Terbebani target setoran, Sopir Suttle Sumber Alam Mogok Kerja PURWOREJO, FP –
Sejumlah sopir Shuttle Sumber Alam menggelar
aksi mogok kerja akibat merasa terbebani target setoran. Mereka kompak mendatangi Kantor Pusat PO Sumber Alam yang berada di Kutoarjo, Purworejo, Selasa (19/9). Sutarto (49), salah satu sopir, mengatakan bahwa mogok kerja itu digelar lantaran target setoran yang dibebankan terlampau tinggi. Kini para sopir diwajibkan membayar setoran sebesar Rp 1.600.000 per hari. “Sebelumnya kan tidak ditarget karena penumpang sudah diurus agen-agen, penuh gak penuh kita tinggal berangkat aja dengan upah yang sudah ditentukan,” katanya saat berada di garasi kantor pusat PO Sumber Alam. Disebutkan, kebijakan tersebut sudah berlaku sejak 4 September 2017 lalu. Para sopir yang merasa keberatan akhirnya memutuskan untuk tidak mengoperasikan armada Shuttle-nya. Jika sistem baru itu masih dijalankan, maka para sopir masih akan tetap mogok dan tidak mengoperasikan armadanya. “Ya mending berhenti dulu, kalau harus setor segitu ya tidak mampu, pendapatan saja tidak sampai segitu,” sebutnya. Sementara itu, pihak PO Sumber Alam sendiri melalui Penasihat Hukumnya, Simor, menyatakan akan berembug ulang terkait masalah tersebut. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan komunikasi dengan para sopir. “Akan kita komunikasikan lagi terkait masalah itu, sementara Pak Yudi selaku pemilik lagi sakit. Sebenarnya kita belum putuskan saklek seperti itu, nanti kita akan atur waktu untuk
ngobrol dengan mereka,” kata Simor. Aksi mogok kerja yang dilakukan para sopir pun berdampak pada penumpang. Puluhan calon penumpang Shuttle yang datang langsung ke agen utama di Kutoarjo itu, terpaksa gigit jari usai mengetahui moda transportasi milik Sumber Alam itu mogok beroperasi. Desy (20), salah satu calon penumpang asal Kelurahan Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo mengaku kecewa lantaran tidak jadi berpergian. Ia sedianya akan bertolak ke Semarang. “Tadi saat mau pesen tiket lihat sopir-sopir katanya mogok kerja, ya gak jadi naik shuttle. Ya saya tidak tahu ini, paling nanti naik bus atau apa, tapi kan ini udah mepet waktunya, kalau bus biasanya lebih lama,” kata Desy.
Dari Serap Aspirasi Publik, Seni Budaya Purworejo Minim Literatur PURWOREJO, FP – Kekayaan dan keberagaman seni budaya di Kabupaten Purworejo dinilai masih minim literatur sehingga dapat mengancam kelestarian dan keberlanjutannya. Karena itu, pemerintah kabupaten (Pemkab) perlu menyikapinya, antara lain dengan membentuk pangkalan data kekayaan intelektual seni budaya Purworejo. Aspirasi tersebut disampaikan oleh Agus Budi Setyawan (34), warga Bayan Purworejo yang kini sedang menempuh studi di ISI Surakarta, dalam Forum Komunikasi Dengar Aspirasi atau Critical Voice Point (CVP) yang digelar Pemkab Purworejo di
Pendopo Bupati, Selasa (16/5). Kegiatan dihadiri Bupati Purworejo, Agus Bastian SE MM, para pejabat Pemkab, akademisi dan akademisi, serta puluhan pelaku seni Kabupaten Purworejo. Forum dipandu narasumber Dr Joko Dwiyanto MHum, Dosen Antropologi UGM Jogjakarta. Di hadapan mereka, Agus Budi mengisahkan betapa sulitnya mencari data dan referensi saat melakukan penelitian Disertasinya dengan objek kajian Tari Dolalak selama ini. “Saya merasakan sendiri, saat melakukan penelitian tentang Dolalak di Kabupaten Purworejo, masih cukup sulit mendapatkan referensi atau