
2009
487.363 152.160 113.524 61.586 56.062 47.499 45.427 38.743 24.568 18.744 10.071 7.082 1.733 114.683
512.755 220.282 74.477 53.002 49.812 59.686 44.277 52.349 17.780 34.447 6.881 8.150 37.197 95.778
1.179.245
1.266.873
30. PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Salaries and allowances Advertising and marketing Technical cost - vision I Electricity, water and telephone Repairs and maintenance Rent Professional fees Freight and transportation Taxes and licenses Post-employment benefits Provision for doubtful accounts Insurance Office expense Others Total
30. DEPRECIATION AND AMORTIZATION
2010
2009
Penyusutan Amortisasi
427.082 78.799
394.617 25.585
Depreciation Amortization
Jumlah
505.881
420.202
Total
31. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
31. INTEREST AND FINANCIAL CHARGES
2010
2009
Beban bunga Amortisasi biaya pinjaman Arrangement fee dan premi swap Lain-lain
281.278 12.429 18.918 19.763
295.028 12.469 34.346 -
Interest expenses Amortization of debt issuance cost Arrangement fee and swap premium Others
Jumlah
332.388
341.843
Total
- 64 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
195
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
32. PAJAK PENGHASILAN
32. INCOME TAX
Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
Expense of the Company and its subsidiaries consists of the following:
2010
2009
Pajak kini - Anak perusahaan Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
(89.648)
(183.604)
(1.226) (254.213)
(6.705) (69.113)
Beban pajak - bersih
(345.087)
(259.422)
Current tax - Subsidiaries Deferred tax The Company Subsidiaries Tax expense - net
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of income and fiscal loss of the Company is as follows:
2010 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba anak perusahaan sebelum pajak penghasilan
2009 Income before tax per consolidated statements of income
1.195.599
590.884
(1.239.069)
(762.201)
Income before tax of subsidiaries
(43.470)
(171.317)
82 1.290 553 161
1.871 271 352 834 2.438 60.391
Loss before tax of the Company Nondeductible expenses (nontaxable income) Post-employment benefits Rental Property and equipment Donations and contributions Amortization of debt issuance cost Goodwill amortization
(2.943) 49.231
114.650 (17.524)
Loss (gain) on sale of investments Others
Laba (rugi) fiskal Perusahaan Rugi fiskal tahun sebelumnya
4.904 (215.742)
(8.034) (207.708)
Fiscal gain (loss) of the Company Prior year's fiscal loss carryforward
Akumulasi rugi fiskal Perusahaan
(210.838)
(215.742)
Accumulated fiscal loss carryforward
Rugi sebelum pajak Perusahaan Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Imbalan pasca kerja Sewa Aset tetap Sumbangan dan kontribusi Amortisasi biaya emisi pinjaman Amortisasi goodwill Kerugian (keuntungan) penjualan investasi Lainnya
-
- 65 -
196
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang pajak penghasilan (PPh) badan merupakan hutang PPh badan anak perusahaan. Perusahaan mengalami rugi fiskal sehingga tidak ada taksiran pajak penghasilan.
On December 31, 2010 and 2009, income tax payable represents the subsidiaries’ income tax payable. The Company was in fiscal loss position, therefore, no provision for corporate income tax was made.
Pada tanggal 27 April 2010, MNI memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan sebesar Rp 905 juta dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN, PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 dan PPh pasal 4(2) dengan jumlah Rp 133 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006 sebesar Rp 780 juta.
On April 27, 2010, MNI received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for corporate income tax amounting to Rp 905 million, and Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Value Added Tax (VAT) and income tax article 21, 23 and 24(2) totalling Rp 133 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006 amounted to Rp 780 million.
Pada tanggal 27 Maret 2009, MNI memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan untuk tahun buku 2007 sebesar Rp 686 juta dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 dengan jumlah Rp 123 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006. Pada tanggal 31 Agustus 2009, MNI mengajukan permohonan banding atas SKPKB PPN tahun 2006 sebesar Rp 1.885 juta dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, MNI belum menerima keputusan apapun yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
On March 27, 2009, MNI received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for corporate income tax for the year 2007 amounting to Rp 686 million, and Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Value Added Tax (VAT) and income tax article 21 and 23 totalling Rp 123 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006. On August 31, 2009, MNI filed an appeal letter on SKPKB Value Added Tax of 2006 amounting to Rp 1,885 million and as of the issuance date of these consolidated financial statements, MNI has not yet received any decision from the Tax Service Office.
Pada tahun 2010, RCTI menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) sehubungan dengan pajak penghasilan pasal 21, 26, 23, 4(2) dan pajak penghasilan badan untuk tahun 2008.
In 2010, RCTI received Tax Assessment Letter (SKP) pertaining to income tax article 21, 26, 23, 4(2) and value added tax and corporate income tax for fiscal year 2008.
Pada bulan April 2010, CTPI menerima Surat Ketetapan Pajak untuk semua jenis pajak tahun 2008, dengan jumlah pajak kurang bayar sebesar Rp 16.027 juta. CTPI telah mengajukan keberatan atas kewajiban pajak tersebut dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi keberatan masih dalam proses.
On April 2010, CTPI received Tax Assessment Letter covering all 2008 taxes, with total underpayment of Rp 16,027 million. CTPI filed an Objection Letter and as of the issuance date of these consolidated financial statements, the objection is still in process.
Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia MNC Sky Vision melaporkan dan menyetorkan pajaknya berdasarkan sistem self assessment – Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah pajak tersebut dalam waktu 10 tahun sejak saat terhutang pajak.
Under the taxation laws of Indonesia, MNC Sky Vision submits tax returns on the basis of self assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within 10 years after the tax becomes due.
- 66 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
197
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Beban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Deferred tax expense of the Company and its subsidiaries are as follows:
2010
2009
Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
(1.226) (254.213)
(6.705) (69.113)
Deferred tax The Company Subsidiaries
Beban pajak tangguhan -bersih
(255.439)
(75.818)
Deferred tax expense - net
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan merupakan jumlah bersih setelah diperhitungkan dengan kewajiban pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax assets after deducting the deferred tax liabilities of the same business entity as follows:
2010
2009
Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Anak perusahaan Akumulasi rugi fiskal Aset tetap Kewajiban imbalan pasca kerja Piutang Persediaan Amortisasi biaya pinjaman Lainnya
52.710
53.935
9.727 8.632 13.368 10.125 (560) (1.645)
30.082 6.998 10.140 2.211 320 (1.010) 13.056
Aset pajak tangguhan - bersih
92.357
115.732
The Company Accumulated fiscal losses Subsidiaries Accumulated fiscal losses Property and equipment Post-employment benefits obligation Accounts receivable Inventory Amortization of borrowing cost Others Deferred tax assets - net
Kewajiban Pajak Tangguhan
Deferred Tax Liabilities
Akun ini merupakan kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan setelah diperhitungkan dengan aset pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax liabilities of subsidiaries after deducting the deferred tax asset of the same business entity as follows:
2010
2009
Anak perusahaan Kewajiban imbalan pasca kerja Aset tetap Amortisasi biaya pinjaman Persediaan Piutang Lainnya
14.274 (102.225) (2.076) 323 5.900 (36.319)
13.253 (87.820) (4.224) 323 4.249 (2.582)
Subsidiaries Post-employment benefits obligation Property and equipment Amortization of borrowing cost Inventory Receivable Others
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
(120.123)
(76.801)
Deferred tax liabilities - net
- 67 -
198
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi fiskal masing-masing sebesar Rp 62.437 juta dan Rp 84.017 juta karena manajemen memperkirakan bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat digunakan melalui kompensasi laba kena pajak di masa datang.
As of December 31, 2010 and 2009, the Company and subsidiaries recognized deferred tax asset on accumulated fiscal losses amounting to Rp 62,437 million and Rp 84,017 million, respectively, since the management expect that the deferred tax asset can be utilized against income tax in the future periods.
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti UU Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan Kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.
Based on Law No. 36 year 2008 on Income Taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective from January 1, 2010. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the net tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rate to income (loss) before tax of the per statements of income is as follows:
2010 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi
2009 Income before tax per consolidated statements of income
1.195.599
590.884
(1.239.069)
(762.201)
Income before tax of subsidiaries
Rugi sebelum pajak penghasilan Perusahaan
(43.470)
(171.317)
Loss before tax of the Company
Manfaat pajak sesuai tarif pajak yang berlaku
(10.868)
(49.622)
12.094
47.616
Laba sebelum pajak anak perusahaan
Dampak pajak atas beban yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Penyesuaian saldo pajak tangguhan sehubungan dengan pembetulan rugi fiskal tahun sebelumnya
-
8.711
Benefit at effective tax rate Tax effect of nondeductible expenses Adjustment on deferred tax balance due to correction of prior year fiscal loss
Jumlah beban pajak Perusahaan Beban pajak anak perusahaan
1.226 343.861
6.705 252.717
Total tax expense of the Company Tax expense of subsidiaries
Jumlah beban pajak
345.087
259.422
Total tax expense
33. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
33. CASH DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 308 dated April 27, 2010 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2009 amounting to Rp 5 per share and the appropriation of general reserve amounting to Rp 1,000 million.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 308 tanggal 27 April 2010 dari notaris Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 5 per saham dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1.000 juta. - 68 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
199
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 153 tanggal 18 Juni 2009 dari notaris Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 3,5 per saham.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 153 dated June 18, 2009 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2008 amounting to Rp 3.5 per share.
34. LABA PER SAHAM
34. EARNINGS PER SHARE
Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian didasarkan pada data berikut:
The calculations of the basic and diluted earnings per share are based on the following data:
Laba
Earnings
Laba bersih tahun berjalan
2010
2009
578.865
157.208
Net income for the year
Lembar saham
Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar dan dilusian adalah sebagai berikut:
The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of basic and diluted earnings per share were as follows:
Saldo awal tahun Rata-rata tertimbang saham yang diterbitkan melalui opsi saham karyawan Rata-rata tertimbang saham diperoleh kembali Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dasar Jumlah saham bersifat dilusi dari opsi saham karyawan Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dilusian
2010
2009
13.800.606.124
13.757.104.550
3.893.055
2.670.191
(167.898.646)
(3.634.422)
13.636.600.533
13.756.140.319
9.263.760
9.610.962
13.645.864.293
13.765.751.281
35. IMBALAN PASCA KERJA
Beginning balance Weighted average number of shares issued through the employee stock option Weighted average number of treasury stock Total weighted average number of shares for the purpose of basic earnings per share Number of dilutive potential share from employee stock options Total weighted average number of shares outstanding for the purpose of diluted earnings per share
35. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Selain itu, Perusahaan juga memberikan imbalan pasca kerja lainnya kepada karyawan yang sudah bekerja untuk jangka waktu tertentu, sebagaimana tercantum pada Kontrak Kerja Bersama.
The Company provides post-employment benefits for its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. In addition the Company also provided long-term benefits for employees attaining certain number of year of services as stated in the Labor Agreement.
- 69 -
200
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Program Pensiun Imbalan Pasti
Defined Benefit Pension
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan pasca kerja berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (Danapera) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996. Pendiri Danapera adalah Perusahaan, dan anak perusahaan merupakan mitra pendiri. Pendanaan program pensiun berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan masing-masing sebesar 9,75% dan 4% dari penghasilan dasar karyawan.
The Company and certain subsidiaries established a defined benefit pension plan covering all their permanent employees. The plan provides pension benefits based on years of service and salaries of the employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (Danapera) which deed of establishment had been approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. 382/KM.17/1996 dated October 15, 1996. Danapera’s founders are the Company, with the subsidiaries as cofounders. Pension plan is funded by contributions from both employer and employee at the rate of 9.75% and 4%, respectively of the employees’s basic salary.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
Amounts charged to consolidated statements of income with respect to the pension plan is as follows:
Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih Hasil yang diharapkan dari aset program Penyesuaian atas aset yang dibatasi penggunaannya Jumlah
2010
2009
10.857 11.762 15.631 (31.137)
8.214 13.244 8.300 (26.053)
4.417
4.806
Current service cost Interest cost Net actuarial losses Expected return on plan asset Adjustment for restriction on plan assets
11.530
8.511
Total
Saldo yang termasuk dalam neraca konsolidasi yang sesuai dengan program pensiun adalah sebagai berikut:
The amounts included in the consolidated balance sheets in respect of the pension plan is as follows:
2010 Nilai kini kewajiban program pensiun Keuntungan aktuarial belum diakui Aset yang tidak diakui Nilai wajar aset program Aset bersih program pensiun
2009
155.498 (15.190) 57.730 (213.228)
70.144 (9.612) 28.941 (110.352)
(15.190)
(20.879)
- 70 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
201
Present value of pension program obligation Recognized actuarial gain Unrecognized asset Fair value on plan assets Net pension plan assets
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Mutasi aset bersih program pensiun di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Movement in the net asset of pension plan recognized in the consolidated balance sheets are as follows:
2010
2009
Saldo awal tahun Iuran dibayar tahun berjalan Beban pensiun tahun berjalan
(20.879) (9.989) 11.530
(20.979) (8.411) 8.511
Beginning of the year Contribution paid in the current year Amount charged to income
Aset bersih
(19.338)
(20.879)
Net asset
Program pensiun imbalan pasti dihitung oleh PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT. Eldridge Gunaprima Solution, aktuaris independen, dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:
Umur pensiun normal Tabel mortalita Tingkat kenaikan gaji dasar pensiun per tahun Tingkat diskonto per tahun
The defined benefit pension plan is calculated by PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo and PT. Eldridge Gunaprima Solution, independent actuaries, based on the following key assumptions:
55 tahun/years Commissioners Standard Ordinary (CSO) - 1980 5%-10% tahun/in 2010 dan/and 7% - 8% tahun/in 2009 8,1% -11% tahun/in 2010 dan/and 10% tahun/in 2010
Normal pension age Mortality table Salary increment rate per annum Discount rate per annum
Imbalan Pasca Kerja Lain
Other Post-Employment Benefits
Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali RCTI, juga menghitung dan membukukan estimasi imbalan pasca kerja untuk seluruh karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 yang berlaku.
The Company and subsidiaries, except for RCTI also calculates and records estimated postemployment benefits for all of its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003.
RCTI mengakui tambahan kewajiban imbalan pasca kerja selain program pensiun, sesuai kebijakannya berupa kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan program pensiun dengan imbalan berdasarkan kebijakan RCTI.
RCTI recognized the cost of providing other postemployment benefits in accordance with its policy such as shortage of benefits provided by the pension plan against the benefits based on RCTI’s policy.
