Dalam
kehidupan
manusia,
memiliki hobi atau kesukaan yang
mereka memiliki berbagai macam
menjadi
kebiasaan hidup yang sering dilakukan
dilakukan sebagai kepuasan tersendiri.
untuk
menjalani
kesehariannya.
kebiasaan
Karya
untuk
film
selalu
dengan
judul
Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
“Manusia Kopi” bercerita tentang
adalah hal umum sebagai makhluk
kehidupan seorang pemuda yang penuh
yang diberi kesempurnaan akal serta
warna, selain keberadaan teman-teman
pikiran. Salah satunya untuk bertahan
diampinganya,
hidup, bersosial, bekerja, dan lain
kebiasaan mengkonsumsi kopi untuk
sebagainya. Hidup didunia selain harus
inspirasi hidupnya. Tak sedikit kopi
menjaga silaturahmi dengan orang lain,
yang disedu dalam setiap harinya. Dari
kita harus mengatur dan menjaga diri
kebiasaan
kita dalam berbagai hal. Contohnya
sialnya sendiri bahkan jadi bahan balas
kita harus mempunyai akhlak yang
dendam untuknya dari salah satu teman
dapat menjaga diri dari pengaruh
kantornya.
buruk, serta menuntun kita untuk dapat
dia
tersebut
mempunyai
dia
mendapat
Tema yang akan dibahas oleh
berbagi atau sekedar mendengarkan
penulis
pendapat dan kritikan orang lain
kehidupan
kepada kita. Tidak sedikit dari hidup
dengan kisah persahabatannya dengan
manusia
mengalami
ketiga teman yang membawa pengaruh
berbagai masalah, cobaan, cibiran, dan
besar bagi hidup pecandu kopi tersebut.
masih banyak lagi. Dari cara hidup kita
Kisah Edho, Dimas, Diandra, dan Ratih
misalnya,
teman
didunia
berpendapat,
ini
cara
berpakaian,
memilih
teman,
dalam
karya
seorang
baru
ini
adalah
pecandu
dikantor.
kaberadaan
kopi
Dengan
teman-temannya,
bersahabat, kebiasaan hidup dengan
kehidupan Edho menjadi penuh warna.
ketergantungan
atau
Usaha temannya untuk merubah Edho
ketergantungan dengan benda dan yang
agar tidak lagi mengkonsumsi kopi
lainnya pasti mengundang banyak
secara
orang untuk ingin tahu apa yang sering
Selain itu terdapat nilai positif yang
kita lakukan dalam kehidupan ini. Tak
disajikan
untuk
lupa juga sebagai manusia pasti kita
halayak
umum
bantuan
berlebihan
cukup
berhasil.
inspirasi mengenai
kepada baik
buruknya memiliki kebiasaan atau hobi sebagai pilihan kesenangan dalam hidup ini. Boleh kita mengkonsumsi apapun yang kita suka, akan tetapi pikirkan juga baik buruknya bagi kesehatan,
dan
jangan
sampai
kebiasaan itu menjadi bumerang bagi kita sendiri. Dalam karya ini penulis berusaha menyajikan sesuatu yang berbeda dengan karya-karya yang lain. Dari
pemikiran-pemikiran
iniulah
penulis memilih format film pendek dengan judul “Manusia Kopi”. Sinopsis
Kisah ini menceritakan
Dimas kesal karena sifat
tentang kehidupan seseorang
dari Edho itu. Bagi Dimas
pria yang bernama Edho yang
efek dari mengkonsumsi kopi
yaitu sangat menggantungkan
tiap hari nya dengan takaran
hidupnya
yang
kepada
Melaksanakan
‘Kopi”.
suatu
hal
salah
dampak
itu
tidak
membuat baik
Dan
buat
apapun tanpa ada secangkir
kesehatan.
kopi di dekatnya pun, dia
akhirnya karena sifat keras
tidak bisa. Bahkan deadline
kepala Edho sendiri untuk
pekerjaan
yang
diberikan
mengkonsumsi kopi secara
atasannya
yang
bernama
berlebihanlah yang membawa
Ravli di kantor pun tidak
dia
terselesaikan akibat tidak ada
karena
kopi di samping nya. Hal itu
dideritanya.
pula
akibat tersebut, Edho menjadi
yang
membuat
sahabatnya yang bernama
sadar
masuk
Rumah
sampai
penyakit
akan
Dan
akibat
Sakit yang karena
kopi
tersebut dan membuat dia berusaha mengkonsumsi kopi secara berlebihan. Dan temantemannya
seperti
Diandra,Dimas,
dan
Ratih
pun mendukung.
