Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
PERDEBATAN Pdt. Budi Asali (Penganut Allah Tritunggal) TERHADAP BUKU “RAHASIA PRIBADI ALLAH” KARANGAN TJANTANA JUSMAN (Penganut Sabelianisme: Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah ketiga peranan Allah.)
Published by permission.
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/sabelianisme2.html 1
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Budi Asali: Kepada Yth Bpk Tjantana Jusman Kalau dilihat dari cara anda menulis buku, rasanya kayak yak-yak-o! Tetapi setelah debat, dan merasa bertemu barang keras, anda tahu-tahu berubah jadi pengecut, dan lari sebelum pertandingan usai. Saya tetap memberikan jawaban, tak peduli anda baca atau tidak. Dan kalau tidak anda baca atau jawab, semua ini akan saya pajang di internet supaya seluruh dunia melihat sifat pengecut anda. Catatan: semua jawaban yang baru menggunakan warna merah.
Pdt. Budi Asali, M. Div.
Tanggapan Tjantana: Kalau Anda bisa membuktikan kesalahan dan kesesatan saya, saya akan dengan rendah hati menerimanya tetapi rasa-rasanya kok saya malahan jadi semakin yakin dengan apa yang saya pegang sebagai kebenaran yaitu Allah itu esa dan yang namanya esa, ya satu pribadi, mana mungkin Allah yang esa kok tiga pribadi? Orang yang sederhana saja (tidak usah sampai M.Div) dapat mengerti akan hal ini. Pak, Firman Tuhan itu bukan hanya untuk para teolog, kalau begitu kasihan dong, wong deso, ora iso ngerti. Teolog seperti Anda lah yang membuatnya rumit. Mungkinkah orang-orang desa ini termasuk yang tidak dipilih untuk percaya (sesuai teori predestinasi Anda)? Kasihan sekali mereka ini dan takdir mereka buruk sekali ya, sudah miskin tidak terpilih lagi.
Tanggapan Budi Asali: 1) Kalau dilihat dari fakta bahwa anda lari dari perdebatan, dan tidak mau lagi membaca jawaban saya, anda kok sama sekali tidak kelihatan rendah hati. Anda pengecut yang lari menghindari fakta. Dalam Kitab Suci tidak ada nabi / rasul / orang kristen yang nggenah yang kalah debat, lari menghindari perdebatan dsb. Jangan gunakan contoh Yesus, yang tidak menjawab waktu ditanya. Ia memang datang untuk mati, jadi tentu saja lain. 2) Dari kata-kata anda secara logika sudah kelihatan kalau anda pendusta. Orang bisa menjadi semakin yakin hanya kalau dia mendapatkan tambahan argumentasi untuk pandangannya sendiri, bukan kalau ia merasakan argumentasi lawannya tak masuk akal. Disamping, anda jelas tak bisa menjawab serangan-serangan saya, sehingga banyak serangan yang anda hindari dan pura-pura lupa menjawab. Anda kira saya orang tolol yang tak bisa melihat hal itu? Asal tahu saja, saya orang yang sangat banyak pengalaman debat, dengan segala macam orang sesat. Jadi, taktik-taktik seperti itu sudah kuno bagi saya. Bagaimana dengan cara seperti itu anda bisa jadi semakin yakin? He-he-he. Anda mengatakan kata-kata ‘semakin yakin’ hanya untuk menjengkelkan saya? Saya baru debat dengan orang lain, yang juga menggunakan kata-kata tolol seperti itu!
2
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
3) Jangan gunakan logika. Logika hanya perlu untuk mengerti Kitab Suci, bukan untuk menilai ajaran Kitab Suci itu masuk akal atau tidak! Logika harus tunduk pada Kitab Suci! Allah memang tak terbatas, dan karena itu Ia melampaui akal kita. Bandingkan dengan ayat-ayat ini: • Ayub 11:7-9 - “(7) Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batasbatas kekuasaan Yang Mahakuasa? (8) Tingginya seperti langit - apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang dapat kauketahui? (9) Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera”. Pertanyaan dalam Ayub 11:7 itu jelas harus dijawab ‘Tidak!’. • Ayub 36:26 - “Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahunNya tidak dapat diselidiki”. NIV: ‘How great is God - beyond our understanding! The number of his years is past finding out’ (= ). • Ayub 37:22-23 - “(22) Dari sebelah utara muncul sinar keemasan; Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat. (23) Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilanNya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya”. Allah itu satu hakekatnya tetapi mempunyai 3 pribadi. Bapa itu Allah sepenuhnya; Anak itu Allah sepenuhnya; dan Roh Kudus itu juga Allah sepenuhnya. Tetapi kami tidak mempercayai 3 Allah (Tritheisme); kami tetap mempercayai Allah itu satu. Tidak masuk akal? Bukan tidak masuk akal tetapi melampaui akal, dan ini yang justru masuk akal. Kalau Allah yang tidak terbatas bisa dimengerti seluruhnya oleh otak manusia yang begitu terbatas, itu justru tidak masuk akal! Ini berlaku untuk ajaran Sabelianisme yang anda anut / ajarkan! Begitu mudah dimengerti. Allah jadi seperti anda, di gereja anda pendeta bagi jemaat anda, di rumah anda Bapa bagi anak-anak anda, dan suami bagi istri anda. 1 pribadi, 3 peranan / manifestasi. Kalau Allah seperti itu, maka otak yang terbatas bisa mengerti total Allah yang tak terbatas. Itu yang tidak masuk akal! 4) Orang ndeso memang bisa ngerti, asal ia tak membutakan diri seperti anda. Tetapi sebaliknya Ph. D pun tak bisa mengerti kalau membutakan diri, atau tak dibukakan pikirannya oleh Tuhan! Juga tak dibutuhkan pengertian mendalam tentang Allah Tritunggal untuk bisa selamat. Asal ia percaya Yesus sebagai Tuhan / Allah dan Juruselamat, ia selamat. Bdk. Mat 11:25-27 – “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak DAN ORANG YANG KEPADANYA ANAK ITU BERKENAN MENYATAKANNYA”. 5) Jangan bilang Kitab Suci itu gampang. Itu kata-kata tolol dan juga tidak alkitabiah! Bdk. 2Pet 3:15-16 – “(15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam suratsuratnya itu ADA HAL-HAL YANG SUKAR DIFAHAMI, sehingga orang-orang yang
3
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisantulisan yang lain”.
Tanggapan Tjantana: Bagaimana Anda yakin akan kebenaran yang Anda pegang kalau di dalam Alkitab tidak pernah dinyatakan misalnya bahwa Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tiga-tiganya, ketiganya yang esa, atau yang mirip-mirip dengan pernyataan-pernyataan seperti ini? Pengajaran tritunggal Anda itu semuanya tersirat saja, kok bisa-bisanya Anda mau mengikutinya. Anda khan dari kaum akademisi, selidiki dulu siapa pencetus tritunggal, bukankah Tertullianus di tahun 196 M? Kalau anda tetap mau ikut dia, silakan, saya tidak melarang kok. Di Konsili Nicea pada tahun 325M yang kumpul sekitar 300 uskup dan Kaisar Konstantinus, merekalah yang mengesahkan doktrin tritunggal, padahal mereka adalah cikal bakal Roma Katolik. Doktrin tritunggal adalah doktrin Roma Katolik, Anda ini orang Kristen atau Katolik ya?
Tanggapan Budi Asali: 1) Anda sendiri percaya sakramen dan free will, apa bedanya? Istilahnya tak ada tak jadi masalah. Asal ajarannya ada. Juga ajaran Sabelianisme anda percayai, padahal Kitab Suci juga tak pernah mengatakan 3 manifestasi / peranan dsb. Apa bedanya? Yesus juga mengajarkan ajaran yang hanya tersirat, bahkan sangat tersirat. Bdk. Mat 22:32 – “Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.’”. Dari ayat Perjanjian Lama seperti itu Yesus bisa menarik pelajaran bahwa orang mati akan bangkit, atau akan ada kehidupan setelah kematian. Apa ini bukan sangat tersirat? Anda percaya ajaran Yesus yang sangat tersirat itu atau tidak? Lalu kalau ajaran Allah Tritunggal tersirat, mengapa tak mau percaya? Ajaran anda sendiri tersurat? Nonsense! Jadi, ngaca dulu sebelum menyerang! 2) Ini point yang memang juga ingin saya serang dari buku anda yang penuh pengawuran dan bahkan fitnah terhadap doktrin Allah Tritunggal! Siapa bilang Tertulian yang menemukan doktrin ini? Dari buku sejarah mana? Paling2 ia dianggap sebagai pencetus istilahnya, dan bukan ajarannya. Itupun belum tentu benar. Bandingkan dengan kutipan di bawah ini! Philip Schaff tentang Theophilus dari Antiokhia: “He was the first to use the term ‘triad’ for the holy Trinity, and found this mystery already in the words: ‘Let us make man’ (Gen. 1:26); for, says he, ‘God spoke to no other but to his own Reason and his own Wisdom,’ that is, to the Logos and the Holy Spirit hypostatized” [= Ia adalah yang pertama menggunakan istilah ‘triad’ untuk Tritunggal yang kudus, dan sudah menemukan misteri ini dalam kata-kata ‘Baiklah Kita menjadikan manusia’ (Kej 1:26); karena ia berkata, ‘Allah berbicara bukan lain kepada AkalNya sendiri dan HikmatNya sendiri’, yaitu, kepada Logos dan Roh Kudus yang dipribadikan / dianggap sebagai pribadi] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 733.
