Perpustakaan Unika
TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SECARA ONLINE DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG III KERTAS KARYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi D3 Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Disusun oleh :
Nama : Christina Kurniadewi Nim
: 05.31.0007
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI D3 PERPAJAKAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008
Perpustakaan Unika
HALAMAN PERSETUJUAN KERTAS KARYA
Nama
: Christina Kurniadewi
NIM
: 05.31.0007
Fakultas
: Ekonomi
Jurusan
: D3 Perpajakan
Judul
: TATA
CARA
PEMBAYARAN
PAJAK
KENDARAAN
BERMOTOR SECARA ONLINE DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG III
Disetujui di Semarang, 17 Juni 2008 Pembimbing
(Drs. Iwan Soekasno)
ii
Perpustakaan Unika
HALAMAN PENGESAHAN KERTAS KARYA
KERTAS KARYA DENGAN JUDUL : TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SECARA ONLINE DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG III Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama
: Christina Kurniadewi
NIM
: 05.31.0007
Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal, 11 Juli 2008 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya Perpajakan.
Pembimbing,
Koordinator Penguji,
(Drs. Iwan Soekasno)
(Agnes Arie Mientarry C. SE,Akt)
Dekan Fakultas Ekonomi
(Drs. Sentot Suciarto A. MP. Ph.D)
iii
Perpustakaan Unika
HALAMAN KEASLIAN KERTAS KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Christina Kurniadewi
NIM
: 05.31.0007
Fakultas
: Ekonomi
Program Studi
: D3 Perpajakan
Menyatakan bahwa Kertas Karya ini adalah hasil karya sendiri. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiasi, manipulasi, dan atau bentuk kecurangan lainnya, saya bersedia menerima sanksi dalam bentuk apapun dari Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Semarang, 15 Juli 2008
Christina Kurniadewi
iv
Perpustakaan Unika
MOTTO .
Kiranya diberikanNya kepadamu apa yang kau kehendaki dan dijadikanNya berhasil apa yang kau rancangkan. (Mazmur 20 : 5)
Jangan menghabiskan waktu untuk khwatir, lihat saja bagaimana semuanya berjalan sebelum merusak satu hari karna khawatir. (NN)
Saat ini, kita tidak selalu mengerti mengapa hal-hal ini terjadi, tapi kalau kita mengingatnya lagi kelak, kita akan mengetahui keuntungannya. (NN)
Maka Kamu Bernyanyilah dan Bersoraklah Bagi Dia. Karena, dari Dia Kita memperoleh ketenangan dan membawa kemenangan. (Yohanna Novita Maharani)
v
Perpustakaan Unika
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada : - Jesus Christ My Lord. Semangatku hanya dariMu. - Kedua Orangtuaku yang penuh kasih sayang untuk mendidik Anaknya yang hebat, penuh semangat, n yang selalu memberi dukungan dalam segala hal dan Doa - My brother ‘n My sister Andi & Retz2 , Mo2, Ditha-Dithol & Noel –Oel , Vita-vithol - Luphly-Qu Rikky thank 4 all sampe ‘ga bisa ucapin atu-atu coz’ buanyak buangetz bantuan yang udah dikasih..”2gether ‘n 4ever”.. - Kuriwi (Kura2 Ri_Q & D_We) yang nakal… - Sahabat-sahabatQu yang keren abiz!!!! sisil, winaz, yuni, sukma, jojo, aming, apitz atas semangat, motivasi dan doa… - Almamater
vi
Perpustakaan Unika
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yesus Kristus yang telah memberikan karunia dan kasih-Nya serta dorongan semangat dan keinginan yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas karya dengan judul ”TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SECARA ONLINE
DI
UNIT
PELAYANAN
PENDAPATAN
DAERAH
KOTA
SEMARANG III” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi diploma 3 Perpajakan pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. My Lord Jesus Christ, yang selalu
memberkati dan
memberikan
keberuntungan di setiap langkah penulis. 2. Bapak A. Sentot Suciarto, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata. 3. Ibu Eny Trimeiningrum, SE, MSi. selaku Ketua Program Studi D3 Perpajakan. 4. Ibu Agnes Arie Mientarry Christie, SE, Akt. Selaku Dosen Wali untuk Jurusan Pepajakan Angkatan 2005. 5. Bapak Drs. Iwan Soekasno, selaku Dosen Pembimbing Kertas Karya, terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan semua bantuan yang telah diberikan saat proses penyelesaian Kertas Karya ini.
vii
Perpustakaan Unika
6. Ibu Agnes dan Ibu Eny selaku Dosen Penguji atas masukan dan keputusannya yang sangat berharga. 7. Mbak Vivin selaku pegawai Pengajaran Program Studi Diploma 3 Perpajakan, yang telah membantu penulis dalam segala urusan perkuliahan. 8. Untuk semua Dosen yang mengajar di D3 Perpajakan atas semua ilmu yang telah diberikan. 9. Bapak Sartono dan Ibu Suprapti yang telah membantu dalam proses mendapatkan surat survei penelitian. 10. Bapak Drs. Kusdijanto BW, MM selaku kepala Dipenda Provinsi Jawa Tengah dan Bapak Kristono, SH, M.Hum selaku Pembina Tk. I yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan survei di UPPD Kota Semarang III. 11. Seluruh Staf karyawan di UPPD/SAMSAT Kota Semarang III yang telah membantu penulis dalam proses penelitian. 12. Semua pihak yang telah ikut membantu, serta doa buat penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih GOD BLESS YOU. Dengan menyadari bahwa Kertas Karya ini masih jauh dari sempurna. Penulis
mengharap masukan guna perbaikan karya selanjutnya dan semoga
Kertas Karya ini dapat sangat berguna bagi pembaca sekalian. Terima kasih.
Semarang, 15 Juli 2008 Penyusun
Christina Kurniadewi
viii
Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN KERTAS KARYA ...........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN KERTAS KARTA ............................................ iii HALAMAN KEASLIAN KERTAS KARYA ................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii ABSTRAKSI ..................................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................
1
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................
3
1.3 Batasan Masalah .........................................................................
4
1.4. Tujuan Penulisan ........................................................................
4
1.5. Manfaat Penulisan ......................................................................
5
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................
5
ix
Perpustakaan Unika
BAB II
LANDASAN TEORI ........................................................................
