TANYA JAWAB MENGENAI DWI KEWARGANEGARAAN UNTUK DIASPORA INDONESIA Tim Petisi Dwi Kewarganegaraan (PDK) Untuk Diaspora Indonesia Email:
[email protected] Website: http://www.petisidkindonesia.com
Siapakah Diaspora Indonesia? Semua orang di luar negeri yang berdarah, berjiwa dan berbudaya Indonesia - baik yang masih WNI maupun yang sudah menjadi WNA (Dino Patti Djalal, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat).
Mengapa Diaspora Indonesia penting? Diapora Indonesia yang berhasil dalam hidupnya disebabkan oleh antara lain karena inovatif, kaya akan ide, cerdas, memiliki jejaring kuat dengan dunia luar, memiliki modal besar dan memiliki tenggang rasa yang tinggi. Diaspora Indonesia yang menurut catatan pemerintah berjumlah 6-8 juta orang itu ternyata telah menghasilkan remitansi untuk Indonesia yang di tahun 2011 saja telah mencapai $ 7 miliar. Padahal diyakini bahwa jumlah mereka mencapai 10 hingga belasan juta orang, sehingga diperkirakan telah menghasilkan devisa yang lebih besar lagi untuk Indonesia. Oleh sebab itu sudah saatnya pemerintah merangkul Diaspora Indonesia untuk kemajuan Indonesia, dengan cara memberikan Dwi Kewarganegaraan kepada mereka, sehingga terjadilah hubungan yang saling menguntungkan antara pemerintah Indonesia dengan Diasporanya. Mengapa Dwi Kewarganegaraan? Karena dari penelitian yang telah dilakukan terhadap negara yang memberlakukan Dwi Kewarganegaran, terlihat terjadinya peningkatan pendapatan nasional, kiriman uang (remitansi) dan investasi sejak diberlakukannya Dwi Kewarganegaraan. Untuk Indonesia, hal ini tentu akan turut meningkatkan derajat dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Siapakah contoh-contoh Diaspora Indonesia? Alex Sucipto, sudah hampir 25 tahun merantau di negeri Paman Sam. Namun hatinya tidak pernah berpisah dari Indonesia. Pada suatu saat ketika berlibur ke tanah air, ia bertanya kepada adik-adik pelajar di kampungnya apa yang ia dapat lakukan untuk membantu sekolah mereka. Adikadik pelajar itu menginginkan dapat memperoleh kesempatan untuk sekolah di luar negeri.
1
Berawal dari pertanyaan itu, mulailah Alex Sucipto menggarap jaringan yang dimilikinya di dunia pendidikan, dimana ia telah lebih dari 10 tahun berkecimpung didalamnya. Hasilnya adalah Joint Statement antara Universitas Missouri – St. Louis, di Missouri dengan 5 buah SMA di Bogor, yaitu SMAN 1, 2, 3, 5 dan 6, yang berisi pemberian semacam beasiswa kepada para siswa ke 5 SMAN yang ingin melanjutkan studi ke Universitas Missouri – St. Louis.
Penandatanganan 'joint statements' pemberian kesempatan beasiswa dari University of Missouri - St. Louis, Missouri, USA, yang diwakili oleh Dr. Joel Glassman (Wakil Provost dan Direktur Center for International Study of University of Missouri - St. Louis), Christopher 'Kit' Bond (mantan US Senator dari Missouri, USA) and Tim Nowak (Direktur World Trade Center Saint Louis) dengan Kepala Sekolah SMAN 1, 2, 3, 5, dan 6 Bogor Jawa Barat Indonesia. Penandatanganan ini juga dihadiri oleh Walikota Bogor Bapak Diani Budiarto, Ketua DPRD Kota Bogor Ir. Mufti Faoqi dan saya.
Hingga saat ini sudah 30 orang utusan dari 2 SMAN di Bogor tsb. yang berkunjung ke Missouri dan di minggu terakhir bulan Juli 2013, giliran dua pelajar dari St. Louis yang akan berkunjung ke Bogor, dilanjutkan dengan 10-15 pelajar lainnya diakhir tahun ini. “Harapan saya adalah semoga hubungan baik antara pelajar dengan pelajar dan antara pengajar dengan pengajar dari dua komunitas dari ke dua negara ini akan semakin akrab, sehingga mereka bisa saling membantu, seperti misalnya memberikan tempat tinggal secara cuma-cuma, untuk kepentingan kedua komunitas termaksud dalam jangka panjangnya”, demikian Alex Soetjipto yang juga merupakan salah seorang aktivis IDN-USA.
