Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
PERDEBATAN Pdt. Budi Asali (Penganut Allah Tritunggal) TERHADAP BUKU “RAHASIA PRIBADI ALLAH” KARANGAN TJANTANA JUSMAN (Penganut Sabelianisme: Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah ketiga peranan Allah.)
Published by permission.
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/sabelianisme.html 1
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Budi Asali write: ----- Original Message ----From: budi asali To: Tjantana
[email protected] Sent: Thursday, September 27, 2007 2:26 PM Subject: sakramen katolik Saya baru membaca buku anda berjudul 'Rahasia Pribadi Allah'. Dlm buku itu anda menyalahkan beberapa point ttg ajaran Gereja Katolik. Yang ingin tanyakan adalah pendapat anda ttg Sakramen dalam gereja Katolik. Kan ada 7 sakramen, sedangkan dlm Kristen hanya ada 2. Anda setuju dengan yang mana? Thanks. Budi Asali.
2
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tjantana Jusman write: Dear Bapak Budi Asali, Terima kasih sudah membaca buku saya. Pak Budi, buku saya ditulis dari sudut pandang Kristen, tentu saja kami hanya mengakui sakramen Kristen yang juga diajarkan oleh para Rasul dan benar-benar tercatat (bukan tersirat) di dalam Alkitab. Jika Pak Budi tidak setuju dengan isi buku saya, tidak apa-apa, anggap saja suatu wawasan baru dari sudut pandang Kristen. Saya tidak pernah memaksa pembaca saya untuk mengikuti pengajaran Apostolik dan Alkitabiah yang saya paparkan di dalam buku tersebut. Saya tidak menyampaikan pengajaran saya sendiri atau denominasi Gereja sendiri. Saya cuma mengajak pembaca merenungkan misalnya seperti berikut. Adakah tertulis di dalam Alkitab kata "Tritunggal" atau "Trinitas" satu kali saja? Pernahkah para Rasul mengajarkan bahwa Allah mempunya 3 pribadi secara tersurat (harfiah, tercatat) bukannya tersirat? Tahukah kita bahwa pencetus pengajaran "Tritunggal" adalah seorang teolog bernama Tertullianus? Teolog ini bukanlah Nabi atau Rasul yang adalah dasar gereja (Efesus 2:19-20). Pada zaman Yesus berjalan di dunia ini, bukankah justru para teolog (Ahli Taurat, Farisi, Saduki, para Imam) yang menolak pengajaran-Nya dan bahkan menyalibkan-Nya? Nama dari ketiga Pribadi Allah menurut pengajaran Tritunggal adalah: Allah Bapa, Allah Anak (Putra), dan Allah Roh Kudus. Adakah satu kali saja kata-kata "Allah Anak" atau "Allah Roh Kudus" di dalam Alkitab? Hanya ada "Allah Bapa" di dalam Alkitab. Adakah pengajaran "api penyucian" di dalam Alkitab? Para Rasul menghormati Ibu Maria tetapi tidak pernah mensejajarkannya dengan Yesus Kristus atau pun menyembahnya melalui doa-doa khusus melaluinya atau kepadanya. Demikian tanggapan saya, semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati, Tjantana Jusman.
3
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Budi Asali write: Saya sudah menerima jawaban bapak tentang sakramen Katolik. Terima kasih atas jawabannya. Saya ingin tanya lagi satu hal, kalau bapak tidak keberatan. Dalam buku bapak, bapak berulang kali berbicara tentang penebusan yang Yesus lakukan, misalnya dalam hal 3-4,7,31,99,111,103. Juga pada bagian kata pengantar, hal xii. Dari seringnya bapak berbicara tentang penebusan yang Yesus lakukan ini, kelihatannya bapak adalah orang yang menekankan Injil. Tetapi sayang bapak tidak memberitahu, apa yang lalu harus dilakukan oleh manusia untuk bisa selamat. Mungkin karena tujuan bapak menulis buku tersebut bukan untuk hal ini, tetapi tentang siapakah / bagaimanakah Allah itu. Karena itu saya harap bapak mau menjelaskan di sini. Kita selamat kalau percaya / beriman kepada Yesus, bukan? Tetapi bagaimana caranya percaya? Apakah iman itu sebenarnya? Juga saya sering mendengar ajaran tentang Predestinasi. Katanya hanya yang dipilih / ditentukan dalam rencana Allah saja yang bisa percaya. Apa benar demikian? Juga ada ajaran yang mengatakan bahwa seseorang bisa percaya atau tidak, itu tergantung dirinya sendiri mau percaya atau tidak. Jadi, tiap orang punya free will / kehendak bebas. Lalu mana yang benar? Predestinasi atau free will?
Thanks atas jawaban bapak, Budi Asali.
4
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tjantana Jusman write: Dear Bapak Budi Asali, Terima kasih atas pertanyaan Pak Budi, saya tidak keberatan. Betul, Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dan tentu saja saya menekankan Injil karena Injil (menurut Alkitab sendiri bukan kata saya) adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16). Sebelum kita tahu bagaimana diselamatkan, ada baiknya kita tahu terlebih dahulu, apa itu Injil? Injil adalah kabar baik (Gospel = the good news = kabar baik) tentang Yesus yang mati, dikuburkan, dan dibangkitkan (lihat 1 Korintus 15:3-4). Nah, supaya tersedia keselamatan, ada 3 hal yang Yesus lakukan tadi (mati, dikuburkan, dan dibangkitkan). Kita adalah orang-orang Kristen (Christian = Christ-like = seperti Kristus). Tuhan Yesus lakukan 3 hal supaya ada keselamatan, demikian juga ada 3 hal yang harus kita lakukan supaya diselamatkan yaitu seperti yang tertulis di dalam Kisah Para Rasul 2:38 dan Roma 6:2-4: 1. Bertobat (mati bagi dosa). 2. Dibaptis di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus (dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan). 3. Menerima Roh Kudus (dibangktkan bersama-sama dengan Dia). Pak Budi, percaya atau beriman kepada Tuhan Yesus memang suatu keharusan jika ingin diselamatkan tetapi tidaklah cukup hanya percaya (setan-setan pun percaya hanya ada satu Allah, lihat Yakobus 2:19) tetapi harus disertai perbuatan ketaatan, kita diselamatkan jika percaya dan dibaptis (Markus 16:16) dan jika ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah maka kita harus dilahirkan kembali dari air (baptisan air) dan dari Roh (baptisan Roh Kudus): Yohanes 3: 3-5. Tentang bagaimana diselamatkan selengkapnya, ada di dalam buku saya yang berjudul “Tim Penyelamat Surgawi” dan “Tips 1 Menit Masuk Surga”, kedua-duanya diterbitkan oleh Bethlehem. Perhatikan bahwa apa yang saya sampaikan sampai pada surat yang kedua ini, saya selalu memakai ayat-ayat Alkitab. Pengajaran yang kita harus ikuti adalah pengajaran yang diajarkan para Rasul (Apostolik) dan sesuai Alkitab (Alkitabiah). Kenapa harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh para Rasul? Karena para Rasul adalah dasar gereja (keluarga Allah) seperti tercantum di Efesus 2:19-20. Demikian juga halnya dengan pengajaran predestinasi. Apakah para Rasul mengajarkannya dan Alkitab mencatatnya? Kalau pun ada dikatakan oleh seorang Rasul di dalam Alkitab, tetapi apakah penafsirannya sudah benar?
5
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Perhatikan Efesus 1:4-5 di bawah ini: 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, Tahukah Pak Budi bahwa setiap kata ”kita” atau ”kami” di dalam kitab Efesus menunjuk kepada orang-orang Yahudi sedangkan kata ”kamu” ditujukan kepada orang-orang bangsa lain (non-Yahudi atau Kafir)? Mengapa dibicarakan kedua pihak ini? Karena tujuan kitab Efesus adalah sebagai berikut. Efesus 2:14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.
Sebagai contoh: Efesus 2:8-10 dan Efesus 1:12-13 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. 1:12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dalam kaitannya dengan Efesus 1:4-5, karena kata ”kita” berarti orang-orang Yahudi, maka yang dipilih sebelum dunia dijadikan (dalam pikiran dan rencana Allah) adalah orang-orang Yahudi sebagai suatu bangsa bukannya setiap individu sudah dipilih seperti yang dipercayai oleh pengajaran predestinasi. Jadi pengajaran ini merupakan salah tafsir ayat Alkitab. Justru Alkitab mengatakan: ”...setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Dan juga jelas-jelas kehendak bebas (free-will): ”...Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cumacuma!” (Wahyu 22:17).
Demikian tanggapan saya, semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati, Tjantana Jusman.
6
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Budi Asali write: Kepada Yth Bpk Tjantana Jusman Terima kasih atas jawaban bapak yang bukan hanya cepat tetapi juga cukup panjang lebar. Di bawah ini saya mengembalikan email bapak yang terakhir, dengan saya beri komentar / pertanyaan saya disela-selanya. Mohon tanggapan bapak, dan terima kasih sebelumnya.
Budi Asali.
Tjantana Jusman write: Kepada Yth. Bpk Budi Asali, Terima kasih atas tanggapan Pak Budi yang juga cepat dan malahan lebih panjang lebar. Kalau saja saya dapat menjawab dengan singkat, tentunya saya juga maunya begitu. Setelah membaca tanggapan Anda seluruhnya, Pak Budi sudah terlalu yakin akan pengajaran predestinasi dan tritunggal, tidak mungkin Anda meninggalkannya lagi jika tidak merendahkan hati untuk menerima pengajaran para Rasul (Apostolik) dan yang Alkitabiah (sesuai ayat Alkitab secara harfiah), bukan pengajaran atau penafsiran saya sendiri lho. Dan juga, Pak Budi sudah mendapatkan argumentasi saya di dalam buku saya, untuk apa kita berdebat? Bukankah cuma menghabiskan waktu saja? Lebih baik, baca satu kali lagi buku saya, kalau Anda tidak setuju tidak apa-apa, saya tidak memaksa, kalau Pak Budi mau, silakan saja buku saya itu dibuang atau dibakar karena Anda anggap bidat atau ajaran sesat (tetapi sayangnya justru Apostolik dan Alkitabiah), selanjutnya Anda dan saya nanti yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan Yesus, cukup adil bukan?
Tanggapan Budi Asali: Saya seringkali mengubah pandangan saya kalau saya menemukan tulisan yang mempunyai argumentasi yang kuat yang tidak bisa saya bantah. Jadi, bukan persoalan kerendahan hati, tetapi persoalan apakah ajaran itu sesuai dengan Alkitab dan ditafsirkan dengan benar atau tidak. Yang saya ingin tahu adalah sebaliknya, yaitu apakah anda cukup rendah hati untuk mengubah pandangan anda, kalau saya bisa membuktikan kesalahan, dan bahkan kesesatan, ajaran anda?
Tanggapan Tjantana: Kalau Anda bisa membuktikan kesalahan dan kesesatan saya, saya akan dengan rendah hati menerimanya tetapi rasa-rasanya kok saya malahan jadi semakin yakin dengan apa yang saya pegang sebagai kebenaran yaitu Allah itu esa dan yang namanya esa, ya satu pribadi, mana mungkin Allah yang esa kok tiga pribadi? Orang yang sederhana saja
7
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
(tidak usah sampai M.Div) dapat mengerti akan hal ini. Pak, Firman Tuhan itu bukan hanya untuk para teolog, kalau begitu kasihan dong, wong deso, ora iso ngerti. Teolog seperti Anda lah yang membuatnya rumit. Mungkinkah orang-orang desa ini termasuk yang tidak dipilih untuk percaya (sesuai teori predestinasi Anda)? Kasihan sekali mereka ini dan takdir mereka buruk sekali ya, sudah miskin tidak terpilih lagi.
Tanggapan Budi Asali: Anda mengatakan ’terlalu yakin’. Apakah ’terlalu yakin’ itu salah, kalau yang diyakini memang merupakan sesuatu yang benar? Kelihatannya, anda segan berdebat dengan saya. Apakah anda berpendapat bahwa berdebat merupakan sesuatu yang salah? Paulus berdebat, demikian juga Stefanus, pada saat ia kepenuhan Roh Kudus. Jadi, itu tak harus salah.
Tanggapan Tjantana: Bagaimana Anda yakin akan kebenaran yang Anda pegang kalau di dalam Alkitab tidak pernah dinyatakan misalnya bahwa Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tiga-tiganya, ketiganya yang esa, atau yang mirip-mirip dengan pernyataan-pernyataan seperti ini? Pengajaran tritunggal Anda itu semuanya tersirat saja, kok bisa-bisanya Anda mau mengikutinya. Anda khan dari kaum akademisi, selidiki dulu siapa pencetus tritunggal, bukankah Tertullianus di tahun 196 M? Kalau anda tetap mau ikut dia, silakan, saya tidak melarang kok. Di Konsili Nicea pada tahun 325M yang kumpul sekitar 300 uskup dan Kaisar Konstantinus, merekalah yang mengesahkan doktrin tritunggal, padahal mereka adalah cikal bakal Roma Katolik. Doktrin tritunggal adalah doktrin Roma Katolik, Anda ini orang Kristen atau Katolik ya? Silakan lihat lampiran email ini yang merupakan cuplikan buku saya yang ”Tanggapan Manis Tanggapan Seru” (buku ini tidak dijual di toko buku membahas kepercayaan lain, untuk kalangan sendiri) halaman 20-22. tritunggal adalah warisan Roma Katolik dan menjadikan Allah sebagai sangat berbahaya, sadarlah sebelum terlambat.
lain berjudul karena ada Pengajaran tiga Tuhan,
Pak Budi, Anda begitu mengesankan sampai-sampai saya segan dengan anda, aduh takut saya dibuatnya, sampai merinding nih bulu kuduk saya. Tapi sebenarnya sih, yang lebih tepat saya enggan untuk berdebat bukannya segan, ketahuilah bahwa cuma Tuhan Yesus yang saya segani. Pak, adakah seseorang dimenangkan kepada suatu pengajaran hanya karena ia kalah berdebat atau karena pihak yang satunya menang berdebat? Inilah yang saya maksudkan percuma saja berdebat. Kalau Anda boleh terlalu yakin dengan pengajaran manusia (tritunggal), silakan lanjut. Saya pun berhak untuk terlalu yakin dengan Keesaan Tuhan dan saya akan terus mengajarkannya sampai saya mati. Tinggal nanti kita berdua masingmasing bertanggung jawab kepada-Nya, bukankah ini cukup adil? Anda sepertinya kok memaksa saya untuk percaya kepada pengajaran tritunggal padahal saya tidak memaksakan pengajaran Tuhan itu esa kepada Anda. 8
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Budi Asali: Saya ingin anda baca ayat ini: 1Pet 3:15 – ”Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”. Sekarang saya meminta pertanggungan jawab tentang ajaran anda, dan ayat Kitab Suci ini mengharuskan anda memberikannya. Maukah anda tunduk pada Firman Tuhan ini? Saya berdebat dengan anda, supaya kalau mungkin saya bisa mempertobatkan anda dari pandangan sesat anda. Saya adalah hamba Tuhan, dan itu panggilan saya. Apakah tidak mungkin saya, dengan pertolongan Roh Kudus, mengubah pandangan anda? Atau anda sendiri juga sudah ’terlalu yakin’ dengan pandangan Sabelianisme anda? Kalaupun setelah berdebat saya tak berhasil mempertobatkan anda, saya tak menganggap itu sebagai buang waktu, tenaga ataupun pikiran. Firman yang saya beritakan, atau mempertobatkan anda, atau akan menghakimi anda pada hari penghakiman.
Tanggapan Tjantana: Wow, ternyata Tuhan Yesus sungguh luar biasa penuh kasih dan pengertian dengan saya, Dia yang adalah Tuhan saja tidak memaksa pertanggungan jawab dari saya tetapi Anda menuntutnya? Ya, Anda adalah hamba Tuhan tritunggal dan saya hamba Tuhan yang esa. Kalau memang Anda benar-benar tulus, silakan saja doakan saya supaya Roh Kudus menjamah dan menobatkan saya dan saya juga mendoakan hal yang sama buat Anda, adil bukan? Tidakkah Pak Budi mengerti bahwa buku saya (Rahasia Pribadi Allah dan VCD Rahasia Tuhan) adalah bentuk pertanggungan jawab saya akan apa yang saya percayai? Anda yang bergelar M. Div tentunya gemar membaca, cari saja argumentasi saya di dalam buku saya tersebut, kalau Anda tidak setuju, silakan dibuang atau dibakar, itu hak Anda. Betul, Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dan tentu saja saya menekankan Injil karena Injil (menurut Alkitab sendiri bukan kata saya) adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16).
Tanggapan Budi Asali: Pada waktu anda mengatakan bahwa Yesus adalah satu2nya Juruselamat, apakah bapak bermaksud untuk mengatakan bahwa orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus semuanya akan masuk neraka, tak peduli agama apapun yang mereka anut dan bagaimana salehnya mereka hidup?
9
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Tjantana: Yang saya katakan adalah siapa saja yang percaya kepada-Nya akan selamat. Menurut Pak Budi sendiri orang yang tidak percaya sehingga tidak diselamatkan masuk ke mana?
Tanggapan Budi Asali: Saya hanya bertanya kan? Kalau anda mengatakan orang yang tak percaya Kristus semua akan masuk neraka, saya setuju dengan anda. Saya yakin bahwa Yesus secara mutlak adalah satu2nya jalan ke surga!
Tanggapan Tjantana: Waspadalah bahwa penentuan akhir masuk Surga atau Neraka adalah hak prerogatif Sang Hakim Agung, Yesus Kristus sendiri.
Tanggapan Budi Asali: Ya, tetapi jangan lupa bahwa Ia sudah memberi persyaratan untuk masuk surga, yaitu harus beriman kepadaNya. Jadi, bukan menghakimi kalau kita mengatakan bahwa orangorang yang tidak percaya kepadaNya akan masuk ke neraka!
Tanggapan Tjantana: Yang saya percayai adalah bahwa kita diselamatkan bukan oleh perbuatan baik tetapi oleh permandian kelahiran kembali (bukankah permandian di sini berbicara tentang pembaptisan air?) dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Roh Kudus yang kita terima lah yang memperbaharui roh dan hati kita). Silakan lihat Titus 3:5. Titus 3:5 ”Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus”.
Tanggapan Budi Asali: Perhatikan terjemahan KJV di bawah ini. KJV: ‘Not by works of righteousness which we have done, but according to his mercy he saved us, by the washing of regeneration, and renewing of the Holy Ghost’ (= ). Saya tak ingin mempersoalkan apa arti bagian itu, tetapi dilihat dari terjemahan KJV jelas itu tak menunjuk pada baptisan. Jadi, jangan hanya menggunakan Kitab Suci Indonesia yang memang banyak salahnya.
Tanggapan Tjantana: Kalau begitu menurut Anda “the washing of regeneration” itu apa kalau bukan menunjuk kepada baptisan? Cuci-cuci atau mandi-mandi saja? Wah, saya jadi bingung nih. Sudah jelas bahwa kalau kita mau masuk ke dalam Kerajaan Allah kita ini harus dilahirkan dari air (baptisan air) dan Roh (baptisan Roh Kudus), lihat Yohanes 3:3-5. Markus 16:16 juga berkata bahwa kita diselamatkan jika percaya dan dibaptis.
10
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Sebelum kita tahu bagaimana diselamatkan, ada baiknya kita tahu terlebih dahulu, apa itu Injil? Injil adalah kabar baik (Gospel = the good news = kabar baik) tentang Yesus yang mati, dikuburkan, dan dibangkitkan (lihat 1 Korintus 15:3-4). Nah, supaya tersedia keselamatan, ada 3 hal yang Yesus lakukan tadi (mati, dikuburkan, dan dibangkitkan).
Tanggapan Budi Asali: Bukankah ’dikuburkan’ bukanlah sesuatu yang Yesus lakukan? Maksud bapak ’Yesus lakukan’ atau ’Yesus alami’?
Tanggapan Tjantana: Seperti Yesus mati karena Ia menyerahkan nyawa-Nya demikian juga ketika Ia dikuburkan, Ia membiarkan diri-Nya dikuburkan, bukankah tubuh kemanusiaan-Nya sudah mati? Pak Budi, mungkinkah seseorang yang sudah mati (ingat dan pahami bahwa Yesus selain ilahi, Ia juga manusia – the Dual Nature of Jesus Christ) menguburkan dirinya sendiri?
Tanggapan Budi Asali: Saya tak ingin terlalu mempermasalahkan hal ini, karena ini bagi saya tak penting. Saya hanya memberi komentar tentang hal ini secara sambil lalu saja.
Tanggapan Tjantana: Anehnya sudah tahu tidak penting, tapi kok ditanya ke saya (lihat saja sendiri pertanyaan Anda di atas)? Ini berarti Anda suka mengada-ada, betul? Kita adalah orang-orang Kristen (Christian = Christ-like = seperti Kristus). Tuhan Yesus lakukan 3 hal supaya ada keselamatan, demikian juga ada 3 hal yang harus kita lakukan supaya diselamatkan yaitu seperti yang tertulis di dalam Kisah Para Rasul 2:38 dan Roma 6:2-4: 1. Bertobat (mati bagi dosa). 2. Dibaptis di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus (dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan). 3. Menerima Roh Kudus (dibangktkan bersama-sama dengan Dia). Pak Budi, percaya atau beriman kepada Tuhan Yesus memang suatu keharusan jika ingin diselamatkan tetapi tidaklah cukup hanya percaya (setan-setan pun percaya hanya ada satu Allah, lihat Yakobus 2:19) tetapi harus disertai perbuatan ketaatan, kita diselamatkan jika percaya dan dibaptis (Markus 16:16) dan jika ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah maka kita harus dilahirkan kembali dari air (baptisan air) dan dari Roh (baptisan Roh Kudus): Yohanes 3: 3-5.
11
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Budi Asali: Jadi, bapak percaya bahwa kita diselamatkan bukan hanya oleh iman, tetapi oleh iman dan perbuatan baik / baptisan? Dan kalau memang demikian, maka: 1) Bagaimana dengan banyak ayat dalam Kitab Suci yg menunjukkan secara jelas bahwa kita diselamatkan hanya oleh iman, dan sama sekali bukan oleh perbuatan baik? Contoh: • Kis 15:1-11 - “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. (3) Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. (4) Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. (5) Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: ‘Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.’ (6) Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. (7) Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: ‘Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (8) Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, (9) dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. (10) Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? (11) Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.’”. Bdk. ay 11b dengan Ro 11:5-6 - “(5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (6) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia”. • Ro 3:24,27-28 - “(24) dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cumacuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. ... (27) Jika demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”. • Ro 9:30-32 - “(30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah memperoleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (32) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena
12
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
•
•
• •
•
perbuatan”. Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”. Gal 3:6-11 - “(6) Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. (8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: ‘Olehmu segala bangsa akan diberkati.’ (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. (10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’ (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”. Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”. Fil 3:7-9 - “(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan”. Bahwa perbuatan baik tidak mempunyai andil dalam keselamatan seseorang, juga bisa terlihat dari selamatnya penjahat yang bertobat di atas kayu salib, padahal ia hanya percaya kepada Kristus (pada akhir hidupnya) dan boleh dikatakan tidak mempunyai perbuatan baik. Luk 23:42-43 - “(42) Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’ (43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
2) Apakah Penebusan yang Yesus lakukan bagi kita di atas kayu salib itu masih kurang, sehingga perlu kita tambahi dengan perbuatan baik kita sendiri? Bdk. dengan kata2 ’Sudah selesai’ di atas kayu salib. 3) Penjahat yang bertobat di kayu salib tidak pernah dibaptis, tetapi Yesus menjamin keselamatannya. 4) Gereja / jemaat Galatia didirikan oleh Paulus dg memberitakan kepada mereka bahwa mereka diselamatkan hanya oleh iman. Tetapi lalu orang-orang Yahudi, mengajarkan kepada mereka bahwa mereka tidak mungkin diselamatkan oleh iman saja, tetapi juga
13
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
harus disunat, dan mentaati hukum Taurat. Karena itu Paulus menuliskan surat Galatia itu untuk meluruskan jemaat dari penyesatan itu. Itu sebabnya dalam seluruh surat Galatia sangat ditekankan bahwa seseorang diselamatkan bukan karena menuruti hukum Taurat, tetapi hanya karena iman. Ia bahkan mengecam Injil yang diberikan orang-orang itu sebagai Injil yang lain / berbeda, dan mengecam mereka sebagai ’terkutuk’ (Gal 1:6-9). Juga, kalau bapak menganggap bahwa kita diselamatkan karena iman dan perbuatan baik, maka saya ingin tanya satu hal ini: apakah bapak yakin kalau detik ini bapak mati, bapak PASTI masuk surga? Kalau bapak yakin, berdasarkan apa? Bukankah bapak tidak tahu banyaknya perbuatan baik maupun dosa yang bapak lakukan? Dan bukankah bapak juga tidak mungkin bisa tahu apakah perbuatan baik yang bapak lakukan itu sudah mencapai standard yang Tuhan tentukan? Kalau bapak tidak yakin, apa gunanya mengikuti agama / kepercayaan yang tidak memberikan keyakinan masuk surga? Dan sebagai orang yang tahu Kitab Suci, bapak pasti tahu bahwa neraka itu sangat mengerikan. Bagaimana bapak bisa tidur kalau ada kemungkinan besok bapak akan mati dan masuk ke tempat mengerikan itu?
Tanggapan Tjantana: Pak Budi, tenang dulu, jangan buru-buru menuduh atau menghakimi. Saya tidak mengatakan tentang perbuatan baik tetapi perbuatan ketaatan. Alangkah indahnya jika menyamakan persepsi terlebih dulu sebelum menuduh. Lihat juga jawaban saya di atas tentang Titus 3:5. Saya juga sangat diberkati oleh Efesus 2:8-9.
Tanggapan Budi Asali: Jangan mengatakan saya menuduh / menghakimi. Saya kan cuma bertanya? Dan pertanyaan itu saya kira wajar, karena anda mengatakan di atas bahwa ’percaya atau beriman kepada Tuhan Yesus memang suatu keharusan jika ingin diselamatkan tetapi tidaklah cukup hanya percaya (setan-setan pun percaya hanya ada satu Allah, lihat Yakobus 2:19) tetapi harus disertai perbuatan ketaatan, kita diselamatkan jika percaya dan dibaptis (Markus 16:16)’. Bagi saya, kata2 anda artinya adalah seseorang diselamatkan oleh iman + sesuatu (baptisan, perbuatan baik). Tetapi saya ingin memastikan apakah itu memang merupakan pandangan anda, dan karena itu saya menanyakannya.
Tanggapan Tjantana: Tidak menghakimi bagaimana? Apakah Anda mau menarik kembali apa yang Anda tuliskan di atas? Memang Anda bertanya, tetapi saya belum memberi jawab khan? Lalu Anda langsung saja menyimpulkan sambil mengatakan: ”Kalau memang demikian, maka ...”. Wah, Anda ini rumit sekali ya. Yang saya maksudkan adalah perbuatan ketaatan (lihat Yakobus 2:17 dan ayat 26) bukannya perbuatan baik. Kalau Anda tidak suka dengan perkataan “perbuatan ketaatan” bagaimana kalau saya katakan begini saja: Percaya atau iman saja tidaklah cukup karena iman tanpa ketaatan sama juga bohong. Anggap saja sebelum Anda menikahi isteri Anda sekarang,
14
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
dulu Anda percaya bahwa ia dapat menjadi isteri yang baik tetapi kalau Anda tidak pernah menikahinya (tanpa perbuatan), bukankah sama juga bohong? Yang saya maksudkan dengan iman harus disertai dengan perbuatan ketaatan adalah sebagai berikut. Yakobus 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Yakobus 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Nah, kalau begitu, puji Tuhan, saya tidak perlu menjawab pertanyaan no. 1) Anda di bawah ini yang sangat panjang lebar. 1) Bagaimana dengan banyak ayat dalam Kitab Suci yg menunjukkan secara jelas bahwa kita diselamatkan hanya oleh iman, dan sama sekali bukan oleh perbuatan baik? Contoh: • Kis 15:1-11 - “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. (3) Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. (4) Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. (5) Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: ‘Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.’ (6) Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. (7) Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: ‘Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (8) Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, (9) dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. (10) Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? (11) Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.’”. Bdk. ay 11b dengan Ro 11:5-6 - “(5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (6) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia”.
15
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
•
•
•
•
• •
•
Ro 3:24,27-28 - “(24) dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cumacuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. ... (27) Jika demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”. Ro 9:30-32 - “(30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah memperoleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (32) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan”. Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”. Gal 3:6-11 - “(6) Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. (8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: ‘Olehmu segala bangsa akan diberkati.’ (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. (10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’ (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”. Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”. Fil 3:7-9 - “(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan”. Bahwa perbuatan baik tidak mempunyai andil dalam keselamatan seseorang, juga bisa terlihat dari selamatnya penjahat yang bertobat di atas kayu salib, padahal ia hanya percaya kepada Kristus (pada akhir hidupnya) dan boleh dikatakan tidak mempunyai perbuatan baik. Luk 23:42-43 - “(42) Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’ (43) Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
16
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
2) Apakah Penebusan yang Yesus lakukan bagi kita di atas kayu salib itu masih kurang, sehingga perlu kita tambahi dengan perbuatan baik kita sendiri? Bdk. dengan kata2 ’Sudah selesai’ di atas kayu salib.
Tanggapan Tjantana: Apakah saya pernah mengatakan seperti yang Anda tuduhkan? Kenapa Anda menuduh tanpa menggali dulu tentang apa yang saya maksud dengan ”perbuatan ketaatan”? Apakah saya pernah mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh perbuatan baik? Tidak pernah. Lihat jawaban saya di atas.
Tanggapan Budi Asali: Kalau perbuatan baik merupakan bukti iman, saya setuju. Tetapi pemutlakan / pengharusan baptisan, seperti dalam kalangan gereja Katolik, sebetulnya sudah merupakan ajaran keselamatan karena iman + perbuatan baik. Bukankah ’menyerahkan diri untuk dibaptis’ merupakan perbuatan kita?
Tanggapan Tjantana: Betul, memberi diri dibaptis adalah perbuatan kita karena mentaati atau mengikuti perintah Tuhan Yesus, inilah yang saya maksudkan dengan perbuatan ketaatan.
3) Penjahat yang bertobat di kayu salib tidak pernah dibaptis, tetapi Yesus menjamin keselamatannya.
Tanggapan Tjantana: Pak Budi, jika kita bisa mentaati-Nya dalam hidup ini (sehat jasmani dan rohani) untuk memberi diri dibaptis, segeralah memberi diri dibaptis. Akankah Yesus memerintahkan si penjahat untuk turun dulu (pakunya dicabut dulu), kemudian dibaptis, lalu disalibkan lagi (pakunya dipasang lagi)? Pak, bukankah Tuhan Yesus juga berhak untuk tentukan apakah si penjahat itu selamat atau tidak selamat dengan atau tanpa baptisan pada saat itu dengan menimbang keadaan saat itu? Inilah yang kita namakan kasus khusus dan tidak berlaku umum.
Tanggapan Budi Asali: Kalau baptisan merupakan sesuatu yang mutlak bagi keselamatan, dan Tuhan memang ingin menyelamatkan dia, maka Ia akan memberinya jalan untuk bisa dibaptis, entah bagaimana caranya! Tentu saya setuju bahwa orang percaya harus mau dibaptis. Tetapi itu berbeda dengan mengatakan bahwa baptisan itu punya andil dalam penyelamatan kita. Itu tetap merupakan bukti iman, bukan syarat keselamatan. Ingat bahwa kasus ’khusus’ itu banyak sekali terjadi. Kalau terus ada perkecualian, maka itu bisa menjadi umum!
17
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Tjantana: Kalau baptisan tidak punya andil dalam keselamatan kita, kenapa Ia memerintahkan kita untuk memberi diri kita dibaptis (Amanat Agung)? Kenapa juga Petrus memerintahkan orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta untuk dibaptis (Kis. 2:38)? Kalau memang baptisan tidak ada andil dalam keselamatan, buat apa si sida-sida Etiopia capek-capek dibaptis oleh Filipus (padahal susah cari air di padang gurun)? Siapa bilang kasus khusus banyak terjadi? Seberapa banyak orang yang disalib lalu sebelum mati bertobat? Seberapa banyak orang yang benar-benar mau dibaptis tetapi karena alasan kesehatan (sakit parah atau tidak memungkinkan untuk dibaptis) tidak jadi dibaptis atau dilarang oleh anggota keluarganya untuk dibaptis? Ada berapa ratus juta (bahkan lebih dari 1 milyar) orang Kristen yang dibaptis seperti praktik pada umumnya? Untuk apa menjadikan kasus khusus menjadi praktik umum padahal yang jelas-jelas berlaku umum bagi semua orang percaya sudah dinyatakan di dalam Alkitab?
4) Gereja / jemaat Galatia didirikan oleh Paulus dg memberitakan kepada mereka bahwa mereka diselamatkan hanya oleh iman. Tetapi lalu orang-orang Yahudi, mengajarkan kepada mereka bahwa mereka tidak mungkin diselamatkan oleh iman saja, tetapi juga harus disunat, dan mentaati hukum Taurat. Karena itu Paulus menuliskan surat Galatia itu untuk meluruskan jemaat dari penyesatan itu. Itu sebabnya dalam seluruh surat Galatia sangat ditekankan bahwa seseorang diselamatkan bukan karena menuruti hukum Taurat, tetapi hanya karena iman. Ia bahkan mengecam Injil yang diberikan orang-orang itu sebagai Injil yang lain / berbeda, dan mengecam mereka sebagai ’terkutuk’ (Gal 1:6-9).
Tanggapan Tjantana: Pertanyaan Anda yang nomor 4) dikarenakan salah tuduh, kita diselamatkan oleh iman dan iman yang disertai oleh perbuatan ketaatan (sekali lagi bukan perbuatan baik semata) seperti yang Anda tuduhkan. Pak Budi, saya yakin kalau saya mati pada detik ini, saya masuk ke Surga karena iman saya disertai perbuatan ketaatan, saya sudah mengikuti perintah-perintah Tuhan Yesus (bertobat, dibaptis, dan terima Roh Kudus, terus hidup dalam kebenaran dan kekudusan) dan setiap hari saya berdoa pertobatan kalau-kalau saya berdosa baik yang disengaja atau pun yang tidak disengaja. Pak, setiap hari saya tidur sangat nyenyak dan teramat yakin kalau saya sampai dipanggil Tuhan Yesus, saya bertemu Dia muka dengan muka. Pak Budi, apakah Anda yakin kalau mati pada detik ini juga Anda masuk Surga? Apakah setiap hari Anda bisa tidur nyenyak atau terbangun-bangun ketakutan karena tidak yakin akan keselamatan Anda? Atau mungkin ada kekuatiran karena pada hari ini, Anda baru berdoa kepada Allah Bapa saja tapi belum kepada Allah Anak dan lupa
18
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
berdoa kepada Allah Roh Kudus? Padahal di dalam Alkitab tidak pernah ada tersebut Allah Anak atau Allah Roh Kudus, cuma ada Allah Bapa.
Tanggapan Budi Asali: Orang yang mengaku Kristen tetapi tak yakin keselamatannya, menurut saya bukan Kristen. Tetapi orang yang yakin keselamatannya belum tentu Kristen. Orang bisa saya yakin, karena ia punya keyakinan yang dari setan. Ini bukan tuduhan, hanya analisa. Juga Kitab Suci mengatakan bahwa ada jalan yang disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju kepada maut. Saya yakin mutlak akan keselamatan saya. Saya memang mempunyai insomnia, tetapi itu tak ada hubungannya dengan ’takut masuk neraka’.
Tanggapan Tjantana: Kalau begitu hal yang sama saya katakan kepada Anda juga yang katanya yakin akan keselamatan tetapi ujungnya kebinasaan, bagaimana? Cukup adil? Tapi sebenarnya sih saya berharap bahwa Anda juga diselamatkan dan kita bisa bertemu di Surga. Pak, insomnia Anda disebabkan oleh kerumitan pikiran Anda dan adanya sesuatu yang belum terpuaskan dalam hidup Anda? Ngomong-ngomong, pendeta kok ngak bisa tidur ya? Raja Daud yang sedang dikepung musuh saja bisa tidur (setelah berdoa) dan keesokan harinya mendapat kekuatan baru. KDL dong, maksud saya Kasihan Deh Loe. Maaf, bercanda lho! Kata2 anda di atas ’Atau mungkin ada kekuatiran karena pada hari ini, Anda baru berdoa kepada Allah Bapa saja tapi belum kepada Allah Anak dan lupa berdoa kepada Allah Roh Kudus? Padahal di dalam Alkitab tidak pernah ada tersebut Allah Anak atau Allah Roh Kudus, cuma ada Allah Bapa’ menunjukkan: a) Ketidak-mengertian anda tentang doktrin Allah Tritunggal. Saya bukan percaya 3 Allah! Berdoa kepada yang manapun dari Mereka tak jadi soal. Tak pernah ada keharusan berdoa kepada ketiga2nya setiap hari! b) Anda memang punya kepercayaan keselamatan karena perbuatan baik. Kalau tidak, mengapa ’tidak berdoa’ atau ’lupa berdoa’ lalu menyebabkan harus kuatir akan keselamatan?
Tanggapan Budi Asali: Lagi2 anda mempermasalahkan bahwa istilah itu tak ada dalam Alkitab. Anda sendiri mempercayai sakramen dan free will yang juga tak ada istilahnya dalam Kitab Suci. Saya mau beri anda 1 milyar kalau anda bisa menemukan istilahnya dalam Kitab Suci (kecuali kalau itu salah terjemahan). Istilahnya tak ada, tetapi ajarannya ada. Itu yang penting! Istilah Anak dan Roh Kudus ada, dan kita sama2 percaya bahwa Anak dan Roh Kudus adalah Allah. Lalu apa salahnya kalau disebut Allah Anak, dan Allah Roh Kudus?
19
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Tjantana: a) Memang saya tidak akan pernah mengerti doktrin tritunggal yang tidak diajarkan oleh para Rasul dan tidak Alkitabiah. Anda bilang tidak percaya tiga Allah tetapi Anda percaya bahwa Allah punya tiga pribadi dan masing-masing punya nama sendiri-sendiri: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, bukankah dengan demikian Anda menjadikan Allah yang esa menjadi 3 Allah? b) Wah, yang punya insomnia sehingga tidak bisa tidur nyenyak itu saya atau Anda ya? Carilah keseluruhan kebenaran tentang Pribadi Allah dan keselamatan, barulah Anda bisa tidur nyenyak, dan tiba-tiba insomnia hilang begitu saja. Saya melakukan sakramen karena ada pernyataan tertulisnya di dalam Alkitab (1 Korintus 11:24 dan sekali lagi di ayat 25) demikian juga halnya dengan freewill (Yohanes 3:16 dan Wahyu 22:17), tetapi tentang tritunggal, mana pernyataan yang tertulisnya dan cukup yang sederhana saja seperti: Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tigatiganya, atau ketiganya yang esa? Mana? Tidak ada, bukan? Kenapa Anda masih saja mau mengikuti tradisi gereja Roma Katolik? Apalagi menyangkut Nama Allah, tidak pernah disebut barang satu kali pun Allah Anak atau Allah Roh Kudus? Memang tidak ada yang demikian karena Nama Bapa adalah Yesus, Nama Anak, jelas Yesus, dan Nama Roh Kudus adalah Yesus. Sederhana bukan? Buat apa repot-repot? Perhatikan bahwa apa yang saya sampaikan sampai pada surat yang kedua ini, saya selalu memakai ayat-ayat Alkitab. Pengajaran yang kita harus ikuti adalah pengajaran yang diajarkan para Rasul (Apostolik) dan sesuai Alkitab (Alkitabiah). Kenapa harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh para Rasul? Karena para Rasul adalah dasar gereja (keluarga Allah) seperti tercantum di Efesus 2:19-20.
Tanggapan Budi Asali: Semua orang mengclaim seperti itu, tetapi penafsirannya yang menentukan. Saksi Yehuwa sangat banyak menggunakan Alkitab, tetapi penafsirannya begitu kacau, sehingga mereka harus dianggap sebagai bidat / sekte. Bdk. 2Pet 3:15-16.
Tanggapan Tjantana: Karena itu kita harus memakai penafsiran para Rasul dan mengikuti pengajaran para Rasul (Apostolik) dan yang Alkitabiah (ayat demi ayat mengajarkannya secara konsisten, tersurat, tercatat, dan bukan tersirat) dan jika memungkinkan, pengamatan langsung (melalui apa yang tertulis di dalam Alkitab) atas apa yang dilakukan para Rasul sebagai teladan. Misalnya jika mereka membaptis (pada jemaat mula-mula) dalam Nama Tuhan Yesus, maka inilah yang kita lakukan bukannya di dalam Nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus. Yang tersirat terbuka kepada penafsiran sendiri-sendiri. Saksi Yehova jadi kacau karena tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat; bagi mereka, Yesus adalah jelmaan malaikat Mikhael. Kami Pentakosta (yang percaya bahwa hanya ada 1 Pribadi Allah dengan 3 peranan utama sebagai Bapa, Anak, dan Roh
20
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Kudus) jelas-jelas percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, lalu kenapa kami dicap ‘sesat’ hanya karena tidak percaya kepada tritunggal (yang jelas-jelas tidak Apostolik dan Alkitabiah)?
Tanggapan Budi Asali: Sama saja. Orang bisa saja menyangka ia sudah menggunakan penafsiran rasul2, tetapi sebetulnya tidak. Ajaran yg tersuratpun hrs ditafsirkan bersama2 ayat2 lain yg berhubungan. Anda tak mau ajaran yg hanya tersirat? Dlm Mat 22:31-32 Yesus sendiri memberikan pengajaran secara implicit. Apakah anda melarang orang Kristen merokok? Kalau ya, dg ayat explicit yg mana? Justru ajaran anda ttg baptisan sangat tidak saya setujui. Yesus mengajar untuk membaptis dlm nama Bapa, Anak, dan RK, tetapi anda justru mengajar hrs dlm nama Tuhan Yesus Kristus. Tetapi ttg doa, Yesus mengajar hrs berdoa dlm namaNya / nama Yesus (Yoh 16:24), tetapi anda justru mengajar hrs berdoa dlm nama Bapa, Anak, dan RK (hal 64 dr buku anda). Itukah yg anda katakan sbg alkitabiah? Pd waktu kata2 Yesus dlm Mat 28:19 itu kelihatannya bertentangan dengan praktek pembaptisan dlm Kisah Rasul, mengapa bukan ayat2 dlm Kisah Rasulnya yg ditafsirkan secara berbeda? Misalnya dg mengatakan bahwa kata ‘nama’ di sana berarti ‘atas perintah / otoritas’ dr Yesus.
Tanggapan Tjantana: Dari email sebelumnya saya juga sudah bilang, kalau anda tidak setuju dengan apa yang saya sampaikan, tidak apa-apa kok, tetapi kenapa anda merasa dapat membelokkan saya dari apa yang sudah saya percayai? Anda ini sudah benar-benar membaca buku saya (Rahasia Pribadi Allah) apa belum? Saya tidak pernah mengajarkan berdoa di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Anda kok bisanya cuma menuduh terus ya? Secara logika saja, kalau saya mengajarkan berdoa secara demikian berarti saya setuju dengan tritunggal yang jelasjelas saya tentang habis-habisan. Sampai detik ini pun Anda belum mengerti bahwa apa yang saya ikuti adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh para Rasul dengan pengamatan akan apa yang mereka lakukan ketika mereka membaptis. Tidak pernah sekali pun mereka membaptis dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus. Saya cuma penerus Rasul karena itu tidak mau menafsirkan dengan penafsiran sendiri, kalau Anda mau memakai penafsiran terbalik, silakan saja. Tapi yang jelas tidak ada yang mau ikut Anda yang juga cuma penerus Rasul.
Demikian juga halnya dengan pengajaran predestinasi. Apakah para Rasul mengajarkannya dan Alkitab mencatatnya? Kalau pun ada dikatakan oleh seorang Rasul di dalam Alkitab, tetapi apakah penafsirannya sudah benar?
21
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Perhatikan Efesus 1:4-5 di bawah ini: 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, Tahukah Pak Budi bahwa setiap kata ”kita” atau ”kami” di dalam kitab Efesus menunjuk kepada orang-orang Yahudi sedangkan kata ”kamu” ditujukan kepada orang-orang bangsa lain (non-Yahudi atau Kafir)? Mengapa dibicarakan kedua pihak ini? Karena tujuan kitab Efesus adalah sebagai berikut. Efesus 2:14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.
Sebagai contoh: Efesus 2:8-10 dan Efesus 1:12-13 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
1:12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dalam kaitannya dengan Efesus 1:4-5, karena kata ”kita” berarti orang-orang Yahudi, maka yang dipilih sebelum dunia dijadikan (dalam pikiran dan rencana Allah) adalah orang-orang Yahudi sebagai suatu bangsa bukannya setiap individu sudah dipilih seperti yang dipercayai oleh pengajaran predestinasi. Jadi pengajaran ini merupakan salah tafsir ayat Alkitab.
