TATA PENULISAN NASKAH SAMBUTAN PIMPINAN Disampaikan Pada Bimtek Penyiapan Naskah Sambutan/Makalah Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Oleh Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum. Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara
Semarang, 24 Februari 2015
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI 2015
CURRICULUM VITAE Nama Tempat/Tgl. Lahir NIP Pangkat/Golongan Jabatan Struktural
Pendidikan:
1. 2. 3. 4. 5.
: : : : :
Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum. Bandung, 24 September 1967 1967 09 24 1990 03 1001 Pembina Utama Madya : IV/d Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara, Eselon I– B
S.1 IKIP Bandung, 1989 S.2 Unpad, 1995 S.3 Unpad, 2001 Program Pendidikan Reguler Angkatan XL Lemhannas RI, 2007 Diklatpim Tingkat – I, Lembaga Administrasi Negara, 2008
Seminar, Penelitian, Dan Kunjungan Kenegaraan Ke Luar Negeri: Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Jepang, Saudi Arabia, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Turki, Australia, Belanda, Belgia, Perancis, Jerman, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, Equador, India, Rusia, Mongolia, Swedia, Tiongkok, Portugal, dll. Alamat: 1. Jl. Cipaku Indah II, Kompleks Setiabudhi Terrace No. A.10, Bandung 2. RJPTN, Jl. Kemanggisan Ilir Flat S.3 No.1, Slipi Jakarta Barat
Pendahuluan:
Perang Persepsi Kebijakan Pemerintah
Arahan Presiden dalam Rapat Paripurna, 16 Februari 2015 di Istana Bogor
Jajaran Pemerintah harus: Aktif menunjukkan kerja keras dan kinerja ke publik sesuai dengan tusi. Content nya sinergis secara vertikal dan horisontal.
Ekspresinya sesuai nilai-nilai luhur dan preferensi nasional dan global (misal: jangan bersorak saat penenggelaman kapal; ekspresi nyesal ketika umumkan hukuman mati). Libatkan dan komunikasikan dengan ahli dan influencer secara reguler utk perbaikan policy content dan penyetaraan pandangan sejak dini.
PROBLEM Fragmented Media mapping Audiens mapping Media channel Jaringan civil society Media & Public Opinion Monitoring Crafting information Menghumaskan Presiden/ Kepala Daerah
Narasi tunggal
•Pola kerja masih fragmented. •Bekerja masing-masing. •Terkadang ada hal yang tumpang tindih. •Media mapping belum dilakukan. •Media massa perlu dipetakan secara jelas.
•Audiens masih dipandang seragam. •Penggunaan search engine mendominasi dalam pencarian informasi. •Penggunaan media channel masih sangat terbatas. •Media website yang dimiliki sepi dari akses publik. •Diperlukan media mix dalam penyaluran informasi. Media sosial belum dimanfaatkan dengan baik. •Civil society menjadi aset penting tetapi masih belum dimanfaatkan untuk mendiseminasikan informasi atau pesan-pesan kehumasan.
•Monitoring dan analisis media masih belum cukup tajam. Khususnya dari aspek substantif pemahaman kebijakan.
•Aspek pengelolaan informasi, khususnya perencanaan belum terkonsep rapi. •Belum ada konsep untuk merespon isu yang berkembang.
•Gaya leadership Presiden/Kepala Daerah memiliki ciri dan karakter sendiri •Belum banyak upaya untuk menghumaskan Presiden/Kepala Daerah •Belum ada narasi tunggal •Berdampak pada simpang siur informasi yang dipublish oleh pejabat negara dan memicu polemik di masyarakat.
Persepsi, Wacana, Adu Argumentasi: Elit Politisi / DPR-DPRD/pakar
Akar Rumput Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Mahasiswa
Internal pemerintah Industri dan asosiasi profesi
Serikat buruh Ormas agama, ormas partai, dll Asosiasi dalam perhubungan: Organda, angkutan dll Diaspora Indonesia
Wartawan senior, editor
Duta Besar, Organisasi Internasional
Mengolah Isu Kekinian 1. Kepolisian VS KPK 2. Desakan pembatalan hukuman mati
3. Kepindahan Presiden ke Bogor 4. Penurunan harga BBM 5. Mobil Nasional
6. Penghapusan penjualan tiket di bandara 7. Kisruh Lion Air 8. Penarikan Dubes RI dari Brasil, dll.
Pemerintah/Pemerintah Daerah harus mempu menyusun strategi untuk mengatasi setiap isu
Biro Humas
Koordinasi dengan media
• Cetak • On Line • TV • Radio • Sosial Media
Pertemuan / kunjungan ke basis mahasiswa, serikat buruh, LSM, dll.
Liputan Media
Mengundang tokoh-tokoh masyarakat (makan malam, diskusi)
Kunjungan ke Media Events (Pasar Murah, Bakti Sosial, Ground breaking)
Persepsi Publik
Tujuan Utama Sambutan Presiden/Kepala Daerah Terciptanya: 1. Stabilitas politik yang mantap 2. Integrasi, kerukunan sosial, dan harmoni yang serasi 3. Demokrasi, keadilan, dan kesejahteraan yang nyata 4. Kepemimpinan dengan visi ke depan 5. Kemitraan global (partnership) yang erat
Fungsi Utama Naskah Sambutan Media komunikasi Presiden/Kepala Daerah dengan rakyatnya, utamanya dalam konteks politis, maka materi sambutan umumnya dikemas secara politis. Substansi sambutan harus memiliki nuansa dan aksentuasi keberpihakan pada kepentingan penyelenggaraan pemerintahan.
JENIS SAMBUTAN PRESIDEN/KEPALA DAERAH Peresmian Kegiatan
• seminar, rapat kerja nasional, simposium, mukmatar, dll.
Peresmian Proyek
• infrastruktur; jalan, jembatan, pelabuhan udara, dll.
Peresmian Sarana
• gedung instansi pemerintah, perkantoran, dll.
Peringatan Hari Besar Penyambutan
• nasional, internasional, keagamaan
• tamu negara, jamuan makan malam kenegaraan, dll.
JENIS SAMBUTAN PRESIDEN/KEPALA DAERAH Pidato Tertulis Sidang DPR/DPRD
• Upacara, Dibacakan yang mewakili.
• Pelantikan, Pertanggungjawaban, Pengesahan RAPBN/RAPBD,
Awal dan Akhir Tahun
• Evaluasi kinerja pemerintahan.
Orasi Ilmiah
• Die Natalis, Simposium, Seminar akademis, dll
Amanat, Arahan,
• Rapat Kerja, Upacara, Sidak, Blusukan.
Subtansi Naskah Sambutan Ideologi, Politik, Sosial, Ekonomi Kesenian, Kebudayaan, Tradisi Pertahanan kemananan, Kebijakan Internasional, luar negeri
Pembangunan Nasional dan daerah
Isi Pokok Naskah Sambutan
Menyampaikan tujuan nasional secara kongkrit, fokus, dan spesifik
• Mendiskripsi kan Langkahlangkah kebijakan pemerintah
• Menjelaskan kaitan antara tantangan, program, solusi, dan hasil yang diharapkan
• Bernada optimis, lugas dan ajakan
ALUR PENYUSUNAN NASKAH SAMBUTAN
TAHAPAN PANDUAN
RENCANA PENYUSUNAN SAMBUTAN
PENYUSUNAN OUTLINE/ POINTERS BAHAN SAMBUTAN
PENGUMPULAN BAHAN-BAHAN TERPILIH UNTUK MENYUSUN DRAFT AWAL SAMBUTAN
DARI BAHAN 1 PENYUSUNAN DRAFT SAMBUTAN
KOMENTAR/ SECOND OPINION
KOREKSI MENSESNEG/ SEKDA/ YG DITUNJUK
PEMBACAAN SAMBUTAN
Batang Tubuh Umum Sambutan Presiden/Kepala Daerah
Bagian pertama: Salam. Bagian kedua: Pembukaan. Bagian ini umumnya berisikan dua hal pokok: Pertama, isu-isu kekinian yang memberikan dampak besar pada penyelenggaraan pembangunan serta tanggapan Presiden/Kepala Daerah atas isu-isu kekinian;
Kedua, pemaparan atas hasil-hasil pembangunan tertentu, yang telah dicapai di satu tahun terakhir.
