Home
Add Document
Sign In
Register
TARU TARU TARU TARU TARU-06-2S TARU-06-27
Home
TARU TARU TARU TARU TARU-06-2S TARU-06-27
1 KODE: TARU TARU TARU TARU TARU-06-2S TARU-06-272 @ Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian I(ERANGI...
Author:
Lanny Widjaja
201 downloads
171 Views
5MB Size
Report
DOWNLOAD PDF
Recommend Documents
BAU WANGI TARU MENYAN
PERANCANGAN SIGN SYSTEM TAMAN SATWA TARU JURUG
Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan
MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN PARIWISATA TAMAN SATWA TARU JURUG SURAKARTA
STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG KOTA SURAKARTA
PROFIL WISATAWAN DI OBJEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG SURAKARTA
1. Taru Pala (kiri) di Pura Dalem Ole (Marga) 2. Bun Peron (tengah) Pura Dalem Jelantik (Baturirti ) 3. Taru Pule (kanan) Pura Oesa Kedampal (Marga)
KEHADIRAN KESENIAN RAKYAT DALAM PEKAN SYAWAIAN DI TAMAN SA1WA TARU JURUG SURAKARTA SKRIPSI
[Pemrograman Android Widget 01][Level: Pemula] Andi Taru Nugroho Nur Wismono S.Kom.,M.Cs. Lisensi Dokumen:
PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN TAMAN SATWA TARU JURUG SEBAGAI OBJEK WISATA POTENSIAL DI KOTA SURAKARTA
AKUNTABILITAS PERUSAHAAN DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN OBJEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG
PERENCANAAN SITE PLAN REDESIGN TAMAN SATWA TARU JURUG SURAKARTA TUGAS AKHIR
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DINAS PU SDA TARU PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
Penggunaan Model Kongruensi untuk Mendiagnosa dan Membangun Intervensi di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta
SISTEM INFORMASI PARIWISATA TAMAN SATWA TARU JURUG SOLO BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MySQL
BAB V PENUTUP. Tari Taru Tari Tara adalah sebuah karya baru yang merupakan hasil
[Pemrograman Android GPS MAP 02][Level: Menengah] Andi Taru Nugroho Nur Wismono S.Kom.,M.Cs. Lisensi Dokumen:
[Pemrograman Android Dasar 02][Level: Pemula] Andi Taru Nugroho Nur Wismono S.Kom.,M.Cs. Lisensi Dokumen:
PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA BAGI PEKERJA PADA PT. TARU SAKTI UTAMA DI KUTA BADUNG
PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG PADA TEMPAT PARIWISATA DI SURAKARATA (Study Kasus Pada Taman Satwa Taru Jurug)
KODE:
TARU-06-21 TARU-06-22 TARU-06-23 TARU-06-24 TARU-06-2S TARU-06-27
@
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
I(ERANGI
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
KERANGKA ACUAN KERJA
Tenaqa Pendukunq Ahli Anahs PemanFCl'lt'ln RU"lng Biqang Penataan Ruang pacla Keasdepan Penataan Ruang dan Pembanqunan Daerah Tettinggal
A. Pendahuluan Pentingnya aspek kewilayaban dalam pembangunan nasional di Indonesia diisyaratkan dalam UU No. (RPJPN)
17
Tahun
2005-2025
2007
tentang Rencana Pembangunan
yang mengamanatkan
Jangka Panjang Nasional
bahwa aspek spasial haruslah diintegrasikan
dalam kerangka perencanaan pembangunan, dan juga dalam UU No. Penataan Ruang yang mengamanatkan
26
Tabun
2007
ke
tentang
pentingnya integrasi dan keterpaduan an tara Rencana
Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang di semua tingkatan pemerintahan. Namun, kegiatan penataan ruang adalah kegiatan yang multi sektor di mana berbagai kepentingan sektor membutuhkan
ruang dalam skala besar sedangkan ketersediaan
ruang
sangat terbatas. Dengan dernikian dalam proses penataan ruang kerap kali terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Beberapa konflik tata ruang yang sudah terjadi antara lain: konflik antara kawasan hutan dengan ijin pertarnbangan, perkebunan,
kawasan hutan
dengan permukiman
dengan permukiman
transmigrasi,
kawasan hutan dengan lahan
transrnigrasi,
kawasan
dan lain sebagainya, Kementerian
pertambangan
Koordinator
Bidang
Perekonomian mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan koordinasi di bidang penataan ruang dan pembangunan benturan kepentingan
daerah tertinggal dalam rangka mengurangi terjadinya benturan-
antar sektor dalam pemanfaatan
ruang tersebut demi mewujudkan
kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Ruang menu rut UU
26/2007
adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pernanfaatan ruang, sedangkan penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan penataan ruang. Dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan penataan ruang diperlukan pembinaan penataan ruang melalui berbagai kegiatan untuk rneningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan melakukan
pembinaan
daerah kabupaten/kota,
oleh Pemerintah, penataan
pemerintah
daerah, dan masyarakat.
ruang kepada pemerintah
dan masyarakat.
Pelaksanaan
Pemerintah
daerah provinsi, pemerintah
pembinaan
penataan
ruang salah
satunya dilaksanakan melalui koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penataan ruang.
2
KERANGKA ACVAN
Tenaqa Pendukung
Keasdepan Penataan Ruang dan Pernbanqunan
Adapun Keppres NO.4 Tahun Perekonomian
2009
Daerah Tertinggal
telah rnenunjuk Menteri Koordinator
sebagai Ketua Badan Koordinasi Penataan
bertugas untuk mengkoordinasikan
KERJA
Anahs PemanFaatan Ruang Bidang Penataan Ruang pada
Ahli
Bidang
Ruang Nasional (BKPRN) yang
kegiatan penataan ruang nasional.
B. Tujuan dan Sasaran B.1 Tujuan 1) Meningkatkan percepatan
koordinasi
dan
pembangunan
sinkronisasi
kebijakan
bidang
penataan
ruang,
wilayah dan kawasan ekonomi lainnya (FTZ, Kawasan
Industri, Kapet, Koridor Ekonomi). 2) Meningkatkan
koordinasi
antar sektor/instansi terkait
dan lintas wilayah untuk
menghasilkan rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang yang terintegrasi dan mendorong
percepatan
mengakomodasi
penyusunan
penyelesaian
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan
konflik penataan
ruang, seperti
misalnya tumpang
tindih kawasan hutan dan kegiatan budi daya lainnya. 3) Mewujudkan
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
meningkatkan kualitas rencana tata ruang, mengoptimalkan
berkeJanjutan
dengan
peran kelembagaan, dan
diacunya rencana tata ruang dalam pelaksanaan pernbangunan. 4) Memastikan berbagai kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan tertinggal
yang
menjadi
tanggung
jawab
Kernenterian
Koordinator
daerah Bidang
Perekonornian dapat dipahami oleh seluruh pernangku kepentingan. 5) Melakukan
pemantauan
dan evaluasi terhadap
ruang dan pembangunan daerah tertinggal
implernentasi
sebagai
dasar
kebijakan penataan dalam
perumusan
rekornendasi kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal.
