ANALISIS TEKNIS, FINANSIAL DAN FAKTOR PENDUKUNG USAHA PRODUKSI BERAS ANALOG BERBAHAN KIMPUL DAN UBI KELAPA PADA SKALA IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) TECHNICAL ANALYSIS, FINANCIAL AND SUPPORTING FACTORS OF ANALOG RICE PRODUCTION BASED ON KIMPUL AND UBI KELAPA IN SMALL SCALE INDUSTRY Irfan Diar A1)*, Panji Deoranto2), Teti Estiasih2) Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2)Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No.1 malang 65145 *email:
[email protected]
1)Alumni
Abstrak Beras analog merupakan tiruan dari beras yang terbuat dari bahan-bahan seperti umbi-umbian dan serealia yang bentuk maupun komposisi gizinya mirip seperti beras. Untuk mengetahui apakah beras analog layak diproduksi, dibutuhkan suatu penelitian mengenai perencanaan pembangunan usaha pengolahan beras analog berbasis bahan kimpul dan juga ubi kelapa pada skala IKM yang nantinya mungkin bisa dilakukan pengembangan dalam skala lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan teknis, financial dan faktor pendukung dengan menggunakan analisis SWOT pada perencanaan pendirian usaha beras analog berbahan kimpul dan ubi kelapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan analisa finansial dan analisa metode SWOT. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan, dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Setelah dilakukan analisis, maka diperoleh hasil bahwa dari segi teknis pendirian usaha beras analog berbahan kimpul dan ubi kelapa bisa dikatakan layak , dan juga untuk segi aspek finansial dapat dikatakan layak untuk didirikan. Dari hasil yang telah dianalisis pada faktor pendukung diperoleh bahwa pihak-pihak seperti masyarakat, pengepul/penjual umbi, petani, pelaku bisnis UKM berbahan umbi dan juga intansi pemerintahan, sepenuhnya mendukung adanya pengembangan produk beras analog berbahan kimpul dan ubi kelapa. Kata Kunci: Beras Analog, Aspek Teknis, Aspek Finansial dan Metode SWOT.
Abstract Analog rice constitute an artificial of rice made of some materials like tubers and grains which have similar form and nutrition contentas the rice. To obtain the eligibility of producing the analog rice, the study about development planning of rice analog processing business based on kimpul and coconut yams material in the small scale industry is necessarily conducted, which will probably can be expandedinto a larger scale of industry. The purpose of this research is to analyze technical feasibility financial supporters and factors with using analysis on planning training establishment the analog businesses rice made kimpul and sweet coconut. The Methods used in this research is calculation financial analysis and the analysis SWOT methods. This analysis based on logic that can be maximizing strengths and opportunities, but simultaneously able to minimizing weaknesses and the threat of. After the analysis was conducted, then obtained the results in terms of both technical business development also the financial aspect are worth to establish. The supporting factor analysis resulted that the society, merchants, farmers, government, and the owner of the tuber-based UKM are giving the full support for the development of analog rice product based on kimpul and coconut yams. Keyword : Analog Rice, Technical aspect, financial aspect, SWOT Method.
PENDAHULUAN Di Indonesia walaupun sudah dipercayakan melalui program Keluarga Berencana, kenaikan penduduk terbilang masih cukup tinggi (sekitar 2% per tahun). Ini berarti jumlah orang yang perlu makan pun selalu meningkat sehingga usaha pencukupan pangan makin hari makin berat. Hal itu juga yang nantinya sangat berpengaruh pada jumlah permintaan beras yang tentunya kian hari semakin meningkat . Salah satu solusi yang bisa dilakukan yaitu dengan pemanfaatan sumber pangan dengan basis umbi-umbian yang saat ini sedang digalakkan adalah produksi beras analog Untuk mengetahui apakah beras analog layak di
produksi, maka dibutuhkan suatu penelitian mengenai perencanaan pembangunan usaha pengolahan beras analog terkait aspek teknis, finansial dan faktor pendukung berbasis bahan kimpul dan juga ubi kelapa pada skala IKM. Metode yang digunakan dengan menggunakan perhitungan analisa finansial dan Metode SWOT pada faktor pendukung dari hasil kuesioner. Menurut Freddy (2005), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor – faktor sistematis untuk merumuskan strategi sebuah organisasi baik perusahaan bisnis maupun organisasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya pendirian usaha beras analog berskala IKM
dengan menganalisis kelayakan teknis finansial dan juga dilakukan analisa SWOT dari hasil kuesioner yang telah diperoleh.
pedagang umbi, pemerintahan, UKM dengan basis umbi dan kalangan masyarakat yang hasilnya dilakukan analisa menggunakan metode SWOT.
