EDISI NO. 06 TAHUN II
16 Halaman
monthly Berkah Jati Asri
2
Jejak:
MEMANFAATKAN AIR UNTUK LISTRIK
TATA N A G U S E S T.
J
ika benar kemauannya, maka terbukalah jalan. Ungkapan bijak itu pas disematkan kepada tim Appraisal Project Jawa 2 yang menemukan sumber minyak dan gas baru di sumur Jati Asri, wilayah Asset 3, Field Subang. Mereka menemukan sumber migas dengan cara yang tidak biasa, berikhtiar tanpa putus asa, disertai usaha sungguh-sungguh mempelajari kondisi sumber migas di perut bumi. Lebih jauh lagi, ada komitmen yang kuat untuk memberi kontribusi kepada perusahaan juga kepada negara. Melalui stratigrafic play, sebuah dalam pola menemukan cadangan migas, Pertamina EP berhasil menambah pundi harta karunnya. Ini merupakan inovasi melepas pakem lama menemukan sumber migas, yang biasa memakai pendekatan structural play. “Ilmunya (stratigrafic) sudah ada, namun belum pernah dipakai sebelumnya di sana,” demikian ungkap Indra Prasetya, VP Eksplorasi Pertamina EP mengomentari pola penemuan migas di Jati Asri (lihat rubrik wawancara halaman 16). Sumur Jati Asri-01 (JAS-01), sukses menambah produksi migas Pertamina EP. Kabar gembira ini menyusul selesainya program Put on Production (POP) sumur Jati Asri-01 pada 20 Juni 2014 lalu. Kesuksesan ini adalah kelanjutan kado akhir tahun, dimana pada Desember 2013 lalu, sumur JAS-01, selesai dilakukan eksplorasi. Sumur yang mulai di-Work Over pada 26 Mei 2014 ini berhasil diproduksikan dari zona DST#3 pada lapisan TAF (interval 2776-2782 m) sebesar 642 BOPD (jepitan 7 mm) dengan mengalirkan produksi minyak melalui flow line 6” sepanjang 3300 meter yang dihubungkan ke fasilitas produksi eksisting trunk line minyak 8” Cilamaya –Balongan. Pengeboran sumur yang yang mulai ditajak pada 5 Agustus 2013 ini, menghasilkan sumber daya migas sebesar 67 MMBOE (RR) dan merupakan sumber daya migas terbesar. Sumur Jati Asri merupakan salah satu sumur yang masuk dalam skenario atau status quick win (1-2 tahun), selain sumur Tegal Pacing juga Benggala. Pertamina EP membagi tiga skema atau status untuk struktur sumber-sumber migas. Selain quick win, ada juga mid term (2-3 tahun) dan juga long term (3-5 tahun). Betul kata Defrian Basya, Subang Field Manager bahwa keberhasilan penambahan produksi dari sumur JAS-01, merupakan buah dari kerja keras semua pihakbaik internal maupun eksternal, khususnya tim Asset 3 Field Subang. Termasuk di dalamnya kontribusi Tim Funelling Pertamina EP yang merestui pola baru di lapangan lama untuk menemukan sumber minyak ”Ini adalah keberhasilan kita bersama, kita wajib bersyukur dan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk PT Pertamina EP khususnya Field Subang,” tutur Defrian. Field Subang sendiri hingga bulan Juni 2014 (Year to Date) telah berhasil memproduksi minyak sebesar 1.406 BOPD atau 86.8 % dari target sebesar 1.619 BOPD.
Para penerima penghargaan ”Pertamina EP Operational Excellence” yaitu Asset-Asset Pertamina EP penyedia fasilitas produksi terbaik dalam menjalankan keselamatan operasi fundamental di dalam kegiatan berproduksi.
Menuju Operational Excellence Target produksi jangan mengabaikan prinsipprinsip dasar keselamatan dan kesehatan kerja. Manajemen PT Pertamina EP terus mendorong pelaksanaan tujuh elemen keselamatan operasi fundamental.
R
uang pertemuan di lantai 3 podium, pada 26 Juni 2014 lalu dipenuhi ratusan karyawan Pertamina EP. Layar raksasa di depan podium memperlihatkan karyawan Pertamina EP lainnya dari berbagai lapangan di seluruh Indonesia, turut serta dalam townhall meeting tersebut, meski melalui video conference. Dalam pertemuan rutin tersebut terlihat bahwa, komunikasi menjadi bagian vital dalam kegiatan di industri migas. Komunikasi dilakukan untuk menyatukan visi dan cara pandang dalam merengkuh tujuan perusahaan. Tanpa komunikasi yang baik dan intens dengan seluruh karyawan, target dan tujuan perusahaan susah mendapatkan hasil terbaik. Dalam kesempatan tersebut, berbagai persoalan disampaikan. Pimpinan Pertamina EP juga bisa mendapatkan informasi terkini terkait peristiwa dan kegiatan yang terjadi di
10
seluruh lapangan operasional Pertamina EP. Pun demikian, klarifikasi dan kebenaran informasi bisa langsung digali dari sumbernya, sehingga menjadi terang benderang dan berbagai solusi serta jalan keluar diberikan. Hadir dalam pertemuan di pekan terakhir bulan Juni ter sebut, hadir Muhammad Husen, serta jajaran pimpinan Pertamina EP. Dalam kesempatan tersebut Husen mengatakan bahwa Pertamina EP memiliki peran yang sangat penting dan memberi kontribusi besar terhadap perseroan. Secara nasional, kontribusi Pertamina EP terhadap produksi minyak dan gas nasional juga signifikan. Untuk terus meningkatkan kontribusinya, Husen berpesan kepada seluruh insan Pertamina EP untuk berpikir, menemukan sumber-sumber minyak di luar kebiasaan yang jamak selama ini dilakukan. Hal senada juga disampaikan oleh
Asset 4: HARGA MATI ZERO ACCIDENT
Direktur Utama Pertamina EP, Adriansyah. Keduanya pun sepakat bahwa jangan karena ingin mencapai target yang ditetapkan perusahaan kemudian mengabaikan prinsip-prinsip dasar keselamatan dan kesehatan kerja. Kesalamatan kerja adalah dasar dan “kitab suci” yang harus menjadi pegangan setiap karyawan Pertamina EP juga kontraktornya. Ardiansyah menegaskan, salah satu ciri perusahaan kelas dunia adalah beroperasi secara efektif, efisien serta didukung oleh peralatan operasi yang handal dan memenuhi seluruh kriteria keselamatan. Keselamatan tersebut meliputi keselamatan pekerja, fasilitas maupun lingkungan. ”Ini adalah keselamatan operasi fundamental di Pertamina EP,” tandasnya. Lebih lanjut ia mengatakan, keselamatan operasi fundamental merupakan salah satu sub elemen dari elemen keselamatan operasi yang tertuang di dalam 14 elemen utama operational excellence. ”Konsep operational excellence untuk menuju Pertamina EP kelas dunia adalah beroperasi dengan selamat, berproduksi secara
14
Lintas:
optimal serta memiliki fasilitas operasi yang handal,” urainya. Menurutnya lagi, masih banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam operasional usaha minyak dan gas bumi di Indonesia, baik kecelakaan fatal, berat, sedang dan ringan karena mengabaikan 7 elemen keselamatan operasi fundamental. Pelaksanaan operasi fundamental untuk memastikan setiap individu yang bekerja di Pertamina EP, pulang ke rumah dengan selamat setiap harinya. “Penerapan dan pelaksanaan 7 elemen keselamatan operasi fundamental yang benar dan konsisten akan membantu meningkatkan produktivitas operasi,” ungkap Anca, sapaan akrabnya. Untuk lebih menggairahkan pelaksanaannya di lapangan, diberikan penghargaan Pertamina EP Operational Excellence kepada fasilitas produksi terbaik dalam menjalankan keselamatan operasi fundamental. Fasilitas Terbaik Utama 1 diberikan kepada SPG Musi Barat Field Pendopo-Asset 2. Kemudian Field Rantau-Asset 1 serta Field Subang Asset 3 mendapatkan dua pernghargaan (lihat berita tetkait halaman 14).
MEMACU KESELAMATAN FUNDAMENTAL
2
Ed is i Nomor 6
JEJAK
TAHU N II
PLTA Lebong, Tertua di Indonesia
S
alah satu PLTA yang tertua di Indonesia adalah PLTA Tes di lebong, Bengkulu. Ini adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi air pertama yang didirikan di Sumatera. PLTA ini terdiri dari 2 sentral unit. PLTA Tes pertama dibangun pada 1912 sampai 1923 oleh pemerintah Hindia Belanda dan mulai beroperasi pada 1923. Kemudian unit kedua, dibangun pada 1986 sampai 1991 dengan daya terpasang 4x4410 kw. sehingga total daya terpasang sejak 1991 sebesar 18.960 kw. Pembangunan PLTA tersebut dilatari adanya wilayah pertambangan emas di daerah Lebong Tandai dan Muara A Seluruh kebutuhan untuk pertambangan tersebut dipenuhi oleh PLTA yang memiliki sumber air dari danau tes.Renovasi PLTA Tes dilakukan pada 1958 karena kersaukan akibat dibombardir oleh tentara Jepang. daya yang terpasang pada unit pertama sebesar 2x660 Kw. Di Bogor, Jawa Barat, tepatnya di desa Kracak, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, 30 kilometer dari pusat kota Bogor, terdapat PLTA yang mulai beroperasi sejak 1926. PLTA Kracak demikian namanya mulai dibangun pada 1921 dengan daya 18,9 MW (3x6,3 MW). PLTA yang memanfaatkan aliran sungai Cianten dan sungai Cikuluwung ini hingga saat ini masih beroperasi dengan baik. Listrik yang dihasilkan dari PLTA Kracak disalurkan melalui jaraingan transmisi 70 kV ke gardu induk (GI) Kedung Badak di Bogor ke GI bunar di Rangkasbitung. dari kedua GI ini listrik disalurkan kembali ke dalam transmisi sistim kelistrikan Jawa Bali. Selain 2 PLTA tersebut, ada juga PLTA lain yang sudah beroperasi sejak zaman penjajahan. Misalnya PLTA Bengkok dan PLTA Dago di Bandung yang beroperasi pada 1923. di wilayah bandung sendiri ada tiga PLTA. yakni PLTA Plengan (1922), PLTA Lamajan (1925) dan PLTA Cikalong (1961). Kemudian ada juga PLTA Ubruq di Sukabumi yang beroperasi pada 1924 dan PLTA Sumedang yang beroperasi pada 1955. Dengan masih beroperasinya PLTA yang sudah hadir sejak puluhan tahun silam ini, menunjukan bahwa PLTA adalah salah satu sumber energi yang awet, ekonomis, ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi energi yang banyak tersebar di hampir semua wilayah di Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi yang ada, maka rasio elektrifikasi terutama untuk daerah-daerah pedalaman bisa terpenuhi. Pemerintah, melalui Kementrian ESDM juga sudah mengelurkan Peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2014, tentang Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit listrik tenaga air oleh Perusahaan Listrik Negara (Persero). Dalam beleid tersebut disebutkan bahwa PT PLN (persero) dapat membeli listrik di atas 10 MW atau PLTA yang memanfaatkan tenaga air dari waduk/bendungan dan/atau saluran irigasi yang pembangunannya bersifat multiguna. Soal harga pembelian didasarkan pada kesepakatan anatar PLN dan badan usaha yang mengusahakan listrik dari PLTA. Pada aturan yang diteken pada 2 Mei 2014 itu disebutkan, bahwa untuk harga listrik PLTA tegangan menengah hingga 10 MW kisarannya Rp 1.075-1.270 per KW. Kemudian untuk tegangan rendah hingga 250 Kw sebesar Rp 1.270 per Kwh.
Memanfaatkan Air Untuk Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit listrik yang menggunakan air sebagai sumber energi. Salah satu keunggulan menggunakan pembangkit ini adalah memiliki respon yang cukup cepat sehingga sesuai dengan beban puncak maupun saat terjadi gangguan jaringan. PLTA memiliki kapasitas yang paling besar diantara sumber energi terbarukan lainnya.
T
enaga air sudah banyak dimanfaatkan sejak puluhan abad silam, 300 SM. Beberapa catatan menyebutkan, kincir air dimanfaatkan untuk pertanian.Sampai masa revolusi industri, energi air menjadi sumber energi mekanik selain energi angin. Energi air terus berkembang sampai 1600 untuk istana Versailles di daerah Prancis. Di istana tersebut tenaga air yang terpasang sebesar 56 Kw energi listrik. Sistem tenaga air mengubah energi air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian menjadi energgi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin, dimana air akan menabrak sudut-sudut yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan poros rotor berputar pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan. Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik tenaga air, tergantung pada ke-
tinggian air jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit. Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan paling matang secara teknologi. Secara global, terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang terpasang atau setara 22% listrik dunia. Dari jumlah tersebut, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di Eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa. Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Pada 2008, dibangun proyek Three Gorges Dam yaitu PLTA dengan kapasitas 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse di Cina dan merupakan PLTA terbesar di dunia saat ini. Jumlah ini pun terus bertambah seiring makin banyaknya negara-negara yang menggunakan air sebagai sumber energi. Selain pem-
bangkit air dengan kapasitas besar, potesi pengembangan listrik berbasis air dengan kapasitas yang lebih kecil pun masih terbuka lebar.