B.2 Sasaran 1) Terpantaunya
kebijakan perencanaan
antar-wilayah
bidang perencanaan
penataan
ruang wUayah; 2) Terkumpul dan tersusunnya
bahan perencanaan untuk penyelesaiaan permasalahan
penataan ruang wilayah; 3) Terkumpul dan tersusunnya analisis kebijakan perencanaan penataan ruang wilayah; 4) Terkumpulnya
data
lapangan
mengenai
kebijakan
perencanaan
guna
evaluasi
pelaksanaan kebijakan perencanaan penataan ruang wilayah;
3
KERANGKA ACVAN KERJA
Tenaqa Penqukung Ahli Analts Pemanfaatan Ruang Bic.iang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan RUClngdan Pernbanqunan Daerah Tertinggal
5) Tersusunnya
perencanaan
(Kerangka Acuan) pelaksanaan
kegiatan
perencanaan
penataan ruang bidang perencanaan penataan ruang wilayah; 6) Tersusunnya laporan hasil kegiatan di bidang perencanaan penataan ruang wilayah.
B.3 Keluaran Ke1uaran yang dihasilkan berupa laporan perencanaan
penataan ruang wilayah yang
menjadi bagian dari kegiatan bidang penataan ruang dan pembangunan daerab tertinggal.
C. Ruang Lingkup Pel<erjaan 1) Melakukan pemantauan
kebijakan perencanaan
antar-wilayah
bidang perencanaan
penataan ruang wilayah; 2) Mengumpulkan
dan
menyusun
bahan
perencanaan
untuk
penyelesaiaan
permasalahan penataan ruang wilayah; 3) Mengurnpulkan
dan menyusun
analisis kebijakan
data
mengenai
perencanaan
penataan
ruang
wilayah; 4) Mengumpulkan
lapangan
kebijakan
perencanaan
guna
evaluasi
pelaksanaan kebijakan perencanaan di bidang perencanaan penataan ruang wilayah; 5) Menyusun
perencanaan
(Kerangka
Acuan)
pelaksanaan
kegiatan
perencanaan
perencanaan penataan ruang wilayah; 6) Menyusun laporan basil kegiatan di bidang perencanaan penataan ruang wilayah.
D. Kebutuhan Iasa Individual dan Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan suatu Tenaga Pendukung Ahli Analis pemanfaatan
Ruang
Bidang
Penataan
Ruang
pada Keasdepan
Penataan
Ruang dan
Pembangunan Daerah TertinggaJ yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil kerja. Kualifikasinya terdiri dari:
a. KualifikasiTeknis 1.
Jurusan S1Teknik Perencanaan WHayah dan Kota;
2.
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,00);
3. Memiliki pengalaman kerja minimall tahun ataufresh qraduate; 4. Mampu mengoperasikan seluruh program MS Office;
4
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pencluhmg Ahli Analis Pernantaa+an Ruang Bid
5. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik; 6. Marnpu bekerja mandiri maupun tim; 7. Pernah bekerja pada Instansi di bidang Penataan Ruang;
b. Kualifikasi Adrninistrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis pemanfaatan Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan sesuai dengan Keppres no.
80
tahun
Ruang Bidang Penataan
Ruang pada
Daerah Tertinggal harus memiliki NPWP
2003.
E. DurasiLPelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalab selama
11
(sebelas)
bulan.
F. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis pemanfaatan
Ruang
Bidang
Penataan
Ruang
pada Keasdepan
Penataan
Ruang dan
Pembangunan Daerah Tertinggal dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kernenterian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran
Jakarta,
2015.
Januari
2015
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pernbangunan Daerah Terringgal
-
5
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
I(ERANGI
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun Anggaran 2015
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Penclukung Ahli Analis PemanFaat;~n Ru<mgBid<mgPernbanqunan Daerah Tertinggal pada Keasdepan Penataan Rucmg clan Pembanqunan Daerah Terl:inggal
A. Pendahuluan Pentingnya aspek kewilayahan dalam pernbangunan nasional di Indonesia diisyaratkan dalam UU No. 17 Tahun (RPJPN)
2005-2025
2007
tentang
Rencana Pernbangunan
yang mengarnanatkan
Jangka Panjang NasionaJ
bahwa aspek spasial haruslah diintegrasikan ke
dalam kerangka perencanaan pernbangunan, dan juga dalam UU No. Penataan Ruang yang mengamanatkan
26
Tahun
2007 tentang
pentingnya integrasi dan keterpaduan antara Rencana
Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang di semua tingkatan pernerintahan. Namun, kegiatan penataan ruang adalah kegiatan yang multi sektor di mana berbagai kepentingan sektor mernbutuhkan
ruang dalam skala besar sedangkan ketersediaan ruang
sangat terbatas. Dengan demikian dalam proses penataan ruang kerap kali terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Beberapa konflik tata ruang yang sudah terjadi antara lain: konflik antara kawasan hutan dengan ijin pertambangan, perke bun an , kawasan hutan dengan permukiman Perekonomian
dengan permukiman
transmigrasi,
kawasan hutan
transmigrasi,
kawasan
dan lain sebagainya. Kementerian
dengan lahan pertambangan
Koordinator Bidang
mempunyai tugas dan fungsi rnelaksanakan koordinasi di bidang penataan
ruang dan pembangunan benturan kepentingan
daerah tertinggal dalarn rangka mengurangi terjadinya benturan-
antar sektor dalam pemanfaatan
mang tersebut demi mewujudkan
kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Ruang menurut UU
26/2007
adalah suatu sistem proses perencanaan
tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sedangkan penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan penataan ruang. Dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan penataan ruang diperlukan pembinaan penataan ruang melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan mang. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan mang
yang diselenggarakan melakukan pembinaan daerab kabupaten/kota,
oleh Pemerintah, penataan
pemerintah
daerah, dan masyarakat.
ruang kepada pemerintah
dan rnasyarakat.
Pemerintah
daerah provinsi, pemerintah
Pelaksanaan pembinaan
penataan
ruang salah
satunya dilaksanakan melalui koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penataan ruang.
