BAB V TERMINOLOGI
Tumbuhan tingkat tinggi yang dimaksud dalam tulisan adalah tumbuhan berbunga atau divisi Magnoliophyta yang dalam sistem klasifikasi terdahulu termasuk Angiospermae. Selanjutnya dalam penjelasan untuk tumbuhan tingkat tinggi disebut Magnoliofita. Pada saat ini Magnoliofita mendominasi hampir disemua permukaan bumi, baik mendominasi dalam keanekaragaman
jenis,
populasi
maupun
mendominasi
habitatnya
(ekosistim). Sampai saat ini diperkirakan ada sekitar 235.000 jenis tumbuhan yang termasuk Magnoliofita yang sudah diketahui secara ilmiah.
namun diperkirakan masih banyak lagi jenis-jenis yang belum
diketahui nama jenisnya. Disamping itu, dari jenis-jenis yang sudah diketahui secara ilmiah masih banyak lagi yang belum di ketahui potensinya. Divisi ini juga diketahui memiliki keragaman ukurannya dari yang terkecil menyerupai lumut seperti: kelompok Podostemonaceae hingga tingginya yang mencapai 100 m, pohon Eucalyptus
raksasa di
Australia Barat Daya, dari yang ukuran bunganya hanya beberapa mm sampai mencapai diameter 1 m pada Rafflesia arnoldi. Kebanyakan hidup Magnoliofita tidak bergantung pada tumbuhan lain,
namun beberapa kelompok tumbuhan hidup
sebagai
parasit
(Rafflesia spp; Rizanthes spp) pada tumbuhan inangnya (Tetrastigma spp). Ada kalanya kelompok lain yang hidup epifit (contoh: Bulbophyllum spp; Dendrobium spp) yang bergantung pada hara hasil dekomposisi tanpa mengganggu inangnya. Beberapa tumbuhan magnolifita
hidup
sebagai semiparasit (Contoh: Loranthus ferigineus, benalu) karena mampu melakukan fotosintesis namun membutuhkan hara tertentu dari inangnya (contohnya: Citrus spp). Secara tradisional, tumbuhan tingkat tingkat tinggi dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu monocotyledonae dan Dycotyledoneae. Klasifikasi yang lebih maju dari itu oleh Cronquist, Takhtajan dan
Terminologi
Zimmerman, 1966) memasukkan kelompok tersebut ke dalam Class Magnoliopsida dan Liliopsida. Perbedaan karakter kedua kelompok tersebut disimpulkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Karakteristik yang membedakan Magnoliopsida dan Liliopsida Magnoliopsida
Liliopsida
1.
Embrio biji dengan dua kotiledon
1.
Embrio biji dengan dua kotiledon
2.
Susunan bunga kelipatan 4 atau 5
2.
Susunan bunga kelipatan 3
3.
Pertulangan daun seperti jala
3.
Pertulangan daun sejajar
4.
Jaringan ikatan pembuluh dalam
4.
Jaringan ikatan pembuluh
suatu lingkaran 5.
berpencar
Mempunyai cambium untuk
5.
pertumbuhan sekunder
Tidak mempunyai cambium untuk pertumbuhan sekunder
6.
Sistem akar tunggang
6.
Sistem akar serabut
7.
Serbuk sari mempunyai 3 atau
7.
Serbuk sari mempunyai satu
lebih lubang
lubang
Selanjutnya pengenalan karakteristik sangat diperlukan untuk memudahkan kita untuk mengidentifikasi dan mengelompokan 235.000 jenis tumbuhan yang termasuk Magnoliofita tersebut. Pemahaman tentang terminologi, organografi dan istilah yang berkaitan dengan karakterisasi juga perlu dikuasai. Kita sering menyebut istilah karakter namun pengertiannya tidak dipahami secara baik. Perlu dipahami perbedaan istilah karakter, Karakter-set, Karakter state dan Karakteristik. Karakter merupakan semua atribut yang dimiliki oleh suatu tumbuhan yang dapat berupa bentuk, susunan, struktur, rasa dan warna) yang dapat diukur, dihitung atau dinilai secara objektif, sehingga dapat digunakan sebagai pembeda atau dasar menilai diferensiasi ataupun
similaritas
dengan
tumbuhan
lainnya.
Karakter
state,
merupakan hasil penilaian dari suatu karakter yang dapat ditentukan nilai objektifnya, baik secara kuantitas ataupun secara kualitas. Dengan demikian untuk satu karakter terdiri dari beberapa karakter state yang berbeda.
Karakter tidak hanya berasal dari pengukuran morofologi, 34
BAB V
namun karakter dapat diperoleh dari bukti-bukti anatomi, perkembangan, fisiologi, ekologi, genetika, molekuler dan sebagainya. Selanjutnya semua karakter yang dipunyai oleh tumbuhan disebut dengan Karakterset. Sejumlah karakter state yang dipunyai oleh suatu tumbuhan akan menjadi karakteristik tumbuhan itu sendiri yang secara keseluruhan tidak didapatkan pada takson lain. Berikut ini diberikan contoh karakter dari berbagai bukti (evidence) dan karakter statenya. Tabel 5. Contoh beberapa karakter dengan karakter statenya masingmasing Karakter Karakter state 1 Bentuk batang 1 Batang bulat 2 Batang triangularis 3 Batang quadrangularis 2 Panjang daun 1 Panjang daun 1-2 cm 2 Panjang daun 3-5 cm 3 Warna petal 1 Warna petal Putih 2 Warna petal Ungu 3 Warna petal Merah 4 Jumlah kromosom 1 Jumlah kromosom 12 2 Jumlah kromosom 24 5 Alel pada lokus I Gen Esterase 1 Memiliki alele a 2 Memiliki alele b Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa suatu pohon Dadok/Dadap (Erythrina variegata),
dikenal sebagai tumbuhan pohon, batangnya
berduri, bunga bagus berwarna merah, namun tidak mempunyai bau. Walaupun ditemui ada jenis lain berupa pohon batangnya berduri, tetapi bunganya tidak berwarna merah, maka tumbuhan tersebut bukanlah
Erythrina variegata. Selanjutnya pada bab ini, sifat-sifat umum, istilah-istilah dan ilustrasi dari organ vegetatif (Akar, batang, daun dan modifikasinya) dan organ generatif (Bunga, buah dan biji) akan dijabarkan dan didiskusikan.
35
Terminologi
Organ Vegetatif Radix (Akar) Struktur pertama yang keluar dari germinasi biji adalah radikel. Ujung akar muda ini keluar dari kulit biji dengan pemanjangan hypokotil dan menjadi akar primer. Akar ini memanjang dan meruncing dengan akar sekunder yang muncul darinya. Pada magnoliopsida, radikel berkembang menjadi akar primer sedangkan pada liliopsida radikel tidak berkembang dan muncul beberapa serabut akar yang sama bentuknya, sehingga sistem perakarannya disebut berakar serabut. Habitus (bentuk hidup tumbuhan), dibedakan : Berdasarkan bentuk dan struktur batang tumbuhan, dibedakan beberapa bentuk hidup (Habitus) tumbuhan sebagai berikut : 1. Herbacues, tumbuhan berbatang lunak dan berair, contohnya Kaladikaladian (Araceae), Bayam (Amaranthus spp.) 2. Lignosus, tumbuhan yang batagnya berkayu, selanjutnya dapat pula dibedakan sebagai berikut : a. Frutescens,
perdu/semak,
tumbuhan
berkayu
dengan
tinggi
(normal) kurang dari 5 m, contohnya Sikeduduk ( Melastoma
malabatricum), Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), Solanum torvum dan seterusnya. b. Arborescens, pohon, yaitu tumbuhan berkayu dengan tinggi (normal), lebih dari 5 m., contoh
Toona sureni
=
Surian,
Swietenia mahagoni = Mahoni. c. Liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan berkayu dengan batang merambat/memanjat tumbuhan lain contohnya Aka dariek-dariek (Tetrastigma spp.). d. Calamus/calmus, tumbuhan beruas, yaitu batangnya mempunyai ruas-ruas
yang
jelas
sepanjang
hidupnya.
Bila
batangnya
berlobang disebut Calmus seperti Bambu-bambuan (Bambusa spp.), Batang padi (Oryza sativa) dan kalau batangnya tidak berlobang disebut dengan Calamus seperti batang jagung ( Zea 36
BAB V
mays ), Rotan (Calamus spp.). Batang (Caulis) Beberapa karakter batang yang perlu diamati secara morfologi adalah, bentuk batang, percabangan, dan modifikasi batang yang dapat diuraikan sebagai berikut ini: 1. bentuk batang a. bulat ( teres), contoh Bambu, Surian (Toona sureni ) b. pipih (Cladodia), contoh sebangsa Kaktus (Opuntia spp.) c. bersegi rumput
(angularis), yaitu teki-tekian
segi tiga
(Cyperus
spp.)
(triangularis), contohnya dan
atau
segi
empat
(quadrangularis), contoh Markisah ( Passiflora quadrangularis ) 2. Percabangan a. monopodial
(batang
lebih
menonjol,
dibandingkan dengan percabangan nya),
tinggi
dan
besarl
batang Durian ( Durio
zibethinus) b. sympodial
(batang lebih pendek, atau tidak terlalu me nonjol
dibandingkan dengan pertumbuhan percabang annya), contohnya
Achras zapota c. dichotomus
(setiap percabangan selalu terdiri dari dua cabang
yang sama atau disebut percabangan menggar pu).misalnya 3. Modifikasi batang Beberapa modifikasi atau perobahan bentuk dan fungsi batang dijabarkan sebagai berikut: 1. Rimpang (rhizome), atau disebut juga dengan akar rimpang.misalnya
Curcuma domestica, Bambusa spp. 2. Geragih (stolone), disebut juga dengan akar geragih. Organ ini menjalar dibawah permukaan tanah, ruasnya panjang, batangnya sangat kecil, misalnya terdapat pada Ilalang (Imperata cylindrica), 37
Terminologi
Eceng gondok (Eicchornia crassipes) 3. Umbi
(tuber), umbi, misalnya Umbi pada Kentang (Solanum
lycopersicum), 4. Umbi lapis (bulbus), misalnya Bawang merah (Allium cepa) 5. Duri (spina), contoh (Citrus aurantifolia ) 6. Sulur (cirrhus) Daun (folium) Beberapa
karakter
utama
yang
penting
dalam
mengamati
karakteristik daun adalah sebagai berikut: kedudukan daun pada batang, bagian-bagian/ organ pokok daun, Organ tambahan, Bentuk umum lembaran daun (circum scriptio), Bagian ujung daun (apex), Bagian pangkal daun ( basis), Pertulangan daun (nervatio), Pinggir daun (margo), Daun majemuk , dan Daun penumpu/pelindung (stipula) Kedudukan daun pada batang (Phyllotaxis) 1. Pada setiap buku hanya ada satu lembar daun, dibedakan dalam beberapa posisi kedudukan daun yakni: tersebar
( folia sparsa),
bergantian (folia disticha), berkumpul/roset (rosette). 2. Pada setiap buku terdapat dua lembar daun, disebut kedudukan daun berhadapan (opposite) 3. Pada setiap buku ada lebih dari dua lembar daun, yang disebut berkarang (verticillata) Bagian-bagian organ pokok daun Bagian daun yang mesti diperhatikan adalah: tangkai daun (petiolus), pelepah daun (vagina) dan lembaran daun (lamina). Ketiga organ tersebut diatas disebut sebagai organ pokok daun, dan bila selembar daun mempunyai ketiga organ tersebut maka daun itu dikenal dengan daun lengkap (folium completus). Namun tumbuhan umumnya mempunyai daun yang tidak lengkap (folium incompletus),
ada yang
hanya terdiri dari: Petiolus, lamina dan vagina, disebut dengan daun 38
BAB V
lengkap, contoh daun Kaladi (Caladium bicolor); petiolus dan lamina saja, misalnya daun nangka (Artocarpus integra),
papaya ); vagina dan lamina saja
contohnya
daun Pepaya ( Carica Pada (Oryza sativa);
lamina saja, dikenal juga sebagai daun duduk pada batang, misalnya daun Tapak bumi (Elephantopus scaber ); petiolus saja, misalnya daun Acasia (Acasia auriculiformis )
Sircumscriptio (Bentuk umum lembaran daun) 1. Bentuk jarum = needle shape/ acerose (acerosus) 2. Seperti pita = linear (linearis) 3. Bulat = orbicular (orbicularis) 4. Elip = Elliptica (Ellipticus) 5. Bulat panjang = oblong (oblongus) 6. Lanset = lanceolate (lanceolatus) 7. Lanset terbalik = oblanceolate (oblanceolatus) 8. Bulat telur = ovate (ovatus) 9. Bulat telur terbalik = obovate (obovatus) 10.Jorong = oval (Ovalis) 11.Bentuk hati = cordate (cordatus) 12.Bentuk hati terbalik = obcordate (obcordatus) 13.Bentuk ginjal = reniform (reniformis) 14.Untuk delta = deltoid (deltoideus) 15.Bentuk sudip = spathulate (spathulatus) 16.Bentuk tombak = hastate = (hastatus) 17.Bentuk anak panah = sagittate (sagittatus) 18.Bentuk belah ketupat = rhomboideus
Bagian ujung daun = apex 1. runcing = acute (acutus) 2. meruncing = acuminate (acuminatus) 3. tumpul = obtuse (obtusus) 39
Terminologi
4. membulat = rotundate (rotundatus) 5. rata/rompang = truncate (truncatus) 6. terbelah = retuse (retusus) Bagian pangkal daun = basis 1. menyempit = attenuate (attenuatus) 2. tumpul = obtuse (obtusus) 3. membulat = rotundate (rotundatus) 4. rata/rompang = truncate (truncatus) 5. seperti hati = cordate (cordatus) 6. bentuk anak panah = sagittate (sagittatus) 7. bentuk tombak = hastate (hastatus) 8. seperti telinga = auriculate (auriculatus) Pinggir daun = margins (margo) 1. rata = entire (integer) 2. beriak = undulate (repandus) 3. berombak = sinuate (sinuatus) 4. bergerigi = serrate (serratus) 5. bergerigi ganda = doble serrate (biserratus) 6. bergigi = dentate (dentatus) 7. berlekuk menyirip = pinnately lobed (pinnati lobus) 8. berlekuk menjari = palmately lobed (palmati lobus) 9. bercangap menyirip = pinnately parted (pinnati partitus) 10. bercangap menjari = palmately parted (palmat partitus) 11. terbagi menyirip = pinnately divided (pinnati visus) 12. terbagi menjari = palmately divided (palmati divisus) 13. daun kaki = pedate (pedatus) Pertulangan daun = Nervatio 1. Pertulangan menyirip = pinnate (pinnati nervis) 2. Pertulangan menjari = palmate (palmati nervis) 40
BAB V
3. Pertulangan melengkung = curvate (curvi nervis) Lekukan atau torehan pinggir daun yang mempengaruhi bentuk daun 1. Berlekuk menyirip = pinnati lobus, lekukannya dangkal atau kurang dari setengah panjang tulang daun sekundernya, seperti pada daun terung (Solanum melongena). 2. Bercangap menyirip = pinnati fidus, lekukannya lebih dalam sekitar setengah dari panjang tulang daun sekunder, misalnya pada daun Kalawi (Artocarpus communis) 3. Berbagi menyirip = pinnati partitus, lekukannya paling dalam hampir sepanjang tulang daun sekundernya, misalnya pada daun Acanthus
illicifolius. 4. Berlekuk menjari = palmati lobus, lekukannya dangkal, seperti pada daun Jarak (Jatropha curcas) 5. Bercangap menjari = palmati vidus, lekukannya lebih dalam, hampir setengah pertulangan daun sekundernya, seperti pada daun Kaliki alang (Ricinus communis) 6. Berbagi menjari = palmati partitus, lekukannya paling dalam, hampir mencapai bagian dasar tulang daun sekundernya, seperti pada daun Ubi Kayu (Manihot utilissima) Permukaan daun = surfaces 1. Licin atau tidak berbulu = laevis a. Mengkilat = nitidus, contohnya daun beringin (Ficus enjamina) b. Suram = opacus, contohnya daun Ubi jalar (Ipomoea batatas) c. Berlapis lilin = pruinosus = glaucus, contohnya daun pisang ( Musa
paradisiaca) d. Gundul = glabrous, permukaan daun tidak sedikitpun ditumbuhi bulu.
41
Terminologi
2. Tidak licin a. Kesat = scaber (scabrous), terdapat bulu-bulu pendek, rapat dan kaku dipermukaan daun. b. Bersisik = scarvy (lepidus ), permukaan daun ditutupi oleh bintikbintik halus dan rapat, biasanya jelas dilihat dengan binoculer. c. Bintik-bintik seperti bintang = star like (stellate), permukaan daun dipenuhi oleh spot-spot seperti bintang, biasanya berwarna lain dibandingkan dengan warna dasar daun. d. Berambut abu-abu atau putih = canescent, permukaan daun ditutupi oleh rambut-rambut halus berwarna abu-abu atau putih yang lansung memberikan warna permukaan daun tersebut. e. Berbulu halus dan berkelompok = tomentose, permukaan daun ditutupi oleh bulu-bulu halus, pendek sampai sedang. f. Berbulu halus = lanatus, hampir sama dengan tomentose, tetapi bulu-bulunya semua sama panjang. g. Berbulu kelenjar = glandular, permukaan daun ditutupi oleh bulubulu kelenjar yang rapat. h. Berambut miring = strigose, bulu-bulu pada permukaan daun dengan posisi miring. i. Berbulu
=
pubescens,
biasanya
dikatakan
kepada
semua
permukaan yang berbulu, atau lawan dari glabrous. j. Berambut sunsang = sericeus, permukaan daun mempunyai rambut/bulu halus yang panjang, posisinya agak miring, sehingga bila dielus searah dengan posisinya terasa sangat halus dan lembut, dan sebaliknya bila berlawanan dengan posisinya akan terasa kesat dan kadang-kadang bergetah. -
Berambut halus = Villosus, permukaan daun ditutupi oleh rambut-rambut halus dan lembut.
-
Berambut halus dan lembut = Pilose, permukaan daun ditutupi oleh rambut-rambut halus, panjang, lembut dan posisi tegak, kadang-kadang susah juga membeda kannya dengan villous,
42
BAB V
Daun, seperti organ lainnya pada tiap individu, atau tiap jenis maupun kelompok tumbuhan tidak mempunyai bentuk dan ukuran yang persis sama atau bentuk dan ukuran yang mutlak. Daun pada tumbuhan yang masih anakan biasanya berbeda dengan daun dewasa, daun pada satu individu atau jenis tidak seluruhnya berukuran dan bentuk yang sama. Karenanya dalam mendeskripsi ukuran atau bentuk biasanya diberikan dengan nilai antara, tidak nilai mutlak misalnya bentuk daun bulat telur sampai lanset, ukuran panjangnya 10 - 13 cm dan seterusnya. Daun majemuk Bila pada satu tangkai daun didapatkan dua atau lebih lembaran daun, maka daun itu disebut daun majemuk, misalnya daun Patai (Parkia
speciosa),
daun
Sungkai
(Peronema
canescens).
Masing-masing
lembaran daunnya disebut dengan anak daun (foliolum). Berdasarkan susunan anak daun pada tangkai daun majemuknya dibedakan 2 macam daun majemuk yakni : 1. Daun majemuk menyirip = pinnatus 2. Daun majemuk menjari = palmatus Daun majemuk juga ada yang bercabang, yaitu cabang pertama dari tangkai daun majemuk, dan ada juga cabang pertama bercabang lagi yang disebut percabangan tingkat dua. Berdasarkan kedudukan anak daun pada percabangan tingkat satu atau tingkat dua dan seterusnya maka dibedakan pula : 1. Daun majemuk menyirip tingkat dua = bipinnatus, bila anak daun terdapat pada percabangan pertama. 2. Daun majemuk menyirip tingkat tiga = tripinnatus, bila anak daun terdapat pada percabangan tingkat dua. 3. Daun majemuk menjari tingkat dua = biternatus, bila anak daun terdapat pada percabangan tingkat pertama.
43
Terminologi
Organ tambahan /modifikasi organ daun Sepertinya organ lain, daun juga mengalami modifikasi atau perobahan bentuk dan fungsinya. Beberapa modifikasi daun yang sering ditemukan adalah : 1. Sulur
(tendril),
misalnya
pada
ujung
daun
Nepenthes
tempat
menggantungnya kantong (pitcher). 2. Kantong
(pitcher),
seperti disebutkan diatas yaitu pada kantong
semar (Nepenthes spp.)
3. Duri (spina), umumnya pada ujung atau dipermukaan daun, seperti pada daun Rotan terung
(Calamus spp., Daemonoroph spp. dsb.), daun
duri (Solanum aculeatissimum) dan terung susu (Solanum
mammosum)
44