PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
(T.5) PENGARUH PERUBAHAN PERMINTAAN ENERGI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA (Bagian Penelitian Thesis Penulis di Instiut Pertanian Bogor 2010) Febriandi Rahmatulloh Ketua Dewan Pertimbangan Statistika IKASTAT UGM
[email protected] Abstrak These researches try to develop the energy economics models by using appropriate statistical method on Time Series and Input Output table. The successfulness of this approach will ultimately depend on whether all hypotheses model that constructed by the relevant energy economics literature and statistical literature in line with reality and can be easily applied for identification effect of oil demand change by forecasting oil demand for each relevant sector and linked the result into Input Output Table. Developed Time Series models for Indonesian oil demand in this study are based on (Karadeloglou et al, 2003) and Rotterdam commodity demand model (Lains et al, 2003). Empirical result from this research shows that at 2010 there will be increasing demand on all sector oil consumption mainly on Transportation 18% and Commercial 16%. The predicted growth of oil demand shows affected into increasing of sectoral production output, mainly on infrastructure 26% and basic industry sector 11.1% that a line with total Indonesia macroeconomic growth prediction 5.2% on 2010. Meanwhile on labor side growth on oil demand affected to increase on employment rate mainly on Infrastructure, Basic Industry and Trading sector. Keywords: Oil Demand, ARIMAX, Input Output Table
1.
PENDAHULUAN Gejolak permintaan energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) sangat
berpengaruh
terhadap ekonomi makro. Salah satu indikator ekonomi makro yang
mengindikasikan gejolak permintaan tersebut adalah pertumbuhan ekonomi. Tingginya pertumbuhan ekonomi akan seiring dengan pemakaian energi pada umumnya (Perencanaan Umum Energi Nasional 2005 Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral). Fenomena turunnya permintaan minyak domestik akibat kenaikan harga akan memberikan efek yang sistemik terhadap perekonomian nasional, karena salahsatunya akan meningkatkan biaya input sektor usaha. Hal tersebut berpotensi menekan laba bersih sektor usaha sehingga memberikan efek beruntun terhadap penurunan
kesejahteraan kaum
pekerja (labour), harga barang melambung tinggi dan tingkat pengangguran meningkat karena pemutusan hubungan kerja. Di sisi lain akibat perubahan permintaan BBM terhadap masing-masing sektor perekonomian di Indonesia bisa saling terkait. Keterkaitan masing-masing sektor menandakan bahwa produk suatu usaha yang menggunakan BBM dalam produksinya
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
48
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
mempunyai keterkaitan. Sedangkan ketidakterkaitan antar sektor berarti bahwa produkproduk yang dihasilkan oleh beberapa sektor yang menggunakan BBM tertentu independen satu sama lain. Informasi ini sangat penting bagi perencanaan pembangunan dan antisipasi akibat shock permintaan minyak di Indonesia untuk meminimalkan resiko sistemis dan lintas sektor yang terjadi. Berdasarkan fakta-fakta diatas, maka dalam penelitian ini pertanyaan diajukan adalah: 1)
Bagaimana distribusi efek dari perubahan permintaan BBM secara sektoral teradap harga ouptut produksi secara sektoral di Indonesia?
2)
Apakah perubahan permintaan BBM secara sektoral berepengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja secara sektoral? Tujuan dari penelitian ini :
1. Membentuk model untuk mengetahui distribusi dampak perubahan permintaan BBM terhadap perekonomian nasional. 2. Mengetahui keterkaitan antar sektor perekonomian. 2.
