I. PENDAHULUAN Technopark merupakan salah satu bentuk wadah untuk menghubungkan institusi perguruan tinggi dengan dunia industri. Definisi dari Technopark atau Sciencepark adalah suatu kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat. Pembangunan techno park atau science park adalah salah satu upaya penguatan sistem inovasi dengan cara meningkatkan interaksi dan kolaborasi diantara sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat. Penguasaan, pemajuan dan pemanfaatan IPTEKIN (ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi) sangatlah penting guna mendukung peningkatan daya saing daerah melalui upaya pembangunan daerah yang lebih progresif, inklusif, dan berkelanjutan. Technopark memiliki beberapa fasilitas, antara lain inkubator bisnis, angel capital, seed capital, venture capital. Stakeholder dari suatu technopark biasanya adalah pemerintah (biasanya pemerintah daerah), komunitas peneliti (akademis), komunitas bisnis dan finansial. Stakeholder bekerjasama untuk mengintegrasikan penggunaan dan pemanfaatan bangunan komersial, fasilitas riset, conference center, sampai ke hotel. Bagi pemerintah daerah, technopark menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah. Bagi para pekerja yang berpendapatan cukup tinggi, technopark memiliki daya tarik karena situasi, lokasi dan lifestyle.
Di dalam RPJMN 2015-2019, BPPT adalah salah satu lembaga yang diamanahkan untuk melaksanakan program nasional Quick Win Pengembangan 100 Techno Park/Science Park. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu disusun Panduan Pengembangan Techno Park/Science Park yang akan menjadi acuan BPPT dalam melaksanakan program Quick Win. Fasilitasi Pembangunan Techno Park/Science Park yang bertujuan untuk membangun persepsi mengenai konsep Techno Park/Science Park. \
KEGIATAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN TEKNOLOGI NASIONAL (HAKTEKNAS) KE-20 DAN PAMERAN PRODUK INOVASI (PPI) Tempat: GedungLawangsewu, TuguMuda, Semarang Hari, Tanggal : Sabtu, 24Oktober 2015
Jadw al
Jabatan, PembicaradanAcara
TENTATIVE AGENDA WORKSHOP “PENGEMBANGAN DIGITAL SCIENCE TECHNOPARK” 08.30 Registrasipeserta workshop 09.00 09.00 Pembukaan workshop Kabadan Litbang SDM 09.30 09.30 Coffee Break 09.45 SESI PANEL “Pengembangan Model BisnisdanKelembagaanInkubatordanTechnoparkbidang ICT” 09.45 Bappenas Moderator: – Kemenristek Puslitbang PPI – 12.15 Telkomsel Kominfo BPPT 12.15 – 13.00ISHOMA SESI PANEL “PenguatanJejaringPenelitiandanBisnisuntukmendukungInkub atordanTechnoparkbidang ICT “ Bandung Technopark Moderator: Badan Litbang SDM-Kemkominfo Balitbang Prov. Jateng KomunitasInkubasiTechn Semarang IKITAS Kemenperin 15.30 – 15.45 PENUTUPAN oleh Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo
II. ROUNDOWN ACARA
III. PELAKSANAAN WORKSHOP “PENGEMBANGAN DIGITAL SCIENCE TECHNOPARK” Workshop Pengembangan Digital Science Technopark ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24Oktober 2015 bertempat di GedungLawangsewu, TuguMuda, Semarang. Kegiatan workshop ini dihadiri oleh berbagai macam kalangan seperti praktisi, akademisi, perwakilan pegawai pemerintahan dan mahasiswa-mahasiswa yang memang berkompeten dalam bidang teknologi. Kegiatan workshop ini dibuka secara langsung oleh Kepala Badan Litbang SDM Bapak Basuki Iskandar. Beliau memberikan penjelasan tentang betapa pentingnya pengembangan STP di Indonesia. Pembangunan techno park/science park adalah salah satu upaya penguatan sistem inovasi dengan cara meningkatkan interaksi dan kolaborasi diantara sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat. Penguasaan, pemajuan dan pemanfaatan IPTEKIN (ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi) sangatlah penting guna mendukung peningkatan daya saing daerah melalui upaya pembangunan daerah yang lebih progresif, inklusif, dan berkelanjutan. Dalam pembangunan Digital Science Techo park di Indonesia dibutuhkan dukungan dari berbagai macam kalangan, baik itu praktisi, akademisi, pemerintahan maupun mahasiswa. Karena seyogyanya kegiatan pembangunan STP ini adalah untuk menjembatani dan menyatukan berbagai macam elemen diatas agar dapat menciptakan suatu aliran informasi dan teknologi dengan lebih efektif dan efisien.
Pelaksanaan kegiatan workshop ini dibagi menjadi dua panel, panel pertama membahas tentang “Pengembangan Model BisnisdanKelembagaanInkubatordanTechnoparkbidang ICT” dan panel kedua membahas tentang “Penguatan Jejaring Penelitian dan Bisnis untuk Mendukung Inkubator dan Technopark bidang ICT”.