7
2.1. Penjelasan Umum Perpajakan ....................................................
7
2.1.1 Unsur-Unsur Pengertian Pajak ..........................................
7
2.1.2 Fungsi Pajak ......................................................................
8
2.1.3 Pengelompokan Pajak .......................................................
9
2.2. Pajak Daerah ............................................................................... 11 2.2.1 Jenis-Jenis Pajak Daerah ................................................... 11 2.2.2 Tarif Pajak Daerah ............................................................ 12 2.3. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) .............................................. 13 2.3.1 Landasan Hukum Pemungutan PKB.................................. 13 2.3.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor .................................... 14 2.3.3 Subjek Pajak kendaraan Bermotor .................................... 15 2.3.4 Wajib Pajak Kendaraan Bermotor .................................... 16 2.3.5 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ....................................... 16 2.3.6 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ................... 17 2.3.7 Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor............................ 18 2.4. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)....................... 19 2.4.1 Dasar Hukum BBNKB....................................................... 19 2.4.2 Objek BBNKB .................................................................. 19 2.4.3 Subjek BBNKB................................................................... 20 2.4.4 Dasar Pengenaan BBNKB.................................................. 21 2.4.5 Tarif BBNKB...................................................................... 21 2.4.6 Perhitungan BBNKB........................................................... 22
x
Perpustakaan Unika
BAB III GAMBARAN UMUM ....................................................................... 23 3.1. Sejarah Berdirinya DIPENDA Tingkat I Jawa Tengah............... 23 3.2. Lokasi dan Wilayah Kerja........................................................... 26 3.3. Struktur Organisasi...................................................................... 28
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 32 4.1. Tata Cara Pembayaran PKB Secara Online Di Kantor UPPD Kota Semarang III ................................................................................ 32 4.2. Cara Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor ......................... 39 4.3. Realisasi Penerimaan PKB ......................................................... 40 4.4. Hambatan Dalam Pembayaran PKB Dan Cara Mengatasinya.... 43
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 46 5.1. Kesimpulan ................................................................................. 46 5.2. Saran ........................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49 LAMPIRAN
xi
Perpustakaan Unika
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Target dan Realisasi Penerimaan PKB Tahun 2005 s/d 2007 ............. 41
xii
Perpustakaan Unika
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rekapitulasi Target dan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Tengah UPPD Kota Semarang III Tahun 2005 s/d 2007 2. Kartu Bimbingan Kertas Karya 3. Surat Keterangan Penelitian / Survei 4. Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) 5. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Nomor Kendaraan Bermotor (BPKB) 6. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
xiii
Perpustakaan Unika
ABSTRAKSI
Pajak daerah merupakan pungutan yang dikenakan terhadap seluruh rakyat di suatu daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, daerah dipacu untuk dapat berkreasi dalam mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Salah satu pengenaan objek pajak daerah dari tingkat propinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor dipandang mempunyai potensi untuk meningkatkan pendapatan Asli Daerah dari tahun ke tahun. Untuk itu perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan publik. Strategi yang dipilih diantaranya adalah mendekatkan tempat pelayanan kepada wajib pajak dan peningkatan kualitas pelayanan yang makin mudah, cepat dan transparan dengan memanfaatkan teknologi informasi. UPPD/SAMSAT Kota Semarang III melayani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor secara online Memproses. Dengan adanya pembayaran secara online sangat berpengaruh pada Target dan Realisasi Penerimaan di UPPD/SAMSAT kota Semarang III karna dari tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami kenaikan dari 101,49 % menjadi 102,54 %. Namun pada tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami penurunan karna adanya hambatan-hambatan selama proses proses pembayaran. Dengan adanya hambatan yang ada UPPD/SAMSAT Kota Semarang III mempunyai cara mengatasi hambatan yang ada dan lebih meningkatkan kinerja yang efektif dan terukur yang muara akhir adalah terwujudnya pelayanan prima untuk kepuasan masyarakat guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
xiv
Perpustakaan Unika
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar dan sangat potensial di Indonesia, melalui pajak tersebut pemerintah mampu menopang biayabiaya yang dikeluarkan dalam rangka pembangunan nasional. Dari pajak itu juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menyediakan berbagai macam fasilitas umum yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat, yang meliputi fasilitas ekonomi, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas keamanan, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa
masalah dana sering jadi penghambat dalam melaksanakan pembangunan, untuk itu perlu suatu upaya dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berkesinambungan yaitu dengan meningkatkan sumber dana dari sektor pajak. Salah satu pengenaan pajak di Indonesia selain pajak negara terdapat juga pajak daerah. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan secara langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, daerah dipacu untuk dapat berkreasi dalam mencari sumber penerimaan daerah yang dapat 1
Perpustakaan Unika
mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Salah satu sumber pendapatan daerah dari tingkat propinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Sedangkan dari tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dan Pajak Parkir. Pajak Kendaraan Bermotor merupakan penerimaan daerah dengan sistem bagi hasil antara pemerintah daerah dengan Kabupaten/Kota. Pembagian bagi hasil Pajak Kendaraan Bermotor
paling banyak 70%
menjadi bagian Pemerintah Daerah dan paling sedikit 30% menjadi bagian Kabupaten/kota. Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor merupakan penerimaan daerah yang setiap tahun harus dicantumkan dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Penerimaan pendapatan daerah yang berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor diharapkan menjadi salah satu sumber penerimaan daerah, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di jaman modern seperti sekarang ini masyarakat memiliki tingkat rutinitas yang sangat padat untuk itu Samsat senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan publik dari waktu ke waktu. Strategi yang dipilih diantaranya adalah mendekatkan tempat pelayanan kepada WP dan peningkatan kualitas pelayanan yang makin mudah, cepat, dan transparan dengan memanfaatkan teknologi informasi. 2
Perpustakaan Unika
Dalam menjalankan tugasnya kantor Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) kota Semarang III melakukan berbagai terobosan dalam upaya peningkatan pelayanan kantor Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap (SAMSAT) yang secara global mendapat dukungan dari Direktorat Lalu Lintas dan PT Jasa Raharja (persero), sehingga seluruh langkah-langkah yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Berbagai program inovasi peningkatan pelayanan antara lain adalah adanya kartu antrian eletronik dalam setiap Kantor SAMSAT, SMS 7070, SMS 1717, pembayaran lewat perbankan, pelaksanaan sistem On Line se Jawa Tengah, ditambahnya kantor SAMSAT Pembantu, menempatkan loket pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor serta pengesahan STNK di sentra perbelanjaan atau Mall dan dioperasionalkannya SAMSAT Keliling Berdasarkan latar belakang tersebut penulis membuat Kertas Karya dengan judul “TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
SECARA
ONLINE
DI
UNIT
PELAYANAN
PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG III”. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana tata cara pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III secara online beserta tata cara perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor? 3
Perpustakaan Unika
2.