KERANGKA AClJAN KERJA
Tenaqa Pendukunq Ahli Analts Pemanfaatan Ruang Bid,mg Pembanqunan Daerah Tertinggal pada Keasdepan Penataan Ruanq dan Pernbanqunan Daerah Tertinggcd
Adapun Keppres NO.4 Tahun
2009
telah menunjuk
Menteri Koorclinator Bidang
Perekonornian sebagai Ketua Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) yang bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan penataan ruang nasional.
B. Tujuan dan Sasaran
B.l Tujuan 1)
Meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang penataan
ruang dan
percepatan pembangunan daerah tertinggal.
2) Meningkatkan menghasilkan mendorong
koordinasi
antar sektor/instansi
terkait dan lintas wilayah untuk
rekornendasi kebijakan bidang penataan ruang yang terintegrasi dan percepatan
mengakomodasi
penyusunan
penyelesaian
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan
konflik penataan
ruang, seperti misalnya tumpang
tindih kawasan hutan dan kegiatan budi daya lainnya. 3) Mewujudkan
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
berkelanjutan
dengan
meningkatkan kualitas rencana tata ruang, rnengoptimalkan peran kelembagaan, dan diacunya rencana tata ruang dalarn pelaksanaan pembangunan. 4) Memastikan berbagai kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan tertinggal
yang
menjadi
tanggung
jawab
Kernenterian
Koordinator
daerah Bidang
Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. 5) Melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap
ruang dan pernbangunan daerah tertinggal
implernentasi
sebagai
dasar
kebijakan penataan dalam
perumusan
rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal.
B.2 Sasaran 1) Tersusunnya
bahan
koordinasi
dan
sinkronisasi
kebijakan
perencanaan
pengernbangan kawasan khusus dan pembangunan daerah tertinggal; 2) Terkumpulnya
analisis kebijakan dan rekomendasi terkait pengembangan
kawasan
khusus dan daerah tertinggal; 3) Tersusunnya
bahan sosialisasi kebijakan perencanaan
pengembangan
wilayah dan
daerah tertinggal; 4) Terkumpulnya
data
lapangan
untuk
evaluasi pelaksanaan
kebijakan
di bidang
penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal;
3
KER.f\NGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahh Analis PemanFa(ltan Ruanq Bid
Keasdepan Penataan Ruanq dan Pernbanqunan
5) Tersusunnya
perencanaan
kerangka
acuan
pelaksanaan
Daerah Terl:ingg
kegiatan
bidang
pengembangan wilayab dan daerah tertinggal; 6) Tersusunnya laporan kegiatan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal. 7) Tersusunnya
analisis terkait
penataan
ruang untuk
penyelesaikan
permasalahan
pemanfaatan ruang 8) Tersusunnya Indeks Daerah Tertinggal
8.3 Keluaran Keluaran yang dihasilkan berupa hasil analisa bidang perencanaan
pengembangan
wilayah & daerah tertinggal yang menjadi bagian dari laporan kegiatan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal.
C. Ruang Linglmp Pekerjaan 1) Menyusun bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perencanaan pengembangan wilayah dan pembangunan daerah tertinggal;
2) Mengumpulkan
analisis
kebijakan
dan
menyusun
draft
rekomendasi
terkait
pengembangan wilayah dan pembangunan daerah tertinggal: 3) Menyusun
bahan sosialisasi kebijakan perencanaan
pengernbangan
wilayah dan
daerah tertinggal; 4) Mengumpulkan
data lapangan
untuk
evaJuasi pelaksanaan
kebijakan
di bidang
penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal; 5) Menyusun perencanaan kerangka acuan pelaksanaan kegiatan bidang pengembangan wilayah dan daerah tertinggal; 6) Menyusun laporan kegiatan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal; 7) Membantu
menyusun
analisis
terkait
penataan
ruang
untuk
perryelesaikan
permasalahan pemanfaatan ruang 8) Membantu penyusunan lndeks Daerah Tertinggal
D. Kebutuhan
lasa Individual
dan Kua.Lifikasi
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan suatu Tenaga Pendukung Ahli Analis Pemanfaatan
Ruang Bidang Pembangunan
Daerah Tertinggal
pada Keasdepan Penataan
4
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahli Analts Pemanfaatan Ruang Biclang Pernbanqunan Daerah Tertinggal pada
Keasdepan Penataan Ruang clan Pernbanqunan Daerah Tertinggal
Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal yang bertanggung
jawab penuh
terhadap
pelaksanaan dan hasil kerja. Kualifikasinya terdiri dari:
a. Kualifikasi Teknis 1.
Jurusan 51 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota;
2.
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dengan IPK minimal z.vy (skala 4,00);
3. Memiliki pengalaman kerja minimall tahun; 4. Mampu mengoperasikan seluruh program MS Office; 5. Merniliki kemampuan berbahasa inggris dengan baik; 6. Marnpu bekerja rnandiri rnaupun tim; 7.
Diutamakan memiliki pengalaman kerja di Instansi Pernerintah;
8. Pernah bekerja pad a Instansi eli bidang Penataan Ruang;
h. Kualifikasi Administrasi Tenaga
Pendukung
Daerah Tertinggal
Ahli Analis
Pemanfaatan
Ruang
Bidang
pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan
harus merniliki NPWP sesuai dengan Keppres no.
80
tahun
Pembangunan Daerah Tertinggal
2003.
E. DurasilPelaksanaan Pekerjaan Waklu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama
11
(sebelas)
bulan.
5
"
. Tenaqa Pendukung
KERANGKA ACUAN KERJA Ahli Analis Pemanfq
F. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis
Pemanfaatan Ruang Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Belanja Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran
Jakarta, Januari
dan
2015.
2015
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
6
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
I(ERANGI
Tenaga Pendukung Ahli Analis Hukum Bidang Kebijakan Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaqa Pendukung Ahli Anahs Hukum Bidang Penataan Ruanq pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembanqunan Daerah Ternnqqa]
Tahun Anggaran A.
2015
Pendahuluan Pentingnya aspek kewilayahan dalam pembangunan nasional di Indonesia diisyaratkan
dalam UU No. (RPJPN)
17
Tahun
2005-2025
2007
tentang Rencana Pembangunan
yang mengamanatkan
bahwa aspek spasial haruslah diintegrasikan
dalam kerangka perencanaan pembangunan, Penataan Ruang yang mengamanatkan
Jangka Panjang Nasional
dan juga dalam UU No.
