TATAP MUKA PERTAMA :100 MENIT 085265224245
• • • •
ROSMAN. H.,M.HUM. FIB JUR. ILMU PERPUS 085265224245 JL.SUKAKARYA PERUM WISMA KUALU PERMAI BLOK N.11 PANAM
PERSUKUAN DALAM KATA BAHASA INDONESIA • Ada empat macam pola suku kata berdasarkan kosa kata asli Bahasa Indonesia • A). V (vokal) = a-da, a-yam, e-mas, i-de, V tu-a, dsb • B). VK = am-bil, an-cang, in-dah, um-bi, li-ar, dsb • C). KV = da-tang, ne-nas, ti-ang, tu-na, ti-ba, dsb • D). KVK = gu-ruh, pan-du, la-puk, ben-tuk, ram-pung, dsb
• Fonem= kesatuan kecil yang membedakan arti • Contoh: • Abad • abat
Pola suku kata bahasa Indonesia berdasarkan kosa kata serapan • a). KKV= bro-sur, gra-tis, kri-tik, kon-tra, tra-ge-di, dsb • b). KKVK = blang-ko, am-bruk, dras-tis, prak-tek, kon-trak • c). VKK= eks, ons, eks-pe-di-si, eks-ploi-ta-si, eks-plora-si • d). KVKK = pers, teks, seks, konteks, in-tens, dsb
• e). KKVKK= kom-pleks, re-fleks, dsb • f). KKKV = stra-te-gi, stra-ta, sklero-sis, in-stru-men, skle-ro-sis, • g). KKKVK= struk-tur, in-struk-tur, in-struk-si, skrip-si, abstrak, dsb
Petunjuk pemisahan suku kata • a). Jika di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua vokal itu. cth :bi-a-ra, ba-ur, ca-ir, di-a-lek, mi-ang, ku-a-li • b). Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua vocal, pemisahan dilakukan sebelum konsonan itu. ng,ny,sy kh melambangkan satu konsonan, gabungan huruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kata terdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu. cth: a-dat, le-kas, da-tang, nya-nyi, e-nak
c). Jika di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan itu. Cth :ban-ting, bung-kus, gang-gu, ikh-las d). Jika di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, pemisahan dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua. Cth : in-spek-si, ek-stra, kon-tra-dik-si, ang-grek e). Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya dalam penyukuan kata dipisahkan sebagai 1 kesatuan. cth: bel-a-jar, per-ma-in-an, pe-nya-rang-an, ke-ter-be-la-kang-an
II
II. PENULISAN HURUF Huruf Kapital dipergunakan pada Huruf pertama : kata awal kalimat petikan langsung Contoh: Ani bertanya,”Kapan ayahmu pulang?” ungkapan yang berhubungan hal keagamaan, kitab suci, nama tuhan dan kata gantinya. Contoh:- Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Nabi Muhammad -Tuhanku, di pintu-Nya aku mengetuk. gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin, Nabi Ibrahim, Daeng-ri-Raja, ☺ Hasanudin, sultan Makasar, digelari juga Ayam Jantan dari Timur
•a
•a •A
-nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang. cth: Gubernur Ali Sadikin, Jendral Maraden Panggabean, Profesor Soepomo - nama orang. - nama bangsa, suku, dan bahasa cth: bangsa Indonesia, suku Minangkabau, bahasa Simalungun @ ----kebelanda-belandaan. - nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah cth: tahun Hijriah, bulan Desember, hari Galungan, Kongres Pemuda Indonesia - nama khas dalam geografi. cth: -Asia Tenggara, Gunung Krakatau, Bukit Barisan, jalan Dipenegoro -Ia suka mandi di kali dan danau
• Semalam, Gubernur itu, datang bersama Gubernur Aceh ke rumah Presiden Indonesia.
- nama resmi badan, lembaga pemerintahan & ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. cth: Deklerasai Cairo, Departemen Agama, Kerajaan Iran, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia # # undang-undang dasar itu - semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, judul karangan, kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang, yang terletak tidak pada posisi awal. cth: - Layar Terkembang, Bahasa dan Sastra, Sinar Indonesia Baru Majalah Kartini - Anak Perawan di Sarang Penyamun - Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
-Singkatan gelar dan sapaan (harus menggunakan titik jika menggunakan singkatan) cth: M.Hum. , Ny.=nyonya , Sdr. , Tn.=tuan Mayjen Ali =mayor jendral , Kol. - kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, nenek, paman, dan bibi yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. cth: - Kapan Bapak berangkat, ‘Bu? - Kami diundang oleh ‘Pak Bupati menghadiri peresmian kantor baru itu. - Para ibu mengunjungi Ibu Hamid. ☺-Kapan bapak-bapak itu berangkat?
III
Huruf Miring untuk : menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan cth: Layar Terkembang karya S.T. Alisyahbana, majalah Horison, surat kabar Kompas, Kamus Ungkapan karya J.S. Badudu. - menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. cth: - Huruf akhir kata abad ialah d bukan t. - Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital - Salah satu judul karangan yang masuk ke meja panitia ialah Panggilan Laut. - menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. cth: Dia tidak memakai kata dwibahasa sebagai pengganti kata bilingual, kata penataran untuk kata up-grading.
-
IV • Penulisan kata turunan dan ulang
Penulisan Kata • Kata Dasar ditulis sebagai satu satuan. • B. Kata Turunan = 1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. cth. berkesinambungan, dipermainkan, kedua, anjuran 2. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata. cth. berlepas tangan, sebar luaskan, mendua hati, garis bawahi, bertanggung jawab
3. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai. ( konfiks ) cth. menggarisbawahi, digarisbawahi, menandatangani, penandatanganan, ketatalaksanaan 4. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. cth: amoral, asusila, antarpulau, dasalomba, dwiwarna, internasional, mahasiswa, multinational, multilateral, prakata, purnawirawan, reinkarnasi, rekonstruksi, telekomunikasi, transmisi, tunaaksara dsb
Catatan: -. Jika bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, maka diantara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung ( - ) . cth. non-Indonesia, pan-Asia -. Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecuali jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar. cth. mahatahu, mahakuasa , mahaadil, Tuhan Yang Maha Pengasih, maha Pemurah, maha Penolong, mahamulia, mahasuci, mahaesa
Kata Ulang • ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung • Ada empat jenis kata ulang yaitu: kata ulang murni (semu), kata ulang berimbuhan, kata ulang berubah bunyi Cth. anak-anak, biri-biri, beras-petas, warna-warni, centang-perenang, menulis-nulis, sayur-sayuran, tukar-menukar, sejelas-jelasnya • Penulisan kata ulang dwipurwa tidak menggunakan tanda hubung. cth. lelaki, tetamu, leluhur, tetanaman
Mana kata yang benar dan mana kalimat benar • • • • • •
Makan. makan makan? Makan? Makan Pergi!
• Ia baru sampai di rumah s p k • Ia di suruh ibu menjaga adik s p o k • di rumah k
Gabungan Kata a). Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya umumnya ditulis terpisah. cth. bapak angkat, duta besar luar biasa, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, mata pelajaran, rumah sakit
V
Jenis Kalimat berdasarkan informasi • Berdasarkan informasi yang dikandung kalimat, kalimat terbagi atas: • A. kalimat tunggal • B. kalimat majemuk: kms, kmb, kmc
Kata majemuk dan KALIMAT majemuk
• Kata majemuk? • Kalimat majemuk? Kal tunggal: Ibu memasak nasi di dapur (k.tung) s p o kt Ayah pergi ke kantor (k.tung) s p kt.tp
• Dosen bahasa Indonesia mengajar S P • di depan kelas dan kt. -Saya merokok di dapur sendirian s p k = S+P+kt+S+P+K
• Ibu memasak nasi di dapur dan s p o kt Ayah pergi ke kantor (K.m.s.) s p kt =s+p+o+kt+s+p+kt
• Dede membeli telur ke pasar s p o kt Dede, lelaki yang berkaca mata yang s s sukasenyum itu membeli telur ke p p o k Pasar =S + P+O+Kt s+p
• Agung, lelaki yang memiliki badan • s s p k yang sangat besar bermain gitar di kelas p o k
• kmc.: • Agung, lelaki yang memiliki badan s s p k yang sangat besar bermain gitar di p o k kelas dan Agung sering mengganggu para wanita di FIB
• km setara; km bertingkat; km campuran • Km setara: Ibu memasak nasi di dapur dan s p o kt Ayah pergi ke kantor s p kt.tp
• Km bertingkat: Lusi memasak nasi di dapur s p o k.t. Lusi, perempuan yang suka memakai s s p baju putih, berjilbab warna merah yang suka 0 o k senyum itu, memasak nasi di dapur = p o kt =s +p+o+kt s+p+ o+ o+k
• Lusi akan memberi David hadiah senyum, jika David lulus ujian
• kmc: ibu, perempuan yang suka memakai s s p baju putih, berjilbab warna hitam yang suka 0 o k senyum itu, memasak nasi di dapur dan p 0 k
Ayah pergi ke kantor s p k
VI • Jenis kalimat berdasarkan jenis prediket
• K. sederhana • Kalimat jika dilihat dari perdiketnya ada 2: • Kal inversi=p mendahului subjek makankah ayah? • Kal verbal= p=kk= Ayah makan p=kk
Tugas • Kopi surat masuk-keluar; analisis ejaan dan tanda baca. • Kumpul tgl 15 desember 2013
VII • Gabungan kata istilah khusus
b). Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Cth. alat pandang-dengar (TV), alat peraga-baru, anak-istri, suami-istri, watt-jam, ampere-meter, buku sejarah-baru, dua-sendi, mesin-hitung tangan (kalkulator) dua puluh lima-ribuan ( 20x5000 ), dua-puluh-lima-ribuan ( 1X25000 ), istri-guru yang ramah, istri-guru-yang-ramah, buku-sejarah baru (yang baru adalah buku) buku sejarah-baru
Alat peraga baru= Alat-peraga baru=yang baru alat Alat peraga-baru=peraganya baru mesin hitung tangan=x mesin-hitung tangan= kalkulator mesin hitung-tangan= mesin yang akan dibuat utk menghitung tangan
anak istri paman sakit keras 1. anak-istri paman sakit keras= 2. anak istri-paman sakit keras= 3. anak-istri paman-sakit keras= 4. anak istri-paman-sakit-keras= 5. anak-istri-paman-sakit-keras= Tugas: cari judul dikoran, majalah kalimat seperti di atas yang ditulis salah, yang dapat membentuk pengertian ganda sebanyak 5 kalimat. (dikumpul minggu terakhir November ‘13
Contoh: anak istri paman sakit keras judul di atas yang benar adalah: anak-istri paman sakit keras kls khusus IP 15 desember ‘13
c). Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. cth. alhamdulilah, apabila, bagaimana, darmawisata, hulubalang, padahal, olahraga, matahari, peribahasa, pancalomba, ultramodern, swadaya, pramusaji, syahbandar
VIII
Mid/ uts
IX kata ganti dan Partikel
Kata Ganti • ku, kau, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti dan mendahuluinya cth. kutanam, kauambil, rumahku, gelasmu, mejanya
Kata depan • di, ke, dari, si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada, daripada. cth. di Jakarta, di Pekanbaru, bandingkan: dipukul dari Pekanbaru, sang guru, sang nasib, si bungsu, si kumis, si terpidana
Partikel a). Partkel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya cth. apakah, kapankah, apatah (bahasa melayu lama) b). Partikel
pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya (juga) cth. Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus kecuali: pun ditulis serangkai dengan kata, karena sudah dianggap serangkai, dan menjadi kelompok kata cnth. adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, sungguhpun, walaupun c). Partikel
per yang berarti mulai, demi, tiap ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya. cnth. Berapa harga minyak tanah per liter di sini?