literatur,” tandasnya. Menurut Agus Budi, literatur seni budaya yang tersusun dan tersimpan rapi penting keberadaannya. Selain dapat memudahkan masyarakat dalam mencari sumber informasi, literatur menjadi perlindungan aset seni budaya. “Pemerintah perlu membentuk pangkalan data kekayaan intelektual seni budaya. Ini sebagai bentuk perlindungan seni budaya Purworejo,” tandasnya. Aspirasi berbeda disampaikan oleh Eko Marsono, Pamong Budaya yang membawahi wilayah Kecamatan Bagelen, Purwodadi Ngombol, dan Grabag, Menurutnya, seni budaya di Purworejo telah berkembang dengan baik. Tidak sedikit di antaranya mencatatkan prestasi di level provinsi dan nasional. Namun, pengembangannya masih kerap terkendala akibat minimnya sarana dan kesempatan pentas, khususnya untuk seni pertunjukan. “Adanya gedung kesenian sudah baik, tapi panggungnya sempit karena hanya berukuran 4 meter saja. Kita sering terpaksa harus turun dari panggung saat pementasan dengan banyak pemain. Masalah muncul karena tata lampunya hanya untuk musik, bukan seni lainnya,” katanya. Atas kondisi tersebut, Eko berharap Purworejo memiliki panggung terbuka di Alun-alun Purworejo dengan ukuran ideal.
Panggung terbuka juga perlu dibangun di unggulan, antara lain Pantai Jatimalang.
lokasi
wisata
“Sarana pentas yang memadai akan mendukung kesempatan pentas bagi para pelaku seni. Selanjutnya kita juga perlu memberi kesempatan pentas dengan memperbanyak festival,” ungkapnya. Menanggapi sejumlah aspirasi tersebut, Bupati Purworejo Agus Bastian menyatakan bahwa penataan Alun-Alun Purworejo sudah mengakomodir adanya panggung pertunjukkan berskala besar. Semua sudah dirancang dengan baik. “Saya melihat setiap pekan harus bongkar pasang panggung untuk pementasan. Alangkah baiknya ada panggung tetap yang bisa langsung digunakan setiap saat,” kata Bupati. Bupati juga berkomitmen untuk total menggarap seni budaya Budaya Purworejo. Tidak hanya menggarap seni tradisional, melainkan juga seni modern. Hal itu akan menjadi kekayaan Purworejo sehingga dapat mendorong Romansa Purworejo 2020 terwujud dengan sukses. Namun demikian, Bupati menegaskan bahwa pengembangan seni budaya di Purworejo bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemkab. Butuh dukungan dan peran serta masyarakat berbagai kalangan. “Mari kita pikirkan bersama agar seni budaya budaya Purworejo dapat berkembang. Saya ingin Purworejo jadi daerah tujuan wisata yang kaya seni dan budayanya,” tandasnya. (top)
Dandim
0708
Purworejo
:
Serapan Gabah Petani Capai 38,4 Persen Dari Target 28.000 Ton PURWOREJO, FP – Untuk mengetahui sejauh mana penyerapan gabah petani di daerah, Tim Sergap (Serapan Gabah Petani) Mabes TNI AD berkunjung ke Kodim 0708 Purworejo, Rabu (26/7). Tim Sergap yang diketuai oleh Brigjen TNI Sudarto beserta Kolonel Infantri Rochiman dan Kolonel Infantri Damar Teguh S sengaja terjun langsung ke lapangan untuk mendengar serta melakukan evaluasi atas pelaksanaan program serap gabah petani yang saat ini menginjak bulan Juli. Tim Sergap juga menerima paparan Dandim 0708 Purworejo Letkol Inf Aswin Kartawijaya tentang perkembangan dan capaian Sergap di wilayah Kodim Purworejo. Paparan juga dihadiri oleh Dinas Pertanian dan Kabulog Kabupaten Purworejo. Dandim memaparkan, bahwa sampai saat ini penyerapan gabah petani di daerah purworejo sudah mencapai 38,4 persen dari sekitar 28.000 ton gabah yang ditargetkan dari Tim Sergap Mabes TNI AD.