26
Tahun
2007
ke
tentang
pentingnya integrasi dan keterpaduan an tara Rencana
Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang di semua tingkatan pemerintahan. Namun, kegiatan penataan ruang adalah kegiatan yang multi sektor di mana berbagai kepentingan sektor membutuhkan
mang dalam skala besar sedangkan ketersediaan
ruang
sangat terbatas. Dengan dernikian dalam proses penataan ruang kerap kali terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Beberapa konflik tata ruang yang sudah terjadi antara lain: konflik antara kawasan hutan dengan ijin pertarnbangan, perkebunan,
kawasan hutan
dengan permukiman Perekonomian
dengan
permukirnan
kawasan hutan dengan lahan
transmigrasi,
kawasan pertambangan
transrnigrasi, dan lain sebagainya. Kementerian
mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
ruang dan pembangunan benturan kepentingan
Koordinator Bidang
koordinasi di bidang penataan
daerah tertinggal dalam rangka mengurangi terjadinya benturan-
antar sektor daJam pemanfaatan
ruang terse but demi mewujudkan
kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Ruang menurut UU
26/2007
adalah suatu sistem proses perencanaan
tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sedangkan penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan penataan ruang. Dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan penataan ruang diperlukan pembinaan penataan mang rnelalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan melakukan
pembinaan
daerah kabupaten/kota,
oleh Pemerintah, penataan
pemerintah
daerah, dan masyarakat.
ruang kepada pemerintah
dan masyarakat.
Pelaksanaan
Pernerintah
daerah provinsi, pemerintah
pembinaan
penataan
ruang salah
satunya dilaksanakan melalui koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penataan ruang.
2
KERANGKA ACVAN KERJA
Tenaqa Pendukunq Ahli Analis Hukum Bic!
Adapun Keppres NO.4 Tahun 2009 telah rnenunjuk Perekonornian
sebagai Ketua Badan Koordinasi Penataan
bertugas untuk rnengkoordinasikan
Menteri Koordinator
Bidang
Ruang Nasional (BKPRN) yang
kegiatan penataan ruang nasional.
B. Tujuan dan Sasaran B.» Tujuan 1) Meningkatkan percepatan
koordinasi
dan
pernbangunan
sinkronisasi
kebijakan
bidang
penataan
ruang,
wilayah dan kawasan ekonorni lainnya (FTZ, Kawasan
Industri, Kapet, Koridor Ekonomi).
2) Meningkatkan
kocrdinasi
antar sektor/instansi
terkait dan lintas wilayah untuk
menghasilkan rekornendasi kebijakan bidang penataan ruang yang terintegrasi dan mendorong
percepatan
mengakomodasi
penyusunan
penyelesaian
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan
konflik penataan
ruang, seperti misalnya tumpang
tindih kawasan hutan dan kegiatan budi daya lainnya. 3) Mewujudkan
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
berkelanjutan
dengan
meningkatkan kualitas rencana tata ruang, rnengoptirnalkan peran kelernbagaan, dan diacunya rencana tata ruang dalam pelaksanaan pembangunan. 4) Memastikan berbagai kebijakan bidang penataan ruang dan pernbangunan tertinggal
yang
menjadi
tanggung
jawab
Kernenterian
Koordinator
daerah Bidang
Perekonomian dapat dipaharni oleh seluruh pemangku kepentingan. 5) Melakukan
pemantauan
dan evaluasi terhadap
ruang dan pernbangunan daerah tertinggal
implementasi
sebagai
dasar
kebijakan penataan dalam
perumusan
rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal.
B.2 Sasaran 1) Tersusunnya hasil studi peraturan perundang-undangan 2) Tersusunnya
rekomendasi
kebijakan
pernanfaatan
terkait penataan ruang; ruang
yang
rnengakomodasi
penyelesaian permasalahan pemanfaatan ruang; 3) Terkumpulnya data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal; 4) Tersusunnya Standart Operating Procedure (SOP) Penyelesaian Konflik Pemanfaatan Ruang; 5) Tersusunnya Indeks Daerah Tertinggal (IDT);
3
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaqa Pendukung Ahl! Analis Hukum Bicl
6) Tersusunnya
laporan hasil Workshop, Seminar, Perjalanan
makalah yang dibutuhkan
untuk Keasdepan Penataan
Dinas, dan makalah-
Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal; B.3 Keluaran Keluaran yang dihasilkan berupa hasil analisa hukum terkait penataan ruang yang menjadi bagian dari laporan kegiatan bidang penataan
ruang dan pembangunan
daerah
tertinggal.
C. Ruang Lingkup Pekerjaan
1) Menyusun desk study peraturan perundang-undangan
2) Melakukan kajian kebijakan pemanfaatan
terkait penataan ruang;
ruang untuk penyelesaian perrnasalahan
pemanfaatan ruang; 3) Mengumpulkan
data lapangan
untuk evaluasi pelaksanaan
kebijakan
di bidang
penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal; 4) Mernbantu
Penyusunan
Standort Operating Procedure (SOP) Penyelesaian Konflik
Pemanfaatan Ruang; 5) Membantu Penyusunan Indeks Daerah Tertinggal (IDT); 6) Menyusun laporan kegiatan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
D. Kebutuhan Iasa Individual dan Kualifikasi Untuk melaksanakan Hukum
pekerjaan ini diperlukan suatu Tenaga Pendukung Ahli Analis
Bidang Kebijakan
Pembangunan
Penataan
Ruang
pada Keasdepan Penataan Ruang dan
Daerah Tertinggal yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
dan hasil kerja. Kualifikasinya terdiri dad: a,
Kualifikasi Teknis 1.
S1Fakultas Hukum;
2.
LuJusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi, dengan IPK minimal z.vgfskala 4,00);
3. Memiliki pengalaman kerja minimall Pernbangunan Daerah Tertinggal; 4.
tahun dalarn bidang Penataan Ruang dan
Mampu mengoperasikan seluruh program MS Office;
S. Memiliki kernampuan berbahasa inggris dengan baik; 6. Mampu bekerja mandiri maupun tim; 4
.. KERANGKA ACUAN KERJA
Tenag
7.
Memahami
Peraturan
Perundang-undangan
terkait
Penataan
Ruang
dan
Pembangunan Daerah Tertinggal; 8. Pernah bekerja pada instansi di bidang perundang-undangan
Penataan Ruang dan
Daerah Tertinggal.
b. KualifikasiAdroinistrasi Tenaga Pendukung AhU Analis Hukum
Bidang Kebijakan Penataan Ruang pada
Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal barus merniliki NPWP sesuai dengan Keppres no.
80
tahun
2003.
E. Durasi/Pelaksana.an Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama
11
(sebelas)
bulan.
F. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis Hukurn
Bidang Kebijakan Penataan
Pembangunan
Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan
Daerah Tertinggal dibebankan
pada Anggaran Pendapatan
Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran
Jakarta,
[anuari
dan Belanja
2015.
2015
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pernbangunan Daerah Tertinggal
5
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
I(ERANGI(A. ACUAN I(ER}A
Tenaga Pendulrung Ahli Analis Geografi Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun Anggaran 2015
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaga Pendukunq Ahli Anahs GeograB Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pernbanqunan Daerah Tertinggal
A. Pendahuluan Pen tingnya aspek
kewilayahan
diisyaratkan dalam UU No. Panjang Nasional (RP]PN)
dalam
17 Tahun 2005-2025
pembangunan
2007
26
Tahun
yang mengamanatkan
tentang
2007
di Indonesia
tentang Rencana Pembangunan
haruslab cliintegrasikan ke dalam kerangka perencanaan dalam UU No.
nasional
Penataan
Jangka
bahwa aspek spasiaI
pembangunan,
dan juga
Ruang yang mengamanatkan
pemingnya integrasi dan keterpaduan antara Rencana Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang di semua tingkatan pemerintahan. Namu n, kegiatan penataan ruang adalah kegiatan yang multi sektor di mana berbagai kcpentingan
sektor mernbutuhkan
ruang dalam skala besar sedangkan
ketcrsediaan ruang sangat terbatas. Dengan dernikian dalam proses penataan ruang kerap kali terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Beberapa konflik tata ruang yang
sudah
terjadi
pertarnbangan,
an tara
lain:
konflik antara
kawasan hutan dengan lahan perkebunan,
perrnukiman transrnigrasi, kawasan pertambangan dan lain sebagainya. Kementerian tugas
dan
fungsi
pcrnbangunan bcnturan
kawasan
Koordinator
melaksanakan
daerah
tertinggal
kepentingan
antar
koordinasi
hutan
dalam
ijin
kawasan hutan dengan
dengan perrnukiman transrnigrasi, Bidang Perekonomian
rnempunyai
di
ruang
bidang
penataan
dalam rangka mengurangi
sektor
dengan
pemanfaatan
terjadinya ruang
dan
benturan-
tersebut
derni
mewujudkan kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Ruang menurut UU tata ruana, pemanfaatan penyclenggaraan
26/2007
adalah suatu sistem proses perencanaan
ruang dan pengendalian
penataan
ruang
adalah
pemanfaatan
kegiatan
yang
ruang, sedangkan
meliputi
pengaturan,
pcmbinaan. pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang. Dalam rangka mencapai tujuan
pcnyelenggaraan
penataan
ruang diperlukan
rnelalui hcrbagai kegiatan untuk meningkatkan
pembinaan
penataan
kinerja penyelenggaraan
ruang
penataan
ruang. Pernbinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan ruang yang dise1enggarakan oleh Pemerintah, Pcrncrintnh
rnelakukan
pembinaan
penataan
pemerintah ruang
kinerja penataan
daerah, dan masyarakat.
kepada
pemerintah
daerah
2
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahlj Anahs Geogt
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, penataan
dan masyarakat. Pelaksanaan pembinaan
ruang salah satunya dilaksanakan
rnelalui koordinasi
dan sinkronisasi
penyelenggaraan penataan ruang. Keppres
NO.4 Tahun
Perekonomian
telah
2009
menunjuk
Menteri
Koordinator
Bidang
sebagai Ketua Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN)
yang bertugas untuk mengkoordinasikan
kegiatan penataan ruang nasional. Untuk
itulah dalam rnelakukan koordinasi Penataan ruang, diperlukan pendekatan geografis keruangan,
kelingkungan,
penanganan
tumpang
dan
tindih
kompleks
pemanfaatan
diperlukan guna mengoptimalkan
wiJayah. Terlebih ruang.
Berbagai
dalam teknik
melakukan geographical
dayadukung bentang ekologis dan bentang kultural
dalam penataan ruang. B. Tujuan dan Sasaran B.l Tujuan 1) Meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan bidang penataan
ruang.
percepatan pembangunan daerah tertinggal. 2) Meningkatkan menghasilkan
koordinasi antar sektor/instansi rekomendasi
terkait dan lintas wilayah untuk
kebijakan bidang penataan ruang yang terintegrasi
dan mendorong percepatan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). dan mengakomodasi
penyelesaian
konflik penataan
ruang, seperti misalnya
tumpang tindih kawasan hutan dan kegiatan budi daya lainnya. 3) Mewujudkan meningkatkan
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
berkelanjutan
kualitas rencana tata ruang, mengoptimalkan
dengan
peran kelernbagaan,
dan diacunya rencana tata ruang dalarn pelaksanaan pembangunan. 4) Memastikan berbagai kebijakan bidang penataan ruang dan pernbangunan daerah tertinggal
yang menjadi
tanggung
jawab Kementerian
Koordinator
Bidang
Perekonornian dapat dipaharni oleh seluruh pemangku kepentingan. 5) Melakukan pernantauan dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan penataan ruang dan pembangunan rekomendasi
kebijakan
daerah bidang
tertinggal penataan
sebagai dasar dalam perurnusan ruang
dan
pembangunan
daerah
tertinggal.