4
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Catatan: Theophilus dari Antiokhia mati pada tahun 181 M.! 3) Yang mengesahkan doktrin Allah Tritunggal adalah Sidang Nicea? Lagi-lagi fitnah dari orang yang tak tahu sejarah. Untuk membuktikan kesalahan dari kata-kata anda, mari kita memperhatikan beberapa orang / bapa gereja di bawah ini. a. Gregory Thaumaturgus. Philip Schaff berbicara tentang Gregory Thaumaturgus, yang adalah murid dari Origen. Merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa murid dari bapa gereja yang paling sesat itu ternyata bisa mempunyai pengertian / theologia yang sangat bagus! Gregory Thaumaturgus ini menghadiri Sidang Gereja Antiokhia tahun 265 M., yang mengecam Paul dari Samosata (yang adalah seorang Unitarian, yang menentang kepribadian dari Logos maupun Roh Kudus). Philip Schaff: “Gregory of Nyssa and Basil, who made him (Gregory Thaumaturgus) also a champion of the Nicene orthodoxy before the Council of Nicæa” [= Gregory dari Nyssa dan Basil, yang menganggap dia (Gregory Thaumaturgus) juga sebagai seorang pembela / pendukung dari keorthodoxan Nicea sebelum Sidang Gereja Nicea] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 797-798. Philip Schaff: “Gregory (Thaumaturgus) was supposed to have anticipated the Nicene dogma of the trinity” [= Gregory (Thaumaturgus) dianggap mengantisipasi dogma Tritunggal dari Nicea] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 801. Philip Schaff juga menuliskan ‘The Declaration of Faith’ (= Pernyataan dari Iman), yang dikatakan bahwa ini dinyatakan kepada Gregory Thaumaturgus melalui suatu penglihatan, yang ia katakan sebagai: “It is certainly a very remarkable document and the most explicit statement of the doctrine of the Trinity from the ante-Nicene age” (= Itu jelas merupakan dokumen yang sangat luar biasa / hebat dan merupakan pernyataan yang paling explicit tentang doktrin dari Tritunggal dari jaman sebelum Nicea) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 798. Bagian akhir dari ‘The Declaration of Faith’ itu bunyinya adalah: “There is therefore nothing created or subservient in the Trinity, nor superinduced, as though not before existing, but introduced afterward. Nor has the Son ever been wanting to the Father, nor the Spirit to the Son, but there is unvarying and unchangeable the same Trinity forever” (= Karena itu tidak ada apapun yang diciptakan atau lebih rendah / tunduk dalam Tritunggal, ataupun yang ditambahkan, seakan-akan tadinya belum ada, tetapi dimasukkan belakangan. Juga Anak tidak pernah tidak ada bagi Bapa, dan Roh tidak pernah tidak ada bagi Anak, tetapi di sana ada Tritunggal yang sama yang tidak berubah selama-lamanya) - Philip Schaff, ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 799. Memang Philip Schaff sendiri mencurigai bahwa ada orang lain yang menambahi ‘The Declaration of Faith’ ini. Jadi keorisinilannya ada yang meragukan. Tetapi ia lalu berbicara tentang tulisan asli dari Gregory ini. Philip Schaff: “Among his genuine writings ... two books recently published in a Syriac translation, one on the co-equality of the Father, Son, and Holy Spirit, ...” (= Di antara tulisan-tulisan aslinya ... dua buku baru-baru ini dipublikasikan dalam terjemahan bahasa Siria / Aram, buku yang satu tentang
5
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
kesetaraan dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, ...) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 798. Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Gregory Thaumaturgus, Saint’: “Greek Christian apostle of Roman Asia and champion of orthodoxy in the 3rdcentury Trinitarian (nature of God) controversy. ... The Exposition of Faith, Gregory’s principal work, was a theological apology for Trinitarian belief. The Exposition incorporated his doctrinal instructions to Christian initiates, expressed his arguments against heretical groups, and was the forerunner of the Nicene Creed that was to appear in the early 4th century” [= Rasul Kristen Yunani dari Asia Romawi dan pembela dari keorthodoxan dalam pertentangan / perdebatan tentang Tritunggal (sifat / hakekat dari Allah) pada abad ke 3. ... ‘Exposisi dari Iman’, karya utama dari Gregory, merupakan suatu pembelaan theologia untuk kepercayaan pada Tritunggal. Exposisi ini memasukkan ajaran-ajaran doktrinalnya kepada calon-calon orang Kristen, menyatakan argumentasi-argumentasinya terhadap kelompok-kelompok sesat, dan merupakan pendahulu / penyiap jalan bagi Pengakuan Iman Nicea yang akan muncul pada awal abad ke 4]. Catatan: mungkin yang di sini disebut sebagai ‘Exposition of Faith’ (= Exposisi dari Iman) sama dengan apa yang disebut sebagai ‘Declaration of Faith’ (= Pernyataan dari Iman) oleh Philip Schaff di atas. b. Theophilus dari Antiokhia (mati tahun 181 M.). Philip Schaff tentang Theophilus dari Antiokhia: “He was the first to use the term ‘triad’ for the holy Trinity, and found this mystery already in the words: ‘Let us make man’ (Gen. 1:26); for, says he, ‘God spoke to no other but to his own Reason and his own Wisdom,’ that is, to the Logos and the Holy Spirit hypostatized” [= Ia adalah yang pertama menggunakan istilah ‘triad’ untuk Tritunggal yang kudus, dan sudah menemukan misteri ini dalam kata-kata ‘Baiklah Kita menjadikan manusia’ (Kej 1:26); karena ia berkata, ‘Allah berbicara bukan lain kepada AkalNya sendiri dan HikmatNya sendiri’, yaitu, kepada Logos dan Roh Kudus yang dipribadikan / dianggap sebagai pribadi] ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 733. c. Melito dari Sardis (abad ke 2 M.). Philip Schaff tentang Melito dari Sardis: “We are not worshippers of senseless stone, but adore one only God, who is before all and over all, and His Christ truly God the Word before all ages” (= Kami bukan penyembah-penyembah dari batu yang tolol / tak berguna / tak berarti, tetapi memuja hanya satu Allah, yang ada sebelum semua dan di atas semua, dan KristusNya betulbetul Allah Firman sebelum segala jaman) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 738. Jelas bahwa bapa gereja ini menyembah dan memuja Kristus, dan mempercayai Yesus sebagai Allah yang kekal. d. Dionysius dari Roma (tahun 262 M.) dan Dionysius dari Alexandria. Yang pertama adalah seorang uskup (paus) dari Roma, dan yang kedua adalah uskup dari Alexandria. • Tentang Dionysius yang pertama, perhatikan komentar-komentar dari Philip Schaff di bawah ini. Philip Schaff: “Dionysius, A.D. 262, ... maintained at once the HOMOOUSION and eternal generation against Dionysius of Alexandria, and the hypostatical distinction against Sabellianism, and sketched in bold and
6
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
•
clear outlines the Nicene standard view” [= Dionysius, 262 M., ... mempertahankan sekaligus istilah HOMO-OUSION (= dari zat yang sama) dan eternal generation terhadap Dionysius dari Alexandria, dan perbedaan pribadi terhadap Sabellianisme, dan membuat sketsa / menguraikan secara terperinci garis besar yang tegas dan jelas dari pandangan standard Nicea] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 556. Catatan: ‘eternal generation’ adalah doktrin yang mengatakan bahwa Bapa memperanakkan Anak secara kekal, seperti matahari yang terus menerus memancarkan sinarnya. Philip Schaff: “The Roman bishop Dionysius (A.D. 262), a Greek by birth, stood nearest the Nicene doctrine. He maintained distinctly, in the controversy with Dionysius of Alexandria, at once the unity of essence and the real personal distinction of the three members of the divine triad, and avoided tritheism, Sabellianism, and subordinatianism with the instinct of orthodoxy, and also with the art of anathematizing already familiar to the popes” [= Uskup Roma Dionysius (262 M.), seorang Yunani oleh kelahiran, berdiri paling dekat dengan doktrin Nicea. Ia mempertahankan dengan jelas, dalam perdebatan dengan Dionysius dari Alexandria, sekaligus kesatuan hakekat dan perbedaan yang bersifat pribadi yang nyata dari ketiga anggota-anggota dari triad / tritunggal ilahi, dan menghindari ajaran tentang tiga Allah, Sabellianisme, dan subordinatianisme dengan naluri orthodox, dan juga dengan seni pengutukan yang sudah akrab dengan paus-paus] - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 570. Catatan: ∗ Sabelianisme adalah ajaran yang mengatakan bahwa Allah mempunyai 1 hakekat dan 1 pribadi, tetapi 3 perwujudan. Seperti ajaran anda! ∗ Subordinatianisme adalah ajaran yang menganggap bahwa tiga pribadi dalam Allah Tritunggal itu tidak setara tetapi yang satu lebih rendah dari pada yang lain. Pertentangan di antara kedua Dionysius, diakhiri dengan ketundukan Dionysius dari Alexandria kepada Dionysius dari Roma. Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Dionysius, Saint’: “pope from July 22, 259, to Dec. 26, 268. ... In response to charges of tritheism - i.e., separating the members of the Trinity as three distinct deities - against Bishop Dionysius of Alexandria, the pope convened a Roman synod (260) and demanded an explanation from Bishop Dionysius; this became known as ‘the affair of the two Dionysii.’ Semantics was at the root of the difficulty; Greek and Roman understandings of the same terms differed. The discussions at the synod helped to prepare the way for the theology of the Nicene Creed (325). The bishop cleared himself in his Refutation and Apology and accepted the pope’s authority” [= paus dari 22 Juli 259 sampai 26 Des 268. ... Dalam tanggapan terhadap tuduhan tentang tritheisme / tiga Allah - yaitu memisahkan anggota-anggota dari Tritunggal sebagai tiga keallahan yang berbeda - terhadap Uskup Dionysius dari Alexandria, sang paus memanggil suatu sidang gereja Roma (260) dan menuntut suatu penjelasan dari Uskup Dionysius; ini dikenal sebagai ‘perkara / urusan dari dua Dionysius’. Bahasa Semantic merupakan akar dari kesukaran. Pengertian dari orang-orang Yunani dan Romawi tentang
7
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
istilah-istilah yang sama, berbeda. Diskusi pada sidang gereja menolong untuk menyiapkan jalan untuk theologia dari Pengakuan Iman Nicea (325). Sang Uskup membersihkan / membebaskan dirinya sendiri dalam bukunya / tulisannya berjudul ‘Refutation and Apology’ dan menerima otoritas dari paus]. Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Dionysius of Alexandria, Saint’: “Dionysius was especially noted for his attacks on the Sabellians, who accused him of separating the persons of the Trinity (tritheism) and other heresies. Protests were sent to Pope St. Dionysius in Rome, who condemned those who denied any distinction between the persons of the Trinity and those who acknowledged three separate persons. Dionysius of Alexandria accepted the Pope's judgment and repudiated the Sabellians’ charges, but he insisted that the Trinity consisted of three inseparable persons. His position has since been vindicated by the church” [= Dionysius khususnya terkenal karena serangan-serangannya pada Sabelianisme, yang menuduh dia memisahkan pribadi-pribadi dari Tritunggal (Tritheisme / tiga Allah) dan kesesatan-kesesatan yang lain. Protes-protes dikirim kepada Paus Santo Dionysius di Roma, yang mengecam / mengutuk mereka yang menyangkal perbedaan apapun antara pribadi-pribadi dari Tritunggal dan mereka yang mengakui tiga pribadi yang terpisah. Dionysius dari Alexandria menerima penilaian / penghakiman dari Paus dan menolak tuduhan-tuduhan dari penganutpenganut Sabelianisme, tetapi ia berkeras bahwa Tritunggal terdiri dari tiga pribadi yang tak terpisahkan. Posisi / pandangannya dipertahankan oleh gereja sejak saat itu]. Jadi, kedua Dionysius ini akhirnya mempunyai persetujuan pandangan, yang sesuai dengan Pengakuan Iman Nicea, sekitar 65 tahun sebelum Sidang Gereja Nicea! Philip Schaff: “the church dogma of the Trinity arose; and it directly or indirectly ruled even the Ante-Nicene theology, though it did not attain its fixed definition till in the Nicene age” (= dogma gereja tentang Tritunggal muncul; dan itu secara langsung atau tidak langsung menguasai bahkan theologia sebelum Nicea, sekalipun itu belum mencapai definisinya yang tetap sampai pada jaman Nicea) ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 565. Philip Schaff: “The church always believed in this Trinity of revelation, and confessed its faith by baptism into the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost. ... But to bring this faith into a clear and fixed knowledge, and to form the baptismal confession into doctrine, was the hard and earnest intellectual work of three centuries” (= Gereja selalu percaya pada Tritunggal dari wahyu ini, dan mengaku imannya dengan baptisan dalam nama dari Bapa, dan dari Anak, dan dari Roh Kudus. ... Tetapi membawa iman / kepercayaan ini ke dalam suatu pengetahuan yang jelas dan tertentu / pasti, dan membentuk pengakuan baptisan ke dalam doktrin / pengajaran, merupakan pekerjaan intelektual yang berat dan sungguh-sungguh dari tiga abad) - ‘History of the Christian Church’, vol III, hal 618.
8
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
4) Nicea merupakan cikal bakal Katolik? Anda memang orang yang asal ngomong. Gereja yang mula-mula ada di dalam Kis 11:26 disebut kristen, bukan katolik. Jadi, yang berkembang menjadi sidang Nicea juga adalah orang-orang Kristen! Bahwa belakangan, sangat jauh setelah itu, mayoritas menyimpang menjadi Katolik, itu tidak bisa dikatakan bahwa orang-orang dari sidang Nicea merupakan cikal bakal dari Katolik. Itu tuduhan bodoh dan tak pakai otak! Karena kalau memang begitu, maka mengapa anda tidak tarik mundur saja ke jaman rasul2 dan Yesus, dan anggap mereka juga sebagai cikal bakal dari Gereja Katolik? 5) Doktrin Allah Tritunggal adalah doktrin Katolik? Memang benar orang Katolik percaya doktrin itu, tetapi itu tak berarti yang percaya doktrin itu adalah orang Katolik. Anda memang bodoh, tetapi kayak pinter2o saja! Semut itu binatang, tetapi binatang belum tentu semut! Masih ndak ngerti? Orang Katolik juga percaya akan ada kebangkitan pada akhir jaman. Anda percaya itu? Kalau ya, anda Katolik? Orang Katolik percaya surga dan neraka, anda juga? Kalau ya, anda Katolik? Banyak doktrin Katolik yang saya anggap salah dan bahkan sesat, tetapi tidak semua! Dan tentang keilahian Kristus, dan doktrin Allah Tritunggal, mereka benar! Dalam hal itu anda lebih sesat dari Katolik!
Silakan lihat lampiran email ini yang merupakan cuplikan buku saya yang ”Tanggapan Manis Tanggapan Seru” (buku ini tidak dijual di toko buku membahas kepercayaan lain, untuk kalangan sendiri) halaman 20-22. tritunggal adalah warisan Roma Katolik dan menjadikan Allah sebagai sangat berbahaya, sadarlah sebelum terlambat.
lain berjudul karena ada Pengajaran tiga Tuhan,
Tanggapan Budi Asali: Anda ngelindur? Tak ada lampiran email apa-apa!
Tanggapan Tjantana: Pak Budi, Anda begitu mengesankan sampai-sampai saya segan dengan anda, aduh takut saya dibuatnya, sampai merinding nih bulu kuduk saya. Tapi sebenarnya sih, yang lebih tepat saya enggan untuk berdebat bukannya segan, ketahuilah bahwa cuma Tuhan Yesus yang saya segani. Tanggapan Budi Asali: Tentu saja enggan, karena tahu kalau tak mampu menghadapi saya. Menurut saya, anda bukan orang yang segan terhadap Tuhan Yesus. Itu cuma kata-kata munafik dari anda. Mengapa saya berani mengatakan demikian? Karena sikap seseorang terhadap Tuhan sama dengan sikap orang itu terhadap Firman Tuhan. Dan menurut saya, anda punya sikap buruk terhadap Firman Tuhan / Kitab Suci!
9
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Pak, adakah seseorang dimenangkan kepada suatu pengajaran hanya karena ia kalah berdebat atau karena pihak yang satunya menang berdebat? Inilah yang saya maksudkan percuma saja berdebat. Kalau Anda boleh terlalu yakin dengan pengajaran manusia (tritunggal), silakan lanjut. Saya pun berhak untuk terlalu yakin dengan Keesaan Tuhan dan saya akan terus mengajarkannya sampai saya mati. Tinggal nanti kita berdua masingmasing bertanggung jawab kepada-Nya, bukankah ini cukup adil? Anda sepertinya kok memaksa saya untuk percaya kepada pengajaran tritunggal padahal saya tidak memaksakan pengajaran Tuhan itu esa kepada Anda.
