THE INFLUENCE OF SOCIAL MODAL OF GEMSTONE PRODUCERS TOWARDS ECONOMICS SOCIAL IN MARTAPURA, BANJAR REGION Hj. Khairiyahtul Anwar Fakultas Ekonomi Universitas Akhmad Yani Banjarmasin Email:
[email protected] Abstract Martapura which is the capital city of Banjar Regency, in South Kalimantan Province, Indonesia is well known as one of the gemstone producers that have the best quality even in the world. That fact should show that the economic condition of Martapura’s society is established. However, the reality shows the contradictory condition. A lot of Martapura's society still living below poverty line. This research is conducted in Martapura’s city with the variables that will be inspected are the dependent variable, which is social-economic variable and the independent variables that consist of value (X1), network (X2), and trust (X3) variables. The result of this research shows that the coefficient determinant is equal to 0.616. It shows that the values, network, and trust variables has the contribution of 61.6% to the Gemstone Craftsmen's social-economics conditions in Martapura city. While the 39.4% of the residue is influenced by the other factors that not included in this research Keywords : Social Modal, Gemstone, Small Industry, Stone Producer, Banjar PENGARUH MODAL SOSIAL PENGRAJIN INDUSTRI KECIL BATU PERMATA TERHADAP SOSIAL EKONOMI PENGRAJIN BATU PERMATA DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Abstrak Martapura ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang terkenal sebagai pengrajin batu permata. Martapura adalah tempat yang tepat untuk berburu perhiasan tersebut.Kualitas perhiasan Martapura yang secara global diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Terlihat bahwa masyarakat kota martapura hidup dalam keadaan yang mapan tetapi jika dilihat realitas di lapangan sangat kontradiktif, dimana masih sangat jelas terlihat sangat banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Martapura Kabupaten Banjar. Variabel yang akan diteliti yaitu variabel terikat adalah Sosial Ekonomi dan variabel bebas yang terdiri dari Nilai (X1), Jaringan (X2), Kepercayaan (X3). Hasil penilitian menunjukkan koefisien determinan sebesar 0,616 yang berarti bahwa, Nilai-nilai, Jaringan dan Kepercayaan mempunyai kontribusi sebesar 61,6% terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Permata, sedangkan sisanya sebesar 39,4% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata Kunci : Modal Sosial, Batu Permata, Industri Kecil, Pengrajin Batu, Banjar
1
1.1 Latar Belakang Martapura adalah sebuah kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Martapura terletak di tepi sungai Martapura dan berjarak 40 km di sebelah timur Kota Banjarmasin, ibukota provinsi Kalimantan Selatan. Kota ini sangat berlimpah akan kekayaan summber daya alamnya, yang paling popular dan sangat terkenal dari kota Martapura adalah batu permata, karena itulah kota ini juga terkenal dan sering dikunjungi wisatawan karena merupakan pusat transaksi penjualan intan dan tempat penggosokan intan utama di Kalimantan dan menyediakan banyak cenderamata . Martapura adalah kota “berkilau” secara harfiah karena memang dikenal sebagai penghasil banyak batu permata. Martapura juga merupakan pusat pengolahan batu permata sekaligus tempat transaksi batu permata di Kalimantan.Martapura disebutsebut sebagai salah satu daerah penghasil batu permata berkualitas terbaik di dunia. Bagi penggemar perhiasan dan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, bros, dan lainnya terutama yang terbuat dari berlian murni, emas, perak, dan berbagai batu permata lain, maka Martapura adalah tempat yang tepat untuk berburu perhiasan tersebut.Kualitas perhiasan Martapura yang secara global diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Batu permata dari Martapura dapat dengan mudah ditemukan di pasar berlian dan perhiasan yang dikenal dengan nama Pasar Cahaya Bumi Selamat. Sekilas dilihat jika dari paparan di atas terlihat bahwa masyarakat kota martapura pastilah hidup dalam keadaan yang mapan dan berkecukupan tetapi jika di lihat realitas di lapangan sangat kontradiktif, dimana masih