Pembukaan dapat diawali dengan tiga alternatif Pertama, dimulai dengan substansi terkini, atau substansi terbaru yang terjadi, misalnya apresiasi atas kinerja pemerintahan atau simpati atas bencan alam. Kedua, dapat diawali dengan hasil/capaian atau prestasi pembangunan yang terbesar dalam kurun waktu setahun terakhir. Ketiga, dapat dimulai dengan memasukkan isu yang paling sering diulas. Untuk alternatif ketiga ini, penyusun sambutan harus sering mengikuti transkrip sambutan sebelumnya.
Bagian ketiga: Materi Pokok. Berisi capaian atau evaluasi dari kinerja pemerintah sebagai keberlanjutan dari pelaksanaan program pembangunan. Capaian atau evaluasi biasanya di kelompokkan sesuai dengan agenda pemerintah yang tercantum di dalam RPJMN/RPJMD.
Bagian keempat: Rencana Aksi, Solusi, Bagian kelima: Penutup; yang berisikan pesan-pesan Presiden/Kepala Daerah selaku pimpinan nasional/daerah kepada Jajaran Pemerintah atau Publik.
Substansi Sambutan
Mengingatkan RPJMN/RPJMD. Bingkai RPJMN/RPJMD sangat penting, karena menunjukkan wujud dari keberlanjutan pembangunan dari tahun ke tahun. Membahas topik sesuai dengan tema dan acara yang dihadiri Mengemukakan rencana, program, dan aksi pemerintah Memberikan respon, arahan, pandangan, Ditutup dengan pesan yang ingin disampaikan
PENULISAN NASKAH SAMBUTAN GUNAKANLAH
BAHASA INDONESIA DENGAN
BAIK DAN BENAR
Penggunaan bahasa yang baik mencakup aspek komunikasi
Pendidikan Usia Pekerjaan
Status sosial Lingkungan sosial Sudut pandang
Penggunaan bahasa sambutan yang benar mencakup aspek kaidah • Tata bahasa • Diksi dan gaya bahasa • Ejaan • Tanda baca
penyusun Felicia N. Utorodewo
LARAS BAHASA Laras bahasa: kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya Bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya pada saat digunakan sebagai alat komunikasi
Laras Bahasa Sambutan Laras sambutan menggunakan ragam formal. Tata bahasa yang digunakan adalah tata bahasa yang baku. Panjang kalimat harus sesuai dengan panjang satu kali tarikan napas. Kata yang dipilih harus mudah dipahami dan memanfaatkan kosakata secara maksimal. Kata-kata nonformal, seperti tapi, bisa, buat, harus dihindari dan, sebaiknya, digunakan kata tetapi, dapat, dan untuk.
Gaya Bahasa Cara mengungkapkan pikiran dan diri sendiri melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pembicara.
Catatan: Naskah sambutan, harus ditulis dengan kalimat positif, kalimat yang senantiasa mendorong optimisme. Hindarkan pemilihan kalimat negatif dan kalimat yang mengundang polemik. Kalimat yang berpotensi mengundang polemik antara lain yang sering menggunakan kata-kata, ‘mungkin’, ‘barangkali’, ‘kirakira’ dan sejenisnya.
Pada umumnya, sambutan formal disampaikan dalam durasi antara 20-30 menit. Gunakan kalimat yang singkat dan efektif. Pengertian singkat adalah kalimat yang umumnya kurang dari 20 kata.
SAMBUTAN YANG BAIK 1. Tema; tepat, relevan, dan kontekstual 2. Substansi; isu-isu penting dan aktual
3. Sistematika; mengalir dan mudah diikuti 4. Bahasa; gaya yang menarik 5. Sambutan Presiden/Kepala Daerah; berbobot pidato politik, memiliki sensitivitas secara politik