Beban imbalan pasca-kerja lain dan imbalan kerja panjang lainnya yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah:
Amounts recognized in the consolidated statements of income with charged respect to other post-employment benefits and other longterm benefits are as follows:
2010 Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Biaya pemutusan Keuntungan aktuarial bersih Jumlah
2009
18.358 10.436 (4) 2.039 (23.964)
17.303 9.083 892 941 (418)
Current service cost Interest costs Past service cost Termination cost Net actuarial gains
6.865
27.801
Total
- 71 -
202
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Kewajiban sehubungan dengan imbalan pasca kerja lain adalah sebagai berikut:
Obligations with respect to other employment benefits are as follows:
post-
2010
2009
Nilai kini kewajiban tanpa pendanaan Kerugian aktuarial belum diakui Biaya jasa lalu belum diakui
117.025 (7.509) 1.837
117.309 (10.939) 5.302
Present value of unfunded obligations Unrecognized actuarial losses Unrecognized past service cost
Kewajiban - Bersih
111.353
111.672
Net Liabilities
Mutasi kewajiban bersih dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Movements in the net liabilities recognized in the consolidated balance sheets are as follows:
2010
2009
Saldo awal tahun Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan
111.672 (7.184) 6.865
Saldo akhir tahun
111.353
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT. Eldridge Gunaprima Solution. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat mortalitas Umur pensiun normal
111.672
Beginning of the year Benefits payment Amount charged to income End of year
The cost of providing post-employment benefits is calculated by independent actuaries, PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo and PT. Eldridge Gunaprima Solution. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
7% - 10,5% tahun/in 2010 dan/and 9% - 12% tahun/in 2009 5% - 10% tahun/in 2010 dan/and 5% - 10% tahun/in 2009 CSO - 1980 55 tahun/years
Perusahaan dan anak perusahaan memberikan imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk cuti besar untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 114.237 juta dan Rp 167.613 juta. Imbalan kerja jangka panjang lainnya didasarkan pada masa kerja.
Discount rate per annum Future salary increment rate per annum Mortality rate Normal pension age
The Company and its subsidiaries provide other long-term benefits such as grand leaves amounting to Rp 114,237 million and Rp 167,613 million in 2010 and 2009, respectively. Other long-term benefit was determined based on years of service.
- 72 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
90.539 (6.668) 27.801
203
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
36. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN
36. ACQUISITIONS OF SUBSIDIARIES
Pada tanggal 13 Januari 2010, LTON, anak perusahaan, telah membeli 50,01% saham Letang Game Ltd (Letang). Pembayaran secara tunai sebesar US$ 3,315 juta dilakukan pada saat dicapainya kesepakatan akuisisi dan sisanya akan dibayar pada tahun 2011 dan 2012, setelah mempertimbangkan kinerja Letang atas beberapa target keuangan dan operasional. Letang
On January 13, 2010, LTON, a subsidiary, has acquired 50.01% shares of Letang Game Ltd (Letang), with payment of US$ 3.315 million in cash upon the closing of the acquisition and the remainder to be paid in 2011 to 2012 after taking into account Letang’s performance on certain financial and operational milestones.
Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Aset lain-lain Kewajiban
7.782 712 22.283 (2.606)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
28.171
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
14.088 48.596
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
62.684
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui: Pembayaran tunai di tahun 2010 Hutang
30.331 32.353
Settlement of acquisition cost through: Cash payment in 2010 Payable
Jumlah biaya perolehan
62.684
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh Arus kas keluar bersih
(30.331) 539 (29.792)
Pada tanggal 17 Maret 2010, MIMEL bersamasama dengan LTON telah mengakuisisi 75% saham biasa Innoform Media Pte Ltd (Innoform), senilai S$ 9,75 juta. Bagian kepemilikan MIMEL adalah 25% dan LTON sebesar 50%. Pada Juni 2010, LTON menambah kepemilikan dengan 25% membeli saham baru yang diterbitkan oleh Innoform. Dengan demikian, kepemilikan MIMEL turun menjadi 12,5% dan LTON meningkat menjadi 75%.
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows On March 17, 2010, MIMEL jointly with LTON completed the acquisition of 75% of the shares of Innoform Media Pte Ltd ("Innoform), for a total amount of S$ 9.75 million. MIMEL was apportioned 25% ownership and LTON was assigned 50%. In June 2010, LTON increase ownership by 25% through purchase of new shares issued by Innoform. The MIMEL ownership decreased to 12.5% and LTON increase to 75%.
- 73 -
204
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Innoform Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Aset lain-lain Kewajiban
14.012 29.213 73.083 (55.058)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
61.250
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
38.282 26.269
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
64.551
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui pembayaran tunai di tahun 2010
64.551
Settlement of acquisition cost through cash payment in 2010
Jumlah biaya perolehan
64.551
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010 Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh
(64.551) 14.012
Arus kas keluar bersih
(50.539)
Pada tanggal 31 Agustus 2010, MNC bersama dengan MIMEL dan LTON telah mengakuisisi 100% saham PT. Linktone Indonesia (Linktone). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset Linktone.
Net cash outflow on the acquisition in 2010 Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows On August 31, 2010, MNC, MIMEL and LTON acquired 100% shares PT. Linktone Indonesia (Linktone). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of Linktone.
Linktone Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Aset lain-lain Kewajiban Nilai wajar aset bersih
39.600 3.459 59.993 (44.326) 58.726
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
58.726 174.361
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
233.087
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui pembayaran tunai di tahun 2010
233.087
Settlement of acquisition cost through cash payment in 2010
Jumlah biaya perolehan
233.087
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh Arus kas keluar bersih
(233.087) 3.245 (229.842)
- 74 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
205
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 12 September 2010, MNCN telah mengakuisisi 34,7% saham PT. Radio Cakra Awigra (RCA). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset RCA.
On September 12, 2010, MNCN acquired 34.7% ownership in PT. Radio Cakra Awigra (RCA). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of RCA.
RCA Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tidak lancar Kewajiban
2.510 1.390 (2.750)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Non current assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
1.150
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
399 1.101
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
1.500
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui: Pembayaran tunai di tahun 2010 Hutang
500 1.000
Settlement of acquisition cost through: Cash payment in 2010 Payable
Jumlah biaya perolehan
1.500
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh
(500) 128
Arus kas keluar bersih
(372)
Pada tanggal 15 Desember 2010, MNCN telah mengakuisisi 75% saham PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan merode pembelian berdasarkan nilai wajar aset RARH.
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows On December 15, 2010, MNCN acquired 75% shares PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of RARH.
RARH Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Kewajiban
5.385 21 (7.345)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Liabilities
Nilai wajar aset bersih
(1.939)
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
(1.454) 10.454
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
9.000
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui Pembayaran tunai di tahun 2010
9.000
Settlement of acquisition cost through Cash payment in 2010
Jumlah biaya perolehan
9.000
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh Arus kas keluar bersih
(9.000) 78 (8.922)
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows
- 75 -
206
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
37. PROGRAM OPSI SAHAM KARYAWAN
37. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 7 tanggal 7 Juni 2000 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP diberikan kepada karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan dalam 3 fase. Jumlah hak opsi sebanyak 38.839.000 atau 3,82% dari jumlah saham beredar Perusahaan dan dialokasikan dalam tiga tahap yaitu: Tahap A sebanyak 11.651.700 hak opsi; Tahap B dan C masing-masing sebanyak 13.593.650 hak opsi. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan. Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 28 tanggal 17 April 2001 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi sebesar Rp 1.330. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
Based on the Company’s extraordinary general meeting of stockholders, as stated in Deed No. 7 dated June 7, 2000, of Notary Imas Fatimah, SH, the stockholders approved the Employee Stock Option Plan (ESOP). The ESOP is granted to the key employees of the Company and its subsidiaries in three phases. The total option amounts to 38,839,000 or 3.82% of the total outstanding shares of the Company and is allocated to three plans: Plan A with 11,651,700 options; Plans B and C with 13,593,650 options each. Each option entitles the holder to purchase one (1) new share of the Company. Based on the Company’s extraordinary general meeting of the stockholders as stated in Deed No. 28 dated April 17, 2001, of Notary Imas Fatimah SH, the stockholders agreed on the exercise price of Rp 1,330. Such options are nontransferable and nontradable.
Berdasarkan Keputusan Direktur No. 001.Kep.Dir/ BC-CL/X/06 tanggal 6 Oktober 2006, para direktur Perusahaan menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 1.330 menjadi Rp 665 sehubungan dengan pelaksanaan pembagian saham bonus pada tahun 2006 (Catatan 27).
Based on Director’s Decision No. 001.Kep.Dir/BC-CL/X/06 dated October 6, 2006, the directors of the Company agreed to adjust the exercise price from Rp 1,330 to Rp 665 in relation to the distribution of stock bonus in 2006 (Note 27).
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 005-Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 tanggal 19 Juli 2007, Komite ESOP menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 665 menjadi Rp 133 dan melakukan penyesuaian atas jumlah hak ESOP sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nominal saham pada tahun 2007.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 005-Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 dated July 19, 2007, ESOP’s Committee agreed to adjust the exercise price from Rp 665 to Rp 133 and adjust the number of options in relation to stock spilt in 2007.
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 tanggal 18 Desember 2008, Komite ESOP menyetujui untuk memperpanjang batas akhir pelaksanaan ESOP semula tanggal 31 Desember 2008 menjadi tanggal 1 Juli 2010 yang kemudian diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 01-Kom ESOP/MCOM-HR/XII/10 tanggal 15 Desember 2010.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 dated December 18, 2008, ESOP’s committee agreed to extend the due date to exercise ESOP from December 31, 2008 to July 1, 2010 which is extended until December 31, 2011 based on ESOP’s Committee Decision No. 01-Kom ESOP/MCOM-HR/XII/10 dated December 15, 2010.
Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model the Black-Scholes Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of the option is estimated on the grant date using the Black-Scholes Option Pricing model. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
2010 Opsi gagal diperoleh Tingkat bunga bebas risiko Periode opsi Ketidakstabilan harga saham Dividen diharapkan
2009
0,00% 0,00% 5,570% 7,250% 3 tahun/years 3 tahun/years 45,51% 59,92% 1,38% 1,49% - 76 -
Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
207
Options forfeiture Risk-free interest rate Option period Expected stock price volatility Expected dividend
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Mutasi opsi yang beredar adalah sebagai berikut:
Changes in outstanding options are as follows:
Jumlah opsi/ Number of rights Opsi beredar 1 Januari 2009 Opsi dieksekusi selama tahun 2009
27.465.000 (5.795.000)
Outstanding options at January 1, 2009 Options exercised in 2009
Opsi beredar 31 Desember 2009 Opsi dieksekusi selama tahun 2010
21.670.000 (7.315.000)
Outstanding options at December 31, 2009 Options exercised in 2010
Opsi beredar 31 Desember 2010
14.355.000
Outstanding options at December 31, 2010
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, modal lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan opsi masing-masing sebesar Rp 3.241 juta dan Rp 2.545 juta. 38. SIFAT DAN ISTIMEWA
TRANSAKSI
As of December 31, 2010 and 2009, other capital in relation to options exercised amounted to Rp 3,241 million and Rp 2,545 million, respectively.
HUBUNGAN
38. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Hubungan Istimewa
Nature of Relationship
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) is the majority stockholder of the Company.
b.
Perusahaan merupakan pemegang saham mayoritas PT. MNC Sky Vision (MNCSV), PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
b.
The Company is the majority stockholder of PT. MNC Sky Vision (MNCSV), PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) and PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
c.
Perusahaan yang pemegang saham akhirnya atau saham mayoritas sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan adalah PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. MNC Asset Management (MNC AM) (d/h PT. Bhakti Asset Management (BAM)), PT. MNC Securities (d/h PT. Bhakti Securities (BSec)) dan PT MNC Finance (d/h PT. Bhakti Finance (Bfin)).
c.
Companies which have the same ultimate stockholder or majority stockholder with the Company’s are PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. MNC Asset Management (MNC AM) (formerly PT. Bhakti Asset Management (BAM)), PT. MNC Securities (formerly PT. Bhakti Securities (BSec)), and PT MNC Finance (formerly PT. Bhakti Finance (Bfin)).
d.
PT. Usaha Gedung Bimantara merupakan perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan.
d.
PT. Usaha Gedung Bimantara has the same mambers of managemenr as the Company.
e.
CMI merupakan pemegang saham mayoritas PT. Optima Media Dinamika (Optima).
e.
CMI is the majority stockholder PT. Optima Media Dinamika (Optima).
Pada tahun 2010 CMI telah melepas saham Optima, maka Optima bukan pihak hubungan istimewa dengan Perusahaan.
of
In 2010, CMI has released shares of Optima, thus, it is not considered a related party of the Company.
f.
MNI merupakan pemegang saham minoritas PT. Media Nusantara Press.
f.
MNI is the minority stockholder of PT. Media Nusantara Press.
g.
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang mempunyai pemegang saham yang sama dengan MNSCV adalah PT Datakom Asia.
g.
Related party which has the same stockholders of MNCSV is PT Datakom Asia.
- 77 -
208
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Transaksi dan saldo hubungan istimewa
Transactions and balances with related parties
a.
a.
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan istimewa, meliputi Penjualan/pembelian barang dan jasa, persewaan gedung dan transaksi, pembiayaan dengan pihak hubungan istimewa. Menurut manajemen transaksi tersebut dilakukan dengan tingkat bunga atau harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Perusahaan dan anak perusahaan juga melakukan penempatan dana investasi dan perolehan pinjaman dana dari pihak hubungan istimewa. Pada tanggal neraca, saldo aset dan kewajiban yang timbul atas transaksi usaha tersebut adalah sebagai berikut:
2010 Investasi jangka pendek Piutang usaha PT. Media Nusantara Press MNC Asset Management PT. Optima Media Dinamika Lainnya Jumlah Hutang usaha Usaha Gedung Bimantara PT. Media Nusantara Press Lainnya Jumlah b.
In the normal course of business, the Company and its subsidiaries entered into certain transactions with related parties, including sales and purchases of goods and services, office building rental, and financing transactions with related parties. Management believes that transactions are made at normal interest rates or prices, terms and conditions as those done with third parties. The Company and its subsidiaries also entered into placement of investments with and loans obtained from related parties. At balance sheet dates, assets and liabilities related to these transactions are as follows:
Catatan/ Notes
283.316
2009
5
674.032
6
22.616 134 3.205 25.955
16
2.594 2.356 3.756 8.706
Perusahaan dan anak perusahaan juga mempunyai transaksi lain dengan pihak hubungan istimewa yaitu:
b.
Short-term investments
20.844 34.397 8.167
Trade accounts receivable PT. Media Nusantara Press MNC Asset Management PT. Optima Media Dinamika Others
63.408
Total
7.307 6.823
Trade accounts payable Usaha Gedung Bimantara PT. Media Nusantara Press Others
14.130
Total
The Company and its subsidiaries also entered into other transactions with related parties among others, as follows:
Pemberian/penerimaan pinjaman dana tanpa bunga atas pembayaran lebih dahulu biaya Perusahaan dan anak perusahaan oleh pihak hubungan istimewa atau sebaliknya.
Obtaining/providing non-interest bearing loans arising from payments of expenses of the Company and its subsidiaries paid on their behalf by related parties or vice versa.