Energi air di Indonesia Indonesia mempunya potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 persen dari jumlah energi pembangkitan PT PLN. Potensi sumber daya air di Indonesia saat ini, masih belum dimanfaatkan dengan baik. Peluang pembangunan pembangkit listrik berbasis air di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Masih banyak sekali potensi air yang masih belum dimanfaatkan. Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam bentuk mikrohidro ataupun minihidro yang biayanya relatif kecil. Apalagi, bahan bakar berbasais fosil seperti minyak bumi atau batu
bara terus mengalami penurunan. Potensi energi terbarukan, termasuk energi air memiliki peluang cukup besar. PLTA juga menjadi jawaban terhadap isu lingkungan. Karena PLTA tidak menghasilkan CO2 seperti yang dihasilkan bahan bakar fosil. Apalagi Indonesia mempunyai jumlah air permukaan terbanyak kelima di dunia. Pembangunan bendungan yang dilakuakn pemerintah pun bisa mendukung untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis air. Selain untuk PLTA, bisa juga memanfaatkan pembangkit berbasis air dalam kapasitas lebih kecil yakni Pembangkit listrik mini atau mikro hidro (PLTMH). Potensi PLTMH di Indonesia sebesar 770 MW. Data yang dirilis Kementrian ESDM menyebutkan bahwa, potensi energi tenaga air di Indonesia tersebar di hampir semua provinsi di Indonesia. Potensi energi air terbesar di Indonesia ada di Papua dengan potensi sebesar 22.350 MW atau 29,8%, di susul Kalimantan dengan kapasitas 21.600 MW atau 28,8%. Kemudian di Sumatera sebesar 15.600 MW atau 20,8%. Sulawesi sebesar 10.200 MW atau 13,6%. Jawa sebesar 4.200 MW atau 5,6%. Kemudian Bali dan Nusa Tenggara sebesar 620 MW atau 0,8% dan maluku 430 MW atau 0,6%. Untuk mempermudah pengembangan energi air, pemerintah berjanji akan mempermudah proses perizinan tenaga listrik PLTA. Pemerintah juga mendorong kebijakan dan regulasi untuk mempercepat pencapaian tingkat pemanfaatan energi aliran dan air terjun, dalam bauran energi primer nasional. Pengembangan PLTA juga selaras dengan master plan dan percepatan dan perluasan ekonomi (MP3EI). Pihak swasta juga akan diberikan porsi yang besar terutama dalam meningkatkan investasi dan penciptaan lapangan kerja. Pemerintah berfungsi sebagai regulator, fasilitator juga katalisator. Pemerintah juga berjanji akan melakukan deregulasi terhadap aturan yang menghambat pelaksanaan investasi. Dalam waktu 5 hingga 7 tahun, pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit minihidro sebesar 1.2 GW. Kapasitas itu dipenuhi 240 unit PLTMH dengan masing-masing unit sebesar 5 MW. Dengan realisasi tersebut maka terjadi penghematan impor solar sebesar 2,21 juta kilo liter per tahun atau setara US$ 1,92 miliar per tahun dengan perkiraan produksi 7.358.400 MW per tahun. www.energitoday.com
Edi si N o m o r 6 TA H U N I I
EDITORIAL
Surat Pembaca Apresiasi Kesuksesan Pertamina EP Kesuksesan Pertamina EP dalam menemukan sumbersumber minyak dan gas baru untuk menambah pundi-pundi produksi migas nasional patut diacungi jempol. Pertamina melalui anak perusahaahannya terus agresif melakukan berbagai upaya untuk menambah cadangan migas. Kesuksesan penemuan cadangan migas baru ini juga disokong oleh kebijakan perusahaan yang menerapkan kebijakan baik exploration way ataupun drilling way serta berbagai kebijakan lainnya yang mendukung upaya penemuan sumber cadangan baru. Hal ini juga memperlihatkan bahwa, Pertamina secara umum menjalankan kebijakan pemerintah melalui instruksi Presiden (Inpres) nomor 2 tahun 2012, tentang Peningkatan Produksi Minyak Bumi Nasional.
Inpres yang dikeluarkan pada 10 Januari 2012 itu, berkaitan erat dengan upaya pemerintah Indonesia menargetkan produksi minyak bumi nasional paling sedikit rerata 1,01 juta barrel per hari di 2014. Untuk mendukung hal tersebut, Presiden menginstruksikan seluruh jajaran kementrian, gubernur hingga bupati atau walikota untuk memantu suksesnya target produksi minyak bumi nasional tersebut, melalui koordinasi lintas kementrian serta pusat-daerah. Sayang, target produksi minyak bumi nasional hingga 2014 ini tidak mencapai target. Bahkan untuk lifting minyak nasional di 2014, jauh dibawah target yang dipatok dalam Inpres tersebut. Bahkan untuk target lifting APBN 2014 sebesar 870 ribu barrel per hari pun, SKK Migas angkat tangan dan hanya sanggup di angka 813 ribu barrel per hari. Meski tidak terpenuhinya target produksi 1 juta barrel per hari tersebut, di sisi lain kita melihat ada kontribusi yang signifikan yang di-
3
Out of The Box
berikan Pertamina, khususnya Pertamina EP terhadap produksi minyak nasional. Pertamina EP mampu memberi kontribusi lebih dari 50 persen terhadap produksi minyak bumi nasional. Kontribusi ini akan semakin besar, melihat pencapian yang diraih Pertamina EP dari beberapa sumur yang berhasil memproduksi migas maupun puluhan kegiatan eksplorasi yang dilakukan di berbagai lapangan prospektif, baik work over maupun eksplorasi baru. Ini sesuatu yang membanggakan bagi bangsa ini. Bahwa meski mengelola sumur-sumur uzur dengan tingkat penurunan alamiah yang demikain besar, namun usaha Pertamina EP untuk mendapatkan sumber minyak baru tidak pernah terhenti. Karena itu, sudah selayaknya, Pemerintah juga pemerintah memberi apresiasi terhadap uapaya Pertamina dalam memberi kontribusi terhadap produksi minyak nasional. Apresiasi itu bisa dilakukan dengan memberikan lapangan-lapangan migas yang po-
tensial untuk dikelola oleh Pertamina. Tidak ada yang perlu diragukan dari peran dan kontribusi Pertamina. Jika Pertamina sukses mendapatkan sumber migas yang potensial, maka semuanya akan bermuara pada negara dan kesejahteraan bangsa ini. Di negara manapun yang memiliki potensi minyak, perusahaan negaranya, selalu mendapatkan prioritas untuk mengelola lading minyak potensial. Jangan lagi meragukan kemampuan Pertamina. Sumber daya manusia, teknologi dan berbagai instrument lain untuk mendukung kesuksesan dalam kegiatan menemukan sumber minyak setara dengan peruahaan-peruahaan internasional lainnya. Dan keberpihakan pemerintah terhadap perusahaan nasional seperti Pertamina di mana pemerintah adalah pemegang sahamnya menjadi mutlak diperlukan. Semoga kontribusi Pertamina terhadap negeri ini tidak pernah surut. Ihsanul Akbar Depok
D
alang Slamet Gundono (Alm), semasa hidupnya mengguncang jagat kesenian Indonesia. Penampilannya saat mendalang dalam rangka memperingati 50 tahun Indonesia merdeka, menimbulkan kontroversi dan perdebatan pengamat dan khayalak. Pada pergelaran yang diberi tajuk ”pergelaran wayang kulit garap” di Solo, apa yang dibawakannya di luar kebiasaan dunia pewayangan kulit yang selama ini terjadi. Dalam pergelaran tersebut, dalang asal Tegal itu memadukan berbagai disiplin ilmu seni. Seni panggung tradisional, teater modern, tari, musik hingga seni rupa, dicampur menjadi satu. Semua geger, Slamet Gundono menampilkan wayang di luar pakem. Banyak yang mencelanya, tetapi tidak sedikit yang memuji langkah yang dilakukannya. Banyak yang menikmati dan suka dengan gaya dalang yang disajikannya. Buktinya, ia tak pernah kehilangan permintaan, bahkan semakin laris hingga akhir hayatnya. Apa yang dilakukan Ki Slamet Gundono kemudian membuka mata khalayak, bahwa wayang kulit yang selama ini sudah umum diketahui publik jika ditambah dengan unsure seni lain, akan memberi warna baru dan tetap berpijak pada koridor dasar pewayangan yang selama ii sudah ada. Secara umum, konsep di luar pakem atau out of the box, bisa diterapkan di mana saja, termasuk di industri minyak dan gas bumi. Itulah kini yang menjadi perhatian dari pimpinan di Pertamina EP dan juga pimpinan di PT Pertamina (Persero). Bahwa untuk mendapatkan sumber migas baru, tidak cukup dengan hanya mengandalkan cara lama. Harus ada inovasi, harus ada upaya untuk keluar dari cara yang selama ini menjadi pakem dalam menemukan sumber minyak dan gas bumi. Sebenarnya prinsip menggunakan pola baru di tempat lama atau pola lama di tempat baru, sudah menjadi pegangan terutama bagi tim eksplorasi, yang menjadi garda terdepan penemuan sumber-sumber migas. Namun mindset ini tidak akan berjalan, kalau tidak ada keberanian untuk menjalankannya. Prinsip berpikir di luar kebiasaan untuk mendapatkan sumber migas baru itu, kini sudah menuai hasil. Sumur Jati Asri (JAS-01) di field Subang adalah bukti nyata dari berpikir dan bekerja di luar pakem itu. Melalui pola stratigrafi, sumur JAS-01, berhasil menambah produksi migas Pertamina EP. Indra Prasetya, VP Eksplorasi Pertamina EP mengatakan, dari sisi “ilmu” pola stratigrafic sudah ada. Hanya saja selama ini belum pernah digunakan. Kesuksesan penemuan sumber migas di Jati Asri dengan pola baru-di luar kebiasaan yang adamemicu untuk melakukan cara-cara baru di berbagai kegiatan eksplorasi lainnya. Jika prinsip ini dipegang oleh setiap insane Pertamina EP, maka berbagai hal tidak terduga lainnya akan lahir dan bermunculan. Namun lagi-lagi, pimpinan PEP selalu menekankan, meski terus berburu “harta karun”, namun prinsip keselamatan jangan sampai diabaikan. Kesuksesan menemukan sumber migas baru tidak akan bernilai apapun, jika keselamatan dan kesehatan diabaikan, lingkungan menjadi rusak. Bahkan yang selalau ditekankan, jika prinsip-prinsip keselamatan kerja dipenuhi dengan baik, kesuksesan menemukan sumber migas baru akan mengikuti. Teruslah berinovasi, berpikir menemukan cara mendapatkan sumber migas dengan cara yang tidak biasa, di luar pakem, out of the box, namun prinsip dasar dalam keselamatan bekerja tetap yang paling utama.
PEMIMPIN REDAKSI: Aji Prayudi (VP Legal Relations) / REDAKTUR PELAKSANA: Pandji Galih Anoraga / REDAKSI: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong. ALAMAT REDAKSI: Menara Standart Chartered Lantai 21 – 29, Jl Prof. Dr. Satrio 164 Jakarta Selatan. Email:
[email protected]
4
Ed is i Nomor 6
ASSET 1
TAHU N II
Field Manager Rantau, Agus Amperianto bersama pemerintah setempat dan masyarakat sekitar saat penajakan sumur RNT-HZ3.
K
omitmen produksi adalah janji, utang yang harus dibayar. Itulah tekad para Field Manager sebagai komandan lapangan. “Kita pelototin produksi dua puluh empat jam,” ujar Manajer Field Rantau Agus Amperianto. Dia membuka telepon gengam selama 24 jam. Anak buahnya bisa melaporkan kapan saja jika ada ganguan produksi. Biasanya Agus langsung menyelesaikan gangguan dengan mendatangi langsung ke tempat kejadian dengan membawa fungsi terkait. Pada semester satu, produksi Rantau meski belum memenuhi target, berada diatas rata-rata produksi Aset. “Baru 97%,” ujarnya. Ia merasakan betul susahnya menaikan produksi. “ Naik 100 barel aja, sudah jadi barang mewah.“ ujarnya. Agus yakin pada semester dua field yang dipimpinnya bisa memenuhi target. Upaya yang dilakukannya adalah mengintensifkan pengeboran. Terakhir pada 20 Juni lalu Field Rantau melaksanakan sosialisasi tajak Sumur RNT-HZ3 yang dilaksanakan di Lokasi RNTHZ3 Desa Kebun Rantau, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, sekitar 9 km arah Timur kota Kuala Simpang, dan kegiatan tersebut merupakan penajakan (Rencana Kerja) tahun 2014. Sumur RNT-HZ3 merupakan sumur horizontal yang ditajak menggunakan Rig Skytop milik PDSI (Pertamina Drilling Service Indonesia) yang berkapasitas 450 HP hingga mencapai kedalaman akhir 1000 m dari lantai bor, dengan jangka waktu pelaksanaan selama 27 hari kerja operasi. Pada kesempatan tersebut, Pertamina EP memberikan santunan kepada 150 orang anak yatim piatu dan kaum dhuafa yang berdomisili di sekitar lokasi Pengeboran RNT-HZ3 Desa Kebun Rantau, Alur Manis dan Alur Cucur diserahkan langsung oleh Field Manager PT Pertamina Asset 1 Rantau Agus Amperianto bersama Bupati Kabupaten Aceh Tamiang Hamdan Sati ST didampingi Muspida dan Tim Manajemen. Dalam format kepedulian sosial ini, Pertamina EP juga menyerahkan 2 ekor sapi untuk disembelih dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat yang berada disekitar lokasi tajak. Agus Amperianto mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, alim ulama dan seluruh masyarakat Kampung Alur Cucur, Alur Manis dan Kebun Rantau yang berada di lingkungan operasional RNT-HZ3 agar kiranya dapat mendoakan dan mendukung terlaksananya kegiatan pengeboran ini dengan baik. Kegiatan pengeboran RNT-HZ3 ini merupakan salah satu upaya Pertamina EP untuk terus meningkatkan produksi secara organik dengan sejumlah inovasi, “Dukungan dari para pemangku kepentingan diperlukan sebagai bentuk kerjasama simetris yang menguntungkan bangsa Indonesia ke depan,” kata Agus Agus Amperianto. Bupati Aceh Tamiang Hamdan Sati dalam sambutannya mengatakan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang sangat mendukung kegiatan operasi PT Pertamina EP Field Rantau dalam upaya mencari migas untuk penambahan devisa bagi negara yang juga berdampak terhadap pendapatan daerah dalam pembangunan Aceh Tamiang.
TATA N A G U S RS T.
D O K . F IE L D RA N TA U
Tajak Sumur Untuk Penuhi Target
Kontrol HPCS Rantau. Seorang pekerja PERTAMINA EP Field Rantau sedang melakukan pengecekan rutin di unit HPCS yang mengantarkan Rantau mendapatkan penghargaan Operational Excellence.
Komitmen Bayar Utang Produksi Asset 1 pada semester pertama belum memenuhi target. Komitmen pencapaian target ditandatangani.
