4 PERDEBATAN PDT. BUDI ASALI (PENGANUT ALLAH TRITUNGGAL)
VS ELLEN KRISTI (PENGANUT UNITARIAN: ALLAH SATU PRIBADI. YESUS BUKAN ALLAH, TETAPI MALAIKAT)
Published by permission. Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/unitarian-ellenkristi04.html
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4)
Tanggapan Ellen Kristi: Hello! Too bad I can’t reply you as fast as you may wish me to. But this condition that I cannot always reply fast is something I need to inform you in advance so that you won’t get disappointed. My baby is only 9-months-old while my 76-y.o mom-inlaw is not very healthy lately (she lives with me), and sometimes my routines are just overwhelming I can’t spare my time to check out my inbox or to reply mails that I’ve read. Hope you can understand that. OK, I’ll go straight to respond what you’ve written in the previous email. Tanggapan Budi Asali: No problem. Saya juga tak selalu langsung tanggapi orang yang bertanya / menyerang saya.
Tanggapan Ellen Kristi: You wrote: a) Secara hurufiah, Yesus memang tak pernah mengaku sebagai Allah, tetapi mengaku sebagai Anak Allah. Tetapi saya berpendapat bahwa istilah Anak Allah pada jaman itu di sana berarti setara dengan Allah. Yoh 5:18 – “Sebab itu orangorang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”. Kata-kata ‘menyamakan diriNya’ seharusnya adalah ‘menyetarakan diriNya’. My respond: I underline that you have acknowledged the fact that not ever once Jesus claimed himself as God. He did say he was the Son of God. Now the problem moves to your ‘inference’ that Son of God means equal with God. My question is: how valid is your inference?
Tanggapan Budi Asali: Itu bukan kesimpulan saya. Itu juga bukan perkiraan orang-orang Yahudi. Itu katakata rasul Yohanes sendiri dalam Yoh 5:18 itu.
Tanggapan Ellen Kristi: I have some objections on the assumptions you need to produce that inference. You assume the words “menyamakan dirinya” must mean Jesus is a co-equal, co-eternal member of the Godhead (one of the Trinity). By this assumption, you make a fallacy of thinking. I’ll try to explicate my arguments below. 2
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) Tanggapan Budi Asali: 1) Saya bukan ‘menganggap’. Dalam bahasa Yunani seharusnya memang diterjemahkan demikian. Kata Yunani yang dipakai berasal dari kata dasar yang sama dengan kata Yunani yang dipakai dalam Fil 2:6 (yang diterjemahkan ‘kesetaraan’). 2) Saya kira saya belum mengatakan apa-apa tentang ‘co eternal’; saya juga belum mengatakan apa-apa tentang Yesus sebagai salah satu pribadi dalam Allah Tritunggal (sekalipun saya memang percaya akan hal-hal ini). Yang sudah saya katakan hanyalah bahwa ayat itu menunjukkan bahwa Yesus setara dengan Allah.
Tanggapan Ellen Kristi: You’ve made the fallacy of false alternative because you fail to consider all relevant possibilities.
Tanggapan Budi Asali: Saya tak punya alternatif; saya hanya mempercayai apa yang Kitab Suci katakan dalam Yoh 5:18 itu! Sudahkah anda membaca ayat itu? Tolong baca sekali lagi. Yoh 5:18 – “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena IA MENGATAKAN BAHWA ALLAH ADALAH BAPANYA SENDIRI DAN DENGAN DEMIKIAN MENYAMAKAN DIRINYA DENGAN ALLAH”.
Tanggapan Ellen Kristi: How probable are monotheistic Jews to consider anyone, even those called sons of God (I hope you’re not oblivious that in the Bible there are many persons/subjects called as sons of God), as a co-equal member of the Godhead? Will they even consider the possibility that Yahweh is a Godhead? I see that the answers to both questions are “not likely”.
Tanggapan Budi Asali: 1) Memang sukar bagi orang-orang Yahudi pada umumnya untuk menerima hal itu. Justru karena itu mereka marah, menganggap Yesus menghujat Allah, dan mau membunuhNya (bahkan akhirnya betul-betul membunuhNya). 2) Tetapi murid-murid Yesus, sekalipun mereka adalah orang-orang Yahudi, mempercayai hal itu. Karena itu rasul Yohanes menuliskan hal itu. dan juga rasulrasul yang lain dalam ayat-ayat lain. 3
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) 3) Memang orang-orang yang percaya kepada Yesus disebut anak-anak Allah, tetapi itu adalah anak adopsi. Beda dengan Yesus yang adalah Anak sungguh-sungguh. Karena itu Yesus disebut Anak TUNGGAL Allah. 4) I always have problem to understand that word ‘Godhead’; would you translate that word into Indonesian for me? 5) Saya menganggap itu mungkin. Apakah bukan anda yang terlalu cepat menyimpulkan dengan berkata ‘not likely’?