Transaksi dengan karyawan meliputi pemberian pinjaman tanpa bunga termasuk pinjaman perumahan.
Transactions with employees consisting of non-interest bearing loans including housing loans.
- 78 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
209
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
39. INFORMASI SEGMEN
39. SEGMENT INFORMATION
Untuk tujuan informasi segmen, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu media berbasis konten dan iklan, media berbasis pelanggan, media pendukung dan infrastruktur dan telekomunikasi.
Business segment information of the Company and its subsidiaries are presented based on assessment of risks and rewards of related services which are content and advertising based media, subscribers based media, media support and infrastructure and telecommunications.
Informasi segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
The segment information of the Company and its subsidiaries are as follows:
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN Pendapatan eksternal Pendapatan antar segment Pendapatan tidak dapat dialokasi
4.783.234 72.673 -
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
2010 Media pendukung dan infrastruktur/ Media support and infrastructure
1.411.850 -
Jumlah pendapatan
4.855.907
1.411.850
HASIL SEGMEN Beban usaha tidak dapat dialokasi Laba usaha Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Beban pajak Amortisasi goodwill
1.043.786
271.539
Eliminasi/ Elimination
102.020 75.235
(147.908)
177.255
(147.908)
-
-
(141.205)
-
SEGMENT RESULT Unallocated operating expenses Income from operations Gain on foreign exchange Interest income Interest expense and financial charges Others - net Equity in net income of associates Tax expense Goodwill amortization Income before minority interests Minority interests
850.512 (271.647) 578.865
127.761
(171.777)
Jumlah aset konsolidasi 2.579.540
2.169.947
131.932
(171.777)
5.544.107 7.415.835
Unallocated assets
4.709.642 35.563 4.745.205
166.002 79.798
250.827 -
-
Penyusutan dan amortisasi Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi Jumlah
4.199
-
Net income OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets
12.959.942
Jumlah kewajiban konsolidasi Penyusutan dan amortisasi Penyusutan Amortisasi
1.443.671
(93) (345.087) (96.296)
988.214
Unallocated revenues Total revenues
(332.388) 17.411
4.599.909
REVENUES External revenues Intersegment revenues
6.326.514
36.212 1.479.883 90.812 36.270
Laba bersih
KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasi
6.297.104 29.410
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
Jumlah/ Total
421.028 79.798 500.826 5.055 505.881
Total consolidated assets LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities Total consolidated liabilities Depreciation and amortization Depreciation Amortization Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
- 79 -
210
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN Pendapatan eksternal Pendapatan antar segment Pendapatan tidak dapat dialokasi Jumlah pendapatan HASIL SEGMEN
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued 2009
Media pendukung dan infrastruktur/ Media support and infrastructure
Eliminasi/ Elimination
Jumlah/ Total
3.857.351 66.494
1.054.887 12
121.370 57.415
(123.921)
5.033.608 -
REVENUES External revenues Intersegment revenues
3.923.845
1.054.899
178.785
(123.921)
1.297 5.034.905
Unallocated revenues Total revenues
628.016
131.535
4.687
-
764.238
Beban usaha tidak dapat
SEGMENT RESULT Unallocated operating
dialokasi
(54.333)
Laba usaha
709.905
Income from operations
Keuntungan kurs mata uang asing
374.447
Gain on foreign exchange
Penghasilan bunga
36.834
Beban bunga dan
expenses
Interest income Interest expense and
keuangan
(341.843)
Kerugian pelepasan investasi
(109.085)
Lain-lain - bersih
17.192
Bagian laba bersih
financial charges Loss on disposal of investment Others - net Equity in net income
perusahaan asosiasi
428
Beban pajak
(259.422)
Amortisasi goodwill
(96.994)
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas
331.462 (174.254)
Laba bersih
157.208
INFORMASI LAINNYA
of associates Tax expense Goodwill Income before minority interests Minority interests Net income OTHER INFORMATION
ASET
ASSETS
Aset segmen
7.640.147
2.188.032
543.576
(220.185)
10.151.570
Segment assets
Aset yang tidak dapat dialokasi
3.329.619
Jumlah aset konsolidasi
13.481.189
KEWAJIBAN Kewajiban segmen
Unallocated assets Total consolidated assets LIABILITIES
1.175.597
624.304
202.843
(220.185)
1.782.559
Segment liabilities
2.462.666
Unallocated liabilities
4.245.225
Total consolidated liabilities
Kewajiban yang tidak dapat dialokasi Jumlah kewajiban konsolidasi Penyusutan dan amortisasi
166.343
203.700
47.851
-
417.894
Penyusutan dan amortisasi
Unallocated depreciation
yang tidak dapat dialokasi
2.308
Jumlah
420.202
- 80 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Depreciation and amortization
211
and amortization Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
40. IKATAN DAN PERJANJIAN SIGNIFIKAN
40. COMMITMENTS AGREEMENTS
AND
SIGNIFICANT
a.
Pada tanggal 29 September 2009, MNC Group mengadakan perjanjian dengan Buena Vista International Inc. untuk lisensi atas Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) yang dimiliki dan / atau diproduksi oleh Buena Vista International Inc. Perjanjian ini berlaku sejak 25 September 2008, dan berlaku sampai beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang. Sebagai tambahan atas program, MNC Group juga mengadakan perjanjian Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program yang mulai berlaku sejak tanggal 14 Pebruari 2010, dan berlaku sampai beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang.
a.
On September 29, 2009, MNC Group entered into an agreement with Buena Vista International Inc for license of all Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) owned and/or produced by Buena Vista International Inc. This agreement shall be valid from September 25, 2008 and for a few years ahead and subject to extension. In addition to such Program, it has also entered into Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program which shall be valid from February 14, 2010 for a few years ahead and subject to extension.
b.
RCTI mengadakan perjanjian dengan pihak sebagai berikut:
b.
RCTI entered into agreements with the following parties:
1)
Perjanjian kerjasama dengan PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
1) Agreement with PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dalam kegiatan operasional siaran nasional (nation wide). Ringkasan dari perjanjian tersebut adalah sebagai berikut :
RCTI entered into an agreement with SCTV in relation to the nationwide telecasting activities. A summary of such agreement is as follows :
RCTI dan SCTV bekerjasama untuk membiayai dan membeli secara bersama-sama yaitu masing-masing pihak menanggung sebesar 50% untuk seluruh stasiun transmisi yang dibangun, dalam hal penyediaan tanah, gedung dan fasilitas stasiun transmisi tersebut.
RCTI and SCTV collaborated to equally finance the acquisition of all transmission stations which were established, by procuring land, building and facilities.
Kerjasama tersebut meliputi beberapa stasiun transmisi.
Such cooperation consists of several transmission stations.
Kepemilikan atas tanah-tanah dan segala sesuatu yang terletak di atasnya adalah milik RCTI dan SCTV secara bersama-sama dengan bagian yang sama.
RCTI and SCTV shall equally own the land and all the facilities thereon.
RCTI dan SCTV menanggung secara bersama-sama, yaitu masing-masing pihak menanggung sebesar 50% seluruh beban operasi stasiun transmisi.
RCTI and SCTV shall equally bear the expenses related to transmission station operations.
- 81 -
212
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
2)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian kerjasama ini berlaku efektif sejak tanggal 24 Agustus 1993.
Perjanjian kerjasama dengan SCTV dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR)
2)
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dan INDOSIAR dalam kerjasama pembangunan dan operasional Stasiun Relay. Ringkasan dari perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:
3)
The cooperation agreement effective starting August 24, 1993.
is
Agreement with SCTV and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR) RCTI entered into a cooperation agreement with SCTV and INDOSIAR in developing and operating Relay Station. A summary of such agreement is as follows:
RCTI, SCTV dan INDOSIAR, menyetujui untuk melaksanakan pembangunan dan pembelian peralatan stasiun relay dimana biaya pembangunan dan pembelian peralatan tersebut ditanggung bersama dan dibagi sama rata.
RCTI, SCTV and INDOSIAR, agreed to the acquisition and development of a relay station equipment. RCTI, SCTV and INDOSIAR shall equally bear the expenses related with the acquisition and development of the equipment.
Biaya operasional akan ditanggung bersama, pengeluaran biaya operasional akan ditanggung terlebih dahulu oleh Stasiun Pengelola.
Operational expenses are borne equally by RCTI, SCTV and INDOSIAR. Operational expenses are advanced by the Station Administrator.
Perjanjian Kerjasama Jasa Transponder dengan PT. INDOSAT, Tbk (Indosat).
3)
Transponder Joint Operation Agreement with PT. INDOSAT, Tbk (Indosat).
Berdasarkan perjanjian No. 001/STL/NIA3/III/95 tanggal 16 Maret 1995 dan telah diubah dengan amandemen kesatu No. 001/STL/NIA-3/I/97 tanggal 1 Januari 1997 dan amandemen kedua No. PKS 011/STL/NIA-3/VII/99 tanggal 15 Juli 1999 serta amandemen ketiga No. PKS 003/STL/NIA-3/I/00 tanggal 27 Januari 2000, RCTI mengadakan perjanjian sewa transponder palapa dengan PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) untuk masa sampai dengan tanggal 30 Juni 2006 dimulai sejak tanggal mulai operasi.
Based on agreement No. 001/STL/NIA3/III/95 dated March 16, 1995 as amended initially by agreement No. 001/STL/NIA-3/I/97 dated January 1, 1997, secondly by agreement No. PKS 011/STL/NIA-3/VII/99 dated July 15, 1999 and thirdly No. PKS 003/STL/NIA-3/I/00 dated January 27, 2000, RCTI had rented the Palapa Transponder of PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) until June 30, 2006 starting from the date of its operation.
Berdasarkan amandemen keempat tanggal 18 Juli 2006, disebutkan bahwa Satelindo berubah nama menjadi Indosat. Berdasarkan amandemen terakhir tanggal 1 Juni 2010, Perusahaan telah memperpanjang perjanjian ini sampai dengan tanggal 30 Juni 2013.
Based on the fourth amendment dated July 18, 2006, Satelindo changed its name to Indosat. Based on last amendment dated June 1, 2010, the Company extended the agreement until June 30, 2013.
- 82 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
213
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Indosat menyediakan jasa untuk RCTI atas dasar sewa 1/4 bagian Transponder dengan pengiriman modulasi sistem digital di Transponder No. 2H Horisontal Polarisasi pada Satelit Palapa C2 dengan lokasi orbit 1130 Bujur Timur atau penggantinya dengan Dasar Penggunaan Waktu Penuh dan Non-Preemptible Basis dan sesuai dengan kondisi teknis sebagaimana yang dijabarkan dalam Memorandum Teknik. 4)
Indosat, Tbk provides services to RCTI for the rental of 1/4 of the transponder with digital modulation system transmitter in Transponder No. 2H Horizontal Polarization in Satellite Palapa C2 with orbit located at 1130 East Bujur or its substitute with Full Time Utilization Base on Non-Preemptible Basis and in accordance with technical condition as verified in Technical Memorandum.
Perjanjian sewa tower dan ruangan dengan PT. Media Televisi Indonesia (MTI)
4)
Berdasarkan perjanjian sewa tower dan ruangan No. RCTI/PK-LGL/331/VIII/01, No. 069/MTI/Lgl-Corp/VIII/01 tanggal 3 Agustus 2001 antara RCTI dengan MTI, RCTI setuju untuk menyewakan kepada MTI berupa tower pemancar dan ruangan yang terletak di kawasan perkantoran Perusahaan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat; Desa Jambu Dipa Cisarua Bandung, Jawa Barat; dan Desa Bandar Baru Sibolangit Deli Serdang, Sumatera Utara. Obyek sewa akan digunakan oleh MTI hanya untuk penempatan Antena, Transmitter dan Microwave serta peralatan dan perangkat siar milik MTI dalam rangka menjalankan usaha MTI sebagai News Station. Terhadap kontrak tersebut sudah diadakan beberapa kali perubahan. Perjanjian terakhir masih dalam tahap perpanjangan. 5)
Tower and Office Rent Agreement with PT. Media Televisi Indonesia (MTI) Based on tower and office rental agreement No. RCTI/PK-LGL/331/VIII/01, No. 069/MTI/Lgl-Corp/VIII/01 dated August 3, 2001 between RCTI and MTI, RCTI agreed to rent out to MTI transmitter tower and office spaces which are located in Kebon Jeruk, West Jakarta; Desa Jambu Dipa Cisarua Bandung, West Java; and Desa Bandar Baru Sibolangit Deli Serdang, North Sumatera. Rental objects shall be used by MTI solely for Antenna, Transmitter and Microwave site and airing equipment of MTI in conducting its activities as Newscast Station. For this contract, there have been some amendments. The last agreement is still in process.
Perjanjian kerjasama jasa transponder dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
5)
Berdasarkan perjanjian sewa tower satelit No. K.TEL.835/HK810/TESC-00/2006 tanggal 13 September 2006 antara RCTI dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), Telkom setuju untuk memberikan jasa layanan transponder dengan menyewakan transponder untuk RCTI dengan bandwidth selebar delapan (8) MHz pada sistem TELKOM-1. RCTI mengadakan perjanjian sewa transponder dengan Telkom untuk masa 1 Juli 2006 sampai dengan 30 Juni 2007. Berdasarkan amandemen pertama, No. K. TEL/1206/HK820/DES-00/ 2007 tanggal 12 Desember 2007, RCTI setuju untuk memperpanjang perjanjian tersebut selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal 1 Juli 2007 sampai dengan 30 Juni 2012.
Transponder Joint Operation Agreement with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Based on satellite transponder rental agreement No. K.TEL.835/HK810/TESC00/2006 dated September 13, 2006 between RCTI and PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), Telkom agreed to provide transponder services renting out to RCTI with bandwidth of eight (8) MHz on TELKOM-1 system. The lease period started from July 1, 2006 and expired on June 30, 2007. Based on first amendment No. K.TEL/1206/HK820/DES00/2007 dated December 12, 2007, RCTI has agreed to extend the agreement for five (5) years, starting from July 1, 2007 until June 30, 2012.
- 83 -
214
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
6)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian lisensi dengan United European Football Association (UEFA)
6)
Pada tanggal 14 Juli 2010, RCTI, MNCSV dan MNC (sebagai penjamin), mengadakan Licensed Agreement dengan United European Football Association untuk UEFA EURO 2012, UEFA EURO 2016, UEFA European Under 21 Championship and UEFA Women’s EURO. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 14 Juli 2010 sampai dengan tanggal 31 Desember di tiap tahunnya untuk masing-masing UEFA Championship yang berlangsung di tahun yang bersangkutan. MNC dan MNCSV harus melakukan pembayaran tertentu untuk lisensi atas program-program tersebut sesuai dengan cicilan yang tercantum dalam perjanjian. Perjanjian dijamin dengan corporate guarantee dari MNC. 7)
7)
Perjanjian lisensi dengan FOX
License agreement with FOX On December 20, 2006, RCTI entered into an agreement with FOX for license of Current Films, Current Television Programming and Library Films (“Pictures”) owned and/or produced by FOX. This agreement shall be valid from April 1, 2007 and shall be ended on March 31, 2011. Pursuant to the Notice of Extension from FOX dated August 12, 2010, it has been extended for a few years ahead and subject to extension.
