tl72 (?ps/r TELAAH ATAS SANAD HADIS DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSYA.F "STUDI TENTANG KUAUTAS HADIS PADA AYAT-AYAT TAHUL" Tesis diajukan Kepada Sekolah Pasca Sarjana Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan gelar Master Oalam Bidang Tafsir Hadis
Oleh Nama
: Firdaus Hulwani
NIM
: 02.2.001.05.01.0125
Konsentrasi
: Tafsir Hadis
Di bawah bimbingan Dr. Hj. Romlah Abu Bakar Askar M.A.
I~ ~ . '~---~ ---.".. --v ~
if
l
J
KONSENTRASI TAFSIR HA01S"-"" SEKOLAHPASCA SARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2007M
. ""'~"." ..•
5URAT PERNYATAAN
{ang bertanda tangan di bawah ini: \lama
: Firdaus Hulwani
fempat/TgI. Lahir
: Jakarta, 17 Mei 1975.
\lomor Pokok
: 02.2.001.05.01.0125
Program
: Magister (52)
Konsentrasi
: Tafsir Hadis
Alamat
:JI. Mampang Prapatan 16 No.7 Rt. 01/03 Jak-Sel
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa tesis yang berjudul " TELAAH ATAS SANAD HADIS DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSYAF "STUDI TENTANG KUALITAS HADIS PADA AYAT-AYAT TAHLIL" adalah karya penulis sendiri,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila di dalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan, sepenulmya menjadi tanggung jawab penulis. Demikianlah surat pernyataan ini
dibuat oleh
penulis dengan
sesungguhnya.
Jakarta, 31 Agustus 2007 Pe
irdaus Hulwani
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN TESIS TELAAH ATAS SANAD HADIS DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSyAF "STUDITENTANG KUALITAS HADIS A
PADA AYAT-AYAT TAHLIL" Dipersiapkan dan disusun oleh:
Firdaus Hulwani Telah diujikan dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah Sekolah Pasca Sarjana urN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2007 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Agama Islam Strata 2 (S.2) dalam bidang Tafsir Hadis.
Susunan Dewan Penguji Dewan penguji
(Prof. Dr. Hasanuddin AF, M.A.) Penguji II
(Dr. Hj. F MAli Sibromalisi M.A.)(Dr. Hj. Romlah Abu Bakar Askar M.A.) Penguji III Pembimbing dan Penguji
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan Fonern konsonan bahasa Arab, yang dalam sistern tulisan Arab dilambangkan dengan hum£' sebagian dengan tanda dan sebagian lagi dengan huruf dan tanda sekaligus, sebagai berikut : HurufArab
Nama
HurufLatin
Nama
\
alif
-
-
y
ba
b
be
0
ta
T
te
Q
sa
ts
Tse
C
jim
j
Je
C
ha
h
C
kha
kh
ka-ha
~
dal
d
de
~
dza
z
ze
ra
r
er
ha dengan garis dibawah
)
""
J
zai
z
zet
u"
sin
s
es
J'
syin
sy
es-ye
r./'
sad
sh
sha
uP
dad
dh
dha
.1
ta
th
tha
j;,
Za
zh
zha
l
'ain
,
Koma terbalik
l
Ghain
gh
ge
J
Fa
f
ef
J
Qaf
q
ki
.:J
Kaf
k
ka
J
Lam
1
el
i
Mim
m
em
diatas
.)
Nun
n
en
)
Waw
w
we
'"
Ha
h
ha
0
Harnzah
,
<..?
ya'
y
ye
TandaVokal
Nama
HurufLatin
Nama
-
Fathah
a
-
-
Kasrah
i
I
-
Dammah
u
U
Nama
HurufLatin
Nama
Fathah dan ya
Ai
a-i
apostrof
2. Vokal a. Vokal tunggal
b. Vokal Rangkap
Tanda <..?
)
Contoh:
,
Fathah dan wau
Au
a-u
Haula = Jy-
Kaifa= 4
c. Vokal Panjang (maddah) Tanda
Nama
Huruf Latin
u
Fathah dan alif
-
Fathah dan ya
-
Kasrah dan ya
-
IS
<$
a dengan garis diatas a dengan garis diatas i dengan garis diatas u dengan garis
-
Darnmah
)
Nama
diatas
Contoh:
QUa
-
JJ
Rama - L5'J
Qala
- Ju
Yaqulu - Jyi.J
3. Ta' Marbutah a. Transliterasi ta' marbutah adalah "t" b. Transliterasi ta Marbutah mati adalah "h" c. Jika ta Marbutah diikuti kata yang menggunakan kata sambung "-" ("al")
dan
bacaannya
terpisah,
ditransliterasikan dengan "t"
maka
Ta
Marbutah
tersebut
Contoh:
ralldhat al-athfdl 0. Jr11:i..:.J..u1 .
al-madinah al-mllnawwarah thalLUlh
4. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydid) Transliterasi Syaddah atau tasydid dilambangkan dengan huruf yang sarna, baik ketika di awal atau akhir kata.
Contoh:
Jj;
= nazzala
fiJI = al-birrn
5. Kata Sandang "al" Kata sandang "JI " ditransliterasikan dengan "al" diikuti dengan tanda penghubung "-", baik ketika bertemu huruf qamariyah maupun huruf syamsiyah. Contoh: ~I =
al-Qalamll
~I = al-SyamslI
6. Huruf Kapital Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri dan sebagainya, seperti ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama
diri tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali jika terletak pada permulaan kalimat. Contoh:
Jr) ':1\ 0
\.. J
= Wa mil Muhammadun illil rasUl
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah Swt, alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademik pada Program Tafsir Hadis Sekolah Pasca Sarjana Universitas \
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk memperoleh gelai master S2 pada bidang Tafsir Hadis. Berkenaan dengan selesainya penulisan tesis ini, maka dengan rasa syukur serta hormat penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan, birnbingan, dan pengarahan serta dukungan
moril
dan
materil.
Dan dalam kesempatan
ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Azyuimardi Azra M.A. selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Hi. Dr. Romlah Abu Bakar Askar M.A. selaku Dosen Pembimbing I, yang tidak ada henytinya
memberikan saran, dorongan dan
bimbingannya selama ini 4. Ayahanda tercinta, Bapak (AIm) H. Hulwani dan Ibunda tersayang, (AImh) Ibu Hi. Munawwarah dan Bapak H. Yusuf Hamdani dan Ibu Hi. Aslamah yang telah memberikan kasih sayang yang tiada hingga dan do'a kan ananda selalu. 5. Istriku tercinta Fadilah SEi, tak Iupa untuk putriku tersayang Arfah Haqqani. 6.
Nenek Hi. Khadiiah dan keluarga H. Sya'rani, terimaksih atas doanya.
7. Bapak H. Ali Nurdin MP.d. dan keluarga, terimakasih atas segala arahannya selama ini. 8. Guru-guruku di Sekolah Pasca Sarjana, Pesantren dll, yang teIah mendidik penulis dengan kesabaran dan kasih sayangnya. 9. Kakak-kakakku serta adik-adikku tercinta, A. Hakim serta keluarga (AIm) H. Hulwani dan H. Yusuf Hamdani, terimakasih atas segala dukungan dan semangat serta canda yang selaIu memberikan inspirasi.
10. Para petugas perpustakaan Pasca Sarjana, dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhir kata, penuIis berharap penulisan tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama kawan-kawan di urN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Jakarta, 31 Agustus 2007
Penulis
Daftar lsi
HALAMAN JUDUL
i
SURAT PERNYATAAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
v
KATA PENGANTAR
xi
DAFTAR lSI
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah
8
1.3 Penelitian Terdahulu/Kajian Pustaka Yang Relevan
10
1.4 Tujuan Penelitian
15
1.5 Manfaat/ Signifikansi Penelitian
15
1.6 Metode Penelitian
16
1.7 Sumber Data Yang Digunakan
24
1.8 Sistematika Penelitian
24
AL-ZAMKSYARI bAN KEHIDUPANNYA
27
2.1 Masa Keci!, Keluarga dan pendidikan al-Zamakhsyari..
27
2.2 al-Zamksyari dan Karya-karyanya
30
? ." Profil T~f
44
BAB II
2.4 Tanggapan Ulama Terhadap Tafsir nl-Knsysyr'if
BAB III TAKHRIJ HADITS
52
59
3.1 LataI' belakang pentingnya suatu penelitian hadis
60
3.2 Definisi dan Urgensi Takhrihj Hadis
68
3.3 Sejarah dan Perkembangan IImu Takhrij
69
3.4 Cara Mentakhrij Hadis
72
3.5 Aplikasi Takhrij Hadis
73
3.6 Kerangka Dasar dalam Penelitian Sanad yang digunakan 80 3.7 Langkah-langkah Kegiatan Penelitian sanad Hadis
84
BAB IV KUALITAS HADIS DALAM KIT AB TAFSIR AL-KASYSyAF ............................................................................................................ ~
4.1 al-Fiitihah ayat 1-7)
88
4.2 Ikhliish 1-4
117
4.3 al-Falaq 1-5
123
4.4 al-Niis 1-6
131
4.5 al-Baqarah 1-5
134
4.6 al-Baqarah 163
162
4.7 al-Baqarah 255
162
4.8 al-Baqarah 284, 285,286
164
4.9 Hud 73 410~1-Ahzab
'" 33 dan 56
181 181
BAB V
4.11 Ali Imran 173 dan al-Anfal40
189
KESIMPULAN DAN PENUTUP
191
5.1 Kesimpulan 5.2 PENUTUP .. .. __ .. DAFTAR PUSTAKA
_ .. _.. _
_.. __ .. _
..
.. 191 193 195
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Agama Islam memiliki dua sumber pijakan yaitu al-Qur'an dan Hadis. al-Qur'an adalah kitabullah yang diyakini umat Islam telah terjamin keotentikannya. la diturunkan secara mutawatir. Sementara otentisitas Hadis tidak demikian. Dalam kualitas Hadis, ada yang shabJh,
!lasan, dha'if, bahkan ada yang maudlul' alias palsu. Para pakar agama Islam terkemuka mulai dari salaf maupun khalaf, tidak pernah mengangkat isu permasalahan tentang keotentikan al-Qur'an sebagai sumber ajaran Islam. Tetapi, menanggapi hadis-yang diposisikan sebagai peringkat kedua setelah al-Qur'an dalam sumber ajaran Islam-mereka berselisih. Banyak metode dan pendekatan yang dilakukan untuk menyaring hadis-hadis yang layak dijadikan sandaran hukum
Islam.
Di
antaranya
adalah
kodifikasi
hadis
dengan
mencantumkan sanad-sanadnya, menulis kitab-kitab biografi para rawi, mengumpulkan data-data yang menjadi pijakan dalam kritik sanad dan kritik matan. Usaha-usaha tersebut tentunya dilakukan karena Hadis Rasulullah Saw itu sebagai pedoman hidup yang utama setelah al-Qur'an. 1 Tingkah laku
yang
tidak
dijelaskan
hukumnya,
tidak
diterangkan
cara
mengamalkannya, tidak diperincikan menu rut petunjuk dalil yang masih utuh dan tidak dikhususkan menurut petunjuk ayat yang masih mutlak dalam al-Qur' an, hendaklah dicarikan p'enyelesaiannya da'1am al-Hadis.
1 1-1-\ h
10
Ibn' Ala al-Mubarokafiirl, TlllJfall al-Ab.wadzi, (ttp: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah,
2
Prof. Dr. 'Abd Wahhilb Khalilf, menyebutkan sedikitnya ada tiga peranan penting Hadis terhadap al-Qur'an2 ; 1. Ada kalanya Hadis berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam al-Qur'an. Dengan demikian, hukum tersebut mempunyai dua sumber dan terdapat pula dua daHl. Yaitu daliJdaHl yang disebut di dalam al-Qur' an dan dalil-daHI penguat yang datang
dari
Rasul
Saw.
Seperti
hukum-hukllm
yang
memerintahkan mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan. Dan juga larangan-Iarangan, seperti larangan menyekutukan Allah, persaksian palsu, menyakiti kedua orang tlla, serta larangan lainnya yang ditunjllkan oleh al-Qur'an dan dikuatkan oleh Hadis. 2. Ada kalanya Hadis berfungsi sebagai penafsir atau perinci hal-hal yang disebut secara mujmal (umllm) di dalam al-Qur'an, atau memberikan taqyfd terhadap hal-hal yang terdapat di dalam alQur'an secara mutlzlale, atall memberikan talelzslzis terhadap ayatayat al-Qur'an yang 'am (umllm). Karenanya, ta/sir, taqyfd, talelzslzis yang datang dari Hadis itll memberikan penjelasan kepada makna yang dimaksud ayat-ayat yang ada di dalam al-Qur'an. Seperti Hadis yang menjelaskan tentang
tatacara mengerjakan shalat,
membayar zakat, dan melaksanakan haji ke Baitullah. Penjelasan itll ada lantaran al-Qur'an yang memerintahkan melaksanakan shalat, .menunaikan zakat, dan pergi keBaitullah, akan tetapi alQur' an tidak menjelaskan berapa bilangan shalat,
nishab llntuk
zakat dan manasile haji. Hadislah yang menjelaskan itu semua.
3
3. Ada kalanya Hadis menetapkan dan membentuk hukum yang tidak terdapat di dalam al-Qur'an, atau Hadis ini menetapkan hukum yang tidak disebutkan di dalam nash al-Qur'an. Di antara hukum-hukum ini adalah haramnya menyatukan wanita dengan bibi yang dijadikan istri secara bersama-sama, haramnya binatang buas yang mempunyai taring dan burung yang memiliki kuku tajam, haramnya mengenakan pakain sutera dan cincin emas bagi kaum lelaki.
Imam Syafi'i3 berkata : "Apn-npn ynng telnh ditetnpknn aleh Rnsul Snw,
ynng tidnk dijumpni di dnlnm nl-Qur'nn, mnkn itu menjndi ketetnpnn ynng snmn IJUkumnyn dengnn Ill/klml ynng ditetnpknn alell Allnll."4 Oleh karenanya Hadis menempati posisi yang sangat penting dan sh'ategis di dalam kajian-kajian keislaman 5 Dan ini diperkuat oleh firman-Nya sebagai berikut:
3Dialah Imam yang ilmunya memenuhi permukaan bumi. Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Idris bin 'Abbas bin Utsman bin Syiifi'i.. Ia dilahirkan di di Ghuzzah pada tahun 150 H. la sudah menghafal al-Qur'an pada usia tujuh tahun. AlSyiifi'i meriwayatkan hadis dari gurunya Imam Malik pemimpin penduduk Madinah pada waktu itu. Pada usia 13 tahun ia ,udah menghafal kitab al-Mllwattha' dalam tempo beberapa hari soja dan mengukuhkannya di depan Imam Malik. la juga meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, 'Abd Malik bin Majisyun, dan Muslim bin Khiilid. Masa pengembaraannya berakhir di Mesir. Ia wafat pada tahun 204 H. Lilzat, M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dall Pengalltar Ji"", Hadis, (Jakrta: Bulan Bintang, 1993), h. 315-316. 'Muhammad'Ajjaj aI-Khatib, US/1l11 al-Hpdfts '''UlI1mllh wa Musthalall"h, (Syiria: Dar al-Fikr, 1971), h. 49 5
Mundzer Sudarta dan Utang Ranuwijaya, JinJll Hadis, (Jakarta: _1_
........ ,.,.,..) \
L
.,
n.
Raja
,,
4
"Dan kami turunkan kepadamu al-Qur' an, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan." (al-Nahl/16: 44)
"Sebagaimana Kami telah mengutus rasul di antara kamu, yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu dan menyucikanmu serta mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah kepadamu, seraya mengajarkan pula kepadamu hal-hal yang belum kamu ketahui." (al-Baqarah/2: 151) Bukan itu saja Hadis sebagai sumber kedua setelah al-Qur' an, merupakan sumber peradaban, kebudayaan, keluhuran akhlak bagi seluruh manusia. Dan berpegang teguh atas al-Qur'an dan Hadis merupakan syarat yang mutlak demi tercapainya kesuksesan umat Islam. 6 Oleh karenanya, tidaklah mengherankan jika banyak kita temukan di dalam al-Qur'an, ayat-ayat yang memerintahkan kepada umat Islam untuk berpegang teguh kepada Hadis-hadis Nabi Saw, tentunya di samping al-Qur' an itu sendiri. Seperti terlihat dalam firman berikut ini:
"Siapa saja patuh kepada Rasul, berarti sesungguhnya ia telah patuh kepada Allah." (al-Nisa/4 : 80) J " J " " '" ( 7 ?\ ) I*li ~ ;...s-45G) Jy)l r-s-I;\ __
)
J
,..
::,.w
L.:;
"Hal-hal yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah hal itu, dan hal-hal yang dilarang oleh Rasul kepadamu maka tinggalkanlah hal itu." (al-Hasyr/59 : 7)
5
"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling dari pada-Nya." (alAnfill/8 : 20)
"Dan taatlah kalian kepada Allah, dan taatlah kalian kepada Rasul. Jika kalian berpaling (tidak mau menaatinya) maka sesungguhnya kewajiban Rasul kami hanyalah menyampaikan amanah dengan jelas." (al-Taghi\.bun: 12). Tidak diragukan lagi bahwa kitab-kitab Hadis adalah "gudang pengaman" terhadap Sunnah Nabi yang merupakan sumber pokok kedua bagi hukum Islam, di samping sebagai rujukan penting terhadap masalahmasalah Islam lainnya, seperti aqidah, syariah, dan kebudayaan; khususnya
pada
priode-priode
pertama.
Di
sini
jelaslah
betapa
pentingnya mempelajari Hadis-Hadis Nabi, sebab faidahnya tidak hanya terbatas pada satu bidang i1mu saja, tetapi mencakup seluruh aspek kebudayaan Islam. 7 Dari orientalispun tidak sedikit yang sudah banyak mencurahkan perhatiannuya terhadap kajian Hadis ini. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ignaz Goldzier di mana hasil penelitiannya dipublikasikan pada tahun 1890 dengan judul "MuilmnmedanisciJe studien ". Dan sejak saat itulah hingga kini, kitab itu dikalangan orang-orang orientalis dijadikan semacam "kitab suci" yang menjadi anutan penelitian lain 8
7 M. M. A'zhami, Dirdsd! Ff al-liadits al-Nabawi lOa Tdriklz Tadwinih, (Beirut: alMaktab al-Islami, 1980), Alih Bahasa oleh Ali Mustafa Yakub, Hadis Nabawi dall Sejarah Kodifikasillya, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 3
6
Selain itu, adalah Prof. Schact juga meneliti sumber-sumber Hadis fiqh (Hadis-hadis yang menjadi rujukan umat Islam) selama lebih dari sepuluh tahun. Hasil penelitiannya kemudian diterbitkan dalam sebuah buku berjudul "The Origins of Mohammadan Jurisprudence" . Prof. Schact berkesimpulan bahwa tidak ada satupun Hadis Nabi yang shahih (autentik), terutama Hadis-Hadis fiqh 9 Walaupun hasil penelitianpenelitian ini akhirnya banyak ditentang oleh pakar-pakar Hadis dari dunia Islam dan sekaligus mematahkan teori-teori mereka, karena membawa dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat Islam khususnya dapat merusak pandangan mereka tentang Hadis-Hadis Nabi. Bertolak dari pandangan orientaJis itulah, Hadis yang merupakan perkara yang sangat urgen dan mutlak sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi umat Islam yang tidak ternilai harganya harus terus dijaga dan dilestarikan sepanjang masa. Sehingga menggugah
penulis untuk
melakukan penelitian ini. Salah satu jalan dalam melestarikan Hadis-hadis Nabi tersebut, adalah dengan mengkaji serta meneliti kualitas Hadis-hadis, yang telah dijadikan rujukan para ulama terdahulu. Oi antara karya besar ulama terdahulu yang banyak menggunakan Hadis ialah Imam al-Zamaksyari dalam karyanya tafsir nl-Knsysynf1o
9
Yakub, Kritik Hadis h. 20-22
10 Menurut al-Harawl, Tafsir al-Kasysyiif merupakan kitab tafsir yang sangat tinggi nilainya. Tafsir-tafsir sesudahnya tidak ada satupun yang dapat menandinginya. Baik dalam keindahan maupun kedalamannya. Kalaupun ada, maka penyusunannya hanya mengutip apa adanya, tanpa mengubah sedikitpun baik susunan kata maupun kalimatnya. Tafsir alKasysyaf sangat terkenal di berbagai Negara dan menaburkan makna serta kandungan a1Qur1an dalam seHap kalbu insan yang membacanya. Ia bagaikan sinar matahari yang
1-
J~_._,-_._
1__ 1.. __ :
1 :1.._,-
"A •• l..~~~~ .... ...l u .. ",,;....... 1
f)..,.",h."l",.
nl_Tnrc'v
711n
nL
7
Walaupun al-Zamaksyari seorang pembela aliran Muktazilahl1 yang identik dengan sikap rasionalnya. Sehingga banyak ulama menggolongkan buku tafsirnya ini sebagai tafsir yang bercorak bi al-
ra'yi 12 . Tapi walaupun begitu, ternyata setelah penulis mengadakan penelitian awal, ternyata
al-Zamaksyari banyak menggunakan Hadis-
hadis Nabi sebagai penguat penafsirannya. Hal tersebut membuat penulis ingin lebih jauh lagi mengetahui sumber-sumber yang beliau jadikan rujukan dalam pengambilan Hadis. Karena walaupun dalam al-Kasysyiif banyak ditemukan Hadis, tapi ternyata tidak disebutkan sanad dan perawi dari Hadis-hadis tersebut. Sehingga orang-orang yang membaca kitab ini akan menjadi ragu, apalagi pengarangnya merupakan seoarang
Mu'tazili yang sangat dimusuhi oleh golongan ahli Sunnah. Walaupun kita maklumi, bahwa al-Zamaksyari memang bukan seorang ahli Hadis akan tetapi seorang ahli Bahasa Arab yang sangat terkenal. Beberapa contoh Hadis yang ada dalam kitab al-Kasysyiif penulis ketengahkan di bawah ini: Hadis pertama ialah hadis yang menerangkan surah al-Nas yaitu tentang keagungan surat itu, al-Zamaksyari menghadirkan sebuah hadis yang berbunyi:13
11
Menurut Musthafa aI-ShaWl al-Juwaini, al-Zamaksyari adalah seorang ulama
Muktazilah yang sangat fanatik dalam membela paham Muktazilah, sehingga penafsirannyasangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Muklazilah. Oleh karena itu, tafsirnya seakan-akan merupakan pembelaan terhadap mazhab Muktazilah. Lihat, Musthafa ai-Shawl al-Juwaini. Mal1haj al-Zamaksyarf /f Ta/sfr al-Qllr'al1 ai-Karim wa Bayal1 l'jazih, (Mesir: Dar alMa'arir, t.t.), h. 93. 12 Penilaian bahwa tasir IlI-Kasysyi1f termasuk kitab tafsir yang bercorak a/-la/sIr bi alra'yi diberikan antara lain oleh Muhammad Jjusein al-Dzahabi. Dalam mengelompokan kitab-kitab tafsir yang ada, al-Dzahabi mengelompokan Ill-Kilsysyaf dalam deretan kitab-kitab
tafsir yang dianggapnya bercorak II/·Iaf'fr 1>, al-I'Il"/i, Lihat, al-Dzahabl, al-Taf'ir, h, 255, 363. 13 Al-Zamaksyarl, Ta!'ir al-Kasysyaf 'al1 Haqaiq GhawaJllidh ai-Tanzi! wa 'Uy,111 alA _~_ •• ~l f!:III,.,;."';J~~' 'T'~I" .. N
rQ,..,; ...,,;~.
n:;. ...... 1 lI""h.h ",,1 T1.....,;,",,,,h 1QQI; 1I.1f\ T11'7 HI h
A1Q
8
"Telah diturunkan kepadaku dua surat yang belum pernah diturunkan seperti keduanya,. Kamu tidak akan pernah membaca dua surat yang lebih Allah cintai dan ridhai dari pada keduanya, yaitu alMu' awwiddzatain" Ketika al-Zamaksyari menyebutkan hadis ini, ia sama sekali tidak menyebutkan
sanad
maupun
perawinya
sama
sekali.
Ia
hanya
menyebutkan matannya saja, akan tetapi ini juga boleh jadi hanya sekedar potongan dari matan hadis yang panjang. Hadis kedua ialah hadis yang menerangkan tentang keagungan ayat Kursyi yaitu Surat al-Baqarah ayat 255. al-Zamaksyari menghdirkan sebuah hadis yang berbunyi1 4 :
Ketika menghadirkan hadis yang kedua ini, al-Zamaksyari juga tidak menyebutkankan sumber dari mana hadis ini didapatkan. Baik dari segi snad maupun perawi hadis itu sendiri. Melihat alasan-alasan di atas, maka penulis menganggap penting untuk mengkaji Hadis-hadis yang ada dalam kitab tafsir yang sudah sangat masyhur di kalangan umat Islam ini.
B. Permasalahan 1. Pembatasan MasaIah
9
Sebagaimana penulis ketahui, bahwa tafsir al-Kasysyfif ini berjumlah empat jilid. Hampir di setiap jilidnya terdapat Hadis-hadis yang sangat banyak. 15 Oleh karena itu, agar kajian tidak terlalu melebar dan lebih fokus maka dalam penelitian ini hanya akan membahas dan meneliti hadis-hadis yang menguatkan atau menerangkan keutamanan ayat-ayat tahlil. Ayat-ayat tersebut seluruhnya berjumlah 37 ayat, yang tersebar pada sembilan surat, dengan perincian: tujuh ayat pada surat al-FfitihalJ/1 (Yaitu ayat 1-7), empat ayat pasa surat al-lklzliislJ/112 (Yaitu ayat 1-4), lima ayat dalam surat al-Falaq/113 (yaitu ayat 1-5), enam ayat dalam surat al-
Nfis/114 (ayat 1-6), Sepuluh ayat dalam surat al-BaqaraIJj2 (ayat 1-5, 163, 255, 284 dan 285-286), satu ayat dalam surat Hiid/11 (ayat 73), dua ayat dalam surat al-Al1zdb/33 (ayat 33 dan 55), satu ayat dalam surat Ali
'imrfinj3 (ayat173) serta satu ayat dalam surat al-Anfiil;8 (ayat 40). Pembatasan masalah hanya pada ayat-ayat tahlil di atas didasarkan kepada beberapa hal: Peratama, hadis-hadis yang dikutip al-Zamaksyari dalam tafsir al-
Kasysydf cikup banyak. Hal ini cukup memenuhi syarat untuk penelitian ini. Kedua, ayat-ayat tahlil merupakan ayat yang sangat menarik untuk dikaji, karena sebagian masyarakat Indonesia menjadikannya bacan khusus pada waktu-waktu tertentu seperti malam jum'at atau pada acaraacara tertentu seperti acara kematian, khitanan, perkawinan dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya sumber baru atau tambahahan informasi ten tang makna dari ayat-ayat
15
Adapun kitab nl-Knsljsljaf yang akan penulis jadikan rujukan ialah kitab nl-
v . . ,'".. ,,~{ .. .,. ..... rr rlih"rh;f-L-""n ..... 1,,1-. nAy nl_Ttl/flll, nl_'llJ"illJllJh \l;:lna- rii rpt:lk
ni
Rpirflt ttlhlln
10
tahlil itu dari prespektif hadis menurut seorang Imam besar yang disebutsebut menganut faham Mutazilah. Tahlil sendiri ialah akronim dari kalimat Lfiilfillll Illfi Allfill. Kumpulan doa yang disusun oleh ulama yang terdiri dari ayat-ayat alQur'an dan Hadis-hadis Nabi saw. Itu dinamai Tahlil, karena uacapan Lfiilfiha Illil Allilh adalah ucapan yang termulia dari seluruh ucapan dan
zikir yang
dikenal
manusia.
"sesungguhnya
yang
paling utama
kuucapkan dan diucapkan oleh nabi-nabi sebelumku adalah Lfiililha Jllil Allfih. 16
Ketiga, dalam penelitian yang hanya memusatkan perhatian pada bagian tertentu dari kitab tafsir karya Imam al-Zamaksyari yang sangat luas, ini dapat dipandang sebagai penelitian awal untuk dilakukan penelitian pada bagian-bagian lainnya, yang pada gilirannya dapat menilai bagaimana keadaan dan kualitas Hadis-hadis pada kitab tafsir ini secara keseluruhan.
2. Perumusan Masalah Dari permasalahan di atas, sesuai dengan pembatasan masaIah, dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana keadaan sumber hadis dan kuaIitas sanad-sanad-nya yang dipergunakan al-Zamaksyari dalam menafsirkan ayat-ayat tahlil? b. Apakah ada ciri-ciri khusus hadis-hadis yang dipergunakan oleh al-Zamaksyari yang berbeda dengan hadis-hadis yang dikenal oleh kalangan aliJi Sunnali?
C. Penelitian Terdahulu yang ReIevan 1(,
~
•
r..
•
I
.... , . ,
I.
n
.
I
II
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
yang
relevan
yang
telah
dilakukan penulis, ditemukan bahwa terdapat beberapa literatur yang relevan yang membahas tokoh al-Zamaksyari dengan kitab tafsirnya, al-
Kasysyfif Kebanyakan Iiteratur-literatur itu menguraikan persoalan ini hanya secara sepintas dan diuraikan dalam bab atau fasal-fasal tertentu. Dilihat dari besar dan kecilnya bobot pembahasan mengenai hal ini yang diuraikan dalam buku-buku tersebut, maka literature-literatur itu dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok leteratur yang membahas masalah ini dalam bab-bab tertentu saja dan literature-literatur yang membahas masalah itu secara utuh dalam buku khusus. Literatur-literatur yang termasuk dalarn kelompok pertama adalah buku-buku berikut:
1. al-Tafsfr wa al-Mufassirun karya Muhammad Husain al-Dzahabi 2. Manfihij al-' Irffin karya Muhammad 'Abd al-'Azhim al-Zarqani, 3. I'jfiz al-Qur'fin Baina al-Mu' tazilah ll'a al-Asyfi'riyyah karya Munir Sulthan 4. Manfihij al-Mufassfn karya Muni" 'Abd al-Hallm Mahmud. 5. Wafayat al-A'yan, Jilid 5, karya Ibn Khallikan. Muhammad
Husain
aI-Dzahabi
menguraikan
masalah
aI-
Zamaksyari dan kitab tafsirnya al-Kas1jsyfif dalam bukunya al-Tafsfr ll'a al-
Mufassinin Jilid 1,
dengan panjang lebar, sekitar 50 halaman. Inti
pembahasannya mencakup beberapa hal, yaitu: 1.
uraian menganai tokoh yang bersangkutan, gambaran mengenai metode penyusunan tafsir al-Kl1sysyfif
2.
komentar para tokoh mengenai aI-Zamaksyarl.
3.
perhatian al-Zamaksyari terhadap aspek-aspek balfiglwh dalam alQur'an.
4.
dukungan
aI-Zamaksyari
terhadap
Mll't"zibh ,hl"m heherana nersoalan. dan
beberapa
pandangan
12
5.
sikap al-Zamaksyari mengenai persoalan fiqih dan israiliah. 17 Muhammad 'Abd al-'Adzim al-Zarqanl dalam kitabnya Manahil al-
'Ir/an menguraikan tafsir al-Kasysyaf ini hanya dalam beberapa halaman saja, yang pada intinya hanya mengemukakan tentang beberapa keistimewaan tafsir al-Kasysyaf Di antaranya ialah : 1. menghindari adanya uraian-uraian yang panjang; 2. menghindari diungkapkannya cerita-cerita dan israilliyah; 3. dalam menjelaskan arti clari kata-kata, tafsir ini tetap berpegang pacla bahasa Arab clan uslub-uslub mereka. 4. menaruh perhatian pacla masalah-masalah yang berhubungan clengan
balaglwh, seperti yang berhubungan dengan masalah ilmu al-Ma'anf clan ilmu al-Bayiin, yang merupakan manifestasi dari aspek-aspek i'jaz clalam al-Qur'an; clan 5. menggambarkan tentang cara yang clitempuh oleh pengarangnya, alZamaksyari dalam memberikan penjelasan mengenai satu persoalan yang cliuraikannya dalam bentuk dialog. Selain itu al-Zarqanl mengemukakan pula beberapa contoh penafsiaran al-Zamaksyarl terhadap beberapa ayat,18 Munlr Sulthan dalam bukunya I'jaz al-Qur' an Baina al-Mu' tazilah wa
al-Asya'irah, memang tidak dapat melepaskan diri dari uaraian mengenai al-Zamakhsyari. Hal ini disebabkan karena inti pembahasan buku yang ditulisnya itu adalah beberapa perbedaan pokok anatara golongan Muktazilah dan golongan Asy'ariyyah mengenai masalah I'jaz al-Qur'an, sementara al-Zamaksyari merupakan salah seorang tokoh penting dalam Muhammad Husain al-Dzahabl, al-Ta.f.<;ir wn ni-Mllfassidin 1 Bahls Taf"hfJi Ian Naslf'ah al-Ta!,ir Tallwwwllrih wa Alwtillihih wn Madz/Jtibih', 2 jilid, (Beirut: Oar al-Fikr, 1976), h. 429-482. 17
18
'Abd al-'Azhim all-Zarqani, Mantihil ai-' !rltill .. ,
.......... ,
,....
•
ft
... ..... n,..
'Ultim al-Qur'tin, jilid I, (Kairo: A ....
13
golongan Muktazilah. Untuk menunjukan perbedaan yang terdapat di antara keduanya, Munir mengemukakan beberapa contoh penafsiran alZamaksyarf terhadap beberapa ayat al-Qur'an yang di dukung dengan beberapa hadis dari masing-masing golongan. 1Y Ibn Khallikan dalam bukunya Wajayat al-A'yan mengemukakan uraian singkat mengenai al-Zamaksyarf. Uraiannya itu mencakup riwayat hidup singkat dan perjalanan al-Zamaksyarf dalam menimba ilmu, termasuk peljalanannya ke Makkah, karya-karya tulis al-Zamaksyarf dalam berbagai bidang ilmu, dan beberapa contoh hadis di dalamnya. 20 Persoalan al-Kasysyaf hanya dikemukakan sangat singkat dalam buku Manahij al-Mujassirun, uraiannya hanya mencakup riwayat hidup alZamakhsyarf, inti perhatian al-Zamakhsyarf terhadap hadis dan satu contoh penafsiran yang dilakukan al-Zamaksyarf. Selain buku-buku tersebut, menurut penelitian penulis, hanya ada 5 buku yang secara khusus menguraikan tokoh al-Zamaksyarf. Kedua buku tersebut adalah 1) Manhaj al-Zamaksyarf fi Tajsfr al-Qur' an wa bayan
I'jazih karya Musthafa al-Sawi al-Juwaini, dan 2) buku al-Balaghah alQur'aniyyah fi Tajsfr al-Zamaksyarf wa Atsaruha fi al-Oirasah al-Balaghiyyah karya Muhammad Abu Musa, dan 3) al-Zamaksyarf karya Ahmad Muhammad aI-HUff. 4) disertasi yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya M.A., yang berjudul Kaidal7-Kaidah al-Bayan dan Fungsinya dalam
Tajsfr al-Kasysyaf 5) serta disertasi yang berjudul Orientasi Semantik alZamaksyarf, ditulis oleh Prof. Dr. H. Muhammad Matsna M.A. Buku pertama, Manhaj al-Zamaksyarf
I'jazih
(Metode
al-Zamaksyarf dalam
Jf
Tajsfr al-Qur'an' wa Bayan
menafsirkan al-Qur'an dan
19 Munlr Sulthiin, l'iaz al-Q"r'an Baina al-M" ,tazilail wa al-' Asya' irail, (Iskandariah: al-Ma'iirif, 1986), eel. Ke-3, h. 169-200.
14
menjelaskan
i'jiiz al-Qur'an) karya
Musthafa
al-Shawi
al-Juwaini,
diterbitkan oleh Dar al-Ma'arif , Kairo. Buku ini dibagi dalam empat bab. Bab pertama menguraikan tentang riwayat hidup al-Zamaksyari dan lingkungan sosial yang mengitari kehidupannya. Bab kedua mengurai tentang Madrasah Muktazilah yang mempengaruhi al-Zamaksyari disertai dengan metodenya dalam menafsirkan al-Qur'an. Bab ketiga menguraikan persoalan al-i'jiiz al-Qur'iinf dan metode yang ditempuh alZamaksyari dalam menjelaskan i'jiiz tersebut. Bab keempat menguraikan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh tafsir al-Kasysyiif Buku kedua, al-Baliiglzalz al-Qur'iiniyyalz
fi
Tajsfr al-Zamaksyarf wa
Atsarulzii fi al-Diriisah al-Baliiglziyyalz (Baliiglzalz al-Qur'an dalam Tafsir alZamaksyari dan dampaknya dalam kajian-kajian baliigj) oleh Muhammad Abu Musa, diterbitkan oleh Maktabah Wahbah, Kairo, tahun 1988. Secara garis besarnya buku itu di bagi atas dua bab. Bab pertama menguraikan tentang pembahasan baliiglzf yang terdapat dalam tafsir al-Kasysyiij dan bab kedua membahas tentang pengaruh al-Kasysyiij dalam kajian-kajian
baliighf. Dalam bab pertama diuraikan berbagai hal yang berhubungan dengan llmu al-Ma'iinf, dan llmu al-bayiin, llmu al-Badf', disertai dengan pembagian masing-masing. Buku keempat, yaitu Kilidalz-Kaidaiz al-Bayan dan Fungsinya dalrl1r1
Tajsfr al-Kasysyiif Disertasi ini secara garis besar membahas tentang riwayat hidup al-Zamaksyari
serta menguraikan penggunaan al-
Zamaksyari terhadap kaidah-kaidah llmu Bayiin untuk menafsirkan alQur'an. Sedangkan buku kelima, yaitu Orientasi Semantik al-Zamaksyari, secara garis besarnya membahas dan menguraikan penafsiran alZamaksyarf terhadap ayat-ayat kalam dalam kajian semantik Disertasi ini telah diterbitkan oleh Anglo Media Jakarta tahun 2006 M.
15
Dari pembahasan-pembahasan mengenai al-Zamaksyari dengan kitab tafsirnya al-Kasysydf yang diuraikan dalam buku-buku di atas, baik yang menguraikan secara sepintas dalam bagian tertentu maupun yang secara utuh menguraikan dalam satu buku khusus, penulis tidak mendapatkan adanya suatu uraian yang khusus membahas mengenai kualitas hadis dalam Tafsir al-Kasysyiif
D. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pembatasan dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini diarahkan untuk mengetahui bagaimana keadaan hadis-hadis yang dijadikan acuan oleh al-Zamaksyari dalam menafsirkan ayat-ayat tahlil, sebagaimana yang terdapat pada kitab tafsir al-Kasysyiif baik dilihat dari sudut sumber yang dirujuk maupun kualitas sanad-nya. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang sumber dan kualitas hadis-hadis yang dipakai oleh alZamaksyari dalam menafsirkan al-Qur'an,. Dengan demikian, persoalan sebagaimana dikemukakan pada latar belakang dan perumusan masalah di atas, dapat ditemukan jawabannya. E. Manfaat/Signifikansi Penelitain
Hadis penelitian ini diharapkan berguna: 1. untuk menempatkan posisi tafsir al-Kasysyiif pada proporsinya yang sebenarnya 2. untuk gambaran yang jelas tentang pemikiran seorang al-Zamaksyari mengenai hadis yang nota benenya adalah seorang penganut faham Muktazilah. 3. hasil penelitain ini juga diharapkan dapat menambah khazanah ;nh:),lQ1rhl~l
TTIllc:.llrrl
t1~bm
mpmnprk£lv;.1 infonnasi meneenai Hadis-
16
hadis yang digunakan di dalamnya, sebagai informasi pelengkap bagi hasH penelitian serupa yang pernah ada sebelumnya. F. Metodologi Penelitian 1. Sumber Penelitian
Penelitian ini memusatkan perhatian pada data-data tertulis. Maka, sesuai dengan judul disertasi ini, penelitian dilakukan dengan studi kepustakaan
(libran)
research).
Sedangkan
yang
menjadi
sumber
penelitiannya, adalah kitab Tafsir al-KasysyfiJ Dalam melihat kualitas Hadis-hadisnya, yang sanad-sanad nya dianalisis, pada dasarnya adalah Hadis-hadis pada kitab induk yang enam (aleutub as-sittah), dengan beberapa ketentuan sebagai berikut. Pertama, Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim atau oleh salah satunya, meskipun dilakukan pembahasan, akan tetapi kualitas sanad-sanadnya tidak teliti. Hal ini karena, hadis-hadis yang diriwayatkan oleh kedua ulama ini, sesuai dengan nama kedua kitab hasH karyanya (al-Jami' al--Shahih), berkualitas shahih. Bahkan menurut jumhur ulama, kualitas kitab tersebut menduduki peringkat ke-shahih-an tertinggi setelah al-Qur'an 21 Kedua, untuk hadis-hadis yang diriwayatkan oleh al-Arba'ah, (Abu Daud, al-Tirmidzi, al-Nasi'l'i, dan Ibn Majah), dan syahid atau mutfibi'-nya 21 Adalah Imam Ibn Shalflb. (643 H.) menyatakan: "Bahil'll kilab IlI-Sluil1/h aI-Buk/lIlr: ada/all kltab yllng paling otcnlik (SilahilJ) setclail al-Qur'an." Pendapat ini kemudian didukung oleh Imam alNawawi yang semasa dengannya (676 B.). Pernyataan Ibn Shalah ditukil dalam Muqaddimahnya
beliau menyatakan bahwa: .
j!~1 1\ ~I.S ~. ~\
t-1 ~\.:r.l '.$JYQI ~ .:,.:J.\ :,:I ;W J~c! ,;;! ~ ~I :......::... >JJ\
Menurut al-'Iraqi dalam al-Taqyid 11'11 al-Idhah pernyalaan Ibn ShaIah itu menyimpulkan hahwa alBukhari adalah orang yang pertama rnenyusun kitab al-Sa!l.fll. Sedangkan Imam Malik walaupun telah menyusun kitab al-Muwatha' namull masih ditemukan Hadis yang Mursal dan Munqal111 yang memungkinkan riwayat yang tidak Sab.fb. terdapat dalamnya. Seperti dikatakan Ibn Abd al~ Barr. adapun perkataan Imam al-Syafi'i yang menyatakan bahwa "tidak ada diatas bumi ini kitab yang lebih sempurna dan lebih baik selain kitab aI~Muwatha" para ulama memahaminya karena kitab tersebut sebelum ditulis kitab al-Iami' al~Sl1a!1ib. al-Buk1Jiiri. Lihat Zainuddin al-'Iraqi, al-Taqyid
wa al-ldhah Lima Uthliqa wa Ughliqa min Muqaddlllwh Ibn Shala!!, (Makkah, Maktabah al-Tijariyah,
17
ditemukan pada al-Arba'ah, maka penelitian hanya akan dilakukan terhadap sanad-sanad yang dipakai oleh al-Arba'ah. Ketiga, untuk hadis-hadis yang tidak memiliki syahid atau mutiibi' dalam al-Arba'ah, akan diteliti pada kitab induk yang sembilan (al-Kutub
ai-tis'ah) atau kitab-kitab induk lainnya. Keempat, untuk hadis-hadis yang diriwayatkan oleh selain perawi yang enam, diteliti pada kitab-kitab induk yang sembilan atau pada kitabkitab induk lainnya termasuk kitab-kitab tafsir /Ii aI-rna' tsrlr.
2. Tolok Ukur Penilaian a. Penilaian untuk masing-masing Sanad Untuk melakukan penilaian terhadap kualitas ketsiqah-an sanadsanadnya digunakan pendapat para ulama yang mendahulukan ta'dil dari pada jar!1. Hal ini karena, pada dasarnya, bahwa para ulama yang meriwayatkan hadis dikenal keadilannya. Akan tetapi, jika ada yang menilai ke-tsiqalwn-nya rendah atau yang men-jari1 disamping yang menta'dfl-nnya, maka hal itu merupakan koreksi atau catatan yang dapat mengurangi nilai ketsiqah-an mereka. Jika yang men-jari1-nya dengan kualifikasi yang tinggi dan cukup beralasan, meskipun ada yang men-
ta'dil-nya, maka perawi tersebut dipandang cacat atau tidak tsiqah. 22 b. Tolok Ukur untuk penilaian akhir Untuk memberi penilaian akhir terhadap kualitas hadis, dengan memperhatikan kualitas sanad-sanadnya, disini juga digunakan rumusan menurut kebanyakan ulama ahli hadis, dengan kategorisasi kepas~ Shai1f0
Hasan dan Dha'if. Rumusan tentang ketiga kategori tersebut dapat dilihat dibawah ini.
------22
Lihat, ai-Iraqi, Fat}.!, ai-Mughits, (Beiriit: Dar al-Kutub al-'llmiyyah, 1983), h. Juz
18
1. Hadis ShabJh Menurut para ulama Mutaakhkhirin bahwa hadis shahih, ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, sempurna ke-dhdbitilannya,
antara
sanad-sanad
nya
bertalian
atau
bersambung,
tidak
mengandung 'illah, dan tidak ada keganjalan (Syfidz)23 di dalamnya. 24 Berdasarkan rumusan diatas,
dalam sebuah hadis
shahih harus
mendapatkan lima persyaratan, yaitu : Pertama, hadis tersebut diriwayatkan oleh perawi yang adi!. Arti adil disini menyangkut kesempurnaan sikap mental dan perilaku keseharian perawi. Perawi yang adil sangat memelihara norma agama, baik yang menyangkut aqidah, syariah, maupun akhlaq. Keadilan para perawi ini oleh para ulama telah ditulis secara lengkap, berikut kritik, komentar, dan penilaian para ulama yang mengenalinya, baik dalam kitab-kitab khusus mengenai biografi mereka maupun pada kitab-kitab aljarl1 wa al-ta'dfl.