A. SESI PANEL SATU “Pengembangan Model Bisnis dan Kelembagaan Inkubator dan Technopark bidang ICT” Sesi panel pertama ini berisikan pemaparan-pemaparan dari perwakilan Bappenas, Kementrian Riset dan Teknologi, Telkomsel, dan BPPT.
Pemaparan oleh Kepala Bappenas Dr. Ir. Mesdin Kornelis Simarmata, MSc
Dalam pemaparannya, Mesdin Kornelis Simarmata membahas tentang Sasaran, arah kebijakan, dan strategi pembangunan Science Technopark (STP). Sasaran kebijakan yang dilakukan oleh Bappenas adalah tercapainya 100 Techno park di daerah-daerah Kabupaten atau Kota dan Science Park di Provinsi. Pada pelaksanaan kegiatannya, bappenas menentukan arah kebijakan mereka sebagai berikut : I.
Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science Techno Park, N–STP) diarahkan berfungsi sebagai: 1)
Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;
2)
Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju;
3)
Pusat layanan teknologi maju ke dunia usaha dan industri.
II.
Pembangunan Taman Sains (Science Park) di Provinsi diarahkan berfungsi sebagai
III.
1)
Penyedia pengetahuan teknologi terkini kepada masyarakat;
2)
Penyedia solusi–solusi teknologi yang tidak terselesaikan di techno park;
3)
Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
Pembangunan Taman Tekno (Techno Park) di Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai: 1)
Pusat penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di Kabupaten/Kota;
2)
Tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas; Pembangunan-pembangunan diatas dapat dicapai dengan menggunakan beberapa strategi yaitu :
Pembangunan N–STP dengan:
1. Revitalisasi Kawasan Penelitian menuju N–STP yang maju dan modern. 2. Pembangunan N–STP baru di sektor–sektor unggulan.
3.
Pembangunan N–STP berbasis Perguruan Tinggi
Pembangunan Taman Sains – Provinsi melalui:
1.
Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi untuk Taman Sains yang berafiliasi dengan Universitas
2.
Kementerian/Lembaga untuk Taman Sains yang sesuai dengan kompetensi K/L yang sudah terbangun.
Pembangunan Taman Tekno – Kabupaten/Kota melalui K/L sesuai dengan kompetensi, dengan berafiliasi dengan universitas/politeknik terdekat.
Beliau juga menyampaikan beberapa model atau ragam techno park yang ada, diantaranya : 1. Agro Techno Park (ATP) yang pemanfaat utamanya adalah masyarakat pertanian, contohnya: a) ATP Indralaya, Ogan Ilir Sumatera Selatan; b) ATP Kabupaten Kaur, Bengkulu. 2. Techno Park di bidang ICT dengan contoh Bandung Techno Park (BTP). 3. Techno Park di bidang industri permesinan dan mekanikal dengan contoh Solo Techno Park (STP).
Selain penjelasan-penjelasan di atas, bapak Mesdin Kornelis Simarmatama juga menyampaikan berbagai macam aspek seperti beberapa contoh model agro techno park di Bengkulu, Balai Agro Techno Park Palembang, Evolusi Bandung Techno Park, dan sebagainya. Dari berbagai macam penjelasan beliau, dapat disimpulkan bahwa : 1. STP dimaksudkan sebagai agen penumbuhan perekonomian lokal; 2. Klaster kegiatan dalam STP adalah: – Unit pelayanan teknis; – Unit pengembangan teknologi; dan – Unit inkubator bisnis 3. Penguasaan unit STP dapat: – K/L bila STP dibangun dalam lahan K/L – K/L dan Pemda bila dibangun dalam lahan milik Pemda à dialihkan (dihibahkan); – Swasta bila diparkarsai dan dibangun oleh swasta. 4. Masih diperlukan beberapa regulasi agar STP dapat berfungsi optimal
Pemaparan oleh Kepala Kementrian riset dan Teknologi (KEMENRISTEK) Bp. Falhu Mukhlis
Menyampaikan tentang Perkembangan Inkubator Bisnis dan Teknologi. Inkubatir adalah suatu wadah untuk mengembangkan calon pengusaha/usaha baru menjadi pengusaha/usaha yang mandiri melalui berbagai pembinaan terpadu meliputi penyediaan tempat kerja/kantor, fasilitas perkantoraan, bantuan pelatihan, bimbingan dan konsultasi, penelitian dan pengembangan teknologi, bantuan permodalan, serta penciptaan jaringan usaha (networking). Menurut Perpres No.27 Tahun 2013 Inkubator dibagi menjadi dua yaitu inkubator bisnis dan inkubasi. Inkubator bisnis adalah Suatu lembaga intermediasi yang melakukan proses inkubasi terhadap Peserta Inkubasi (Tenant). Sedangkan inkubasi adalah Suatu proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan yang diberikan oleh Inkubator Wirausaha kepada Peserta Inkubasi (Tenant). Berdasarkan pemaparan Bapak Falhu Mukhlis dapat disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia mengalami peningkatan daya saing sejak periode 2012-2013. Berdasarkan data dari World Economic Forum (WEF) pada tahun 2012-2013 daya saing indonesia ada di rangking 50, pada tahun 2013-2014 daya saing Indonesia ada di level 38, dan terbaru pada tahun 2014-2015 daya saing indonesia naik menjadi ranking 34. Angka Human Development Index(HDI) Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2011 Indonesia berada di ranking 124, pada tahun 2012 di ranking 121 dan di tahun 2013 menduduki ranking 108.