M
anajemen Asset 1 siaga satu. Irwansyah sebagai General Manager menyebut produksi asset yang dipimpinnya berada di zona merah. Ratarata produksi di bulan Juni2014 (MTD) adalah 17.042 BOPD atau 97.34% dari angka komitmen di bulan Juni 2014 sebesar 17.507 BOPD. Dari semua lapangan yang berada di bawah kendali Asset 1, hanya Field Lirik yang mencapai komitmen dengan produksi sebesar 2.207 BOPD. Irwansyah menegaskan produksi pada semester 2 harus ditingkatkan melebihi target untuk membayar utang produksi pada semester 1. “Kita harus berupaya bagaimana mencapai angka minimal 18.000 BOPD secepatnya agar angka komitmen 17.507 BOPD dapat tercapai. “ ujarnya. Ia berharap komitmen tersebut tidak dijadikan sebagai beban. “Ini target pencapaian realistis yang dapat diraih bersama “ Irwansyah menambahkan. Untuk terus membakar semangat, ia bersama jajaran manajemen Asset 1 menandatangani komitmen produksi. Penandatanganan dilakukan di Ru ang Crisis Centre Kantor Pusat PT Pertamina EP, Menara Standard Chartered, pada 19 Juni lalu. Hadir dalam acara penandatanganan tersebut Production & Operation Director Beni J.Ibradi,
Beni mengakui terdapat masalah yang dihadapi rekan-rekan di lapangan terutama dalam hal pengawasan. Namun semua itu bisa diatasi dengan memprioritaskan pengawasan di sumursumur yang menjadi andalan. “Pengawasan ekstra harus dilakukan terhadap sumursumur kunci yang besar produksinya” jelas Beni.
Asset 1 General Manager Irwansyah dan para Manajer di lingkungan Asset 1 serta para Field Manager Asset 1 yaitu dari Rantau, Pangkalan Susu, Jambi Lirik dan Ramba. Komitmen tersebut untuk mencapai target produksi yang dicanangkan Manajemen PEP dan disanggupi oleh GM Asset 1 dan jajaran di bawahnya. Penandatanganan komitmen merupakan upaya Pertamina EP untuk meningkatkan produksi migas nasional melalui peningkatan pengawasan terhadap area operasi. Dengan adanya penandatanganan komitmen ini, Beni J. Ibradi berharap dapat memotivasi GM Asset 1 dan jajarannya untuk mengejar target yang dicanangkan perusahaan.“ Semua Field jika terus berkonsentrasi dan peduli dengan komitmen yang ditandatangani maka akan meghasilkan prospek target yang semakin tinggi pencapaiannya,” kata Beni J Ibradi. Beni mengakui terdapat masalah yang dihadapi rekan-rekan di lapangan terutama dalam hal pengawasan. Namun semua itu bisa diatasi dengan memprioritaskan pengawasan di sumur-sumur yang menjadi andalan. “Pengawasan ekstra harus dilakukan terhadap sumur-sumur kunci yang besar produksinya” jelas Beni. Menurut Beni, dengan cara tersebut bisa diketahui masalah yang kerap dihadapi di sumur dan bisa langsung diambil langkah-langkah untuk mengatasinya. (Rio Indrawan )
Edi si N o m o r 6
ASSET 1
TA H U N I I
5
KILAS
D O K . F IE L D RA N TA U
Penghargaan CSR Untuk Lirik
Presiden Direktur dan Direktur Finance & Business Support Pertamina EP Mengunjungi komunitas Srikandi Kahyangan, binaan Pertamina EP.
Presdir Goes to Community
R
ANTAU- Bambang Sutrisno gembira bukankepalang. Kelompok Pembudidaya Ikan Tanah Berongga Sido Urep yang dipimpinnya mendapat kunjungan Direksi Pertamina. “Kami berterima kasih atas perhatian Pertamina EP selama ini. Ditambah lagia kunjungan langsung Direksi membuat kami senang,” lanjut Bambang Sutrisno saat berdialog dengan Direksi Pertamina EP belum lama ini. Tanah Berongga di Desa Kebun Tanjung Seumantoh, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang merupakan binaan Field Rantau. Kelompok ini mengkhususkan pengembangan budidaya ikan lele. Setelah mendapatkan pelatihan intensif megenai budidaya lele, sekarang setiap anggota kelompok sudah memiliki kolam lele yang menjadi mata pencaharian. Berbagai inovasi terus dikembangkan. Mulai dari pembuatan jamu untuk lele sampai dengan produk
turunan seperti abon Kunjungan menajemen Pertamina EP kepada penerima manfaat CSR merupakan program rutin PT Pertamina EP. Kali ini dilaksanakan olehPresiden Direktur, Direktur Finance & Business Support serta jajaran Manajemen Asset 1 Pertamina EP. Selain ke Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Tanah Berongga, kunjungan juga dilakukan kepada Srikandi Kahyangan, Kelompok ibu-ibu-ibu dan remaja putri pengrajin sulam dan payet dengan pemanfaatan limbah perca dan kain bekas di Kecamatan Pangkalan Susu Pertamina EP sebagai perusahaan yang memiliki tanggungjawab atas dampak yang dihasilkan dari kegiatan industri migas kepada masyarakat sekitar telah melaksanakan program CSR yang berkelanjutan. Untuk menunjukkan komitmen kepedulian ini, Manajemen Perusahaan melaksanakan kunjungan langsung kepada masyarakat sekitar khususnya para
penerima manfaat CSR di sekitar wilayahkerja Perusahaan. Dengan bertemu dan berdialog secara langsung dengan masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat diharapkan masyarakat secara khusus memiliki kebanggaan tersendiri dan dapat meningkatkan harmonisasi masyarakat dengan Perusahaan dalam member dukungannya terhadap kegiatan operasi Perusahaan. Dalam kesempatan dialog, Presiden Direktur Pertamina EP, Adriansyah menyampaikan bahwa perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam mencari sumber energi untuk negeri tidak terlepas dari dukungan masyarakat sekitar area operasi. Ia berharap program pemberdayaan masyarakat dapat semakin meningkatkan hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan masyarakat seiring dengan pertumbuhan perusahaan, masyarakat juga turut bertumbuh.
SIAK - Field Lirik menerima penghargaan CSR dari Pemerintah Kabupaten Siak. Penghargaan dierahkan Bupati H Syamsuar kepada Field Manager Lirik Herulrianto pada 24 Juni 2014. Penghargaan ini merupakan apresiasi Pemkab Siakatas Program CSR Pertamina EP yang membentuk Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPMP) budidaya Palawija di Kecamatan Kotogasib, Kabupaten Siak. Heru Irianto mengaku sangat bangga atas diperolehnya penghargaan tersebut. Ia berharap program PPMP Budidaya Palawija bermanfaat bagi warga sekitar wilayah operasi. “Saya berharap program itu bisa meningkatkan ekonomi mereka.
Pelatihan Managemen Organisasi Fied Lirik LIRIK – Dalam rangka melaksanakan Program Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP), Pertamina EP Field Lirik bekerjasama dengan CECT Trisakti menggelar pelatihan manajemen organisasi dan teknis budidaya ikanbagi para kelompok tani dan karangtaruna di Kecamatan Koto Gasib danLirik, 16 s.d 18 Juni 2014. .Selama pelatihan berlangsung, para peserta pelatihanterlihata ntusiasdalam mendengarkan materi dan melakukan diskusi dengan pembicara. Mereka berharap program ini dapat berhasil dan dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Field Manager Lirik Herulrianto berharap program PPMP ini dapat diterapkan di tempat masing-masing dan memberikan nilai manfaat bagi para anggota kelompok tani dan karang taruna yang terlibat. Ia yakin ke depan Lirik dapat menjadi salah satu penghasil ikan lele, nila, dan kompos organik sehingga masyarakat luar dapat berkunjung ke Lirik untuk mencari pasokan ikan konsumsi maupun kompos organik.
Menghijaukan Muaro Jambi
PRABUMULIH — Berawal dari tahun 2010, tim CSR Field Limau melihat potensi dan tekad serta minat sekelompok warga desa Karya Mulia Kec. Rambang Kampak Tengah Kota Prabumulih terhadap budidaya pengembangbiakan sapi. Sejalan dengan komitmen perusahaan untuk turut serta memajukan masyarakat di sekitar wilayah kerja, maka perusahaan memulai inisiasi program CSR berbasis bina lingkungan bertajuk budidaya sapi. Program dimulai dengan memberikan pelatihan seputar tata cara serta metode beternak sapi yang benar. Peserta pelatihan merupakan sebuah kelompok tani, Fajar Mulya dari desa Karya Mulya yang dikoordinir oleh Sugeng, selaku kepala desa saat itu. Beranggotakan 10 orang, kelompok ini pun mendapat bantuan berupa 10 ekor sapi. Bantuan CSR yang diperoleh perusahaan tentu harus dapat diper-
tanggungjawabkan serta konkret pemanfaatannya. Perusahaan terus mengawasi aktivitas kelompok tani, dan kelompok pun memberikan feedback yang sangat baik kepada perusahaan. Meskipun dengan tempat pakan dan atau kandang yang secara sederhana mereka buat sendiri dan tidak besar, sapi-sapi yang diberikan dirawat dengan baik dan mampu berkembang biak. Melihat kinerja kelompok tani terhadap program yang berjalan, maka perusahaan kembali memberikan bantuan berupa perluasan kandang dan pembuatan tempat pakan pada tahun 2011. Dengan begitu, pengkoordinasian pemberian pakan untuk sapi dapat terkondisikan lebih baik. Program ini dijalankan dengan sistem berbagi berlanjut. Ketika sapi beranak 2, maka salah satu akan dikembalikan ke perusahaan dan satu lagi menjadi aset dari kelompok tani.
Sementara sapi-sapi perusahaan hasil pengembalian akan diturunkan secara bergulir kepada kelompok tani selanjutnya yang mampu menunjukkan komitmen untuk menjalankan program. Tidak berhenti di pembiakan sapi, ternyata kelompok tani Fajar Mulya memiliki inisiatif untuk mempelajari proses pengubahan kotoran sapi menjadi biogas. Mengingat kotoran sapi yang terproduksi tidak sedikit, mereka mulai mengumpulkannya dan belajar untuk mengolahnya dengan perangkat sederhana menjadi biogas. Melihat inisiatif yang baik ini, tentu perusahaan menyambut baik perkembangan program yang positif. Sehingga pada tahun 2012, perusahaan membantu dalam support pembuatan reaktor biogas. Dituturkan anggota kelompok, biogas ini sangat membantu mengurangi pengeluaran dapur karena tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli tabung gas.
DOK . I R PAN / AR .
Berbagi Berlanjut Budidaya Sapi Penanaman bibit secara simbolis oleh Wakil Bupati Muaro Jambi
MUARO JAMBI – Dalam rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2014 tingkat Kabupaten Muaro Jambi PT Pertamina EP Asset 1 Field Jambi menyerahkan bantuan 1200 bibit pohon buah dan ekologi endemik Jambi, seperti Jeutung, Meranti, dan Gaharu l kepada BLHD Muaro Jambi. Seluruh bibit pohon tersebut akan ditanam di perkantoran dinas, sekolahsekolah serta fasilitas umum lainnya di wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Dalam acara yang dilangsungkan di SMAN 13 Muaro Jambi Desa Tanjung Pauh Kecamatan Mestong km. 35 itu. Wakil Bupati Muaro Jambi Kemas Muhammad Fuad secara simbolis melakukan penanaman pohon penghijauan. Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut andil dalam gerakan penyelamatan lingkungan, khususnya peran aktif PT Pertamina EP Field Jambi untuk turut menghijaukan Muaro Jambi. Pertamina EP Field Jambi berkomitmen untuk tumbuh bersama lingkungan dengan terus aktif dalam berbagai kegiatan ingkungan di dalam maupun di luar kegiatan operasional perusahaan. (Irpan/Ar)
Ed is i Nomor 6
ASSET 2
TAHU N II
DOK. ASSET 2
6
GM Asset 2 Pribadi Mahagunabangsa (Kiri) dan Presiden Direktur Pertamina EP Adriansyah sesaat sebelum meresmikan SP Niru.
SP Niru Untuk Dongkrak Produksi Modernisasi fasilitas produksi terus dilakukan Diresmikan SP Niru yang disebutsebut sebagai salah satu yang terbaik di Pertamina EP.
O
ptimisme itu menyeruak dari Desa Jumeng, kecamatan Rembang Dangku, Kabupoaten Muara Enim. Hari itu, pada 10 Juni 2014, Presiden Pertamina EP, Adriansyah meresmikan stasiun pengumpul baru Niru. ”Banyak nilai tambah yang dapat kita petik dari pembangunan SP Baru Niru ke depan. Fasilitas ini bisa men-
dukung kenaikan produksi dari pengembangan Struktur Niru,” ujarnya. Fasilitas baru ini merupkan pengembangan dari SP XI yang usianya sudah uzur, dibangun pada 1971. Dengan umur yang sudah empat puluh tahun lebih, performanya sudah tak fit lagi. Apalagi, sekarang ini Field Prabumulih lagi giat mengembangkan Struktur Niru.