“Saya dulu pernah ikut membantu program pengembangan desain, selain dibawah Departemen Perindustrian, juga dibawah Dekranas yg saat itu dibawah pimpinan ibu Tri Sutrisno”, kata Evie Thompson yang juga seorang aktivis IDN-USA.
2
Evie banyak melakukan perjalanan "blusukan" kedaerah-daerah pengrajin Indonesia, termasuk ke Cirebon, daerah pengrajin rotan. Salah satu yang ia bersama teamnya lakukan adalah membantu pengrajin rotan dalam pembuatan "rattan tray wicker" pesanan Garuda Indonesia. Begitu pula ketika ia bekerja di KADIN Kompartemen Pengusaha dan Industri Kecil (KPIK) yang saat itu dipimpin ibu Poppy Dharsono, ia banyak melakukan pengembangan desain, antara lain sempat ke Lorosae, Timtim untuk pengembangan "ikat"nya. Sebagai project manager bulan promosi TimTim ia mengundang perancang-perancang muda APPMI untuk ikut berpartisipasi dalam peragaan busana yang mengambil tema "ikat" Timtim tersebut yang dihadiri oleh
almarhumah Ibu Tien Soeharto. Beberapa produk pengembangan kerajinan Lorosae tersebut selanjutnya dipromosikan di "Rumah Indonesia" KADIN di Jakarta, yang juga menampung produk hasil pengembangan 400 pengusaha kecil seluruh Indonesia. Evi yang kini tinggal di Amerika Serikat dan merupakan Sekretaris IACCT (Indonesian American Chamber of Commerce in Texas) aktif berusaha membantu meningkatkan ekspor perusahaan UKM Indonesia ke mancanegara.
Lain Alex Sucipto dan Evie Thompson, lain pula Usman Hamdani yang telah menetap di Kanada selama 42 tahun. Mantan WNI yang kini menjadi warga negara Kanada ini adalah seorang Insinyur Elektro yang ahli dalam pembangkitan listrik tenaga nuklir.
3
Pada tahun 2011 saya berkesempatan mengunjungi anak asuh tersebut di Banda Aceh yang terdiri dari enam gadis dan satu anak laki-laki, yaitu (dari kiri) nomor 2, 3, 4, 6, 7, 9 dan 10. Mereka tidak ada hubungan keluarga satu dengan yang lainnya dan tidak ada hubungan keluarga dengan ibu angkat atau saya. Paling kiri adalah ibu angkat anakanak itu dan saya yang ditengah.
Istri dan anak-anak Usman Hamdani berkewarganegaraan ganda yaitu Kanada dan Inggris tapi “Kami semua tetap mencintai Indonesia dan sudah berkalikali mengunjungi Indonesia”, demikian kata Usman.
Secara sukarela dan atas kehendak sendiri, Usman melakukan pencarian bantuan bagi anak yatim piatu korban tsunami di Aceh yang terjadi pada tahun 2004. Ia menceritakan kesedihan dan nasib anak yatim piatu itu kepada istri, anak-anak dan menantunya, sehingga muncullah persetujuan untuk mencari ibu angkat untuk anak-anak yatim piatu tsb. Setiap empat bulan Usman sekeluarga mengirimkan dukungan finansial kepada ketujuh anak asuh yang mereka bina sejak tahun 2008 itu dengan jumlah total sedikitnya $3,600 per tahun. Dana tersebut adalah untuk biaya kehidupan sehari-hari dan sekolah mereka. Setiap enam bulan sekali ibu angkat membuat laporan penggunaan uang dan perkembangan sekolah serta perkembangan dari ke tujuh anak asuh tersebut. Menjelang Hari Raya, selalu ada kiriman tambahan untuk lebaran. “Bila ada kesempatan berkunjung ke Aceh, saya membawa buku, beras dan memberikan motivasi kepada mereka”, demikian Usman Hamdani, yang menjadi aktivis IDN-CA.
