BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.2
SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan IV-2011 menunjukkan peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor – sektor yang berkontribusi dalam triwulan laporan antara lain : pertanian, pertambangan, industri pengolahan, perdagangan-hotelrestoran, pengangkutan-komunikasi, keuangan dan jasa-jasa. Sementara kinerja sektor listrik-gas-air bersih dan bangunan cenderung melambat. Tumbuhnya kinerja sektor pertanian memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan IV-2011 mengingat pertanian memberikan kontribusi hampir 27% terhadap total keseluruhan PDRB. Sementara itu momen liburan akhir tahun, festival karawo, peringatan Natal serta kampanye PILKADA Gubernur Gorontalo turut menggerakan kinerja sektor riil yaitu di sisi perdagangan-hotel-restoran serta pengangkutan-komunikasi. Namun di sisi lain, kinerja sektor utama bangunan cenderung melambat terkait permasalahan pasokan semen yang terkendala. Beberapa proyek fisik terpaksa ditunda penyelesaiannya mengingat harga semen lokal telah meningkat hingga 80% dibandingkan kondisi normal. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 1. PERTANIAN
2010 I
II
III
IV
2010
2011 I
II
III
IV
2011
1.52
1.35
1.22
14.10
4.10
10.84
3.02
2.52
8.87
6.17
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
20.65
13.07
7.52
3.20
10.58
3.72
6.66
7.20
9.31
6.76
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
11.05
10.33
6.96
7.23
8.81
5.02
7.01
7.37
10.53
7.53
7.72
9.15
5.63
8.79
7.81
10.86
9.17
9.06
7.31
9.06
19.25
12.84
8.86
7.26
11.69
8.06
11.34
10.60
8.29
9.57
9.02
9.79
10.59
11.35
10.22
12.07
12.71
11.27
12.43
12.11
11.81
9.17
9.10
9.52
9.86
9.42
9.26
8.65
8.96
9.06
8.36
9.50
9.08
8.88
8.96
11.04
9.15
6.98
8.14
8.78
10.92
9.34
4.18
3.84
6.93
3.98
3.79
4.44
6.29
4.63
8.38
7.33
5.71
9.26
7.63
8.75
6.81
6.33
8.91
7.68
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2011 memberikan efek positif dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi regional secara umum. Sektor pertanian tumbuh 8,87% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya (2,52% y.o.y). Pertumbuhan sektor ini didukung oleh cuaca yang kondusif dengan curah hujan merata sepanjang triwulan IV-2011. Apabila dilihat dari agregat harga berlaku, produksi pertanian pada triwulan IV-2011 sebenarnya masih di bawah produksi pertanian di triwulan III-2011. Namun secara statistik meningkat signifikan mengingat produksi pertanian Gorontalo pada triwulan yang sama tahun sebelumnya merosot akibat terjadi kegagalan satu kali musim panen karena pengaruh kekeringan.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011
7
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
. Grafik 1.21 Perkembangan Produksi Pertanian
Grafik 1.22 Struktur Produksi Pertanian Gorontalo
Dorongan produksi pertanian terutama terjadi pada pertanian padi. Produktivitas padi meningkat 5,4 ton/ha dari yang sebelumnya yang hanya sebesar 4,8 ton/ha sehingga pertumbuhan produksi padi pada triwulan laporan mencapai 9,9% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi 16,9% (y.o.y). Namun pertanian jagung mengalami penurunan, selain karena perluasan lahan yang makin terbatas, menurunnya produktivitas juga menjadi kendala yang utama. Tercatat produktivitas produksi jagung Gorontalo pada triwulan IV-2011 hanya sebesar 4,7 ton/ha lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang mencapai 5,3 ton/ha. Sampai dengan akhir tahun 2011, secara kumulatif pertumbuhan produksi pertanian ditunjang oleh peningkatan produksi padi, sementara produksi jagung relatif menurun. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM III-2011 memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2011 sebesar 292.024 ton sedikit lebih tinggi dibandingkan produksi padi tahun 2010 sebesar 253.563 ton sementara produksi jagung tahun 2011 mencapai 6703178 ton lebih rendah dibandingkan produksi jagung tahun 2010 sebesar 679.168 ton. Semakin terbatasnya luas lahan serta produktivitas yang belum optimal menjadi penyebab penurunan produksi panen jagung di Gorontalo. Tabel 1.3
