The Art of Volume Analysis Introduction Volume merupakan kajian terpenting setelah harga. Volume dalam teknikal analisis mencerminkan “kebenaran” suatu trend. Apakah trend yang sedang terjadi sehat atau tidak, volume merupakan salah satu indikator penentunya. Jika market bergerak, baik itu bullish maupun bearish, maka kekuatan pergerakan trend tersebut sangat bergantung pada volume yang ada pada suatu periode tertentu. Dengan memonitor dan memperhatikan pergerakan volume kita dapat menangkap peluang ketika ketika harga sedang bergerak dengan cepat. Pergerakan yang sangat penting tersebut biasanya terjadi dalam bentuk “spike” atau terjadi dalam waktu yang singkat, dan biasanya diikutin peningkatan volume dibanding ketika market sedang bergerak dalam kondisi normal. volume dapat membantu kita untuk mepersiapkan diri sebelum terjadi breakout harga dengan melakukan identifikasi range katika harga sedang bergerak dalam kondisi flat atau sideways.
Gambar 1. menunjukkan adanya "high" volume ketika harga bergerak dalam trend dan kondisi volume ketika harga bergerak "sideways" Dalam gambar diatas ketika harga dalam range volume cenderung kecil, dan ketika harga breakout dari range maka terjadi “high” volume. Importance Volume adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan ketika banyak terjadi transaksi dalam satu periode perdagangan, karena hal tersebut dapat menunjukkan seberapa banyak pembeli dan penjual yang sedang bertransaksi dalam satu harga tertentu. Dalam konsep trend semakin banyak partisipan dalam market dalam suatu rentang trend tertentu maka trend tersebut dapat dikatakan trend yang sehat, kesepakatan antara pembeli dan penjual ketika terjadi trend atau pergerakan harga mutlak diperlukan. Tanpa adanya partisipan yang cukup ketiha harga sedang bergerak maka bisa diartikan bahwa banyak orang yang berminat terhadap harga yang sedang bergerak. Semakin banyak peminat/partisipan maka hal itu menjukkan bahwa kenaikan atau penurunan harga yang terjadi didukung oleh sebagian besar partisipan. Jika volume yang terjadi adalah kecil maka hal tersebut menjukkan bahwa peminat/partisipan pada harga itu sangat sedikit, atau dapat dikatakan harga tersebut tidak disetujui oleh sebagian besar pelaku market. Fact About Volume - Volume harus diigunakan sebagai bukti nyata dari sebuah trend bukan sebagai bukti utama.
- Volume dapat digunakanuntuk mengkonfirmasi perubahan harga. Ketika sebuah trend terjadi dan tidak ada volume dalam pergerakan tersebut maka itu dapat diartikan trend yang terjadi sangat lemah atau tidak ada komitmen dalam trend tersebut (Jumlah partisipan sedikit). - Jika terdapat volume yang kuat ketika sebuah trend terjadi, hal tersebut berarti bahwa perubahan harga yang terjadi disepakati oleh sebagian besar pelaku market. Pergerakan harga yang diikuti dengan pergerakan volume dapat mengindikasikan pergerakan harga sesudahnya. Who is in control? Bullish market adalah kondisi dimana banyak orang yang membeli daripada menjual dalam hal ini pembeli lebih dominan. Jika sebagian besar pembeli merubah posisi menjadi penjual otomatis harga akan jatuh, ketika harga jatuh sebagian besar orang yang memiliki posisi Long/beli di dalam market akan merubah posisinya menjadi penjual untuk menghindari kerugian yang lebih dalam lagi, Hal ini sering disebut dengan snowball efect yang dapat menyebabkan volume spike (high volume) dan lebih lanjut menjadi indikasi reversal (pembalikan arah). Accumulation - atau akumulasi adalah istilah untuk market yang sedang didominasi oleh pembeli. Jika pada kondisi downtrend / trend turun harga tiba-tiba berhenti bergerak dan bergerak ranging dalam satu area tertentu, diikuti peningkatan volume secara moderate (increasing), maka itu berarti bahwa banyak