X • Angka dan Lambang Bilangan
Angka & Lambang Bilangan a). dipergunakan untuk ukuran pada panjang, berat, isi, satuan waktu dan nilai uang b). menandai nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar pada alamat cth. Jalan Howitser Raya A 202 A, Hotel Ramayana Kamar 21 c). menomori karangan dan bagiannya cth. Bab VI, Pasal 1,2,3,dst halaman 102, Surat Al-Baqarah: 28, halaman 57, baris 18
d). Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut: cth. Bab III, bab ke-2, bab kedua e). Penulisan bilangan yang mendapat akhiran “-an” dilakukan dengan cara berikut. cth. tahun 20-an atau tahun dua puluhan f). Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan. cth. -Ia menonton film itu sampai tiga puluh kali -Di antara 100 anggota yang hadir, 70 orang memberikan suara setuju, 25 suara tidak setuju, dan 5 suara blanko
g). Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan, yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal kalimat. cth. -Dua puluh ekor ayam sumbangannya pada pesta itu. bukan: 20 ekor ayam sumbangannya pada pesta itu. -Paman saya mengundang 175 orang keluarga dekat. bukan: 175 keluarga dekat diundang paman saya atau seratus tujuh puluh lima orang keluarga dekat diundang paman saya h). Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebahagian supaya lebih mudah dibaca. cth. Perusahaan itu baru saja mendapat kredit 500 juta rupiah
i). Kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks. cth. -Di dalam asrama itu tinggal lima puluh orang mahasiswa bukan: Di dalam asrama itu tinggal 50 (lima puluh) orang mahasiswa -Di dalam perpustakaan tersimpan 2137 buku bukan: Di dalam perpustakaan tersimpan 2137 (dua ribu seratus tiga puluh enam) buku j). Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, maka penulisannya harus tepat. cth. saya telah menerima uang sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)
XI • Tanda Baca Titik
TANDA BACA 1. Tanda Titik dipakai pada: a. akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan b. akhir singkatan nama orang cth. A.M. Sangaji, Muh. Yamin, R.D. Pradopo c. akhir singkatan gelar, jabatan pangkat dan sapaan. cth. Ir., S.H., Kol., Prof.,Dr., M.Hum., S.Pd.
d. Singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik cth. a.n. = atas nama, u.b.= untuk beliau, u.p.= untuk perhatian no.=nomor, tgl.=tanggal, dkk.= dan kawan-kawan , dsb.=dan sebagainya, log.=logaritma dst.=dan seterusnya, e. dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhisar, atau daftar cth. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 ….. /A. ……. a). ….(a) 1.2 Pembeberan Masalah 1.3 Pembatasan Masalah II. Kerangka Teoritis 2.1 kajianYang relevan,cuplikan penelitian 2.2 Teori yang digunakan
f. untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan - waktu ; pukul 4.25.10 ( pukul 4 lewat 25 menit 10 detik ) - Jangka waktu ; 4.15.10 jam ( 4 jam, 5 menit, 10 detik )
2. Tanda titik tidak dipakai: a.
untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. cth. -Ia lahir pada tahun 1965 di Pekanbaru. -Pesawat teleponnya bernomor 835821. b. Dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. cth. ABRI, DPR, GBHN, UUD, sekjen, tilang = tindakan langsung, ormas= organisasi massa, radar = radio defecting and ranging
c. Dalam singkatan lambing kimia, satuan, ukuran, takaran, timbangan dan mata uang cth. Na=natrium, TNT=trinitrotoluen, kg=kilogram, Rp d. Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi table dsb. cth. Salah Asuhan e. dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat cth. Jalan Bayangkara 5 Pekanbaru 20 Februari 2009
XII • Tanda Koma
tanda koma dipakai: a. di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan cth. Ibu membeli beras, gula, minyak, tepung terigu, kacang dan garam. b. untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang di dahului oleh kata tetapi, melainkan cth. Dia ingin sekali membeli sawah itu, tetapi uangnya belum cukup. Dia bukan sarjana hukum, melainkan sarjana ekonomi.
c. memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat cth. Kalau kamu lulus ujian nanti, Ijah s akan memberimu hadiah (induk kalimat) p o Sekalipun dia kaya, dia tidak pernah angkuh s p dan sombong d. dibelakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. cth. Jadi, jelaslah bahwa masalahnya tidak serumit yang kita bayangkan semula. Oleh karena itu, kamu sekalian harus rajin belajar sejak sekarang.
e. dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat di awal kalimat cth. Kasihan, cita-citanya menjadi seorang perwira tidak akan tercapai lagi sesudah peristiwa itu. F. untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian dalam kalimat cth. Menurut pendapat Ali, “ Ekonomi kerakyatan harus ditumbuh kembangkan di Negara ini.” g. untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka cth. Khairi, J.C. 1965. The Nimboran Language. ‘S. Gravenhage: Martinus Nyhoff. Bloomfield, Leonard. 1955. Language. London: George Allen & Unwin Ltd.
Me-rubah me-robah meng-ubah nasehat nasihat kesimpulan simpulan Agustina, Rini Febri Rianti, Melda
h. di antara tempat penerbitan, nama, penerbit dan tahun penerbitan cth. Anceaux, J.C. The Nimboran Language. ‘S. Gravenhage, Martinus Nyhoff, 1965. Bloomfield, Leonard. Language. London, George Allen & Unwin Ltd, 1955. i. di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga cth. Prof. Dr. S. Nasution, M.Sc., M.Si.
j. di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan cth. 17, 24 m Rp 75, 25 k. untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi cth. Pamannya, Pak Rahadi, telah pindah rumah bulan yang lalu.
