TEKNIK-TEKHNIK PROMOSI PERPUSTAKAAN DAN PELAYANAN INFORMASI Oleh: Nanik Arkiyah, MIP Pustawakan Universitas Ahmad Dahlan Email:
[email protected]
A.
Pedahuluan “Tak kenal maka tak sayang”. Istilah ini sering kita dengar dalam berbagai macam
kehidupan. Apabila kita akan mengenalkan seseorang, mengenalkan suatu produk dan lain sebagainya. Begitu pula dengan keberadaan perpustakaan di lingkungan masyarakat, apabila kita tidak aktif mengenalkan perpustakaan atau mempromosikan perpustakaan pada masyarakat, maka bukan hal yang aneh lagi jika masyarakat tidak akan mengenal dan mengetahui keberadaan suatu perpustakaan apalagi produk-produk pelayanannya. Untuk itu, suatu perpustakaan, apapun jenisnya harus aktif mempromosikannya pada masyarakat, agar sasaran pemustaka yang ditargetkan akan tercapai. Jasa perpustakaan dikatakan berhasil apabila informasi yang dimiliki perpustakaan bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan pemustaka. Ketersediaan informasi dan layanannya dapat diketahui pemustakaapabila perpustakaan tersebut menyebarluaskan dan memasarkan informasi yang dimiliki.1 Sebagian masyarakat, termasuk para guru mengatakan bahwa perpustakaan merupakan suatu pusat informasi yaitu suatu lembaga yang sangat penting bagi kemajuan bangsa. Akan tetapi, pada kenyataannya pernyataan itu masih sebatas slogan. Fakta menunjukkan bahwa aspirasi mayarakat terhadap perpustakaan masih
sangat rendah,
misalnya banyak yang tidak mengetahui keberadaan suatu perpustakaan atau banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Memang, hal ini banyak dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi, sosial, budaya, pengaruh media elektronik, atau program permasyarakatan dan promosi perpustakaan yang kurang optimal.2
Untuk itu masyarakat harus selalu
diingatkan secara terus-menerus dan efektif akan jasa perpustakaan dan apa saja yang dapat kita lakukan disana. Perpustakaan harus sering melakukan promosi dengan sistematis untuk merangsang pengguna potensial agar lebih terangsang dan termotivasi untuk menggunakan jasa layanan perpustakaan lebih optimal. Hal ini perlu dilakukan karena pustakawan tidak
1
Euis Sudarmini, Surya Mansjur, Pemasaran jasa perpustakaan dan informasi dalam jurnal Perpustakaan pertanianVol 10 No.1, Januari 2001(Bogor: Pusat perpustakaan dan penyebaran Teknologi Pertanian, 2001)hal. 6 2 Shihabudin Qalyubi dkk, Dasar-Dasr Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Cet 2; Yogyakarta: Fakultas
1
bisa meramalkan kapan kebutuhan mereka terhadap informasi akan segera muncul. Untuk kegiatan promosi ini, sebaiknya perpustakaan membuat kebijakan, planing dan agenda secara tertulis yang telah disepakati seluruh staf, pustakawan dan semua yang terlibat dalam kegiatan perpustakaan, merancang dan merinci strategi-strategi dan target-target yang ingin dicapai oleh perpustakaan. Agar kegiatan yang dilakukan dalam promosi terebut lebih terarah, sesuai dengan sasaran dan target yang ingin dicapai. Sehingga dalam kebijakan atau agenda yang tertulis tersebut harus memuat unsur-unsur yaitu sasaran dan strategi, rencana tindakan agar pasti tujuan tercapai dan evaluasi (agar kita dapat mengetahui perkembangan yang dicapai dan dapat menentukan langkah seterusnya). 3
B.