orang yang membeli pada harga rendah (low price) , dan pada saat itu terjadi proses akumulasi. Setelah semua orang yang berposisi sebagai penjual dan yang menjual barangnya sudah habis, maka jumlah pembeli akan lebih banyak daripada penjual maka ini meerupakan indikasi awal bahwa downtrend tersebut akan segera berakhir dan kemungkinan harga akan bergerak naik. Ada 2 jenis karakteristik yang bisa diamati selama proses akumulasi: 1. Volume meningkat dibandingkan dengan harga penutupan kemarin dan harga penutupan lebih tinggi dari harga penutupan kemarin. (Terjadi pola higher high, dan higher low) 2. Setelah terjadi downtrend / trend turun, harga bergerak dalam range yang terbatas diikuti oleh volume yang meningkat moderate (increasing moderate). Distribution - atau distribusiadalah istilahyangdigunakan untuk market yang sedang didominasi oleh penjual.Jika pada kondisi uptrend / trend naik harga tiba-tiba berhenti bergerak dan bergerak ranging dalam satu area tertentu, diikuti peningkatan volume secara moderate (increasing), maka itu berarti bahwa banyak orang yang membeli pada harga tinggi (high price) , dan pada saat itu terjadi proses distribusi. Ada 2 jenis karakteristik yang bisa diamati selama proses distribusi: 1. Volume meningkat dan closing price lebih rendah dari closing price bar sebelumnya (Terjadi pola lower low dan higher low) 2. Setelah trend nnaik harga bergerak dalam range yang terbatas diikuti oleh oleh volume yang meningkat moderate (increasing moderate). High Volume & Reversal Seperti disebutkan sebelumnya volume dapat memberikan indikasi awal tentang trend reversal (Pembalikan arah trend). Dalam jangka panjang kita bisa mengidetifikasikan trend dan ride trend. Reversal atau perubahan arah harga biasanya diawali oleh perubahan terhadap fundamental suatu harga. Mengidentifikasi perubahan ini adalah tantangan terbesar dalam trading. Jika kita sebagai investor atau trader dapat menangkap angin perubahan ini, maka kita berpeluang untuk bisa meraih profit. Mengidentifikasikan reversal trend salah satunya bisa dengan menggunakan volume yang spike, pada literatur lain sering disebut dengan blow off volume. spike volume atau blow off volume biasanya terjadi pada single trading period. Reversal biasanya terjadi ketika terjadi peningkatan volume selama bebera hari diatas volume rata-rata harian.
Gambar 2. menunjukkan trend reversal diikuti oleh "high volume" Technical traders, selalu menunggu trend untuk melakukan trading. Swing Trader selalu menggunakan volume untuk mencari dan mengidentifikasikan suatu trend yang sehat yang bisa mereka manfaatkan peluangnya untuk jangka waktu minimal 1 bulan atau lebih. Berikut beberapa cara untuk mengidetifikasikan harga dan volume bersamaan untuk menentukan suatu trend berjalan dengan sehat atau tidak: - Sebuahtrend keatas (upward trend) biasanya diikuti dengan peningkatan volume (increasing volume) Jika terjadi koreksi dari penurunannya biasanya volume juga ikut menurun. Penambahan volume ketika terjadi kenaikan harga menunjukkan adanya penambahan partisipan yang setuju dengan kenaikan harga. Dan ketika terjadi koreksi volume menurun menunjukkan bahwa, koreksi atau penurunan harga tersebut tidak didukung oleh sebagain besar partisipan. - Pada kondisi trend menurun (downward trend) biasanya diikuti oleh volume yang meningkat juga, dan jika terjadi rebound (kenaikan sementara) biasanya volume akan menurun. Peningkatan volume menunjukkan bahwa penurunan harga disepakati dan diikuti oleh sebagaian besar pertisipan, sedang ketika terjadi rebound volume menurun menunjukkan bawha rebound atau peluang kenaikan harga tidak didukung oleh sebagian besar partisipan, karena sebagian besar pertisipan masih melihat bahwa harga akan jatuh lebih dalam lagi.