sangat jelas terlihat sangat banyak masyarakat kabupaten Banjar khususnya kota martapura yang hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk itulah perlu ada nya perhatian khusus dari pemerintah daerah kabupaten Banjar terutama dalam bentuk program pembinaan. Berbagai program telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, namun hasilnya tidak optimal. Bahkan jumlah penduduk miskin semakin bertambah seiring pertambahan jumlah penduduk. Dalam mengatasi kemiskinan upaya yang dilakukan adalah dengan pemberdayaan diri masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui peran aktif masyarakat itu sendiri dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi serta memperkokoh harkat dan martabat manusia.Program-program kemiskinan yang ditawarkan selama ini adalah progam kemiskinan dengan pendekatan top down. Diharapkan konsep bottom up yang diimplementasikan dalam bentuk pemberdayaan diri masyarakat miskin dapat turut andil secara mandiri dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Selanjutnya, pemberdayaan diri masyarakat miskin juga membutuhkan pemenuhan kebutuhan yang bersifat sosiologis dan menempatkan masyarakat miskin sebagai subjek pemberdayaan diri dan aktor dalam perubahan sosial dan pencapaian kesejahteraan. Dalam pemberdayaan diri masyarakat miskin diupayakan mampu mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain yaitu dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki diri masyarakat tersebut. Adapun tujuan penelitian dalam paper ini adalah: 1) Menggambarkan keadaan dan kondisi sosial masyarakat Pengrajin Batu
2
Permata di kota Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 2) Hasil penelitian ini memberikan masukan dalam perumusan kebijakan strategis pemerintah Kabupaten Banjar dalam menentukan kebijakan pemberdayaan diri masyarakat melalui modal social khusunya bagi Pengrajin Batu Permata di kota Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. 3) Hasil penelitian ini
dapat membantu kepada pemerintah Kabupaten Banjar mencarikan solusi atas permasalahan pemberdayaan diri masyarakat yang dihadapi dengan mengacu pada kebutuhan masyarakat dan potensi masyarakat tersebut khusunya Pengrajin Batu Permata di kota Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Sosial Ekonomi Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas sosial dan ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita. Jadi bisa dijadikan kesimpulan adalah bahwa sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan. Sebagai salah satu elemen yang terkandung dan dalam masyarakat sipil, modal sosial menunjuk pada nilai dan norma yang dipercayai dan dijalankan oleh sebagian besar anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup individu dan keberlangsungan komunitas masyarakat.
Francis Fukuyama (1995) lebih menekankan pada dimensi yang lebih luas yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan, dan di dalamnya diikat nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Selanjutnya, Coleman (1988) mendefinisikan modal sosial sebagai: “ Variety of different entities with two elements in common: they all consist of some aspect of social structure and they facilitate certain actions of actors whether personal or corporate actors within the structure” Sebagaimana pendapat Bourdien dalam Lin (2002) menyatakan “modal sosial sebagai “agregat” dari sumber daya aktual dan potensial yang berhubungan dengan posisi kerja jangka panjang diantara orangorang yang memiliki hubungan yang sedikit dan banyak telah saling mengenal dan menghargai. Eva Cox (1995) mendefinisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang di topang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayan sosial yang memungkinkan efisiensi dan efektifitas koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan bersama. Menurut Putnam (1993), modal sosial adalah: “To the nations of physical and human capaital the term
3
