Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
TEKNIK PENYAMAKAN KULIT BULU KELINCI REX DENGAN BAHAN PENYAMAK KHROM R. DENNY PURNAMA Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Kulit mentah dapat dimanfaatkan setelah melalui proses penyamakan sehingga kulit menjadi stabil clan tahan terhadap pengaruh fisik kimia clan biologi . Untuk kulit berbulu dikenal beberapa metoda penyamakan diantaranya adalah penyamakan khrom clan merupakan metoda terbaik yang dihasilkan baik untuk kualitas fisik ataupun secara organoleptik. Percobaan penyamakan kulit bulu kelinci Rex telah dilakukan di Balitnak dengan metoda bahan penyamak khrom dengan berbagai formulasi . Makalah ini merupakan hasil uji coba penyamakan kulit bulu kelinci Rex clan telah memberikan hasil yang cukup baik. Kata
kunci :
Wit bulu, kelinci Rex, penyamakan khrom PENDAHULUAN
Kulit mentah sebagai bahan baku industri kerajinan, baru dapat dimanfaatkan setelah melalui rantai penyamakan . Tujuan penyamakan adalah untuk mengubah sistim tenunan serabut kolagen yang semula labil menjadi lebih stabil clan tahan terhadap pengaruh fisik, kimia clan biologi (JUDOAMIDJOYO, 1979). Penggunaan bahan penyamak sangat tergantung dari tujuan akhir produk yang diinginkan, karena bahan penyamak akan menentukan hasil akhir dari suatu produk. Khusus untuk penyamakan kulit bulu dikenal beberapa metode penyamakan diantaranya : penyamakan khrom, formalin, pasta clan larutan garam asam, pasta clan larutan garam alun, clan garam salpeter alum soda (Kellog ; 1984) . Tiap metoda penyamakan kulit bulu akan menghasilkan kwalitas kulit samak yang berbeda antara satu dengan lainnya . Raharjo et al. 1990, melaporkan hasil penelitiannya bahwa dari beberapa metoda penyamakan kulit bulu kelinci Rex yang dilakukan, metoda penyamakan khrom merupakan metoda terbaik unutk kwalitas fisik clan pada penilaian organoleptik . Kegiatan penyamakan kulit bulu kelinci Rex, selama ini selalu dikerjakan di Balai Besar Industri Barang Kulit, Karet clan Plastik (BBKKP) Yogyakarta sebagai kerjasama penelitian . Untuk mengurangi ketergantungan teknologi, di Balitnak telah dilakukan percobaan penyamakan kulit bulu kelinci Rex dengan harapan kelak dapat membentuk laboratorium penyamakan kulit dalam Program Pasca panen. Berbekal pengetahuan teknis penyamakan kulit dari Latihan Teknik Penanganan Pasca Panen Hasil Petemakan (daging clan
74
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
kulit) tahun 1991 dan personal komunikasi dengan staf BBKKP Yogyakarta, percobaan mulai dilakukan dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1994. Tulisan makalah ini merupakan salah satu hasil percobaan yang memberikan kualitas terbaik pada metoda penyamakan khrom di Balitnak dan dapat menyamai kualitas kulit samak bulu dari BBKKP. Deskripsi Bahan Penyamak Khrom Bahan penyamak khrom merupakan bahan mineral hasil konversi dari Dikromat menjadi chrom Sulfat atau Cr2 (S04)3 yang bervalensi 3+ dan memenuhi kemampuan menyamak . Dipasaran dikenal dengan merek dagang Chromatan, Chromosal B, Chrom Alum, Nantrium Bicharbonat dan sebagainya (ANONYMOUS 1976) . PURNOMO (1985), mengemukakan bahwa ikatan yang terjadi antara khrom dengan kolagen kulit akan membentuk ikatan silang yang terjadi karena kemampuan bereaksi molekul khrom yang bervalensi 3 terhadap gugus amino pada protein kolagen kulit yang reaktif. Keunggulan bahan penyamak khrom adalah dapat menghasilkan kulit samak yang bersifat lemas, kuat dan tahan terhadap air mendidih (SHARP HOUSE, 1975) . Dagram Alir Proses Penyamakan Kulit Bulu Presoaking
Pengarn lasan (Buffing)
T
Perentaman (Soaking)
Perentangan (Togling)
T
Buang daging dan lemak (Degreasing) Scouring I
Peminyakan (Fat Liquori ng Penyamakan ulang (Retaning)
Penguatan bulu (Pretanin
T
Pengasaman (Pickling) Penyarnakan (Tanning)
BAHAN DAN CARA KERJA Bahan a. b.