3
KERAI\!GKA ACUAN KERJA
Tenaqa Pendukung Ahli Analis Geografi Bidang Penataan Rua.ng pada Keasdepan Penataan Ruanq dan Pembanqunan Daerah Tertinggal
B.2 Sasaran 1) Terkumpulnya
studi kompilasi data, analisis wilayah. perurnusan
rencana, dan
penyajian peta terkait penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal;
2) Terkumpulnya
masukan
pembangunan
terkait
analisa
geografis
penataan
ruang
dan
daerah tertinggal;
3) Terangkumnya laporan pelaksanaan kegiatan terkait dengan pengembangan
dan
updating informasi spasial terkait dengan Penataan Ruang dan Pembangunan daerah tertinggal; 4) Terkumpulnya masukan pananganan konflik pemanfaatan ruang keruangan; 5) Tersusunya prototipe pengembangan Sistem lnforrnasi Geografi terkait pola dan struktur keruangan nasional berbasis dekstop; 6) Terkumpulnya pelaksanaan
data primer/survey
lapangan untuk pemantauan
kebijakan di bidang penataan
dan evaluasi
ruang dan pembangunan
daerah
tertinggal: 7) Tersusunnya laporan hasil Workshop, Seminar, Perjalanan Dinas, dan makalahmakalah yang clibutuhkan untuk Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal. B'3 KeLuaran Keluaran yang clihasilkan berupa hasil analisa geografi yang menjadi bagian dari laporan kegiatan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal. C. Ruang Lingkup Pekerjaan 1)
Mengumpulkan
studi kompilasi data, analisis wi layah , dan perumusan
rencana
terkait dengan penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal. 2) Membantu penyajian peta-peta tematik terkait penataan ruang dan pembangunan
daerah tertinggal; 3) Mengumpulkan
masukan
terkait
analisa
geografis
penataan
ruang
dan
pembangunan daerah tertinggal; 4) Merangkum laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan dan updating informasi spasial terkait dengan Penataan Ruang dan Pembangunan daerah tertinggal; 5) Mernbantu
me:mberikan
masukan
pananganan
konflik
pemanfaatan
ruang
keruangan; 4
KERANGKA
ACVAN
KERJA
Pendukunq Ahli Analls Geoqraf Bidang Penataan R.u(lrJg pada Keasdepan Penataan R.uang dan Pernbanqunan Daerah Tertlnqqa]
Tenaqa
6) Melakukan pengernbangan Sistem Inforrnasi Geografi terkait pola dan struktur
keruangan nasional berbasis dekstop; 7) Mengurnpulkan data primer/survey lapangan untuk pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan di bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal ;
8) Menyusun laporan hasil Workshop, Seminar, PerjaJanan Dinas, dan rnakalahmakalah yang dibutuhkan untuk Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
D. Kebutuhan Iasa Individual dan Kuali6kasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan seorang Tenaga Pendukung Ahli Analis Geografi Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal yang
bertanggung
jawab
penuh
terhadap
pelaksanaan dan hasil kerja. Kualifikasinya terdiri dari: a. Kualifikasi Teknis 1.
Si Fakultas Geografi;
2.
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi, dengan LPKminimal 2.75 (skala 4.00);
3. Memiliki pengalaman kerja minimal a tahun; 4. Memiliki pengalaman dalam bidang penanganan konflik pemanfaatan ruang; 5. Mampu mengoperasikan seluruh program MS Office; 6. Memiliki kemampuan berbahasa inggris dengan baik; 7. Marnpu bekerja rnandiri maupun tim. h. Kualifikasi Administrasi
Tenaga Pendukung Ahli Analis Geografi Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pernbangunan Daerah Tertinggal harus memiliki NPWP sesuai dengan Keppres no. 80 tahun E. Durasi/Pelaksanaan
2003.
Pekerjaan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selarna
10
(sepuluh) buJan.
5
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahli Ana IrsGeogl"aH Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruanq clan Pernbanqunan Daerah Tertingg'll
F. Pembebanan
Biaya
Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan Analis Geografi Bidang Penataan
tugas Tenaga Pendukung Ahli
Ruang pada Keasdepan
Penataan
Ruang dan
Pembangunan Daerah TertinggaJ dibebankan pad a Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonornian Tahun Anggaran
Jakarta,
[anuari
2015.
2015
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
6
" .. -
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
I(ERANGI
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun Anggaran 2015
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahli Analis Ekonorni Pernbanqunan Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruanq dan Pembangunan Daerah TertinggClI
A. Pendahuluan Pentingnya aspek kewilayahan dalam pernbangunan nasional di Indonesia diisyaratkan dalam UU No. (RPJPN)
17
Tahun
2005-2025
2007
tentang Rencana Pembangunan
yang mengamanatkan
]angka Panjang Nasional
bahwa aspek spasial haruslah diintegrasikan
dalam kerangka perencanaan pernbangunan, dan juga dalam UU No. Penataan Ruang yang mengamanatkan
26
Tahun
2007
ke
ten tang
pentingnya integrasi dan keterpaduan antara Rencana
Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang di sernua tingkatan pernerintahan. Namun, kegiatan penataan ruang adalah kegiatan yang multi sektor di mana berbagai kepentingan sektor membutuhkan
ruang dalam skala besar sedangkan ketersediaan
ruang
sangat terbatas. Dengan dernikian dalam proses penataan ruang kerap kali terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Beberapa konflik tata ruang yang sudah terjadi antara lain: konflik antara kawasan hutan dengan ijin pertambangan, perkebunan,
kawasan hutan
dengan permukiman
dengan
transmigrasi,
permukiman
kawasan hutan dengan lahan
transmigrasi,
kawasan
dan lain sebagainya. Kementerian
pertambangan
Koordinator
Bidang
Perekonomian mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan koordinasi di bidang penataan ruang dan pembangunan benturan kepentingan
daerah tertinggal dalam rangka mengurangi terjadinya benturan-
antar sektor dalam pemanfaatan
ruang terse but derni mewujudkan
kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Ruang rnenurut UU
26/2007
adalah suatu sistem proses perencanaan
tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sedangkan penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pernbinaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan penataan ruang. Dalam rangka rnencapai tujuan penyelenggaraan penataan ruang diperlukan pernbinaan penataan ruang melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kioerja penataan ruang yang diselenggarakan melakukan pernbinaan daerah kabupaten/kota,
oleh Pemerintah, penataan
pernerintah
daerah, dan masyarakat.
ruang kepada pemerintah
dan masyarakat.
Pelaksanaan
Pemerintah
daerah provinsi, pemerintah
pembinaan
penataan
ruang salah
satunya dilaksanakan melalui koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penataan ruang.
2
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahli Analis Ekonorni Pernbanqunan BiQilng Penataan Ruanq pada Keasdepan Penataan Ruang d'ln Pernbanqunan Daerah Tertinqqal
Adapun Keppres NO.4 Tahun 2009 telah menunjuk Perekonornian sebagai Ketua Badan Koordinasi Penataan bertugas untuk mengkoordinasikan
Menteri Koordinator
Bidang
Ruang Nasional (BKPRN) yang
kegiatan penataan ruang nasionaJ.
B. Tujuan dan Sasaran
B.l Tujuan i) Meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan bidang penataan
ruang dan
percepatan pembangunan daerah tertinggal. 2) Meningkatkan menghasilkan mendorong
koordinasi
antar sektor/instansi
rekomendasi percepatan
rnengakornodasi
terkait dan lintas wilayah untuk
kebijakan bidang penataan ruang yang terintegrasi dan
penyusunan
penyelesaian
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan
konflik penataan
ruang, seperti misalnya tumpang
tindih kawasan hutan dan kegiatan budi daya lainnya. 3) Mewujudkan
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
berkelanjutan
meningkatkan kualitas rencana tata ruang, mengoptimalkan
dengan
peran kelembagaan, dan
diacunya rencana tata ruang dalam pelaksanaan pembangunan. 4) Memastikan berbagai kebijakan bidang penataan ruang dan pernbangunan tertinggal
yang
rnenjadi
tanggung
jawab
Kementerian
Koordinator
daerah Bidang
Perekonornian dapat dipaharni oleh seluruh pemangku kepentingan. 5) Melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap
ruang dan pembangunan daerah tertinggal
irnplernentasi
sebagai
dasar
kebijakan penataan dalam
perumusan
rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal.