Pemaparan oleh General Manager Telkomsel oleh Bp Hanes Hendri
Hanes Hendri menyampaikan tentang pentingnya Micro Payment. Micropayment adalah salah satu alternatif pembayaran elektronik (uang elektronik) dengan mekanisme pembayaran melalui internet ataupun media lain, dilakukan untuk jumlah uang yang relatif kecil dan intensitas transaksi yang tinggi. Beberapa alasan penggunaan alat pembayaran dengan micropayment adalah sebagai berikut : -Transaksi yang dilakukan lebih praktis dan fleksibel karena tidak membutuhkan pembayaran dengan cash. -Transaksi dapat dilakukan dimana saja secara mobile. -Efisiensi waktu transaksi. Ada berbagai macam alat pembayaran dengan micropayment yaitu : Mobile Payment, Mobile Parking, Mobile Ticketing, Mobile Banking, Mobile POS, dan Mobile Remittance. Mobile Payment Mobile Payment adalah pembayaran barang atau jasa menggunakan perangkat bergerak seperti telepon genggam atau PDA yang telah memiliki kemampuan NFC. Ada banyak jenis barang dan jasa yang dapat dibeli dengan mobile payment misalnya : musik, video, ringtone, game online, buku, majalah, tiket, dll. Mobile Parking Mobile Parking adalah cara pembayaran layanan parkir secara online dan mobile. Mobile Parking merupakan contoh layanan revolusioner yang sudah diterapkan di Amerika dan beberapa Negara lainnya. Proses pembayaran dengan menggunakan mobile parking sangat mudah. Mobil cukup masuk ke space/tempat parkir yang tersedia, Kirim sms ke nomor yang telah disediakan di space parkir untuk mendaftarkan parking
online sesuai blok tempat parkir, 15 menit sebelum masa parkir berakhir akan dikirimkan sms notifikasi. Proses pembayaran akan ditagihkan melalui pemotongan pulsa telepon. Mobile Ticketing Mobile Ticketing adalah aktifitas yang memungkinkan untuk melakukan proses reservasi secara online contohnya pembelian tiket kereta api secara online, pembelian tiket bioskop secara online . BLITZ MEGAPLEX adalah salah satu contoh yang telah menerapkan layanan mobile ticketing. BLITZ MEGAPLEX menyediakan aplikasi Mobile Ticketing untuk pengguna Blackberry dan Smartphone untuk menyediakan informasi film di semua lokasi BLITZ MEGAPLEX, melihat jadwal film, memilih tempat duduk di dalam Auditorium yang diinginkan, serta pembelian tiket secara mobile. Mobile Banking Mobile Banking (M-Banking, mbanking, sms banking) adalah fasilitas perbankan melalui komunikasi bergerak seperti handphone baik fasilitas sms maupun via internet untuk melakukan proses pembayaran, mutasi rekening, transfer (sama dengan fasilitas ATM) kecuali mengambil uang cash.
