SERI
SEMINAR
KELUARGA
JILID
1
TAKHTA KRISTUS DALAM KELUARGA
STEPHEN TONG
PENERBIT MOMENTUM 2011
Takhta Kristus dalam Keluarga Oleh: Stephen Tong Transkripsi: Sutjipto Subeno Tata Letak: Djeffry Pengoreksi: Irenaeus Herwindo Desain Sampul: Patrick Serudjo Editor Umum: Solomon Yo Hak cipta © 2011 pada Stephen Tong Diterbitkan oleh Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail:
[email protected] website: www.momentum.or.id
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Tong, Stephen Takhta Kristus dalam keluarga / Stephen Tong; transkripsi, Sutjipto Subeno, – Surabaya: Momentum, 2011. viii + 108 hlm.; 21 cm, – (seri seminar keluarga; 1) ISBN 978-602-8165-58-7 1. Keluarga (Kristen). II. Sutjipto Subeno.
I. Judul. III. Seri.
2011
248.4
Cetakan pertama: November 2011 Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi, atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
E n a m
DAFTAR ISI
Pendahuluan
vii
I. NILAI DAN HUBUNGAN-HUBUNGANNYA Nilai dan Penilai Standar Nilai dan Relasi Nilai Agama dan Nilai Kebudayaan Moral dalam Pembentukan Keluarga Allah Tritunggal dan Keluarga Kasih Allah: Landasan Keluarga
1 2 5 6 9 11 13
II. MENGAPA MENIKAH? Dasar Alkitab Tidak Baik Seorang Diri
17 18 20
III. ORDO PRIA DAN WANITA Sikap Berlandaskan Ordo Pasangan dan Pengorbanan Iman dan Pasangan Aku dan Kamu Pengorbanan, Penaklukan, dan Kerelaan Ordo Terbalik?
23 23 27 30 32 34 36
TAKHTA KRISTUS DALAM KELUARGA
Ordo Alkitab dan Konfusianisme Menjalankan Peran Masing-Masing
39 42
IV. KELUARGA DAN KEJATUHAN Kenikmatan dan Tanggung Jawab Membereskan Ordo Merusak Ordo dan Akibatnya Idealisme dan Realitas dalam Pernikahan Kerusakan Ordo Memilih Antara Dua Suara
45 46 49 52 57 59 62
V. PERJUANGAN HIDUP KELUARGA Kejatuhan dan Perjuangan Dasar Cinta Menghargai Pernikahan Pernikahan dan Perceraian Pernikahan Sebagai Simbol Kristus dan Gereja
65 67 69 71 76 82
VI. KELUARGA YANG BAHAGIA Suami Berusaha dengan Benar Kelancaran dan Keberhasilan Istri Sebagai Pohon Anggur yang Subur Keturunan yang Kudus Berkat dari Sion Bahagia dan Sejahtera Yerusalem Masa Tua yang Tersenyum
83 84 88 90 98 99 102 104
Penutup
107
vi
S a t u
NILAI DAN HUBUNGANHUBUNGANNYA
K
etika seorang psikolog terkemuka abad kedua puluh ditanya tentang apakah problema terbesar abad ini, ia menjawab: “Persoalan terbesar abad ini bukanlah masalah lingkungan, atau bom atom, atau pendidikan. Semua hal itu sudah menjadi semakin baik, organisasi juga sudah semakin lengkap. Problema terbesar abad ini adalah semakin sulitnya kita menemukan cinta kasih yang sejati di dalam masyarakat.” Inilah yang menjadi sumber semua kesusahan dan penderitaan manusia. Keadaan ini juga yang menjadi sumber dari semua sifat manusia yang merusak dan tidak berpengharapan. Ini adalah sebuah diagnosis dan pengertian yang tepat dalam menggambarkan sumber kesulitan manusia. Jika suami tidak sungguhsungguh mencintai istrinya, dan istri tidak benar-benar mencintai suaminya, maka keluarga yang mereka bentuk sudah menjadi tumor dalam masyarakat. Jika orangtua tidak benar-benar mencintai anak-anak mereka dan anakanak tidak benar-benar mencintai orangtua mereka, maka keluarga mereka mulai mengidap tumor. Jika guru tidak
TAKHTA KRISTUS DALAM KELUARGA
benar-benar mencintai muridnya dan murid tidak mencintai dan menghormati gurunya, maka pendidikan mulai bertumor. Demikian juga di dalam setiap relasi masyarakat. Apakah pemerintah benar-benar mengasihi rakyatnya? Apakah rakyat benar-benar mencintai negaranya? Apakah pemilik bank benar-benar mengasihi dan melindungi nasabahnya? Apakah bawahan mengasihi dan setia pada atasannya? Apakah atasan benar-benar mengasihi dan memperhatikan bawahannya? Kita bisa terus memperpanjang daftar ini dengan berbagai bentuk relasi lainnya. Dengan melihat aspek-aspek ini kita segera bisa menyadari kebenaran diagnosis di atas. Memang sulit menemukan cinta kasih sejati di dalam masyarakat saat ini. Jika sekarang begitu sulit menemukan cinta kasih sejati, apakah dulu mudah menemukannya? Di sini kita masuk ke dalam nilai tradisi manusia. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang membicarakan nilai. Penilaian-penilaian terjadi akibat konsep nilai yang berada di dalam potensi manusia. Pemikiran tentang nilai dan sistem penilaian, membentuk suatu studi untuk mencari arti dan validitas nilai. Ini disebut “aksiologi.”
NILAI DAN PENILAI Kita sering kali hanya memperhitungkan aksiologi di dalam dunia materi, khususnya dalam perhitungan untung rugi perdagangan. Ini sebenarnya sebuah kecelakaan besar. Penilai yang lebih mengerti nilai jauh lebih penting daripada hal yang dinilai. Penilai memiliki konsep nilai karena diberi kapasitas itu oleh Allah sebagai Sumber Nilai. Allah adalah Sumber Nilai dan sekaligus hakikat nilai yang
2