Dijelaskan, adanya pembelian gabah oleh tengkulak dengan harga yang lebih tinggi membuat petani lebih memilih menjual gabah ke tengkulak. “Kendala lain yang dihadapi dalam penyerapan gabah antara lain kurangnya gudang dan alat pengering gabah di Bulog serta kualitas gabah petani tidak memenuhi standar yg di tetapkan oleh Bulog, “papar Dandim. Namun demikian, lanjut Dandim, dengan diperpanjanganya waktu Sergap hingga bulan September akan di maksimalkan oleh Tim Sergap Kodim dan Koramil Purworejo untuk mencapai target
28.000 ton. Sementara itu Ketua Tim Sergap Mabes TNI AD Brigjen TNI Sudarto menekankan agar semua stakeholder baik TNI, Bulog dan Distan bersinergi bekerja bersama sama untuk mengatasi kendala dan hambatan dalam Sergap di wilayah Purworejo sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai.
Usai menerima pemaparan, selanjutnya Tim Sergap Mabes TNI AD bersama dengan Bulog dan Distan langsung memonitor di Desa Dlisen Wetan Kecamatan Pituruh. Dalam kesempatan tersebut Brigjen TNI Sudarto menjelaskan sudah ada transaksi antara petani dan bulog dengan harga 3700 per kg untuk gabah kering panen kadar air 20-22 persen. “Ada juga sebagian gabah yang tidak masuk dalam transaksi disebabkan karena kadar air yang masih tinggi. Setelah dilakukan pengecekan terhadap salah satu sampel kadar air masih 17-18,% jadi belum masuk ke dalam kriteria bulog, “kata Brigjend TNI Sudarto. Dirinya berharap, untuk kedepannya harus bisa mencapai kriteria yang ditentukan oleh pemerintah maupun Bulog dengan kadar air 14 %, dan sampah atau kotoran 3%. “Untuk mencapai hal tersebut para Babinsa dan Bulog harus bisa bersinergi, membina para petani atau mitranya,”harap Brigjend Sudarto.
Tidak
Beri
THR
Perusahaan
Terancam Kena Sanksi PURWOREJO, FP – Pada H – 7 lebaran perusahaan sudah harus memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada karyawanya. Jika tidak terlambat maka perusahaan bakal terancam sanksi berupa denda 5 persen dari nominal THR yang harus dibayarkan. Sedang bagi perusahaan yang tidak memberi THR akan dikenai sanksi adminitrasi. Hal itu disampaikan Kasi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja (Hubinsyaker) Dinas Perindustrian Tenaga Kerja (Diprinaker) Kabupaten Purworejo, Minarniningsih SE, Rabu (14/6). Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. Dijelaskan, untuk besaran THR, bagi pekerja yang sudah memiliki masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan 1 bulan upah. “Sementara untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja, “kata Minarniningsih. Lanjutnya, hingga kini belum ada persoalan menyangkut THR baik dari perusahaan maupun pekerja. “Dari sosialisasi dan monitoring tercatat sebanyak 634 perusahaan terdaftar pemberi THR dan siap memberikan THR paling lambat tanggal 17 Juni 2017,”kata Minarniningsih. Diungkapkan, untuk memberi kesempatan kepada pekerja dan perusahaan terkait persoalan THR, Diprindagker Purworejo membuka posko pengaduan.