8
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Tabel 1.4 Produksi Jagung di Provinsi Gorontalo, 2009-2011
1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Perkembangan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan IV-2011 menunjukkan kondisi yang stabil. Pada triwulan IV-2011 sektor ini tumbuh 8,96% (y.o.y) sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,65% (y.o.y). Peningkatan terutama untuk sub sektor komunikasi sementara untuk sub sektor pengangkutan kinerjanya relatif menurun. Sub sektor komunikasi tumbuh 8,27% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 7,29% (y.o.y)
Grafik 1.23 Perkembangan Sub Sektor Komunikasi
Grafik 1.24 Perkembangan Kargo Barang
Peningkatan kinerja komunikasi nampak pada sub sektor pos dan telekomunikasi. Pengiriman barang melalui pos/kargo meningkat cukup pesat menjelang pelaksanaan Pilkada Gubernur yang diindikasikan oleh volume kargo barang udara dan laut yang meningkat untuk kepentingan Pemilu dan kampanye. Sementara itu melemahnya sub sektor pengangkutan hampir terjadi pada seluruh mode angkutan darat, laut dan udara. Kondisi cuaca dan musim penghujan selama triwulan laporan serta kelangkaan BBM menjadi pemicu menurunnya kinerja di sektor ini. Menurunnya kinerja sub sektor angkutan darat dikonfirmasi oleh menurunnya tingkat konsumsi BBM. Hasil rapat yang dilaksanakan oleh instansi terkait, salah satu pemicu kondisi tersebut adalah pasokan BBM yang terbatas diperburuk oleh maraknya penjualan BBM eceran di luar SPBU resmi dengan harga di atas ketentuan. Pemerintah Daerah BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011
9
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
sendiri telah menetapkan langkah antisipatif bersama kepolisian dan TNI untuk mengamankan pendistribusian BBM di lokasi SPBU serta penertiban penjualan BBM tidak resmi. Pemerintah Daerah mulai mengkaji pelarangan penjualan BBM di luar SPBU yang akhir-akhir ini marak di Gorontalo. Menurut data PERTAMINA tingkat konsumsi bahan bakar transportasi darat selama triwulan IV-2011 tumbuh sebesar 13,25% (y.o.y) untuk premium dan 12,92% (y.o.y) untuk solar, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan selama triwulan III2011 yang mencapai 38,79% (y.o.y) untuk premium dan 16,88% (y.o.y) untuk solar. Menurunnya sub sektor transportasi darat juga dikonfirmasi oleh prompt indicator penghimpunan
pajak
kendaraan
bermotor
yang
juga
menunjukkan
penurunan.
Penghimpunan pajak kendaraan bermotor terkontraksi 12,19% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 48,93% (y.o.y)
Grafik 1.25 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor
Grafik 1.26 Realisasi Penjualan BBM Transportasi
Sementara itu kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan IV-2011 juga menunjukkan penurunan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tercatat sebesar 24.412 orang dengan kontraksi mencapai 24,21% (y.o.y) sementara angkutan kapal laut melayani 1.484 penumpang dengan kontraksi mencapai 25,16 (y.o.y). Perkembangan angkutan udara juga menunjukkan penurunan, tercatat selama triwulan laporan jumlah penumpang pesawat yang terlayani tumbuh 21,26% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 32,13% (y.o.y). Kondisi cuaca ekstrim di pulau Jawa diperkirakan memberikan pengaruh terhadap minat konsumen untuk menggunakan mode angkutan udara selama triwulan laporan.
10
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.27 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut
Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat
1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan
sektor
Perdagangan-Hotel-Restoran
(PHR)
di
Gorontalo
menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada triwulan IV-2011 tumbuh 12,43% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2011 sebesar 11,27% (y.o.y) Momen liburan sekolah, festival karawo, peringatan Natal dan Tahun Baru serta musim kampanye Pilkada Gubernur memberikan dorongan signifikan pada kinerja sektor sub sektor perhotelan. Di sisi lain kinerja sub sektor perdagangan juga meningkat cukup baik seiring mulai beroperasinya pusat perbelanjaan Gorontalo Mall. Sub sektor perdagangan tumbuh dari 11,27% (y.o.y) pada triwulan III-2011 menjadi 12,43% (y.o.y) pada triwulan laporan. Pendorong kinerja perdagangan terutama diakibatkan oleh dua hal yaitu (i) meningkatnya kembali perdagangan ekspor luar negeri karena produksi jagung mulai membaik, (ii) beroperasinya pusat perbelanjaan Gorontalo Mall di kota Gorontalo. Hasil survei SKDU menunjukkan bahwa indikator saldo bersih tertimbang sub sektor perdagangan mengalami peningkatan yang cukup baik. Perkembangan yang cukup baik di sub sektor ini juga didukung oleh pengucuran kredit perbankan, sampai dengan triwulan IV-2011 kredit perdagangan tumbuh 16,67% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi September 2011 yang tumbuh 12,89% (y.o.y). Demikian juga untuk volume bongkar yang tumbuh cukup baik hingga menjelang akhir tahun 2011.
Grafik 1.29 SKDUSub Sektor Perdagangan
Grafik 1.30 Volume Muat Pelabuhan
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011
11
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.31 Tingkat Penghunian Hotel
Grafik 1.32 Listrik Kelompok Bisnis
Sementara itu sub sektor perhotelan diperkirakan mengalami peningkatan hal tersebut dikonfimasi oleh data tingkat penghunian hotel (TPK) yang menunjukkan kenaikan selama triwulan IV-2011. TPK bulan Desember mencapai 40.72% lebih tinggi dibandingkan kondisi September sebesar 39,45%. Peningkatan sub sektor perhotelan ini diapresiasi positif oleh pihak swasta dengan pembangunan hotel baru di kawasan kota dengan 173 kamar yang rencananya mulai beroperasi pada semester I-2012. 1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan perlambatan, pada triwulan IV-2011 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 8,29% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 10,60 % (y.o.y). Salah satu permasalahannya adalah terganggunya pasokan semen di Gorontalo sehingga beberapa proyek mengalami penundaan. Penurunan pasokan semen selama triwulan laporan cukup signifikan, tercatat pada bulan Desember 2011 pasokan semen terkontraksi hingga 41,42%. Kelangkaan semen di Gorontalo disebabkan oleh dua hal yaitu (i) gangguan produksi pada salah satu pabrik pemasok (ii) terkendalanya distribusi pengangkutan laut karena tingginya ombak. Upaya mendatangkan pasokan semen dari wilayah Sulawesi Utara sedikit memberikan redaman gejolak kelangkaan semen. Penurunan kegiatan sektor bangunan juga terlihat dari pembiayaan proyek pemerintah yang pertumbuhannya menurun selama triwulan laporan.
Grafik 1.33 Belanja Modal APBD
12
Grafik 1.34 Penjualan Semen
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan tumbuh 8,14% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2011 sebesar 6,98% (y.o.y). Kondisi ini lebih didorong oleh tumbuhnya sub sektor keuangan terutama perbankan. Net Interest Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang meningkat Sampai dengan bulan Desember 2011, NIM perbankan mencapai Rp 523 Miliar atau tumbuh 14,64% (y.o.y), sedikit lebih tinggi dibandingkan NIM periode September 2011 yang tumbuh 14,57% (y.o.y). Meningkatnya NIM perbankan didorong oleh menurunnya pertumbuhan beban bunga.
