Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Gamaliel Septian Airlanda, M.Pd
Kembali Menekankan
WHY DO WE EVALUATE ???
Program/ Project Improvement Maximize the impact of limited resources Project Accountability Understand and Work Effectively within Context Improve group dynamics and processes Build support for programs/projects Deal with uncertainty and change
Evaluasi berdasarkan Taksonomi Bloom
Kemampuan dasar yang telah melewati proses
Kunci Keberhasilan Evaluasi Tujuan (Goals) Measurement Scale
Administrator
1. Dikembangkan dalam bentuk indikator atau satu set pertanyaan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya
1. Dikembangkan secara obejektif dan sesuai dengan indikator evaluasi yang telah ditentukan sebelumnya 1. 2. 3. 4.
Patuh pada langkah evaluasi Fokus dalam program Peka terhadap perubahan Memanfaatkan pihak lain atau lingkungan sekitar
Metode yang Harus Dikembangkan Kontinyu (continue) • Monitoring harus dilakukan secara terus menerus sebelum pengambilan keputusan akhir
Multiple • 1. Multiplayer: semakin banyak yang terlibat semakin memberikan gambaran konkret • 2. Multilevel: dampak yang terus meningkat, dilihat dari beberapa sudut pandang, melaksanakan beberapa action
Transparansi • Hasil evaluasi dan perkembangannya menjadi konsumsi administrator dan evaluan
New Methods • Jika ingin mendapatkan hasil evaluasi yang baik selalu gunakan metode yang terbaru
Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Tes tertulis
Wawancara
Adalah metode dan alat yang digunakan dalam rangka melakukan evaluasi hasil belajar.
Teknik evaluasi hasil belajar yang sering diterapkan disekolah adalah: Teknik
Tes
Teknik
Non Tes
Teknik Tes Adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas, baik pertanyaan mapun tugas lain. Fungsi tes Sebagai
alat pengukur terhadap peserta didik.
Sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Tes) Penggolongan Tes Tes
awal (pre test)
Digunakan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan.
Tes
seleksi (ujian saringan/ujian masuk)
Digunakan untuk memilih calon peserta baru dengan materi sesuai prasyarat yang telah ditentukan.
Tes
- Berdasarkan fungsi
Akhir (post tes)
Digunakan untukmenguji apakah materi pokok telah dikuasai .
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Tes) Penggolongan Tes
Tes
formatif
Tes yang dilaksanakan untuk mengatahui apakah peserta didik “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan.
Tes
diagnostik
Tes yang dilaksanakan untuk menentukan tingkat kesulitan yang dihadapi peserta didik.
Tes
- Berdasarkan fungsi
sumatif
Tes yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesaidiberikan.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Tes) Penggolongan Tes
- Berdasarkan aspek
psikis Tes intelegensi
Tes yang dilaksanakan untuk mengungkap kecerdasan seseorang.
Tes
Tes yang dilaksanakan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus seseorang.
Tes
kemampuan sikap
Tes yang dilaksanakan untuk mengungkap kecenderungan seseorang untuk melakukan respon.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Tes) Penggolongan Tes
- Berdasarkan aspek
psikis Tes Kepribadian
Tes yang dilaksanakan untuk mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang bersifat lahiriah (gaya bicara, nada suara, cara berpakaian).
Tes
hasil belajar (tes pencapaian)
Tes yang dilaksanakan untuk mengungkap tingkat pencapaian hasil belajar.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Tes) Penggolongan Tes Tes
Individual
Tes yang dilaksanakan peserta hanya seorang berhadapan dengan yang memberi tes.
Tes
lain-lain
kelompok (group tes)
Tes yang dilaksanakan peserta lebih dari satu orang berhadapan dengan pemberi tes.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Tes) Penggolongan Tes
dari segi
waktu Power Tes
Tes yang dilaksanakan tanpa batasan waktu penyelesaian.
Speed
Tes
Tes yang dilaksanakan ada batasan waktu dalam penyelesaian.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Tes) Penggolongan Tes
dari segi pengajuan
pertanyaan Tes Tertulis (pencil and paper test)
Tes yang dilaksanakan dalam mengajukan butir pertanyaan dan jawaban dilakukan secara tertulis.
Tes
Lisan
Tes yang dilaksanakan dalam mengajukan butir pertanyaan dan jawaban dilakukan secara lisan.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Non Tes) Penggolongan
evaluasi hasil belajar non Tes Pengamatan (observasi)
Tes yang dilaksanakan dengan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Wawancara
Tes yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Teknik Non Tes)
Penggolongan evaluasi hasil belajar non Tes Angket
(kuesioner)
Tes yang dilaksanakan dengan memberikan kumpulan pertanyaan untuk diberikan jawaban baik oleh pserta didik maupun orang tuanya.
Pemeriksaan
Dokumen
Tes yang dilaksanakan dengan mengumpulkan informasi melalui catatan – catatan yang telah tersedia.
Keuntungan dan kerugian penggunaan beberapa tipe tes/non-tes
(advantages and disadvantages of different types of tests)
1- Oral examinations Disadvantages
1. Lack standardization. 2. Lack objectivity and reproducibility of results. 3. Permit favoritism and possible abuse of the personal contact.
4. Suffer from undue influence of irrelevant factors. 5. Suffer from shortage of trained examiners to administer the examination. 6. Are excessively costly in terms of professional time in relation to the limited value of the information it yields.
2- Practical examinations Advantages 1. Provide opportunity to test in realistic setting skills involving all the senses while the examiner observes and checks performance. 2. Provide opportunity to confront the candidate with problems he has not met before both in the laboratory and at the bedside, to test his investigative ability as opposed to his ability to apply ready-made "recipes". 3. Provide opportunity to observe and test attitudes and responsiveness to a complex situation (videotape recording). 4. Provide opportunity to test the ability to communicate under Pressure, to discriminate between important and trivial issues, to arrange the data in a final form.