B.2 Sasaran i) Tersusunnya
bahan
koordinasi
dan
sinkronisasi
kebijakan
perencanaan
pengembangan kawasan khusus dan pembangunan daerah tertinggal; 2) Terkumpulnya
analisis kebijakan dan rekomendasi terkait pengernbangan
kawasan
khusus dan daerah tertinggaJ; 3) Tersusunnya
bahan sosialisasi kebijakan perencanaan
pengembangan
wilayah dan
daerah tertinggaI;
4) Terkumpulnya
data
lapangan
untuk
evaluasi pelaksanaan
kebijakan
di bidang
penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal;
3
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahh Analis Ekonomi Pernbanqunan Bidcmg Penataan RU
5) Tersusunnya
perencanaan
kerangka
acuan
pelaksanaan
kegiatan
bidang
pengernbangan wilayah dan daerah tertinggal; 6) Tersusunnya laporan kegiatan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal. 7) Tersusunnya
analisis terkait
penataan
ruang untuk
penyelesaikan
permasalahan
pemanfaatan ruang 8) Tersusunnya Indeks Daerah Tertinggal
B.3 Keluaran Keluaran yang dihasilkan berupa hasil analisa bidang perencanaan
pengernbangan
wilayah & daerah tertinggal yang menjadi bagian dari laporan kegiatan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal.
C. Ruang Lingkup Pekerjaan
1) Menyusun bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perencanaan pengembangan wilayah dan pembangunan daerah tertinggal; 2) Mengumpulkan
analisis
kebijakan
dan
menyusun
draft
rekomendasi
te I'kait
pengembangan wilayah dan pembangunan daerah tertinggal; 3) Menyusun
bahan sosialisasi kebijakan
perencanaan
pengembangan
wilayah dan
daerah tertinggal; 4) Mengumpulkan
data lapangan
untuk
evaluasi pelaksanaan
kebijakan
di bidang
penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal; 5) Menyusun perencanaan kerangka acuan pelaksanaan kegiatan bidang pengembangan wilayah dan daerah tertinggal; 6) Menyusun laporan kegiatan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal; 7) Membantu
menyusun
analisis
terkait
penataan
ruang
untuk
penyelesaikan
permasalahan pemanfaatan ruang 8) Membantu penyusunan Indeks Daerah Tertinggal
D. Kebutuhan Jasa Individual dan Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan suatu Tenaga Pendukung AWi An a lis Ekonomi Pembangunan
Bidang Penataan
Ruang
pada Keasdepan Penataan Ruang dan
4
,
. KERANGKA ACVAN KERJA
Tenaqa Pendukunq Ahl: Analis Ekonomi Pernbanqunan Bidaog Penataan RU
Pembangunan Daerah Tertinggal yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil kerja. Kualifikasinyaterdiri dari:
a. Kualifikasi Teknis L
Jurusan 51 Ekonorni Pembangunan;
2.
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (P'I'S), dengan IPKminimal 2.75 (skala 400);
3. Merniliki pengalaman kerja minimall tahun; 4. Mampu mengoperasikan seluruh program MS Office; 5. Memiliki kemarnpuan berbahasa Inggris dengan baik; 6. Mampu bekerja mandiri maupun tim; 7. Memaharni kebijakan Pembangunan Bidang Penataan Ruang; 8. Diutarnakan memiliki pengalaman kerja di Instansi Pemerintah; 9. Pemah bekerja pada Instansi di bidang Penataan Ruang, Pengembangan Wilayah. dan Pembangunan Daerah Tertinggal;
b. Kualifikasi Adrninistrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Pembangunan
Bidang Penataan Ruang
pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal harus memiliki NPWP sesuai dengan Keppres no. 80 tahun
2003.
E. Durasi/PelaksanaanPekeIjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama
11
(sebelas)
bulan.
5
., KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahli Analis Ekonomi Pembanqunan BidClng Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruanq dan Pernbanqunan Daerah Terti nggClI
F. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Pembangunan Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
.-
6
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
I(ERANGI
Tenaga Pendukung Ahli Analis Komunikasi Publik Bidang Kebijakan Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun Anggaran 2015
KERANGKA ACVAN KERJA Ten
A. PendahuLuan Pentingnya aspek kewilayahan dalam pembangunan nasional di Indonesia diisyaratkan dalarn UU No. (RPJPN)
17
Tahun
2005-2025
2007
ten tang Rencana Pembangunan
yang mengamanatkan
Jangka Panjang Nasional
bahwa aspek spasial haruslah diintegrasikan
dalam kerangka perencanaan pembangunan, dan juga dalam UU No. Penataan Ruang yang mengarnanatkan
26
Tahun
2007
ke
ten tang
pentingnya integrasi dan keterpaduan antara Rencana
Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang di sernua tingkatan pemerintahan. Narnun, kegiatan penataan ruang adalah kegiatan yang multi sektor di mana berbagai kepentingan sektor membutuhkan
ruang dalarn skala besar sedangkan ketersediaan ruang
sangat terbatas. Dengan dernikian dalarn proses penataan ruang kerap kali terjadi konflik pernanfaatan ruang antar sektor. Beberapa konflik tata ruang yang sudah terjadi antara lain: konflik antara kawasan hutan dengan ijin pertambangan, perkebunan,
kawasan hutan
dengan permukiman Perekonomian
dengan
transmigrasi,
permukiman
transmigrasi,
benturan kepentingan
kawasan pertambangan
dan lain sebagainya. Kementerian
mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
ruang dan pembangunan
kawasan hutan dengan lahan
Koordinator Bidang
koordinasi di bidang penataan
daerah tertinggal dalam rangka mengurangi terjadinya benturan-
antar sektor dalam pemanfaatan
ruang terse but derni mewujudkan
kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. Penataan Ruang menurut UU
26/2007
adalah suatu sistem proses perencanaan
tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sedangkan penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang rneliputi pengaturan,
pernbinaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan penataan ruang. Dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan penataan ruang diperlukan pembinaan penataan ruang melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk rneningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan melakukan pembinaan daerah kabupaten/kota,
oleh Pemerintah, penataan
pemerintah
daerah, dan masyarakat.
ruang kepada pemerintah
dan masyarakat.
