Teory Pemasaran Leader Society Recrutment Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang Perspektif Etika Bisnis Islam
A. Latar Belakang Perkembangan system dan praktik ekonomi syariah mulai terlihat marak di tanah air lebih kurang dekade terakhir. Perkembangan ini tidak terlepas dari alasan pokok keberadaan system ekonomi syariah, yaitu keinginan masyarakat muslim menjalankan Islam secara kaffah. Islam adalah agama yang komprehensif (universal), yang memberikan tuntunan hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk tuntunan dalam transaksi dan kegiatan ekonomi yang menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Pengembangan ekonomi dan bisnis syariah atau bisnis Islami telah diadopsi ke dalam kerangka besar kebijakan ekonomi di Indonesia dewasa ini. Hal tersebut dipelopori oleh Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan di tanah air, dengan menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dualbanking system dan mendorong pangsa pasar bank- bank syariah yang lebih luas sesuai cetak biru perbankan syariah (Bank Indonesia, 2002).1 Momen penting yang dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia adalah dari pengalaman selama krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997/ 1998. Ternyata fakta menunjukkan bahwa perbankan syariah tidak terseret badai krisis dan menjadi salah satu sektor perbankan yang tidak perlu dilakukan rekap ulang. Atas prestasi ini akhirnya pemerintah benar- benar meyakini bahwa lembaga keuangan syariah dapat diandalkan sebagai bagian dari system ekonomi dan perbankan nasional. Keyakinan pemerintah ini diwujudkan dengan memasukkan perbankan syariah pada Undang- Undang No.2 tahun 1992 tentang perbankan. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang- Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang- undang 1
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ( Bandung : Alfabeta, 2009),258.
tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis- jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank- bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi para stafnya.Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam intitusinya.2 Dalam mencapai kemakmuran secara individu maupun kemakmuran masyarakat, dapat ditempuh melalui bisnis, karena bisnis merupakan bagian dari ekonomi untuk mencapai kebutuhan dengan memperhatikan kepuasan diri dari pemakainya. Secara singkat dapat dikatakan bisnis merupakan unit ekonomi atau kesatuan organisasi ekonomi.3 Sebagai agama rahmat lil’ alamin yang bersumber pokok dari ajaran wahyu, sudah barang tentu menjadikan etika (akhlak) sebagai urat nadi dalam segala aspek kehidupan seorang Muslim. Terlebih lagi Islam mengajarkan ketinggian nilai etika tidak saja secara teoritis yang bersifat abstrak, namun juga yang bersifat aplikatif.4 Bagaimanapun perilaku mencerminkan akhlak (etika) seseorang. Atau dengan kata lain, perilaku berelasi dengan etika. Apabila seseorang tata pada etika, berkecenderungan akan menghasilkan perilaku yang baik dalam setiap aktivitas atau tindakannya, tanpa kecuali dalam aktivitas bisnis. Perlu disadari bagaimanapun dalam dunia usaha (bisnis) mau tidak mau akan muncul masalahmasalah etis itu sudah barang tentu harus dicarikan jalan keluarnya, terlebih lagi secara realitas, dunia usaha di tanah air masih memandang etika bisnis sebagai sesuatu yang asing, yang sulit di tempatkan ke dalam dunia bisnis sehari- hari.