2- Practical examinations Disadvantages 1. Lack standardized conditions in laboratory experiments using animals, in surveys in the community or in bedside examinations with patients of varying degrees of cooperativeness. 2. Lack objectivity and suffer from intrusion or irrelevant factors. 3. Are of limited feasibility for large groups. 4. Entail difficulties in arranging for examiners to observe candidates demonstrating the skills to be tested.
3- Essay examinations Advantages 1. Provide candidate with opportunity to demonstrate his knowledge and his ability to organize ideas and express them effectively Disadvantages 1. Limit severely the area of the student's total work that can be sampled. 2. Lack objectivity. 3. Provide little useful feedback. 4. Take a long time to score
4- Multiple-choice questions Advantages 1. Ensure objectivity, reliability and validity; preparation of questions with colleagues provides constructive criticism. 2. Increase significantly the range and variety of facts that can be sampled in a given time. 3. Provide precise and unambiguous measurement of the higher intellectual processes. 4. Provide detailed feedback for both student and teachers. 5. Are easy and rapid to score.
4- Multiple-choice questions Disadvantages 1. Take a long time to construct in order to avoid arbitrary and ambiguous questions. 2. Also require careful preparation to avoid preponderance of questions testing only recall. 3. Provide cues that do not exist in practice. 4. Are "costly" where number of students is small.
TEKNIK MENYUSUN TES
Rencana Penyusunan Tes
Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal
Tipe tes yang akan digunakan (essay / objektif)
Aspek kemampuan yang akan diuji (ex: C1 s/d C6) Format butir soal Jumlah butir soal Distribusi tingkat kesukaran soal Beberapa pertimbangan lain Kisi-Kisi Tes
Etika Tes
Kerahasiaan hasil tes
Keamanan tes
Interpretasi hasil tes
Penggunaan tes
Ranah Tes
Kognitif: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5); evaluasi (C6)
Afektif: menerima (A1), menanggapi (A2), menilai (A3), mengelola (A4), dan menghayati (A5).
Psikomotorik: (P1) Perception (persepsi); (P2) Set (kesiapan); (P3) Guided Response (gerakan terbimbing); (P4) Mechanical Response (gerakan terbiasa); (P5) Complex Response (gerakan kompleks); (P6) Adjusment (penyeuaian pola gerakan); (P7) Creativity (kreativitas)
Penyusunan Butir Soal
Jumlah butir soal terkait langsung dengan reliabilitas dan representasi cakupan materi.
Hal-hal yang harus diperhatikan: Jumlah
keseluruhan
Jumlah
utk masing-masing topik bahasan
Jumlah
utk masing-masing format
Jumlah
utk masing-masing tingkat kesukaran
Jumlah
utk masing-masing ranah
Prinsip dalam Penyusunan Butir Soal Gunakan tipe tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang cocok 2. Batasi ruang lingkup tes yang pasti 3. Pertanyaan untuk mengukur tujuan hasil belajar yang penting saja 4. Pertimbangkan kemampuan menulis peserta tes 5. Makin banyak jumlah butir soal untuk setiap perangkat soal makin baik 6. Hendaknya pertanyaan menuntut jawaban yang bersifat baru dari peserta 7. Pergunakan kata-kata deskriptif, misalnya definisikanlah, bandingkanlah, berilah contoh, dll. 8. Dalam setiap soal harus dijelaskan skor maksimal untuk jawaban yang benar 9. Jangan mulai kalimat dengan kata Apa atau Siapa. 10. Buatlah Kisi-kisi 1.
Kisi-kisi Tes
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis tes atau merakit tes
Penyusunan Jumlah Butir Soal Menentukan Batasan Soal Tes
Contoh Tes Sumatif dengan 5 Bab 1.
Tentukan prosentase pada tiap bab Ex: Bab I
: 10%
Bab IV : 25%
Bab II : 20%
Bab V : 25%
Bab III : 20% 2.
Tentukan jumlah soal keseluruhan misal : 100 butir
3.
Buatlah spesifikasi dengan perhitungan jumlah butir soal tiap bab
Menentukan jumlah butir soal tiap bab a.
Bab I
: 10% x 100
= 10 butir
b.
Bab II
: 20% x 100
= 20 butir
c.
Bab III
: 20% x 100
= 20 butir
d.
Bab IV
: 25% x 100
= 25 butir
100 Butir
Bab V : 25% x 100 = 25 butir Setiap bab memiliki pengetahuan kognitif yang harus dipetakan, yaitu C1, C2, C3, C4, C5, C6. MAKA SELANJUTNYA : • Menentukan Prosentase tiap tingkat pengetahuan kognitif Ex : C1 : 15% C4 : 20% C2 : 20% C5 : 15% C3 : 25% C6 : 5% e.
Menentukan jumlah butir soal tiap pengetahuan tiap Bab
Bab I C1 : 15% x 10 butir = 1,5 = 1 soal C2 : 20% x 10 butir = 2 soal C3 : 25% x 10 butir = 2,5 = 3 soal C4 : 20% x 10 butir = 2 soal C5 : 15% x 10 butir = 1,5 = 1 soal
C6 : 5% x 10 butir = 0,5 = 1 soal Bab II …… Bab III …… Bab IV …… Bab V …….
10 Butir
Penskoran Agar penilaian diperhatikan :
objektif
perlu
a.
Apakah jawaban yang paling baik untuk satu butir pertanyaan uraian ?
b.
Butir-butir apa saja yang harus terdapat dalam jawaban pertanyaan uraian ?
c.
Apakah ada butir yang lebih penting di antara butir-butir jawaban yang diharapkan ?