Jurnal Ilmiah ESAI Volume 8, No 2, April 2014 ISSN No. 1978-6034 The influence of Corporate Governance and company profitability towards the rank of bonds Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Delli Maria1) 1)
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya
Abstract The research is to empirically prove whether corporate governance mechanism and profitability influence the rank of bond. The research used some companies registered in JSE and issued bonds during 2008-2011 as the samples taken purposively. The hypotheses were tested through multivariate analysis with ordinal logistic regression. With reliability value 95% , the research indicates that institutional ownership, managerial ownership and independent commissioner board do not influence the rank of the bonds, while the auditing committee, the quality of auditing and ROA are influential to the rank of the bonds. key words: Corporate Governance, profitability , bond rank. Pendahuluan salah satu
Rating merupakan salah satu acuan
alternatif investasi. Faerber (2000) dalam
dari investor ketika akan memutuskan
Setyapurnama
membeli suatu obligasi, (Manurung et al.
Obligasi merupakan
dan
Norpratiwi
(2006)
menyatakan bahwa investor lebih memilih
2009).
Innvestor dapat mengukur atau
berinvestasi pada obligasi dibanding saham
memperkirakan seberapa besar risiko yang
karena dua alasan, yaitu: (1) volatilitas
akan dihadapi dengan membeli obligasi
saham lebih tinggi dibanding obligasi,
tertentu melalui peringkat obligasi. Sistem
sehingga mengurangi daya tarik investasi
Good
Corporate
memberikan
perlindungan
pada saham, dan (2) obligasi menawarkan
Governance
tingkat pengembalian yang positif dengan
efektif bagi pemegang saham dan kreditor,
pendapatan tetap (fixed income), sehingga
membantu
obligasi
jaminan
kondusif demi terciptanya pertumbuhan
dibanding saham. Obligasi memiliki tingkat
yang efisien dan sustainable di sektor
fluktuasi performa yang rendah serta lebih
korporat.
memberikan jaminan pengembalian dan
pengendalian
keuntungan dibanding investasi saham.
puncak
lebih
memberikan
menciptakan
Selain
itu,
perilaku
perusahaan
lingkungan
juga
para
untuk
untuk
eksekutif melindungi
kepentingan pemegang
pemilik saham
perusahaan
atau
block
(Kusumawati
dan
ukurn
Riyanto, 2005).
holder,
merupakan
manajerial,
komisaris,
komisaris
dewan
independen,
Profitabilitas
kepemilikan
interest
coverage
tidak
berpengaruh.
kemampuan perusahaan memperoleh laba
Pentingnya penerapan corporate
dalam hubunganya dengan penjualan, total
governance
aktiva maupun modal sendiri. Investasi
perusahaan dan adanya inkonsistensi dari
dalam bentuk obligasi secara langsung
penelitian terdahulu melandasi
sebenarnya
melakukan
tidak
terpengaruh
oleh
dalam
meningkatkan
pengujian
nilai
perlunya
kembali
terkait
profitabilitas perusahaan, karena berapapun
dengan hubungan penerapan corporate
besarnya profit yang mampu dihasilkan
governance dan profitabilitas perusahaan
oleh perusahaan, pemegang obligasi tetap
terhadap peringkat obligasi (bond rating).
menerima sebesar tingkat bunga yang telah
Permasalahan yang akan dirumuskan dalam
ditentukan. Akan tetapi para analis tetap
penelitian ini adalah apakah
tertarik terhadap profitabilitas perusahaan
corporate governance yang terdiri dari
karena
satu-
kepemilikan
baik
manajerial,
profitabilitas
satunya
indikator
merupakan yang
paling
mekanisme
institusional, ukuran
kepemilikan
dewan
komisaris,
mengenai kesehatan keuangan perusahaan
komisaris independen, komite audit dan
(Tandelilin, 1991: 76 dalam Almilia dan
kualitas
berpengaruh
terhadap
Sifa, 2006). Hasil penelitian Manurung et
terhadap peringkat obligasi?