Bagaimana realisasi penerimaan daerah atas Pajak Kendaraan Bermotor di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III?
3.
Apa saja hambatan yang ditemukan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan cara mengatasinya?
1.3
Batasan Masalah Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ada tiga cara, yaitu Online Diproses contoh objek kendaraan bermotor Samsat Kota Semarang I diproses di Samsat Kota Semarang I. Online Memproses contoh Samsat Kota Semarang I memproses potnsi objek kendaraan bermotor Samsat Kabupaten Pati. Via Bank, pembayaran dilakukan di Bank BRI dan Bank BPD seluruh Jawa Tengah. Agar penulisan dan pembahasan masalah akan lebih jelas dan terarah, maka penulis membatasi masalah pada salah satu jenis Objek Pajak yaitu Pajak Kendaraan Bermotor pada pembayaran sistem Online Memproses.
1.4
Tujuan Penulisan Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam Kertas Karya: 1. Untuk mengetahui tata cara pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor secara online di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III dan tata cara perhitungan Pajak Kendaraan Bemotor.
4
Perpustakaan Unika
2. Mengetahui realisasi penerimaan daerah atas Pajak Kendaraan Bermotor di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III. 3. Mengetahui hambatan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III. 1.5
Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis adalah: 1. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dalam bidang perpajakan khususnya Pajak Kendaraan Bermotor. 2. Bagi masyarakat umum Sebagai tambahan dan referensi kepustakaan bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui tentang pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor secara Online. 3. Bagi Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III Untuk menjadi bahan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor.
1.6
Sistematika Penulisan Untuk memperoleh
gambaran yang sistematis mengenai penulisan
kertas karya ini penulis menggunakan sistematika sebagai berikut: 5
Perpustakaan Unika
BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Menguraikan kajian pustaka yang mencakup semua hal yang terkait dengan Pajak Kendaraan bermotor. BAB III GAMBARAN UMUM Berisi tentang gambaran umum kantor Unit Pelayanan Pendapatan Daerah / SAMSAT Kota Semarang III. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan masalah sehubungan dengan pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor
secara Online Memproses. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan akhir dari pembahasan masalah dan saran penulis.
6
Perpustakaan Unika
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Penjelasan Umum Perpajakan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pengertian Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (KUP: 1) 2.1.1 Unsur-Unsur Pengertian Pajak 1. Kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh wajib pajak orang pribadi maupun badan. Pengenaan pajak ditetapkan untuk semua orang dalam suatu negara tanpa pengecualian. Apabila suatu ketetapan pajak telah ditetapkan maka wajib pajak suka maupun tidak suka harus membayar pajak. 2.
Bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang. Pemerintah dengan kewenangannya berhak mengadakan pemungutan pajak kepada wajib pajak yang merupakan kewajibannya. 7
Perpustakaan Unika
3.
Tanpa balas jasa secara langsung. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjuk adanya balas jasa secara individual yang langsung dapat dinikmati dari negara.
4.
Digunakan untuk kemakmuran rakyat Kebutuhan dana pemerintah sebagian dipenuhi dari hasil pembayaran pajak. Penggunaan dari pungutan pajak digunakan untuk
pengeluaran-pangeluaran
umum
negara
untuk
menciptakan keadilan dan kemakmuran masyarakat. 2.1.2 Fungsi Pajak 1. Fungsi Budgetair Yaitu mamasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Pemerintah dari sektor pajak dewasa ini menjadi tulang punggung penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 2. Fungsi Mengatur (regulerend) Fungsi pajak yang diletakkan pada tujuan mengatur, yaitu digunakan untuk mengatur kebijaksanaan negara dalam bidang ekonomi dan sosial. 8
Perpustakaan Unika
Dalam fungsi tersebut pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan mensejahterakan dan untuk kemakmuran masyarakat. (Mardiasmo, 2003:1) 2.1.3 Pengelompokan Pajak 1. Menurut golongannya a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 2. Menurut sifatnya a.
Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).
b.
Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan nilai (PPN).
9
Perpustakaan Unika
3. Menurut lembaga pemungutnya a.
Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara serta peraturannya berlaku sama untuk semua wilayah. Contoh: Pajak Penghasilan; Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah; Pajak Bumi dan Bangunan; Bea Materai.
b.
Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah sehingga peraturan tiap-tiap daerah berbeda-beda. Pajak Daerah terdiri atas: •
Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
•
Pajak Kabupaten / Kota, contoh: Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Reklame; Pajak Hiburan; Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir. (Mardiasmo, 2003:5) 10
Perpustakaan Unika
2.2
Pajak Daerah Dalam konteks daerah, pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (misal: Propinsi, Kabupaten, Kotamadya) yang diatur berdasarkan peraturan daerah masing-masing dan hasil pungutannya digunakan untuk pembiayaaan rumah tangga daerahnya. Sedangkan menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 34 Tahun 2000, Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. (Siahaan 2005;10) 2.2.1 Jenis-Jenis Pajak Daerah Pajak daerah di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 terbagi menjadi dua (Siahaan 2005: 43), yaitu: 1.
Pajak Daerah Propinsi •
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
•
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
•
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
•
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. 11
Perpustakaan Unika
2.