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke Praktik ( Jakarta : Gema Insani Press, 2001),26 3 Ismail Nawawi, Isu Nalar Ekonomi Islam (Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya, 2013),381. 4 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis (menangkap spirit ajaran langit dan pesan moral ajaran bumi). (Jakarta : Penebar Plus, 2012),31. 2
Perusahaan adalah organisasi atau badan yang bertujuan mendapatkan keuntungan (profit oriented). Keuntungan tersebut berasal dari masyarakat (mitra bisnis). Dan itulah sebabnya kepentingan pelanggan atau masyarakat juga harus diperhatikan oleh perusahaan.5 Tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mengunggulkan segala kemampuannya dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan. Setiap kegiatan tersebut memerlukan sebuah konsep pemasaran yang mendasar agar efektif dan efisien sesuai dengan orientasi perusahaan terhadap pasar.6 Perlu disadari bagaimanapun dalam dunia usaha (bisnis) mau tidak mau akan muncul masalah- masalah etis dan masalah- masalah etis itu sudah barang tentu harus dicarikan jalan keluarnya. Terlebih lagi secara realitas, dunia usaha di tanah air masih memandang etika bisnis sebagai sesuatu yang asing, yang sulit ditempatkan ke dalam dunia bisnis sehari- hari.7 Dalam praktik bisnis ada beberapa nilai etika Islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan suksesnya bisnis yaitu konsep Iman, Islam dan Ihsan dalam bisnis. Aplikasi Iman dan Islam dalam kehidupan bisnis adalah Ihsan bisnis.8 Dari pemaparan di atas tentang realita yang berkembang di masyarakat, maka hal tersebut melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “ Teory Pemasaran Leader Society Recrutment Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang Perspektif Etika Bisnis Islam”
B. Identifikasi dan Batasan Masalah Dari pembahasan latar belakang sebagaimana di narasikan di atas, dapat diidentifikasikan masalah dan kemudian ditentukan fokusnya sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah
5
Hasan Aedy, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam ,(Bandung: Alfabeta, 2011),91. Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah,(Bandung : Alfabeta, 2009 ),257. 7 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis (menangkap spirit ajaran langit dan pesan moral ajaran bumi). (Jakarta : Penebar Plus, 2012),30. 8 Ismail Nawawi, Isu Nalar Ekonomi Islam, (Sidoarjo :Dwiputra Pustaka Jaya, 2013), 421. 6
Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam latar belakang sebagai berikut : a. Bank Syariah sebagai lembaga keuangan sangat di harapkan mampu memacu perekonomian ummat. b. Strategi Pemasaran (marketing) yang di lakukan oleh Bank Syariah Mandiri cabang Malang. c. Implementasi Etika Bisnis Islam pada pemasaran produk di Bank Syariah Mandiri cabang Malang. d. Pembudayaan nilai- nilai syariah pada pemasaran di Bank Syariah Mandiri cabang Malang. e. Sistem pelayanan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri cabang Malang. 2. Fokus Masalah Dari identifikasi masalah dapat ditentukan focus masalah penelitian sebagai berikut : a. Strategi Pemasaran (marketing) yang di lakukan oleh Bank Syariah Mandiri cabang Malang. b. Implementasi Etika Bisnis Islam pada pemasaran produk di Bank Syariah Mandiri cabang Malang. c. Pembudayaan nilai- nilai syariah pada pemasaran di Bank Syariah Mandiri cabang Malang.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah yang dapat peneliti rumuskan antara lain : 1. Bagaimana strategi pemasaran Leader Society Recruitment pada Bank Syariah Mandiri cabang Malang ? 2. Bagaimana implementasi Etika Bisnis Islam pada pemasaran produk di Bank Syariah cabang Malang ? 3. Bagimana pembudayaan nilai- nilai syariah pada pemasaran di Bank Syariah Mandiri cabang Malang ?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui strategi pemasaran pada Bank Syariah Mandiri cabang Malang. 2. Mengetahui implementasi Etika Bisnis Islam pada pemasaran produk di Bank Syariah cabang Malang. 3. Mengetahui pembudayaan nilai- nilai syariah pada pemasaran di Bank Syariah cabang Malang.
E. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis Adapun temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian pada perbankan syariah. 2. Praktis Kegunaan hasil penelitian ini untuk mengevaluasi pengembangan pemasaran dan implementasi etika bisnis Islam, yang mana pada umumnya di dalam suatu perusahaan perbankan menggunakan strategi pemasaran dan pembudayaan nilai- nilai etika . Dan secara strategis dapat digunakan sebagai strategi pemasaran bisnis pada perusahaan perbankan. F. Kerangka Teoritik 1. Definisi Pemasaran/ Marketing Definisi secara social menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah “ menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Sedangkan definisi secara manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “ seni menjual produk”. Jadi, yang paling penting dalam sebuah
pemasaran pertama- pertama harus berhubungan dengan adanya pertukaran hak milik seseorang secara memuaskan. 9 Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan
inginkan
dengan
menciptakan,
menawarkan,
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.10 Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan- kegiatan usaha
yang
ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada, maupun pembeli potensial. Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses social yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan kepuasan yang optimal kepada pelanggan. 2.