Treatment
SCENE 1 INT.KAMAR
SOUNDEFEX
EDHO
(NIGHT) PROPERTY
Lipsti k Lipsing
: Hand
phone, Cangkir, Kopi WARDROBE
:
: Kaos
Suara jam alarm meandering. Edho mencoba menggapai jam dari tidurnya. Tangannya meraih jam, mematikannya. Perlahan, Edho bangkit dari tidurnya. Matanya separuh terbuka. Dilihatnya secangkir kopi sisa semalam. Dengan setengah ngantuk diminumnya kopi itu.
dan Celana CASTING
: Edho
SCENE 2 – INT.KAMAR EDHO (DAY) PROPERTY
: Ca ng kir , Se nd ok, Ko pi, Gu
la,
“Ahhhh…..Mantap..”
Air Pa nas WARDROBE
:
Ka
SCENE 3 – INT.KANTOR
os
(DAY)
da
CASTING
Matanya kemudian terbuka lebar, tubuhnya tegap, dan Nampak segar. Kemudian ia bersiap untuk mandi
PROPERTY
: Meja
n
Kerja,
Cel
Map
an
dan
a
berkas-
:
berkas, Bolpoi
SOUNDEFEX
Ed
n,
ho
Cangki
:
r, Rak Buku,
Li
Kompu
pst
ter, Id
ik
Card
Li
WARDROBE
:
psi
Pakaia
ng
n
Dengan sempoyongan Edho berjalan kedapur. Mengambil cangkir dan sendok kecil. Dimasukkannya beberapa sendok kopi bubuk,gula, dan air panas. Lalu diaduknya perlahan. Dengan pelan, diminumnya kopi itu.
Kerja, Sepatu, Jam Tanga n,
Edho
Stockin
g
CASTING
hitam,
Dimas
Dasi
“Sialan lo dho. Kirain kangen.
: Edho,
Kenapa nggak ambil sendiri sih?”
Dimas,
Dimas mengambil pulpen Edhi yang berada
Diandr
di lantai.
a dan karyaw
Edho
an-
“Kan ada lo.. ngapain haus repot”
karyaw
Dimas menyerahkan pulpen kepada Edho.
an SOUNDEFEX
: Lipstik Lipsing
Edho Nampak menunggu sesuatu. Dia duduk dibelakan mejanya sembari memegang secangkir kopi. Tidak lama kemudian matanya tertuju pada kedatangan seseorang. Rautnya berubah menjadi senang.
Dimas “Dasar lo” Dimas “Eh, Diandra udah dating beum?”
Edho “Belum, paling lagi sama boss.” Tiba-tiba Edho melempar pulpennya lagi.
Edho “Hoii Dimas .. Akhirnya dating juga kamu.”
Dimas “Loh kok dibuang lagi?”
Dimas merasa senang. Jarang-jarang Edho menymbut dengan heboh seperti itu.
Edho E
dho Gue udah nungguin lo dari
“Ntar biar diambilin mas Dirman” Beberapa saat kemudian, muncul Diadra dari dalam ruangan boss.
tadi loh? Tolong ambilin pulpen gue dong. Gue ga bisa ngerjain tugas nih. Edho menujuk sebuah pulpen yang terkapar di lantai. Raut muka Dimas yang sumringah berubah menjadi masam.
Edho “Tuh cintamu datsng.”
Dimas “Ssttttt…..Jangan keras-keras dong. Dia kesini tuh.” Dimas merapikan diri kemudian menyapa Diandra dengan mesra.
Diandra “Semangat yaa..” Edho hanya mengacungkan jempol sebari terus berjalan. Diandra terus menatap kepergian Edho. Sementara Dimas mencoba mendekati Diandra
Dimas “Pagi Diandra.”.