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2014. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Malang dan sekitarnya. Aspek kelayakan yang dikaji meliputi aspek teknis serta aspek finansial. Untuk aspek teknis diantaranya penentuan lokasi usaha, bahan baku dan bahan pendukung, proses produksi, kapasitas produksi, pemilihan mesin dan peralatan, utilitas, kebutuhan tenaga kerja. Pada aspek finansial yaitu Harga Pokok Produksi (HPP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Efisiensi Usaha (R/C Ratio), Break Event Point (BEP), Payback Period (PP). Faktor pendukung dilakukan penyebaran kuesioner kepada pihak petani umbi,
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Teknis a. Penentuan Lokasi Usaha Direncanakan lokasi usaha Beras Analog ini berada di daerah Batu. Pemilihan lokasi ini beradasarkan pada aspek kedekatan dengan bahan baku dimana bahan baku yang dibutuhkan banyak diambil di daerah karanglo, karangploso, dan daerah blimbing. Selain karena aspek kedekatan dengan sumber bahan baku, lokasi di daerah Kota Malang dan Kota Batu juga dekat dengan pasar sehingga bisa lebih mudah dalam memasarkan produk beras analog.
b. Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Tambahan Kebutuhan bahan baku serta bahan tambahan bisa dilihat pada tabel 1 Jenis
Kimpul Ubi Kelapa Tepung Beras Na-Metabisulfit (1g/liter), air 700 liter Garam (50g/liter) air700L Minyak Sawit STPP Alginat CaCl2
Jumlah/ Hari (Kg)
Jumlah/ Bulan (Kg)
700 700 60 0,7 35 20 0,4 4 1 gr
17.500 17.500 900 17,5 875 300 6 60 15 gr
Jumlah/ Tahun
210.000 210.000 10.800 210 10.500 3.600 72 720 1,8
Harga/ Satuan (Rp)
1.600 1.300 13.000 30.000 5.000 14.000 8.000 90.000 1.500
Biaya/ Hari (Rp)
1.120.000 910.000 21.000 175.000 50.000.000 3.600.000 64.800.000 270.000
c. Perancangan Proses Produksi Urutan proses produksi beras analog berbasis umbi kimpul dan ubi kelapa dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini :
Gambar 1. Diagram Alir Beras Kimpul
Gambar 2. Diagram Alir Beras Ubi Kelapa
d. Kapasitas Produksi Pada produksi beras analog ini direncanakan jumlah kapasitas produksi perharinya sebanyak 200 kg dikarenakan produk ini masih merupakan produk beras analog yang dalam proses pengenalan ke banyak kalangan. Asumsi kapasitas produksi sebanyak 200 kg ini merupakan kombinasi/ pencampuran dari bahan utama seperti tepung umbi dan juga tepung beras dengan perbandingan jumlahnya sekitar 70 : 30 dengan asumsi hari kerjanya 25 hari dalam sebulan. e. Pemilihan Mesin Dan Peralatan Mesin dan peralatan beserta spesifikasi dan fungsi yang digunakan pada proses pembuatan beras analog untuk skala IKM berbasis Umbi diantaranya adalah Genset, Mesin Penepung, Mixer, Mesin Extruder, Timbangan duduk. Rak Stainlees Steel, Pisau, Ember Besar, Lory Barang. Sedangkan ada juga kebutuhan tambahan untuk keperluan ad,inistrasi seperti Meja Kantor, Kursi Kantor, dan meja sofa. f. Kebutuhan Utilitas Pada proses pembuatan beras analog ini sendiri membutuhkan kebutuhan utilitas diantaranya adalah transportasi, air, solar, listrik. Pedoman kebutuhan utilitas berdasarkan pada kapasitas produksi yang mencapai 200 Kg/hari dengan perhitungan biaya utilitas dengan asumsi waktu kerja sebanyak 25 hari kerja di setiap bulannya. g. Kebutuhan Tenaga Kerja Pada usaha pembuatan beras analog berbasis umbi ini memerlukan 5 tenaga kerja, dimana 4 tenaga kerja merupakan tenaga kerja langsung dan 1 tenaga kerja tak langsung. Penjadwalan kerja pada tenaga kerja untuk tiap 1 harinya 8 jam kerja , dan dalam sebulan diasumsikan 25 hari kerja. Mengenai pembagian gaji pada tenaga kerja diantaranya sebesar Rp 1.300.000 untuk tenaga kerja langsung dan Rp 1.150.000 untuk tenaga kerja tidak langsung. 2. Analisa Finansial a. Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi Beras kimpul kemasan 1 kg diperoleh Rp 16.412,75 dengan harga jual Rp 21.500,00. Kemasan 325 gr didapatkan HPP Rp 5.337,47 dengan harga jual Rp 7.000,00. HPP Beras ubi kelapa 1 Kg