GIB mengadakan perjanjian dengan pihakpihak sebagai berikut: 1)
with United Association
On July 14, 2010, RCTI, MNCSV and MNC (as the Guarantor), entered into a License Agreement with United European Football Association for UEFA EURO 2012, UEFA EURO 2016, UEFA European Under 21 Championship and UEFA Women’s EURO. This agreement shall be valid from July 14, 2010, and shall in respect of each UEFA Championship expire on 31 December of the calendar year in which the relevant UEFA Championship is held. Both MNC and MNCSV have to pay a certain amount for the license for the program according to the installment schedule stated in the agreement. This agreement were secured by corporate guarantee of MNC.
Pada tanggal 20 Desember 2006, RCTI mengadakan perjanjian dengan Fox untuk lisensi Current Films, Current Television Programming dan Library Films (“Pictures”) yang dimilki dan/atau diproduksi olef FOX. Perjanjian ini memiliki jangka waktu sejak 1 April 2007 hingga 31 Maret 2011. Sesuai dengan pemberitahuan dari FOX tanggal 12 Agustus 2010, perjanjian ini berlaku sampai beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang. c.
License agreement European Football (UEFA)
c.
GIB entered into various agreements as follows:
Perjanjian Kerjasama dengan PT. MTV Indonesia (MTVI), MTV Asia LDC (MTVA), dan Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd (NAH).
1) Business contract with PT. MTV Indonesia (MTVI), MTV Asia LDC (MTVA), and Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd (NAH).
Pada tanggal 14 Desember 2005, GIB bersama dengan MTVI, MTVA dan NAH menandatangani Business Contract untuk menyiarkan program MTV Block dan NICK Block. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Pebruari 2006 sampai dengan 31 Januari 2009. Para pihak setuju untuk menyiarkan MTV Block, NICK Block dan siaran Global masing-masing 8 jam pada hari kerja; sedangkan untuk akhir minggu masing-masing 8,5 jam untuk MTV Block, 9 jam NICK Block dan 6,5 jam siaran Global.
On December 14, 2005, the Company entered into Business Contract with MTVI, MTVA and NAH to distribute MTV Block and NICK Block programs. This agreement is valid from February 1, 2006 until January 31, 2009. The parties agreed to broadcast MTV Block, NICK Block and Global programs for 8 hours during at workdays; 8.5 hours for MTV Block, 9 hours for NICK Block and 6.5 hours Global programs on week-end.
- 84 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
215
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan perjanjian tersebut, GIB akan menerima pendapatan sebagai berikut:
Based on the agreement, GIB will receive percentage of advertisement revenues as follows:
Untuk program MTV Block: 20% tahun pertama, 27,5% tahun kedua dan 30% tahun ketiga.
For MTV Block programs: 20% for first year, 27.5% for second year and 30% for third year.
Untuk program NICK Block: 50% dari hasil iklan selama program NICK Block setelah dikurangi biaya-biaya yang ditagih oleh MTVI.
For NICK Block program: 50% of advertising revenues during NICK block program net of expenses reimbursed by MTVI.
Pada tanggal 12 Oktober 2006, MNC dan MTV Networks Asia (pemberi lisensi) mengadakan kesepakatan lisensi mengenai pemberian (a) lisensi noneksklusif atas merek dan/atau merek dagang MTV, VHI dan Nickelodeon (b) licensor programing digunakan untuk produksi televisi (termasuk kegiatan on air atau off air) yang menyertakan licensor programing dan bermerek MTV, VHI dan Nickelodeon untuk Bisnis TV (c) lisensi non-eksklusif merek dagang MTV dan Nickelodeon (d) hak eksklusif Licensor Digital Content untuk Bisnis Media Digital dan (e) hak untuk penggunaan merek untuk Bisnis Dagang. Perjanjian kerjasama antara MTVA, NAH dan GIB tertanggal 14 Desember 2005 telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2006.
On October 12, 2006, MNC and MTV Networks Asia (licensor) entered into a licensing Deal Memo granting (a) nonexclusive license of the MTV, VHI and Nickelodeon brands and/or trade marks (b) production for television (including on air and off air events), incorporating the licensor programming and branded MTV, VHI and Nickelodeon for TV Business (c) non-exclusive license of the MTV and Nickelodeon trademarks (d) exclusive license of the Licensor Digital Content for Digital Media Business and (e) rights for consumer branding and/or character license from MTV Network Asia. The business contract between MTVA, NAH and the Company dated December 14, 2005 was terminated on December 31, 2006.
Perjanjian kerjasama tersebut digantikan dengan kesepakatan ini dan efektif sejak 1 Januari 2007. Biaya lisensi untuk bisnis TV (a) sebesar persentase tertentu dari pendapatan iklan bersih dari penayangan licensor programming setelah dikurangi komisi agen, (b) sebesar persentase tertentu dari penjualan bersih untuk distribusi licensor programming dan (c) biaya lisensi untuk Bisnis Media Digital sebesar persentase tertentu dari penjualan bersih dengan biaya minimum lisensi tahunan terjamin untuk Bisnis TV dan Bisnis Media Digital sebesar US$ 4 juta yang dibayar secara kwartalan dalam jumlah yang sama.
Such contractual relationship will be replaced by the trademark and program/content license contemplated by this new agreement which became effective on January 1, 2007. The license fee for TV business amounted to (a) certain percentage of net advertising sales from the licensor programming broadcast on the channel, less agency commissions, (b) certain percentage of net revenue from the distribution of licensor programming and (c) license for Digital Media Business of certain percentage of the net revenue earned, with annual minimum guaranteed license fee for TV Business and Digital Media Business of US$ 4 million which will be paid in equal quarterly installments.
Pada tanggal 25 Pebruari 2010, GIB bersama-sama dengan MNC dan Viacom International Inc (“Viacom”) menandatangani Programming Content And Trade Mark License Agreement untuk hak eksklusif penayangan dan pembuatan branded block MTV dan Nick serta hak penggunaan trade mark MTV dan Nick untuk keperluan penyiaran di wilayah Indonesia. Perjanjian ini berlaku sampai dengan beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang.
On February 25, 2010, GIB along with MNC and Viacom International Inc has entered into Programming Content and Trademark License Agreement for an exclusive right in broadcasting and production of MTV and Nick Branded Block also the exploitation right of MTV and Nick trademark for broadcasting purpose in Indonesia Territory. This agreement is valid for a few years ahead and subject to extension.
- 85 -
216
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Para Pihak di dalam perjanjian ini sepakat untuk menayangkan branded block MTV dan Nick dengan total penayangan gabungan sekurangkurangnya 6 (enam) jam per hari di saluran (channel) milik GIB, yaitu Global TV. Berdasarkan perjanjian ini GIB, akan memberikan pembagian hasil kepada Viacom sebesar 25% dari penghasilan bersih yang didapat dari pelaksanaan perjanjian setelah dikurangi komisi agen, dan sebaliknya untuk penghasilan Pan Regional yang didapat oleh Viacom terhadap penayangan dan penjualan iklan-iklan Pan regional yang ditayangkan di Global TV, GIB akan mendapatkan pembagian hasil sebesar persentase tertentu dari Viacom. 2)
The Parties has agreed to broadcast the MTV and Nick Branded Block with total accumulated broadcasting hours of six (6) hours per day in GIB’s channel, Global TV. Based on the agreement, GIB shall allocate 25% of its revenue generated from the execution of the agreement, net of commisions paid to agencies, as revenue share to Viacom, and conversely for Pan Regional income generated from the broadcasting and sales of Pan Regional commercial broadcasted at Global TV, GIB shall receive certain percentage revenue share from Viacom.
Perjanjian Sewa Jasa Digi Bouquet dengan PT Indosat Tbk (Indosat)
2)
Berdasarkan perjanjian No. PKS 001/STL/NIA-3-DB/I/2002 tanggal 15 Januari 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa digi bouquet dengan Indosat untuk masa sampai dengan tanggal 14 Januari 2007 dimulai sejak tanggal 1 Juli 2002. Indosat menyediakan jasa atas dasar sewa 9 mbps, FEC: ¾ (tiga per empat) pada transponder Nomor SH Polarisasi Horisontal pada Satelit Palapa 2 dengan orbital slot 113 bujur timur atau penggantinya dengan Dasar Penggunaan Waktu Penuh dan Non Preemptible Unprotected Basis. Pada 24 Pebruari 2010, berdasarkan addendum perjanjian sewa digi bouquet, masa sewa diperpanjang selama tiga tahun terhitung sejak 15 Januari 2010. 3)
Based on agreement No. PKS 001/STL/NIA-3-DB/I/2002, dated January 15, 2002, GIB entered into the rental agreement of digi bouquet with Indosat for a period from July 1, 2002 to January 14, 2007. Indosat will provide services based on rental of 9 mbps, FEC: ¾ (three fourths) at transponder No. SH Horizontal Polarization in Palapa Satellite 2 with orbital slot of 113 East Longitude or its substitute with use of Full Time Utilization and Non Preemptible Unprotected Basis. Based on the addendum of the rental agreement dated February 24, 2010, the term of the lease was extended for three years, commencing from January 15, 2010.
Perjanjian Sewa Menyewa Ruang dan Menara Transmisi dengan PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7).
3)
Berdasarkan perjanjian No. 70/DirVII/2002 tanggal 1 Juni 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa ruang dan menara transmisi beserta fasilitas perlengkapannya untuk stasiun relay Surabaya dengan TV7 untuk masa 20 (dua puluh) tahun atau sampai dengan tanggal 31 Mei 2022. TV7 menyewakan bagian dari stasiun transmisi beserta peralatan dan perlengkapannya untuk menyiarkan program teknisi GIB di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Leasing Agreement of Transmission Tower and Office Space with PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7). Based on agreement No. 70/Dir-VII/2002 dated June 1, 2002, GIB entered into an agreement with TV7, for the leasing of transmission tower and office space including airing equipment for relay station for twenty (20) years until May 31, 2022. TV7 leases out portion of transmission station and airing equipment for broadcasting program of GIB in Surabaya and its surrounding area.
- 86 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Rental Agreement of Digi Bouquet with PT Indosat Tbk (Indosat)
217
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
4)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian Sewa Menara dengan PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTV).
4)
Berdasarkan perjanjian tanggal 23 Mei 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa menara beserta perlengkapannya dengan TransTV untuk masa 10 (sepuluh) tahun atau sampai dengan 23 Mei 2012. TransTV menyewakan bagian dari stasiun transmisi beserta peralatan dan perlengkapannya yang berlokasi di Jalan Bukit Merpati II, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang. 5)
Based on agreement dated May 23, 2002, GIB entered into a tower and equipment leasing agreement with TransTV for ten (10) years or until May 23, 2012. TransTV leases out portion of transmission station including equipments which are located in Jalan Bukit Merpati II, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang.
Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pemberian Jasa Pelayanan Operasional Stasiun Transmisi dengan PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
5)
Pada tahun 2005, GIB mengadakan kerjasama dengan Infokom untuk membangun stasiun transmisi di 12 (dua belas) daerah di Indonesia berikut seluruh kebutuhan infrastrukturnya, melakukan pengadaan peralatan siar dan sarana pendukung sesuai permintaan dan kebutuhan teknis GIB dan memberikan jasa layanan pengoperasian stasiun transmisi selama 7 (tujuh) tahun. Sebagai kompensasinya, GIB akan membayar biaya pembangunan dan biaya jasa layanan operasional dengan jumlah yang telah ditetapkan dalam perjanjian. d.
MNCSV berikut: 1)
mengadakan
perjanjian
Leasing Agreement of Transmission Tower with PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTV).
Cooperation Agreement on the Development and Provision of Transmission Station Operational Service with PT. Infokom Elektrindo (Infokom). In 2005, GIB entered into agreements with Infokom to build transmission stations including the infrastructures in twelve (12) regions within Indonesia; to provide airing equipment and backup facilities in accordance to GIB’s requests and needs; and to provide operational services in transmission station for seven (7) years. As compensation, GIB will pay the development and operational servicing cost in amounts as stated in the agreements.
sebagai
d.
Perjanjian dengan Home Box Office Pte., Ltd., Singapura dan HBO Pacific Partners, V.O.F
MNCSV follows: 1)
Pada tanggal 1 Maret 1999, MNCSV membuat perjanjian dengan Home Box Office Pte., Ltd., Singapura dan HBO Pacific Partners, V.O.F (selanjutnya disebut “HBO”) di mana HBO setuju untuk menyediakan jasa program untuk program HBO dan Cinemax. MNCSV setuju untuk membayar kepada HBO biaya bulanan untuk jasa dan lisensi sebagai kompensasi, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian ini telah diperbaharui pada tanggal 1 Mei 2005 dan terakhir pada tanggal 13 Agustus 2008 dan berlaku sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang, di mana saluran lain yang disediakan oleh HBO adalah program HBO, HBO Signature, HBO Hits, HBO Family and Cinemax.
entered
into
agreements
as
Agreement with Home Box Office Pte., Ltd., Singapura and HBO Pacific Partners, V.O.F On March 1, 1999, MNCSV entered into agreement with Home Box Office (Singapore) Pte., Ltd. and HBO Pacific Partners, V.O.F (collectively referred to as “HBO”), whereby HBO agreed to provide programming services for HBO program and Cinemax program. MNCSV shall pay the monthly service fees and license fees as compensation in accordance with the formula stated in the agreement. This agreement was renewed on May 1, 2005 and was last amended on August 13, 2008 and valid for a few years ahead and subject to extension, whereby stated channels provided by HBO are HBO, HBO Signature, HBO Hits, HBO Family and Cinemax.
- 87 -
218
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 16 Maret 2010, MNCSV dan Home Box Office Pte. Ltd. (Singapura) menandatangani usulan untuk penyediaan jasa program untuk program Warner TV dan program Red (Asian Channel). Masa kontrak dapat diperpanjang. 2)
On March 16, 2010, MNCSV and Home Box Office Pte. Ltd. (Singapore) signed a proposal for the provision of programming services for Warner TV program and Red (Asian Channel) program. The contract term is subject to extension.
Perjanjian dengan International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”)
2)
Agreement with International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”)
Pada tanggal 5 Juni 2000, MNCSCV melakukan perjanjian dengan International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”) di mana IGN setuju untuk memberikan hak non-ekslusif kepada MNCSV untuk menjual dan menyalurkan program-program (STAR World International dan STAR Movies International) di Indonesia selama 2 (dua) tahun. Sebagai kompensasi, MNCSV setuju untuk membayar biaya lisensi bulanan kepada IGN sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian.