Gambar 3. Menunjukkan "Healthy Trends" Dari gambar diatas terdapat tiga Healthy Trendsi yang dapat dianalisa. Dua diantaranya adalah uptrend dan satu downtrend. Jika kita lihat di gambar pada awal bulan February harga meningkat diikuti oleh volume yang meningkat juga. Pada awal maret terjadi penurunan harga diikuti oleh peningkatan volume. Setelah terjadi reversal (pembalikan arah) kembali terjadi kenaikan harga diikuti oleh peningkatan volume. Uptrend 1 A. Pada tanggal 17 Februari, pada kondisi sideways terjadi high volume, diikuti oleh kenaikan harga pada hari berikutnya sekaligus terjadi peningkatan volume. Kondisi ini menujukkan adanya “healthy trend“ B. Long Blue Candle yang terjadi pada tanggal 20 Februari menunjukkan adanya kenaikan harga yang cukup kuat diikuti oleh volume yang lebih tinggi lagi dari hari-hari sebelumnya. Hari berikutnya diikuti oleh red candle diikuti oleh volume yang menurun. Dalam kondisi uptrend dan terjadi koreksi harga, kondisi ini adalah kondisi yang sehat. Secara psikologis keadaan ini menunjukkan adanya profit taking. jika pada kenaikan selanjutnya kembali terjadi peningkatan volume menandakan adanya penambahan partisipan dalam market C. Pada bagian ini kita dapat kembali melihat harga kembali mengalami kenaikan, diikuti kenaikan volume. Dibanding posisi volume di posisi B, memang volume di posisi C ini lebih rendah, hal ini menandakan bahwa partisipan yang masuk ke market mulai berkurang. D. Harga mencoba untuk naik lagi diikuti oleh peningkatan volume dibanding hari sebelumnya. Pada perdagangan 3 maret terbentuk pola doji pada candle stick. Kondisi ini menunjukkan adanya peperangan antarapembeli dan penjual (bull and bear). Pada kondisi seperti ini merupakan peringatan bahwa uptrend akan segera berakhir. E. Pada 2 hari perdagangan di kotak E, terjadi peningkatan harga tapi volume justru mengalami penurunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bawha trend sudah mulai melemah dan siap-siap akan terjadi pembalikan arah (reversal).
Gambar 4. "Healthy Trends" Downtrend 1 F. Pada puncak uptrend , volume membentuk pola lower low , diikuti pembentukan red candle dimana hara penutupan lebih rendah daripada harga pembukaan. Pada kondisi seperti ini, terlihat bahwa sepanjang jam perdagangan didominasi oleh penjual. Butuh konfirmasi pergerakan harga dan volume lebih lanjut untuk memastikan bahwa downtrend akan terjadi. G. Harga mulai bergerak turun dengan sangat cepat diikuti oleh volume yang meningkat. Kondisi ini menunjukkan bahwa downtrend yang terjadi berjalan dengan sehat. volume mulai meningkat diatas rata-rata 10 hari. H. Candle yang terbentuk pada tanggal 18 Maret, merupakan long red candle/berish candle diikuti oleh volume yang sangat tinggi (high volume). Kondisi ini merupakan signal awal terjadinya selling climax. Secara psikologis pada perdagangan tanggal 18 tersebut terdapat penambahan partisipan (penjual) di market. Kondisi ini merupakan indikasi awal bahwa trend turun akan berakhir. I. Pada bagian I, harga masih berlanjut turun, tapi volume sudah tidak sebesar volume sebelumnya. J. Pada bagian J terlihat adanya blue candlei tapi dengan range yang sangat tipis dan volume yang lebih rendah lagi diikuti pada hari berikutnya harga kembali jatuh, volume pada hari berikutnya kembali menurun ketika harga gagal membentuk lower low. K. Pada hari berikutnya harga dan volume membentuk pola higher high NB: - Lower low pada volume artinya volume mengalami decline (lebih rendah dari hari/periode sebelumnya) - Higher high pada volume artinya volume mengalami increasing (lebih tinggi dari hari/periode sebelumnya)