Pemasaran jasa Mursyid (1997 : 116) mendefinisikan jasa sebagai kegiatan yang
dapat diidentifikasikan secara tersendiri, pada hakekatnya bersifat tidak teraba, untuk memenuhi kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain. Menurut Kotler (1997 :83) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
9
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah,(Bandung : Alfabeta, 2009 ),257. 10 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran edisi 12 julid 1. Terj. Benyamin Molan (Indonesia : PT Macanan Jaya Cemerlang, 2006 ).6
Tciptono (2000:6) menyatakan bahwa jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Berdasarkan pendapat- pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa jasa adalah setiap kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain dan tidak berakibat pemindahan hak milik benda. 3. Pengertian Pemasaran Bank Pengertian pemasaran bagi setiap perusahaan tidak ada perbedaan. Hanya yang menjadi masalah adalah penerapan pemasaran untuk setiap perusahaan. Bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, produk yang diperjual belikan merupakan jasa keuangan. Oleh karena itu, perlakuan pemasaran terhadap dunia perbankan pun sedikit berbeda dengan perusahaan lainnya. Secara umum pengertian pemasaran bank adalah : Suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah.11 Strategi pemasaran perbankan
hendaklah diimplementasikan
secara konsisten dan bijaksana, serta tetap berpegang teguh kepada ketentuan- ketentuan atau aturan main yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia.Manajemen perbankan harus menganut system manajemen terpadu dan terbuka dan tidak merugikan nasabah.12
1. Etika Bisnis Islam Dalam kehidupan sehari- hari, seringkali kita dengar tiga istilah yang sangat popular, yakni akhlak, moral dan etika.
11 12
Kasmir, Pemasaran Bank ( Jakarta : Prenada Media, 2004),63. M. Nur Rianto Al Arif, Dasar- dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung : Alfabeta, 2010),208.
Kata “Ethics” berasal dari bahasa Yunani “Etos “yang berarti karakter atau kebiasaan atau adat istiadat. Menurut Prof. Robert C. Solomon, ethics adalah karakter atau sikap atau kebiasaan seseorang atau kelompok. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk yang dianut masyarakat.Ada yang merupakan etiket artinya kumpulan tata cara dalam pergaulan. Kata Etiket berasal dari Perancis (etiquette) yang berarti kartu undangan. Akhirnya perkataan etiquette diartikan sebagai ketentuan yang mengatur tindak dan gerak manusia dalam pergaulan di masyarakat, seperti penampilan, cara berbicara, cara berpakaian, sopan santun dan lainlain.13 Dalam Islam, istilah yang paling dekat dengan istilah etika adalah “khuluq” sebagaimana yang tertera dalam surat al-Qalam, ayat 4, yang artinya : “ Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar- benar berbudi pekerti yang agung.” Perkembangan tentang pemikiran moral sekarang telah terarah kepada masalah- masalah konkret. Sejak akhir tahun 1960- an teori etika mulai membuka diri bagi topik- topik konkret dan actual sebagai objek penyelidikannya. Di Indonesia, studi tentang masalah- masalah etis dalam bidang ekonomi dan bisnis sudah mulai banyak dilakukan para ahli, termasuk mereka yang mempunyai minat dibidang ekonomi syariah.14 Nilai SDM dalam berbisnis lebih ditekankan pada peningkatan mutu akhlaknya. Ia harus dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi lingkungannya.15 Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Saw : “ Kamu tidak dapat memperoleh simpati semua orang dengan hartamu, tetapi kamu akan dapat memperoleh simpati dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.”(Hr Abu Ya’la dan Al- Baihaqi)
13
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar- dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung : Alfabeta, 2010),208. Muhammad Djakfar, Etika Bisnis (menangkap spirit ajaran langit dan pesan moral ajaran bumi). (Jakarta : Penebar Plus, 2012),31. 15 Yan Orgianus, Moralitas Islam dalam Ekonomi & Bisnis ( Bandung : Marja, 2012),54. 14