On June 5, 2000, MNCSV entered into a new agreement with International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”), whereby IGN agreed to grant MNCSV the non-exclusive right to sell and distribute the programs (STAR World International and STAR Movies International) in Indonesia for two (2) years. In return, MNCSV agreed to pay IGN monthly license fees in accordance with the formula stated in the agreement.
Perjanjian ini diperbaharui pada tanggal 23 Januari 2003 dan terakhir diubah pada tanggal 1 Oktober 2008 di mana IGN memberikan hak kepada MNCSV untuk memasarkan dan menjual program-program STAR selama periode lisensi yang meliputi acara STAR World, Channel V International, National Geographic Channel, Star Movies International, Fox News Channel, dan Fox Crime untuk jasa televisi berlangganan di Indonesia kepada pelanggan perseorangan, pelanggan komersial, hotel dan operator MDU melalui sistem Direct to Household (disebut juga DTH), sistem televisi kabel (disebut juga CATV), sistem televisi antena satelit master (disebut juga MMOS) dan LMDS. Penyaluran program disetujui sejak tanggal 1 Oktober 2008 dan berlaku sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang, tidak termasuk Fox Crime yang berakhir pada 30 April 2010. Jaminan minimum yang harus dibayarkan MNCSV berbeda untuk setiap tahunnya. Sesuai dengan perjanjian, MNCSV harus membayar uang jaminan sebesar USD 75.000.
The agreement was renewed on January 23, 2003 and was last amended on October 1, 2008, whereby IGN granted MNCSV for the duration of the license period the right to market and sell the STAR channels which are STAR World, Channel V International, National Geographic Channel, Star Movies International, Fox News Channel, and Fox Crime programs for pay-television service in Indonesia to individual subscribers, commercial establishments, hotel operators and MDU operators via Direct to Household system (also known as DTH), cable television system (also known as CATV), satellite master antenna television system (also known as MMOS), and LMDS. The channels are authorized for distribution from October 1, 2008 for a few years ahead and subject to extension, excluding Fox Crime, of which the term expired on April 30, 2010. Minimum guarantee is applied to this agreement with varied amount per year. Under this agreement, MNCSV shall pay a security deposit of USD 75,000.
- 88 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
219
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
3)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan AXN Holding, LLC (“AXN”)
3)
Pada tanggal 24 Oktober 2003, MNCSV menandatangani perjanjian yang diperbaharui dengan AXN Holding, LLC (“AXN”) di mana AXN setuju untuk memberikan hak non-eksklusif kepada MNCSV untuk menyalurkan program AXN dan ANIMAX di Indonesia. Sebagai kompensasi, MNCSV setuju untuk membayar biaya lisensi bulanan kepada AXN sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir diubah pada tanggal 1 Maret 2009 untuk tanggal efektif sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang, selain itu AXN setuju untuk memberikan kepada MNCSV hak non-eksklusif tambahan untuk menyalurkan program AXN Beyond dan Sony Entertainment Television. 4)
Agreement with AXN Holding, LLC (“AXN”) On October 24, 2003, MNCSV signed a renewal agreement with AXN Holding, LLC (“AXN”), whereby AXN agreed to grant the Company the non-exclusive right to distribute the AXN Channel and the ANIMAX Program in Indonesia. MNCSV agreed to pay AXN monthly license fees as compensation in accordance with the formula stated in the agreement. The agreement has been amended several times and was last amended on March 1, 2009 and valid for a few years ahead and subject to extension. AXN also agreed to grant MNCSV additional non-exclusive right to distribute the AXN Beyond Channel and the Sony Entertainment Television program.
Perjanjian dengan E! Entertaiment Television, Inc. (“E!”)
4)
Pada tanggal 1 Mei 2004, MNCSV mengadakan perjanjian dengan E! Entertaiment Television, Inc. (“E!”), di mana E! setuju untuk memberikan hak non-eksklusif kepada Perusahaan untuk menyalurkan program E!. Sebagai kompensasi, MNCSV akan membayar biaya lisensi bulanan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian ini telah mengalami perubahan, terakhir pada tanggal 29 Nopember 2005, dan diperpanjang sampai dengan 30 April 2010. Perjanjian tersebut terakhir diubah pada tanggal 4 Februari 2010 dan berlaku beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang.
Agreement with E! Television, Inc. (“E!”)
Entertaiment
On May 1, 2004, MNCSV entered into an agreement with E! Entertainment Television, Inc. (”E!”), whereby E! granted the Company the non-exclusive right to distribute the E! Channel. As compensation, MNCSV shall pay monthly license fee in accordance with the formula stated in the agreement. This agreement was amended on November 29, 2005 for the extension of the term until April 30, 2010. The agreement was last amended on February 4, 2010 and valid for a few years ahead and subject to extension.
- 89 -
220
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan ESPN Star Sports Singapore (”ESPN”)
5)
Pada tanggal 1 September 2004, MNCSV melakukan perjanjian afiliasi peyiaran baru dengan ESSPN Star Sports Singapore (”ESS”), di mana ESS setuju untuk menyediakan jasa program untuk pelanggan dengan kategori sebagai berikut:
Agreement with ESPN Star Sports Singapore (”ESPN”) On September 1, 2004, MNCSV also entered into a new broadcast affiliation agreement with ESPN Star Sports Singapore (“ESS”), under which ESS agreed to provide programming service to the following categories of subscribers:
Direct to Home (“DTH”) Satellite Master Antenna Television (“SMATV”) kepada unit perumahan satuan dan majemuk, hotel dan pelanggan komersial.
Direct to Home (“DTH”) Satellite Master Antenna Television (“SMATV”) to single and multiple dwelling units, hotels and commercial establishments.
Dalam kaitan dengan perjanjian tersebut, MNCSV diwajibkan untuk membayar jasa layanan seperti yang tercantum dalam perjanjian berdasarkan jumlah pelanggan per bulan untuk kedua kategori tersebut di atas. ESS juga menawarkan program khusus di mana MNCSV harus membayar biaya langganan tambahan sebesar US$ 30.000 berdasarkan biaya teknis dari setiap pertandingan. Perjanjian ini diubah pada tanggal 1 Oktober 2006 untuk periode dari 1 Oktober 2006 hingga 30 Juni 2008.
Under this agreement, MNCSV shall pay service fees for subscriber per month for both categories. ESS also offered special programs where the Company shall pay additional service fee of US$ 30,000 based on the technical cost of the games per season. The agreement was amended on October 1, 2006 for the period from October 1, 2006 until June 30, 2008.
Eight Supplemental Berdasarkan Agreement tangal 28 Desember 2006, ESS merubah tarif jasa servis untuk pelanggan DTH, Hotel dan SMATV dan jaminan minimum yang harus dibayar oleh MNCSV.
Based on Eight Supplemental Agreement dated December 28, 2006, ESS changed the service fees for DTH, Hotel and SMATV customer and the minimum guarantee that has to be paid by MNCSV in accordance with the formula stated in the agreement.
Pada tanggal 9 September 2009, MNCSV mengadakan perjanjian afiliasi penyiaran dengan ESS, yang kemudian setuju untuk memberikan hak nonekslusif jasa program yang dikenal sebagai ESPN dan STAR Sports untuk pelanggan DTH dan SMATV di Indonesia. MNCSV akan membayar biaya jasa bulanan dan jaminan minimum bulanan sebagai kompensasi, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian. Dengan demikian, perjanjian tersebut akan berakhir pada beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang.
On September 9, 2009, MNCSV entered into a broadcast affiliation agreement with ESS, under which the latter agreed to provide non-exclusive right of programming services known as ESPN and STAR Sports to DTH and SMATV subscribers in Indonesia. MNCSV shall pay the monthly service fees and monthly minimum guarantee as compensation in accordance with the formula stated in the agreement. As such, the agreement will expire in a few years ahead and subject to extension.
- 90 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
221
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
6)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan Dori Media Intl.
6)
Agreement with Dori Media Intl.
Pada tanggal 8 Desember 2005, MNCSV telah sepakat dengan Dori Media Intl. untuk memasarkan dan mendistribusikan program “Vision 2” di Indonesia. Kesepakatan ini akan berlaku untuk masa waktu 10 tahun sejak tanggal 20 Maret 2006 kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang selama 5 tahun lagi dengan syarat dan ketentuan yang sama. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 40.000 dan biaya lisensi sebesar US$ 10.000. Perjanjian ini diubah pada tanggal 28 Juli 2006 dalam hal antara lain biaya lisensi.
On December 8, 2005, MNCSV entered into agreement with Dori Media Intl. to market and distribute “Vision 2” program in Indonesia. The agreement is valid for a period of 10 years from March 20, 2006 unless earlier terminated and shall automatically be extended for a further period of 5 years under the same term and conditions. MNCSV shall pay the monthly minimum guarantee of US$ 40,000 and license fee of US$ 10,000. The agreement was amended on July 28, 2006 with regards to, among others, the license fee.
Pada tanggal 27 Maret 2006, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Dori Media Intl. dan Elite Sport Ltd., di mana MNCSV memperoleh hak eksklusif untuk memasarkan dan mendistribusikan "Baby TV" di Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal efektif (sejak tanggal 22 Mei 2006 dan paling lambat 29 Mei 2006) kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun lagi dengan syarat dan ketentuan yang sama. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 10.000 dan biaya lisensi sebesar US$ 2.500. Perjanjian ini diubah pada tanggal 25 September 2006 dalam hal antara lain biaya lisensi dan mulai efektif berlaku tanggal 1 Juli 2006.
On March 27, 2006, MNCSV entered into agreement with Dori Media Intl. and Elite Sport Ltd, under which MNCSV is granted the exclusive right to market and distribute the “BabyTV” program in Indonesia. The agreement is valid for a period of 10 years from the effective date (which will be no earlier than May 22, 2006 and no later than May 29, 2006) unless earlier terminated and shall automatically be extended for a further period of 5 years under the same term and conditions. MNCSV shall pay the monthly minimum guarantee of US$ 10,000 and license fee of US$ 2,500. The agreement was amended on September 25, 2006 with regards to, among others, the license fee and the change of the effective date to July 1, 2006.
Pada tanggal 31 Juli 2008, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Dori Media Intl. untuk memasarkan dan mendistribusikan "Ginx" di Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk beberapa tahun ke depan mulai tanggal 1 September 2008, kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu lagi dengan syarat dan ketentuan yang sama. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 15.833 dan biaya lisensi sebesar US$ 5.000.
On July 31, 2008, MNCSV entered into agreement with Dori Media Intl. to market and distribute “Ginx” program in Indonesia. The agreement is valid for few years ahead from September 1, 2008, unless earlier terminated and shall automatically be extended for a further period under the same term and conditions. MNCSV shall pay the monthly minimum guarantee of US$ 15,833 and license fee of US$ 5,000.
- 91 -
222
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
7)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC ("Turner")
7)
MNCSV entered into a new license agreement with Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC (“Turner”) on May 27, 2010, whereby Turner granted the Company a non-exclusive right to broadcast CNN International, Cartoon Network and Boomerang in Indonesia. The term begins on July 1, 2009 until a few years ahead and subject to extension. MNCSV shall pay the monthly license fee as compensation in accordance with the formula stated in the agreement.
MNCSV mengadakan perjanjian lisensi baru dengan Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC ("Turner") pada tanggal 27 Mei 2010, di mana Turner memberikan hak non eksklusif kepada Perusahaan untuk menyiarkan CNN International, Cartoon Network dan Boomerang di Indonesia. Perjanjian ini dimulai pada tanggal 1 Juli 2009 sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. MNCSV akan membayar biaya lisensi bulanan sebagai kompensasi, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. 8)
Agreement with Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC ("Turner")
Perjanjian dengan Buena Vista International, INC ("Buena Vista")
8)
Agreement with Buena Vista International, INC ("Buena Vista")
MNCSV mengadakan perjanjian pada tanggal 30 Juni 2002 dengan Buena Vista International, INC ("Buena Vista"), di mana Buena Vista setuju untuk memberikan kepada MNCSV hak untuk mendistribusikan program Disney Channel di Indonesia. Perjanjian ini diubah pada tanggal 18 Agustus 2009 dalam hal biaya lisensi dan distribusi. Perjanjian ini akan berakhir pada beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 136.068.
MNCSV entered into an agreement dated June 30, 2002 with Buena Vista International, INC (“Buena Vista”), whereby Buena Vista agreed to grant MNCSV the right to distribute the Disney Channel program in Indonesia. The agreement is amended on August 18, 2009 with regard to the license fee and distribution term. As such, the agreement will be valid for a few years ahead and subject to extension. MNCSV shall pay monthly minimum guarantee of US$ 136,068.
MNCSV mengadakan perjanjian tanggal 2 Agustus 2006 dengan Buena Vista International, INC ("Buena Vista"), di mana Buena Vista setuju untuk memberikan kepada MNCSV hak untuk mendistribusikan program Playhouse Disney Channel di Indonesia. Perjanjian ini diubah pada tanggal 18 Agustus 2009 dalam hal biaya lisensi dan distribusi. Perjanjian ini akan berakhir pada beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 62.909.
MNCSV entered into an agreement dated August 2, 2006 with Buena Vista International, INC (“Buena Vista”), whereby Buena Vista agreed to grant MNCSV the right to distribute the Playhouse Disney Channel program in Indonesia. The agreement is amended on August 18, 2009 with regard to the license fee and distribution term. As such, the agreement will valid for a few years ahead and subject to extension. MNCSV shall pay monthly minimum guarantee of US$ 62,909.
- 92 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
223
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
9)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Supplier Lainnya
9)
Other Suppliers MNCSV also entered into several arrangements with various program suppliers to distribute their respective programs as follows: AFC Network Private Limited (“Asian Food Channel”), BBC Worldwide Limited (“BBC, CBeebies”), Celestial Movie Channel Limited (“Celestial”), Business News (Asia) LLP (“CNBC”), Discovery Asia, Inc. (“Discovery Channel, Discovery Travel & Living, Discovery Home & Health, Discovery Turbo, Discovery Science and Animal Planet”), Eurosport SA (“Eurosport”), NBCU Global Networks ASIA (“Universal Channel, Sci Fi”), PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC News, MNC Entertainment, MNC Music, MNC Business, MNC Lifestyle”), MTV Asia LDC (“MTV”), Nickelodeon Asia Holding Pte. Ltd. (“Nickelodeon”), NHK Joho Network, Inc. (“NHK”), MGM Networks Inc. (“MGM”), Tiger Gate Entertainment Limited (“KIX, Thrill”), AETN All Asia Networks Pte. Ltd. (“History, The Biography Channel, Crime & Investigation Network”), Trace TV, LI TV International Limited (“LI TV”), PT Eastern Media Indonesia (“YoYo TV Asia”), JimJam Television Limited (“JimJam”), Crown Media International, LLC (“Hallmark”), PT Mitra Multi Sarana (“Fashion TV”). The agreements provide that payment of subscription fees is mainly based on a fixed rate per month per subscriber. The agreements will valid for a year ahead and subject to extension. As of December 31, 2010 there are several agreements that are still in progress.