Tanggapan Budi Asali: Saya tetap berdebat, dan dengan debat memberitakan Firman Tuhan. Apakah anda menerima atau menolak itu urusan anda dengan Tuhan. Tetapi seperti sudah saya katakan di atas, dalam Kitab Suci tidak ada nabi / rasul / Yesus yang pernah kalah debat. Karena apa? Nabi / rasul / Yesus dipimpin oleh Roh Kudus! Juga tak ada yang enggan debat, seperti anda! Sikap sok suci, sok kasih, sok saleh, tetapi pada hakekatnya, itu adalah sikap yang tak mau mendengar kebenaran / Firman Tuhan! Saya ingin anda baca ayat ini: 1Pet 3:15 – ”Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”. Sekarang saya meminta pertanggungan jawab tentang ajaran anda, dan ayat Kitab Suci ini mengharuskan anda memberikannya. Maukah anda tunduk pada Firman Tuhan ini? Saya berdebat dengan anda, supaya kalau mungkin saya bisa mempertobatkan anda dari pandangan sesat anda. Saya adalah hamba Tuhan, dan itu panggilan saya. Apakah tidak mungkin saya, dengan pertolongan Roh Kudus, mengubah pandangan anda? Atau anda sendiri juga sudah ’terlalu yakin’ dengan pandangan Sabelianisme anda? Kalaupun setelah berdebat saya tak berhasil mempertobatkan anda, saya tak menganggap itu sebagai buang waktu, tenaga ataupun pikiran. Firman yang saya beritakan, atau mempertobatkan anda, atau akan menghakimi anda pada hari penghakiman.
Tanggapan Tjantana: Wow, ternyata Tuhan Yesus sungguh luar biasa penuh kasih dan pengertian dengan saya, Dia yang adalah Tuhan saja tidak memaksa pertanggungan jawab dari saya tetapi Anda menuntutnya?
Tanggapan Budi Asali: Anda memang tolol. Kalau saya menunjukkan Firman Tuhan, yang menyuruh orang kristen memberi pertanggung jawab tentang imannya, bukankah itu perintah dari Tuhan dan bukan dari saya? Lalu apa artinya 1Pet 3:15 itu bagi anda? Sampah?
10
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Tjantana: Ya, Anda adalah hamba Tuhan tritunggal dan saya hamba Tuhan yang esa. Kalau memang Anda benar-benar tulus, silakan saja doakan saya supaya Roh Kudus menjamah dan menobatkan saya dan saya juga mendoakan hal yang sama buat Anda, adil bukan? Tanggapan Budi Asali: Pasti, tetapi doa tok tidak cukup. Tuhan juga memerintahkan orang kristen untuk memberitakan Firman Tuhan, dan itu yang sekarang sedang saya lakukan! Kalau anda menganggap saya sesat, bukankah tugas anda meluruskan saya? Mengapa tidak melakukan? Karena anda anggap saya sudah terlalu yakin dengan pandangan saya? Anda tak percaya Roh Kudus bisa mempertobatkan orang yang sudah terlalu yakin seperti saya? Jangan omong kosong. Anda takut debat dengan saya. Itu fakta sesungguhnya!
Tanggapan Tjantana: Tidakkah Pak Budi mengerti bahwa buku saya (Rahasia Pribadi Allah dan VCD Rahasia Tuhan) adalah bentuk pertanggungan jawab saya akan apa yang saya percayai? Anda yang bergelar M. Div tentunya gemar membaca, cari saja argumentasi saya di dalam buku saya tersebut, kalau Anda tidak setuju, silakan dibuang atau dibakar, itu hak Anda. Tanggapan Budi Asali: He-he-he. Anda pendeta atau pedagang? Ingin buku anda laris, sehingga anda dapat duit? Kalau dimintai pertanggungan jawab, beri di sini. Jangan omong kosong suruh orang beli buku anda. Saya juga terbitkan buku, jauh lebih banyak dari buku-buku anda. Yang tadi saya berikan, tentang bapa-bapa gereja dsb, itu saya ambil dari buku saya tentang Saksi Yehuwa. Saya tidak suruh anda beli buku saya. Saya berikan di sini. Itu kalau memang niat memberitakan Firman Tuhan, dan niat debat. Anda niat dagang! Apakah mammon itu dewa anda?
Perhatikan terjemahan KJV di bawah ini. KJV: ‘Not by works of righteousness which we have done, but according to his mercy he saved us, by the washing of regeneration, and renewing of the Holy Ghost’ (= ). Saya tak ingin mempersoalkan apa arti bagian itu, tetapi dilihat dari terjemahan KJV jelas itu tak menunjuk pada baptisan. Jadi, jangan hanya menggunakan Kitab Suci Indonesia yang memang banyak salahnya. Tanggapan Tjantana: Kalau begitu menurut Anda “the washing of regeneration” itu apa kalau bukan menunjuk kepada baptisan? Cuci-cuci atau mandi-mandi saja? Wah, saya jadi bingung nih. Sudah jelas bahwa kalau kita mau masuk ke dalam Kerajaan Allah kita ini harus dilahirkan dari air (baptisan air) dan Roh (baptisan Roh Kudus), lihat Yohanes 3:3-5. Markus 16:16 juga berkata bahwa kita diselamatkan jika percaya dan dibaptis.
Tanggapan Budi Asali: Artinya regeneration itu yang mencuci / membersihkan kita.
11
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Yoh 3:5 – “Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah”. Dalam Yoh 3:3-5, ada banyak arti dari kata ’air’, saya berikan lagi2 dari buku saya tentang Injil Yohanes (gratis, saya tak suruh anda beli buku saya!). ‘Dilahirkan dari Roh’ jelas menunjuk pada kelahiran baru, tetapi apa artinya ‘dilahirkan dari air’? Ada bermacam-macam penafsiran tentang bagian ini: a) ‘Air’ menunjuk pada baptisan (bdk. Ef 5:26 Tit 3:5). Ini terbagi lagi menjadi 2 golongan: • Mereka yang menganggap bahwa ini adalah dasar dari ajaran yang mengatakan bahwa baptisan itu melahirbarukan dan menyelamatkan seseorang. • Mereka yang menganggap bahwa baptisan hanya merupakan tanda lahiriah dari kasih karunia rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri seseorang. Jadi baptisan dipercaya bukan sebagai cara untuk mendapatkan kelahiran baru, tetapi hanya merupakan tanda lahiriah dan peneguhan / pengesahan dari kelahiran baru. Keberatan terhadap ajaran ini: ♦ khusus untuk yang no 1, perlu diingat bahwa baptisan jelas bukan merupakan syarat untuk selamat, dan baptisan juga tidak menjamin keselamatan. Ini terlihat dari: ∗ penjahat yang bertobat di kayu salib tidak pernah dibaptis, tetapi toh selamat (Luk 23:42-43). ∗ ada orang-orang yang dibaptis, tetapi tidak selamat karena tidak sungguhsungguh percaya (bdk. Kis 8:13-23). ∗ ada orang-orang yang mengalami kelahiran baru sebelum baptisan (Kis 10:4448). ♦ Baptisan kristen belum ada pada saat itu. Sukar dibayangkan bahwa Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang sesuatu yang saat itu belum ada. b) ‘Air’ menunjuk pada Roh Kudus. Calvin menafsirkan bahwa kata ‘air dan Roh’ artinya adalah ‘air, yaitu Roh Kudus’. Jadi, kata bahasa Yunani KAI yang biasanya diterjemahkan and (= dan), oleh Calvin diartikan ‘yaitu’ (seperti dalam Ro 1:5). Sebuah kamus Yunani - Inggris yang disusun oleh Barclay M. Newman, Jr. mengatakan bahwa KAI bisa diartikan sebagai: • and (= dan). • also (= juga). • but (= tetapi). • even (= yaitu). • that is (= yaitu). • namely (= yaitu). Jadi jelas bahwa ditinjau dari sudut bahasa Yunani, penafsiran Calvin bukannya tanpa dasar. c) ‘Air’ menunjuk pada purification (= penyucian). Alasan / dasar pandangan ini: • dalam Perjanjian Lama, air sering menunjuk pada pembasuhan dan penyucian dari polusi dosa (Yeh 36:25 Zakh 13:1).
12
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
• •
dalam baptisan Yohanes, air juga melambangkan penyucian dosa (Mark 1:4 Luk 3:3). dalam baptisan Yesus, air juga dianggap melambangkan penyucian dosa (Yoh 3:22-26).
d) Leon Morris (NICNT) memberikan penafsiran yang menarik tentang bagian ini sebagai berikut: Ia mengatakan bahwa kata-kata: • water (= air). • rain (= hujan). • dew (= embun). • drop (= tetes). sering digunakan untuk menunjuk pada male semen (= air mani laki-laki). Kalau di sini air diartikan seperti itu, maka ada 2 kemungkinan: ¾ ‘dilahirkan dari air’ menunjuk pada kelahiran jasmani, sedangkan ‘dilahirkan dari Roh’ menunjuk pada kelahiran baru / rohani. Jadi maksud ay 5 itu adalah: setelah mengalami kelahiran jasmani, kita harus mengalami kelahiran rohani, baru bisa selamat. ¾ ‘air dan Roh’ digabung dan dianggap menunjuk pada spiritual seed (= benih rohani), sehingga istilah ‘air dan Roh’ sebetulnya sama saja dengan ‘Roh’ (bdk. ay 6,8). Leon Morris lebih condong pada arti ke 2 ini. Saya sendiri condong pada pandangan b) atau d). Yang jelas saya menentang pandangan a). Tentang Mark 16:16, ada 2 hal yang saya berikan sebagai jawaban: a) Ayat itu termasuk dalam Mark 16:9-20, yang sangat diperdebatkan keasliannya. Perlu diketahui bahwa yang memperdebatkan hal ini bukanlah orang liberal yang tidak menghargai otoritas Kitab Suci, tetapi orang-orang injili / alkitabiah. Memang mungkin sekali Mark 16:9-20 bukanlah bagian orisinil dari Kitab Suci tetapi merupakan suatu penambahan! Alasannya: •
Manuscript-manuscript berbeda satu dengan yang lain dalam bagian ini. ∗ ada manuscript-manuscript yang memuat Mark 16:9-20. ∗ ada manuscript-manuscript (Yang paling kuno dan yang bisa di- percaya) yang hanya terhenti sampai Mark 16:8 [headnote NIV: ‘the two most reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20’ (= Dua manuscript yang paling kuno dan paling bisa dipercaya tidak mempunyai Mark 16:9-20). Footnote NASB: ‘Some of the oldest mss. do not contain vv 9-20’ (= Beberapa dari manuscript yang paling kuno tidak mempunyai ay 9-20)]. ∗ ada 1 manucript yang tidak memuat Mark 16:9-20, tetapi menam-bahkan Mark 16:8b “Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-muridNya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu” (lihat Footnote / catatan kaki RSV yang berbunyi sebagai berikut: “Some of the most ancient authorities bring the book to a close at the end of verse 8. One authority concludes the book by adding after verse 8 the following: 13
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
But they reported briefly to Peter and those with him all that they had been told. And after this, Jesus himself sent out by means of them, from east to west, the sacred and imperishable proclamation of eternal salvation. Other authorities include the preceding passage and continue with verses 9-20. In most authorities verses 9-20 follow immediately after verse 8; a few authorities insert additional material after verse 14” (= beberapa otoritas / manuscript yang paling kuno mengakhiri kitab ini pada akhir ayat 8. Satu otoritas / manuscript menyimpulkan kitab ini dengan menambahkan setelah ayat 8 kata-kata ini: Tetapi mereka menyampaikan secara singkat kepada Petrus dan mereka yang bersama dengan dia semua yang telah diceritakan kepada mereka. Sesudah ini, Yesus sendiri memberitakannya dengan perantaraan mereka, dari Timur ke Barat, proklamasi keselamatan yang kudus / sakral dan tak bisa binasa itu. Otoritas / manuscript yang lain memasukkan bagian sebelumnya dan melanjutkan dengan ayat 9-20. Dalam kebanyakan otoritas / manuscript ayat 9-20 langsung menyusul ayat 8; sedikit otoritas / manuscript memasukkan tam-bahan materi setelah ayat 14). Catatan: Kitab Suci Indonesia menulis baik Mark 16:8b maupun Mark 16:9-20 (KJV / RSV / NIV / NASB tidak ada yang menulis Mark 16:8b). •
Bentuk dan kata-kata Mark 16:9-20 berbeda dengan bentuk dan kata-kata dalam seluruh Markus. Dengan kata lain, gaya bahasa si penulis bagian ini berbeda dengan gaya bahasa dari Markus. Contoh: Mark 16:9, secara hurufiah: ‘the first day’ (= hari pertama). Mark 16:2, secara hurufiah: ‘day one’ (= hari satu).
b) Kalau toh Mark 16:16 mau dianggap sebagai bagian asli Kitab Suci, maka baptisan di sini harus dianggap hanya sebagai bukti bahwa seseorang sudah sungguh-sungguh beriman dan sudah diselamatkan. Bukan sebagai penyebab keselamatan itu! Kalau tidak, maka kita masuk dalam doktrin sesat ’keselamatan karena perbuatan baik’!
Bukankah ’dikuburkan’ bukanlah sesuatu yang Yesus lakukan? Maksud bapak ’Yesus lakukan’ atau ’Yesus alami’? Tanggapan Tjantana: Seperti Yesus mati karena Ia menyerahkan nyawa-Nya demikian juga ketika Ia dikuburkan, Ia membiarkan diri-Nya dikuburkan, bukankah tubuh kemanusiaan-Nya sudah mati? Pak Budi, mungkinkah seseorang yang sudah mati (ingat dan pahami bahwa Yesus selain ilahi, Ia juga manusia – the Dual Nature of Jesus Christ) menguburkan dirinya sendiri?
