Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
TECHNOLOGY LATEX POWDER PROCESSING WITH COUNTER CURRENT HOT AIR FLOW IN TUBES CYLINDER Nasruddin Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri, Kementerian Perindustrian RI
[email protected]
ABSTRACT This study aims to obtain the latex powder materials by using counter current hot air that flowed in the tube cylinder. Materials used were concentrated latex diluted with 2.5% ammonia. Each treatment consist of latex with volume 1,000 mL sprayed in to the tube cylinder by using spray gun. The treatmen were hot air temperature consist of (60; 80; 100) oC. Concentrated latex was sprayed from the top of the cylinder tube and the hot air sprayed from the bottom head. Cylinder tube was made of acrylic material with a 75 cm in diameter. The lenght of distance from the top to the bottom of the cylinder tube which were latex particles pass through were 230 cm. The results showed that latex particles treated with the hot air at 100°C produced latex powder dominated by shaped granules of 91.20% and shaped powder of 8.72%. Keywords: ammonia; concentrated latex; granular; latex powder.
249
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
PEMBUATAN TEPUNG LATEKS DENGAN METODE ALIRAN BAHAN DAN UDARA PANAS BERLAWANAN ARAH DI DALAM TABUNG SILINDER Nasruddin Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri, Kementerian Perindustrian RI
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tepung lateks dengan metode bahan dan udara panas yang dialirkan secara berlawanan arah di dalam tabung cylinder. Bahan yang digunakan berupa lateks pekat yang dilarutkan dengan amoniak 2,5%. Lateks dengan volume masing-masing perlakuan 1000 mL dimasukkan dalam tabung spray gun. Lateks pekat disemprotkan dari bagian atas tabung cylinder, pada saat itu juga dialirkan udara panas dari bagian tengan tabung cylinder menuju ke bagian atas tabung cylinder. Udara panas yang dialirkan di dalam ruang tabung cylinder berasal dari hair drier dengan variasi temperatur ruang tabung cylinder (60; 80; 100) oC. Tabung cylinder terbuat dari bahan acrylic dengan ukuran diameter 75 cm, jarak lintasan dari atas tabung cylinder kedasar tabung cylinder yang dilalui oleh partikel-partikel lateks yang dikeluarkan dari spray gun 230 cm. Hasil penelitian menunjukkan, partikel-partikel lateks yang melintasi udara panas pada teperatur 100oC di dalam ruang tabung sampai mencapai dasar tabung cylinder sebagian besar masih berbentuk granula (91,20%) dan sebagian lagi sudah berbentuk tepung (8,72%). Kata kunci : amoniak , granula, lateks pekat, tepung lateks.
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
250
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
PENDAHULUAN Getah karet (lateks) merupakan cairan putih yang berasal dari karet alam (Hevea brasiliensis) diperoleh dengan cara menorehkan pisau ke lapisan kulit batang pada pohon karet (penyadapan). Getah karet dari batang ditampung dalam mangkok, selanjutnya untuk mendapatkan leteks tetap cair sebagai bahan baku untuk lateks pekat ditambahkan larutan amoniak pada saat diakukan penyadapan. Kandungan lateks dari pohon karet setelah dilakukan penyadapan antara 20% - 45%, komponen non-karet sekitar 5% dan sisanya air (Khamput dan Suweero, 2011). Lateks adalah dispersi koloid bersifat stabil dari cis–1,4–poliisoprena dengan berat molekul tinggi pada media cair (Blackley, 1997). Lateks cair dari kebun dapat dipekatkan dengan menggunakan centifugas atau latex and water separator. Lateks kebun pada saat dilakukan