BAB
V
IMPLIKASI TEMUAN DAN
REKOMENDASI
Karang Taruna merupakan wadah yang diharapkan dapat rnenjadi tempat tumbuh dan
berkernbangnya
pernuda
sehingga
rnenjadi generasi yang berguna bagi bangsa dan negara.
Un
tuk membangun dirinya pemuda mernerlukan kemampuan tertentu
yang dapat diperoleh melalui interaksi yang Pembentukan konsep diri,
dilakukannya.
motivasi dalarn konteks sosial dan
berbagai aspek emosional lainnya terjadi rnelalui interaksi dengan
orang
lain.
Dengan
demikian
selayaknya merupakan salah satu wadah pernuda
Karang
penting
Taruna
bagi
para
untuk menyalurkan potensi dan kreativitasnya serta
berinteraksi dengan pemuda lainnya sehingga
mereka
mampu
membangun diri dan lingkungannya. Dengan
memandang
Karang Taruna sebagai wadah yang
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pemuda, sudut
pandang
Sebagai wadah belajar,
para pernuda anggota Karang Taruna adalah warga
pengurus,
tim
Taruna,
dan
kegiatan
pembelajaran.
pembina,
pendidik dan berfungsi proses
dari
pendidikan Karang Taruna adalah salah satu
wadah belajar dalam arti yang luas.
sedang
maka
belajar,
pelaksana
belajarnya
Forum Komunikasi Karang
merupakan
sumber
belajar
dalam
Pengurus rnernegang peranan sebagai sebagai
sekaligus
perancang
sebagai
178
dan
pengelola
sumber belajar.
Tirn
pelaksana FKKT berfungsi sebagai peer-group sehingga pengurus
Karang
Taruna
dapat
berbagi
pengalaman
masalah sehingga marnpu memperkaya wawasan dan pemikiran janya.
mereka
dalam
dan
rnempertajam
upaya meningkatkan kualitas ker-
Dalarn rangkaian kegiatan pembelajaran ini,
berfungsi
para
pembina
sebagai counselor atau pembimbing yang diharap
kan marnpu membantu pengurus Karang Taruna maupun timpelaksana
FKKT
dalarn
mengoptimalkan
kerja
rnereka.
demikian kualitas pelaksanaan fungsi pengurus, sana FKKT, yang
dan pembina,
berlangsung
di
berpengaruh
dalam
wadah
karenanya permasalahan yang dihadapi sumber sebut
tirn pelak
terhadap Karang
Dengan
mekanisme
Taruna.
Oleh
belajar
ter
perlu segera diketahui sehingga dapat dicari alter
natif upaya untuk mencegah dan mengatasi permasalahan yang tirnbul dari padanya. A.
1.
IMPLIKASI TEMUAN
Keterkaitan antara Role Episode
dengan
Pelaksanaan
Fungsi Pemegang Peran
Dari Taruna saat
analisis ini
serta
berbagai
faktor
faktor-faktor
pelaksanaan fungsi pemegang peran), keterkaitan
dilalui peran.
antara
dengan
role-episode
yang
Karang
mempengaruhi
maka ditemukan adanya (tahapan
peran)
yang
pelaksanaan fungsi masing-masing pemegang
Keadaan ini berpengaruh
berlangsung
(kondisi
terhadap
di dalam Karang Taruna.
179
mekanisme
yang
Analisis menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan keberhasilan pemegang peran dalarn melaksanakan mekanisme di dalarn Karang Taruna
ngan
tahapan
kepada tiga
peran
yang dilaluinya.
daerah
sasaran
sesuai
de
Dengan mernfokuskan
penelitian,
ditemukan
per
masalahan yang berbeda sebagai berikut : a. Karang Taruna Desa Mandalajati
Dari
pengamatan dan wawancara yang dilakukan dapat
dikatakan bahwa Karang Taruna di
papan
desa
ini
hanya
berupa
narna tanpa adanya kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
bagi pengembangan potensi pemuda.
Kegiatan yang dilakukan
terbatas pada kegiatan yang temporer dan serernonial.
