4 Terjun Menjadi Peneliti Industri
35
Penelitian Pembakaran Batubara | Sumarjono
Dengan naiknya harga BBM di industri pada tahun 2005 secara drastis terjadi goncangan di kalangan industri menengah dan besar. Dengan kejadian ini bertambahlah pasaran batu bara, bukan hanya dapat bersaing di industri kecil yang menggunakan kayu bakar. Setelah 2005 pun batu bara menjadi kompetitif terhadap BBM solar. Mulailah penelitian-penelitian pemanfaatan batu bara di perluas untuk substitusi BBM di industri. Dengan sendirinya alat pembakar siklon yang mampu membakar batu bara Indonesia yang berperingkat rendah, menghasilkan api mirip BBM/BBG mempunyai peluang besar untuk dapat berkiprah di industri menengah dan besar. Sejak itu di mulailah langlang buana masuk ke industri-industri menengah dan besar, untuk melakukan pematangan/inkubasi teknik pembakar siklon untuk melayani berbagai jenis fasilitas industri yang berbeda-beda.
Beda Penelitian Industri dengan Penelitian UKM Suasana di industri menengah dan industri kecil berbeda, selain fasilitasfasilitas yang berbeda, di industri kecil selain skalanya lebih kecil, peralatannya juga lebih sederhana. Perbedaan lain adalah peran manusia dalam pengendalian proses maupun produk sangat dominan di industri kecil sehingga proses-proses yang dilaksanakan maupun kualitas produk sangat diwarnai oleh pemilik atau produsennya. Di industri menengah atau besar tentu saja untuk pengendalian proses maupun operasional mesinmesin dilaksanakan dengan bantuan instrumen-instrumen pengendali yang dengan taat diikuti oleh karyawan dengan prosedur yang ketat sehingga pengendalian proses dan produk tidak banyak tergantung kepada sifat-sifat, kepribadian dan produktifitas orang per orang. Akibatnya dengan kegiatan penelitian di industri kecil Peneliti mendapatkan tambahan ilmu yang berasal dari kedalaman naluriah dari para pelaku industri, sedangkan di industri menengah – besar Peneliti memperoleh tambahan ilmu dari hasil diskusi dengan para Teknisi berdasarkan ilmu-ilmu standar yang ada di pustaka. Tetapi pengalaman-pengalaman di UKM, pembelajaran dengan mengkombinasikan dasar-dasar ilmiah dengan visualisasi nyata yang semakin mempertajam naluri, merupakan modal dasar yang kuat dari seorang peneliti,
36
Terjun Menjadi Peneliti Industri
untuk menjadi desainer proses dan peralatan proses yang produktif dalam arti jarang gagal dalam implementasinya.
Mematangkan Cyclone Burner untuk Skala Industri Pada saat itu, dengan bermodalkan alat pembakar siklon yang simpel, berhadapan dengan industri. Benar-benar belantara industri yang seharusnya menggetarkan hati. Tetapi pada saat itu getaran hati agak berkurang karena pabrikan-pabrikan yang datang benar-benar minta tolong untuk mengganti solarnya dengan batu bara. Dengan solar yang mahal pabrik akan merugi besar dan tutup dengan resiko PHK ribuan karyawan. Sebagai peneliti batu bara ini adalah tantangan besar sekaligus tanggung jawab untuk membantu masyarakat sehingga amat sulit untuk menolak pemintaanpermintaan para pabrikan tersebut, amat sulit rasanya untuk “balik kanan” melarikan diri dari tanggung jawab, walaupun resikonya besar. Sebelumnya, di dunia UKM yang dihadapi adalah fasilitas-fasilitas produksi yang nilainya hanya jutaan, maksimum puluhan juta rupiah. Begitu masuk ke pabrik yang besar terpampanglah pemandangan mesin-mesin yang besar-besar, gemuruh bunyinya, dan ratusan juta atau milyaran rupiah nilainya. Aku telah mengayunkan langkah kakiku ke sana dan pada saat-saat dramatis tersebut, dihadapan mata ratusan karyawan. Mata-mata yang menaruh harapan kepada ku untuk menolong pabrik tempat mereka bekerja sehingga nafkah mereka tidak putus. Aku tidak bisa mundur lagi dan menyatakan “sanggup!” untuk memasang pembakar siklon. Yang terbayang adalah rumah keluargaku yang nilainya sekitar Rp.800 juta, yang dapat dijadikan jaminan jika ada kegagalan. Pertama kali dalam sejarah pembakar siklon masuk industri besar adalah di perusahaan peleburan aluminium PT Altika Murni, di Tambun Bekasi. Kontrak pekerjaan di susun, pembakar siklon di buat, kemudian diangkut ke pabrik, diderek keatas, dipasang pada sebuah “reverberatory furnace” untuk melebur aluminium. Kami tidak banyak bicara, disaat-saat yang menegangkan tersebut sampai pembakar siklon terpasang. Puluhan pasang mata mengawasi kegiatan kami dengan sorot mata yang sulit kami pahami, karena memang mereka sebelumnya telah mencoba sendiri menggunakan batu bara dan
37
Penelitian Pembakaran Batubara | Sumarjono
hasilnya hanya nyala yang gelap, dingin dan menimbulkan pesimistis, padahal mereka adalah ahli api peleburan yang sudah puluhan tahun. Tibalah saatnya pembakar siklon dinyalakan setelah furnace diisi rongsok aluminium yang akan dilebur pada 1000oC. Setelah beberapa saat muncul berkas-berkas kilauan api dari celah-celah furnace dan pintu furnace dibuka................ byar...!
Gambar Saat pertama pintu furnace dibuka
Pemandangan menakjubkan memancar dari dalam furnace yang temperaturnya telah mencapai 1000oC menyilaukan mata. Puluhan pasang mata tertegun, dibukalah tap dan aduhai....! logam aluminium mengalir dengan derasnya..... diikuti dengan derai sorak gembira dari manajemen dan karyawan pabrik yang mengikuti uji coba tersebut. Pemandangan ini telah lama dinanti setelah berkali-kali percobaan yang tidak berhasil oleh karyawan sebelumnya. Tentunya dapat dibayangkan betapa bahagia kami Tim tekMIRA dengan hati berbunga-bunga mengakhiri ketegangan beberapa hari, mengakhiri sorot-sorot mata meragukan dan penuh tanya, curiga dari para operator furnace sebelumnya menjadi sorot kagum dan bersahabat. Demikianlah satu demi satu kami melanglang buana dari satu industri ke industri lainnya, mengulang kisah implementasi teknik pembakaran di UKM, dari satu sentra industri UKM ke sentra lainnya. Perbedaannya hanya skala
38
Terjun Menjadi Peneliti Industri
resiko ganti rugi yang jauh lebih besar dan konstruksi berbagai jenis mesin yang lebih besar-besar. Berbagai jenis alat-alat industri ex BBM dan berbagai jenis industri skala kecil-besar Alhamdulillah telah dengan sukses diganti BBM-nya dengan batu bara. Dari sekian banyak uji implementasi pembakar siklon tersebut beberapa yang memberi kesan dalam adalah di PT Olaga Food dan PT BAPI, Cakung. Kedatangan kami di PT Olaga Food langsung disuguhi pemandangan onggokan mesin gasifikasi batu bara ex Korea yang dilepas dari boiler karena tidak berhasil mensubstitusi burner BBM/minyak bakar pada boiler 5 ton uap/jam. Itu artinya kalau kami gagal juga mengalami nasib serupa karena dalam perjanjian kontrak, jika gagal mencapai kapasitas puncak 5 ton uap/ jam, pembakar siklon dibongkar dan dana dikembalikan ke pihak PT Olaga Food. Alhamdulillah pembakar siklon mengalami sukses di sini, dan lima tahun kemudian baru dilakukan penggantian lining refraktory-nya. Resiko paling besar yang kami hadapi adalah di PT BAPI Cakung yaitu industri galvanisasi yang melakukan pencelupan barang-barang logam kedalam cairan logam seng pada suhu 700oC. Resiko besarnya adalah: 1.
Cairan seng dalam ketel sebanyak lebih dari 30 m3 dilarang keras untuk membeku karena gagal pembakaran. Resiko kerugiannya ratusan juta rupiah hanya dari bahan baku ini saja.
2.
Ruang pemanasan dibawah ketel, tertutup tembok beton tebal, dengan tidak ada akses kedalamnya, sehingga tidak diperbolehkan ada endapan abu.
3. Biaya pembakar siklonnya menjadi mahal karena dilengkapi dengan siklon pemisah abu tahan 1100oC untuk mengatasi resiko No.2
Di tempat yang beresiko besar ini, siklon pemisah abu yang dipasang merupakan pengalaman awal kami yang seharusnya didesain dengan sangat hati-hati karena tugas yang diembannya sangat berat yaitu memisahkan abu pada temperatur 1100oC, terlalu panas untuk jenis-jenis material biasa. Segala yang kami punya, background ilmu, pengalaman dan naluri dikonsentrasikan untuk mengkaji desain sebelum diimplementasikan.
39
Penelitian Pembakaran Batubara | Sumarjono
Tetapi tantangan besarnya adalah jika substitusi dengan batu bara gagal maka pabrik akan tutup, karyawan di PHK seluruhnya karena tidak sanggup lagi beroperasi dengan BBM yang mahal. Ketika manajemen PT BAPI datang untuk menawarkan pekerjaan tersebut, seperti yang sudah-sudah di pabrik yang lainnya, kami tidak bisa untuk mengatakan “TIDAK”. Disusunlah kontrak, ditandatangani dan dilaksanakanlah pekerjaan baru tersebut. Pada hari pertama penyalaan awal pembakar siklon jam 11 siang, burner BBM dimatikan tanggung jawab telah berpindah ke api batu bara. Sampai jam 14, tidak terjadi penurunan suhu, bahkan terjadi sedikit kenaikan. Demikian sampai jam 19, temperatur ketel masih stabil, pembakar siklon dan siklon pemisah abu telah bekerja dengan baik. Alhamdulillah.... selamat. PT BAPI telah memasang dua unit pembakar siklon dan beroperasi dengan batu bara beberapa tahun, karyawan terhindar dari PHK. Kesulitan yang ada di PT BAPI adalah karena posisi ketel di bawah tanah, maka pembakar siklon telah bekerja keras dengan tekanan besar sehingga karyawan menjadi sibuk untuk membersihkan kerak di dalam pembakar siklon yang biasanya jarang terjadi di industri lain. Implementasi pembakar siklon yang berukuran besar adalah di PT Kertas Leces, yang telah dibuat pembakar siklon kapasitas 6000 kg batubara/jam untuk boiler 90 ton uap/jam yang dapat digunakan untuk melayani PLTU 20 MW. Untuk 20 MW, diperlukan dua unit pembakar siklon berkapasitas 6000 kg/jam untuk dipasang di dua buah lubang furnace pada boiler 90 ton/jam tersebut.
Pembakar Siklon di PT Kertas Leces
40
Terjun Menjadi Peneliti Industri
Pemasangan dan uji coba dilaksanakan pada Desember 2013 dan akan dilanjutkan pada 2014. Keberhasilan diberbagai fasilitas industri yang berbeda-beda tidak lepas dari pengalaman lama di UKM yang lama bermain dengan api batu bara dengan segala karakteristiknya. Bedanya di industri hasil pemanasan dengan pembakar siklon di kontrol dengan alat-alat pengukur yang telah tersedia sedang di UKM pengontrolan dilakukan secara visual. Dengan pengalaman visual yang cukup lama bersama api batu bara di UKM, background ilmu murni dan teknologi bahan bakar, serta naluri untuk mengintegrasikan parameter-parameter tersebut dan diiringi selalu dengan do’a, pembakar siklon telah dikembangkan dan dilengkapi dengan berbagai asesoris: •
Sistem blower peniup udara pembakar
•
Sistem konveyor nyumatik
•
Teknik dengan sistem Bernoulli untuk batu bara tepung
•
Siklon pemisah abu suhu tinggi
•
Teknik pengumpanan dari minimal 4kg/jam yang stabil
•
Teknik penggilingan batu bara terintegrasi
•
Sistem pengelolaan abu dan slag
•
Sistem otomatisasi
Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut telah terbentuk: •
Tim desain dan perencanaan
•
Tim rekayasa perbengkelan
•
Tim produksi bata api
•
Tim konstruksi refraktori
•
Tim comissioning dan training
41