Kedua, ke-dhfibith-an perawinya sempurna. Dhfibith, artinya daya ingatan atau hafalan. Perwai yang sempurna ke-dhabith-annya, berarti perawi yang memenuhi syarat shahih dari sudut daya ingatannya. Sebagaimana keadilan perawi, ke-dilfibith-an mereka juga telah ditulis oleh para ulama pada kitab-kitab di atas secara lengkap. 2-'Hadis syadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi tsiqail yang berbeda dengan sejumlah rawi yang tsigah atau rawi yang tsiqail dan lebih hafal atau lebih dhabit, dan' antara kedua hadis o/ang bertentangan tersebut susah sekali untuk dijamak (dikompromikan), apakah perbedaan tersebut ditimbulkan oleh kelebihan atau kekurangan, apakah ada syadz pada sanad atau pada matan. Contoh yang syadz pada sanad, hadis yang diriwayatkan oleh Hammad bin Zaid dari Amr bin Dinar dari Ausajah: "Seorang laki-Iaki meninggal pada zaman Nabi saw, dia tidak meninggalkan ahli waris kecuali seorang tuan yang pernah memerdekakannya. Lalu Nabi saw menyerahkan harta warisannya kepadanya". Lilm!, Subhi al-ShaIih, Me11lbailas Il11lu-Il11lll Hadis. Penerjemah Tim Pustaka Firdaus Oakarta: Pustaka Firdaus, 2002), h. 183
19
Ketiga, antara sanad-sanadnya muttashil 25 atau bertalian. Pertalian ini dapat dilihat dari sudut dddt al-talzamul ll'a ai-add dan riwayat hidup antara penyampai hadis atau perawi dengan penerimanya, khususnya yang berkaitan dengan dengan kelahiran dan kematian kedua belah pihak. Keempat, pada hadis-hadis tersebut tidak ada cacat atau 'Wah, kecacatan dalam periwayatan biasanya dilihat dari sudut kesalahan melihat dalam pertalian sanad-sanadnya. Suatu hadis yang dipandang muttaslzil bisa terjadi, melalui pembuktian, bahwa sebenarnya hadis itu munqatlzi'.26 Data yang berkaitan dengan syarat keempat ini pun dapat
dilihat pada kitab-kitab yang memuat biografi mereka dan kitab-kitab hadis yang memberikan komentar tentang sanad-sanad hadis. Kelima, hadis tersebut tidak syddz atau janggal. Ke syddz-an suatu hadis dilihat dari sudut isi matan-nya, bukan dari sudut sanadnya. Sebab pada dasarnya, sanad-sanad-nya memiliki kriteria 'adil dan dhdbith. Suatu
25 Hadis mllttnslzil adalah hadis yang sanadnya bersambung sampai Nabi saw atau sampai pada sahabat. Gambarannya, setiap rawi mendengar dari rawi yang di atasnya secara lansung sampai pada akhir sanad. Hadis ini diistilahkan juga dengan hadis llIallslntl. Masuk daiam kategori hadis seperti ini (berdasarkan pada defin;si) adalah had;s marfll', seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dari Nafi' dari Ibn 'Umar dari Nabi saw, dan hadis mallqaf seperti riwayat Imam Malik dari Nafi' dari Ibn 'Umar. Dan berdasarkan pada definisi yang mengatakan "sanadnya bersambung" maka tidak termasuk dalam kategori ini hadis mursal, hadis llIul1qatlli', hadis mu'allaq dan hadis mu'dllal. Lihat, Subhi al-Shalih, Memballas llmu-Illllll Hailis, h. 142.
26Pengertian hadis I1Hlllqati ' ialah '"' \lUil jlO "'" J
J.- "L..I j...a.:.- t
t..
Hadis Munqothi' menurut pendapat yang dianut oleh ahli fiqih Al Khatib, Ibllu Abd Barr dan lainnya adalah hadis yang sanadnya tidak muttasil kepada Nabi Muhammad dan berbagai jalur periwayatan yang ada. Kebanyakan hadis mllnqatlli' dipergunakan untuk periwayatan seorang rawi yang berada dibawah level tabi'in dimana ia meriwayatkan hadis dari seorang sahabat , seperti Imam Malik yang meriwayatkan dari Ibml Ul1Iar. Lihat, Mahmud Tahhiin, Ta;s;r MlIsllta/nll al-Had;ts,
20
hadis dikatakan syiidz manakala isinya nampak kontradiksi dengan hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang kualitasnya lebih tinggi. Ke-syiidz-an suatu hadis di antaranya juga sudah ditulis oleh para ulama. Untuk kriteria atau alat ukur yang kelima ini, dalam penelitian di sini tidak dipakai. Hal ini karena, kriteria tersebut berkaitan dengan keadaan matan hadis. Padahal dalam anaJisis kualitas hadis di sini hanya menitik beratkan atau membatasi pada masalah sanadnya. Meskipun ada pembahasan mengenai matan, namun tidak ada diteliti dari sudut ke-
syiidzan-nya. Terhadap hadis shahih ini para ulama membagi kepada dua bagian, yaitu : pertama, slwlzilz lidziitilz atau shahih yang memenuhi lima kriteria di atas secara sempurna, dan kedua, slzalzih li-gairilz atau sahih karena adanya syahid dan mutiibi'. Shahih yang disebut kedua ini semula merupakan hadis l],asan. Karena ada mutiibi' dan syiihid tersebut, kemudian kedudukannya berubah menjadi shahillli-gairill. 2. Hadis Hasan Sebagaimana hadis shahih, hadis l],asan juga memiliki lima kriteria. Akan tetapi, pada kriteria ke-dhiibithan perawinya kurang sempurna. Dengan demikian, maka definisi hadis l],asan, adalah hadis riwayat perawi yang
'adil,
kurang
dluibith,
sanad-sanadnya
bersambung,
tidak
mengandung 'il/ah dan tidak syiidz 27 Hadis l],asan juga terbagi kepada dua bagian yaitu : pertama, !lasan
li-dziitih, dan kedua, l],asan li-gairill. Yang li-dziitill, adalah hadis l],asan sebagaimana pada definisi di atas. Sedang, yang li-gairih, adalah semula hadis dha'fj yang karena adanya syiihid atau mutiibi', maka berubah
27
Ajjaj aI-Khatib, Pokok-Pokok Ilmu Hadis, Peneljemah M, Qadirun Nur Oakarta:
21
kedudukan, naik satu tingkat pada tingkat diatasnya, menjadi !lasan li-
gairiil. 3. Hadis Dha'jf Hadis dha'if adalah hadis yang tidak memenuhi lima kriteria hadis
sha!lf!l atau hadis !lasan di atas, Dengan demikian, jika hilang salah satu kriteria saja, maka hadis itu menjadi tidak sila!lf!l atau tidak !lasan, Dengan kata lain, hadis itu kualitasnya dha"if. Hadis dha'ifini juga bisa berubah kedudukan setingkat lebih tinggi di atasnya (menjadi !lasan li-gairiil), apabila ada sydhid atau mutdbi', asal saja ke dila' ifan-nya tidak terlalu lemah, Dengan demikian, maka hadis
mtmkar28 ,
matnlk,29 dan
maudJuPo merupakan
hadis
dlJa'if yang
kualitasnya tidak akan bisa naik. Hal ini karena, ketiganya merupakan
28Hadis ull/llkar adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang rawi saja, yang tingkat keadilan dan dhabithall-nya tidak menyamai atau lebih rendah dari rawi yang diterima hadisnya. Contohnya hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Nasa'i dan Ibn Majah dengan cara m"rfit' dari Abu Dzukair dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari 'A'isyah: "Makaniah buah kunna mentah bersama kurma kering. Karena jika syetan melihat ini ia akan marah sekali. Imam al-Nasa'i berkomentar: "Hadis ini adalah hadis lIlunkar karena hanya diriwayatkan oleh Abu Zukair. Imam Ibn Ma'in mengkategorikannya sebagai orang yang dhil'if. Imam Ibn Hibban berkomentar: "Hadis ini tidak bisa dijadikan hujjah". Lihat, Lihat, Fatchur Rahman, lkhlis/wr Mushlhala/ml Hadis, (Bandung: PT. AI-Ma'arif, 1974), 185 29 Hadis Malrak, jika rawi tersebut bertentangan dengan yang lebih unggul dan rawi tersebut diperkirakan berbohong ketika menyampaikan hadis (1Illlttaham bi al-kidzb). Lihat, Rahman, lkhlishar, 184.
30 Hadis maUd/la' adalah hadis yang penyebab ditoIaknya adalah kebohongan rawi. Para ulama sepakat tidak boleh meriwayatkan/membaca hadis maudln1' kecuali disertai penjelasan penyebab maudha'-nya. Lihat, Utang Ranu Wijaya, Hum Hadis,
22
hadis-hadis dha'ifyang sangat sangat lemah 31 Ketiga kategori di atas akan dijadikan sebagai alat ukur dalam menilai kualitas hadis-hadis yang dipakai al-Zamaksyari pada kitab tafsirnya, sesuai dengan objek penelitian yang sudah ditentukan pada perumusan dan pembatasan masalah di atas. 3. langkah-langkah penelitian Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, maka ditentukan beberapa langkah penelitian, seperti di bawah ini. Pertama,
melakukan
inventarisasi
terhadap
ayat-ayat
yang
termasuk ke dalam kategori ayat tahlil, dengan menggunakan alat-alat telusur; Kedua, menghimpun hadis-hadis yang terdapat pada ayat-ayat di atas dan merujukkannya kepada kitab-kitab induk (baik pada al-Kutub alSittah maupun di luar al-Kutub al-Sittah), sebagai sumber (primer) hadis 31 Imam al-Hafizh Ibn Hajar berkomentar bahwa orang yang membolehkan periwayatan hadis dlia'if dalam masalah fadhii'il al-a'mal dan yang sejenisnya, memberikan tiga syarat kepada orang yang meriwayatkannya hadis tersebut: Pertama, ke-dlia'if-an hadis tersebut tidak terlalu parah. Dengan syarat ini maka tidak tennasuk orang para pembohong, yang diperkirakan berbohong kerika menyampaikan hadis, dan yang kesahalahannya fatal. Sebagain ahli hadis sepakat dengan persyaraan ini. Kedua, beradadi bawah derajat hadis yang diamalakan. Ketiga, dalam mengamalkannya tidak berkeyakinan bahwa hadis tersebut benar-benar dari rasul (/subii/), namun hendaklah berkeyakinan untuk digunakan sebagai kehati-hatian saja. Kedua syarat tersakhir ini diutarakan oleh Ibn 'Abd ai-Salam bin Daqiq al-'id. Dari syarat yang ketiga ini jelaslah keharusan menjelaskan penyebab da'ifnya hadis dlia' if yang menjelaskan tentangfadllil'il al-a'l1lill atau yang lainnya sehingga tidak memberikan keyakinan adanya hadis tersebut dalam masalah yang sama, padahal pada kenyataannya hadis tersebut tidak ada. Sehingga orang yang mencoba memperhatikan dan menelaah hadis-hadis dlla'if secara mendalam (yang jumlahnya sedikt), maka akan jelaslah baginya bahwa had is dlia'ifpada hakikatnya tidak ada: Segolongan ulama tidak membolehkan periwayatan hadis dlia'if dalam bentuk apapun. Mereka berpendapat bahwa ahli hadis lalai pada hadis-hadis fadliii'iI al-a'miil. Pendapat ini di kalangan ahli had is, ulama fiqih, dan ushul fiqh adalah salah. karena dalammeriwayatkan hadis tersebut harus dijelaskan masalahnya jika dia ketahui, namun jika tidak dijelaskan padahal dia tahu, maka dia terkena dengan ancaman Nabi saw: "Siapa yang menyampaikan suahl hadisku padahal dia bahwa itu adalah kebohongan maka dia termasuk salah seorang dari para pembohong". Lilia/, Ajjaj ai-Khatib, Pokok-
23
tersebut. Untuk alat bantu dalam menelusuri hadis-hadis yang diteliti di sini digunakan al-Mu Jam al-Mufahras li-Alfiizh al-Hadfts al-Naba1l'f karya A.J. Wensinck, Miftiiil KU11Llz al-Sll11nnh karya Muhammad Fu'ad .Abd alBaqi, dan Tu!Jfah nl-Asyriifkarya al-Mizzl. Ketiga, karena hadis-hadis yang dikutip al-Zamaksyari tidak lengkap, baik matan maupun sanad-nya, maka dilakukan pengutipan langsung yang mengacu kepada sumber aslinya, yaitu naskah hadis (yang dilengkapi dengan silsilah sannd-nya) yang terdapat pada salah satu kitab induk. Keempat, memastikan sanad-sanad hadis dari hadis yang dikutip yang kualitasnya akan diteliti. Dalam penelitian dan penempatan sanad-
sanad ini pada pembahasan, disusun menurut tertib abjad, yang dibagi ke dalam tiga kategori (sahabat, tabi'in, dan pasca tabi'in). Kelima, dilakukan penelitian terhadap sanad-sanad hadis di atas dari beberapa seginya, yaitu : 1) dari segi ke-adilan-nya ('adalah al-sanad), yakni apakah masing-masing sanad hadis tersebut memenuhi kriteria adil atau tidak. Selain itu juga diteliti dari segi ke-dhiibith-annya (d!wbth as-
sanad), yakni apakah masing-masing sanad-nya memiliki kesempurnaan daya hafalnya atau tidak. 2) dari segi persambungan sanad-nya (ittishiil as-
sanad), apakah antara satu sanad dengan sanad berikutnya menunjukkan adanya indikasi mutashil atau tidak. Keenam, setelah diketahui kualitas sannd dan pertaliannya, pada pembahasan
berikutnya,
dikemukakan
syiihid
dan
mutiibi'.
Ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hadis pendukung terhadap hadis yang di dalamnya terdapat kelemahan atau cacat, baik pada tsiqah-an maupun pertalian sanad-nya Ketujuh, pada tahap akhir penelitian ini, dikemukakan penilaian oL-h;, hwhorbn l-hc1i~_h~c1i~ \l~n,,
diteliti. Setelah itu.
24
dikemukakan kesimpulan akhir tentang kualitas hadis-hadis tersebut dilihat dari sudut kualitas sanad-nya.
G. Sumber Data Yang digunakan Untuk melihat latar belakang pemikiran al-Zamaksyari, baik tentang riwayat hidup, karya-karya, dan hadis-hadis yang beliau riwayatkan, maka penelitian ini menggunakan karya-karya al-Zamaksyari (tidak hanya al-KasysyiifJ dan karya-karya penulis lain yang mengulas alZamaksyari sebagai sumber. Penelusuran tentang kualitas sanad hadis akan didasarkan pada karyanya, al-KasysyfiJ, sebagai sumber primer. Karya-karyanya yang lain, yang mungkin menerangkan, menguatkan,
memberikan uraian serta
karya-karya penulis lain yang menyorot tafsiranya tentang hal ini hanya akan dijadikan sebagai pelengkap analisis. Tennasuk dalam kategori sumber pelengkap adalah tulisan-tulisan tentang al-Zamaksyari dan tafsirnya. Kitab al-Kasysyiif merupakan kitab al-Zamaksyari yang banyak menuangkan Hadis-hadis Nabi saw. Khususnya yang menerangkan tentang ayat-ayat tahlil. Oleh karenanya kitab tersebut penulis jadikan data primer, untuk mengetahui sejauh mana pemikiran atau kualitas hadis yang digunakan oleh seoarang al-Zamakhsyari.
H. Tehnik dan Sistematika Penulisan
Teknik yang digunakan dalam penulisan ini adalah mengikuti
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negri (urN) Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan 1, Januari 2007.
25
HasH penelitian tentang dalam karyanya, al-Kasysyiif, ini akan diuraikan dengan sistematika sebagai berikut. Pada bab pendahuluan dijelaskan latar belakang dan identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sumber data yang digunakan, dan sistematika penelitian. Bab ini sangat penting dikemukakan, karena menggambarkan mengapa penelitian ini dianggap perlu. Bagaimana serta metode apa yang akan digunakan penulis untuk mencapai tujuan penelitian ini. Dan yang terakhir ialah memberikaan informasi akan kegunaan hasH dari keseluruhan penelitian yang akan dilakukan. Bab dua mengulas al-Zamaksyari dan kehidupannya yang meliputi masa keci!, keluarga, pendidikan, dan karirnya; dan al-Zamaksyari dan karya-karyanya;. Bab ini dianggap perlu karena penelitian ini akan mencoba mengungkap pemikiran seoarang tokoh, sehingga diharapkan dengan menegatahui latar belakang tokoh tersebut secara menyeluruh, dapat memberikan informasi yang penting tentang segala hal yang nanti diperlukan dalam pembahasan di bab empat. Pada Bab ketiga ini, penulis akan menampilkan pembahasan mengenai takhrfj Hadfts. Bab ini mencakup uraian mengenai latar belakang pentingnya suatu penelitian hadits, definisi dan urgensi takhrij Hadis, sejarah dan perkembangan ilmu takhrij, cara mentakhrij Hadis, aplikasi takhrij Hadis, kerangka dasar dalam penelitian sanad yang digunakan, dan langkah-langkah Kegiatan penelitian sanad Hadits Pada bab keempat, penuIis akan menguraikan pembahasan mengenai
penilaian terhadap
hadis yang
diteliti,
yang
meIiputi
pembahasan menganai sudut ittishiil ai-sanad (pertalian sanad), keadaan
26
synwiiiJid dan
InU tiibi' -nya,
serta penilaian akhir terhadap hadis-hadis yang
diteliti. Pada bab kelima, untuk menutup uralan ini diajukan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini, dan rekomendasi.
27
BAB II AL-ZAMAKHSARI DAN KITABNYA AL-KASYSYAF
A. Riwayat Hidup al-Zamaksyad Nama lengkap al-Zamakhsyari adalah Abu al-Qasim Mahmud bin 'Umar bin Muhammad bin Ahmad bin 'Umar al-al-Khuwarizml
al-
Zamakhsyarl dilahirkan pada hari Rabu, 27 Rajab 467 H atau 18 Maret 1075 M, di Zamakhsyar sebuah perkampungan besar dikawasan Khuwarizm (Turkistan).l Ayahnya ialah seorang yang sangat cerdas dan berwawasan luas, tetapi walaupun begitu ia merupakan orang yang sangat sederhana serta tekun beribadah dan sangat memperhatikan masalah moral. Tidak kurang dari ayahnya, ibunya juga adalah seorang yang tat beragama dan berhati lembu, penuh kasih sayang kepada semua makhluk. Diceritakan oleh alZamakhsyari sendiri, bahwa ibunya sangat marah ketika melihat seekor bUlUng kecil yang ku pegang kakinya putus karena aku tarik dengan paksa ketika masuk lubang, dan ibu berkata; kakimu juga akan putus seperti dia. Maka ketika al-Zamakhsyari ditanya kenapa kakimu putus sebelah? la menjawab, karena doa ibu 2 al-Zamakhsyari berasal dari keluarga miskin dan taat beragama, ia pun mulai belajar di negerinya sendiri, selanjutnya menjelang usia remaja, ia pergi meninggalkan desanya untuk menuntut ilmu ke Bukhiira, yang pada saat itu menjadi pusat kegiatan keilmuan dan terkenal dengan sastrawaan. Baru beberapa tahun belajar, ia merasa terpanggil untuk pulang sehubungan dengan berita yang mengabarkan bahwa ayah
1 Muhammad ):!usein aI-Dzahabi, ai-Tarsi,. ",a Ill-Mllfassin,", (Beirut: Dar al-Fikr, 1976), h.429-430.
2 Abu ai-Abbas Syams aI-Din bin Muhammad bin Abu Bakr bin Khallikan, WafnIJlit A'IJIiIl wa Allbri' A/mli' al-Zmmill, (Beirut: Dar al-Shadr, 1977), h. 168-174.
28
handanya dipenjara oleh pihak penguasa dan kemudian wafat. Lalu alZamakhsyari bermukim di Kahwarizm dan berguru pada Abu Mudhar Mahmud bin Jarlr al-Dabl al-Ashbahanl (507 H) seorang tokoh Mu'tazilah yang banyak menguasai berbagai disiplin ilmu. Di bawah bimbingan Abu Mudhar, al-Zamakhsyarl berhasil menguasai satra Arab, logika, filsafat dan teologP. Setelah mengalami kekecewaan yang mendalam dalam bidang pemel'intahan dan ditambah
dengan sakit yang dideritanya,
al-
Zamakhsyari lebill banyak berkonsentrasi pada pengajian agama seperti mengajar, membaca, menulis serta mengadakan ri!1lnh 'ilmiyynh. la pergi ke Baghdad dan menjumpai beberapa ulama untuk mengikuti pengajianpengajiannya, beliau belajar hadis kepada Abu Khattab bin AbO al-Bathr, Abu Sa'ad al-Syifanl dan Syaikh ai-Islam Abu Manshur al-Harisl, dan belajar fiqili kepada ahli fiqili Hanafi al-Damighilnl al-Syarif bin Syajar1. 4 Ia bel'tekad membel'silikan dosa-dosanya dan menjauhi penguasa, menuju penyel'ahan diri kepada Allah swt, dengan melawat ke Mekkah selama dua tahun. Di kota sud ini ia mempelajari kitab Slbawaili,s pakar gramatika Arab yang tel'kenal (518 H). ia juga menyempatkan diri mengunjungi banyak negeri di Jazirah Arab. Kerinduan kepada kampung 3 Mushthafa al-Shawi al-Juwaini, Mallhiij al-Zamaksyari ji Tafsir al-Qllr'all ai-Karim wa Bayall I'jazilt, (Mesir: Dar al-Ma'arif, U.), h. 25-26.
'Muni 'Abd ]:ialim Mahmud, Malla"i; lli-MIl{Jlssirill, (Mesir: Dar al-Kutub, 1978), h.105. 5 Nama lengkapnya adalah 'Umar ibn Utsman ibn Qanbar, dari kerajaan Bani ibn Ka'ab. Ia lahir di desa Syiraz atau al-Baidha'. Oi desa ini, pertama kalinya ia belajar dan mendapatkan kebudayaan Arab. Selanjutnya, ia pergi ke Bashrah pada usia belia dan ikut llaiaqalt dengan ulama fiqih dan ulama hadis. Untuk menambah ilmu Nahwu dan Sharaf, ia rnengikuti ularna Nahwu di antaranya 'lsa ibn 'Umar, al-Akhfash, Yunus ibn ]:iabib dan Khalil bin Ahmad. Dalam llaiaqalt-nya, ia rnemakai dua metode yaitu dengan cara menuIis biasa dan dengan cara Tanya jawab diserati tafsiran. Semua hasil jawaban ditulis dan dikumpulkan, yang sekarang ini dapat kita rasakan hasilnya. Gleh karenanya tak salah kalau beliau dirnasukkan sebagai tokoh Nahwu abad 2 H. Lilla!, Syauqi Dhaif, ai-Madaris al-Nallll,jyya", (Kairo: Dar al-Ma'arif, u.), h. 57.
H~rits
29
halarnan rnernbawanya pulang kernbali. Setelah ia rnenyadari usianya sernakin lanjut, ia kernbali ke Mekkah yang kedua kalnya pada tahun 526 H. dan rnenetap selarna tiga tahun yaitu tahun 526-529 H atau 1132-1135 M, karena ia bertentangga dengan Baitulltih sehingga orang-orang rnernberikan julukan kepadanya dengan Jtir Allah (tetangga Allah). Dari Mekkah ia pergi lagi ke Baghdad dan selanjutnya ke Khawarizrn, beberapa tahun setelah berada di negerinya ia wafat di JUijaniah pada malarn 'Arafah tahun 538 H.b AI-Zamakhsyar! membujang
seumur
hidup,
sebagian
besar
waktunya diabadikan untuk ilmu dan menyebar luaskan paharn yang dianutnya.7 AI-Zarnakhsyar! adalah seorang ulama jenius yang sangat ahli dalarn bidang ilrnu nahwu, bahasa Arab, sastra dan tafsir al-Qur' an. Pendapat-pendapatnya tentang ilrnu bahasa Arab diakui dan dipedornani oleh para ahli bahasa karena keorisinalan dan kecerrnatannya. la penganut paharn Mu'tazilah dan bermazhab Hanafi, ia menyusun al-
Kasysyiif untuk mendukung akidah dan mazhabnya itu. 8 Paharn kernuktazilahan al-Zamakhsyarl dalarn tafsimya menjadi bukti
kecerdasan,
kecermelangan
dan
kemahirannya.
la
mampu
mengungkapkan isyarat-isyarat yang jauh agar terkandung di dalarn makna ayat guna rnembela kaurn Muktazilah dan rnenyanggah lawanlawannaya. Tetapi dari aspek kebahasaan ia berjasa telah menyingkap keindahan al-Qur' an dan daya tarik balaghahnya. Hal ini karena ia
6Mahmild, Mallfilllj, h. 105, lil1af juga, Manna' Khalil al-Qatthan, Mal>ailits fi 'Uhilll al-Qur'all. Penerjemah Mudzakir AS, (Bogar: Litera Antar Nusa, 1996), cet. ke-3, h. 530. 7
al-juwaini, Mallilaj al-Zalllllkslfarf, h. 49
'Ibid., h. 44.
30
mempunyai pengetahuan luas tentang balaghah, bayan, sastra, nahwu dan sharaf. Karenanya ia menjadi rujukan kebahasaan yang kaya. 9
B. Karya-Karya al-Zamakhsyari AI-Zamakhsyari dibesarkan di Khuwiirizm, yailu suatu wilayah Islam yang selalu diperebutkan oleh bangsa-bangsa yang berada didekatnya, namun begitu, wilayah ini menjadi benteng pertahanan Islam yang dipelihara baik oleh penduduknya dengan memperkuat pertahanan sehingga bangsa-bangsa lain tidak mudah memasukinya. Keadaan yang nyaman dan ditunjang oleh faktor ekonomi yang cukup, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap gairah penduduk untuk mempertahankan Islam dengan cara menuntut berbagai ilmu pengetahuan yang marak pada masa itu. Tak terkecuali dengan al-Zamakhsyari, sejak kedl ia sudah senang belajar dan mengkaji, hatinya sudah begitu senang dengan ilmuilmu Islam dan bahasa Arab. Bakan seluruh jiwanya sudah dirasuki oleh kecintaan terhadap ilmu, sehingga ia rela untuk hidup membujang. Lebih dar! itu, ia menganggap bahwa hasil karya-karyanya adalah putra-puh'a yang baik, karena tidak pernah menyakitkan hati. Gambaran ini dapat dilihat dar! bait-bait syairnya sebagai berikut : 10 ..... \)..l.I\ ...i
9
10
h.57.
~w"..
cSr(j vI.;,
J<-u L5"
AI-Qatthan, Mabtihits. h. 508. Ahmad Muhammad al-tlilf1, al-Zamakhsymf, (Kairo: Dar al-Fikr al-'Arabi, 1966),
31
"ketahuilah, ketunmanku adalalz al1llk-lll1ak 11ll1l1z pikirku, Mereka dipelilzara olelz ibunya, yaitu dirasalz. Mereka anak-anak jujur yang berjiwa luhur, Yang memiliki keutamaan dan kebanggaan. Mereka perisai dan pelindung kepribadianku, Yang tak lengalz dan sungkan menjagaku. Selalu berbuat baik, dan tak pernalz menyakiti, Beraklzlak mulia dan tak pernalz berbuat sulit. "
AI-Zamakhsyari hampir mencurahkan seluruh hidupnya untuk ilmu, oleh karenanya karya-karya ilmiahnya mencakup seluruh cabang ilmu. Karya-karya ilmiahnya ada yang masih dalam bentuk manuskripmanuskrip dan tidak sedikit yang sudah dicetak dan dibaca orang. 1. Karya-karya ilmiahnya yang sangat popular antara lain:
1.1. Al Kasysyfifan Haqfiiq Ghawfimidll al Tanzfl wa 'Uyun al-Aqfiwfl Fi Wujulz al-Ta 'wfl. AI-KasysyfiJ merupakan contoh karya tafsir yang menggunakan metode tahUli'. Pembahasan dan kandung-annya dipengaruhi oleh aliran keagamaan dan kecenderungan (keahlian) yang dianut dan dimilikinya. Corak
Muktazilah,
aliran
yang
dianut
al-Zamakhsyari
dalam
mengungkapkan sisi keindahan bahasa sangat menonjol dalam al-KasysyfiJ ini. Oleh kalangan Mu'tazilah pada masanya, al-KasysyfiJ dijadikan corong corong yang menyuarakan fatwa-fatwa rasionalnya. Menurut AI-Fildhil Ibn 'Asyur, al-KasysyfiJ ditulis antara lain untuk menaikkan pamor Mu'tazilah sebagai kelompok yang menguasai balaghah dan ta'wil.J 1 , Sudah bukan rahasia lagi bahwa al-Zamakhsyari adalah penganut aliran Muktazilah yang sangat kuat. Demikian kuatnya sehingga sejak
11 AI-Fadhil bin Asyur, al-TaJsfr wa RijrillliJ, (Kairo: Majma' aI-Buhuts aIlslamiyyah, 1970 M), h. 46.
32
membuka
tafsirnya
ia
sudah
menggunakan
fahamnya.
Dalam
mukaddimahnya antara lain ia mengemukakan "Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan (Khalaqa) al-Qur·an". Dengan mengtakan hal ini, ia pada dasarnya sedang menegaskan pandangan Muktazilah bahwa alQur'an itu diciptakan (hadis atau baru). Berbeda dengan pandangan Sunni bahwa al-Qur'an itu qadi/II. Dengan demikian, jelaslah bahwa sejak memulai tafsirnya ia sudah berani memasuki wilayah kontroversial. Sisi
lain
keistimewaannya,
dari
tafsir
terletak
al-Kasysyfij,
pada
yang
pembahasan
diakui
sebagai
ayat-ayat
dengan
mengunakan bahasa dan sastra oleh penulisnya yang dengan pendekatan kebahasaan itu ia ungkapkan segi kemu'jizatan al-Qur'an. Para penentang al-Qur'an pada masa itu cenderung mengakui keistimewaan al-Qur' an terutama dari segi keindahan bahasa dan sastranya. Penafsirannya kadang ditinjau dari arti mllfradat yang mungkin, dengan merujuk kepada ucapan-ucapan orang Arab terhadap syairsyairnya atau ta'rifat yang dipakai dan popular. Kadang penafsirannya juga didasarkan pada tinjauan gramatika atau nahwu, apabila susunan kalimat dalam ayat itu memungkinkan beberapa alternalif jabatan kata, maka ia kemukakan dalam tafsirnya. Dan dalam mengungkapkan keindahan bahasa dan sastra alQur' an, al-Zamakhsyari diakui sebagai seorang yang ahli dalam bidangnya,
bahkan
tidak
sedikit
ulama
dari
kalangan
Sunni
mengaguminya. Ibnu Khaldun misalnya, ia mengakui keistimewaan alKasysyfij dari segi pendekatan sastra (balaghah)-nya dibanding dengan
kebanyakan karya-karya tafsir ulama mutaqqaddimin lainnya. Al-Faiidhillbn 'Asyur lebih jauh menegaskan bahwa: "Sebagian besar pembahasan ulama Sunni terhaadp tafsir alQur' an didasarkan pad a tafsir al-Zamakhsyari".J2 12
Ibid.
33
Kemampuan al-Zamakhsyari mengenai seluk beluk bahasa dan sastra selalu digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan tidak terlepas dari corak aliran teologinya yaitu Muktazilah. Namun demikian, nl-KnsysyaJ tidak selalu mencerminkan pandangan Muktazilah. Ketika menafsirkan ayat-ayat al-Qur' an yang berkaitan dengan hukum, al-Zamakhsyari sering menggunakan pendapat mazhab lain, selain mazhab Hanafi yang dianutnya. Dari sudut ini, jelaskan kalangan Sunni dapat dengan mudah menerimanya karena mazhab-mazhab itu pun diakui di kalangan mereka.
1.2. Asas al-Bnlaghnh Kitab ini adalah kamus yang disusun berdasarkan abjad hijaiyah yang berbeda dari kamus-kamus yang ada sebelumnya. Seperti kita ketahui, bahwa pelopor pertama yang menyusun kamus dalam bahasa Arab adalah aI-Khalil bin Ahmad al-Farahidi 13 yang menyusun entrinya berdasarkan urutan makhraj huruf bahasa Arab, mulai dari !Jalq (tenggorokan), kemudian ke lidah, gigi, dan bibir. Karena memulai entrinya dari huruf 'n'in maka beliu namakan kamusnya ini Kitnb nl- 'Ain. Kalau kita melihat bentuk sistematika kamus bahasa Arab yang ada sekarang, kita dapat membaginya ke dalam 14: 13 Nama asHnya adalah Khalil bin Ahmad al-Farahidi al-Bashri, lahir pada tahun 100 H, wafat pada tahun 175 H. ia tinggal dan berkembang di Bashrah. Semasa hidupnya, ia belajar di llnlnqnil kepada ulama Hadis, ulama fiqh, ulama bahasa dan ulama nahwu. Di antara guru-gurunya adalah 'isa Ibn 'Umar Ibn al-' Ala. Ia terkenal memiliki
kecerdasan atau intelegensi yang sangat tinggi. Semasa belajar, ia terkenal kritis dan jeli dalam berfikir terutama pada dalam penulisan metode dalam kamus Arabnya. Lilmt, Syauqi Dhaif, Ill-Madnris Ill-Nnllwiyynll, (Kairo: Dar al-Ma'arif, U.), h. 30. '" Hazim 'Ali Kamala/-Dfll, Dimsnl jf 'I1111 al-Mn'djilll, (Kairo: Maktabah al-Adab,
1999), h. h. 32-50. Emil Ya'qlib mengklasifikasikan kamus menjadi delapan, yaitu: a. Kamus bahasa L.:y..U\
('""""L•..I.l,
b. kamus terjemah "-"":'-?\ ('""""'"L.........., c. Kamus tematik
('"""'"LJ...
~r1'\~yP"ll, d. Kamus etimologis "*,,,81\"'=~1 r-W1, e. Kamus histories ~)"wl r-W1, f.
Kamus istilah
~\ ~I...vJ
g. Ensiklopedia J}W\
)I),},
h. Kamus bergambar
~J~\ ~W\,
Iihat Emil Ya'qlib, op. cit., h. 15-20. Bandingkan pula dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan, Pellglllllnr Sellllllllik, (Bandung: Angkasa, 1995), h.171-178.
34
a. kamus yang disusun urutan enh'inya berdasarkan urutan 111nkhraj bunyi atau cara rolling bunyi, seperti yang dilakukan oleh ai-Khalil
bin Ahmad
dengan
kamusnya
nl- 'Ain,
al-Azhari15 dengan
kamusnya Tnhdzfb nl-Lllghah, dan Ibnu Saidah dengnan kamusnya al-Mul:!.ka111. b. Kamus yang disusun urutan enh'inya berdasarkan urutan huruf
asal yang berada di awal kata atau di akhir kata, seperti yang dilakukan oleh al-Jauhari dengan kamusnya nl-Shil:!.dl:!., Ibn alManzhur dengan kamusnya Lisii1'l al- 'Arab, al-Fairllz Abiidl dengan kamusnya al-Qii111llS al-Mll/lflh, al-Zamakhsyarl dengan kamusnya al-Misbiilz al-Munfr.
c. Kamus yang disusun urutan entrinya berdasarkan tema-tema, seperti yang dilakukan oleh Abu 'Ubaid al-Qasim ibn Salam dengan kamusnya al-Gharfb al-Mllshan1'laj, al-Tsa'alabP6 dengan
Nama Asli beliau ialah Ibn Azhari bin Nuh bin Said bin Abd ai-Rahman, alAzhari Abu Manshur al-Lughaawi al-Adib al-Syafi'i al-Mazhab al-Harawi. Beliau lahir pada tahun 202 H, dan wafat parla tahun 370 H. Beliau banyak menimna ilmu di kota Baghdad. Di 'antara guru-gurunya ialah Ibn Duraid, Ibn al-Sarraj, Ibrahim bin' Arafah dan lain-lain. Seperti gayung bersambut, beliau pun merupakan seorang yang banyak menghasilkan karya-karya besar dalam berbagai bidang khususnya sastra Arab. Di antara karya-karyanya ialah Kitiib Ma'rifah al-Sllb!!i, Kitiib al-Taqnv fi al-Taftir, Kitiib 'I1al alQira'iit, Kitiib TaJsir Syair Abi Talllmiilll serta masih banyak yang lainnya. Wlnt, Abu 'Abdullah Yaqut bin' Abdullah al-Rumi al-Hamawi, Mll'jalll al-Eliidiin all lrsyiid al-Adib ilii Ma'riJalz al-Adib, (BeirUt: Dar al-Kutub al-'llmiyyah, 1991 M), h. 112-113, 15
16 Nama aslinya adalah Abu Manshur 'Abd ai-Malik bin Muhammad bin Isma'il al-Tsa'alabi, beliau merupakan salah satu pakar dala.m bidang bahasa Arab. Dilahirkan di kota Naisftbl1r pada tahun 350 H '(961 M). sedangkan namanya al-Tsa'alabi .adalah penisbatan kepada pekerjaannya yaitu sebagai pengusaha kulit musang (pelanduk). Dan meninggal pada tahun 1038 M. Boliau merupakan seorang penulis yang sangat produktif di antara karya-karyanya adalah Fiq/z Lltgllnll Wil Sir al-'Arabiyyall, Yatf11lall al-Dallr dan LatMlf al-Ma'iinf dll. Lihal, Emil Badl Ya'qub, Fiqlz al-Illg/lnh al 'Arabiyyalz 1l'a KhasM-isultii, (Beirut: Dar al- Tsaqafah allslamiyyah, 1982). h. 43. I
35
kamusnya Fiqh al-Lughah, dan Ibn Sidah dengan kamusnya alMukhasshash. 17 d. Kamus yang disusun berdasarkan urutan abjad huruf yang ada
pada kata bahasa Arab, atau disusun tidak berdasarkan akar kata, seperti yang diIakukan oIeh Dr. Rohi al-Ba'labaki dengan kamus dwibahasnya, yaitu al-Maurid
e. Sistem alfabetis yang diurutkan berdasarkan huruf pertama dari setiap kata dasar Jr---"'II jJl)i ~ Jl,Al'l1 ~?', setelah huruf-huruf tambahannaya (;..L..JI)i
j
)}-I) dibuang, seperti yang diIakukan oleh
Ibn Faris18 (395 H) dalam Mu 'jam Maqdyis al-Lughah dan al-Mu 'jam al-Wasith yang disusun oleh tim dari Majma' al-Lughah al-
Arabiyyah di Kairo dan dipimpin langsung oleh Ibrahim Anis.
Ii Nama ash beliau ialah Abu ai-Hasan' Ali bin ISma'll cll-Lughawl al-Andalusi yang terkenal dengan sehutan Ibn Sidah. la merupakan seorang pengarang kitab yang sangat produktif, salah satu karyanya ialah al-Mukhllshash ini, kitab ini diterbitkan oleh Dar al-Kutub aVIlmiyyah, Beirut, terdiri dari 5 jilid besar. Kedalaman ilmu sastra Arabnya tidak dapat diragukan lagi. Karya-karya yang lainnya ialah Syfiz al-Lugitah, al-'AUm wa al-Muta'allim, a1liamfisah dan lain sebaginya. Bahkan menu rut al-tlumaidi ia merupakan seorang yang sangat kuat hafalannya walaupun di tidak bisa melihat. LilJa!, Ibn !:!ajar aI-' Asqalani, Lisan al-'Mizan,
(Dar al-Fikr: BeirUt, 1993), J. 4, h. 237. 18 Nama aslinya adalah Ahmad bin Faris bin Zakariya bin Muhammad bin J:!abib al-Razi al-Lughawi, beliau dilahirkan pada tahun 329 H (941 M) dan wafat di kotaa al-Rai atau al-Muhammadiyyah. Di antara gurunya adalah Abft Bakr Ahmad bin al-J:!asan alKhatib, Abft al-J:!asan 'Ali bin Ibrahim bin Salamaah al-Qatthan dan AM al-J:!asan 'Ali bin Abd al-' Aziz.. Adapun murid-muridnya adalah Badi' al-Zamin al-Hamadzani, AbU Thalib bin Fakhr al-Daulah al-Buwaihi dan al-Shahib Isma'j] bin 'Abd. Lillat, "Umar Farftq al-Thibil', Muqaddi1l1all al-Mu!laqqiq ft al-SIlii!labi, (Beirftt; Maktabah al-Maarif, 1993), Cet. 1, h. 5). la juga merupakan seorang yang cemedang dalam berbagai disiplin i1mu, dalam bidang perkamusan maka beHau mengarang Majl1llll IlI-LJlgltllh dan Maqayis "I-Luglmh. .Sedang dalam bidang Fiqll "1-Lugll,,Il beliau adalaah pengarang kitab al-SIlii!lab;
yang berisikan tentang berbagai macam permasalahan fiLlh lughah al-'arabiyyah yang
merupakan referensi wajib bagi para pelajar Fiqll ai-Lug/mil. Oleh kerenanya tidak mengherankan jika para ulama menyebutnya sebagai Begawan dalam bidang bahasa Arab di samping i1mu-i1mu yang lainnya. Sebagaimana dikutip dari perkataan Ibn Khalkan. Lillat, Amin Muhammad Fakhir, [bu fiiri, al-Lugllaw; : MauilajulllI wa A/sarl/l11I ft a/-Diriisiit al-'Arabiyyall, (Saudi Arabiya: Jami'ah ai-Imam Muhammad bin Su'ftd alIsh1.miyyah, 1991 H), h. 12-13.
36
Kamus Asns IlI-Blllnglwlz merupakan kamus yang lebih maju dibanding dengan yang lainnya dari segi sitematika penyusunan entrinya, karena disusun berdasarkan urutan huruf asal pertama dari suatu kata, dengan memperhatikan huruf asal kedua, dan ketiga, di samping pemberian arti yang meliputi arti hakiki dan arti majazi dalam setiap kata yang dikemukakan. Jelas penyusunan kamus seperti ini akan mempermudah bagi setiap orang yang ingin mencari arti kata yang dimaksud, baik arti hakiki maupun arti majazi, lebih-lebih dalam setiap mengemukakan arti majazi selalu didatangkan contoh-contoh kongkrit dari ungkapan orang Arab, syair, al-Qur'an, atau Hadis Nabi. Dalam 1Il1lqllddilllll!J-nya al-Zamakhsyari mengemukakan maksudnya: "Buku ini disusun dengan tata urut yang popular sehingga mudah dipakai, seseorang yang ingin mencari arti kata di dalamnya, cukup menunjuk objek yang dicarinya tanpa harus membuang-buang waktu dan memutar pikiran seperti terhadap buku yang disusun oleh aI-Khalil dan Sibawaih".l9 Mengenai buku Asas al-Balaghah ini, Ibn Hajar al-'Asqalani 2oberkomentar: 19 Abu al-Qasim Mahmud bin 'Umar al-Zamakhsyari, Asds al-Baldg/zah, (Kairo: Dar al-Fikr, 1989), h. 8.
20
Beliau lalah seorang ulama besar, ahli hadis kenamaan. fa lahir pada tahun 773
H di Mesir dan wafat tahun 852 H. Nama asHnya ialah aI-Hafiz Syihab aI-Din Ahmad bin 'Ali bin Hajar al-Askolani. Dalam usia masih mud a ia telah hafal Qur'an 30 juz. Ilmu
yang paling ia dalami ialah hadis Rasul saw. Kitab Shahih Bukhari merupakan fokus pengkajiannya. Kitab ini dihafal dan diajarkannya, sehingga beHau menulis sebuah kitab yang sangat besar manfamya bagi umat Islam yaitu Fath al-Baar, yang merupakan syarh dari kitab Shahih ai-Bukhari, Kitabnya sendiri terdiri dari 13 jilid besar. Selain kitab tersebut, banyak lagi karya beliau yang lain dalam berbagai bidang, antara lain: al-Durar al-Kaminah ft A'ymz al-Miat al-Tsaminah, dalam bidang sejarah, Thabaqat al-Mudallisin, TaMzib al-Tahdzib dan Lisan al-Mizau. Dan lain sebagainya. (Harun Nasution et. all., Ensiklopedi Islam Indonesia, (jakarta: Djambatan, 1992, h. 355-336). Guru-guru beliau an tara lain: AI-Burhan, al-Tanuhi, al-'Iraqi, al-Hisyami, al-
Bulqini, Ibn Mulaqqin, al-Mujiddin dan lain-lain. Adapun murid-murid beliau ialah banyak sekali. Lihat, Ibn Hajar, Tadzhib al-Tadzhib, Beirut: Dar al-Fikr, 1995.
37
"Pengarangnya adalah betul orang-orang yang mumpuni dalam ilmu baldghah dan perubahan kalimat, bukunya termasuk buku yang paling baik, karena ditulis dengan baik, dan lafaz-Iafaznya yang dipakai baik secara terpisah maupun tersusun dijelaskan arti hakiki dan majazinya."21 1.3. al-Mufashshal fi 'lim al-Lughah al-Zamakhsyari membagi bukunya al-rulifashsiial ini ke adalam
empat bab, yaitu: a. Bab Pertama membahas tentang ai-ism yang meliputi behasa al-
marfu'iit,
al-manshubiit, al-majrllriit,
a-lnasab,
taslIghzr dan al-
musytaqiit. b. Bab kedua membahas tentang ai-a! iii, yang meliputi bahasan macam-macam dan hukum-hukum ft'il. c. Bab ketiga membahas tentang al-ahruf yang meliputi bahasan jenisjenis huruf dan artinya. d. Bab keempat membahas tentang hal-hal yang tidak menjadi
bahasan ism, ft'il, atau IIarf, seperti masalah zmalalz, ziyiidall, waqf,
ibdiil, 'ilal dan idglJiim. Kalau kita melihat isi bahasannya, kitab ini tidak hanya membahas masalah nalyl'll, tetapi ia juga membahas masalah ashwiit (bunyi). Kitab ini berbeda dengan kitab-kitab na!lwll lainnya, karena dilengkapi dengan banyak contoh dari al-Qur'an, hadis Nabi, syair dan tulisan para sastrawan Arab terkemuka ketika menjelaskan masalah bahasa. Buku ini berisi uraian mengenai persoalan pengajaran nahwu. Buku itu menurut 'Abd ai-Majid Dayyab di tulis oleh al-Zamakhsyari selama dua tahun (513-515 H) dengan bahasa yang cukup jelas. Naskah buku ini pernah dierjemahkan ke dalam bahasa Jerman pad'a tahun 1873 M dan telah dicetak ulang beberapa kali di beberapa negara. Buku ini sangat menjadi populer setelah diterbitkan dan diedarkan ke beberapa 21
Ibn !:!ajar al-Asqaliini, Lisa/l, Jilid IV, h. 4.