Tanggapan Budi Asali: Saya berpendapat bahwa pada waktu mengatakan ’kami’ /’kita’ Paulus tidak menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang bukan Kristen, tetapi orang-orang Yahudi yang percaya. Jadi, ini tidak mungkin menunjuk kepada pemilihan mereka sebagai bangsa.
22
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Tjantana: Pak Budi, yang sudah dipilih sebelum dunia dijadikan (dalam pikiran atau rencana Allah) adalah orang-orang Yahudi sebagai suatu bangsa karena dari bangsa Yahudi lah muncul Juruselamat. Jika Anda tidak setuju dan bersikukuh, tidak apa-apa, tetaplah dengan pengajaran predestinasi Anda, yang penting saya sudah mencoba untuk menjelaskannya. Saya tidak dapat memaksa seseorang yang sudah sangat yakin dengan kepercayaan yang dipegangnya, silakan tinggal dilanjutkan saja. Jika dalam hal Efesus 1:4-5 saja persepsi kita sudah berbeda, untuk apa saya memberi jawaban atas serentetan ayat-ayat yang Anda berikan di bawah ini, bukankah hanya menghabiskan waktu saja dan tokh akhirnya terjadi perbedaan persepsi juga?
Tanggapan Budi Asali: Hanya beberapa ayat ini anda anggap banyak? Tahukah anda berapa ayat yang dipakai oleh Saksi Yehuwa untuk menyangkal keilahian Kristus / Roh Kudus? Saya menggunakan waktu 2 thn untuk membahas ayat2 mereka! Kalau ajaran anda memang benar, anda harus bisa menjelaskan ayat2 yang saya berikan itu sehingga artinya menjadi sesuai dengan pandangan anda. Kalau tidak, berarti pandangan anda bertentangan dengan ayat2 ini. Juga, bagaimana dengan text-text di bawah ini? Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah (KJV: the Gentiles) dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”. Ro 8:29-30 - “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya”. 2Tes 2:12-13 - “supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”.
Ro 9:6-29 - “(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, (7) dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: ‘Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.’ (8) Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. (9) Sebab firman ini mengandung janji: ‘Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki.’ (10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu
23
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. (19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan - (23) justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaanNya atas benda-benda belas kasihanNya yang telah dipersiapkanNya untuk kemuliaan, (24) yaitu kita, yang telah dipanggilNya BUKAN HANYA DARI ANTARA ORANG YAHUDI, TETAPI JUGA DARI ANTARA BANGSA-BANGSA LAIN, (25) seperti yang difirmankanNya juga dalam kitab nabi Hosea: ‘Yang bukan umatKu akan Kusebut: umatKu dan yang bukan kekasih: kekasih.’ (26) Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: ‘Kamu ini bukanlah umatKu,’ di sana akan dikatakan kepada mereka: ‘Anak-anak Allah yang hidup.’ (27) Dan Yesaya berseru tentang Israel: ‘Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. (28) Sebab apa yang telah difirmankanNya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera.’ (29) Dan seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: ‘Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.’”.
Tanggapan Tjantana: Buat apa banyak-banyak ayat tetapi salah tafsir semuanya (seperti Saksi Yehova yang pakai banyak ayat tapi sesuka sendiri)? Anda sukanya perintah-perintah dan mengancam ya? Terserah saya dong mau menanggapi yang mana, Anda juga menanggapi jawaban saya semau Anda dan tidak memberikan pandangan atas ayat-ayat yang saya pakai. Dan Pak Budi, maaf, saya tidak tertarik dengan teori predestinasi Anda yang ngawur, kok Tuhan Yesus itu pilih kasih ya? Tuhan Yesus adalah Juruselamat bagi semua umat manusia yang mau percaya kepada-Nya. Siapakah Anda sehingga Ia memilih Anda untuk percaya sedangkan yang lainnya tidak dipilih untuk percaya? Anda egois sekali. Justru Alkitab mengatakan: ”...setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Dan juga jelas-jelas kehendak
24
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
bebas (free-will): ”...Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cumacuma!” (Wahyu 22:17).
Tanggapan Budi Asali: 1) Ini tidak bertentangan dengan predestinasi. Memang hanya yang percaya yang bisa selamat, tetapi hanya yang dipilih yang bisa percaya (Kis 13:48). 2) Jadi bapak percaya pd free-will? Dalam email yang lalu bapak mengatakan percaya pd sakramen. Padahal kedua istilah ini sama sekali tidak pernah muncul dlm Alkitab! Tetapi bapak bisa mempercayainya. Lalu mengapa bapak tidak mempercayai Allah Tritunggal, dan salah satu alasannya adalah karena istilah ’Tritunggal’ tidak pernah muncul dalam Alkitab? Bukankah ini sikap yang tidak konsisten?
Tanggapan Tjantana: 1) Pak Budi, Yohanes 3:16 tidak mengatakan: ”...setiap orang yang dipilih yang percaya kepada-Nya tidak binasa...” dan Wahyu 22:17 tidak mengatakan: ”...Dan siapa yang dipilih untuk haus, hendaklah ia datang...”, maaf jadi agak lucu kedengarannya ya, ha ha ha. Apakah Tuhan Yesus mati di atas kayu salib hanya untuk yang sudah Ia pilih untuk percaya atau untuk semua umat manusia yang mau percaya kepada-Nya? Kalau begitu Tuhan Yesus itu pilih kasih dong. Jika Tuhan Yesus memang pilih kasih seperti itu, lebih baik Ia memilih orang-orang Yahudi sebanyak-banyaknya untuk percaya dan diselamatkan, buat apa pilih kita dari bangsa lain? Semoga saja Anda termasuk yang sudah dipilih-Nya (untuk percaya) sebelum dunia dijadikan karena saya rasarasanya tidak memenuhi syarat untuk dipilih-Nya. Tetapi puji Tuhan, karena kasih karunia-Nya saya tergabung ke dalam golongan orang-orang percaya. Haleluya!
Tanggapan Budi Asali: Apakah hak anda untuk menuntut Allah memberi dengan sama rata? Memang doktrin Predestinasi seolah2 menunjukkan Allah tidak adil. Karena itu baca Ro 9:14. Munculnya pertanyaan ’apakah Allah tidak adil?’ justru membuktikan bahwa dalam text itu Paulus memang mengajarkan doktrin predestinasi ini. Saya tak merasa perlu untuk membahas hal ini panjang lebar. Kalau mau saya bisa kirimkan buku saya tentang Predestinasi kepada anda. Dan kalau anda bisa membantahnya saya akan ikut pandangan anda. Saat ini saya lebih tertarik untuk membahas pandangan Sabelianisme anda. Terus terang, saya sama sekali tidak yakin bahwa anda adalah orang percaya! Siapapun menolak Allah Tritunggal, sama dengan menolak Firman Tuhan. Dan Yesus berkata bahwa yang termasuk dombaNya akan mendengarkan suaraNya! Yoh 10:27!
Tanggapan Tjantana: Bukan seolah-olah lagi Pak, tapi Anda jelas-jelas menjadikan-Nya tidak adil dan pilih kasih, apa hak Anda menjadikan-Nya seegois Anda? Wow, lagi-lagi Anda ini bisanya cuma menghakimi bahwa saya bukan orang percaya, bagaimana mungkin saya bisa ditobatkan Anda? Kalau begitu boro-boro 25
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
saya tertarik atas karangan Anda. Apa hak Anda menentukan saya orang percaya atau bukan? Bukankah itu hak prerogatif Tuhan Yesus? Apakah Anda menyamakan diri Anda seperti Dia hanya karena Anda pendeta dan M.Div? 2) Pak Budi, kata ”freewill” memang tidak ada di dalam Alkitab, tapi ada kata-kata ”setiap orang yang percaya” (secara sederhana berarti tidak percaya juga boleh, tapi binasa) ”barangsiapa yang mau” (Wahyu 22:17) dan juga ada pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat di dalam kitab Kejadian sehingga manusia bisa memilih untuk taat atau tidak taat. Tanggapan Budi Asali: Yang bebas orangnya atau kehendaknya? Orangnya bukan? Lalu mengapa istilahnya free will? Juga, kalau anda mengatakan bahwa keselamatan tergantung orangnya, lalu bagaimana anda menafsirkan Yoh 6:44,65 – ”(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."”. Juga 1Kor 12:3b – ” tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus”.
Tanggapan Tjantana: Apakah Anda dapat memisahkan kehendak seseorang dari orangnya? Wah, Anda ini rumit sekali ya? Pak, kita bertobat itu karena jamahan Roh Kudus dan kasih karunia-Nya kepada kita tetapi Ia tidak memaksa, kalau kita menanggapi barulah keselamatan itu bagi kita. Dan hal ini berlaku untuk semua orang bukan hanya orang-orang yang terpilih untuk percaya seperti diri Anda. Kata ”sakramen” memang tidak ada di dalam Alkitab tapi misalnya tentang Perjamuan Kudus ada perkataan Tuhan Yesus, ”...perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1 Korintus 11:24) dan ”...perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1 Korintus 11:25).
Tanggapan Budi Asali: Saya tak tanya tentang Perjamuan Kudus, tetapi tentang Sakramen. Anda menggunakan istilah yang tak ada dalam Kitab Suci. Tetapi menyalahkan kami yang menggunakan istilah ’Tritunggal’ karena istilah itu tak ada dalam Kitab Suci. Masih tak mau mengaku bahwa serangan anda ini menunjukkan ketidak-konsistenan?
Tanggapan Tjantana: Pak, sekali lagi, apakah ada ayat Alkitab yang jelas-jelas menyatakan tentang tritunggal seperti: Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tiga-tiganya, atau ketiganya yang
26
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
esa? Sedangkan tentang sakramen ada pernyataan yang sangat jelas (1 Korintus 11:24 dan 25). Rupanya Pak Budi tidak sedang tulus untuk mencari kebenaran tetapi mau menjebak saya, wah ada udang di balik batu neh. Sedangkan kata ”tritunggal” atau ”trinitas” memang jelas-jelas tidak ada dalam Alkitab dan memang tidak ada kata-kata yang misalnya jelas-jelas menyatakannya, misalnya: ”Allah punya tiga Pribadi”; ”Ketiga Pribadi Allah”; ”Tuhan adalah tiga-tiganya” atau ”Nama-Nya adalah tiga-tiganya” (lihat Zakharia 14:9 ”Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya”) atau ”ketiganya yang esa” (wah yang ini sih cuma ada di lagu penutupan ’doxology’). Tidak ada ”Allah tritunggal”, yang ada ”TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4).
Tanggapan Budi Asali: Terus terang, pertanyaan saya tentang sakramen / free will memang hanya merupakan taktik saya. Apakah ini salah? Nabi Natan juga ’menjebak’ Daud supaya Daud sadar akan kesalahannya (2Sam 12:1-dst). Jadi, tidak salah cara seperti itu bukan? Saya gunakan taktik, sama dengan Natan gunakan taktik. Bedanya Daud sadar dan bertobat, anda tidak!
Tanggapan Tjantana: Selamat jadi nabi ya Pak Budi. Sekali lagi Anda menghakimi saya sebagai pihak yang bersalah. Jangan-jangan Anda yang membutuhkan nabi tjantana, ha ha ha.
Tanggapan Budi Asali: Tentang ayat2 yang menunjukkan ketunggalan Allah, anda tak perlu menunjukkan kepada saya. Saya tahu dan percaya ayat2 itu, karena tanpa ayat2 itu saya akan menjadi Tritheisme (kepercayaan thdp 3 Allah).
Tanggapan Tjantana: Sadarkah Anda bahwa dengan mempercayai tritunggal sama saja dengan mempercayai tritheisme, inilah tipu muslihat iblis, seperti kebenaran padahal bukan kebenaran sama sekali. Satu Allah tapi tiga pribadi, tiga pribadi berarti tiga Allah, bagaimana mungkin tiga pribadi tetapi satu pribadi?
Tanggapan Budi Asali: Bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah, anda sudah percaya, jadi saya juga tak perlu membuktikannya kepada anda.
Tanggapan Tjantana: Pak, tanya dulu ke saya, baru menyimpulkan, oke? Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah ketiga peranan/manifestasi Allah.
27
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Budi Asali: Tetapi bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah 1 pribadi atau 3 pribadi, itu yang menjadi perbedaan kita, bukan?
Tanggapan Tjantana: Bukankah Anda sudah tahu akan hal ini di dalam buku saya? Kenapa tanya lagi?
Tanggapan Budi Asali: Sekarang, kalau Bapa, Anak dan Roh Kudus itu memang hanya 1 pribadi, tolong jelaskan hal2 ini: a) Bagaimana mereka bisa saling mengutus? Kalau ajaran anda benar, Allah itu sama seperti saya, yang bisa menjadi ayah (bagi anak saya), suami (bagi istri saya), dan guru / dosen (bagi murid2 saya). Bisakah saya sebagai suami mengutus saya sebagai dosen, dsb? Tetapi Bapa mengutus Anak (jangan bilang Anak diutus sebagai manusia! Ia diutus untuk menjadi manusia / turun ke dalam dunia! Gal 4:45 Yoh 3:17 Yoh 6:38 Yoh 8:42 Yoh 10:36 Yoh 17:18 Ro 8:3 1Yoh 4:9), dan Bapa dan Anak mengutus Roh Kudus (Yoh 14:26 Yoh 15:26 Yoh 16:7 1Pet 1:12). Tj: Pahami dulu dua sifat alami dari Tuhan Yesus di halaman 30-37 (Rahasia Pribadi Allah), buat apa saya beberkan lagi kalau memang anda sudah punya bukunya? Pak, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah anak, nah Yesus adalah Anak Allah. Allah cuma mengutus manifestasi-Nya yang lain ke dunia ini. Kenapa Allah harus mengambil rupa manusia ke dunia ini? Karena tidak ada seorang pun yang sanggup jadi Juruselamat karena semua orang sudah berdosa. b) Bagaimana mereka bisa bicara satu thdp yang lain. Bisakah saya sebagai dosen bicara kepada saya sebagai ayah? Bisa, kalau saya gila! Tetapi Roh Kudus berbicara kepada Allah (Ro 8:26)! Tj: Sekali lagi, pahami dulu dua sifat alami daripada Tuhan Yesus. Hanya Yesus Kristus mempunyai dua sifat alami, 100% manusia, 100% Allah, Nah, seperti setiap manusia berdoa kepada Bapa, demikian juga kemanusiaan Yesus perlu berbicara kepada Bapa. Jangan Anda menyamakan Anda yang cuma manusia dengan Tuhan Yesus yang adalah manusia sekaligus adalah Allah Pencipta langit dan bumi, bedanya sangat jauh Pak. Kalau Anda mau terus menerus pakai logika, bagaimana suatu peranan berbicara kepada peranan yang lainnya, sama saja dengan bagaimana cara Anda menjelaskan secara logika kelahiran Yesus tanpa perbuatan laki-laki? c) Adanya penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah: 1. Kata ganti orang bentuk jamak. Contoh: Kej 1:26 3:22 11:7. Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan ‘Kita’ dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia berbicara kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan ‘kejamakan dalam diri Allah’. Tetapi ini tidak mungkin, sebab kalau dalam Kej 1:26 diartikan bahwa ‘Kita’ itu menunjuk kepada Allah dan para malaikat, maka haruslah disimpulkan bahwa: a. manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat. b. Allah mengajak para malaikat untuk bersama-sama menciptakan manusia, sehingga kalau Allah adalah pencipta / creator, maka malaikat adalah cocreator (= rekan pencipta).
28
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Disamping itu, kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat, yaitu dalam Yes 6:8 yang dalam versi NASB menterjemahkan: “Whom shall I send and who will go for Us?” (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?). Catatan: Dalam Yes 6:8 ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama maupun baru) salah terjemahan! 2. Kata kerja dalam bentuk jamak. Contoh: • Kej 20:13 - kata-kata ‘menyuruh aku mengembara’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak. • Kej 35:7 - kata ‘menyatakan’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak. • 2Sam 7:23 - kata ‘pergi’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak. • Maz 58:12 - kata ‘memberi keadilan’ dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak (sebetulnya ini bukan kata kerja tetapi participle). Padahal dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah kata ‘ELOHIM’ yang digunakan untuk menyatakan Allah yang esa. 3. Kata-kata bentuk jamak lainnya seperti dalam: • Pengkhotbah 12:1 - kata ‘pencipta’ (creator), dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya terjemahannya adalah ‘creators’ (= pencipta-pencipta). • Maz 149:2 - kata-kata ‘yang menjadikannya’, dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak. • Yos 24:19 - dalam bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’ ada dalam bentuk jamak, tetapi kata ‘cemburu’ ada dalam bentuk tunggal. Jadi, kalau dalam Yes 6:8 digunakan kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah, maka di sini digunakan kata sifat bentuk tunggal dan jamak terhadap diri Allah.
Tanggapan Tjantana: Pak, bukankah saya sudah cukup panjang lebar membahas tentang kata ’kita’ di dalam buku saya? Apakah saya harus menuliskannya lagi di sini (sebanyak 7 halaman buku)? Silakan lihat saja hal 75-81. Kenapa Pak Budi, tidak menanggapi saja pendapat-pendapat saya di buku saya satu per satu, malahan memberikan pendapat Anda yang jelas-jelas akan saya jawab sama seperti yang tertulis di dalam buku saya tersebut.
Budi Asali: d) Beberapa ayat dalam Kitab Suci membedakan Allah yang satu dengan Allah yang lain (seakan-akan ada lebih dari satu Allah). • Maz 45:7-8. Karena dalam ayat ini Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya, mari kita lihat terjemahan NASB di bawah ini.