Kapolres Kebumen : Pengamanan di Ponpes Al Daldiri, Jangan Sampai Ada Gesekan Antara Banser dan HTI KEBUMEN, FP – Adanya kabar, mengenai kehadiran Polres Kebumen dalam kegiatan yang dilakukan oleh HTI di pondok pesantren Al-Daldiri, Desa Purwodadi, Gombong pada hari Sabtu (03/06) sore, Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, SSos angkat bicara mengenai hal tersebut, Selasa (06/06). Dalam penjelasannya, yang saat itu di damping Kabag Ops Polres Kebumen Kompol Suyatno, dan Para Kasat Polres Kebumen, bahwa hadirnya personel Polres Kebumen dalam rangka pengamanan. “Pengamanan ini kami lakukan, karena informasi di lapangan akan ada pergerakan dari Banser untuk menurunkan sepanduk yang dipasang oleh HTI. Kita lakukan pengamanan untuk menghindari gesekan diantara mereka (Banser dan HTI),” papar Kapolres di ruang kerjanya. Perlu diketahui, HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia sebetulnya pemerintah sudah melarang dan harus di bubarkan. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto pada hari Senin (08/05). Adanya hal tersebut, Polres Kebumen mendukung keputusan pemerintah tentang pembubaran HTI. Sebetulnya penolakan kepada Hizbut Tahrir ini bukan hanya di Indonesia, di negara negara lain seperti Arab Saudi juga melarang adanya HT di negaranya.
Polwan dan Bhayangkari Polres
Purworejo Bagikan Ratusan Takjil Disertai Sosialisasi Tertib Lalu Lintas PURWOREJO, FP – Puluhan Polisi Wanita (Polwan) dan para istri Polisi yang tergabung dalam Bhayangkari Polres Purworejo melakukan aksi berbagi takjil kepada para pengendara yang melintasi Kawasan Alun-alun Purworejo, Senin (12/6) sore. Aksi yang dilakukan bersama anggota Satlantas tersebut juga disertai dengan sosialisasi tertib lalu lintas. Tidak sedikit pengendara tampak cemas saat melintasi Alun-alun Purworejo dan digiring masuk ke halaman Kantor Satlantas. Sebagian besar mereka mengira bahwa sedang berlangsung razia kendaraan bermotor. Namun, setelah memasuki halaman, raut tegang di wajah mereka seketika hilang. Ada dua sosok badut berpenampilan imut yang menyambutnya dengan ramah. Para anggota Bhayangkari yang dipimpin oleh istri Kapolres Purworejo, Ny Rani Satrio Wibowo, secara bergantian menyodorkan bingkisan takjil. “Saya kira ada tilangan, ternyata malah diberi takjil. Ya Alhamdulillah bisa buat buka puasa,” kata Riska (27), salah satu pengendara sepeda motor.
Selain menerima takjil, para pengendara secara langsung juga mendapat sosilisasi tertib lalu lintas melalui beragam papan dan spanduk berisi himbauan yang dibawa oleh para Polwan. Aksi yang dilakukan mejelang buka puasa ini merupakan upaya dari para anggota Bhayangkari mendukung tugas suaminya, khususnya yang bertugas di Satlantas, agar masyarakat lebih tertib dalam berlalu lintas. “Ini merupakan bentuk kepedulian kita kepada masyarakat, khususnya di bulan suci Ramadan, dengan berbagi takjil. Kami ingin para pengendara menaati peraturan berlalu lintas demi
keselamatan bersama,” kata Ny Rani Satrio Wibowo. Tedapat sekitar 400 bungkus takjil yang dibagikan kepada pengendara, baik roda dua maupun roda empat. Tidak hanya masyarakat umum, para wartawan yang rutin melakukan peliputan di lingkup kepolisian pun mendapat apresiasi. Aksi berbagi takjil berlangsung hingga menjelang Maghrib dilanjutkan dengan mendengarkan tausiyah dan buka puasa bersama keluarga besar Satlantas. “Kegiatan kali ini sekaligus mendekatkan kami dengan masyarakat. Masyarakat dapat menilai bahwa kami tidak sekadar menindak pelanggaran di jalan, melainkan juga turut peduli,” ungkap Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP Johan Valentino Naruru SIK. Adanya sosilaisasi yang dilakukan sore itu diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Terlebih, menjelang musim mudik lebaran, arus lalu lintas semakin padat.