Dengan demikian Islam menuntut keseimbangan / kesejajaran antara kepentingan diri dan kepentingan orang lain, antara kepentingan si kaya dan si miskin, antara hak pembeli dan hak penjual dan lain sebagainya. Jadi sebenarnya perilaku yang etis itu ialah perilaku yang mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya. Definisi etika adalah model perilaku yang diikuti untuk mengharmoniskan hubungan antara manusia meminimalkan penyimpangan dan berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam praktik bisnis ada beberapa nilai etika Islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan suksesnya bisnis yaitu :16 1) Konsep Iman, Islam dan Ihsan dalam bisnis 2) Ketelitian dan keteraturan dalam bisnis 3) Hemat dalam bisnis 4) Kejujuran dan keadilan dalam bisnis 5) Kerja keras dalam bisnis Berbisnis secara etis sangat perlu dilakukan karena profesi bisnis pada hakekatnya adalah profesi luhur yang melayani masyarakat banyak. Usaha bisnis berada ditengah- tengah masyarakat, mereka harus menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. Caranya ialah menjalankan prinsip etika bisnis. Dalam etika bisnis Islam mengandung beberapa etika yang harus di terapkan yaitu : 1) Theistis ( Rabbaniyah ) 2) Etis (Akhlaqiyah) 3) Realistis (Al- Waqiiyyah) 4) Humanistis ( Al -Insaniyah) Setiap pelaku bisnis pasti mendambakan keuntungan, kelangsungan usaha dan jaringan yang luas. Pelaku bisnis yang demikian akan berkembang kuat dan stabil. 16
Ismail Nawawi, Isu nalar Ekonomi Islam, ( Sidoarjo : Dwiputra Pustaka Jaya, 2013), 421-423.
Inilah prinsip- prinsip utama yang harus diaplikasikan oleh sang pelaku bisnis :17 a. Memuliakan pelanggan atau mitra bisnis sebagai saudara b. Menawarkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat c. Menawarkan barang atau jasa yang mendorong produktivitas d. Menawarkan barang bersaing sehat dengan pelaku bisnis lainnya e. Menawarkan barang dan jasa yang halal (mubah) f. Menawarkan barang dan jasa yang berkualitas g. Menawarkan barang dan jasa yang tidak merusak lingkungan h. Mewarkan barang dan jasa yang bermanfaat social, bukan hanya menguntungkan secara pribadi i. Menawarkan produk dan cara kerja yang menghemat sumber daya dan tidak menimbulkan maksiat.
G. Penelitian Terdahulu Sebelum pembahasan desertasi ini lebih mendalam, penulis mencoba mengkaji karya- karya desertasi/ penelitian terdahulu dengan tema serupa tetapi lain pembatasan masalahnya atau objeknya sama yaitu penelitian yang ditujukan pada BSM Mandiri cabang Malang tetapi temanya berbeda. Ada beberapa desertasi atau penelitian yang temanya mendekati dengan penelitian penulis dan desertasi yang ditujukan pada BSM Mandiri cabang Malang sebagai objek penelitian, antara lain : 1.
Penelitian yang berkaitan dengan pemasaran bank syariah yaitu penelitian yang tulis oleh Nur Asnawi yang menekankan pada pembudayaan nilainilai syariah pada Bank Muammalat Indonesia cabang Malang.
17
Hasan Aedy, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam (Bandung : Alfabeta,2011),72-79.
2.
Penelitian lain yang berkaitan dengan pemasaran yaitu penelitian yang di tulis oleh Aji Damanuri dalam desertasi tahun 2002, yang memfokuskan pada penerapan strategi pemasaran yang didasari oleh rasa amanah dan kehati- hatian.
3. Jurnal yang di tulis oleh Moh Nasuka dengan judul “Etika Pemasaran Berbasis Islam, Analisis Terhadap Bauran Pemasaran (Marketing Mix)”. Artikel
ini membahas tentang konsep etika pemasaran Islam, yang
berlandaskan pada al- Qur’an, tidak memperbolehkan praktik yang serampangan
berdasarkan
kehendak
pelaku
bisnis
dan
lebih
mengedepankan asas maksimalisasi manfaat, ketimbang keuntungan.18 Adapun perbedaan desertasi ini dengan desertasi- desertasi yang ada diatas adalah penulisan desertasi ini lebih difokuskan pada pemasaran Lider Society Recrutment Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang Perspektif Etika Bisnis Islam”. H. Metoda Penelitian 1. Setting, Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Syari’ah Mandiri (BSM) cabang Malang.Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,di mana peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang berupa katakata yang diperoleh selama mengadakan pengamatan dan wawancara dengan sejumlah informan. karena fenomena yang dikaji bukan bersifat eksternal namun berada pada masing- masing individu.