Grafik 1.35 NIM Perbankan
Grafik 1.36 Perkembangan Pendapatan/Beban
1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan IV-2011 tumbuh 10,53% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 7,37% (y.o.y). Pertumbuhan kinerja di sektor ini dikonfirmasi oleh beberapa prompt indikator yaitu ekspor luar negeri komoditas gula dan survei industri pengolahan besar-sedang. Berdasarkan hasil survei industri pengolahan besar-sedang, peningkatan kinerja terjadi pada pengolahan industri makanan-minuman serta industri tekstil. Pertumbuhan industri makanan mencapai 23.05% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Salah satu pendorongnya adalah meningkatnya produksi raw sugar PT. PG Gorontalo. Kenaikan harga gula internasional memberikan pengaruh positif bagi industri gula lokal. Sementara itu produksi tekstil Gorontalo diperkirakan turut meningkat selama triwulan IV-2011. Salah satunya disebabkan meningkatnya permintaan sulaman Karawo menjelang pelaksanaan Festival Karawo 2011. Industri tekstil tumbuh 17,12% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya yang terkontraksi sebesar -18,17% (y.o.y). BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011
13
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.37 Konsumsi Listrik Industri
Grafik 1.38 Perkembangan Kredit Perdagangan
Grafik 1.39 Konsumsi BBM Industri
Grafik 1.40 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang
1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan IV-2011 tumbuh 7,31% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 9,06% (y.o.y), khususnya pada sub sektor listrik. Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2011 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor ini tumbuh 9,31% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,20% (y.o.y). Peningkatan harga emas dunia menjadikan usaha pertambangan emas rakyat mengalami peningkatan.
. Grafik 1.41 Realisasi Penjualan Listrik PLN
Grafik 1.42 Realisasi Kredit Jasa-jasa
Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2011 tumbuh 6,29% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2011 yang tercatat sebesar 4,44% (y.o.y). Meningkatnya kinerja jasa-jasa diindikasikan oleh pertumbuhan kredit jasa-jasa perbankan. 14
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BOX 1 : PENGEMBANGAN MP3EI PROVINSI GORONTALO Langkah Percepatan
MP3EI
dan
(Masterplan
Perluasan
Pembangunan
Ekonomi Indonesia) menempatkan wilayah Sulawesi
sebagai
koridor
IV
dalam
pengembangan ekonomi Indonesia kurun 20112025. Dalam bagian tersebut maka wilayah koridor IV-Sulawesi akan difokuskan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
perikanan,
pertambangan
migas,
nasional.
dan Dalam
pelaksanaannya akan melibatkan 6 wilayah sebagai pusat ekonomi baru yaitu : Makassar, Mamuju, Kendari, Palu, Gorontalo dan Manado dengan komoditas unggulan Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu), Kakao, Perikanan, Gambar 1.1 MP3EI Koridor IV-Sulawesi
Nikel,
Minyak
dan Gas
Bumi
(Migas).