Kulit bulu kelinci Rex hasil pengawetan Kemikalia : air bersih, Teepol, Hypoklorit, Sandopan, Soda abu (Na2CO3), Formalin, BCG indikator, garam (NaCI), Asam Semut (HCOOH), Asam Sulfat (H2S04), Chromosal B dan Minyak Sulfat.
75
Temu Teknis Fungsionnl Non Peneliti 1001
c.
Alat : Gelas ukur, gelas piala, kertas pH, pipet, timbangan, ember, kompor, corong, mesin penyamak, kuda-kuda dari kayu dan alat peregang.
Cara Kerja Proses penyamakan kulit bulu kelinci Rex dilaksanakan di Balitnak Ciawi dari tanggal 2 Juni 1992 sampai dengan 5 Juni 1992. Metoda yang dipakai dalam proses penyamakan kulit bulu adalah dengan bahan penyamak khrom dengan merk Chromosal B. Perhitungan kemikalia yang digunakan serta waktu tahapan pada masing-masing proses dihitung berdasarkan karakter dari bahan yang akan disamak . Proses pengadukan dilakukan secara manual clan dengan menggunakan mesin pengaduk kulit (Gambar 1 .)
Gambar 1 . Mesin pengaduk kulit
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
Tahapan kegiatan dan fonnulasi kemikalia dapat dilihat pada matrik dibawah ini angga V-~~
3-G-92
4-G-92
5-G-92
atena Kulitkermg Air Teepol Hypoklorit
500 0,5 gr/It 0,5 gr/lt
Or/It Jbt gr 2,81t 1,4 gr 1,4 gr
Scouring 1
Kulit basah Air Sandopan Na,CO,
300 3 gr/It 1 gr/It
1942 gr 5,81t 17 gr 5,8 gr
(Bloten)
Scouring Il
Air Sandopan Na,CO,
300 3 gr/lt 1 gr/lt
5,8 gr 17 gr 5,8 gr
- diaduk 1 jam - air dibuang
Penguatan bulu (Furtigh tanning)
Air Formal:n Na,CO, -
300 3 1,5
5,8 It 58 gr 29 gr
direndam 1 jam dibagi 3 tahap tiap tahap 30 menit air dibuang
Pengasaman (Pickling)
Air Garam HCOOH HIS04
100 10 0,5 0,9
2 It 194 gr 0,7 gr 17 gr
diputar 15 menit diputar 15 menit dibagi 3 tahap 2 tahap masing-masing 15 menit 1 tahap terakhir diputar 2 jam
Penyamakan (Tanning) Basyting
Cromosal B
10
1194 gr
diputar 2 jam
Na,_CO,
2
38 gr
Netralisasi
Kulit Wet blue Air 45 ,C Na,_CO,
150 1,5
1912 gr 2,8 It 38 gr
dibagi 3 tahap tiap tahap 15 menit Kulit diperam dalam mesin 1 malam Air dibuang
Penyamakan ulang
Chromosol B Air
5 200
95 gr 3,8 It
Penggemukan (Fat liquoring)
Air 45 ,)C Minyak Sulfat
80 8
Fixation
HCOOH
1
19 gr
Perentangan (Toggling)
Diputar 15 menit Ditiriskan/dipeRam 1 malam
-
-
-
Pada saat kulit '/ kering dilakukan berulang-ulang
o
i
1,5 It 152 gr
eterangan
-
roses eren aman (Soaking)
-direndam - 2 s/d 14 jam
- diaduk I jam - air dibuang
diputar 1 jam air dibuang
I I diputar 1 jam air dibuang
Diputar 1,5 jam
dan
Temu Teknis Fungsionnl Non Peneliti 2001