Ber
bagai
muda
permasalahan
seperti
penggunaan
pengangguran, Manfaat
oleh
kalangan
generasi
senjata tajam dan minuman keras serta
keberadaan
Karang
Taruna kurang dapat dirasakan
Penelitian
menernukan
bahwa
pengurus
Taruna belrum memiliki peraahaman dan kemampuan yang
memadai untuk mengelola
Kurangnya
pemahaman
Karang
organisasi
dan
sanakan fungsi perannya
tuknya
di
belum tersentuh oleh program Karang Taruna.
masyarakat.
Karang
sosial
Taruna
secara
optimal.
kemampuan pengurus untuk melak
disebabkan
-di
ini
karena
sejak
diben-
desa ini pada bulan Juli 1989,
belum pernah dilaksanakan pelantikan pengurus maupun Rapat Kerja Desa.
Tidak dilaksanakannya kegiatan tersebut
menyebabkan
tidak
diadakannya
pembekalan
oleh
karena pembekalan biasanya dilakukan pada saat
180
juga
pembina
pelantikan
dan
Rapat Kerja Desa.
Ketiadaan pembekalan sebagai wujud
proses role-sending menyebabkan pengurus Karang Taruna desa ini memiliki tahapan peran yang sangat rendah.
baraan
pada
dari
anggota.
Dalarn
dan
kehidupan
keterampilan mereka
pernuda
sendiri.
inter
keadaan seperti ini tidak
terjadi empowering process yang akan
puan
Kelem-
wadah ini tidak terhindarkan karena kurangnya
dukungan faktor kepedulian serta dukungan hubungan personal
di
meningkatkan
kemam
sehingga mampu menentukan Dari
keberhasilan
yang
dicapainya maupun dari role-episode yang dilaluinya, dapat dikatakan
bahwa
Karang
Taruna
di
desa ini berada pada
klasifikasi tumbuh
b. Karang Taruna Desa Karang Pamulang
Keberhasilan Karang
Taruna
Desa
Karang
Pamulang
sebagai penyandang Karang Taruna Terbaik Tingkat Kotamadya Bandung
untuk
tahun
1990,
tidak
tergarnbarkan
dalarn
mekanisme yang berlangsung di dalam wadah ini rnaupun dalam keberhasilan
nyata
di
lingkungannya.
Kegiatan
Karang
Taruna di desa ini lebih bersifat temporer dan seremonial.
Program kegiatan dirancang tanpa melibatkan anggota maupun
pengurus
lainnya,
demikian
pula
dilakukan untuk keberhasilan program.
kan
berbagai
upaya
yang
Hal ini mengakibat
bantuan dan pembinaan yang telah diperoleh,
tidak termanfaatkan secara optimal.
bahwa
berbagai
Penelitian
menemukan
rnelalui pembekalan dari pembina yang dilakukan pada
181
saat dilaksanakannya Rapat Kerja Desa,
pengurus telah mem
peroleh informasi yang memadai mengenai
fungsi
perannya.
Meskipun demikian kurangnya dukungan interpersonal sebagai
akibat
dari gaya kepemimpinan yang otoriter mengakibatkan
wadah ini kurang marnpu berfungsi
secara
optimal
sebagai
ternpat pemuda mengembangkan berbagai potensi yang ada pada
dirinya. banyak
Berbagai masalah sosial di kalangan pernuda
ditemukan dan potensi pernuda belum sepenuhnya ter-
salurkan.
berupa
Partisipasi pemuda dalam
partisipasi
process. tahapan
rnasih
Bila peran
semu
dilihat
tanpa
dari
Karang,
Taruna
terjadin:/a
tingkat
masih
empowering
keberhasilan
dan
yang dilaluinya rnaka Karang Taruna di desa
ini baru berada pada klasifikasi berkembang. c. Karang Taruna Kelurahan Antapani
Keberhasilan Karang Taruna antara
lain
tampak
kegiatan (rekreatif, teraan sosial,
dan
dari
di
kelurahan
Antapani
bervariasinya bentuk dan jenis
edukatif,
praktis,
usaha
kesejah
dan usaha ekonomi produktif) serta tercegah
teratasinya berbagai permasalahan pemuda (perkelahian
pemuda, taruna,
Taruna,
pengangguran,
dll).
Karang
melalui interaksi dan keterlibatannya dalam Karang
memiliki rasa kebersamaan,
kernandirian yang semakin besar.