Hampir semua bank di Indonesia telah menyediakan fasilitas M-Bankingnya baik berupa SIMtolkit (Menu Layanan Data) maupun sms plain (sms manual) atau dikenal dengan istilah sms banking. Beberapa contoh aplikasi mbanking à m-BCA, mATM, smsBanking Mandiri, BNI Online, dll. Operator telekomunikasi juga memungkinkan dalam melakukan transaksi perbankan secara mobile, misalnya Flexi M Banking. Mobile POS Mobile POS (Point of Sales) adalah system transaksi kartu kredit /kartu debit yang unik, di desain untuk memungkinkan proses pembayaran kartu kredit/debit card dengan menggunakan telepon mobile, smartphone, PDA, Ipod Touch, Ipad. Mobile POS (Point of Sales) merupakan terminal yang secara sederhana meneruskan pesan transaksi antara telepon seluler dan jaringan perbankan. Mobile POS memungkinkan kita untuk melakukan transaksi pembelian berbagai macam merchants dan secara langsung melakukan pembayaran dari kartu kredit yang kita miliki. Proses pembayaran Mobile POS hampir sama dengan Stationary POS hanya saja perbedaannya terletak pada mobilitas. Mobile Remittance Mobile Remittance adalah layanan mobile yang memungkinkan transfer uang elektronik antar pengguna telepon seluler. Pemaparan oleh Kepala BPPT oleh Bp Thalhah Fakhrizal Thahlah Fakhlah menyatakan bahwan era saat ini dimulai dengan teknologi selalu akan terus berkembang seperti contoh gadget yang biasa kita pakai, penggunaan serta fungsinya yang kini mulai bergeser, contohnya saja phonecell yang kita miliki dulu dan saat ini. Masyarakat sekarang
ini sangat mengenali era digital, pengguna internet semakin bertambah. Penggunaan sosial media yang mebeludak menjadikan situs-situs online sebagai sarana periklanan, media informasi dan lain sebagainya. Thahlah Fahrizal selaku Div Head Integrated Technology Semarang melihat berbagai fungsi pasar di situs-situs online yang berkembang pada saat ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesuksesan menurut beliau: 1. Bagimana cara kita berinovasi untuk menampung ide atau gagasan yang kita miliki 2. Pengalaman dari pengguna akan pentingnya teknologi 3. Dalam bentuk apa produk yang kita jual dikemas 4. Cara untuk mengendalikan bisnis melalui model yang kita punya 5. Teknologinya itu sendiri PT. Indosat sendiri ikut serta mengembangkan program technopark dengan targer sasaran anak muda dengan potensi yang tinggi dan mampu mengembangkan produk dari mereka kemudian mereka memberikan fasilitas serta mentor yang nantinya akan dikembangakan oleh peserta itu sendiri, dan mendedikasikan hal komersial untuk pengembangan produk dari indosat. PT. Indosat juga mengembangkan Corporate Social Responsibility serta fungsi Public Relations. Mereka menyediakan tempat (Boom Camp) untuk peserta sebagai kompetisi pengembangan ide produk technopark, PT. Indosat tetap independen untuk mengembangakan bisnis teknologi techopark yang mereka usung. Menurut Thahlah Fakhrizal mereka selalu mengembangakan konsep Indosat melalui riset baik melaui media cetak, elektronik untuk pengembangan technopark. Banyak situs online yang berhasil menjual sebuah produk, oleh sebab itu PT. Indosat juga ikut serta membuka peluang pasar mereka. Ada beberapa box ide yang di sampaikan oleh beliau, diantaranya: 1. Menjalin hubungan secara global dan lokal dengan pengalaman inkubator 2. Menyediakan lima puluh mentor dengan kuliatas interpreneurship yang tinggi. 3. Cocolocation dengan pengguna teknopark yang masih baru 4. Mendedikasikan Team Indosat untuk membuat kolaborasi 5. Struktur Program 6. Memposting bahwa PT. Indosat mendukung Inkubator.
Sesi panel Kedua ini berisikan pemaparan-pemaparan dari perwakilan Bandung Technopark, Badan Litbang SDM-Kemkominfo KomunitasInkubasiTechn Semarang – IKITAS, dan Kemenperin. Pemaparan oleh Ir. Jangkung Raharjo, MT Direktur Bandung Techno Park/Dosen Senior Telkom University Sesi panel kedua ini buka oleh Jangkung Raharjo memulai pemaparannya melalui ciri-ciri negara yang maju. Beliau merupakan Direktur Bandung Techopark. Ciri negara maju menurut Jangkung Raharjo ialah sebagai berikut: Strategi bersaing melalui keunggulan teknologi. Fokus pada penguasaan R&D teknologi, desain produk, dan pemasaran. Pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (Knowledge-based Economy). Menekankan pentingnya pendidikan entrepreneurship dan technopreneurship. Ada beberapa langkah untuk memperbaiki ekosistem inovasi yaitu, sistem insentif dan regulasi yang mendukung inovasi dan budaya pengguna produk dalam negeri, peningkatan fasilitas dan fleksibilitas perpindahan sumber daya manusi, pembangunan pusat-pusat inovasi dan mendukung IKM, pengembangan klaster inovasi daerah, sistem remunerasi peneliti, revitalisasi infrastruktur R&D, sistem dan managemen pendanaanriset yangmendukung inovasi. Posisi EKONOMI nasional menghadapi fakta: Konsentrasi industri dan kegiatan ekonomi terpusat di Pulau Jawa. Struktur