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas kulit samak bulu kelinci Rex yang disamak dengan metoda penyamakan khrom di Balitnak pada penilaian secara organoleptik tidak berbeda dengan kulit samak basil penyamakan BBKKP. Sedangkan untuk kualitas fisik seperti kekuatan regang, kekuatan tarik, kekenyalan tidak diuji, tetapi diperkirakan akan mendekati hasil pengujian pada kulit samak dari BBKKP. Pengujian organoleptik ulang terutama mengenai kerontokan bulu pada tahun 2000, kulit samak bulu masih dalam keadaan baik (tidak rontok) dan ini membuktikan bahwa kualitas kulit samak cukup baik dan dapat dikembangkan di Balitnak. Sedangkan kunci keberhasilan penyamakan yang dilakukan di Balitnak adalah kemampuan memodifikasi formula sesuai dengan material yang akan disamak sehingga ketepatan formula berperan pada keberhasilan tersebut dan juga kesabaran dalam melaksanakan tahapan demi tahapan proses penyamakan . Adapun maksud dan tujuan dari masing-masing proses penyamakan kulit bulu adalah sebagai berikut : 1 . Proses rumah basah (Beam House Operation) a. Proses perendaman (Soaking) Sebelum proses perendaman dilakukan proses perendaman awal (presoaking) dengan tujuan untuk membesarkan pori-pori sehingga memudahkan proses soaking . Proses soaking bertujuan untuk mengembalikan keadaan kulit yang telah diawet kedalam bentuk semula (seperti segar), untuk membersihkan kulit dari kotoran yang melekat dan sisa-sisa bahan pengawet dan melarutkan protein kulit. Kemikalia yang dipakai adalah air, bahan pembasah (wetting agent) seperti sabun, teepol dan sandocynil dan bahan antiseptik untuk mencegah pembusukan seperti klorit, cresolic acid, atau dapat juga dipakai bahan yang berfungsi sebagai pembasah dan sebagai antiseptik seperti cysmolon atau moluscal dan lain-lain . Waktu perendaman berkisar antara antara 2 jam sampai 14 jam sampai kondisi kulit kembali seperti semula . Hal ini sangat penting karena jika proses penyegaran tidak sempurna dapat menyulitkan proses penetrasi bahan penyamak. Dalam proses ini diperlukan kesabaran, jika diperlukan dapat dilakukan peremasan pada kulit bulu agar penetrasi bahan pembasah berlangsung cepat . b.Proses pembuangan sisa lemak dan daging (degreasing) Pada proses ini sisa-sisa daging dan lemak dibuang dengan pisau seset, akan tetapi jika ada proses pengulitan lapisan sub cutisnya dibuang maka tidak perlu dilakukan . Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan sisa lemak dan daging yang dapat menghambat penetrasi bahan penyamak kedalam kulit. Selanjutnya dilakukan proses Scouring I dan II dengan penambahan degreasing agent yaitu sandopan dan Na2COs .