pemekatan terpisah menjadi fase karet, serum dan fraksi bawah (Jacob et al., 1993). Komponen utama lateks terdiri dari protein (2-3)%, karbohidrat (1-2)%, partikel karet (30-40)%, air (55-65)%, abu (0,5-1,0)%, resin (1,53,5)% dan glikosida sterol (0,1-0,5)% (Poh, 1989, Tomaziq et al., 2004 dan Suparto, 2002). Komponen lateks selain partikel karet alam ada bagian bukan karet seperti magnesium (Wirach, 2013). Partikel lateks umumnya berdiameter antara 0,01-5 µm dan 0,1- 2 µm (Pendle dan Swinyard, 1991). Lateks pekat yang berasal dari karet alam dapat ditingkatkan penggunaannya dengan cara mengembangkan industri hilir berbahan baku lateks (Nancy et al., 2001). Pengembangan industri berbahan baku lateks pekat dapat ditingkatkan dengan cara mempelajari karakteristik sifat fisika kimia lateks untuk direkayasa antara lain menjadi tepung lateks sebagai bahan baku untuk berbagai industri barang jadi karet. Rekayasa lateks pekat menjadi tepung lateks telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu antara lain: Zainal dan Afrizal (2012), telah mendesain pengeringan semprot untuk produksi tepung karet alam dari lateks. Didin et al., (2013) telah merancang bangun alat pengeringan semprot (spray dryer) khusus untuk pengeringan lateks karet alam. Penelitian untuk mendapatkan tepung lateks yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara lateks pekat disemprotkan dengan spray gun melalui bagian atas tabung, pada saat yang bersamaan dialirakan juga udara panas dari bagian tengah tabung menuju kebagian atas tabung. Partikel-partikel lateks pekat yang berasal dari
251
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
spray gun yang dialirkan dari bagian atas tabung, pada saat yang bersaman akan terjadi tumbukan dengan udara panas (perpindahan panas) yang dialirkan dari bagian tengah tabung. Pristiwa terjadinya tumbukan berdampak pada molekul-molekul air dan amonia yang terdapat pada bagian dalam maupun pada bagian luar lateks akan keluar atau terjadi pertukaran antara molekul-molekul air dan udara panas di dalam molekul-molekul lateks.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan untuk kegiatan penelitian ini terdiri dari lateks pekat, larutan amonia, alkohol, Na2SO3, oksida magnesium dan air. Alat yang digunakan terdiri dari tabung silinder, compressor, spray gun, spray dryer, thermocouple, stopwatch, pressure gauge dan flow meter. Gambar berikut ini merupakan sebagaian bahan dan peralatan penelitian yang digunakan.
Gambar 1. Lateks Pekat
Gambar 2. Compressor
Gambar 3. Spray Gun
Gambar 4. Tabung Silinder
Gambar 5. Spray Dryer
Gambar 6. Thermocouple
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
252
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Metode Penelitian Ruang tabung silinder dengan ukuran (230 x 75) cm dialiri udara panas dari bagian tengah menuju kebagian atas dengan spray dryer pada temperatur yang dikondisikan (60; 80; 100)
o
C. Spray gun diisi dengan lateks pekat yang telah
ditambahkan anti kougulan dan anti lengket dengan volume untuk masing-masing perlakuan 1000 mL. Atur kecepatan udara dari tabung kompresor (25 l/menit), lalu semprotkan lateks dengan menggunakan spray gun yang tabungnya telah diisi lateks pekat ke arah bawah (berlawanan dengan udara panas dari bagian bawah menuju ke bagian atas silinder). Amati penomena tumbukan yang terjadi antara partikel-partikel lateks pekat yang disemprotkan dari spray gun dengan udara panas dari spray dryer dengan cara melihat perubahan partikel-partikel lateks sepanjang lintasan yang dilalui.
