STRATEGI PEMASARAN PENDUKUNG SEKTOR PARIWISATA BERBASIS USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA PANGKALPINANG Oleh : Reniati, SE.,M.Si Universitas Bangka Belitung Abstract Marketing Strategy of Supported Tourism Sector Based on Micro and Small Business in Pangkalpinang City The objective of this study is create a map micro and small business that supported tourism sector in Pangkalpinang City, arrange that priority development of tourism asset and decide of marketing strategic micro and small business that supported tourism sector in Pangkalpinang City. The sample consists of 48 person from micro and small business. The result show that, the map of micro and small business that supported tourism sector in Pangkalpinang consist of skill labor, materials, capital, technology, cultural, management, market, price, employment, contribute for tourism sector, financial perspective, customer perspective, process of internal business perspective, growth and learning perspective. Priority of development of tourism asset are development of tourism infrastructure (0.307), increase of quality human resource in tourism (0.222), diversification tourism object (0.192), increase budget of tourism (0.146), and development efforts supported tourism (0.133). Markeitng strategic micro and small business are (0.213), people (0.176), price (0.148), positioning (0.120), power (0.096), physical (0.077), publicity (0.059), promotion (0.043), place (0.031), public relation (0.025), purchasing power (0.012). Key words : Marketing strategy, micro and small business, financial perspective, customer perspective, process of internal business perspective, growth and learning perspective, tourism assets.
I. Pendahuluan Harus diakui telah cukup banyak upaya pembinaan dan pengembangan usaha mikro dan kecil yang dilakukan saat ini, hanya saja upaya tersebut masih tumpang tindih dan dilakukan sendiri-sendiri, oleh tiap departemen. Sehingga yang terjadi adalah (1) ketidakefektifan arah pembinaan (2) tiadanya indikator keberhasilan yang seragam, karena masing-masing instansi berupaya mengejar target dan sasaran sesuai dengan kriteria yang telah mereka tetapkan sendiri. Di Kota Pangkalpinang sebagai ibukota propinsi, usaha mikro dan kecil yang mendukung pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan, hal ini karena kota Pangkalpinang memiliki tiga sektor unggulan yaitu perdagangan, perindustrian dan jasa. Ketiga sektor tersebut mencirikan tumbuhnya suatu kota menuju kearah kemajuan. Potensi jasa pariwisata sendiri sebenarnya cukup besar ini dilihat dari 21 (dua puluh satu) objek pariwisata yang dimiliki kota Pangkalpinang, tetapi kalau dilihat dari jumlah wisatawan yang datang baik dari mancanegara maupun nusantara masih kurang dari yang diharapkan, yaitu hanya 241 (dua ratus empat puluh satu) orang/tahun. (BPS Kota Pangkalpinang, 2006). Sehingga kontribusinya terhadap PAD masih jauh dari yang diharapkan. II. Permasalahan Rumusan permasalahan penelitiannya sebagai berikut : 1. Bagaimana peta usaha mikro dan kecil yang mendukung sektor pariwisata di kota Pangkalpinang.
1
2. Bagaimana skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism asset) di Kota Pangkalpinang. 3. Apakah strategi pemasaran pendukung sektor pariwisata berbasis usaha mikro dan kecil di Kota Pangkalpinang. III. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Memetakan usaha mikro dan kecil yang mendukung sektor pariwisata di kota Pangkalpinang. 2. Menginventarisir dan menyusun skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism asset) di Kota Pangkalpinang. 3. Menentukan strategi pemasaran pendukung sektor pariwisata berbasis usaha mikro dan kecil di Kota Pangkalpinang. IV. Kontribusi Penelitian Output dari penelitian ini berupa strategi yang harus dilakukan pemerintah daerah berkenaan dengan kegiatan pariwisata yang berbasis usaha mikro dan kecil. Cetak biru (blue print) strategi ini akan dijadikan langkah-langkah mendasar bagi pemerintah untuk lebih matang dalam dalam menentukan program-program pariwisata yang sekarang menjadi trend setter di Provinsi Bangka Belitung. V. Tinjauan Pustaka Perkembangan Pariwisata Pariwisata sebagai disiplin ilmu tersendiri pertama diajarkan di kota Dubrounik (Yugoslavia) pada tahun 