Apakah
al.
profitabilitas
(2009)
profitabilitas
menyebutkan perusahaan
bahwa
berpengaruh
terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil (2005)
penelitian
menunjukan
corporate governance
Setyaningrum
bahwa
variabel
audit
berpengaruh
terhadap
peringkat obligasi? Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah mekanisme
corporate
profitabilitas
governance
berpengaruh
dan
terhadap
yaitu kepemilikan
peringkat obligasi. Dengan menggunakan
instiitusional, kualitas audit, komite audit,
pursosive sample perusahaan yang terdaftar
leverage, ROA, jenis industri berpengaruh
di BEI dan menerbitkan obligasi sepanjang
terhadap peringkat obligasi, sedangkan
tahun 2008-2011.
Kerangka Teoritis Corporate Governance Menurut Cadbury dalam Andrean
perusahaan agar tercapai keseimbangan antara
kekuatan
dan
kewenangan
(2011) bahwa Good Corporate Governance
perusahaan. Utama (2003) dalam Herawaty
adalah mengarahkan dan mengendalikan
(2008) menyatakan bahwa prinsip-prinsip
corporate governance yang diterapkankan
saham tertentu. Profitabilitas perusahaan
memberikan manfaat diantaranya yaitu: (1)
yang
meminimalkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
mengontrol
agency
konflik
costs
dengan
kepentingan
yang
tinggi
dapat
menunjukkan
kewajibannya.
mungkin terjadi antara prinsipal dengan
Fabozzi
(2000)
dalam
agen; (2) meminimalkan cost of capital
setyapurnama
dengan menciptakan sinyal positif kepada
obligasi sebagai suatu instrumen utang yang
para penyedia modal; (3) meningkatkan
ditawarkan oleh penerbit (issuer) yang juga
citra perusahaan; (4) meningkatkan nilai
disebut
perusahaan yang dapat dilihat dari cost of
(borrower)
capital yang rendah, dan (5) peningkatan
kepada investor (lender) sejumlah yang
kinerja keuangan dan persepsi stakeholder
dipinjam ditambah bunga selama tahun
terhadap masa depan perusahaan yang lebih
yang
baik.
merupakan
indikator
pembayaran
pokok
Mekanisme corporate governance
(2006)
debitur
mendefinisikan
atau
untuk
peminjam
membayar
ditentukan.
kembali
Peringkat obligasi ketepatwaktuan
dan
bunga
utang
dalam penelitian ini meliputi kepemilikan
obligasi yang mencerminkan skala risiko
institusional,
dari
ukuran
kepemilikan
dewan
manajerial,
komisaris,
obligasi
yang
diperdagangkan
komisaris
(Setyapurnama dan Norpratiwi, 2006).
independen, komite audit, dan kualitas
Menurut Baker dan Mansi (2001) dalam
audit.
merupakan
Zuhrotun dan Baridwan (2005) peringkat
kemampuan perusahaan untuk memperoleh
obligasi adalah salah satu indikator penting
laba dalam hubunganya dengan penjualan,
mengenai
total aktiva maupun modal sendiri. Rasio
sedangkan menurut Galil (2003) dalam
profitabilitas mengukur tingkat kinerja
Zuhrotun dan Baridwan (2005) peringkat
keuangan dari suatu perusahaan (Manurung
adalah pendapat mengenai creditworthiness
et al., 2009). Menurut Sartono (2002: 120)
dari obligor mengenai sekuritas utang
profitabilitas
tertentu. Obligasi yang diperdagangkan
Profitabilitas
perusahaan
adalah memperoleh
hubungannnya
kemampuan laba
dalam
diperingkat
kualitas
oleh
kredit
lembaga
perusahaan,
pemeringkat
dengan penjualan, total
independen. Di indonesia terdapat dua
aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan
lembaga pemeringkat obligasi yaitu PT
menurut Mamduh dan Halim (2000: 83)
Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan
rasio
PT Kasnic Credit Rating Indonesia.