18
Moh. Nasuka, Etika Pemasaran Berbasis Islam, Analisis Terhadap Bauran Pemasaran (Marketing Mix)”. Mukaddimah, Vol.17, No 1, 2011,1.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong, dikemukakan bahwa
metodologi
kualitatif
adalah
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati Sejalan dengan konsep tersebut, Creswell (1998) mengemukakan “qualitative research is an inquiry process of understanding based on district methological traditions of inquiry that explore social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in natural setting “, (penelitian kualitatif adalah proses penyelidikan pemahaman berdasarkan tradisi methological berbeda penyelidikan yang mengeksplorasi masalah social atau manusia. Peneliti membangun gambaran, komplek holistic, menganalisa kata- kata, melaporkan pandangan informan rinci, dan melakukan penelitian dalam pengaturan alam)19Penyajian secara terperinci mengenai fenomena yang factual merupakan karakteristik dari penetian ini.
2. Tenik Pengumpulan Data dan Informasi Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. a. Observasi Secara etimologi pengertian observasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat. Sedangkan secara terminology observasi di definisikan dengan diformulasikan yang berbeda- beda oleh para ahli. Menurut Syaodih N (2006 :220) observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Aswasilah C (2003 :211) menyatakan bahwa, observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk memperoleh 19
Ismail Nawawi, Metoda Penelitian Kualitatif (Jakarta :Dwiputra Pustaka Jaya,2012),68-69.
data yang dikontrol validitas dan realibilitasnya. Pendapat lain di kemukakan oleh Nasution (2003:56) mengatakan bahwa observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui obsevasi. Dari semua pendapat tersebut terdapat satu kesamaan pemahaman bahwa observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Teknik observasi adalah tepat untuk mengungkap data penelitian karma ia memiliki alasan yang kuat seperti yang dikemukakan Guba dan Lincoln ( 1981 : 191-193) yaitu : 1) Teknik pengamatan di dasarkan pada pengamatan langsung. 2) Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, mengetahui perilaku dan peristiwa karma mengetahui kejadian yang sebenarnya. 3) Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Marshal (1995) menyatakan bahwa “ through observation learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dengan demikian dapat dikatakn bahwa ruang lingkup observasi berada pada data/ informasi yang diungkap dari perilaku yang nampak yang memberikan makna tersendiri. Dalam kaitan ini Nasution (2003:57) menyatakan bahwa dalam tiap pengamatan harus selalu kita kaitkan dua hal, yakni informasi (misalnya apa yang terjadi) dan konteks (ha-hal yang berkaitan di sekitarnya).20 20
Ismail Nawawi, Metoda Penelitian Kualitatif (Jakarta :Dwiputra Pustaka Jaya,2012),68-69.
Dalam melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri cabang Malang, peneliti melakukan pengamatan pada setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran, dan mengamati bagaimana pelayanan yang dilakukan terhadap nasabah yang datang. Jadi dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai key instrumen.
b. Wawancara Secara konseptual wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih yang pertanyaan diajukan oleh peneliti pada subyek, atau informan, sumber, atau responden penelitian untuk mendapatkan jawaban.21 Dalam penelitian kualitatif dibedakan dalam wawancara mendalam dan wawancara bertahap masing- masing dijelaskan dibawah ini : 1) Wawancara mendalam Mc. Millan dan Scumacher (2001-443) menjelaskan bahwa, wawancara yang mendalam adalah tanya jawab yang terbuka untuk
memperoleh
data
tentang
maksud
hati
partisipan
sebagaimana menggambarkan dunia mereka dan bagaimana mereka menjelaskan atau menyatakan perasaannya tentang kejadian- kejadian penting dalam hidupnya. Stainback (1988) mengemukakan bahwa, interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon (dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal- hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. 2) Wawancara bertahap Sifat wawancaranya tetap mendalam tetapi dipandu oleh pertanyaan- pertanyaan pokok. Istilah lain dari bertahap bisa
disebut
wawancara dengan merujuk
pada
pokok- pokok
wawancara.22 Dalam melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri cabang Malang, peneliti melakukan wawancara secara mendalam dan wawancara bertahap kepada beberapa informan, yaitu khususnya kepada devisi marketing dan kepada devisi kepegawaian.