Pemerintah
daerah provinsi, pemerintah
Pelaksanaan pembinaan
penataan
ruang salah
satunya dilaksanakan melalui koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penataan ruang. Adapun Keppres NO-4 Tahun Perekonomian
2009
telah menunjuk
Menteri
Koordinator Bidang
sebagai Ketua Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) yang
bertugas untuk mengkoordinasikan
kegiatan penataan ruang nasional
2
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahli Analis Komunikasi Publik BiclClngPenataan Ruanq pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pernbanqunan DaerClh Tertinggal
B. Tujuan dan Sasaran B.1Tujuan 1)
Meningkatkan percepatan
koordinasi
dan
sinkronisasi
kebijakan
bidang
penataan
ruang,
wilayah dan kawasan ekonomi lainnya (FTZ, Kawasan
pembangunan
Industri, Kapet, Koridor Ekonomi). 2) Meningkatkan menghasilkan mendorong
koordinasi
antar sektor/instansi
terkait dan lintas wilayah untuk
rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang yang terintegrasi dan percepatan
mengakomodasi
penyusunan
penyelesaian
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan
konflik penataan
ruang, seperti misalnya tumpang
tindih kawasan hutan dan kegiatan budi daya lainnya. 3) Mewujudkan
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
meningkatkan kualitas rencana tata ruang, mengoptimalkan
berkelanjutan
dengan
peran kelembagaan, dan
diacunya rencana tata ruang dalam pelaksanaan pembangunan. 4) Memastikan berbagai kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan tertinggal
yang
menjadi
tanggung
jawab
Kementerian
Koordinator
daerah Bidang
Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. 5) Melakukan pernantauan
dan evaluasi terhadap
ruang dan pembangunan daerah tertinggal
implernentasi
sebagai
dasar
kebijakan dalam
penataan perumusan
rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal,
B.2 Sasaran 1) Terdukungnya kelancaran tugas dan fungsi Kedeputian VI dan Asdep Penataan Ruang
dan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam hal kornunikasi dan pelayanan publik; 2) Terfasilitasinya kegiatan Kedeputian VI dan Asdep Penataan Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal dalam hal desiminasi dokumen sosialisi kebijakan penataan ruang; 3) Terbantunya penyiapan bahan komunikasi dalam rangka sinkronisasi dan koordinasi antar instansi dengan daerah dalam rangka percepatan pembangunan
infrastruktur
dan pengembangan wilayah; 4) Terbantunya kegiatan Asdep Penataan Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal
dalam hal yang terkait hubungan baik dalam maupun luar; 5) Terkumpulnya
pemberkasan
data secara spesifik terkait pelaksanaan kebijakan dan
pemberkasan terkait bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal;
3
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Penc!ukung Ahli Analis Komunlkasi Publik Bic!ang Penataan Ruanq pac!a Keasdepan Penataan Ruang clan Pembangunan Daerah Terl:inggal
6) Terkumpulnya data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal; 7) Tersusunnya
laporan
hasil Workshop,
makalah yang dibutuhkan
Seminar, Perjalanan
untuk Keasdepan Penataan
Dinas, dan makalah-
Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal.
B·3l(eluaran Keluaran yang dihasilkan berupa hasil Analisa Komunikasi Publik Bidang Kebijakan Penataan Ruang yang menjadi bagian dari laporan kegiatan bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal. C. Ruang Lingkup Pekerjaan
i)
Mendukung kelancaran tugas fungsi Kedeputian V1 dan Urusan Penataan Ruang dan Pernbangunan Daerah Tertinggal dalam hal kornunikasi dan pelayanan publik;
2) Memfasilitasi kegiatan Asdep Penataan Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal
dalam hal desirninasi dokumen sosialisi kebijakan penataan ruang; 3) Membantu menyiapkan bahan komunikasi dalam rangka sinkronisasi dan koordinasi antar instansi dengan daerah dalarn rangka percepatan pembangunan
infrastruktur
dan pengembangan wilayah; 4) Membantu
kegiatan Asdep Penataan Ruang dan Pembangunan
Daerah Tertinggal
dalarn hal yang terkait hubungan baik dalarn maupun luar; 5) Mengumpulkan
pemberkasan data secara spesifik terkait pelaksanaan kebijakan dan
pernberkasan terkait bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal; 6) Mengurnpulkan data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang penataan ruang dan pembangunan daerah tertinggal; 7) Menyusun laporan hasil Workshop, Seminar, Perjalanan Dinas, dan makalah-rnakalah yang dibutuhkan
untuk
Keasdepan Penataan
Ruang dan Pembangunan
Daerah
Tertinggal.
4
KERANGKA ACVAN KERJA Tenaqa Pendukunq Ahli Analts Komunikasi Publik Bidang PenCitaan Ruanq pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembanqunan Daetah Terl:inggal
D. Kebutuhan Jasa Individual dan Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan seorang Tenaga Pendukung Ahli Analis Analis Komunikasi Publik Bidang Kebijakan Penataan Ruang pad a Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah TertinggaJ yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil kerja. Kualifikasinya terdiri dari: a. Kualifikasi Teknis 1.
Wanita;
2.
S1Jurusan Komunikasi dan Penyiaran;
3. LuJusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,00); 4. Marnpu mengoperasikan komputer (MS Office); 5. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik: 6. Merniliki kemampuan presentasi yang baik; 7. Mampu bekerja secara mandiri maupun dalam tim; 8. Pernah bekerja pad a Instansi di bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pem bangunan Infrastruktu r;
b. Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis Komunikasi Publik Bidang Kebijakan Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal hams memiliki NPWP sesuai dengan Keppres no. 80 tahun 2003.
E. Durasi/Pelaksanaan
Peket:jaan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama
II
(sebelas)
bulan.
5
, .' KERANGKA ACUAN KERJA
Tel1qga Pendukung Ahli Analis Komunikasi Publik Bidang Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruanq clan Pembanqunan Daerah Tertinggal
F. Pembebanan
Biaya
Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis Komunikasi Publik Bidang Kebijakan Penataan Ruang pada Keasdepan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran
Jakarta,
2015.
[anuari
2015
Asisten Oeputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
6
×
Report "TARU TARU TARU TARU TARU-06-2S TARU-06-27"
Your name
Email
Reason
-Select Reason-
Pornographic
Defamatory
Illegal/Unlawful
Spam
Other Terms Of Service Violation
File a copyright complaint
Description
×
Sign In
Email
Password
Remember me
Forgot password?
Sign In
Our partners will collect data and use cookies for ad personalization and measurement.
Learn how we and our ad partner Google, collect and use data
.
Agree & close