38
negara. Pada tahun 1879 buku ini diterbitkan di Kurdistan, pada tahun 1882 di terbitkan di Libizij disertai dengan penjelasan (ulangan) oleh Ibn Ya'isy, dan pada tahun 1291 H atas usaha percetakan al-Munlriyyah buku itu lalu diterbitkan di Kairo dalam 10 jiIid, kemudian disebarkan di Iskandariyah atas usaha Syaikh Hamzah FathulHih. 1.4. al-Fi\iq fi Gharib al-Hadits Kitab ini disusun oleh al-Zamakhsyari pada tahun 610 H, dengan berisikan matan-matan hadis yang mengandung kata-kata yang dianggap gharib atau asing kemudian diberi penjelasan arti dengan merujuk kepada pengertian-pengertian yang dipakai oleh oleh orang Arab dalam syairnya atau ungkapan lainnya. Kitab ini bukan satu-satunya atau kitab pertama yang disusun dalam bentuk demikian, karena sebelunmya sudah ada kitab lain yang disusun dalam objek yang sama seperti kitab yang disusun oleh Abu 'Ubaid al-Qasim bin SaIlam, yang diberi nama Gharf/J al-Ahddfts wa al-Atsdr. 22
2. Karya-karya iImiahnya dalam bidang agama antara lain: 2.1. Ta'Iim al-Mubtadi wa Irsyad al-Muqtadi (Pengajaran bagi pemula dan Pembimbing bagai pengikut). Karyanya ini masih berbentuk manuskrip dengan no. 4204 sy dan tersimpan di Dar al-Kutub al-'Arabiyyah di Kairo. 2.2. Risalah fi Hikmah al-Syahadah (Artikel tentang Hikmah Syahadah). Terdapat perbedaan penyebutan nama buku ini dalam beberapa Iiteratur. Menurut 'Abd ai-Majid Dayyab buku ini berjudul Mas'alah fi Kalimat alSyahadah (Masalah Kalimat Syahadah), sedangkan menurut Ahmad Muhammad al-Hufi buku ini berjudul RisaIah fi Hikmah al-Syahadat. Namun demikian isi buku tet
22
AI-Hill!, nl-ZmllknllSljiJri, h. 261.
39
Majma' al-'Jlmf al-'Iriiqf, Jilid 15 tahun 1967 yang diedit oleh Dr. Buhaijah Baqir al-Husna. Tentang buku ini ada beberapa pandangan ulama. Ahmad Muhammad ai-HuH, misalnya menyebutkan bahwa buku ini merupakan nama lain dari buku Klzashiiish al-'Asyarah al-Kiriim al-Bararah (Keistimewaan-keistimewaan Sepuluh Sahabat Rasulullah). Sedangkan 'Abd Majid Dayyab menyatakan bahwa buku ini berbeda dengan buku
Khashiiish al-'Asyarah. Karena itu, dalam uraiannya ia membedakan antara kedua buku tersebut. 2.3. Khashaish al-'Asyarah al-Kiram al-Bararah Naskah manuskrip ini masih tersimpan di Dar al-Kutub al-'Arabiyyah di Kairo, Meisr dengan nomoI' 1/348 dan satu naskah lagi di Berlin dengan No. 9656. lalu manuskrip itu diterbitkan di Baghdad pada tahun 1968 disertai tallqfq (editing) oleh Buhaijah Baqir al-Husna.
2.4. Dhiilat al-Niisyid wa Riiidh fi 'JIm al-Fariiidh. Oleh sebagian ulama, seperti Ahmad Muhammad ai-HuH, buku ini dipandang sebagai satu buku, sedangkan oleh sebagain ulama lain, seperti 'Abd ai-Majid Dayyab buku ini dipandang sebagai dua buku. Karena itu, buku tersebut diberi dua judul terpisah dalam uraian Abd ai-Majid alDayyab, yaitu buku Dhillat al-Nasyid dan al-Raidh fi al-Faraidh. Dasar yang dijadikan pegangan oleh Dayyab ialah penjelasan yang disebutkan oleh Yaqut al-Hamawi dan Ibn Khaldun.
2.5. al-Kasyffi al-Qirii'iit al-'Asyr (Penyingkap Bacaan Sepuluh). Karyanya ini masih terismpan dalam bentuk manuskrip di Maktabah Ribath Sayyina 'Utsman bin 'Affan di Madinah al-Munawwarah dengall nomoI' 59., namun demikian, sebagian dari isi buku ini pernah dir11uat dalam MajalalJ al-Majma'. Buku-buku lain yang telah disusunnya dalam bidang agama, tetapi buku-buku tersebut kuarang dikenal, yaitu: a. Mlltasyiibih Asmii' al-Rllwiit, b). Mllkhtashar al-MlIwiifaqah bailw ahl ai-bait 1m al-Shalliibah, c). Rll'Iis al-
40
Masa'il fi al-Fiqh, d). Syafi al-'Ay min al-Kalam al-Syafi'f, e). Syaqaiq alNu'man fi Haqaiq al-Nu'man fi Manaqib ai-Imam Abi Hanifah, f). al-Nu'manf, g). Mu'jam al-Hudrld fi al-Fiqh, h). al-Minhaj H al-'Ushul. 3. Karya-karya Ilmiahnya dalam bidang bahasa
3.1. al-Asma' fi al-LlIghah. Buku ini menurut ai-HuH merupakan salah satu bagian dari bukunya yang beljudul Muqaddimah al-Dzalwb. Bagian pertama buku ini berisi urain menganai ism (kata benda), dan bagian keempat berisi uraian mengenai
Tashrifal-'Afal (tata cara pembentukan kata kerja dalam bahasa Arab). 3.2. A 'jab al-'Ajfib fi Syarh Lamiyat ai-Arab. Buku ini diterbitkan di Kairo pada tahun 1324 H dan tahun 1928 M.
3.3. al-Jibal wa al-Amkinah wa al-Miyah. Buku ini diterbitkan di Najef pada tahun 1962.
3.4. Jawahir al-Lughal1 3.5. Hasyiah 'ala al-Mlifasslwi. 3.6. al-Durr al-Muntakl1ab fi Kinayat wa Isti'arat wa Tasybihat al-'Arab. Sebagain dari isi buku ini pernah ditulis dalam Majllah al-Majma' al-' lImi
al-' Iraqi yang diedit oleh Dr. Buhaijah Baqir al-Husna. 3.7. Shamim al-'Arabiyyah Tentang buku ini terdapat pendapat para ulama. Menurut Ahmad Muhammad aI-HuH, buku ini tidak
terkenal.
Fadhil al-Samura'l
menyatakan bahwa di Perpustakaan Museum Irak di Baghdad terdapat suatu manuskrip dengan judul Sl1amim al-'Arabiyyah dengan no. 1002 yang pengarangnya duinisbahkan kepada al-Zamakhsyarl, tetapi disampulnya tertera tulisan MlIkhtashar al-Llighah Ii al-' Allamah Jar Allah al-Zamakhsyarl. Lebil1 lanjut Fadhil al-Samura'! menyatakan bahwa menurut komentar Husein Nasshar, buku ini bukanlah buku yang ditulis oleh alZamakhsyari dengan alasan bahwa sistem penulisan buku tersebut sangat berbeda. Husain Nasshar lebih condong untuk menyebutkan bahwa buku
41
tersebut merupakan ringkasan dari buku Ishliii! nl-Mmztiq oleh Ibn al-Sikkit atau yang serupa dengannya. Ia tidak pernah mengetahui bukub yang berjudul Asiis nl-Lllghnh yang ditulis al-Zamakhsyari, yang ia ketahui hanyalah buku Asas al-Balaghah.
3.8. nl-Mllstashfd fi Am/sdl al-'Arab Buku ini merupakan ensiklopedi mengenai pepatah dalam bahasa Arab yang menghimpun sebanyak 3461 pepatah yang disusun secara hijai. Buku ini diterbitkan pertama kali di India pada tahun 1962 M. 3.9. MllJam al-'Arabi al-Fdrisi
Buku ini merupakan kamus bahasa Arab-Persi
4. Karya-karya ilmiahnya dalam bidang nahwu 4.1. aI-AnmOdzij fi al-Nahwi.
Buku ini merupakan buku kecil yang berisi ringkasan isi bukunya nl-
Mllfassal, diterbitkan pertama kali di Mesir pada tahun 1289 H, dan diterbitkan di Istambul, Turki pada tahun 1298 H. buku ini telah diberi ulasan oleh banyak ulama.
4.2. Syarafl Abydt Kitdb Sibnwaih Buku ini berisi penjelasan tentang bait-bait syair yang disusun oleh Sibawaih yang berkaitan dengan ilmu nahwu.
4.3. Synrafl al-Mllfasshal, Buku ini berisi uraian mengenai penjelasan tentang beberapa kesulitan yang terdapat dalam kitab nl-Mufnssnl. Salah satu naskah buku ini terdapat di Leiden, Belanda.
4.4. al-Mllfldjdt bi al-Masd'il al-Nni!wiyynh all nl-Afldji al-Nnflwiyynh Judul buku ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad Muhammad aI-HuH dalam al-Zamakhsyari. Sedangkan menurut 'Abd a1Majid Dayyab, buku ini berjudul. Namun demikian, mereka tidak mempersilihkan tentang isi buku itu, kedua-duanya sama-sama berisi uraian tentang nahwu. Buku itu pertama kali diterbitkan di Baghdad
42
tahun 1973. naskah manuskrip buku itu terdapat di Dar al-Kutub alMishriyyah, di Kairo No. 116
4.5. al-Mufrad wa al-Mu' allif Sebagian dari manuskrip ini pernah dimuat di dalam Majallah al-Majma'
al- 'Jlmf al-'Irdqf tahun 1967 disertai komentar yang diberikan oleh Buhaijah Baqir al-Husna.
4.6. Muqaddimnt nl-Adnb Buku ini dari segi judulnya, terkesan berisi pembahasan mengenai sash'a, akan tetapi kebanyakan isinya membicarakan uraian mengenai persoalan nahwu. Buku ini terdiri atas lima bagian. Bagian pertama dan kedua pernah diterbitkan menjadi satu buku di Libizij tahun 1843 M dan bagiannya yang lain diterbitkann pada tahun 1650.
4.7. Nuktat al-I'rdb fi Gharib nl-I'rdb Naskah manuskrip ini masih tersimpan di Dar al-Kutub al-Mishriyyah, Kail'O dengan no. 25102 B yang dihimpun dalam risalah-risalah al-Kasysydf . Dua kitab lainnya yang kurang dikenal ialah a). al-Mufrad wn al-Murakkab
fi al-'Arabiyyah, b). al-'Amdli fi nl-Nahwi fi Wafaydt nl-'A 'ydn. 5. Karya-karya ilmiahnya dalam bidang 'Arud Satu-satunya buku yang telah ditulis al-Zamakhsyari mengenai bidang
'an1d ialah bukunya yang berjudul nl-Qisthds fi al-'Arudh . buku ini telah diterbitkan di Najd/, sebuah kota dalam wilayah Irak disertai komentar oleh Buhaijah Baqir al-Husna. Foto kopi naskah manuskrip ini terdapat dibeberapa perpustakaan, seperti di perpustakaan 'Asyir Effendi No. 990, di perpusakaan Sulthan Ahmad Tsalits NO. 1652, di perpustakaan Berlin no. 7111, dan di perpustakaan Leiden no. 267.
6. Karya-karya ilmiahnya dalam bidang sastra
6.1. Athwdq al-Dzahab Dalam bidang sastra buku ini menu rut beberapa ulama, seperti Musthafa al-Sawi al-Juwaini, pada mulanya bernama IlI-NIlShdi!l. al-Shighdr, di
43
perpustakaan museum Iraq, buku ini tercatat sebagai manuskrip no. 567 di bawah juduI Kitdb Atl17Lloq al-Dzalzab
fi
'Ilm al-Adab yang juga
dinamakan al-Nasii'ilz al-Slziglzlir.
6.2. Di7l'dn al-Zamaklzsayri Merupakan suatu manuskrip yang masih tersimpan dengan baik di Dar aI-Kutub aI-Mishriyyah di Kairo dengan no. 529/ adab. Manuskrip ini telah diulas dalam bentuk tesis untuk memperoleh gelar Majester oleh 'Abd
al-Sattar Daif,
seorang mahasiswa
Fakultas Dar
al-'Ulum,
Universitas Kairo.
6.3. Di7l'on al-Tamtsil Buku ini disebutkan dalam buku Yaqut, dan Ibn khallikan dan pengarang buku Hadiyyah al-'Arifin jilid II h. 402.
6.4. Di7l'on al-Khutab Disebutkan dalam kitab yang disusun oleh yaqut.
6.5. Di7l'dn al-Raso'il Juga buku ini disebutkan dalam buku Yaqut, Ibn Khallikan, dan penulis buku Taj al-Tarlijum.
6.5. Rabi' al-Abrdr Merupakan suatu manuskrip yang telah diedit oleh 'Abd ai-Majid Dayyab, dan diterbitkan oleh al-Hai'ah al-Mishriyyah al-'Ammah Ii alKitab di Kairo pada tahun 1992.
6.6. al-Qashidalz al-Ba' zidiyyah Buku ini berisi pujian terhadap Allah dan Rasul-Nya isi buku ini pernah dimuat di Majallalz al-Ustlidz yang diterbitkan di Iraq pad a tahun 1967 M dengan ulasa,n yang diherikan oleh Buhaijah Baqir al-Husna.
6.7. QaslzidahJi Su'dl al-Ghazdli Buku ini berisi uraian mengenai kalam yang antara lain menjelaskan tentang bagaimana Allah duduk diatas arasy.
6. Maqdmdt al-Zamakhs.1!ari
44
Buku ini berisi 50 maqamat berkaitan dengan nasihat dan petunjukpetunjuk yang pada dasarnya ditujukan kepada diri al-Zamakhsyari sendiri yang kemudian disyarahnya sendiri. Buku ini telah diterbitkan pertama kali di Kairo pada tahun 1312 H dan cetakan kedua ditempat yang sama pada tahun 1320 H. Buku-buku lain yang disusun mengenai bidang ini tetapi kurang dikenal, adalah buku-buku berikut: a). al-Nashiiib. al-Shighiir wa al-Bawdligh
al-KiMr, b). Nawdbigh al-Kalim, c). Risdlat al-Mas'alah, d). al-Risdiat alNdsiJihaiJ, e). Sawd'ir al-Amtsci!, f). Risdlat al-Asrdr. 23 Dari kitab-kitab yang telah disusunnya dapat diketahui bahwa alZamkhsyari adalah seoarang ulama yang mempunyai wawasan yang luas mengenai berbagai bidang ilmu, yang tidak hanya mengenai ilmu agama, tetapi juga mengani ilmu bahasa. Kemampuan dan kedalaman ilmunya di bidang bahasa inilah yang membuatnya lebih terkenal di kalangan ulama di masa-masa sesudahnya, terutama ketika ia menafsirkan al-Qur'an dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa dan baIdgiJaiJ.
C. PROFIL TAFSIRAL-KASYSyAF 1. Latar Belakang Penulisan Tafsir al-Kasysyiif
Nama lengkap tafsir ini adalah "AL-KASYSyAF 'AN HAQAIQ AL-
TANZIL WA 'UYUN AL-AQAwIL FI WUJlIH AL-TA'wfL" yang berarti "Penyingkap Tabir Hakikat Wahyu dan Mata Air Hikmah Dalam Aneka Pentakwilan" yang penulisnya memakan waktu kurang lebih 30 bulan atau 3 tahun, kitab ini terdiri dari 4 jilid. Dimulai ketika ia berada di
23
Buku-buku ini dapat dilihat pada Ahmad al-jjufi, al-Zalllak"styan~ h. 56-63.
45
Mekkah pada tahun 526 H. Dan selesai pada had Senin 23 Rabi'ul Akhir 528
H.24
Ide al-Zamakhsyari dalam penulisan tafsir al-Kasysyiif dilatar belakangi aleh:
Pertama, Semakin banyaknya permintaan agar ia menulis sebuah kitab tafsir
Kedua, berasal dari permintaan suatu kelampak yang menamakan diri al-Fi'ah al-Niijiyah al-Adaliyyah (Muktazilah).
Ketiga, atas darongan aI-Hasan 'Ali bin Hamzah bin Wahhils dan kesadaran did sendiri. Hal ini sebagaimana yang ia kemukakan dalam muqaddimah tafsirnya yang disebutkan sebagai berikut:
"... Mereka menginginkan adanya sebuah kitab tafsir dan mereka meminta saya supaya mengungkapkan hakikat makna al-Qur'an dan semlla kisah yang terdapat di dalamnya termasllk segi-segi pentak7l'ilannya. "25 2. Literatur Yang Digunakan Dalam Tafsir al-Kasysyaj Berikut ini akan akan penulis kemukakan beberapa kitab yang menjadi rujukan al-Zamakhsyarl dalam menulis karya tafsirnya, antara lain sebagai berikut26 : a. Rujukan al-Kasysyiif yang berasal dad kitab-kitab tafsir yaitu: - Tafslr al-Mujiihid (104 H) - Tafsir 'Amr bin 'Ash bin 'Ubaid al-Muktazili (144 H) - Tafsir Abu Bakar al-Mu'tazili (235 H) - Tafsir al-Zujjiijl (311 H) - Tafsir al-Rummiini (382 H) - Tafsir AbU Thiilib dan Ja'far al-Shiidiq
2·1
al-Zamaksyari,
Ttlf~ir
nl-KnsysyiiJ
'flJl
I1llqfliq Ghll7Pfll1lidJI al-TIlI/ziI
lila
I
Uyl1n aiM
Aq(Ujifi fi WIIjlih al-Ta'7I'il, (Beurut:Dar aI-Kutub al-'Ilmiyyah, 1995 M), Jilid IV, h. 825. 25
Ibid., Jilid I, h. t-u.
26
aI-J uwaini, Manhiij al-Zalllaksyarifi TaJsir 1l1-QIIr' all, h. 80-91
46
- Tafs!r dari kelompok Jabariyah dan Khawarij b. Rujukan nl-Knsysynf yang berasal dari kitab-kitab bahasa dan tata bahasa, yaitu - Kitab al-Nahwi, Karya Slbawaih (146 H) - Ishlah al-Manthiq karya Ibn al-Sikkit (244 H) - al-Kamil, karya al-Mubarrad (285 H) - al-Mutammim karya 'Abdullah bin Dustilriyyah (347 H) - al-Hujjah karya AbU 'All aI-Faris! (377 H) - al-Halabiyyat, karya Abu 'All aI-Faris! (377 H) - al-Tamrnam, karya Ibn Jinnj27 (392 H) - al-Muhtasab, karya Ibn Jinn! (392 H) - al-Tibyan, karya Abu al-Fattah al-Hamadan! c. Rujukan nl-Knsysynfyang berasal dari kitab-kitab sash'a yaitu: - al-Hayaran, karya al-Jahizh - al-Hamasah, karya Abu Tamam -Istaghfir dan Istaghfir!, karya Abu 'Abd al-Mu'arr1. d. Rujukan al-Kasysynfyang berasal dari kitab-kitab Qiraat, yaitu: - Mushaf 'Abdullah Ibn Mas'ud - Mushaf Haris Ibn Suwaid - Mushaf Ubay bin Ka'ab - Mushaf ulama Hijaz dan Syam e. Rujukan nl-Knsysynfyang berasal dari kitab-kitab Hadis yaitu:
27 Nama aslinya adalah Abu al-Fatah Utsman ibn Jinni al-Mushili, ayahnya adalah seorang Romawi, ada kemungkinan namanya adalah asal dari bahasaYunani Gennaiu, lahir pada tahun 320 H, ia terkenal dengan kee~rdasannya, ia belajar ilmu bahasa Arab ketika masih keeil. Pada tahun 337 H, ia mengikuti !lalaqah ahli Nahwu pada waktu itu, ia sangat terkagum dengan gurunya, sehingga kalau kita telusuri sejarahnya, al-Farisi mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran Ibn Jinni. Ibn Jinni memiliki karya yang sangat banyak sampai 50 karya, di antaraa karyanya yang terkenal adalah alKhashiiish, al-MIIl!tasab fi Taby,,, WlIjllh Sympaz al-Qiratit. Akhirnya beliau meninggal pada tahun 392 H di Baghdad. Lihat, Syauqi Dhaif, ai-Madaris al-Nal!lPiyyah, (Kairo: Dar alMa'arif, tt.), h. 265-266.
47
Untuk rujukan ke buku-buku hadist, penulis tidak menemukan alZamakhsyari menyebutkan sumber-sumber dari hadis-hadis yang beliau jadikan rujukan. Beliau hanya menggunakan istilah fi al-hadfts dan lain sebaginya. Inilah yang nantinya akan penulis jadikan kajian penelitian dalam tesis ini dalam bab IV.
3. Sitematika Penyusunan Tafsir al-Kasysyiif Dalam penyusunannya, tafsir ini disusun berdasarkan tartib mushaf Utsmani. Yang terdiri dad 30 Juz dan 114 surat. Dimulai dari surat
al-Ftitih.ah dan diakhiri dengan surat ai-Nils. Setiap surat diawali dengan basmalah kecuali surat al-Taubah. Sebelum menafsirkan al-Qur'an, terlebih dahulu al-Zamakhsyari menuliskan ayat al-Qur'an yang akan ditafsirkan, kemudian memulai penafsirannya dengan mengemukakan pemikiran rasionalnya yang didukung dengan daW-dalil riwayat (hadis) atau ayat al-Qur'an, baik berhubungan dengan asbilb al-Nuzm suatu ayat atau dalam hal penafsiran ayat.
Meskipun
demikian ia
tidak
terikat oleh
riwayat dalam
penafsirannya. dengan kata lain, kalau ada riwayat yang mendukung penafsirannya ia akan mengambilnya, dan kalau tidak ada riwayat ia akan tetap melakukan penafsirannya. Bila diperhatikan dengan cermat, akan nampak dengan jelas metode yang dipergunakan oleh al-Zamakhsyari dalam menafsirkan ayatayat al-Qur'an. Ia juga menyingkap aspek nllmdsabah antara ayat yang satu dengan yang lainnya atau antara surat yang satu dengan surat yang lainnya, sesuai dengan tertib susunan surat-surat dalam Mushaf Utsmani. Untuk membantu mengungkap makna ayat-ayat, ia juga menggunakan riwayat-riwayat dari para sahabat dan para tabi'in dan kemudian mengambil 'conklusi dengan pemikirannya sendiri.
48
4. Berbagai Sikap Penafsiran al-Zamakhsyari Untuk lebih memahami karakteristik tafsir al-Kasysydf, di bawah ini akan dikemukakan beberapa hal yang terkait dengan sikap dan pandangan al-Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat, yang an tara lain sebagai berikut: - sikapnya terhadap ayat-ayat ten tang fiqih Dalam
menafsirkan
ayat-ayat
tentang
fiqih
al-Zamakhsyari
berusaha untuk bersikap netral sebagaimana terlihat pada penafsiran surah al-Maidah/5:6: ·(-i~·f'·(-. " I"'" ~ J ) i'"""'" )' ~ Y'--')
'·I"i,J',·c:.cf' ;li;li:.aJIJ"·~~I;'1 . .J'I',~C r : "-", . ) 'c:" ,,--YC) II r:-' : r-' : y."~'I" J., "",
~
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengeljakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam peljalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempumakan nfmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." khususnya mengenai lafadz ;,L); ~ 1;":':'1) di dalam penafsiram1ya alZamakhsyari mengemukakan perbedaan pendapat yang terjadi antara madzhab imam Syafi'1, Malik1 dan Hanan. AI-Zamakhsyarl tidak membela salah satu pendapat tetapi menyatakan bahwa mengusap salah satu bagian dari kepala atau keseluruhan kepala memiliki pengertian yang sarna. Karena keduanya sarna meletakkan tangan di atas kepala
49
dengan satu tujuan yang sama yakni mengusap kepala. Kesimpulan yang diambil dari pernyataan adalah
e-------U J-d.. LJ)IS' c;-i~ ¥.>'-') ~ r:--') ,..h~ c;-il J L.aJ, ,I}I "~j..r. 1)'"--'1/
- sikapnya dalam menafsirkan ayat dari aspek balaghah demi membela theology Mujktazilah AI-Zamakhsyarl sebagai tokoh Muktazilah yang benar-benar menguasai bahasa Arab dan bnldghnh, sering menggunakan keahliannya itu untuk membela alirannya. Jika menemukan dalam al-Qur'an suatu lafadz yang kata lahirnya tidak sesuai dengan pendapat Muktazilah, ia berusaha dengan segenap kemampuannya untuk membatalkan makna lahir (yang tampak) dan menetapkan makna lainnya yang terdapat dalam bahasa. Misalnya ketika ia menafsirkan surah al-Qiyamah/75: 22-23: (
23-22 ... LaJ, ..
)
i"I~15 ,.. . ;.. f f "",j
J",:.d' i" . 15 ... ..i.{;''': " y.. Y')
Menurut al-Zamakhsyarl kata iln merupakan isim yang bermakna nikmat, sehingga ia mengesampingkan makna lahir makna kata
i};L...;
sebab menurut Muktazilah Allah SWT tidak dapat dilihat di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu kata i};" diartikan dengan .4-)' Ji tijill yang artinya menunggu atau mengharapkan 2R Ketika ia menemukan suatu ayat yang pada lahirnya bertentangan dengan prinsip-prinsip Muktazilah, ia akan mencari jalan keluar dengan cara mengumpulkan beberapa ayat kemudian mengklasifikannya pada ayat mul1knmdt dan mutnsydbihdt. Ayat-ayat yan sesuai dengan paham Muktazilah dikelompokkan ke dalam ayat mul1knmdt, sedangkan ayatayat yang tidak sesuai dengan paham Muktazilah dikelompokkan ke 28
al-Zamakhsyarl, al-Kasysyiif, Juz IV, h. 661..662.
50
dalam ayat mutasyabihilt. Kemudian ditakwilkan agar sesuai dengan prinsip-prinsip Muktazilah. Misalnya ketika ia menafsirkan surah alAn'am ayat 103 Ayat 103 surah al-An'am dikelompokkan ke dalam ayat muh.kamdt. Karena maknanya sesuai dengan paham Muktazilah. Sedangkan ayat 2223 surah al-Qi1jd11lah dikelompokkan kedalam ayat 11lutas1jdbiluit, karena
makna ayat tersebut tidak sesuai dengan paham Muktazilah. Selanjutnya kata dicarikan maknanya yang sesuai dengan paham Muktazilah yaitu yang artinya menunggu, mengharapkan. 29 - sikapnya dalam menafsirkan ayat dari aspek Qawaid al-Lughah Aspek nahwu dan gemetika Arab sangat kental dalam tafsir alKas1js1jdf Hal ini terlihat ketika al-Zamakhsyari menafsirkan surah alBaqarah ayat 23:
,
(23 i}Ui) ~~G, ~
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan ten tang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar". Menurutnya kembalinya dhamir "hi" pada kata <..t. adalah pada kata Wl y l. atau pada kata LJ¥-, tetapi yang lebih kuat dha11lir itu kembali kepada kata sesuai dengan maksud ayat tersebut, sebab yang dibicarakan dalam ayat tersebut, sebab yang dibicarakan dalam ayat tersebut adalah al-Qur'an, bukan Nabi Muhammad. 3D
29
30
Ibid. Ibid., h. 96.
51
- sikapnya terhadap israiliyat AI-Zamakhsyari tidak mengambil banyak riwayat israiIiyat yang dijadikan sebagai rujukan, kecuali hanya sedikit. la menggunakannya jika riwayat israiliyat mendukung dalam rangka mempelielas penafsirannya. dan ia tidak membenarkan dan tidak menolak riwayat israiIiyat kecuali jika sejalan dengan kebenaran Dfn al-Isllim. la pun selalu menyebutkan lafaz riwayatnya dengan (<#_u) dan mengembalikan kebenarannya pada Allah swt.
5. Bentuk Metodologi dan Corak Tafsir al-Kasysyiif Bentuk penafsiran yang digunakan oleh al-Zamakhsyari dalam tafsir al-Kasysylif adalah bi al-ra'yi, hal ini dikarenakan sebagian besar penafsirannya berorientasi pada rasio (ra'yll),31 meskipun pada beberapa menggunakan dalil naql yaitu al-Qur'an dan Hadis.
penafsirannya
Kemudian metode yang digunakan ialah ta!J.lfly, Adapun pengertian tal;lflf sendiri ialah satu metode tafsir yang "Mufassirnya berusaha menjelaskan kandungan
ayat-ayat
al-Qur'an
dari
berbagai
seginya
dengan
memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Qur'an sebagailI\ana tercal1tum di dalam mushaf."
32
Sedangkan corak penafsirannya yang palil1g dolI\il1an
adalah bahasa dan sash'a serta teologi khususnya aliran Muktazilah.
31 Sedangkan kebalikan dari tafsir bi al-ra1yi lalah tafsir hi al-111I1 'tsl1r yaitu tafsir al-Qur'an dengan al-Qur'an, atau penafsiran al-Qur'an dengan had is, atau penafsiran alQur'an dengan pendapat sahabat dan tabi'in, termasuk juga penafsiran al-Qur'an dengan kaidah-kaidah bahasa seperti syair-syair Arab, yang kemudian dengan itu disimpulkanlah makna. hukum serta petunjuk ayat tersebut. Lilla/, Hal ini dikemukakan oleh juga oleh, Shaliih 'Abd al-Fattah al-Khiilidi, Ta'ri[ al-Darisill bi al-Mallahij al. Mufassirill, (Damaskus; Dar al-Qalam, ttl, h. 396. Liha/ jllga, Thameem Ushama, Metodalogi Tafsiral'Qur'all, (jakarta: Riora Cipta, 2000 M), h. 5-6. M. Quraish Shihab, Membumikan nl-Qllr'ml lFlIllgsi dan Pernn WahyuDnlam Masyaraka/', (Jakarta, Mizan, 2003), Cet. XXVI, h. 86. Beliau juga menambahkan, II Balzw/1 seorang mufassir yang menggl/llakan metode in; binsanya menguraikrl1l arti kosa kata, asbiib al-Hl/zm, mWltlsabah, dan lain-lain yang berkaital1 del1gml leks ainu kalldllllgan ayat 32
Kehidllpml
ll
•
52
D. TANGGAPAN ULAMA TERHADAP TAFSIR AL-KASYSYM DAN PENGARANGNYA, AL-ZAMAKSYARI Kitab tafsir al-Kasysyfij karya al-Zamakhsyari ini diakui oleh para ulama sebagai kitab tafsir yang bernilai tinggi. AI-Kasysyfij memiliki beberapa keistimewaan yang membedakan dengan para mufassir lainnya. Keistimewaan tersebut terletak pada pembahasan atau penafsirannya yang mengungkap rahasia-rahasia balaghah yang terkandung dalam alQur'an. 33 Meskipun banyak pujian yang dilontarkan para ulama, namun tidak sedikit para ulama ayang mengkritik tafsir al-KasysyfiJ, terutama dari kalangan Ahl al-Sunnah. Berikut ini beberapa pendapat para ulama tentang tafsir al-KasysydJ, antara lain: 1. Haidar al-Harawi Menurutnya bahwa tafsir al-Kasysydj merupakan kitab tafsir yang sangat tinggi nilainya. Tafsir-tafsir setelahnya tidak ada satupun yang dapat menandinginya, baik dari segi keindahan maupun ke dalamannya. Kalupun ada, maka penyusunannya hanya mengutip apa adanya, tanpa mengubah sedikitpun baik susunan kata maupun kalimatnya. Tafsir al-
Kasysyfij sangat terkenal di berbagai negara dan menaburkan makna dan kandungan al-Qur'an dalam setiap kalbu insan yang membacanya, ia bagaikan sinar matahari yang menyinari seluruh daratan bahad. Namun bukan berarti al-Kasysyfij sempurna tanpa kekurangan. Adapun kekurangan-kekurangan dalam tafsir al-KasysyfiJ, menurut al-Harawi, antara lain
Pertama, sering melakukan penyimpangan makna lafaz tanpa dipikirkan terIebih dahulu secara mendalam, ia juga sering menafsirkan sebuah ayat 33
Muhammad Husein al-Dzahabi, al-Tn/sir, h. 433.
53
dengan panjang lebar seakan-akan untuk menutupi kelemahannya, serta penuh dengan pemikiran Muktazilah.
Kedlla, serinng menyebut Ahl al-Sunnah dengan sebutan yang tidak sopan. Bahkan terkadang mengkafirkan mereka dengan sindiran-sindiran. lni adalah suatu perilaku yang tidak laying yang disandang oleh ulama yang shaleh.
Ketiga, terlalu banyak menghadirkan syair-syair dan pribahasa yang penuh dengan kejenakaan yang jauh dari tuntutan syariat,34 2. Ibn Khaldun Ibn Khaldun memberikan analisa dan penilaian terhadap tafsir al-
Kasysyiif karya al-Zamakhsyari dengan mengatakan, : "Di antara kitab tafsir yang paling baik yang mencakup bidang bahasa, I'rdb dan baldglzialz adalah tafsir al-Kasysyiif Hanya saja pengarangnya termasuk pengikut fanatik aliran Muktazilah. Karena itu, senantiasa ia menghadirkan argumentasi-argumentasi
untuk
membela
mazhabnya
setiap
la
menerangkan ayat-ayat al-Qur'an dari segi baldghah. Cara demikian bagi para penyelidik dari kalangan Ahl al-Sunnah, dipandang sebagai penyirnpangan dan bagi !llmhur merupakan manipulasi terhadap rahasia dan kedudukan al-Qur'an. Namun demikian, mereka tetap mengakui kekokohan langkahnya dalam hal yang berkaitan dengan bahasa dan balaghah. Tetapi jika seseorang yang membacanya tetap berpijak pada mazhab Sunni dan menguasai hujjah-hujjahnya, tentu ia akan selamat dari perangkap-perangkapnya. Gleh karena itu, kitab tersebut perlu dibaca mengingat keindahan dan keunikan seni bahasanya."35 3. Mushthafa aI-Saw! al-]uwaini
34
AI-juwaint Mal/1m;, h. 436-438
3S Ibn Khaldan, al-MuqaddllllalI, (Beirat: Dar aI-Kutub al-'lImiyyah, 1993), Cet. ke1, h. 349, lilIal juga, al-Dzahabi, al-Tafsir, h. 440.
54
Menurutnya al-Zamakhsyari adalah seorang ulama Muktazilah yang sangat fanatik dalam membela paham kemuktazilaharmya, sehingga penafsirannya sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Muktazilah. Oleh karena itu, tafsrnya seakan-akan merupakan pembelaan terhadap mazhab MuktaziIah.36 4. Syauqi Dhaif Ia mengatakan bahwa al-Zamakhsyari adalah seorang penulis dan penyair yang telah mencapai kemasyhuran di dunia Islam semenjak masanya.
Kemasyhurannya
itu dicapainya
karena kelebihan dan
keutamaan kitab tafsirnya, nl-Knsysyiif Dalam tafsirnya ia telah mampu menyajikan suatu penafsiran yang menarik, tidak hanya mengenai rahasia-rahasia yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur'an, tetapi juga telah mengungkapkan rahasia-rahasia keindahan bahasa al-Qur'an yang ditampilkannya melalui penafsiran yang bersifat bnliighf. Kemampuannya dalam hal ini, menurut Syauqi Dhaif, tidak dapat ditandingi oleh ulama mana pun, balk oleh ulama yang hidup pada masa sebelumnya maupun oleh ulama yang hidup pada masa sesudahnya. Karena itulah, maka golongan Ahl al-Sunnah pun memuji kehebatannya dan keberadaan tafsirnya, meskipun dari segi aqidah ia penganut akidah MuktaziIah.37 5. Muhammad al-Shiidiq Ibrahim 'Uljun, mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya perbedaan penafsiran para ulama dan penyimpangan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an ialah karena adanya perbedaan golongan dan faham kalam yang dianut oleh setiap mufassir dan pengaruh yang ditimbulkan oleh pandanganpandangan mereka berkaitan dengan aqidah dan prinsip yang dianutnya.
219-220.
36
AI-Juwainl, Ma/lha}, h. 149.
37
Syauqi Dhail, al-Balfighah Tathaww/lr ,ua Tarikh, (Kairo: Dar aI-Ma'aril, tt), h.
55
Salah satu kitab tafsir yang dinilainya dipengaruhi oleh aqidah seperti itu ialah tafsir al-KasysyfiJ Ia rnernandang bahwa tafsir al-Kasysyfij adalah salah satu tafsir yang telah rnenyirnpang dari rnaksud kandungan ayatayat al-Qur'an. Penyirnpangan itu, rnenurutnya, disebabkan oleh karena penafsirannya telah rnenarnpilkan beberapa aspek yang rnendukung prinsip-prinsip yang dianut oleh golongan Muktazilah, yang rnerupakan paharn yang dianut kuat oleh al-Zarnakhsyarl. Penyajian seperti ini membuka jalan yang selebal'-lebarnya bagi adanya perdebatan teologis di kalangan mufassirin. Penafsiran seperti ini dapat mernberi peluang bagi adanya suatu pernaharnan bahwa al-Qur'an dapat dianggap oleh sebagain orang sebagai salah satu kitab falsafah teologis yang diturunkan hanya unhlk memberi kesempatan bagi perdebatan dan diskusi yang panjang, bukan lagi kitab yang berisi petunjuk, keyakinan dan keterangan yang dapat memberi ketenagan dan kesejukan dalam hati manusia. 38 6. Munir Sulthiln Dalam bukunya, I'jfiz al-Qur' fin baina al-Mu' tazilalz 1/la al-Asyfi'iralz menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan kemukjizatan al-Qur'an menurut
pandangan
golongan
Muktazilah
dan
Asy'ariah.
la
mengelompokan kitab tafsir al-Kasysyfij ke dalam kelompok tafsir yang bercorak Muktazilah. Kitab al-Kasysyfij, rnenurutnya adalah salah satu kitab yang dihasilkan oleh golongan Muktazilah dalam bidang tafsir. Hal ini seperti dapat dilil1at dalam ungkapannya bahwa al-Zamakhsyarl alMu'tazili telah menyusun suatu kitab yang diberi judul al-KasysyfiJ Ia menilai
bahwa
rnengungkapkan
al-Zamakhsyarl su~tu
dalam
kitab
tafsirnya
itu
telah
argumen yang pasti bahwa makna-rnakna yang
dikandung oleh al-Qur'an selumhnya saling berkaitan dan tidak illungkin ada pertentangan dan perbedaan. Di samping itu, menurutnya ada " Ahmad Thib Raya, FlIllgs; al·Bnyrill daltllli Tarsir ill-Kasysyrif (Jakarta: SPS UIN Jakarta, 1999), h. 76-77.
56
beberapa hal yang
telah
dilakukan oleh
al-Zamakhsyari
dalam
menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an, yaitu a). la telah berusaha memadukan antara al-Qur'an dan Hadis yang shahih, karena Hadis merupakan pemberi penjelasan dan penerangan terhadap al-Qur'an. b). Ia telah mengangkat lima prinsip Muktazilah dalam penafsirannya. dengan
mamadukan
antara
argumen
kebahasaan
dan
argument
keagamaan yang diyakininya, ia telah mampu menampilkan berbagai pandangan yang dapat membawa penafsirannyakepada pandanganpandangan yang sesuai dengan Muktazilah. 39 7. 'Abd al-'Azhim al-Mu'thini Ia
memberikan
pujian
yang amat
berlebihan
kepada
al-
Zamakhsyari, dalam hal yang berkaitan dengan ilmu yang dirnilikinya dan kedalaman pengetahuannya mengenai ilmu-ilmu bahasa, terutama ilmu baldghah. Ia mengemukakan bahwa al-Zamakhsyari adalah seorang pernimpin Islam, yang karena keluasan dan kedalam ilmunya dapat digambarkan sebagai sebuah lautan yang dalam dan luas. Ia merupakan gudang i!mu pengetahuan, dan bintang dalam ilmu al-baydn.Ia dipandangnya sebagai seorang mufassir yang kukuh pendiriannya dan dengan kemampuan yang diberikan Allah ia mampu menerangkan makna-makna yang dikandung oleh al-Qur'an. Dengan pemahamannya yang mendalam itu, ia telah mampu mengungkap rahasia-rahasia yang tersembunyi dibalik makna lahir, yang kesemuanya itu terungkap dalam kitab tafsirnya, al-Kasysydf Ia dipandang sebagai imam yang mempunyai
39 Raya, Ibid,. h. 77, yang beliau tukil dari kitab I'jaz nl-Qllr'all bnilla ai-Mil' tazilail wn nl-Asya'irail, (al-lskandariah: Mansya'ah al-Ma'arif, 1986), h. 169-170.
57
pengetahuan yang sangat dalam mengenai baliiglzalz pada umumnya dan persoalan pada umumnya serta persoalan majiiz pada khususnya. 40 8. Sedangkan M.Quraish Shihab menilai kelemahan corak tafsir dan metode seperti ini secara umum sebagai berikut4 l : a.
Terjerumusnya
sang
musafir
dalam
uraian
kebahasaan
dan
kesusasteraan yang bertele-tele sehingga pesan pokok Al-Quran menjadi kabur dicelah uraian itu. b. Seringkali konteks turunnya ayat (uraian asbab al-nl/zul atau sisi kronologis turunnya ayat-ayat hokum yang dipahami dari uraian nasiklz
(mansl/klz) hampir dapat dikatakan terabaikan sarna sekaIi, sehingga ayatayat tersebut bagaikan turun bukan dalam satu masa atau berada di tengah-tengah masyarakat tanpa budaya. Bahwa
mereka
mengandalkan
bahasa,
serta
menguraikan
ketelitiannya adalah wajar. Karena, di samping penguasaan dan rasa bahasa mereka masih baik, juga karena mereka ingin membuktikan kemukjizatan Al-Quran dari segi bahasanya. Namun, menerapkan metode ini serta membuktikan kemukjizatan itu untuk masa kini, agaknya sangat
sulit karena - jangankan kita di Indonesia ini - orang-orang Arab sendiri sudah kehilangan kemampuan dan rasa bahasa itu. 9. Muhammad Rajab al-Bayumi mengemukakan bahwa sulit bagi kita untuk meyatakan bahwa al-Zamakhsyari hanyalah seorang penyair, tanpa menyebutkan pula bahwa ia adalah seorang kritikus dan mufassir. Ia merupakan orang pertama yang mengubah sebutan "mabiiilits al-nazm" yang digunakan oleh ulama-ulama sebelumnya dengan sebutan yang
40 Ibid., h. 78. Kutipan ini langsung ditukil dari kitab aslinya yaitu, al-Majnzji alLuglwli wa al-Qur'nn ai-Karim baina al-Ijnza" wa ai-Man: al-'Ard wa Tab}!l wa Naqd, 2 jilid (Kairo: Maktabah Wahbah, 1993), h. 477-478.
41
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an, h. 86.
58
baru yaitu ilmu al-Ma'iinf, yang kemudian diikuti pula oleh al-Sakkaki dalam kitanya Mifliill al-' Ulz1m. 42 Dari berbagai pandangan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para ulama menilai positif dan memuji akan kehebatan tafsir ini, jika pandangan itu dikaitkan dengan aspek kebahasaan yang ditampilkan oleh mufassirnya. Dari segi ini para ulama sepakat menilai bahwa al-Kaslfsyiif adalah sualu kitab tafsir yang memiliki keunggulan tersendiri di bidang kebahasaan, terutama yang berkaitan
dengan
aspek-aspek
baldghah
dan
analisisnya
tentang
kemukjizatan al-Qur'an. Uraiannya yang sangat mendalam dan luas mengenai aspek kebahasaan ini telah
mengantar al-Zamakhsyari
kepuncak kemasyhuran dan kehebatan. Akan tetapi jika dilillat dari aspek lain, terutama yang menyangkut sebagaian dari subtansi penafsirannya yang menonjolkan prinsip-prinsip Muktazilah, para ulama menilainya negatif, aspek-aspek ini pula yang membawa par ulama untuk memberi penilaian bahwa tafsir al-Kaslfslfiif adalah tafsir bi al-m'lfi al-madzmllm dan dinilai sebagai tafsir yang menyimpang dari maksud-maksud kandungan al-Qur'an.
42
Raya, Flings; ai-Baya", h. 78.
59
BAB III T AKHRIJ HADIS
Agama Islam memiliki dua sumber pijakan yaitu al-Qur'an dan Hadis. al-Qur' an adalah kitabullah yang telah terjamin keotentikannya. la diturunkan secara mutawatir. Sementara otentisitas Hadis tidak demikian. Dalam kualitas Hadis, ada yang shahih, hasan, dhaif, bahkan ada yang maudhu alias palsu. Para ulama, baik salaf maupun Khalaf, tidak pernah mengangkat isu permasalahan tentang keotentikan al-Qur' an sebagai sumber ajaran Islam. Tetapi, menanggapi hadis-yang diposisikan sebagai peringkat kedua setelah al-Qur'an dalam sumber ajaran Islam-mereka berselisih. Banyak metode dan pendekatan yang dilakukan untuk menyaring hadishadis yang layak dijadikan sandaran hukum Islam. Di antaranya adalah kodifikasi hadis dengan mencantumkan sanad-sanadnya, menulis kitabkitab biografi para rawi, mengumpulkan data-data yang menjadi pijakan dalam kritik sanad dan kritik matan. Berbicara sanad dan matan hadis, kita akan tahu betapa besar signifikansinya dalam menentukan kualitas hadis. Sanad hadis adalah rangkaian para rawi dari guru ke murid dalam periwayatan sebuah matan hadis. Sedangkan matan hadis itu sendiri adalah isi dari hadis yang dimaksud. Karenanya, ketika kita ingin meneliti sebuah hadis, terlebih dahulu harus mengetahui sanadnya. Secara umum dapat dipastikan, jika sanadnya shahih, maka inatannya pun demikian. Tetapi tidak sebaliknya. Hal ini dikarenakan beragamnya pemahaman para ulama dalam memaknai isi sebuah matan hadis. Dan untuk mengetahui itu semua, mereka menawarkan sebuah metode yang lazim disebut Takhrl Hadits. Berkaitan dengan penelitian ini, setelah melakukan serangkaian takhrij
60
kitab-kitab Hadis yang begitu berserakan, penulis mencoba melanjutkan penelitian untuk mengetahui kualitasnya dengan hanya akan mefokuskan pembahasan terhadap kajian sanad. Hal ini didasarkan pada statemen di atas bahwa jika sanad shahih, maka matannya pun demikian. A. Latar belakang pentingnya suatu penelitian Hadis
Kegiatan untuk melakukan suatu penelitian Hadis adalah sangat penting. Hal tersebut berangkat dari latar belakang, bahwa :
o
Hadis Nabi Sebagai Salah Satu Ajaran Islam Cukup banyak ayat al-Qur'an yang memerintahkan orang-orang
yang beriman untuk patuh dan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad saw. Di antara ayat-ayat al-Qur'an yang terkait, adalah : 1. al-Qur'an, Surah al-Hasyr (59), 7.
... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah... Menurut ulama, ayat tersebut memberi petunjuk secara urnum, yaitu bahwa semua perintah dan larangan yang berasal dari Nabi wajib dipatuhi oleh orang-orang yang beriman 1 Dengan demikian, kewajiban patuh kepada segala apa yang datang dari Nabi merupakan konsekuensi logis dari keberimanan seseorang. 2. al-Qur'an, Surah Ali lmran (3), 32. ~OJ
~:;';>~;;>o,/"
( 32 J\r>- JI ) ::r-)\.SJ\ ~ U :\.LI\ JIi ,
"
;;>
.·
.. D )
\:,Jy '-'Ii J;"):, :\.LI\ \~\ J'
I I ihM ~1_7::lm::lkh,v::lri 41_K m:u~'lJ/,{'nn Hnoliin nl_ Tnm:iI wn If Ilnm nl-Aniipwil
61
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". Menurut penafsiran ulama, ayat tersebut memberi petunjuk bahwa bentuk ketaatan kepada Allah Swt adalah mematuhi perintah yang ada dalam al-Qur'an. Sedangkan bentuk kepatuhan kepada Nabi adalah dengan mengikuti sunnah atau Hadis beliau. 2
3. al-Qur'an, Surah al-Ahzab (33), 21. "
~"
~
0"
" "
'"
<.01 ?;) ~ UI r:,;JI) <.01 ;:; .jl5' ~~ ..::....;.
;r l ;illl ~;.~ ,);"-<J '
~
__
( 21
""
""
.jl5':uJ ,-,I ;>. ~I' • J )
I'po;-,:c-
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa Nabi Muhammad adalah teladan hidup bagi orang-orang yang beriman. Bagi mereka yang sempat bertemu langsung dengan Rasulullah, maka cara meneladani beliau dapat mereka lakukan secara langsung, sedang bagi mereka yang tidak sezaman dengannya,
maka
cara
meneladani
Rasulullah
adalah
dengan
mempelajari, memahami dan mengikuti beberapa petunjuk yang termuat dalam sunnah atau Hadis beliau. Dengan petunjuk ayat-ayat di atas maka jelaslah bahwa Hadis atau sunnah Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam, di samping alQur'an. Orang yang menolak Hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam berarti orang itu menolak petunjuk al-Qur'an.
62
Dalam sejarah dan bahkan sampai saat ini, ada sekelompok kecil orang-iorang yang mengaku diri sebagai orang Islam, tetapi mereka menolak Hadis atau sunnah Rasulullah sebagai sumber ajaran Islam. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang berpaham inkarusunnah. Cukup banyak alasan yang mereka ajukan untuk menolak Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam. Alasan-alasan yangf mereka ajukan itu ada yang berupa dalil-dali naqli, dalil-dalil aqli, argumen-argumen sejarah dan lain-lain. Semua alasan yang mereka ajukan itu ternyata sangat lemah. 3 Mereka yang berpaham menolak sunnah adalah umumnya yang tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang bahasa arab, ulumu tafsir, ulumul
Hadis,
khususnya
yang
berkenaan
dengan
sejaran
pengkodifikasian dan penelitian Hadis, pengetahuan sejarah Islam, dan bahkan dasar-dasar pokok dari pengetahuan Islam. 4 Dengan meyakini bahwa Hadis Nabi sebagai salah satu sumber ajaran Islam, maka penelitian Hadis khususnya Hadis Ahad sangat penting. Penelitian ini dilakukan untuk upaya menghindarkan diri dari pemakaian dalil-dalil Hadis yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai sesuatu yang berasal dari Rasulullah saw. sekiranya Hadis Nabi hanya berstatus sebagai data sejarah belaka, niscaya penelitian Hadis tidaklah begitu penting. Hal itu tampak jelas pada sikap ulama ahli kritik Hadis dalam menghadapi berbagai kitab sejarah. Kritik yang diajukan ulama Hadis terhadap apa yang termuat dalam berbagai kitab-kitab sejarah tidak seketat kritik yang mereka ajukan kepada berbagai berbagai Hadis yang termuat dalam kitab-kitab Hadis, khususnya yang berkaitic\n erat dengan pokok-pokok ajaran Islam. 3 Ulama yang mula-mula mCllulis bantahan terhadap paham yang menolak sunnah (Hadis) sebagai salah satu suimber ajaran Islam Imam Syafi'i dalam kitabnya al-Vmm. Lihat. M. Syuhudi Ismail. Sunnah Memmll Para Pengingkarnya dan Vpaya Pelestarian Sunnah oleh Para D",.", 1-."1",,,,,, ... iT Ii" ... ", D",nrl..,n,.,.o V A 11'1<::: C",I.,,,lt,,,, C"" ..i' .... h
1001 \
63
o
Tidak Semua Hadis Tertulis Pada Masa Nabi
Perintah menulis Hadis, tidak seketat dengan perintah untuk menulis wahyu. Meskipun dipahami secara umum, bahwa tidak ada perintah langsung untuk menulis Hadis, namun, dijumpai dalam beberap literatur riwayat bahwasanya Nabi saw pernah menyuruh para sahabat untuk menulis Hadis beliau, sebagaimana pula Nabi pernah melarang para sahabat untuk menulisnya. 5 Kebijaksanaan
Nabi
tersebut
telah menimbulkan
terjadinya
perbedaan pendapat di kalangan ulama, bahkan di kalangan para sahabat Nabi, tentang boleh atau tidak bolehnya penulisan Hadis. Dalam sejarah, pada zaman Nabi telah telah terjadi penulisan Hadis, misalnya berupa surat-surat Nabi tentang ajakan memeluk Islam kepada sejumlah pejabat dan kepala negara yang belum memeluk Islam. Sejumlah sahabat Nabi telah menulis Hadis Nabi, misalnya 'Abdullah bin 'Amr bin al-'As (65 HI
685 M), Abdullan bin Abbas (68 HI 687 M), Ali bin Abu Thalib (40 HI 661 M), Sumrah bin Jundab (60 H), Jabir bin Abdullah (78 H? 697 M) dan Abdullah bin AbU 'Aufa (86 H).6 Walaupun demikian, tidaklah berarti bahwa seluruh Hadis telah terhimpun dalam catatan para sahabat tersebut. Hal itu sangatlah berasalan karena para sahabat yang memibikin catatan-catatan itu didorong oleh kehendak diri pribadi, sedang mereka itu sangat sulit untuk mampun mengikuti dan mencatat apa saja yang berasal dari Nabi, khususnya Hadis Nabi yang terjadi di hadapan satu dua orang sahabat saja.
, M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 2005 M), f'f't
1,-",,_1.
h
l(l1~l()d
64
Dengan demikian, Hadis Nabi yang berkembang pada zaman Nabi lebih banyak berlangsung secara hafalan daripada secara tulisan. Hal itu berakibat bahwa dokumentasi Hadis Nabi secara tertulis belum mencakup seluruh Hadis yang ada. Dengan kenyataan tersebut maka memang sangat logis bila dinyatakan bahwa tidaklah seluruh Hadis Nabi telah tertulis pada zaman Nabi. Hal itu membawa akibat bahwa Hadis Nabi tidak terhidar dari kemungkinan salah dalam periwayatan. ltu berarti, saksi-saksi sejarang yang terlibat dalam periwayatan hams dilakukian penelitian. Jadi, kedudukan penelitian yang mampu menerangkan tingkat kebenaran suatu riwayat menjadi sangat penting.
o
Telah timbul berbagai pemalsuan Hadis Belum ada data sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa
pada zaman Nabi telah teljadi pemalsuan Hadis. Kegiatan pemalsuan Hadis mulai muncul dan berkembang pada zaman Khalifah 'All bin Abu Thalib (memerintah 35-40 H/656-661 M), demikian pendapat ulama Hadis pada umumnya? Awalnya, faktor yang mendorong seseorang melakukan pemalsuan Hadis adalah kepentingan
politik. Pada masa
itu,
telah terjadi
pertentangan berdarah antara 'All bin Abu Thalib dan Mu'awiyah bin Abu Sofyan. Para pendukung masing-masing tokoh telah melakukan berbagai upaya untuk menenangkan perjuangan mereka. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh sebagian dari mereka itu adalah pembuatan HadisHadis palsu 8
7
Liha! al-Siba'i AI-Slinnah \Va Makanailihafi al-Tasyri' al-Islami. (Dar al-Qaumiyah,
1966 M) h. 76.
65
Dalam sejarah, pertentangan politik berlanjut kepada timbulnya pertentangan di bidang teologi. Sebagian dari pendukung aliran teologi yang timbul membuat juga Hadis-Hadis palsu untuk memperkuat argumentasi aliran yang mereka yakini benar. selain itu, fakor-faktor kepentingan ekonomi, keinginan menyenangkan hati para pejabat dan intrik-intrik lainnya telah ikut pula menycmarakkan pembuatan HadisHadis palsu. Bahkan, sejumlah muballig yang beranggapan bahwa untuk kepentingan dakwah dapat saja dilakukan pembuatan Hadis palsu.9 Kesemuanya ini telah ikut menjadi faktor lahirnya upaya pemalsuan Hadis Nabi. Berbagai pemalsuan hadis tersebut telah menyulitkan umat Islam yang ingin mengetahui berbagai riwayat Hadis yang benar-benar dapat dipertanggunjawabkan berasal dari Nabi Muhammad saw. namun, sungguh merupakan karunia yang luar biasa dari Allah bahwa ternyata para ulama Hadis telah bekerja keras menyelamatkan Hadis-Hadis Nabi dari rongrongan para pemalsu Hadis. Usaha ulama Hadis untuk menyelamatkan Hadis-Hadis Nabi tersebut berupa penyusunan berbagai kaidah dan ilmu Hadis yang secara ilmiah dapat digunakan untuk penelitian Hadis. lO Berbagai kaidah dan ilmu Hadis yang telah diciptakan oleh ulama Hadis telah dituangkan dalam berbagai kitab untuk kepentingan penelitian Hadis. Jasa keilmuan para ulama itu telah mampu menyeleksi secara akurat terhadap riwayat Hadis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah berasal dari Nabi dan riwayat yang ternyata diragukan ataupun dipastikan tidak berasal dari Nabi. Oleh karena itu, kegiatan penelitian Hadis sangatlah penting. Tanpa dilakukan penelitian, maka
66
Hadis Nabi akan bercampur ad uk dengan yang bukan Hadis dan ajaran Islam akan dipenuhi oleh berbagai hal yang menyesatkan umat.
o
Proses penghimpunan Hadis yang memakan waktu lama Dalam sejarah, penghimpunan Hadis secara resmi dan massal
terjadi atas pedntah Khalifah 'Umar bin Abdul Aziz (101 Dikatakan
resmi
kebijaksanaan
karena
kegiatan
penghimpunan
itu
HI
720 M).
merupakan
dad kepada negara. Dan dikatakan massal karena
diperuntukkan kepada semua gubernur dan ulama ahli Hadis pada zaman itu l1 Sebelum I
HI
742 M), seorang ulama terkenal di neged
Hijaz dan Syam. Pada sekitar pertengahan abad ke-2 Hijriah, telah muncul karya-karya himpunan Hadis di berbagai kota besar, misalnya di Mekah, Madinah dan Basrah. Puncak penghimpunan Hadis Nabi terjadi sekitar pertengahan abad ke-3 Hijriah12 Dengan demikian, jarak antara masa penghimpunan Hadis dan wafatnya Nabi cukup lama. Hal itu membawa akibat bahwa berbagai Hadis yang dihimpun dalam berbagai kitab menuntut penelitian yang seksama untuk menghindarkan dad dad pengunaan dalil Hadis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.
o
Jumlah kitab Hadis yang banyak dengan metode penyusunan yang beragam
" Lihar M. Syuhudi Ismail, Meadalagi Penelitiall Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 2007) cet.1I h. 16.
67
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kitab Hadis yang disusun oleh ulama periwayat Hadis cukup banyak. Jumlha itu sangat sulit dipastikan angkanya sebab Mukharrijul Hadis, atau ulama yang meriwayatkan Hadis sangat banyak. Apalagi, sebagian dari para penghimpun Hadis itu ada yang menghasilkan karya himpunan Hadis lebih dari satu buah kitab. Oi antara kitab-kitab Hadis yang diutulis oleh para mukharrijnya masing-masing ada yang beredar luas di masyarakat sampai zaman sekarang, ada yang cukup sulit ditemukan dan ada pula yang telah hilang. 13 Kitab-kitab himpunan Hadis yang banyak beredar tersebut tanpaknya hanya belasan buah saja. Misalnya yang telah kita kenaI luas, Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan seterusnya. Metode penysuisunan kitab-kitab himpunan
Hadis tersebut
ternyata tidak seragam. Hal itu memang ligis sebab yang lebih ditekankan dalam
kegiatan
penulisan itu
bukanlah metode
penyusunannya,
melainkan penghimpunan Hadisnya. Masing-masing mukharrij memiliki metode sendiri-sendiri, baik dalam penyusunan sistematikanya dan topik yang telah dikemukakan oleh Hadis yang dihimpunnya, maupun kriteria kualitas Hadisnya masing-masing. Oalam kegiatan yang beragam terhadap Hadis-Hadis yang dihimpun dalam kitab-kitab Hadis tersebut, maka kualitas HadisHadisnya menjadi tidak selalu sarna. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah Hadis-Hadis yang termuat dalam berbagai kitab himpunan itu berkualitas shahih atau tidak shahih, diperIukan kegiatan penelitian.
o
Telah terjadi periwayatan Hadis secara makna
68
Pada umumnya, para sahabat Nabi membolehkan periwayatan Hadis
secara
makna,
meskipun
di
antaranya
ada
yang
tidak
membolehkannya. Perbedaan pandangan tentang periwayatan Hadis secara makna itu terjadi juga di kalangan ulama sesudah zaman sahabal. Ulama yang membolehkan periwayatan secara makna menekankan pentingnya pemenuhan syarat-syarat yang cukup ketat, misalnya periwayatan yang bersangkutan harus mendalam pengetahuannya tentang bahasa arab, Hadis yang diriwayatkan tidak bersifat ta'abbudi dan periwayatan secara makna dilakukan secara terpaksa. Dengan demikian, periwayatan Hadis secara makna tidaklah berlangsung secara longgar, tetapi cukup ketal. Demikian faktor-faktor yang menyebabkan pentingan penelitian Hadis.
B. Definisi dan Urgensi Takhrij Hadis
Takhrij Hadis adalah bagian terpenting dari upaya yang berkenaan dengan metodologi penelitian Hadis. Makna Takhrij Hadits, secara etimologi adalah diambil dari fiil madhi kharraja (Cr'). Para pakar bahasa membagi definisi takhrij ini pada tiga pengertian. Pertama, al-Istinbat (mengambil dalil). Kedua, al-Tadrfb (mendidik). Dan ketiga, al-TaujfIJ (pengarahan).14 Sedangkan, secara termonologi, seorang pakar hadis kontemporer Prof. Dr. Mahmud al-Thahhan menjelaskan bahwa al-taklJrfj adalah petunjuk khusus untuk mengungkap letak hadis dalam sumber kitabnya yang asH berikut sanad-sanadnya. Dan jika diperlukan, usaha tersebut dilanjutkan dengan mengupas kualitas hadis yang dimaksud."15
14
al-Fairuzabadi, Al-Qdllllis al-Muflith, (Beirut, Dar al-Kutub al-lImiyyah, 1.1.), hal 1/192.
69
Dari definisi inilah, dua metade penelitian hadis, yaitu sanad dan matan, muncul ke permukaan. Dalam ilmu hadis, istilah tersebut dikenal dengan dirasat al-asanid wa al-matn. Karenanya, para ulama hadis biasa menyertakan term takhrij dengan dirasat al-asanid. Langkah ini ditempuh untuk mencari hadis yang dimaksud dari sumber aslinya, sekaligus mengupas dan menentukan kualitasnya, berdasarkan kajian sanad dan matan. Melihat kegiatan takhrij Hadis yang begitu penting, maka tanpa adanya kegiatan tersebut, sulit diketahui asal-usul riwayat Hadis yang adakan diteliti, berbagai riwayat yang telah meriwayatkan Hadis itu. Begitu pula ada atau tidak adanya syahid dan mutabi' dalam sanad bagi Hadis yang ditelitinya. Paling tidak ada tiga hal yang menyebabkan pentingnya kegiatan takhrijul Hadis l6 : 1. Untuk mengetahui asal usul riwayat yang akan diteliti. 2. Untuk mengetahui seluruh riwayat bagi Hadis yang akan diteliti. 3. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya syahid dan mutabi' pada sanad yang diteliti.
C. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Takhrij
Mentakhrij Hadis bukan satu perkaran baru dalam sejarah perkembangan ilmu Hadis. Kegiatan mentakhrij Hadis muncul setelah semakin panjangnya silsilah sanad dan telah dibukukan semua HadisHadis yang ada. Lalu, disebabkan semakin panjangnya sanad yang mengakibatkan semakin sukar dan kurangnya orang yang menghafal Hadis dengan sanadnya sendiri sampai kepada Rasulullah saw., maka orang
tidak
lagi
menyebutkan sanadnya
sendiri.
Bahkan
tidak
70
menyebutkan sarna sekali siapa yang meriwayatkan Hadis, cukup hanya menyatakan bahwa apa yang dikatakan itu adalah sabda Rasulullah saw. Selain sebab di atas, sebagian ulama ada pula yang bermaksud untuk meringkaskan sanad. Oleh karena itu, ketika mereka menyebutkan sesuatu Hadis, mereka merasa cukup dengan hanya menyebutkan beberapa perawinya saja, seperi al-Bukharf, Muslim, Abu Dawud, alTirmidzl, ai-Nasal dan lain-lain. Karena itulah masih diperlukan pentakhrijan lebih lanjut untuk menguat atau memperjelas hukum Hadis yang sedia ada. Namun, tidak dapat dipastikan siapakah yang pertama sekali memulai gerakan takhrij, yang terkumpul dalam satu kitab Hadis tertentu. Dari literatur kumpulan Hadis-Hadis takhrij, dapat disimpulkan bahwa kegiatan itu bermula pada pertengahan abad ke-lima Hijriah. Berbeda
dengan
ilmu
cara
mentakhrij
Hadis
itu
sendiri
(metodologinya), ilmu ini adalah ilmu yang baru diperkenalkan dalam kurung waktu dua puluh tahun terakhir ini. Hal ini disebabkan dasar pentakhrijan yang dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu dilalui dengan metode menghafal, sehingga kita tidak menjumpai seorang ulama yang mentakhrij Hadis-Hadis satu kitab tertentu kecuaH belaiu bergelar alHafidz (penghafal). Seperti aI-Zayla'i (763 H), ai-Iraqi' (805 H), Ibnu Hajar 855 H), al-Shakawl (903 H), aI-Suyuthl (911 H), dan lain-lain. Berbeda dengan zaman sekarang, jarang sekali ditemui huffaz Hadis, kalaupun ada jumiah mereka tidak banyak. Maka, untuk memudahkan cara mentakhrij Hadis, diperkenalkan metode-metodenya. Di antaranya oleh Dr. Mahmud Thahhan pada tahun 1978, dalam kitab Us/nil al-Taklzrfj wa Diriisah al-Asiinfd, Dr. Abu Muhammad Abd. Mahdl, Abd. Qadir, Abd,
Hadi pada tahun 1987 dalam kitab TlIrllq Takhrfj Hadfts Raslllilliih saw. Pada tahun 1988, Muhammad Utsman al-Khasht menuHs kitab Mafatih
71
Muhammad Bakkar dalam kitabnya 'Ilmll Tnklzrfj nI-Hndfls. Lalu, pada sekitar tahun 1996, Dr. Walkl Hasan al-Anani menu lis kitab Mnnlznj Diriisnlz nl-Asiinid wn III-I-lllkm 'Alnylui. Pada terakhir bab kitab ini dibahas mengenai cara mentakhrij Hadis. Setelah meluasnya penggunaan komputer dewasa ini, dan mulai dikenal pula alat-alat super canggih di dunia Islam, penciptaan program Hadis pun mulai dilakukan, lengkap dengan pentakhrijan Hadis-Hadis yang terkandung dalam program itu sendiri. AI-Mu'assasah al-'Alamiah yang pada awalnya berpusat di Kuwait, bekerja sama dengan syarikat al-Sakhar, telah menyelesaikan program shahih Bukhari pada tahun 1990. Sekarang ini, syarikat itu telah sukses menyelesaikan program Hadis dari kitab-kitab sembilan (Kutub al-Tis'ah), yaitu : Shahih Bukharl, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan alTirmidzi, Sunan al-Nasai, Sunan lbnu Majah, Musnad Imam Hanbal, alDarimi dan Muwatta' Imam Malik. Program tersebut dilengkapi dengan sistem pentakhrijan yang terdapat di dalamnya dengan menggunakan lima teori pentakhrijan seperti yang telah disebutkan. Ditambah dengan dua kaidah bam, Hadis-Hadis pada program ini diberi penomoran Hadis yang ada dan menyebutkan seorang di antara perawi-perawi pada sanad suatu Hadis (tidak terhadap kepada perawi daripada kalangan sahabat saja). Pada tahun 1996, Syarikat Ariss Computer Inc, yang memiliki ribuan pejabat di Beirut bekerjasama dengan dengan syarikat Andzimat al-Hawasib yang juga memiliki ribuan staf dan berpusat di Riyad, telah menghasilkan program Hadis komputer yang dinamakan dengan Maktabah al-Hadis al-Syarif. Program ini mengandung 35 kitab, terdiri atas sebelas kitab asal yang bersanad, delapan kitab syarah ke atas beberapa kitab asal di atas, tiga belas kitab mengenai perawi Hadis (Rijal
72
Sebelas kitab yang bersanad, di antaranya: Shahih Bukharl, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasai al-Sughra dan Sunan al-Nasai al-Kubra, Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Hanbal, al-Darimi, Muwatta' Imam Malik, dan Misbah al-Zujajah. Sedangkan tiga belas kutub al-Rijal yang dimaksud di atas adalah kitab-kitab: Tahdzib ai-Kamal, Tahdzib al-Tahdzib, Taqrib al-Tahdzlb, alIkmal, Is'a£ al-Mubatta', al-Kasyf al-Hadis, al-Ightiba', al-Kawakib alNayyiriit, jami al-Tahshll, Tabaqiit al-Mudallisln, Asma' al-Mudallisln, Ta'jil al-Manfa'ah dan Tadzkirat al-Thalib al-Mu'allim. Dua kitab bahasa yang dimaksudkan adalah kitab al-Nihayah £i Gharib al-Hadis dan kitab Gharib ai-Hadis. Sedangkan, dua kitab Mu'jam yang dimaksudkan adalah kitab Mu'jam al-Buldan dan Mu'jam alMa'ustujim.
D. Cara Mentakhrij Hadis
Menurut al-Thahan, sedikitnya ada lima cara dalam mentakhrij hadis. Di antaranya: I. Takhrij dengan melacak nama rawi hadis dari kalangan sahabat. 2. Takhrij dengan melacak awal kata dari matan hadis. 3. Takhrij dengan melacak salah satu kata dari matan hadis. 4. Takhrij dengan melacak tema tertentu dari hadis yang dimaksud. 5. Takhrij dengan melacak ciri-ciri tertentu dari sanad atau matan hadis.J7 Dari kelima cara di atas, Dr. M. Syuhudi Ismail meringkasnya pada dua. Pertama, cara mencari hadis lewat kamus hadis berdasarkan petunjuk lafal hadis (Takhrij al-Hadis bi al-Alfazh)18 Di antara kitab-kitab
73
populer yang sering dipakai dalam hal ini adalah, ai-Jam!' al-Shaghir (untuk lebih dari duapuluh delapan kitab hadis dan bukan kitab hadis) karya al-Suyuti (w.911 H), Faidh al-Qadhir (syarah al-Jami al-Shagir) karya al-Minawi (w.1300 H ), dan al-Mu'jam al-Mufahras Ii Alfazh alHadis (untuk sembilan kitab hadis) karya Dr. Arnold John Wensinck (w.1939 M). Kedua, cara mencari hadis lewat kamus hadis berdasarkan topik masalah (Takhrij al-Hadis bi al-Maudhu').l9 Kitab-kitab populer yang digunakan dalam kategori ini, diantaranya adalah al-Kutub al-Sittah (Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan alTirmidzi, Sunan al-Nasai, dan Sunan Ibnu Majah), Sunan al-Darimi, Muwatta Malik, dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
E. Aplikasi Takhrij Hadis 1. Penelusuran Melalui Petunjuk Nama Rawi Hadis dad Kalangan
Sahabat Jika dalam sebuah hadis sudah diketahui nama sahabatnya, maka untuk menelusuri sanad dan matannya secara lengkap kita dapat merujuk pada tiga kitab. al-Masanid, al-Ma'ajim, dan Kutub al-Athraf. Kitab-kitab yang tergolong dalam kategori al-Masanid diantaranya adalah Musnad alHumaidi karya Abu Bakar al-Humaidi (w. 219 H) dan Musnad ai-Imam Ahmad karya Ahmad bin Hanbal (w. 241 H). al-Ma'ajim diantaranya adalah al-Mu'jam al-Kabir, al-Mu'jam al-Ausath, dan al-Mu'jam al-Shagir. Ketiganya karya Imam al-Tabrani (w.360 H). Ada juga Mu'jam alShahabat, masing-masing karya Ahmad bin Ali al-Hamadani (w.398 H) dan Abu Ya'ia al-Mushili (w.307 H).
Sedangkan Kutub al-Athraf
diantaranya adalah Athraf al-Shahihain karya al-Wasiti (w. 401 H), Tuhfah al-Asyraf bi Ma'rifah al-Athraf karya Abu al-Hajjaj al-Mizzi (w. 742 H),
74
dan Itihaf al-Maharah bi Athraf al-Asyrah karya Ibnu Hajar al-Asqalani (w, 852 H), Secara umurn kitab-kitab tersebut menghimpun hadis berdasarkan nama-nama shahabat yang meriwayatkannya, Sedangkan urutan penyusunannya sesuai dengan urutan huruf hijaiyyah, Misalnya Hadis (0l,.J~ JLY'J\ til) yang beras,al dari riwayat Umar bin Khattab, Untuk menelusuri kelengkapan sanadnya, kita merujuk pada Musnad ai-Imam Ahmad bagian Musnad Umar bin Khattab, Dalam bagian tersebut kita akan menemukan semua hadis dari riwayat Umar bin Khattab lengkap dengan sanad-sanadnya, Salah satunya yaitu hadis di atas,
2. PeneIusuran MeIaIui Petunjuk Matan Hadis (Takhrij aI-Hadis bi aIAlfazh) Ada beberapa kamus hadis yang digunakan dalam kategori ini. Untuk hadis-hadis dalam kitab Shahih al-Bukhari, kamusnya adalah kitab Hidayah aI-Bari karya Abdurrahim Ambar al-Tahtawi. Kamus ini memuat lafal-Iafal hadis riwayat al-Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari yang dimulai dari awal matan hadis, Karenanya, pemakai kamus yang tidak mengetahui awal matan hadis tidak dapat tertolong dengan kamus inpo
Untuk kitab Shahih Muslim, Muhammad Fuad Abdul Baqi menyusun kamusnya dalam juz terakhir (Juz V) dari kitab Shahih Muslim yang disuntingnya, Dr, Mahmud al-Thahan menyebut karya Muhammad Fuad Abdul Baqi ini dengan Fihris Ii Tartib AHadis Shahih Muslim. Kamus hadis sejenis ini disusun juga oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi untuk hadis-hadis riwayat Sunan Ibnu Majah (w.273 H) dan riwayat
75
Malik bin Anas (w.179 H). Kedua kamus itu tercantum di bagian akhir dari masing-masing kitab karya ulama hadis tersebut, yakni Sunan lbnu Majah dan Wuwatta Malik. 21 Dalam kamus-kamus tersebut memuat beberapa hal yang diperlukan dalam mencari hadis riwayat Muslim, lbnu Majah, dan Malik bin Anas. Di antaranya, daftar urut judul-judul kitab dari
hadis-hadis
di atas, daftar nama
para sahabat Nabi yang
meriwayatkannya, dan daftar awal matannya. Daftar ini tersusun menurut urutan huruf hijaiyah 22 Misalkan awal matan hadis riwayat Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim, berbunyi: (
~ ~I, ..\;J....:J\ ~
).
Untuk mengetahui penggalan
matan hadis tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah menelusuri penggalan matan itu pada urutan awal matannya. Yaitu
(~
). Maka kita
langsung menuju bagian huruf (J ). Ternyata penggalan matan tersebut terdapat pada halaman 2014. ltu berarti matan yang dicari berada pada halaman 2014 juz IV. Setelah diperiksa, bunyi lengkap matan hadis tersebut adalah:
"Hadis riwayat Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw telah bersabda: "(Ukuran) orang yang kuat itu bukan dilihat dari kehebatannya dalam berkelahi, tetapi orang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya tatkala marah." Hadis dalam Shahih Muslim ini, apabila dikutip dalam karya ilmiah, maka sesudah penulisan matan dan nama sahabat periwayat hadis
76
itu, nama imam Muslim dicantumkan. Biasanya kalimat yang dipakai adalah ( r-l-'
01)) ).
Nama sahabat periwayat hadis, dalam contoh di atas
adalah Abu Hurairah, dapat pula ditulis sesudah nama Muslim. Dalam hal ini kalimat yang dipakai adalah (i.l-f' ,} Y
r-l-'
.1))
).23 Sedangkan
untuk footnotenya, maka lazim dicantumkan juz dan halamannya, sesuai dengan percetakan kitab yang menerbitkannya. Di samping itu ada juga kamus hadis yang khusus untuk dua kitab hadis (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim). Kamus ini bernama: ( C \::..i.. ~I )
buah karya Muhammad al-Syarif bin Mustafa al-Tauiqidi.
Hadis-hadis yang dimuat dalam kamus ini hanya berupa sabda (qauliyyah). Jadi
hadis-hadis
perbuatan (fi'liyyah)
dan ketetapan
(taqririyah), tidak tercantum dalam kamus tersebut. Adapun kitab-kitab rujukan dalam kamus ini adalah, Shahih al-Bukhari karya al-Bukhari, Shahih Muslim karya Muslim bin Hajjaj, Fath al-Bari karya Ibnu Hajar alAsqalani, 'Umdah al-Qari karya al-' Aini, Irsyad aI-Sari karya al-Qastalani, dan Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi. Misalkan sebuah hadis riwayat al-Bukhari berbunyi,(.i>Jl; Iy$'r; '1 .:>i
Js-
~l;i). Setelah menelusuri
kesamaan awal huruf abjadnya dalam kamus Miftah al-Shahihain, maka penggalan hadis itu termuat dalam Bukhari (8/179), 'Aini (11/579), Asqalani (13/377), dan Qastalani (10/109). Yaitu pada Bab 14, pembahasan Kitab al-Hudud. Dan kamus-kamus lainnya, seperti alBugyah fi Tartib AHadis al-Hilyah karya al-Sayyid Abdul 'Aziz alGammari, yang memuat daftar isi hadis dalam kitab Hilyah al-Auliya wa Thabaqat al-Ashfiya karya Abu Nu'aim al-Asfihani (w.430 H) dan Miftah
77
al-tartib li AHadis Tarikh aI-Khatib karya al-Ghimari juga. Kamus yang terakhir ini menjadi bank data kitab Tarikh Baghdad karya aI-Khatib alBaghdadi (w.463 H). Kitab terpenting dalam Takhrij al-Hadis bi al-Alfazh adalah al]ami' al-Shagir min AHadis al-Basyir al-Nadzir karya al-Suyuti (w.9ll H). ]umlah lambang yang dipakai dalam kitab ini ada 33 macam. !tu semua bisa kita simak dan teliti pada mukaddimah kitab. Oi antaranya, v (Riwayat al-Tirmidzi dalam Sunan al-Tirmidzi), dalam Tarikh al-Shahabah),
t
t:'
(Riwayat al-Bukhari
(Riwayat al-Bukhari dalam Shahih al-
Bukhari), dsb. Kitab ini memuat lebih dari 28 kitab hadis dan bukan kitab hadis. Hadis-hadisnya disusun berdasarkan urutan abjad dari awal lafal matan hadis. Misalkan, hadis: (... ~
yt,h
rS'..\;-1
yi
bj ).
Kita
menelusurinya dari kata (101). Ternyata matan hadis tersebut selengkapnya dalam kitab al-]am'i adalah sebagai berikut: JL...:-; y~ 0lk"..'J\ 0\' ~ y.A:li y? bj) ~
yt,h
rS' ..\;-i
yi
bj
Maksud dari rumus-rumus di atas, hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, Muslim dalam Shahih Muslim, dan Abu Oawud dalam Sunan Abu Oawud, berasal dari Sahabat Ibnu Umar dan Sahabat Abu Hurairah, dengan kualitas shahih. Kamus terpenting lainnya adalah Mu'jam al-Mufahras Ii Alfadz alHadis al-Nabawi karya A.J. wensinck. Kamus ini memuat sembilan kitab
78
al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa'i, Sunan lbnu Majah, Sunan al-Oarimi, Muwatta Malik, dan Musnad Ahmad. Sebelum menggunakan kamus ini, kita perlu memahami lambang-lambang khusus sebagai singkatan dari kitab hadis yang dimaksud. Oalam menggunakan kamus ini, sebelum lafal matan hadis ditelusuri, kita harus meneari salah satu kata ku~ci dari matan tersebut. Kemudian kata kunei itu dikembalikan pada bentuk asalnya (fiil madhi). Misalnya, ( vW~ Jw.'J1 lil ), maka kita mengambil lafal (Jw.'JI ) yang bentuk asalnya adalah (j...>-). Selanjutnya kita langsung menelusuri kata
(j...>-), yaitu pada huruf 'ain. Oi sana akan ditemukan hadis yang dimaksud.
3. Penelusuran Hadis Melalui Petunjuk Topik Masalah ,(Takhrij al-Hadis bi al-Maudhu) Upaya penelusuran ini sangat menolong pengkaji hadis yang ingin memahami petunjuk-petunjuk hadis dalam segala konteknya. Oengan bantuan kamus hadis tertentu, pengkajian teks dan kontekshadis menurut riwayat dari berbagai periwayat akan mudah dilakukah. Salah satu kamus hadis itu ialah: Miftah Kunuz al-Sunnah karya Dr. A.J. Weinsinek (w.1939 M), seorang orientalis yang besar jasanya dalam dunia perkamusan hadis. Kamus ini diterjemahkan dari bahasa aslinya yaitu A Handbook of Early Muhammadan, memuat 14 kitab hadis dan kitab tarikh Nabi. Oalam kamus hadis ini dikemukakan berbagai topik, baik yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berkaitan del1gan petunjuk Nabi maupun yang berkenaan dengan masalah-masalah nama.
79
setiap subtopik dikemukakan data hadis dan kitab yang menjelaskannya. Kitab-kitab yang menjadi rujukan dalam kamus ini adalah: Shahih alBukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan alNasai, Sunan Ibnu Majah, Sunan al-Darimi, Muwatta Malik, Musnad Ahmad, Musnad Abu Dawud al-Tayalisi, Musnad Zaid bin Ali, Sirah Ibnu Hisyam, Maghazi al-Waqidi, dan Thabaqat Ibnu Sa'd.
24
Umpamanya, kita sedang mencari hadis-hadis tentang pemenuhan nadzar. Dengan demikian, topik yang dicari dalam kamus adalah topik tentang nadzar. Dalam kamus Miftii!l Kunuz al-Sul1l1ah, topik tersebut mengandung empat belas subtopik. Data yang tercantum dalam subtopik yang dicari adalah sebagai berikut:
18~y 11!.l~c:-' l~y 14!.l~<$'
Dengan memahami kembali maksud larnbang-lambang tersebut, kita tahu bahwa subtopik yang dicari ada dalam: Sunan Abu Dawud, no. urut bagian: 21, no. urut bab: 22 Sunan Ibn Majah, no. urut bagian: 11, no. urut bab: 18 Sunan al-Dariml, no. urut bagian: 14, no. urut bab: 1 Muwatta Malik, no. urut bagian: 22, no. urut bab: 3 Musnad Ahmad, Juz II ha1.159, juz III ha1.419, juz VI ha1.266.
80
Apabila yang dicari misalnya berbagai hadis Nabi tentang tata cara shalat malam bulan Ramadhan, maka topik yang dicari adalah topik Ramadhan. Begitulah seterusnya.
F. Kerangka Dasar dalam Penelitian Sanad yang Digunakan Yang dijadikan rujukan dalam
menyusun kerangka dalam
menelusuri teoritis dalam penelitian ini, di antaranya adalah kitab Ushill al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid karya Mabmild al-Thahhan, Mafiitih 'Ulilm al-Hadis wa Turuq Takhrijih karya Muhammad 'Utsman al-Khusyt, Turuq Takhrij Hadits Rasulullah saw karya 'Abd al-Muhdi bin 'Abd alQadir bin 'Abd' ai-Had!, Takhri Hadis al-Nabawi karya 'Abd al-Gani alTamimi. Para periwayat diidentifikasi dan dinilai melalui penilaian para ulama kritikus Hadis, apakah mereka termasuk pada kelompok periwayat sahih atau !lasan atau dha'if. Istilah-istilah yang digunakan para ulama dalam menilai para periwayat terbagi kepada dua macam. Yaitu isitilah yang menunjukkan penilaian positif (ta'dfl), dan istilah yang menunjukkan kepada penilaian negatif (jarll). Lafal-Iafal yang menunjukkan penilain positif (ta'dfl) terbagi kepada enam peringkat. Peringkat pertama adalah lafal-lafal dalam bentuk superlatif (ism tafdil), seperti ausaq al-nas (orang yang paling terpercaya), asbat al-nas (orang yang paling mantap ingatan dan keadilannya), dan lafal yang menyerupainya dalam bentuk sigah mubalagah, seperti ilaih al-muntahah fi al-asbat (orang yang padanya puncak keteguhan). Peringkat kedua adalah lafal-lafal yang menunjukkan kepercayaan dan keteguhan hati serta hafalan dengan mengulangnya dua kali, seperti siqah siqah (terpercaya, terpercaya), hujjah hujjah (hujjah hujjah), sabt-sabt (teguhteguh). Nilai hujjah lebih tinggi daripada siqah.
81
Peringkat ketiga adalah lafal peringkat kedua tanpa pengulangan, seperti siqah saja, hujjah saja, dan sabt saja. Peringkat keempat adalah lafal-Iafal yang menunjukkan kepercayaan yang memadai tetapi ingatan yang kurang kuat, seperti lafal sl1adllq (sangat jUjur), ma'mlln (dapat diberi amanah), hi ba' s bil1
(tidak cacat). Namun demikian, ibn Ma'in
menggunakan lafal terakhir ini untuk pengertian peringkat ketiga. 25 Peringkat kelima adalah lafal-Iafal seperti syaikh wasat (syaikh, pertengahan), ijayyid al-Hadis (bagus Hadisnya), saduq sayyi al-hifz (sangat jujur, tetapi buruk hafalannya), dan muqarib al-Hadis (Hadisnya menghampiri Hadis periwayat siqah)26 Peringkat keenam adalah lafallafal yang mendekati penilaian negatif (Jari]), seperti salih ai-Had is (baik Hadisnya), dan saduq insya Allah (sangat jujur Insya Allah). Periwayat yang termasuk dalam penilaian empat peringkat' pertama dan yang seumpamanya, riwayatnya dapat diterima dan dijadikan hujjah. Adapun riwayat dua peringkat terakhil' hanya dapat ditulis untuk dipertimbangkan. Hadisnya akan diterima jika ditermukan kalu yang dapat menguatkannya 27 Lafal-Iafal yang menunjukkan penilaian negatif Garh) juga terbagi kepada enam pel'ingkat. Pel'ingkat pertama adalah lafal-Iafal yang menunjukkan kejelekan dalam bentuk superlatif (ism tafdIl), seperti auda' al-nas (orang yang paling mengada-ada), akzab al-nas (orang yang paling pendusta) atau lafal yang menyerupai dalam bentuk sigah muballagah, seperti ilaih al-muntaha fl ai-wad' (orang yang padanya puncak mengadaada).
25
AI-Suyuthi, Tadrib al-Rawi, (Beirut: Dar Fikr, Jil.l, 1409 HI 1988 M), h. 343-344.
26 Husein Abu Lubabah, al-Jarb. IVa al-Ta'dil, (Riyad: Dar al-Liwa Ii al-Nasyr wa altauzi'. 1393-94 HI 1974 M), h. 103-104.
82
Peringkat kedua adalah lafal-Iafal yang mengandung pengertian kedustaan dalam bentuk eksesif (mubalagah), seperti kazzab (sangat pendusta), dan dajjal (sangat penipu). Peringkat ketiga adalah lafal-Iafal yang menunjukkan tuduhan berdusta dan mengada-ada, seperti fulan muttaham bi al-kazb atau aI-wad' (orang yang dituduh berdusta dan mengada-ada), fulan saqit (orang yang gugur), fulan matnlk (orang yang di tinggalkan). Peringkat keempat adalah seperti lafal mardud aI-Hadis (orang yang Hadisnya ditolak), da'if jiddan (Iemah sekali), irmi bih (Iemparkan Hadisnya), dan mutrah (terlempar). Peringkat kelima adalah seperti lafal fulan da'H munkar al-Hadis (orang yang lemah lagi mungkar Hadisnya), wah da'afuh (orang yang lemah, mereka menilainya lemah), fulan la yuhtaj bih (orang yang tidak dapat dijadikan hujjah). Peringkat keenam adalah lafal-Iafal yang menunjukkan p[eriwayat yang da'if, tetapi mendekati keadaan 'adil, seperti fulan fih maqal (orang yang tentang dirinya ada pembicaraan), fulan fih da'f (orang yang pada dirinya ada kelemahan), dan lais bi hujjah (ia bukan hujjah). Riwayat dari periwayat yang termasuk dalam penilaian negatif Oarh) empat peringkat pertama tidak dapat dijadikan hujjah dan tidak pula i'tibar (dipertimbangkan). Adapun peringkat kelima dan keenam, riwayatnya ditulis untuk dijadikan i'tibar (pertimbangan).28 Dalam memberikan penilaian terhadap keadaan periwayat, ulama kritikus Hadis terbagi kepada tiga kelompok, yaitu kelompok yang sangat ketat (mutasyaddi), kelompok yang bersikap longgar (mutasahil), dan kelompok yang moderat (mu;tadil). Penilaian positif yang diberikan kelompok yang bersikap ketat diperpegangi secara maksimal dan penilaian negatif Oarh)-nya tidak diperhatikan jika bertentangan dengan
83
penilaian kritikus lain. Ulama yang termasuk kelompok yang bersikap ketat (mutasyadid), di antaranya Abu Hatim al-Razi (275H)m Abnu Abi Hatim (327 H), al-Nasa'i (293 H), Ibnu Ma'in (233 H). Ulama
yang
termasuk
kelompok
yang
bersikap
longgar
(mutasahil), di antaranya Tirmidzi (279 H), ai-Hakim (405 H), Ibnu Hibban (354 H), al-Syafi'i (204 H), al-Tabrani (360 H), Ibnu Khuzaimah (311 H), al-Baihaqi (458 H), dan lain-lain. Sementara ulama kritikus yang bersikap moderat, di antaranya Bukharf (256 H), al-Daraqutni (385 H), Ahmad (241 H), al-Zahabi (748 H), Ibnu Hajar al-Askalaru (858 H). Penilaian positif
(ta'dil) dari kelompok yang bersikap ketat
dipandang kuat, sedang penilaian negarif mereka tidak diterima jika bertentangan dengan penilaian kelompok lainnya. Penilaian positif (mu'tadil) oleh kelompok yang bersikap longgar (mutasahil) perlu diperbandingkan dengan penilaian kelompok lainnya. Kebersambungan
(ittisiil)
antara
semua
rangkaian
sanad
merupakan salah satu syarat kesahihan sanad Hadis. Rangkaian periwayat dipandang bersambing jika antara mereka pernah bertemu (liqa') atau semasa (mu'asarah). Seorang periwayat dinilai bertemu dengan gurunya jika ia dinilai sebagai periwayat yang siqah atau menggunakan lafal penerimaan (sigah al-tahammul), sami'tu (saya dengar) atau akhbarani (ia memberitahu saya) atau qiila If (ia mengatakan kepada saya). Seorang periawayat diduga semasa dengan gurunya jika ia periwayat terpercaya dan perbedaan tahun wafat antara keduanya tidak terlalu jauh sekalipun ia menggunakan ungkapan penerimaan (sighat al-
tahammuli) dan yang seumpamanya. Masa hidup periwayat yang tidak ditemukan tahun wafatnya ditelusuri melalui masa hidup ternan sebayanya (aqriinuh) atau melalui tabaqah-nya (generasinya).