Dimas “Eheemmm….sekarang tinggal kita
Diandra “Ya. Pagi.” Diandra menyapa Edho dengan ramah, berbeda dengan ketikaa ia menjawab sapaan Dimas.
berdua nih..” Diandra melihat sinis kearah Dimas. Lalu mengambil pulpen yang tadi dilemparkan Edho ke lantai. Kemudian Dianra melemparkan pulpen itu ke Dimas. Diandra
Diandra “Pagi Dho….Kamu dipanggil boss tuh. Kayaknya mau ada proyek baru gitu.” Edho “Kapan? Sekarang?”
“Ngobrol nih sama pulpen!” Diandra pergi meninggalkan Dimas. Dimas menatap kepergian Diandra. Lalu melihat pulpen tadi. Dimas “Haii pulpen..”
Diandra “He’em..”
SCENE 4 – INT.RUANGAN BOS –
Edho “Aaahh…Kerjaan nambah, tapi gaji nggak nambah-nambah.” Edho beranjak dari kursinya
KANTOR (DAY) PROPERTY
: Meja Kerja , Map dan berka
Edho “Oke deh, aku kesana dulu.”
sberka
s,
k
Bolpo
Lipsi
in,
ng
Rak Buku,
Fery dan Ravly sedang berdiskusi tentang proyek mereka. Fery membuka-buka berkas yang ada di tangannya.
Kom
WARDROBE
puter,
Fery
Id
“Bapak yakin ingin menyerahkan ini kepada
Card
Edho ?”
: Ravli Pakai
“Ya, Aku rasa dia sudah cukup pengalaman
an
untuk mengerjakan proyek ini. Banyak klien
Kerja
yang senang dengan hasil kerjanya. Dan
,
kalau ini dia berhasil, sebagai penghargaan
Sepat
aku berpikir untuk menaikan gajinya.
u,
Bagaimana menurutmu ?”
Jam Tang
Fery
an,
“Hmm…”
Stock
Fery menutup berkas yang dipegangnya
ing
tadi.
hitam , Dasi CASTING
SOUNDEFEX
: Edho,
Fery “Kalau saya ya setuju-setuju saja. Selama ini
Ravli,
dia juga selalu tepat waktu meski suka
Ratih,
jahil.”
Fery
Ravly mengangguk-angguk. Lalu hening sejenak. Beberapa detik kemudian terdengar suara pintu diketuk.
:
Lipsti
Ravli
“Ya silahkan masuk !”
Ravli
Ratih muncul dari balik pintu.
“Hah ? Tegalnya mana ?”
Ratih “Permisi Pak.”
Ratih “Tarub pak.”
Feri
Ravli
“Ada apa Tih ? kamu tidak lihat saya sedang
“Oalaaah. Tanggaku kie.”
sibuk ?”
Tanpa diduga Ratih menjawab dalam bahasa Tegal.
Ratih “Maaf pak mengganggu. Saya cuma mau
Ratih
mengingatkan kalau 15 menit lagi ada rapat
“Lho. Bapak juga orang Tarub ? Tarubnya
lelang saham.”
mana ?”
Fery
Fery marah pada Ratih karena dia menganggap Ratih berbicara tidak sopan pada Ravly.
“Iya saya ingat.” Tiba-tiba Ravly berbisik kepada fery sambil menunjuk ke arah Ratih dengan sembunyisembunyi.
Fery “Hush ! Ini atasan kita. Yang sopan kalau bicara !”
Ravli “Ssst.. Siapa ?”
Ravli “Gak pa pa. Kalem. Pada Tegale. Sante bae.
Fery
Aku asli Kesadikan”
“Sekretaris saya yang baru pak.” Ratih Ravli
“Pada pak.”
“Ooo.. Cantik juga. Aslinya mana ?” Ravly Ratih
“Pimen.. ? Pimen.. ? Kabare Kesadikan
“Saya dari Tegal pak.”
pimen saiki ?” Fery berdiri hendak membawa Ratih keluar.
Fery “Eheem ! Maaf pak, saya mau permisi dulu. Mau ada rapat saham.”
Ravli “Lho. Bentar Fer. Bentar. Saya ada permintaan.”
Fery “Apa pak ?”
Ravli
Fery menatap Ravly kemudian berpamitan
“Saya minta Ratih untuk menjadi sekretaris
keluar.
saya.” Ratih dan Fery terkejut bersamaan.