Selama ini Produksi Niru memang masih belum optimal kalah jauh dibandingkan Struktur Ogan ataupun Talangjimar yang selama ini menjadi andalan Field Prabumulih sehingga mampu menjadi lapangan dengan produksi terbesar. Tak hanya di lingkungan Asset 2, tapi juga di seluruh Pertamina EP. Pada peresmian itu Presdir di-
dampingi Production & Operations Director Beni J Ibradi dan manajemen Asset 2. Penyelesaian SP Niru ini lebih lambat dari jadwal yang telah ditetapkan. ”Saya mendengar ada sedikit keterlambatan dalam penyelesaiannya, namun hal itu masih dalam batas kewajaran, ujar Adriansyah. ”Semoga melalui Management Walk Through ini kita dapat mengevaluasi berbagai
Mengejar Proyeksi Produksi 136 %
DOK . ASSE T 2
P
rabumulih masih menjadi tumpuan harapan Asset 2 untuk memenuhi target produksi. Selama ini lapangan ini dikenal sebagai salah satu kontributor migas terbesar di Pertamina EP. Posisi ini sepertinya belum tergoyahkan dalam beberapa tahun ke depan. Potensi Struktur Ogan, PMB Lembak, GNK, Belimbing, Kuang, Beringin dan Raja yang berada di bawah kendali Field Prabumulih masih bisa dioptimalkan. Seperti terungkap dalam Diskusi Integreted Work Over Program bersama SKK Migas Pusat yang berlansung di Ruang GM 2, pada 2 Juni lalu, meski pada awal-awal tahun produksi minyak Asset 2 belum mencapai target, namun pada
Diskusi Integrated Work Over Program antara Asset 2 dan SKK Migas.
bulan April-Mei untuk pengeboran dan pekerjaan sumur, jika diakumulasikan produksinya sudah diatas target. “Keberhasilan kita di atas target, terbantu oleh pekerjaan reparasi, reopening, fracturing atau stimulasi yang memang cukup bagus,” ujar Pjs Asset 2 Exploitation Senior Manager Wit Mulya. Pada kesempatan itu Eti Suryati dari Reservoir Asset 2, memaparkan kegiatan operasi dan pengeboran 2014 di PEP Asset 2. Mulai dari proyeksi produksi, summary RK 2014, sasaran versus monitoring program pengeboran, realisasi produksi minyak, gas dan BOE Asset 2 status April, realisasi dan proyeksi produksi minyak, well intervention dan bor, KUPL, stimulasi, reopen-
kendala yang mungkin terjadi dikemudian hari”. General Manager Asset 2, Pribadi Mahagunabangsa menyebutkan SP baru Niru merupakan salah satu yang terbaik di Pertamina EP, Kelengkapan dan sarana pendukung terkait daya tampung fluida, kapasitas gas, penanganan water cut sudah standar. Nilai tambah lain yang dimiliki SP Niru Baru ini, adanya instalasi power plant yang menggunakan Gas Turbine Generator (GTG), dengan kapasitas 3,5 MW, Water Treatment Plant (WTP) yang sudah terkontrol operasi menggunakan PLC dan sistem transfer fluida dari sumur cluster, dengan satellite ring line. Semua fasilitas produksi yang dimiliki diharapkan dapat membantu kondisi eksisting SP XI yang tidak mencukupi kapasitas hanya 12.000 BFPD. Sedangkan SP Baru ini dapat menampung produksi eksisting lebih besar hingga 25.000 BFPD. Usai melakukan MWT dan peresmian SP Baru Niru, Production & Operations Director Beni J Ibradi, Asset 2 General Manager Pribadi Mahagunabangsa dan manajemen langsung menuju Gedung Patra Ria guna menggelar tele conference yang juga di ikuti jajaran pekerja dari Pendopo Field dan Adera Field. Pada kesempatan itu, dipaparkan evaluasi kinerja produksi minyak Asset 2 tahun 2014 dan prognosa produksi dari seluruh Field, declining rate eksisting produksi serta pembahasan kinerja optimalisasi dan penandatanganan komitmen bersama guna peningkatan produksi minyak oleh manajemen Asset 2 dari semua fungsi guna mencapai target produksi minyak PEP yang dicanangkan sebesar 128.000 BOPD. Program lain yang turut dibahas BOD PEP adalah Rencana Kerja dan pengeboran Asset 2 tahun 2014, executive summary dan kinerja sumursumur produksi, realisasi & proyeksi produksi minyak, pengelolaan water management di Field Prabumulih serta kendala lain yang ada pada struktur-struktur potensial di wilayah Asset 2. Untuk menambah produksi, manajemen Asset 2 terus mengoptimalkan pengeboran sumur pengembangan (workover). (lihat boks)
ing dan pekerjaan sumur reparasi. Termasuk overview kinerja produksi masing-masing field juga dipaparkan, mulai dari Prabumulih Field Pendopo Field, Adera Field dan penjelasan terkait dari tim Eksploitasi Asset 2. Mengacu keberhasilan pengboran empat sumur di awal tahun, Asset 2 menambah lagi lima pengeboran tambahan sampai akhir semester dua, dari total 19 sumur yang akan dibor tahun ini. Sementara Realisasi pengeboran sampai April sudah mencapai 43%. Hasilnya cukup signifikan. “Sampai akhir tahun proyeksi produksi minyak kita akan mencapai 136%,” ujarnya. Kontribusi terbesar disumbang dari sumur OGN A-6 (OGN-36) target 135 BOPD realisasi 1186 BOPD, NR49 (L5A-290) target 250 BOPD, realisasi 744 BOPD serta sumur-sumur lain di stuktur NR, OGN, PMB, GNK serta lapisan potensial lainnya yang masih bisa dioptimalkan,” ujarnya.
Edi si N o m o r 6
ASSET 2
TA H U N I I
7
KILAS
DOK. ASSET 2
Pertamina EP Asset 2 Resmikan Masjid Al Amalan Sukaraja
Syukuran Penajakan Sumur Ogan A9/37 Field Prabumulih.
Mengandalkan Ogan dan Talangjimar PRABUMULIH - Struktur Ogan dan Talangjimar masih menjadi primadona produksi Field Prabumulih. Pengeboran di kedua struktur tersebut terus diotimalkan. Menyusul keberhasilan penajakan sumur Ogan A6/OGN36 yang sejak Mei berproduksi sebesar 1186 BOPD, Field Prabuluh pada 18 JUni lalu menggelar sosialisasi dan selamatan sumur migas Ogan A9/37 yang di tajak awal Juni lalu. Sumur yang terletak di Desa Tanjung Bulan, Kecamatan Rambang Kuang, Kab. Ogan Ilir akan di bor menggunakan rig PDSI selama 38 hari, sampai kedalama akhir 1500 m. Berdasarkan referensi sumur-sumur potensial di Sruktur Ogan, diharapkan OGN A9 pada tes produksi nanti bisa melampaui target perusahaan. M Gustaf Akib yang mewakili Field Manager Prabumulih menekankan pentingnya penegakan kaidah keselamatan kerja/HSE disetiap pengeboran. “Keselamatan kerja adalah elemen dasar dalam setiap pengeboran,” ujarnya. Untuk itu diperlukan support dan kerjasama semua pe-
mangku kepentingan. Mari kita bekerjasama untuk kemajuan perusahaan, mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya warga Desa Tanjung Bulan,” ujarnya. Sementara di Talangjimar dilakukan sosialisasi dan selamatan sumur TLJ-36/INF-242 jpada 19 Juni yang dipusatkan di Desa Talang Balai, Kecamatan Belida Darat, Kab. Muara Enim. Acara dihadiri M Echman yang mewakili perusahaan. Hadir juga Company Man PDSI, Korlap Lapangan Ogan, Danramil Belida Darat, Kades Talang Balai, perwakilan Engineering, G&G Asset 2, HSE Field Prabumulih, staff L&R dan unsur Tripika Kecamatan Rambang Kuang. Berdasarkan evaluasi bawah tanah, penajakan Sumur TLJ-36 INF/242 bertujuan untuk menyempurnakan titik serap dari lapisan A dan Gumai Formation di sebelah Timur Strukur Talang Jimar. Dari referensi HBS-01 dan TLJ-155, diketahui lapisan A berkembang bagus dengan tebal 5-6 meter yang diperkirakan masih berada dalam kolom minyak.
DOK . ASSE T 2
Mendongkrak Jirak
PENDOPO-Direktur Pengembangan PT Pertamina EP Satoto Agustono melaksanakan kunjungan lapanagan dalam rangka Management Walkthrough ke Field Pendopo pada 12 Juni 2014. Pada kesempatan tersebut, tim manajemen mengunjungi Lapangan Jirak di
Desa Jirak Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin. Mereka meninjau aktivitas pengeboran yang sedang berlasngsung dengan menggunakan a rig SU-25 Lapangan Jirak merupakan Break Through Program Sistem Sinergi
Sedangkan Gumai Formation berkembang lebih tebal sekitar 8-10 meter dan sumur yang pernah dilakukan uji produksi adalah HBS-01 DST-5 sebesar 124 BOPD/1.8 MMscfd. TJL-36 INF di tajak menggunakan rig Emsco D2/38 dengan kapasitas 750 HP milik PT PDSI Area Sumbagsel. Dalam sosialisasi dan selamatan di kedua sumur itu, PT Pertamina EP Asset 2 telah menunjukkan kepedulianya di bidang CSR dengan menggulirkan bantuan paket sembako, bantuan material untuk 2 unit parkir kantor Kecamatan Rambang Kuang dan pembangunan jalan setapak untuk warga Tanjung Bulan. Sedangkan bagi warga Talang Balai dibantu juga paket sembako, puluhan tas sekolah untuk anak SD dan bantuan material bangunan untuk pembangunan masjid di Desa Talang Balai. Puncak acara ditandai pemotongan tumpeng dan tausiyah agama oleh Ustadz HA Rozak Mukti yang mengambil tema pandai-pandailah menerima syukur nikmat yang diberikan Allah SWT kepada umatnya.
Optimalisasi Produksi (BTP-SSOP). Dari beberapa sumur yang sudah di reaktivasi menghasilkan kenaikan produksi lebih dari 150 BOPD. Pada kunjungan tersebut, Direktur Pengembangan didampingi Geology Geophisic Reservoir Production Bambang IPN. Dari tim manajemen Asset 2 diikut oleh Asset 2 Exploitation Senior Manager Wit Mulya, Asset 2 Surface Facilities Manager Ali Michrozidj. Seusa melakukan MWT dilakukan pertemuan dengan seluruh pekerja Field Pendopo di malam harinya. Pada malam ramah tersebut, Satoto menegaskan harus mau menganalisis statistic, metode apa yang sudah dilaksanakan dan membaca peluang untuk mencoba hal baru. “Saya lebih memilih mencoba namun gagal dibandingkan tidak mencoba samasekali, “ ujarnya. Ia juga menyebutkan, harus pandai meniru keberhasilan di tempat lain untuk diaplikasikan di tempat kerja. “Dan jangan lupa kitajuga harus percaya diri,” ungkapnya.
SUKARAJA - Masjid Al Amalan yang berdiri tegak dan megah, secara resmi diserahkan kepada masyarakat oleh Pertamina EP Asset 2 yang ditandai penguntingan pita oleh Asisten 2 Pemerintah Kota Prabumulih, H A Sobri SH didampingi Prabumulih Field Manager, M Nur. Masjid ini berlokasi di Jl Air Mendidih, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Prabumulih Selatan. (Rabu, 11/06). FM Prabumulih M Nur mengatakan, agar masjid bantuan pihaknya dari Program Corporate Social Responsibility (CSR) bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk kemaslahatan umat muslim khususnya terutama untuk syiar Islami. Sementara itu, Asisten 2 Pemkot Prabumulih, H A Sobri SH sangat berterima kasih atas kontribusi Pertamina EP di wilayah Prabumulih ini. Berkat kontribusinya itu pertumbuhan pembangunan di kota ini cukup pesat, dan maju. ”Kita berikan apresiasi untuk peran serta dan dukungannya,” ucapnya.
Field Pendopo Peduli Balita TALANG UBI- Untuk meningkatkan derajat kesehatan balita di sekitar wilayah kerja perusahaan, Field Pendopo bekerjasama dengan Persatuan Wanita Patramenggelar acara Pertamina PeduliBalita. Acara tersebut dikemas dalam bentuk pemberian makanan tambahan di Posyandu Merpati Putih Kelurahan Talang Ubi Utara Sumberjo KecamatanTalangUbi KabupatenPenukal AbabLematangIlir (PALI), pada 10 Juni lalu Camat Talang Ubi Asrohidal mengapresiasi kegiatan sosial kemasyarakatan yang telah kesekian kali diberikan Pertamina, khususny imasyarakat yang berdomisili di Kecamatan Talang Ubi. Untuk itu, ia mengharapkan masyarakatkhususnya di lingkungan Kelurahan TalangUbi Utara dapat ikut berpartisipasi mendukung berbagaibentuk program atau misi Pertamina dalam memberdayakan masyarakat di sekitar wilayahkerja. ”Mari kitabersama-samamendoakansebagai rasa syukurkita agar produks ikhususnya di PTPertamina EP Asset 2 Pendopo Field lebih meningkat lagi di kemudian hari, “ himbaunya. (erm/Tjs)
Forum Komunikasi Csr Prabumulih Terbentuk PRABUMULIH - Forum Komunikasi Corporate SocialResponsibility (CSR) yang diketuai oleh Pertamina EP Asset 2 Prabumulih, terbentuk berkat kerjasama pemerintah Kota Prabumulih dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Prabumulih baik perusahaan migas, perusahaan non-migas, perusahaan jasa dan perusahaan lainnya. Forum ini bertujuan menyelaraskan pembangunan Kota Prabumulih dengan program-program CSR yang dimiliki oleh setiap perusahaan yang beroperasi di Prabumulih, sehingga programprogram CSR yang dilaksanakan tidak tumpang tindih dan bisa tepat sasaran. Corporate Social Responsibilty (CSR) merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar operasional perusahaan. Aaspek keberlanjutan atau pemberdayaan masyarakat menjadi tujuan penting bagi pelaksanaan program CSR. Program utama yang dijadikan prioritas dalam forum komunikasi CSR ini adalah perbaikan Rumah Tidak Layak Huni ( RTLH) yang ada di seluruh wilayah Kota Prabumulih dengan total rumah yang akan diperbaiki sebanyak 937 rumah. Kemudian program-program lain di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan setiap perusahaan yang mengelola sumber daya Alam harus melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina EP Asset 2 Prabumulih menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya kepada masyarakat Kota Prabumulih, dan program yang dilaksanakan juga lebih difokuskan di program yang bersifat pengembangan masyarakat untuk menuju kemandirian, dibandingkan hanya program yang bersifat charity/sponsorship. (Yogi)
8
Ed is i Nomor 6
ASSET 3
TAHU N II
Matindok Tancap Gas Matindok bakal menjadi salah satu andalan produksi Pertamina EP. Bisa menjadi penyangga kebutuhan gas domestik yang terus meningkat.
Flaring DST Lapisan Batugamping Minahaki Sumur MTD-6
DOK . ASSET 3
Kunjungan General Manager Proyek Pengembangan Paku Gajah
Musalam Latuconsina melakukan Management Walk Trough di EPF Pagardewa. Banyak perbaikan yang perlu dilakukan antara lain rekonstruksi pagar keliling sehingga pos jaga berada di luar pagar, pengecatan ulang peralatan dan fasilitas, pemasangan Handrail di beberapa lokasi, leveling lokasi dengan batu kerikil, dll. “Saat ini EPF Pagardewa memang belum dinominasikan untuk Fasilitas Terbaik dalam implementasi keselamatan Operasi fundamental, namun harapan di periode berikutnya dapat menjadi salah satu yang terbaik,” ungkap Musalam. Pada hari yang sama, Musalam meninjau kesiapan lokasi Sumur KRD-01. Pada Juli 2014, di situ akan dilakukan pekerjaan work over dengan estimasi produksi 2,5 MMSCFD.