Tanggapan Budi Asali: Saya tak ingin terlalu mempermasalahkan hal ini, karena ini bagi saya tak penting. Saya hanya memberi komentar tentang hal ini secara sambil lalu saja.
14
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Tjantana: Anehnya sudah tahu tidak penting, tapi kok ditanya ke saya (lihat saja sendiri pertanyaan Anda di atas)? Ini berarti Anda suka mengada-ada, betul?
Tanggapan Budi Asali: He-he-he. Waktu itu saya kan sedang ‘menyamar’ untuk ‘menjebak’ anda. Jadi, tanya saja hal-hal yang tak penting. Sekarang kan sudah buka kartu. Tak perlu bicara yang tidak penting! Disamping, perhatikan jawaban anda yg lalu. Bukankah anda malah mendukung kata2 saya?
Jadi, bapak percaya bahwa kita diselamatkan bukan hanya oleh iman, tetapi oleh iman dan perbuatan baik / baptisan? Dan kalau memang demikian, maka: Tanggapan Tjantana: Pak Budi, tenang dulu, jangan buru-buru menuduh atau menghakimi. Saya tidak mengatakan tentang perbuatan baik tetapi perbuatan ketaatan. Alangkah indahnya jika menyamakan persepsi terlebih dulu sebelum menuduh. Lihat juga jawaban saya di atas tentang Titus 3:5. Saya juga sangat diberkati oleh Efesus 2:8-9.
Tanggapan Budi Asali: Jangan mengatakan saya menuduh / menghakimi. Saya kan cuma bertanya? Dan pertanyaan itu saya kira wajar, karena anda mengatakan di atas bahwa ’percaya atau beriman kepada Tuhan Yesus memang suatu keharusan jika ingin diselamatkan tetapi tidaklah cukup hanya percaya (setan-setan pun percaya hanya ada satu Allah, lihat Yakobus 2:19) tetapi harus disertai perbuatan ketaatan, kita diselamatkan jika percaya dan dibaptis (Markus 16:16)’. Bagi saya, kata2 anda artinya adalah seseorang diselamatkan oleh iman + sesuatu (baptisan, perbuatan baik). Tetapi saya ingin memastikan apakah itu memang merupakan pandangan anda, dan karena itu saya menanyakannya.
Tanggapan Tjantana: Tidak menghakimi bagaimana? Apakah Anda mau menarik kembali apa yang Anda tuliskan di atas? Memang Anda bertanya, tetapi saya belum memberi jawab khan? Lalu Anda langsung saja menyimpulkan sambil mengatakan: ”Kalau memang demikian, maka ...”. Wah, Anda ini rumit sekali ya. Yang saya maksudkan adalah perbuatan ketaatan (lihat Yakobus 2:17 dan ayat 26) bukannya perbuatan baik.
Tanggapan Budi Asali: Anda tak terlalu pinter bahasa Indonesia ya? Saya mengatakan ’Jadi, bapak percaya bahwa kita diselamatkan bukan hanya oleh iman, tetapi oleh iman dan perbuatan baik / baptisan? Dan KALAU MEMANG DEMIKIAN, maka: ... ’. Perhatikan yang saya beri garis bawah dan cetak dengan huruf besar. kalau belum mengerti ya keterlaluan. Disamping, saya sekarang memang menganggap anda mempercayai keselamatan karena perbuatan baik, karena anda mensyaratkan baptisan untuk selamat. DAN PERLU
15
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
DIKETAHUI, ITU ADALAH AJARAN GEREJA KATOLIK!!! He-he-he. Tuduhan anda tadi, menjadi boomerang??
Tanggapan Tjantana: Kalau baptisan tidak punya andil dalam keselamatan kita, kenapa Ia memerintahkan kita untuk memberi diri kita dibaptis (Amanat Agung)? Kenapa juga Petrus memerintahkan orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta untuk dibaptis (Kis. 2:38)? Kalau memang baptisan tidak ada andil dalam keselamatan, buat apa si sida-sida Etiopia capek-capek dibaptis oleh Filipus (padahal susah cari air di padang gurun)?
Tanggapan Budi Asali: Kalau begitu Perjamuan Kudus juga perlu untuk keselamatan? Jangan benci, harus kasihi musuh, semua itu syarat keselamatan juga? Apa yang Ia perintahkan adalah apa yang Ia kehendaki untuk kita lakukan, bukan berarti itu adalah syarat untuk selamat. Petrus memerintahkan baptisan karena Yesus memerintahkan. Tetapi mereka selamat karena percaya, bukan karena dibaptis. Percaya ditunjukkan oleh kata ’Bertobatlah’. Itu sama sekali bukan ’bertobat dari dosa’, tetapi artinya bertobat dalam arti ’percaya kepada Yesus’. Mengapa harus ditafsirkan seperti itu? Karena kata Yunaninya menggunakan kata perintah bentuk lampau, yang menunjukkan itu adalah perintah yang hanya perlu ditaati 1 x saja. Jadi tak mungkin menunjuk pada pertobatan dari dosa, karena itu tentu harus dilakukan terus menerus. Seandainya itu yang dimaksudkan, maka Petrus akan menggunakan kata perintah bentuk present, yang menunjukkan bahwa perintah itu harus dilakukan terus menerus. Dari mana anda katakan ’capek2 dibaptis’ dan ’susah cari air di padang gurun’? Baca textnya. Mereka lewat tempat yang memang ada air (Kis 8:36), jadi apanya yang susah cari? Apanya yang capek? Saya tak menganut baptisan selam, dan saat itu saya yakin yang digunakan bukan baptisan selam. Jadi, apanya yang capek? Disamping, untuk mentaati perintah Tuhan, apa anda tak mau capek2? Dia rela mati untuk kita, dan kita tak mau capek2 untuk mentaati perintahNya? Saat ini saya capek, tetapi saya tetap menulis email ini untuk mentobatkan anda. Itu karena saya mau mentaati perintah Tuhan saya yang sudah mati untuk saya! Tanggapan Tjantana: Siapa bilang kasus khusus banyak terjadi? Seberapa banyak orang yang disalib lalu sebelum mati bertobat? Seberapa banyak orang yang benar-benar mau dibaptis tetapi karena alasan kesehatan (sakit parah atau tidak memungkinkan untuk dibaptis) tidak jadi dibaptis atau dilarang oleh anggota keluarganya untuk dibaptis? Tanggapan Budi Asali: Anda lagi-lagi beri pertanyaan bodoh sekali. Begitu saja tak mengerti maksud saya? Maksud saya bukan yang sedang disalib lalu percaya Yesus dan tak sempat dibaptis. Tetapi orang yang sudah percaya tetapi mati sebelum sempat dibaptis. Kan banyak yang seperti itu? Jadi dijadikan perkecualian semua?
16
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Tjantana: Ada berapa ratus juta (bahkan lebih dari 1 milyar) orang Kristen yang dibaptis seperti praktik pada umumnya? Untuk apa menjadikan kasus khusus menjadi praktik umum padahal yang jelas-jelas berlaku umum bagi semua orang percaya sudah dinyatakan di dalam Alkitab?
Tanggapan Budi Asali: Begini saja. Saya sendiri sudah percaya Yesus, dan lalu setelah itu saya ikut katekisasi, dan hampir 1 thn setelah saya percaya, saya dibaptis. Andaikata saya mati sebelum dibaptis itu, saya masuk surga atau neraka?
Tanggapan Tjantana: Kalau begitu hal yang sama saya katakan kepada Anda juga yang katanya yakin akan keselamatan tetapi ujungnya kebinasaan, bagaimana? Cukup adil? Tapi sebenarnya sih saya berharap bahwa Anda juga diselamatkan dan kita bisa bertemu di Surga.
Tanggapan Budi Asali: Saya tak butuh harapan / doa anda. Saya yakin karena Tuhan / Firman Tuhan menjaminnya, dan Roh Kudus memberikan keyakinan dalam diri saya (Ro 8:16). Tetapi untuk diri anda, dengan kesesatan seperti itu, saya sama sekali tak percaya bahwa saya akan bertemu anda di surga, kecuali anda bertobat dari kesesatan itu. Mat 18:6-7 – “(6) ’Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (7) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya”.
Tanggapan Tjantana: Pak, insomnia Anda disebabkan oleh kerumitan pikiran Anda dan adanya sesuatu yang belum terpuaskan dalam hidup Anda? Ngomong-ngomong, pendeta kok ngak bisa tidur ya? Raja Daud yang sedang dikepung musuh saja bisa tidur (setelah berdoa) dan keesokan harinya mendapat kekuatan baru. KDL dong, maksud saya Kasihan Deh Loe. Maaf, bercanda lho!
Tanggapan Budi Asali: Ya, pikiran saya sering pusing mikirin nabi-nabi palsu seperti anda yang jaman sekarang makin lama makin banyak. Ada yang belum terpuaskan? Ya, saya tak akan puas sampai saya tobatkan nabi-nabi palsu tersebut. He-he-he. Saya pernah periksa EEG, dan hasilnya katanya batang otak saya terlalu sensitif. Ya, itu duri dalam daging, kalau Tuhan ijinkan, pasti ada gunanya bagi saya. Saat ini pk 3.04 pagi, lagi-lagi tak bisa tidur, jadi saya nulis email saja, moga2 tak bisa tidurnya saya malam ini ada gunanya untuk mempertobatkan anda!
17
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang bisa tidur belum tentu nggenah. Misalnya Yunus lari dari Tuhan, tetapi lalu tidur nyenyak di kapal. Sebaliknya Ayub tak bisa tidur (Ayub 7:4) dan demikian juga dengan pemazmur dalam Maz 102:8. Ayub 7:4 - “Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari”. Maz 102:8 - “Aku tak bisa tidur dan sudah menjadi seperti burung terpencil di atas sotoh”. Kata2 anda di atas ’Atau mungkin ada kekuatiran karena pada hari ini, Anda baru berdoa kepada Allah Bapa saja tapi belum kepada Allah Anak dan lupa berdoa kepada Allah Roh Kudus? Padahal di dalam Alkitab tidak pernah ada tersebut Allah Anak atau Allah Roh Kudus, cuma ada Allah Bapa’ menunjukkan: a) Ketidak-mengertian anda tentang doktrin Allah Tritunggal. Saya bukan percaya 3 Allah! Berdoa kepada yang manapun dari Mereka tak jadi soal. Tak pernah ada keharusan berdoa kepada ketiga2nya setiap hari! b) Anda memang punya kepercayaan keselamatan karena perbuatan baik. Kalau tidak, mengapa ’tidak berdoa’ atau ’lupa berdoa’ lalu menyebabkan harus kuatir akan keselamatan? Lagi2 anda mempermasalahkan bahwa istilah itu tak ada dalam Alkitab. Anda sendiri mempercayai sakramen dan free will yang juga tak ada istilahnya dalam Kitab Suci. Saya mau beri anda 1 milyar kalau anda bisa menemukan istilahnya dalam Kitab Suci (kecuali kalau itu salah terjemahan). Istilahnya tak ada, tetapi ajarannya ada. Itu yang penting! Istilah Anak dan Roh Kudus ada, dan kita sama2 percaya bahwa Anak dan Roh Kudus adalah Allah. Lalu apa salahnya kalau disebut Allah Anak, dan Allah Roh Kudus? Tanggapan Tjantana: a) Memang saya tidak akan pernah mengerti doktrin tritunggal yang tidak diajarkan oleh para Rasul dan tidak Alkitabiah. Anda bilang tidak percaya tiga Allah tetapi Anda percaya bahwa Allah punya tiga pribadi dan masing-masing punya nama sendirisendiri: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, bukankah dengan demikian Anda menjadikan Allah yang esa menjadi 3 Allah? Tanggapan Budi Asali: Saya kira ini sudah berulang kali saya jelaskan, tak usah diulangi. Anda mbulet saja menanyakan yg itu-itu saja. Tak punya senjata lain? b) Wah, yang punya insomnia sehingga tidak bisa tidur nyenyak itu saya atau Anda ya? Carilah keseluruhan kebenaran tentang Pribadi Allah dan keselamatan, barulah Anda bisa tidur nyenyak, dan tiba-tiba insomnia hilang begitu saja. Tanggapan Budi Asali: Lho, dari mana kok tahu2 bicara tentang insomnia lagi? Anda sedang tidur dan ngelindur? Anda kan mengatakan ’Atau mungkin ada kekuatiran karena pada hari ini, Anda baru berdoa kepada Allah Bapa saja tapi belum kepada Allah Anak dan lupa berdoa kepada Allah Roh Kudus?’. Dan saya lalu mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa Anda memang punya kepercayaan keselamatan karena perbuatan baik. Kalau tidak, mengapa ’tidak berdoa’ atau ’lupa berdoa’ lalu menyebabkan harus kuatir akan keselamatan?
18
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tjantana: Saya melakukan sakramen karena ada pernyataan tertulisnya di dalam Alkitab (1 Korintus 11:24 dan sekali lagi di ayat 25) demikian juga halnya dengan freewill (Yohanes 3:16 dan Wahyu 22:17),
Tanggapan Budi Asali: Saya potong di sini. Jangan harap bisa menyimpangkan pemikiran saya! Saya tidak bicara tentang kata ’Baptisan’ atau ’Perjamuan Kudus’. Untuk kedua hal ini memang ada ayat yang jelas. Yang saya bicarakan adalah mengapa anda mau menggunakan kata ’SAKRAMEN’ padahal kata itu tak pernah ada dalam Kitab Suci? Demikian juga dengan kata ’free will’. Kata itu sendiri tak pernah ada dalam Kitab Suci. Tetapi anda mau pakai kata-kata itu. Sedangkan Allah Tritunggal, anda katakan tak Alkitabiah, karena tak pernah ada dalam Kitab Suci. Istilahnya memang tak ada, tetapi ajarannya jelas ada. Anda tidak konsisten, tetapi masih tak mau mengaku? Anda pikir saya begitu tolol dalam ’menjebak’ anda?