78
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
Dalam proses ini bertujuan untuk mengemulsikan asam lemak pada lapisan kulit dan yang terdapat pada bulu dengan melalui pencucian akan larut dan terbuang. c . Proses penguatan bulu (Furtigh tening) Proses ini disebut juga dengan pre tanning atau penyamakan pendahuluan dengan tujuan untuk menguatkan kedudukan bulu pada kulit agar tidak mudah rontok. Kemikalia yang dipakai adalah formalin dan Na2COs (soda abu) Takaran yang tepat dan waktu rendam yang yang sesuai harus benar-benar diperhatikan agar kulit bulu tidak terlanjur tersamak (mati samak) pada proses ini karena akan menyulitkan penyamakan khrom. d. Proses pengasaman (Pickling) Proses pengasaman harus dilakukan secara hati-hati, karena bahan kimia yang digunakan erupa asam kuat yang sangat berbahaya baik terhadap pelaksananya maupun kulit itu sendiri (Untari, 1999). Proses ini bertujuan untuk menyesuaikan pH kulit dengan pH bahan penyamak (Oetoyo et al . 1989) karena bahan penyamak khrom mempunyai pH rendah yaitu (3 - 4). PURNOMO DAN WAZAH (1984) mengemukakan bahwa pengasaman dapat berfungsi sebagai pengawet kulit. Didalam pengasaman pada prinsipnya mengkombinasikan antara asam kuat dan asam lemah. Kemikalia yang dipakai adalah asam sulfat (H2SO4) dan asam semut (HCOOH) . Yang perlu diperhatikan dalam penambahan H2SO4 harus diencerkan 10 kali terlebih dahulu dan penambahan dibagi 3 tahap. Sebelum proses pengasaman, kulit bulu kelinci Rex dimasukkan dalam larutan garam, hal ini dilakukan untuk mencegah dari pembengkakan yang berlebihan pada kulit yang diasamkan . Proses pengasaman telah selesai jika kulit disayat lalu ditetesi dengan BCG indikator akan berubah warna menjadi warna kuning . 2. Proses penyamakan khrom (Tanning) Proses ini bertujuan untuk mengubah fibril-fibril pada kolagen kulit menjadi masak dan berikatan dengan bahan penyamak sehingga kulit menjadi stabil dan tahan terhadap pengaruh fisik, kimia dan mikrobiologis . Untuk menguji kematangan penyamakan kulit bulu dilakukan boiling test (uji kerut) : yaitu dengan cara mengambil sampel kulit bulu ukuran 2 x 2 cm untuk direbus dan bila bentuknya tidak mengalami perubahan berarti kulit yang disamak telah matang . Untuk mengetahui prosentase kematangan kulit samak dapat dihitung dengan rumus kematangan penyamakan sebagai berikut Kematangan penyamakan =
Luas awal - luas akhir Luas awal
x
100%
79
Temu Teknis Fungsional Non Peneliei 2001
a.Proses menaikan basisitas (Basyting) Proses ini bertujuan untuk menaikan pH menjadi basa. Kemikalia yang dipakai adalah Na2CO3. Dengan naiknya pH menjad basa maka akan memudahkan dalam proses selanjutnya . b.Proses Netralisasi Proses ini bertujuan , untuk menetralkan kulit wet blue dari asam yang berasal pada proses pengasaman dan asam dari hidrolisa zat penyamak khrom. Asam-asam yang dinetralisir adalah asam yang terdapat diantara serat-serat kulit yang belum hilang pada proses pencucian . Apabila asam tersebut tidak hilang maka dapat mempengaruhi proses peminyakan karena akan mengemulsikan minyak clan pecah dipermukaan kulit. Air yang dipakai adalah air hangat 450C ditambah dengan Na2CO3 dan diputar selama 60 menit. c.Proses Penyamakan Ulang (Re tanning) Bertujuan untuk menyempumakan hasil penyamakan . Dalam penyamakan ulang dapat dikombinasikan dengan bahan penyamak sintetis seperti Irgatan, Basintan dan lain-lain atau tetap menggunakan khrom . d.Proses penggemukan (Fat Liquoring) Tujuan proses ini adalah untuk melemaskan serat-serat kulit sehingga menjadi lembut, untuk memperkecil daya serap air dan juga untuk memberikan kilap pada bulu sehingga dalam penilaian organoleptik dapat memberikan hasil yang baik pada penampilan kulit secara keseluruhannya . Kemikalia yang dipakai adalah minyak sulfat dan air hangat dengan suhu 45 0 C. e. Proses Fixasi Proses ini bertujuan untuk menahan minyak yang telah diserap kulit pada proses penggemukan agar tidak keluar lagi . Kemikalia yang dipakai adalah asam semut (HCOOH) . f Proses Pemeraman (Aging) Proses ini bertujuan untuk membiarkan kulit yang telah disamak berproses terus untuk pematangan . Caranya adalah kulit yang telah difiksasi diperah aimya lalu ditiriskan pada kuda-kuda yang disediakan dan dibiarkan selama semalam . g . Proses perentangan (Toggling) Proses ini merupakan proses tahap terakhir yaitu untuk meregangkan kulit sampai seregang-regangnya . Caranya adalah kulit samak bulu yang setengah kering diregangkan pada alat peregang secara berulang-ulang sehingga kulit samak menjadi lemas . Jika kulit disamak bersama sub cutis untuk meratakan dapat dilakukan proses pengamplasan (Buffing) . (gambar 3 . cara melakukan perentangan, gambar 4. cara melakukan pemeraman).
80
Tentu Teknis Fungsionnl Non Peneliti 200/
Gambar 2 . Cara melakukan pemeraman
uatnbar 3. Cara melakukan perentangan
81
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
KESIMPULAN Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyamakan kulit bulu kelinci Rex dengan metoda penyamakan khrom yang dilakukan di Balitnak dan telah memberikan hasil yang baik terhadap mutu kulit samak . Dengan sumberdaya manusia yang ada, sudah saatnya dibentuk laboratorium penyamakan kulit pada program Pasca Panen untuk kebutuhan menunjang kegiatan penelitian . UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan kerja tercinta Ibu Endang Sri Irawanti (alm.) yang telah banyak membantu dalam melakukan percobaan ini, Bapak Dr Yono C.Raharjo yang telah mengijinkan untuk melakukan percobaan dan juga kepada Staf Teknisi BBKKP Yogyakarta yang telah memberi informasi secara personal . Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pembahas dan Tim Makalah sehingga tulisan ini dapat selesai. DAFTAR BACAAN 1976. Pedoman Penyamakan Kulit dan Penggunaannya. Proyek Cess Pusat- Balai Penelitian Kulit Yogyakarta.
ANONYMOUS,
R.M. 1979. Kondisi kulit di Indonesia - Pendidikan Keterampilan Teknis Laboratorium Pengendalian Mutu. Dep . Teknologi Hasil Pertanian . Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
JUDOAMIDJOYO,
1984. Home Tanning & Water craft Simplified Second Print, Capita City Press . Manufactured in the USA .
KELLOG,
M . LUTFI, WIDARI DAN WIDHIATI, 1989. Penyamakan Kulit Samak Kombinasi dengan Bahan Penyamak Alumunium Sebagai Bahan Penyamak Pendahuluan . Majalah Barang Kulit, Karet dan Plastik. BBKKP, Yogyakarta. II (5) : 3 - 5.
OETOJO, B .,
E. 1985 . Pengetahuan Dasar Teknologi Penyamakan Kulit . Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.
PURNOMO,
1984. Teknologi Penyamakan Kulit. Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta .
PURNOMO, E DAN WAZAH,
K. SURADI, T . SARTIKA DAN B. OETOJO . 1990. Pengaruh berbagai jenis bahan penyamak dalam penyamakan kulit bulu terhadap kualitas samak kelinci Rex . Prosiding Seminar Kimia dan Teknologi Kulit Indonesia BBKKP Jogyakarta . pp: 146 - 151 .
RAHARJO, Y .C ., A . BUDIMAN,
82
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 1001
J.H. 1975 . Leather Technicians Hand book. Leather Producers Association 9 th Thomas Street, London .
SHARP HOUSE,
S, 1999. Penyamakan kulit kelinci. Materi Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelinci untuk Menunjang Industri Daging dan Kulit tanggal 7 Agustus 1999 di Balitnak Ciawi. BBKKP Yogyakarta .
UNTARI .