didapatkan Rp 15.363,75 dengan harga jual Rp 20.000,00. Kemasan 325 gr beras ubi kelapa diperoleh Rp 4.996,34 dengan harga jual Rp 6.500,00. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan HPP dan Harga jual : HPP Harga Jual
= Total Cost / Q = (Mark Up x HPP) + HPP
b. Break Event Point ( BEP ) Dengan Menggunakan rumus BEP : BEP Unit
= Biaya Tetap (harga per unit – biaya variable per unit) BEP Rupiah = Biaya Tetap (Kontribusi Margin per unit : Harga per unit)
Diperoleh hasil BEP Beras kimpul 1 Kg adalah sebesar 7 unit dan Rp 51.400,00. Kemasan 325 gram didapatkan 23 unit dan Rp 51.400. Sementara itu untuk hasil BEP Beras Ubi Kelapa 1 Kg diperoleh sebesar 8 unit dan Rp 51.400,00. Pada kemasan 325 gr didapatkan 24 unit dan Rp 51.400,00. c. Perhitungan Efisiensi Usaha Hasil yang diperoleh pada perhitungan efisiensi usaha (r/c ratio) diperoleh baik beras analog Kimpul 1 Kg dan 325 gr maupun beras analog ubi kelapa 1 Kg dan 325 gr yaitu nilainya sebesar 1. Dengan Rumus : Total Penerimaan R/C Rasio
= HPP x Jumlah Unit = Total Penerimaan Total Biaya
d. Net Present Value ( NPV ) Dengan rumus perhitungan NPV adalah :
Keterangan: B = Benefit (penerimaan tiap tahun) C = Cost (biaya yang dikeluarkan tiap tahun) t = Tahun kegiatan usaha (t = 1,2,3,…,n) i = Interest (tingkat bunga yang berlaku) Nilai NPV yang diperoleh pada beras kimpul 1 Kg dan 325 gram masing-masing adalah sebesar Rp 2.906.863.546 dan Rp 2.934.259.581. Sementara itu untuk produk beras Ubi kelapa 1 kg dan 325 gram didaptkan nilai NPV sebesar Rp 2.690.517.192 dan Rp 2.688.037.729. Menurut Umar (2009), suatu usaha dikatakan layak apabila nilai NPV bernilai positif atau lebih dari nol. Berdasarkan perhitugan NPV, produksi beras analog dapat dikatakan layak untuk dijalankan
e. Internal Rate Of Return ( IRR ) Nilai IRR yang diperoleh pada produk beras analog kimpul maupun ubi kelapa didaptkan dari perhitungan dengan rumus : + (i2– i1)
IRR = i1 +
Keterangan : i1 = Discount rate yang dihasilkan NPV1 i2 = Discount rate yang dihasilkan NPV2 NPV1 = Net Present Value bernilai positif NPV2 = Net Present Value bernilai negatif
Nilai IRR produk beras analog Ubi Kelapa 1 kg dan 35 gram adalah sebesar 52% dan 46%. Tentang hasil IRR produk beras analog Kimpul kemasan 1 Kg maupun 325 gram didapatkan nilai sebesar 48%. Menurut Jumingan (2009), apabila perhitungan IRR > dari tingkat suku bunga maka usaha tersebut dapat dikatakan layak. Apabila nilai IRR = tingkat suku bunga maka usaha tersebut dikatakan berada dalam keadaan BEP. Namun apabila nilai perhitungan IRR < tingkat suku bunga maka usaha tersebut dikatakan tidak layak untuk dijalankan. f. Payback Period ( PP ) Hasil perhitungan payback period pada produk beras analog Kimpul kemasan 1 kg dan 325 gram diperoleh pada 1 tahun 3 bulan. Mengenai hasil pada beras analog Ubi Kelapa kemasan 1 kg didapatkan hasil 1 tahun 3 bulan 11 hari begitupun beras Ubi kelapa kemasan 325 gram didapatkan hasil yang sama. Menurut Pujawan (2005), suatu proyek dikatakan layak apabila payback period (PP) lebih pendek dari usia proyek/usaha yang telah direncanakan. Perhitungan PP ini menggunakan rumus : PP= Keterangan: t = tahun terakhir dimana kumulatif net cash belum mentupi initial invesmnet b = initial invesmnet c = kumulatif net cash pada tahun ke-t d = jumlah kumulatif net cash inflow pada tahun ke t + 1
3. Analisa Faktor Pendukung Dalam melakukan analisis pada faktor pendukung data yang diolah dari data hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden dan selanjutnya digunakan metode analisis SWOT untuk menganalisis hasil dari data kuesioner yang telah terisi. Pada analisis SWOT ada 2 faktor yang perlu dilakukan analisa, yaitu faktor internal yang terdiri atas Strength (kekuatan) dan Weaknes (kelemahan) serta faktor eksternal yang meliputi Opportunity (peluang) dan Thread (ancaman)