Karang
Para pemuda anggota
Taruna
telah
kepedulian sosial dan
Para pemuda melalui wadah
rnampu meningkatkan kondisi kesejah
teraan sosialnya dengan memanfaatkan berbagai potensi yang
182
ada di
lingkungannya.
bahwa
demikian
dapat
dikatakan
empowering process telah terjadi pada Karang Taruna
Kelurahan Antapani.
yang
Dengan
terjadi
dalam
Analisis menunjukkan bahwa
wadah
mekanisme
ini merupakan perwujudan dari
raeraadainya peraahaman pengurus mengenai
tugas
dan
fungsi
peran yang disandangnya. Peraahaman pengurus mengenai peran tersebut
diperoleh
dari
pembekalan
yang dilakukan oleh
pembina. Peraahaman ini diperkuat oleh adanya dukungan fak tor kepedulian dan hubungan interpersonal yang baik.
Ber
bagai hambatan dan keteerbatasan marnpu diatasi bahkan rnen jadi
sumber inspirasi untuk menciptakan berbagai kegiatan
alternatif.
Dari keberhasilan serta
dilaluinya
Karang
tahapan
peran
yang
Taruna di kelurahan Antapani ini dapat
dimasukkan ke dalam klasifikasi maju.
Secara
singkat
dapat
dikatakan
bahwa
terdapat
keterkaitan antara tahapan peran dengan pelaksanaan fungsi
peran.
Jadi
semakin
pemegang peran,
fungsi
perannya.
merupakan
kunci
tinggi tahapan peran yang dilalui
semakin tinggi pula kualitas
Dan
karena
utama
untuk
itu
proses
pelaksanaan
role-sending
mempersiapkan
personil
pemegang peran yang akan menentukan keberhasilan mekanisme yang berlangsung dalarn organisasi. 2. Keterkaitan antara Gaya Kepemimpinan dengan RoleEpisode
183
s/
Ternuan
mernunculkan
dari
ketiga
gambaran
daerah
adanya
penelitian
keterkaitan
tersebut
antara
gaya
kepemimpinan ketua Karang Taruna dengan hubungan antarpersonal
di
dalara
role-episode.
wadah tersebut yang berpengaruh terhadap
Gaya kepemimpinan laissez-faire
(serba boleh) pada ketua Karang Taruna
berhasil
rnerangsang
potensi
Mandalajati
tidak
yang ada pada rnasing-raasing
anggota pengurus untuk melaksanakan mekanisme dalarn
Karang
Taruna
dan
untuk
meningkatkan tahapan perannya.
Pada Karang Taruna di Desa Karang Pamulang Antapani
yang
sending,
ditemukan mekanisme yang
Gaya
sama-sama
kepemimpinan
wadah
telah
otoriter
dan
mengalarni berbeda
yang
Kelurahan
proses di
diterapkan
role-
dalarnnya. oleh ketua
Karang Taruna di desa Karang Pamulang menurnbuhkan apatisme anggota
kesulitan
rnaupun
pengurus
dalam
lainnya
menyalurkan
karena hubungan interpersonal kurang harrnonis.
.
potensi di
Mereka
mengalarni
dan kreativitasnya
dalarn
organisasi
Melalui tipe kepemimpinan ini tidak ter
jadi peningkatan role-episode pada pemegang peran. berakibat pada mekanisme yang berlangsung di
ini.
atas,
Berbeda
yang
dengan
dalarn
Hal ini wadah
kedua tipe kepemimpinan tersebut di
penerapan gaya kepemimpinan demokratis-partisipatif
pada Karang Taruna Kelurahan Antapani berpengaruh terhadap baiknya
hubungan
interpersonal
Hubungan interpersonal yang
baik
184
di dalam organisasi. memberikan
kesempatan
kepada
individu-individu
untuk
mengembangkan
potensi
dirinya (pengetahuan, keterampilan, dan pengalarnannya) dan rnengerabangkan potensi lingkungannya raelalui interaksi yang dilakukannya.
pada
Dengan demikian terjadi
individu
yang
melakukan
empowering-process
interaksi di dalarn Karang
Taruna. Empowering-process yang terjadi bahkan raeraunculkan berbagai cara
peran
yang
untuk
meningkatkan ( role-episode
bersangkutan
(vertikal)
dan
pemegang
mengembangkan
tahapan peran pemegang peran lainnya (horisontal). Secara
kepemimpinan
singkat
dapat
dikemukakan
partisipatif-demokratis
berikan kesempatan
kepada
bahv/a
paling
individu
untuk
gaya
banyak mem mengembangkan
dirinya melalui interaksi dengan individu lainnya di dalam kelompok.