HASIL DAN PEMBAHASAN Mekanisme Pindah Panas dan Pindah Massa Mekanisme pindah panas dan pindah massa merupakan suatu pristiwa dimana terjadi perpindahan antara panas yang merambat menuju titik tengan (titik dingin) suatu benda atau partikel, pada saat yang bersamaan terjadi juga perpindahan massa yang mempunyai titik didih rendah jika dibandingkan dengan panas yang merambat dan partikel yang didiami oleh massa tersebut. Menurut Kreith (1997) terjadinya perpindahan panas hal ini disebabkan oleh perbedaan temperatur antara benda yang mempunyai temperatur tinggi merambat ke benda yang mempunyai temperatur rendah. Pristiwa pindah panas dan pindah massa umumnya banyak terjadi pada pengeringan. Menurut Sitompul et al., (2003) pengeringan merupakan proses untuk mengeluarkan sebagian air dari bahan dengan menggunakan energi panas. Prisnsif pindah panas dan pindah massa digunakan dalam proses pembuatan tepung lateks, dimana sejumlah larutan amoniak yang gunakan sebagi pelarut lateks pekat dalam penelitian ini diuapkan dengan udara panas. Udara panas berasal dari spray dryer dialirkan kedalam ruang tabung silinder pada berbagai temperatur yang telah ditentukan (60; 80; 100) oC. Aliran udara panas pada saat terjadi tumbukan dengan partikel-partikel lateks, maka pada saat yang bersamaan juga terjadi pergerakan molekul-molekul amonia
253
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
dan air yang terkandung di dalam partikel-partikel lateks menuju ke bagian luar partikel lateks. Amonia yang ditambahkan pada leteks sebagai anti koogulan dan sebagai pelarut merupakan larutan yang mudah menguap. Amonia selain sebagai anti kougulan, pada pembuatan tepung lateks berfungsi juga sebagai larutan pembawa lateks pada saat dilakukan penyemprotan kedalam ruang tabung silinder dengan spray gun. Amonia pada fase gas mempunyai massa jenis 0,6941 g/L, kelarutan dalam air 89,9g/100 ml pada 0oC, titik lebur -77,73 oC (195,42oK), temperatur autosoluton 651oC, titik didih -33,34oC, (239,8oK), Keasamana (PKa) 9,25 dan Kebasaan (PKb) 4,75 (Sivia, 2013). Amonia sebagai larutan anti koogulan dan larutan pembawa lateks pekat pada saat disemprotkan sesuai dengan karakteristik sifat fisika kimianya mengalami penguapan dari dalam partikel-patikel lateks pada berbagai temperatur ruang saat terjadi tumbukan dengan udara panas. Udara panas yang dialirkan keruang tabung (60; 80; 100) oC menguapkan amonia dari bagian dalam dan bagian luar partikel lateks. Secara tioritis amonia mudah mengalami penguapan terlebih temperatur ruang tabung silinder lebih tinggi jika dibandingkan dengan titik didih amonia. Gambar 7 dan 8 berikut ini merupakan mekanisme pindah panas dari udara panas dan partikel lateks di dalam tabung silnder hingga seluruh partikel lateks yang terbentuk berada pada bagian dasar ruang tabung silinder.
Gambar 7. Proses penyemprotan lateks kedalam tabung silinder
Gambar 8. Pristiwa terbentuknya partikel lateks di dalam tabung silinder
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
Gambar 9. Tepung Lateks pada bagian bawah tabung silinder
254
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Tabung silinder dengan temperatur ruang (60; 80; 100) oC jika dilihat dan dibandingkan dengan massa jenis, kelarutan dalam air, titik lebur, temperatur autosolution, titik didih, keasaman dan kebasaan amoniak yang berinteraksi dengan udara panas yang berlawanan arah dapat mempercepat terjadinya penguapan amonia dan air yang berada di dalam partikel-partikel lateks maupun pada bagian permukaan untuk selanjutnya partikel-partikel lateks berbentuk granula dan sebagian menjadi tepung lateks. Partikel-partikel yang berupa tepung lateks yang amonia dan airnya telah mengalami penguapan oleh udara panas di ruang tabung silinder setelah menempuh jarak lintasan 230 cm dengan waktu rerata 0.00.09.15 menit dari bagian atas menuju dasar tabung silinder sebagian kecil partikel membentuk tepung lateks dan sisanya sebagian besar membentuk granula. Hal ini disebakan, selain lateks mempunyai sifat lengket dan elastis, lateks Menurut Suparto (2002) mengandung bahan pembentuk yang antara lain terdiri dari karet, resin, protein, abu, gula dan air. Kandungan senyawa
