SIPD Kota Surakarta Tahun2015
BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas lahan produktif pertanian setiap tahun menurun. Penurunan ini disebabkan beralih fungsinya lahan sawah menjadi daerah pemukiman dan lahan usaha. Meskipun demikian, adanya teknologi pertanian yang lebih maju seperti dalam bibi tunggul dan pupuk menyebabkan produksi gabah dan beras tetap meningkat meskipun luas lahan pertanian berkurang. Area pertanian di Kota Surakarta sebagian besar digunakan untuk menanam padi dan singkong dan umbi-umbian. Berikut ini data yang menggambarkan volume produksi sektor pertanian. Tabel 24. Potensi Pertanian di Kota Surakarta
Potensi
2009
2010
2011
Tahun 2012
2013
Padi 1) Luas Areal Produksi (Panen) 265.00 240.00 133.00 96.00 201.00 2) Jumlah produksi Gabah 1351.00 1272.00 732.00 825.10 1322.05 3) Produksi beras 770.00 725.00 417.00 470.31 740.32 Singkong dan Umbi-Umbian 1) Luas Areal Produksi (Panen) 17 12 13 13 13 2) Jumlah produksi
170
144
76
100
2014
2015
171.00
196
924.00 0
1346 689.38
9 Tidak 176 tersedia
8
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (data perDesember 2015)
Bappeda Kota Surakarta
53
107.8
SIPD Kota Surakarta Tahun2015 Produksi gabah Tahun 2015 mengalami kenaikan cukup besar. Dari 924 ton di tahun 2014 menjadi 1346 ton di tahun 2015 ini, demikian juga luas area produksi meningkat dari 171 ha di tahun 2014 menjadi 196 ha di tahun 2015. Tahun 2013 produksi beras perhektarnya sebesar 3,68 ton/ha, sedangkan tahun 2015 produksi beras 3,51 ton/ha. Sektor pertanian di Kota Surakarta juga diwarnai adanya produksi perikanan darat (sungai dan kolam) dengan jumlah luasan yang diusahakan 0.7 ha. Luasan ini sejak 5 tahun terakhir hampir sama. Hasil ikan yang dapat dipanen tahun 2015 sebanyak 35694.5 ton. Jumlah ini meningkat sangat besar dibanding tahun 2013 yang menghasilan 38.29 ton. Tabel 25. Produksi Perikanan Kota Surakarta Perikanan 2009 1) Kolam 0,55 a. Luas b. Jumlah produksi 6,74 216 c. Jumlah rumah tangga produksi 2). Perikanan Perairan Umum 89 a. Luas 5,80 b. Produksi Rawa, Danau, Sungai 40 c. Jumlah rumah tangga produksi
2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
0,06 9 230
0,55 13,37 230
0,6 13,37 275
0,6 27.77 275
0,6
0.734 35682.6
65,70 data belum tersedia
89 5,20
89 6
89 12
89 11
87 11,48
40
48
48
48
75
75 89 12 75.00
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (data perDesember 2015)
Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat Kota Surakarta memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi potong dan sapi perah. Terjadi trend penurunan jumlah populasi ternak sapi perah dari tahun 2013 ketahun 2015, jumlah populasi ternak sapi potong mengalami penurunan dari tahun 2013 ketahun 2015. Penurunan paling tajam tampak untuk sapi potong dari tahun 2013 ketahun 2015 seperti terlihat pada table dan grafik di bawah ini.