84
G. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian Sanad Hadis Setelah dilakukan kegiatan takhrij sebagai langkah awall penelitian untuk Hadis yang diteliti, maka seluruh sanad Hadis dicatat dan dihimpun untuk memudahan dilakukan kegiatan i'tibar. 1. I'tibar Menurut istilah ilmu Hadis, i'tibar berarti menyertaklan sanadsanad yang lain utnuk suatu Hadis tertentu, yang hadit situ pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayatnya saja. Dan dengan menyertakan
sanad-sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui
apakah ada periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bagian sanada dari sanad Hadis dimaksud.2 9 Dengan dilakukan i'tibar, maka akan terliaht dengan jelas seluruh sanad.Hadis yang diteliti. Demikian juga nama-nama periwayatnya, dan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat yang bersangkuita. Jadi, kegunaan i'tibar adalah untuk mengetahui keadaan sanada Hadis seluruhnya dilihat dari ada atau tidak adanya pendukung, berupa periuwayat yang berstatus mutabi' dan syahid yang dimaksud mutabi' (kadang disebut juga tabi') ialah periwayat yang berstatus pendukung pada periwayat yang bukan sahabat Nabi. Pengertian syahid (dalam istilah ilmu Hadis biasa dikenal dengan jamak syawahid) ialah periwayat yang berstatus pendukung yang berkedudukan sebagai dan unluk sahabat Nabi. Melalui iu'tibar akan dapat diketahui apakah sanad Hadis yang diteliti memiliki mutabi' dan syahid atau tidak. Demikian sekelumit aflikasi takhrij hadis. Untuk menelaah kualitas sanad dari hadis-hadis yang sudah ditemukan sumber kitab aslinya, maka kita harus masuk pada kajian kritik sanad, sekaligus matan. Dan ini perlu pembahasan tersendiri. Secara singkat, kita bisa mengkajinya pada kitab-
85
kitab tentang rijal al-ruwat (biografi para rawi hadis). Kitab-kitab itu di antaranya, Lisan al-Mizan karya Ibnu Hajar, Tahdzib aI-Kamal karya alMizzi, Tadzhib al-Tahdzib karya al-Dzahabi, dsb. Tetapi sebelumnya kita harus memiliki penegtahuan dasar tentang jarh wa ta'dil. Untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan di i'tibar, diperlukan pembuatan skema untuk seluruh sanad bagi Hadis yang akan diteliti. Dalam pembuatan skema, ada tiga hal penting yan perlu mendapat perhatian, yaitu (1). Jalur seluruh sanad; (2). Nama-nama periwayat untuk seluruh sanad; dan (3) metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat. Dalam melukiskan jalur-jalur sanad, garis-garisnya harus jelas sehingga dapat dibedakan antara jalur sanad yang satu dan jalur sanad yang lainnya. Pembuatan garis-garis jalur sanad terkadang harus diulangulang perbaikannya bila Hadis yang diteliti memiliki sanad yang banyak. 2. Meneliti pribadi periwayat dan metode periwayatannya Untuk meneliti Hadis, diperlukan acuan. Acuan yang digunakan adalah kaidah kesahihan Hadis bila ternyata Hadis yang diteliti bukanlah Hadis mutawatir. Seorang ulama Hadis, telah berjasa menysun rumusan kaidah kesahihan Hadis , yaitu Abu 'Amr 'Utsman bin Abd Rahman bin Salah (1245 H). Rumusannya adalah sebagai berikut: o~
J!
~L..aJ1 J..wl
yo, ,,\.:....,! j..a.:; "".lJ\ J..c..-.l.\ ~..G-I
~ :~I ~..G-I
30.)u..... ) ':i) I;l:;,
j
~ ':i)
86
Hadis shahih adalah Hadis yang bersambung sanadnya (sampai kepada Nabi), ditirwayatkan oleh periwayat yang adil dan dhabit sampai akhir sanad, tidak dijumpai kejanggalan dan cacat. Berangkat dari defenisi di atas dapat dikemukakan bahwa unsurunsur lkaidaj kesahihan Hadis adalah : 1. Sanad Hadis yang bersangkutan h~rus bersambung ~ulai dari mukharrijnya sampai kepada Nabi. 2. Seluruh periwayat dalam Hadis itu harus bersifat adil dan dabit.
3. Hadis itu, jadi sanad dan matannya harus terhindar dari
kejanggalan dan cacat. Dari ketiga butir tersebut dapat diurai, yaitu lima butir yang berhubungan dengan sanad, dan dua butir yang berhubungan dengan matn. Adapun tentang segi-segi pribadi periwayat yang diteliti, ulama Hadis sependapat bahwa ada dua hal yang harus diteliti pada diri pribadi periwayat Hadis untuk dapat diketahui apakah riwayat Hadis yang dikemukakannya dapat diterima sebagai hujjah atau harus ditolak.. kedua hal tersebut adalah sisi keadilan kedabitannya. Keadilan berhubungan dengan kualitas pribadi, sedangkan dabit berhubungan dengan kapasitas intelektualnya. Apabila kedua hal itu dimiliki oleh periwayat Hadis, maka periwayat tersebut dinyatakan
sebagai bersifat siqah. Istilah siqah
merupakan gabungan dari sifat adil dan dabit. Untuk sifat adil dan sifat dabit, masing-masing memiliki kriteria tersendiri. 3. Menyimpulkan hasH penelitian sanad Kegiatan berikutnya dalam penelitian sanad Hadis inii ialah mengemukakan kesimpulan hasil penelitian. Kegiatan menyimpulkan itu merupakan kegiatan akhir bagi kegiatan penelitian sanad Hadis.
87
Hasil penelitian yang dikemukakan dilihat dari segi jumlah periwayatannya. Bila Hadisnya mutawatir, maka hasilnya berupa pernyataan. Dan bila berstatus ahad, natijahnya adalah berisi pernyataan bahwa Hadis yang bersangkutan berkualitas sahih, atau hasan atau da'if, sesuai dengan apa yang telah diteliti. Bila perlu, pernyataan kualitas tersebut disertai dengan macamnya. Misalnya dengan mengemukakan bahwa Hadis yang diteliti berkualitas hasan ligairihi.
88
BABIV KUALITAS HADIS DALAM KITAB TAFSIRAL-KASYSyAF
A. Surat al-Fatihah
"1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, 4. Yang menguasai hari pembalasan. 5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; bukan Galan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat". Hadis-Hadis dan Kualitasnya yang Terdapat di dalamnya Ketika al-Zamakhsyari menjelaskan bahwa para ulama dari kalangan ahli qira'at serta ahli fiqih yaitu dari Syam, Madinah dan Kufah berpendapat
bnsmnllnh bukan termasuk ayat dalam surat al-Fiitii.J.nh dan bukan pula ayat dalam surat-surat yang lainnya sehingga penyebutannya hanya untuk
tabarruk
keutamaan
serta
merupakan
pendapat mazhab
(mengharap Abu
berkahnya).
Hanifah,
Pendapat
sehingga
tersebut
mereka
tidak
membacanya dengan keras ketika melaksanakan shalat. Kemudian setelah itu al-Zamakhsyari menguatkannya dengan sebuah hadis:
89
1. Hadis Pertama
"Segala urusan penting yang tidak dimulai dengan Bismilliih, ia terputus".
a. Penelusuran
Setelah menelusuri matan hadis di atas melalui al-Mu'jam al-Mufahras Li
al-Ffizh al-Hadfts al-Nabawf dan al-Kutub al-Tis'ah, penulis tidak menjumpai seperti yang tertera di atas. Yang ada adalah hadis semakna yang diriwayatkan oleh Abu Salamah dari Abu Hurairah. Di antaranya diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn Majah dalam kitab Sunannya. Serta Imam Ahmad dalam lafadz yang agak berbeda pula. Berikut adalah bunyi hadis dalam beberapa kitab sunan: 1). Hadis Riwayat dari Abu Daud.1
"Abu Taubah berkata kepada kami, Za'am al-Walud berkata, dari al'Auza'i, dari Qurrah, dari al-Zuhri, dari Abu Salamah, dari AbU Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda; "Semua perkataan yang tidak dimulai 1 Abu Dawud, SUllall Aba Dawud, Kitab al-Adab, Bab al-Hadyu Ii al-Kalam, No. 4200. (CD Room KutubuTis'ah).
90
dengan al-Hamdulilliill, ia terputus pertolongan Allah yang berkaitan dengan kebaikan". 2). Hadis Riwayat dari Ibn Majah. 2
"Ibn Abu Bakar bin AbU syaibah, Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Khalaf al-Asqalanl berkata kepada kami, dari 'Ubaidillah bin Musa, dari al-'Auza'l, dari Qurrah, dari al-Zuhrl, dari Abu salamah, dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda; Segala urusan yang tidak dimulai dengan al-HamdulilliilJ, ia terputus". 3). Hadis Riwayat dari Ahmad bin HanbaP
"Yahya bin Adam berkata kepada kami, dari Ibnu Mubarak, dari al'Auza'l, dari Qurrah bin Abdul Rahman, dari al-Zuhrl, dari Abu salamah, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: "semua ucapan yang tidak didahului dengan kalimat dzikirullalJ, ia terputus dari kebaikan".
'Ibn Miijah, Sunm, Ibn Miijah, Kitab al-Nikiih, Bab Khutbah al-Nikiih. No. 1884. (CD Room Kutubu Tis'ah). , Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Kitab Biiql Musnad al-Mukatsirln, Bab Baql Musnad al-Siibiq, No. 8355. (CD Room Kutubu Tis'ah).
91
b. Dari ketiga sumber hadis di atas, penulis memilih hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah untuk diteliti dengan pertimbangan, bunyi matannya lebih mirip kepada hadis yang dikuti oleh al-Zamakhsyarl. Berikut adalah skema sanad hadis seluruhnya:
c. Kritik Sanad dari Riwayat Ibn Majah. 1. Abdul Rahman bin Sakhar Nama Iengkapnya Abdul Rahman bin Sakhar. Masyhur dengan nama AbU Hurairah. Bertempat tinggal dan wafat dikota Madlnah pada tahun 57 Hijriah. Dari kalangan sahabat yang sangat banyak meriwayatkan hadis, sehingga menempati derajat setinggi-tingginya.
92
2. Abu Salamah Nama aslinya Abdullah bin Abdul Rahman bin' Auf. Dikenal dengan nama Abu Salamah. Bertempat tinggal dan wafat di kota Madinah pada tahun 94 Hijriah. Beliau termasuk dari kalangan tabi'in era pertengahan. Di antara guru-gurunya yaitu Abu Raddad, Abu Sufyan bin Sa'id bin alMughirah, Jabir bin Abdullah bin' Amru bin Haram, Hamzah bin' Amru bin 'Uwaimar, Khalid bin Zaid bin Kal1b, Salim bin Abdullah, 'Ubadah bin alShamit bin Qais, Abdullah bin Sakhar, Hindun binti AbU Umayah bin alMnghirah, dll. Murid-muridnya, Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm, Tsmamah bin Kilab, al-Jalah, hamid bin Ziyad, Zaid bin Abu 'Utab, Salim bin Abu Umayyah, Sulaiman bin Vassar, Abudllah bin Fairuz, Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab, Hilal bin' Ali bin Usamah. Menurut Abu Zar'ah al-Razi, beliau adalah Imam yang terpercaya. Ibn Hibban, dipercaya. Dan al-Dzahabi, salah seorang dari imam. 3. AI-Zuhri Nama lengkapnya Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab. Dikenal dengan nama Abu Bakar dan nasabnya al-Zuhri. Tempat bermukin di kota Madinah. Wafat tahun 124 Hijriah. Termasuk dari kalangan tabi'in setelah era pertengahan. Di antara guru-gurunya Ibrahim bin Abdul Rahman bin 'Auf, Abu Hamid Maula MasMi', Abu 'Ubaidah bin Abdullah bin Zum'ah, Tsa'labah bin Sha'ir, Jafar bin' Amru bin Umayyah, Sahim, 'Ubadah bin al-Shamit bin Qais, Abdullah bin Abdul Rahman bin 'Auf, al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar al-Shiddiq, dll. Murid-muridnya Ibrahim bin Ismail bin Majma' bin Yazid, Ayyub bin Habib, Zaid bin Abu Anisah, Said bin AbU Hilal, Abdul rahman bin Ishaq bin
93
Abdullah, Iyadh bin Abdullah bin Abdul Rahman, Qurrah bin Abdul Rahman bin Hiwail, Kaits bin Sa'ad bin Abdul Rahman, dll Menurut Musa bin Ismilll, tidak ada yang menyamai pengetahuannya tentang hadis orang-orang sebelum beliau. 'Amru bin Dinar, ai-Laits bin Sa'ad, Amru bin A?dul AZlz, .tidak ada orang yang lebih kompleks keilmuannya tentang hadis selain beliau. Ayyub al-Sakhtayanl, saya belum pernah melihat orang yang mendalam keilmuannya dari pada beliau. 4. Qurrah Nama lengkapnya Qurrah bin Abdul Rahman bin Hlwail. Tempat tinggal di Marwa, dan wafat tahllIl 14'7 Hijriah. Beliau termasuk pemuka dari kalangan atba' tabnn. Oi antara guru-gurunya 'Amir bin Yahya bin JasYlb dan Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdul Rahman bin Syihab. Murid-muridnya Rusydln bin Sa'ad bin MufIih, Abdul Rahman bin 'Amru bin Abu' Amru, Abdullah bin Lahlbah bin 'Uqbah dan Abdullah bin Wahab bin Muslim. Menurut Ibn'Uday an AbU Zar'ah al-Razl, tidak dijumpai hadis dari beliau yang munkar. Ibn Hibbad,dipercaya. Ahmad bin Hanbal, hadisnya sangat munkar. Yahya bin Ma'in, Abu Hatim al-Razl, hadisnya Iemah atau tidak kuat. 5. AI-Auza'l Nama Iengkapnya Abdul Rahman bin' Amru bin AbU 'Amru. OikenaI dengan nama Abu' Amru, dan nasabnya aI-Auza'L Bertemapt tinggal di kota Syam dan wafat di kota Bait al-Maqdls pada tahun 157 Hijriah.
94
Di antara guru-gurunya Usamah bin Zaid, Hafsha bin Abdul Rahman, Hayyun bin Abu 'Umar, Sulaiman bin Habib, Abdullah bin' Amir, Qurrah bin Abdul Rahman bin Hiwail, Muhammad bin 'Ijlan, dll. Murid-muridnya Isma'll bin Abdullah bin Sumaah, Anas bin 'Iyadh bin Dhamrah, basyar bin Bakar, al-Harits bin' Athiyah, Sofyan bin Habib, Salmah bin Kaltsum, 'Ubaidillah bin Musa bin Abu Mukhtar Badzam, badul Malik bin Muhammad, dll. Menurut Sofyan bin 'Uyaynah, beliau adalah Imam di zamannya. 'Isa bin Yunus, hafidz. Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Sa'ad, Amru bin al-Falas dan Ya'qub bin Syaibah, beliau adalah orang tsiqah. 6. 'Ubaidillah bin Musa Nama Iengkapnya 'Ubaidillah bin Musa bin Abu al-Mukhtar Badzam. Dikenal dengan nama Abu Muhammad, dan nasabnya aI-AbbasI. Tempat tinggal dan wafat di kota KUfah pada tahun 213 Hijriah. Di antara guru-gurunya Usamah bin Zaid, Salim bin Abdullah, Abdul Rahman bin 'Amru bin Abu 'Amru, Abdul Aziz bin Sayyah, al-' Alabin ShalehMubarak bin HassanMuhammad bin Abdul Rahman bin Abu Laill, Musa bin 'Ubaidah bin Nasylth, dll. Murid-muridnya Ibrahim bin Dinar, Ibrahim bin Ya'qub bin Ishaq, Ahmad bin Ishaq bin al-Hashin bin Jabir bin Jandal, Sulaiman bin Saif bin Yahya, Abdullah bin Jarrah bin Sa'id, Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah Ibrahim bin 'Utsman, 'All bin Muhammad bin Ishaq, Muhammad bin Khalaf bin 'Ammar,
Muhammad bin 'Amru bin Hayyaj, Muhammad bin
Yahya bin Abdulah bin Khalid bin Faris bin Dzuaib, Muhammad bin GHan, dll. Menurut Yahya bin Ma'in, al-Ajall, Muhammad bin sa'ad, Ibn 'Uday dan Ibn Hibban, beliau adalah tsiqah. Sedangkan menurut Abu Hiltim al-Razi, beliau shaduq.
95
1) Terdapat tiga orang periwayat pada tingkat ini. a) Muhammad bin Khalaf al-Askalanl Nama lengkapnya Muhammad bin Khalaf bin' Ammar. Oikenal dengan nama Abu Nashr, dan nasabnya al-Askalanl. Bertempat tinggal di kota Syam, dan wafat tahun 260 Hijriah. Guru-gurunya, di antaranya Sa'id bin Abu Maryam al-Hikarn bin Muhammad bin Salim, 'Ubaidilllah bin Musa bin AbU al-Mukhtar Badzam, Muhammad bin Yusuf bin Waqid bin 'UtsmanYa'la bin 'Ubaid bin Umayyah, Yunus bin Muhammad bin Salim, dll. Murid-muridnya salah seorang di antaranya adalah Ibn Majah. Menurut Abu Hiltim al-Razi dan al-Ozahabi, beliau shaduq. Menurut Musallamah bin Qasim, Abu Bakar bin Abu' Ashim, ai-Nasal dan Abu Bakar bin Abu' Ashim, beliau adalah orang tsiqah. b) Muhammad bin Yahya Nama lengkapnya Muhammad bin Yahya bin Abdul Rahman bin Khalid bin Faris bin Ozuaib. Oikenal dengan nama Abu Abdullah, dengan nasab alOzahli al-NaisabUri. Tempat tinggal di kota Hams, dan wafat tahun 258 Hijriah. Termasuk dari kalangan tabi; tabi'in pertengahan. Oi antara guru-gurunya, yaitu Ahmad bin Khalid, Azhar bin Sa'ad, Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad, Salam bin Qutaibah, 'Ashim bin' Ali bin 'ashim bin Shuhaib, Abdullah bin Raja', Ubaidillah bin Musa bin Abu bin al-Mukhtar Badzam, Muhammad bin' Ashim bin ja'far, dll. Murid-muridnya di antaranya adalah Imam Bukhari, Turmudzi, Abu Oawud, Ibn Majah, Ahmad dan al-Oariml. Menurut Ahmad bin Hanbal dan Abu Hiltim al-Razi, beliau adalah Imam di zamannya dalam bidang hadis. AI-Nasai dan Ibn Hatim, beliau adalah imam yang terpercaya. Menurut Abu Bakar bin Abu Oawud dan al-kahthib,
96
beliau adalah sosok Amirul Mu'minin dalam bidang hadis serta seorang wali yang sangat kuat hafalannya.
c) AbU Bakar bin Abu Syaibah Nama aslinya Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah Ibrahim bin 'Utsman. Dikenal dengan nama Abu Bakar, dengan nasab ai-Abbasi. Bertempat tinggal di kota KUfah, dan wafat tahun 2.",5 Hijriah. Termasuk dari kalangan tokoh tabi' al-atba'. Guru-gurunya Ahmad bin lshaq bin Zaid, Ahmad bin Abdul Malik bin Waqid, Ishaq bin Manshur, Ja'far bin 'Aun bin Ja'far bin 'Armu bin Harits,Hammad bin Khalid, Dawud bin Abdullah bin Abu aI-Karam, 'Ubaidillah bin Musa bin Abu al-Mukhtar Badzam, Ali bin Mashar, dl!. Murid-muridnya salah seorang di antaranya adalah Ahmad bin' Ali bin Sa'id. Menurut Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in, beliau shaduq. Menurut Abu Hi\.tim al-Razi, Ibn Kharrasy, al-Ajali Dan Abu Zar'ah al-Razi, beliau adalah tsiqah dan penghafal hadis. d. Kesimpulan
Setelah
melalui
serangkaian
penelitian
hadis
di
atas,
penulis
berkesimpulan bahwa hadis ini adalah bersumber dari Rasulullah, dengan sanad yang bersambung. Sedangkan kualitasnya adalah !lasan lidzatih, karena adanya seorang dari rawi yang shaduq. 2. Hadis Kedua
Ketika
al-Zamakhsyari
menjelaskan
ayat
miiliki
ynumiddfn,
ia
menjelaskan juga perbedaan pendapat cara membaca ayat tersebut di kalangan
97
para ulama. Ada yang membaca maliki yaumiddfn, ada juga yang membaca
malaka yaumaddfn, ada juga mtiliku yaumidd dan lain sebagainya. Namun yang paling tepat menurut al-Zamakhsyari ialah dibaca malilci yaumiddfn seperti dalam surat ai-gharir ayat 12 serta ai-Nils ayat 2. Kemudian setelah itu ia menerangk,an
makna
yau11l
ai-din
dengan
yaum
al-jazti',
sebagaimana
diungkapkan dalam hadis berikut ini:
"Balasanmu sesuai dengan keberagamaanmu". a. Penelusuran
Dari hasil penelusuran meialui al-Kulub al-Tis'ah, al-Mu'jam al-Mufahrasli
al-Ftizh al-Hadfls, penulis mendapati bahwa matan hadis tersebut di atas merupakan penggalan hadis mauqiif dari sahabat Abu 'Ubaidah. Letaknya pada pengantar bab Tafsir al-QUI.'an dalam kitab shahilz Bukhtirf. Berikut adalah nash lengkap dari matan tersebut :
"Surah ini (al-Fillihah) dinamakan Umm al-Kiltib, karena ia mengawali penulisan surah dalam kitab mushaf, mengawali bacaan shalat.Agama itu ialah balasan, ada balasan yang baik dan ada balasan yang buruk, kamu akan dibalas sebagaimana kalian beragama (atau mengamalkan agama). Mujahid berkata: agama itu ialah penghisab, dan om'ang yang beagama itu akan dihisab".
4 Imam Bukhiiri, Sh"hi/z Bllkllliri, Bab Talsir al-Qur'an, Bab Wasummiyat Ull1.mu aIKitiib. (CD Room Kutubu Tis'ah)
98
b. Kesimpulan Hadis ini adalah hadis mauqlif atau ungkapan dari kalangan sahabat, tetapi walaupun mauqlif tetap berhukum slwhih karena hal tersebut (yakni penamaan surat al-Fiiti!lah dengan Ummul kitiib dan lain-lain) tidak berkaitan dengan masalah zjjtihiidf sehingga sahabat pasti mengetahuinya dari Rasulullah saw, Jadi hadis ini berhukum marfCt' apalagi diriwayakan oleh Imam alBukhari. 3. Hadis Ketiga AI-Zamakhsyarf menerangkan bahwa kata tlInfn merupakan isim fi'iI 'amr yang bermakna "istajib", dan kata amfn ini bisa dibaca dengan dua bentuk' yaitu dipanjangkan alif-nya atau bisa juga dibaca pendek. Kemudian ia menyebutkan dalil yang menerangkan hal tersebut yaitu hadis di bawah ini:
"Dari Nabi saw bersabda: "Jibrll as mengajariku menyebut Amin setelah saya selesai membaca Fiiti!lat al-Kitiib. Nabi berkata; "Sesungguhnya surah alFiiti!lah laksana penutup kitab". a. Penelusuran Setelah melakukan serangkaian penelusuran tentang hadis ini melalui al-
Kutub al-Tis'ah dan al-Mu'jam al-Mufahras Li al-Fiizh al-Hadfts, penulis tidak menjumpai bunyi nash di atas. Jadi hadis ini adalah hadis yang tidak memiliki sanad atau hadis mau' dhzl'. Sebagaimana dikatakan juga oleh Imam Ibn Hajar dalam kitabnya al-Kiifi al-Syiifi fi Takhrij Ahiidfts al-Kasysyiif Namun beliau menambahkan bahwa ada hadis yang lain dengan lafaz yang berbeda dengan hadis di atas yaitu riwayat Abu Syaibah dari Abu Maisarah salah satru kibar al-
99
Tabi'in, hadisnya berbunyi "Aqrrz'a fibril alaihi al-sa/iim a/-Nabi saw fiitil1at a/-Kitiib falammii qiilii 'wa/ad/u'illfn' qiila /aha 'amln',fa qii/ii amln."
4. Hadis Keempat
Setelah itu al-Zamkahsyari menerangkan perbedaan pendapat para ulama tentang apakah sunnah bagi Imam untuk mengatakan "amln". Menurut Abu Hanifah, Anas bin Malik serta 'Abdullah bin Mughaffal tidak usah, karena imam ialah orang yang mengajak. Sedangkan menurut Imam al-Syafi'i itu merupakan kesunnahan berdasarkan hadis berikut ini:
"Dari Wail bin Hujrin berkata, bahwa Nabi Saw setelah membaca Wa/adhdhiillfn, lalu membaca Amln dengan suara yang jelas". a. Penelusuran Dalam menelusuri hadis ini, dipergunakan kitab-kitab hadis rujukan, baik dalam kitab-kitab al-Kutub al-Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahras Ii alFazh al-Hadits dan al-Jami' al-Shaghir, penulis tidak menemukan hadis dengan lafaz yang persis sarna dengan nash matan di atas. Namun penulis menemukan nash lain yang susunan lafaznya hampir sarna. Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitab sunannya dari jalur Wail bin Hujrin. Demikian pula daIam kitab lain, meskipun nampak lebih panjang, seperti sunan aI-Nasal, Ibn Majah dan al-Darimi. Serta dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal.
100
1). Hadis dari Riwayat Abu Dawud,s
"Muhammad bin Katsir berkata kepada kami, dari Sofyan, dari Salamah, dari Hujrin al-Anbasi al-Hadhrami, dari Wail bin Hujrin berkata, bahwa Rasulullah saw setelah membaca Waladhdhallfn, beliau berkata Amin dengan suara yang jelas". 2). Hadis dari Riwayat AI-Nasai. 6
'.' <Wf .:"r, .. u'.~ ""
'.' '\ f J
~,cs'
"" -"
'Imam AbU Dawud, Sunal! Abri Oawud, Kitab aI-ShaIilt, Bab aI·Ta'min Waraa aI-Imam. No.797. (CD-Hadis Kutub Tis'ah). 6 Imam AI-Nasai, SUI!",l al·Nasaf, Kitab al-iftitah, Bab Qaul aI·Ma'mfin Idza 'Athasya Khalfa aI-Imam. No.923. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
101
"Abdul Hamid bin Muhammad berkata kepada kami, dari Mukhllad, dari Yunus bin Abu Ishiik, dari Bapaknya, dari 'Abdul Jabbar bin Wiiil, dari Bapaknya berkata: Saya shalat di belakang Rasulullah saw, ketika beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya di bawah kedua ujung telinganya. Setelah membaca Waladhdlwllfl1 mendengarnya
karena
saya
beliau
dibelakang
mengucapkan Amzl1, dan saya beliau.
Rasulullah
kemudian
mendengar seseorang mengucapkan alhamdulillah Hamdal1 Katszran Thayyibal1
Mubiirakal1 Ffh. Setelah Rasulullah memberi salam, lalu bertanya siapa yang mengucapkan kalimat tersebut dalam shalat? Si laki-Iaki menjawab: Saya wahai Rasulullah, dan dengan ucapan tersebut saya tidak ingin berdosa. Nabi saw berkata: sungguh ada dua belas malaikat yang berlomba menaunginya, dan kami tidak menahannya selain Arsy". 3). Hadis dari Riwayat Ibn Miijah?
Muhammad bin Shabbiih dan 'Ammiir bin Khiilid al-Wasithl berkata kepada kami, dari Abu Bakar bin 'Ayyiisy, dari Abu Ishiiq, dari Abu Jabbar bin Wiiil, dari Bapaknya berkata bahwa saya shalat bersama Rasulullah saw, ketika
7 Ibn Majah, S,IllGlJ II", Mnjah. Kitab Iqamah ai-Salah, Bab al-Jahru Bi Amin. No. 845. (CD-Hadis KUlub Tis'ah).
102
beliau membaca Waladhdhiillfn, beliau membaca Amfn, dan kami semua mendengarny a". 4). Hadis dari Riwayat Ahmad bin Hanbal
"Abdul Quddo.s berkata kepada kami, dari al-Hajjaj, dari Abdul Jabar, dari Bapaknya bahwa ia mendengar Nabi saw menyebut Amfn". 5). Hadis dari Riwayat al-Darimi o J " "
""
}
:;. Pi J. ;::- :;. ~ J. ~ :;. ~ J. LJ~ "'..-
.-...
0
.-.-
Ii:;'d fr? '"
J. ~ Ii;"! "
...
"Muhammad bin Katsir berkata kepada kami, dari Sofyan bin Sa'id, dari Salamah bin Kuhail, dari Hujrin bin al-'Anbasi, dari Wail bin Hujrin berkata, bahwa ketika Rasulullah membaca Waladhdhdllfn, beliau membaca Amfn, dan ia memperjelas suaranya".
103
b. Skema Sanad Hadis Seluruh Riwayat
c. Kritik Sanad Hadis Imam Abu Dawud 1. Wail bin Hujrin Nama lengkapnya adalah Wail bin Hujrin bin Sa'ad. Dari golongan sahabat dan menempati derajat setinggi-tingginya. 2. Hujrin Abu al-Anbas al-Khadhraml Hujrin bin al-Anbas dikenal dengan nama Abu al-Anbas. Tinggal di Kufah dan termasuk golongan pemuka dan tokoh dari kalangan tabi'in. Diketahui, bahwa beliau pernah berguru kepada 'Alqamah bin Wail bin Hujrin dan Wail bin Hujrin bin Sa'ad. Sedangkan muridnya adalah Salamah bin Kahil bin Hashin.
104
Menurut Yahya bin Ma'in, Hujrin al-Khadhrami termasuk orang yang terpercaya dan terkenal. AI-Khathib, beliau orang yang terpercaya. AlDaraquithni berpendapat bahwa bahwa hadis-hadis beliau adalah shahih semuanya. Binu Hibban, Hujrin adalah orang yang dipercaya. Dan menurut alDzahabi, terpercaya. 3. Salamah Nama lengkapnya adalah Salamah bin Kahil bin Hashln. Dikenal dengan nama Abu Yahya. Bertempat tinggal dan wafat di kota KUfah, tahun 121 Hijriah. Beliau termasuk dari kalangan tabi'in yang menengah. Di antara guru-gurunya, yaitu Ibrahim bin Yazid bin Syarik, Bakir bin Abdullah bin al-Asyja', Hujrin bin al-'Anbas, Hujiyah bin 'Uday, Sa'ad bin Iyas, Sa'id bin Jubair bin Hisyam, Abdullah bin Abu Aufa 'Alqamah bin Khiilid, 'Amran bin al-Harits, dll. Nama murid-muridnya, di antaranya Ismail bin Khalid, Hammad bin Salamah bin Dinar, Sa'idb bin Masruuq, Sofyan bin Sa'id bin Masruq, Syua'ib bin Khalid, Shaleh bin Shaleh bin Muslim bin Hayyan, 'Uqail bin Khalid bin 'Uqail, 'Ali bin Shaleh bin Shiileh, Muhammad bin Jahadah, dll. Menurut Ahmad bin Hanbal, Salamah adalah orang yang sangat yakin. Menurut Yahya bin Ma'in, beliau orang yang terpercaya. Abu Zar'ah al-Razi, orang yang terpercaya dan amanah. Abu Hatim al-Razi, orang terpercaya dan sangat yakin. AI-Nasai, orang terpercaya dan teguh. AI-' Ajali, orang terpercaya dan teguh. 4. Sofyan Nama lengkap beliau adalah Sofyan bin Sa'ld bin Masruq. Dikenal dengan nama Abu Abdullah. Bertempat tinggal di KUfah, dan meninggal di
105
kota Bashrah pada tahun 161 Hijriah. Ia juga dikenal sebagai pemuka dari kalangan tabi'ln. Di antara deretan guru-gurunya, vaitu Adam bin Sulaiman, Ibrahim bin 'Amir bin Mas'ud, Ibrahim bin Abdul A'la, Ibrahim bin Uqbah bin Abu 'Ayas, Ibrahlr,n bin Muhammad bin al-Muntasylr bin al-Ajda', Ibrahim bin Muhajir bin Jabir, Ibrahim bin Maisarah, AbU Bakar bin Abdullah bin Abu al-Jahm, Abu Musa, Usamah bin Zaid, Aslam, Bardu bin Sunan, Basylr bin Salman, Bayan bin Basylr, Jabir bin Yazld bin aI-Harits, Jablah bin Sahlm, Hubaib bin Syahid, Khalid bin Mahran, Salim bin Abu Umayyah, Sa'id bin Ibrahim bin Abdullah bin 'Auf, SaIamah bin Dinar, Salamah bin Kahll bin Hashain, Salamah bin Nablth bin Syuraith, Salamah bin Wardan, Sulaiman bin Tarkhan, Shafwan bin Salim, Thalhah bin Yahya bin ThaIhah bin 'UbaidiIlah dIL Sedangkan, murid-muridnya, di antaranya Tsabit bin Muhammad, Ja'far bin 'Aun bin Ja'far bin 'Amru bin Harlts, Hujjaj bin Muhammad, aI-Hasan bin 'Ayasy bin Salim, Hammad bin DaliI, Khalid bin al-Harits, Sofyan bin 'Uyaiybah bin Abu 'Arman Maimun, Salam bin Salim, Abdullah bin Yazld, Qablsah bin 'Uqbah bin Muhammad bin Sofyan, Muhammad bin Humaid, Muhammad bin Katslr, Mahmud bin Khalid bin Abu Khalid, al-Walld bin Muslim, dB. Menurut Malik bin Anas, Sofyan termasuk orang yang terpercaya. Syu'bah bin al-Hujjaj memandangnya sebagai sosok yang mendapat gelar 'AmiruI Mu'minin, atau geIar kemuIyaan tertinggi daIam i1mu hadis. AI-Fazarl, berkata; kalau saya diminta untuk menunjuk orang terbaik, pasi saya akan memilih Sofyan. Yahya bin Ma'in, beliau orang terpercaya. Ibn Hibban, ia termasuk dari golongan penghafal hadis yang paling yakin. Dan menurut alKhatib, Sofyan adalah tipe orang yang kuat memegang amanah.
106
5. Muhammad bin Katsir Muhammad bin Katsir dikenal dengan nama Abu Abdullah. Beliau bertempat tinggal di kota Basrah, Irak, dan termasuk pemuka besar dari golongan tabi' tabi'in. Wafat pada tahun 223 Hijriah. Di antara guru-gurunya, yaitu ,Ibrahim bin Nafi', Israil bin Yunus bin Abu Ishak, Ja'far bin Sulaiman, Sofyan bin Sa'id bin Masruq, Sulaiman bin Katsir, Sulaiman bin al-Mughirah, Syu'bah bin al-Hujjaj bin aI-Ward, Abdul Rahman bin 'Amru bin Abu 'Amru, Mahdi bin Maymun dan Hamam bin Yahya bin Dinar. Sedangkan, murid-murid beliau, di antaranya ialah AI-Husain bin Muhammad bin Ja'far, Abdul Hamid bin Nasr, Abdul Quddus bin Muhamamd bin Abdul Kabir bin Syu'aib, Abdullah bin Abdul Rahman bin al-FadhI bin Bahram, Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim, Muhammad bin Ma'mar bin Rabi'i dan Muhammad bin Yahya bin Abdullah bin Khalid bin Faris bin Dzuib. Menurut Ahmad bin HanbaL Muhammad bin Katsir adalah orang yang terpercaya. Menurut Abu Hatim al-Razi, ia orang yang sangat jujur. Binu Hibban, orang yang ingatannya kuat dan dipercaya. Yahya bin Ma'in, belum sampai derajat terpercaya. Dan menurut Binu Qani, ia orang yang lemah.
d. Kesimpulan Setelah menelusuri hadis ini dan dan melakukan serangkaian penelitian untuk mencari tahu kualitas hadis, khususnya dari sisi sanad, penulis berkesimpulan bahwa kualitas hadis di atas adalah !1asan, karena salah seorang dari perawinya hanya dinilai jujur (shaduq). 5. Hadis Kelima
107
Setelah selesai menerangkan perbedaan pendapat di hadis sebelumnya, lalu al-Zamakhsyari menerangkan tentang
keutamaan surat ini dengan
memaparkan hadis di bawah ini:
"Dari Rasulullah saw. beliau berkata kepada Abu bin Ka' ab: "Maukah engkau kuberitahukan satu surah yang tidak diturunkan ke dalam kitab Taurat, atau Injil maupun kitab al-Qur'an yang sarna dengannya?" Saya berkata: "Tentu wahai Rasulullah". Nabi berkata : "Pembuka kitab (al-Qur'an) yaitu alSab' al-Matsanf serta kitab al-Qur'an al-Azhim yang dengannya saya diutus". a. Penelusuran Setelah melakukan serangkaian penelitian kepada-kitab hadits melalui
al-Mu'jal1l al-Mufahras Li al-Fazh al-Hadfts dan al-jan!'i al-Slwgfr dijumpai bahwa nash matan hadis di atas hanyalah berupa penggalan dari riwayat-riwayat aslinya yang lebih panjang. Beberapa matan hadis tersebut di antaranya diriwayatkan oleh Imam Tirmidzl, Ahmad, al-Darimi, Ibn Majah dan al-Nasai. 1). Hadis dari Riwayat Tirmidzi. 8
8 Imam Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzf, Kitab Fadhftil al-Qur'an 'an Rasulillah, Bab Mil Jila Fi Fadhl Fiitihat al-Kitilb. No. 2800. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
108
"Qutaibah berkata kepada kami, dari 'Abdul Aziz bin Muhammad, dari al-' Ala bin Abdul Rahman, dari Bapaknya, dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw keluar menemui Ubayy yang sedang menunaikan shalat, dan berkata; "Wahai Ubayy!". Namun Ubay tidak mengindahkan panggilan Rasulullah hingga selesai dari menunaikan shalatnya. Setelah shalat, ia bangkit perlahan dan menemui Rasulullah dengan terlebih dahulu berkata, Assallimu Alaikum Wahai Rasulullah. Nabi menjawab; "Wa'alaika al-Sallim, apa yang membuatmu wahai Ubayy enggan menoleh ketika saya memanggilmu? Ubayyu menjawab; "Wahai Rasulullah, saya sedang menunaikan shalat". Nabi berkata; "Apakah engkau tidak mau apa yang telah diwahyukkan Allah kepadaku untuk memohon kepada-Nya dan Rasul-Nya untuk memberimu apa yang engkau harapkan tentang kehidupan". Ubayy menjawab: "Tentu, dan saya tidak akan mengulanginya lagi". Nabi berkata; "Maukah engkau kuberitahukan satu surah yang tidak diturunkan ke dalam kitab Taurat, atau Injil dan tidak pula kepada kitab Zabur, maupun kitab al-Qur'an yang sama dengannya?" Saya berkata: "Tentu wahai Rasulullah". Nabi saw berkata : "Apa
109
yang engkau baca dalam shalat?". Ubayy berkata; "saya membaca Umm alQur'an". Rasulullah saw menjawab: "Demi jiwa dan ragaku yang berada dalam genggaman-Nya bahwa belum pernah diturunkan ke dalam kitab Taurat, atau lnjil maupun kitab al-Qur'an yang sama dengannya. Surah tersebut adalah terdiri atas tujuh ayat, serta kitab al-Qur'an al-Azhim yang dengannya saya diutus". 2). I1adis RiwaYilt dari al-Darimi.9
:; ~( :; ~)i ~ J. .LW\ :; ~ :;
j!;J\ ¥ 8:G.- ?G- :; ;::i 8:G.-
"Nu'aim bin Hammad berkata kepada kami, dari Abdul Aziz bin Muhammad, dari al-' Ala bin Abdul Rahman, dari Bapaknya, dari AbU Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Tidak pernah diturunkan ke dalam kitab Taurat, kitab lnjil, atau kitab Zabur maupun kitab al-Qur'an yang sama dengannya. Yaitu Umm al-Qur'an yaitu al-Sab' al-Matsanf, serta kitab al-Qur'an al-Azhim yang diberikan kepadaku". 3). Hadis Riwayat dari Ibn Majah.1O 0 "
~
'"
:; ;,.;.) ~ J. ... "
9
[0
~
"
J
"'"
'"
:; .::\ :; >:~ G:b- y
. 0
..
.
'"
<5- i :; ;::,. ;\ G:b.... ..
Imam al-Diirimi, 51111nll ni-Darillli, No. 3239. (CD-Hadis Kutub Tis'ah). Ibn Majah, 51111"" 11m Mtijnh, No. 3775. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
110
"Abu Bakar bin Abu Syaibah berkata kepada kami, dari Gundar bin Abu Syu'bah, dari Khubaib bin Abqul Rahman; dari Hafsha bin' Ashim, dari Abu Sa'id bin al-Mu'alIi berkata, RasululJah saw berkata kepadaku: Maukah engkau aku beritahu surah yang paling agung dalam kitab al-Qur'an sebelum saya keluar dair masjid?". Ketika Nabi akan keluar dari masjid, saya mengingatkannya, dan Nabi berkata: "AI-Hamdulillah Rabbi! 'Alamin, ia adalah al-Sab' al-Matsiinf beserta kitab al-Qur' an al-Azhim (lainnya) yang dengannya saya diutus". 4). Hadis Riwayat dari al-NasaLll
"lsma'll bin Mas'ud berkata kepada kami, dari Khalid berkata, dari Syu'bah bin Khubaib bin Abdul Rahman berkata, saya mendengar Hafsha bin 'Ashim diceritakan dari Abu Sa'id bin al-Mu'am, sesungguhnya RasululJah saw suatu waktu lewat sernentara ia sedang shalat. Nabi lalu memanggilnya. Tapi ia sedang shalat. Setelah shalat, ia lalu mendatangi Nabi saw. Nabi berkata: "Apa yang membuatmu enggan menoleh ketika saya memanggilmu? Ia menjawab; "Wahai RasululJah, saya sedang menunaikan shalat". Nabi berkata; "Bukankah 11
Imam aI-Nasal, SUllall ai-Nasal, No. 904 (CD-Hadis Kutub Tis'ah)
111
Allah swt telah berkata, wahai orang-orang beriman; jawab!ah panggilan Allah dan Rasul-Nya yang memberimu apa yang engkau harapkan tentang kehidupan". "Maukah engkau kuberitahukan satu surah yang paling agung sebelum saya keluar dari masjid?". Saya berkata; wahai Rasulullah, apa yang engkau sampaikan? Nabi bersabda; "AI-Hamdulillah Rabbi! Alamln, yaitu a/Sab' al-Matsiini beserta dan al-Qur'an yang Agung". 5). Hadis Riwayat dari Ahmad. 12 "
~I
::I' F) ,...
12
al-Tis'ah)
~
:; ~lliJl G::G- JIj ~I;~ :; F) ¥ }
'"
g
""
".
____".
...
G::G- JIj
J
~
0\A$.
__ "
G::G-
Imam Ahmad bin Hanbal, Musllad Ahmad bill Hallbal, No. 8977 (CD-Hadis al-Kutub
112
"Affan berkata kepada kami, dari Abdul Rahman bin Ibrahim berkata, al-' Ala bin Abdul Rahman berkata kepada kami, dari Bapaknya, dari Abu Hurairah berkata: bahwasanya Rasulullah saw keluar menemui Ubayy yang sedang menunaikan shalat, dan berkata; "Wahai Ubayy!". Namun Ubay tidak mengindahkan panggilan Rasulullah hingga selesai dari menunaikan shalatnya. Setelah shalat, ia bangkit perlahan dan menemui Rasulullah dengan terlebih dahulu berkata, Assalamu Alaikum Wahai Rasulullah. Nabi menjawab; "Wa'alaika ai-Salam, apa yang membuatmu wahai Ubayy enggan menoleh ketika saya memanggilmu? Ubayy menjawab; "Wahai Rasulullah, saya sedang menunaikan shalat". Nabi berkata; "Apakah engkau tidak mau apa yang telah diwahyukkan Allah kepadaku untuk memohon kepada-Nya dan Rasul-Nya untuk memberimu apa yang engkau harapkan tentang kehidupan". Ubayy menjawab: "Tentu, dan saya tidak akan mengulanginya lagi". Nabi berkata; "Maukah engkau kuberitahukan satu surah yang tidak diturunkan ke dalam kitab Taurat, atau Injil dan tidak pula kepada kitab Zabur, maupun kitab alQur'an yang sama dengannya?" Saya berkata: "Tentu wahai Rasulullah". Nabi saw berkata : "saya tidak menginginkan keluar dari masjid ini hingga engkau mengetahuinya". Ubayy berkata; Maka Rasulullah mulai menyapah tanganku dan berkata kepadaku. Dan saya merasa gagap dan khawatir sebelum terucap apa yang mau disampaikan Nabi. Ketika mendekati pintu keluar, saya berkata kepada beliau: "Surah apa yang engkau ingin sampaikan kepadaku?". Nabi menjawab: "Apa yang engkau baca dalam shalat?". Ubayy berkata; "saya membaca Umm al-Qur'an". Rasulullah saw menjawab: "Demi jiwa dan ragaku yang berada dalam genggaman-Nya bahwa belum pernah diturunkan ke dalam kitab Taurat, atau Injil maupun kitab al-Furqan. Surah tersebut adalah alSab' al-Matsanf (al-Ffttihah)."
113
6). Hadis Riwayat dari Ahmad,13 '"
<$i '"
Y ~i Y <\.WI J~i '"
'"
"
"..
0
"..
'"
'"
"..
'"
"
;"..
}
'"
"'.-
Jli ~ :;1 ~ J£Cl 8:b- ~)I~ :; JL:.;L 8:b;;
"..
..
"Sulaiman bin Dawud berkata kepada kami, dari Ismail Ibnu Ja'far berkata, al-' Ala menyampaikan kepada kami, dari Bapaknya, dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, dan Ubayyu membacanya, yaitu Ummu al-Qur'an. Nabi bersabda: "Demi jiwa dan ragaku yang berada dalam genggaman-Nya bahwa belurn pernah diturunkan ke dalam kitab Taurat, atau Injil maupun kitab al-Furqan yang sarna dengannya. Surah tersebut adalah al-Sab' al-Matst'inf (al-Fatihah) serta kitab al-Qur'an al-Adzlm yang diberikan kepadaku".
b. Skerna Sanad Hadis SeIuruh Riwayat
13
Tis' ah)
Imam Ahmad bin Hanbal, Musllad Allmad bill Hallbal. No. 8328 (CD-Hadis Kutub
114
c. Kritik Sanad Hadis
1. Abu Hurairah Nama aslinya Abdul Rahman bin Sakhar. Masyhur dengan nama Abu Hurairah. Bertempat tinggal di kota Madinah dan wafat di sana pada tahun 57 Hijriah. Beliau termasuk dari, kalangan .sahabat yang sangat banyak meriwayatkan hadis, sehingga menempati derajat setinggi-tingginya.