Gambar 5. "Healthy Trends 2" L. Setelah terjadi ledakan volume yang cuku kuat pada bagian H, dan I , harga mulai bergerak bergerak naik. M. Selama 10 hari berikutnya, volume bergerak naik diikuti dengan harga yang bergerak naik, dan volume cenderung menurun ketika harga bergerak melambat. Ini merupakan ciri awal bahwa harga sedang bergerak dalam healthy Uptrend. N. High volume yang terjadi pada fase ini menandakan pertempuran antara bearish dan bullish. Pertempuran kali ini dmenangkan oleh sang banteng. Pada fase ini harga mengalami koreksi diikuti oleh turunnya volume, kemudian harga mulai bergerak naik dengan increasing volume secara moderat. O. Pada fase ini terdapat 3 hari red candle (bearish candle), harga bergerak turun diikuti dengan volume yang cenderung menurun dibanding fase sebelumnya, ini merupakan gerakan koreksi dalam uptrend. Pada akhir trend terlihat selama 2 hari terakhir terbentuk kembali doji diikuti denga high volume yang cenderung lebih tinggin dari hari2 sebelumnya. Pada saat tersebut sedang terjadi peperangan kembali antara bull dan bear Note: volume dapat digunakan untuk mengidetntifikasikan trend baru, atau untuk memonitor trend yang sedang terjadi. Tends on Decreasing Volume - Ketika harga bergerak naik dan volume mengalami penurunan, hal tersebut berarti bahwa trend akan sulit berlanjut, kenaikan harga yang terjadi akan cenderung terbatas. Hal ini merupakan signal-signal awal bahwa kenaikan harga akan berakhir. - Ketika pada trend harga turun dan volume cenderung menurun, kemungkinan penurunan harga akan terbatas dan trend akan cenderung reversal menjadi naik.
Gambar 6. Trends on Decreasing Volume A. Pada Fase ini merupakan contoh unhealthy trend, karena penurunan harga yang terjadi tidak didukung oleh increasing volume. Pada awal trend terlihat volume cukup tinggi hal ini menandakan banyak seller yang berpatisipasi di harga tersebut, tapi pada penurunan lebih lanjut volume cenderung menurun (decline), hal ini berarti bahwa pada penurunan selanjutnya tidak didukung oleh sebagaian besar pelaku market. Pada kondisi seperti ini biasanya downtrend yang terjadi tidak berlangsung lama. B. Pade fase ini terlihat pertempuran antara bear dan bulli, dan berakhir tanpa memberi kejelasan arah. C. Pada Fase ini mulai terlihat increasing volume yang diikuti oleh naiknya harga. Harga siap-siap bergerak dalam uptrend. D. Pada Fase ini harga bergerak naik tapi volume cenderung menurun (decline) kemungkinan harga akan mengalami konsolidasi. E. Pada fase ini harga kembali bergerak naik diikuti oleh increasing volume. tapi kemudian harga kembali bergerak turun dan mencoba menembus support level.
Unhealthy Trends
Gambar 7. Unhealthy Trends 1. Pada tanggal 23 Januari terlihat adanya high volume. ini merupakan contoh Buying climax di EUR dan selling climax di USD. dengan melihat kondisi ini kemungkinan akan terjadi reversal player. 2. Setelah terjadi spike volume, terlihat harga mulai bergerak turun. Dalam penurunan kali ini termasuk dalam kategori unhealthy trend. 3. Kondisi unhealthy trend semakin terlihat jelas pada fase 3 ini. Pada tanggal 31 Januari terlihat adanya perlawanan untuk mencoba menaikkan harga, yang terlihat dengan terbentuknya blue candle. Tapi pada kelanjutannya harga kembali bergerak turun diikuti oleh declining volume. Kondisi ini semakin menunjukkan bahwa trend yang terjadi tidak sehat. 4. Pada tanggal 6 Februari harga kembali bergerak turun, tapi volume justru mengalami penurunan drastis. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit pelaku market yang setuju dan berpatisipasi dalam proses penurnan ini. Pergerakan selanjutnya dengan menunjukkan peningkatan volume, dan harga bergerak sideways, kembali terjadi perlawanan dari buyer pada saat ini. 5. Pada Fase ini harga berkerak sidewaysi dengan low volume. 6. Pada fase ini terlihat volume mulai bergerak diatas rata-rata 5 hari, diikuti dengan pergerakan harga yang fluktuatif, tingginya volume pada fase ini menunjukkan bahwa partisipan yang masuk ke market semakin banyak dan pertempuran antara buyer dan seller berlangsung semakin seru. 7. Pada fase terakhir ini harga mulai kembali bergerak naik diikuti oleh volume yang increasing. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku market setuju dengan proses kenaikan ini. Volume Should Increase in the direction of the trend Volume yang tinggi menunjukkan adanya keyakinan / kepercayaan yang kuat terhadap market, sedangkan volume yang rendah menunjukkan kurangnya keyakinan/kepercayaan terhadap market. Seorang pemilik rumah makan bisa saja mengatakan bahwa makanan di restoran tersebut adalah yang paling enak, tapi yang lebih penting adalah apa yang sebenarnya ada di pikiran orang-orang terhadap restoran tersebut. Jika banyak orang yang datang kerestoran itu, itu berarti bahwa orang-orang tersebut sepakat dengan pemikiran pemilik restoran tersebut. Tapi jika sebaliknya lambat laun pengunjung restoran berkurang terus sampai akhirnya menjadi sepai. Maka pertanyaan yang muncul adalah “apakah benar makanan di restoran itu seenak yang diucapkan sang pemilik?” Di dalam market hal tersebut juga berlaku sama, jika market bergerak dalam bullish trend tapi tidak diikuti oleh kenaikan volume (increasing Volume). mungkin berarti bullish trend yang terjadi tidak kuat. Siapa tahu mungkin bulan depan market akan bergerak dalam bearish trend. Jadi………..
- Jika harga beregerak dalam sebuah bullish trend dan volume meningkat, maka trend tersebut bisa dikatakan sehat/kuat/healthy. Tapi jika dalam sebuah bullish trend volume mengalami penurunan, kita harus lebih waspada, kemungkinan bullish trend yang terjadi akan melemah dan sangat dimungkinan terjadi pembalikan arah trend
Gambar 1. Ideal Healthy Price Uptrend - Jika harga sedang dalam fase bearish trend dan volume meningkat, maka bearish trend yang terjadi bisa dikatakan kuat/sehat/healthy. Tapi jika dalam sebuah bearish trend volume mengalami penurunan, kita harus lebih waspada, kemungkinan bearish trend yang terjadi akan melemah dan sangat dimungkinan terjadi pembalikan arah trend
Gambar 2. Ideal Healthy Price Downtrend
How Volume can help to spot danger
Gambar 3. Price and volume {ada bulan Oktober terjadi kenaikan harga tapi volume justru mengalami penurunan (decrrease). Pola yang sama terulang lagi pada bulan Desember. Trend yang terjadi tidak didukung dengan volume yang cukup. Pada gerakan selanjutnya harga kembali jatuh dengan cepat dengan increasing volume secara moderat. Volume menunjukan minat pelaku market terhadap suatu harga/saham. Jika trading volume pada suatu saham/produk rendah, hal itu berarti tidak banyak orang yang tertarik pada saham/produk tersebut. Jika kita melihat volume meningkat pada keadaan downtrend yang kuat, mungkin bukan saat yang tepat untuk membeli karena kemungkinan akan terjadi penurunan harga lebih lanjut. Tapi ada saatnya, pada waktu yang tepat dimana volume meningkat pada keadaan downtrend justru memberikan signal untuk buy/long. Kondisi ini biasanya disebut climatic volume.