Industri Indonesia masih besar ketergantungan impor dan pohon industrinya belum merata. Daya saing suplai domestik relatif rendah dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN. Terbatasnya jumlah SDM yang kompeten. Absennya daya saing produk-produk kita. Belum tercapainya nilai tambah dan nilai inovasi yang memadai. Belum optimalnya peran lembaga-lembaga pembiayaan. Jakung mengatakan ada beberapa kendala dalam melakukan kolaborasi atau kerjasama, lemahnya interaksi antara perguruan tinggi dan lembaga penelitan dan pengembangan (litbang) dengan pihak industri. Hal ini menyebabkan riset dan penelitian di perguruan tinggi hanya berhenti di pusat data dan perpustakaan. Di sisi lain, pihak industri lebih memilih menggunakan teknologi impor. Akibatnya, proses alih
teknologi di dalam negeri menjadi lemah. Kawasan industri hanya berperan sebagai pabrik. Padahal, kawasan ini memiliki potensi menjadi tempat yang kondusif bagi lahirnya teknologi dan inovasi. Lemahnya pengelolaan knowledge capital untuk mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Padahal, knowledge capital dapat berperan sebagai solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pelaku. Apa yang diperlukan dalam melaksanakan riset berkelanjutan dan inkubasi teknologi? Adanya rencana dan kebijakan jangka panjang pengembangan riset (Pohon Penelitian) dan program entrepreneurship/technopreneurshipà terpadu dalam Quadruple Helix. Penyediaan lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan riset, pengembangan, dan bisnis teknologi yang berkelanjutanà STP. Link yang kuat antara Perguruan Tinggi, Industri dan Pemerintah. Ada 7S fungsi STP: Space & Shared : Menyediakan fasilitas kantor bersama (ruang diskusi, laboratorium bagi tenant, showroom, fastel, internet) Services : Bimbingan teknis (manajemen, marketing, aspek keuangan, hukum, info perdagangan, dan teknologi) Support : membantu akses (riset, jaringan profesional, pengembangan teknologi, hubungan internasional, dan investasi) Skill Development : Memberikan latihan (rencana bisnis, manajemen, kepemimpinan) Seed Capital : memberikan bantuan akses ke sumber pendanaan dan lembaga keuangan Synergy : Kerjasama antar tenan, universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesioanal, dan masyarakat. Social Networking : membangun jejaring (melalui seminar, pameran, kunjungan instansi) Ada beberapa kata mutiara yang beliau sampaikan untuk menutup pemaparan beliau tentang bandung Technopark “Berikan seorang pria semangkuk nasi, dan anda akan memberinya makan untuk sehari. Ajarkan seorang pria menanam padi, dan anda akan memberinya makan seumur hidup” - Confusius “Mimpi itu bukan yang anda lihat dalam tidur, tapi mimpi itu yang tidak membiarkan anda bisa tidur” - A.J.P. Abdul Kalam
Pemaparan oleh Kepala Badan Litbang SDM-Kemkominfo Dr. Hedi M. Idris, M.Sc
Pengembangan inkubator bisnis dalam membantu usaha baru bidang ICT. Pengenalan konsep Technopark masih terbilang baru sehingga orang awam tidak mengenal istilah ini. Technopark sendiri baru diusung pada tahun ini, tujuannya mempermudah kita untuk mengembangkan teknologi dalam kegiatan sehari-hari. Kondisi yang perlu diperhatikan: Kenyataan bahwa 80-90 % usaha baru (start ups) bidang ICT tutup pada tahun pertama Pengembangan pengusaha baru berbasis ICT membutuhkan dukungan eksternal khususnya berkait dengan permodalan, infrastruktur dan training/assistance. Bukan program dengan hasil jangka pendek. Perlu Inkubator Bisnis untuk membina start ups menjadi technopreneur. Definisi inkubator bisnis menurut Hedi M. Idris ialah konsep untuk mengembangkan ekonomi di Indonesia sebagai tumbuhnya kesuksesan enterpreneurship. Peran inkubator bisnis pada dasarnya ialah pelayanan proses transformasi dengan menciptakan Enterpreneurial dan Environments. Peran Inkubator bisnis ialah: Inkubator merupakan salah satu lembaga pembinaan & pengembangan Start-ups. Inkubator bisnis memiliki sejumlah perbedaan dengan konsep-konsep sebelumnya meliputi target pembinaan, jenis produk, bentuk layanan, dan organisasi induk yang menaungi inkubator bisnis. Konsep pengembangan inkubator bisnis berbasis Teknologi harus dibedakan dengan konsep-konsep pengembangan Usaha pada umumnya. Start ups ICT memiliki kandungan inovasi dengan karakteristik pada nilai tambah produk atau jasa yang dihasilkan. Inkubator Bisnis melahirkan usaha-usaha baru yang memiliki kandungan inovasi dan menghasilkan pelaku-pelaku bisnis baru. Inkubator bisnis sebagai mendorong entrepreneurship. Jembatan produk yang memiliki kandungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hedi M. Idris menyatakan bahwa Inkubator memberikan fasilitas pada perusahaan mula berupa pemanfaatan fasilitas bersama, layanan bisnis dan profesional, dan akses pada permodalan sehingga dapat membantu pelaku usaha dalam mengurangi beban operasi pada tahap awal.