Feri “Saya permisi dulu pak.”
Fery “Lho, tapi pak ?”
Ravli “Kita tukar sekretaris. Ratih menjadi sekretaris saya, dan Dianra sekretaris kamu,”
Feri “Diandra ?”
Ravly “Pilihannya Cuma 2. Kamu terima atau kamu tidak punya sekretaris ?” Fery diam dan berfikir sejenak.
Feri “Baik pak. Saya setuju.” Ratih terlihat bingung.
Ratih “Pak, saya..”
Feri “Mulai sekarang kamu menjadi sekretaris pak Ravly. Selamat.”
Ravli “Ya.”
Ravli
Ketika Fery keluar dari ruangan,
“ya. Mendadak memang. Makanya saya
bersamaan dengan itu, Edho masuk.
serahkan ke kamu, karena saya yakin kamu bisa. Kamu bikin rancangannya sama
Edho “Oh Edho. Iya, sini Dho. Saya ada job untuk kamu.” Edho berjalan mendekat. Sekilas matanya melirik kearah Ratih. Kedua mata mereka sempat bertemu.
Ravli “Saya ada kerjaan seperti biasa. Tapi kali untuk klien baru dari Jepang. Ini saya ada rincian dan filenya.” Ravly menyerahkan berkas kepada Edho.
Ravli “Kamu pelajari dulu.” Edho mengecek berkas yang diberikan oleh Ravly.
Edho “Kapan deadlinenya pak ?”
Ravli “Besok.”
Edho “Hah ? Besok ?”
laporannya dulu. Bagaimana ?”
Edho
dan
“Tapi pak …”
berkasberkas,
Ravli
Bolpoi
“Pilihannya Cuma 2. Bisa atau tidak ?”
n, Rak Buku,
Edho
Kompu
“Ya pak. Saya sanggup.”
ter, Id Card
Ravly
WARDROBE
:
“Bagus. Nanti kamu serahkan hasilnya pada
Pakaia
Fery.”
n Kerja,
Edho
Sepatu,
“Ya pak. Kalau begitu saya permisi dulu.
Jam
Saya mau langsung mengerjakan ini pak.”
Tanga n,
Ravli
Stockin
“Ya, bagus. Ehmm, tolong nanti kalau
g
bertemu diandra, suruh menemui saya.”
hitam, Dasi
Edho
CASTING
: Edho,
“Ya pak.”
Diandr
Edho lalu berjalan keluar dari ruangan Ravly. Matanya kosong memikirkan pekerjaan barunya
a SOUNDEFEX
: Lipstik Lipsing
SCENE 5 – INT.KANTOR
Edho hendak menuju mejanya, ditengah
(DAY)
jalan dia bertemu dengan Diandra.
PROPERTY
: Meja Kerja, Map
Diandra “Hei Dhooo. Kenapa ? kok lesu ?”
Edho
Dirma
“Eh, kamu Ndra. Kamu dipanggil bos tuh.”
n
Edho terus berjalan tanpa menghiraukan Diandra. Diandra hanya diam dengan wajah bingung.
SOUNDEFEX
: Lipstik Lipsing
Setibanya dimeja kerja, Edho disambut sahabat baiknya Dimas. SCENE 6 – INT. KANTOR (DAY)
Dimas “Gimana Dho ? dapat apaan dari bos ?”
PROPERTY
: Meja Kerja, Map
Edho “Nih proyek baru harus jadi besok.”
dan berkasberkas,
Dimas “Hah ?! besok ? terus gimana ?”
Bolpoi n, Rak
Edho
Buku,
“Ya terpaksa ngelembur. Aku butuh kopi
Kompu
nih. Mas Dirmaaannn!!!”
ter, Id Card, Uang WARDROBE
:
Dimas “Kopi lagi ? Lo udah habis berapa gelas pagi ini?” Kena maag baru nyahok.”
Pakaia
Edho
n
“Kalo ga ada kopi, kaya ada yang kurang.
Kerja,
Gue gab isa semangat kerja”
Sepatu,
Beberapa saat kemudian dating Dirman
Jam Tanga n, Dasi CASTING
Dirman “Kenapa mas?”
: Edho, Dimas,
Edho
“Bikinin saya kopi dong.”