Sumur development MTD6 ditajak padatanggal 7 Mei 2014 dengan kedalaman akhir di 2225mMD, Sumur ini sebagai titik serap gas dari reservoir batu gamping Formasi Minahaki untuk memenuhi komitmen suplay gas ke pembeli pada awal tahun 2016, sales gas dari CPP (central peocessing plants) Matindok sebesar 55 Mmscfd (35 Mmscfd ke DS-LNG dan 20 Mmscfd ke PLN). Pertamina EP menargetkan proyek pengembangan gas Matindok mampu menghasilkan produksi gas 105 Mmscf. Satu CPP lain dibangun di Donggi yang akan mengalirkan gas sebesar 50 Mmscfd yang sepenuhnya dipasok ke DS-LNG) Rencana pengembangan (plan of development/POD) pengembangan gas Matindok disetujui 24 Desember 2008 dan selanjutnya POD revisi pada 30 Maret 2011. Proyek Matindok mengandalkan em-
Road To Zero Accident Paku Dewa
F OTO- FO TO: DOK . A SS E T 3
DOK. ASSET 3
K
habar baik berhembus dari Proyek Pengembangan Gas Matindok. Pengeboran sumur pengembangan Matindok (MTD-6) berhasil menemukan kandungan gas pada lapisan batu gamping Minahaki di kedalaman 2142 – 2167mMD (trayek lubang 8.5”). Untuk lebih mengoptimalkan reservoir Karbonat Minahaki dilakukan stimulasi (Acid Job). Proses ini baru pertama kali dilakukan di Area Matindok. Hasilnya, rate hidrokarbon naik signifikan sebesar 13-24 %. Setelah dilakukan stimulasi pada jepitan 32/64” dengan laju alir sebesar10.30 MMSCFD,kondensat165.6 BCPD dan WHP = 2200 psig, H2S 4000 ppm & CO2 3 %, Sedangkan pada jepitan 56/64” mampu mengalirkan gas dengan laju alir sebesar 20.23 MMSCFD, kondensat197.5 BCPD dan WHP = 1300 psig,H2S 4000 ppm & CO2 3 %.
PRABUMULIH – Paku Gajah Development Project (PGDP) bersama dengan Field Prabumulih mengadakan latihan bersama pema dam kebakaran di EPF Pagardewa pada 26 Juni. Pelatihan ini diikuti oleh tim HSE PGDP, tim HSE Field Prabumulih, Operator PT BBS EPF PDW dan Operator PT BBS EPF TASIM-4. Pada latihan kali ini dsertakan juga peralatan yang Fire Protection Existing yang tersedia di EPF Pagardewa serta 1 Unit Fire Truck milik Field Prabumulih. Skenario yang di implementasikan adalah munculnya api di sekitar area tangki lalu dilanjutkan dengan
implementasi Emergency Response Plan yang berlaku di EPF Pagardewa. Hal tersebut termasuk sistem komunikasi dari EPF Pagardewake SPG Pagardewa serta permintaan bantuan pengiriman dari Field Prabumulih. Salah satu hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengiriman bantuan unit Fire Truck ke Pagardewa masih membutuhkan waktu yang tidak sedikit. “Salah satu wacana dengan HSSE Field Prabumulih adalah kami akan kerjasama penyediaan Fire Station berikut Firemen di Pagardewa untuk mengakomodir kebutuhan di sekitar Pagardewa hingga Kuang,”
pat formasi batuan, yakni struktur Donggi, Matindok, Maleoraja, dan Minahaki Selain di MInahaki, sebelumnya dilaporkan PPGM berhasil menemukan cadangan gas bumi sebesar 16 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) di Area Matindok, Sulawesi Tengah. Potensi gas diperoleh dari lapisan baru batu gamping pada kedalaman sekitar 1.900 meter melalui pengeboran sumur Matindok (MTD)-7. Pada lapisan yang sama ditemukan juga kondesat sebesar 175 barrel. Pengeboran sumur MTD-7 merupakan bagian dari rencana tujuh sumur yang akan diproduksi di Area Matindok. Proyek Pengembagan Gas Matindok diharapkan bisa segera berproduksi untuk menjamin kebutuhan gas domestik yang terus meningkat. Permintaan gas di Indonesia akan meningkat sekitar 4,8% per tahun antara 2015 hingga 2025.
kata HSSE Project Ast Man, M. Nur Samudin. Pelatihan pemadaman kebakaran sejalan dengan program, Road to Zero Accident PT Pertamina EP, Tak hanya karyawan, programam peningkatan kompetensi HSE juga diberlakukan kepada mitra kerja. Salah satunya dengan menggelar training HSE pada 23 Juni lalu Pelaksanaan training HSE ini dibuka oleh General Manager PGDP, Musalam Latuconsina dan Business Support Superintendent, Daniel Munthe. Dalam laporan pelaksanaan acara yang diadakan oleh Perusahaan Penyedia Jasa Penunjang (PPJP) PT Inamco Varia Jasa, Munthe menyampaikan bahwa pada Bulan Juni 2014 telah dimulai kontrak TKJP tahun 2014 – 2016 termasuk didalamnya adalah detail klausa kontrak pelatihan HSE untuk TKJP. Dengan demikian diharapkan persyaratan – persyaratan HSE, pembinaan dan pelatihan HSE dapat terakomodir dalam kontrak sesuai apa yang telah direncanakan sebaik – baiknya. “Basic HSE Training ini sebagai bagian dari rangkaian training HSE yang akan diberikan kepada akar rumput di lokasi kerja. Yang pertama adalah Basic HSE Training, selanjutnya ada Lifting & Rigging, Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan serta Emergency Preparedness” kata Musalam Latuconsina saat pembukaan acara. Dari pelaksanaan pre-test dan post-test menunjukkan tingkat kenaikan nilai rata – rata adalah 33% dengan skor akhir terendah 70, skor tertinggi 95. Dengan demikian, pelaksanaan Basic HSE Training ini dapat meningkatkan HSE awareness pada masing – masing mitra kerja PGDP serta dapat berpartisipasi aktif untuk pencegahan terhadap kecelakaan.
Edi si N o m o r 6
ASSET 3
TA H U N I I
9
KILAS
Ternak Domba Terpadu Di Ring Satu Beternak domba menjadi warisan turun temurun warga Desa Pasirukem, Kecamatan Cilamaya Kulon. Menjadi program CSR Unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan.
F
ield Subang meluncurkan program CSR Ternak Domba Terpadu di Desa Pasirukem, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang pada 12 Juni lalu. Turut hadir pada acara ini perwakilan Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Peternakan Kabupaten Karawang, serta aparat Desa dan Muspika Kecamatan Cilamaya Kulon. Program ini dilaksanakan berdasarkan social mapping yang dilaksanakan oleh Field Subang di awal tahun 2014, menjadi salah satu program CSR unggulan yang dirumuskan dalam rencana strategis (renstra) CSR) Field Subang. Sebagai tindak lanjut focus group discussion (FGD) di beberapa desa Ring 1 wilayah operasi Field Subang, di bentuklah satu kelompok ternak terpadu yang terdiri dari 15 orang
anggota masyarakat dari Dusun Wagirsari. “Selanjutnya akan menjadi mitra binaan CSR Field Subang,” ujar Subang Legal & Relation Assistant Manager, Yosi Ardilla. Peternakan adalah salah satu bidang yang potensial untuk dikembangkan di wilayah Cilamaya mengingat tingginya potensi pasar, ketersediaan rumput/pakan, serta kesesuaian dengan budaya masyarakat setempat. Alasan inilah yang mendasari pelaksanaan program ternak domba terpadu di wilayah ini. Adapun tujuan utama dari implementasi program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam usaha ternak domba,membuka peluang usaha,meningkatkan pendapatan masyarakat, serta turut berkontribusi dalam pembangunan sektor peternakan di Kabupaten Karawang.
Yosi menjelaskan bahwa pola usaha yang dikembangkan pada program ini adalah pola perguliran ternak dengan mengembangkan sistem kandang terpadu. “Melalui model kandang domba terpadu ini diharapkan lokasi ini akan menjadi pusat kegiatan belajar masyarakat serta sentra budidaya ternak domba di Kabupaten Karawang”, terang Yosi. Ke depan, selain melaksanakan usaha budidaya ternak, juga akan dikembangkan usaha pengolahan hasil ternak, pengolahan kompos, serta pengolahan berbagai produk lainnya yang berbasis ternak domba. Untuk melaksanakan program pengembangan ternak domba terpadu ini, PT. Pertamina EP Asset 3 Subang menggandeng CARE LPPM IPB untuk mendampingi masyarakat, khususnya para peternak dalam menjalankan usahanya. Pendampingan yang diberikan berupa teknik beternak yang baik, manajemen usaha serta manajemen pemasaran. Pada peluncuran program ini dilakukan penyerahan 40 ekor domba serta satu unit kandang beserta perlengkapannya kepada kelompok peternak Bina Usaha Mandiri dan dilanjutkan dengan pelatihan teknik budidaya dan manajemen usaha bagi para anggota kelompok selama dua hari dari tanggal 12-13 Juni 2014. FF
DOK. ASSET 3
DOK. ASSET 3
Pelatihan Gada Pratama
BANDUNG – PT Pertamina EP Asset 3 selenggarakan pelatihan dasar Satpam Gada Pratama untuk anggota sekuriti beberapa waktu lalu di Kampus II PusdiklatProvinsiJawa Barat, CipageranCimahi Bandung. Pelatihan ini merupakan program kerja HSSE Field Jatibarang di Tahun 2014 dan rencana pelaksanaanakan dibagi menjadi 7 batch, disamping itu pelatihan Dakhura atau biasa disebutPHH ( Tindakan Huru Hara) juga menjadi bagian dari rencana berkelanjutan program HSSE Jatibarang Field di tahun berikutnya. Adapun Tujuan dari pelatihan Gada Pratama adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (sekuriti) yang berada di PT Pertamina EP, khususnya Field Jatibarang.
Pertahanan Udara Aktif Untuk Objek Vital MUNDU - Field Jatibarang bekerjasama dengan Yonarhanudse-14 mengadakan Pelatihan Teknis dan Taktis tingkat Peleton Yonarhanudse 14 Dam III/Slw di Lapangan Gelora Patra Komperta Mundu. Motto yang diambi l dalam kegiatan kali ini adalah “Yonarhanudse 14 Menyelenggarakan Operasi Pertahanan udara aktif guna melindungi obyek vital nasionalPertamina EP Asset 3 Jatibarang Field”. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengamanan objek vital Nasional dan kelanjutan workshop sinergitas Pengamanan Obvitnas TNI/Polridengan PT Pertamina EP Jatibarang Field yang telah diselenggarakan bulan Maret Kerjasama ini rencananya akan terus berlanjut dan menjadi agenda rutin kedua belah pihak setiap tahunnya. Tahun 2014 dijadwalkanakandigelar 2 (dua) kali yaitu pada bulan Juni dan Septembe rmasing-masing di Wilayah Mundu dan wilayah Cemara.
S
elain Field Subang, ternak domba juga menjadi program CSR unggulan Field Jatibarang. Peningkatan kemampuan kelompok binaan terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan studi banding seperti dilakukan Kelompok Tani Jambi Sari. Kelompok binaan Field Subang ini melakukan studi banding. Kegiatan ini diyakini sebagai salah satu cara untuk pembenahan kelompok baik secara teknis maupun non teknis. Kegiatan studi banding dilaksanakan pada 10 Juni dengan mengunjungi 3 (tiga) objek studi, antara
lain ke lokasi padi organik sistem SRI yang dikelola oleh Gapoktan Simpatik Tasikmalaya, lokasi peternakan domba Garut yang berada di Desa Cisayong Tasikmalaya dan lokasi pabrik pupuk organik granul di Desa Padaherang Kab. Ciamis. Pelaksanaan studi ban ding diikuti oleh dua puluh orang peserta pengurus kelompok tani ternak Jambi sari, Kepala Desa Karanglayung dan CSR Staff Field Jatibarang. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi anggota kelompok tani ternak Jambisari untuk terus berupaya dan mengem-
DOK . ASSET 3
Studi Banding Domba Garut
Foto bersama Poktan Jambisari dengan kelompok ternak domba Garut.
bangkan usahanya ke arah yang lebih maju. Manfaat lain yang diharapkan anggota kelompok tani ternak
Jambisari yang melakukan studi banding dapat mengadaptasi kegiatan usaha untuk diterapkan sen-
diri dan membantu pemenuhan sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas pembelajaran.
10
Ed is i Nomor 6
ASSET 4
TAHU N II
DOK. ASSET 4
TATA N A G U S E S T.
Rumah Rusa Jawa
BOJONEGORO – Bertempat di Kecamatan Malo Bojonegoro Jawa Timur, pada Jumat (27/6) diadakan peresmian Penangkaran Rusa Jawa (Cervus timorensis) yang merupakan kerjasama antara PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field bersama Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan. Hadir dalam acara tersebut Bupati Bojonegoro Drs, H. Suyoto Msi., Field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field, Wresniwiro mewakili General Manager Asset 4 dan Administratur KPH Parengan, Daniel Budi Cahyono. Bupati Bojonegoro Drs, H. Suyoto Msi. meresmikan penangkaran rusa tersebut dengan membuka tirai papan nama Lokasi Penangkaran Rusa Timor/Jawa yang tepat berada di pintu masuk. Dalam sambutannya Suyoto mengatakan bahwa penangkaran Rusa Jawa (Cervus timorensis) yang dilakukan oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan bersama dengan PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field ini sangatlah penting, mengingat tingginya kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia. Menurutnya semua kejadian bencana alam seperti banjir, tanah longsor, serta munculnya serangan hama wereng, disebabkan adanya ekosistem yang terputus. Suyoto mencontohkan, ayam hutan yang hidup di kawasan hutan diketahui memakan rayap, sehingga pohon jati bisa aman, bahkan pohon jati yang sudah tumbang bisa lebih kuat, karena tidak dimakan rayap. Jadi bukan tidak mungkin bila keberadaan Rusa Jawa di hutan jati ini merupakan bagian dari mata rantai ekosistem yang ada tersebut. Disisi lain Administratur KPH Parengan, Daniel Budi Cahyono memaparkan bahwa penangkaran Rusa Jawa yang merupakan kerjasama antara PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field dengan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan ini pada awalnya hanya diisi oleh dua ekor Rusa Jawa betina dan empat ekor jantan yang didatangkan dari lokasi penangkaran Rusa Jawa KPH Blitar pada bulan Mei 2014, dan pada Juni ini KPH Parengan kembali mendatangkan lagi 5 ekor rusa dengan jenis kelamin betina. Lebih lanjut Daniel menambahkan bahwa penangkaran seluas 0,4 hektar tersebut dibangun dengan biaya kurang lebih Rp 80 juta. Field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field, Wresniwiro berharap kerjasama yang telah dilaksanakan ini dapat terus dikembangkan lebih luas lagi, tidak hanya Rusa Jawa namun juga satwa-satwa lainnya. (PEP Channel)
Penandatanganan Roadmap to Zero Accident oleh manajemen Asset 4. (Wahyu Setiyawan)
Harga Mati Zero Accident Pertamina EP Asset 4 menandatangani komitmen road to zero accident. Lifting & rigging paling rawan. 99% kecelakaan disebabkan mitra kerja.