“Tidak lama lagi kami juga akan menggelar giat Operasi Ramadhania selama 16 hari. Kami berharap para pengendara tertib dan arus lalu lintas selalu kondusif,” terangnya.
Gelar Operasi Cipta Kondisi, Polres Purworejo Sita 800
Botol Miras PURWOREJO, FP – Menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2017, Polres Purworejo menggelar Operasi Cipta Kindisi dan Operasi Pekat 2017. Operasi mulai 19 Mei 2017 sampai 26 Mei 2017 dengan sasaran perjudian, miras, dan penyakit masyarakat lainya. Dari hasil operasi pekat tersebut hingga Rabu (24/5) Polres Purworejo berhasil mengamankan 800 botol miras dari berbagai merek dan mengungkap tiga kasus perjudian. “Ini masih jumlah sementara, kemungkinan masih bisa bertambah karena belum semua polsek melaporkan, “kata Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo, SIK melalui Waka Polres Purworejo Kompol Sumaryono, Rabu (24/5). Dikatakan, Polres Purworejo juga memantau kesiapan kondisi jalan yang akan dilewati arus pemudik pada saat Idul Fitri. “Kapolres dinas terkait terjun langsung melakukan pengecekan jalur dan jalan-jalan yang belum siap dilalui pemudik, “katanya. Menurut Sumaryono, hasil pemantauan sementara jalur utama arus mudik sudah siap dilalui namun demikian sebagian jalan masih dalam perbaikan dan diharapkan saat Idul Fitri sudah selesai.
Sat Lantas Polres Kebumen Siap Amankan Arus Lebaran KEBUMEN, FP – Mendekati operasi kemanusiaan pengamanan lebaran 2017, atau lebih sering disebut Operasi Ramadniya, berbagai persiapan telah dilakukan Polres Kebumen. Salah satunya melakukan pengecekan kendaraan bermotor maupun bermobil yang akan digunakan untuk mendukung jalannya operasi tahunan tersebut, Kamis (08/06). Pengcekan kali ini, melibatkan langsung tim dari Dir Lantas Polda Jateng. Pengecekan ini untuk memastikan bahwa kendaraan
dinas tersebut siap digunakan untuk pengamanan Idulfitri yang akan dimulai tanggal 19 Juni hingga 4 Juli mendatang. Karena Sat lantas tidak memiliki halaman yang cukup luas, pengecekan atau apel kendaraan dinas kali ini digelar di depan Perpusda Kebumen, di jalan Veteran Kebumen. Menurut Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, Ssos melalui Kasat Lantas Polres Kebumen AKP Aditya Muya R, sebanyak 43 kendaraan bermotor dan 13 Kendaraan bermobil milik Sat Lantas Polres Kebumen diapelkan dan dicek oleh tim dari Polda Jateng. “Semua kendaraan yang diapelkan dalam kondisi baik. Nantinya kendaraan tersebut akan digunakan personel untuk mengamankan jalannya Operasi Ramdniya,” ucap Kasat Lantas Polres Kebumen. Lanjut AKP Aditya, dalam pengamanan Idulfitri mendatang bukan hanya kendaraan milik Sat Lantas saja yang beroprasi, melainkan dari Polres dan Polsek pun akan dilibatkan dalam operasi yang menurut informasi akan berlangsung 16 hari atau hingga H+10 Idulfitri tahun 2017.