Edho “Makannya jangan asal pergi.”
“Waduuuhhhhh, kopinya habis mas.”
Edho meogoh kantongnya untuk mengambil uang, kemudian menyerahkannya kepada Dirman.
Edho
Edho
“Ya beli dong!
“Nih.”
Dirman
Dirman
“Iya..iya.. saya beli dulu mas.”
“Makasih mas.”
Dirman langsung ngluyur pergi. Baru
Dirman berjalan keluar.
Dirman
berapa langkah, dia kembali lagi. SCENE 7 – Dirman
INT.RUANGAN BOS –
“Kopi apa mas?”
KANTOR (DAY) PROPERTY
: Meja
Edho
Kerja,
“Kopi item.”
Map dan
Dirman
berkas-
“OK.”
berkas,
Dirman berjalan keluar, lalu kembali lagi. Edho mulai terlihat kesal karena Dirman bolak-baik dan tidak segera pergi
Bolpoi n, Rak Buku, Kompu
Edho
ter, Id
“Apaan lagi?!”
Card WARDROBE
:
Dirman
Pakaia
“Duitnya mana mas?”
n Kerja,
CASTING SOUNDEFEX
Sepatu,
i
Jam
dapur
Tanga
,
n, Dasi
dispe
: Edho : Lipstik
nser WARDROBE
:
Lipsing Edho sedang serius mengerjakan tugas baru yang didapatnya dari Ravli. Mata nya napak lelah. Dia lalu berhenti sebentar untuk mengistirahatkan otaknya.
Pakai an Kerja ,
Edho
Sepat
“Mana nih mas Dirman. Kok kopi nya ga
u,
dating-datang.”
Jam
Karena bosan dia berjalan ke dapur untuk
Tang
membuat kopi sendiri.
an, Stock ing
SCENE 8 – INT.DAPUR
hitam
KANTOR (DAY) PROPERTY
, Dasi :
CASTING
: Edho, Diand
Bumb
ra,
u-
Dima
bumb u
s SOUNDEFEX
:
dapur , kopi, gelas, kursi, lemar
Lipsti k Lipsi ng
Setibanya di dapur, Edho dikejutkan oleh Diandra yang sedang duduk dipojokkan sambil menangis. Edho “Loh, Diandra, kamu kenapa?” Diandra meihat kea rah Edho, tangisannya semakin keras.
Diandra “Huaaa….hikkss..hikss…”
Edho “Waduuuhhh? Kok tambah keras.” Edho duduk di samping Diandra. Tangannya merangkul Diandra untuk menenangkannya. Edho “Sssstttt….cup..cup…jangan nangis. Kamu keapa?”
Diandra “Aku..hikksss…Aku di lengser.. hikss..jadi sekertarisnya Fery.”
Edho “Loh, kok bisa?Bos punya sekertaris baru?”
Diandra
Edho seperti menggoda bayi menangis.
“Iya…”
Diandra tertawa melihat tingkah Edho.
Edho terdiam sejenak. Diandra Edho
“Iya..iya..aku udah ga nangis kok,
“Oooohhh….. gadis yang tadi. Tapi kenapa
hehehhe..”
bos minta ganti?” Edho Diandra
“Syukur deh, susah nyari balon disini.”
“Aku gak tau, padahal kan masih cantikan
Kedua nya lalu tertawa.
aku sama dia, aku juga lebih sexy..hikkssss”
Edho
Diandra
“Ya udah ga usah di tangisi. Kan Cuma di
“Eh, kamu tadi mau ngapain kesini?”
lengser. Ga di pecat.Gaji kamu juga ga di potong kan?”
Edho “Oia, aku nyari mas Dirman. Tadi aku suruh
Diandra
beli kopi, tapi belum balik-balik.”
“Tapi kan.. aku jadi ga bisa ikut bos ke luar negeri lagi.. Kalo sama Fery paling Cuma
Diandra
keluar kantor..hikksss”
“Mas Dirman lupa kali, kan orangnya agak oon gitu.”
Edho “Ya ampuuunnn. Gitu aja kok kamu
Edho
tangisin. Udah diem ahh, jangan nangis
“Iya..waktu lahir kebentur kali, hahaha”
terus, tar kantornya banjir loh.”