Pajak Daerah Kabupaten / Kota •
Pajak Hotel
•
Pajak Restoran
•
Pajak Hiburan
•
Pajak Reklame
•
Pajak Penerangan Jalan
•
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
•
Pajak Parkir
2.2.2 Tarif Pajak Daerah Tarif pajak daerah yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah diatur dalam Undang-Undang No.34 Tahun 2000 yang ditetapkan dengan pembatasan tarif paling tinggi yang berbeda untuk setiap pajak daerah (Siahaan 2005 : 62) yaitu: •
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air sebesar 5%
•
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air sebesar 10%
•
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 5%
•
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan sebesar 20%
•
Pajak Hotel sebesar 10% 12
Perpustakaan Unika
2.3
•
Pajak Restoran sebesar 10%
•
Pajak Hiburan sebesar 35%
•
Pajak Reklame sebesar 25%
•
Pajak Penerangan Jalan sebesar 10%
•
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C sebesar 20%
•
Pajak Parkir sebesar 20%
Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak. Sedangkan Pemilik Kendaraan Bermotor adalah orang atau badan / badan hukum yang namanya tercantum di dalam Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). (Siahaan 2005 : 137) 2.3.1 Landasan Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait. 13
Perpustakaan Unika
Landasan hukum yang melatarbelakangi pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada suatu propinsi adalah sebagai berikut: •
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
•
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
•
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2002 tanggal 23 Juli 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah.
•
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Dasar Pengenaan Nilai Jual Pajak Kendaraan Bermotor
•
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
•
Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 937/5522/2002 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor.
2.3.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat. (Siahaan, 2005:140) 14
Perpustakaan Unika
Yang dimaksud jalan darat antara lain: kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, perhutanan, pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan sarana olah raga dan rekreasi. Beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek pajak yaitu: •
Kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
•
Kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh Kedutaan,
Konsultan,
Perwakilan
Lembaga-Lembaga
Internasional dengan asas timbal balik. •
Kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh subjek pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah.
2.3.3 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk subjek pajak yaitu kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh pihakpihak dibawah ini: (Siahaan, 2005:142) •
Orang pribadi yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan pengolahan lahan pertanian rakyat. 15
Perpustakaan Unika
•
BUMN yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan keselamatan.
•
Pabrika atau milik importir yang semata-mata digunakan dalam kegiatan pemeran, untuk dijual dan tidak dipergunakan dalam lalu-lintas bebas.
•
Turis asing yang berada di daerah untuk jangka waktu 60 hari.
•
Kendaraan Pemadam Kebakaran.
•
Kendaraan bermotor yang bersegel atau disita oleh Negara.
2.3.4 Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. (Siahaan, 2005:142) Jika Wajib Pajak berupa badan, dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut yang diperkenankan oleh Undang-Undang dan Peraturan Daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor. 2.3.5
Tarif Pajak Kendaraan Bermotor Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 17 Tahun 2007 tentang Tarif Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Pasal 9 ayat 1 ditetapkan (Siahaan, 2005:145) sebagai berikut:
16
Perpustakaan Unika
•
Sebesar 1,5 % (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum.
•
Sebesar 1 % (satu koma nol persen) untuk kendaraan bermotor umum.
•
Sebesar 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
2.3.6
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok, (Siahaan, 2005:143) yaitu: •
Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB), yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam tabel nilai jual kendaraan bermotor yang berlaku.
•
Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.
NJKB diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Harga pasaran umum adalah harga rata-rata yang diperoleh dari sumber data, antara lain Agen Tunggal
17
Perpustakaan Unika
Pemegang Merek (ATPM) dan Asosiasi Penjual Kendaraan Bermotor. NJKB ditentukan berdasarkan faktor-faktor berikut ini: •
Isi silinder, yaitu isi ruang yang berbentuk bulat torak pada mesin kendaraan bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin dan atau satuan daya;
•
Penggunaan kendaraan bermotor;
•
Jenis kendaraan bermotor;
•
Merek kendaraan bermotor;
•
Tahun pembuatan kendaraan bermotor;
•
Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diijinkan; serta
•
Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.
2.3.7 Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor Besarnya pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum perhitungan Pajak kendaraan Bermotor adalah sesuai dengan rumus berikut Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)
18
Perpustakaan Unika
2.4
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan kedalam badan usaha (Siahaan, 2005:167). 2.4.1 Dasar Hukum BBNKB Dasar hukum pengenaan BBNKB berdasarkan pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 4 Tahun 2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. (Siahaan, 2005:169). 2.4.2 Objek BBNKB Objek BBNKB adalah penyerahan kendaraan bermotor, pemasukan kendaraan bermotor dari luar negeri untuk dipakai secara tetap di Indonesia, (Siahaan, 2005:170) kecuali: •
Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan
•
Untuk diperdagangkan
•
Untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia
•
Digunakan untuk pameran, penelitian, contoh: kegiatan olahraga bertaraf internasional.
19
Perpustakaan Unika
Pada BBNKB, tidak semua penyerahan kendaraan bermotor dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek pajak, yaitu penyerahan kendaraan bermotor kepada pihak-pihak dibawah ini: •
Pemerintah
Pusat,
Pemerintah
Propinsi,
Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa. •
Kedutaan, Konsulat, perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga internasional dengan asas timbal balik.
•
Tenaga ahli yang diperuntukan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
•
Orang pribadi atau badan yang digunakan semata-mata untuk pemadam kebakaran.
2.4.3 Subjek BBNKB Subjek pajak BBNKB adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor. Sedangkan wajib pajak BBNKB adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran BBNKB (Siahaan, 2005:171) adalah: •
Untuk perorangan adalah orang yang bersangkutan, kuasanya dan atau ahli warisnya.
•
Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya. 20
Perpustakaan Unika
2.4.4 Dasar Pengenaan BBNKB Dasar pengenaan BBNKB adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). NJKB sebagaimana dimaksud disini adalah nilai jual kendaraan bermotor yang ditetapkan Gubernur kepada daerah dengan berpedoman pada ketetapan Menteri Dalam Negeri tentang Tabel Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor. (Siahaan, 2005:172)
2.4.5 Tarif BBNKB Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Pasal 17 tarif BBNKB ditentukan berdasarkan tingkat penyerahan kendaraan bermotor (Siahaan, 2005:173) meliputi: 1.
Penyerahan pertama (kendaraan baru): •
10% untuk kendaraan bermotor bukan umum.
•
10% untuk kendaraan bermotor umum
•
3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
2.
Penyerahan kedua (kendaraan bekas): • 1% untuk kendaraan bukan umum. •
1% untuk kendaraan umum.
21
Perpustakaan Unika
•
0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
3.
Penyerahan karena warisan: • 0,1% untuk kendaraan bermotor bukan umum. • 0,1% untuk kendaraan bermotor umum. • 0,03% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alatalat besar.
2.4.6 Perhitungan BBNKB Besarnya pokok BBNKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum perhitungan BBNKB adalah sesuai dengan rumus berikut: Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
22
Perpustakaan Unika
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1
Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Jawa Tengah UPPD Kota Semarang III dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah Nomor I Tahun 2002 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis dinas di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 061.1/3844 tanggal 19 juni 2002 yang berisi tentang Pembentukan, Penunjukan atau Pengangkatan Koordinator Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Dinas Pendapatan Daerah Kota Semarang I, II, dan III. UPPD Kota Semarang I, II dan III adalah unit wilayah kerja yang berada dibawah pimpinan DIPENDA Propinsi Jawa Tengah, sehingga Pemerintah Daerah Tingkat I yang bertujuan untuk pengelolaan atas pendapatan daerah guna membiayai pembangunan daerah. Pada awalnya instansi ini bernama Direktorat Pendapatan (Iuran Daerah) yang pembentukannya didasarkan pada surat keputusan Gubernur KDH Tingkat 1 Jawa Tengah tanggal 5 Juli 1967 Nomor: KU.G/A/36/1/15 tentang Kedudukan Susunan Organisasi dan Tugas Direktorat Pendapatan. 23
Perpustakaan Unika
Kemudian lembaga tersebut mengalami peningkatan kedudukan menjadi Dinas Pendapatan Daerah yang digunakan dalam surat keputusan tanggal 11 Oktober 1968 Nomor G23/2/18 dan dikukuhkan dengan peraturan daerah propinsi Jawa Tengah tanggal 27 Januari 1981 Nomor 2 Tahun 1981 tentang susunan organisasi dan tata kerja DIPENDA Tingkat I Jawa Tengah. Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu dinas teknis yang keberadaannya mengacu pada pasal 49 UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah, dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Jawa Tengah dalam menjalankan tugasnya berada sepenuhnya dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah. Kedudukan DIPENDA Tingkat I Jawa Tengah berada di Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah yaitu Semarang yang beralamat di Jalan Pemuda No.1 Semarang. Untuk menerbitkan dan menyeragamkan struktur organisasinya telah diatur oleh Menteri Dalam Negeri dalam petunjuk pelaksanaan yaitu SK Mendagri Nomor KUPD.7/14/23 tanggal 24 Juni 1978 dan Nomor 061.1/4046/PUOD tanggal 30 September 1980. Dengan melihat perkembangan DIPENDA Tingkat I Jawa Tengah baik dari nama lembaga dan struktur organisasinya dari dulu sampai sekarang maka dapat dilihat perjalanan DIPENDA Tingkat I Jawa Tengah melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
24
Perpustakaan Unika
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tahun 1957-1962
: Tahap Jalin dan Tumbuh
Nama Lembaga
: Seksi Penghasilan Daerah
Unit Kerja
: Biro Keuangan Propinsi Jawa Tengah
Tahun 1963-1965
: Tahap Perintis dan Pertumbuhan
Nama Lembaga
: Seksi Penghasilan Daerah
Unit Kerja
: Biro Keuangan Propinsi Jawa Tengah
Tahun 1966-1967
: Tahap Perintis, Rehabilitasi, dan Stabilitasi
Nama Lembaga
: Bagian Pendapatan Daerah
Unit Kerja
: Unit Kerja Direktorat Keuangan Daerah
Tahun 1967-1968
: Tahap Perjuangan
Nama Lembaga
: Direktorat Pendapatan Daerah
Unit Kerja
:Biro Kerja Administrator Keuangan Daerah
Tahun 1969-1978
: Tahap Pemantapan
Nama Lembaga
: Dinas Pendapatan Daerah
Unit Kerja
: Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah
Tahun 1979-1981
: Tahap Peningkatan
Nama Lembaga
: Dinas Pendapatan Daerah
Unit Kerja
: Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah
25
Perpustakaan Unika
7.
3.2
Tahun 1981-sekarang : Tahap Peningkatan, Pengembangan Nama Lembaga
: Dinas Pendapatan Daerah
Unit Kerja
: Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah
Lokasi dan Wilayah Kerja Pembentukan Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Kota Semarang III bermaksud mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam rangka mengumpulkan dana pendapatan daerah. Pengumpulan dana pendapatan daerah tersebut mencakup wilayah Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Tugu, Kecamatan Ngalian, Kecamatan Gunung Pati dan Kecamatan Mijen yang bertempat di Jalan Hanoman No. 2 Semarang. Dalam unit kerja UPPD Kota Semarang III memerlukan adanya panduan kerja operasional bagi semua komponen sumber daya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan secara proporsional dan optimal. Untuk mencapai hal tersebut diatas, UPPD Kota Semarang III mempunyai Visi dan Misi yang sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.
26
Perpustakaan Unika
Adapun Visi dan Misi tersebut adalah: VISI: Menjadi Dinas yang mampu mewujudkan Pendapatan Daerah secara optimal guna mendukung otonomi daerah dengan dilandasi pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat. MISI: • Mengupayakan pencapaian target. • Meningkatkan koordinasi. • Meningkatkan kelancaran sistem. • Melaksanakan pembinaan dan pengendalian mutu pelayanan. • Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
27
Perpustakaan Unika
3.3
Struktur Organisasi Gambar 1.
Struktur Organisasi Unit Pelayanan Pendapatan (UPPD)
Kota Semarang III
KEPALA UPPD
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
KEPALA SEKSI PKB/BBNKB
KEPALA SEKSI PAJAK BUKAN KENDARAAN BERMOTOR
KEPALA SEKSI PENAGIHAN DAN LAPORAN
Sumber: UPPD Kota Semarang III (2002)
28
KEPALA SEKSI RETIBUSI/ PENERIMAAN LAIN
Perpustakaan Unika
Tugas pokok dan fungsi Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Kota Semarang III adalah sebagai berikut: a.
Nama Jabatan : Kepala Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Tugas Pokok : 1. Melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Tengah dalam bidang Pemungutan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain-Lain. 2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Fungsi : 1. Menyusun rencana teknis Operasional Pengelolaan dan Pelayanan Pendapatan Daerah. 2. Pengkajian dan analisa teknis Operasional dan Pelayanan Pendapatan Daerah. 3. Pelaksana kebijakan teknis di bidang Pendapatan Daerah. 4. Pelaksana pemungutan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Lain-Lain. 5. Pelaksana pembukuan dan pelaporan. 6. Pelaksana koordinasi pungutan Pendapatan Daerah dan Pendapatan Lain-Lain. 7. Pengelola dan penganalisaan data guna menyediakan kembali sebagai bahan informasi. 29
Perpustakaan Unika
b.
Nama Jabatan : Sub Bagian Tata Usaha Tugas Pokok : 1. Menyiapkan
bahan,
rencana
kegiatan
teknis
operasional,
melaksanakan administrasi dan kebijakan teknis operasional, monitoring dan pelaporan kegiatan pungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. 2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah. c.
Nama Jabatan : Seksi Pajak Kendaran Bermotor Tugas Pokok : 1. Menyiapkan
bahan,
rencana
kegiatan
teknis
operasional,
pelaksanaan administrasi dan kebijakan teknis operasional, monitoring dan pelaporan kegiatan
kegiatan pungutan Pajak
Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. 2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah. d.
Nama jabatan : Seksi Pajak Bukan Kendaraan Bermotor Tugas Pokok : 1. Menyiapkan
bahan,
rencana
kegiatan
teknis
operasional,
melaksanakan administrasi dan kebijakan teknis operasional, monitoring dan pelaporan kegiatan pungutan Pajak Kendaraan Diatas Air (PKDA), Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air 30
Perpustakaan Unika
(BBNKDA), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Air Bawah Tanah (PABT) dan Pajak Air Permukaan (PAP). 2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala UPPD Kota Semarang III. e. Nama Jabatan : Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain Tugas Pokok : 1. Menyiapkan
bahan,
rencana
kegiatan
teknis
operasional,
monitoring dan pelaporan kegiatan pungutan retribusi dan penerimaan lain-lain. 2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala UPPD Kota Semarang III. f. Nama Jabatan : Seksi Penagihan dan Pelaporan Tugas Pokok : 1. Membuat dan menghimpun data tagihan, menyiapkan surat pemberitahuan, peringatan, teguran dan surat paksa, melaksanakan kegiatan administrasi penagihan, membuat laporan secara periodik atas penetapan, penerimaan dan tunggakan Pajak Daerah dan Penerimaan Lain-lain. 2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala UPPD Kota Semarang III.
31
Perpustakaan Unika
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Tata Cara Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Secara Online di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III Pada Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III, pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ada pada Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap (SAMSAT) adalah penyedia jasa, jasa pelayanan kepada masyarakat untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor, penerbitan/pengesahan STNK. Di jaman modern seperti sekarang ini masyarakat memiliki tingkat rutinitas yang sangat padat untuk itu Samsat senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan publik dari waktu ke waktu. Strategi yang dipilih diantaranya adalah mendekatkan tempat pelayanan kepada WP dan peningkatan kualitas pelayanan yang makin mudah, cepat, dan transparan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Selain WP dapat membayar di kantor SAMSAT sesuai domisili, juga dapat membayar secara Online pada seluruh Kantor SAMSAT di Jawa Tengah termasuk outlet yang ada di DP Mall Semarang ataupun mobil SAMSAT keliling khususnya pada permohonan pajak satu tahun.
32
Perpustakaan Unika
Selain hal tersebut diatas pembayaran pajak kendaraan bermotor juga dapat dilaksanakan di Bank yaitu Bank BPD dan Bank BRI seluruh Jawa Tengah. Pada sub bab ini akan dibahas tentang pembayaran pajak secara Online Memproses. Apabila, seorang WP yang tinggal di kecamatan Semarang Utara pada tanggal jatuh tempo pembayaran sedang ada keperluan di Ngalian, WP tersebut dapat membayar secara Online di Samsat Kota Semarang III. Padahal secara kewilayahan WP tersebut seharusnya membayar di Samsat
Kota Semarang II di jalan Raya
Majapahit. Berikut Tata Cara Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor sesuai dengan ilustrasi diatas menurut Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 073/5522/2002 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor: Loket I Pengambilan formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor) harus dilengkapi dengan: •
Foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
•
Foto copy Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)
•
Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
33
Perpustakaan Unika
Loket II Pendaftaran dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam sejak diterima permohonan pendaftaran, Kepala Seksi (Kasi) Pajak Kendaraan
Bermotor wajib
melaksanakan
pendaftaran Kendaraan
Bermotor. Permohonan pendaftaran oleh WP menggunakan formulir atau blangko Surat Pendataan dan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (SPPKB). Di loket ini, sebelum WP mendaftar harus melampirkan syarat-syarat sebagai berikut: 1.
Untuk Pendaftaran Ulang Satu Tahun •
SPPKB yang telah terisi serta melampirkan foto copy STNK, foto copy BPKB, foto copy KTP
•
KTP asli sesuai dengan nama dan alamat WP yang tertera di STNK asli
•
STNK asli
•
Notice Pajak (SKTBP/Surat Ketetapan Tanda Bukti Pembayaran Pajak) tahun lalu
2.
Untuk Pendaftaran Ulang Lima Tahun •
SPPKB yang telah terisi serta melampirkan foto copy STNK, foto copy BPKB, foto copy KTP
•
KTP asli sesuai dengan nama dan alamat WP yang tertera di STNK asli
•
STNK asli 34
Perpustakaan Unika
•
Notice Pajak (SKTBP/Surat Ketetapan Tanda Bukti Pembayaran Pajak) tahun lalu
3.
4.
•
Cek fisik kendaraan bermotor
•
BPKB asli
Untuk Kendaraan Baru •
KTP asli
•
Faktur
•
Cek fisik
•
Formulir SPPKB
•
SP3 Dealer (Sumbangan Pihak Ketiga Dealer)
•
Kwitansi pembelian yang sah
•
Sertifikat NIK (Nomor Identitas Kendaraan)
Untuk Mutasi Masuk, Keluar, STNK hilang (duplikat) •
BPKB asli
•
KTP asli
•
Fiskal antar daerah / fiskal Pajak Daerah
•
Cek fisik
•
Formulir SPPKB
Setelah syarat-syarat diatas terkumpul sesuai dengan kepentingan, berkas tersebut
didaftarkan
di
loket
pendaftaran.