DOK . ASSET 4
H
Bupati Bojonegoro Drs, H. Suyoto Msi., Field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field, Wresniwiro mewakili General Manager Asset 4 dan Administratur KPH Parengan, Daniel Budi Cahyono bersamasama meresmikan Penangkaran Rusa Jawa.
ealth, Safety, Security, and Environment merupakan harga mati di dalam industri migas yang rentan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu, PT Pertamina EP Asset 4, menandatangani komitmen “Road Map to Zero Accident” dalam rapat komite HSSE Asset 4 (8/7). Dengan adanya komitmen nyata ini diharapkan membawa perubahan budaya diri demi keselamatan sesame dalam bekerja. Data kecelakaan kerja PT Pertamina EP pada 4 tahun terakhir (2010-2014) yaitu sebanyak 116 korban, dengan korban luka ringan berjumlah 74 orang, luka sedang 22 orang, luka berat 12 orang dan luka fatal (meninggal dunia) berjumlah 8 korban. Data statistik kecelakaan pada 4 tahun terakhir membuktikan bahwa pihak yang menjadi korban kecelakaan 99% adalah dari para mitra kerja PT Pertamina EP dan 1%nya berasal dari pekerja PT Pertamina EP. Pihak yang menjadi korban kecelakaan fatality (meninggal dunia) mencatat 88% yang menjadi korban jiwa adalah para mitra kerja PT Pertamina EP dan 12% korban jiwa berasal dari pekerja PT Pertamina EP.Sementara data statistik membuktikan bagian luka yang menimpa para korban, yaitu 20% pada bagian kaki / jari, 26% pada bagian kepala / muka, 10% pada bagian badan dan tertinggi 44% pada bagian tangan. “Jenis perkerjaan yang paling
“Memang saat ini kita masih sering melihat ada beberapa pekerja yang masih mengabaikan aspek HSSE, kali ini manajemen akan bertindak tegas dan memberikan sanksi yang berat kepada pekerja yang masih mengabaikan aspek HSSE. Saya berharap kepada semua pekerja dapat menjunjung aspek HSSE untuk keselamatan dalam bekerja.” Chalid Said Salim.
tinggi menelan korban terletak pada Lifting & Rigging. Data tersebut menjadi pengingat bahwa apapun bagian tanggung jawab kerja, kesadaran diri untuk menjaga keselamatan pribadi dan sesama harus tertanam pada setiap individu,” kata Chalid Said Salim selaku General Manager Asset 4 PT Pertamina EP. Chalid juga mengatakan bahwa kesadaran dalam implementasitan HSSE harus ditingkatkan lagi, sehingga HSSE awareness akan melekat dalam diri setiap pekerja, salah satu cara yang dilakukan yaitu mengharuskan para pekerja untuk mengikuti training dan workshop yang wajib diikuti oleh seluruh pekerja dan pekarya PT Pertamina EP, diantaranya Basic Safety Training (BST) berisikan panduan umum HSSE PT Pertamina EP, Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA), Surat Izin Kerja Aman (SIKA), bahaya alkohol dan obat-obatan, bahaya listrik, bahaya gas mudah terbakar dan beracun, cara kerja aman, ergonomis dan industrial hygiene. “Memang saat ini kita masih sering melihat ada beberapa pekerja yang masih mengabaikan aspek HSSE, kali ini manajemen akan bertindak tegas dan memberikan sangsi yang berat kepada pekerja yang masih mengabaikan aspek HSSE. Saya berharap kepada semua pekerja dapat menjunjung aspek HSSE untuk keselamatan dalam bekerja,” pungkas Chalid. (Endang Supriatna)
ASSET 4
Edi si N o m o r 6 TA H U N I I
11
12
Ed is i Nomor 6
ASSET 5
TAHU N II
DOK. ASSET 5
”Selama 18 tahun bapak-bapak sekalian telah berkecimpung di lapangan minyak Papua”
General Manager Asset 5 Abdul Khalik dan Direktur PT Petro Papua Monggoi Wasian, Binsar Lumbantobing saat mendandatangani perjanjian kerja sama pengelolaan lapangan migas Monggoi Wasian di Papua. (Wahyu Setiyawan)
KSO Untuk Bangkitkan Papua Dalam tiga tahun akan ada tambahan sepuluh sumur baru di Lapangan Mogoi Wasian. Ditargetkan produksi di atas 1.000 BOPD.
D
ibandingkan lapangan lain di W ilayah Kerja Pertamina EP, produksi Area Papua masih cekak. Tak sekadar di wilayah Kerja Asset 5, tapi di seluruh Wilayah Kerja Pertamina EP, produksinya terbi-
lang kecil. Masih di bawah 1.000 BOPD. Untuk mengoptimalkannya, PT Pertamina EP menempuh skema kerja sama operasi KSO. Anak usaha Pertamina ini pada 8 Juli menandatangani perjanjian kerja sama pengelolaan lapangan
dan jajaran direksi, General Manager Asset 5 Abdul Khalik dan Direktur PT Petro Papua Monggoi Wasian, Binsar Lumbantobing beserta jajarannya. Direktur PT Petro Papua Monggoi Wasian menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pengalaman posi-
Monggoi Wasian dengan PT Petro Papua Monggoi Wasian di Kantor Pusat PT Pertamina EP, Menara Standard Chartered, Jakarta pada Selasa (8/7). Hadir dalam penandatanganan diantaranya Presiden Direktur PT Pertamina EP, Adriansyah
A
DOK . ASSE T 5
Alarm Bahaya Kebakaran Hutan Bunyu
Sosialisasi Kebakaran HUtan Bunyu.
larm Bahaya Kebakaran Hutan Bunyu sudah menyala. Pada periode Januari hingga Mei 2014 tercatat 16 kali terjadi kebakaran hutan yang disebabkan pembakaran yang dilakukan para penggarap lahan dan pekebun. Tak hanya masyarakat, pemerintah daerah serta para pelaku usaha yang mengelola sumber daya alam yang berada di Pulau Bunyu resah. Atas dasar tersebut, Field Bunyu bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bulungan, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bulungan serta Pemerintah Kecamatan Bunyu menggelar sosialisasi bahaya kebakaran hutan serta dampak lingkungan akibat pembakaran hutan di gedung Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Bunyu pada 3 Juni lalu. Acara sosialisasi ini diikuti oleh para penggarap lahan dan pekebun, para ketua RT, aparatur kecamatan, aparatur desa, para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat serta berbagai elemen masyarakat lainnya yang terkait. Camat Bunyu Drs. Ahmad Safri dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga hutan baik oleh seluruh elemen masyarakat, pemerintah dan para pelaku usaha guna keberlangsungan dan keseimbangan lingkungan di Pulau Bunyu. Safri juga
tif yang sudah 18 tahun berkutat dengan dunia migas di Papua dan salah satunya dengan PT Pertamina EP. “Selama 18 tahun saya pribadi sudah masuk ke dunia migas di Papua. Tentu dengan adanya dukungan dari rekan-rekan sekarang di PT Petro Papua Monggoi Wasian mampu menjadi tim solid untuk dapat memenuhi harapan PT Pertamina EP,” kata Binsar. Lebih lanjut, Ia mengaku optimis dengan ditunjuknya PT Petro Papua Monggoi Wasian mengelola lapangan minyak Monggoi Wasian, peningkatan produksi bisa direalisasikan. “Kami pernah produksi hingga 1.200 BOPD, namun kami juga terkena imbas tren penurunan produksi akan tetapi kami optimis dan menargetkan 10 sumur baru akan berproduksi dalam jangka waktu tiga tahun,” harap Binsar. Sementara itu, Presiden Direktur PT Pertamina EP, Adriansyah menilai PT Petro Papua Monggoi Wasian memiliki pengalaman bagus dalam hal pengelolaan lapangan minyak di Papua. “Selama 18 tahun bapak-bapak sekalian telah berkecimpung di lapangan minyak Papua, tentu dengan rekam jejak positif yang telah dibuktikan diharapkan mampu ikut mendukung peningkatan produksi yang sedang dikejar perusahaan,” kata Adriansyah kepada Tim PEP Channel. (PEP Channel)
menyambut baik inisiatif PT Pertamina EP yang menyukseskan terlaksananya sosialisasi yang juga sebagai bentuk pencegahan terhadap ancaman kebakaran pada fasilitas operasi produksi migas yang berdekatan dengan hutan dan kebun. PT Pertamina EP Bunyu Legal and Relations Assistant Manager Hasanul Ashari mengharapkan masyarakat tidak melakukan pembakaran hutan dengan sengaja dalam membuka lahan kebun karena terdapat hazard yang beresiko menyebabkan musibah kebakaran pada fasilitas operasi produksi migas milik negara yang dikelola oleh Pertamina. Jarak antara hutan dan kebun warga dengan fasilitas produksi migas sangat berdekatan, sehingga dikhawatirkan jika masyarakat membakar hutan, kebakaran akan menjalar ke fasilitas operasi produksi migas karena api besar sulit dikendalikan dan dipadamkan jika lokasinya di tengah hutan. Dalam sosialisasi ini, turut didatangkan pemateri di antaranya Kepala Badan Penanggulangan Ben cana Daerah Kabupaten Bulungan Anto Supriyono dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bulungan N. Haen Hasan serta dari Health, Safety, Security and Environment PT Pertamina EP Bunyu, Pandu Sugarda yang menyampaikan materi sesuai bidang masing-masing.
Edi si N o m o r 6
ASSET 5
TA H U N I I
13
BONTANG – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kutai, Field Tarakan mengisinya dengan menanam dua puluh ribu bibit pohon di Salebba Mangrove Park,. Acara yang berlangsung pada 22 Juni lalu itu bukan kepedulian yang pertama. Tahun lalu Field Tarakan menyebar enam ribu bibit di lokasi yang sama. “Alhamdulillah hidup semua,” ujar Dr. Ir. Erly Sukrismanto, M.Sc. Kepala Balai Taman Nasional Kutai. Bibit pohon yang ditanam merupakan jenis pohon lokal yang telah langka serta bibit mangrove yang merupakan ikon dari Salebba Mangrove Park di antaranya Ulin, Trembesi, Pulai Ketapang, Beringin, dan pohon buahbuahan. Dengan tinggi minimal 1 meter diharapkan bibit pohon tersebut dapat beradaptasi cepat dan tidak mudah mati. Erly Sukrismanto menyebutkan kepedulian Pertamina EP sebagai investasi yang tak ternilai. Ia mengucapkan terima kasih banyak kepada Pertamina EP atas komitmennya dalam mendukung penghijauan di TNK, khususnya di Salebba. “Saya melihat komitmen Pertamina EP yang sungguh-sungguh terhadap ling-
kungan,” ujar Early. Ia mengajak kepada Pemerintah Kota Bontang dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan Salebba Mangrove Park untuk menjadi ikon Kota Bontang dan TNK. Selain Kepala Balai TNK, hadir dalam acara tersebut Ir. Aji Erlynawati, MT selaku Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan yang mewakili Pemerintah Kota Bontang, Nanang Electra selaku Sangatta Legal & Relation Assistant Manager yang mewakili Pertamina EP, Dr. Ir. Erly Sukrismanto, M.Sc. selaku Kepala Balai TNK, jajaran SKPD dan Pemerintahan Kota Bontang, perwakilan perusahaan Mitra TNK, berbagai komunitas pencinta lingkungan Kota Bontang, serta Pelajar SD, SMP, SMA yang berada di Kota Bontang. Sangatta Legal & Relation Assistant Manager. Nanang Electra menyebutkan Pertamina EP telah memilki komitmen penanaman pohon sejak lama dan terus meningkatkan jumlahnya demi kelangsungan hidup saat ini dan mendatang. “ada tiga hal yang dapat dipetik dari penanaman pohon saat ini yaitu investasi Hutan untuk anak cucu kita, penghijauan lahan-lahan gundul, dan warisan budaya dan penge-
DOK. ASSET 5
Investasi Hijau Ikon Bontang
Penanaman secara simbolis 20.000 pohon di Salebba Mangrove Park, Bontang, wilayah Field Sangatta.
tahuan yang bermanfaat untuk masa yang akan datang”, ucap Nanang. Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan, Aji Erlynawati menyebutkan banyak manfaat dari kegiataan yang digagas Field Tarakan tersebut.
“Penanaman pohon itu penting untuk meminimalisasi penipisan lapisan ozon, mengurangi polusi, mencegah abrasi pantai, dan melindungi habitat dari ekosistem yang ada,” ujar Erlynawati yang membacakan sambutan waliko-
ta. Ia berharap investor lokal lebih berperan dalam pembangunan Salebba Mangrove Park, agar masyarakat lokal dapat merasakan manfaat langsung tidak hanya dari sisi lingkungan namun juga perekonomian.
KILAS
Field Tarakan Peduli Pendidikan F OT O- FOTO : D OK . ASSE T 5
SEMBAKUNG Menempuh perjalanan laut selama kurang lebih 3 jam, 25 Juni lalu perwakilan PT Pertamina EP Field Tarakan menyerahkan 200 eksemplar buku bacaan untuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cenderawasih di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Nunukan. Taman Bacaan yang berdiri sejak 24 April 2012 ini banyak diminati masyarakat setempat. Namun pada Februari lalu bangunan dan koleksi bukunya rusak lantaran diterjang banjir. Melihat kondisi ini, Field Tarakan berusaha untuk mengembalikan fungsi dari rumah bacaan tersebut. ”Kami sangat berterimakasih kepada PT Pertamina EP Field Tarakan, yang sudah peduli terhadap pendidikan di sini, yang sudah mau jauh-jauh menempuh perjalanan hanya untuk menyerahkan bantuan bukukepada kami,” ujar Iskandar, Camat Sembakung.