Climatic volume may signal a reversal in price
Climatic Volume
Ketika kita melihat harga jatuh dengan cepat, dan tiba-tiba harga memantul ke atas, hal ini merupakan salah satu ciri dari panic selling. Ciri-ciri climatic Volume. - Merupakan lonjakan volume (Spike) yang terjadi pada saat harga sedang bergerak dalam trend. Seringkali disibut dengan Blow Off Volume, Selling climax dsbnya. - Ketika harga jatuh secara drastis, diikuti dengan climatic volume ini merupakan indikasi awal dari short term reversal. Hal ini karena setiap orang yang ingin menjual sahamnya telah menjual sebagian besar dari saham yang mereka miliki. Ketika hal ini terjadi dan tidak ada orang lagi yang melakukan tekanan jual, maka harga akan memantul naik untuk short term. Ini merupakan peluang bagus untuk buy/long dan menciptakan profit dalam waktu cepat. - Hal yang sama juga terjadi ketika harga naik dengan cepat diikuti dengan climatic volume. Hal ini berarti harga akan segera berbalik arah. Cara menentukan Climatic Volume: 1. Volume bisa dikatakan climatic volume jika harga melonjak minimal 2 kali dari volume sebelumnya (Berdasarkan pengalaman trading di FUTURES Market, lebih lanjut terkait dengan metode trading yang dimiliki.) Hal ini yang paling gampang dilakukan karena hanya membandingkan dengan volume sebelumnya 2. Pada study lain disebutkan bahwa climatic volume jika harga melonjak 200% dari rata-rata 20 periode. Untuk melakukan hal ini dilakukan dengan meletakkan moving average period 20 pada volume.
IHSG Climatic Volume
IHSG Climatic Volume
Mengidentifikasikan volume yang ideal dalam suatu trend 1. Ideal Health Price Uptrend
Uptrend Dalam kondisi Up trend/ bullish kondisi volume akan meningkat (Increase) diikuti dengan naiknya harga. Hal ini menandakan bahwa ada penambahan jumlah participant yang masuk ke market sekaligus menunjukkan adanya peningkatan minat beli di market. Kondisi ini mencerminkan adanya ekses demand
Uptrend2 Jika dalam proses kenaikan terjadi koreksi maka volumenya juga akan ikut menurun (decline). Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses koreksi ini, sebagian besar pelaku market tidak setuju dengan proses koreksi ini,bisa juga diartikan bahwa proses ini hanya digunakan sebagai sarana taking profit. Jika dalam kenaikan selanjutnya diikuti oleh volume yang increase kembali maka kembali terjadi peningkatan minat beli di market seiring dengan proses kenaikan harga tersebut.
Uptrend3
PG AS climatic volume
Next:…Top & Bottom Reversal…
Berikut contoh Price and volume digabung dengan Peak and Trough analysis
Bull HH = Higher High HL = Higher Low
2. Ideal Health Price Downtrend
Downtrend Dalam kondisi down trend/ bearish kondisi volume akan meningkat (Increase) diikuti dengan turunnya harga. Hal ini menandakan bahwa ada penambahan jumlah participant yang masuk ke market sekaligus menunjukkan adanya peningkatan minat jual di market. Kondisi ini mencerminkan adanya ekses supply.
Downtrend2 Jika dalam proses penurunan terjadi rebound maka volumenya juga akan ikut menurun (decline). Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses rebound ini, sebagian besar pelaku market tidak setuju dengan proses rebound ini. Jika dalam penurunan selanjutnya diikuti oleh volume yang increase kembali maka kembali terjadi peningkatan minat jual di market seiring dengan proses penurunan harga tersebut.
Downtrend3
Bear LL = Lower low LH = lower high Volume selain untuk mengidentifikasikan trend bisa digunakan untuk, mengidentifikasi apakah ketika harga mendekati support/resistance gerakan harganya akan berlanjut, berbalik arah atau justru akan sideways/flat Contoh sebuah gerakan harga ketika mendekati support/resitance diikuti oleh increasing volume. Harga Saham INDF sebelumnya sempat membuat extreme high di level 1950 (high 26 Juni 2009), titik tersebut kita anggap sebagai potential resistance. Gambar 3 setelah harga mininggalkan resistance volume cenderung decline, maka terjadi koreksi terlebih dahulu sebelum harga melanjutkan kenaikan
Ga mbar 3 Ketika harga bergerak mendekati support/resistance diikuti dengan volume yang meningkat (increase) maka hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan support/resistance tersebut akan dapat ditembus. Jika seandainya ketika harga bergerak mendekati support/resistance justru volumenya menurun maka kemungkinan support/resistance tersebut akan gagal ditembus. Contoh penembusan support/resistance dengan decline volume.