Pengembangan inkubator bisnis lebih banyak diinisiasi oleh lingkup pendidikan sedikit yang berasal dari lingkup inisiatif pemerintah dan dunia bisnis, sehingga masyarakat pada umumnya tidak memiliki akses pada inkubator bisnis. Sehingga keberagaman bidang usaha yang terdapat di masyarakat lokal belum merasakan manfaat dari inkubator bisnis. Interfensi inkubator bisnis dalam proses pembelajaran ekonomi meletakkan pelaku usaha baru untuk melakuakan pnyesuaian antara praktek bisnis yang berfokus pada produksi dengan inkubator bisnis yang berfokus oada pengembangan manajemen bisnis yang profesional, yang mendorong inkubator bisnis untuk terus menerus menambah dan melengkapi struktur layanan dalam membantu pelaku usaha. Tipe-Tipe Inkubator: Industrial incubator inkubator yang didukung pemerintah dan lembaga non-profit. Tujuannya penciptaan lapangan kerja biasanya untuk mengatasi tidak pengangguran. Universtiy-related incubator. Inkubator yang bertujuan untuk melakukan komersialisasi science, teknologi dan HAKI dari hasil penelitian. Inkubator perguruan tinggi menawarkan perusahaan mula untuk memperoleh layanan laboratorium, komputer, perpustakaan dan jasa kepakaran perguruan tinggi. Inkubator ini didukung langsung oleh perguruan tinggi dan bekerjasama. For-profit property development incubators. Inkubator yang menyediakan perkantoran, tempat produksi, dan fasilitas jasa secara bersama-sama. Beberapa fasilitas kantor yang mendukung image perusahaan digunakan bersama dan inkubator menarik biaya sewa dari penggunaan fasilitas tersebut. For-profit investment incubator. Menyerupai perusahaan modal ventura dan business angel, yang menempati kantor yang sama dengan tenant (perusahaan) yang dibiayainya. Inkubator ini memiliki perhatian yang lebih terhadap portofolio tenant. Corporate Venture incubator. Inkubator ini merupakan model inkubator yang paling sukses dan tercepat perkembangannya. Perusahaan yang sudah mapan mendirikan inkubator untuk mengambil alih perusahaan kecil dan memberikan suntikan dana dan keahlian bahkan pasar.
Faktor yang mempengaruhi inkubator bisnis ialah: Fokus pada nilai tambah baru Produksi Teknologi Sumber daya manusia yang berpendidikan Bentuk layanan inkubator bisnis meliputi layanan fasilitas fisik perkantoran, layanan operasional perusahaan, layanan menejemen strategik. Program Inkubator untuk para start up Juga harus mengakomodasi hal-hal sbb: Stimulasi motivasi Manajemen Resiko dan konsekuensi Seleksi yang alamiah Pentahapan yang logis dan realistis Asistensi dan dukungan eksternal Tujuan fasilitas bersama ialah untuk mengurangi biaya operasional, fasilitas tersebut diantaranya: Telephone, fax, jaringan internet, mesin fotocopy, ruang rapat dan lain-lain.
Pemaparan oleh Mustafa, ST. MM
PENGUATAN JEJARING PENELITIAN DAN BISNIS UNTUK MENDUKUNG “INKUBATOR “ DAN “TECHNOPARK “ BIDANG ICT. Menurut Mustafa Fungsi Utama TECHNOPARK ialah Melaksanakan R & D yang berkelanjutan, menumbuhkan dan mengembangkan start up company (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi /PPBT) è INKUBATOR BISNIS, menarik industri ke dalam kawasan. Ada sembilan konsep pengembangan bisnis dengan inkubator diantaranya: 1. Space Menyediakan tempat untuk mewujudkan ide-ide kreatif menjadi produk-produk inovatif yag memiliki daya saing unggul dan punya nilai jual. 2. Shared Menyediakan fasilitas kantor yang bisa digunakan secara bersama, misalnya ruang diskusi, komputer, internet dan keamanan.
3. Services Meliputi bimbingan teknis manajemen dan masalah pasar, aspek keuangan dan hukum, informasi perdagangan dan teknologi. 4. Support Membantu akses kepada riset, jaringan profesional, teknologi, internasional, dan investasi. 5. Skill Development Memberikan latihan menyiapkan rencana bisnis, manajemen, kepemimpinan, dan kemampuan lainnya. 6. Sinergi Kerjasama tenant atau persaingan antar tenant dan jejaring (network) dengan pihak universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesional maupun dengan masyarakat internasional. 7. Social Networking Membantu tenant untuk memiliki jejaring dengan pihak-pihak luar melalui adanya seminar, pameran dan kunjungan instansi. 8. Showroom Menyediakan display atau ruang pamer untuk produk-produk atau demo yang dimiliki oleh tenant agar dapat dilihat oleh masyarakat atau calon konsumen. 9. Seed Capital Memberikan dana bergulir internal atau dengan membantu akses usaha kecil pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga keuangan. Technopark bertujuan memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional. UNSUR : Kelembagaan, Sumber Daya dan Jaringan IPTEK. Mustafa juga menjelaskan tentang profil Singkat IKITAS. IKITAS adalah Inkubator Kreasi dan Inovasi Telematika Semarang yang berdiri sejak 2010 dengan tujuan membangun Ekosistem Industri Kreatif Digital di Jawa Tengah. VISI “Menjadi inkubator bisnis berkelas dunia yang menghasilkan digiprenuer berdaya saing global” MISI 1. Melakukan sosialisasi dan edukasi untuk mengembangkan potensi industri kreatif digital lokal 2. Memberikan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan serta fasilitasi sarana dan prasarana bagi startup industri kreatif digital. 3. Melakukan inovasi dan komersialiasi produk kreatif digital