Pertabike Jajal Tanjung Selor TARAKAN - Setelah berhasil keliling Tarakan dan melewati jalur-jalur yang cukup ekstrem, Pertabike Tarakan mencoba tantangan baru. Mereka mencoba menaklukkan medan berat di Tanjung Selor, ibukota Perovinsi Kalimantan Utara pada 21 Juni. Perjalanan ke sana tak mudah. Dari Tarakan harus menggunakan speedboat yang memakan waktu kurang lebih 1,15 menit. Pertabike Tarakan adan komunitas pecinta sepeda di Tarakan. Mayoritas anggotanya karyawan Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan. Hari
itu. Lebih dari 20 orang ikut serta pada hari tersebut. Perjalanan dimulai dari kantor menuju pelabuhan Tengkayu, dari pelabuhan Tengkayu disambung perjalanan laut menggunakan speedboat. Sesampainya di Tanjung Selor perjalanan Pertabike pun dimulai, Seperti diperkirakan semula, jalur di Tanjung Selor lebih menantang dibandingkan ja;lur yang biasa mereka lahap di Tarakan. Kegiatan Pertabike Goes To Tanjung Selor ini dimulai sejak pukul 06.00 WITA dari Kantor PT Pertamina EP Field Tarakan dan sam-
Silaturahmi dengan Pj. Gubernur Kaltara pai lagi di Pulai Tarakan pada pukul 17.30 WITA. Perjalanan pada hari tersebut memang terkesan panjang, namun perjalanan pada hari itu sangatlah menyenangkan dan menarik, lelahpun tidak berasa karena dilewati dengan kebersamaan dan suka duka di perjalanan. Pertabike Tarakan memang suka akan tantangan-tantangan baru. “Kita akan coba jalur-jalur lainnya yang lebih menantang, dan tentunya kita juga akan mencoba jalur lintas pulau yang lainnya lagi”, ujar Sonny Citra Permadi, pengurus Pertabike Filed Tarakan.
TARAKAN - Manajemen Field Tarakan melakukan pertemuan dengan Pj. Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie. Pertemuan dilaksanakan pada 16 Juni di Ruang pertemuan Hotel Swissbell, dihadiri kurang lebih 30 orang baik dari Pemerintahan Kaltara maupun dari PT Pertamina EP. Pj. Gubernur Kaltara mengajak seluruh jajaran pemerintahannya, seperti asisten I, asisten II, Kepala Biro Ekonomi, dan seluruh kepala dinas. Sedangkan dari PT Pertamina EP diwakili oleh Manager LR Asset 5, Field Manager Tarakan, Perwakilan LR Jakarta, dan Manajemen PT Pertamina EP Field Tarakan. “Saya sangat mengapresiasi PT Pertamina yang selama ini sangat kooperatif dengan pihak pemerintah, baik provinsi maupun kota. Saya sebagai Pj. Gubernur akan sangat mendukung kegiatan operasional PT Pertamina EP yang berada di Kalimantan Utara”, Ujar Irianto Lambire.
14
Ed is i Nomor 6
LINTAS
TAHU N II
Memacu Keselamatan Fundamental
Kontrol Masuk Sebelum Pengimplementasian Kondisi Keselamatan Fundamental di SP Limau
P
ertamina EP sangat ketat dan tegas dalam pelaksanaan prinsip keselamatan operasi fundamental. Untuk terus meningkatkan kesadaraan dan implementasi terkait hal ini, penilaian dan apresiasi pun diberikan kepada lapangan yang sudah menjalankan dengan baik prinsip-prinsip keselamatn operasi. Ada tiga aspek yang dinilai terkait keselamatan operasi fundamental, yakni pemahaman terhadap keselamatan operasi fundamental, sarana pendukung dan pelaksanaan terhadap keselamatan operasi fundamental. Menggunakan skala penilaian 4 hinggga 5. Angka 4 menggambarkan operasi yang excellence dan nilai 5 untuk hasil sustainable. Assesment terhadap beberapa fasilitas kritikal dan fasilitas pendukung di Pertamina EP, rerata diperoleh nilai 1.5. Sementara untuk assesment terhadap fasilitas pendukung operasi bergerak dan menara bor diperoleh nilai rerata 2.2. Sementara untuk fasiltas percontohan terutama untuk 5 percontohan implementasi keselamatan operasi fundamental di lapangan milik Pertamina EP, hasil yang diperoleh berkisar 3.2 sampai 3.8.
Ia juga memaparkan beberapa contoh bagaimana upaya yang dilakukan di Pertamina EP dalam rangka perbaikan atau peningkatan pelaksanaan 7 elemen keselamatan operasi fundamental.Ia mencontohkan pelaksanaan kontrol masuk di pintu gerbang utama SP 2-Limau. Sebelum pelaksanaan, kontrol masuk tidak terkendali, tidak ada pencatatan, tidak adanya pemeriksaan, tidak ada papan peringatan, safety brifieng juga tidak ada POB serta ditambah kurangnya pemahaman petugas. Dengan adanya penerapan, terjadi perubahan yang sangat signifikan, pemeriksaan wajib dilakukan, papan peringatan jelas terpampang, safety briefing mutlak dilakukan, terjadi peningkatan pemahaman petugas, log book menjadi sebuah keharusan. Dengan penerapan ini, membuat lokasi menjadi terkendali dan berwibawa. Pun demikian, alat pelindung diri yang selama ini terkesan diabaikan dan tidak standar, kini mulai diberlakukan dengan ketat dan standar. Papan infomasi dan peringatan jelas terpampang sehingga batas lokasi yang berbahaya dan tidak lebih jelas. Kemudian untuk lock out tag out (LOTO) secara tertib di-
Lock out Tag out Sebelum Pengimplementasian Keselamatan Fundamental
Kontrol Masuk setelah Pengimplementasian Keselamatan Fundamental di SP Limau
laksanakan. jika sebelumnya peralatan LOTO tidak ada dan tidak standar, kini mulai dilakukan sesuai TKO dengan peralatan standar LOTO. Salah satu fasilitas yang kurang mendapat perhatian dan cenderung diabaikan adalah housekeeping. Selama ini tidak dikelola dengan baik sehingga kebocoran dan sisasisa minyak tercecer yang menyebabkan kerusakan lingkungan. kini semua berubah. tidak ada lagi sisa-sisa minyak yang tercecer. Semuanya bersih terawat.“Ini adalah upaya kita meningkatakan diri, menerapkan prinsip keselamatan fundamental,” ujar Adriansyah.
Piagam Penghargaan Untuk memunculkan kesadaran terhadap pentingnya pelaksanaan keselamatan operasi fundamental, tidak hanya sekadar instruksi melalui surat pimpinan. Berbagai langkah stimulasi pun dilakukan. Salah satunya dengan melakukan penilaian terhadap masing-masing unit dan lapangan yang sudah melaksanakan prinsip keselamatan operasi fundamental ini. Penilaian dilakukan terhadap beberapa fasilitas di masing-masing lapangan, untuk periode januari hingga Maret 2014. Penilaian ini juga sekaligus melihat dan membandingkan dengan nilai yang diperoleh pada penilaian yang dilakukan pada 2012 lalu. Skala yang
dipakai adalah 0 hingga 5. Jika sebelumnya, belum ada satu lapanganpun yang memperoleh nilai 3, kini terjadi peningkat-
Di 2015, masingmasing asset mengirimkan minimal 5 fasilitas terbaik untuk dipertandingkan. Ayo, berlombalah menuju yang menjadi Terbaik di 2015! an sudah ada beberapa yang mengantongi nilai di atas 3. Misalnya untuk lapangan pendopo di aset 2 dengan fasilitas SPG Musi Barat. Pada penilaian di 2012, memperoleh nilai 2.00. kemudian penilaian terbaru, angkanya naik menjadi 3.81. Kemudian untuk asset 1 lapangan rantau dengan fasilitas HPCS. nilai lama, 2.50. Nilai terbaru,3.74. kemudian untuk asset 3, lapangan Subang yang juga mengalami peningkatan
yang sangat signifikan. Ada 2 fasilitas lapangan Subang yakni SP Cicauh dan SP Bajongraong, yang sebelumnya mendapat nilai di bawah 2, kemudian meningkat pada penilaian 2014 menjadi masing-masing 3.40 dan 3.35.Terakhir adalah asset 2 lapangan Limau untuk fasilitas SP2. Nilai sebelumnya 2.10 kemudian pada penilaian di 2014 menjadi 3.20. ”Ini (hasil) menunjukkan tingkat pemahaman, sarana pendukung dan pelaksanaan sudah cukup baik. target nilainya 4. Kalau bisa mendapatkan 4 selama 2 tahun berturut, maka fasilitas tersebut akan mendapatkan nilai 5,” terang Adriansyah di hadapan seluruh karyawan. Angka yang tertera pada penilaian fasilitas di 4 asset tersebut menunjukan lapangan yang paling konsisten dan berusaha terus melakukan perbaikan dalam pelaksanaan keselamatan operasi fundamental. Empat lapangan dengan 5 fasilitas yang mendapat nilai di atas 3 tersebut kemudian diganjar penghargaan Pertamina EP Operational Excellence. Fasilitas Terbaik Utama 1 diberikan kepada SPG Musi Barat Field Pendopo-asset 2. Kemudian Field Rantau di asset 1 fa-
Lock out Tag out Setelah Pengimplementasian Keselamatan Fundamental
silitas HPCS mendapatkan fasilitas terbaik utama 2, dalam penerapan keselamatan operasi fundamental. Field Subang-asset 3 mendapatkan 2 penghargaan fasilitas terbaik utama 3 dan Terbaik harapan 1, untuk fasilitas SP Cicauh dan SP Bojongraong. Sementara fasilitas Terbaik Harapan 2 penerapan keselamatan operasi fundamental untuk feild Rimau-Asset 2 untuk fasilitas SP 2. Pada townhall meeting tersebut, masing-masing manajer lapangan maju menerima piagam penghargaan. Ke depan, Adriansyah berjanji bahwa penilaian tersebut akan rutin dilakukan. Field yang mendapatkan nilai yang mengalami peningkatan, tidak sekadar diberikan piagam penghargaan tetapi juga penghargaan dalam bentuk lainnya. “Nanti yang mengalami penurunan atau tidak baik, juga akan kita umumkan,” tegasnya. Masing-masing asset imbuhnya, diharuskan melakukan self assesment untuk mendapatkan gambaran kinerja im plementasi keselamat an operasi fundamental. Di 2015, masing-masing asset mengirimkan minimal 5 fasilitas terbaik untuk dipertandingkan. Ayo, berlombalah menuju yang menjadi Terbaik di 2015!
Edi si N o m o r 6
SAFARI RAMADHAN
TA H U N I I
Santunan Untuk 400 Mustahiq
MUNDU FIELD – Jatibarang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Safari Ramadhan PT Pertamina EP Asset 3 pada (8/7). Kegiatan safari ramadhan berlangsung di Masjid Baitul
Ma’mur Komperta Mundu. Acara yang berlangsung khidmad ini dihadiri kurang lebih 200 warga yang tinggal di sekitar lingkungan kantor Pertamina EP Field Jatibarang. Kegiatan
Safari Ramadhan dihadiri langsung oleh General Manager PT Pertamina EP Asset 3, Fachrizal, Jatibarang Field Manager, Ceppy Agung Kurniawan beserta tim manajemen dari Asset 3
dan Field Jatibarang. Selain sillaturahmi dan buka bersama, pada kesempatan tersebut PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang juga memberikan santun an untuk 400 mustahiq. Santunan diberikan kepada warga kurang mampu, anak yatim dan dhuafa yang berada di sekitar wilayah operasi Field Jatibarang mulai dari daerah Cemara, Randegan sampai Bango Dua. Santunan yang berjumlah sekitar 400 paket ini merupakan hasil kumpulan kepedulian warga Komperta Mundu yang kemudian disalurkan melalui BAZMA (Badan Amil Zakat). Tak ketinggalan, para anggota PWP (Persatuan Wanita Patra) Asset 3 juga turut berpartisipasi dalam pemberian santunan ini. (Nit&Kie)
Bertahan Dengan Beradaptasi
Setelah meninjau Pusat Pengumpul Produksi (PPP), jajaran top manajement juga mengunjungi Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) di Field Rantau, Rabu (2/7). Doddy Priambodo melihat tempat budidaya jamur di PPMP. (Zaky/PEP Channel)
RANTAU - Exploration & New Discovery Project Director PT Pertamina EP Doddy Priambodo didampingi VP Legal & Relations Aji Prayudi, General Manager Asset 1 Irwansyah, dan tim manajemen Asset I Rabu 2 Juli lalu melakukan Safari
Ramadhan ke Field Rantau. Acara yang dimulai dengan melakukan peninjauan pada fasilitas operasi Pusat Pengumpulan Produksi (PPP), dilanjutkan ke areal PPMP (Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina), diakhiri de-
ngan Buka Puasa Bersama dan pemberian santunan kepada anak yatim/kaum dhuafa di seputar lingkungan operasi Rantau Field. Field Manager Rantau, Agus Amperianto menyampaikan apresiasinya karena Rantau mendapatkan giliran pertama pada safari Ramadhan yang dihadiri unsur Direksi. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kepercayaan diri para pekerja dan manajemen untuk meningkatkan produksi di lapangan Rantau. Doddy Priambodo memuji kemajuan Field Rantau yang dinilainya sudah banyak berubah dibandingkan dua tahun lalu saat berkunjung ke sana. ”Sekarang sudah banyak perubahan,” ujarnya. Ia juga terkesan dan mengapresiasi kegiatan CSR seperti pembu-
didayaan lele, jamur tiram, dll. “Insya Allah Rantau ini calon mendapat proper emas,” ungkap Doddy. Ia berpesan agar para pekerja Field Rantau tetap menjaga semangat dan kekompakan sehingga target produksi dapat dicapai. Dengan karakteristik khusus Lapangan Rantau yang tergolong brown field dengan angka penurunan produksi decline rate alamiah sebesar 24% per tahun, diperlukan tekad dan kemauan untuk bekerja lebih maksimal, cerdas dan ikhlas, guna menekan decline rate yang terjadi. ”Bukan yang paling kuat yang bisa bertahan hidup, bukan juga yang paling pintar. Namun yang paling bisa bertahan hidup adalah yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan,” ungkap Doddy P. (Zaky/ PEP Channel)
Safari Ramadhan di Field Cepu FINANCE & Business Support Director PT Pertamina EP, Lukitaningsih dan VP Legal & Relations Aji Prayudi, melakukan safari ramadhan di Field Cepu pada 10 Juli lalu. Dalam kesempatan itu, ia sempat meninjau penerima bantuan Corporate Social Responsbility
(CSR) di Desa Banyu Urip, Kecamatan Senori, Tuban pada 7 Juli lalu. Desa binaan PT Pertamina EP ini mengembangkan beberapa program CSR unggulan, diantaranya adalah budidaya sapi, bio gas, pupuk kompos, dan pengrajin makanan ringan.