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan terbagi atas lima tahapan untuk melakukan identifikasi
dampak kenaikan permintaan BBM terhadap perubahan harga output produksi dan pennyerapan tenaga kerja. Kelima tahapan tersebut ialah : 1. Pembentukan
Model Permintaan BBM
untuk melakukan analisis prediksi
permintaan BBM masing-masing sektor 2. Pembentukan Model Makro Ekonomi untuk melakukan prediksi perubahan PDB masing-masing sektor 3. Analisis efek harga ouput produksi akibat perubahan permintaan BBM 4. Analisis efek penyerapan tenaga kerja akibat perubahan permintaan BBM Kelima tahapan diatas jika diibaratkan merupakan suatu kesatuan model yang terdiri atas modul-modul analisis, maka dapat digambarkan cara kerjanya ialah sebagi berikut:
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
49
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
1. Identifikasi Model Menentukan Tingkat stasioneritas Data, Menentukan nilai AR dan MA 2. Estimasi Parameter Model Dampak Ekonomi Sebaran Perubahan Harga Output Produksi Sektoral
3. Pengecekan Diagnostik Apakah estimasi residual stasioner/white noise ?
6. Tabel Input Output Simulasi Efek Dampak Perubahan Permintaan BBM serta Dampak Pertumbuhan Perekonomian terhadap Perubahan harga Output produksi dan penyerapan Tenaga Kerja
Tidak Kembali ke tahapan Sebelumnya
4. 1. Prediksi 16 Model Energi
4.2. Prediksi 9 Model Makro Sektor
(Sektor Industri) (Sektor Komersial) (Sektor Lainnya) (Sektor Rumah Tangga) (Sektor Transportasi)
Pertanian, Tambang ,Industri dasar , Aneka industri Industri konsumen, Properti,Infrastruktur,Keuangan, Perdangan.
:I_ADO, I_IDO,I_FO,I_KR :C_ADO,C_IDO,C_KR :O_ADO,O_IDO,O_FO,O_KR,O_GS, :H_KR :T_ADO,T_IDO,T_FO,T_AV,T_KR,T_GS
5.Model Solow Growth Pengecekan kesesuaian Pertumbuhan Makro Total dan Sektoral
YA Langsung ke tahapan Selanjutnya
Dampak Tenaga Kerja Sebaran Perubahan Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral
Grafik1. Alur penggunaan model identifikasi
Model Permintaan BBM Model runtun waktu untuk pemodelan pasar minyak di dunia pada saat ini banyak dikembangkan oleh berbagai pihak salah satunya European Central Bank (Dees et al, 2003) yaitu World Oil Market Model yang dalam pembentukannya melihat keterkaitan beberapa variabel ekonomi makro global suatu negara terhadap konsumsi BBM. Secara umum dasar pemilihan variabel yang digunakan dalam pemodelan ini ialah sebagai berikut: () =
+
+
() +
()
+
(1) keterangan:
DEM(i)t : Permintaan minyak sektor ke-i pada waktu ke-t ()
: PDB riil sektor ke –i pada waktu ke-t : Harga minyak mentah waktu ke-t : Nilai kurs waktu ke-t
Et
: Indeks Harga Konsumen waktu ke-t
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
50
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011 t
: Waktu observasi data
p
: Lag
i
: Sektor observasi
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Pada model 1 dapat dilihat bahwa permintaan minyak pada suatu negara dipengaruhi oleh beberapa variabel penjelas yaitu harga minyak mentah, nilai tukar dan indeks harga konsumen atau faktor inflasi. Rujukan lain dalam pemodelan permintaan BBM ialah model permintaan komoditas Rotterdam (Lains, 2003) yang merupakan fungsi permintaan terhadap suatu komoditas sejenis digambarkan sebagai fungsi dari harga dan jumlah pendapatan yang diperoleh seperti pada persamaan model 2. =
+
+
+ (2)
keterangan: Y
: Permintaan : Pendapatan : Harga komoditas
Tabel Input Output Tabel Input Output (IO) pada penelitian ini akan digunakan guna melakukan analisis dampak perubahan permintaan BBM. Tabel IO yang akan digunakan pada penelitian ini ialah tabel IO yang telah dimampatkan dari 175 sektor perekonomian menjadi 9 sektor perkonomian. Agreggasi table IO dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh pihak BEI dan BAPPENAS (BEI, 2008).
