TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)
Keterangan: A = Agen (Agent) P = Pejamu (Host) L = Lingkungan (Environment) P
A
P
L (1)
P
L
L (2)
A
A
Teori John Gordon P
A
A
(3)
L
L
(4)
(5)
P
AGEN KIMIA Air Raksa (Hg) Aluminium (Al), Arsen (As), Timbal (Pb), Flour (F) Cadmium (Cd) Food additives Pestisida
AIR RAKSA (Hg) Metal yang menguap pada suhu kamar. Karena sifat fisik kimianya, merkuri pernah digunakan sebagai campuran obat. Banyak digunakan dalam industri pembuatan amalgam, perhiasan, fungisida, dll. Nilai ambang batas merkuri 0,001 mg/L. Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal, limpa dan tulang. Oleh tubuh diekskresikan lewat urine, feces, keringat, saliva dan air susu. Keracunan Hg menimbulkan gejala susuan syaraf pusat, gigi mudah lepas dan penyakit kulit. Merkuri berasal dari bahan makanan terutama ikan dan sumber bahan pencemar lingkungan lainnya
ALUMINIUM (Al) Aluminium (Al) adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak digunakan, sehingga terdapat banyak di lingkungan dan berbagai macam makanan. Sumber alamiah terutama adalah bauksit dan cryolit. Industri kilang minyak, peleburan metal, dan lain – lain. Dalam dosis tinggi Al dapat menimbulkan luka pada usus. Al juga dapat menimbulkan iritasi kulit, selaput lendir, dan saluran pernapasan. Pada standar kualitas air minum kadar maksimum Al yang diperbolehkan adalah 0,2 mg/L.
ARSEN (As) Metal yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat toksik. Berada di alam bersama-sama Cu. Bentuk kimia dari arsenik tergantung pada sumbernya (anorganik arsen berasal dari buangan industri, insektisida; organik arsenik berasal dari buangan industri, insektisida, aktivitas biologi di organik arsenik. Konsentrasi diatas 0,05 mg/l hendaknya ditolak secara mutlak. Konsentrasi di atas ambang ini menimbulkan keracunan, efek kronis, bahkan karsinogenik pada beberapa kontak dengan makanan dan lain-lain. Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, koma dan dapat menyebabkan kematian. Secara kronis dapat menimbulkan anorexia (kelainan psikis kurang nafsu makan ), kolik, mual, pendarahan ginjal dan kanker kulit.
TIMBAL (Pb) Metal berwarna kehitaman, bersifat racun sistemik. Konsentrasi di atas 0,05 mg/L harus ditolak. Keracunan yang ditimbulkan oleh logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh yang dapat melalui makanan, minuman, udara dan perembesan atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit. Sebagian Pb yang terhirup akan masuk ke dalam pembuluh darah paru-paru. Tingkat penyerapan itu sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel senyawa Pb yang ada dan volume udara yang mampu dihirup pada saat bernapas. Keracunan yang disebabkan oleh logam Pb dalam tubuh dapat mempengaruhi organ-organ tubuh antara lain sistem saraf, ginjal, sistem reproduksi, sistem endokrin dan jantung. Logam Pb dapat menyebabkan gangguan pada otak, sehingga anak mengalami gangguan kecerdasan dan mental (Misal: Penyakit minamata)
FLUOR (F) Senyawa fluor, merupakan halogen yang sangat reaktif, karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa. Pada kadar 8 – 20 mg/L merusak sistem tulang pada manusia. Pada umur 20 tahun ke atas menyebabkan “Crippling Fluorisis” yaitu gigi rapuh dan mudah patah. Kadar 2250 – 4500 mg/L merupakan lethal dose. Fluorida anorganik bersifat lebih toksik dan iritan daripada yang organik. Keracunan kronis menyebabkan orang menjadi kurus dan pertumbuhan tubuh terganggu.
CADMIUM (Cd) Metal berbentuk kristal putih keperakan. Didapat bersama-sama dengan Zn, Cu, Pb dalam jumlah kecil. Cadmium memiliki toksik yang sangat tinggi dan pernah diimplikasikan melalui beberapa kasus pada makanan. Sedikit Cadmium dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal manusia. Cadmium juga dapat menyebabkan kanker. Cadmium yang terkandung dalam air dapat dihasilkan dari buangan industri dan kerusakan pada pipa galvanis. Konsentrasi diatas 0,1 mg/l harus absolut ditolak.