Bappeda Kota Surakarta
54
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
Tabel 26. Produksi Sapi Potong Dan Sapi Perah Kota Surakarta A. Ternak Sapi Potong 1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan per tahun 3) Laju pertumbuhan populasi per tahun 4) Rata-rata kepemilikan B. Ternak Sapi perah 1) Jumlah populasi 2) Jumlah produksi susu per tahun
2009 1.635 5.420
2010 1.679 9.360
2011 1.025 2.562
2012 869 885
3
5
7
0,3
4
3
2
2
133 54
140 58
156 63
97 172.8 00
3) Laju pertumbuhan populasi per tahun
14
11
24
8
4) Rata-rata kepemilikan
17
5) Rata-rata produktivitas per ekor per hari
1
20
22
1,7
2
32 6
2013 2014 891 799 2996 data belum tersedia 1,02 data belum tersedia 2 data belum tersedia
2015 701
70 62 586,0 data belum 20 tersedia 3,3 data belum tersedia 17 data belum tersedia 8 data belum tersedia
25
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (data per Desember 2015)
1800 1600 1400 1200 1000
A. Ternak Sapi Potong
800
B. Ternak Sapi perah
600 400 200 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 29. Potensi Ternak Sapi di Kota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta
55
5108 -1115 1
44.65 -59.68 13 4.96
SIPD Kota Surakarta Tahun2015 Produksi ternak di Kota Surakarta
ayam ras ayam sayur kambing domba
Gambar 30. Perbandingan volume produksi ternak di Kota Surakarta
B. Pertambangan dan Energi Kebutuhan akan energy masyarakat Kota Surakarta sebagian besar berupali strik dan bahan bakar minyak (BBM). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mampu memberikan pelayanan bagi seluruh rumah tangga dan perusahaan yang ada wilayah di Surakarta. Jangkauan pelayanan listrik telah mencapai 144.151 RT atau sekitar 97%. Sedangkan kebutuhan BBM dapat diperoleh di agen elpiji dan SPBU. Tahun 2015 agen elpiji berjumlah11 buah naik 100% dan depo minyak tidak ada, ini disebabkan karena program pemerintah yang mengkonversi pemakaian bahan bakar dari minyak tanah ke gas. Selain itu juga karena tingginya harga minyak tanah sehingga gas menjadi alternative pengganti karena harganya terjangkau. SPBU di Kota Surakarta berjumlah 17 unit yang tersebar di 5 wilayah kecamatan.
Bappeda Kota Surakarta
56
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan Lingkungan hidup bagi masyarakat kota sudah menjadi kebutuhan pokok. Disamping sebagai penyeimbang pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kota, juga sebagai sarana rekreasi keluarga, tempat olah raga, dan kegiatan sosial. Kota Surakarta memiiiki area hijau berupa taman/ hutan kota sebagai parupacu kota dengan luas 3,45 Ha. Luas taman ini jika dibandingkan dengan luas total kota Surakarta (44.040 Ha) hanya sebesar 0,0078%. Dengan nilai persentase ini terlihat sangat kecil, karena itu tentunya dengan kecilnya lahan hutan kota perlu
kesadaran
oleh
masyarakat
kota
untuk
berpartisipasi
membantu
menghijaukan kota dengan cara menanam pohon besar / keras di halaman rumah, di kantor maupun di tempat usaha. Sebagai kota budaya Surakarta memiliki tempat cagar budaya sebanyak 70 buah. Cagar budaya merupakan salah satu daya tarik baik bagi wisatawan maupun investor. Oleh karena itu, cagar budaya perlu dipelihara dan dirawat sebaikbaiknya untuk diwariskan kepada anak-cucu sebagai generasi penerus bangsa. Sisi lain dari lingkungan hidup adalah kualitas lingkungan yang mencakup udara, tanah, dan air. Kasus pencemaran di Kota Surakarta pada tahun 2015 tidak mengalami perubahan. Jika pada tahun 2011 terjadi 7 kasus pencemaran udara, tahun 2012 dan tahun 2013 menjadi 3 kasus pencemaran udara. Tetapi untuk kasus pencemaran air naik dari 1 kasus di tahun 2011 menjadi 2 kasus di tahun 2012 dan tahun 2013. Untuk pemanfaatan ruang, kawasan industri mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kenaikan ini juga diikuti dengan kenaikan industri yang telah memiliki Amdal. Sementara itu, tanah yang bersertifikat di wilayah Kota Surakarta dengan berbagai jenis status kepemilikan menurut Badan Pertanahan Kota Surakarta Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Bappeda Kota Surakarta
57
SIPD Kota Surakarta Tahun2015
Tabel 27. Status Kepemilikan Tanah No 1
Status Kepemilikan
Tahun
buah
10.171
buah
2011 122.216
2012 126.459
20.973
10.628
10.904
10.904
-
-
-
-
1.638
1.656
1.682
1.682
3
HakMilik Hak guna Bangunan Hak Guna Usaha
4
Hak pakai
5
Hak Pengelolaan
-
-
-
-
6
Hak Tanggungan
-
-
15.017
15.017
15.017
7
Wakaf
467
489
502
502
502
2
10.082
buah 1.512
1551
buah buah
18.621 537
Sumber : BPN Kota Surakarta (data per Desember 2015)
Bappeda Kota Surakarta
Ket
2013 2014 2015 126.459 123.439 126.296
2010 131.989
58
buah buah