Promosi Perpustakaan Promosi menurut kamus kepustakawanan Indonesia adalah pertukaran informasi antar
lembaga/ organisasi dan konsumen dengan tujuan memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan dalam lembaga atau organisasi tersebut dan membujuk konsumen agar tertarik meggunakan jasa atau produk tersebut. Promosi bertjuan untuk menarik perhatian, memberikan kesan, membangkitkan minat dan memperoleh tanggapan serta mempengaruhi konsumen untuk menerima ide, konsep yang dipromosikan.4 Sedangkan Promosi perpustakaan adalah upaya mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh khalayak umum. Promosi perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk pengguna untuk bereaksi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Dan hasil dari promosi itu adalah timbulnya kesadaran sampai ada tindakan untuk memanfaatkannya.5 Promosi perpustakaan perlu dilakukan supaya seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pengguna. Karena promosi merupakan salah satu komponen pemasaran, dengan mempromosikan kelembagaan, koleksi, sistem dan jenis pelayanan, maka terjadilah proses pendekatan informasi kepada pengguna. Pengguna menjadi tahu koleksi apa yang ada, pelayanan apa saja yang tersedia, kemudian yang belum tahu atau sudah tahu tapi belum pernah memanfaatkan jasa layanan akan Adab Unin Sunan Kalijaga, 2007), hal. 259 Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah (Cet 1; Bandung: MSQ Publishing, 2009), hal. 88 4 Lasa Hs.,Kamus Kepustakawanan Indonesia (Cet 1; Yogyakarta: Pinus, 2009), hal 290 5 Shihabudin Qalyubi dkk, Dasar-Dasr Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Cet 2; Yogyakarta: Fakultas Adab Uin Sunan Kalijaga, 2007), hal. 260 3
2
mengenal kemudian tertarik untuk datang atau memanfaatkan jasa pelayanan, sehingga pengunjung perpustakaan akan bertambah, pemakaian bahan pustaka ataupun jasa layanan perpustakaan semakin tinggi. Seperti inilah harapan yang diinginkan perpustakaan. Karena itu, menurut Riah Wiratningsih (pustakawan UNS- Solo) Promosi merupakan elemen penting dari bauran pemasaran. Konsep dasar bauran pemasaran dikenal dengan 4P, yang terdiri dari product, place, price, dan promotion. Tabel 1 berikut menjelaskan posisi promosi. Tabel 1 Marketing Mix dan Promotion Mix Marketing Mix
Product Price Place Promotion
Promotion Mix
Advertising Personal Selling Sales Promotion Publicity
Dari empat konsep tersebut, konsep promosi sering disamakan dengan publisitas, padahal publisitas merupakan bagian dari promosi. Konsep promosi saat ini dikenal dengan komunikasi pemasaran. Istilah promosi dipakai untuk menggambarkan komunikasi dengan pelanggan ataupun calon pelanggan. Komunikasi pemasaran dipakai untuk mempromosikan produknya.6 Peranan promosi pada era pemasaran modern sekarang ini tidak boleh diabaikan. Adanya kebutuhan akan promosi saat ini disebabkan karena jarak produsen dan konsumen yang jauh. Dalam hal ini, peran
promosi adalah untuk menyebarkan informasi agar
pengguna aktual maupun potensial mengetahui lebih banyak tentang produk yang bersangkutan. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, harus ada keseimbangan antara produk yang baik, sesuai dengan selera konsumen, dan didukung teknik promosi yang tepat. Selain itu, promosi juga merupakan upaya perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen baik individu, kelompok, atau organisasi secara langsung ataupun tidak langsung dalam rangka
mempengaruhi untuk menerima atau membeli produk yang dihasilkan
perusahaan. Shihabuddin Qalyubi dkk (2007: 260) dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi menerangkan tujuan-tujuan diadakannya promosi perpustakaan adalah:7 6
7
Riah Waratningsih. Promosi Perpustakaan, Why Not?. http://riah.staff.uns.ac.id/2009/02/11/promosi perpustakaan-why-not/. diambil tanggal 20 Desember 2009, jam 18.20 Shihabudin Qalyubi dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Cet 2; Yogyakarta: Fakultas Adab Unin Sunan Kalijaga, 2007), hal. 260
3
1.
Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai.
2.
Memberikan motivasi minat “baca”pada pada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk menggunakan dan memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.
3.
Memberikan pelayanan dan jasa perpustakaan kepaa masyarakat.
4.
Memberikan kesadaran masyarakat akan adanya pelayanan perpustakaan
dan
mengembangkan penertian masyarakat tentang perpustakaan, sehingga masyarakat mendukung kegiatan yang ada di perpustakaan. 5. C.
Memasyarakatkan slogan “tak kenal maka tak sayang”. Teknik-Teknik Promosi Perpustakaan Dalam memilih tehnik-tehnik promosi yang akan digunakan, kita dapat menentukan
misalnya dengan melihat siapa target sasaran kita, apa yang akan ditawarkan, apa yang akan dikomunikasikan, dan bagaimana audien menanggapai pesan tersebut. Juga tergantung pada kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses) internal perpustakaan kita, disamping melihat juga peluang (Opportunities) dan tantangan (Threats) eksternal dari perpustakaan itu sendiri. Sebenarnya secara sadar ataupun tidak, pustakawan sudah banyak melakukan promosi, akan tetapi kegiatan tersebut tidak atau belum terencana, sehingga belum mencapai dapat tujuan maupun sasaran perpustakaan.8 Menurut Sheila Pantry OBE dan Peter Griffiths, ada beberapa tehnik yang bisa ditawarkan untuk dapat melakukan suatu promosi perpustakaan, diantaranya adalah:9 1. Advertising (Membuat iklan) Membuat iklan adalah salah satu cara untuk melakukan promosi. Sebuah pusat informasi atau perpustakaan sebaiknya membuat perencaan dana yang khusus dialokasikan untuk pembuatan iklan ini. Misalnya saja dengan memuat iklan promosi dalam jurnal-jurnal, kita bisa memanfaatkan jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh lembaga yang berada diwilayah sekitar tempat perpustakaan kita. Gunakan seefektif mungkin mengenai biaya, bentuk iklan, ukuran iklan dan yang paling penting adalah dampak dari iklan tersebut dan audien paham apa yang dikomunikasikan dalam iklan tersebut. Selain iklan dalam jurnal-jurnal, kita juga bisa membuat iklan pada apa-apa yang 8
Riah Waratningsih. Promosi Perpustakaan, Why Not?.
http://riah.staff.uns.ac.id/2009/02/11/promosi perpustakaan-why-not/. diambil tanggal 20 Desember 2009, jam 18.20 9 Pantry OBE, Sheila dan Griffiths, Peter. Setting Up a Library and Informastion Service From Scratch. t.p. 2005. hal. 92-107 4
dipublikasikan oleh perpustakaan kita sendiri, misalnya bulletin, majalah, jurnal dan lainlain. Dan tidak boleh dilupakan dalam pembuatan iklan harus dicantumkan nama lengkap perpustakaan, kontak person, tujuan, visi dan misi juga produk-produk perpustakaan tersebut. Salin itu juga, kita bisa buat iklan di internet, koran-koran, pada tempat-tempat umum yang strategis dan biasa dilihat dan dilewasi masyarakat, agar masysrakat tertarik untuk membaca iklan tersebut dan termotivasi rasa ingin tahuannya akan perpustakaan, sehingga mau berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber ilmu dan informasi. Akan tetapi apakah iklan-iklan yang dimuat dalam jurnal atau publikasi milik sendiri bisa efektif? Bukankah tidak semua masyarakat mengenal jurnal, bulletin atau sejenisnya. Jadi, sasarannya mungkin akan terbatas pada masyarakat pembelajar saja. 2. Press releases (Pernyataan media) Apabila perpustakaan ingin tetap eksis dimata publik, maka kita harus tetap melakukan promosi tentang peran dan jasa layanannya. Dalam hal ini kita bisa mengundang berbagai macam media dan kita berbicara mengenalkan perpustakaan kita, kegiatannya, koleksinya, produk-produknya, jasa layanan dan juga fasilitas-fasilitasnya. Karena pers selalu ingin mengeluarkan berita yang up to date dan perkembangan-perkembangan baru. Dalam Press releases hal yang harus kita perhatikan adalah: Apa yang harus dimasukkan pada acara pers, yaitu pada kita harus menyebutkan nama dan alamat organisasi, tanggal acara pers tersebut, jumlah pers yang diundang. Siapa yang harus menerima Press releases Selain cara diatas, cara lain dalam membuat Press releases adalah dengan membuat situs web atau melalui email. Karena sebagian masyarakata kita sudah banyak mengenal dunia ciber, sehingga bisa menarik dan mengajak mereka untuk bergabung dengan perpustakaan dengan cara ini.