Gaya
kepemimpinan
partisipatif
terjalinnya hubungan interpersonal,
kepada
yang menjarain
memberikan kesempatan
individu maupun kelompok untuk senantiasa belajar.
Pada organisasi yang
dikelola
partisipatif-demokratis,
lebih
dengan
gaya
kepemimpinan
terbuka kemungkinan untuk
terjadinya peningkatan dan pengembangan tahapan peran dividu
pemegang
peran.
in
Karena itu gaya kepemimpinan ini
sesuai untuk diterapkan dalam mengelola organisasi sebagai wadah belajar.
3.
Keterkaitan
antara
Role-problem
Fungsi Peran
185
dengan
Pelaksanaan
Diagnosa
terhadap
Tim
Pelaksana Forum Komunikasi
Karang Taruna memberikan ternuan tentang tidak ber fungsinya forurn komunikasi sebagai peer-group bagi
Taruna.
Analisis
menunjukkan
bahv/a
pengurus
tidak
Karang
ber fungsinya
forurn komunikasi ini disebabkan karena : a) Adanya konflik
diantara tim pelaksana FKKT sebagai akibat
jukan
adanya
penun
tokoh ketua tim pelaksana FKKT dengan menyarapingkan
persetujuan wakil-wakil dari desa lainnya,
serta
b)
Ku
rangnya peraahaman tirn pelaksana FKKT rnengenai fungsi forurn komunikasi
rnaupun
fungsi
anggota tirn pelaksana.
peran
masing-masing
Permasalahan peran ini menyebabkan
sejak dibentuknya tirn pelaksana FKKT,
belurn pernah dilak
sanakan suatu forum komunikasi sebagai ajang
formasi,
pengalaman,
akibatkan pengurus masalahan
dalam
maupun permasalahan.
Karang
Taruna
melaksanakan
yang
fungsinya,
kesempatan untuk memperoleh surabangan dari
daerah
lainnya.
Sebaliknya
berbagi
in
Hal ini meng
rnenghadapi
per
tidak rnerniliki
pemikiran
pengurus
pengurus yang rnerniliki
pengalaraan pun tidak rnerniliki wadah untuk rekan
sebagai
sharing
dengan
lainnya.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa adanya per masalahan
peran sebagai akibat terjadinya konflik ataupun
karena kurangnya kejelasan mengenai peran (role
clarity),
berpengaruh
Karenanya
terhadap pelaksanaan fungsi peran.
186
setiap permasalahan
peran
yang
perlu segera dicari penyebabnya,
dialarai
pemegang
peran
agar dapat dicari alter
natif upaya untuk raengatasinya.
4. Keterkaitan antara Teori Belajar yang Digunakan dengan Pelaksanaan Fungsi Peran Pembina
Diagnosa terhadap kelemahan
dalarn
peran
pembina
menemukan
bahwa
mengoptimalkan fungsi Karang Taruna pada
dasarnya disebabkan oleh terdapatnya perbedaan ekspektansi rnengenai Taruna
fungsi , tim
peran
pembina
pelaksana
FKKT,
Melalui pendekatan kependidikan
antara pengurus
Karang
dan pembina itu sendiri. dapat
dikemukakan
bahwa
pembina memandang pengurus Karang Taruna dan tirn pelaksana FKKT sebagai orang dewasa yang selayaknya rnampu menentukan kebutuhannya
sendiri
dan
mencari
jalan untuk pemecahan
masalah (asumsi belajar andragogi). Di pihak lain pengurus dan tim pelaksana FKKT pada
peran
rnasih
menuntut
aktif pembina dalara mengatasi berbagai permasalahan
yang dihadapinya.
belajar
kenyataannya
yang
optimalnya
Adanya perbedaan ekspektasi dan
digunakan
fungsi
asumsi
pembina ini mengakibatkan kurang
pembina.
Jadi
untuk
mengoptimalkan
pelaksanaan fungsi pembina ini, harus dihindari terjadinya perbedaan ekspektasi antara rnasing-raasing pemegang peran.
187
B.