profitabilitas
mengukur
adalah
kemampuan
rasio
yang
perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal
Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Peringkat Obligasi
sebagai ukuran dari manajemen laba dan berhubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan kandungan informasi
Kepemilikan institusional memiliki
dalam laba. Ausbaugh et.al (2004) dalam
kemampuan untuk mengendalikan pihak
Setyaningrum
manajemen
bahwa adanya kepemilikan saham oleh
secara
melalui
efektif
tindakan
proses
monitoring
sehingga
mengurangi
manajemen
melakukan
(2005)
mengungkapkan
manajerial bisa menjadi indikator mengukur
adanya
untuk
kepentingan pribadi
manajemen laba (Boediono, 2005). Dengan
dari
adanya kepemilikan institusional maka tata
interest), sehingga adanya kepemilikan
kelola
saham
perusahaan
yang
baik
dapat
manajemen
oleh
(management
manajerial
self-
menyebabkan
dilaksanakan, sehingga dapat mencegah
peringkat obligasi menjadi rendah karena
hazard
buruknya kualitas laba perusahaan.
dari
manajemen
atau
segera
melakukan tindakan perbaikan manajemen
Ha2
yang pada akhirnya dapat meningkatkan
berpengaruh terhadap peringkat obligasi
:
Kepemilikan
Manajerial
kinerja perusahaan dan peringkat surat utangnya tinggi (Rinaningsih, 2008). Hasil penelitian Bhojraj dan Sengupta (2003) menunjukkan kepemilikan
bahwa institusi
Hipotesis Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Peringkat Obligasi
persentase dan
proporsi
Dewan peranan
Komisaris
yang
sangat
memegang
penting
dalam
komisaris independen berhubungan positif
perusahaan, terutama dalam pelaksanaan
dengan peringkat obligasi.
Good Corporate Governance. Menurut
Dari uraian
diatas hipotesis yang diajukan: Ha1
:
Kusumawati dan Riyanto (2005), hubungan
Kepemilikan
Institusi
berpengaruh terhadap peringkat obligasi
antara jumlah anggota dewan komisaris dengan nilai perusahaan
didukung oleh
perspektif fungsi service dan kontrol yang Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi Penelitian Fama & Jensen (1983) dalam
Boediono
bahwa
(2005)
kepemilikan
menemukan
dewan
komisaris.
Penelitian
Kusumawati
dan
Riyanto
(2005)
menemukan
bahwa
investor
bersedia
memberikan
premium
lebih
terhadap
di
perusahaan karena service dan kontrol yang
perusahaan dapat mempengaruhi kualitas
dilakukan oleh komisaris. Fungsi service
laba
dan kontrol dewan komisaris sebagai
yang
Pramuka
dilaporkan. (2007)
manajerial
diberikan
Ujiyantho
menemukan
hubungan
negatif
manajerial
dan
antara
dan
adanya
kepemilikan
discretionary
accruals
mekanisme
corporate governance
ini
dapat dilihat sebagai suatu sinyal kepada
para investor bahwa perusahaan telah
diantara
dikelola sebagaimana mestinya (Amalia,
mengawasi kebijakan manajemen serta
2007).
Ujiyantho dan Pramuka (2007)
memberikan nasihat kepada manajemen.
menjelaskan bahwa dewan komisaris yang
Sejumlah penelitian memberikan simpulan
ukurannya lebih besar biasanya kurang
bahwa perusahaan yang memiliki proporsi
efektif
anggota dewan komisaris yang berasal dari
dalam
pengawasan
melakukan
daripada
tindakan
dewan
yang
para
manajer
luar perusahaan atau
internal
dan
outside director
ukurannya kecil. Ukuran dewan komisaris
dapat mempengaruhi tindakan manajemen
yang besar dianggap kurang efektif dalam
laba.
menjalankan fungsinya karena sulit dalam
komisaris dari luar meningkatkan tindakan
komunikasi, koordinasi, serta pembuatan
pengawasan, hal ini juga akan berhubungan
keputusan. Hal tersebut disebabkan karena
dengan
kemampuan manusia dalam bernegosiasi
discretionary accruals (Cornett et al., 2006
dan
terbatas.
dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang
Bhojraj dan Sengupta (2003) meneliti
ajukan:
pengaruh
Ha3
berdiskusi
:
adalah
Ukuran
dewan
komisaris
berpengaruh terhadap peringkat obligasi Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Peringkat Obligasi
Sehingga,
makin
jika
anggota
rendahnya
dewan
penggunaan
corporate governance pada
peringkat dan yield obligasi, menunjukkan bahwa persentase kepemilikan institusi dan proporsi
komisaris
berhubungan
positif
dengan
independen peringkat
obligasi. Dari uraian diatas hipotesis yang Besarnya lebih
tinggi
discretionary accrual
untuk
perusahaan
yang
memiliki komite audit yang terdiri dari
diajukan : Ha4
:
Komisaris
independen
berpengaruh terhadap peringkat obligasi
sedikit komisaris independen dibanding perusahaan yang mempunyai komite audit yang terdiri banyak komisaris independen.
