TUGAS AKHIR
“THE DEVELOPMENT OF PARKING SYSTEM USING DATA ENCRYPTION AND BARCODE TECHNOLOGY “
OLEH : ARVITA MARTIN - 1207 100 003 DOSEN PEMBIMBING : Drs. Daryono Budi Utomo NIP. 19590419 198603 1 004
JURUSAN METEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN PERANCANGAN SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM UJI COBA SISTEM KESIMPULAN DAN SARAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
SERINGNYA TERJADI PENCURIAN DI TEMPAT PARKIR
TUJUAN DAN MANFAAT
SISTEM PARKIR BELUM OPTIMAL UNTUK MENJAGA KEAMANAN
TEKNOLOGI BARCODE
ENKRIPSI DATA
x SISTEM PARKIR BERKOMPUTERISASI
SISTEM PARKIR YANG OPTIMAL UNTUK MENJAGA KEAMANAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
TUJUAN DAN MANFAAT
Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana meningkatkan keamanan sistem parkir serta memberikan kenyamanan bagi pengguna parkir. 2. Bagaimana mengimplementasikan aplikasi sistem parkir dengan menggunakan metode enkripsi data dan teknologi barcode
Dalam penelitian tugas akhir ini, permasalahan yang akan dibahas akan dibatasi ruang lingkup pembahasannya antara lain: 1. Pengelolaan sistem parkir tidak berlangganan. 2. Sistem parkir berlaku untuk sepeda motor dan roda 4. 3. Software yang akan digunakan dalam membuat aplikasi sistem parkir ini adalah Visual Basic.NET 2005. 4. Tipe barcode yang dipilih adalah kode 39. 5. Metode enkripsi yang digunakan adalah symmetrical encryption.
LATAR BELAKANG
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah memberikan alternatif lain sistem perparkiran yang dapat digunakan untuk referensi lebih lanjut.
Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Memberikan aplikasi sistem parkir yang dapat meminimalisir terjadinya kehilangan kendaraan. 2. Sebagai tambahan kepustakaan untuk penelitian selanjutnya.
ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA
BARCODE CODE 39
BASIS DATA
Enkripsi dan Dekripsi Enkripsi data adalah pengamanan data yang dikirimkan dengan cara mengubah pesan asli (plaintext) menjadi kode-kode yang tidak dimengerti (cipherteks) agar terjaga kerahasiaannya. Dekripsi data merupakan kebalikan dari enkripsi, yaitu proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula.[4] Secara matematis proses enkripsi dan dekripsi dapat dinotasikan sebagai berikut: dan dengan:
adalah plaintext adalah ciphertext adalah enkripsi data dengan kunci adalah dekripsi data dengan kunci
Metode enkripsi dibagi menjadi dua macam, yaitu Algoritma Simetri dan Algoritma Asimetri.[4] Beberapa jenis enkripsi algoritma simetri, yaitu: Caesar Cipher, ROT13, Vigenere Cipher, DES, TripleDES. Sedangkan yang termasuk jenis enkripsi algoritma asimetri, yaitu: RSA, ElGamal. Dalam tugas akhir ini proses enkripsi dan dekripsi data menggunakan algoritma Vigenere Cipher.
Vigenere Cipher Vigenere cipher merupakan metode enkripsi kunci simetri (symmetrical encryption) yang terbaik dari cipher klasik yang lain. Cipher menggunakan bujursangkar Vigenere untuk melakukan enkripsi. Kolom paling kiri dari bujursangkar menyatakan hurufhuruf kunci sedangkan baris paling atas menyatakan huruf-huruf plainteks. Setiap baris di dalam bujursangkar menyatakan huruf-huruf cipherteks. Gambaran dari bujursangkar Vigenere ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Bujursangkar Vigenere
KUNCI
PLAINTEKS
Setiap huruf plainteks akan dienkripsi dengan setiap huruf kunci dibawahnya. Langkah untuk melakukan enkripsi dengan Vigenere Cipher pada bujursangkar Vigenere adalah tarik garis vertikal dari huruf plainteks ke bawah, lalu tarik garis horizontal dari huruf kunci ke kanan. Perpotongan kedua garis tersebut menyatakan huruf cipherteksnya.