REKOMENDASI
1. Pengembangan Program Pendidikan Luar Sekolah Ternuan dari dari penelitian diagnostik ini menuntut
dikembangkannya suatu program pendidikan luar sekolah yang berkenaan
dengan
kepentingan
meningkatkan kualitas
pembinaan,
pelaksanaan
fungsi
dalarn para
upaya
pemegang
peran.
a. Pengorganisasian Program
Perbedaan
permasalahan yang dihadapi.Karang Taruna
pada rnasing-raasing
pembinaan
sebut.
yang
berbeda
penelitian,
sesuai
Program pembinaan perlu
sentralisasi
oriented). tumbuh
daerah
dan
dengan
menuntut
program
dengan kebutuhannya ter
dilaksanakan
secara
berorientasi kepada kebutuhan (need-
Pembentukan Karang Taruna sebagai wadah berkembangnya
pemuda
untuk
mengandung konsekuensi
perlu diadakan pembekalan awal bagi setiap
yang baru dibentuk.
Karang
Taruna
Penyampaian informasi tentang ekspek
tasi Departemen Sosial mengenai fungsi peran pengurus
tim
pelaksana
FKKT
di-
merupakan
tidak boleh terlewatkan.
proses
dan
role-sending yang
Proses inilah yang terutama akan
memberikan modal dasar bagi pemegang peran dan akan sangat
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
fungsi
mereka.
Berkenaan dengan temuan rnengenai kelemahan pengurus
mengelola
organisasi
dan
terhadap proses pembelajaran,
188
pengaruh
gaya
dalarn
kepemimpinan
maka dalam pembekalan
awal
ini
pula
pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan
mengelola
organisasi
diberikan.
sebagai
wadah
belajar
perlu
Berkenaan dengan gaya kepemimpinan dan hubungan
interpersonal
yang
organisasi,
maka
berpengaruh
materi
terhadap mekanisme dalarn
yang
terutama
penting
adalah
dasar-dasar kepemimpinan serta dinamika kelompok. Temuan mengenai adanya masalah peran sebagai akibat
penunjukan tokoh pemegang peran,
menuntut dilaksanakannya
proses pemilihan personil pemegang peran yang
telah
disusun
sesuai
prosedur
oleh Departemen Sosial yaitu rnelalui
musyawarah.
Dengan masyarakat,
meraperhatikan perlu
potensi
dikerabangkan
yang
ada
di
wadah atau kelompok yang
telah ada di masyarakat sebagai cikal bakal Karang Taruna. Pembentukan wadah secara endogenous ini akan memenuhi asas
de-alienation di mana pemuda dapat meraandang Karang Taruna
sebagai milik rnereka sendiri dan bukan sebagai "pendatang" yang berasal dari luar lingkungan rnereka sendiri. Ternuan rnengenai adanya
belajar
kesenjangan
antara
asumsi
yang digunakan oleh pembina (Dinas Sosial) dengan
ekspektasi para
pemegang
peran,
menuntut
pendekatan
pembelajaran
andragogi.
Pendekatan pembelajaran yang
disesuaikan
diterapkannya
secara kontinum dari pedagogi ke digunakan
harus
dengan tingkat kesiapan warga belajar,
yaitu
disesuaikan dengan usia
maupun
189
pengalaraan
mereka
dalam
berorganisasi.
Dengan demikian peran pembina sebagai pen
didik,
bergerak dari sebagai "penolong individu
pemegang
peran"
sampai dengan sebagai "pengantar perubahan".
tahap dimana pembina telah dapat berperan sebagai tar
perubahan,
aspirasi
perubahan-perubahan capainya,
dihadapi,
pengan
rnaka ia bertanggung jawab melibatkan pen-
gurus Karang Taruna dan tim analisis
Pada
pelaksana
mereka yang
mendiagnosa
dalam
rneng-
lebih
tinggi
serta
dilakukan
untuk
men-
yang
harus
efektif
untuk
yang
perlu
FKKT
rintangan-rintangan
dan rnereneanakan strategi
yang
mencapai hasil yang diinginkan. b.