Faktor Internal 1. Strenghts (Kekuatan) a) Beras Analog memiliki kandungan gizi lebih baik dari beras biasa pada umumnya. b) Beras analog mempunyai durasi waktu pemasakan yang cukup singkat. c) Beras Analog merupakan salah satu upaya diversifikasi pangan. d) Beras analog Sebagai salah satu solusi pencegahan penyakit degeneratif. 2. Weakness (Kelemahan) a) Beras analog adalah suatu produk terobosan baru. b) Beras analog mempunyai tekstur warna yang belum terlalu menyerupai beras atau belum sama dengan beras pada umumnya. c) Beras analog belum banyak dikenal oleh sebagian besar kalangan masyarakat. d) Beras Analog masih belum bisa mengganti / mensubtitusi produk beras biasa di kalangan masyarakat. Faktor Eksternal 1. Opportunities (Peluang). a) Peraturan Presiden yang membahas tentang penganekaragaman konsumsi pangan. b) Harga beras biasa banyak yang memang lebih mahal dari beras analog. c) Pengusaha UKM yang tentu ingin memasarkan produk beras analog d) Masyarakat sebagai pendukung kebijakan pemerintah terkait diversifikasi pangan e) Masyarakat malang banyak yang suka mengkonsumsi produk olahan umbiumbian. 2. Threads (Ancaman) a) Kimpul dan Ubi Kelapa yang cukup susah diperoleh. b) Banyak kalangan masyarakat yang condong memilih mengganti bahan pangan pokok dengan suatu produk yang telah mereka konsumsi atau telah dikenal sejak lama. c) Kurangnya peranan atau dukungan pemerintah terhadap petani umbi-umbian. d) Banyak masyarakat yang kurang mengetahui tentang pemanfaatan umbi yang diggunakan sebagai bahan pembuatan beras analog Setelah mengklasifikasi berbagai kemungkinan dari faktor internal dan eksternal dan agar mudah menemukan hasil analisis maka digunakanlah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan serta kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu pada Gambar 3
I. Strategi SO (Strenghts-Opportunities) 1. Meningkatkan jumlah produksi beras analog 2. Meningkatkan kualitas dan mutu produk beras analog. 3. Pemasaran produk beras analog harus lebih ditingkatkan. II. Strategi WO (Weakness-Opportunities) 1. Melakukan kegiatan pengenalan dan penyuluhan lebih gencar kepada masyarakat tentang beras analog dan juga kandungan-kandungan gizi serta manfaat yang diperoleh. 2. Gerakan One Days No Rice dalam setahun harus bisa lebih diperbanyak. III. Strategi ST (Streghts-Threads) 1. Meningkatkan kualitas serta mutu produk beras analog yang akan dipasarkan pada masyarakat. 2. Memberikan saran serta masukan kepada pemerintah supaya sektor pertanian tanaman lokal bisa lebih dikembangkan. 3. Mengadakan penyuluhan kepada banyak kalangan masyarakat dan kalangan lain tentang pemanfaatan bahan umbi yang diolah menjadi produk beras analog. IV. Strategi WT (Weakness-Threads) 1. Menambah kegiatan penyuluhan kepada petani serta kepada masyarakat tentang beras analog sebagai bahan baku pengganti beras biasa. 2. Melakukan kunjungan atau terjun langsung ke lapangan agar pemerintahan terkait bisa melihat kondisi petani umbi dan memberikan peranan atau campur tangan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian aspek teknis serta finansial beras analog umbi ini dapat dikatakan layak, dan juga dari segi faktor pendukung semua pihak terkait sangat mendukung program beras analog yangberbasis umbi kimpul dan ubi kelapa yang tentunya program beras analog ini juga dalam upaya diversifikasi pangan. Saran
Gambar 3. Penentuan Srategi Dengan Matriks SWOT
Penelitian selanjutnya dapat lebih diperhatikan dalam penentuan harga dari kebutuhan , dan juga untuk beras analog diperlukan penyuluhan lebih kepada semua pihak agar program beras analog terus berjalan.
DAFTAR PUSTAKA Freddy, R. 2005. Great Sales Forecast For Marketing. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Pujawan, I 2005. Supply Chain Management. Penerbit Guna Widya .Surabaya Umar, H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta