TANTANGAN DAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL
SW Kartika Sari, ST, M.Si Disampaikan dalam: Sosialisasi PMU bagi TP PKK Se-Kabupaten Karangnyar Selasa, 16 September 2014
Pendidikan Menengah Universal (PMU) dicanangkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh warga negara usia 16-18 tahun dapat mengenyam pendidikan menengah yang bermutu mencakup SMA, MA, dan SMK.
• Mendikbud mengatakan, saat ini lulusan sekolah menengah pertama (SMP) yang tidak melanjutkan sekolah memilih untuk menikah daripada menganggur di rumah. Akibatnya, kata dia, mereka belum matang untuk berumah tangga. • Ketidakmatangan dalam berumah tangga ini menyebabkan kualitas keluarga menjadi rendah.
KELUARGA Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, dalam membentuk jati diri anak (Mulyasa, 2012)
KAJIAN TEORI Hasil-hasil kajian menunjukkan lingkungan asuhan terutama interaksi ibu-anak, pola asuh dan stimulasi keluarga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selain karakteristik keluarga, ibu dan anak serta konsumsi makanan (Satoto, 1990; Madanijah, 2005)
Komponen pengasuhan dalam keluarga
1. perhatian/dukungan ibu terhadap anak, 2. pemberian ASI atau makanan pendamping pada anak, 3. rangsangan psikososial terhadap anak, 4. persiapan dan penyimpanan makanan, 5. praktek kebersihan atau higiene dan sanitasi lingkungan, dan 6. perawatan balita dalam keadaan sakit seperti pencari pelayanan kesehatan.
Apa saja tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas keluarga?
Grafik Pertumbuhan Anak
Perkembangan otak dipengaruhi oleh gen dan lingkungan. Stress atau trauma emosional menyebabkan otak memproduksi hormon. Tingkat hormon yang tinggi seperti kortisol dapat menyebabkan sel otak mati dan hubungan antar sel menjadi berkurang.
Mari kita tengok sejenak, sudah benarkah praktek pengasuhan dilakukan untuk meningkatkan kualitas keluarga?
12 gaya populer (1) 1. Memerintah Tujuan ortu : mengendalikan situasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat. Pesan yang ditangkap anak : harus patuh, tidak punya pilihan. 2. Menyalahkan Tujuan ortu : memberitahu kesalahan anak. Pesan yang ditangkap anak : tidak pernah benar/baik. 3. Meremehkan Tujuan ortu : menunjukkan ketidakmampuan anak dan orang tua lebih tahu. Pesan yang ditangkap anak : tidak berharga, tidak mampu. 4. Membandingkan Tujuan ortu : memotivasi dengan memberi contoh kebaikan orang lain. Pesan yang ditangkap anak : tidak sayang, pilih kasih, selalu kurang. 5. Mencap Tujuan ortu : memberitahu kekurangan dengan maksud anak berubah. Pesan yang ditangkap anak : itulah aku. 6. Mengancam Tujuan ortu : supaya menurut/patuh dengan cepat. Pesan yang ditangkap anak : cemas, takut.
12 gaya populer (2) 7. Menasehati Tujuan ortu : supaya anak tahu mana yang baik dan buruk. Pesan yang ditangkap anak : sok tahu, bosan, dan bawel. 8. Membohongi Tujuan ortu : membuat urusan jadi gampang. Pesan yang ditangkap anak: orang tua/orang dewasa tidak dapat dipercaya. 9. Menghibur Tujuan ortu : menghilangkan kesedihan atau kekecewaan, anak jadi senang terus dan jangan larut. Pesan yang ditangkap anak: senang, lari dari masalah. 10. Mengkritik Tujuan ortu : meningkatkan kemampuan dirinya agar anak memperbaiki kesalahan. Pesan yang ditangkap anak: kurang, salah. 11. Menyindir Tujuan ortu : memotivasi, mengingatkan supaya tidak melakukan seperti itu dengan cara menyatakan yang sebaliknya. Pesan yang ditangkap : menyakiti hati.
12. Menganalisa Tujuan ortu : mencari penyebab positif/negatif atau kesalahannya dan berupaya mencegahnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Pesan yang ditangkap anak : sok pintar.
Demi generasi Indonesia, tidak ada pilihan lain kecuali: “Meningkatkan kualitas keluarga dengan terlebih dahulu meningkatkan kualitas SDM melalui .” pendidikan yang memadai.”