Tjantana: tetapi tentang tritunggal, mana pernyataan yang tertulisnya dan cukup yang sederhana saja seperti: Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tiga-tiganya, atau ketiganya yang esa? Mana? Tidak ada, bukan? Kenapa Anda masih saja mau mengikuti tradisi gereja Roma Katolik?
Tanggapan Budi Asali: Sudah saya jawab di atas. juga itu bukan tradisi Katolik! Doktrinnya sudah ada sebelum Katolik ada! Belajar sejarah, dong, jangan bloon seperti itu! Apalagi menyangkut Nama Allah, tidak pernah disebut barang satu kali pun Allah Anak atau Allah Roh Kudus? Memang tidak ada yang demikian karena Nama Bapa adalah Yesus, Nama Anak, jelas Yesus, dan Nama Roh Kudus adalah Yesus. Sederhana bukan? Buat apa repot-repot? Tanggapan Budi Asali: Anak itu adalah Allah, Roh Kudus itu juga adalah Allah. Jadi, apa salahnya disebut ’Allah Anak’ dan ’Allah Roh Kudus’? Nama Bapa bukan Yesus, nama Roh Kudus juga bukan Yesus. Nama Anak yang menjadi manusia itulah yang adalah Yesus! Bdk. Mat 1:21! Kalau ditinjau sebagai Allah nama Mereka semua adalah YHWH!
Tjantana: Perhatikan bahwa apa yang saya sampaikan sampai pada surat yang kedua ini, saya selalu memakai ayat-ayat Alkitab. Pengajaran yang kita harus ikuti adalah pengajaran yang diajarkan para Rasul (Apostolik) dan sesuai Alkitab (Alkitabiah). Kenapa harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh para Rasul? Karena para Rasul adalah dasar gereja (keluarga Allah) seperti tercantum di Efesus 2:19-20.
19
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Budi Asali: Semua orang mengclaim seperti itu, tetapi penafsirannya yang menentukan. Saksi Yehuwa sangat banyak menggunakan Alkitab, tetapi penafsirannya begitu kacau, sehingga mereka harus dianggap sebagai bidat / sekte. Bdk. 2Pet 3:15-16.
Tanggapan Tjantana: Karena itu kita harus memakai penafsiran para Rasul dan mengikuti pengajaran para Rasul (Apostolik) dan yang Alkitabiah (ayat demi ayat mengajarkannya secara konsisten, tersurat, tercatat, dan bukan tersirat) dan jika memungkinkan, pengamatan langsung (melalui apa yang tertulis di dalam Alkitab) atas apa yang dilakukan para Rasul sebagai teladan. Misalnya jika mereka membaptis (pada jemaat mula-mula) dalam Nama Tuhan Yesus, maka inilah yang kita lakukan bukannya di dalam Nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus. Yang tersirat terbuka kepada penafsiran sendiri-sendiri. Saksi Yehova jadi kacau karena tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat; bagi mereka, Yesus adalah jelmaan malaikat Mikhael. Kami Pentakosta (yang percaya bahwa hanya ada 1 Pribadi Allah dengan 3 peranan utama sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus) jelas-jelas percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, lalu kenapa kami dicap ‘sesat’ hanya karena tidak percaya kepada tritunggal (yang jelas-jelas tidak Apostolik dan Alkitabiah)? Tanggapan Budi Asali: Sama saja. Orang bisa saja menyangka ia sudah menggunakan penafsiran rasul2, tetapi sebetulnya tidak. Ajaran yg tersuratpun hrs ditafsirkan bersama2 ayat2 lain yg berhubungan. Anda tak mau ajaran yg hanya tersirat? Dlm Mat 22:31-32 Yesus sendiri memberikan pengajaran secara implicit. Apakah anda melarang orang Kristen merokok? Kalau ya, dg ayat explicit yg mana? Justru ajaran anda ttg baptisan sangat tidak saya setujui. Yesus mengajar untuk membaptis dlm nama Bapa, Anak, dan RK, tetapi anda justru mengajar hrs dlm nama Tuhan Yesus Kristus. Tetapi ttg doa, Yesus mengajar hrs berdoa dlm namaNya / nama Yesus (Yoh 16:24), tetapi anda justru mengajar hrs berdoa dlm nama Bapa, Anak, dan RK (hal 64 dr buku anda). Itukah yg anda katakan sbg alkitabiah? Pd waktu kata2 Yesus dlm Mat 28:19 itu kelihatannya bertentangan dengan praktek pembaptisan dlm Kisah Rasul, mengapa bukan ayat2 dlm Kisah Rasulnya yg ditafsirkan secara berbeda? Misalnya dg mengatakan bahwa kata ‘nama’ di sana berarti ‘atas perintah / otoritas’ dr Yesus.
Tanggapan Tjantana: Dari email sebelumnya saya juga sudah bilang, kalau anda tidak setuju dengan apa yang saya sampaikan, tidak apa-apa kok, tetapi kenapa anda merasa dapat membelokkan saya dari apa yang sudah saya percayai?
Tanggapan Budi Asali: Saya tidak merasa saya bisa. Pertobatan adalah pekerjaan Roh Kudus. Saya hanya menyediakan diri untuk dipakai olehNya.
20
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Anda punya prinsip yang berbeda dengan saya. Bagi anda ’tak apa2’ kalau saya menolak ajaran anda yang anda anggap benar. Itu menunjukkan anda tak punya beban / cinta terhadap kebenaran, dan juga tak punya kasih terhadap orang yang anda ajar. Kalau saya, ada orang menolak apa yang saya anggap / yakini sebagai kebenaran, saya akan ancam dia dengan ayat2 Firman Tuhan yang memang sesuai untuk itu. Apakah Yesus ’tidak apa2’ pada waktu orang-orang Khorazim, Betsaida dsb menolak Dia? Atau Ia mengecam dengan kata ’celakalah’? Baca sendiri Mat 11:20-24! Juga apakah Dia bersikap ’tidak apa2’ atau mengecam orang-orang Yahudi yang menolak ajaranNya (Mat 23)? Pikirkan juga sikap Paulus, Stefanus, Yohanes Pembaptis, dan nabi2 PL pd waktu Firman yg mereka sampaikan ditolak. Bagaimana sikap mereka? ’Tidak apa2’ atau ’mengecam / mengutuk / memberikan ancaman dari Tuhan’? Pikirkan sendiri, sikap anda atau sikap saya yang Alkitabiah?
Tanggapan Tjantana: Anda ini sudah benar-benar membaca buku saya (Rahasia Pribadi Allah) apa belum? Saya tidak pernah mengajarkan berdoa di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Anda kok bisanya cuma menuduh terus ya? Secara logika saja, kalau saya mengajarkan berdoa secara demikian berarti saya setuju dengan tritunggal yang jelasjelas saya tentang habis-habisan. Tanggapan Budi Asali: Dalam buku anda hal 64, anda memang membicarakan pandangan lain, tetapi kelihatannya (implicit) anda menyalahkan doa dalam nama Yesus, dan membenarkan doa dalam nama Bapa, nak, dan Roh Kudus.
Tanggapan Tjantana: Sampai detik ini pun Anda belum mengerti bahwa apa yang saya ikuti adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh para Rasul dengan pengamatan akan apa yang mereka lakukan ketika mereka membaptis. Tidak pernah sekali pun mereka membaptis dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus.
Tanggapan Budi Asali: Pernahkah membaca ayat2 tentang praktek membaptis dalam nama Yesus dalam Kisah Rasul? Coba baca, dan anda akan lihat bahwa itu bukan formula baptisan. Satu2nya formula baptisan dalam Kitab Suci adalah yang di dalam Mat 28:19. Kalau tidak punya buku tafsiran, bilang saja, nanti saya kutipkan. Logikanya, kalau Yesus memerintahkan seperti dalam Mat 28;19, bagaimana mungkin ada rasul yang begitu gila berani mengubahnya?
Tanggapan Tjantana: Saya cuma penerus Rasul karena itu tidak mau menafsirkan dengan penafsiran sendiri, kalau Anda mau memakai penafsiran terbalik, silakan saja. Tapi yang jelas tidak ada yang mau ikut Anda yang juga cuma penerus Rasul.
21
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Budi Asali: He-he-he. Kata2 anda kacau, maksudnya apa? Sudah ngantuk? Itu repotnya orang yang gampang tidur!
Budi Asali: Hanya beberapa ayat ini anda anggap banyak? Tahukah anda berapa ayat yang dipakai oleh Saksi Yehuwa untuk menyangkal keilahian Kristus / Roh Kudus? Saya menggunakan waktu 2 thn untuk membahas ayat2 mereka! Kalau ajaran anda memang benar, anda harus bisa menjelaskan ayat2 yang saya berikan itu sehingga artinya menjadi sesuai dengan pandangan anda. Kalau tidak, berarti pandangan anda bertentangan dengan ayat2 ini.
Tanggapan Tjantana: Buat apa banyak-banyak ayat tetapi salah tafsir semuanya (seperti Saksi Yehova yang pakai banyak ayat tapi sesuka sendiri)? Tanggapan Budi Asali: Persis. Anda juga begitu. Ayatnya banyak tapi salah tafsir semua!
Tanggapan Tjantana: Anda sukanya perintah-perintah dan mengancam ya? Terserah saya dong mau menanggapi yang mana, Anda juga menanggapi jawaban saya semau Anda dan tidak memberikan pandangan atas ayat-ayat yang saya pakai. Tanggapan Budi Asali: Memang terserah anda, tetapi bagaimana Tuhan nanti menghukum anda, itu terserah Tuhan. Saya bukannya memerintah / mengancam dari diri saya sendiri. Tetapi dengan otoritas Firman Tuhan, saya melakukan hal seperti itu! Apa Yohanes Pembaptis, Paulus, dan rasul2 lain, juga nabi-nabi PL tidak melakukan hal yang sama? Beranikah anda memprotes mereka? Coba tunjukkan ayat2 anda yang tidak saya tanggapi! justru anda tidak menanggapi ayat2 saya, misalnya ayat2 Predestinasi di bawah ini!
Tanggapan Tjantana: Dan Pak Budi, maaf, saya tidak tertarik dengan teori predestinasi Anda yang ngawur, kok Tuhan Yesus itu pilih kasih ya? Tuhan Yesus adalah Juruselamat bagi semua umat manusia yang mau percaya kepada-Nya. Siapakah Anda sehingga Ia memilih Anda untuk percaya sedangkan yang lainnya tidak dipilih untuk percaya? Anda egois sekali.
22
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Budi Asali: Itu ajaran Kitab Suci / Paulus dan Yesus sendiri. Kalau mau maki egois, maki mereka kalau berani. Ayo perdebatkan apakah mereka memang mengajar seperti itu atau tidak!
Juga, bagaimana dengan text-text di bawah ini? Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah (KJV: the Gentiles) dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”. Ro 8:29-30 - “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya”. 2Tes 2:12-13 - “supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”. Ro 9:6-29 - “(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, (7) dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: ‘Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.’ (8) Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. (9) Sebab firman ini mengandung janji: ‘Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki.’ (10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. (19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan - (23) justru untuk menyatakan
23
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
kekayaan kemuliaanNya atas benda-benda belas kasihanNya yang telah dipersiapkanNya untuk kemuliaan, (24) yaitu kita, yang telah dipanggilNya BUKAN HANYA DARI ANTARA ORANG YAHUDI, TETAPI JUGA DARI ANTARA BANGSA-BANGSA LAIN, (25) seperti yang difirmankanNya juga dalam kitab nabi Hosea: ‘Yang bukan umatKu akan Kusebut: umatKu dan yang bukan kekasih: kekasih.’ (26) Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: ‘Kamu ini bukanlah umatKu,’ di sana akan dikatakan kepada mereka: ‘Anak-anak Allah yang hidup.’ (27) Dan Yesaya berseru tentang Israel: ‘Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. (28) Sebab apa yang telah difirmankanNya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera.’ (29) Dan seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: ‘Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.’”. Justru Alkitab mengatakan: ”...setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Dan juga jelas-jelas kehendak bebas (free-will): ”...Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cumacuma!” (Wahyu 22:17). 1) Ini tidak bertentangan dengan predestinasi. Memang hanya yang percaya yang bisa selamat, tetapi hanya yang dipilih yang bisa percaya (Kis 13:48). 2) Jadi bapak percaya pd free-will? Dalam email yang lalu bapak mengatakan percaya pd sakramen. Padahal kedua istilah ini sama sekali tidak pernah muncul dlm Alkitab! Tetapi bapak bisa mempercayainya. Lalu mengapa bapak tidak mempercayai Allah Tritunggal, dan salah satu alasannya adalah karena istilah ’Tritunggal’ tidak pernah muncul dalam Alkitab? Bukankah ini sikap yang tidak konsisten?
