Dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke‐3 Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia Bandung, 23‐24 Mei 2016
Aplikasi Seismik Single Channel untuk Penyelidikan Sedimen Pembawa Gas (Gas Charged Sediment) dalam Kajian Potensi Bahaya Geologi pada Perencanaan Konstruksi Dermaga
Taufan Wiguna Omar Moefti Rahadian Muhamad Irfan
Balai Teknologi Survei Kelautan Gedung II BPPT Lt. 12, Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat http://barunajaya.bppt.go.id
Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Visi Menjadi pusat unggulan teknologi survei dan observasi kelautan nasional KR. BARUNA JAYA I
KR. BARUNA JAYA III
KR. BARUNA JAYA II
KR. BARUNA JAYA IV
Misi • Pelayanan jasa riset, survei, dan observasi kelautan • Pengkajian dan penerapan teknologi survei, observasi, dan riset kelautan • Peningkatan kapasitas dan kompetensi riset, survei dan observasi kelautan
Produk dan Jasa Survei Hidro‐oseanografi dan Meteorologi Maritim ‐ Survei Geologi dan Geofisika Laut Survei Lingkungan dan Perikanan Laut ‐ Bareboat Charter
2
IKHTISAR Aplikasi Seismik Single Channel untuk Penyelidikan Sedimen Pembawa Gas (Gas Charged Sediment) dalam Kajian Potensi Bahaya Geologi pada Perencanaan Konstruksi Dermaga
PENDAHULUAN Latar Belakang dan Tujuan
METODOLOGI Dasar Teori , Pengambilan Data, Interpretasi Data
HASIL
Gas charged sediment sebagai potensi bahaya geologi dan perlu diketahui keberadaannya
• Keterdapatan gas charged sediment • Akuisisi data seismik, batimetri, pasut • Interpretasi profil seismik
KESIMPULAN
3
LATAR BELAKANG Faktor penurunan tanah Rawa
Amblas di Jl. R.E. Martadinata (Jakarta Utara), September 2010, Akibat penurunan tanah, abrasi air laut, pengerukan tanah, http://metro.news.viva.co.id/news/read/178163‐jalan‐re‐ martadinata‐amblas‐lagi
Gas Charged Sediment (?)
Setelah kejadian ini, di bulan yang sama,, terjadi amblesan di Dermaga A pelabuhan pasar ikan Muara Angke juga mengalami penurunan sampai 20cm
Faktor Alam atau Salah Konstruksi ?
Tidak mengenal kondisi bawah permukaan dengan baik konstruksi tidak tepat
4
Gas Charged Sediment • Gas bebas yang jenuh dalam air tanah diproduksi secara biogenik atau termogenik (Fleischer dkk., 2001; Sills dan Thomas, 2002) • Terbentuk dari fermentasi bakteri asetat pada lapisan sedimen yang kaya zat organic, secara kimiawi: CH3COOH→ CH4 + CO2 (Schoell, 1988) • Stabil pada kondisi tekanan, suhu, komposisi gas dan salinitas tertentu • Bila gas charged sediment mengalami gangguan (pembangunan konstruksi, gempa bumi, dsb) maka gas methan akan keluar ke permukaan lalu digantikan oleh fluida yang mengisi rongga di sedimen sehingga akan menimbulkan potensi bahaya
5
Dampak Gas Charged Sediment Lapisan sedimen yang terisi oleh fluida memiliki potensi bahaya gerakan tanah seperti (Hansen, 1984) : • aliran (flow) • jatuhan (fall) • gelinciran (slide) Data Multibeam Echosounder Pelabuhan Halifax, Canada http://www.bedfordbasin.ca/halifaxharbour/ geological_processes‐eng.php#methane
6
TUJUAN
Mengetahui keberadaan gas charged sediment dengan mengaplikasikan Seismik Single Channel
7
Daerah Penelitian
8
Mengapa menggunakan Seismik Single Channel? * Seismik Single Channel
Murah Mudah Cepat Cakupan Area Luas
*bila dibandingkan dengan pengeboran (coring) dan pengerukan (dredging)
9
Peralatan dan Metode Akuisisi
Konfigurasi Sistem Akuisisi Seismik Single Channel
Peralatan sumber gelombang seismik Boomer
Multibeam: Elac Seabeam 1050D
Kiri: Peralatan automatic tide gauge valleport 740, data logging dan transducer; Kanan: transducer yang diikat di palem pasut
10
Benchmark keberadaan gas charged sediment dari profil seismik Papatheodorou et.al., 1993
(1) Gas Plume, (2) Dome, (3) Fault, (4) Enhanced Reflectror, (5) Burial Pockmark
11
Benchmark keberadaan gas charged sediment dari profil seismik
Acoustic Turbid Zone (ATZ)
Papatheodorou et.al., 1993
12
Lintasan Seismik di Daerah Penelitian
13
Batimetri Daerah Penelitian
KEDALAMAN (METER)
Terdapat sedimentasi yang tinggi dari arah tenggara yang ditandai dengan pendangkalan
14
Profil Seismik Line 1 1
1’
Kedalaman*
SEABED
18 m
Channel deposit 27 m
*Kedalaman diasumsikan dengan perhitungan ½ t*v, dimana: t = waktu tempuh gelombang dan v = cepat rambat gelombang (1800 m/s)
Profile seismik Line 1 menunjukkan endapan channel yang merupakan area pengendapan material organik dan berpotensi menghasilkan gas methan
1’
1
15
https://rovicky.wordpress.com/2014/11/16/semburan‐gas‐pada‐sumur‐air‐kok‐bisa/
16
Profil Seismik Line A A’
A
Kedalaman* 5.4 m
SEABED
10.8 m 16.2 m 17.1 m
Gas Plume
Acoustic Turbid Zone
*Kedalaman diasumsikan dengan perhitungan ½ t*v, dimana: t = waktu tempuh gelombang dan v = cepat rambat gelombang (1800 m/s)
Profil seismik Line A menunjukkan keberadaan gas charged sediment yang ditandai dengan acoustic turbid zone dan gas plume
A A’
17
Penampang Seismik Line B B’
B Kedalaman*
Dome, potensi gas plume SEABED
6.3 m
13.5 m
ATZ *Kedalaman diasumsikan dengan perhitungan ½ t*v, dimana: t = waktu tempuh gelombang dan v = cepat rambat gelombang (1800 m/s)
Profil seismik Line B menunjukkan keberadaan gas charged sediment yang ditandai dengan acoustic turbid zone dan dome yang berpotensi menjadi gas plume
B B’
18
Kesimpulan • Daerah penelitian mengalami tahapan pengendapan sedimen sehingga memungkinkan terbentuknya gas methan • Gas charged sediment ditemukan pada daerah penelitian dengan: • 5.4 meter pada permukaan seabed (hasil Line A) • 6.3 meter dan 5.4 meter di bawah seabed (hasil Line A) • 13.5 meter di bawah seabed (hasil Line B) • Seismik Single Channel dapat digunakan untuk penyelidikan gas charged sediment dalam kajian potensi bahaya geologi • Perlu penyelidikan lebih komprehensif untuk mengurangi dampak gas charged sediment • Konstruksi di daerah rawa memerlukan kajian potensi bahaya termasuk gas charged sediment
19
Acknowledgment • • • •
Dr. M. Ilyas (Kepala Balai Teksurla) Dr. Agus Sudaryanto Ir. Djunaedi Muldjawan, MSc. Penelitian ini dibiayai oleh program Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan (PUSPIPTEKLA) TA 2012
20
TERIMA KASIH Omar Moefti, S.Si. 08111788820
[email protected]
21