1920. Sedangkan pada tahun 1930 di Swiss diajarkan sebagai mata pelajaran pada berbagai sekolah tinggi dagang, walaupun di Bern University dan St. Gallen University sejak tahun 1914 ternyata juga sudah diperkenalkan mata kuliah pariwisata. Pada tahun 1962 saat kongres di Madrid, organisasi seperti AIEST (Association D’Experst Scientifiquis Du Tourisme, AIT (Alliance Internationale Tourisme) dan IUTO secara resmi mengakui ilmu pariwisata sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Menurut arti katanya, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu : kata pari dan kata wisata. Kata pari berarti penuh, seluruh, atau semua. Kata wisata berarti perjalanan. Kata wisata dapat diartikan perjalanan penuh, mulai berangkat dari suatu tempat, ke satu atau beberapa tempat lain dan singgah kemudian kembali ke tempat semula. (Mujiarto, 2001) Dalam upaya peningkatan daya saing industri pariwisata di masing-masing daerah, penting dirumuskan upaya-upaya untuk mendapatkan kondisi biaya yang rendah dalam pengembangan usaha pariwisata. Hal ini karena harga jasa pariwisata adalah sebuah bentuk komunikasi, dimana ia merupakan hasil dialog yang mencerminkan seberapa tinggi manfaat atau nilai yang akan dibayar wisatawan. Selain itu untuk mengatasi kompleksitas industri pariwisata, setiap daerah perlu membentuk suatu institusi (badan) yang bertanggung jawab penuh pada pengembangan dan peningkatan daya saing pariwisata yang independen di mana anggarannnya didukung oleh pemerintah. Konsepsi Usaha Mikro dan Kecil Definisi usaha mikro dan kecil menurut UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM adalah sebagai berikut : Kriteria usaha mikro : 1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Kriteria usaha kecil adalah adalah sebagai berikut : 1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling
2
banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. (Tjiptono : 2008) Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran (Marketing Mix). Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran tersebut adalah : a) strategi produk, b) strategi harga, c). strategi distribusi dan d) strategi promosi. Keempat strategi tersebut di atas saling mempengaruhi (independent), sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi yaitu strategi bauran pemasaran. Strategi ini merupakan pedoman dalam menggunakan unsur/variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam pemasaran. (Assauri, 2007). Selan itu ada juga bauran pemasaran yang menyertakan 7P yaitu price, place, product, promotion, people, positioning, public relation, power, physical, publicity dan purchasing power. VI. Metodologi Penelitian Metode penelitiannya adalah dengan metode studi kasus atau penelitian lapanan (Case Study and Field Research). Data yang diperlukan penelitian ini dijabarkan dalam 14 (empat belas) kriteria untuk memetakan UMK pendukung sektor pariwisata Kota Pangkalpinang yaitu tenaga kerja terampil, bahan baku, modal, sarana produksi/usaha/teknologi, sosial budaya, manajemen usaha, ketersediaan pasar, harga, penyerapan tenaga kerja, kontribusi terhadap sektor pariwisata, perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Untuk variabel AHP modal kepariwisataan adalah : objek pariwisata, infrastruktur pariwisata, pengembangan usaha yang mendukung pariwisata, peningkatan kualitas SDM pariwisata dan anggaran untuk sektor pariwisata. Sedangkan variabel AHP untuk strategi pemasaran terdiri dari 7P yaitu : price, place, product, promotion, people, positioning, public relation, power, physical, publicity dan purchasing power. Sampel diambil setelah dibagi-bagi menjadi kelompok/klaster usaha : toko makanan khas, rumah makan/restoran, industri pengolahan perikanan, hotel/penginapan,travel/tiketing, dan toko souvenir, dari klaster-klaster tersebut diambil sampel secara purposive (sengaja). Setiap klaster dipilih 4 (empat) orang dari pengusaha mikro dan 4 (empat) orang dari pengusaha kecil. Sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 48 orang. Analisis untuk penetapan prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism asset) dan penentuan strategi kebijakan pariwisata berbasis UMK dilakukan dengan Expert Choice 2000 melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Saaty, 2000).
7.1.
VII. Hasil Penelitian Peta Usaha Mikro dan Kecil yang Mendukung Sektor Pariwisata di Kota Pangkalpinang
3
1. Tenaga Kerja Terampil Untuk tenaga kerja terampil usaha mikro dan kecil pendukung sektor pariwisata di Kota Pangkalpinang dilihat dari tingkat pendidikan dan rata-rata pengalaman kerjanya berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 1. Tenaga Kerja Terampil UMK Jumlah Tenaga Tingkat Bidang Usaha Kerja (orang) Pendidikan (Th) Toko Makanan Khas 2 12 Rumah Makan / Restoran 9 9 Industri Pengolahan 7 9 Hotel/Penginapan 9 15 Travel/Tiketing 6 15 Toko Souvenir 3 12 Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
Pengalaman Kerja (Th) 2 3 4 4 5 4
2. Bahan Baku Bahan baku adalah faktor utama dalam proses produksi barang atau jasa, sehingga sangat penting untuk diketahui baik dari sisi kualitas maupun kemudahan memperoleh bahan baku. Adapun kondisi bahan baku UMK pendukung sektor pariwisata kota Pangkalpinang adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Kondisi Bahan Baku UMK Bidang Usaha Kualitas Bahan Baku Toko Makanan Khas Baik Rumah Makan / Restoran Cukup Baik Industri Pengolahan Sangat Baik Hotel/Penginapan Baik Travel/Tiketing Baik Toko Souvenir Baik Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
Kemudahan Memperoleh Bahan Baku Mudah Mudah Cukup Sulit Cukup Sulit Sulit Sangat Sulit
3. Modal Modal sering sekali disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penghambat berkembangnya usaha mikro dan kecil. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam masa tumbuh usaha (growth) modal merupakan stimulan yang paling efektif untuk meningkatkan usaha menuju kearah kemajuan menjadi bintang (star). Dari hasil wawancara dengan para pelaku UMK pendukung sektor pariwisata di Kota Pangkalpinang menunjukkan bahwa Tabel 3. Kondisi Modal UMK Investasi Awal Modal Kerja Aksesibilitas Bidang Usaha (Rp) (Rp) Pembiayaan Toko Makanan Khas 51.000.000,15.125.000,Mudah Rumah Makan / Restoran 40.000.000,10.000.000,Mudah Industri Pengolahan 5.000.000,3.750.000,Cukup sulit Hotel/Penginapan 650.000.000,125.000.000,Cukup sulit Travel/Tiketing 40.000.000,12.500.000,Sulit Toko Souvenir 51.000.000,15.000.000,Sangat sulit Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
4. Sarana Produksi Usaha/Teknologi
4
Sarana produksi usaha/teknologi merupakan faktor teknis yang harus disiapkan dengan baik oleh para pelaku usaha mikro dan kecil agar usaha mereka berjalan dengan baik. Tetapi bukan rahasia umum lagi, kenaikan inflasi yang terus menerus seakan tak mampu lagi membendung kenaikan harga sarana produksi usaha/teknologi itu sendiri. Tabel 4. Saprodi/Teknologi UMK Ketersediaan Bidang Usaha Saprod/teknologi Toko Makanan Khas Sulit Rumah Makan / Restoran Cukup Sulit Industri Pengolahan Cukup Sulit Hotel/Penginapan Mudah Travel/Tiketing Sulit Toko Souvenir Cukup Sulit Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008) 5. Sosial Budaya (Faktor Endogen)
Harga Saprod/teknologi Mahal Murah Mahal Murah Mahal Mahal
Faktor sosial budaya merupakan unsur yang sangat berkaitan dengan mental para pelaku usaha mikro dan kecil di suatu daerah. Faktor ini begitu melekat dalam diri individu masing-masing, dalam menghadapai segala tantangan bisnis. Disini mencakup dua indikator yaitu ciri khas daerah dan penerimaan masyarakat terhadap usaha tersebut. Untuk toko makanan khas, rumah makan/restoran, hotel/penginapan, dan industri pengolahan perikanan ciri khasnya kuat hal ini karena memiliki ciri khas daerah Pangkalpinang sebagai Kota Perdagangan, Industri da Jasa sedangkan untuk penerimaan masyarakatnya untuk toko makanan khas, industri pengolahan perikanan, toko souvenir, dan hotel/penginapan masyarakat mendukung adanya usaha tersebut. Sedangkan untuk usaha rumah makan/restoran masyarakat sangat mendukung usaha tersebut dan memiliki ciri khas yang sangat kuat dan untuk usaha travel/ticketing masyarakat cukup mendukung usaha yang ada dan memiliki ciri khas yang cukup kuat. 6. Manajemen Usaha Selain modal, manajemen usaha merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan usaha mikro dan kecil. Rata-rata pelaku usaha memang tingkat pendidikannya tidak terlalu rendah, tetapi pengelolaan usaha memang masih tradisional, hal karena pelatihan manajemen maupun yang berkaitan dengan teknis usaha yang digeluti jarang diikuti. Ada tiga usaha yang menurut responden mudah dikelola yaitu toko makanan khas, rumah makan/restoran dan travel/ticketing. Sedangkan yang cukup sulit adalah industri pengolahan perikanan, hotel/penginapan dan toko souvenir. 7. Pasar Sebelum merencanakan program pemasaran, usaha yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi konsumen sasarannya dan bagaimana proses keputusan mereka. Pelaku UMK biasanya tidak bisa bersaing dengan pengusaha besar sehingga mereka membidik celah pasar yang tidak dilirik. Untuk aspek pemasaran disini yang menjadi indikator jangkauan pemasaran dan distribusinya. Ada 4 (empat) usaha yang jangkauan pemasarannya antar kabupaten yaitu rumah makan/restoran, travel/ticketing, toko makanan khas dan toko souvenir. Sedangkan yang antar provinsi adalah industri pengolahan perikanan dan hotel/penginapan. Untuk distribusinya pada usaha toko makanan khas, rumah makan/restoran dan toko souvenir mudah, tapi industri pengolahan hasil perikanan, hotel/penginapan serta travel/ticketing cukup sulit. 8. Harga Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi
5
kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusannya memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Untuk toko makanan khas, industri pengolahan perikanan, travel/ticketing dan toko souvenir harga yang ditetapkan cukup stabil (kadang naik kadang turun), sedangkan untuk rumah makan/restoran dan hotel/penginapan harganya stabil. 9. Penyerapan Tenaga Kerja Tingkat penyerapan yang tinggi terhadap tenaga kerja dari suatu usaha menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki multipler effect yang tinggi dalam perekonomian suatu daerah. Di dalam penelitian ini rata-rata penyerapan tertinggi hingga terendah, berturut-turut adalah hotel/penginapan 9 (sembilan orang), kemudian warung makan/restoran 9 (sembilan) orang, industri pengolahan perikanan 7 (tujuh orang) orang, travel/ticketing dan toko makanan khas 2 (dua) orang, dan toko souvenir 3 (tiga) orang. 10. Kontribusi Terhadap Sektor Pariwisata Kontribusi terhadap sektor pariwisata menunjukkan skor dari yang tinggi hingga terendah dari suatu usaha juga apakah usaha tersebut berpengaruh besar terhadap sektor pariwisata di kota Pangkalpinang, sehingga ke depan harus ditingkatkan untuk mengoptimalkan potensinya. Urutannya tinggi rendahnya kontribusi usaha adalah sebagai berikut usaha hotel/penginapan (85%), travel/ticketing (75%) dan toko makanan khas (75%), sedangkan warung makanan/restoran , industri pengolahan perikanan dan toko souvenir skornya cukup tinggi yaitu 60% . 11. Perspektif Finansial Dari perspektif finansial yang diukur dari tingkat keuntungan, omset penjualan dan biaya produksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5. Perspektif Finansial UMK Keuntungan Bidang Usaha (Rp/tahun) Toko Makanan Khas 300.000.000,Rumah Makan/ Restoran 350.000.000,Industri Pengolahan 150.000.000,Hotel/Penginapan 200.000.000,Travel/Tiketing 150.000.000,Toko Souvenir 120.000.000,Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
Omset Penjualan (Rp/tahun) 500.000.000,500.000.000,300.000.000,500.000.000,400.000.000,420.000.000,-
Biaya Produksi (Rp/tahun) 200.000.000,150.000.000 150.000.000,300.000.000,250.000.000,300.000.000,-
12. Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan adalah memperkirakan jumlah pelanggan loyal, pelanggan tidak loyal dan pelanggan baru dari suatu usaha. Perspektif pelanggan ini merupakan dimensi dari suatu usaha untu melihat sejauhmana potensi pasar yang dimiliki sehingga ke depan akan diketahui strategi apa yang harus dilakukan oleh usaha untuk memperbesar atau mempertahankan pasarnya. Tabel 6. Perspektif Pelanggan UMK Bidang Usaha Pelanggan loyal (org/tahun) Toko Makanan Khas 300 Rumah Makan /Restoran 300 Industri Pengolahan 20
Pelanggan tidak Pelanggan baru loyal/lepas (org/tahun) (org/tahun) 260 37 200 45 100 19
6
Hotel/Penginapan 50 Travel/Tiketing 600 Toko Souvenir 20 Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
75 300 60
20 50 2
13. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal untuk mengukur kualitas produ/jasa dan pelayanan yang diberikan oleh suatu usaha dalam rangka memuaskan pelanggannya. Tabel 7. Perspektif Proses Bisnis Internal UMK Bidang Usaha Kualitas Produk Toko Makanan Khas Baik Rumah Makan /Restoran Baik Industri Pengolahan Baik Hotel/Penginapan Cukup Baik Travel/Tiketing Cukup Baik Toko Souvenir Cukup Baik Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008)
Pelayanan Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik
14. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki 2 (dua) indikator yaitu peningkatan keahlian bagi pegawai dan peningkatan sikap positif pegawai. Dari tabel di bawah ini dapat diketahui perspektif pembelajaran dan pertumbuhan usaha mikro dan kecil pendukung sektor pariwisata Kota Pangkalpinang. Tabel 8 . Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan UMK Peningkatan Sikap Bidang Usaha Peningkatan Keahlian Pegawai Pegawai Toko Makanan Khas Jarang Jarang Rumah Makan / Restoran Jarang Sering Industri Pengolahan Kadang-kadang Jarang Hotel/Penginapan Jarang Sering Travel/Tiketing Jarang Kadang-kadang Toko Souvenir Kadang-kadang Kadang-kadang Sumber : Hasil Wawancara diolah (2008) 7.2. Skala Prioritas Pengembangan Modal Kepariwisataan ( Tourism Assets) di Kota Pangkalpinang.
Setelah data kuesioner diolah dengan software expert choice 2000 maka didapatkan hasil skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism assets) di Kota Pangkalpinang adalah pembangunan infrastruktur pariwisata, peningkatan kualitas SDM pariwisata, diversifikasi objek pariwisata, peningkatan anggaran pariwisata, dan pengembangan usaha pendukung pariwisata. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel. berikut ini :
Tabel 9. Skala Prioritas Pengembangan Modal Kepariwisataan No. Modal Kepariwisataan 1. 2. 3.
Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Peningkatan kualitas SDM Pariwisata Diversifikasi Objek Pariwisata
Skor 0.307 0.222 0.192
7
4. 5.
Peningkatan Anggaran Pariwisata 0.146 Pengembangan Usaha Pendukung Pariwisata 0.133 Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian (2008) 7.3. Strategi Pemasaran Sektor Pendukung Pariwisata Berbasis Usaha Mikro dan Kecil di Kota Pangkalpinang.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software Expert Choice 2000, maka prioritas strategi pemasaran sektor pendukung pariwisata berbasisi usaha mikro dan kecil di Kota Pangkalpinang urutannya adalah sebagai berikut : product/ service, people, price, positioning, power, physical, publicity, promotion, place, public relation, dan purchasing power. Nilai skornya dapat dilihat pada tabel 10. berikut ini : Tabel 10. Strategi Pemasaran UMK No. Strategi Pemasaran 1. Product/Jasa 2. People 3. Price 4. Positioning 5. Power 6. Physical 7. Publicity 8. Promotion 9. Place 10. Public Relation 11. Purchasing Power Sumber : Hasil olahan data penelitian (2008) VIII. Simpulan dan Saran
Skor 0.213 0.176 0.148 0.120 0.096 0.077 0.059 0.043 0.031 0.025 0.012
Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peta usaha mikro dan kecil yang mendukung sektor pariwisata bahwa dari sisi tenaga kerja terampil sudah cukup bagus tingkat pendidikannya, tetapi jika dilihat dari sisi pengalaman dan jumlah tenaga kerjanya harus ditingkatkan. Dari kriteria bahan baku maka kualitas rata-ratanya sudah baik dan mudah mendapatkannya. Investasi dan modal yang digunakan juga relatif terjangkau kecuali untuk hotel/penginapan dibutuhkan dana yang besar, sedangkan dari sisi aksesibilitas pembiayaan cukup sulit didapatkan. Sarana produksi usaha/teknologi cukup sulit didapatkan dan harganya juga cukup mahal. Tapi jika diihat dari kriteria sosial budaya hampir semua usaha memiliki ciri khas daerah yang kuat dan didukung oleh masyarakat sekitarnya. Manajemen usahanya juga cukup mudah dilakukan dan pasarnya baru memasuki antar kabupaten dan antar propinsi artinya belum ada yang dieksport, dan distribusinya cukup mudah dilakukan. Untuk kriteria harga cukup stabil dan seluruhnya memiliki daya serap terhadap tenaga kerja walaupun masih kecil dan kontribusi terhadap sektor pariwisata cukup besar. 2. Pada perspektif finansial yang memiliki kinerjanya yang paling baik adalah yang paling besar keuntungannya adalah rumah makan/restoran yang paling kecil keuntungannya toko souvenir. Dari perspektif pelanggan maka yang paling baik dalam mempertahankan pelanggannya adalah travel/ticketing, dan yang paling buruk adalah industri pengolahan perikanan. Untuk yang paling banyak menarik pelanggan baru juga travel/ticketing, tetapi yang paling jelek adalah toko souvenir. Pada perspektif proses bisnis internal, usaha mikro dan kecil pendukung sektor pariwisata di Kota Pangkalpinang untuk kualitas produk 50% usaha sudah baik dan 50% usahanya cukup baik. Yang kualitas produknya paling baik adalah toko makanan
8
khas,yang jelek adalah toko souvenir. Sedangkan jika dilihat dari pelayanannya semuanya sudah baik kecuali toko souvenir cukup baik. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan kinerja usaha mikro dan kecil masih kurang baik, terutama jika dilihat dari peningkatan keahlian pegawai dimana hampir semua usaha jarang melakukan kegiatan peningkatan keahlian pegawai. Hanya industri pengolahan perikanan dan toko souvenir yang kadang-kadang melakukan kegiatan tersebut. Pada peningkatan sikap pegawai agak lebih baik karena rumah makan/restoran dan hotel/penginapan sudah sering melakukan kegiatan peningkatan sikap pegawai. 3. Skala prioritas pengembangan modal kepariwisataan (tourism assets) di Kota Pangkalpinang adalah berturut-turut pembangunan infrastruktur pariwisata (0.307), peningkatan kualitas kualitas SDM pariwisata (0.222), diversifikasi objek pariwisata (0.192), peningkatan anggaran pariwisata (0.146) dan pengembangan usaha pendukung pariwisata (0.133). 4. Strategi pemasaran sektor pendukung pariwisata berbasis usaha mikro dan kecil di Kota Pangkalpinang adalah dengan marketing mix (4P) + (7P ) = (11 P) dimana prioritas strateginya adalah sebagai berikut : Product/Jasa (0.213), people (0.176), price (0.148), positioning (0.120), power (0.096), physical (0.077), publicity (0.059), promotion (0.043), place (0.031), public relation (0.025), purchasing power (0.012). Adapun saran yang diberikan dari penelitian ini adalah : 1. Perlunya pemerintah meningkatkan akses pembiayaan untuk usaha mikro dan kecil pendukung sektor pariwisata di Kota Pangkalpinang. 2. Meningkatkan infrastruktur umum sehingga mudah memperoleh sarana produksi/teknologi dan menjamin harganya murah. 3. Meningkatkan pelatihan manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan strategi pemasaran sehingga mereka akan dapat meningkatkan pemasaran ke daerah/propinsi dan Negara lain DAFTAR PUSTAKA Anggraini Ida, dkk (2005), Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Laporan Penelitian-Dibiayai oleh Kopertis Wilayah II Palembang-Anggaran Tahun 2005. Assauri, Sofyan (2007), Manajemen Pemasaran-Dasar, Konsep, Strategi. PT. Raja Grafindo Persada-Jakarta. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang (2008), Kalender Pariwisata & Peristiwa Budaya. Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen (2003), Managemen Strategi. TerjemahanPenerbit ANDI-Yogyakarta. Ismail, Zarmawis, dkk (2004). Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia : Studi Kasus Industri Pariwisata (Kajian Makro). Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI. http://www.ekonomi lipi.go.id. Kertajaya, Hermawan (2005), Attracting Tourists, Traders, Investors-Strategi Memasarkan Daerah di Era Otonomi, Penerbit Gramedia-Jakarta Kuncoro, Mudrajat (2007), Ekonomika Industri Indonesia - Lokasi Kawasan dan Daya Saing Ekowisata Bali. Penerbit ANDI-Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajat (2004), Otonomi dan Pembangunan Daerah-Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Penerbit Erlangga-Jakarta. Mujiarto, R (2001). Potensi dan Prospek Pariwisata di Kabupaten Bantul Propinsi D.I. Yogyakarta. Tesis S2. Jogjakarta:MEP UGM.
9
Pemerintah Kota Pangkalpinang (2007), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pangkalpinang 2007-2026. Slamet Ciptono, Wachid (2000), Strategi Manajemen, Bahan Kuliah S-2, Magister Manajemen Mitra Indonesia-Yogyakarta. Sumarni, Murti & Wahyuni, Salamah (2006); Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Andi – Yogyakarta. Umar, Husein (2005); Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Rajawali Press. Penerbit Andi – Yogyakarta. Tri Basuki, Agus, (2006) : Analisis Pengembangan Ekonomi dan Investasi Propinsi Maluku Tahun 2000-2004, Jurnal ISSN 1411-9900 Vol. 7, No. 1, April 2006. Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit ANDI-Yogyakarta.
IDENTITAS PENULIS
Nama
:
RENIATI, SE.,M.Si
Alamat
:
Komplek Pemda, Jl. Singayuda I/50E Sungailiat-Bangka Belitung
Email
:
[email protected]
Bidang Kajian Makalah
:
Manajemen Pemasaran dan Strategik
10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA UMUM
Nama lengkap Tempat/tgl.lahir Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Tugas dan Unit Kerja Kewarganegaraan Alamat Rumah
: : : : : : : :
Telepon Email
: :
Reniati, SE.M.Si Pekalongan, 4 April 1972 Perempuan Menikah Islam Dosen/Fakultas Ekonomi Indonesia Komplek Pemda, Jl.Singayuda I/50 E Sungailiat-BangkaBabel 0717-94873/0813-6795-2524
[email protected] [email protected]
B. PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal Th. ajaran 2008/2009-…:
1995-1998
:
1990-1994
:
1987-1989
:
Mahasiswa Program S-3 Doktor Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad). Master Program S-2 Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Sarjana Ekonomi – Institut ManajemenKoperasi Indonesia (IKOPIN) Bandung SMEA Negeri 1 Pekalongan
11
1984-1987
:
1978-1984
:
SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan SD Muhammadiyah Ambokembang Pekalongan
Pendidikan Non Formal (Kursus/Sertifikat)
a. Workshop Nasional Pengajaran Ekonomi Islam Untuk Perguruan Tinggi di P3EI - Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 28-30 Mei 2008. b. Pelatihan Akreditasi Tutor Universitas Terbuka (PAT_UT) di LPMP Prop. Bangka Belitung, 31 Agustus – 2 September 2007. c. ESQ Leadership Center, Gedung Polman Sungailiat-Babel, 11-13 Juni 2007. d. Pelatihan Metodologi Penelitian Ilmiah, DP2M DiktiDepdiknas di Babel, 9-10 Desember 2006. e. Pelatihan Bridging Program English, Lembaga Bahasa Unsri, Juli-Agustus 2006 f. Pelatihan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Naskah Dinas (Surat), Universitas Bangka Belitung, 23-25 Agustus 2006. g. Sumber Belajar Akuntansi Tingkat Prop. Jawa Barat-Kanwil DEPDIKBUD Prop. Jawa Barat, 26-30 Desember 1993. h. Ujian Nasional Diklusemas Akuntansi Tk. Dasar I, Bandung, 28 Desember 1993. i. Ujian Nasional Diklusemas Bahasa Inggris Tk. Dasar II, Semarang, 9 Januari 1990. j. Ujian Nasional Diklusemas Bahasa Inggris Tk. Dasar I, Semarang, 27 September 1989. k. Ujian Nasional Diklusemas Mengetik Bahasa Indonesia Tk. Dasar, Jakarta, 17 Juni 1988. C. PENGALAMAN KERJA
1. PT. Demanset Infra Inti, sebagai Community Development Consultan (CDC), Jakarta Tahun 1994-1995. 2. PT. Sandika Karsa Ndhika Rancana sebagai Community Development Consultant (CDC) Pekalongan Tahun 1998. 3. Universitas Pekalongan, sebagai Dosen Fakultas Ekonomi, Pekalongan Tahun 1998-1999. 4. STIE Mitra Indonesia Yogyakarta, sebagai Direktur Program DIII, Yogyakarta Tahun 1999-2001.
12
5. Konsultan BDS-PPUKM Wilayah Bangka Belitung, Pangkalpinang Tahun 2001-2006. 6. Pengusaha, Bidang Perdagangan AL-HIJR tahun 2001Sekarang. 7. Trainer Kewirausahaan dan Manajemen, tahun 2001Sekarang. 8. STIE IBEK Pangkalpinang, sebagai dosen tahun 2001-2006. 9. STIPER Bangka, sebagai dosen tahun 2002-2006. 10. STTP-12 Bangka, sebagai dosen tahun 2004-2006. 11. Universitas Bangka Belitung sebagai Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, tahun 2006-Sekarang. D. REFERENSI PENELITIAN No.
Judul Penelitian
Jabatan
Penyandang dana
1.
Hubungan Persepsi Anggota Terhadap Perilaku Kepemimpinan Pengurus KUD Ganeas dan Kesehatan Usahanya (1994) Kebijakan dan Upaya Meningkatkan Ekspor Indonesia Dalam Era Globalisasi (1997).
Ketua Peneliti
Sendiri (Skripsi)
Anggota Tim Pokja
Dewan Penunjang Ekspor (DPE)Jakarta
Ketua Peneliti
Sendiri (Tesis)
Ketua Peneliti
Sendiri
Dampak Kenaikan Biaya Ketua Produksi Terhadap Luas Peneliti Lahan Lada di Kabupaten Bangka (2004).
Sendiri
2.
3
4.
5.
6.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dan Keterkaitan Keputusan Kerja, Pendapatan dan Pengeluaran Rumahtangga Nelayan (1998) Analisis Kepuasan Pelanggan Telepon Flexy PT. Telkom di Sungailiat (2005).
Tingkat Konsumsi dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Konsumen Memilih Minyak
Ketua
Sendiri
13
Goreng Kemasan Dibandingkan Minyak Goreng Curah Di Tingkat Rumah Tangga di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka (2005).
Peneliti
7.
Uji Implementasi Strategi Ketua Marketing In Venus Pada Peneliti Customer Maskapai Penerbangan di Propinsi Bangka Belitung (2008)
Beasiswa Unggulan Diknas
8.
Penelitian Politik Nasional Tahun 2008
Korlap Babel
9.
Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Daerah Dalam Rangka Pengembangan Komoditi Unggulan UMKM di Kepulauan Bangka Belitung (2008))
Ketua Tim Peneliti
Indonesian Research and Development Institute Bank IndonesiaPalembang
10.
Strategi Pemasaran Sektor Pendukung Pariwisata Berbasis Usaha Mikro Dan Kecil Di Kota Pangkalpinang (2008)
Ketua Peneliti
Kopertis Wilayah II Palembang
PRESTASI
1. Penerima Beasiswa Muhammadiyah Tingkat SD 2. Penerima Beasiswa Supersemar tingkat SLTA (selama 2 Tahun) 3. Penerima Beasiswa PT. Djarum Kudus tingkat Mahasiswa (selama 2 Tahun) 4. Mahasiswa Terbaik Wisuda ke XII IKOPIN Bandung 5. Penerima Beasiswa URGE dari World Bank Selama kuliah di S-2 6. Penerima Beasiswa Penelitian dari Bappenas 7. Penerima Beasiswa Tesis dari Yayasan Pakari 8. Penerima Beasiswa BPPS untuk program S-3
14
PENGALAMAN KEORGANISASIAN
1. Direktur Pusat Kajian Ekonomi dan Kewirasusahaan Universitas Bangka Belitung tahun 2007. 2. Ketua Koperasi Universitas Bangka Belitung Periode tahun 2006-2009 3. ICMI Orwil Bangka Belitung, sebagai anggota bidang ekonomi dan sosial periode tahun 2007-2012. 4. BKPRMI Kabupaten Bangka, sebagai Direktur Pembinaan dan Pengembangan Ekonomi dan Koperasi. Periode Tahun 2001-2004 dan 2004-2007. 5. Sekretaris Dekan Fakultas Ekonomi-UBB, Tahun 20062007. 6. Anggota Senat Universitas Bangka Belitung, periode 20062010. 7. Pengurus Komite Propinsi Bangka Belitung Untuk Komite Nasional Indonesia-ICID periode 2007-2010 sebagai Komisi III (Sosial Ekonomi & Partisipasi Masyarakat) Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sejujurnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Sungailiat, 1 Desember 2009
Reniati, SE.,M.Si
15
KEPADA YTH. PANITIA RISET EKONOMI IV ISEI SEKRETARIAT ISEI CABANG SURABAYA JL. MH.THAMRIN NO. 12 SURABAYA INDONESIA (60264)
PENGIRIM : RENIATI, SE.,M.Si KOMPLEK PEMDA, JL. SINGAYUDA I/50E SUNGAILIAT-BANGKA BELITUNG
16