Tanggapan Tjantana: 1) Pak Budi, Yohanes 3:16 tidak mengatakan: ”...setiap orang yang dipilih yang percaya kepada-Nya tidak binasa...” dan Wahyu 22:17 tidak mengatakan: ”...Dan siapa yang dipilih untuk haus, hendaklah ia datang...”, maaf jadi agak lucu kedengarannya ya, ha ha ha. Apakah Tuhan Yesus mati di atas kayu salib hanya untuk yang sudah Ia pilih untuk percaya atau untuk semua umat manusia yang mau percaya kepada-Nya? Kalau begitu Tuhan Yesus itu pilih kasih dong. Jika Tuhan Yesus memang pilih kasih seperti itu, lebih baik Ia memilih orang-orang Yahudi sebanyak-banyaknya untuk percaya dan diselamatkan, buat apa pilih kita dari bangsa lain? Semoga saja Anda termasuk yang sudah dipilih-Nya (untuk percaya) sebelum dunia dijadikan karena saya rasarasanya tidak memenuhi syarat untuk dipilih-Nya. Tetapi puji Tuhan, karena kasih karunia-Nya saya tergabung ke dalam golongan orang-orang percaya. Haleluya! Tanggapan Budi Asali: Apakah hak anda untuk menuntut Allah memberi dengan sama rata? Memang doktrin Predestinasi seolah2 menunjukkan Allah tidak adil. Karena itu baca Ro 9:14. Munculnya pertanyaan ’apakah Allah tidak adil?’ justru membuktikan bahwa dalam text itu Paulus memang mengajarkan doktrin predestinasi ini. Saya tak merasa perlu untuk membahas hal ini panjang lebar. Kalau mau saya bisa kirimkan buku saya tentang Predestinasi kepada anda. Dan kalau anda bisa
24
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
membantahnya saya akan ikut pandangan anda. Saat ini saya lebih tertarik untuk membahas pandangan Sabelianisme anda. Terus terang, saya sama sekali tidak yakin bahwa anda adalah orang percaya! Siapapun menolak Allah Tritunggal, sama dengan menolak Firman Tuhan. Dan Yesus berkata bahwa yang termasuk dombaNya akan mendengarkan suaraNya! Yoh 10:27!
Tanggapan Tjantana: Bukan seolah-olah lagi Pak, tapi Anda jelas-jelas menjadikan-Nya tidak adil dan pilih kasih, apa hak Anda menjadikan-Nya seegois Anda? Tanggapan Budi Asali: Saya kira anda tidak membaca ayat yg saya katakan. Ro 9:14 - “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!”. Sekarang jawab saya, kalau Paulus tidak sedang mengajarkan Predestinasi dalam ayat2 sebelumnya, mengapa tahu-tahu ia bisa menanyakan pertanyaan itu? Saya tidak menjadikanNya egois, Dia yg menyatakan diriNya demikian. Dan kalau anda menganggap itu sebagai egois, anda menghujat Dia. Apa hak anda melarang Dia, yang memang adalah Allah yang berdaulat, untuk berbuat sekehendaknya sendiri? Ro 9:19-21 - “(19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ’Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ’Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”. Maz 115:3 - “Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendakiNya!”. Tanggapan Tjantana: Wow, lagi-lagi Anda ini bisanya cuma menghakimi bahwa saya bukan orang percaya, bagaimana mungkin saya bisa ditobatkan Anda? Kalau begitu boro-boro saya tertarik atas karangan Anda. Apa hak Anda menentukan saya orang percaya atau bukan? Bukankah itu hak prerogatif Tuhan Yesus? Apakah Anda menyamakan diri Anda seperti Dia hanya karena Anda pendeta dan M.Div? Tanggapan Tjantana: Hak berdasarkan Firman Tuhan! Dari Firman Tuhan saya tahu orang percaya itu bagaimana, dan orang yang tidak percaya itu bagaimana. Kalau tegar tengkuk dan sesat seperti anda sudah pasti orang yang tidak percaya! Yesus berikan hak itu kepada murid-muridNya (Yoh 20:23 Mat 16:19 Mat 18:18), dan jelas itu juga berlaku bagi seadanya orang Kristen. Kami boleh menilai berdasarkan sikap orang itu terhadap Firman Tuhan! Yoh 20:23 - “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.’”.
25
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Mat 16:19 - “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.’”. Mat 18:18 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”. Rupanya anda jengkel sekali karena saya memperkenalkan diri sebagai Pdt. Budi Asali, M. Div. Bukankah demikian? Sebetulnya saya tak ingin pamer apapun, baik gelar maupun jabatan. Cuma, karena tadinya saya menyamar, sekarang pada waktu saya ‘buka kartu’ saya nyatakan diri saya selengkapnya. Itu saja. Bagi saya, pendeta dan M. Div. tak ada artinya. Banyak Ph. D. yang sesat. Rasulpun ada yang palsu! Jadi, yang penting bagaimana ajaran orang itu. 2) Pak Budi, kata ”freewill” memang tidak ada di dalam Alkitab, tapi ada kata-kata ”setiap orang yang percaya” (secara sederhana berarti tidak percaya juga boleh, tapi binasa) ”barangsiapa yang mau” (Wahyu 22:17) dan juga ada pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat di dalam kitab Kejadian sehingga manusia bisa memilih untuk taat atau tidak taat. Tanggapan Budi Asali: Yang bebas orangnya atau kehendaknya? Orangnya bukan? Lalu mengapa istilahnya free will? Juga, kalau anda mengatakan bahwa keselamatan tergantung orangnya, lalu bagaimana anda menafsirkan Yoh 6:44,65 – ”(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."”. Juga 1Kor 12:3b – ” tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus”.
Tanggapan Tjantana: Apakah Anda dapat memisahkan kehendak seseorang dari orangnya? Wah, Anda ini rumit sekali ya? Pak, kita bertobat itu karena jamahan Roh Kudus dan kasih karunia-Nya kepada kita tetapi Ia tidak memaksa, kalau kita menanggapi barulah keselamatan itu bagi kita. Dan hal ini berlaku untuk semua orang bukan hanya orang-orang yang terpilih untuk percaya seperti diri Anda. Tanggapan Budi Asali: Kehendak hanya sebagian dari orangnya! Begitu saja tidak mengerti? Saya percaya doktrin Calvinisme yang disebut Irresistible Grace (= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak)! Tapi tak usah perdebatkan ini. Juga sebaiknya tak perlu perdebatkan predestinasi. Lebih baik perdebatkan yang lebih dasari yaitu tentang mana yang benar: Allah Tritunggal atau Sabelianisme? Tanggapan Tjantana: Kata ”sakramen” memang tidak ada di dalam Alkitab tapi misalnya tentang Perjamuan Kudus ada perkataan Tuhan Yesus, ”...perbuatlah ini menjadi peringatan akan
26
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Aku” (1 Korintus 11:24) dan ”...perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1 Korintus 11:25). Tanggapan Budi Asali: Saya tak tanya tentang Perjamuan Kudus, tetapi tentang Sakramen. Anda menggunakan istilah yang tak ada dalam Kitab Suci. Tetapi menyalahkan kami yang menggunakan istilah ’Tritunggal’ karena istilah itu tak ada dalam Kitab Suci. Masih tak mau mengaku bahwa serangan anda ini menunjukkan ketidak-konsistenan? Tanggapan Tjantana: Pak, sekali lagi, apakah ada ayat Alkitab yang jelas-jelas menyatakan tentang tritunggal seperti: Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tiga-tiganya, atau ketiganya yang esa? Sedangkan tentang sakramen ada pernyataan yang sangat jelas (1 Korintus 11:24 dan 25). Tanggapan Budi Asali: Masih ngotot dalam kebodohan anda? Istilah ‘sakramen’ itu yang saya persoalkan. Dan itu tak ada dalam Kitab Suci. Saya tanya balik: Kitab Suci bagian mana yg mengatakan bahwa Allah itu satu pribadi tetapi 3 peranan / manifestasi / perwujudan? Jawab pertanyaan ini! Tanggapan Tjantana: Rupanya Pak Budi tidak sedang tulus untuk mencari kebenaran tetapi mau menjebak saya, wah ada udang di balik batu neh. Sedangkan kata ”tritunggal” atau ”trinitas” memang jelas-jelas tidak ada dalam Alkitab dan memang tidak ada kata-kata yang misalnya jelas-jelas menyatakannya, misalnya: ”Allah punya tiga Pribadi”; ”Ketiga Pribadi Allah”; ”Tuhan adalah tiga-tiganya” atau ”Nama-Nya adalah tiga-tiganya” (lihat Zakharia 14:9 ”Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya”) atau ”ketiganya yang esa” (wah yang ini sih cuma ada di lagu penutupan ’doxology’). Tidak ada ”Allah tritunggal”, yang ada ”TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4). Tanggapan Budi Asali: Terus terang, pertanyaan saya tentang sakramen / free will memang hanya merupakan taktik saya. Apakah ini salah? Nabi Natan juga ’menjebak’ Daud supaya Daud sadar akan kesalahannya (2Sam 12:1-dst). Jadi, tidak salah cara seperti itu bukan? Saya gunakan taktik, sama dengan Natan gunakan taktik. Bedanya Daud sadar dan bertobat, anda tidak! Tanggapan Tjantana: Selamat jadi nabi ya Pak Budi. Sekali lagi Anda menghakimi saya sebagai pihak yang bersalah. Jangan-jangan Anda yang membutuhkan nabi tjantana, ha ha ha. Tanggapan Budi Asali: KIta berdua memang nabi, bedanya saya nabi asli sedangkan anda nabi palsu! Mana ada nabi asli butuh nabi palsu? He-he-he!
27
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tentang ayat2 yang menunjukkan ketunggalan Allah, anda tak perlu menunjukkan kepada saya. Saya tahu dan percaya ayat2 itu, karena tanpa ayat2 itu saya akan menjadi Tritheisme (kepercayaan thdp 3 Allah). Tanggapan Tjantana: Sadarkah Anda bahwa dengan mempercayai tritunggal sama saja dengan mempercayai tritheisme, inilah tipu muslihat iblis, seperti kebenaran padahal bukan kebenaran sama sekali. Satu Allah tapi tiga pribadi, tiga pribadi berarti tiga Allah, bagaimana mungkin tiga pribadi tetapi satu pribadi?
Tanggapan Budi Asali: Anda memang bodoh. Allah diluar jangkauan akal. Itu sudah saya tunjukkan di atas. Dia 1 hakekat, tetapi 3 pribadi. Kalau pribadinya cuma satu, mengapa pertanyaanpertanyaan saya di bawah banyak yang tidak anda jawab? Nanti saya tunjukkan kalau kita sampai di sana.
Bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah, anda sudah percaya, jadi saya juga tak perlu membuktikannya kepada anda. Tanggapan Tjantana: Pak, tanya dulu ke saya, baru menyimpulkan, oke? Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah ketiga peranan/manifestasi Allah. Tanggapan Budi Asali: Apa anda sendiri tanya saya pada waktu anda menyimpulkan yang ngawur-ngawur tentang Allah Tritunggal? Juga apakah anda tanya saya waktu menulis tulisan sinting (hal 63-dst) tentang Penganut Tritunggal murni atau tidak murni? Juga mengapa anda tak tanya saya dulu waktu mau menulis bahwa penganut Tritunggal mempercayai bahwa Anak itu lebih muda dari Bapa (hal 75)? Itu fitnah yang tak berdasar! Anda tak ngerti doktrin Allah Tritunggal yang sebenarnya itu bagaimana, tetapi berani omong! Jadi, bagi anda Bapa itu Allah atau bukan? Anak itu Allah atau bukan? Roh Kudus itu Allah atau bukan? Dalam buku anda hal 32, anda membahas keilahian Yesus Kristus. Dan dalam hal 34 anda mengatakan “Yesus juga memiliki ketiga hak khusus Allah ini karena Yesus memang adalah Allah sendiri yang mengambil wujud manusia”. Dan hal 38 anda mengatakan “Yesus Kristus adalah Allah yang mengambil rupa manusia”.
Tetapi bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah 1 pribadi atau 3 pribadi, itu yang menjadi perbedaan kita, bukan? Tanggapan Tjantana: Bukankah Anda sudah tahu akan hal ini di dalam buku saya? Kenapa tanya lagi? Tanggapan Budi Asali: Meyakinkan / menegaskan saja. Soalnya saya sedang bicara dengan orang bodoh!
28
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Sekarang, kalau Bapa, Anak dan Roh Kudus itu memang hanya 1 pribadi, tolong jelaskan hal2 ini: a) Bagaimana mereka bisa saling mengutus? Kalau ajaran anda benar, Allah itu sama seperti saya, yang bisa menjadi ayah (bagi anak saya), suami (bagi istri saya), dan guru / dosen (bagi murid2 saya). Bisakah saya sebagai suami mengutus saya sebagai dosen, dsb? Tetapi Bapa mengutus Anak (jangan bilang Anak diutus sebagai manusia! Ia diutus untuk menjadi manusia / turun ke dalam dunia! Gal 4:45 Yoh 3:17 Yoh 6:38 Yoh 8:42 Yoh 10:36 Yoh 17:18 Ro 8:3 1Yoh 4:9), dan Bapa dan Anak mengutus Roh Kudus (Yoh 14:26 Yoh 15:26 Yoh 16:7 1Pet 1:12). Tj: Pahami dulu dua sifat alami dari Tuhan Yesus di halaman 30-37 (Rahasia Pribadi Allah), buat apa saya beberkan lagi kalau memang anda sudah punya bukunya? Pak, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah anak, nah Yesus adalah Anak Allah. Allah cuma mengutus manifestasi-Nya yang lain ke dunia ini. Kenapa Allah harus mengambil rupa manusia ke dunia ini? Karena tidak ada seorang pun yang sanggup jadi Juruselamat karena semua orang sudah berdosa. Tanggapan Budi Asali: Anda pikir bisa membelokkan saya? Saya sudah bilang Yesus diutus pada waktu Ia belum berinkarnasi, jadi belum ada 2 natures dari Yesus! Anda sendiri mengatakan ‘Sang Anak mempunyai wujud fisik hanya setelah Firman menjadi manusia’ (hal 76). Sekarang coba lihat ayat-ayat saya: Gal 4:4-5 - “(4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (5) Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak”. Yoh 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya KE DALAM DUNIA bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”. Yoh 6:38 - “Sebab Aku telah TURUN DARI SORGA bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku”. Yoh 8:42 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku”. Yoh 10:36 - “masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya KE DALAM DUNIA: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?”. Yoh 17:18 - “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku KE DALAM DUNIA, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia”. Ro 8:3 - “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri DALAM DAGING, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging”.
29
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
1Yoh 4:9 - “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal KE DALAM DUNIA, supaya kita hidup olehNya”. Lalu bagaimana tentang Bapa dan Anak yang mengutus Roh Kudus? Ini ayatayatnya: Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”. Yoh 15:26 - “ Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”. Yoh 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”. 1Pet 1:12 - “Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu halhal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat”. Mengapa tak dijawab sama sekali? Pura-pura lupa? Anda tak bisa menjawab bukan? Tak cocok dengan doktrin Sabelianisme anda bukan? Anda mengatakan ‘Allah cuma mengutus manifestasi-Nya yang lain ke dunia ini’. Ha-ha! Bisakah saya sebagai dosen mengutus saya sebagai pendeta? Atau saya sebagai suami mengutus saya sebagai ayah? a) Bagaimana mereka bisa bicara satu thdp yang lain. Bisakah saya sebagai dosen bicara kepada saya sebagai ayah? Bisa, kalau saya gila! Tetapi Roh Kudus berbicara kepada Allah (Ro 8:26)! Tanggapan Tjantana: Sekali lagi, pahami dulu dua sifat alami daripada Tuhan Yesus. Hanya Yesus Kristus mempunyai dua sifat alami, 100% manusia, 100% Allah, Nah, seperti setiap manusia berdoa kepada Bapa, demikian juga kemanusiaan Yesus perlu berbicara kepada Bapa. Jangan Anda menyamakan Anda yang cuma manusia dengan Tuhan Yesus yang adalah manusia sekaligus adalah Allah Pencipta langit dan bumi, bedanya sangat jauh Pak. Kalau Anda mau terus menerus pakai logika, bagaimana suatu peranan berbicara kepada peranan yang lainnya, sama saja dengan bagaimana cara Anda menjelaskan secara logika kelahiran Yesus tanpa perbuatan laki-laki?
30
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Budi Asali: a) Dalam serangan saya di atas, apakah saya tanya tentang Yesus yang bicara kepada Bapa? Tidak! Saya tanya tentang Roh Kudus berdoa kepada Bapa! Mengapa anda belokkan dengan menjawab tentang Yesus bicara kepada Bapa? Anda kira saya tolol? Ro 8:26 - “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”. b) Oho, sekarang anda bilang tak boleh pakai logika. Tetapi kalau menyerang doktrin Allah Tritunggal, anda mengkritik kalau kami mengatakan itu melampaui akal! Lihat buku anda hal 53, tentang ‘perisai Tritunggal’! c) Kelahiran Yesus, tak masalah. tu dijelaskan secara explicit dalam Kitab Suci. Tak ada yang mustahil bagi Allah (Luk 1:34-37). Tetapi ini berbeda dengan satu manifestasi Allah yang bicara kepada / mengasihi / mengutus manifestasi Allah yang lain. Tak bisakah anda melihat bahwa Kitab Suci menggambarkan diri Yesus Kristus dan Allah Tritunggal secara sangat berbeda? Dalam diri Yesus Kristus, tak pernah Ia sebagai Allah berbicara / mengutus / mengasihi diriNya sebagai manusia. Karena itu kami mempercayai Yesus Kristus itu hanya 1 pribadi. Tetapi dalam Allah Tritunggal berbeda. Ada saling utus, saling mengasihi, dan saling bicara. Karena itu kami mempercayai ada 3 pribadi dalam Allah Tritunggal!
c) Adanya penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah: 1. Kata ganti orang bentuk jamak. Contoh: Kej 1:26 3:22 11:7. Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan ‘Kita’ dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia berbicara kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan ‘kejamakan dalam diri Allah’. Tetapi ini tidak mungkin, sebab kalau dalam Kej 1:26 diartikan bahwa ‘Kita’ itu menunjuk kepada Allah dan para malaikat, maka haruslah disimpulkan bahwa: a. manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat. b. Allah mengajak para malaikat untuk bersama-sama menciptakan manusia, sehingga kalau Allah adalah pencipta / creator, maka malaikat adalah cocreator (= rekan pencipta). Disamping itu, kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat, yaitu dalam Yes 6:8 yang dalam versi NASB menterjemahkan: “Whom shall I send and who will go for Us?” (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?). Catatan: Dalam Yes 6:8 ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama maupun baru) salah terjemahan! 2. Kata kerja dalam bentuk jamak.
31
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Contoh: • Kej 20:13 - kata-kata ‘menyuruh aku mengembara’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak. • Kej 35:7 - kata ‘menyatakan’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak. • 2Sam 7:23 - kata ‘pergi’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak. • Maz 58:12 - kata ‘memberi keadilan’ dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak (sebetulnya ini bukan kata kerja tetapi participle). Padahal dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah kata ‘ELOHIM’ yang digunakan untuk menyatakan Allah yang esa. 3. Kata-kata bentuk jamak lainnya seperti dalam: • Pengkhotbah 12:1 - kata ‘pencipta’ (creator), dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya terjemahannya adalah ‘creators’ (= pencipta-pencipta). • Maz 149:2 - kata-kata ‘yang menjadikannya’, dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak. • Yos 24:19 - dalam bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’ ada dalam bentuk jamak, tetapi kata ‘cemburu’ ada dalam bentuk tunggal. Jadi, kalau dalam Yes 6:8 digunakan kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah, maka di sini digunakan kata sifat bentuk tunggal dan jamak terhadap diri Allah.
Tanggapan Tjantana: Pak, bukankah saya sudah cukup panjang lebar membahas tentang kata ’kita’ di dalam buku saya? Apakah saya harus menuliskannya lagi di sini (sebanyak 7 halaman buku)? Silakan lihat saja hal 75-81. Kenapa Pak Budi, tidak menanggapi saja pendapat-pendapat saya di buku saya satu per satu, malahan memberikan pendapat Anda yang jelas-jelas akan saya jawab sama seperti yang tertulis di dalam buku saya tersebut.
Tanggapan Budi Asali: Dalam buku anda itu anda hanya membahas kata ‘kita’, tidak kata-kata bentuk jamak yang lain. Serangan saya di atas jauh lebih luas, karena saya memberikan banyak kata-kata bentuk jamak yang digunakan terhadap Allah! Juga tentang penjelasan kata ‘kita’ dalam buku anda, saya ingin berikan serangan: a) Anda berkata (hal 76-77) bahwa dalam Kej 1:26 Allah bicara kepada para malaikat, dan tujuannya mengajak mereka untuk menyaksikan penciptaan manusia! Saya belum pernah mendengar penafsiran segila dan sekonyol ini. Anda terang-terangan membelokkan ayatnya. Kej 1:26 - “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’”.
32
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Apakah dalam Kitab Suci anda tertulis: ‘Hendaklah kamu ikut menyaksikan Aku menjadikan manusia?’. Mengapa anda mengubah ‘menjadikan’ menjadi ‘ikut menyaksikan’? Itukah ajaran Alkitabiah dan Apostolik? Kalau Allah bicara kepada para malaikat, itu berarti malaikat-malaikat adalah cocreators! Ingat bahwa dalam kata ‘Kita’ yang pertama tercakup baik Allah maupun yang diajak bicara. Kalau malaikat-malaikat yang diajak bicara, dan hanya diajak untuk menyaksikan penciptaan manusia, maka itu juga harus berlaku untuk Allah sendiri! Dan kalau Allah memang bicara kepada malaikat-malaikat, itu berarti bahwa manusia diciptakan juga menurut gambar dan rupa malaikat! b) Allah bicara dengan gaya bahasa resmi seperti yang sering terjadi di kalangan pejabat, raja dsb (hal 77). Pertama, penjelasan ini bertentangan dengan penjelasan yang di atas. Kalau yang atas yang benar (Allah bicara kepada malaikat), berarti yang ini salah. Yang mana yang benar? Kedua, tradisi seperti itu ada di Indonesia, tetapi apa ada di sana pada jaman itu. Kalau ya, mengapa tak ada contoh raja / pejabat / orang lain menggunakan kata ganti orang bentuk jamak untuk dirinya sendiri? Anda memberikan contoh Daud yang bicara kepada dirinya sendiri dalam Maz 42:6 57:9 108:1 103:22 104:35 146:1 116:7. Semua tidak cocok, klarena dalam ayat-ayat ini ia bicara kepada dirinya sendiri untuk menguatkan imannya sendiri. Tetapi ia tetap menggunakan kata ganti orang bentuk tunggal! c) Tak ada yang mendamping Allah dalam mencipta (Hal 77-78). Lalu bagaimana dengan teori pertama anda bahwa malaikat-malaikat diajak ikut menyaksikan? Bertentangan dengan yang ini? Dan bagaimana Yesus disebut sebagai pencipta dalam Yoh 1:3 Ibr 1:3,10 dan sebagainya. Dan Roh Kudus juga pencipta. Ini terlihat dari: • Kej 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”. Tak ada alasan Kitab Suci menggambarkan kehadiran Roh Kudus pada saat penciptaan itu, kalau Ia tidak ikut melakukan penciptaan tersebut. • Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup”. • Maz 8:4 - “Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintangbintang yang Kautempatkan”. Dengan membandingkan Luk 11:20 dengan ayat paralelnya, yaitu Mat 12:28, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ‘jari Allah’ itu adalah ‘Roh Allah’ / ‘Roh Kudus’. Luk 11:20 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. KJV: ‘with the finger of God’ (= dengan jari Allah). RSV/NIV/NASB: ‘by the finger of God’ (= oleh jari Allah). Mat 12:28 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada. • Ayub 26:13 - “Oleh nafasNya langit menjadi cerah, tanganNya menembus ular yang tangkas”.
33
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Kata yang diterjemahkan ‘nafas’ di sini adalah RUAKH, dan karena itu KJV menterjemahkan ‘spirit’ (= roh). KJV: ‘By his spirit he hath garnished the heavens’ (= Oleh RohNya Ia telah menghias langit). Juga bagaimana dengan Pkh 12:1 dimana ada kata ‘Pencipta’, yang dalam bahasa Ibraninya menggunakan kata bentuk jamak? d) Anda mengatakan kemajemukan sifat? (hal 78). Berdasarkan apa? Ajaran apostolik yang mana? Lalu kalau menggunakan ‘Aku, berarti tak ada kemajemukan sifat? Dan karena kata ganti orang bentuk tunggal untuk Allah muncul ribuan kali, sedangkan kata ganti orang bentuk jamak muncul hanya beberapa kali, anda mengatakan mengapa kita mau dibingungkan oleh Iblis tentang hal-hal yang sebetulnya tak perlu dibesar2kan? Dan kasarnya anda mengatakan beberapa ayat itu diabaikan saja. Bukankah begitu? Saya tanya: itukah ajaran apostolik? Itukah sikap menghormat pada Kitab Suci / Firman Tuhan? Karena hanya beberapa ayat, lalu diabaikan? Baca Wah 22:18-19 - “(18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataanperkataan nubuat dari kitab ini: ‘Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetakamalapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.’”. e) Penjelasan anda tentang Kej 1:27 (hal 79-80) justru membuat Kej 1:26 dan Kej 1:27 bertentangan! Kita seharusnya menafsirkan sehingga ayat-ayat Kitab Suci harmonis, bukannya bertentangan! f) Manusia sebagai gambar Allah dengan tiga tubuh (atau satu tubuh) dengan tiga kepala, (hal 80) merupakan ketololan luar biasa. Allah kan tak ada fisiknya, lalu dari mana anda dapat gambaran seperti itu? Dari ajaran apostolik?
d) Beberapa ayat dalam Kitab Suci membedakan Allah yang satu dengan Allah yang lain (seakan-akan ada lebih dari satu Allah). • Maz 45:7-8. Karena dalam ayat ini Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya, mari kita lihat terjemahan NASB di bawah ini. Psalm 45:6-7 (NASB): “Thy throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has anointed Thee” (= TahtaMu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. Karena itu, Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau). Bandingkan dengan Ibr 1:8-9. Tanggapan Tjantana: Ini adalah nubuatan, dan apa salahnya satu manifestasi dari Allah berbicara kepada satu manifestasi yang lainnya dari Allah, ngomong-ngomong di mana Allah Roh Kudus ya?