Format dan struktur tabel IO Tabel IO yang akan digunakan ialah tabel IO yang dikeluarkan oleh BPS dengan format seperti pada tabel 1. Bentuk tabel 1 menunjukkan kerangka tabel IO berisi uraian statistik yang menggambarkan transaksi barang dan jasa antar berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu periode tertentu. Kuadran 1 terdiri atas kumpulan sektor produksi, yang memanfaatkan berbagai sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa secara ekonomi makro biasa disebut sistem produksi. Sektor didalam sistem produksi tersebut dinamakan sektor endogen, sedangkan sektor diluar sistem produksi disebut sektor eksogen.
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
51
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Tabel 1 Struktur Tabel Input Output Alokasi Input
Permintaan Antara
Struktur Output Sektor Produksi Input Antara
Jumlah Output
Kuandran 1
Sektor 1
.
Sektor 2
.
Sektor 3
.
Jumlah Input
.
.
.
..
Matriks Pengganda Tabel Input Output Untuk melihat dampak perubahan permintaan BBM yang terjadi terhadap setiap sektor perkonomian, maka pada penelitian ini akan digunakan analisis matriks pengganda. Matriks pengganda disini didapatkan dari matriks koefisien input domestik dengan cara mengurangkan matriks I (matriks identitas) dengan matriks Ad , sehingga diperoleh matriks I- Ad. Matriks pengganda didefinisikan sebagai matriks kebalikan (inverse) dari I- Ad : B = (I- Ad)-1
(3)
Dimana : B = matriks pengganda Ad = matriks koefisien input domestik (dari transaksi domestik atas dasar harga produsen)
Efek Permintaan BBM Tabel Input Output Setelah mengetahui perubahan permintaan akibat kenaikan penerimaan upah dan gaji pada tingkat tertentu. Maka hubungan perubahan permintaan BBM terhadap perubahan output produksi sektoral dapat dilihat pada persamaan 4. P=( − )
(4)
Keterangan: P
: Matriks perubahan nilai output produksi sektoral.
( − )
: Matriks penganda.
F
: Matriks komposisi permintaan akhir transaksi domestik akibat perubahan permintaan BBM.
Efek Tenaga Kerja Dalam suatu proses produksi, tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki peran cukup penting. Pengeluaran tenaga kerja oleh produsen merupakan Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
52
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
salah satu komponen input primer berupa gaji dan upah, tunjangan dan bonus. Besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran ditunjukkan oleh koefisien tenaga kerja dengan rumusan 5: E=(( − )
) × ( L /X )
(5)
Keterangan: E
: Matriks perubahan penyerapan tenaga kerja.
Li
: Jumlah tenaga kerja sektor ke-i.
Xi
: Output sektor ke-i.