ini
juga
berkemungkinan
menghambat
terbentuknya
tepung
dan
menghambat sebagian amonia dan air untuk menguap dari dalam partikel-partikel lateks. Mekanisme Terbentuknya Tepung Lateks Penomena pembentukan tepung lateks seperti terlihat pada Gambar 8 di atas memperlihatkan adanya pergerakan partikel – partikel lateks dari lubang spray gun pada saat awal penyemprotan menuju ke bagian tengan tabung sulinder sangat tidak menentu. Hal ini disebabkan terjadinya percampuran antar partikel-partikel lateks dengan udara panas serta putaran partikel antar lapisan yang mengakibatkan terjadinya pertukaran momentum dari satu bagian partikel lateks, amonia dan air kebagian udara panas dalam tabung silinder. Partikel-partikel lateks dalam keadaan terjadinya tumbukan dengan udara panas mendekati turbulen maka tumbukan yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata di dalam tabung silinder pada kondisi kedua pergerakan aliran yang berlawana arah mendekati kondisi stabil. Pergerakan partikel-partikel lateks dari mulut lobang spray gun awalnya pada kecepatan tinggi dengan membentuk formasi seperi hurup “V” terbalik menuju ke arah bagian bawah tabung silinder. Pergerakan partikel melambat pada saat terjadinya
255
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
tumbukan dengan udara panas dari spray dryer. Awal terjadi tumbukan antara udara panas dengan partikel-partikel lateks sebagian amonia dan air menguap hanya pada bagian permukaan partikel lateks, dimana udara panas baru menyentuh hanya pada permukaan luar dari partikel lateks. Udara panas terus mengalami pergerakan ke bagian titik tengah partikel lateks seiring dengan pergerakan partikel lateks menuju ke bagian dasar tabung silinder. Pergerakan amonia dan air meninggalkan molekul-molekul lateks tidak berbading lurus dengan pergerakan udara panas menuju ke titik tengah partikel lateks dan pergerakan partikel-partikel lateks menuju ke bagian dasar tabung silinder. Hal ini disebabkan lateks mengandung persenyawaan kimia pembentuk seperti protein, karbohidrat, air, resin dan glikosida sterol. Persenyawaan kimia tersebut menghambat pergerakan amonia dan air menuju ke bagian luar partikel-partikel lateks dan kemungkinan ada sebagian kecil persenyawaan amonia dan air yang bereaksi atau terikat pada persenyawaan kimia pembentuk lateks seperti protein, sulfida membetuk garam amonium yang selanjutnya terikat dengan persenyawaan kimia pembentuk lateks. Selain itu lateks merupaka persenyawaan kimia dengan rumus cis–1,4– poliisoprena yang mengandung sulfida dengan amonia berpotensi membentuk amonium sulfida. Partikel-partikel lateks dengan terjadinya tumbukan dengan udara panas sepanjang lintasan yang dilalui di dalam tabung silinder dengan berbagai temperatur seperti diuraikan di atas berdampak pada terhambatnya terjadi pembentukan partikelpartikel dalam bentuk tepung. Bagian partikel-partikel lateks yang masih mengandung amoni dan air masih berbentuk koloid setelah mencapai dasar tabung silinder akan menyatu membentuk granula-granula dan menyatu atar bagian. Sementara sebagian partikel yang amonia dan airnyanya mengalami penguapan lebih dari 95% pada saat mencapai dasar tabung silinder akan berbentuk tepung. Pengaruh Temperatur Terhadap Persen Tepung Lateks Tepung lateks yang terbentuk dari penguapan amonia dan air dari dalam partikel-partikel lateks oleh udara panas sepanjang lintasan dari atas ke dasar tabung silinder berbentuk bulat tidak beraturan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kecepatan partikel-partikel lateks yang keluar dari mulut lobang spray gun dimana pada saat
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
256
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