Tanda koma tidak dipakai pada: •
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian dalam kalimat itu cth. “Siapa nama pejabat itu?” Tanya ibu. Jika dibalik pakai koma Cth. Ibu bertanya, “Siapa nama pejabat itu?”
XIII • Titik Koma
2. Tanda titik koma ( ; ) dipakai : a. untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara cth. Badannya penat; hatinya sedih dan duka Ombak telah reda; laut pun tenang; nelayan pulang ke rumah. Utang kian bertambah; harta habis terjual; kehidupannya sangat menyedihkan. Usahanya berhasil; anak-anaknya semua sudah menjadi sarjana; kehidupannya tenang dan tentram.
b. untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung cth. Kaum ibu sibuk memasak makanan; s p o bapak-bapak bermusyawarah untuk s p meningkatkan keamanan desa; o anak-anak ramai bermain kejar-kejaran s p di halaman. Kt O= ) pelaku, penderita, penyerta
Para petani giat bekerja; anak-anak bermain s p s p layang-layang; para ibu mempersiapkan o s p makanan dan minuman. O
1.Tanda titik dua ( : ) dipakai: a. pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian cth. -Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru memiliki 2 jurusan yaitu: manajemen, akutansi. -Dari segi ekonomi, masyarakat di daerah ini terbagi atas: ekonomi lemah, ekonomi sedang, dan ekonomi kuat.
b. sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian cth. a. Ketua : Ali sekretaris :Rini
c. dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan cth. Mia: “Jangan begitu ah!” d. 1. di antara jilid atau nomor dan halaman cth. sarinah, II (180), 21:3 2. di antara bab dan ayat dalam kitabkitab suci cth. Tawarikh II :7-8 3. di antara judul dan anak judul suatu karangan cth. A.H. Nasution, Sekitar Perang
Kemerdekaan Indonesia: Diplomasi atau Bertempur, diterbitkan oleh Penerbit Angkasa Bandung.
Tanda titik dua tidak dipakai: • kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. cth. Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru memiliki jurusan manajemen, akutansi, dan ekonomi pembangunan. Penduduk desa itu terdiri dari suku Jawa, suku Batak, suku Ambon, dan suku Madura.
XIII • Tanda Hubung
Tanda hubung ( - ) dipakai: a.
untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris cth. saya akan datang mengunjungi paman malam ini b. menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris cth. Ada cara baru mengukur panas. o akhiran –i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. c. untuk menyambung unsur-unsur kata ulang cth. sawah-sawah, tersipu-sipu, diporakperandakan
d. untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu, bagian-bagian tanggal, dan suku kata yang dipisah-pisahkan. cth. p-r-o-s-e-s 23-3-2009 e. untuk memperjelas hubungan bagianbagian ungkapan. cth. ber-uang, be-ruang, beruang meng-ukur dengan me-ngukur meng-arungi dengan me-ngarungi dua puluh lima-ribuan (20 x 5000) dua-puluh-lima-ribuan ( 1 x 25000)
• Beruang • Ber-uang • Be-ruang
f. untuk merangkaikan: •
se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital cth. se-Riau • ke- dengan angka cth. hadiah ke-2 • angka dengan –an cth. tahun 20-an • singkatan huruf capital dengan imbuhan atau kata cth. SIM-nya, KTP-nya, sinar-X g. untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing cth. di-chek-kan
Tanda pisah (-) dipakai : •
menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat-kalimat menjadi lebih jelas. cth. -Rangkaian penemuan ini -evolusi, teori kenisbian, juga pembelahan atom- telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. -Festival lagu-lagu tradisional ini -daerah-daerah Karo, Simalungun, Angkola, dan Mandailing– diharapkan memperjelas citra lagu-lagu tradisional suku Batak bagi kita semua. b. membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. cth. - Kemerdekaan bangsa ini –saya yakin akan tercapaidiperjuangkan dengan jiwa dan raga oleh bangsa itu sendiri. - Pekanbaru -kota minyak- hanya berjarak 250 km dari kota Padang. - “kalimat di atas berasal dari Pekanbaru hanya berjarak 250 km dari kota Padang.