29
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
•
•
•
•
•
Psalm 45:6-7 (NASB): “Thy throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has anointed Thee” (= TahtaMu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. Karena itu, Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau). Bandingkan dengan Ibr 1:8-9. Tj: Ini adalah nubuatan, dan apa salahnya satu manifestasi dari Allah berbicara kepada satu manifestasi yang lainnya dari Allah, ngomong-ngomong di mana Allah Roh Kudus ya? Maz 110:1. Juga untuk ayat ini perhatikan terjemahan NASB di bawah ini. Psalm 110:1 (NASB): “The LORD says to my Lord ...” (= TUHAN berkata kepada Tuhanku). Bandingkan dengan Mat 22:44-45. Tj: Ini juga nubuatan dan jawaban saya seperti di atas, semuanya ini cuma tersirat tergantung penafsiran, mana ayat yang benar-benar menyatakan ketiga pribadi Allah? Hos 1:7 (NASB): “But I will have compassion on the house of Judah and deliver them by the LORD their God, and will not deliver them by bow, sword, battle, horses, or horseman” (= Tetapi Aku akan berbelaskasihan kepada kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka dengan / oleh TUHAN Allah mereka, dan tidak akan menyelamatkan mereka oleh / dengan busur, pedang, pertempuran, kuda-kuda, atau penunggang-penunggang kuda). Tj: Saya tidak melihat ada 2 pribadi di sini, anda melihatnya? Wah, beda persepsi lagi nih. Kej 19:24 - “Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit”. Tj: Apakah di sini ditunjukkan ada 2 pribadi, saya tidak melihatnya tuh. Inilah yang saya maksudkan, pakai banyak ayat, tetapi sebenarnya pemakaiannya tidak tepat. Amsal 8 berbicara tentang ‘hikmat Allah’. Kalau dilihat dari istilahnya, yaitu ‘hikmat Allah’ [the wisdom of God (= hikmat dari / milik Allah)], maka jelas bahwa ‘hikmat Allah’ ini tidak sama dengan Allah. Tetapi Amsal 8 ini lalu mempersonifikasikan ‘hikmat Allah’ itu dan menunjukkannya sebagai seorang pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata lain, hikmat Allah itu juga adalah Allah (bdk. 1Kor 1:24 - “Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”). Tj: Ya, sekali lagi cuma tersirat, lalu mana si pribadi yang ketiga, Allah Roh Kudus? Penampilan dari Malaikat TUHAN (Kej 16:2-13 22:11,16 31:11,13 48:15,16 Kel 3:2,4,5 Hak 13:20-22). Sama seperti istilah ‘hikmat Allah’ di atas, maka istilah ‘Malaikat TUHAN’ ini juga menunjukkan bahwa ‘Malaikat TUHAN’ (the Angel of the LORD) ini tidak sama dengan Allah. Tetapi, sekalipun dalam bagian-bagian tertentu Malaikat TUHAN itu disebut sebagai Malaikat TUHAN, dalam bagian-bagian lain Ia juga disebut sebagai Allah / TUHAN sendiri. Contoh: ∗ dalam Kej 16:7 - disebut sebagai Malaikat TUHAN. ∗ dalam Kej 16:13 - disebut sebagai TUHAN sendiri. ∗ dalam Kej 22:11 - disebut sebagai Malaikat TUHAN. ∗ dalam Kej 22:12 - disebut sebagai Allah sendiri. Juga, dalam Kel 23:20-23, malaikat TUHAN ini mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa. Semua ini menunjukkan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri. Tj: Tahukah Anda bahwa Allah di dalam ayat-ayat yang Anda pakai
30
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
sedang mengambil manifestasi sementara sebagai seorang Malaikat? Kalau tidak, bagaimana Ia yang kudus bisa bertemu dengan manusia yang tidak kudus? Istilah teologinya ”theophany” (atau teofani, perwujudan sementara dari Allah). Ketika Allah menemui Musa, Ia mengambil rupa sementara sebagai semak duri yang terbakar, apakah kita sekalian saja menyebut-Nya Allah Semak Duri? Jadi lucu ya! e) Lalu bagaimana dengan ayat2 ini? • Yoh 10:30 - ”Aku dan Bapa adalah satu.’”. Terjemahan hurufiahnya: ’I and the Father, we are one’! Tj: Di sini jelas-jelas ada 2 peranan Allah (sebagai Bapa dan Anak), yang jelas-jelas satu adalah Pribadi-Nya, sangat sederhana bukan? • Yoh 14:23 - ” Jawab Yesus: ’Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”. Tj: Kami dalam hal ini kedua manifestasi/peranan Allah karena yang mengasihi Bapa tentu saja mengasihi Anak (Yesus) yang adalah manifestasi-Nya dalam rupa manusia. • Mat 28:19 – ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Terjemahan hurufiah bagian yang saya garis-bawahi adalah ’in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit’. Mengapa kata2 ’of the’ diulang terus? Tak menunjukkan 3 pribadi? Tetapi kata ’name’ ada dalam bentuk tunggal. Ini menunjukkan ketiga pribadi itu dalah satu, karena hakekatnya hanya satu. Tj: Makanya di dalam buku saya, saya sudah mengatakan bahwa di dalam Mat 28:19 adanya penekanan kepada satu nama bukan kepada 3 pribadi (ayat ini sama sekali bukan berbicara tentang 3 pribadi tetapi tentang satu nama). Tersirat tiga pribadi padahal penekanannya kepada nama Yesus (seperti yang anda sendiri katakan). Kenapa penekanan pada satu nama? Karena nama Bapa adalah Yesus (Yoh. 5:43 dan Yoh. 17:6), nama Anak jelas Yesus, dan nama Roh Kudus juga Yesus. Karena itu Amanat Agung dalam kitab Injil lainnya (Markus dan Lukas) berbicara tentang Nama-Nya atau Nama-Ku. Karena itu para Rasul juga menafsirkan bahwa mereka membaptis dalam satu nama, yaitu Yesus Kristus, bukannya dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tidak pernah sekali pun para Rasul di jemaat mula-mula membaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bukankah hal ini sudah sangat jelas? • Yoh 14:1 – ”’Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu”. Kalau Yesus adalah Bapa, untuk apa percaya kepada Bapa dan kepada Yesus? Bukankah salah satu sudah cukup? Tj: Pak, waktu Yesus mengatakan ayat ini, Ia masih dalam wujud manusia bukan? Dia mengatakan demikian supaya murid-murid-Nya paham bahwa Yesus adalah Bapa yang mengambil wujud manusia. Lagipula apa salahnya jika Ia mengatakan demikian, apakah hal ini otomatis berarti ada 2 pribadi? Bukan 2 pribadi tetapi dua manifestasi Allah sebagai Bapa dan sebagai Anak. Bukankah Yesus mengatakan: Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa (Yohanes 14:9)? Karena ada 2 manifestasi Allah di sini (Bapa dan Anak) tetapi Pribadi-Nya tetap satu sehingga kalau sudah melihat manifestasi fisik-Nya berarti sudah melihat Bapa, apakah Anda paham?
31
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman
Tanggapan Tjantana: Pak Budi, terserah dan silakan terus ajarkan pengajaran Tertullianus (tritunggal) jika Anda mau, tetapi saya akan terus sampaikan pengajaran yang Apostolik dan Alkitabiah bahwa hanya ada satu Pribadi Allah dengan tiga peranan utama sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Pak, lebih baik Anda belum mengetahui apa-apa tentang hal-hal yang saya sudah sampaikan, daripada setelah Anda mengetahuinya, tetapi tidak melakukan apa-apa sehingga tanggung jawab akan Tuhan Yesus tuntut dari Anda.
Tanggapan Budi Asali: Secara sama saya sampaikan ’ancaman’ kepada anda. Saya sudah memberikan bukti2 kepada anda bahwa Allah mempunyai 3 pribadi, bukan 3 perwujudan! Kalau anda sudah membacanya, mengertinya, dan tidak bisa membantahnya, tetapi tetap berkeras dengan pandangan anda, maka anda adalah orang yang tegar tengkuk. Dan untuk itu anda harus bertanggung jawab!
Tanggapan Tjantana: Pak, saya cuma memperingatkan, bukannya mengancam Anda. Maaf pak, buktinya mana ayat-ayat yang jelas-jelas menyatakan bahwa Allah punya tiga pribadi? Ayatayat yang Anda berikan kepada saya di atas, cuma tersirat semata, sadarkah anda? Tidak pernah ada ayat-ayat yang menyatakan misalnya: Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tiga-tiganya, atau ketiganya yang esa atau yang sejenisnya? Justru setelah Anda baca tanggapan saya di atas dan kalau anda masih saja berpegang pada pengajaran tritunggal, berarti siapa yang tegar tengkuk? Saya tidak mengatakan Anda saja yang bertanggung jawab kepada Tuhan tetapi Anda dan saya bertanggung jawab kepada-Nya, adil bukan? Pak Budi, setelah email yang saya kirim ini, saya memutuskan untuk tidak membaca tanggapan anda lagi dan saya akan langsung menghapusnya (delete) karena hanya menghabiskan waktu saja. Lebih baik Anda dan saya melanjutkan pengajaran yang kita masing-masing percayai sebagai kebenaran. Oke? Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div. yang sudah membuat saya semakin yakin akan apa yang selama ini saya pegang sebagai kebenaran akan Pribadi Allah. Semoga Bpk Budi cepat sembuh dari insomnia dan Tuhan Yesus memberkati Bapak dan keluarga dan pelayanan Bapak. Amin.
Dari tjantana jusman, hamba dari satu-satunya Allah yang Perkasa.
Published by permission.
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/sabelianisme.html
32