Adapun upaya pengembangan sektor unggulan harus didukung oleh pengembangan infrastruktur dasar mengingat kondisi yang ada masih sangat terbatas. Pemerintah Daerah merumuskan pengembangan infrastruktur dasar meliputi proyek pembangunan jalan, pengembangan pelabuhan dan fasilitas pendukung lainnya. Proyek yang saat ini sedang dirancang antara lain : Tabel 1.5 Proyek Pengembangan Infrastruktur MP3EI di Prov. Gorontalo Investasi Proyek Periode Pelaksana (Rp Milyar) Pembangunan jalan akses antar kota-kabupaten 350 2012 - 2016 PU, Pemda Pembangunan irigasi/jaringan irigasi teknis usaha 382,95 2012 - 2016 PU, Kementan tani (JITUT), jaringan irigasi desa (JIDES), embung Pembangunan jaringan listrik Ekplorasi Energi Baru 45.000 2012 - 2017 PLN dan Terbarukan (PLTS,PLTMH,PLTB maupun PLTU) Pembangunan lumbung, gudang dan processing 337,81 2012 - 2017 Kementan Kementan, PT Sang Pengembangan pembibitan/penangkaran benih padi, 3,7 2012 - 2017 Hyang Seri, PT jagung, kedelai dan ubi kayu Pertani Kementan, PT Sang Kawalan manajemen/budidaya usaha tani 850.000 ha 185 2012 - 2017 Hyang Seri, PT Pertani Penyediaan dan distribusi pupuk 168,36 2012 – 2017 Kementan, Pemda Peningkatan penggunaan alat mesin pertanian 23,31 2012 – 2017 Kementan Perbaikan teknis budidaya 20,72 2012 – 2017 Kementan Perbaikan panen dan pasca panen 9,99 2012 – 2017 Kementan Penanganan organisme pengganggu tanaman 11,1 2012 - 2026 Kementan Dukungan tambahan pengadaan saprodi 3,7 2012 -2026 Kementan BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011
15
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Penyediaan skema kredit usaha tani Penyiapan Masterplan kawasan pelabuhan perikanan dan industri pengolahan tuna dan karaginan Pengembangan sentra-sentra produksi rumput laut di Sekitar Gorontalo Peningkatan jalan akses dari sentra produksi ke kawasan industri di Gorontalo Pembangunan fasilitas pendukung Kawasan Industri Karaginan dan Pengolahan Tuna di Gorontalo Peningkatan instalasi air bersih, kapasitas daya listrik, BBM, cold storage Peningkatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Eksplorasi emas provinsi gorontalo Luas 36.707 ha Ekplorasi Energi Baru dan Terbarukan (PLTS,PLTMH,PLTB maupun PLTU) Pelabuhan Poso (Sulteng) - Marisa (Gorontalo)
185
2012 – 2026
Kementan
5
2012 – 2013
KKP
50
2012 – 2016
KKP
350
2012 – 2015
PU
150
2012 – 2017
KKP, Kemenperin
580
(2012 - 2017
PU, ESDM, KKP KKP, Kemenhub
9.000
2012 - 2017
-
45.000
2012 – 2017
ESDM,
250
2012 - 2017
KEMEN PERHUBUNGAN
Sumber : Presentasi Bappeda Prov. Gorontalo , 21/12/2011
Gambar 1.2 Rencana Pengembangan Sarana & Prasarana Jalan Raya
Gambar 1.3 Rencana Pengembangan Fasilitas Pelabuhan
16
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Daerah telah merumuskan dukungan kebijakan yaitu : -
Prosedur kemudahan perijinan (Perda Kemudahan Investasi No. 2/2004)
-
Peningkatan mekanisme pelayanan terpadu (PTSP))
-
Fasilitasi kerjasama antara Investasi Asing/Domestik dengan Usaha Kecil dan Menengah (match-making).
-
Menginisiasi dan mengkoordinasikan pengembangan kawasan industri
-
Menghilangkan “red tape” (Menurunkan “high-cost economy”)
-
Mengembangkan “core competency” dan resource-based management
-
Peningkatan nilai tambah utamanya pada produk berorientasi ekspor
-
Mendorong keberpihakan perbankan dan bantuan pemasaran dan penetrasinya
Sementara itu tantangan ekonomi Gorontalo ke depan masih cukup tinggi -
Belum adanya indikasi pergeseran struktur ekonomi Provinsi Gorontalo dari pertanian primer ke sektor industri
-
Masih besarnya besaran investasi pemerintah dibandingkan swasta
-
Infrastruktur dan energi yang masih terbatas
-
Belum terbangunnya dan berkembangnya netwotking pelaku UMKM dan agribisnis
-
Dominansi pelaku usaha jenis pseudo-entreprenuer
-
Belum optimalnya dukungan perbankan untuk membiayai sektor UMKM
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011
17
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Halaman ini sengaja dikosongkan
18
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011| BANK INDONESIA