Tanggapan Ellen Kristi: So there must be other explanation about the words “menyamakan diri” in John 5:18.
Tanggapan Budi Asali: Saya ingatkan anda bahwa ini anda simpulkan berdasarkan asumsi anda di atas, yang belum tentu benar!
Tanggapan Ellen Kristi: Let me take it from Anthony Buzzard’s book. The title Son of God in the Old Testament texts such as 2Sam 7:14 and Psalm 2:7 is associated with the Davidic King. “Son of God” is understood as a title of the Messiah, God’s representative, God’s vice-regent (Colin Brown, 1991:87-88).
Tanggapan Budi Asali: 2Sam 7:14 itu tentang Salomo; dan ia memang adalah TYPE dari Yesus! Ayat ini dikutip dalam Ibr 1:5 dan ditujukan kepada Yesus! Baca juga 2Sam 7:16nya yang tidak mungkin cocok untuk Salomo! Maz 2:7 lagi-lagi berbicara tentang Yesus! Ini pasti, karena Maz 2:7 itu dikutip dalam Kis 13:33 Ibr 1:5 dan Ibr 5:5 dan semuanya ditujukan kepada Yesus! Ia memang adalah THE Davidic King! Bahwa Anak Allah itu merupakan gelar dari Mesias, itu mungkin saja benar, tetapi bahwa itu berarti ‘God’s representative, God’s vice-regent’, saya tak terlalu yakin. Apa dasarnya? DAN MENGAPA ANDA PERCAYA BEGITU CEPAT PADAHAL TAK ADA DASARNYA?
4
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) Tanggapan Ellen Kristi: Thus equality mentioned in John 5:18 is not about the nature of Jesus but about his function. Tanggapan Budi Asali: Untuk ‘fungsi’ saya kira Yohanes tak akan menggunakan istilah setara. Apa maksudnya ‘fungsi yang setara’? Kalau fungsi, ia akan mengatakan ‘sama’, bukan ‘setara’. Karena ia menggunakan istilah ‘setara’ jelas ia memaksudkan ‘kedudukan’! SEBAGAI ALLAH, Yesus mempunyai kedudukan yang setara dengan Bapa! Sebagai manusia, memang tidak (Yoh 14:28). Tanggapan Ellen Kristi: It means, John 5:18 doesn’t diminish for a bit the monotheistic faith of the Jews. For me, this is an explanation more probable and more relevant than your assumption. Tanggapan Budi Asali: 1) Orang-orang Yahudi itu tak akan berusaha untuk membunuh Yesus seandainya istilah ‘Anak Allah’ tidak berarti bahwa Yesus setara dengan Allah. Bdk. Yoh 10:30-36 Yoh 19:7. Murid-murid juga tidak akan menyembah Yesus sambil menyebutNya sebagai Anak Allah (Mat 14:33), kalau mereka tidak menganggap istilah ‘Anak Allah’ berarti setara dengan Allah. 2) Dalam pandangan saya, cara berpikir anda di sini sangat tak masuk akal. Saya ingin tanyakan ini: apakah anda punya pandangan lebih dulu, yang lalu anda paksakan untuk masuk ke dalam Kitab Suci (Eisegesis), atau anda menguraikan kata-kata dan ayat-ayat dalam Ks sehingga lalu menghasilkan pandangan anda ini (Exegesis)?
Tanggapan Ellen Kristi: Hence, I don’t see anything wrong with my statement that Jesus is not God h-self (I avoid applying any gender quality to God) and never declared so. You wrote: b) Bukankah kita membangun kepercayaan kita bukan hanya berdasarkan kata-kata / pengakuan Yesus saja, tetapi dari seluruh Kitab Suci? Dan dalam bagian lain dari Kitab Suci jelas bahwa Yesus diakui sebagai Allah. Sedikitnya ada 12 ayat seperti itu ... My respond: I believe you can list more than 12 verses like that, those “classical Trinitarian verses”. As scholars, I believe we must admit that many verses in the Bible have debatable meanings.
5
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4)
Tanggapan Budi Asali: Saya kira itu tidak fair. Saya berdebat dengan Saksi Yehuwa dan membaca buku mereka. Saya tahu ada puluhan, atau bahkan ratusan, ayat favorit mereka, yang banyak yang sama dengan ayat-ayat favorit dari kalangan anda. Dalam menyusun buku saya menentang Saksi Yehuwa, tidak satupun ayat mereka yang saya hindari. Saya berpendapat bahwa kalau saya mau membuktikan kesesatan mereka, saya harus menghancurkan SEMUA argumentasi mereka. Tanggapan Ellen Kristi: That’s why hundreds (or even thousands) of Christian denominations arise, all claim to be based in the Scriptures, all offer their interpretations on Biblical verses. You may debate until the end of the world and no agreement reached on one version of interpretation for all. Why? Because every party has a different starting point. Tanggapan Budi Asali: Tak masalah kalau kristen punya begitu banyak aliran. Saya tak persoalkan dengan orang yang SUDAH mempertimbangkan ayat-ayat dari pihak lawannya, dan lalu tetap memegang pandangannya sendiri. Tetapi kalau anda, anda mengabaikan / mengesampingkan ayat-ayat saya. Anda takut kalau anda membaca / mempelajari ayat-ayat itu anda lalu percaya pada apa yang saya percayai bahwa Yesus adalah Allah dan bahwa Allah itu memang Tritunggal? Sebetulnya, atau pada hakekatnya, anda bukan percaya pada alkitab, tetapi hanya pada ayat-ayat tertentu dari alkitab yang sesuai dengan pandangan anda!
Tanggapan Ellen Kristi: I frankly have no interest in debates like that. Stating this and that verse, opposing this and that interpretation – all without going deep to scrutinize what points of view you start your interpretation with. This is what I call a waste of time and energy.
Tanggapan Budi Asali: Saya kira anda sangat salah. Saya percaya berdasarkan 1Pet 3:15 bahwa saya wajib menjawab orang yang menyerang pandangan saya. Anda mengatakan bahwa Yesus tak selalu menjawab tantangan dan anda menunjuk pada Mat 26:63. Tetapi itu terjadi pada saat Ia diadili. Ia memang mau mati untuk menebus dosa manusia. Kalau Ia mendebat, siapa bisa melawan Dia? Maka Ia tidak jadi mati, dan manusia tak akan punya seorang Penebus. Tetapi pada saat lain, Yesus maupun rasul-rasul, sepanjang yang saya tahu, tak pernah menghindari orang yang menanyai / menyerang mereka!
6
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) You said ‘all without going deep to scrutinize what points of view you start your interpretation with’. Anda maksudkan bahwa sebelum menafsir kita harus mempunyai pandangan lebih dulu? Itu yang menyebabkan terjadinya Eisegesis!
Tanggapan Ellen Kristi: So, before we discuss about the topic you choose (the divinity of Jesus), let us settle the more essential points first, i.e. our basic points of view. I’ll state mine: 1. I believe that Biblical verses must be understood both in linguistic and historical contexts to get their objective meaning. To obtain the truth of the Bible means to grasp “the intention of the author”. Here, sola scriptura is not enough, we also need to investigate the historical factor on how, when, where (what culture/environment), and by whom a verse comes into being, and make them considerations in deciding which interpretation is closer to the “real” meaning.
Tanggapan Budi Asali: Saya setuju dengan point ini; sangat setuju!!
Tanggapan Ellen Kristi: 2. I believe that Judaism, with its radical monotheism, is the conceptual and cultural framework of early Christians (Jesus and the apostles). Scriptures read and referred to in their times are books of the Old Testaments and other Jewish references. Their concepts about God are Jewish and they highly regard Judaism as “truth-bearer”.
Tanggapan Budi Asali: 1) Saya tidak setuju dengan ini. Bahkan Perjanjian Lama menunjukkan adanya semacam kejamakan dalam diri Allah, hanya saja tidak sejelas dalam Perjanjian Baru. Jangan lupa bahwa Allah menyatakan FirmanNya secara progresif! 2) Lalu apa pandangan anda tentang ayat-ayat ini: Yoh 8:37-47 – “(37) Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firmanKu tidak beroleh tempat di dalam kamu. (38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.’ (39) Jawab mereka kepadaNya: ‘Bapa kami ialah Abraham.’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh 7
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) Abraham. (40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. (41) Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.’ Jawab mereka: ‘Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.’ (42) Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. (43) Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasaKu? Sebab kamu tidak dapat menangkap firmanKu. (44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. (45) Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepadaKu. (46) Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepadaKu? (47) BARANGSIAPA BERASAL DARI ALLAH, IA MENDENGARKAN FIRMAN ALLAH; ITULAH SEBABNYA KAMU TIDAK MENDENGARKANNYA, KARENA KAMU TIDAK BERASAL DARI ALLAH.’”. Roma 9:30-10:3 – “(9:30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (9:31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (9:32) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, (9:33) seperti ada tertulis: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ (10:1) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. (10:2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa MEREKA SUNGGUH-SUNGGUH GIAT UNTUK ALLAH, TETAPI TANPA PENGERTIAN YANG BENAR. (10:3) Sebab, oleh karena MEREKA TIDAK MENGENAL KEBENARAN ALLAH DAN OLEH KARENA MEREKA BERUSAHA UNTUK MENDIRIKAN KEBENARAN MEREKA SENDIRI, MAKA MEREKA TIDAK TAKLUK KEPADA KEBENARAN ALLAH”. Saya bertanya: apakah kedua text di atas ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi itu mempunyai kebenaran??????
8
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) Tanggapan Ellen Kristi: 3. I believe that what the early Christians thought, said, and did must be the ultimate reference to understand the essence of Christianity. And I regard what Jesus thought, said, and did as of higher value than those of the apostles. Obviously I regard ideas in the Bible as more authentic than those in the writings of the Church Fathers.
Tanggapan Budi Asali: Saya tak setuju dengan hal ini. 1) Orang kristen mula-mula, bahkan bapa-bapa gereja, banyak yang mempunyai pandangan sesat. Sebagai contoh, Origen, yang mengebiri dirinya sendiri. Apakah anda setuju dengan dia? Juga bapa-bapa gereja saling bertentangan satu dengan yang lainnya, dan mereka bahkan saling bertentangan dengan dirinya sendiri (pada waktu mereka berubah pandangan). Lalu siapa / yang mana yang anda percayai? Kalau data-data ini masih kurang, saya bisa memberikan banyak data lain, yang menunjukkan kesesatan bapa-bapa gereja, dan bahwa mereka saling bertentangan satu dengan lainnya. Please let me know if you need them. 2) Saya menganggap kata-kata Yesus setingkat otoritasnya dengan apa yang ditulis oleh para penulis Kitab Suci. Alasannya sederhana, karena keduanya adalah Firman Tuhan, sehingga tidak ada yang lebih benar. Dua-duanya sama benarnya! Pertanyaan saya: apakah anda percaya bahwa tulisan Paulus, Petrus, Yohanes dsb dalam Kitab Suci itu Firman Tuhan atau bukan?
Tanggapan Ellen Kristi: Now please tell me on which points you agree and on which you don’t. Why do I think to unravel our assumptions is very important? Simply to cut short any “debat kusir”, for our assumptions will determine which interpretation we will choose. Let me show you one example. Romans 9:5. It seems from LAI formal interpretation (TB/TB2) that “Ia” refers to Jesus. But is it the only interpretation? Absolutely not. A senior translator from LAI, Hortensius F. Mandaru, explained that there is actually other interpretation more appropriate theologically, i.e. when “Ia” refers to the Father (God), not Jesus (more about this please read Crescendo magazine no. 323 p. 48-9). LAI also uses this meaning in its dynamic interpretation (BIMK). From these two interpretations, which one is closer to the ‘real’ meaning? Since I have the above assumptions, I take the second interpretation. “Ia” here is not Jesus, but Yahweh (Father/God) because in Jewish monotheism God is one, not a
9
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) unity/Godhead and I believe that Paul’s concept of God is Jewish. Nowhere in his writing had he ever mentioned Jesus as God.
Tanggapan Budi Asali: 1) Lagi-lagi terlihat bahwa anda mempunyai konsep lebih dulu, yaitu bahwa Yesus bukan Allah, baru anda menafsirkan Ro 9:5 itu. Anda menyetujui kata-kata orang dari LAI itu bukan karena secara exegesis anda yakin kebenaran kata-katanya, tetapi karena kata-katanya cocok dengan pandangan anda. Ro 9:1-5 – “(1) Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, (2) bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. (3) Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. (4) Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjianperjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. (5) Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”. Perhatikan bahwa mulai ayat 1 tak pernah ada pembicaraan tentang Bapa. Lalu bagaimana mungkin kata ‘Ia’ dalam ay 5 bisa menunjuk kepada Bapa? Itu pasti menunjuk pada Mesias, yang baru dibicarakan dalam kalimat sebelumnya (ay 5a)! 2) Jangan lupa bahwa LAI mempunyai banyak ayat yang terjemahannya kacau tidak karu-karuan. Dan dalam berkhotbah saya sering sekali menggunakan Kitab Suci bahasa Inggris, seperti KJV, RSV, NIV, NASB. Dan saya sering menjumpai bahwa Kitab Suci Indonesia menterjemahkan dengan kesalahan yang sama seperti dalam RSV. Saya sangat menduga keras bahwa mereka tidak menterjemahkan dari Yunani / Ibrani, tetapi dari RSV! 3) Paulus mengatakan Yesus adalah Allah banyak kali, misalnya dalam Tit 2:13 dan Fil 2:5-7.