Apakah Dwi Kewarganegaraan? Dwi kewarganegaraan adalah status kewarganegaraan seseorang yang bersifat ganda. Ganda dalam konteks Petisi Dwi Kewarganegaraan artinya yang bersangkutan memiliki dua kewarganegaraan dari dua negara pada saat yang bersamaan. Biasanya kewarganegaraan yang kedua diperoleh dari negara dimana yang bersangkutan menetap. Namun, tidak setiap negara mengakui Dwi Kewarganegaraan. Lebih dari 60 negara di dunia memiliki hukum Dwi Kewarganegaraan, sejumlah negara lainnya tidak, sementara memiliki hukum setara dengan dwi kewarganegaraan
Penyerahan petisi yang berisi 6000 tanda tangan kepada Bapak Wakil Ketua DPR Bp. Priyo Budi Santoso oleh Ibu Indah Morgan.
Ibu Indah Morgan, Bp. Dutamardin dan Bp.Ismal Sutankayo saat pengumpulan tanda tangan petisi dalam acara CID I pada tanggal 6-8 Juli 2012 di Los Angeles, USA
Apakah Referensi Hukum yang Mendasarkan Kewarganegaraan Untuk Diaspora Indonesia?
Dwi
A. Hukum Internasional Indonesia sebagai salah satu anggota PBB, telah meratifikasi International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) yang bertumpu pada Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia, dalam bentuk UU no.12 tahun 2005. UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS (UDHR): Article 13. 1) Everyone has the right to freedom of movement and residence within the borders of each state. 2) Everyone has the right to leave any country, including his own, and to return to his country.
Article 15. 1) Everyone has the right to a nationality. 2) No one shall be arbitrarily deprived of his nationality nor denied the right to change his nationality. Article 17. 1) Everyone has the right to own property alone as well as in association with others. 2) No one shall be arbitrarily deprived of his property.
B. Hukum Nasional UU Republik Indonesia no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, yang mengakui dwi kewarganegaraan terbatas sampai umur 21 tahun dengan syaratsyarat tertentu.
Apakah Manfaat/Keuntungan Dwi Kewarganegaraan Untuk Diaspora Indonesia? 1. DK dapat meningkatkan hubungan ekonomi antara dua negara, memperluas basis ekonomi, mendorong perkembangan perdagangan dan investasi antara dua negara. Investasi akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan untuk rakyat Indonesia. Pemegang DK akan menjadi potensi pahlawan devisa yang luar biasa. Saat ini mantan WNI yang telah menjadi WNA mempunyai banyak kendala untuk berinventasi dikarenakan terhalang oleh banyaknya peraturan investasi yang ada. Jika mereka diberi kesempatan untuk memiliki DK dan mendapatkan WNI-nya kembali maka kendala dan halangan-halangan tersebut akan hilang. Sebaliknya Diaspora yang masih WNI juga memiliki banyak kendala untuk berinventasi karena baik peraturan PMA (harus WNA) maupun PMDN (harus penduduk wilayah RI dan memiliki KTP) tidak sesuai (tidak bisa diterapkan) untuk Diaspora Indonesia. 2. Pemegang DK dapat berpengaruh pada keputusan ekonomi dan politik di negara dimana mereka berdomisili, sedemikian rupa sehingga keputusan yang dibuat dapat lebih mendukung dan menguntungkan negara kelahiran atau negara nenek moyang mereka, tanpa sampai merugikan negara yang bersangkutan.
Diaspora Indonesia yang memiliki DK di Amerika Serikat misalnya, akan dapat mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi atau politik Amerika Serikat yang akan menguntungkan Indonesia, namun tidak merugikan kepentingan Amerika Serikat sendiri. 3. Diberlakukannya DK akan menjadi pengikat dan menghindari kehilangan para tenaga ahli yang berbakat, tenaga kerja intelektual dan berpendidikan tinggi. DK akan meningkatkan jumlah orang-orang pintar yang akan membantu kemajuan Indonesia. Diaspora di AS atau Eropa yang bekerja di NASA atau ESA dan lembaga atau industri strategis lainnya mendapat limited security clearance dan tidak diperbolehkan untuk ikut dalam proyek-proyek tertentu. Selain menghambat karier Diaspora tersebut, hal semacam ini juga akan dapat mengurangi pemanfaatan keahlian mereka untuk Indonesia yang berpotensi meningkat jika mereka diperbolehkan memiliki dwi kewarganegaraan. 4. DK dapat memperkuat loyalitas - baik politik dan budaya karena merasa menjadi bagian dan diterima oleh negara asal dan negara domisili. Di Perancis, Diaspora yang WNI yang terjun ke dunia politik harus menjadi warga negara Prancis terlebih dahulu, yang berarti yang bersangkutan kehilangan WNInya, sekalipun hukum Prancis tidak mengharuskannya karena Prancis mengakui DK. Sekalipun Warga negara Prancis yang baru ini asal usulnya bukan orang Prancis serta lahir di luar Prancis, ternyata dengan menjadi Warga Negara Prancis, ia diterima sepenuhnya sebagai bagian dari rakyat dan politik Prancis. Hal ini mengakibatkan mereka merasa diterima dengan tulus di negara Prancis sehingga dapat berkontribusi didalam masyarakat Prancis secara maksimal. 5. DK memberikan kesempatan dan kemudahan untuk mendidik orang lain tentang budaya dan masyarakat di kedua negara yang berbeda. DK membuat WNI lebih mudah mendapatkan peluang beasiswa, pendidikan dan pekerjaan dimana mereka berdomisili. Diaspora WNI generasi pertama di AS tidak bisa mendapat kesempatan mengajukan aplikasi untuk mendapatkan beasiswa yang disponsori oleh pemerintah federal untuk membantu biaya kuliah. Setelah luluspun tidak dapat melamar ke sebagian besar lowongan di Federal Government Entities (seperti Tax Auditor for IRS, dsb.) meskipun sudah menjadi US Permanent Resident
(Green Card holder). Begitu pula dengan Diaspora generasi kedua di AS akan mengalami kendala serupa apabila mereka memilih untuk melepaskan kewarganegaraan USA dan tetap menjadi WNI (pada umur 18-21 tahun). 6. Pemegang DK dapat dengan leluasa melakukan perjalanan ke kedua negara. Dua buah paspor yang dimilikinya dapat mengurangi permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan tak perlu yang mungkin timbul dari para pejabat imigrasi. Diaspora WNI di Jepang yang dipercaya menjadi kepala pabrik (perusahaan Jepang) di suatu negara Eropa Timur mengalami kesulitan setiap melakukan perjalanan bisnis keluar masuk negara Eropa Timur tersebut. Sama halnya dengan Diaspora WNI di seluruh dunia yang perlu mengikuti seminar atau kongres diluar negara tempat tinggalnya (dimana mereka mendapat permanent resident) seringkali kesulitan mendapatkan visa dengan passport RI. Terutama untuk negara-negara di Amerika Utara dan Eropa. 7. Selain mendorong interaksi antar budaya dan bahasa pada anak hasil pernikahan antar bangsa, DK juga sekaligus melindungi dan menjaga hubungan budaya, bahasa dan pendidikan sehingga pemegang DK dapat mempunyai ikatan dan akses yang kuat dengan negara ibu/bapaknya atau nenek moyangnya. Pernikahan antar bangsa diera global adalah sebuah tuntutan loyalitas akan tetapi bukan berati harus dihadapkan kepada pertanyaan dilema, antara loyal kepada pasangan atau loyal kepada tanah air kelahirannya. Oleh sebab itu negeri Belanda memperbolehkan pasangan kawin campur untuk berkewarganegaraan pasangannya masing-masing disamping berkewarganegaraan mereka sendiri. 8. Memperoleh hak-haknya kembali untuk melakukan investasi dalam bentuk pembelian properti. Bagi Diaspora mantan WNI maupun yang masih WNI dan menikah dengan WNA tanpa perjanjian nikah (pre nuptial) bisa membeli property dengan status Sertifikat Hak Milik (SHM).
9.
Pemegang DK mendapatkan perlindungan hukum dan hak-hak yang sama dengan warganegara dimana mereka berdomisili. Gaji dan tunjangan sosial yang ditawarkan kepada Diaspora yang WNI jumlahnya lebih rendah jika dibandingkan dengan yang ditawarkan kepada rekan-rekan mereka yang berkewarganegaraan Inggris. Dengan demikian DK akan memberikan kemudahan dan menempatkan WNI dengan status hak yang sama dengan warganegara lokal..