Gambar 4 Pada harga saham BUMI sebelumnya sempat membuat high di level 2325 (titik ini kita anggap sebagai potential
resitance) kemudian koreksi sebelumnya di level 2860 (titik ini kita jadikan potential support) .Pada kenaikan sesudahnya harga kembali mendekati titik 2325dengan decline volume, melihat hal ini kemungkinan harga akan gagal menembus titik 2325. Selanjutnya harga gagal menembus potential resitance dan harga kembali mengalami koreksi ke area supportnya Sebelum berlanjut perlu dismpaikan, apakah hal tersebut yang selalu terjadi? Apa yang saya sampaikan diatas adalah teori logis yang terdapat di buku-buku, logikanya seperti ini, jika harga mendekati resistance diikuti dengan increasing volume maka hal tersebut menunjukkan kondisi ekses supply dan adanya peningkatan minat beli.Ada kalanya pada saat menembus resistance semua kondisi terpenuhi dengan sempurna, baik sebelum dan sesudahnya volome tetap increase, tapi baru naik beberapa persen saja tiba-tiba harga kembali turun dan menembus support sebelumnya. Masih banyak hal-hal lain yang harus diperhatikan terkait dengan penembusan support/resistance dengan atau tanpa volume tersebut. Antara lain kondisi volume setelah harga menembus support/resistance tersebut, jika setelah menembus volume tetap increase maka kemungkinan trend harga masih akan tetap berlanjut.Jika dikaitkan dengan wave, kondisi ini merupakan ciri khas wave 3. Pada fase wave 5 harga setelah menembus peak wave 3 justru mengalami decline volume. Contoh kasus diatas bisa ditemukan pada pola wave, elliot menyebutnya irregular correction.Setelah menembus support barulah harga bergerak naik dan membuat trend besar.
IR Jika pada wave 5 kita melihat harga tetap naik dan terjadi increasing volume maka,itu bukanlah wave 5 tapi extend wave 3. Penggunaan volume analysis digabungkan dengan pembacaan wave Analysis akan menghasilkan hasil yang lebih optimal. Hal ini berlaku juga ketika kita menganalisa harga menggunakan chart pattern, hendaknya ketika harga break dari patternnya diikuti dengan increasing volume, hal ini menunjukkan validitas dari pembentukan chart pattern tersebut. Pembentukan Chart pattern biasanya terjadi dengan volume yang decline High volume: High volume merupakan lonjakan volume yang sangat ekstrem, kondisi ini menunjukkan adanya pembelian dan
penjualan secara besar-besaran. Belum ada definisi pasti tentang bentuk High volume, beberapa definisi yang biasa dipakai antara lain: 1. Volume melonjak dua kali lipat dari volume sebelumnya atau 2. Volume melonjak dua kali lipat dari volume rata-rata 20 hari (bisa dilakukan dengan melakukan plotting Moving average pada volume). Ada 2 jenis high volume 1.Blow off volume biasanya terjadi diujung trend dan mengisyaratkan terjadi reversal atau pembalikan trend. 2.Pada penembusan support/resistance biasanya juga terjadi lonjakan volume yang sangat tinggi, bentuknya dan ciri-cirinya mirip dengan blow off volume, hanya namanya yang berbeda, kondisi ini disebut breakout volume. Breakout volume mengisyaratkan trend akan berlanjut (continuation). Keduanya mirip tapi tak sama blow off volume untuk identifikasi reversal trend ,tapi breakout volume untuk continuation trend. Kondisi yang paling umum terjadi dari high volume biasanya harga akan turun minimal 50% dari kondisi candle ketika terbentuk high volume. Perhatikan gambar dibawah setelah terjadi blow off volume kemudian harga membuat new high, lalu harga turun kembali sampai 50% dari candle dengan high volume baru kemudian naik lagi dan melanjutkan trendnya kembali.Jika pada waktu kenaikan kedua terjadi decline volume maka kemungkinan harga high sebelumnya akan gagal ditembus.(baca kembali tentang penembusan volume di support/resistance).
Gambar 1 Pada gambar 2 terlihat harga kembali bergerak mendekati level 1950 dengan increasing volume. Kemungkinan titik ini dapat ditembus. Gambar 2 menunjukkan bahwa harga mampu menembus potential resitance.
Gambar 2