Safari Ramadhan Tanjung Terang
Penyampaian Tausiyah oleh Ustad H.Ilham Wahyudi S.Ag.
TANJUNG TERANG – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1435 H, Field
Limau mengadakan rangkaian kegiatan Safari Ramadhan di desa-desa yang masuk da-
lam wilayah operasional Limau Field. Desa pertama yang dikunjungi adalah Desa Tanjung Terang Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim, pada 3 Juli lalu. Kegiatan Safari Ramadhan ini diselenggarakan di Masjid Nurul Iman yang dihadiri oleh Limau L&R Ast. Manager, Setyo Puji Hartono, didampingi Public & Government Relation staff, Erwin Hendra Putra, Formalities Staff, Puspita Irma Adiyuasti dan CSR Staff, Atika Rusy Kuncoro.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kades Tanjung Terang, unsur Tripika Kecamatan Belimbing - Camat, Polsek, dan Koramil, serta sekitar 300 orang warga Desa Tanjung Terang. Dalam kesempatan itu, diberikan 75 paket santunan anak yatim dan masyarakat tidak mampu. Setelah berbuka puasa, acara dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah yang dilanjutkan dengan makan bersama dan terakhir adalah sholat isya’ dan Tarawih berjamaah. (Adiyuasti)
15
Momentum Perbaikan
TARAKAN - Tawa canda penuh kehangatan dan kekeluargaan mewarnai buka puasa Development Director PT Pertamina EP, Satoto Agustono yang didampingi Tarakan Field Manager, Tri Sasongko bersama anak yatim. Acara berlangsung di di Gedung Wisma Patra, Tarakan pada 14 Juli. Sebelumnya Agustono melakukan MWT dengan mengunjungi SP 4 Pamusian dan Terminal Lingkas (terminal sebelum minyak dimuat ke kapal). Selain Tarakan Field Manager dan manajemen hadir
pula Bunyu Field Manager serta manajemen, MUI Tarakan dan masyarkat setempat. Satoto dalam pesan Ramadhan sebelum berbuka puasa menuturkan harapannya, agar di bulan Ramadhan seluruh pekerja Field Tarakan dan juga warga sekitar mendapatkan kenikmatan dan ridho dari Allah SWT. ”Bulan baik ini semoga menjadi momentum kita untuk terus memperbaiki diri dalam bidang apapun termasuk dalam pekerjaan agar mendapatkan ridho Allah,” kata Satoto. (Rio/PEP Channel)
Terminal Balongan Menuju Emas
Production & Operation Director PT Pertamina EP, Beni J. Ibradi serius memperhatikan penjelasan petugas di MGS and Terminal Balongan. (Wahyu/PEP Channel)
JATIBARANG - Dalam rangka Safari Ramadhan PT Pertamina EP, Production & Operation Director Beni J. Ibradi beserta rombong an mengunjungi MGS and Terminal Balongan, Jatibarang, Jawa Barat pada 3 Juli lali. Management Walk Through (MWT) ini dilakukan guna evaluasi bersama untuk memaksimalkan kinerja fasilitas produksi, khususnya yang berada di wilayah kerja Asset 3. Beni J Ibradi bersamasama dengan Tolingul Anwar selaku VP OC & OE, Beny Hidayat selaku VP Human Resource, dan Herutama selaku VP Exploitation meninjau kesiapan MGS and Terminal Balongan dalam meraih Proper Emas dan untuk menuju World Class Company. Beni menuturkan bahwa salah satu yang harus diperhatikan dalam menuju Proper Emas dan World Class Company ialah masalah pengolahan limbah yang baik yang tidak merusak
lingkungan sekitar. ”Pengolahan limbah menjadi salah satu faktor utama dalam peraihan Proper Emas dan World Class Company, disini pun sudah cukup baik. Namun harus segara dilakukan pembenahan secara rutin, melakukan perbaikanperbaikan dengan segera dan perawatan fasilatas penunjang produksi secara berkala., hal tersebut berlaku untuk semua area fasilitas produksi PT Pertamina EP dimana saja,” Ujar Beni. Asset 3 yang pengembangannya meliputi Tambun, Subang dan Jatibarang ini diharapkan mampu menunjang produksi PT Pertamina EP untuk memenuhi kebutuhan secara nasional. Setelah MWT rombongan beranjak menuju Kantor PT Pertamina EP Asset 3 di Klayan, Cirebon, untuk mengikuti acara inti Safari Ramadhan. (Hari/PEP Channel)
16
Ed is i Nomor 6
WAWANCARA FORUM
TAHU N II
Berpikir Di Luar Kebiasaan
Indra Prasetya
F O TO - F O TO : TATA N A G US RST.
VICE PRESIDENT EXPLORATION PT PERTAMINA EP
Sejak akhir Mei 2014 lalu, Indra Prasetya ditunjuk menjadi Vice President Exploration PT Pertamina EP. Sebelumnya, pria yang mulai berkarier di industri perminyakan sejak tahun 1989 ini duduk sebagai General Manager JOB Pertamina Talisman Ltd dan sebelumnya menjadi General Manager untuk JOB Pertamina-Medco, Tomori.
S
e j a k a w a l k a r i r, Alumnus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta 1987 ini,banyak menghabiskan kerjanya di bidang eksplorasi. Tugasnya sekarang menemukan sumber-sumber sumur produksi baru. Selain sokongan sumber daya manusia juga teknologi, hal lain yang perlu dilakukan adalah melakukan inovasi, berpikir di luar kebiasaan yang selama ini dilakukan. Di luar pakem, out of box. Meski demikian, keselamatan kerja harus tetap menjadi perhatian utama. “Keselamatan kerja dilaksanakan, produksi mengikuti,” demikian ungkapnya. Kalau dilihat dari tantangannya, berat mana waktu di JOB atau sekarang? Kalau di JOB, dari A sampai Z ditangani full circle. Sementara kalau sekarang ini, lebih fokus di eksplorasi, fokus untuk mencari sumber-sumber cadangan baru. Di sini (eksplorasi) banyak diisi anak-anak muda yang pintar dan kreatif, tetapi semuanya tidak hanya diisi oleh anak muda saja. Kebijkan perusahaan, kita juga merekrut adviser, orang-orang yang sudah berpengalaman. Jadi ada pembinaan juga sharing ide dan pengalaman, merangsang untuk melahirkan ide-ide baru. Eksplorasi memang kerjanya lebih banyak berpikir, tetapi juga sangat bergantung pada pengalaman dan jam terbang. Inilah perpaduan yang kita lakukan, pengalaman dan anak
muda sehingga diharapkan melahirkan ide-ide cemerlang. Selain itu, kami juga didukung teknologi yang lebih bagus lagi, melalui teman-teman di ICT. Jadi saat ini kita menggunakan software terbaik yang digunakan juga oleh perusahaan-perusahaan lainnya, Apa tantangan terbesar Eksplorasi di EP? Perusahan minus atau bertumbuh, kuncinya ada di eksplorasi. Kita tekankan bahwa kita ingin bertumbuh lebih besar dari yang kita produksi sebelumnya. Di situlah tugas kita harus menemukan lebih banyak atau minimum sama. Pekerjaan eksplorasi adalah melakukan evaluasi setiap hari. Melakukan diskusi kemudian hasil diskusi di challenge untuk masuk dalam business process. Kita ada business process yang namanya funelling Bisa diterangkan lebih lanjut tentang funelling? Funelling adalah suatu tahapan penting dalam proses di tim kami. Isinya terdiri para pakar. Di tim inilah sebuah prospek lead akan disaring dan di evaluasi. Tim Funelling ini yang melakukan telaah, menggali lebih dalam lagi satu persatu terhadap petroleum system yang dijalankan di sebuah prospek. Tahapan funelling menjadi tahapan penting, karena menjadi tools bagi manajemen untuk mengambil keputusan. Tim Funelling terdiri dari tim teknis, dan juga para pakar. Tim inilah yang menentukan prospek siap bor (PSB). Pengeborannya sendiri tergantung kesiapan kor-
Indra Prasetya.
porasi terutama terkait dana. Karena urusan dana akan masuk di Strategic Panning Risk Management (SPRM), kemudian dievaluasi dan dikoordinasikan bersama Hulu untuk menjadi RKAB. Funelling itu juga apakah terkait dengan inovasi dalam mengembangkan atau menemukan sumber migas? Ya betul. Sebagai contoh, Jati Asri merupakan contoh inovasi yang dilakukan oleh tim eksplorasi dalam mendapatkan sumber minyak, berbeda dari cara yang umum yang selama ini dipakai. Sebenarnya, metode stratigrafic yang dipakai di Jati Asri, adalah metode yang sudah ada, namun belum dipergunakan di daerah ini. Selama ini banyak menggunakan metode struktural. Setelah dicoba ternyata lolos paneling, lolos teknis dan disetujui oleh SKK Migas. Akhirnya 2 tahun lalu dibuktikan. Dari hasil test ditemukan ditemukan minyak sebesar 3100 barrel. Inilah ide cemerlang yang dikembangkan. Kita juga ingin di tempat lain juga melakukan hal yang sama, inovasi dan pengembangan. Ini juga strategi yang kita lakukan untuk mempercepat penemuan sumber minyak. Kemudian tidak hanya sekadar ditemukan dengan cara yang tidak biasa, tetapi bagaimana sumber yang sudah ditemukan itu, bisa diproduksi. Kalau dengan metode serupa, daerah yang potensial dimana saja? Ada beberapa. Di Jawa Barat, Sumatera Utara dan-
Sumatera Selatan. Insya Allah, bahkan bukan cuman itu (metodologinya). Semua pengetahuan tentang cara mendapatkan sumber minyak ataupun gas akan dioptimalkan. Kalau RKAB 2014 untuk eksplorasi ada berapa? Untuk 2014, jumlahnya ada 12. Status sekarang ini 4 sudah selesai. Dari 4 tersebut, skornya 2-2. Dua yang isi, sementara sisanya kosong (dry hole). Sementara untuk yang on
Karena proses ini berulang dan menjadi siklus tahunan, maka kita bakukan menjadi calendar event. going ada 5. Kemudian 1 lagi sedang moving rig. Untuk yang sudah selesai, 2 ada di Papua. Dari dua tempat tersebut, 1 isi, lainnya kosong. Kemudian lainnya ada di Sulawesi Tengah dan 1 lagi di Jawa barat. Kuncinya adalah keberanian memunculan ide dan keluar dari kotak kebiasaan dan metode-metode yang selama ini dipakai.
Sekarang tantangan kita bersama adalah mengenhance, memperbaiki data seismik agar bisa memunculkan kepastian. Selain di Jati Asri, di Louise Nani, juga di Bunyu. Teman-teman di sana sudah berpikir menggunakan cara lain dalam menemukan “harta karun” itu. Banyak temuan eksplorasi yang delay ke produksi. Penyebabnya apa ? Fenomena eksplorasi seperti asyik dengan “mainannya” sendiri pernah kita alami. Kalau ada temuan yang relatif kecil, teman-teman di pengembangan tidak tertarik. Mereka menginginkan yang besar saja. Akibatnya, yang kecil menjadi suspending structure. Inikan sama saja buang-buang duit. Setelah business process kita perbaiki, kemudian konsisten diterapkan, akhirnya kita bisa memperbaiki. Semua temuan eksplorasi, besar atau kecil harus langsung dievaluasi sampai kepada strategi awal pengembangan. Pre POD. Pertamina kini sedang melakukan transformasi besar-besaran di semua bidang. Salah satunya di hulu. Transformasi yang diimplementasikan yakni sekarang cukup banyak struktur yang sedang kita percepat. Misalnya eksplorasi punya group, ada tim appraisal. Kemudian area yang relatif matang dikelola oleh tim khusus. Tim appraisal ini berbeda dengan tim eksplorasi Jawa atau Sumatra atau tim eksplorasi KTI. Kalau tim eksplorasi si-
fatnya mencari, sementara tim appraisal, bukan sekadar mencari tetapi langsung juga diproses menuju pre POD. Sejauh ini ada berapa struktur yang sudah ditemukan? Sekitar 70 struktur dengan berbagai status. Kita membaginya dalam tiga fase. Quick win (1-2 tahun), mid term (2-3 tahun) dan long term (3-5 tahun). Beberapa lapangan yang masuk quick win di antaranya Jati Asri, Tegal Pacing, Benggala juga ABG (Akasia Bagus). Mayoritas memang masuk di mid term ada juga yang long term. Bagaimana Penerapan Exploration Way di Pertamina EP? Eksploration way itu bisnis proses yang sudah dicanangkan oleh Hulu untuk dilaksanakan semua anak perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi. Kita sudah melakukan. Eksploration Way, di dalamnya ada proses bisnis yang mencakup aktivitas eksplorasi. Mulai dari mencari, mengajukan RKAB, WPNB evaluasi, paneling dan sebagainya. Karena proses ini berulang dan menjadi siklus tahunan, maka kita bakukan menjadi calendar event. Proses bisnis yang sudah kita bakukan tadi juga sudah mendapatkan sertifikasi ISO d 14001 dan OSAS 19000. Jadi, Pertamina exploration way, secara konsisten dilaksanakan di eksplorasi PEP. Calender of event dijalankan dengan konsisten agar proses bisnisnya terjamin pelaksanaannya.