Hipotesis Pengaruh Komite terhadap Peringkat Obligasi
Audit
Hal ini berarti tindakan memanipulasi akan
Komite audit bertugas membantu
berkurang jika struktur dewan direksi
dewan komisaris untuk memonitor proses
berasal dari luar perusahaan (Klein, 2002a
pelaporan keuangan oleh manajemen untuk
dalam Herawaty, 2008). Fama dan Jensen
meningkatkan
(1983) dalam Herawaty (2008) menyatakan
keuangan (Bradbury
bahwa non-executive director
(komisaris
Suaryana, 2005). Penelitian Cotter dan
sebagai
Silvester (2003) dalam Setyapurnama dan
independen)
dapat
bertindak
penengah dalam perselisihan yang terjadi
Norpratiwi
kredibilitas
(2006)
laporan
et al., 2004 dalam
memusatkan
pada
komposisi dewan komisaris dan komite
earnings, yang diukur dengan
pengawas
Response Coefficient (ERC). Penelitian
(komite
audit
dan
komite
Earnings
kompensasi) pada perusahaan di Australia.
terdahulu
Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat
audit
hubungan positif antara proporsi komisaris
governance
independen dan komite pengawas terhadap
berbeda-beda.
kinerja perusahaan dengan analisis multiple
Nuryaman (2008) menyimpulkan ukuran
regression. Turley dan Zaman (2004)
KAP sebagai proksi kualitas audit dapat
dalam Setyapurnama dan Norpratiwi (2006)
memoderasi hubungan manajemen laba
meneliti pengaruh
corporate governance
dengan return saham. Sedangkan penelitian
dan komite audit, dengan mengevaluasi dan
Siregar dan Utama (2005), menyimpulkan
melakukan
penelitian
bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh
terdahulu tentang corporate governance
tidak signifikan terhadap manajemen laba.
yang
Lebih lanjut Hasil penelitian Sanders dan
sintesa
berkaitan
beberapa
dengan
komite
audit.
di Indonesia tentang kualitas
sebagai
mekanisme memberikan Ardiati
corporate hasil
yang
(2003)
dalam
Penelitian ini melaporkan bahwa bukti
Allen (1993) dalam Setyapurnama
menunjukkan adanya hubungan positif
Norpratiwi
antara eksistensi komite audit dengan
secara keseluruhan laporan keuangan yang
kualitas laporan keuangan dan kinerja
diaudit oleh auditor dari kantor akuntan
perusahaan.
publik (KAP)
Berdasarkan uraian di atas
hipotesis yang diajukan: Ha5
:
Komite
audit
berpengaruh
spesialisasi dimensi
industri dari
pengetahuan
Kualitas audit berpengaruh
terhadap peringkat obligasi
(2001)
dalam
menyatakan
bahwa
Hipotesis Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi
KAP
kualitas dan
:
Audit
Elder
(2008)
8 secara statistik
peringkat obligasi. Berdasarkan uraian di
Ha6
Nuryaman
Big
atas hipotesis yang diajukan:
Hipotesis Pengaruh Kualitas terhadap Peringkat Obligasi dan
menunjukkan bahwa
signifikan berpengaruh positif terhadap
terhadap peringkat obligasi
Zou
(2006)
dan
merupakan
audit,
pengalaman
sebab auditor
Rasio profitabilitas yang diukur dengan
Return
on
Asset
(ROA)
mempunyai pengaruh yang positif terhadap
tentang industri merupakan salah satu
pertumbuhan
elemen dari keahlian auditor. Teoh (1993)
mengukur kemampuan perusahaan dalam
dalam
menghasilkan
Susiana dan
berargumen
bahwa
berhubungan
positif
Herawaty (2007) kualitas dengan
laba
laba
karena
bersih
rasio
ini
berdasarkan
audit
tingkat asset tertentu. Semakin tinggi
kualitas
tingkat profitabilitas perusahaan diharapkan
akan
semakin
rendah
risiko
maka akan memberikan peringkat yang
ketidakmampuan membayar (default) dan
baik pula kepada obligasi yang diterbitkan
semakin baik peringkat yang diberikan
perusahaan sehingga rasio profitabilitas
terhadap perusahaan tersebut. Profitabilitas
dikatakan dapat mempengaruhi peringkat
perusahaan yang tinggi mengindikasikan
obligasi
kemampuan
Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang
perusahaan
untuk
tetap
(Almilia
dan
Sifa,
2006).