c. di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ‘sampai’. cth. 1820-1830 Jakarta - Pekanbaru tanggal 5-10 Maret 2009
Tanda Elipsis (…) dipakai: a. menggambarkan kalimat yang terputus-putus. cth. kalau malu…ya, bagaimana bisa bergaul dengan baik dengan teman-teman sekelas. …marilah kita mulai bekerja kembali agar tugas kita selesai pada waktunya. b. menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. cth. Sebab-musabab kepanikan… akan diteliti lebih terperinci. Karena masalah keluarga … terpaksalah anak itu menderita batin dan keluar dari sekolah. NB. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat titik; tiga untuk penghilangan bagian teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. cth. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus pandai bergaul…. Dalam karya tulis, ejaan harus digunakan dengan tepat….
XIV • Tanda Kurung
Tanda Kurung ( ) untuk: a. mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. cth. -KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya bernomor 5555/I/2009. -DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai. b. mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral pokok pembicaraan. cth.- Keterangan itu (lihat lampiran 2 dan lampiran 3 dari laporan ini) menunjukkan tingginya kebutuhan minyak tanah di masyarakat desa A. - Lagu Djaga depari yang berjudul “Piso Surit” (nama sejenis burung yang berkicau pada tengah malam atau dinihari) diciptakannya pada tahun 1946.
c. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja. cth. Faktor-faktor keberhasilan studi seseorang menyangkut masalah berikut: (a). kecerdasan; (b). kerajinan; (c). motivasi atau 1). kecerdasa; 2). kerajinan; 3). motivasi atau (1). kecerdasa; (2). kerajinan; (3). motivasi atau dapat ditulis : Faktor-faktor keberhasilan studi seseorang menyangkut masalah berikut: a) kecerdasan, b) kerajinan, dan c) motivasi
Tanda kurung Siku ( […] ) untuk: a. mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal. cth.- Para dosen harus berusaha sekuat daya meningkatkan k[u]alitas para mahasiswa. - Hadapilah masalah itu secara rasional, bukan secara emosion[a]l, hipotes[ is]
b. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. cth. - …(Perbedaan dan persamaan antara dua macam proses ini [lihat Bab VII] tidak dibicarakan di sini). -… (Anaknya yang keempat [putri yang kedua] kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). - …(Kota Bandung [yang disebut juga Parijs van Java] tidak seindah dulu lagi).
Tanda Petik ( “….” ) untuk: a. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik ini ditulis sama tinggi di sebelah atas baris. cth. - “Kami akan berangkat besok ke Menado,” kata paman. - Paman berkata, “Kami akan berangkat besok ke Menado.” b. mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat. cth. - Bacalah “Ekonomi Kerakyatan” dalam buku Ekonomi Indonesia karya Tomy. - “The Structur of Simalungun Society” karya Henry Guntur Tarigan diterbitkan dalam Sumatra Bulletin Research
c. mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. cth. - Pekerjaaan itu dilaksanakannya dengan cara “coba dan ralat” saja. - Kata “horas” kebal akan waktu dan situasi karena dapat berarti ‘selamat pagi’, ‘selamat siang’, ‘selamat sore’, ‘selamat malam’, ’selamat berpisah’,’selamat berjumpa’, dan lain-lain. d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. cth. menurut pendapat Ali, “Saya juga mau ikut ayah ke Medan.”
Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ ) untuk: a. mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. cth. - “Ketika kubuka pintu kamarku, kudengar jelas ucapan pembantu kami, ‘Joni, Ani menunggu di luar’, dan hatiku pun berdebar-debar kegirangan,” kata Joni. b. mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. cth. - synonim ‘padan kata’ - oral education ‘pendidikan moral’
Garis miring ( / ) untuk: a. penomoran kode surat cth. No.182/Unilak/2009 b. sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat. cth. – pemuda/ pemudi - teori/ praktek - harganya Rp 200,00 / lembar - Jalan Ahmat Yani II/36.
Tanda penyingkatan atau apostrof ( ‘ ) untuk: a. penghilangan bagian kata. cth. - Pesan ibu ‘kan kusampaikan. ( akan) - Selamat jalan, ‘pak. (bapak) - Baik, ‘dinda. (adinda).
Presentasi
Uas