2. Abdul Rahman Nama aslinya Abdul Rahman bin Ya'qub. Oikenal dengan nama Maula al-Haraqah. Bermukin di kota Madinah. Termasuk dari kalangan tabi'in pertengahan. Oi antara guru-gurunya yaitu Sa'ad bin Malik bin Sunan bin 'Ubaid, Abdul Rahman bin Sakhar, dan Ya' qub Maula al-Harqah. Murid-muridnya, yaitu al-'Ala bin Abdul
Rahman bin Ya'qub,
Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid, Muhammad bin'Amru bin 'Alqumah bin Waqqash, Yahya bin Abu Katsir Shaleh bin al-Mutawakkil dan ,Amru bin Hafsh bin Ozikwan. Menurut al-Ajali, Ibn Hibban dan al-Ozahabi, beliau adalah orang yang tsiqah. Sedangkan menurut aI-nasa'!, hadisnya dapat diterima. 3). AI-' Ala bin Abdul Rahman Beliau bernama AI-Ala' bin Abdul Rahman bin Ya'qub. Dikenal dengan nama AbU Syibl, dari kalangan tabi'in ked!. Bertempat tinggal di kota Madinah. Dan wafat tahun 132 Hijriah. Oi antara guru-gurunya yaitu Abu Katsir, Ishaq Maula Zaidah, Anas bin Malik bin al-Nadhar bin Ohamdham bin Zaid bin Haram, Ozikwan, Abbas bin Sahal bin sa'ad, Abdul Rahman bin Ya'gub,' Ali bin Majdah dll.
115
Murid-muridnya, Ismail bin Ibrahim bin Muqslm, Hafsha bin Maisarah, Ruh bin al-Qasim, Zuhair bin Muhammad, Sufyan bin Sa'id bin Masruq, Sulaiman bin Bilal, Abdul Humaid bin ]a'far bin Abdullah bin al-Hikam, Abdul AZlz bin Muhammad bin 'Ubaid bin 'Ubaid, Abdullah bin ]a'far bin Najlh, dll. Menurut Ahmad bin I-1anbal, beliau adalah terpercaya dan beJum pernah terdengar orang -orang menceritakan keburukannya. Menurut Abu I-1iitim al-Razl, aJ-' Ala adalah sosok yang shaleh dan dipandang sebagai orang yang tsiqah. TurmduzI, terpercaya di kalangan ahli hadis. Ibn Hibban juga memadangnya sebagai orang dipercaya. AI-Nasal dan Ibn 'Uday, tidak dijumpai cacat pada diri beliau.
4. Abdul Aziz Muhammad Nama aslinya Abdul AZlz bin Muhammad bin 'Ubaid bin Abu 'Ubaid. Dikenal dengan nama Abu Muhammad, dari kalangan tabi'ln pertengahan. Bertempat tinggal di kota Madlnah hingga wafatnya pada tahun 187 I-1ijriah. Di antara guru-gurunya Usamah bin Zaid, Usaid bin Abu Usaid, ]a'far bin Muhammad bin' Ali bin ai-Husain, Humaid bin Abu Humaid, Dawud bin Qais, Shaleh bin Kisan, Shafwan bin Salim, Abdullah bin Sulaiman bin Abu Salamah, al-' Ala bin Abdul Rahman bin Ya' qub, 'Imarah bin Ghuzayah bin alHarits, dll Murid-muridnya, yaitu Ibrahim bin' Amru bin Muthraf, Ibrahim bin Musa bin Yazld bin Zadzan, Sa'id bin Abu Maryam aJ-Hikam bin Muhammad bin Salim, Abdul Rahman bin Abu al-Zanadi Abdullah bin Dzikwan, 'Ali bin Bahri bi Barrl, Outaibah bin Sa'id bin Tamil bin Thuraif bin Abdullah, Muhammad bin Ayyub, dll. Menurut Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Sa'ad, Malik bin Anas, Ibn Hibban dan al-' Ajall memandang Abdul AZlz Muhammad sebagai orang
116
tsiqah. Sementara, aI-Nasal memandangnya sebagai orang bersih
dan
riwayatnya dapat diterima. 5. Qutaibah Nama aslinya Qutaibah bin Sa'id bin JamB bin Thuraif bin Abdullah. Dikenal dengan nama Abu Raja', dari kalangan tokoh tabi' tabiin. Bertempat tinggal di Hamash. Dan wafat tahun 240 Hijriah. Di antara guru-gurunya Ibrahim bin Sa'id, Isma'il bin Ja'far bin Abu Katsir, Hujaj bin Muhammad, Hammad bin Khalid, Dawud bin Abdul Rahman, Abdul Rahman bin Abu Rijal, Abdul Aziz bin Muhammad bin 'Ubaid bin 'Ubaid, Abdul Wahid bin Ziyad, Laits bin Sa'ad bin Abdul Rahman, dll Murid-muridnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin AsadL Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah Ibrahim bin 'Utsman dan Muhammad bin Yahya bin Abdullah bin Khillid bin Faris bin Dzuaib. Menurut Yahya bin Ma'in, Abu Hatim al-Razi, al-Nasai, Ibn Hibban dan aI-Hakim dipandang sebagai orang yang terpercaya. Dan Ahmad bi Siyar, beliau adalah orang yang teguh
d. Kesimpulan
Setelah mengadakan penilaian terhadap kualitas hadis ini, khususnya yang berkaitan dengan para sanadnya, dijumpai bahwa ada dua sanad yang dipandang shadiiq, atau hanya jujur dan tidak sampai pada derajat sha!l.f!l. Yaitu Abdul AZlz bin Muhammad yang pernah mengutip suatu riwayat dari buku lain, dan ia salah. Demikian pula al-' Ala bin Abdul Rahman yang dipandang shaduq bahkan hampir wahm (bingung). Oleh karena itu, penulis menempatkan kualitas hadis ini sebagai hadis
!J.asan lidziitihi. Dan melihat kepada skema sanad, ada satu mutabi' namun tidak mendukung kualitasnya sampai ke derajat shah/!J..
117
B. Surah_al-Ikhlas
1. Katakanlah: "Dia-Iah Allah, Yang Maha Esa, 2. Allah adalah Tuhan _yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tiada . pula diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". Hadis-hadis dan kualitasnya yang terdapat di dalamnya
Ketika
al-Zamakhsyari
menerangkan
keutamaan
ayat
ml,
ia
menyuguhkan sebuah hadis yang sangat bagus yaitu sebagai berikut: 1. Hadis Pertama
}"
0
"
"
...
;;.
~ .."~ ) ~ ill! • "QI . e-.,.>.-).'J~ '?. , N
,"
N
,
Jy} ), "L .-
"Dari Rasulullah saw, beliau mendengar seseorang membaca Qui Huwa Alliilzu A!.!ad. Nabi berkata: "Ia telah dapatkan". Orang bertanya: " Apa yang telah didapat?". Nabi menjawab: "Ia telah mendapatkan surga".
a. Penelusuran
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub al-
Tis'ah, meIaIui al-Mu'jam al-Mufahras Ii al-Fiizh al-Hadfts, al-Jiimi' al-Shaghfr, maupun Mausl/'ah Athriif al-Hiidfts al-Nabawf serta di daIam kitab-kitab hadis yang memuat hadis-hadis palsu dan Iemah, penulis tidak menemukan hadis dengan Iafaz di atas. Namun penuIis menemukan hadis lain yang semakna dengannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin HanbaI
118
dalam kitabnya al-Musnad, Imam Malik dalam kitabnya al-Muwattha', dan dalam sunan Aba Dfiwud. 1). Riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal. 14
Jf ;:;:;, ) ... ~ ;'" ~
JI Y ;.;-) ~ J. 1J1 ~ ~ ~~ G~ '/~ ;f G~ ......... -" .
"Abu' Amir berkata kepada kami, dari Malik, dari Abdullah bin 'Abdul Rahman, dari Ibn Hunain dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw mendengar seseorang membaca Qui Huwa Allfihu Al1ad. Nabi berkata: uIa telah dapatkanu. Orang bertanya: Apa yang telah didapat?". Nabi menjawab: uIa telah mendapatkan surga u. U
2). Riwayat dari Imam Malik,15
14 Imam Ahmad bin Hanbal, Musllad Imam A!!Jllad bill Hallbal,
Kitab Baqi Musllad
Mukatssirill. no.7669, (CD-Hadis Kutub Tis'ah). Millik bin Anas, Muwattha Malik, Kitilb al-Nidil Li al-Shalilh. No. 435. (CD-Hadis Kutub Tis'ah). 15
119
"Malik berkata kepada kami, dari 'Ubaidillah bin Abdul Rahman, dari 'Ubaidillah bin Hunain Maula Ali Zaid bin al-Khattab, ia berlfata bahwa. ia mendengar dari Abu Hurairah berkata bahwa ia telah bertemu Rasulullah saw dan mendengar seseorang membaca Qui HUWIl Alliihu A!llld. Nabi berkata: "Ia telah dapatkan". Saya bertanya kepada Nabi: "Apa Wahai Rasulullah?". Nabi menjawab: "Surga". Abu Hurairah berkata: "saya ingin pergi menemui laki-Iaki itu untuk menyampaikan kabar gembira, namun tidak sempat karena saya menemani Rasulullah untuk makan siang. Setelah selesai makan siang bersama Nabi, saya lalu pergi mencari laki-Iaki tersebut, namun saya mendapati ia telah pergl." .
3). Riwayat dari Tirmidzl,16
"AbU Kuraib berkata kepada kami, dari lshaq bin Sulaiman, dari Malik bin Anas, dari 'Ubaidillah bin Abdul Rahman, dari lbnu Humin Maula keluarga Zaid bin al-Khattab, atau Maula bin Zaid bin al-Khattab, dari AbU Hurairah berkata, saya bertemu Rasulullah saw dan mendengar seseorang membaca Qui Huwll Alliihu A!llld, Allahu Shamad. Nabi berkata: "la telah 16 Imam Tirmidzl, SUllmz Tinllidzi, Kitab Fadhail al-Qur'an 'an Rasulillah. Bab Ma Jiia Fl Surah al-Ikhlas. No.2822. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
120
dapatkan". Saya bertanya: "Apa yang telah didapat?". Nabi menjawab: "Ia telah mendapatkan surga". b. Skema Sanad Hadis Seluruh Riwayat
c.
Kritik Sanad Hadis Ahmad bin Hanbal
1. Abu Hurairah Nama aslinya Abdul Rahman bin Sakhar. Dikenal dengan nama Abu Hurairah. Bertempat tinggal hingga wafat di kota Madinah pada tahun 57 Hijriah. Beliau termasuk dari kalangan sahabat dan menempati derajat setinggitingginya. 2. Ibn Hunain Nama aslinya 'Ubaid bin Hunain Maula Ali Zaid bin al-Khattab. Dikenal dengan nama Abu Abdullah. Bertempat tinggal hingga wafat di kota Madinah pada tahun 105 Hijriah. Tergolong tabi'in pertengahan.
121
Di antara guru-gurunya Abu Sa'id bin al-Ma'la, Sa'ad bin Malik bin Sanan bin 'Ubaid, Abdul Rahman bin Sakhar, Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim dan Abdullah bin 'Umar bin al-Khattab bin Nufail. Menurut Muhammad bin Sa'id, beliau Tsiqah (terpercaya). Abu Hatim al-Razi, shalehul hadis (pemumi hadis). Ibn Hibban, dipercaya. 3. Abdullah bin Abdul Rahman Nama aslinya Abdullah bin Abdul Rahman bin al-Harits bertempat tinggal hingga wafat di kota Madinah. Termasuk dari kalangan tabi'in pertengahan. Di antara guru-gurunya yaitu Sahal bin Sa'ad bin Malik, Abdul Rahman bin Sakhar, 'Ubaid bin Hunain Mau'a Ali Zaid bin al-Kahttab dan Abdul Rahman bin al-Harits bin Sa'ad bin AbO. Dzubiib. Sedangkan murid-muridnya, yaitu Sa'id bin Abu Hila!, Abdul Rahman bin Mu'awiyah bin al-Huwairits, Malik bin Anas bin Malik bin Abu' Amir, dan 'Ikriimah bin Ibrahim. Menurut Yahya bin Ma'in, Abdullah adalah orang yang tsiqah. Muhammad bin Sa'ad, tsiqah. Ibn Hibban, dipercaya. Dan menurut al-Dzahabi, beliau orang yang tsiqah. 4. Malik Nama aslinya Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir. Dikenal dengan nama AbO. Abdullah. Bertempat tinggal di kota Madinah, hingga wafat pada tahun 179 Hijriah. Termasuk dari kalangan tokoh tabi'in besar. Di antara guru-gurunya, yaitu Hamid bin Qais, Dawud bin al-Hushin, Zaid bin Aslam, Salim bin AbU Umayyah, Syuraik bin Abdullah bin Abu Namr, Shaleh bin Kesan, Shafwan bin Salim, Abdul Rahman bin al-Qasim bin Muhammad bin AbU Bakar al-Shiddiq, Abdullah bin Abdul Rahman bin
122
Ma'mar, Abdullah bin Abdul Rahman bin al-Harits, 'Amru bin al-Harits bin Ya'qub, Musa bin Maisarah, Naii' Maula bin 'Umar, dll. Di antara murid-muridnya, yaitu Ibrahim bin Thahman bin Syu'bah, Ahmad bin Isma'il bin Muhammad, Isma'il bin Ja'far bin Abu Katsir, Basyar bin 'Umar bin al-Hukm, Hikam bin al-Mubarak, Dawud bin Abdullah bin AbU alKiram, Abdul Rahman bin al-Qasim bin Khalid, Abdullah bin Raja', Abdul Malik bin' Amru, Laits bin Sa'ad bin Abdul Rahman, Muhammad bin Ja'far, dll. Menurut al-Syaii'i, Malik bin Anas adalah sebagai hujjah Allah bagi mahluk-Nya. Yahya bin Aktsam, tsiqah. Ahmad bin Hanbal, Malik bin Anas adalah orang yang paling teguh dalam segala hal. Yahya bin Ma'in, tsiqah. Muhammad bin Sa'ad, terpercaya dan paling teguh dalam berhujjah. Dan menurut aI-Nasa'!, beliau adalah orang yang paling benar informasinya setelah era tabi'in. 5. Abu 'Amir Nama aslinya Abdul Malik bin 'Amru. Dikenal dengan nama Abu 'Amir. Bertempat tinggal hingga wafat di kota Bashrah, wafat tahun 204 Hijriah. Termasuk dari golongan tabi'in keci!. Di antara guru-gurunya, yaitu Isma'il bin Muslim, Aflah bin Sa'id,Khalid bin Maisarah, Dawud bin Qais, Zuhair bin Muhammad, Sa'id bin Salamah bin Abu al-Hassam, Abdul rahman bin Tsabit bin Tsauban, Qarrah bin Malik, Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir, Musa bin 'Ali bin Rabah, dll. Di antara murid-muridnya yaitu Ahmad bin Sa'id bin Sakhar, Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad, Hasan bin Ali bin Muhammad, Zahir bin Harab bin Syadad, zaid bin Yazid, dll. Menurut Yahya bin Ma'in, beliau adalah orang yang shaduq (sangal jujur). Ishaq bin Rahawain, terpercaya dan dapat diberi amanah. Abu Hiitim al-
123
Razl, orang yang shaduq. AI-Nasal, terpereaya dan dapat diberi amanah. Muhammad bin Sa' ad, tsiqah. Utsman bin al-Darimi, tsiqah. d. Kesimpu1an Setelah menelusuri hadis ini, penulis berkesimpulan bahwa hadis di atas adalah mar!u' dan kualitasnya sha!Jl!llidzntihf. Yaitu telah memenuhi syarat untuk dipadang sebagai hadis shahih, yaitu sanadnya bersambung, para perawinya 'adil dan dhabit serta terhindar dari syaz Oanggal) dan ilIat (eaeat).
C. Surat al-Falaq ... :;.
;:A~l"~li ),
:x) (3)~) bl ~\i. :x) .........
),
...
(2)Jh-
G),
:x
"''' co
J.
... co
(1)Jl"l1 ~~ ~;\
J
cP
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, 2. dari kejahatan makhluk-Nya, 3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, 4. dan dari kejahatan wahita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, 5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki". Hadis dan Kualitasnya yang Terdapat di
dal~mnya
Setelah al-Zamakhsyari menerangkan ayat demi ayat surat al-Falaq ini, kemudian sampailah ia menafsirkan kata 'al-glzilsiq' yaitu duklu/l zhulnmuh
fi
kulli syai (meratanya kegelapan keseluruh penjuru). Kemudian ia menampilkan sebuah hadis yang mengandung kata 'glzilsiq' di atas sebagai berikut: 1. Hadis Pertama
124
Dari 'Aisyah ra, bahwa Nabi saw menggenggam tanganku dan memandang ke bulan. Nabi bersabda: "Wahai 'Aisyah: "Mohon perlindunganlah kepada Allah dari segala macam keburukan. Sesungguhnya, bulan tersebut adalah tanda kejahatan malam apabila telah gelap gulita". a. Penelusuran
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub alTis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahras Ii al-Fiizh al-Hadfts, al-Jiimi' al-Shaghfr, maupun Mausu'ah Athriif al-Hiidfts al-Nabawf, penulis tidak menemukan hadis dengan lafaz di atas. Namun penulis menemukan hadis lain yang semakna dengannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya al-musnad serta Imam Tirmidzl dalam kita sunannya. 1). Hadis dari riwayat Ahmad bin HanbaJ.17
~~ :;. i',i'.. cs.f:;' .;,.;-Ji ~ p
" " ,
J. ~ };.JI :;. ..)~ ) "
"
;;;
-
J.I "
IS;J J~ ~;. 8~ "
"Yazld berkata kepada kami, bahwa Ibn Abu Dzi'b berkata dari al-Harits bin Abdul Rahman dari Abu Salamah, dari ' Aisyah ra berkata, bahwa Nabi saw menggenggam tanganku dan memandang ke bulan. Nabi bersabda: "Wahai 'Aisyah: "Mohon perlindunganiah kepada Allah dari segala macam keburukan. Sesungguhnya, bulan tersebut adalah tanda kejahatan malam apabila telah gelap gulitan. 2). Hadis dari riwayat Tirmidzl18
17 Ahmad bin Hanbal, Mnsnad Ahmad bin Hanbal, Kitab Baqi Musnad al-Anshk No. 24807. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
18 Imam Tirmidzi, SllIIan Tirmidzi, Kitab Tafsir al-Qur'an 'an Rasulillah.Bab Wa Min Surah al-Mu'awwidzatain. No.3288. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
125
" ,," ...... " . ... ~ ~ G::.;.>"Muhammad bin al-Mutsanna berkata kepada kami, dari Abdul Malik bin 'Amru al-'Uqadr, dari Abu Dzi'bin, dari al-Harits bin Abdul Rahman dari Abu Salamah, dari 'Aisyah ra berkata, bahwa Nabi saw memandang ke bulan dan berkata: "Wahai 'Aisyah: "Mohon perlindunganlah kepada Allah dari segala macam keburukan. Sesungguhnya, bulan tersebut adalah tanda kejahatan malam apabila telah gelap gulita". b. Skema Sanad Hadis Riwayat Ahmad bin Hanbal
126
Co
Kritik Sanad Hadis Ahmad bin Hanbal
1. 'Aisyah ra. Nama aslinya 'Aisyah binti Abu Bakar al-Shiddiq. Dikenal dengan nama Ummul Mu'minin, atau dengan nama lain Ummu Abdullah. Bertempat tinggal hingga wafat di kota Madlnah pada tahun 58 Hijriah. Beliau termasuk dari kalangan sahabat dan menempati derajat setinggi-tingginya. 2. Abu Salamah Nama panjang beliau adalah Abdullah bin Abdul Rahman bin 'Auf. Kadang dipanggil dengan Abu Salamah. Bertemukim di kota Madinah hingga wafat pada tahun 94 Hijriah. Tergolong tabi'in pertengahan. Di an tara guru-gurunya, terdapat Salamah bin Shakhar bin Salman, Hamzah bin 'Amru bin 'Uwaimar, Thalhah bin 'Ubaidillah bin 'Utsman, 'Aisyah binti Abu Bakar al-Shiddiq, 'Ubadah bin al-Shamit bin Qais,dll. Murid-muridnya, yaitu Ja'far bin Rabi'ah bin Syarhabll bin Hasanah, alJalah, AI-Harits bin Abdul Rahman, Hashan bin Abul Rahman, Hamld bin Ziyad, Salim bin Abu Umayyah, Sa'ad bin Thariq bin Usyaim, dll. Menurut Abu Zar'ah al-Razi, Abu Salamah orang yang tsiqah dan pemimpin. Ibn Hibban, orang yang dipereaya. Dan al-Dzahabi, beliau salah seorang dari kalangan Imam. 3. AI-Harits bin Abdul Rahman Nama lengkapnya adalah al-Harits bin Abdul Rahman. Nasabnya kepada al-Qursyi al-' Amid, dan termasuk dari kalangan tabi'in keeil. Di antara guru-gurunya, yaitu Hamzah bin Abdullah bin 'Dmar bin alKahtthab, Salim bin Abdullah bin 'Umar bin al-Khatthab, Abdullah bin Abdul Rahman bin' Auf, Muhammad bin Abu Muslim Maula bin'Abbas, Muhammad bin Jubair bin Math'am bin' Ady, dll.
127
Murid-muridnya, yaitu Muhammad bin Abdul Rahman bin al-Mughirah bin al-Harits bin Abu Dzi'bin, Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab dan Yazid bin Abdullah bin Qusait. Menurut Ahmad bin Hanbal, saya tidak melihat cacat pada dirinya. Yahya bin Ma'in, boleh meriwayatkan darinya, dan dia tergolong yang masyhur. AI-Nasai, tidak ada cacat padanya. Ibn Hibban, dipercaya. AIDzahabi, shaduq. 4. Ibn Abu Dzi'bin Nama lengkapnya Muhammad bin Abdul Rahman bin al-Mughirah bin al-Harits bin Abu Dzi'bin. Dikenal dengan nama Abu al-Harits. Bermukim di kota Madinah dan wafat di KUfah pada tahun 158 Hijriah. Dan termasuk dari kalangan atba' tabi'in yang pertama. Di antara guru-gurunya, yaitu Ishaq bin Yazid, AI-Aswad bin al' Ala bin Jariyah, Iyas bin Salamah bin al-Akwa', AI-Harits bin Abdul Rahman, Syu'bah bin Dinar, Shaleh bin Nabhan Maula al-Taumah, dl!. Murid-muridnya, yaitu Adam bin Abu Iyas, Ishak bin Muhammad bin Abdul Rahman, Isma'il bin 'Umar, Dawud bin' Atha, Isa bin Yunus bin Abu Ishaq,al-FadhI bin Dakin bin Hammad bin Zahir, AI-Walid bin Muslim, Yazid bin Harun, Khalf bin al-Walid, dl!. Menurut Ahmad bin Hanbal, Ibn AbU Dzi'bin adalah tsiqah dan shaduq. Yahya bin Ma'in, orang yang terpercaya. AI-Nasai, terpercaya. Ya'qub bin Syaibah, tsiqah dan shaduq. Dan Ibn Hibban, disebut sebagai orang dipercaya. 5. Yazid Nama lengkapnya Yazid bin Harun. Dikenal dengan nama Abu Khalid. Bertempat tinggal di kota Hayit dan wafat di sana pada tahun 206 Hijriah. Termasuk dari kalangan atba' tabi'in yang ked!.
128
Di antara guru-gurunya adalah Ayyub bin 'Utbah, Jurair bin Hazim bin Zaid, Ja'far bin Hayyan, Hammad bin Zaid bin Dirham, Sa'id bin Iyas, Fudhail bin Marzuq, Muhammad bin Salim, Muhammad bin Abdul Rahman bin alMughirah bin al-Harits bin Abu
Q~i'bin,
Muslim bin 'Ubaid, dll.
Murid-muridnya, yaitu Ibrahim bin Ya'qub bin Ishaq, Ahmad bin Sulaiman bin Abdul Mulk, Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad, AI-Husain bin Manshur bin Ja'far, Ziyad bin Ayyub bin Ziyad, Sofyan bin Wakii bin al-Jarrah, Sahal bin Abu Sahal Zanjalah, dll. Menurut Ibn Abu Syaibah, ia berkata bahwa saya belum pernah melihat orang yang Iebih kuat hafalannya seIain Yazid bin Harun. Ahmad bin Hanbal, semua hadits yang diriwayatkannya shahih. Yahya bin Ma'in, orang yang terpercaya. 'Ali bin al-Madini, ia berkata bahwa saya belum pernah melihat orang yang paling baik hafalannya selain Yazid. Abu Hiltim al-Razi, terpercaya dan imam bagi para shaduq, dan tidak ada yang menyamainya. Dan aI-AjaIi, ia orang terpercaya dan teguh. d. Kesimpulan
Setelah menelusuri hadis di atas, khususnya pada sanadnya, penulis berkesimpulan bahwa kualitas hadis ini adalah !lasan. Hal itu dikarenakan adanya seorang dari perawinya yang bernama AI-Harits bin Abdul Rahman sebagai perawi yang tergolong shaduq, tidak terlalu dhabit atau kurang kuat hafalannya. Demkian pula dengan mutabi, sanad hadis ini, seperti yang tertera pada skema hadis di atas, di antaranya ada yang dinilai kurang dlziibit. Hadis kedua di bawah ini ditampilkan oleh al-Zamakhsyari ketika ia menjelaskan makna ayat "min syarri rna khalak". Ayat tersebut menyebutkan secara umum yaitu perlindungan dari segala yang telah Allah ciptakan. Namun setelah itu Allah mengkhususkan dengan menyebut al-ghtisiq, al-naffiitsiit serta
al-!lasid, karena hal tersebut merupakan keburukan yang tersembunyidan
129
merupakan seburuk-buruknya kejahatan karena orang yang terkena tidak menyadarinya. Setalah itu ia menjelaskan juga bahwa tidak semua !J.asad (iri hati) itu buruk, karena dalam hadis di bawah ini diperbolehkan iri hati dalam dua hal: 2. Hadis Kedua
"Tidak boleh dengki (iri hati) kecuali dalam dua hal". a. Penelusuran
Setelah menelaah hadis di atas ke beberapa buku had is, baik di al-Kulub
al-Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahras Ii al-Fiizh al-Hadfls, al-Jiimi' al-Slzaghfr, maupun Mausu'ah Alhriif al-Hiidfts al-Nabawf, penulis mendapati bahwa hadis tersebut adalah penggalan matan riwayat dari Muttafaq Alaih, yaitu dari jalur Ibn Mas'ud radhiyallahu 'anhu. Jalur lain dari Abu Hurairah khususnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhilrl. 1). Hadis dari riwayat Muttafaq Alaih.J9 .-"
~8:b-
",..
G .r~., '. \;:,. ..ub:.
,,).
"'..."
"J
0
..-'"
......
J
0
...",
\ '.' \ ,,-CI .':b- JL; JLL, ~I 8:b<.?':..:r.~:~ . 8:b- JL; -(,?,.
"Dari Qais bin Hilzim, ia berkata, saya mendengar 'Abdullah bin Mas'ud berkata, Rasulullah saw. bersabda tidak ada kedengkian (iri hati) kecuali Muttafaq Alaih, Shahih Bukltar~ Kitiib Ilmu. No.71. (CD"Hadis Kutub Tis'ah). Dan Muslim, Shalat Musiifir wa Katsruhii. No.1352. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
19
Shahih
130
dealam dua hal, yaitu ketika seseoarang di berikan harta yang banyak lalu ia dermakan dalam kebaikan dan seseorang yang diberikan Allah hikmah (ilmu pengetahuan) yang banyak lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya." 2). Hadis dari riwayat Bukharpo -"
-""
0;'; c/i
Y
""
o\J5'~ ~
"'''
oL:,L
)
y -::\
,,>
"'...
8:";" c:,~ 8:";" ~\?
:;. ~ 8:";" J
/"
"Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: tidak ada kedengkian (iri hati) kecuali dalam dua hal, yaitu ketika seseorang yang telah Allah ajarkan pemahaman tentang al-Qur'an kemudian ia membacanya siang dan malam, kemudian tentangganya mendengar dan mengatakan, seandainya aku diberikan juga apa yang telah diberikan Allah kepada orang itu, maka aku pasti akan mengamalkannya seperti ia amalkan. Yang kedua ialah ketika seseorang diberikan Allah harta yang banyak kemudian ia dermakan dalam kebaikan, lalu seseorang berkata, seandainya aku diberikan harta seperetinya, maka aku akan lakukan seperti yang telah ia lakukan." Demikianlah penjelasan serta paparan tentang sanad-sanad hadis yang terdapat dalam kitab al-KasysyfiJ karya Imam al-Zamakhsyari yang sangat terkenal ini. Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa dalam kitab tersebut banyak sekali menggunakan hadis sebagai argumen serta penguat penafsiran al-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat tersebut terutama ketika menjelaskan makna dari kata-kata dengan tinjauan bahasa, karena memang telah penulis jelaskan dalam halam sebelumnya, bahwa al-Zamakhsyari selain 20
Tis'ah).
Imam Bukhiiri, Shahill Bllkhiirf, Kitiib Fadhiiil al-Qur'an. No.4632. (CD-Hadis Kutub
131
ahli tafsir tapi juga sebagai seorang pakar lingustik. Oleh karena itu dengan adanya selesainya penelitian ini, penulis mengharapkan akan banyak memberi informasi tentang kualitas sanad-sanad di dalamnya. Bukan itu saja, dengan penelitian ini diharapkan juga memberikan inspirasi kepada para mahasiswa serta orang-orang yang bergelut dalam bidang keilmuan untuk meneruskan penelitian ini.
D. Surat al-Nas (1-6)21
"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. dari (golongan) jin dan manusia". (QS. AI-Nas/114:1-6) Hadis-Hadis dan Kualitasnya Yang terdapat di daIammnya Ketika al-Zamakhsyari selesai menafsirkan surat al-Nas ini, lalu beliau meriwayat
kan
sebuah
hadis
yang
menerangkan
keagungan
dan
keistimewaaan ayat-ayat di dalamnya. Adapun hadisnya ialah sebagai berikut: 1. Hadis Pertama 22
11 ~, <...>+" '. J° f~'J ~f .0"J)"" . .:.ro}
'"
"
f""J'" J.' dl',J ,~j' ,". r:. J·!f c:. 0\5,0} • I;" ~j'.!f JjJ ,J)"" L> '"
'"
"
21 al-Zamaksyari, Taf'ir al-Kasysyaf 'an Haqaiq Ghawa11lidh al-Tanzil wa 'Uyt1n al-Aqawil fi Wlljlih al-Ta'wil, (Beinlt:Diir al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1995 M), Juz.4, h. 818
22
Ibid., h. 819
132
"Telah diturunkan kepadaku dua surat yang belum pernah diturunkan seperti keduanya,. Kamu tidak akan pernah membaca dua surat yang Iebih Allah cintai dan ridhai dari pada keduanya, yaitu al-Mu'awwiddzatnin" a. Penelusuran Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di nl-Kutub nl-
Tis'nh, melalu nl-MlI'jam nl-Mufnhrns Ii al-Fazh al-Hadfts, al-Jami' nl-Shaghfr, maupun Mausii'ah Athraf al-Hiidfts nl-Nabml'f serta di dalam kitab-kitab hadis yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis tidak menemukan hadis dengan Iafaz di atas. Nanum penulis menemukan hadis lain yang semakna dengannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, al-Darimi dan al-Nasa'i dalam kitabnya 23 1). Hadis riwayat Imam Muslim: 24
JL; /~ "
"
J
-;!"
~ ~ (' jG- c.s'l
'"
0
J
~ ~ ~t.; ~ ~;.- G:b- ~_:/ ..
" "
~..-
-"""
""
J. Q J
J
"'"
G:b- )
;'
"Dari 'Uqbah bin 'AmiI', Nabi Bersabda: "Tidakkah kalian tahu, bahwasannya telah diturunkan (ayat aI-Qur'an) malam ini yang belum pernah diturunkan seperti itu sebelumnya, yaitu Qui A'iidzu bi Rnbbi! Falaq wa Qui A 'udzu bi Rabbinnas. " 2). Hadis Riwayat Imam al-Darimi25 2.' Lihat Wensick, al-Mu'jam al-Mulalzras Ii ai-Fiizlz al-fjadits, (Leiden: Mathba'ah Briil, 1967), Juz. 6, h. 418.
2,1 Imam Muslim, ShalJilJ Muslim, Kitiih Sizaliit ai-Musiijirill wa Qaslzrihii hah Fadi Qirii'at aiMu'aunvidzataill, (Beiriit: Dar Ihya al-Turats al-'Arabiyyah, Lt.), Juz. I, h. 558, no, 1348 25 Imam al-Darimi, S,mall al-Diirimr, Kitiih FadMil al-Qllr'iill hiih fi Fadl al-Muawwidzataill, (Beiriit: Dar al-Kutub al-'Arabi, 1407 H), Juz, 2, h. 554 , no. 3306.
133
"Dari 'Uqbah bin 'Amir, Nabi Bersabda: "Bahwasannya telah diturunkan ayat al-Qur'an atas ku yang belum pernah aku mengetahu dan atau diketahui sebelumnya, yaitu Qui A'iidzu bi Rabbil Falaq wa Qui A'iidzu bi Rabbinniis. "
3). Hadis Riwayat Imam al-Nasa'j26 '"
",,"
JLj JLj
/~
"" ... -J. ~ Y ~ Y ~t; Y ~;,. 8:b. Jl.i -:';\Jj :; ~ J;;:'i "
"
'"
""..}
...
~"?'"
"...
}
.
",,"
,,}
u"81 ::.,.,~ .\;i j) JLJI ,
,
/
"Dari 'Uqbah bin 'Amir, Nabi Bersabda: "Bahwasannya telah diturunkan ayat al-Qur'an atas ku malam ini, yang belum pernah sama sepertinya , yaitu Qui A' iidzu bi Rabbil Falaq wa Qui A' iidzu bi Rabbinniis. " b. Skema Sanad Hadis Seluruh Riwayat
26 Imam ai-Nasa'., 5unan al-Nasii'f, Kitiib al-Iftitii!!. biib al-Fadl ft Qirii'at al-Muawwidzatain, (!::!alb: Maktab al-MathbU'ah al-Islamiyyah, 1986M), Juz. 2, eel. Ke-2, h. 158 no. 945.
134
c. KesimpuIan Karena penulis tidak menmukan hadis yang diriwayatkan oleh Imam alZamakhsyari tersebut di atas, oleh karena
itu
penulis tidak dapat
menyimpulkan hukum hadis itu. Namun demikian penulis menemukan hadishadis shabfb. yang lain yang semakna dengan hadis itu. Oleh karenanya riwayat Imam Muslim, al-Nasa'f dan al-Darimf bisa kita jadikan sandaran untuk mendukung hadis di atas dan kita gunakan sebagai hujjah yang benar. Perlu diketahui pula, bahwa penulis hanya menemukan satu hadis saja yang digunakan oleh al-Zamakhsyarf llntuk rnenerangkan surat al-Nas di atas.
E. Surat aI-Baqarah (1-5)
~) ~t.tJ\ ::)J:_~;) Q
LJV) r-'"'0'· J:•
>:;J~ 0~;; ::r-}S\(2)::r}:1~ LS:U ~;:;~ Uy~1 ~~(l)t\ I
""
I'"
2..LG . J .'\ G.') 2J,J\ J ·'1 " u----: ! -c! "
--
~
...
)
.,
L:,., 0 ~ '," jJ( - .~' I'-" • 'lX")) ; ~y..,J.., )(3) 0~
(5)0~1 ~ ~)) ti~::.,.;. LS»' ~ ~)(4)0~;' "Alif Lam Mfrn. Kitab (AI Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi rnereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shaIat dan rnenafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada rnereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (AI Qur'an) yang teIah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang teIah diturunkan sebeIurnmu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka ituIah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung". (QS. AI-Baqarah/2: 1-5) - Hadis-Hadis dan Kualitasnya Yang terdapat di daIamnya Ketika al-Zamakhsyari menafsirkan ayat alif Lfimfm, dengan mengupas banyak pendapat dari kalangan ahli bahasa dan qira'at, ada yang mengatakan bahwa al-Qur'an diturunkan dengan huruf-huruf seperti yang digunakan oleh
135
orang-orang Arab dan lain sebagainya, kemudian ia menghadirkan hadis pertama ini yang memiliki kemiripan dengan ayat di atas:
1. Hadis Pertama 27
"Ha Mfm, mereka tidak akan ditolong". a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dilud dan Imam alTirmidzJ.28
1). Hadis Imam al-TirmidzJ29 ~
-'
0
- ' ,
~\ -:r-~ ~\ Y ~~ ~t
y
0
"'",
____"
"'''
J(L G:G- ~:, G:G- Jt¥
""
J ~~ G:G-
"Dari al-Muhallab bin Abi Shufrah, dari orang yang mendengar dari Nabi Saw. bersabda: "Jika musuhmeyerang kalian di waktu malam, maka katakanlah "Ha Mfm, mereka tidak akan ditolong".
27
al-Zamakhsyari, al-Knsysyaf, h. 36.
28 Wensick, al-Mu'jalll, Juz. 6, h. 460. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hanbal, lihat Musllad Al!mad, Juz. 4, hadis no. 289. 29 Imam al-Tirmidzi, SUM" al-Tirmidzi, Kilab al-/iMd 'all RasUl bab lila la'a (Beirut: Dar Ihya Ii al-Turats al-'Arabiyyah, t.t.l, Juz. 4, h. 197, no.1605
fi
al-Syi'ar,
136
2). Hadis Riwayat Imam Abo. Dilud 30 -'
__
-'"
Q
"
.j;;:'i Jl.i o~ cs!i ~
J
~
0
~\
"J
0
:; ~! cs!i :; 0y.:..
M
"
.....
"',..
lS;;:'i
"
__
frf ;; ~ 8:G~
"Dari al-Muhallab bin Abi Shufrah, dari orang yang mendengar dari Nabi Saw. bersabda: "Jika musuh meyerang kalian di waktu malam, maka katakanlah "Hii Mim, mereka tidak akan ditolong". b. Skema Sanad Hadis Riwayat Imam Abu Diiud dan Imam al-Tirmidzi
c. Kritik Sanad Hadis Imam Abu Diiud dan Imam al-Tirmidzi 1. al-Muhallab bin Abi Shufrah Nama aslinya ialah al-Muhallab bin Abi Shufrah, sedangkan kunyahnya ialah Abu Sa'id. Ia sendiri termasuk min kibtlr al-tabi'in yang bermukim di Bashrah dan wafat pada tahun 82 H.
30 Abu Daud, SUllall AM Driud, Kitrib al-Jihrid brib al-Rajt1l YUllridi bi al-Syi'rir, (BeirUt: Dar al-Fikr, u,), Juz. 3, h. 33, no. 2230.
137
Oi antara guru-gurunya ialah Samrah bin Jundub bin Hila!. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Samak bin Harb bin Aus, 'Amr bin Abdullah bin 'Ubaid (AbU Ishak). Menurut Ibn Hibban, Ibn 'Abd aI-Barr, dan al-Ozahabi ia merupakan orang yang tsiqnh (terpercaya).'\l
2. AbU Ishak Nama aslinya ialah 'Amr bin 'Abdullah bin 'Ubaid, sedangkan kunyahnya ialah Abu Ishak dan bernasab al-Sabi'i al-Hamadani. Ia sendiri termasuk nl-wnsath min al-tiibi'fn yang bermukim di KUfah dan wafat pada tahun 128 H. Oi antara guru-gurunya ialah Ibrahim bin al-Muhajir bin Jabir (Abu Ishak), Ibrahim bin Yazid bin Qais (Abu 'Imran), Abu Asma', AI-Bara' bin 'Azib bin al-Harits, Ozakwan dan al-Muhallab bin Shufrah dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Aban bin Thaghallub (Abu Sa'ad), Ibrahim bin Tham'an bin Syu'bah (Abu Sa'id), Sufyan bin Sa'id bin Masruq, Sufyan bin Uyainah bin Abi 'Imran Maimun (Abu Muhammad) dan lain-lain. Menurut Ibn Hibban, Abu Hatim al-Razi, al-'Ajali, al-Nasa'i dan Ahmad bin Hanbal ia merupakan orang yang tsiqal1 (terpercaya).32
3. Sufyan
Nama aslinya ialah Sufyan bin Sa'id bin Masruq, sedangkan kunyahnya ialah AbU 'Abdullah dan bernasab al-Tsauri. Ia sendiri termasuk kibiir al-Atbii' yang bermukim di KUfah dan wafat di Bashrah pada tahun 161 H. 3' Abu al-Hajjaj al-~izzi, TlliIdzil' al-Kmlllil. (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1980 M), Juz. 29, h. 8-13, lihat juga, Ibn Hajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, (Beirut: Dar al-Fikr, 1984 M), Juz. 10, h.293-294.
32
AI-Mizzi, ibid., h. juz. 22, h. 102-105.
138
Oi antara guru-gurunya ialah Adam bin Sulaiman, Usamah bin Zaid, Aslam, Al-Aswad bin Qais (Abu Qais), Aflat bin Khalifah, (Abu Hassan), 'Amr bin 'Abdullah bin 'Ubaid (Abu Ishak), 'Amr bin Amir dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya iaIah Ishak bin Isma'l!, Tsabit bin Muhammad, Hammad bin Usamah bin Zaid, Sufyan bin 'Uqbah, Waki' bin Jarrah bin MaIih (Abu Sufyan), dan lain-lain. Menurut Ibn Hibban, Yahya bin Ma'in, Malik bin Anas ia adaIah orang yang tsiqaIJ, sedangkan menurut aI-Khatib, Syu'bah bin aI-Hajjaj aI-Fazzari ia merupakan amfr al-mu 'minfn fi al-!.!adfts. 33 4. Waki' Nama aslinya ialah Waki' bin Jarrah bin Malih, sedangkan kunyahnya iaIah Abu Sufyan dan bernasab al-Ru'asi. Ia sendiri termasuk sllghril min alAtbil' yang bermukim di KUfah dan wafat di 'Ain al-Wardah pada tahun 196 H.
Oi antara guru-gurunya iaIah Aban bin Sham'ah, Usamah bin Zaid, Asyats bin Said, Badr bin Utsman dan Sufyan bin Sa'id bin Masril.q dan Iainlain. Sedangkan di antara murid-muridnya iaIah Ibrahim bin Sa'id, Hajib bin SuIaiman, Zubair bin Harb bin Syaddad, Salam bin Jannadah bin Salim dan Mahmil.d bin Ghailan dan lain-lain. Menurut Ibn Hibban, aI-'AjaIi, Yahya bin Ma'in dan Ahmad bin HanbaI ia merupakan orang yang tsiqaIJ (terpercaya), !.!iifizIJ dan mutqin fi al-Hadfts. 34
33
Ibid., Juz. 11, h. 154-160. Liha! juga, Ibn Hajar aI-AsqaIani, Tahdzfb al-Tahdzfb, Juz. 4, h.
99-111. '" aI-Mizzi, Tahdzfb, Juz. 30, h. 462-484.
139
5. Mahmud bin Ghailan
Nama aslinya ialah Mahmud bin Ghailan, sedangkan kunyahnya ialah Abu Ahmad dan bernasab al-Adawi al-Marwazi. la sendiri termasuk kibar labi'i aI-Alba' yang bermukim di Baghdad dan wafat di Kufr Jadya pada tahun 239 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Azhar bin al-Qasim, Bisyr bin al-Harits, Sa'id bin 'Amir, al-Fadl bin Musa, Waki' bin Jarrah bin Malih, dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah al-Bukhari, Muslim, al-Nasa'i, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Oarimi dan lain-lain. Menurut Ibn Hibban, AbU Hatim al-Razi, ai-Nasa'!, Ahmad bin Hanbal dan Maslamah bin Qasim ia merupakan orang yang Isiqah (terpercaya).35 6. Muhammad bin Katsir Nama aslinya ialah Muhammad bin Katsir, sedangkan kunyahnya ialah Abu 'Abdullah dan bernasab al-Asadi. Ia sendiri termasuk kibar labi'i aI-Alba' yang bermukim di Bashrah dan wafat pada tahun 223 H. Oi antara guru-gurunya ialah Ja'far bin Sulaiman, Sulaiman bin Katsir, Mahdi bin Maimun, Hammam bin Yahya, Sufyan bin Sa'id bin Masruq dan lain-lain.
Sedangkan
di
antara
murid-muridnya
ialah
ai-Husain
bin
Muhammad bin Ja'far, 'Abd al-Quddus bin Muhammad, Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim dan lain-lain. Menurut Ibn Hibban, Ahmad bin Hanbal ia adalah orang yang Isiqah, sedangkan menurut Yahya bin Ma'in dan Abu Hatim al-Razi ia merupakan orang yang shuduq, menurut Ibn Qani' ia dha'if.36 d. Kesimpulan
Karena dalam kedua sanad di atas terdapat orang yang mubham (tidak jelas identitasnya) pada tingkat shabat sehingga terdapat jalur sanad yang tidak 35
Ibid., Juz. 27, h. 305-308.
36
Ibid., Juz. 26, h. 334-335.
140
bersambung, maka hadits ini disebut sebagai had its yang mursal. Hadis mursal sendiri merupakan salah satu penyebab had is menjadi dlza'f((lemah). Ketika al-Zamakhsyari sampai pada ayat dzalilcal kitiib laiba fih, ia menjelaskan arti dari kata al-mib Jengan menggunakan hadis dibawah ini: 2. Hadis Kedua 37
2.L.--!'
G 't ~
Y-!. ~ L') ~:ill! ,-
J' , :'
I' JJ\ A
<.$'""" ,
1:-. .'!' ~ ~" r) ~ , •<.F
J' "
"G t,' ,)
t,?))
"Darinya hadis yang diriwayatkan oleh Hasan bin 'Ali, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu membuahkan ketenangan dan sebaliknya berdusta itu membuahkan keraguan." a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidz!, ai-Nasa'!, Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam al-DarimP8 1). Hadis Riwayat al-Tirmidzj39
37
AI-Zamakhsyri, al-Kasysydf h. 43
38Wensick, al-Mu'jam, Juz. 7, h. 168. 39 Imam aI-Tirmidzi, SUllan al-Tirmidzi, kitdb Si!at al-Qiydmah al-Raqdiq !Va at-Wara' 'all Raslltittdh bab millhll, Juz. 4, h. 668, no.2442, h.
141
"Dari Abi Hauril', Aku bertanya kepada Hasan bin 'Ali, apa yang kamu hafal dari Rasulullah saw. Ia berkata, saya hafa1 Rasulullah saw. bersabda: "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu membuahkan ketenangan dan sebaliknya berdusta itu membuahkan keraguan." 2). Hadis Riwayat Imam al-Nasil'i40 --
'" "'''
'"
;;.
u"' '.' ;(.:\ \5U\ Jlj' ~\ '. ' .uJ\ r-'/ <.?';\.'!' ,.G" ,"J.,y. . if'!.} : J. " }
~
-'",
G:b-
'"
--""'..