bertahan tinggi. Hal tersebut diharapkan
diajukan:
dapat memberikan rasa aman baik kepada
Ha7
pemilik,
berpengaruh terhadap peringkat obligasi
investor,
kreditor,
maupun
:
Profitabilitas
perusahaan
karyawan. Apabila laba perusahaan tinggi
Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
menjadi
Variabel
independen
dalam
perusahaan
yang
sampel
penelitian ini adalah mekanisme corporate
berdasarkan
Purposive Sampling atau
governance dan profitabilitas perusahaan.
berdasarkan kriteria tertentu yaitu:
Mekanisme corporate governance terdiri
1.
Obligasi berperingkat yang beredar di
dari:
Bursa Efek Indonesia pada periode
1. Kepemilikan Institusional
2.
3.
4.
2008-2011.
Saham perusahaan yang dimiliki oleh
Obligasi yang diterbitkan perusahaan
institusi
yang tidak termasuk dalam industri
perusahaan asuransi, dana pensiun, atau
keuangan,
perusahaan
perbankan,
asuransi,
atau
lembaga
lain
seperti
(Tarjo,
2008).
pembiayaan.
Kepemilikan institusional diukur sesuai
Obligasi korporasi yang berenominasi
persentase kepemilikan saham oleh
rupiah.
institutsi perusahaan (Tendi Haruman,
Menerbitkan laporan keuangan sesuai
2008). Variabel ini di ukur dengan :
dengan tahun pengumuman peringkat obligasi. Kepemilikan Institusional = Saham yang dimiliki Institusional x100% Jumlah seluruh saham yang beredar 2.
Kepemilikan manajerial
Kepemilikan menunjukkan ada
(Setyapurnama dan Norpratiwi, 2006). manajerial
tidaknya komisaris
Penilaian
variabel
dummy,
yaitu
ini 1
mengunakan
jika
terdapat
dan direksi yang memiliki saham pada
kepemilikan manajerial dan 0 jika tidak
perusahaan dimana mereka menjabat
terdapat kepemilikan manajerial.
3. Ukuran Dewan Komisaris
yang dimaksud disini adalah jumlah
Ukuran dewan komisaris merupakan
anggota
jumlah
perusahaan.
anggota
dewan
komisaris
perusahaan, Sembiring (2005) dalam
dewan
komisaris
Variabel
ini
dalam di
ukur
dengan:
Rini (2010). Ukuran dewan komisaris Ukuran dewan komisaris = Jumlah seluruh dewan komisaris di dalam perusahaan 4. Proposi Dewan Komisaris Independen
bisnis atau hubungan lainnya yang
Komisaris independen adalah anggota
dapat mempengaruhi kemampuannya
dewan komisaris yang tidak berafiliasi
untuk
dengan manajemen, anggota dewan
bertindak
komisaris lainnya dan pemegang saham
kepentingan perusahaan (KNKG,2006).
pengendali, serta bebas dari hubungan
Variabel ini di ukur dengan :
bertindak
independen
semata-mata
atau demi
Dewan komisaris Independen = Jumlah komisaris Independen x 100% Jumlah komisaris perusahaan 5. Jumlah Komite Audit
untuk
memelihara
independensi
Komite audit adalah suatu komite yang
akuntan
terdiri tiga tau lebih anggota yang
manajemen (Supriyono, 1998 dalam
bukan
Susiana dan Herawaty, 2007). Variabel
merupkan
anggota
dari
manajemen perusahaan. Yang bertugas
pemeriksa
terhadap
ini diukur dengan :
Komite Audit = jumlah anggota komite audit didalam perusahaan ternyata perusahaan diaudit oleh KAP
6. Kualitas Audit Pengukuran
kualitas
audit
menggunakan ukuran Kantor Akuntan
non Big 4. 7. Profitabilitas Perusahaan
Publik (KAP). Jika perusahaan diaudit
Penelitian ini menggunakan Return on
oleh KAP besar pada saat penelitian ini
Asset
yaitu
variabel profitabilitas. Return on Asset
KAP Big
4 maka kualitas
(ROA) sebagai proksi dari
auditnya tinggi dan jika diaudit oleh
(ROA)
KAP non Big 4 (KAP kecil) maka
kemampuan suatu perusahaan dalam
kualitas auditnya rendah (Herawaty,
memanfaatkan
2008). Variabel ini diukur dengan
memperoleh
menggunakan variabel dummy dimana
instrument yang digunakan oleh Mark et
angka 1 diberikan jika auditor yang
al (2001). Variabel ini di ukur dengan :
mengaudit
perusahaan
merupakan
auditor dari KAP Big 4 dan 0 jika
digunakan
untuk
mengukur
aktivanya laba
ROA =
(mengacu
Laba Bersih Total Aktiva
untuk pada
Variabel dependen yang digunakan
obligasi ini
berdasarkan surat edaran
dalam penelitian ini adalah peringkat
nomor 7/8/DPNP Tanggal 31 Maret 2005
obligasi yang dikeluarkan oleh PT Pefindo
tentang lembaga pemeringkat dan peringkat
(Pemeringkat
yang
Efek
Indonesia).
Dalam
diakui
Bank
Indonesia
penelitian ini peringkat obligasi dibagi
menetapkan
menjadi
berdasarkan hasil penilaian dan pemantauan
dua
kategori
besar,
yaitu
peringkat
dengan
investment grade dan speculative grade.
terhadap
Pengelompokkan
adalah sebagai berikut:
kategori
peringkat
pemenuhan
minimum
kriteria
penilaian
Tabel 1. Kategori Peringkat Obligasi Lembaga Pemeringkat PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia)
Kategori Peringkat Investment Grade Speculative Grade idBBB- atau lebih tinggi idBB+ atau lebih rendah
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/ 8 /DPNP 31 Maret 2005 Pengujian terhadap hipotesis dalam
nilai
-2LL
pada
langkah
berikutnya
penelitian ini dilakukan dengan analisis
menunjukkan
multivariate menggunakan regresi logistik
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,
ordinal
regression).
2009). Adanya penurunan nilai log likehood
Penilaian terhadap model fit, Adanya
menunjukkan model regresi semakin baik.
(ordinal
logistic
bahwa
model
yang
pengurangan nilai antara -2LL awal dengan
Hasil Dan Pembahasan penelitian ini dipilih secara purpossive
Deskripsi Objek Penelitian Sampel yang digunakan dalam
sampling dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria KETERANGAN Jumlah Obligasi yang beredar per akhir Tahun Obligasi dari emiten yang tidak go public Obligasi yang berasal dari industri keuangan Obligasi yang tidak ditemukan data peringkatnya Dolar
TAHUN
JUMLAH
2008
2009
2010
2011
249
226
230
359
1064
(51)
(53)
(53)
(72)
(229)
(1270
(109)
(111)
(217)
(564)
(20)
(13)
(10)
(17)
(60)
(6)
(19)
(9)
(22)
(56)
Total Pengurangan
204
194
183
328
909
Jumlah Sampel
45
32
47
31
155
Hasil analisis regresi logistic ordinal dapat
memprediksi
dilihat padaGambar 1.
corporate governance terhadap peringkat
dapat
dilihat
bahwa
Pada
Gambar 1
model
dengan
penambahan variabel lebih baik dalam
pengaruh
mekanisme
obligasi, atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
Sumber : data di olah dengan SPSS, Gambar 1. Hasil Analisis Ordinal Logistic Regression
Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Gambar 2.