social capital refers to featurs of social organization such as network, norms and trust that increase a sociaty’s structure that facilitate certain actions of actors within the structure”. Bila ditinjau dari sisi ekonomi adapun manfaat dari modal sosial, antara lain: Pertama, dalam kinerja ekonomi, modal sosial mengurangi biaya transaksi dengan mengubah istilah-istilah dalam perdagangan; mengurangi secara besarbesaran biaya pengaturan kontrak; pengambilan keputusan yang lebih fleksibel; dan menghemat waktu (Wilson, 2000). Kedua, berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan, modal sosial memiliki dampak positif terhadap kesehatan, dan terutama kesehatan mental, jaringan sosial yang dimiliki oleh individu adalah sebagai pelindung dari masalah-masalah kehidupan. Penelitian ini telah dilakukan oleh Durkheim berkaitan dengan studi bunuh diri, dimana ditemukan korelasi antara modal sosial dan kesehatan. Kesimpulannya adalah “suicide varies inversely with the degree of integration of the social groups of which the individual forms a part” (Aldridge-Halpern, 2002). Ketiga, berkaitan dengan kejahatan, Aldridge-Halpern (2002) menyatakan “social capital focuses attention on the potential influence of social relationships, cooperative norms and informal sanctions on offending behavior”. Modal sosial menjembatani pandangan mengenai kriminologi antara pendekatan psikologi dan sosiologi (Aldridge-Halpern, 2005). Modal sosial dapat memelihara norma-norma sosial dalam suatu komunitas dan mengurangi kecenderungan perilaku egois diantara anggota kelompok. Keempat, berkaitan dengan pemerintah dan pemerintahan, hasil
penelitian Putnam (1993) di Italia menyimpulkan : “the differences in government effectiveness arose from the character of the associational life of the regions and patterns of trust. The causal direction appeared clear – strong associational life and high levels of public trust led to more effective government”. Norma-norma, kepercayaan antarpersonal, jejaring sosial, dan organisasi sosial sebagai bentuk modal sosial sangatlah penting tidak hanya bagi masyarakat tapi juga bagi pertumbuhan ekonomi (Coleman, 1988:S96). Sejumlah penelitian yang dilakukan Ben Porath (1980), Oliver Williamson (1975, 1981), Baker (1983) dan Granovetter (1985) (dalam Coleman) mendukung pernyataan Coleman tersebut, keterkaitan antar organisasi sosial akan mempengaruhi berfungsinya aktivitas ekonomi. Unsur Pokok Modal Sosial Secara umum modal sosial diukur atas dasar (1) generalized trust, (2) value, (3) reciprocity, (4) networks, (5) norma (Field, 2003; Coleman, 1988; Putnam 1993; Fukuyama, 2001; Lin, 2001, 2004, 2005). Keberhasilan kerjasama adalah tergantung bagaimana jaringan yang mampu menyatukan setiap individu dalam masyarakat. Kerjasama diwarnai oleh suatu relasi timbal balik (reciprocity) antar individu dan saling menguntungkan serta dibangun atas dasar kepercayaan (trust) yang ditopang oleh norma yang positif dan kuat yang berlaku dalam masyarakat. Berpijak pada penjelasan terdahulu tentang modal sosial, ada beberapa unsur modal sosial yang akan digunakan untuk melihat pemberdayaan “diri” masyarakat miskin, meliputi:
4
a. Norma-norma (Norms) Norma–norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian norma sendiri merupakan sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat (individu) pada suatu entitas sosial tertentu. Norma ini biasanya terinstitusional dan mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku dalam masyarakatnya.Aturanaturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. b. Nilai –Nilai (Value) Nilai menurut Hasbullah (2006) merupakan suatu ide yang turun menurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat, misal nilai kerjasama, prestasi, keadilan, kejujuran. c. Kepercayaan (Trust) Trust atau rasa percaya (mempercayai) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam suatu hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa individu lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam pola tindakan yang saling mendukung, atau paling tidak individu lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya (Putnam, 1993). Dalam pandangan Fukuyama (2002), trust adalah sikap saling percaya diantara anggota kelompok masyarakat di mana mereka saling bersatu dan sikap saling percaya ini akan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial.