Secara matematis, algoritma enkripsi Vigenere Cipher dinyatakan sebagai berikut : dan Algoritma dekripsi Vigenere Cipher dinyatakan sebagai berikut : dan
dengan adalah cipherteks ke – adalah plainteks ke adalah kunci ke – adalah panjang kunci adalah panjang plainteks
ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA
BARCODE CODE 39
BASIS DATA
BARCODE Barcode atau dalam bahasa Indonesia seringkali disebut kode batang adalah symbol yang melambangkan identitas suatu barang. Secara umum barcode dibagi menjadi dua jenis, yaitu barcode 1 dimensi (1D) dan barcode 2 dimensi (2D). Beberapa jenis barcode 1 dimensi yang cukup sering digunakan adalah:[7] •Tipe Code 39 (code 3 of 9) •Tipe Code 128 •Code 25 •EAN 13 •UPC (Universal Product Code) Beberapa jenis barcode 2 dimensi adalah:[2] •Array Tag •Aztec Code •PDF 417 •High Capacity Color Barcode (HCCB) •Data Matrix
Dalam tugas akhir ini barcode yang digunakan adalah barcode Code 39.
BARCODE CODE 39 Barcode Code 39 adalah sebuah barcode alphanumerik yang dapat mewakili abjad (A-Z) dan angka (0-9). Jumlah digit maksimal 16. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas.[7] Contoh barcode Code 39 ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Barcode Code 39 Untuk melakukan encoding maka seluruh pesan harus di-encode dalam bar dan spasi. Pengkodean barcode dipresentasikan dengan angka 1 mewakili garis sedangkan 0 mewakili spasi. Sehingga angka 1101 akan dipresentasikan dengan dua garis (11), diikuti dengan satu spasi (0), diikuti dengan satu garis (1). Contoh encoding ditunjukkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Contoh hasil cetak pada Barcode
Barcode Code 39 mempunyai struktur sebagai berikut:[1] • Karakter awal adalah karakter asterisk (*). • Setiap karakter dikodekan berdasarkan tabel encoding Code 39. • Sebuah checksum digit optional dihitung seperti dijelaskan di atas dan di encoding berdasarkan tabel encoding Code 39. • Diakhiri dengan karakter (*)
Encoding Barcode Code 39 ditulis dalam bentuk tabel yang ditunjukkan pada tabel 2.2.[1]
Tabel 2.2 Tabel Encoding Code 39 ASCII CHAR 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F G H I J K L
WIDTH ENCODING NNNWWNWNN WNNWNNNNW NNWWNNNNW WNWWNNNNN NNNWWNNNW WNNWWNNNN NNWWWNNNN NNNWNNWNW WNNWNNWNN NNWWNNWNN NNWWNNWNN NNWNNWNNW WNWNNWNNN NNNNWWNNW WNNNWWNNN NNWNWWNNN NNNNNWWNW WNNNNWWNN NNWNNWWNN NNNNWWWNN WNNNNNNWW NNWNNNNWW
BARCODE ENCODING 101001101101 110100101011 101100101011 110110010101 101001101011 110100110101 101100110101 101001011011 110100101101 101100101101 110101001011 101101001011 110110100101 101011001011 110101100101 101101100101 101010011011 110101001101 101101001101 101011001101 110101010011 101101010011
M N O P Q R S T U V W X Y Z . SPACE $ / + % *
WNWNNNNWN NNNNWNNWW WNNNWNNWN NNWNWNNWN NNNNNNWWW WNNNNNWWN NNWNNNWWN NNNNWNWWN WWNNNNNNW NWWNNNNNW WWWNNNNNN NWNNWNNNW WWNNWNNNN NWWNWNNNN NWNNNNWNW WWNNNNWNN NWWNNNWNN NWNWNWNNN NWNWNNNWN NWNNNWNWN NNNWNWNWN NWNNWNWNN
110110101001 101011010011 110101101001 101101101001 101010110011 110101011001 101101011001 101011011001 110010101011 100110101011 110011010101 100101101011 110010110101 100110110101 100101011011 110010101101 100110101101 100100100101 100100101001 100101001001 101001001001 100101101101
ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA
BARCODE CODE 39
BASIS DATA
BASIS DATA Basis data adalah kumpulan data, yang dapat digambarkan sebagai aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi yang dapat berfungsi sebagai informasi. Sedangkan data itu sendiri adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain yang disimpan dan memiliki makna. Informasi adalah data yang telah diolah dan memiliki nilai.[6] Suatu software/perangkat lunak yang digunakan untuk memanipulasi data disebut Database Management System (DBMS) atau dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Manajemen Basis Data. Sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem Basis Data adalah Basis Data dan DBMS yang digunakan untuk mendefinisikan suatu basis data tersebut. Data dalam DBMS dapat digambarkan dalam tiga level abstraksi, yaitu konseptual, fisik, dan eksternal.