MNCSV juga mengadakan perjanjian dengan beberapa pemasok berbagai program untuk menyalurkan program masing-masing sebagai berikut: AFC Jaringan Private Limited ("Asian Food Channel"), BBC Worldwide Limited ("BBC, CBeebies"), Celestial Movie Channel Limited ("Celestial"), Business News (Asia) LLP ("CNBC"), Discovery Asia, Inc. ("Discovery Channel, Discovery Travel & Living, Discovery Home & Health, Discovery Turbo, Discovery Sains dan Animal Planet"), Eurosport SA ("Eurosport"), NBCU Jaringan Global ASIA ("Universal Channel, Sci Fi"), PT Media Nusantara Citra Tbk ("MNC News, MNC Entertainment, MNC Music, MNC Business, MNC Lifestyle"), MTV Asia LDC ("MTV"), Nickelodeon Asia Pte. Ltd. Holding ("Nickelodeon"), Jaringan NHK Joho, Inc. ("NHK"), Jaringan MGM Inc. ("MGM"), Tiger Hiburan Gate Limited ("KIX, Thrill"), AETN All Asia Networks Pte. Ltd. ("Sejarah, Channel Biografi, Crime & Investigation Jaringan"), Trace TV, TV LI International Limited ("TV LI"), PT Timur Media Indonesia ("Asia TV YoYo"), JimJam Televisi Limited ("JimJam"), Crown Media International, LLC ("Hallmark"), PT Sarana Multi Mitra ("Fashion TV"). Perjanjian tersebut mengatur bahwa pembayaran biaya berlangganan terutama berdasarkan suatu tarif tetap per bulan per pelanggan. Perjanjian akan berakhir beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. Sampai dengan 31 Desember 2010 terdapat beberapa perjanjian yang masih dalam tahap penyelesaian. Perjanjian Samsung
10) Purchase and Supply Agreement with Samsung Electronics Co. LTD
Berdasarkan Perjanjian Pembelian dan Pengadaan tanggal 18 Mei 2010, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Samsung Electronics Co. LTD untuk membeli MPEG4 set top boxes (STBs) dengan harga US$ 46 per STBs.
Based on Purchase and Supply Agreement dated May 18, 2010, MNCSV entered into agreement with Samsung Electronics Co. LTD to purchase MPEG4 set top boxes (STBs) with the price of US$ 46 per STBs.
10) Pembelian dan Pengadaan dengan Electronics Co. LTD
- 93 -
224
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
11) Perjanjian Penyediaan Satelit Transponder dengan Protostar II Ltd.
11) Satellite Transponder Procurement Agreement with Protostar II Ltd.
Pada tanggal 13 April 2007, MNCSV dan PT Media Citra Indostar melakukan perjanjian penyediaan satelit transponder dengan Protostar II Ltd. Perjanjian tersebut mewajibkan pembayaran tahunan, terhutang dalam jumlah angsuran yang sama setiap bulan pada tanggal dua puluh lima (25). Pembayaran kewajiban ini dijamin oleh Perusahaan dengan tanpa syarat, pasti dan tidak dapat dibatalkan.
On April 13, 2007, MNCSV and PT Media Citra Indostar entered into Satellite Transponder Procurement Agreement with Protostar II Ltd. The agreement requires annual transponder payment, payable in equal monthly installments on the twenty-fifth (25) day of each month. Based on the Agreement, the Company provides unconditional, absolute and irrevocable payment guarantee of the liabilities.
Pada tanggal 29 Juli 2009, Protostar II Ltd. mengajukan petisi sukarela untuk bantuan di bawah chapter 11 Bankruptcy Code in United States. Karena petisi sukarela, Protostar II Ltd. dengan persetujuan dari The United States Bankruptcy Court harus membuat pengaturan penawaran untuk beberapa aset mereka, termasuk satelit dari perjanjian tersebut.
On July 29, 2009, Protostar II Ltd. filed voluntary petitions for relief under chapter 11 of Bankruptcy Code in United States. Because of the voluntary petitions, Protostar II Ltd. with the approval from The United States Bankruptcy Court for the District of Delaware have to make bidding arrangement for some of their assets, including the satellite from the aforementioned agreement.
Pada tanggal 16 Desember 2009, SES Satellite Leasing Limited (SES) menandatangani Perjanjian Pembelian dengan Protostar II Ltd. untuk pengadaan transponder satelit. Berdasarkan perjanjian Bill of Sale antara SES Satellite Leasing Limited dan Protostar II Ltd., transaksi pembelian telah diselesaikan pada tanggal 4 Mei 2010.
On December 16, 2009, SES Satellite Leasing Limited (SES) entered into a Purchase Agreement with Protostar II Ltd. for the procurement of the aforementioned satellite transponder. Based on Bill of Sale agreement between SES Satellite Leasing Limited and Protostar II Ltd., this purchase transaction was settled on May 4, 2010.
Pada tanggal 18 Desember 2009, MNCSV dan MCI menandatangai Perjanjian Pengadaan Satelit Transponder dengan SES. Berdasarkan perjanjian ini, MNCSV dan MCI memiliki tiga (3) pilihan pembelian dan pembayaran, yaitu pembayaran pada akhir masa perjanjian; 3 tahun dari penutupan kebangkrutan dan pada setiap perayaan tahunan berikutnya dari penutupan kebangkrutan selama jangka waktu perjanjian; atau pembelian langsung dengan penutupan terjadi pada atau sebelum tanggal 1 Desember 2010. MNCSV telah memilih opsi ketiga, yang merupakan metode pembelian langsung. Penjualan tersebut akan terjadi setelah diperoleh persetujuan yang diperlukan dan pembayaran telah dilakukan oleh MNCSV kepada SES.
On December 18, 2009, MNCSV and MCI entered into a Satellite Transponder Procurement Agreement with SES. Based on this agreement, MNCSV and MCI have three (3) options of puchase and payment, which are: transfer at the end of the term; 3 years from bankruptcy closing and on each subsequent annual anniversary of the bankruptcy closing during the term of the agreement; or direct purchase with closing occuring on or before December 1, 2010. MNCSV has chosen the third option, which is direct puchase method. The sale will occur after the necessary approvals are obtained and payment has been made by MNCSV to SES.
- 94 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
225
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Based on the Bill of Sale between MNCSV and SES Satellite Leasing Limited (SES), satellite purchases have been completed on December 1, 2010. This is reinforced by the existence of the letter issued by the Government of the United States with a number of Washington, D.C.205220112 regarding the transfer of ownership of twelve (12) 27 MHz SBand Transponders from SES to MNCSV and PT. Media Citra Indostar.
Berdasarkan Bill of Sale antara MNCSV dan SES Satellite Leasing Limited (SES), transaksi pembelian satelit telah diselesaikan pada tanggal 1 Desember 2010. Hal ini diperkuat dengan adanya surat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat dengan nomor Washington, D.C.20522-0112 mengenai perpindahan kepemilikan atas dua belas (12) 27 MHz S-Band Transponders dari SES kepada MNCSV dan PT. Media Citra Indostar. e.
Berdasarkan Instruksi Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No. 134/Dirjen/1995 tanggal 20 September 1995 tentang peningkatan biaya hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi, Infokom berkewajiban membayar biaya hak penyelenggaraan (BHP) jasa telekomunikasi kepada Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi sebesar 0,5% dari pendapatan operasinya.
f.
PT. Flash Mobile memiliki kerjasama dengan beberapa pihak, antara lain PT. Pos Indonesia (Persero), PT. Bhakti Finance, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. PLN (Persero) dan PT. Kereta Api (Persero) mengenai Penyelenggaraan Jaringan Penerimaan Pembayaran berbagai tagihan dan “Online Reservation and Payment Ticketing System”.
e.
f.
41. KONTINJENSI a.
Based on the instruction from the Director General of Posts and Telecommunications No. 134/Dirjen/1995 dated September 20, 1995 concerning the increase of the cost of telecommunications services rights, Infokom has to pay for broadcasting rights of telecommunications services to Tourism, Posts and Telecommunications Department equivalent to 0.5% of its operational revenue. PT. Flash Mobile has entered into several agreements with some parties, as follows PT. Pos Indonesia (Persero), PT. Bhakti Finance, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. PLN (Persero) and PT. Kereta Api (Persero) with respect to Implementation Collection System from Customer and “Online Reservation and Payment Ticketing System”.
41. CONTINGENCIES
Perkara Tata Usaha Negara pada Pengadilan Tata Usaha Negara No. 96/G/2010/PTUN.JKT
a.
Pada perkara ini, kebijakan Tata Usaha Negara yang dipermasalahkan adalah Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (“Dirjen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A tertanggal 8 Juni 2010 (“Surat 8 Juni”) yang ditandatangani oleh Pelaksana Harian (“PLH”) Direktur Perdata. Surat ini digunakan oleh pemegang saham lama untuk mengklaim bahwa PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) adalah milik pemegang saham lama, karena menurut pemegang saham lama, Surat 8 Juni membatalkan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh PT. Berkah Karya Bersama (“Berkah”) pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. CTPI tertanggal 18 Maret 2005 (“RUPSLB 18 Maret 2005”) (yang selanjutnya dialihkan kepada MNC dari Berkah pada tanggal 21 Juli 2006).
State Administrative the State Administrative No. 96/G/2010/PTUN.JKT
Case
in Court
In this case, the disputed state administrative decision was the letter of the Director General of General Law Administration (“DirGen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A dated June 8, 2010 (“June 8 Letter”) which was signed by Daily Executor of Civil Director. This June 8 Letter was used by the old shareholder to claim that PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) is its property because according to the old shareholder, the June 8 Letter annuls the subscription of 75% shares of PT. CTPI, by PT Berkah Karya Bersama (“Berkah”) on an Extraordinary General Meeting of Shareholders CTPI dated 18 March 2005 (“18 March 2005 EGMS”) (which then was transfered to MNC from Berkah on 21 July 2006).
- 95 -
226
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
MNC selanjutnya mendaftarkan gugatan untuk menggugat Dirjen AHU (“Tergugat”) untuk membatalkan Surat 8 Juni. Namun demikian, Tergugat memberikan jawaban atas gugatan yang pada pokoknya menyatakan, Surat 8 Juni bukanlah keputusan Tata Usaha Negara, dikarenakan surat tersebut hanyalah saran kepada Menteri Hukum dan HAM yang menjelaskan akan adanya kemungkinan cacat hukum pada pengesahan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh Berkah. Tergugat juga menyatakan bahwa dikarenakan Surat 8 Juni hanyalah saran, oleh karenanya maka tidak final dan mengikat, dan hingga saat ini Menteri Hukum dan HAM belum membuat keputusan apapun terkait dengan penyetoran saham tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pada 12 Agustus 2010, MNC mendaftarkan permintaan untuk mencabut gugatan, karena sudah terbukti bahwa Surat 8 Juni bukanlah keputusan untuk membatalkan penyetoran 75% saham CTPI oleh Berkah. Pada 26 Agustus 2010, Majelis Hakim Tata Usaha Negara mengabulkan pencabutan gugatan. b.
MNC then claimed against Dirgen AHU (“the Defendant”) to annul the June 8 Letter. However, the Defendant submitted its response to the Company’s memorandum of claim stating that principally, the June 8 Letter is not a state administrative decision, because it is merely an advice to the Minister of Law and Human Rights explaining the possibility of legel defect on the recording of 75% CTPI shares subscription by Berkah. The Defendant also responded that as the June 8 Letter is merely an advice, thus it is not a final and binding decision, and now the Minister of Law and Human Rights has not made any decision concerning such share transfer. Upon such response, on August 12, 2010 MNC submits its request to revoke the claim, because it is already proven that the June 8 Letter is not a decision to annul the subscription of 75% shares of CTPI by Berkah. On August 26, 2010, the Panel of Judges of the State Administrative Court granted the revocation.
Gugatan Perdata terhadap MNC oleh Abdul Malik Jan No. 29/PDT.G/PN/JKT/PST pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
b.
Civil Claim against MNC filed by Abdul Malik Jan (the “Plaintiff”), registered under case number 29/PDT.G/PN/JKT/PST at the Central Jakarta District Court.
Pada perkara ini Penggugat mendaftarkan gugatan untuk menggugat MNC dan para mantan anggota Direksi MNC, para mantan anggota Dewan Komisaris MNC, penjamin pelaksana emisi efek pada waktu MNC melakukan Penawaran Umum Perdana (“IPO”) dan penjamin emisi pada waktu MNC melakukan IPO (Pihak Lain) terkait dengan proses IPO MNC pada tahun 2007. Pada pokoknya, Penggugat berdalil bahwa selama proses IPO, MNC tidak mengungkapkan fakta material mengenai sengketa CTPI sebagai anak perusahaannya selama proses IPO pada tahun 2007. Namun demikian, selama proses IPO pada tahun 2007 tidak terdapat keberatan yang diajukan oleh pihak manapun dan proses IPO pada tahun 2007 berjalan dengan lancar.
In this case, the Plaintiff filed a civil dispute against MNC and ex member of the Board of Directors of the Company, ex member of the Board of Commissioners of MNC, underwriter for the Initial Public Offering (IPO) process of MNC, and securities underwriter of the IPO (Other Parties) challenging MNC’s 2007 IPO process. Essentially, the Plaintiff asserted that during the IPO process, MNC did not disclose material facts regarding the potential dispute related to PT. CTPI, its subsidiary, during the IPO process in 2007. During the IPO process however, there were no objections filed by any party and the IPO process in 2007 went smooth and successful.
Berdasarkan jawaban konfirmasi dari penasehat hukum MNC, ditegaskan bahwa Penggugat tidak membeli saham MNC pada saat IPO, melainkan jauh setelah proses IPO. Lebih lanjut, dalil dari Penggugat adalah tidak berdasar dan tidak memiliki dasar hukum. Sejak tanggal Penggugat membeli saham MNC hingga tanggal gugatan didaftarkan, terdapat kenaikan harga saham MNC di pasar. Oleh karenanya, unsur “kerugian” yang diperlukan untuk mendaftarkan gugatan perbuatan melawan hukum tidaklah terpenuhi.
Based on the confirmation received from MNC’s lawyer, it is confirmed that the Plaintiff did not buy the MNC’s shares at the time of the IPO, instead he purchased the shares subsequent to the IPO process. Furthermore, the Plaintiff’s claim is groundless and legally unfounded. From the date the Plaintiff purchased MNC’s shares until the date the claim was filed, there was an increase the share price in the market. Therefore, the element of “loss suffered” to validly submit a tort claim was not fulfilled.
- 96 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
227
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Gugatan Perdata No. 10/Pdt.G/2010/ PN.Jkt.Pst oleh Siti Hardiyanti Rukmana dkk kepada PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Perkara No. 10)
c.
Perkara ini merupakan perkara mengenai gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh Ny. Siti Hardiyanti Rukmana, dkk. (”Penggugat”) selaku pemegang saham lama PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) terhadap PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) selaku Tergugat I, PT. Sarana Rekatama Dinamika selaku Tergugat II, CTPI (anak perusahaan), selaku Turut Tergugat I dan 6 (enam) Turut Tergugat lainnya. Dalam Perkara No. 10, Penggugat mendalilkan bahwa Berkah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melaksanakan RUPSLB 18 Maret 2005. RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 berikut Supplemental Agreement tahun 2003, yang memberikan hak atas 75% saham CTPI kepada Berkah, yang kemudian pada tahun 2006 diambil alih dan dipegang Perusahaan. Namun demikian, sampai dengan saat ini belum ada putusan pengadilan atas Perkara No. 10 tersebut, dimana perkara tersebut masih berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalam Perkara No. 10 tersebut MNC juga tidak dilibatkan sebagai pihak dalam perkara sehingga secara hukum putusan apapun atas Perkara No. 10 tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini. d.
Civil Claim No. 10/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst by Siti Hardiyanti Rukmana and others against PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (”Case No. 10”) This case is a tort claim filed by Siti Hardiyanti Rukmana cs (“Plaintiff”) as the old shareholder of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) against PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) as the 1st Defendant, PT. Sarana Rekatama Dinamika as the 2nd Defendant, CTPI (the Company’s subsidiary) as the 1st Co-Defendant, and six (6) other Co-Defendants. The Plaintiff asserted that Berkah committed tort which caused the Extraordinary Shareholders General Meeting (ESGM) dated March 18, 2005 “ESGM March 18, 2005”) to be null and void. Such March 18, 2005 by ESGM is the realization of the Investment Agreement in 2002 (and the Supplemental Agreement in 2003) that transferred 75% (seventy five percent) of CTPI shares to Berkah, which is later acquired by the Company in 2006. Nonetheless, Case No. 10 is currently still continuing at the District Court of Central Jakarta and there has been no decision. MNC is not a party in Case No. 10, therefore by law any awards in such case will not be binding against MNC and will not change the ownership status of MNC over CTPI.
Pada tanggal 5 September 2006, CTPI digugat secara perdata oleh PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. TVRI mengklaim bahwa CTPI telah menyalahi perjanjian No. 145/SP/DIR/TV/1990 dan No.023/TPI/ PKS/SHR.23/VII/1990 dan tanggal 16 Agustus 1990 antara CTPI dan TVRI, dan atas hal ini CTPI harus membayar kewajiban kepada TVRI sebesar Rp 21.561 juta ditambah bunga 1,5 % per bulan.
d.
On September 5, 2006 PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) filed a civil lawsuit against CTPI in Central Jakarta District Court. TVRI claims that CTPI had violated agreements. No. 145/SP/DIR/TV/1990 and No.023/TPI/ PKS/SHR.23/VII/1990 dated August 16, 1990 between CTPI and TVRI, and therefore CTPI must pay to TVRI in the amount at Rp 21,561 million plus an interest at 1.5% per month.
Terkait dengan gugatan tersebut, pada tanggal 16 April 2007 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan menghukum CTPI untuk membayar kompensasi kepada TVRI sebesar Rp 1.981 juta ditambah dengan bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2000.
In relation to this lawsuit, on April 16, 2007, the Central Jakarta District Court has issued a court decision which declared that CTPI was punished to pay compensation to TVRI in the amount of Rp 1,981 million plus interest at 6% per annum starting July 1, 2000.
Atas putusan tersebut, pada tanggal 27 Juni 2007 TVRI mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Pada tanggal 24 September 2007, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan, yaitu memperkuat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
For such decision, on June 27, 2007 TVRI lodge a memorandum of appeal to the High Court of Jakarta. On September 24, 2007, the High Court decided to strengthen the decision made by the Central Jakarta District Court.
- 97 -
228
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
e.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 26 Januari 2010, CTPI menerima keputusan kasasi dari Mahkamah Agung, yang isinya menolak permohonan kasasi dari TVRI. Atas keputusan ini, pada tanggal 19 Januari 2011 TVRI mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung yang hingga saat ini masih dalam proses.
On January 26, 2010, CTPI received from the Supreme Court, a letter which rejected an appeal from TVRI. For such decision, on January 19, 2011 TVRI filled a Civil Review to Supreme Court that until now are still in process.
Dengan demikian, CTPI membukukan kewajiban sebesar Rp. 1.981 juta ditambah bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2010.
Therefore, CTPI recorded its liability to TVRI amounting to Rp 1,981 million plus interest of 6% per annum starting July 1, 2010. e.
Pada tahun 2009, Crown Capital Global Limited, yang berdomisili di British Virgin Islands mengajukan permohonan pailit CTPI atas obligasi subordinasi sebesar US$ 53 juta. CTPI menolak klaim tersebut karena obligasi subordinasi di atas tidak ada dalam catatan CTPI. Pada tanggal 14 Oktober 2009, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui keputusannya No. 52/Pailit/2009/PN.Niaga.Jkt.Pst mengabulkan permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit terhadap CTPI. Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, CTPI dan beberapa kreditur lainnya kemudian melakukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA). Pada tingkat kasasi ini, MA membatalkan putusan pailit tersebut melalui putusannya No. 834K/Pdt.Sus/2009, tanggal 15 Desember 2009, sehingga status CTPI kembali seperti sebelum permohonan pailit. Pada tanggal 14 Januari 2010, Permohonan Pailit mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas Putusan MA 834K tersebut, namun Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK) tersebut pada tanggal 22 Maret 2010. Putusan MA ini memperkuat status CTPI bukan sebagai perusahaan pailit.
f.
On January 14, 2010, Petitioner filed a Civil Review (Peninjauan Kembali or PK) to the Supreme Court (MA). However, the Supreme Court (MA) refuse a Civil Review (PK) on March 22, 2010. The decision of MA was to upheld CTPI's status as in a going concern company.
MNCSV merupakan pihak penuntut dalam gugatan terhadap All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) dan PT. Direct Vision (PT DV) sehubungan dengan dugaan pelanggaran hukum persaingan usaha terkait hak siar English Premier League musim 20072010. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, kasus ini masih dalam proses kasasi.
f.
- 98 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
In 2009, Crown Capital Global Limited (CCGL) domiciled in British Virgin Islands, filed a petition for bankcruptcy against CTPI pursuant to a certain US$ 53 million subordinated bond. CTPI denied the claim which was nowhere to be found in the CTPI’s records. On October 14, 2009, the Central Jakarta Commercial Court through its decision letter No. 52/Pailit/2009/PN.Niaga. Jkt.Pst approved the bankcruptcy petition filed by CCGL against CTPI. CTPI, and along with several other creditors, filed a cessation against the Commercial Court's decision with the Indonesian Supreme Court. Subsequently, the Supreme Court (MA) cancelled the bankruptcy petition based on his decision No. 834K/Pdt.Sus/2009, dated December 15, 2009. Therefore, CTPI’s status returned to its condition prior to the date of the bankruptcy petition (continue as a going concern company) .
229
MNCSV is the plaintif in a lawsuit against All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) and PT. Direct Vision (PT DV) in relation to the alleged violation of the competition law related to the English Premier League season 2007-2010 broadcasting rights. As of the issuance date of the consolidated financial statements, this case is still in process of cessation.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
g.
h.
Arbitrase Pengadilan International Arbitrase No. 167721CYK
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
1CC,
g.
1CC International Court Arbitration No. 167721CYK
of
Arbitration,
KT Corporation menggugat Perusahaan atas tindakan wanprestasi terhadap perjanjian Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi). Perkara ini telah diputus pada tanggal 18 Nopember 2010, dimana berdasarkan putusan tersebut Perusahaan diwajibkan melakukan pembelian 406.611.912 lembar saham PT. Mobile-8 Telecom, Tbk milik KT Corporation dengan harga sebesar US$ 13.850.966 ditambah dengan bunga yang perhitungannya di mulai sejak 6 Juli 2009 sampai dengan pembayaran tersebut dilakukan dan juga sebesar US$ 731.642 untuk biaya hukum dan lainlain, serta sebesar US$ 238.000 sebagai biaya arbitrase.
KT Corporation sued the Company for breach of contract of the Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement). This case has been decided on November 18, 2010, in which the Company is required to purchase 406,611,912 shares of PT. Mobile-8 Telecom, Tbk owned by KT Corporation a price of US$ 13,850,966 plus interest calculated starting July 6, 2009 until payment is made, as well as payment of US$ 731,642 for legal and other fees, etc., and US$ 238,000 for the cost of arbitration.
Putusan arbitrase ICC tersebut baru akan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat terhadap Perusahaan apabila telah ada persetujuan dari ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas permohonan pelaksaan Putusan arbitrase ICC tersebut di Indonesia dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, belum ada persetujuan tersebut.
The new ICC arbitration decision shall have binding legal force on the Company upon approval of the Chairman of the Central Jakarta District Court at the request of the ICC arbitration decision implementation in Indonesia. As of the date of issuance of the consolidated financial statements, such consent have not been obtained.
Perkara No.4311PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst
h.
Case No. 4311PDT.G120101PN.Jkt.Pst
Pada tanggal 24 September 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) menggugat Perusahaan selaku Tergugat I, KT Corporation selaku Tergugat II, Qulcomm Incorporated selaku tergugat III dan PT. KTF Indonesia selaku tergugat IV.
On September 24, 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) sued the Company as a Defendant I, KT Corporation, as Defendant II, Qulcomm Incorporated as Defendant III and PT. KTF Indonesia as Defendant IV.
Dalam perkara tersebut Bhakti mengajukan pembatalan Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi) karena bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak adanya persetujuan komisaris. Apabila gugatan tersebut dikabulkan, Perusahaan dapat memiliki kewajiban memberikan ganti rugi sebesar sampai dengan Rp 1.000.000.001.
In the case of cancellation filed Bhakti Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement) because of conflict with existing regulations and the lack of approval of the commissioners. If the claim is granted, the Company may have an obligation to provide compensation of up to Rp 1,000,000,001.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, perkara sedang diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan belum terdapat putusan apapun atasnya.
As of the date of issuance of the consolidated financial statements, the case is being examined at the Central Jakarta District Court and there has not been any decision upon it.
- 99 -
230
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
42. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
42. SUBSEQUENT EVENTS
a.
Pada tanggal 7 Maret 2011, MNC mengumumkan rencana penjualan penjualan atas saham yang telah dibeli kembali (treasury stock) sebanyak 395.761.800 saham. MNC menunjuk PT. MNC Securities sebagai anggota bursa yang akan melakukan penjualan saham tersebut. Jangka waktu pelaksanaan penjualan saham adalah 18 (delapan belas) bulan dimulai sejak tanggal 7 Maret 2011.
a.
On March 7, 2011, MNC announced its intention to sell its repurchased shares (treasury stock) amounting to 395,761,800. MNC appointed PT. MNC Securities as a member of the stock exchange that will be responsible for the selling. The selling period is eighteen (18) months, commencing from March 7, 2011.
b.
Pada tanggal 8 Maret 2011, MNC Group membuat komitmen untuk Free Television Output Deal dengan Warner Bros International Television Distribution Inc., yang mulai berlaku efektif sejak 15 Maret 2011. Berdasarkan ketentuan perjanjian ini, MNC Group akan mendapatkan lisensi untuk program-program milik Warner dan akan melakukan pembayaran kepada Warner secara 3 (tiga) bulanan dimuka.
b.
On March 8, 2011, MNC Group entered into an agreement for Free Television Output Deal with Warner Bros International Television Distribution Inc. This Deal Terms shall be valid from March 15, 2011. Under this Deal Terms, MNC Group will be granted a license to Warner’s Program and shall pay Warner on quarterly basis in advance.
43. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
43. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V. dan Deutsche Bank AG, Singapura (DB) mengadakan kontrak USD/Rp non-deliverable foreign exchange hedge transaction untuk mengelola risiko pergerakan mata uang asing dengan jumlah notional US$ 100 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Tidak terdapat pembayaran premi opsi pada awal kontrak, tetapi untuk membeli opsi tersebut, MNC B.V. harus melakukan satu seri pembayaran bunga berdasarkan suatu jumlah notional dalam Yen, dengan suatu potensi pembayaran oleh DB pada saat jatuh tempo, di mana DB akan melakukan penyelesaian secara kas dalam US$ atas jumlah notional US$ 100 juta, tergantung pada kurs US$/Rp pada saat jatuh tempo dan strike price yang ditentukan dalam kontrak. MNC B.V. dapat mengakhiri kontrak tersebut secara tahunan. Pada tanggal 12 Desember 2007, MNC B.V. mengalihkan hak dan kewajibannya pada transaksi lindung nilai kepada MNC. Pada tahun 2009, MNC mengalihkan hak dan kewajiban pada transaksi lindung nilai kepada MIMEL.
On September 12, 2006, MNC B.V. and Deutsche Bank AG, Singapore (DB) entered into a USD/Rp non-deliverable foreign exchange hedge transaction to manage the exposure to foreign currency movement with notional amount of US$ 100 million, due on September 12, 2011. There is no option premium paid up-front, but for buying the option, MNC B.V. has to pay a series of quarterly interest payments based on a Yen notional amount, with a potential pay out from DB in which DB will pay MNC B.V. on a maturity date a USD cash settlement based on a notional amount of US$ 100 million, depending on the US$/Rp exchange rate and the strike price specified in the contract. This contract can be preterminated by MNC B.V. on a yearly basis. On December 12, 2007, MNC B.V. transferred its rights, and obligations under the hedge transaction to MNC. In 2009, MNC transferred its rights and obligations under the hedge transaction to MIMEL.
- 100 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
231
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
44. INSTRUMEN KEUANGAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
44. FINANCIAL INSTRUMENTS AND FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT
a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
a.
Financial risk management objectives and policies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan anak perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan anak perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
The Company and its subsidiary’s overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company and its subsidiary operate within defined guidelines that are approved by the Board of Director.
i.
i.
ii.
Manajemen risiko mata uang asing
Foreign currency risk management
Perusahaan dan anak perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian program dari luar negeri dan hutang obligasi dalam mata uang asing.
The Company and its subsidiaries are exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of foreign currency denominated transactions such as purchases of programs and bond denominated in foreign currency.
Perusahaan dan anak perusahaan mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan melakukan penyesuaian pada harga yang diterapkan kepada kosumen. Untuk membantu mengelola resiko, Perusahaan dan anak perusahaan juga mengadakan kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang asing dalam batasan yang ditetapkan (Catatan 43).
The Company and its subsidiaries manage the foreign currency exposure by adjusting the prices charged to customers. In addition the Company and its subsidiaries also entered into forward foreign exchange contracts within established parameters (Note 43).
Manajemen risiko tingkat bunga
ii.
Interest rate risk management
Perusahaan dan anak perusahaan juga terpapar terhadap risiko tingkat bunga, karena Perusahaan dan anak perusahaan memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang dan bunga tetap.
The Company and its subsidiaries are exposed to interest rate risk because the Company and its subsidiaries have borrowing with both floating and fixed interest rate.
Nilai tercatat dari instrumen keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang terpapar risiko tingkat bunga, yang meliputi, perjanjian tingkat suku bunga tetap yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate) dan perjanjian tingkat suku bunga mengambang yang terpapar risiko tingkat suku bunga atas arus kas, dijabarkan sebagai berikut:
The carrying amount of the Company and its subsidiaries’ financial instruments that are exposed to interest rate risk, which include fixed value arrangements that exposed to fair value interest rate risk and floating interest rate arrangements that are exposed to cash flow interest rate risk, are detailed below:
- 101 -
232
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
Instumen Keuangan
Bunga mengambang/ Floating rate
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued Bunga tetap/ Fixed rate
Tanpa bunga/ Non-interest bearing
Jumlah/ Total
Financial Instrument
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha dan piutang lain Investasi jangka pendek Investasi lainnya
816.220 125.939 -
313.369 -
12.039 2.453.904 676.311 1.671.358
1.141.628 2.453.904 802.250 1.671.358
Financial Assets Cash and cash equivalents Trade and other receivables Short-term investments Other investments
Kewajiban keuangan Hutang jangka pendek Hutang usaha dan hutang lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang obligasi Kewajiban sewa pembaiyaan Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang lainnya
284.951 72.130 -
62.691 2.517.156 -
770.803 275.580 19.438 35.380
347.642 770.803 275.580 2.517.156 19.438 72.130 35.380
Financial Liabilities Short-term loans Trade and other payable Accrued expenses Bonds payable Finance lease obligation Long-term liability Other long-term liabilities
Selain bagian jangka panjang hutang jangka panjang sebesar Rp 22.910 juta, hutang jangka panjang lainnya sebesar Rp 35.380 juta dan bagian jangka panjang kewajiban sewa pembiayaan sebesar Rp 11.298 juta dan bagian jangka panjang dari hutang obligasi sebesar Rp 1.245.604 juta, aset keuangan yang menghasilkan bunga dan kewajiban keuangan yang berbunga akan jatuh tempo dalam satu tahun.
Except for the long term portion of longterm liability of Rp 22,910 million, other long-term liabilities of Rp 35,380 million long term portion of finance lease obligation of Rp 11,298 million, and long-term portion of bonds payable of Rp 1,245,604 million the interest bearing financial assets and liabilities are due within one year.
Untuk kewajiban suku bunga mengambang, analisa sensitivitas di susun dengan asumsi jumlah kewajiban terhutang pada saat tanggal neraca adalah yang terhutang untuk sepanjang tahun. Perubahan dari 100 basis poin suku bunga pada tanggal laporan keuangan akan meningkatkan atau menurunkan laba sebelum pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 sebesar Rp 3.765 juta. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variable lainnya, terutama kurs mata uang asing, tetap konstan. Perubahan ini terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga pinjaman variabel.
For floating rate liabilities, the sensitivity analysis is prepared assuming the amount of liability outstanding at the balance sheet date was outstanding for the whole year. A change of 100 basis points in interest rates at the reporting dates would have increased (decreased) income before tax of the Company and its subsidiaries in 2010 by Rp 3,765 million. This analysis assumes that all other variables, in particular foreign currency rates, remain constant. The movement is mainly attributable to the Company and its subsidiaries’ exposure to interest rates on its variable rate borrowings.
Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan dalam Rupiah dengan tingkat bunga bank yang rendah, back to back deposito dan pinjaman yang akan memberikan spread bunga yang kecil serta jangka waktu pinjaman yang lebih fleksibel sehinngga dapat dilakukan pelunasan segera apabila tingkat bunga meningkat tinggi.
To manage the interest rate risk, the Company and its subsidiaries have a policy in obtaining a low interest financing, back to back deposit, and borrowing with a low margin of interest and also a flexible loan term, enabling the Company to pay the loan if there is a significant increase with the rate.
- 102 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
233
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
iii.
iv.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Manajemen risiko kredit
iii.
Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan.
Credit risk refers to the risk that a counterparty will default on its contractual obligation resulting in a loss to the Company and its subsidiaries.
Risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan terutama melekat pada piutang usaha simpanan bank, investasi jangka pendek dan investasi lainnya. Risiko kredit pada simpanan bank dan investasi jangka pendek diperhitungkan minimal karena ditempatkan dengan institusi keuangan terpercaya yang telah memiliki catatan yang baik. Investasi lain dan piutang usaha pihak ketiga ditempatkan pada pihak ketiga yang terpercaya dan memiliki catatan yang baik. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan dan counterparties dimonitor secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) counterparty yang direview dan disetujui oleh komite manajemen risiko secara tahunan.
The Company and its subsidiaries’ credit risk is primarily attributed to their trade accounts receivable, bank deposits, short-term investments and other investment. Credit risk on bank deposits and short-term investments is considered minimal because they are placed in credit worthy financial institutions. Other investments and trade accounts receivable with third parties are entered with respected and credit worthy third parties. The Company and its subsidiaries exposure and its counterparties are continuosly monitored and the aggregate value of transactions concluded is spread amongst approved counterparties. Credit exposure is controlled by counterparty limits that are reviewed and approved by the risk management committee annually.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasi setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Company and its subsidiaries’ exposure to credit risk.
Manajemen risiko likuiditas
iv.
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.
Liquidity risk management The ultimate responsibility for liquidity risk management rests at the board of directors, which has build a risk liquidity management framework that suits the liquidity management requirement and short, medium and long term funding for the Company and its subsidiaries. The Company and its subsidiaries manage liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
- 103 -
234
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perusahaan dan anak perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.
The Company and its subsidiaries maintain sufficient funds to finance its ongoing working capital requirements.
b. Nilai wajar instrumen keuangan
b. Fair value of financial instruments
Nilai tercatat dan nilai wajar pada instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
The carrying amount and fair value of financial instruments as of December 31, 2010 are as follows:
Nilai tercatat/ Carrying amount Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha dan piutang lain Investasi lainnya Kewajiban keuangan Pinjaman jangka pendek Hutang usaha dan hutang lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang obligasi: Jangka pendek Jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang lainnya
1.236.202 802.250 2.453.904 1.671.358
347.642 770.803 275.580 1.271.552 1.245.604 19.438 7.213 35.380
(i)
nilai tercatat mendekati atau setara dengan nilai wajar karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek. (ii) nilai tercatat termasuk nilai wajar dana kelolaan dan reksadana yang dinilai berdasarkan nilai aset bersih. (iii) tidak tersedia nilai wajar yang andal karena aset yang mendasari tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. (iv) nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa depan.
1.236.202 802.250 2.453.904 1.671.358
1.271.552 1.248.718 19.438 7.213 35.380
(i) (iv) (iv) (iv) (iv)
Financial Asset Cash and cash equivalents Short-term investments Trade and other receivables Other investments Financial Liabilities Short-term loans Trade and other payables Accrued expenses Bonds payable: Short-term Long-term Finance lease obligation Long-term liability Other long-term liabilities
(i)
carrying amount approximates or equal to fair value because of short-term maturity.
(ii)
carrying amount includes fair value of investment in funds and mutual funds which are based on net asset value of the fund. No reliable measure of fair value because the underlying assets are not quoted in active market. Fair value is determined by discounting future cash flows.
(iv)
235
(i) (i)(ii) (i) (iii)
347.642 (i) 770.803 (i) 275.580 (i)
(iii)
- 104 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
Nilai wajar/ Fair value
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
45. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
45. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2010 and 2009, are as follows:
2010 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah (jutaan)/million
2009 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah (jutaan)/million
Aset Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek Piutang usaha
Piutang lain-lain Uang muka dan biaya dibayar dimuka Aset lain-lain
Assets US$ Euro Yen Lainnya/ Others US$ US$ Sin $ Euro US$ US$ US$
4.174.160 293 -
37.530 4 -
83.605.608 10.423 578.100
785.893 141 59
17.373.466 7.091.391 667.182 823.792 1.259.181 1.198.208
156.205 63.759 7.977 7.407 11.321 10.773
49.096.575 32.206.703 29.526 697.549 13.929.128 43.684.865 12.092.688
63 461.508 302.743 198 9.424 130.934 410.638 113.671
Jumlah Aset Moneter
294.976
2.215.272
Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha
Hutang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Pinjaman jangka panjang Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban tidak lancar lain-lain
Cash and cash equivalents
Short-term investments Trade accounts receivable
Other accounts receivable Advances and prepaid expenses Other assets Total Monetary Assets Liabilities
US$ US$ Euro Lainnya/ Others US$ Euro Lainnya/ Others US$ Euro Lainnya/ Others US$ US$ US$
8.273.294 20.480.056 -
74.385 184.136 -
7.840.304 21.861.812 118.610
73.699 205.501 1.602
25.670 1.040
59 231 12
850.842 1.040
520 7.998 14
5.910.378 97.649
53.140 1.167
10.508.802 97.647
13 98.783 1.319
264 77.360 -
75.000.000 369.604
504 705.000 3.474
8.604.105
Short-term loans Trade accounts payable
Other accounts payable
Accrued expenses
Long-term loans Payable to related parties Other noncurrent liabilities
Jumlah Kewajiban Moneter
390.754
1.098.427
Total Monetary Liabilities
Aset (Kewajiban) Moneter Bersih
(95.778)
1.116.845
Net Monetary Asset (Liabilities)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
The conversion rates used by the Company and its subsidiaries as of December 31, 2010 and 2009 were as follows:
31 Desember/December 31, 2010 2009 Rp Rp Euro 1 USD 1 SGD 1 JPY 100
11.956 8.991 6.981 11.029
13.510 9.400 6.699 10.170
1 Euro 1 USD 1 SGD 100 JPY
- 105 -
236
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 90.812 juta tahun 2010 dan Rp 374.447 juta tahun 2009.
The Company and its subsidiaries incurred gain on foreign exchange of Rp 90,812 million in 2010 and Rp 374,447 million in 2009.
46. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK)
46. ADOPTION OF REVISED STATEMENTS AND INTERPRETATIONS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK AND ISAK)
a.
Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan
a.
Revised standard current year
effective
in
the
Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
In the current year, the Company and subsidiaries adopted the following revised PSAKs which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010:
PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman
PSAK 26 (revised 2008), Borrowing Cost
PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.
PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures
PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurements
Menurut PSAK 26 (revisi 2008), biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan set kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. Penerapan standar ini tidak berpengaruh terhadap jumlah periode lalu dan sekarang, tetapi mempengaruhi jumlah biaya pinjaman masa mendatang.
PSAK 26 (revised 2008) requires borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction, or production of qualifying asset to be capitalized as part of the cost of the asset. Other borrowing costs are recognized as expense. The application of this standard has had no impact on the prior and current year amounts, but may affect the accounting for future borrowing costs.
Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan.
The application of PSAK 50 (revised 2006) resulted in expanded disclosure on financial instruments, including some qualitative disclosures relating to financial risks and management objectives.
PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif ketika aset atau kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Perusahaan dan anak perusahaan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan. Karena PSAK ini diterapkan secara prospektif, penerapan awal tidak memiliki pengaruh atas jumlah yang dilaporkan di tahun 2009.
PSAK 55 (revised 2006) provides guidance on the recognition and measurement of financial instruments and some contracts to buy non-financial items. Among other things, the application of this standard requires the use of effective interest rate method when an asset or liability is measured at amortized cost. Additionally, this PSAK also changes the way the company and its subsidiaries measure the impairment loss of financial assets depending on the classification of the financial instrument. Because this PSAK is applied prospectively, the initial adoption has had no impact on amounts reported for 2009.
- 106 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
237
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum berlaku efektif i.
b.
Standards and Interpretations in issue but not yet effective
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
i. Effective for periods beginning on or after January 1, 2011:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan pihak-pihak berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements PSAK 2 (revised 2009), Statement of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures PSAK 8 (revised 2010), Events after the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interest in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Investments in Associates PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation – Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distribution of Non-cash Assets to Owners IASK 12, Jointly Controlled Entities Non-monetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets – Web Site Cost ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
- 107 -
238
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
ii. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
ii.
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
Effective for periods beginning on or after January 1, 2012: PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (Revised 2010), Finanical Instruments: Presentation PSAK 53 (revised 2010), Sharebased Payments PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance ISAK 13, Hedges of Net Investments in Foreign Operations ISAK 15, The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 16, Service Concession Arrangements ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010),Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya. Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
These new/revised standards and interpretations resulted from convergence to International Financial Reporting Standards.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasi, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang akan berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain:
As of the issuance date of the consolidated financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the consolidated financial statements, and could foresee that among those PSAKs that will take effect in 2011, PSAK 1, Presentation of Financial Statements, will bring some significant changes in the financial statement presentation. PSAK 1 requires an entity, among other things:
- 108 Annual Report 2010 PT Global Mediacom Tbk
239
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) diminta untuk disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif).
To present, in a statement of changes in equity, all owner changes in equity. All non-owner changes in equity (i.e. comprehensive income) are required to be presented in one statement of comprehensive income or in two statements (a separate income statement and a statement of comprehensive income).
Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25.
To present a statement of financial position as at the beginning of the earliest comparative period in a complete set of financial statements when an entity applies an accounting policy retrospectively or makes a retrospective restatement in accordance with PSAK 25.
Untuk menyajikan kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas (sebelumnya disebut hak minoritas).
To present as part of equity the non-controlling interest (previously called minority interest).
47. REKLASIFIKASI AKUN
47. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2009 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2010 dengan perincian sebagai berikut:
Persediaan Properti investasi Aset tetap Aset lain-lain Beban langsung Beban umum dan administrasi
48. PERSETUJUAN KONSOLIDASI
LAPORAN
Certain accounts in the 2009 consolidated financial statements were reclassified to conform with the 2010 consolidated financial statements presentation, with details as follows:
Sebelum disajikan kembali/ Before reclassification
Setelah disajikan kembali/ After reclasification
1.131.998 186.672 1.765.444 475.394 2.612.963 1.291.835
1.065.793 189.772 1.835.649 472.294 2.637.926 1.266.872
Inventory Investment properties Property and equipment Other assets Direct cost General and administrative expense
KEUANGAN
48. APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Laporan keuangan konsolidasi telah disetujui oleh Direksi Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 25 Maret 2011.
The consolidated financial statements were approved by the Directors and authorized for issue on March 25, 2011.
- 109 -
240
Laporan Tahunan 2010 PT Global Mediacom Tbk
Laporan Tahunan 2010 Annual Report 2010
PT Global Mediacom Tbk
Corporate Headquarter MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Indonesia Tel. (62-21) 390 0310 Fax. (62-21) 390 9174, 392 7859 www.mediacom.co.id