Jlj
-"
0\,;'\ '. ' ~ [j"'. \
. J.
r-
"Dari Abi Hauril', Aku bertanya kepada Hasan bin 'All, apa yang kamu hafal dari Rasulullah saw. Ia berkata, saya hafal Rasulullah saw. bersabda: "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidak meragukanmu." 3). Hadis Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal41
i:,.-) ::-,£1\ 0\',J" 8lJo '"~\ 0~,."..1~ , U~ J'\,.-..1~ , ~ ,t ~ " '-'
J'
~'015""J J"'!.
J'
~
40 Imam aI-Nasa'l, Sunan al"Nasa'f, kitab al"Asyribail bab al-liatsu 'ala Tark al-Syubahdt, Juz. 8,327, no.5615 h. 41 Imam Ahmad bin Hanbal, kiWb /IIl/snad Aill ai-Bait bab iladfts al-liasan bin 'Alf, (Mesir: Muassasah Qurtubah, Lt.), Juz. 1, h. 200, nO.1630
142
"Rasulullah saw. bersabda: "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu membuahkan ketenangan dan sebaliknya berdusta itu membuahkan keraguan." 4). Hadis Riwayat Imam al-Darimi 42
"Dari Abi Haura', Aku bertanya kepada Hasan bin 'Ali, apa yang kamu hafal dari Rasulullah saw. la berkata, saya hafal Rasulullah saw. bersabda: "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu membuahkan ketenangan dan sebaliknya berdusta itu membuahkan keraguan." b. Skema sanad riwayat Imam empat di atas
42
2420.
Imam al-Dariml, kitab al-Buyl1' bab Oa' rna Yuribuk iia rna Yuribuk, Juz. 2, h. 319, no.
143
c. Kritik Sanad Hadis Imam al-Tirmidzi dan Imam al-Nasa'i43 1. Abu al-Hama' al-Sa'di Nama aslinya ialah Rabi'ah bin Syaiban, sedangkan kunyahnya ialah Abu al-Hama' dan bemasab aI-Sa'di. la sendiri termasuk al-wasath min al-tiibi'fn yang bennukim di Bashrah. Di antara guru-gurunya ialah aI-Hasan bin 'Ali bin Abi Thillib (Abu Muhammad), aI-Husain bin Ali bin Abi Thillib (Abu 'Abdullah). Sedangkan di antara mmid-mmidnya ialah Bmaid bin Abi Maryam, Tsabit bin 'Imilrah dan lain-lain. Menurut Ibn Hibbiln, aI-'Ajaii dan al-Nasil'i ia merupakan orang yang
tsiqah (terpercaya).44 2. Bmaid bin Abi Maryam Nama aslinya ialah Bm'aid bin Abi Maryam Malik, sedangkan nasab ialah al-Saluli. Ia sendiri termasuk duna al-wasath min al-tiibi'fn yang bermukim di Bashrah dan meninggal pada tahun 144 H. Di antara guru-gurunya ialah Rabi'ah bin Syaibiln (Abu Hamil'), Anas bin Malik bin al-Nadhr bin Zaid bin Harilm (Abu Hamzah), Malik bin Rabi'ah (AbU Maryam), 'Abdullilh bin Qais bin Salim. Sedangkan di antara muridmmidnya ialah Syu'bah bin al-Hajjilj bin al-Warad (Abu Bastham), Atha' bin alSiI'ib bin Millik, al-'Ala bin Shillih, Aus bin 'Abdullilh dan lain-lain. Menurut al-'Ajali, al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in, Ibn Syahin, Abu Zur'ah alRazi ia merupakan orang yang tsiqah (terpercaya), sedangkan menurut Abu Hiltim al-Rilzi ialah orang yang shiilill. 45 43 Penulis hanya meneliti ciua sanad hadis saja di sini, yairu riwayat Imam al~Tirmidzi dan Imam al-Nasali'. karena menurut penulis kedua sanad tersebut sudah mewakili keseluruhan sanad yang ada. 44
Ibn !::!ajar aI-'Asqah\ni, Tahdzib al-Tahdzib, ]uz. 3, h. 221-222.
45
aI-Mizzi, Tahdzib, ]uz. 4, h. 52-55.
144
3. Syu'bah bin al-Hajjaj bin al-Warad (Abu Bastham) Nama aslinya ialah Syu'bah bin al-Hajjaj bin al-Warad, sedangkan kunyahnya ialah Abu Bastham dan bernasab al-Azdi al-Wasithl. la sendiri termasuk kibiir al-atba' yang bermukim di Bashrah dan wafat pada tahun 160 H. Oi antara guru-gurunya ialah Aban bin Thagallub, Ibrahim bin Suwaid, Azraq bin Qais dan Buraid bin Abi Maryam Malik dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah al-Aswad bin 'Amir, Bisr bin Tsabit, Bakr bin 'Isa, 'Abdullah bin Idris bin Yazid bin 'Abd ai-Rahman bin al-Aswad dan lain-lain. Menurut Ahmad bin Hanbal, al-'Ajali, Sufyan al-Tsauri, Yahya bin Ma'in, Abu Oaud dan Muhammad bin Sa'ad ia merupakan orang yang tsiqah (terpercaya) h.ajizh mutqin. 46 4. 'Abdullah Nama aslinya ialah 'Abdullah bin Idris bin Yazid bin 'Abd ai-Rahman bin al-Aswad, sedangkan kunyahnya ialah Abu Muhamad dan bernasab alAudi al-Za'Marl. Ia sendiri termasuk lcibiir al-atbil' yang bermukim di KUfah dan wafat pada tahun 192 H. Oi antara guru-gurunya ialah Svu'bah bin al-Hajjaj bin al-Warad, Tha'mah bin 'Amr, ai-Hasan bin 'Ubaidullah bin 'Urwah, Isma'll bin Abi Hakim dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ibrahim bin Mahdi, Ahmad bin Harb bin Muhammad, al-Hakam bin al-Mubarak, Muhammad bin al-Mutsanna bin 'Ubaid (Abu Musa, Ishak bin Musa bin 'Abdullah (Abu Musa) dan lain-lain. Menurut Ahmad bin Hanbal, al-'Ajali, Yahya bin Ma'in, 'All aI-Madani dan Muhammad bin Sa'ad ia merupakan orang yang tsiqah (terpercaya), h.ujjall
ma'nnln tsabat. 47 "Ibid., JU2. 12, h. 479-493. 47
Ibid., JU2. 14, h. 293-300.
145
5. Abu Musa al-Ansharl Nama aslinya ialah Ishak bin Musa bin 'Abdullah, sedangkan kunyahnya ialah Abu Musa dan bernasab al-Khithami. Ia sendiri termasuk kibilr
tabi'i al-atbil' yang bermukim di al-Mad!nah dan wafat di HuIwan pada tahun 192H. Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin Idrls bin Yazid bin 'Abd aIRahman bin al-Aswad
(Abu Muhammad), Anas bin 'Iyadh bin Dhamrah,
'Ashim bin 'Abd al-'Aziz bin 'Ashim, 'Abdullah bin Wahab bin Muslim dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Imam Muslim, alTirmidz!, aI-Nasa'!, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal dan lain-lain. Menurut aI-Nasa'!, Abu Hatim al-Razi, Ibn Hibban dan aI-Khatib
Ia
adalah orang yang tsiqah (terpercaya).48 6. Muhammad bin Aban Nama aslinya ialah Muhammad bin Aban, sedangkan nasabnya ialah aIMustamli al-Balkhi. Ia sendiri termasuk ldbilr tabi'i al-atbil' yang bermukim di Himsh dan wafat di Balkhi pada tahun 244 H. Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin Idrls bin Yaz!d bin 'Abd alRahman bin al-Aswad, Ibrah!m bin Shidqah, AYYllb bin Suwaid, 'Abdullah bin Numair dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Imam Bukharl, al-Tirmidzi, aI-Nasa'!, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, Abu Daud dan lain-lain. Menurut aI-Nasa'!, Ibn Hibban dan ai-Khatib ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya), sedangkan menurut Abu Hiitim al-Raz! ia adalah orang yang
shuduq, sementara menurut al-Dzahab! ia adalah orang yang !.!.ujjah. 49
" Ibid., Juz. 2, h. 480-483. 49
299.
Ibn Hajar aI-'Asqalani, Tahdzfb, Juz. 9, h. 4-5. Lilla! juga, al-Mizzi, ibid., Juz. 24, h. 296-
146
d. Kesimpulan Setelah mengkritisi kedua jalur sanad dan perawi-perawi hadis yang ada di dalam keduanya, penulis berkesimpulan bahwa hadis ini bernilai sha!1f!1li
dziitih karena seluruh syarat hadis shahih telah terkumpul di dalamnya, yaitu sanad yang bersambung, para perawi yang tsiqah, 'iidil dan dhiibith serta tidak terdapat 'illah maupun ke-syadzan di dalamnya. Ketika menerangkan ayat ll!ldallilmuttqafn, al-Zamakhsyart mengatakan bahwa hal tersebut untuk menambah ketetapan serta terus menerusnya orangorang bertaqwa itu dalam petunjuk, seperti kita berkata kepada orang yang yang mulia, semoga Allah memuliakanmu. Setelah itu ia menguatkannya dengan hadis di bawah ini:
3. Hadis Ke Tiga50
"Siapa saja yang telah membunuh seseorang, maka atasnyalah harta rampasannya." a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhart dan Imam Muslim. 51 1). Riwayat Imam al-Bukhart 52
50
al-Kasysyaf, al-Zamakhsyari, h. 819
51Wensick, al-Mu'jam, Juz. 5, h. 268. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam AbU Daud daIam kitab Jihad, Imam al-Tirmidz! dalam kitab a/-Siyar dan Imam Ahmad. 52 Imam al-Bukhar!, Shahfll al-BllkiIdrf kitab Fard al-Klwms bab Mall lam yahkl1lus 10a Mall Qatala qatf/all fa lallll Sa/buh, (Beirut: Dar Ibn Kats!r al-Yamamah, 1987), Juz. 4, h. 1570 no.2909.
147
~~
;;,
,,:;'
r-t--J ~ ~\
:;,
:;,
~ ~\ ~;.~
c;. 8,.:;':- Jt.; ~ ~\ ~~ 0;8 'It y ".,.:;'
-'"""
'"
0;8
"
'It
"Dari Abi Qatadah ra ia berkata, kami keluar bersama Rasulullah saw. pada perang Hunain, ketika kami bertemu, ternyata orang-orang Islam berputar, ketika itu saya melihat seorang dari kaum musrikin yang mengintai seorang muslim, kemudian aku mengelilinginya sampai aku mendekatinya dari belakang kemudian aku memukulnya dengan pedangku tepay di lehernya. Setelah itu ia menghadap kepada ku serta merangkulku dengan
148
keras, sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan akhirnya ia melepaskanku. Lalu aku mengikuti Umar bin al-Khattab, dan aku berkata, bagaimana keadaan mereka? Kemudian ia menjawab, itu perkara Allah, kemudian mereka kembali, sedangkan Nabi saw. duduk dan bersabda: "siapa saja yang telah membunuh seseorang dan ia memiliki bukti maka ia berhak atas harta rampasan perang itu, maka aku berdiri dan aku berkata, siapa yang menyaksikanku kemudian aku duduk. Lalu aku ulang sampai tiga kali seperti itu. Kemudian Nabi bersabda: ada apa dengan mu wahai Abu Qatadah? kemudian aku ceritakan atasnya kisah tersebut. Lalu ada seorang yang berkata, benar wahai Rasulullah, dan harta rampasannya ada bersamaku oleh karena itu serahkanlah haknya. Lalu Abu Bakar berkata ra, demi Allah, tidaklah pantas berperang seorang pemberani untuk Allah dan Rasulnya, kemudian kamu diberikan harta rampasannya. Kemudian Rasul bersabda, benar, berikanlah kepadanya, kemudian ia memberikannya kepadaku, ia berkata, lalu aku jual baju besi itu, lalu dengan uang itu aku belikan tempat tinggal di Bani Salamah, itulah harta pertama yang aku dapatkan dalam Islam." 2). Riwayat Imam MusIim53
'"
__
"
o;li
~ IS;,J ~ .billl)
53
J."
:;,,,
,,__
'"
0
"
__
"
...
".;;,,,,,
__
...
;;r:?) ~lkJI y,1 GJ;.. ) ~;WI ;:;C) J~ ;;~G (I 0\ ;;~G <.$.1 ,
Imam Muslim, SlwlJ.ilJ. Muslim kitrib al-JiMd wn nl-Siynr, Juz. 3, h. 1371. no.3295.
-,
149
"Dari Abi Qatadah ra ia berkata, kami keluar bersama Rasulullah saw. pada perang Hunain, ketika kami bertemu, ternyata orang-orang Islam berputar, ketika itu saya melihat seorang dari kaum musrikin yang mengintai seorang muslim, kemudian aIm mengelilinginya sampai aku mendekatinya dari belakang kemudian aku memukulnya dengan pedangku tepay di lehernya. Setelah itu ia menghadap kepada ku serta merangkulku dengan keras, sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan akhirnya ia melepaskanku. Lalu aku mengikuti Umar bin al-Khattab, dan aku berkata, bagaimana keadaan mereka? Kemudian ia menjawab, itu perkara Allah, kemudian mereka kembali, sedangkan Nabi saw. dud uk dan bersabda: "siapa saja yang telah membunuh seseorang dan ia memiliki bukti maka ia berhak atas harta rampasan perang itu, maka aku berdiri dan aku berkata, siapa yang menyaksikanku kemudian aku duduk. Lalu aku ulang sampai tiga kali seperti itu. Kemudian Nabi bersabda: ada apa dengan mu wahai Abu Qatadah?
150
kemudian aku ceritakan atasnya kisah tersebut. Lalu ada seorang yang berkata, benar wahai Rasulullah, dan harta rampasannya ada bersamaku oleh karena itu serahkanlah haknya. Lalu Abu Bakar berkata ra, demi Allah, tidaklah pantas berperang seorang pemberani untuk Allah dan Rasulnya, kemudian kamu diberikan harta rampasannya. Kemudian Rasul bersabda, benar, berikanlah kepadanya, kemudian ia memberikannya kepadaku, ia berkata, lalu aku jual baju besi itu, lalu dengan uang itu aku belikan tempat tinggal di Bani Salamah, itulah harta pertama yang aku dapatkan dalam Islam." b. Kesimpulan Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim atau yang disebut dengan muttafaqun 'a/aill, maka penulis tidak perlu untuk meneliti Iebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
Ketika al-Zamkahsyari menjelaskan ayat liiibii fill, beliau menghadirkan hadis pertama di atas. Kemudian dikuatkan juga dengan hadis di bawah ini: 4. Hadis Ke Empat54
"Darinya, bahwasanya ia menemukan seeokor kijang yang melingkar tidur (membungkuk), kemudian ia bersabda, tidak ada apapun yang meragukannya." a. PeneIusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dan Imam alNasa'i,55
54
aI-Zamakhsyarl, al-Kasysyiif, h. 43.
55 Wensick, al-Mu'jant, Juz. l, h. 488. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad, Juz. 3, h. 452.
151
1). Riwayat Imam Malik bin Anas 56
"Dari Bahzl bahwasanya Rasulullah saw. berangkat menuju Makkah dalam keadaan ihram, ketika sampai di sebuah kampung yang bernama Rauha' ada seekor keledai liar yang terluka, maka hal itu dilaporkan kepada Nabi, kemudian Nabi bersabda, tinggalkan karena ditakutkan ada pemiliknya , kemudian al-Bahzl datang kepada Nabi, sedangkan ia adalah pemilik hewan itu, lalu berkata, Wahai rasul, apa yang kamu inginkan dari keledai ini, kemudian Rasul memerintahkan Abu bakar untuk membagi-bagikannya, lalu ia bagi-bagikan di antara mereka setelah itu ia melanjutkan perjalanan, ketika sampai di kampung Utsabah di antara kampung al-Ruwaitsah dan al-'Araj mereka menemukan seekor kijang yang melingkat tidur (membungkuk) di bawah sebuh pohon sedangkan ia terluka dengan panah, maka ketika itu
S6 Imam Malik bin Anas, aI-MlIwattha' kitab aI-Hajj Mb ma Yajuz Ii al-Muhrim Akl1lllhu mill aI-SIwid, (Mesir: Dar Ihya Ii al-TurMs al-'Arabiyyah, l.t.), Juz. I, h. 351, 110.687
152
mereka menyangka bahwa Rasul memerintahkan seseorang untuk menangkapnya serta tidak ada yang meragukannya seoarangpun sampai mereka melewatinya." 2). Riwayat Imam al-Nasa'i 57 ,,"
,)
e:-:- 0\5' :Ji o~G ~i ::f o~G ~I J'; yU ::f ~\ ~i ::f 0 G ::f Q /",
,,"';'
""
""
.-
'"
'"
\S:;:'i
"Dari Abi Qatadah, bahwasannya ia bersama Rasul, ketika sampai di pertengahan jalan menuju kota Mekkah mereka tertinggal bersama sahabatnya dalam keadaan berihram, sedangkan ia tidak berihram, ketika itu ia melihat seekor keledai liar, lalu ia berdiam di atas kudanya dan meminta kepada sahabat-sahabatnya agar mengambilkan pecutnya, tetapi mereka menolak, kemudian ia meminta anak panahnya, mereka menolak juga, lalu ia mengambilnya dan mengejar keledai itu lalu membunuhnya, setelah itu sebagian sahabat memakannya, sedangkan sebagian yang lain menolaknya, lalu mereka berjumpa dengan Nabi dan menannyakan hal itu, kemudian Nabi menjawab, itu adalah makanan yang telah Allah berikan kepada kalian."
57
Imam aI-Nasa'!, Sunan aI-Nasa'! kitab kitdb Mandsik ai-Hajj bdb md Yajl1z Ii al-Muhrim
Akhluhu min al-Shaid, Juz. 5, h. 182, no.2766
153
b. Skema sanad kedua riwayat di atas
c. Kritik Sanad Hadis Imam al-Tirmidzi dan Imam al-Nasa'i58 1. al-Bahzi Nama aslinya ialah Zaid bin Ka'ab, sedangkan nasabnya ialah al-Bahzi. Ia sendiri termasuk sahabat nabi yang bermukim di Madinah. Di antara murid-muridnya ialah 'Umair bin Salamah al-Dhamri dan Jumail bin Zaid al-Thii'i. 59 2. 'Umair bin Salamah al-Dhamri Nama aslinya ialah 'Umair bin Salamah al-Dhamri, sedangkan nasabnya ialah al-Dhamri. Ia sendiri termasuk sahabat nabi yang bermukim di Madinah.
58 Penulis hanya meneliti dua sanad hadis saja di sini, yaitu riwayat Imam al-Tirmidzl dan Imam al-Nasa'l, karena menurut penulis kedua sanad tersebut sudah mewakili keseluruhan sanad yang ada. 59 Ibn Hajar al-'Asqalanl, aI-15Mbah ft Tamyiz al-Shabfibah, (Beirut: Dar ai-Jail, 1992 M), Juz. 2, h. 719. Lilla! juga, Ibn Hajar, Tahdzib, Juz. 3, h. 366. al-Mizzl, Tahdzib, Juz.10, h.103.
154
Gurunya antara lain ialah Zaid bin Ka'ab, sedangkan muridnya di antaranya ialah 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah. 6o 3. 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah Nama aslinya ialah 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah, sedangkan nasabnya ialah al-Taimi dengan kunyah Abu Muhammad. Ia sendiri termasuk
al-wasth min al-ttibi'fn yang bermukim di al-Madfnah dan wafat pada tahun 100 H. Di antara guru-gurunya ialah'Umair bin Salamah al-Dhamri, Thalhah bin 'Ubaidullah bin Utsman, "Aisyah binti Abu Bakr al-Shiddiq, 'Abdurrahman bin Shakr, Mu'az bin Jabal dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah 'Ubaidullah bin Abu Ja'far, Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid, Muhammad bin 'Abdurrahman bin 'Ubaid, Thalhah bin Yahya bin Thalhah bin 'Ubaidullah dan lain-lain. Menurut al-Nasa'i,
Ibn Hibban al-'Ajali, Yahya bin Ma'in dan
Muhammad bin Sa'ad ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya) dan llujjah. 61 4. Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits Nama aslinya ialah Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid, sedangkan nasabnya ialah al-Tairni al-Quraisi dengan kunyah Abu 'Abdullah. la sendiri termasuk dana wasth al-tiibi'fn yang bermukim di al-Madinah dan wafat pada tahun 120 H. Di antara guru-gurunya ialah 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah, AbU alHaitsam bin Nashr bin Dahr, Abu 'Abdullah, Usamah bin Zaid bin Harits' As'ad bin Sahl bin Hanif dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Usamah bin Zaid, Taubah bin Abi al-Aswad bin Kaisan, Hamid bin Qais, 60 Ibn Hajar al-'Asqalani, al-Isluibalt, Ibid. Liltat juga, Ibn Hajar, Taltdzib, Juz. 8, h. 130. alMizzi, Taltdzfb, Juz. 22, h. 378-379.
61
AI-Mizzi, Taltdzfb, h. 615-616.
155
Safwan bin Salim, Yahya bin Abi Katsir Sha.lih bin al-Mutawakkil, Yahya bin Sa'id bin Qais dan lain-lain. Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in dan Muhammad bin Sa'ad, Abu HMim al-Razl, Ya'qub bin Syaibah, Ibn Kharras ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya).62 5. Yahya bin Sa'id al-Anshari Nama aslinya ialah Yahya bin Sa'id bin Qais, sedangkan kunyahnya ialah Abu Sa'id. Ia sendiri termasuk al-sughrii min al-tiibi'fn yang bermukim di al-Madinah dan wafat di al-Hasyimiyyah pada tahun 144 H. Oi antara guru-gurunya ialah Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid, Abu Bakr bin Muhammad bin 'Arm bin Hazm, Ishak bin 'Abdullah bin Abi Thalhah Zaid bin Sahl, Isma'l! bin Abi Hakim dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Aban bin Yazid, Ibrahim bin Thahman bin Syu'bah (Abu Sa'id), Jarir bin Hazim bin Zaid, HMim bin Isma'l! bin Ubay, Malik bin Anas bin Malik bin Abi'Amir (Abu 'Abdullah) dan lain-lain. Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in dan Abu Zur'ah al-Razi, Abu Hatim al-Razi, al-'Ajali ia adalah orang yang tsiqah ma'mun (terpercaya).63 d. Kesimpulan
Setelah mengkritisi jalur sanad dari Imam Malik bin Anas dan perawiperawi hadis yang ada di dalamnya, penulis berkesimpulan bahwa hadis ini bernilai shab/!:!Ii dziitih karena seluruh syarat hadis sha!:!f!:! telah terkumpul di dalamnya, yaitu sanad yang bersambung, para perawi yang tsiqah, 'iidil dan
dhiibith serta tidak terdapat 'illah maupun ke-syadzan di dalamnya. Apalagi
62
Ibid., Juz. 24, h. 301-305.
63
Ibid., h. 346-358. Ibn Bajar al-'Asqalani, Tahdzib, h. 194-195.
156
ditambah dengan syiihid dan JIlufiibi' yang ada dalam jalur sanad Imam alNasa'i, ini tentunya semakin menguatkan posisi hadis tersebut 64 Ketika menerangkan ayat hudallilmuflqafn, al-Zamakhsyari mengatakan bahwa hal tersebut untuk menambah ketetapan serta terus menerusnya orangorang bertaqwa itu dalam petunjuk, seperti kita berkata kepada orang yang yang mulia, semoga Allah memuliakanmu. Setelah itu ia menguatkannya dengan hadis di bawah ini: 5. Hadis ke Lima65
"Ketika seseorang di antara kalian hendak berhaji, maka bersegeralah, karena terkadang banyak yang terhalang dengan sakit, tersesat dan banyak keperluan."
a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Ahmad dan alDarimi. 66 1). Riwayat Imam AbU Daud 67
64 Penulis mencukupi penelitian terhadap jaIur sanad Imam Malik bin Anas di atas dalam kitabnya al-Muwattha, karena penulis pikir hal tersebut telah mewakili sanad-sanad yang lain atau khususnya sanad Imam al-Nasa'i. Sehingga waktu bisa penulis gunakan untuk penelitian di hadis-hadis yang Iainnya. Apalagi hadis riwayat Imam Malik tersebut berderajat shab/ll·
65
AI-Zamakhsyarl, al-Kasysyiij, h. 45.
66
Wensick, al-Mu'jal1l, Juz. 4, h. 142.
67 Imam Abii Daud, Sunmz Aba Diilld kitdb al-Mmziisik biib al-Tijiirah fi ai-Hajj, Juz. 2, h. 141, no.1472.
157
"Dari Ibn 'Abbas ia berkata, Nabi saw. bersabda: "Ketika seseorang di antara kalian hendak berhaji, maka bersegeralah." 2). Riwayat Imam Ahmad 68 "~,, ,"
Jij J'y, JI .y- 0 1j.£P ;t 01~ :;. ~I )~ J. ~\ G:G- ";)6 "
,
".10
-
'"
"
'"
,,__
_,
...
;i G:G"
""
"Dari Ibn 'Abbas, Nabi saw. bersabda Ketika seseorang di antara kalian hendak berhaji, maka bersegeralah, karena terkadang banyak yang terhalang dengan sakit, tersesat dan banyak keperluan." 3). Riwayat Imam al-Darim1 69
)~S.:r-; ~I 8:G- ~)6 ,
'
;f 8:G-. ;I:~' J. ~I ¥) ~ J. JJI ¥ ,
8:G-
"Dari Ibn 'Abbas, Nabi saw. bersabda Ketika seseorang di antara kalian hendak berhaji, maka bersegeralah, karena terkadang banyak yang terhalang dengan sakit, tersesat dan banyak keperluan." fiR Imam Ahmad bin Hanbal, MlIsllad A!lmad kitiib 'nn Baqi MlIsllad Balli Hiisyim biib MlIsllad al-Fadl bill 'AbMs, Juz. I, h. 214, no.1737.
"Imam al-Dilrimi, Musllad al-D"rim kitiib al-Mmziisik bab 'Mall Ariida a[-lipjja fa1yata'ajjal, Juz. 2, h. 45, no.1718.
158
b. Skema -Skema Sanad Imam aI-Dariml, Imam Abu Daud, Imam Ahmad bin Hanbal
'---~~'---
~
c. Kritik Sanad Hadis Imam aI-Darimi, Imam Abu Daud, Imam Ahmad bin HanbaI 1. 'Abdullah Nama aslinya iaIah 'Abdullah bin 'Abbas bin 'Abd al-Muthallib bin Hisyam, sedangkan kunyahnya ialah Abu al-'Abbas. Ia sendiri termasuk shailiibf yang bermukim di Marwu al-Raudzi dan wafat di Thaif pada tahun 68 H.70 2. Mihran Nama aslinya ialah Mihran, sedangkan kunyahnya ialah Abu Shafwan. Ia sendiri termasuk diina cl'nsth al-tiibi'fn yang bermukim di KUfah. Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin 'Abbas bin 'Abd alMuthallib bin Hisyam. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah ai-Hasan bin 'AmI.
70
AI-Mizzl, Tahdzib, Juz. 15, h. 154-162.
159
Menurut ai-Hakim ia lfiyu'rafu bi jaril., Abu Zur'ah mengatakan ia tidak mengenal tokoh ini (majhal), al-Ozahabi menilai bahwa ia orang yang tidak dikenal (yujhalu bi I1tilihf).71 3. ai-Hasan bin 'Amr Nama aslinya ialah ai-Hasan bin 'Amr, sedangkan nasabnyanya ialah ala1-Fuqaimi al-Tamimi . la sendiri termasuk orang yang tidak bertemu dengan sahabat dan bermukim di KUfah serta wafat pada tahun 142 H. Oi antara guru-gurunya ialah Ibrahim bin Yazid bin Qais (Abu 'Imran), Abu 'Umamah, al-Hakam bin Utaibah, Fudhail bin' Amr, Milnfin (Aba ShafmfinJ dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Abu Bakr bin 'lyasy bin Salim (AbU Bakr), ]arlr bin 'Abdull HamId (AbU 'Abdullah), Sulaiman bin Hayyan, Sufyan bin Sa'Id bin Masruq (Abu 'Abdullah), Muhammad bin Khazim (Abu Mu'awiyah) dan lain-lain. Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'In dan Abu Hatim al-Razi, Ibn Hibban, 'Umar bin Abdul 'Aziz ia adalah orang yang tsiqah ma'nnln (terpercaya).72 4. Muhammad bin Khazim Nama aslinya ialah Muhammad bin Khazim, sedangkan kunyahnya ialah Abu Mu'awiyah. Ia sendiri termasuk al-sughrfi min al-atbil' yang bermukim di Kufah pada tahun 195 H. Oi antara guru-gurunya ialah aI-Hasan bin 'Amr (al-al-Fuqaimi alTamImi), IbrahIm bin Muslim (AbU Ishak), Isma'il bin Muslim (Abu Ishak), ]a'far bin Burqan (AbU 'Abdullah), Hajjaj bin Dinar dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ahmad bin Sinan bin Asad bin Hibban (Abu ]a'far), Ishak bin Isma'il (AbU Ya'qub), Ishak bin Ibrahim bin Mukhallad (AbU
71
Ibid., [uz. 28, h. 599-600.
"Ibid., [uz. 6, h. 283-285. Lillal juga. Ibn Hajar. Tahdzfh, [uz. 2, h. 268.
160
Ya'gub), Musaddad bin Musarhid bin Musarbil bin Mustaurid (Abu aI-Hasan) dan lain-lain. Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in, al-'Ajali, Waki' bin al-Jarrah, Ya'gub bin Syaibah ia adalah orang yang tsiqah ma' /111{11 (terpercaya). Sedangkan menurut Ibn Kharrasy ia orang yang slnldOq/3 5. Musaddad Nama aslinya ialah Musaddad bin Musarhid bin Musarbil bin Mustaurid, sedangkan kunyahnya ialah Abu aI-Hasan serta bernasab al-Asadi. Ia sendiri termasuk kibar tabi'i al-atba' yang bermukim di Bashrah dan wafat di pada tahun 228 H. Oi antara guru-gurunya ialah Bisyr bin al-Mufaddhal bin lahiq, Ja'far bin Sulaiman (Abu Sulaiman), al-Jarrah bin Malih bin 'Adi, Hushain bin Numair (Abu Muhshin), Muhammad bin Khazim (AbU Mu'awiyah) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Muhammad bin Muhammad bin Khallad (Abu 'Umar), Ibrahim bin Ya'kub bin Ishak (Abu Ishak), Muhammad bin Ahmad bin aI-Husain bin Madwaih (Abu 'Abdurrahman) dan lain-lain. Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in, Abu Hatim al-Razi, al-'Ajali dan Ibn Hibban ia adalah orang yang tsiqah rna'mun (terpercaya). Sedangkan menurut Ahmad bin Hanbal ia orang yang shuduq/4 6. 'Abdullah bin Muhammad Nama aslinya ialah 'Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Ibrahim bin Utsman, sedangkan kunyahnya ialah Abu Bakr serta bernasab al-'Abasi. Ia sendiri termasuk kibar tabi'i al-atba' yang bermukim di Kufah dan wafat di pada tahun 235 H.
73
AI-Mizzi, Tal1dzfb, Juz. 25, h. 341-345.
74
Ibid., Juz. 27,443-448.
161
Oi antara guru-gurunya ialah Abu Bakr bin 'lyasy, Ahmad bin Ishak bin Zaid, Ishak bin Sulaiman, Ishak bin Manshur, Muhammad bin Khazim (Abu Mu'awiyah) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ahmad bin' All bin Sa'id (Abu Bakr) dan lain-lain. Menurut Abu Hiitim al-Razi, al-'AjaIl, Abu Zur'ah al-Razi, Ibn Kharrasy ia adaIah orang yang tsiqah ma'man (terpercaya). Sedangkan menurut Yahya bin Ma'in dan Ahmad bin Hanbal ia orang yang shuduq/5 7. 'Abdullah bin Sa'id Nama aslinya ialah, 'Abdullah bin Sa'id bin Hushain sedangkan kunyahnya ialah Abu Sa'id serta bernasab al-Kindi. 10. sendiri termasuk kibiir
tab!'! al-atM' yang bermukim di KUfah dan wafat di pada tahun 257 H. Oi antara guru-gurunya ialah Sa'id bin Muhammad, Sulaiman bin Hayyan, Syuja' bin al-Walid bin Qais, 'Abdullah bin Aslab, Muhammad bin Khazim (Abu Mu'awiyah) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah al-Bukhari, Muslim, al-Nasa'i, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Oarimi, Abu Oaud dan lain-lain. Menurut Abu Hiitim al-Razl, Yahya bin Ma'in al-Nasa'i ia orang yang
shuduq. Sedangkan menurut Imam Ibn Hibban, al-KhaIIal dan Imam al-Syatwi ia seorang yang ts!qah dan !1/ifizh.76
d. Kesimpulan Setelah mengkritisi seluruh sanad yang penulis ketemukan baik dalam Musnad Ahmad, Musnad al-Oariml dan Imam Abu Oaud, maka penulis berkesimpulan bahwa hadis ini merupakan hadis dha'ff Adapun penyebab kelemahannya ialah karena dalam sanad ini terdapat seorang perawi yang tidak dikenal keadaannya (majlnll), yaitu Mihran dengan kunyah AbU Shafwan. 75
Ibn Hajar al-'Asqalani, Tahdzfb, Juz. 6, h. 3-4.
76
AI-Mizzl, Tahdzfb, Juz. 15, h. 28-29.
162
Dan ternyata dari ketiga sanad tersebut jalurnya sama semua yaitu dari Mihran ini, sehingga hadis ini tergolong hadis gharfb juga jika dilihat dari kesendiriannya. F. Surat al-Baqarah (163)
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". (QS. AI-Baqarah/2:163) -Keterangan: Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang menjelaskan surat al-Baqarah ayat 163 di atas, penulis tidak menemukan satu hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamakhsyari untuk menjelaskan ayat ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini. 77 G. Surat al-Baqarah (255)
I~ .y '.' ..r) .' UI <5. ,
,
c::),0 (.r--' ~ II . C j <5
_
.
'" U' U ' )G , ~~~
.
U}i.r--~~tl ~<.5"" :..h ,} .Y' UI, ;.JI, U;]1 M
'"
'"
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. 77
LilIat, AI-Zamakhsyari,
Al-Knsysydf, h. 295
163
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. AIBaqarah/2:255). - Hadis-Hadis dan Kulitasnya Yang terdapat di dalamnya Ketika al-Zamakhsyari selesai menerangkan seluruh kata-kata yang ada dalam ayat Kursi, lalu ia menerangkan tentang keutamaim serta keistimewaan ayat ini melalui hadis-hadis yang mendukungnya sebagai berikut: 1. Hadis Pertama78 ..""
0'
.r;
C ,{J.r; , C
J
I'.\~.J.; ~ -
-:t) '"
~O,
".
'"
'. 0,-;..:; .J!.c.r.:-o
~ °1_ 1"'11 \',,°'.;° 1 ':}I \~ ~'-(I-'~, 0 ) , , ;t>
ojj c,F. ~I -" '"
::.:x-~ ~ 0
'"
"Tidaklah kamu membaca ayat ini di rumah, kecuali kamu telah membentenginya dari syaitan selama tiga puluh hari, serta tidak akan memasukinya seorang penyihir baik laki-laki maupun perempuan selama empat puluh hari, wahai 'Ali, ajarkan anak-anak, keluarga dan tetanggamu ayat itu, karena tidak ada ayat png turun yang lebih agung darinya a. Penelusuran dan kesimpulan Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub al-
Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mujahras Ii al-Fazh al-Hadfts, al-Jami ' al-Shaghfr, maupun Mausu' al1 Atl1raj al-Hadfts al-Naba1l'f serta di dalam kitab-kitab hadis yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis tidak menemukan hadis dengan lafaz di atas. Dengan demikian dalam bahasa hadis penulis lam ajid
hadza al-h.adfts (tidak menemukan sanad dan sumber dari hadis itu).
78
al-Zamakhsyari, al-KasysydJ, Juz. I, h. 298
164
2. Hadis ke dua79 }
'"
)"
)0...
__
i)~\~:' ,0kL cJ":;J\ ',>:,,~ --
__
__
'1:' ~
"
"...
...
}
y/)\~:' ,~)i ;':\\ ~ ~ ~
" "
4
"Wahai 'Ali, tuan para manusia ialah Nabi Adam, sedangkan tuan para bangsa Arab ialah Nabi Muhammad tapi tidak ada kesombongan, dan tuan bangsa Persia ialah Salman. Tuan bangsa Romawi ialah Shuhaib, sedangkan tuan bangsa Ethopia ialah Bilal. Tuan gunung-gunung ialah gunung Thur, Tuan para haari ialah hari Jum'at sedangkan tuan pembicaraan ialah al-Qur'an, dan tuannya al-Qur'an ialah al-Baqarah sedangkan tuannya al-Baqarah ialah ayat Kursi." a. Penelusuran dan kesimpulan Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub aI-
Tis'ah, melalui aI-Mu'jam al-Mufahrns Ii aI-Fiizh al-Hadfts, al-Jdmi' al-Shaghfr, maupun Maus(/'ah At/mif al-Hiidfts a/-Nabawf serta di dalam kitab-kitab hadis yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis tidak menemukan hadis dengan lafaz di atas. Dengan demikian dalam bahasa hadis penulis lam ajid
hadza al-iladfts (tidak menemukan sanad dan sumber dari hadis itu). H. Surat al-Baqarah (284, 285 dan 286) ;;
J
J,,})~
U\ ~ ~~ ~ ybJ )i ~i J "
79
"
__ 0
"
.-
c \)~ 01:' J'~tJ\ .j C:, ~\:,:.:J\ J
al-Zarnakhsyari, al-Kasysydf, h. 299.
""
~
:;.
C~
165
"
L.:s' I~l
-
,,"
1::lc
j;.J
--
~/
""
lJJ~) tS~I)1 ~ -'
""
01 tSJ..:-.lj.{ lJ
- -
"
'"
~) ;-:- :5'1 L: ~J
"",
JP tS~J~ \SUy 0f -
(286)~)tSjl (':,ill
-
" Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di burni. Dan jika karnu rnelahirkan apa yang ada di dalarn hatirnu atau karnu rnenyernbunyikannya, niscaya Allah akan rnernbuat perhitungan dengan karnu tentang perbuatanrnu itu. Maka Allah rnengarnpuni siapa yang dikehendakiNya dan rnenyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (284). Rasul telah berirnan kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dernikian pula orang-orang yang berirnan. Sernuanya berirnan kepada Allah, rnalaikat-rnalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka rnengatakan): "Karni tidak rnernbeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan rnereka rnengatakan: "Karni dengar dan kami ta·at". (Mereka berdo'a): "Arnpunilah kami ya Tuhan karni dan kepada Engkaulah ternpat kernbali (285). Allah tidak membebani seseorang rnelainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia rnendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan karni, janganlah Engkau hukurn karni jika karni lupa atau karni tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada karni beban yang berat sebagairnana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelurn karni. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada karni apa yang tak sanggup karni memikulnya. Beri rna'aflah karni; arnpunilah karni; dan rahrnatilah kami. Engkaulah Penolong karni, rnaka tolonglah kami terhadap kaurn yang kafi (286)." (QS. AI-Baqarah/2: 284, 285 dan 286). Setelah al-Zarnakhsyari rnenerangkan seluruh ayat-ayat di atas, lalu ia menerangkan keutarnaan-keutarnaan ayat-ayat tersebut dengan menyebutkan beberapa hadis di bawah ini:
166
1. Hadis Pertama80
"Aku te1ah diberikan ayat-ayat penutup surat al-Baqarah yang merupakan pusaka yang berada di bawah 'Ars, dan belum pernah diberikan kepada seoarang Nabi pun sebelumku." a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Imam Ahmad dan Imam alNasa'i81 1). Hadis Imam Ahmad 82 .-
...
J.
""
__
,.. ""
...
::'1 '", JLi a.,;,;~
:/ J\~ J. ~
.-
",_}
~) -"
... o "
'-..'-
:/ ~tJ\ 0L.: ;i 8:G. -
~)~ .-
.-
....
;i 8:G.
"Dari Hudzaifah ia berkata, Ummat ini diberi keIebihan atas umat-umat yang lain dengan tiga perkara, telah dijadikan bumi ini sebagai tempat yang suci dan tempat untuk shalat. Kemudian dijadikan shaf-shafnya dalam shalat seperi shaf-shafnya para malaikat, Nabi saw. pernah bersabda, aku telah 80
al-Zamakhsyarl. al-Kasysydf, Juz. I, h. 328.
81 Wensick, al-Mu'jam, Juz. 6, h. 67. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam al-Thabrilnl dalam al-Kabir dan Imam aI-Baihaqi dalam Sya'b al-Imall. Namun penulis tidak meneliti sanad kedua hadis tersebut karena keterbatasan waktu. 82 Imam Ahmad, Musllad Ahmad kitdb Bdqi Musllad Ahmad bdb liadils Hudzaijah bill Yamnll 'all al-Nabi, Juz. 5, h. 159, no. 22167.
167
diberikan ayat-ayat ini yaitu akhir dari surat al-Baqarah yang merupakan pusaka di bawah 'Arsy yang belum pernah diberikan kepada Nabi sebelumku." 2). Hadis Riwayat Imam al-Nasa'i83
'( 8L;.
y--!
J' ~ ' ) \ '.'
i
J.
",
~
8);..
J' ~ t
II !rLJI .' JJI ,). J.,
":.,' ~~
-
,
..w'.' ~ \5""( " J. r
"Dari Ibn 'Abbas ia berkata, ketika Rasul saw. bersama Jibri!, ia mendengar sesuatu terbuka di atasnya, kemudian Jibril mengangkat pandangannya ke langit dan berkata, ini adalah pintu yang elah dibuka yang tidak pernah dibuka sebelumnya. Kemudian ia berkata, maka turunlah malaikat yang mendatangi Nabi saw. dan berkata, sampaikanlah kabar gembira dengan daua cahaya, kamu diberikan keduanya dan belum pernnah diberikan kepada Nabi sebelum muyaitu al-Fatihah dan akhir dari surat al-Baqarah, tidaklah kamu membaca satu huruf kecuaH kamu diberikan pahalanya."
"Imam al-Nasa'i, no. 903.
SUllml
nl-Nnsn'f killih IIf-lrtitlilt bah Fllrll Fntiltnh nl-Kitri/J, Juz. 2, h. 138,
168
b. Skema sanad kedua riwayat di atas -Skema Musnad Ahmad
-Skema Imam al-Nasa'i
169
c. Kritik Sanad Hadis Imam aI-Nasa'!
1. Ibn 'Abbas Nama aslinya ialah 'Abdullah bin 'Abbas bin 'Abd al-Muthallib bin Hisyam, sedangkan kunyahnya ialah AbU al'-Abbas. Ia sendiri termasuk shallllbf yang bermukim di Marwu al-Raudzl dan wafat di Thaif pada tahun 68 H. 84 2. Sa'!d bin Jubair bin Hisyam Nama aslinya ialah Sa'id bin Jubair bin Hisyam, sedangkan kunyahnya ialah Abu Muhammad serta bernasab al-Asadi. la sendiri termasuk al-ll'asth min
al-tabi'fn yang bermukim di KUfah dan wafat di Irak pada tahun 94 H. Oi antara guru-gurunya ialah 'Abdulliih bin 'Abbas bin 'Abd alMuthallib bin Hisyam (Abu aI-'Abbas), al-Aswad bin Yazid bin Qais, Sa'ad bin Malik bin Sinan bin 'Ubaid, Syaqlq bin Salamah, 'Adl bin Hatim bin 'Abdullah dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya Adam bin Sulaiman, Abu al-Shahba', Bukair bin Syihab, Tsabit bin 'Ajalan, 'Abdullah bin 'lsa bin 'Abdurrahman bin Abi Laila dan lain-lain. Menurut Yahya bin Ma'in dan Abu Zur'ah al-Razi, Ibn Hibban ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya). Sedangkan menurut Abu al-Qasim al-LaliU! ia merupakan Imam dan lltljjah. 85 3. 'Abdullah Nama aslinya ialah 'Abdullah bin 'lsa bin 'Abdurrahman bin Abi Laila, sedangkan kunyahnya ialah AbO. Muhammad serta bernasab al-Ansharl. Ia sendiri termasuk lam talaqqa al-shallnbah yang bermukim di KUfah dan wafat di Irak pada tahun 135 H. Oi antara guru-gurunya ialah Sa'id bin Iubair bin Hisyam (AbO. Muhammad), Umayyah bin Hind, Jabar bin 'Utaik bin Qais, 'Abdurrahman bin MA1-Mizz!, Taltdzib, Juz. 15, h. 154-162. 85
Ibid., Juz. 10, h. 358-375. Lilzat juga, Ibn !:!ajar al-'Asqaliml, Taltdzib, Juz. 4, h. 11-12.
170
Abi Laila Yasar, 'Abdullah bin Abi al-Ja'd. dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah 'Ammar bin Ruzaik, Isma'il bin Abi Khalid, al-Jarrah bin Malih bin 'Adi, Sufyan bin Sa'id bin Masnlq, 'Umar bin Syabib bin 'Umar dan lain-lain. Menurut Yahya bin Ma'in, al-Nasa'i, Ibn Hibban, al-'Ajali, ai-Hakim dan Ibn Kharrasy ia adalah orang yang tsiqah tsabat (terpercaya).B6 4. 'Ammar bin Ruzaik Nama aslinya ialah 'Ammar bin Ruzaik, sedangkan kunyahnya ialah Abu al-Ahwash serta bernasab al-Dhabbi al-Tamimi. Ia sendiri termasuk al-
wasth min al-atbii' yang bermukim di KUfah dan wafat pada tahun 159 H. Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin 'lsa bin 'Abdurrahman bin Abi Laila, Sulaiman bin Nahran, Syabib bin Gharqadah, AtM' bin al-Sa'ib bin Malik, 'Amr bin 'Abdullah dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Salam bin Sulaim (Abu al-Ahwash), al-Ahwash bin al-Jawwab, Zaid bin al-Habbab, Mu'awiyah bin al-Hisyam dan lain-lain. Menurut Yahya bin Ma'in, Ahmad bin Hanbal, 'Ali al··Madani, Abu Zur'ah al-Raz!, ia adalah orang yang tsiqah tsabat (terpercaya). Sedangkan menurut Abu Hiltim al-Razi dan al-Nasa'i ia Iii ba'sa bih,87 5. Abu al-Ahwash Nama aslinya ialah Salam bin Sulaim, sedangkan kunyahnya ialah Abu al-Ahwash serta bernasab al-Hanafi. Ia sendiri termasuk kibiir al-atbii' yang bermukim di Kufah dan wafat pada tahun 179 H. Di antara guru-gurunya ialah 'Ammar bin Ruzaik (Abu al-Ahwash), Adam bin 'Ali, Ibrahim bin Muhajir bin Jabir (Abu Ishak), al-Aswad bin Qais
"Ibid., juz.15, h.412-415. Lihat jl/ga, Ibn Hajar aI-'Asqalani, Tahdzib, juz. 5, h. 308. "Ibid., juz. 7, h. 350. Lihat juga, Ibn Hajar aI-'Asqalani, Tahdzib, juz. 21, h.189-190.