Petugas
pendaftaran
menyerahkan berkas-berkas yang telah lengkap ke bagian penetapan. Di bagian penetapan ini berkas-berkas yamg telah didaftarkan WP masuk dan diteliti berapa jumlah nilai pajak yang akan dibayar WP. Perhitungan 35
Perpustakaan Unika
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Menurut Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. a.
Tarif PKB sebesar: •
1.5 % untuk kendaraan bermotor bukan umum
•
1 % untuk kendaraan bermotor umum
•
0.5 % untuk kendaraan bermotor alat-alat besar
b. Besarnya PKB terutang dihitung dengan mengalikan tarif PKB dengan dasar •
pengenaan pajak:
1.5 % x (Nilai Jual x Bobot) untuk kendaraan bermotor bukan umum.
•
1 % x (Nilai Jual x Bobot) untuk kendaraan bermotor umum.
•
0.5 % x (Nilai Jual x Bobot) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
Setelah diteliti jumlah nilai pajaknya maka di input data atau entri data pada komputer untuk dikeluarkan Notice Pajak oleh bagian penetapan ini. Kemudian Notice Pajak tersebut diberikan kepada petugas korektor untuk dikoreksi. (untuk SAMSAT Semarang III dilaksanakan oleh Kasi PKB). Loket III Selesai dikoreksi, ketetapan benar dan telah sesuai dengan jenis kendaraan maka Notice Pajak tersebut masuk ke kasir. Kemudian WP dipanggil 36
Perpustakaan Unika
sesuai Kartu Antrian Elektronik untuk membayar pajak sesuai dengan Notice Pajak. Loket IV Kemudian WP mengambil STNK dan Nomor Polisi yang telah disahkan sesuai dengan Nomor Polisi masing-masing. Berkas dari WP dikirim ke Gudang Berkas untuk keperluan identifikasi kendaraan bermotor.
37
Perpustakaan Unika
Gambar 1: Tata Cara Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Di Unit Pelayanan
Pendapatan Daerah
/ SAMSAT Kota
Semarang III
PEMILIK / PEMOHON
LOKET PELAYANAN
LOKET PELAYANAN
PENGAMBILAN FORMULIR
PENDAFTARAN
PENETAPAN
LOKET PELAYANAN PEMBAYARAN (KASIR)
UNIT ADMINISTRASI
LOKET PELAYANAN ARSIP
PENYERAHAN
PEMILIK / PEMOHON Sumber: UPPD Kota Semarang III Data Diolah (2008)
38
Perpustakaan Unika
4.2
Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor
Contoh Kasus: NAMA WP
: ABDULLAH BAGUS NUGROHO
ALAMAT
: CERBONAN KCL 697 RT 2/7 SMG UTR
MEREK/TIPE
: YAMAHA T105ERD/VEGA R
JENIS/MODEL
: SPM/SEPEDA MOTOR
TAHUN PEMBUATAN
: 2005
ISI SILINDER
: 102 CC
NO RANGKA/NIK
: MH34ST1105K760147
NO MESIN
: 4ST1125956
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, untuk merek Yamaha pada kasus di atas dengan tahun pembuatan 2005 Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) sebesar Rp 7.700.000,00 memiliki Bobot sebesar 1,00 maka Pajak yang harus dibayar sebesar: PKB
= Tarif x (NJKB x Bobot) = 1,5 % x (Rp 7.700.000 x 1,00) = Rp 115.500 39
Perpustakaan Unika
4.3
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun Anggaran 2005 s/d 2007 di Kantor UPPD Kota Semarang III Sumber penerimaan daerah menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, pinjaman daerah dan penerimaan lain-lain yang sah. Pendapatan Asli Daerah meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan pengelolaan kekayaan daerah lainnya. Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu jenis pajak daerah yang merupakan Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang dan diharapkan dapat mencapai target yang direncanakan. Dalam sub bab ini akan membahas tentang target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor UPPD / SAMSAT Kota Semarang III tahun anggaran 2005 s/d 2007. Untuk dapat mengetahui persentase realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dapat dihitung dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
Realisasi Penerimaan PKB Persentase Realisasi PKB =
x 100 % Target PKB
40
Perpustakaan Unika
Rp 37.536.490.656 Tahun 2005
x 100 % = 116.97 % Rp 32.089.794.115
Rp 40.244.124.950 Tahun 2006
x 100 % = 101,49 % Rp 39.649.832.000
Rp 46.372.185.885 Tahun 2007
x 100 % = 102,54 % Rp 45.219.280.000
Tabel. 1
Target Dan Realisasi Penerimaan PKB Tahun Anggaran 2005 s/d 2007 Realisasi
Tahun
Selisih
Target
%
Penerimaan 2005
32.089.794.115,00 37.536.490.656,00 5.446.696.541,00 116,97
2006
39.649.832.000,00 40.244.124.950,00
2007
45.219.280.000,00 46.372.185.885,00 1.152.905.885,00 102,54
Sumber: UPPD Kota Semarang III Data Diolah (2008) 41
594.292.950,00
101.49
Perpustakaan Unika
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami kenaikan, ini dapat dilihat dari jumlah realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang lebih besar dari target yang telah ditetapkan. Meskipun realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor selalu mengalami kenaikan namun persentase penerimaannya mengalami perubahan yang tidak stabil. Pada tahun 2005 target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan sebesar Rp 32.089.794.115,00
dan
realisasi
penerimaannya
sebesar
Rp
37.536.490.656,00 dengan persentase sebesar 116,97%. Pada tahun 2006 target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan sebesar Rp 39.649.832.000,00
dan
realisasi
penerimaannya
sebesar
Rp
40.244.124.950,00 dengan persentase sebesar 101,49 %. Pada tahun 2007 target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan sebesar Rp 45.219.280.000,00 dan realisasi penerimaannya sebesar 46.372.185.885,00 dengan persentase sebesar 102,54 %. Dilihat dari perhitungan persentase realisasi PKB diatas dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 persentasenya mengalami penurunan dari 116,97% menjadi 101,49%. Sedangkan dari tahun 2006 ke tahun 2007 persentase mengalami kenaikan dari 101,49% menjadi 102,54%. Dari tabel 1 diatas perkembangan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 telah menunjukkan hasil yang diinginkan yaitu melebihi dari target yang ditetapkan. 42
Perpustakaan Unika
Adanya penurunan persentase pada tahun 2005 ke tahun 2006, disebabkan karena meningkatnya transaksi jual-beli kendaraan bermotor yang disertai dengan keterlambatan membayar atau tidak membayar Pajak Kendaraan Bermotor tepat pada waktunya dan juga kendaraan bermotor yang telah diperjual-belikan/hilang tidak segera dilaporkan kepihak Samsat. Namun dengan adanya kenaikan dari tahun 2006 ke tahun 2007 sudah dapat dilihat bahwa dengan adanya sistem pembayaran secara online yang mulai berjalan sejak tahun 2007 berdampak baik pada realisasi penerimaan di Kantor UPPD Kota Semarang III karena dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. 4.4
Hambatan yang ditemukan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan cara mengatasi di Kantor UPPD/SAMSAT Kota Semarang III Berdasarkan hasil wawancara pada Unit Pelayanan Pendapatan Daerah kota Semarang III, terjadinya penurunan Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun anggaran 2005 ke 2006 dilihat dari pembayaran secara online memproses dikarenakan: •
Masih bayak ditemui adanya kendaraan yang rusak atau hilang dan tidak di laporkan ke SAMSAT.