Francois (2003) menyatakan “trust sebagai komponen ekonomi yang relevan melekat pada kultur yang ada pada masyarakat yang akan membentuk kekayaan modal sosial”. Coleman (1998) menyatakan “trust berasal dari norma sosial yang telah melekat pada struktur sosial pada suatu komunitas setempat, sehingga norma dianggap sumber trust terutama yang berkaitan dengan kepatuhan anggota kelompok pada kewajiban bersama yang telah menjadi kesepakatan tidak tertulis pada kelompok tersebut”. d. Jaringan (Network) Modal sosial dapat dibangun oleh satu individu dan memiliki kecenderungan tumbuh dalam suatu kelompok untuk bersosialisasi. Modal sosial akan kuat tergantung pada kapasitas yang ada dalam kelompok masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pada kemampuan kelompok masyarakat untuk bekerjasama membentuk jaringan sehingga mampu menerapkan kebersamaan dalam hubungan sosial. Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia (Putnam, 2002). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama.Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Orang mengetahui dan bertemu orang lain. Mereka kemudian membangun inter-relasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal. Putnam (2002) berargumen jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya itu.
5
e. Timbal Balik (Reciprocity) Modal sosial senantiasa diwarnai dengan kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini bukanlah sesuatu yang dilakukan secara 2.2. Kerangka Pikir Memberikan pedoman dan mempermudah dalam kegiatan penelitian, pengolahan data dan penganalisaannya, Gambar 1. Kerangka Pemikiran
resiprokal seketika seperti proses jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka panjang dan jangka pendek dengan semangat untuk membantu tanpa imbalan dan mementingkan orang lain. .
agar diperoleh hasil penelitian yang benar, maka digunakan kerangka penelitian sebagai berikut :
Nilai-nilai (X1) Sosial Ekonomi (Y)
Jaringan (X2) Kepercayaan (X3) Simultan Parsial 3.1 Metodelogi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Martapura Kabupaten Banjar. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak bulan Januari hingga bulan Desember 2015. Dimana variabel yang akan diteliti yaitu 1) Variabel terikat (Dependent Variable) yang disimbolkan dengan Y adalah Sosial Ekonomi .2) Variabel bebas (Independent Variable) yang disimbolkan dengan X yang terdiri dari Nilai (X1), Jaringan (X2), Kepercayaan (X3). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin batu permata di kota Martapura Kabupaten Banjar. Mengingat pengrajin sebagai pengusaha informal tidak terdata, tetapi jumlahnya lebih dari
100 orang sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 60 orang, karena sifat sampel yang homogin,maka sampel bisa dianggap mewakili responden. Data yang diperlukan untuk mengungkapkan permasalahan menggunakan beberapa teknik pengumpul data, yaitu ; angket, wawancara dan dokumen. Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) digunakan model analisis regresi linier/regresi berganda (Multiple Linier Regresion) dengan model persamaan (J. Supranto, 2001: 236)
6
Dimana :
ˆ ab X b X b X e Y 1 1 2 2 3 3 i Yˆ a b1 b2 b3
= = = = =
Pendapatan Pedagang Konstanta Koefisien regresi Nilai-nilai Koefisien regresi Jaringan Koefisien regresi Kepercayaan
X1 X2 X3
= Nilai-nilai = Jaringan = Kepercayaan
ei
= Gallat (disturbance error)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Martapura Indonesia terkenal dengan kekayaan alam dan bebatuan yang sangat berharga. Hampir semua batu berharga dapat dijadikan perhiasan atau bahan baku bangunan dan furniture sebagai komoditas yang tidak pernah sepi dari peminatnya. Khusus untuk bebatuan yang berharga seperti Batu Permata cukup banyak tersebar di wilayah Indonesia bagian timur. Salah satunya Kota Martapura yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Martapura adalah sebuah kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Martapura terletak di tepi sungai Martapura dan berjarak 40 km di sebelah timur Kota Banjarmasin, ibukota provinsi Kalimantan Selatan. Kota ini juga terkenal dan sering dikunjungi wisatawan karena merupakan pusat transaksi penjualan intan dan tempat penggosokan intan utama di Kalimantan dan menyediakan banyak cenderamata batu mulia. Martapura adalah kota “berkilau” secara harfiah karena memang dikenal sebagai penghasil banyak batu mulia. Martapura juga merupakan pusat pengolahan berlian sekaligus tempat transaksi berlian di Kalimantan.
Martapura disebut-sebut sebagai salah satu daerah penghasil batu mulia berkualitas terbaik di dunia. Bagi penggemar perhiasan dan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, bros, dan lainnya terutama yang terbuat dari berlian murni, emas, perak, dan berbagai batu permata lain, maka Martapura adalah tempat yang tepat untuk berburu perhiasan ters. Kualitas perhiasan Martapura yang secara global diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Berlian dan batu mulia Martapura dapat dengan mudah ditemukan di pasar berlian dan perhiasan yang dikenal dengan nama Pasar Cahaya Bumi Selamat. Kota Martapura sejak zaman dahulu hingga sekarang dikenal sebagai kota penghasil Batu Permata terbaik yang telah diakui oleh masyarakat baik didalam maupun luar negeri. Pasar Cahaya Bumi Selamat Martapura adalah sebuah pasar yang secara khusus menyediakan dan menjual aneka macam jenis Batu Permata,baik dalam bentuk persihasan yang berbahan dasar Emas,Perak maupun aneka macam aksesoris Khas Kalimantan lainnya seperti gelang, kalung, anting, tas dan lain sebagainya, yang merupakan hasil dari kerajinan dari masyarakat Kota Martapura
7
dengan harga yang terjangkau dan kualitas produk yang baik. Pasar Cahaya Bumi Selamat Martapura hanya berjarak 35 km dari Bandara Syamsudin Noor Landasan Ulin Banjar Baru dengan jarak tempuh 25 menit. Tepatnya Jl.A.Yani Km.39 Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 70614 Di Pasar Cahaya Bumi Selamat Martapura juga melayani pemesanan untuk pembuatan perhiasan seperti cincin, gelang, kalung ,liontin dan anting yang terbuat dari bahan Emas, Perak maupun Berlian, Juga melayani jasa pewarnaan (crom) perhiasan dari bahan emas maupun perak. Batu Permata maupun perhiasan yang berbahan Emas dan Perak yang 4 Pembahasan
disediakan dan dijual oleh Toko – toko yang ada di pasar Bumi Cahaya Martapura telah disertifikasi dan diuji keaslian serta kealamiannya oleh Lembaga Pengembangan dan Sertifikasi Batu Mulia (LPSB) milik Pemerintah Kabupaten Banjar yang beralatkan di Jl.A.Yani Km.40 No.22 Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan telp 0511 472320 email :
[email protected]. Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dahulu perlu diuraikan tentang karakteristik responden agar diketahui tingkat homogenitas responden, sehingga dapat diketahui apakah responden dapat mewakili seluruh populasi
4.1Pengujian Validitas dan Reliabelitas Angket Sebelum dilaksanakan analisa data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabelitas angket yang tujuannya untuk mengetahui apakah angket yang digunakan
No Butir Angket Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10
r hitung 0,575 0,752 0,717 0.805 0,758 0,421 0,638 0,511 0,531 0,478
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dan apakah jawaban responden konsisten dari waktu ke waktu.