3. Writing articles (Menulis arikel-artikel) Untuk mengenalkan perpustakaan, kita bisa menulis artikel- artikel misalnya dalam jurnal, majalah atau surat kabar. Misalnya tentang peran perpustakaan kita bagi masyarakat, tujuan dari perpustakaan kita dan lain sebagainya. Karena editor surat kabar dan media sebenarnya sangat antusias menerima artikel yang menggambarkan sebuah kegiatan perpustakaan atau pusat informasi.. Shela menyarankan bahwa setiap pusat informasi harus menembuhkan editor untuk memberikan kesempatan publisitas secara 5
gratis pada perpustakaan.
4. Organizing visits to the centre (Mengatur kunjungan ke pusat Informasi) Sebagai wujud kita ingin selalu berubah dan maju , maka kita bisa mengadakan studi komperatif atau kunjungan ke berbagai pusat informasi yang layak untuk dijadikan contoh dan bahan referensi demi kemajuan perpustakaan yang kita kelolah agar bisa memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat.
5. Partisipating in conferences, seminar and exhibitions (Mengikuti konferensi, seminarseminar, dan menjadi peserta pameran) Diantara cara dalam melakukan promosi perpustakaan adalah dengan aktifnya pustakawan ataupun petugas perpustakaan dalam mengikuti barbagai macam konferensi, seminar-seminar, tentu saja sebagai pekerta aktif. Akan lebih bagus lagi, apabila kepala perpustakaan sering diundang sebagai pembicara dalam suatu seminar atau konferensi, mempresentasikan dengan power point, mengoperasikan proyektor serta dengan lugas lugas bisa menjawab pertanyaan setiap para peserta. Dengan demikian nama perpustakaan pun akan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Perpustakaan juga aktif menjadi berbagai macam peserta pameran, sehingga secara tidak langsung masyarakat akan mengenal perpustakaan kita. Gunakan pameran tersebut sebaik mungkin untuk menawarkan layanan dan produk-produk yang ada dalam perpustakaan.
6. Publik speaking (Berbicara di publik) Apabila Pustakawan atau pemimpin perpustakaan sering diundang dalam sebuah acara, misalnya seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan dan ditunjuk sebagai public speaking, maka yang akan dikenal bukan hanya nama dari seorang pustakawan atau pemimpin saja, mereka juga akan mengenal lembaga yang membawahinya. Ada beberapa tips apabila kita berdiri sebagai public speaking, yaitu: a. Kita harus berpenampilan menarik, berpakaian rapih dan menjaga perilaku. b. Memberi tahu audien poin utama yang akan dibahas, dan diakhir acara menutup apa yang sudah dijelaskan dimuka. c. Gunakan alat Bantu visual, pandangan mata tertuju pada semua peserta, jangan menghadap dilayar. d. Sebaiknya memberikan handout pada akhir acara selesai, karena kalau itu diberikan diawal pertemuan, para audien akan sibuk membaca dan tidak mendengarkan 6
pembicara. e. Pada sesi Tanya jawab, kita harus memberitahu
apakah setiap pertanyaan akan
langsung dujawab atau akan dijawab diskhir acara.