•
Masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui sistem program online dan pembayaran via perbankan.
•
Masih ada sebagian masyarakat yang tidak mengenal SMS 7070. 43
Perpustakaan Unika
•
Untuk sistem online memproses, biasanya ketika WP akan membayar tidak disertai dengan KTP asli yang sesuai dengan pemilik STNK yang lama tapi WP juga tidak bersedia untuk balik nama sehingga menghambat pembayaran karena tidak dapat diproses.
•
Masih banyak ditemui kendaraan luar propinsi yang dimiliki masyarakat Jawa Tengah. Dari hambatan yang ditemukan dalam pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor diatas, maka Kantor UPPD/SAMSAT Kota Semarang III mempunyai solusi untuk mengatasi hambatan yang ada dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, yaitu sebagai berikut: •
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tidak mengetahui tempat pembayaran terdekat dengan program SMS 7070, melalui penyebaran leaflet dan pemasangan baliho ditempat yang stategis.
•
Bekerjasama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng membuka kotak pengaduan permasalahan SAMSAT dengan Program SMS 1717.
•
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tidak mengenal Sistem Pembayaran Online maupun Via Bank, melalui penyebaran leaflet dan pemasangan baliho ditempat yang stategis.
•
Melakukan operasi terpadu dengan unsur POLRI dan Jasa Raharja secara rutin.
•
Diadakan operasi STNK secara periodik untuk menjaring WP yang tidak taat membayar pajak.
44
Perpustakaan Unika
•
Kantor SAMSAT lebih meningkatkan sosialisasi pada WP jika akan membayar pada kantor yang tidak sesuai domisili agar membawa KTP asli sesuai alamat yang tertera pada STNK atau menyarankan untuk balik nama kendaraan.
45
Perpustakaan Unika
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Di jaman modern seperti sekarang ini masyarakat memiliki tingkat rutinitas yang sangat padat untuk itu pemerintah dituntut untuk meningkatkat kualitas pelayanan publik. Dalam hal ini adalah jasa pelayanan kepada masyarakat untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor, penerbitan/pengesahan STNK dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan diberlakukannya pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor secara Online dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Selain tempat pembayaran yang dekat juga mempermudah proses pembayaran bagi WP. 2. Memberikan kepastian akan perhatian Pemerintah terhadap masyarakat melalui pemberian pelayanan yang transparan, mudah dan murah. 3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat. 4. Memberikan gambaran objektif pada WP bahwa membayar pajak itu mudah dan tidak sulit. 5. Memperkecil birokrasi pelayanan. 46
Perpustakaan Unika
6. Meningkatkan Realisasi Pendapatan PKB yang berdampak baik pada meningkatnya Pendapatan Asli Daerah.
Harapannya
dengan
adanya
pemahaman
dan
pemenuhan
persyaratan masyarakat yang dipadukan dengan adanya nilai tambah dalam setiap proses pelayanan dan perbaikan yang berkesinambungan, maka akan diperoleh hasil kinerja yang efektif dan terukur, yang muara akhir adalah terwujudnya pelayanan prima untuk kepuasan masyarakat guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah. 5.2
Saran Setelah melakukan penelitian di kantor Unit Pelayanan Pendapatan Daerah/SAMSAT Kota Semarang III penulis ingin memberikan saran kepada Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kota Semarang III dalam upaya peningkatan pelayanan pada Wajib Pajak. Dengan adanya saran dari penulis diharapkan dapat menjadi masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan bagi Wajib Pajak guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor: 1. Dapat mengurangi calo yang ada di Samsat Kota Semarang III. Hal ini jelas sekali dapat merusak citra Samsat sebagai kantor penyedia jasa pelayanan kepada masyarakat untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor dan penerbitan/pengesahan STNK, maupun orang-orang
47
Perpustakaan Unika
yang terlibat didalamnya serta mengurangi mutu pelayanan kepada Wajib Pajak. 2. Outlet Samsat yang ada di DP Mall sekarang ini hanya buka pada hari senin s/d sabtu sebaiknya pada hari libur seperti hari minggu tetap buka karena dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. 3. Penambahan mobil Samsat keliling untuk melayani daerah terpencil yang jauh dari lokasi Samsat disetiap koordinasi UPPD Se Jateng. 4. Mendahulukan pelayanan terhadap Wajib Pajak serta menghindari pungutan yang tidak mempunyai dasar hukum.
48
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
Instruksi Bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor INS/03/M/X/1999, Nomor 29 Tahun 1999, Nomor 6/IMK.014/1999 tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap Dalam Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda Coba Kendaraan Bermotor dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor: 973/5522/2002 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor. Majalah Berita Pendapatan Daerah BERANDA. Mardiasmo, 2003. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi OFFSET. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Siahaan, P. Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Rajawali Pers. Surat Keputusan Dinas Pendapatan Daerah Nomor 970/5566 Perihal Pedoman Administrasi Pembukuan dan Pelaporan Bidang Pendapatan Daerah.
49