Tabel 4 Hasil Uji Butir Angket Untuk Variabel Nilai-nilai (X1) r tabel alpha 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876 0,254 0,876
Status Butir angket Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan angket
8
Tabel 5 Hasil Uji Butir Angket Untuk Variabel Jaringan (X2) No Butir Angket r hitung r tabel alpha Status Butir angket Butir 11 0,620 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 12 0,685 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 13 0,683 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 14 0,697 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 15 0,693 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 16 0,559 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 17 0,453 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 18 0,549 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 19 0,336 0,254 0,848 Valid Reliabel Butir 20 0.290 0,254 0,848 Valid Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan angket Tabel 6 Hasil Uji Butir Angket Putaran Pertama Untuk Variabel Kepercayaan (X3) No Butir Angket r hitung r tabel alpha Status Butir angket Butir 21 0,529 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 22 0,641 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 23 0,429 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 24 0,609 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 25 0,220 0,254 0,858 UnValid Reliabel Butir 26 0,796 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 27 0,796 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 28 0,502 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 29 0,568 0,254 0,858 Valid Reliabel Butir 30 0,665 0,254 0,858 Valid Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan angket
9
Tabel 7 Hasil Uji Butir Angket Putaran Ke Dua Untuk Variabel Kepercayaan (X3) No Butir Angket r hitung r tabel alpha Butir 21 0,517 0,254 0,875 Butir 22 0,619 0,254 0,875 Butir 23 0,449 0,254 0,875 Butir 24 0,658 0,254 0,875 Butir 26 0,743 0,254 0,875 Butir 27 0,752 0,254 0,875 Butir 28 0,540 0,254 0,875 Butir 29 0,599 0,254 0,875 Butir 30 0,710 0,254 0,875 Sumber : Hasil Pengolahan angket Tabel 8 Hasil Uji Butir Angket Untuk Variabel Sosial Ekonomi (Y) No Butir Angket r hitung r tabel alpha Butir 31 0,799 0,254 0,929 Butir 32 0,745 0,254 0,929 Butir 33 0,627 0,254 0,929 Butir 34 0,709 0,254 0,929 Butir 35 0,751 0,254 0,929 Butir 36 0,519 0,254 0,858 Butir 37 0,767 0,254 0,858 Butir 38 0,766 0,254 0,858 Butir 39 0,814 0,254 0,858 Butir 40 0,762 0,254 0,858 Sumber : Hasil Pengolahan angket
Status Butir angket Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel
Status Butir angket Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel Valid Reliabel
10
Tabel 9 Variabel 1.Nilai-nilai (X1) 2.Jaringan (X2) 3.Kepercayaan (X3) Constanta Koef.Determinan (Adjusted r square) F hitung Durbin-Watson F tabel T tabel
Hasil Estimasi Regresi Koefisien T hitung Regresi 0,304 2,983 0,434 3,745 0,537 4,519
Sig 0,004 0,000 0,000 -8.970 0,616 32,487 2,134 2,780 2,000
Sumber : Print Out Hasil Estimasi Regresi Multiple Regression
Dengan demikian dapatlah disusun persamaan regresinya sebagai berikut:
Pengujian Hipotesis a. Uji F Berdasarkan hasil estimasi regresi pada tabel 9 memper-lihatkan bahwa F hitung adalah 32,487, sedangkan nilai F tabel dengan tingkat signifikansi 5 %, df = (60 – 3 – 1) adalah 2,78 (tabel distribusi F). Jika kedua angka tersebut dibandingkan nampaklah nyata bahwa F hitung lebih besar dari F tabel atau F hitung = 32,487 > F tabel = 2,78. Ini berarti semua variabel independen Nilkai-nilai (X1), Jaringan (X2) dan Kepercayaan (X3) berpengaruh positif dan signifikan pada taraf uji 5%. Angka sig (p) = 0,000 lebih kecil dari 0,005 memastikan bahwa Nilai-nilai (X1), Jaringan (X2) dan Kepercayaan (X3) berpengaruh terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Permata.