yang bersamaan terjadi tumbukan antara partikel-partikel lateks dengan udara panas dari spray dryer. Tepung lateks yang terbentuk berwarna putih agak kekuningan, hal ini disebabkan oleh udara panas berpengaruh langsung terhadap warna tepung dari warna putih lateks menjadi warna putih sedikit kuning. Pengaruh udara panas pada temperatur 60oC dengan warna partikel putih mendekati warna lateks. Jika dilihat pengaruh temperatur 60oC terhadap penampakan warna partikel tidak berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan udara panas yang diberikan untuk mengeluarkan amonia tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya perunbahan warna partikel lateks yang dihasilkan. Temperatur ruang 60oC berpengaruh secara langsung terhadap sejumlah amonia dan air yang dikeluarkan dari dalam partikel-partikel lateks selama pergerakan lateks dari mulut lobang spray gun menuju bagian bawah/dasar tabung silinder dan berpengaruh terhadap tepung lateks yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh adanya penguapan amonia dan air yang lambat dari dalam partikel lateks akan berdampak pada terikatnya kembali/menyatunya kembali antar partikel lateks setelah mencapai dasar tabung. Tepung lateks yang dihasilkan pada laju udara panas pada temperatur 60oC lebih kecil (5,62%) dari 1000 mL latek yang disemprotkan ke dalam ruang tabung. Hal ini terlihat bahwa temperatur udara, bahan yang disemprotkan dan jarak lintasan yang dilalui oleh partikel-partikel lateks sangat berpengaruh terhadap jumlah tepung yang dihasilkan. Pergerakan udara panas pada temperatur 60oC sangat lambat menuju bagian tengah partikel lateks, hal ini berdampak pada lamatnya pergerakan amonia dan air meninggalkan partikel lateks, sementara jarak lintsan yang dilalui dan kecepatan amonia dan air menguap dari partikel lateks tidak sebanding yang akhirnya partikel-partikel lateks sebagian besar menyatu kembali dalam bentuk granular. Kenaikan temperatur udara panas yang dialirkan dalam ruang tabung yang ditingkatkan pada temperatur 80oC terjadi percepatan pergerakan amonia dan air dari dalam partikel-partikel lateks dan terlihat perubahan secara fisik terhadap warna partikel yang melalui lintasan. Dimana partikel-partikel lateks semakin mendekati arah sumber udara panas warna partikel mendekati kekuning-kuningan. Selain itu terlihat juga dengan adanya pengaruh kenaikan temperatur udara panas dari 60oC ke temperatur udara panas 80oC terjadi kenaikan persentase terbentunya tepung lateks
257
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
7,18%. Kenaikan ini terjadi disebabkan terjadi penguapan amonia dan air yang menghambat terbentuknya ikatan antar partikel setelah mencapai dasar dari tabung silinder. Menurut Triwijoso et al., (1989), kadar karet kering lateks pekat yang telah dilakukan sentrifugasi 60%. Hal ini terlihat bahwa pengaruh air terhadap pembentukan tepung lateks berpengaruh signifikan, dimana air yang masih terkandung di dalam lateks menghambat terjadinya pembentukan tepung. Kenaikan temperatur udara panas yang dialirkan kedalam ruang tabung silinder dari 80oC ketemperatur udara panas 100oC memacu terjadi percepatan peningkatan pergerakan molekul-molekul amonia dan air meninggalkan partikel-partikel lateks. Dimana perbedaan antara titik lebur -77,73 oC (195,42oK), temperatur autosoluton 651oC, titik didih -33,34oC, (239,8oK) amonia dan air dengan temperatur ruang tabung silinder 100oC mempercepat terjadinya pergerakan udara panas merambat masuk kedalam titik tengah partikel-partikel lateks yang sebaliknya mempercepat pergerakan partikel-partikel amonia dan air untuk meninggalkan molekul-molekul lateks. Pergerakan partikel-partikel amonia mempercepat terjadinga perubahan struktur partikel-partikel lateks yang semula lembab karena adanya amonia dan air yang terkandung di dalamnya berubah menjadih kering dan partikel-partikel lateks mudah melayang karena berkurangnya bobot partikel. Pristiwa ini berdampak pada kenaikan tepung lateks menjadi 8,72% dan granula 91,20%. Partikel-partikel lateks yang dialiri udara panas dengan menggunakan spray dryer di dalam ruang tabung pada temperatur 100oC tidak mudah menyatu setelah mencapai bagian dasar tabung silinder. Mekanisme pergerakan molekul-molekul amonia dan air selain meningkatkan kenaikan perolehan tepung lateks berdampak pada terjadinya perubahan warna dari partikel-partikel lateks cenderung kekuning-kuningan. Peristiwa terjadinya perubahan warna partikel tepung lateks dipicu oleh kenaikan tempeatur yang merubah struktur bahan pembentuk lateks seperti protein, karbohidrad, lipid dan penguapan air.