Nilai Pseudo R Square
Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS, 2010 Gambar 2. Koefisien Determinasi
Berdasarkan Gambar 2
nilai
sebanyak 74,1 % dijelaskan oleh variabel-
Pseudo R Square adalah sebesar 0,259
variabel lain di luar model penelitian
(nilai Mc Fadden). Nilai ini mengandung
(Ghozali, 2009). Hasil Pengujian Analisis
arti bahwa variabilitas variabel dependen
Ordinal Logistic Regression dapat dilihat
yang
pada Gambar 3.
dapat
dijelaskan
oleh
variabel
independen adalah sebesar 25,9%. Sisanya
Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS, 2010 Gambar 3. Hasil Pengujian Analisis Ordinal Logistic Regression
Berdasarkan hasil pengujian pada
institusi dengan kepemilikan besar mungkin
Gambar 3 diperoleh hasil sebagai berikut:
sekali lemah dalam melindungi kepentingan
Kepemilikan
mereka karena mereka mungkin juga
Institusional
tidak
berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.
mempunyai permasalahan
Besar
sendiri. Hasil penelitian ini
kecilnya
proporsi
saham
yang
governance konsisten
dimiliki oleh pihak institusi tidak akan
dengan hasil penelitian Setyapurnama dan
mempengaruhi
obligasi
Norpratiwi (2006), Rinaningsih (2008).
Hasil penelitian yang tidak
Namun hasil penelitian ini tidak konsisten
perusahaan.
peringkat
signifikan menunjukan bahwa monitoring
dengan
yang dijalankan pihak institusi
Setyaningrum (2005) dan Bhojraj dan
masih
kurang dan belum efektif terhadap kinerja
karena
dengan
hasil
penelitian
Sengupta (2003).
manajemen, (Prasetiyo, 2010). Hal ini dapat disebabkan
dengan
Kepemilikan
Manajerial
tidak
adanya
berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.
kepemilikan institusional yang relatif besar
Hal ini mengindikasikan, bahwa manajerial
dan sebagian besar saham terkonsentrasi
lebih banyak berasal dari dewan komisaris.
pada investor institusional, maka ada
Sesuia
kemungkinan bahwa informasi akuntansi
memonitoring kinerja manajemen, adanya
yang dihasilkan oleh manajemen dibuat
kepemilikan
berdasarkan kepentingan pemegang saham
meningkatkan kontrol dewan komisaris dari
mayoritas.
pihak manajemen.
Kemungkinan lain bahwa
tugas
dewan
komisaris
manajerial
yaitu
seamkin
Berdasarkan rata- rata
kepemilikan manajerial hanya sebesar 0,28
penelitian
%. Belum banyak manajemen perusahaan
Prasetiyo (2010) yang menemukan bukti
di Indonesia (khususnya perusahaan dalam
bahhwa
sampel) memiliki saham perusahaan yang
independen tidak berpengaruh terhadap
dikelolanya dengan jumlah yang cukup
peringkat obligasi.
signifikan. Hasil penelitin ini konsisten dengan
penelitian
Prasetiyo
Setyaningrum
proprsi
Komite
(2005)
dewan
Audit
dan
komisaris
Berpengaruh
(2010),
terhadap Peringkat Obligasi. Hal ini berarti
Setyapurnama dan Norpratiwi (2006) dan
semakin besar jumlah komite audit yang
Setyaningrum (2005).
dimiliki perusahaan maka semakin besar
Ukuran
Dewan
Komisaris
pula
kemungkinan
perusahaan
berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.
mendapatkan peringkat obligasi berkategori
Penelitian ini membuktikan bahwa semakin
investment grade. Hasil penelitian ini
besar ukuran dewan komisaris maka akan
konsisten dengan penelitian Setyaningrum
menyebabkan peringkat oligasi menjadi
(2005), Prasetyo (2010), dan Rinaningsih
tinggi. Hasil penelitian ini tidak konsiten
(2008).
dengan
hasil
peneltian
Setyaningrum
Kualitas
Audit
berpengaruh
(2005) yang menemukan bahwa ukuran
terhadap
dewan
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
komisaris
tidak
berpengaruh
terhadap peringkat obligasi. Dewan
Obligasi.