34
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Budi Asali: Bukankah seakan-akan ada lebih dari 1 Allah? Yang bicara adalah Allah bukan? Yang diajak bicara juga! Jadi ada berapa? Kalau saya, ada 2 pribadi Allah! Kalau 2 perwujudan, itu mustahil. Anda bilang apa anehnya satu manifestasi bicara kepada manifestasi yang lain. Saya tanya: bisakah anda sebagai dosen bicara kepada anda sebagai penulis? Saya jawab sendiri: bisa, kalau anda gila! •
Maz 110:1. Juga untuk ayat ini perhatikan terjemahan NASB di bawah ini. Psalm 110:1 (NASB): “The LORD says to my Lord ...” (= TUHAN berkata kepada Tuhanku). Bandingkan dengan Mat 22:44-45. Tanggapan Tjantana: Ini juga nubuatan dan jawaban saya seperti di atas, semuanya ini cuma tersirat tergantung penafsiran, mana ayat yang benar-benar menyatakan ketiga pribadi Allah? Tanggapan Budi Asali: Anda memang ‘telmi’ (telat mikir). Tuhan bicara kepada Tuhan. Jadi, ada berapa Tuhan?
•
Hos 1:7 (NASB): “But I will have compassion on the house of Judah and deliver them by the LORD their God, and will not deliver them by bow, sword, battle, horses, or horseman” (= Tetapi Aku akan berbelaskasihan kepada kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka dengan / oleh TUHAN Allah mereka, dan tidak akan menyelamatkan mereka oleh / dengan busur, pedang, pertempuran, kuda-kuda, atau penunggang-penunggang kuda). Tanggapan Tjantana: Saya tidak melihat ada 2 pribadi di sini, anda melihatnya? Wah, beda persepsi lagi nih. Tanggapan Budi Asali: ‘Aku’ di situ adalah YHWH, tetapi Ia akan menyelamatkan dengan YHWH. Jadi ada berapa YHWH?
•
Kej 19:24 - “Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit”. Tanggapan Tjantana: Apakah di sini ditunjukkan ada 2 pribadi, saya tidak melihatnya tuh. Inilah yang saya maksudkan, pakai banyak ayat, tetapi sebenarnya pemakaiannya tidak tepat. Tanggapan Budi Asali: Kata ‘TUHAN’ yang pertama sedang di bumi (setelah bicara dengan Abraham dsb), dan Ia lalu menurunkan hujan api dsb yang berasal dari ‘TUHAN dari langit’! Jadi, kelihatannya ada berapa YHWH?
35
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
•
Amsal 8 berbicara tentang ‘hikmat Allah’. Kalau dilihat dari istilahnya, yaitu ‘hikmat Allah’ [the wisdom of God (= hikmat dari / milik Allah)], maka jelas bahwa ‘hikmat Allah’ ini tidak sama dengan Allah. Tetapi Amsal 8 ini lalu mempersonifikasikan ‘hikmat Allah’ itu dan menunjukkannya sebagai seorang pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata lain, hikmat Allah itu juga adalah Allah (bdk. 1Kor 1:24 - “Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”). Tanggapan Tjantana: Ya, sekali lagi cuma tersirat, lalu mana si pribadi yang ketiga, Allah Roh Kudus?
Tanggapan Budi Asali: Tersirat tetap merupakan ajaran yang sah. Saya sudah beri contoh tentang Yesus yang beri ajaran yang sangat tersirat! Tak usah tanya tentang Roh Kudus. Itu dijelaskan dalam bagian lain. Alkitab tak harus tunjukkan ketiga pribad dalam satu text! Kalau di sini ada 2 pribadi, itu sudah lebih dari cukup untuk membuyarkan ajaran Sabelianisme anda! •
Penampilan dari Malaikat TUHAN (Kej 16:2-13 22:11,16 31:11,13 48:15,16 Kel 3:2,4,5 Hak 13:20-22). Sama seperti istilah ‘hikmat Allah’ di atas, maka istilah ‘Malaikat TUHAN’ ini juga menunjukkan bahwa ‘Malaikat TUHAN’ (the Angel of the LORD) ini tidak sama dengan Allah. Tetapi, sekalipun dalam bagian-bagian tertentu Malaikat TUHAN itu disebut sebagai Malaikat TUHAN, dalam bagian-bagian lain Ia juga disebut sebagai Allah / TUHAN sendiri. Contoh: ∗ dalam Kej 16:7 - disebut sebagai Malaikat TUHAN. ∗ dalam Kej 16:13 - disebut sebagai TUHAN sendiri. ∗ dalam Kej 22:11 - disebut sebagai Malaikat TUHAN. ∗ dalam Kej 22:12 - disebut sebagai Allah sendiri. Juga, dalam Kel 23:20-23, malaikat TUHAN ini mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa. Semua ini menunjukkan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri. Tanggapan Tjantana Tahukah Anda bahwa Allah di dalam ayat-ayat yang Anda pakai sedang mengambil manifestasi sementara sebagai seorang Malaikat? Kalau tidak, bagaimana Ia yang kudus bisa bertemu dengan manusia yang tidak kudus? Istilah teologinya ”theophany” (atau teofani, perwujudan sementara dari Allah). Ketika Allah menemui Musa, Ia mengambil rupa sementara sebagai semak duri yang terbakar, apakah kita sekalian saja menyebut-Nya Allah Semak Duri? Jadi lucu ya!
36
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tanggapan Budi Asali Bicara dengan orang ‘telmi’ memang payah. Malaikat Tuhan, kan artinya Malaikat dari Tuhan? Jadi kelihatannya bukan Tuhannya sendiri kan? Tetapi ternyata Ia adalah Tuhan sendiri. Jadi, kelihatannya ada berapa Tuhan? Nah, sekarang ada manifestasi sementara. Jadi, ada Bapa, Anak, Roh Kudus, dan malaikat? He-he-he. Ternyata anda percaya pada kwartet? e) Lalu bagaimana dengan ayat2 ini? • Yoh 10:30 - ”Aku dan Bapa adalah satu.’”. Terjemahan hurufiahnya: ’I and the Father, we are one’! Tanggapan Tjantana Di sini jelas-jelas ada 2 peranan Allah (sebagai Bapa dan Anak), yang jelasjelas satu adalah Pribadi-Nya, sangat sederhana bukan?
Tanggapan Budi Asali : Bagaimana mungkin satu pribadi mengatakan ‘we are’? juga ‘I and the Father’? •
Yoh 14:23 - ” Jawab Yesus: ’Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”. Tanggapan Tjantana Kami dalam hal ini kedua manifestasi/peranan Allah karena yang mengasihi Bapa tentu saja mengasihi Anak (Yesus) yang adalah manifestasi-Nya dalam rupa manusia. Tanggapan Budi Asali satu pribadi menggunakan ‘kami’???
•
Mat 28:19 – ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Terjemahan hurufiah bagian yang saya garis-bawahi adalah ’in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit’. Mengapa kata2 ’of the’ diulang terus? Tak menunjukkan 3 pribadi? Tetapi kata ’name’ ada dalam bentuk tunggal. Ini menunjukkan ketiga pribadi itu dalah satu, karena hakekatnya hanya satu. Tanggapan Tjantana Makanya di dalam buku saya, saya sudah mengatakan bahwa di dalam Mat 28:19 adanya penekanan kepada satu nama bukan kepada 3 pribadi (ayat ini sama sekali bukan berbicara tentang 3 pribadi tetapi tentang satu nama). Tersirat tiga pribadi padahal penekanannya kepada nama Yesus (seperti yang anda sendiri katakan). Kenapa penekanan pada satu nama? Karena nama Bapa adalah Yesus (Yoh. 5:43 dan Yoh. 17:6), nama Anak jelas Yesus, dan nama Roh Kudus juga Yesus. Karena itu Amanat Agung dalam kitab Injil lainnya (Markus dan Lukas) berbicara tentang Nama-Nya atau Nama-Ku. Karena itu
37
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
para Rasul juga menafsirkan bahwa mereka membaptis dalam satu nama, yaitu Yesus Kristus, bukannya dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tidak pernah sekali pun para Rasul di jemaat mula-mula membaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bukankah hal ini sudah sangat jelas? Tanggapan Budi Asali Saya tidak bilang ‘nama Yesus’!! Jangan ngawur saja! Bisakah seseorang memperkenalkan anda di suatu pertemuan dengan katakata sebagai berikut: Inilah orang yang namanya Bapa Tjantana, dosen Tjantana, dan pendeta Tjantana? •
Yoh 14:1 – ”’Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu”. Kalau Yesus adalah Bapa, untuk apa percaya kepada Bapa dan kepada Yesus? Bukankah salah satu sudah cukup? Tanggapan Tjantana Pak, waktu Yesus mengatakan ayat ini, Ia masih dalam wujud manusia bukan? Dia mengatakan demikian supaya murid-murid-Nya paham bahwa Yesus adalah Bapa yang mengambil wujud manusia. Lagipula apa salahnya jika Ia mengatakan demikian, apakah hal ini otomatis berarti ada 2 pribadi? Bukan 2 pribadi tetapi dua manifestasi Allah sebagai Bapa dan sebagai Anak. Bukankah Yesus mengatakan: Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa (Yohanes 14:9)? Karena ada 2 manifestasi Allah di sini (Bapa dan Anak) tetapi Pribadi-Nya tetap satu sehingga kalau sudah melihat manifestasi fisikNya berarti sudah melihat Bapa, apakah Anda paham? Tanggapan Budi Asali Kalau Bapa adalah Yesus, cukup percaya salah satu saja. Tak perlu keduaduanya! Kalau telah melihat Yesus berarti telah melihat Bapa, bukankah telah percaya Yesus juga telah percaya Bapa? Lalu mengapa harus percaya keduanya! Perhatikan kata ‘juga’ dalam Yoh 14:1 itu! Saya ingin tambahkan 2 ayat lagi! Yoh 17:5,24 – “(5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada. … (24) Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemuliaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan”. Ini dua manifestasi? Lucu sekali!
38
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Tjantana Pak Budi, terserah dan silakan terus ajarkan pengajaran Tertullianus (tritunggal) jika Anda mau, tetapi saya akan terus sampaikan pengajaran yang Apostolik dan Alkitabiah bahwa hanya ada satu Pribadi Allah dengan tiga peranan utama sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Pak, lebih baik Anda belum mengetahui apa-apa tentang hal-hal yang saya sudah sampaikan, daripada setelah Anda mengetahuinya, tetapi tidak melakukan apa-apa sehingga tanggung jawab akan Tuhan Yesus tuntut dari Anda.
Tanggapan Budi Asali Secara sama saya sampaikan ’ancaman’ kepada anda. Saya sudah memberikan bukti2 kepada anda bahwa Allah mempunyai 3 pribadi, bukan 3 perwujudan! Kalau anda sudah membacanya, mengertinya, dan tidak bisa membantahnya, tetapi tetap berkeras dengan pandangan anda, maka anda adalah orang yang tegar tengkuk. Dan untuk itu anda harus bertanggung jawab!
Tanggapan Tjantana Pak, saya cuma memperingatkan, bukannya mengancam Anda. Maaf pak, buktinya mana ayat-ayat yang jelas-jelas menyatakan bahwa Allah punya tiga pribadi? Ayatayat yang Anda berikan kepada saya di atas, cuma tersirat semata, sadarkah anda? Tidak pernah ada ayat-ayat yang menyatakan misalnya: Allah kita punya 3 Pribadi; Allah itu tiga pribadi; ketiga Pribadi Allah; Allah itu tiga-tiganya, nama-Nya adalah tiga-tiganya, atau ketiganya yang esa atau yang sejenisnya? Justru setelah Anda baca tanggapan saya di atas dan kalau anda masih saja berpegang pada pengajaran tritunggal, berarti siapa yang tegar tengkuk? Saya tidak mengatakan Anda saja yang bertanggung jawab kepada Tuhan tetapi Anda dan saya bertanggung jawab kepada-Nya, adil bukan? Pak Budi, setelah email yang saya kirim ini, saya memutuskan untuk tidak membaca tanggapan anda lagi dan saya akan langsung menghapusnya (delete) karena hanya menghabiskan waktu saja. Lebih baik Anda dan saya melanjutkan pengajaran yang kita masing-masing percayai sebagai kebenaran. Oke? Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div. yang sudah membuat saya semakin yakin akan apa yang selama ini saya pegang sebagai kebenaran akan Pribadi Allah. Semoga Bpk Budi cepat sembuh dari insomnia dan Tuhan Yesus memberkati Bapak dan keluarga dan pelayanan Bapak. Amin.
Dari tjantana jusman, hamba dari satu-satunya Allah yang Perkasa.
Tanggapan Budi Asali: Yesus = Allah yang perkasa dalam Yes 9:5, tetapi Bapa juga Allah yang perkasa dalam Yes 10:21. Jadi ada berapa Allah yang perkasa?
39
Tanggapan Pdt Budi Asali terhadap Buku “Rahasia Pribadi Allah” Tjantana Jusman - 2
Saya percaya Allah itu perkasa, tetapi sayangnya yang ‘mengaku’ sebagai hambaNya sama sekali tidak perkasa. Justru punya jiwa pengecut dan tidak fair. Tahu kalau tak bisa menghadapi dalam debat seharusnya menyerah saja (kalau memang fair). Tetapi lari ngiprit seperti itu ....? Hehehe. Tak ada nabi / rasul manapun yang seperti itu. Tetapi anehnya ajarannya apostolik!
Pdt. Budi Asali, M. Div.
Published by permission. Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/sabelianisme2.html
40