KESIMPULAN Proses pembuatan tepung lateks yang dilakukan di dalam tabung silinder dengan cara lateks pekat disemprotkan dari bagian atas tabung silinder menuju
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
258
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
kearah bagian bawah tabung silinder pada pada saat yang bersamaan dialirkan udara panas pada temperatur 100 oC dapat menghasilkan granula 91,20% dan tepung lateks 8,72%. Warna tepung lateks yang dihasilkan dengan udara panas yang dialirkan kedalam ruang tabung silinder kekuning-uningan.
UCAPAN TERIMA KASIH 1. Kepala Puskajitek HKI BPKIMI Kementerian Perindustrian penyandang dana kegiatan penelitian 2. Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang Penyediaan Fasilitas Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Blackley, D.C. 1997. Polymer Latices Science and Technology. Penerbit Chapman & Hall, London. pp.1-2. Didin, S., A. Vachlepy, M. Purbaya dan S. Hanifarianty, 2013. Rancang Bangun Alat Pengeringan Semprot (Spray Dryer) Khusus Untuk Pengeringan Lateks Karet Alam. https://insentif.ristek.go.id. Diakses tanggal 15 Juli 2014. Jacob, J. L., d’Auzac, J., Prevot, J. C. 1993. Clin. Rev. Allergy 11, 325–337. Kreith, F. 1997. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas. Jakarta: Erlangga. Khamput, P dan K. Suweero. 2011. Properties of Mortar Mixing with Medium Ammonia Concentrated Latex. 9 th Eco-Energy and Materials Science and Engineeri ng Symposium, Chiang Rai, Thailand, 25-28. Nancy C., D. Suwardin, M. Supriadi. 2001. Kajian Mengenai Pemasaran Lateks : Profil Petani, Industri Lateks Pekat dan Industri Barang Jadi Lateks. Jurnal Penelitian Karet 19 (1): 54-76. Pendle, T. D dan P.E. Swinyard. 1991. J. Natl. Rubb. Res. 6, 1–11. Poh KW. 1989. Developments of natural rubber latex. Production, properties, stability. Elastomerics 12(12): 12-15.
259
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Sitompul, J.P, Istadi dan S. Sumardiono. 2003. Modelling and Simulation of Momentum, Heat, and Mass Transfer in a Deep-Bed Grain Dryer. Drying Technology. 21 (2): 217–229. Silvia, R.E. 2013. Penyisahan Amonia dari Air Limbah Menggunakan Gabungan Proses Membran dan Oksidasi Lanjut dalam Reaktor Hibrida Ozon-Plasma Menggunakan Larutan Penyerap Asam Sulfat. Tesis Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Indonesia Depok. Hal 1 – 145. Suparto, D. 2002. Pengetahuan Tentang Lateks Hevea. Kursus Teknologi barang Jadi Lateks. Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor. Bogor. Tomazic-Jezic VJ, DH. Beezhold, H. Hashim, T. Palosuo , M. Raulf-Heimsoth, M. Swanson dan RG. Hamilton. 2004. Performance of methods for the measurement of natural rubber latex (NRL) proteins, antigens and allergens. J. Allergy Clin. Immunol. 113(2):78. Triwijoso, S. U. dan Oerip Siswantoro. 1989. Pedoman Teknis Pengawetan dan Pemekatan Lateks Hevea. Balai Penelitian Perkebunan, Bogor. Wirach, T. 2013. Rubber Recovery from Centrifuged Natural Rubber Latex Residue Using Sulfuric Acid. Songklanakarin J. Sci. Technol. 35 (2), 213-216 Zainal, A.A dan V. Afrizal. 2012. Desain Pengeringan Semprot Untuk Produksi Tepung Karet Alam Dari Lateks. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 11, No. 3. Hal 132-140.
Pembuatan tepung lateks dengan metode aliran bahan ..., Nasruddin
260