Implementasi Program
Suatu
program
ganisasikannya saja.
belurn
memadai hanya dengan mengor-
Implementasi suatu program
adanya monitoring dan evaluasi. akan
dapat
diperoleh
umpan
peningkatan kualitas pembinaan meningkatkan
kualitas
dan tim pelaksana FKKT.
peran
Melalui kedua kegiatan ini balik
bagi
perbaikan
dan
yang
pada
akhirnya
akan
pelaksanaan
fungsi peran pengurus
Dengan meraperhatikan potensi
dan
nyata pembina organisasi yang terdiri dari pimpinan
wilayah serta tokoh informal maka para pembina ini
menuntut
perlu
diberi
tanggung
organisasi
jawab yang lebih besar dalam
membantu meningkatkan kualitas program Karang Taruna.
190
Karang Taruna sendiri
dan
merupakan
berada
di
adanya unit-unit Karang
sebagai
mekanisme
tingkat
Taruna
Karang Taruna.
yang
berdiri
kelurahan/desa.
di
tingkat
kerja Karang Taruna,
yang sebenarnya secara langsung anggota
organisasi
rukun
Karena
warga
maka unit inilah
rnerniliki
atau
rnerabawahi
Pada unit-unit ini jumlah anggota
Karang Taruna yang harus dikelola lebih kecil dari pada di tingkat desa/kelurahan,
sehingga
lebih
karenanya upaya monitoring rnaupun
sederhana.
evaluasi
perlu
Melalui
yang sosial hanya
Oleh
dilakukan
unit-unit
nyata
dapat
pengaruhnya
Monitoring
meliputi
melainkan
inilah
beserta
pemuda.
dari
hal-hal
perlu
mencakup
pengelolaannya
tingkat
unit
relatif
tersebut.
dilihat program-program
terhadap
kesejahteraan
dan evaluasi selayaknya tidak
yang
bersifat
berbagai
adrninistratif
aspek
dalam konteks
perubahan sosial.
2. Pengembangan Teori
Penelitian rnengenai mekanisme yang
berlangsung
di
dalam organisasi Karang Taruna dengan fokus rnengenai peran
pengurus,
tirn
pelaksana
FKKT,
dan
rangkaian interaksional dalarn rangka ini,
telah
rnemantapkan
kebenaran
pembina
pada suatu
pembelajaran dua
pemuda
teori yaitu yang
berkenaan dengan peran (role) dan teori belajar andragogi.
191
Sebagai mana yang dikemukakan
dan
Krech (1962),
expectation
dan
motivasi,
Sarbin
(1968)
peran mengandung dua ciri khusus yaitu enactment.
keyakinan,
Ekspektasi
perasaan,
diharapkan oleh suatu posisi. kelakuan,
oleh
tindakan
atau
sikap
Sedang
perbuatan
ini dan
meliputi nilai
enactment orang
yang
meliputi
sesuai dengan
posisi yang disandangnya.
Penelitian pada
sasaran
rnernperlihatkan gejala yang ber
beda, posisi
penelitian
yang
menunjukkan bahwa penerapatan seseorang
dikatakan
bahwa
pada
suatu
pengirirnan
peran
ini
tersebut.
role-sending.
motivasi
singkat
motivasi
rnendorong
untuk
peran
Melalui
proses
eksternal (dari pengirim
peran) dapat membangkitkan pemegang
Secara
temuan tersebut rnemantapkan teori
rnengenai pentingnya proses
nyata.
daerah
tertentu perlu didahului oleh suatu proses penyarn-
paian informasi rnengenai peran
dapat
ketiga
internal
melakukan
yang
akan
suatu
karya
Motivasi internal yang didukung oleh hubungan
terpersonal
yang
peningkatan
tahapan
(berkelanjutan).
baik
dapat
peran
menciptakan
yang
tidak
suatu
pernah
in
proses
berhenti
Sebaliknya ketiadaan proses role-sending
ataupun ketiadaan dukungan interpersonal dari anggota akan mengakibatkan terhentinya proses role-episode. Teori belajar andragogi
penghargaan
terhadap
sebagai warga belajar.
berbagai
memberikan
kelebihan
pengakuan
orang
dan
dewasa
Hal ini tercermin dari asumsi yang
192
digunakannya dalara memandang warga belajar. Penelitian ini rnenernukan
alaraan,
bahv/a berbagai matra seperti citra diri,
kesiapan rnaupun orientasi
belajar,
bervariasi
dilaluinya. dalam
sesuai
pernuda
sebagai
warga
dengan pengalaraan yang telah
Hal ini menuntut agar penerapan teori belajar
proses pembelajaran pemuda dilaksanakan secara kon-
tinura dari pedagogi ke andragogi sesuai dengan dan
peng
kesiapan
warga
belajaran.