Keduanya kembali tertawa. Tanpa disadari sedari tadi ada seorang yang memperhatikan. Dimas yang kebetulan ingin ke toilet, tanpa sengaja melihat mereka berdua. Merasa di hianati sahabat baikny, ia pergi tanpa melihat kelanjutan percakapan mereka. Hatinya tercabik-cabik.
Diandra tersenyum mendengar candaan Edho
Edho “Nah, gitu dong senyum, kan cantik.. ….”
Diandra “Ya udah.. aku balik kesana dulu ya. Ada yang harus aku urus sama Fery.”
Edho “Oke.. Semangat Diandra.”
Diandra “Oke dho..” Diandra lalu pergi. Edho kembali pada tujuan utama nya, membuat kopi.
Edho
i
“Nah, sekarang….”
dapur
Edho membuka-uka lemari dapur, mencari-
,
cari sesuatu.
dispe nser
Edho
WARDROBE
:
“Duuuhhh, bener-bener habis nih kopi, adanya cuma teh, kirain si dirman ngibul.”
Pakai
Edho berfikir sejenak.
an Kerja ,
Edho
Sepat
“Harus beli nih.”
u,
Kemudian Edho berjalan keluar.
Jam Tang an,
SCENE 9 – INT.DAPUR KANTOR (DAY) PROPERTY
Dasi CASTING
:
SOUNDEFEX
: Edho :
Bumb
Lipsti
u-
k
bumb
Lipsi
u
ng
dapur , kopi, gelas,
Edho kembali dari luar. Ditangannya sebungkus kopi sudah didapat. Dengan riang dimasukannya 3 sendok kopi ke dalam cangkir.lalu tangannya mencari-cari gula.
sendo k, kursi, lemar
Edho “Waduuuuuhhh…gula nya abis lagi!”
Edho terlihat kebingungan, antara kembali keluar membeli kopi atau terpaksa membuat tanpa gula.
Jam Tang an,
Edho
Dasi
“Bodo ahh, yang penting ngopi.
CASTING
:
Edho, Dima
Edho menyeduh kopi nya yang belum diberi gula. Lalu meminumnya. Sesaat kemudian mukany berubah aneh, merem melek sambil melet-melet.
s, Dirm an SOUNDEFEX
:
Edho “Brrrrrrr…Paitt.”
Lipsti
Edho lalu berjalan keluar dengan secangkir
k
kopi pahit di tangan.
Lipsi ng
SCENE 10 – INT.DAPUR KANTOR (DAY) PROPERTY
:
Gula, Kopi, bumb u
Dimas berjalan lunglai.Kesal, sakit hati, marah bercampur satu dihatinya. Iya hendak keluar kantor untuk menenangkan pikirannya. Ditengah jalan Dimas bertemu Dirman yang berjalan pelan membawa sebungkus kopi dan gula. Dirman “Ehh, Mas Dimas, mau kmn mas?”
dapur WARDROBE
:
Dimas “Jalan-jalan. Drimana kamu?”
Pakai an
Dirman
Kerja
“Ini mas, saya dari beli kopi item sama gula
,
buat mas Edho.”
Sepat u,
Dimas
“Edho?”
PROPERTY
: Meja
Dimas terdiam dan berfikir sejenak.
Kerja, Map
Dimas
dan
“Sini mas kopinya. Mask an capek, biar saya
berkas-
aja yang bikini kopi buat si Edho.
berkas,
Dirman
Bolpoi
“Eh, beneran mas? Yaudah mas makasih.
n, Rak
Saya emang capek, habis keliling cari
Buku,
warung.”
Kompu ter, Id
Dimas “Yoi. Mas istirahat aja sana.”
Card WARDROBE
Kemudian Dimas pergi ke dapur. Di dapur, ia mencampur kopi buatannya dengan segala bumbu yang ada, mulai dari cuka, kecap, penyedap, sampai terasi bercampur jadi satu dalam secangkir kopi. Lalu diberikannya lopi itu, dan diletakannya di meja Edho.