Untuk Siapakah Penerapan Dwi Kewarganegaraan Diaspora Indonesia? 1. Diaspora Indonesia tidak kehilangan status WNI nya bila memperoleh kewarganegaraan di negara mereka berdomisili. 2. Memberikan Dwi Kewarganegaraan kepada mantan WNI baik orang dewasa maupun kepada anak-anak. Termasuk anak-anak pemegang status Dwi Kewarganegaraan terbatas. 3. Memberikan Dwi Kewarganegaraan kepada anak yang lahir di luar negeri dimana salah satu orang tuanya adalah WNI atau mantan WNI, atau keduaduanya WNI, namun akibat hukum Ius Soli yang berlaku di negara itu, anak tersebut otomatis menjadi WNA. 4. Diaspora Indonesia yang tidak termasuk butir 1 s/d 3 diatas tidak harus melepaskan kewarganegaraannya jika ia mendapatkan WNI.
Bp. Dutamardin, Ibu Ries C Woodhouse, Ibu Ida Frigeri, Dirjen AHU, Bp. DR Aidir Amin Daud SH MH, Ibu Melva Nababan, Ibu Galih Permata, Ibu Renny Damayanti Mallon dan Bapak Kim Silaban saat bertemu dengan Dirjen AHU tgl 11 Oktober 2012
Bapak Duta Mardin, Ibu Renny Damayanti Mallon dan Ibu Galih Permata berkunjung ke Mahkamah Konstitusi di Jalan Merdeka Barat untuk bertemu dengan Hakim Dr. Hamdan Zoelva, SH, MH
Apakah Petisi Dwi Kewarganegaraan (PDK) Untuk Diaspora Indonesia? PDK untuk Diaspora Indonesia merupakan sebuah gerakan sosial dan solidaritas dari sebagian masyarakat Indonesia di dalam dan di luar negeri, baik pelaku kawin campur, migran, pelajar ataupun individual lainnya yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan dan pembangunan Indonesia, dan yang berkeyakinan bahwa penerapan kebijakan Dwi Kewarganegaraan akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan Indonesia. Karena merupakan gerakan sosial, PDK tidak memiliki badan hukum, struktur formal dan anggaran dasar serta rumah tangga seperti layaknya organisasi pada umumnya. PDK lebih bersifat sebagai wadah untuk inisiatif dan aspirasi tentang Dwi Kewarganegaraan (DK).
Apakah Visi Petisi Dwi Kewarganegaraan (PDK) Untuk Diaspora Indonesia? Diaspora Indonesia tetap menjadi bagian, dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan negara Indonesia. Ini dilakukan baik secara sosial dan budaya maupun secara aktif sebagai salah satu aktor dalam memajukan ekonomi, bisnis, pendidikan, kesehatan, dan teknologi di Indonesia; maupun dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara dimana mereka berdomisili.
Apakah Misi Petisi Dwi Kewarganegaraan (PDK) Untuk Diaspora Indonesia? Memperjuangkan penerapan Hukum Dwi Kewarganegaraan untuk Diaspora Indonesia di Indonesia sesuai dengan Hukum/Kovenan Internasional mengenai Hak Asasi Manusia dan memelihara serta menjaga rasa cinta terhadap Indonesia untuk generasi-generasi selanjutnya.
Kami akan melakukan uji materi UU Kewarganegaraan melalui kuasa hukum dimana hasil dari uji materi tersebut akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi Indonesia dalam rangka Judicial Review atas UU Kewarganegaraan yang saat ini berlaku di Indonesia. Untuk keperluan itu kami memerlukan dukungan financial Anda. Terima kasih atas dukungan dan sumbangan sukarela anda yang tak ternilai harganya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan perjuangan kita bersama ini. BCA Cab. Chaze Plaza Sudirman a/n Galih Permata Apsari dan Irina Iskandar Account No. 0354354949 Swift Code: CENAIDJA Bank Mandiri Cab. Mid Plaza, JL Jend Sudirman, Jakarta Pusat a/n Galih Permata Apsari dan Erni Herlina Munir Account No. 122-00-0619840-5 Swift Code: BMRIIDJA
[email protected]
Cek dibayarkan kepada ‘IDN-USA’ atau 'Indonesian Diaspora Network - USA' dengan memo "TF Kewarganegaraan" Cek (dalam denominasi USD) dikirim ke: TF-Kewarganegaraan Care of: IDN-USA 801 S. Hwy 183, # 1562, Leander, TX 78646 – 1562, USA
Tim Petisi Dwi Kewarganegaraan (PDK) Untuk Diaspora Indonesia Email:
[email protected] Website: http://www.petisidkindonesia.com Facebook Page: https://www.facebook.com/DukungKamiUntukMewujudkanKewarganegaraanGanda?ref=hl
Indonesian Diaspora Network