7. Publications (Membuat publikasi atau menerbitkan) Dalam hal ini kita bisa membuat terbitan yang berisi mengenai jam buka, macam jasajasa layanan, dan mengenalkan koleksi yang ada dalam perpustakaan. Sehingga masyarakat dapat mengenal dan mengatahui keberadaan perpustakaan berikut informasi tentang perpustakaan tersebut.
8. Free leaflets (Membuat selebaran-selebaran) Kita bisa membuat pamplet-pamflet dan menyebarluaskannya secara gratis, free lesflets itu bisa menggambarkan karya dan jasa layanan perpustakaan, berisi tentang visi dan misi, bentuk-bentuk layanan jasa, kegiatan-kegiatan dan lain-lain tentang hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan.
9. Publicity packages (Paket publikasi)
10. Creating a union list of periodicals (Membuat daftar lembaga atau organisasi yang memiliki kumpulan jurnal periodik) Untuk lebih mengenalkan perpustakaan kita, perpustakaan bisa membuat publisitas yang berguna dibidang akademik dan penelitian dengan membuat katalog tentang daftar lembaga atau organisasi yang memiliki jurnal yang terbit secara periodic. Dengan begitu perpustakaan kita bisa menjadi acuan dalam penelusuran informasi jurnal-jurnal. Karena pengetahuan tentang lokasi dari jurnal-jurnal yang berkala tersebut dapat membantu pencari informasi untuk mengakses informasi yang up to date dengan cepat.
11. Organizing seminars and training courses (Mengadakan seminar-seminar dan pelatihanpelatihan) Sebuah perpustakaan atau pusat informasi akan mempunyai banyak kesempatan untuk menyelenggarakan seminar-seminar atau pelatihan di berbagai bidang yang bisa menginformasikan bahwa perpustakaan aktif dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar. Kegiatan tersebut bisa dijadikan ajang promosi perpustakaan, mengenalkan dan memasyarakatkan perpustakaan. 7
Agar perpustakaan kita lebih melakat pada hati para pemustaka, sebaiknya kita tidak hanya melulu para kegiatan sirkulasi peminjaman dan pengembalian dan layanan baca ditempat. Buatlah kegiatan-kegiatan yang bisa memotivasi para pemustaka agar lebih aktif dalam kolabosari ilmu, misalnya mengadakan acara seminar-seminar atau pelatihanpelatihan. Perpustakaan juga bisa membuat kelompok diskusi atau kajian-kajian, bedah buku pada setiap display buku baru dan lain sebagainya. Diantara cara diatas, ada pula beberapa kegiatan yang bisa dilakukan perpustakaan dalam rangka melakukan promosi, antara lain: a.
Menyelanggarakan berbagai pameran buku
b.
Mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
c.
Mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sunber informasi dan pamplet yang berkaitan dengan kurikulum dan berbagai topik lintas kurikulum
d.
Memberikan tentang informasi perpustakaan pada pertemuan murid dan wali murid baru pada perpustakaan sekolah.
e.
Membuat rambu, tanda, serta marka yang efektif didalam dan diluar perpustakaan
f.
Mengadakan wisata perpustakaan
g.
Mengadakan bazaar buku murah
h.
Mengadakan pemutaran film pendidikan,dsb. Disamping tehnik-tehnik diatas, menurut Suherman dalam bukunya “Perpustakaan
Sebagai Jantung Sekolah” mengatakan bahwa cara promosi yang paling efektif dalam melakukan promosi perpustakaan adalah dengan pemustaka education atau pendidikan pengguna (dalam marketing disebut edukasi pasar). Dalam pemustaka education ini perpustakaan mengenalkan macam-macam jasa layanan yang akan diberikan, fasilitas, caracara penggunakaan berbagai fasilitas dan lain-lain.