: Pakaia n Kerja, Sepatu, Jam Tanga
Dimas “Nih, kopi lo.”
n, Dasi CASTING SOUNDEFEX
Edho “Waahhh……tumben lo ngasih gue kopi, biasanya setengah mati nglarang. Makasih ya.. Tahu aja gue lagi butuh kopi.” Tanpa curiga Edho meminum kopi itu. Seteguk demi seteguk. Meski akhirnya Edho kembali melet-melet karena rasanya agak aneh. SCENE 11 – INT.MEJA KANTOR EDHO (DAY)
: Edho : Lipstik Lipsing
Edho hamper menyelesaikan tugasnya. Tangannya terlalu sibuk mengetik. Namun kesibukannya terhenti ketika rasa sakit muncul dari perutnya. Perlahan-lahan semakin sakit dan sakit. Seperti mules, mual, dan diremas-remas. Karena sakit yang tidak tertahan, Edho pergi ke dapur untuk mencari obat
Edho melihat sekilas , lalu mengangguk. SCENE 12 – INT. KANTOR (DAY) PROPERTY
Ratih “Saya Ratih, sekertaris Pak Ravli yang baru.
: Tempa
Gimana kerjaan kamu? Udah beres?”
t
WARDROBE
sampa
Edho
h
“Belum…” Edho menjawab dengan lemas.
: Pakaia n
Edho
Kerja,
“Hampir selesai.”
Sepatu, Jam
Ratih
Tanga
“Kamu kok kelihatan lemas, ada apa?”
n, Dasi,
CASTING
stockin
Edho
g
“Gak tau nih, perutku sakit banget.”
hitam
Edho berjalan lunglai, tepat didepan Ratih, dia terjatuh. Tubuhnya menimpa Ratih. Reflek Ratih berteriak keras. Edho berbicara dengan lirih.
: Edho, Dimas, Diandr a, Ratih
SOUNDEFEX
: Lipstik Lipsing
Saat hendak menuju toilet, Edho bertemu dengan Ratih yang baru keluar dari toilet. Ratih “Kamu Edho kan?”
Edho
Dimas
“Sorry…aku lemas..”
“Kamu jangan membela dia! Aku kenal Edho! Dia Bajingan! Dia udah ngrebut
Tepat saat Edho akan bangkit, datang Dimas dan Diandra karena mendengar teriakan Ratih. Karena posisi Edho yang terlihat hendak memperkosa Ratih, Dimas menjadi geram. Dimas mengarahkan satu pukulan kea rah muka Edho yang sedang mncoba bangkit. Edho terlempar.
Diandra dari tanganku!”
Diandra “Apa maksu kamu?! Edho ga pernah ngrebut aku dari kamu?! Lagian hubungan kita apa?! Aku ga pernah suka sama kamu!”
Dimas “Dasar keparat!!!”
Edho terkapar di lantai karena pukulan Dimas. Ratih berlari menolong Edho, smentara Diandra memegangi Dimas. Diandra “Kamu kenapa sih? Datang-datang main pukul aja?!”
Dimas “Dia ini keparat? Buaya? Pantas untuk di pukul. Kamu ga liat tadi dia mau memperkosa gadis itu?”
Ratih “Siapa yang mau di perkosa? Dia ini sedang sakit, tadi dia tidak sengaja jatuh!”
Edho hanya menggeram kesakitan. Sementara ketiga temannya terus beradu mulut. Merekamelupakan Edho.
Dimas
Pakaia
“Kamu kenapa ikut-ikutan ngebela si
n
Edho?! Oh…aku tau, kamu suka sama Edho.
Rumah
Kamu sama seperti gadis itu… Cewek
sakit
murahan!!!”
CASTING
Diandra menampar Dimas. Mereka kembali beradu mulut. Sementara jauh disamping mereka, Edho masih terkapar. Edho meminta tolong dengan lirih sembari menahan sakit.
: Edho, Dimas
SOUNDEFEX
: Lipstik Lipsing
Edho perlahan membuka matanya. Nampak terang dan silau. Dilihatnya sekeliling sebuah ruangan kecil
Edho “Toloooooooooooonggg……”
Dimas
Dimas, Diandra, Ratih
“Kamu udah sadar Dho?”
“EDHOOOO!!!” Ketiganya menggotong Edho
Edho SCENE 13 – INT. RUANG
“Ini dimas Mas?”
RAWAT (DAY) PROPERTY
Dimas
: Lapto p, Tas,
“Dirumah sakit.” Edho melihat sekelilingnya.
Berkas -berkas WARDROBE
Dimas “Sorry ya Dho, gue yang bikin lo jadi sakit
: Pakaia
kayak gini.”
n Kerja, Sepatu,
Edho “Maksud lo?”
Jam Tanga n, Dasi,
Dimas
“Yaaahhhh…… Sebagian besar sih
sahabat, gue udah mencelakai sahabat gue
sebenernya karena lo juga.”
sendiri.”
Edho mengernyitkan mata, kebingungan. Edho Dimas
“Gue juga minta maaf. Sebagai sahabat, gue
“Kata dokter lambung kamu udah parah.
nggak mau dengerin nasehat sahabat sendiri.
Produksi asam lambung kamu terlalu
Mulai sekarang gue janji bakal ngurangin
berlebihan. Kamu kebanyakan ngopi sih.
minum kopi”
Kemarin seharian kamu nggak makan kan? Lambungmu jadi kosong.”
Dimas
Edho hanya mengangguk
“Gue janji, akan dengan ikhlas ngegampar sahabat gue ini kalau dia kebanyakan
Dimas
ngopi.”
“Terus lo minum kopi yang gue kasih. Itu
Keduanya lalu tertawa. Lalu tawa Edho
sebenernya udah gue campur sama bumbu-
terhenti. Ia teringat sesuatu.
bumbu di dapur. Makannya lo sakit perut. Nggak kuat, terus pingsan deh.”
Edho
Edho terdiam sambil terus menatap menatap Dimas yang sedang berusaha menjelaskan apa yang terjadi.
“Kerjaan gue?!
Dimas Dimas
“Oh iya! Hari ini deadlinenya ya? Emm..
“gue marah waktu lihat lo berduaan sama
bentar, gue bawain laptop lo kok.”
Diandra.”
Dimas membuka tas yang dibawanya, lalu mengambil laptop dan menyerahkan pada Edho.
Edho “Oh, itu…?”
Dimas “Nih.”
Dimas
Edho melihat jam di dinding sembari
“Tenang. Diandra udah cerita kok. Sorry ya
membuka laptop.
Dho. Gue benar-benar nyesel. Sebagai Edho
“Masih ada waktu.”
CASTING
: Edho,
Dimas menawarkan diri membantu Edho.
Dima s,
Dimas
Diand
“Gue bantu Dho,”
ra, Ratih
Edho
SOUNDEFEX
:
“Oke, gue nyeleain laporannya, lo hitung rincian pengeluarannya.”
Lipsti
Dimas
k
“Siip!”
Lipsi
Keduanya lalu sibuk mengerjakan tugas
ng
masing-masing.
Edho, Dimas, Diandra, dan Ratih sedang berbincang bersama.
SCENE 14 – INT.CAFE (NIGHT) PROPERTY
Dimas : Gelas,
“Gimana jadinya kerjaan Lo Dho?”
Pirin g WARDROBE
Edho “Yahhh.. Telat dikit sih. Si bos sempet mau
:
marah, tapi gak jadi. Untung ada si Ratih Pakai
yang belain gue.”
an Kerja
Ratih
,
“Bilang makasih dong sama aku..”
Sepat u,
Edho
Jam
“Hehe.. Makasih ya Ratih.”
Tang an, Dasi
Diandra
“Lho, aku juga ikut andil lho. Kalau aku nggak nyuruh Fery ikut ngebelain, kamu
Semua
pasti dimarahin bos.”
“Eheem!!”
Edho
Edho
“Iya Ndra. Makasih ya..”
“Iya deh.. Tambah air putih aja mbak.”
Dimas
Semuanya lalu tertawa.
“Ehem..”
Edho “Hehe.. Tenang Mas, gue nggak lupa kok sama jasa lo. Makasih lho udah bantu ngerjain. Makasih semuanya.”
Dimas “Jangan Cuma makasih dong. Bayarin makan kek.”
Edho “Oke-oke. Hari aku yang traktir. Sekalian ngerayain naik gajiku.”
Semua “Asyyyiiiikk.” Edho melihat cangkir kopinya yang kosong, kemudian memanggil pelayan.
Edho “Mbak, tambah kopinya dong.” Serempak, Dimas, Diandra dan Ratih berdehem, mengingatkan Edho.