Yˆ -8.970 + 0,304 X1 + 0,434 X2 + 0,537 X3
b. Uji t Berdasarkan estimasi regresi seperti yang dikemukakan pada tabel 9 di atas diketahui nilai t tabe. untuk menguji t hitung dengan taraf signifikansi 5 % df (60 – 3 – 1) = 2,000. Dengan berpedoman pada t tabel ini dapat dilaksanakan pengujian pada setiap variabel yang ada. -Variabel Nilai, dari hasil uji variabel menunjukkan t hitung = 2,983 sedangkan t tabel = 2,000, berarti variabel Nilai-nilai berpengaruh positif dan tidak signifikan. Angka sig (p) = 0,004 lebih besar dari 0,05 memastikan bahwa Nilai-nilai berpengaruh
11
terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu permata Di Kota Martapura. -Variabel Jaringan, dari hasil uji variabel menunjukkan t hitung = 3,745 sedangkan t tabel = 2,000, berarti variabel Jaringan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Permata. Angka sig. (p) = 0,000 lebih kecil dari 0,05 memastikan bahwa variabel Jaringan berpengaruh terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Permata.. - Variabel Kepercayaan, dari hasil uji variabel menun-jukkan t hitung = 4,519 sedangkan t tabel = 2,000, berarti variabel Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sosial Ekonomi 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan a. Faktor Social Capital (modal sosial),nilai-nilai, jaringan dan kepercayaan (F hit = 32,487 > F tabel 2,78) berpengaruh terhadap sosial ekonomi pengrajin batu permata di kota Martapura b.Faktor Kepercayaan (X3) T hit = 4,519 sedangkan t tabel = 2,000, mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap kegiatan Sosial Ekonomi (perdagangan) bagi pengrajin batu permata. c. Koefisein determinan sebesar 0,616 yang berarti bahwa ,Nilai-nilai, Jaringan dan Kepercayaan mempunyai kontribusi sebesar 61,6% terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Permata. 2. Saran a. Pengrajin batu permata hendaknya bisa membuat suatu jaringan pemasok bahan
Pengrajin Batu Permata.. Angka sig (p) = 0,000 lebih besar dari 0,05 memastikan bahwa variabel Kepercayaan berpengaruh terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Permata. c. Koefisien determinan (Adjusted r square) Koefisein determinan sebesar 0,616 yang berarti bahwa ,Nilai-nilai, Jaringan dan Kepercayaan mempunyai kontribusi sebesar 61,6% terhadap Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Permata, sedangkan sisanya sebesar 39,4% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. baku maupun pemasaran hasil olahan batu permata,sehingga bisa mengatasi kesulitan pengadaan bahan baku maupun dalam pemasaran hasil olahan batu permata. b. Kepercayaan terhadap sesama pengrajin batu permata atau pedagang batu permata bisa lebih ditingkatkan dengan jalan membentuk suatu organisasi formal yang bisa menaungi kepentingan bersama. c. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan pertumbuhan jumlah pengrajin maupun pemasaran dan promosi bagi pengrajin batu permata dengan memberikan fasilitas tempat berjualan dan tempat mengolah batu permata yang lebih memadai dan nyaman sehingga disamping mempermudah para pengrajin juga bisa dijadikan sebagai suatu suguhan untuk pariwisata.
12
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. 2002. PemikiranPemikiran Dalam Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Jakarta, LPFEUI. Adi, Isbandi Rukminto. 2005. Kemiskinan Multidimensi, Jurnal Makara, Sosial humaniora, Vol. 9, No. 1, Juni 2005. Alfiasari. 2008. Analisis Modal Sosial Dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin di Kelurahan Kerdung Jaya, Kec. Tanah Sereal Kota Bogor: Tesis IPB tidak dipublikasikan. Bastaman, H.D. 1996. Meraih Hidup Bermakna: Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis, Paramadina, Jakarta. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Capital in America. Political Studies Vol. 4 No. 28. Community,Journal of Polical Science and Politics. Free Press. New York Fukuyama, F. 1995. Trust, Social Capital Virtues and The Creation of Prosperity. Fukuyama, F. 1999. Social Capital and Civil Society.Institute of Public Policy. Fukuyama, F. 2002. The Great Disruption: Hakekat Manusia dan Rekontruksi Tatanan Sosial. Yogyakarta CV. Qalam Greoge Mason, University. Putnam, Robert. 1993. The Prosperous Community-Social Capital and Public Life, Putnam, Robert. 1995. Tuning In, Tuning Out : The Strange Disappearance of Social Putnam, Robert. 2000. Bowling Alone:The Collapse and revival of American The American Prospect.
13