3. Teknik Analisis Data Secara konseptual analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan dan materi- materi lain yang telah dikumpulkan untuk peningkatan pemahaman mengenai materi tersebut dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditentukan kepada orang lain. Tugas analisis data adalah menafsirkan dan membuat makna materi- materi yang telah dimunculkan sebagai tugas monumental ketika seseorang untuk pertama kali melibatkan penelitian (Bogdan dan Biklin Sari Konnop,2002). Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam- macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh atau cukup. Stainback, mengemukakan bahwa “ Data analysis is critical to the qualitative research process. It is recognition, study and understanding of interrelationship and concept in your data that hypotheses and assertions can be developed and evaluated”. Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif data, sehingga hipodesertasi data dikembangkan dan dievaluasi. Dalam penelitian ini proses analisis data menggunakan model analisis yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982). Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan mengatur 22
Ismail Nawawi, Metoda Penelitian Kualitatif (Jakarta :Dwiputra Pustaka Jaya,2012),68-69.
secara sistematis transkrip interview, catatan lapangan dan bahan- bahan lain yang ditemukan di lapangan. Kesemuanya itu dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman (terhadap sesuatu fenomena) dan membantu untuk mempresentasikan temuan penelitian kepada orang lain. Bogdan & Biklen (1982) memberikan rambu- rambu dalam kita melakukan analisis data diantaranya : 1) Membuat catatan dan komentar terhadap data mentah (observer comments 2) Membuat memo atau rangkuman data. Pada tahap ini secara reflektif peneliti membangun temuan “teori” dari data penelitian. 3) Menguji cobakan beberapa ide kepada subyek peneliti atau key informan.maksudnya untuk mendapatkan sejumlah informasi baru dan atau suatu reaksi atas data yang ditemukan. 4) Mengkaji literature pada saat analisis data, seiring dengan itu lakukan analisis kritis bertolak dari teori – teori tersebut terhadap data- data empiris yang ditemukan. 5) Memanfaatkan berbagai metamorfora, analogi, dan konsep dalam analisis dan interpretasi data. I. Outline Penelitian HALAMAN JUDUL ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi dan Fokus Penelitian C. Rumusan masalah D. Tujuan Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Konsep pemasaran/ marketing B. Pemasaran Bank Syariah C. Produk- produk Bank D. Etika Bisnis Islam BAB III METODA PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Jenis dan Fokus Penelitian C. Sampel dan Informan Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Malang. B. Pemasaran produk- produk Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Malang. C. Implementasi Etika Bisnis Islam pada Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Malang. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari dan Priansa, Donni Juni, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung : Alfabeta, 2009. Aedy, Hasan, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, Bandung :Alfabeta, 2011. Djakfar, Muhammad, Etika Bisnis (menangkap spirit ajaran langit dan pesan moral ajaran bumi), Jakarta : Penebar Plus, 2012. Kotler, Philip, Marketing Manajemen.New Jersey : Prentice Hall, 2000. Kasmir. Pemasaran Bank ( Jakarta : Kencana, 2004 ), 136. Kotler Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran edisi 12 julid 1. Terj. Benyamin Molan,Indonesia : PT Macanan Jaya Cemerlang, 2006. Karim, Adiwarman, Bank Islam, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006. Muslihuddin, Muhammad, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 2004. M. Nur Rianto Al Arif, Dasar- dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung : Alfabeta, 2010. Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002. Muhammad, Ekonomi Islam, Malang : Empatdua, 2009. Nawawi, Ismail, Fiqih Muammalah, Surabaya : Putra Media Nusantara, 2010. Nawawi, Ismail, Metoda Penelitian Kualitatif, Jakarta : Dwiputra Pustaka Jaya, 2012. Orgianus, Yan, Moralitas Islam dalam Ekonomi & Bisnis, Bandung : Marja, 2012. P3EI, Ekonomi Islam, Jakarta :Rajagrafindo Persada, 2011. Syafi’I Antonio, Muhammad, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001. Wirdyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005. Yahya, Rizal dkk, Akuntansi Perbankan Syariah teori dan praktik kontemporer, Jakarta : Salemba Empat, 2009.