4. Mengupayakan akses pasar, permodalan dan perlindungan HAKI lokal dan global.
Pemaparan oleh Kemenperin Ir. Ignatius Warsito, MBA
Memasuki sesi terakhir sebelum kegiatan tanya jawab pemaparan ini disampaikan oleh KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN dalam mendukung TECNOPARK bidang ICT. Untuk mengembangkan technopark kita membutuhkan kebijakan industri nasional, industri telematika, technopark itu sendiri, alokasi APBN, Bandung technopark sebagai contoh untuk mengaplikasikannya di Semarang, TohpaTI center di Bali, Incubator business center Semarang, pembangunan pusat desain ponsel dan pengembangan sofware aplikasi mobile, penguatan RICE di Makssar. Pembangunan industri nasional diterapkan pada industri pangan, industri farmasi, kosmetik dan alat kesehatan, industri tekstil kulit, industri alat transportasi, industri elektronika dan telematika / ICT, industri pembangkit energi. Industri pendukung bisa dari industri barang modal, komponen penolong dan jasa industri. Kemudian ada industri hulu agro, industri logam dasar dan bahan galian bukan logam, industri kimia dasar berbasis migas dan batu bara. Industri telematika, kebijakan industri nasional menjelaskan bahwa industri telematika menjadi salah satu pilar pembangunan bangsa. Kementerian Perindustrian menuangkan program rencana aksi jangka menengah 2015-2019 dalam Kebijakan Industri Nasional, dimana roadmap industri telematika mencakup pembangunan ICT Technopark. Industri/ komunitas telematika memerlukan suatu wadah untuk mediasi
bisnis dengan melibatkan akademisi dalam pengembangan produk industri sehingga dapat mempercepat peningkatan kemampuan para industri/ komunitas telematika. Technopark merupakan lembaga yang bergerak di bidang inovasi, penelitian dan pengembangan, pembinaan dan bimbingan para pelaku usaha baru di bidang telematika. Kegiatan yang dilakukan berasaskan optimalisasi hasil riset yang telah dilakukan bersama-sama antara akademisi, industri/pelaku usaha, pemerintah dan komunitas; mendorong pembentukan pelaku usaha baru di bidang telematika; serta menumbuhkembangkan SDM yang kompeten di bidang telematika.
Pengalokasian APBN-P 2015 N Pusat – Pusat Pertumbuhan No. Telematika 1 1 2 2
Pembangunan Bandung Technopark
Kerjasama Akademis
Program Kegiatan
ANGGARAN
Universitas Telkom
Pembangunan 2 Gedung BTP
Rp 20.000.000.000
Universitas Udayana
Bantuan Renderfarm
Rp 1.000.000.000
Penguatan TohpaTI Center (Regional ICT Center of Excellence Bali)
3
Penguatan Incubator Business Center (IBC) Semarang
3
4 4
5 5
Pengembangan Desain Telepon Seluler Dalam Negeri dan Pengembangan Animasi
Penguatan Regional ICT Center of Excellence Makasar
TOTAL
Bantuan Peralatan Undip, Unisula, Unes, Produksi, Multimedia, Animasi Udinus, UKSW, Unsud, Unika & Games, Recording Streaming
Rp 4.000.000.000
Pembentukan Kelembagaan dan Fasilitasi Desain Ponsel di Poltek Negeri Batam dan Pelatihan Animasi
Rp 11.500.000.000
Pembentukan Kelembagaan dan Fasilitasi Inkubator di Universitas Hasanudin
Rp 500.000.000
Politeknik Negeri Batam dan BP Batam
Universitas Hasanudin
Rp.37.000.000.000
Output program, Mewujudkan ekosistem industri lokal bidang telematika sehingga lini industri dapat terbangun mulai dari riset perguruan tinggi, lembaga litbang, hingga sampai produk yang dapat diimplementasikan di industry. Merealisasikan pembinaan industri/komunitas telematika dengan pencetakan SDM telematika yang handal dan pemanfaatan telematika untuk kesejahteraan. Mengembangkan litbang dan produk telematika yang berkelanjutan. Menumbuhkan, membina, dan mengembangkan industri/komunitas telematika. Membangun kerjasama dengan industri besar baik dalam negeri dan luar negeri dalam meningkatkan potensi industri telematika menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Bandung Techno Park (BTP) merupakan lembaga yang berperan menciptakan sinergi antara lingkungan akademik yang hadir di sekitarnya dengan lingkungan industri yang membutuhkan dukungan pengembangan dan inovasi, penumbuhan knowledge-center, dan knowledge-culture. Kawasan Bandung Techno Park memiliki lahan sekitar 5 hektar yang direncanakan akan dibangun 11 gedung dengan peruntukan sebagai main building, start-up development center, R&BD (research and business development) center, data center, training and certification center, mitra