Untuk membangun suatu basis data dibutuhkan pemodelan data. Pemodelan data adalah struktur konseptual untuk merepresentasikan dan menggambarkan data, relasi data, dan batasan suatu data. Dasar dari pemodelan data adalah konsep Entity Relationship Diagram (ERD). Entity Relationship Diagram adalah desain konseptual untuk menggambarkan relasi antar data dalam bentuk diagram. Komponen utama yang membangun dari suatu Entity Relationship Diagram adalah Entitas dan Relasi.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian pembuatan sistem perparkiran ini adalah sebagai berikut : Studi Lapangan guna menganalisa kelemahan sistem parkir yang banyak diterapkan saat ini Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan sebagai dasar pembuatan sistem Merancang sistem dengan melakukan analisa algoritma yang akan dibuat Membuat program sesuai rancangan sistem yang dibuat menggunakan software VB.NET 2005 Melakukan pengujian terhadap program yang telah dibuat Menyusun laporan serta memberikan kesimpulan dan saran.
PERANCANGAN SISTEM
ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM Sesuai dengan judul Tugas Akhir ini, yaitu Pengembangan sistem perparkiran menggunakan Enkripsi Data dan Teknologi Barcode. 1. Sistem yang dibuat dapat menampilkan data kendaraan saat masuk area parkir seperti nomor polisi, foto pengguna kendaraan berserta kendaraannya, tanggal masuk dan jam masuk sebagai data masukan. 2. Sistem dapat mengenkripsi nomor polisi kendaraan yang diinputkan. 3. Sistem dapat membuat, menampilkan dan mencetak barcode yang dihasilkan dari data yang telah dienkripsi sebagai karcis masuk kendaraan. 4. Sistem dapat menyimpan data inputan kedalam database yang telah disediakan. 5. Sistem dapat membaca barcode dengan menggunakan barcode reader. 6. Sistem dapat melakukan proses dekripsi data barcode yang dibaca menggunakan barcode reader. 7.Sistem dapat memanggil dan menampilkan data dari database berdasarkan hasil dekripsi data barcode. 8.Sistem dapat mengkakulasi biaya parkir dan mencetak bukti pembayaran.
DESIGN SISTEM Langkah 0 : Mulai Pada pintu atau gerbang masuk Langkah 1 : Input nomor polisi kendaraan yang masuk area parkir serta mengambil gambar kendaraan tersebut beserta penggunanya. Langkah 2 : Mengenkripsi nomor polisi kendaraan yang diinputkan menjadi sebuah code kemudian code tersebut dicetak dalam bentuk barcode. Langkah 3 : Karcis berupa barcode diberikan kepada pengguna parkir dan datadata tersebut dikirim ke server untuk disimpan. Diagram alur untuk langkah-langkah diatas dapat di lihat pada Gambar 3.1. Pada pintu atau gerbang keluar Langkah 4 : Pengendara yang akan keluar area parkir menyerahkan karcis berupa barcode yang didapat saat memasuki area parkir kemudian karcis di scan menggunakan barcode reader oleh petugas parkir. Langkah 5 : Data akan muncul pada komputer sesuai kode barcode yang discan kemudian petugas mencocokkan data-data. Jika data cocok pengguna parkir diperbolehkan keluar, jika tidak pengguna parkir akan dimintai keterangan oleh pihak keamanan. Langkah 6 : Selesai Diagram alur untuk langkah-langkah diatas ditunjukkan pada Gambar 3.2.
MULAI
MULAI
TIDAK
BACA BARCODE DENGAN BARCODE READER
INPUT NOPOL KENDARAAN DAN GAMBAR MOTOR BESERTA PENGGUNANYA
MEMINTA DATA PADA DATABASE
APAKAH INPUTAN SUDAH BENAR?
YA
APAKAH DATA OUTPUT SESUAI DENGAN DATA RIIL?
TIDAK
KONFIRMASI DENGAN PIHAK PENGELOLA PARKIR YA
ENKRIPSI NOPOL KENDARAAN DAN MENCETAK BARCODE PERSYARATAN DIPENUHI
KARCIS BERUPA BARCODE
Gambar 3.1 Diagram Alur Sistem Parkir Pada Pintu Masuk
MENCETAK BUKTI PEMBAYARAN
TIDAK
INTEROGASI DENGAN POLISI
SELESAI
YA
BUKTI PEMBAYARAN
SELESAI
Gambar 3.2 Diagram Alur Sistem Parkir Pada Pintu Keluar
DESIGN DATA Adapun atribut dari entitas-entitas di atas dapat dituliskan sebagai berikut: • Entitas Petugas terdiri dari atribut USERNAME, PASSWORD, NAMA_PTG, ALAMAT_PTG, NOTLP_PTG dan JABATAN. • Entitas Transaksi_Masuk terdiri dari atribut NOPOL_KEN, JENIS_KEN, TGL_MASUK, JAM_MSK dan FOTO. • Entitas Transaksi_Keluar terdiri dari atribut NOPOL_KEN, JENIS_KEN, TGL_MASUK, TGL_KELUAR, JAM_MSK, JAM_KEL dan BIAYA. • Entitas Laporan terdiri dari atribut ID_LAP, NOPOL_KEN, JENIS_KEN, TGL_MASUK, TGL_KEL, JAM_MSK, JAM_KEL dan BIAYA. Diagram E-R dari sistem ditunjukkan pada gambar 4.2. NAMA TGL_MSK USERNAME PASSWORD
PETUGAS
ALAMAT
FOTO
JABATAN
JAM_MSK NOPOL
JENIS_KEN
TRANSAKSI_MASUK
ME-MANAGE
TGL_KEL MENGHASILKAN
JAM_KEL BIAYA
FOTO
JAM_MSK
NOPOL
TRANSAKSI_KELUAR
ME-MANAGE
JAM_MSK
BIAYA NOPOL
TGL_MSK
MENJADI
JENIS_KEN
JAM_KEL
TGL_MSK TGL_KEL
Gambar 4.2 ERD Sistem Perparkiran
JENIS_KEN
LAPORAN
ID
Rancangan basis data dari sistem perparkiran ini dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Design Basis Data
IMPLEMENTASI SISTEM 1. Implementasi Form Utama
2. Implementasi Form Login
3. Implementasi Form Inputan a.Form Instansi
b. Form Petugas
c. Form Biaya
e. Form Transaksi Keluar
d. Form Transaksi Masuk
4. Implementasi Form Laporan
UJI COBA SISTEM Pengujian Hasil Implementasi Transaksi Masuk Pengujian hasil implementasi transaksi masuk terdiri dari 3 proses, yaitu prose input nopol kendaraan dan foto, proses enkripsi nopol kendaraan menjadi karcis id dan proses pembuatan barcode. 1.Pengujian Hasil Implementasi Proses Input Proses input merupakan proses yang dilakukan oleh petugas yang mengoperasikan sistem perparkiran ini. Proses ini dilakukan pada saat terdapat kendaraan yang akan memasuki area parkir. Proses yang dilakukan adalah petugas menginputkan nomor polisi kendaraan dan foto kendaraan beserta penggunanya melalui perangkat yang tersambung dengan komputer. Hasil pengujian sistem implementasi proses input dapat dilihat pada gambar 5.1.
Gambar 5.1 Hasil Pengujian Implementasi Proses Input Roda 2
2. Pengujian Hasil Implementasi Proses Enkripsi Data Input bagi sistem hasil implementasi dari proses enkripsi berupa nomor polisi kendaraan yang akan memasuki area parkir. Nomor polisi diinputkan petugas parkir menggunakan keyboard yang terhubung dengan komputer. Output yang dihasilkan adalah data enkripsi dari nomor polisi yang telah diinputkan menggunakan algoritma Vigenere. Hasil pengujian sistem implementasi proses enkripsi nomor polisi kendaraan dapat dilihat pada gambar 5.2
Gambar 5.2 Hasil Pengujian Implementasi Proses Enkripsi Data 3. Pengujian Hasil Implementasi Proses Pembuatan Barcode Input bagi sistem hasil implementasi dari proses pembuatan barcode berupa data enkripsi dari nomor polisi kendaraan yang telah diinputkan petugas. Output yang dihasilkan adalah gambar barcode yang akan digunakan sebagai karcis tanda bukti masuk area parkir. Hasil pengujian sistem implementasi proses pembuatan barcode dapat dilihat pada gambar 5.3.
Gambar 5.3 Hasil pengujian Implementasi Proses Pembuatan Barcode Pengujian Hasil Implementasi Transaksi Keluar Pengujian hasil implementasi transaksi keluar terdiri dari 3 proses, yaitu proses pembacaan barcode menggunakan barcode reader, proses dekripsi karcis id menjadi nopol kendaraan dan proses menampilkan data yang diambil dari database berdasarkan nopol kendaraan yang sesuai. 1.Pengujian Hasil Implementasi Proses Pembacaan Barcode Proses pembacaan barcode merupakan proses yang dilakukan oleh petugas yang mengoperasikan sistem perparkiran ini. Proses ini dilakukan pada saat terdapat kendaraan yang akan keluar dari area parkir. Proses yang dilakukan adalah pembacaan karcis barcode yang diperoleh dari pengguna parkir menggunakan barcode reader yang tersambung dengan komputer. Hasil pengujian sistem implementasi proses pembacaan barcode dapat dilihat pada gambar 5.4.
Gambar 5.4 Hasil Pengujian Implementasi Proses Pembacaan Barcode 2. Pengujian Hasil Implementasi Proses Dekripsi Input bagi sistem hasil implementasi dari proses dekripsi berupa data karcis id yang diperoleh dari proses pembacaan karcis barcode menggunakan barcode reader. Output yang dihasilkan adalah data dekripsi karcis id berupa nopol kendaraan. Hasil pengujian sistem implementasi proses dekripsi karcis id dapat dilihat pada gambar 5.5.
Gambar 5.5 Hasil Pengujian Implementasi Proses Dekripsi
3. Pengujian Hasil Implementasi Proses Menampilkan Data Proses menampilkan data merupakan proses pengambilan data dalam database berdasarkan nopol kendaraan yang dilakukan oleh sistem kemudian data tersebut ditampilkan pada form. Data yang diambil dari database dan ditampilkan pada form yaitu tanggal masuk, jam masuk, jam keluar serta foto. Hasil pengujian sistem implementasi proses input dapat dilihat pada gambar 5.6.
Gambar 5.6 Hasil Pengujian Implementasi Proses Menampilkan Data Roda 2
HASIL UJI COBA Dari pengujian yang telah dilakukan terhadap sistem, menunjukkan tidak adanya proses kegagalan dalam proses enkripsi, pembuatan barcode dan proses dekripsi. Adapun hasil dari uji coba transaksi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.1 dan tabel 5.2. Tabel 5.1 Hasil Uji Coba Transaksi Masuk Nopol Kendaraan L4309YC B6206UAO L3273YK L1271VN
Karcis id
VIFFTHG LKEFQDE5 VHEMNHO VFEMLER
Karcis id Jenis Kendaraan Tanggal Masuk (Hasil Enkripsi) VIFFTHG Roda 2 17 Januari 2011 LKEFQDE5 Roda 2 17 Januari 2011 VHEMNHO Roda 2 17 Januari 2011 VFEMLER Roda 4 17 Januari 2011
Jam Masuk 7:09:16 PM 7:29:36 PM 7:17:43 PM 8:03:19 PM
Tabel 5.2 Hasil Uji Coba Transaksi Keluar Nopol Jenis Kendaraan Tanggal Keluar Jam Keluar Kendaraan (Hasil Dekripsi) L4309YC Roda 2 17 Januari 2011 10:21:41 PM B6206UAO Roda 2 17 Januari 2011 9:41:14 PM L3273YK Roda 2 17 Januari 2011 9:20:18 PM L1271VN Roda 4 17 Januari 2011 10:23:17 PM
Biaya
3000 2000 2000 3000
Dari pengujian yang dilakukan semua transaksi akan disimpan dan dapat ditampilkan dalam bentuk laporan. Laporan transaksi dari hasil uji coba diatas ditunjukkan pada gambar 5.7.
Gambar 5.7 Contoh Laporan Transaksi
Pengujian sistem untuk mencetak karcis berupa barcode dan bukti pembayaran juga dilakukan. Adapun karcis dan bukti pembayaran yang dicetak pada saat uji coba sistem dapat dilihat pada gambar 5.8 dan gambar 5.9.
Gambar 5.8 Contoh Karcis Barcode Gambar 5.9 Contoh Bukti Pembayaran
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan sistem perparkiran dilakukan dengan memanfaatkan metode enkripsi data dan teknologi barcode yang dilakukan pada saat kendaraan akan memasuki area parkir atau di gerbang parkir masuk dan di gerbang keluar. 2. Penggunaan karcis berupa barcode yang dihasilkan dari proses enkripsi nopol kendaraan dapat meningkatkan keamanan dibandingkan dengan sistem parkir yang sering digunakan saat ini. Pemanfaatan barcode dan proses enkripsi data yang dilakukan terhadap input berupa nopol kendaraan dapat mempersulit pemalsuan data. 3. Laporan dari proses transaksi dapat dilihat secara langsung, untuk dapat melihat laporanlaporan pengguna harus masuk lewat login sebagai administrator. Laporan dapat dilihat atau dicetak berdasarkan tanggal yang diinputkan oleh pengguna. 4. Sistem ini ditujukan untuk area parkir tetap,yaitu pusat perbelanjaan, ruang publik, kantor atau instansi swasta. 5. Dengan sistem ini, diharapkan dapat mengurangi kecurangan yang biasa dilakukan di area parkir.
SARAN Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk proses pelaksanaan dan pengembangan sistem ini selanjutnya adalah: 1. Pengujian sistem yang dilakukan masih menggunakan sistem komputer lokal dimana database server diakses oleh dua client, dalam hal ini client pada gerbang masuk dan client pada gerbang keluar, dilakukan pada satu komputer saja. Diharapkan sistem ini dapat dikembangkan pada sistem jaringan komputer. 2. Melengkapi fasilitas yang masih kurang dan mengurangi faktor manusia dalam melakukan input dan mengambil data. Sehingga sistem akan berjalan secara otomatis.
DAFTAR PUSTAKA [1]BarCodeIsland.com, Inc. 2006. diakses pada 19 Desember 2010 pukul 20:37 WIB. [2]Communications, A. 1995. Barcode 1. diakses pada 1 Oktober 2010 pukul 13:00 WIB. [3]Komputer W. 2006. Pemrograman Visual Basic.NET 2005. Yogyakarta:ANDI. [4] Munir, R. 2006. Kriptografi. Bandung: Informatika. [5]Parno. Data Flow Diagram. . Diunduh pada 23 Desember 2010 pukul 19:45 WIB. [6] Suyanto, A. H. 2004. Basis Data dan DBMS. . Diunduh pada 4 Oktober 2010 pukul 10:57 WIB. [7] Wahyono, T. 2010. Membuat Sendiri Aplikasi dengan Memanfaatkan Barcode. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [8] Yuswanto, Subari. 2007. Pemrograman Database Visual Basic.NET. Jakarta: Prestasi Pustaka.