Kegiatan ini harus selalu dilakukan
secara kontiyu sampai semua kelompok sasaran yang kita tuju dapat menyadari betapa pentingnya peran sebuah perpustakaan bagi kehidupan, yaitu sebagai mita dalam pembelajaran dan merupakan pintu gerbang untuk membuka semua jenis informasi.10 Menurut Thomas vogel pendidikan pemakai (pemustaka education) ini dilakukan untuk menjawab dua pertanyaan, yaitu: 1.
10
Do librarians know what the student perceives about the services in the library?
Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah (Cet 1; Bandung: MSQ Publishing, 2009), hal.
8
2.
Do librarians know what the student really needs to know (or perceives necessary to know) about the library? 11 Selanjutnya, Tintin Sastraatmaja dalam makalahnya yang dibacakan pada acara Orasi
Pengukuhan Pustakawan Utama Tahun 2006, mengatakan bahwa perpustakaan dituntut untuk melakukan promosi
dan pemasaran jasa. Dalam promosi perpustakaan tersebut harus
melakukan beberapa langkah, yaitu:12
1. Langkah pertama dalam promosi perpustakaan adalah harus dimulai dengan membangun citra yang baik dari perpustakaan itu sendiri (brand image), diantaranya dengan melakukan: a- Seluruhh staf dan pustakawan harus bisa berani “tampil beda” dengan melakukan terobosan-terobosan baru dan paradigma baru dalam dunia perpustakaan, misalnya dalam hal layanan dan fasilitas b- Para pustakawan juga harus bisa mengubah pandangan persepsi masyarakat terhadap perpustakaan dari perpustakaan identik dengan buku menjadi per pustakaan identik dengan informasi. Dari pustakawan sebagai pelayan informasi menjadi pustakawan sebagai transfonder dan provider informasi. 2. Langkah kedua adalah menuju people based service (layanan berbasis pengguna). Kemudian memberikan service excellence (layanan prima) dengan mengikuti perkembangan kebutuhan para pemustaka. Oleh karena itu akan sangat diperlukan adanya upaya kerjasama atau kemitraan dengan berbagai macam perpustakaan, baik luar ataupun dalam negeri. Ini semua dilakukan dalam rangka memenuhikebutuhan masyarakat akan informasi. D.
Hambatan- Hambatan Promosi Perpustakaan Dalam melakukan setiap kegiatan atau pekerjaan, tentu kita berharap dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan apa yang kita inginkan atau yang kita targetkan. Akan tetapi tetapi terkadang kita menemukan berbagai macam hambatan, seperti halnya dalam promosi perpustakaan, kemungkinan besar kita akan menemui hambatan-hambatan sebagai berikut:13 1. Hambatan dari dalam (internal) 186-187 Ibid. hal. 187 12 Blasius Sudarsono dan Titiek Kismiyati, Pengukuhan Pustakawan Utama 1995-2007, Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2008), hal. 220 13 Syihabudin Qalyubi dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta: Fakultas 11
9
Dalam hal ini hambatan dari dalam adalah dari perpustakaan itu sendiri, yaitu: a) Masih rendahnya pengetahuan tentang pemasaran oleh para pustakawan b) Penilaian tradisional bahwasannya perpustakaan hanyalah sebagai gudang buku c) Adanya gedung dan fasilitas perpustakaan yang kurang layak atau memadai d) Kurangnya dana untuk pengadaan bahan pustaka dan fasilitas pelayanan e) Lemahnya apresiasi pustakawan terhadap pemustaka 2. Hambatan dari luar (eksternal) Dalam hal ini hambatan dari luar adalah antara lain: a) Komitmen pemimpin dalam mendukung perpustakaan masih sangat lemah b) Menejemen organisasi masih sangat lemah c) Kurangnya minat baca masyarakat dengan memanfaatkan perpustakaan d) Pengguna perpustakaan hanya bersifat sementara e) Staf pengajar/ guru jarang memberi tugas pada para siswa yang bisa mendorong siswa untuk mencari informasi di perpustakaan
Dalam hal lain juga hambatan itu ada pada pustakawan dan petugas perpustakaan itu sendiri, sebagai agen promosi. Sikap para pustakawan dan petugas perpustakaan secara langsung memberikan atau mempengaruhi citra perpustakaan itu sendiri. Apabila pelayanan yang diberikan pustakawan dan petugas perpustakaan dapat menunjukkan kesan yang baik (misalnya ramah, suka membantu, tidak cemberut dan sabar dalam menunjukkan berbagai macam informasi), sehingga para pemustaka merasa puas terhadap layanan tersebut. Dengan demikian mereka akan memberikan informasi kepada masysrakat yang lain akan kepuasan mereka pada perpustakaan tersebut, sehingga para pemustaka yang lain akan tertarik dan termotivasi untuk dating dan memanfaatkan perpustakaan tersebut. E.