Tanggapan Ellen Kristi: See how we choose different meaning of the very same verse? This kind of different “choice-making” also happens when we read other verses: John 1:1, Philp. 2:6; Rev. 3:14; etc. We choose different interpretation from the possible interpretations available; all depend on our starting point of view.
10
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) Tanggapan Budi Asali: Merupakan sesuatu yang berbahaya untuk mempunyai suatu anggapan lebih dulu, baru mempelajari Kitab Suci. Bagaimana kalau anggapan itu ternyata salah? Seperti orang-orang Yahudi, yang mempunyai konsep yang salah tentang Mesias, yaitu bahwa Mesias akan datang sebagai raja duniawi, yang akan melepaskan mereka dari penjajahan Roma, akhirnya menolak Yesus, yang adalah Mesias sebenarnya, karena tidak cocok dengan pemikiran mereka! Tanggapan Ellen Kristi: You may try to convince me about the truth of your interpretation version, but as long as you don’t falsify my assumptions, it will be to no avail. Tanggapan Budi Asali: Apakah Yoh 8:37-47 dan Roma 9:30-10:3 yang telah saya kutip di atas tidak membuktikan salah asumsi anda? Dua text itu adalah Kitab Suci / Firman Tuhan, dan salah satunya diucapkan oleh Yesus sendiri!!!! Tanggapan Ellen Kristi: So this is very simple. I’ve shown you some basic points of view which make me a Unitarian like now. You may convert me to leave my Unitarian faith when you falsify the assumptions above. On the other hand, I ask you to show me your basic points of view which make you believe in the Trinity, so that I may falsify them.
Tanggapan Budi Asali: Saya mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan dan juga Allah, dalam arti setinggitingginya. Ia setara dengan Bapa dalam keilahianNya, tetapi lebih rendah dari Bapa dalam kemanusiaanNya. Sebelum inkarnasi, Ia hanya Allah 100 %, tetapi setelah inkarnasi dst, Ia adalah 100 % Allah dan 100% manusia, tetapi Ia hanya 1 pribadi. Ia menjadi manusia untuk mati menebus dosa manusia / memikul hukuman dosa manusia, dan Ia merupakan satu-satunya jalan ke surga. Siapapun percaya kepadaNya / menerimaNya sebagai Juruselamat akan selamat, dan siapapun yang tidak percaya / menerimaNya sebagai Juruselamat akan binasa / masuk neraka. Saya percaya bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi (someone, not something), dan bahwa Ia adalah Allah sendiri, setara dengan Bapa dan Anak. Saya percaya bahwa Allah mempunyai 1 hakekat, tetapi 3 pribadi yang setara. Karena itu Kitab Suci dalam bagian-bagian tertentu menunjukkan keesaan Allah dan pada bagian-bagian lain menunjukkan adanya semacam kejamakan dalam diri Allah.
11
Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (4) Sekalipun saya percaya bahwa Bapa adalah Allah dan Tuhan, Yesus juga demikian, dan Roh Kudus juga demikian, saya tidak mempercayai 3 Allah ataupun Tuhan! Saya hanya mempercayai adanya 1 Allah / Tuhan! Saya percaya bahwa semua manusia (kecuali Yesus) adalah manusia yang berdosa, bahkan sangat berdosa (Ro 3:10-12,23 Kej 6:5), dan karena itu, tanpa penebusan Kristus tidak mungkin bisa selamat. Tak ada manusia yang mencari Allah, tetapi Allahlah yang mencari manusia (Ro 3:11b Luk 19:10). Saya tidak percaya siapapun, termasuk anda, bisa falsify / membuktikan salah pandangan saya ini. Ini merupakan pandangan yang sudah teruji selama ribuan tahun. Diserang oleh banyak bidat, dan dipertahankan oleh orang-orang kristen. Jadi, ini sangat berbeda dengan pandangan anda yang sama sekali belum teruji (atau bolehkah saya mengatakan ‘takut diuji’?)? Bagaimanapun, saya berterima kasih kepada anda bahwa di tengah-tengah kesibukan anda, anda tetap mau meluangkan waktu untuk berbicara dengan saya melalui internet ini. Saya berdoa supaya baik anda maupun saya tidak ‘waste time and energy’ melalui dialog ini!!
Tanggapan Ellen Kristi: Other topics will be more easily settled when we have finished this section of basic assumptions.
Published by permission. Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/unitarian-ellenkristi04.html
12