171
dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ahmad bin Ibrahim bin Khalid (Abu 'Ali), Ahmad bin Jawwas (Abu 'Ashim), Isma'll bin Aban, Khalaf bin Tamim 'Atab, Yahya bin Adam bin Sulaiman Maula 'Ali Abi Mu'ith (Abu Zakariya), dan lain-lain. Menurut Yahya bin Ma'in, al-'Ajali, al-Nasa'i, Abu Zur'ah al-Razi, Ibn Hibban ia adalah orang yang tsiqalz tsabat (terpercaya). Sedangkan menurut Abu Hfltim al-Razi ia adalah orang yang slzuduq.88 6. Yahya bin Adam Nama aslinya ialah Yahya bin Adam bin Sulaiman Maula 'Ali Abi Mu'ith, sedangkan kunyahnya ialah Abu Zakariya serta bernasab al-Umawi. Ia sendiri termasuk al-Slzugra min al-atba' yang bermukim di KUfah dan wafat di Palestin pada tahun 203 H. Di antara guru-gurunya ialah Salam bin Sulaim (Abu al-Ahwash), Ibrahim bin Hamid bin 'Abdurrahman, Abu Bakr bin 'Iyasy bin Salim, Basiyr bin Salman, Ja'far bin Ziyad dan lain-lain. Sedangkan di antara muridmuridnya ialah
Ahmad bin Abdullah bin Ayyub, Ishak bin Ibrahim bin
Mukhallad, Ishak bin Ibrahim bin Nashr, Bisyr bin Khalid, Muhammad bin 'Abdullah bin al-Mubarak al-Mukharrimi (Abu la'far) dan lain-lain. Menurut Yahya bin Ma'in, al-'Ajali, al-Nasa'i, Abu Hatim al-Razi, Muhammad Sa'ad, Ya'qub bin Syaibah ia adalah orang yang tsiqalz tsabat (terpercaya).89 7. Muhammad bin 'Abdullah bin al-Mubarak Nama aslinya ialah Muhammad bin 'Abdullah bin al-Mubarak, sedangkan kunyahnya ialah Abu Ja'far serta bernasab al-Muharrimi al-
88
Ibid., Juz. 12, h. 282-285. Lillat juga, Ibn Hajar al-'Asqalanl, Talldzfb, Juz. 4, h. 248.
89
Ibid., Juz.31, h. 188-192. Lillat juga, Ibn Hajar aI-'Asqalani, Talldzfb, Juz. 31, h. 154.
172
Mada'ini. Ia sendiri termasuk a/-wasth min tabi'i al-atba' yang bermukim di Bahghdad dan wafat pada tahun 255 H. Di antara guru-gurunya ialah Yahya bin Adam bin Sulaiman Maula 'Ali Abi Mu'lth (Abu Zakariya'), al-ASwad bin 'Amir (Abu 'Abdurrahman), alHasan bin Musa (Abu 'All), Hammad bin Usamah bin Zaid (AbU Usamah), Sulaiman bin Harb bin Bujail (Abu Ayyub) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah al-Bukhari, Muslim, al-Nasa'i, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Dilrimi, Abfi Daud dan lain-lain Menurut Yahya bin Ma'ln, al-Nasa'l, Abu Hatim al-Razi, Ibn Abi Hfltim al-Razi, Abu Bakr al-Baghanadi ia adalah orang yang tsiqah tsabat (terpercaya). Menurut Ibn 'Adi ia seorang !1afizh, dan menurut al-Daruquthnl ia seorang
mlltqin. 90 d. Kesimpulan
Setelah mengkritisi jalur sanad dari Imam al-Nasa'l dan perawi-perawi hadis yang ada di dalam nya, penulis berkesimpulan bahwa hadis ini bernilai
sha!1f!1/i dzatih karena seluruh syarat hadis slw!1f!1 telah terkumpul di dalamnya, yaitu sanad yang bersambung, para perawi yang tsiqah, 'ndil dan dilnbith walaupun memang penulis akui ada dua orang perawi dalam sanad tersebut yang memang diperselisihkan ketsiqahan-nya oleh para ulama yaitu Salam bin Sulaim yang menurut Abu Hatim al-Razl ia adalah orang yang
shllduq,
sementara yang kedua ialah 'Ammar bin Ruzaik yang menurut Abu Hfltim alRazl dan al-Nasa'l ia /a ba'sa bih, tetapi penulis lebih condong kepada para ulama yang memandang kedua perawi tersebut tsiqah. Dari segi yang lain, penulis tidak menemukan 'il/ah maupun ke-syadzan di dalamnya. Apalagi
9OAI-Mizzi, Tahdzib, Juz. 25, h. 534-538.
173
ditambah dengan syiihid dan muliibi' yang ada dalam jalur sanad Imam Ahmad bin Hanbal, ini tentunya serna kin rnenguatkan posisi hadis tersebut 91
2. Hadis Ke dua 92
"Nabi bersabda: 'Katakanlah sami'na wa atha'na wa sallarnna, kemudian ia bersabda maka Allah mencampakkan keirnanan ke dalam hati mereka, lalu Allah berfirrnan, Iii yukallifullahlz1/ naf
!TIl
merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslirn. 93
91Penulis hanya meneliti hadis riwayat Imam al-Nasa'i ini saja, itu dikarenakan hasil penelitian dari sanad al-Nasa'i ini bel'l1ilai ,ha!!f!!. sehingga penulis mencukupkan penelitian sampai di sini saja tanpa meneliti sanad yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin HanbaI. Tentunya dengan penulis tampilkan pula sanad dari Imam Ahmad terse but, untuk memperkuat kualitas sanad hadis dari Imam al-Nasa'i itu sendiri. 92
aI-Zamakhsyari, al-Kasysynf h.328
93 Abu Hajar Muhammad Sa'id bin Basyuni ZaghIul, MauSlI'ah Athrn! al-Hadfts al-Syarif, (Beiriit: Dar al-Fikr, 1989), Juz. 5, H. 729. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam al-Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad-nya, serta Imam aI-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya
174
1). Riwayat Imam Muslim94
"Dari Ibn 'Abbas, ketika ayat ini turun in tubdil ma ft anfusikum au tukhfiihu yuMsibkum bihillah, ia berkata, telah masuk sesualu kedalam hati mereka dari ayat, dan tidak masuk sesuatu ke dalam hati mereka, lalu Nabi bersabda: 'Katakanlah sami'na wa atha'na wa sallamna, kemudian ia bersabda maka Allah mencampakkan keimanan ke dalam hati mereka, Ialu Allah berfirman, la yukallifullahhu nafsan ilia wus'aha laha ma kasabat wa 'alaiM maktasabat, rabbana la tu'akhidzna in nasfna au akhtha'na, Ialu ia bersabda aku telah melakukannya, rabbana wa la ta!lmil 'alaina ishran kama !lamilitahu 'alalladzfnll min qablina, Ialu ia bersabda, saya telah melakukannya, waghfirillna war!lamna anta mllulana, lalu ia bersabda, saya telah melakukannya." b. KesimpuIan Karena hadis ini diriwayatkan oIeh Imam Muslim, maka penulis tidak perlu untuk meneliti Iebih Ianjut kualitas sanad di dalamnya. 94 Imam Muslim, Sl1ahf!! Muslim kitab al-iman bab Bayan mmal1il Subhanal1u Wa ta'ala lam YukaUifu illa ma yuthaq, Juz. I, h. 115, no. 180.
175
Kemudian al-Zamakhsyari menyebutkan hadis berikut ini: 3. hadis Ke Tiga 95
"Siapa saja yang membaca dua ayat terakhir surat al-Baqarah di malam hari, maka keduanya itu akan menjaganya." a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim. 96 1). Riwayat Imam al-Bukhar1 97
Jli J.-.; ~ ~)\
~ ~ ~\;~ ~ ~;a.:.:
G:G- ~j G:G- :r;; ;; ~f G:G-
"Nabi bersabda, dua ayat terakhir dari surat a.l-Baqarah Siapa saJa yang membaca di malam hari, maka keduanya itu akan menjaganya."
'5
AI-Zamakhsyarl, al-KasY5yfiJ, h. 328.
"Abu Hajar Muhammad Sa'id bin Basyuni Zaghlul, Mal/sti'ah Athrfifal-Hadfts, Juz. 8, H. 469. Hadis in; diriwayatkan juga oleh Abu Daud dan Imam al-Tirmidzi dalam kitab Slman keduanya, Slwl!fl! Ibn Khl/zaimah (114), MIlsHad al-lil/maidi (452), Ml/shmJllaf 'Abd. AI-Razzfiq (6020), al-Targhfb wa al-Tarhfb Ii al-MIlndziri (2: 446), at-SlilwH al-KIlbrd Ii al-Baihaqi (20,21).
'7
Imam al-Bukhari, Shal!il! al-Bukhari kitdb Fadhd'il al-QIlr'dn /Jdb Fadl Surat al-Baqarah, Juz. 4, h. 1914, no.4624.
176
2). Riwayat Imam Muslim98
u~ ,)l:; JI) l}~ II
J ~ 8:G. ) C fl!"- lS:;;,.[ ~I;~ J ~~ o8:G. ) ;& o
-'
~G~I 1-4; )~ :;"
,
""
J
wUf 0
<'
,,__
-'
G~ ~
,_
......
J. ~ G:b-
I>
"Nabi bersabda, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah Siapa saja yang membaca di malam hari, maka keduanya itu akan menjaganya." b. KesimpuIan Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim atau yang disebut dengan mllttafaqlln 'alaih, maka penulis tidak perlu untuk meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
4. Hadis ke Ernpat99
"Dari Nabi saw. Allah telah menurunkan dua ayat dari pusaka surga. Allah telah rnenulis keduanya dengan tangannya sendiri 200 tahun sebelum
98 Imam Muslim, Sha!,!i!l Muslim kitiib Shaldt al-Musiijirfn wa Qashrihii biib Fadl al-Fiitilmh wa Klwwiitfm Surat al-Baqarah 10a al-Hatsl! 'alii qirii'atiiIii, Juz. I, h. 554, nO.1340.
99
AI-Zamakhsyari, al-Kasysyiif h. 329.
177
menciptakan ciptaannya. Siapa saja yang membaca keduanya setelah 'isya maka keduanya itu telah mencukupinya dari shalat malam." a. Penelusuran dan kesimpulan Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kulub alTis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahrns Ii al-Fiizh al-Hadfls, al-Jiimi' al-SllIlghfr, maupun Mausa 'al1 All1rtif al-Hiidfls al-Naba1l'f serta di dalam kitab-kitab hadis yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis menemukan hadis ini di kitab al-Kafi al-Syafi fi Takl1rfj A!ladfls al-Kasysyaf yang ditulis oleh al-Hafizh Ibn Hajar al-'Asqalani yang menerangkan bahwa hadis ini diriwayakan oleh Ibn' Adl dari sahabat Ibn Mas'ud akan tetapi di sanadnya terdapat seorang yang bernama al-Walld bin 'Abad yang tidak jelas identitasnya atau dalam ilmu hadis orang tersebut majl1Ul al-!lal. Bukan itu saja, dalam sanad hadis ini ternyata terdapat juga seorang perawi yang bernama Aban bin 'Iyasy yang menurut Ibn Hajar, ia merupakan perawi hadis yang tertuduh dusta atau dalam istilah ilmu hadis c1isebut sebagai malnlk al-hadfls. Sehingga hadis ini tidak dapat dijadikan hujjah, karena sangat lemah atau semi maudha' (palsu). Penulis tidak melanjutkan penelitiannya, karena merasa cukup dengan komentar dari al-Hafizh Ibn Hajar in!. Kemudian
al-Zamakhsyari
menambahkan
penjelasan
tentang
keutamaan ayat ini, dengan hadis dari 'Abdullah bin Mas'ud sebagai berikut: 5. Hadis Ke Lima100
"Dari sinilah, c1emi Zat yang tiacla Tuhan selainnya, ia melemparkannya yaitu yang telah turun atasnya surat al-Baqarah."
looal-Zamakhsyarl, al-Kasysyaf, h. 329.
178
a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim,lOl 1). Riwayat Imam Muslim102
Li'~.o. f j 'boill!,) \.>'. --'"'"' :0 :- u' '.~. \.>-~J.
""',,}
G::r:
8:G-
:x ~\ ¥
00;:;
JIj ;:.; l?~ljJ\ ~
)
'f C oWl ' Yo
"''''
__
8:G- l"\ ..
~
:x o;..,;JI 0;:;'
' ' ' ' ' ' ' ' '
\.AL.) JIj ~\ 0j.!
f J. '. ° !'" (" 'f 8:GYo
"
..
:;.
("Li
0l
"Dari Abdul Rahman bin Yazid ia berkata, dikatakan kepada Abdullah, bahwasannya orang-orang melempar jarnrah dari atas 'aqabah, ia berkata maka 'Abdullah melemparkannya dari dalam lembah, kemudian ia berkata, dari sinilah, demi Zat yang tiada Tuhan selainnya, ia melemparkannya yaitu yang telah turun atasnya surat al-Baqarah." 2). Riwayat Imam al-Bukhari103
lOl Wensick, aI-Mu'jam, Juz. 6, h. 418. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam aI-Nasa'! dalam kitab al-Mmulsik dan Imam Ibn Majah dalam kitab al-Manasik juga. 102 Imam Muslim, Shab.f!! Muslim kitab aI-!iajj bab Ramyu Jmnrah aI-'Aqabah min Bathn aIWadi, Juz. 2, h. 932, no. 2285.
lO'Imam al-Bukharl, Sha!!i!! Mllslim kitab ai-Hajj bab Ramyu aI-Jimar min Bath ai-Wadi, Juz. 2, h. 622.
179
"Dari Abdul Rahman bin Yazid ia berkata, Abdullah melempar jamrah dari dalam lembah, lalu akp berkata, wahai Abdul Rahman bahwasannya orang-orang melempar jamrah dari atas 'aqabah, ia berkata maka 'Abdullah melemparkannya dari dalam lembah, kemudian ia berkata, dari sinilah, demi Zat yang tiada Tuhan selainnya, ia melemparkannya yaitu yang telah turun atasnya surat al-Baqarah." b. Kesimpulan Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim atau yang disebut dengan lIluttllfllqUI1 'Il/Ilih, mab penulis tidak perlu untuk meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya. 6. Hadis Ke Enam104
a.lk.,)\
4-•.k-
"Adapun surat yang disebutkan di dalamnya al-Baqarah, maka ia itu ialah inti al-Qur'an , maka pelajarilah, karena mempelajarinya merupakan keberkahan, sedangkan meninggalkannya ialah kerugian, tidaklah kamu membacanya kecuali terlindungi dari sihir." a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata had is
In!
merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. lOS 104
AI-Zamakhsyari, al-Kasysynf, h. 329.
105 Abii Hajar Muhammad Sa'id bin Basyt1l1i Zaghliil, Maust/'alt Atltrnfal-liadits at-Syarff, Juz. 2, H. 94. hadis ini diriwayatkan juga dalam Mllsllad All/llad (5:249), Tafsir Ibll Katsir (1: 53), Tafsir al-Baglzawi (1:11), al-Baihaqi dalam SUllall al-Kubrn (2: 395), Imam al-Thabrani dalam alMil 'jam al-Kabir (8: 139), at-Targltib lOa at-Tarlzib Ii al-Mlllldziri (2: 369).
180
1). Hadis Riwayat Imam Muslim106
"...
"--:;;,,
"
II
"
j,
II
" " "
~; LP,..G:.\ LJ~ ~).;JI ;;~;. 1)<)1 4~\ ,
"
:;. yG..GJ 0\;.0 )0 ,
:x yu') q\5' ...
...";
"Dari Abu Umamah al-Bahil!, ia berkata, ia mendengar Rasul saw bersabda, bacalah al-Qur'an karena ia akan datang sebagai penyelamat di hari kiamat bagi pembacanya. Bacalah al-Zahrawain yakni al-Baqarah dan Ali 'Imran, karena keduanya akan datang di hari kiamat seakan-akan keduanya adalah awan atau seperti burung yang melindungi atau memayungi pembaca keduanya. Bacalah surat al-Baqarah, karena membacanya merupakan keberkahan, sedangkan meninggalkannya ialah kerugian, tidaklah kamu membacanya kecuali terlindungi dari sihir." b. KesimpuIan Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, maka penulis tidak perlu untuk meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
lOr, Imam Muslim, Sha!ll71 Muslim kitab Shalnt al-Mus,jftr,,, bab Fadl Qim'ril al-Qur'an wa Sum I al-Baqamh, Juz. I, h. 553.
181
I. Surat Had (73) .-
(73)~ ~ ~~;-
0"."
J"
,
::11 Jti ~ :01S'/':'
:;,
J.
:;,,,
:illl ;.:.;.~ ~I
,
,I"
(i:X ~i I}li
"Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." (QS. Hfrdjll: 73). -Keterengan: Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang menjelaskan surat Hfrd ayat 73 di atas, penulis tidak menemukan satu hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamkhsyarl untuk menjelaskan ayat ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini. 107
J. Surat aI-Ahzab (33)
LUI ~ -. :1..\-,) ;t.S-".\i -. -\~- ;Ll:JI ~ -. '-(-,) J- ,) UI a.1.b.J\ - t_" -. ' "-" li-,)
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, hmaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (al-Ahzabj33:33).
-Keterangan: Setelah membaca secara keseluruhan ta£sir al-Kasysyiif khususnya yang menjelaskan surat al-Ahzab ayat 33 di atas, penulis tidak menemukan satu
107
Lilla!, AI-Zamakhsyarl, AI-Kasyssynf, Juz. 2, h. 396.
182
hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamkhsyari untuk menjelaskan ayat ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini. 108
K. Surat aI-Ahzab (56) '/J
_
t
(56/,X ; I;L:, ~ \}:o
"
\';1<
;:;
J/
"'"
"r
~
""
;p:;
~;U\ ~\4;;JI ~ J~ ~~:, all J) "".
"
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (QS. al-Ahzab/33: 56).
Menurut al-Zamakhsyari, ulama berbeda tentang masalah shalawat kepada Nabi saw, apakah merupakan suatu kewajiban atau sunnah saja hukurnnya dengan melihat konteks ayat yang memerintahkan shalawat ini. Kemudian setelah itu ia menyebutkan beberapa hadis di bawah ini: Hadis-Hadis dan Kualitasnya Yang terdapat di daIammnya 1. Hadis Pertama109
"Sangatlah rugi seseorang yang disebutkan namaku di sisinya, akan tetapi tidak berselawat atasku." a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzl dan Imam Ahmad bin Hanbal. l1O 108
Lihat. AI-Zamakhsyari, AI-Knsyssydf, Juz. 3. h. 521.
109
al-Zamakhsyari, nl-Knsysydf, Juz. 3, h. 540.
II°Abu Hajar Muhammad Sa'id bin Basyuni Zaghlul, MmlSll'nh Athra! al-Hadfts al-Syarff, Juz. 5. H. 144. hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam ai-Hakim dalam Mllstadrak-nya, al-Targhn, wn al-Tl1rhib Ii al-Mundziri. Kallz al-' UllIllIdili aI-Muttaqi aI-Hindi.
183
1). Hadis riwayat Imam al-Tirmidzj111
.;.;-~\ W ,
Jli QI ;Ll;:.J.; tli ~I ;,;f ;~ ~~)f cf.-~ ~f tf~) :j A 0f ,
"Dari AbO. Hurairah ra, ia berkata, Nabi saw. bersabda, "5angatlah rugi seseorang yang disebutkan namaku di sisinya, akan tetapi tidak berselawat atasku. Dan sangatlah rugi orang yang berada di bulan sud Ramadhan sampai selesai bulan itu tapi ia belum diampuni oleh Allah. Amatlah rugi, jika seseoarang memiliki dua orang tua yang sudah sangat renta di sisinya, akan tetapi kedua oarang tuanya itu tidak dijadikannya sebab masuk kedalam surga."
11l Imam al-Tirmidzl, SUllall al-Tirl1lidzf kitnb al-Oa'awnl 'all Rast1luUnh Ragllla Allfi Rajul, Juz. 5, h. 550, no.3468.
184
2). Imam Ahmad bin Hanbal l12
0l5-:' / JU :;~ JI ;.; ~I:;~~; iEC~ ;-f ;:, eff JU ~1:;1 :; ~;' 8:G..
"Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Nabi saw. bersabda, "Sangatlah rugi seseorang yang disebutkan namaku di sisinya, akan tetapi tidak berselawat atasku. Dan sangatlah rugi orang yang berada di bulan sud RamadhzH1 sampai seIesai bulan itu tapi ia belum diampuni oleh Allah. AmatIah rugi, jika seseoarang memiliki dua orang tua yang sudah sangat renta di sisinya, akan tetapi kedua oarang tuanya itu tidak dijadikannya sebab masuk kedaIam surga." b. Skema sanad Imam Ahmad dan Imam aI-Tirmidzl
112 Imam Ahmiid bin Hanbal, Mus11ad Imam Allmad leitdb Biiqf MusHad ai-MuleaIsirfH biib MusHad Aba Hurnirah, Juz, 2, h. 254, no.7139,
185
c. Kritik sanad Imam al-Tirmidzi dan Imam Ahmad 1. Abdurrahman Nama aslinya ialah 'Abdurrahman bin Shakhr, sedangkan kunyahnya ialah Abu Hurairah serta bernasab al-Daus! al-Yamani. Ia sendiri termasuk sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dan bermukim di Madinah serta wafat pada tahun 57 H.113 2. Sa'!d Nama aslinya ialah Sa'!d bin Ab! Sa'id Kaisan, sedangkan kunyahnya ialah AbU. Sa'ad serta bernasab al-maqburi. la sendiri termasuk al-wastll min altabifn' yang bermukim di Madinah dan wafat pada tahun 123 H.
Di antara guru-gurunya 'Abdurrahman bin Shah (Abu Hurairah), Anas bin Malik bin al-Nadhar bin Dhamdham bin Zaid bin Haram, Salim bin 'Abdullah, Sa'id bin Yasar dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ibrahim bin aI-FadI, Usamah bin Zaid, Ishak bin Abi al-Furat, Ayyub bin Abi Miskin, Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah dan lain-lain. Menurut Abu Hatim al-Razi ia shud11q, menurut Ahmad bin Hanbal ia adalah Iii ba'sa bih, sedangkan menurut al-Nasa'i, al-'Ajali, Abu Zur'ah al-Razi, 'Ali aI-Madani ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya).114 3. 'Abdurrahman Nama aslinya ialah 'Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah, sedangkan nasabnya ialah al-Qurasyi al-'Amiri. Ia sendiri termasuk orang yang tidak berjumpa dengan sahabat serta bermukim di Madinah. 'Abdurrahman bin Ishak wafat di Bashrah.
113 Ibn Hajar al-'Asqalan!, al-ls1Iribah, juz. 4, h. 316, al-Mizz!, Tnhdzib, juz. 366-379, Ibn Hajar, Tnluizib, juz. 12, h. 288-291.
11,1
al-Mizz!, Tahdzib, juz.l0, h. 466-472, Ibn Hajar, Tnhdzib, juz. 4, h. 34.
186
Di antara guru-gurunya Sa'id bin Abi Sa'id Kaisan (Abu Sa'ad), Abu Bakr bin Muhammad bin 'AmI' bin Hazm (AbU Muhammad), Ishak bin 'Abdulliih bin al-Harits bin Kinanah, Zaid bin Abi 'Atab, Zaid bin Aslam dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah lsma'il bin Ibrahim bin Muqsim (Abu Bisyr), Hammad bin Salamah bin Dinar (Abu Salamah), Rabi' bin Ibrahim bin Muqsim (Abu ai-Hasan), Muslim bin Khalid, Musa bin Ya'qub bin 'Abdullah dan lain-lain Menurut Abu Daud ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya). Sedangkan menurut Ya'qub bin Sufyan, aI-Nasa'!, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Ya'qub bin Syaibah ia orang yang sMlill al-lladfts dan la ba'sa biil. 115 4. Rabi Nama aslinya ialah Rabi' bin Ibrahim bin Muqsim, sedangkan nasabnya ialah al-Asadi dan berkunyah Abu aI-Hasan. la sendiri termasuk al-suglmi min
al-atba' yang bermukim di Bashrah dan wafat pada tahun 197 H. Di antara guru-gurunya Daud bin Abi Hind Dinar, Yunus bin 'Ubaid bin Dinar, 'Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ahmad bin Ibrahim bin Katsir (Abu 'Abdullah) dan lain-lain Menurut
al-Nasa'i ia Iii ba'sa biil, menurut Ahmad bin Hanbal ia
merupakan rajul shiilih yafdhulu 'ala akhihf, sedangkan menurut Yahya bin Ma'in, Ibn Hibban, aI-Dzahabi ia orang yang tsiqalz ma"nlin. 116
115
Ibid., Juz. 16, h. 519-524.
116
AI-Mizzi, Talzdzib, Juz. 9, h. 52-54.
J 87
5. Ahmad Nama aslinya ialah Ahmad bin Ibrahim bin Katsir, sedangkan nasabnya ialah al-Nukuri al-Oauraqi dan berkunyah Abu'Abdullah. Ia sendiri termasuk kibilr labi'i al-albil' yang bermukim di Baghdad dan wafat pada tahun 246 H.
Oi antara guru-gurunya Bakr bin 'Abdurrahman bin 'Abdullah (Abu Bisr), Rabi' bin Ibrahim bin Muqsim (Abu aI-Hasan), Hajjaj bin Muhammad, Hammad bin 'Usamah bin Zaid, Raihan bin Sa'id bin al-Mutsanna (Abu 'Ashamah) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Muslim, al-Nasa'i, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Oarimi, Abu Oaud, dan lain-lain. Menurut Ibn Hibban, al-'Uqaill, Shalih al-Jazirah, al-Khallal ia orang yang tsiqah ma'mun. Hanya Abu Hiltim yang memandang ia orang yang shuduqJJ7
d. KesimpuIan
Setelah
meng~tahui
seluruh riwayat hidup dan komentar para ulama
kritikus hadis terhadap para perawi yang ada dalam kedua hadis di atas, penulis berkesimpulan hadis ini ialah hadis !lasan Ii dzillih, karena di dalamnya terdapat tiga perawi yang hafalannya sedikit dibawah para perawi hadis slw!lf!l yaitu Ahmad bin Ibrahim bin Katsir, Rabi' bin Ibrahim bin Muqsim, 'Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah. Sedangkan dari segi sanad, maka hadis ini juga bisa dibilang hadis !lasmz glwrfb, karena hanya diriwayatkan oleh satu jalur sanad saja. Selanjutnya ia menannyakan, bagaimana jika ada seorang yang bershalawat kepada selain Nabi, apakah diperbolehkan? Menurutnya secara analogi itu sah-sah saja, karena ini diterangkan dalam surat al-Ahzab ayat 43 serta surat al-Nur ayat 103. sebagaimana terdapat dalam Hadis di bawah ini:
117
Ibid., Juz. I, h. 249-251.
188
2. Hadis Ke dua 1l8 "Kesejahteraan atas keluarga Abi Aufa" a. Penelusuran Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata ,hadis ini merupakan potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukharl dan Imam Muslim. ll9 1). Riwayat Imam Muslim120
"Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata, bahwa Nabi saw. jika kedatangan sekelompok orang (kaum) yang menyerahkan sedekah, maka beliau bersabda, 'Allahummii shalli 'alaihim, kemudian bapakku Abu Aufa mendatangi Nabi dan menyerahkan sedekahnya, lalu Nabi bersabda, Kesejahteraan atas keluarga Abi Aufa"
lIB
AI-Zamkhsyari, nl-Knsifsifiif, Juz 3, h. 541
119 Abu Hajar Muhammad Sa'ld bin Basyunl Zaghlul, MallslI' nii AllIrii! al-liadfts al-SyarfJ, Juz. 2, H. 238. Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad, al-Nasa'l dan lain-lain. 120 Imam Muslim, SlInhfll Muslim kitiib nI-Zakiit biib aI-Du'ii' Liman 'Atii bi Shndaqnlihi, Juz. 2, h. 756, no.1791.
189
2). Riwayat Imam al-Bukhari l21 :;.
)"
"
"
.'"
~ ~I 0\5' JL;
__"
-"
J}
\$-1
:;;
J. ~I
~
J
)~
J
.'''..
.~:\ 8J;- :;,.:,
J. ~ 8~ 0
__
""Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata, bahwa Nabi saw. jika kedatangan seke1ompok orang (kaum) yang menyerahkan sedekah, maka beliau bersabda, 'Allahumma shalli 'ala ali fulanin, kemudian bapakku mendatangi Nabi dan menyerahkan sedekahnya, lalu Nabi bersabda, Kesejahteraan atas keluarga Abi Aufa" b. Keslmpulan Karena hadls inl diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim atau yang disebut dengan muttafaqun 'alaih, maka penulis tidak perlu untuk meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya. L. Surat aI-'Imran (173)
UI ~ I)~:' tr\.l;~ ;";"~I) ;..;,,:;- ~~ ~ I;:';' Jj d81 0~ ~8\ ~ J~ ::r-+l\ J
•
(173)~3Ji ~J " (Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesllngguhnya manllsia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaikbaik Pelindung." (QS. al-Imran/3: 173).
121 Imam al-Bukhiiri, Shailiil al-Bukhdri kitab al-Zakdt bab ShaW ai-Imam wa Du'aih Ii Slta!.!ib al-Shadaqah, Juz. 2, h. 544, no. 1402.
190
-Keterangan:
Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang menjelaskan surat al-'Imrim ayat 173 di atas, penulis tidak menemukan satu hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamakhsyari untuk menjelaskan ayat ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini. 122 M. Surat aI-Anfal (40)
"Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adaIah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong". (QS. AI-Anfal/8: 40). -Keterangan:
Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang menjelaskan surat al-Anfal ayat 40 di atas, penulis tidak menemukan satu hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamakhsyari untuk menjelaskan ayat ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini. 123
122
LiIJat, Al-Zamakhsyari, Al-Kasysydf, h. 431-432.
123
Lillat, AI-Zamakhsyari,
Al-Kasysyiif, Juz. 2, 213.
191 BABV KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini dirumuskan dengan mengacu dan merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang dipertajam melalui rincian dalam bentuk sub masalah. ' Adapun hasil penelitian 24 hadis dalam Tafsir al-Kasysyiif tentang ayatayat Talllil, dengan berdasarkan kepada kaedah-kaedah penilaian yang dikembangkan para ulama, termasuk al-Zamakhsyari, dapat dikemukakan sebagai berikut Dalam surah al-Fatihah ayat 1-7 terdapat 5 hadis, dengan rincian 1 hadis
slzalJlll. 3 hadis hasan, dan 1 mudhll'. Dalam surah al-Ikhlash ayat 1-4 terdapat 1 hadis saja dengan derajat
shallfll· Dalam surah al-Falaq ayat 1-5 terdapat 2 hadis saja dengan derajat 1 shallfll dan 1 bernilai llasan. Dalam surah al-Nas ayat 1-6 terdapat 1 hadis, dengan derajat shallfll riwayat Imam Muslim, al-Darim1 dan aI-Nasa'! Dalam surah al-Baqarah ayat 1-5 terdapat 5 hadis, dengan rincian 3 hadis
shallfll dan 4 da' if. Dalam surah aI-Baqarah ayat 163 penulis tidak menemukan satu hadis pun. Dalam surah 255 ayat 255 terdapat 2 hadis yang tidak penulis temukan sumbernya. Sehingga boleh jadi ini merupakan hadis maudhu' . Dalam surah al-Baqarah ayat 284 penulis tidak menemukan satu hadis pun yang dijadikan rujukan oleh al-Zamakhsyari. Dalam surah al-Baqarah ayat 285-286 terdapat 6 hadis, dengan rincian 5 hadis shal1f!:b dan 1 hadis maudhU' .
192 Dalam surah Hud ayat 73 penulis tidak menemukan satu hadis pun yang dijadikan rujukan oleh aI-Zamakhsyarf. Dalam surah al-Ahzab ayat 33 penulis tidak menemukan satu hadis pun yang dijadikan rujukan oleh aI-Zamakhsyarl. Dalam surah al-Ahzab ayat 56 terdapat 2 hadis, dengan rindan 1 hadis sahahih dan 1 hadis !lasan. Dalam surah 'Ali 'Imran ayat 173 penulis tidak menemukan satu hadis pun yang dijadikan rujukan oleh aI-Zamakhsyari.. Dalam surah al-Anfal ayat 40 penulis tidak menemukan satu hadis pun yang dijadikan rujukan oleh aI-Zarnakhsyarl. Dari segi yang lain, yakni sumber pengutipan al-Zamakhsyari dapat disimpulkan bahwa aI-Zarnkahsyari lebih banyak menggunakan sumber dari al-
Kutub al-Tis'ah, yakni sebanyak 20 hadis, disamping itu, aI-Zamakhsyari juga mengutip riwayat-riwayt yang bersumber dari kitab-kitab di luar al-Kutub al-
Tis 'ah, antara lain dari kitab-kitab hadis, seperti Sunan al-Baihaqi, riwayat Imam Thabraru, Mustadrak Imam aI-Hakim, Slza!lf!l Ibn Khuzaimah, Musnad al-Humaidi,
Mushannaf I Abd. AI-Razziiq al-Targhfb wa al-Tarhfb Ii al-Mundziri, al-Sunan al-Kubrii Ii al-Baihaqf, namun demikian sejumlah 4 riwayat yang tidak diketahui sanadnya, baik sebelum, maupun setelah di-takhrij. Dari segi dri-ciri hadis yang digunakan al-Zamakhsyari ternyata tidak jauh berbeda dengan kaum ahl al-Sunnah, walaupun nota benenya ia adalah seorang muktazilah. Namun demikian hadis-hadis yang ada dalam tafslr al-
Kasysyiif memiliki beberapa ciri: Pertama, Pengarang tidak menyebutkan sanad maupun perawi hadis yang dijadikan rujukan.
Kedua, pengarang terkadang hanya menyabutkan potongan hadis, dari keseluruhan hadis yang panjang.
Ketiga, pengarang terkadang banyak menggunakan hadis dengan lafaz yang berbeda, namun bermakna sarna dengan hadis yang dijadikan rujukan. lni
193
holeh jadi karena al-Zamakhsyari tidak merujuk langsung kesumber aslinya, akan tetapi beliau menggunakan hafalannya saja di dalam mengutip hadis, apalagi al-Zamakhsyari memiliki keistimewaan dengan keahliannya dalam bidang bahasa, sehingga memudahkannya untuk membuat bahasa yang indah.
B. Penutup
Demikianlah kesimpulan dari hasil penelitian dalam disertasi ini alZamakhsyari adalah seorang ulama dan intelektual Islam yang besar. Karyakaryanya telah menjadi penuntun umat Islam, termasuk para ulama dan seluruh pencinta ilmu di seluruh dunia, atau yang mengajarkan Agama Islam di seluruh Indonesia khususnya. Dengan tidak mengurangi kebesaran al-Zamakhsyari, penulis telah berupaya dengan hati-hati dan secermat-cermatnya, mengadakan penelitian terhadap hadis-hadis yang digunakan al-Zamakhsyari dalam Tafsir al-KasysyMnya khususnya dalam ayat-ayat tahlil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hadis-hadis dalam Tafsir al-KasysyM tersebut yang kualitasnya dlm'if, bahkan sangat mawdhii (tidak diketahui sumbemya), sebagaimana dikemukakan di atas. Hal ini, kiranya dapat dipahami, apabila kita mengingat bahwa penulisan hadis-hadis dalam tafsir tersebut, bukanlah dimaksudkan sebagai tujuan inti penulisan dan bukan pula tulisan yang
kllUSUS
hadis-hadis itu Iebili sebagai "mutabi"
mengkaji hadis. Pemasangan
saja, melengkapi uraian dalam
menafsirkan ayat-ayat tertentu. Meneliti satu persatu tingkat kualitas hadis yang jumlalmya sebesar itu, tentu memerlukan waktu khusus, yang pasti tidak singkat. Hal tersebut dapat mengganggu
konsentrasi
dan kelancaran
menafsirkan ayat demi ayat dalam al-Qur'an.
tujuan inti
penyusun,
yakni
194 Baik aI-Zamakhsyarf, apalagi penulis disertasi ini, adalah manusia biasa. Tabiat-tabiat kemanusiaan tetap terbawa serta. Kekurangan sering menyertai kemampuaannya, kekeliruan biasa menyelinap dalam kehati-hatiannya. Karena itu, khususnya untuk penuIis, kritik dan pembenaran dari semua pihak, terutama yang memiliki keahlian dalam bidang ini, sangat diharapkan, sehingga dengan demikian tulisan ini dapat Iebih bermanfaat, baik secara akademik maupun untuk kepentingan masyarakat. Akhirnya hanya kepada AIIah-Iah penulis menyarahkan seluruhnya, karena Ia-Iah Zat Yang Maha Sempurna. Walliih A'lam bi al-Shawiib.
DAFTARPUSTAKA Abu Rayyah, Adhwa' 'alii al-Sunnah al-MulJpmmadi!f1Jah, Dar al-Maarif, Kairo, tth. Abu Syu'bah, Muhammad, Fi Rilzlib al-Sunnah al-Kutub al-Shihlih al-Sittah, Majma" al-Buhuts al-lslamiyyah, Kairo, Mesir, tth. Al-Ahdal, Hasan Muhammad Maqbftli, Mushthalah al-Hadfis wa Rijliluh, Maktabah al-Jil al-Jadid, San'a, 1414 Hj1993 M. Ash Shiddieqy, M. Hasbi Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang, 1993 'Asqalaru, 5yiMb ai-Din Abi al-Fadhl Ahmad bin 'Ali bin Hajar, Tahdzfb alTahdzfb, Beirut: Dar al-Fikr, 1984 M. _ _ _ _~, Had!f1l al-Slirf Muqaddimah Fat!1 al-Blirf, BeirUt: Dar al-
Fikr, 2000, cet. 1 1'\
1\
1\
1\
A' zhami, M. M., Dirlisat Ff al-Hadfts al-Nabmvf wa Tlirlkh Tadwlh, BeirUt: al-
Maktab aI-Islam!, 1980), Alih Bahasa oleh Ali Mustafa Yakub, Hadis Nabawi dan Sejarah KOdifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus,
2000 _ _ _ _~. Studies in Hadisth Metlwdology and literature, American Trust
Publication Indiana Polis, 1997, alih bahasa oleh Meth Kieraha, Memahami Ilmu Hadis "Telaah Metodologi dan Literatur Hadfs",
Jakarta: Lentera Basritarna, 2003 AI-Baghdadi, Abft Bakar Ahmad bin Ali aI-Khatib, Tlirfkh Baghdlid au Madfnah Salam Il, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1997, cet. 1.
Baqi, Muhammad Fuad 'Abd, Miftlih Kunuz al-Sunnah,., Kairo, Dar al Hadits, 1991 Al-Fayumi, Ahmad bin Ahmad al-Mishba!1 ai-Munfr fi Glwrfb al-Syar!1 al-Kabfr Ii ai-RIiJf, (Beirut: Dar al-Kutub al-
Bucaille, Maurice, Prof. Dr, Bible, Qur'an, dan Science Modern (ter. Prof. Dr. H.M.Rasyidi), Bulan Bintang, Jakarta, 1979. Dosen Tafsir Hadis DIN Yogyakarta, Studi Kritis Hadis, Yogyakarta; Teras, 20m,cet.1 Hajjaj, Abu aI-Husain Muslim, Shai1fi1Muslim,
(~eirut:
Dar al-Fikr, 1993).
AI-Hakim, Imam, Mustadrak ai-Hakim 'Ala al-Shai1filFfn, Beirut: Dar alKutub al-'Ilmiyyah,tth. Hlsyim, AI-Husaini 'Abdul Majid, ai-Imam al-BukJuirf Muhaddits lOa Faqih, Kairo, Dar al-Qaumiyyah, tth A
AI-Hasyimi, Sayyid Ahmad, Jawahir al-Balfighah, Beirut: Dar al-Fikr, 1994), terjemah oleh Muhammad Zuhri, Mutiara
Ilmu
Balaghah,
Surabaya: Mutiara ilmu, 1994 Husnan, Ahmad, Kajian Hadis Metode Takhrij, Jakarta, Pustaka Kautsar, 1993, cet. 2 Hawa, Said, al-Rasiil Saw, al-Azhar: Dar al-Salam, 1990 A
_
_ _ _ _ _ _~, Fann al-Balagah, Beirut: 'Alirn al-Kutub, 1405 H Al-Idrlsi, Ja'far aI-Husain! Nazhm al-Mutawdtir min al-Hadfts al-Mutwdtir, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1978 AI-' Iraqi, Zainuddin, al-Taqyfd 10a al-IdMi1 Lima Uthliqa lOa Ughliqa min
Muqaddimah Ibn Shala!.b Makkah, Maktabah al-Tijariyah, 1993 cet. 1 Isma'll, M. SyuhUdi, Kaedah Keshai1filFn Sanad Hadis, Jakarta, Bulan Bintang, 1995.
_ _~, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta, Bulan Bintang, 1992. Ja'fi, AbU 'Abd Allah Muhammad bin Isma'll bin Ibrahim al-MughIrah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahfh al-BukJuiri, BeirUt: Dar Ibn Katsir alYamamah, 1987, 1981.
JaghluI, AbU Hajir Muhammad aI-Sa'ld bin Basyuni, Mausu'ah Athraj al-
Hadfts al-Nabawiyyah al-SyarfJ, Beirut, Dar al-Fikr, 1989,Cet. ke-1. AI-Jarirni, ' Ali dan Mushthafa Arnin, al-Baltlghah al-Wadhillah "al-Bayan, al-
Ma'an4 wa al-Badi', Mesir: Dar al-Ma'arif, 1957 Khalaf, Abd Wahab, 'lim Us/nil al-Fiqh, Kairo: aI-Dar al-Kuwaitiyyah, 1965. AI-Khatib, Muhammad 'Ajaj, UshUi al-Hadfts "'U!umuh wa Musthiliahuh. Beiru: Dar al-Fikr, 1975 Ma'IUf, Luis, al-Munjfd fi al-Lughah wa al-A'lam, Beirut: Dar al-Masyriq, 1986 Mastuhu dan M. Deden Ridwan (ed), Tradisi Baru Dalam Peneliotian Aga11lll
Islam "Tinjauan antar Disiplin lImu, Bandung: Rusjardit & Nuansa, 1998 Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian KualitatiJ, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001 Manzhur al-Afriqi al-Mishri, Lisan al-'Arab, Beirut: Dar al-Shadir, tth AI-Mubarokaffui, Ibn 'Ala, Tulifah al-A!1wadzf, ttp: Dar al-Kutub al'Ilmiyyah, tt Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatij Edisi III, Yogyakarata: Rake Sarasin, 1996 Al-Munawwir, A. Warson Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya:Pustaka Progressif, 1997 Al-Nawawi, Imam Matn al-Arba'fn al-Nawawiyyah fi al-A1Jjidits al-ShaJjfllah
al-Nabawiyyah, (Cirebon: Syirkah Mathba'ahlndonesia, tth Qajwini, al-Hafidz Abi 'Abd Allah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu
Majah, Beirut, Dar al-Fikr, 1995. Rahman, Fathur, Ikhtisar Musthiliahul Hadits, (Bandung: PT. AI-Ma'arif,
AI-Ramahurmuzi, al-Mu!J.addits al-Fiishil, Beirut: Dar al-Fila, 1984 M Ranuwijaya, Utang, Ilmu Hadis, Jakarta, Gaya Media Pratama, 1996. AI-Ridha, Al-SyarH, al-Majiizlit al-Nabawiyyalz, Mesir : Syirkah Maldabah Musthafa aI-Bam aI-Halbl, 1971 AI-Rifa'i, Musthafa Shidiq, I'jiiz al-Qur'an wa al-Bala.glzah al-Nabawiyyah, Mesir: al-Maktabah al-Tijariyyah aI-Kubra, 1965 Salfunah, Muhammad Husain, al-I'jliz al-Ballighf jf al-Qur'lin al-Karfm, Kairo: Dar al-Mat al-' Arabiyyah, 2002. Saurah, Abu '1sa Muhammad bin '1sa, Sunan al-Tirmidzf, Beirut, Dar aIFikr,1994. AI-Shabbagh, Muhammad al-Hadfts al-Nabawf,: Mustlzalalzulz wa Balliglzatuh 'Wllrnulz Kutubulz, (Riyiidlz: Mansyuriit al-Maktabalz al-Isliimf, 1972 A
_ _ _ _ _ _ _ _ _~,al-Sunnah Qabl al-Tadwfn, Beirut: Dar al-Fikr,
1993 Sudarta, Mundzer dan Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993) Suprayogo, Imam, Metodologi Penelitian Sosial -Agama, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003 AI-Shabuni, Muhammad 'All, Min Kunuz al-Sunnalz 'Diriisah Adabiyyalz wa Luglzawiyyalz
min al-Hadfts al-SyarfJ, Makkah: Dar aI-Kutub al-
IsIamiyyah,1999. Al-Shalih, Subhi, 'Wurn al-Hadfts wa Muslztlzalahuh, Dar al-'IIm Ii alMaIayin, Beirut, 1378 H/1959 M, alih bahasa, Tim pustaka firdaus, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002.