Kesimpulan Dalam makalah ini kesimpulan terdiri dari dua bagia yaitu kesimpulan secara
keseluruhan dan review makalah hasil terjemahan Sheila Pantry OBE,dan Peter Griffiths. Setting Up a Library and Informastion Service From Scratch. t.p. 2005. hal. 92-107 . Keberhasilan pemasaran jasa perpustakaan tergantung pada personil pendukunngnya, kemasan layanan yang diberikan dan aktivitas promosi yang dilakukan. Peranan staf perpustakaan sangat menentukan dalam keberhasilan pemasaran. Kemamuan berkomunikasi Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007), hal. 263-264
10
dengan rekan sekerja maupun dengan pemustaka merupakan tuntutan pasar pada masa kini Pemasaran yang berhasil menuntut konsekwensi dan komitmen yang tingi dari semua lapisan yang ada dalam suatyu perpustakaan agar pemberikan jasa informasi dapat berjalan dengan baik, memenuhi target dan memuaskan kebutuhan pemustaka. Tehknik-tehknik
promosi yang dikemukakan oleh Sheila Pantry OBE,dan Peter
Griffiths, sebagian besar berorientasi kepada iklan dan pemberitaan ke luar dan harus mengalokasikan dana tersendiri. Seharusnya dengan perubahan yang cepat terutama pada teknologi informasi juga menuntut suatu perpustakaan untuk berorientasi ke profit dengan menyediakan layanan informasi yang cepat dan akurat yang menjadi tuntutan dari pencari informasi atau pemustaka. Diketahui juga perpustakan mendapat anggaran sebagianbesar hanya dari organisasi induknya. Promosi yang berupa kegiatan yang diselenggarakan di perpustakaan dan melibatkan belum maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Euis Sudarmini, Surya Mansjur, Pemasaran jasa perpustakaan dan informasi dalam jurnal Perpustakaan pertanianVol 10 No.1, Januari 2001 Bogor: Pusat perpustakaan dan penyebaran Teknologi Pertanian, 2001 Lasa, Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pinus, 2009 Pantry OBE, Sheila dan Griffiths, Peter. Setting Up a Library and Informastion Service From Scratch. t.p. 2005. Qalyubi, shihabuddin, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007 Riah Waratningsih. Promosi Perpustakaan, Why Not?. http://riah.staff.uns.ac.id/2009/02/11/promosi perpustakaan-why-not/. diambil tanggal 20 Desember 2009, jam 18.20 Sudarsosno, Blasisus dan Kismiyati, Titiek. Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah, Pengukuhan Pustakawan Utama 1995-2007. Jakarta: Pepustakaan Nasional RI, 2008 Suherman. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah, Referensi pengelolaan perpustakaan sekolah. Bandung: MQS Publishing, 2009 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
12