industri. BTP diharapkan dapat menjadi pionir teknologi berbasis telematika yang akan mengembangkan produk lokal dan IKM telematika untuk memberikan citra sebagai leader di bidang TIK yang memberikan percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Tohpati Center merupakan pusat pertumbuhan industri/komunitas telematika yang terletak di Bali Creative Industry Center. Tujuan pembentukan lembaga ini adalah sebagai tempat pertemuan antara industri/komunitas telematika (animasi dan games) dengan para stakeholder terkait dalam upaya peningkatan potensi industri konten sebagai sumber kekuatan ekonomi bangsa. Di samping itu diharapkan dapat menumbuhkan dan menciptakan technopreneur baru dan menjadi penghubung (hub) bagi industri konten nasional disamping sebagai akses pasar global mengingat Bali dikenal di mata dunia. Terdapat beberapa konsep kegiatan yang akan dilaksanakan di Tohpati diantaranya: pusat produksi animasi dan games, pusat inkubasi, pusat pendidikan dan pelatihan, dan pusat sertifikasi-uji kompetensi, serta pusat pariwisata di bidang telematika. Inkubator Kreasi dan Inovasi Telematika Semarang – IKITAS. Inkubator bisnis untuk pembinaan dan pengembangan usaha kreatif bidang ICT dalam membantu wirausahawan tumbuh berkembang menjadi wirausahawan. IKITAS didirikan pada akhir tahun 2010 di Fakultas Teknologi Industri UNISSULA dengan tujuan untuk mengembangan Industri Kreatif Digital.
Sebagai salah satu tindak lanjut pengembangan ponsel di dalam negeri, dimana standar merupakan sebagai komponen yang penting dalam meningkatkan daya saing, maka Kemenperin berinisiatif untuk bekerjasama dengan Politeknik Negeri Batam untuk mendirikan Desain Ponsel. Dengan Pendanaan dari APBNP tahun anggaran 2015, Kemenperin berinisiatip untuk memberikan fasilitasi bantuan peralatan. Diharapkan dengan adanya Desain Ponsel di daerah Batam dapat membentuk ekosistem industri ponsel yang sudah ada saat ini disamping fasilitasi peningkatan kompetensi SDM di bidang animasi untuk pengembangan application mobile. Regional ICT Center of Excellence (RICE) Makassar yang sudah diinisiasi Kementerian Perindustrian beberapa tahun yang lalu, ingin ditumbuhkan kembali sebagai pusat pertumbuhan telematika di Indonesia bagian timur. Konsep yang akan diimplementasikan yaitu dengan menggandeng akademisi (Universitas Hasanudin) dan Dinas setempat. Diharapkan dengan konsep yang baru ini akan lebih bisa memberikan kontribusi yang lebih nyata untuk penyaluran potensi-potensi telematika di Indonesia bagian timur.
Kesimpulan dari pembicaraan dan diskusi workshop “PENGEMBANGAN DIGITAL SCIENCE TECHNOPARK”: 1. Pembangunan science dan techopark menuju bangsa berdaya saing dengan membangun berbagai macam Taman sains dan teknologi nasional yang berpusat pada pengembangan teknologi maju, menumbuhkan pusat usaha baru melalui elemen yang berbasis teknologi, menyediakan pusat teknologi terkini pada masyarakat.
2. Inkubator adalah suatu wadah untuk mengembangkan calon pengusaha/usaha baru menjadi pengusaha/usaha yang mandiri melalui berbagai pembinaan terpadu meliputi penyediaan tempat kerja/kantor, fasilitas perkantoraan, bantuan pelatihan, bimbingan dan konsultasi, penelitian dan pengembangan teknologi, bantuan permodalan, serta penciptaan jaringan usaha (networking). 3. Inkubator bisnis merupakan fasilitator pembentukan usaha baru. Inkubator Bisnis berpeluang melahirkan usaha baru berbasis inovasi dan membuka lapangan kerja baru. Melahirkan start up enterprises berbasis teknologi yang berkualitas/Technopreneur Komersialisasi hasil-hasil penelitian. 4. Untuk mengembangkan technopark kita membutuhkan kebijakan industri nasional, industri telematika, technopark itu sendiri, alokasi APBN, Bandung technopark sebagai contoh untuk mengaplikasikannya di Semarang, TohpaTI center di Bali, Incubator business center Semarang, pembangunan pusat desain ponsel dan pengembangan sofware aplikasi mobile, penguatan RICE di Makssar. 5. Pengembangan Model Bisnis dan Kelembagaan Inkubator dan Technopark bidang ICT (Bappenas, PPBT Kemenristek, Telkomsel, Indosat), Penguatan Jejaring Penelitian dan Bisnis untuk mendukung Inkubator dan Technopark bidang ICT (BTP, Balitbang SDM Kominfo, IKITAS, Kemenperin) 6. Konsep tecnopark ialah memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional.