TAWARAN BANTUAN KAJIAN PERUBAHAN IKLIM
A. LATAR BELAKANG Perubahan iklim telah menjadi tantangan pembangunan global. Indonesia menjadi negara yang terkena dampak sekaligus turut serta sebagai penyebab perubahan iklim. Dengan dasar pertimbangan tersebut, pemerintah mengambil peran aktif dalam negosiasi internasional dengan berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% dengan menggunakan sumberdaya dalam negeri dan 41% dengan kerjasama internasional di tahun 2020. Komitmen tersebut telah ditindaklanjuti melalui penyusunan Prioritas Nasional dan Rencana Aksi tahun 2010-2014 oleh BAPPENAS. Pemerintah menempatkan perubahan Iklim sebagai isu lintas sektoral yang telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Perbaikan pengelolaan sektor kehutanan, lahan gambut, energi, transportasi, industri and pengelolaan persampahan menjadi prioritas dalam menurunkan emisi GRK. Sementara itu, adaptasi terhadap dampak perubahan iklim mencakup sektor pertanian, kelautan dan perikanan, pengembangan daerah pesisir, infrastruktur dan kesehatan. Kabupaten dan kota di Indonesia memiliki peran yang serupa. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan konsentrasi penduduk, kabupaten dan kota mengkonsumsi energi dan menghasilkan sampah dalam jumlah besar yang dapat berkontribusi pada peningkatan emisi GRK. Disisi lain, kota dan kabupaten menerima beban dampak dan resiko kerugian yang lebih besar pula. Dampak dan resiko perubahan iklim merupakan lingkup dari adaptasi perubahan iklim. Sebagaimana amanat dalam Peraturan Presiden no.71 tahun 2011 tentang Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca, secara nasional meliputi Inventarisasi GRK dari berbagai bidang antara lain : bidang kehutanan, pertanian, panatagunaan lahan; bidang energi dan transportasi; bidang industri dan bidang pengelolaan limbah. Pemerintah Kabupaten dan Kota memiliki kewajiban untuk melaksanakan Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca sebagai bahan penyusunan program Rencana Aksi Daerah Terpadu Perubahan Iklim. Selain itu, sebagai langkah adaptasi perubahan iklim perlu disusun dokumen profil dampak dan resiko perubahan iklim. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup nasional dalam menghadapi isu lingkungan global adalah kebijakan penanggulangan dampak perubahan iklim. Dalam rangka perencanaan program penanggulanggan dampak perubahan iklim,
Pemerintah Kabupaten dan Kota diwajibkan menyusun Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD – GRK). Penyusunan RAD – GRK berpedoman pada Peraturan Presiden no. 61 tahun 2011 tentang RAD- GRK dan didukung oleh Peraturan Presiden no.71 tahun 2011 tentang Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca. Inventarisasi emisi GRK dari berbagai sektor yang telah ditetapkan seperti sektor kehutanan, pertanian, perkebunan; sektor energi dan transportasi; sektor perindustrian dan sektor pengelolaan limbah. Pelaksanaan inventarisasi diperlukan koordinasi lintas sektoral dalam pengumpulan data-data teknis meliputi potensi sumberdaya, penggunaan dan pemanfaatan, produk yang dihasilkan baik bahan utama maupun produk sampin berupa limbah, yang dengan perhitungan emisi faktor masing-masing sektor dapat diukur jumlah emisi Gas Rumah Kaca diwilayah kabupaten dan kota. Hasil inventarisasi emisi GRK dari sektor-sektor digunakan sebagai bahan masukan perencanaan dan penyusunan Rencana Aksi Daerah GRK untuk penanggulangan dampak perubahan iklim. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Penyusunan Inventarisasi emisi Gas Rumah Kaca Kabupaten dan Kota digunakan untuk bahan mendukung perencanaan dan pengendalian efek rumah kaca yang berkelanjutan (sustainable activity). 2. Penyusunan Profil Resiko dan Dampak Perubahan Iklim Kabupaten dan Kota digunakan untuk bahan mendukung perencanaan dan pengendalian efek rumah kaca yang berkelanjutan (sustainable activity). 3. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Terpadu Perubahan Iklim. 4. Penyusunan Review Aksi Daerah Terpadu Perubahan Iklim. 5. Penyusunan Perhitungan, Evaluasi dan Pemantauan Perubahan Iklim. C. RUANG LINGKUP Inventarisasi GRK mencakup proses yang sangat kompleks karena sumbernya yang sangat beragam. Proses inventarisasi juga sangat intensif sehingga membutuhkan sumber daya dan waktu yang besar. Untuk menghindari inventarisasi yang terlalu luas maka dilakukan upaya pelingkupan (scoping). Upaya pelingkupan dilakukan dengan mempertimbangkan sektor, wilayah dan waktu. Untuk memilih sektor-sektor yang penting, pelingkupan dilakukan untuk menentukan sektor-sektor yang akan diperhitungkan. Penghasil GRK meliputi empat sektor meliputi energi, proses dan produk industri (IPPU), pertanian, kehutanan dan pemanfaatan lahan (AFOLU), dan limbah. Tiap-tiap sektor terdiri dari sub-sub sektor yang banyak dan rinci sehingga untuk menghitung seluruh sektor dan subsektornya dibutuhkan sumberdaya yang intensif padahal tidak semua sektor dan subsektor memiliki perkiraan jumlah emisi GRK yang signifikan. Untuk mengoptimalkan sumberdaya dalam perhitungan emisi dilakukan melalui identifikasi Kategori Kunci (Key
Categories). Langkah-langkah penentuan kategori kunci mengacu pada Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca IPCC 2006 dan diadaptasi dalam konteks daerah. Aspek kedua yakni cakupan wilayah inventarisasi GRK. Dengan pertimbangan satuan data dan cakupan pelayanan kabupaten, maka inventarisasi GRK dilakukan untuk seluruh wilayah Kabupaten dan Kota. Ruang lingkup waktu meliputi penentuan tahun dasar dan proyeksi bagi penggunaan data dan informasi serta emisi yang akan dihitung. Kriteria untuk memilih tahun dasar meliputi kondisi kenormalan cuaca pada tahun yang bersangkutan, kelengkapan datanya, dan kesesuaian dengan kebijakan pemerintah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, tahun dasar yang digunakan untuk perhitungan inventarisasi GRK Kabupaten dan Kota. Untuk menentukan tahun proyeksi, kriteria yang digunakan adalah kesesuaian dengan kebijakan nasional. Berdasarkan penilaian tersebut, tahun akhir proyeksi emisi adalah tahun 2020. Secara ringkas, ruang lingkup materi kegiatan Inventarisasi GRK Kabupaten dan Kota, meliputi : 1. Wilayah yang dilakukan pemetaan potensi GRK dan Resiko Perubahan Iklim meliputi jumlah , volume dan jenis potensi masing- masing sektor; 2. Melakukan identifikasi dan analisa terhadap emisi GRK dan Resiko Perubahan Iklim; 3. Merumuskan data inventarisasi emisi GRK Resiko Perubahan Iklim di wilayah Kabupaten dan Kota untuk tindak lanjut perhitungan emisi GRK dan Analisis Dampak dan Resiko Perubahan Iklim; 4. Penyusunan laporan akhir Inventarisasi dan Profil Resiko Perubahan Iklim; D. METODE PELAKSANAAN Untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan ini, dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Tahapan-tahapan studi yang akan dilaksanakan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Studi Pendahuluan. Pada tahap ini dilakukan kajian pustaka dan penelaahan tentang Gas Rumah Kaca masing-masing sektor terkait di kab/kotameliputi jumlah, luas, volume potensi sumberdaya yang berpengaruh terhadap emisi GRK dan Resiko Perubahan Iklim. Pada kegiatan ini dilakukan inventarisasi permasalahan dan analisa terhadap Rencana Kebijakan Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim. 2. Pengumpulan data yang meliputi hasil inventarisasi potensi emisi GRK dan Resiko Perubahan Iklim masing – masing sektor. 3. Identifikasi dan analisa untuk perhitungan emisi GRK dan Resiko Perubahan Iklim di Kabupaten dan Kota. 4. Laporan Akhir Inventarisasi GRK dan Resiko Perubahan Iklim Kabupaten dan Kota.
E. SISTEMATIKA LAPORAN Laporan Kajian Perubahan Iklim Kabupaten dan Kota disusun untuk memberikan gambaran mengenai sumber-sumber emisi, status emisi, tingkat pada tahun dasar serta skenario emisi hingga tahun 2020, dan profil resiko perubahan iklim. Agar penyajian laporan dan informasi yang dipaparkan memudahkan pembaca untuk memahami isi laporan, maka Laporan ini disajikan dengan urutan sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Kondisi Umum Kabupaten dan Kota Memberikan gambaran kondisi kependudukan dan sosial ekonomi Kabupaten dan Kota yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Bab 3 Metodologi Menjelaskan tentang metode pengumpulan data, perhitungan dan pengembangan kajian perubahan iklim. Perhitungan hanya dijelaskan untuk sektor-sektor yang diperhitungkan saja, sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditetapkan. Bab 4 Profil Perubahan Iklim Kabupaten dan Kota Menyajikan hasil kajian perubahan iklim dengan menggunakan data kegiatan dan metode yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Pada bagian akhir juga ditampilkan proyeksi emisi di masa yang akan datang yang dibuat berdasarkan skenario yang telah dipilih. Bab 5 Penutup Memberikan catatan-catatan tentang kekurangan kajian ini, mencakup kekurangan dalam data dan metode yang digunakan.
F. PROFIL TENAGA AHLI PERUBAHAN IKLIM
Curriculum Vitae
A. Personal Data 1. Full Name 2. Placa, date of birth 3. Nationality 4. Religion 5. Marital Status 6. Complete Address
7. Passport number
: Ediyanto Sex : Male : Sampit, 27 April 1984 Age : 32th years : Indonesian : Moslem : Married : Perumahan Green Golf Kavling 4 Jl. Golf, Kelurahan Tasikmadu, Malang, East Java, Indonesia Telepon : +62 (0) 817532635 : B 5826481
B. Education / Professional Qualifications 1. Formal Education Level of Education Ph.D Candidate Master Program
Name of School Hiroshima University State University of Malang
Undergraduate Level
State University of Malang
Degree Awarded/ Years Start on April 2017 Master of Arts (Physics Education)/2010 Bachelor of Arts (Physics Education)/2013
2. Language Proficiency TOELF Score of Institution/2016 Instituion : Language Service Unit of Faculty of Administrative Science, Brawijaya University Reading Listening Structure and Comprehension TOELF Equivalent Score Comprehension Written Expression and Vocabulary 54 57 56 557 (Special Advanced) 3. Training / Courses / Seminars / Workshop Name of Courses TOT Integrated Climate Strategy Planning for Municipality TOT Greenhouse Gases Emissions Reduction Monitoring, Evaluation and Reporting
Name of Institution GIZ and Kementrian Lingkungan Hidup RI
Level National
GIZ and Bappenas
National
C. Work Experiences Work Experiences
Year, Month
Work Experiences Facilitation the preparation of local action plan document 2014 greenhouse gases on climate change adaptation and mitigation in the Malang District Environmental protection and management plan in the province 2014 of East Java Inventory of greenhouse gases in the province of East Java 2015 Facilitator for Development of Pilot Mitigation and Adaptation Action Plan in Village Level Kelurahan Sumber Taman Probilinggo City
2016
Facilitator for Review of Integrated Climate Strategy Planning in 2016 Probolinggo Regency
Experts of Climate Change
From : 2011 To : now
Lecturer
From : 2014 To : now
Publisher, journal, academic conference, etc.
PKSDAL, Brawijaya University PKSDAL, Brawijaya University PKSDAL, Brawijaya University GIZ PAKLIM (Policy Advice Program for Environment and Climate Change) GIZ PAKLIM (Policy Advice Program for Environment and Climate Change) Study Center of Environment and Natural Resources, Brawijaya University Faculty of Engineering, Pasuruan Yudharta University
Malang, February 09th, 2017 ybs,
EDIYANTO