i
: Sektor 1,...,9
Model ARIMAX Permintaan BBM Model ARIMAX yang dibentuk pada penelitian ini memiliki struktur yang sesuai dengan model rujukan pada persamaan 1 dan persamaan 2 yang selengkapnya dapat dilihat pada model 6 dan 7. Model ARIMAX Energi (, ) =
+
+
+
(, )
+
(6)
Model ARIMAX Makro ( ) =
+
+
( )
+
(7)
keterangan : DEM(i,j)
: Permintaan minyak produk ke-i pada sector konsumsi minyak ke-j (Dengan produk minyak : Minyak Solar (ADO) ,Minyak Diesel Industri (IDO),Minyak Bakar (FO),Minyak Tanah (KR),Minyak Bensin (GS),Minyak Avtur (AV) )
GDP(j)
: PDB riil sektor konsumsi minyak ke-j (Dengan sector konsumsi minyak :Rumah Tangga (HH), Transportasi (T), Komersial (C), Industri (I), Lainnya(L))
GDP(k)
: PDB riil sektor perkonomian ke-k (Dengan sector perkonomian : Pertanian (AGR), Tambang(MIN), Industri Dasar(BSC), Aneka Industri(MISC), Industri Konsumen (CONS), Properti (PRO), Infrastruktur (INF), Keuangan (FIN) , Perdagangan (TRD) ) : Jumlah populasi Indonesia waktu ke-t : Harga minyak mentah waktu ke-t : Nilai kurs waktu ke-t
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
53
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
Et
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
: Indeks Harga Konsumen waktu ke-t : Bobot autoregressive
i
: Produk BBM i=1, ..., 6
j
: sektor konsumsi BBM j=1, ..., 5
k
: sektor perekonomian k=1, ..., 9
t
: Waktu observasi
p
: Lag Kombinasi sektor permintaan energi, produk BBM dan sektor perkonomian pada
penelitian ini akan membentuk 28 model yang terdiri atas model permintaan BBM sebanyak 19 model dan 9 model lainnya ialah model ekonomi makro sektoral. Parameter-parameter pada model runtun waktu pada penelitian ini akan diestimasi dengan menggunakan metode pendugaan kemungkinan maksimum, dimana fungsi likelihood pada model akan dimaksimalkan dengan metode iterasi (Peter,1996).
Ukuran Kebaikan Model Untuk pemilihan model yang optimal, maka ukuran-ukuran kebaikan model yang akan dibandingkan pada penelitian ini diantaranya ialah AIC (Akaike Information Criterion) dan MSD (Mean Square Deviation).
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Model Permintaan BBM dan Ekonomi Makro Model runtun waktu yang dibangun pada penelitian ini terdapat 28 model yang terdiri atas model permintaan BBM sebanyak 18 model dan 9 model lainnya ialah model ekonomi makro sektoral. Identifikasi orde pada tahap pemodelan dilakukan dengan melakukan analisis grafis pada grafik autokorrelasi masing masing data pada tingkat level sebagai berikut:
(a)
(b)
Gambar 2 Plot (a) ACF dan (b) PACF Konsumsi ADO Sektor Komersial Dari grafik korrelogram diatas dapat diketahui bahwa bahwa data diatas stasioner pada level dengan ARIMAX(1,0,0) yang selanjutnya akan disebut Model 1 dan akan dicoba
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
54
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
untuk dimodelkan pada ARIMAX(2,0,0) atau Model 2 sebagai pembanding. Ukuran kebaikan model yang terbentuk dari model yang terbentuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2 Perbandingan Ukuran Kebaikan Modul Energi Sektor
Jenis
Model 1
Model 2
Konsumsi Industri
BBM
MSD
AIC
MSD
AIC
ADO IDO FO KR
0.006 0.010 0.024 0.009
37.39 29.45 12.28 31.17
0.005 0.009 0.014 0.008
39.70 27.96 19.55 29.72
ADO IDO KR
0.006 0.062 0.010
39.82 6.03 29.15
0.005 0.036 0.008
37.84 1.24 30.06
ADO FO KR GS
0.011 0.025 0.049 0.007 0.016
26.31 11.16 1.54 35.94 19.36
0.009 0.025 0.049 0.006 0.014
27.63 8.11 4.60 33.86 19.23
KR
0.001
65.96
0.001
68.07
ADO IDO FO AV KR GS
0.010 0.004 0.033 0.065 0.027 0.007
28.57 47.27 5.95 7.10 9.68 35.76
0.009 0.003 0.030 0.063 0.018 0.007
27.34 45.47 4.40 9.60 14.77 32.77
0.020
25.257
0.017
25.366
Komersial
Lainnya
Rumah Tangga Transportasi
Rata-Rata
ADO:Minyak Solar, IDO: Minyak Solar Industri , FO: Minyak Bakar, AV:Avtur , KR:Minyak Tanah , GS: Bensin . Output model BBM hasil simulasi dengan paket pengolahan data R yang di olah kembali
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
55
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Tabel 3 Perbandingan Ukuran Kebaikan Modul Makro Sektoral Sektor Ekonomi Pertanian Tambang Industri Dasar dan Kimia Aneka Industri Industri Konsumen Properti Infrastruktur Utilitas dan Transportasi Keuangan Perdagangan dan Pelayanan Rata-Rata
Model 1
Model 2
MSD 0.0002 0.0003 0.0005 0.0022 0.0004 0.0005
AIC 44.96 42.71 37.96 24.47 40.24 37.02
MSD 0.0001 0.0002 0.0003 0.0014 0.0002 0.0003
AIC 46.35 41.26 37.84 25.14 42.92 38.08
0.0019
25.60
0.0004
36.99
0.0007 0.0006
35.18 36.04
0.0004 0.0006
37.66 33.10
0.0008 36.02
0.0004
37.70
Hasil pada Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukan bahwa model 2 memberikan rata-rata nilai MSD yang sedikit lebih rendah dibanding model 1, sedangkan model 1 memberikan nilai AIC yang sedikit lebih rendah dibanding model 2. Dari hasil analisis ukuran kebaikan model secara keseluruhan dapat ditunjukan bahwa Model 1 dan model 2 memberikan tingkat akurasi prediksi yang relatif sama, sehingga pemilihan model akan dilakukan berdasarkan perbandingan
kesesuaian
hasil akhir pertumbuhan
perekonomian
dengan
model
pertumbuhan ekonomi Solow Growth. Perbandingan hasil prediksi modul energi maupun modul ekonomi makro untuk melakukan pemilihan model selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 sampai dengan Tabel 8.
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
56
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Tabel 4 Hasil Prediksi Modul Energi Sektor
Jenis
Konsumsi BBM Industri ADO IDO FO KR Komersial ADO IDO KR Rumah Tangga KR Transportasi ADO IDO FO AV KR GS Lainnya ADO FO KR GS Rata-Rata
Model 1 MSD
AIC
Model 2 MSD
AIC
0.006 0.010 0.024 0.009
37.39 29.45 12.28 31.17
0.005 0.009 0.014 0.008
39.70 27.96 19.55 29.72
0.006 0.062 0.010
39.82 6.03 29.15
0.005 0.036 0.008
37.84 1.24 30.06
0.001
65.96
0.001
68.07
0.010 0.004 0.033 0.065 0.027 0.007
28.57 47.27 5.95 7.10 9.68 35.76
0.009 0.003 0.030 0.063 0.018 0.007
27.34 45.47 4.40 9.60 14.77 32.77
0.011 0.025 0.049 0.007 0.016
26.31 11.16 1.54 35.94 19.36
0.009 0.025 0.049 0.006 0.014
27.63 8.11 4.60 33.86 19.23
0.020
25.257
0.017
25.366
ADO:Minyak Solar, IDO: Minyak Solar Industri , FO: Minyak Bakar, AV:Avtur , KR:Minyak Tanah , GS: Bensin . Output model BBM hasil simulasi dengan paket pengolahan data R yang di olah kembali
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
57
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Tabel 5 Hasil Prediksi Pertumbuhan Agregat Modul Energi
% Pertumbuhan Sektor Konsumsi
Model 1
Model 2
Industri
10.19%
-12.86%
Komersial
16.23%
-1.71%
Lainnya
14.00%
-6.51%
Rumah
3.32%
-45.26%
18.08%
54.76%
Transportasi
Tabel 6 Hasil Prediksi Pertumbuhan Perkonomian Total 2010 Pertumbuhan PDB 5.20%
adj(K) 0.03
adj (L) 1.31
adj (TFP) 3.76
adj(K): Pertumbuhan kapital/modal 2010 disesuaikan elastisistas, adj(L) :Pertumbuhan tenaga kerja disesuaikan elastisitas, adj(TFP) Total Faktor Produksi disesuaikan elastistitas Tabel 7 Hasil Prediksi Pertumbuhan Perkonomian Sektoral SEKTOR PERTANIAN TAMBANG INDUSTRI DASAR DAN KIMIA ANEKA INDUSTRI INDUSTRI KONSUMEN PROPERTI INFRASTRUKTUR UTILITAS DAN TRANSPORTASI KEUANGAN PERDANGAN, PELAYANAN
DATA
Model 1
Model 2
2009 276,97 221,27 139,53 245 138,61 179,15
2010* 287,656 214,063 137,931 238,673 120,386 214,816
2010* 456,428 171,367 230,504 404,728 155,528 107,922
163,66
203,096
247,682
95,088 568,18
92,271 623,936
625,877 73,573
Total
2,027,455 2,132,828 2,473,607 Pertumbuhan dibanding 2009 5.2% 22.0% *Output prediksi model Makro hasil simulasi dengan paket pengolahan data R yang di olah kembali
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
58
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Hasil prediksi model 1 untuk ekonomi makro menunjukan nilai aggregat pertumbuhan yang lebih sesuai dengan model teoritis Solow Growth yaitu sekitar 5.20%. Prediksi model 1 untuk modul energi menunjukan bahwa pertumbuhan agreggat konsumsi BBM sektoral akan meningkat pada seluruh sektor konsumsi dengan kontribusi tertinggi pada sektor transportasi 18.08% dan komersial 16.23%, sedangkan hasil model 2 menunjukan bahwa pada tahun 2010 akan terdapat mayoritas penurunan konsumsi energi terutama pada sektor rumah tangga -45.26% dan sektor Industri -12.86%. Evaluasi hasil prediksi model menunjukan bahwa model 1 memberikan nilai prediksi yang lebih rasional dengan nilai total agregat pertumbuhan perkonomian ekonomi makro dekat dengan model teoritis Solow Growth yaitu 5.20% juga tingkat pertumbuhan konsumsi BBM yang positif seiring dengan pertumbuhan pekonomian secara makro. Sehingga model yang terpilih untuk digunakan dalam analisis dampak tabel IO pada penelitian ini ialah model 1. Pengujian asumsi autokorelasi galat model 1 dapat dilihat dari analisis grafis grafik ACF pada Gambar 3 .
(a)
(b)
Gambar 3 Plot (a) ACF dan (b) PACF Galat Konsumsi ADO Sektor Industri Model 1 Grafik ACF dan PACF pada Gambar 3, menunjukan bahwa tidak ada autokorelasi ataupun contoh autokorelasi parsial yang signifikan. Untuk pengujian asumsi normalitas galat, pada penelitian ini akan digunakan metode plot deskriptif quantil-quantil normal galat model yang dapat dilihat pada Gambar 4
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
59
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Gambar 4 Plot Kuantil-Kuantil Konsumsi ADO Sektor Industri Model 1 Grafik kuantil kuantil pada Gambar 4 juga menunjukan bahwa data galat model menyebar normal yang ditunjukan dengan tidak adanya nilai yang keluar dari batas interval konfidensi. Analisis lebih jauh pada penelitian ini dengan pengujian tidak dapat dilakukan dikarenakan jumlah observasi data energi hanya 20 titik yaitu data tahunan dari 1990 sampai 2009. Persamaan model terpilih yaitu model 1 atau model ARIMAX(1,0,0) untuk modul energi dan modul ekonomi makro dapat dilihat pada persamaan 9 dan 10 Model Konsumsi IDO Sektor Transportasi = .
+ .
+ .
+ .
( )
(8)
Model Prediksi Ekonomi Makro Sektor Perdagangan = .
+ .
+ .
( )
(9)
Hasil Model Input Output dan Simulasi Untuk mengetahui efek dari perubahan permintaan BBM dan pertumbuhan PDB yang telah diprediksi pada tahapan sebelumnya, maka pada tahapan analisis selanjutnya output hasil prediksi pada Tabel 5 akan menjadi input dalam model IO. Efek dari perubahanperubahan yang telah diprediksi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil Analisis Dampak Output Produksi dan Tenaga Kerja
Sektor Ekonomi Pertanian Tambang Industri Dasar dan Kimia Aneka Industri Industri Konsumen Properti Infrastruktur Utilitas dan Transportasi Keuangan Perdagangan dan Pelayanan
Dampak Permintaan Energi terhadap Output Tenaga Produksi Kerja 8.06% 0.33% 6.97% 0.54% 11.09% 3.39% 5.25% 0.06% 5.64% 0.00% 8.69% 0.08% 26.28%
10.54%
7.35% 10.77%
0.16% 1.41%
Analisis tabel IO pada Tabel 8 menunjukan bahwa hasil prediksi perubahan tingkat permintaan BBM pada Tabel 4 Model 1 akan berakibat secara merata terhadap perubahan harga output produksi di berbagai sektor, terutama pada sektor Infrastruktur 26.28%, sektor
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
60
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Industri Dasar 11.09% dan sektor Perdagangan 10.77%. Selanjutnya perubahan permintaan BBM serta pertumbuhan PDB juga mengakibatkan peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor Infrasturktur 10.54%, Industri Dasar 3.39% dan juga perdagangan 1.41%. Selain analisis dampak tabel IO berdasarkan prediksi perubahan tingkat permintaan BBM pada modul energi, pada penelitian ini akan dilakukan simulasi dampak akibat peningkatan konsumsi BBM pada sektor Transportasi sebesar 50% dan sektor lain tetap. Tabel 9 Asumsi Simulasi Dampak Sektor Asumsi Konsumsi Pertumbuhan Industri 0% Komersial 0% Lainnya 0% Rumah 0% Transportasi 50% Tabel 10 Hasil Analisis Simulasi Dampak Dengan Asumsi
Sektor Ekonomi
Pertanian Tambang Industri Dasar dan Kimia Aneka Industri Industri Konsumen Properti Infrastruktur Utilitas dan Transportasi Keuangan Perdagangan dan Pelayanan Hasil simulasi pada Tabel
Dampak Simulasi Permintaan Energi terhadap Output Tenaga Produksi Kerja 2.60% 0.10% 2.89% 0.22% 11.38% 3.34% 1.32% 0.01% 2.51% 0.00% 1.14% 0.01% 61.80%
23.84%
2.04% 3.36%
0.04% 0.42%
9 dengan asumsi yang ditentukan pada Tabel 8
menunjukan bahwa dengan peningkatan konsumsi BBM pada sektor transportasi sebesar 50% akan berakibat secara merata terhadap peningkatan output produksi sektoral dengan kontribusi tertinggi pada sektor infrastruktur utilitas dan transportasi sebesar 61.80% dan industri dasar 11.38%. Pada sisi penyerapan tenaga kerja terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja secara merata pada seluruh sektor dengan kontribusi tertinggi pada sektor infrastruktur utilitas dan transportasi sebesar 23.84% dan Industri dasar 3.34%.
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
61
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011 4.
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Hasil pemodelan menunjukan bahwa pada penelitian ini model ARIMAX memberikan tingkat akurasi yang cukup baik dengan nilai MSD yang rendah baik pada modul energi maupun modul makroekonomi untuk model ARIMAX(1,0,0) dan ARIMAX(2,0,0). Model terpilih untuk membentuk modul energi dan modul ekonomi makro pada penelitian ini ialah ARIMAX(1,0,0) dengan pertimbangan kesesuaian hasil akhir pertumbuhan perekonomian dengan model pertumbuhan ekonomi Solow Growth. Dari sisi permintaan BBM output hasil analisis menunjukan bahwa pada tahun 2010 akan
terjadi peningkatan konsumsi BBM pada sektor Transportasi 18.08% dan sektor
Komersial 16.23%. Secara ekonomi makro hasil prediksi menunjukan bahwa pada tahun 2010 akan terjadi petumbuhan perkonomian secara total 5.20% dengan kontribusi tertinggi dari sektor Infrastruktur dan Properti. Hasil prediksi perubahan permintaan BBM serta pertumbuhan perekonomian diketahui secara sistem tabel Input Output terkait langsung terhadap kenaikan harga output produksi terutama pada sektor Infrastruktur 26.28%, Industri Dasar 11.09%. Selain itu akibat peningkatan permintaan BBM berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja terutama pada sektor infastruktur 10.54%, dan Perdagangan 1.41%. Simulasi dengan mengasumsikan perubahan permintaan BBM terjadi hanya 50% pada sektor transportasi berdampak secara merata terhadap peningkatan output produksi sektoral dengan kontribusi tertinggi pada sektor infrastruktur utilitas dan transportasi sebesar 61.80% dan Industri dasar 11.38%. Pada sisi penyerapan tenaga kerja terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja secara merata pada seluruh sektor dengan kontribusi tertinggi pada sektor infrastruktur utilitas dan transportasi sebesar 23.84% dan Industri dasar 3.34%.
Saran Keterbatasan data pada penelitian ini menyebabkan uji asumsi model tidak dapat dilakukan secara objektif dengan menggunakan metode inferensia. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menambah observasi data, pengayaan metode dan simplifikasi program pengolahan data dari berbasis script pada software R menuju pembentukan program antar muka (GUI/Graphical User Interface).
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
62
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011 5.
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
DAFTAR PUSTAKA
[ESDM].
2005. Perencanaan Umum Energi Nasional 2005. Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral. Jakarta. [BEI]. 2008. Analisis Kinerja Indeks Sektoral Saham Pendekatan Input Output. Bursa Efek Indonesia. Jakarta. Banks. 2000. Energy Economics: A Modern Introduction. Kluwer Academic Publishers. USA. Cools et al. 2008. Investigating The Variability In Daily Traffic Counts Using ARIMAX And SARIMA(X) Models: Assessing The Impact Of Holidays On Tw
Divergent Site
Locations. Journal of Transportation Research Institute. 01:1-3. Dees et al. 2003. Modeling World Oil Market..European Central Bank Journal. 01:1-5. Graye et al. 2001. Petroleum Refining Technology and Economics. Marcel Dekker. New York. Ibnoe. 2008.Analisis Input Output. BAPPENAS. Jakarta. Lain. 2003. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Jilid I. Pustaka LP3ES Indonesia. Matsumoto. 2000. Energy Demand Model of Residential and Commercial Sector of Cities. The University of Kitakyushu. Japan Journal.01:03-06. Meier. 1985. Economics and Mathematical Systems. Energy Systems Analysis for Developing Countries. Springer. USA. Oktaviani et al. 2008. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Industri Manufaktur Indonesia: Analisis Input Output. Jurnal Departemen Ekonomi Instritut Pertanian Bogor. 01:0205. Peter. 1996. Introduction to Time Series and Forecasting. Springer.USA. Rahmatulloh. 2006. Assessment on relationship between oil demand and Industrial Indicator. Laporan Proyek Identifikasi Permintaan Minyak OPEC. Vienna. Austria. 01:01-12. Rosadi et al. (2009).Econometric Model For Indonesian Oil Demand. Jurnal ICOMS 2009.0101-02. Sahara et al. 1995. Peran Sektor Ekonomi Pengolahan Terhadap Perekonomian DKI. Jurnal BPPT.01:05-10. Sugiono. 1997. Perencanaan Energi Nasional dengan MARKAL. Jurnal BPPT 1997.01-01-02. Sukirno. 2006. Pengantar Teori Makroekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Zamroni. 2003. Dampak Pengurangan Subsidi BBM Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat. P2E-LIPI. Jakarta.
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
63