Ternuan
dikemukakan
Knowles
belajar
tersebut yang
yang
rnenjadi
kematangan sasaran pem
rnemantapkan ' teori
menyatakan
yang
bahwa pedagogi dan
andragogi terletak dalarn suatu garis kontinurn. 3.
Keterbatasan Penelitian dan Topik Penelitian Selanjut-
nya
Untuk
mengungkapkan
secara
mekanisme yang berlangsung di dalam
belajaran,
idealnya
diterapkan
pada
penelitian
digunakan
suatu
mendalam
suatu
metoda
sasaran
m,engenai
kegiatan
kualitatif
penelitian.
maka
penelitian. batasan
yang Karena
ini ditujukan untuk memperoleh gambaran menge
nai pelaksanaan fungsi peran dalam suatu rangkaian
aksional,
pem
inter-
penelitian ini diarahkan pada tiga daerah
Oleh karenanya penelitian ini rnerniliki keter
antara
lain karena masing-masing daerah memiliki
karakteristik masyarakat dan lingkungan yang berbeda sama
lain.
Karena
satu
daerah penelitian dipilih secara ter
batas dan sengaja, maka validitas eksternal penelitian ini
193
cukup terbatas pula. bedaan
faktor
Penelitian ini belurn memasukkan per
sosial
budaya pada ketiga daerah tersebut
secara mendalam ke dalam analisi. tor
Perhatian terhadap fak
sosial budaya dan lingkungan alarn hanya dibahas dalarn
hubungan
sebagai
permasalahan
sosial
generasi
rnuda dan sebagai potensi yang dapat dimanfaatkan
dalara meningkatkan kesejahteraan sosial.
berbagai
yang
dihadapi
Oleh karena
itu
temuan dan rekornendasi yang diajukan hanya dapat
diterapkan secara terbatas pada situasi dan
kondisi
yang
mendekati karakteristik daerah sasaran penelitian.
Berdasar
pada
keterbatasan
fenomena yang menarik ini,
peneliti
lebih
mengajukan
lanjut.
khususnya
yang
Dengan
yang
penelitian
masyarakat
beserta
dimanfaatkan
ditemukan rekornendasi
adanya
selama
penelitian
untuk
penelitian
keterbatasan
penelitian
berkenaan dengan faktor sosial budaya dan
lingkungan masyarakat, sanakan
penelitian serta pada
dalarn
peneliti memandang perlunya dilak mengenai
lembaga
nilai-nilai tradisionalnya
meningkatkan
yang yang
ada
di
dapat
kualitas mekanisme pem
belajaran masyarakat.
Pada
dengan
penelitian ini
diteraukannya
muncul
kasus
tercerrnin
yaitu
keberhasilan yang menonjol pada unit
Karang Taruna yang terbentuk secara swadaya. tersebut
negatif
dari
pada lingkungan maupun pada
Keberhasilan
berbagai perubahan yang terjadi
kesejahteraan
194
sosial
pemuda
itu
pola
sendiri.
Yang
hubungan
menarik
interpersonal
untuk diteliti adalah adakah
tertentu
pada
wadah
yang
swadaya
ini yang berbeda dengan wadah yang sengaja diben
tuk dari
"atas".
Dari temuan mengenai kurang optimalnya
bina
dalam
penerapan tingkat
membantu
teori
proses
andragogi
kesiapan
peran
pem
pembelajaran sebagai akibat
yang
warga belajar,
kurang
sesuai
dengan
peneliti memandang per
lunya penelitian mengenai proses belajar dan .mengajar yang terjadi pada orang dewasa dalara Penelitian
tuk
wadah
belajar.
ini perlu dilakukan pada lingkup yang luas un
memperoleh
dirasakan
berbagai
generalisasi
penting
yang
luas
pula.
Hal
ini
mengingat masih terdapat kecenderungan
digunakannya teori belajar pedagogi pada berbagai kegiatan
pembelajaran diharapkan
orang dapat
dewasa. memberikan
Hasil
penelitian
rekornendasi
tersebut
bagi
upaya
peningkatan kualitas proses maupun hasil pembelajaran pada orang dewasa.