Donor Darah Meriahkan HUT Bhayangkara ke 71 Polres Kebumen KEBUMEN, FP – Memeriahkan HUT Bhayangkara ke 71, Polres Kebumen adakan donor darah. Donor darah yang digelar di lapangan tenis Polres Kebumen pada hari Selasa (16/05) pagi, terbuka bagi seluruh personel Polres Kebumen maupun Polsek jajaran. Dijelaskan Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, S,Sos, kegiatan donor darah digelar untuk memeriahkan rangkaian kegiatan HUT Bhayangkara ke 71. Bukan hanya polisi saja yang mengikuti aksi kemanusiaan itu, para PNS Polres Kebumen pun juga banyak yang berpartisipasi dalam kegiatan yang menggandeng PMI Kebumen. Paur Kes Polres Kebumen AIPTU Agus Sunani saat ditemui mengatakan, tidak ada target berapa kantong untuk disumbangkan
ke PMI. “Donor ini berdasar pada kesadaran masing masing. Namun juga harus di tes dulu bagi para calon pendonor,” ucapnya. Dijelaskan, hingga selesai acara donor darah, sedikitnya ada 99 pendaftar, namun hanya 37 yang bisa mengikuti donor. Salah satu faktor bisa disebabkan karena kurang tidur, sehingga tekanan darah tidak memenuhi syarat selanjutnya tidak bisa mengikuti donor darah.
Tim Pengawas Mamin Musnahkan Minuman Kedaluwarsa, Hasil Operasi di Pasar Ngori PURWOREJO, FP – Pelaksanaan kegiatan pengawasan makanan dan minuman (mamin) yang dipusatkan di Pasar Ngori dan sejumlah toko di wilayah Kecamatan Banyuurip, menemukan beberapa jenis makanan dan minuman yang sudah kedaluwarsa. Salah satu diantaranya minuman soda kemasan botol ukuran dua liter yang masa kedaluwarsanya sudah setahun, dan langsung dilakukan pemusnahan dengan cara dituangkan dalam ember. Minuman soda tersebut ditemukan Tim pembinaan dan pengawasan terpadu keamanan pangan beredar yang dipimpin Dinas Kesehatan, hari ini Rabu (7/6). Tergabung pula dalam Tim yang berjumlah 8 orang tersebut antara lain, Polres, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Bagian Humas Setda. Selain minuman kedaluwarsa juga ditemukan, kue pia produksi Jawa Barat tidak terdapat label masa kedaluwarsa, kue bolu kedaluwarsa, berbagai jenis kue kering dan criping polosan tidak berlabel, kue basah kedaluwarsa, dll. Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Ekaningtyas Skep Mers MM, tujuan kegiatan pembinaaan dan epngawasan untuk
mengetahui besaran masalah potensi ancaman keamanan pangan karena tidak memenuhi syarat (TMS), Tanpa Ijin Edar (TIE), kedaluwarsa, rusak dan sub standar. Disamping itu untuk mengetahui jenis penyimpangan yang dominan terjadi dan upaya bersama untuk mencari pemecahan masalah. “Kegiatan pembinaan dan pengawasan ini akan dilakukan di empat wilayah kecamatan yang berbeda dengan target perwilayah 5 – 8 toko serta pasar. Terutama yang yang belum pernah dilakukan pengawasan terpadu,” kata Ekaningtyas yang didampingi Kasi farmasi Makanan dan minuman (Farmamin) Drs Triyanto APt MKes. Ditambahkan Triyanto, produk makanan dan minuman yang diamati meliputi tanggal kedaluwarsa, keutuhan kemasan, fisik kerusakan pangan, kelengkapan label, indikasi pemalsuan izin edar, dan pangan kemasan tanpa izin edar. “Kami lebih mengutamakan pada pembinaan untuk mengingatkan pedagang dalam melakukan pembelian barang untuk dijual kepada konsumen, supaya lebih teliti. Juga pedagang jangan mau menerima barang yang tidak jelas atau barang polosan tanpa label. Sebab secara hokum pedagang yang bersangkutan termasuk mengedarkan,” jelasnya. Terkat pemusnahan minuman kedaluwarsa, lanjut Triyanto sebagai upaya untuk mengingatkan pedagang agar mimuman maupun makanan yang sudah setahun kedaluwarsa sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Sehingga dilakukan pemusnahan supaya kedaluwarsa tersebut tidak dijual kembali.
barang