Artinya
yang diaudit oleh KAP Big 4 memiliki
Komisaris
Tidak Perpengaruh
Peringkat
Independen
yang
tinggi
untuk
Peringkat
mendapatkan peringkat obligasi berkategroi
Obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
investment grade daripada perusahaan yang
bahwa
tidak diaudit oleh KAP Big 4. KAP Big 4
proporsi
independen signifkan Masih
terhadap
kemungkinan
dewan
komisaris
tidak
berpengaruh
terhadap
peringkat
rendahnya
secara
mempunyai standar internasional dalam
obligasi.
prosedur auditnya sehingga diharapkan
komposisi
dewan
opini yang dihasilkan bersifat independen
komisaris,
sehingga
secara
kolektif
komisaris
independen
tidak
memiliki
kekuatan
untuk
dapat
mempengaruhi
berbagai keputusan dewan komisaris. Jika
dan
berkualitas.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan peneltian Prasetyo (2010) dan Setyaningrum (2005). Profitabilitas
Perusahaan
dewan komisaris independen memilki suara
berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.
mayoritas lebih dari 50 persen mungkin
Semakin tinggi ROA maka peringkat
dewan
dalam
obligasi semakin besar. ROA sebagai salah
dalam
satu indikator profitabilitas perusahaan.
perushaan. Penelitian ini konsisten dengan
Dan semakin tinggi tingkat profitabilitas
akan
menjalankan
lebih peran
efektif monitoring
perusahaan maka semakin rendah risiko
penelitian
ketidakmampuan
penelitian
membayar
dan
diharapkan peringkat yang diberkan kepada
ini
konsisten
Prasetiyo
dengan (2010)
hasil dan
Styaningrum (2005).
perusahaan tersebut semakin baik. Hasil
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan
1. Kepemilikan institusional, kepemilikan
para investor disarankan untuk fokus pada
manajerial
dan
dewan
komisaris
kondite kerja Komite audit, kualitas audit
independen tidak berpengaruh terhadap
dan ROA yang berpengaruh terhadap
peringkat obligasi.
peringkat obligasi.
2. Komite audit, kualitas audit dan ROA berpengaruh
terhadap
peringkat
obligasi.
Daftar Pustaka Almilia, Luciana Spica dan Lailul L. Sifa. 2006. Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 23-26 Agustus. Bhojraj, S., and P. Sengupta. 2003. Effect of Corporate Governance on Bond Rating and Yield: The Role of Institusional Investors and Outside Directors. www.ssrn.com. Diakses tanggal 9 februari 2011. Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional kuntansi VIII. Solo. 15-16 September. Ghozali, Imam. Multivariate
2009. Lanjutan
Analisis dengan
Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktik Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. 23-24 Juli. Kusumawati, dan Bambang Riyanto. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 1516 September. Manurung, Addler et al. 2009. Hubungan Rasio-rasio Keuangan dengan Rating Obligasi. www.finansialbisnis.com. Diakses tanggal 29 Februari 2011.
Nuryaman. 2007. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. 23-24 Juli. Rinaningsih. 2008. Pengaruh Praktek Corporate Governance terhadap Risiko Kredit, Yield Surat Hutang (Obligasi). Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. 23-24 Juli Setyaningrum, Dyah. 2005. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 2. No. 2: 73-102. Setyapurnama, Yudi Santara dan A.M. Vianey Norpratiwi. 2006. Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi. Jurnal Akuntansi & Bisnis. Vol. 7. No. 2, Agustus 2007: 107108. Siregar, Sylvia Veronica dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 15-16 September.
Susiana dan Herawaty Arleen. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 26-28 Juli Sutedi, Andrean. 2011. Good Corporate Governance. Sinar Grafika, Jakarta Tarjo.
2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasional Akuntansi V. Denpasar. 2-3 Desember
Ujiyantho, Muh. Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 26-28 Juli Zuhrotun dan Baridwan. 2005. Pengaruh Pengumuman Peringkat Terhadap Kinerja Obligasi. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 1516 September