SWOT Analysis For The Development of Tasnan Pool Tourism Object Grujugan Subdistrict Bondowoso Regency Nailul Insani1, I Komang Astina2, Purwanto3 Geography Department, Faculty Of Social Science, State University of Malang Street of Semarang 5, Malang 65145 E-mail:
[email protected]
Analisis SWOT Untuk Pengembangan Objek Wisata Pemandian Tasnan Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso Abstract: Bondowoso regency is one of regencies in East Java province that has a lot of tourism potency. Bondowoso geographical location is not strategic, therefore the tourism sector is hard to be developed. Generally, the problem that are had by tourism objects are similar, such as the visitior has decreased and the lack of facilities. Tasnan Pool Tourism Object is one of tourism object in Bondowoso which needs to be developed.. The big region’s potency should be managed and developed by using strategy and match with the diversity of intern and ekstern factor. Research objectives are (1) describe physical-geographic condition on supporting the development Tasnan Pool, (2) describe social-geographic condition on supporting the development Tasnan Pool (3) find the result of SWOT analysis to be used as the recommendation of tourism object development. The research methode was descriptive quantitative. It is devided into three step, they are first observation, data collection and data analysis. Data analysis used IFAS (Internal Factors Aalysis Strategic) and EFAS (Eksternal Factors Aalysis Strategic) model SWOT Matrix. The result of this research were (1) physical-geographic condition is suitable to support the development of pool (2) social-geographic condition is suitable to support the development of pool (3) based on the SWOT analysis, Tasnan Pool Tourism Object position was Quadrant 1 Tumbuh dan Bina (consentration via vertical integration). The development recomendation of Tasnan Pool Tourism Object was Ecotourism. Keywords: tourism objects, development, physical-geographic factor, social- geographic factor, SWOT analysis
’Pariwisata’ adalah suatu proses perjalanan sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya (Suwantoro, 1997). Proses perjalanan tersebut karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar Pariwisata semakin berkembang seiring dengan perkembangan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, sistem politik, serta meningkatnya keamanan di suatu daerah (Damanik & Weber, 2006). Pariwisata tidak hanya untuk menikmati waktu luang, namun terkait juga dengan berbagai aspek kehidupan. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah, hampir setiap daerah di Indonesia berusaha untuk menyediakan, menggali, dan mengembangkan potensi daerah yang ada. Salah satu potensi daerah yang dapat dikembangkan adalah sektor pariwisata. Di era otonomi daerah, Pariwisata merupakan salah satu peluang bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata secara optimal sebagai sektor unggulan, tidak terkecuali bagi Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi tujuan 1
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Dosen Geografi Universitas Negeri Malang 3 Dosen Geografi Universitas Negeri Malang 2
wisata di Indonesia yang populer karena memiliki karakteristik yang menarik. Baik dilihat dari keadaan geografi, penduduk, bahasa yang digunakan sehari-hari, dan kekhasan lainnya. Pada tahun 2011, Jawa Timur mendapat kesempatan untuk dipromosikan sebagai daerah tujuan wisata dalam program Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata yaitu Visit East Java. Adanya promosi dan rekomendasi ini, maka perlu upaya yang dilakukan oleh tiap-tiap pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisatanya agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Masing-masing kota dan kabupaten di provinsi Jawa Timur berusaha untuk membuat program pengembangan kepariwisataan yang mampu menarik kunjungan wisatawan, membuat wisatawan agar lebih lama tinggal, dan lebih banyak mengeluarkan uangnya. Wisatawan akan memilih tujuan wisata yang memberikan pelayanan dan kenyamanan dari berbagai objek wisata yang ditawarkan. Kabupaten Bondowoso adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur dengan luas 1.560,10 km2. Kabupaten Bondowoso berada pada daerah yang memiliki suhu udara cukup sejuk berkisar 15,40 ºC – 25,10 ºC, karena berada diantara gunung Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen di sebelah timur serta kaki pengunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa. Objek wisata Pemandian Tasnan merupakan salah satu objek wisata pemandian di kabupaten Bondowoso yang memiliki potensi sebagai tempat wisata alam yang menarik. Di objek wisata ini terdapat pemandian yang airnya bersumber dari mata air di dalam hutan di dekat lokasi. Lokasi objek wisata ini berada di kawasan hutan dengan pohon-pohon yang besar sehingga menciptakan suasana yang sejuk bagi pengunjung. Secara administratif objek wisata ini terletak di Desa Taman, Kecamatan Grujugan, ±7 km dari pusat kota. Untuk dapat ke objek wisata ini, pengunjung dapat menggunakan alat transportasi umum seperti bus dan angkutan umum jurusan Bondowoso-Jember. Dalam tiga tahun terakhir pengunjung di lokasi ini mengalami penurunan. Dari data Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga dan Perhubungan Kabupaten Bondowoso 2013, tercatat pada tahun 2010 terdapat 9665 pengunjung, pada tahun 2011 pengunjung mengalami penurunan sebesar 24%, pada tahun 2012 pengunjung mengalami penurunan hingga 58% dan pengunjung yang datang hanya berasal dari wisatawan lokal. Pada hari libur jumlah pengunjung yang datang ke Objek Wisata Pemandian Tasnan ini lebih banyak dari hari biasa. Jumlah kunjungan wisatawan dan fasilitas objek wisata yang menurun tersebut merupakan salah satu permasalahan dalam upaya pengembangan yang dilakukan. Potensi wisata kabupaten Bondowoso yang berupa keindahan dan kekayaan alam belum
dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu solusi untuk menjawab permasalahan ini adalah dengan cara mengadakan penelitian tentang pengembangan pariwisata, terutama yang didasarkan pada kajian geografisnya, yaitu yang menyangkut aspek fisik maupun non fisik yang berkaitan dengan potensi yang ada di objek wisata Pemandian Tasnan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas permasalahan, dengan penelitian yang berjudul Analisis SWOT Untuk Pengembangan Objek Wisata Pemandian Tasnan Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso. METODE Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Penelitin menggunakan data primer dan data sekunder dalam mengungkapkan suatu masalah atau keadaan pada Objek Wisata Pemandian Tasnan. Ditinjau dari metodenya, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuatitatif. Bersifat kuantitatif karena dalam analisanya diuraikan dengan angka. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan: peneliti melakukan observasi awal di lapangan tempat penelitian dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengna penyusunan proposal penelitian dan instrumen penelitian, 2) Tahap pelaksanaan penelitian: peneliti melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data mengenai kondisi Pemandian Tasnan., pengumpulan data primer maupun sekunder, 3) Tahap Analisis: analisis menggunakan Martiks SWOT model IFAS( Internal Factors Analysis Summary ) yaitu anailis yang digunakan untuk melakukan penilaian dan pembobotan terhadap kekuatan dan kelemahan objek wisata Tasnan dan EFAS ( Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) yaitu anailis yang digunakan untuk melakukan penilaian dan pembobotan terhadap peluang dan ancaman objek wisata Tasnan, 4) Tahap penyusunan laporan. Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Pemandian Tasnan di Desa Taman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso. Fokus penelitian pada kondisi fisik geografis dan kondisi non fisik geografis yang mendukung pengembangan Objek Wisata Pemandian Tasnan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain: 1) Lembar Observasi, 2) Instrumen lapangan, 3) Dokumentasi, 4) Pedoman Wawancara Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pembandingan (matching) dan analisis SWOT dengan model IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary). Analisis SWOT didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threaths). Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh objek wisata. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal, yang berupa peluang dan ancaman, dengan faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan, sehingga dari hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan bagi objek wisata. Berdasarkan faktor tersebut, akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) dan dapat dirumuskan strategi alternatif (Alternative Strategy) melalui matriks SWOT. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kondisi fisik geografis, non fisik geografis dan unsur-unsur pengembang objek wisata. Kondisi fisik geografis yang meliputi lokasi, kemiringan lereng, iklim, tanah, dan hidrologi. Kondisi non fisik geografis yaitu penduduk. Unsur-unsur pengembang objek wisata yang meliputi daya tarik, informasi, aksesibilitas dan fasilitas. Dapat diketahui bahwa Kondisi Fisik Geografis a. Lokasi Lokasi dapat diartikan sebagai letak suatu tempat atau objek. Dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata faktor lokasi sangat penting peranannya, karena lokasi memberikan penjelasan kepada wisatawan seberapa menarik suatu lokasi untuk dikunjungi berdasarkan tingkat aksesibilitasnya. Tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana transportasi dan frekwensinya serta tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Objek Wisata Pemandian Tasnan berada ± tujuh km dari pusat kota Kabupaten Bondowoso, dengan waktu tempuh ±15-20 menit. Selain jarak dari pusat kota Kabupaen Bondowoso, jarak dari pusat kabupaten terdekat adalah sebagai berikut: (1) Situbondo – Grujugan 30 km, (2) Jember – Grujugan 21 km. dan (3) Banyuwangi – Grujugan 45 km. Selain lokasi yang mudah dicapai karena jarak yang dekat dari pusat kota, Objek Wisata Pemandian Tasnan juga dekat dengan objek wisata lain seperti Alun-alun Ki Bagus Asra Bondowoso dan Objek Wisata Panjat Tebing Pattirana yang berjarak ± delapan km. a. Kemiringan Lereng Tinggi tempat Objek Wisata Pemandian Tasnan adalah 300 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 0,2% - 8%. Namun dibeberapa tempat memiliki kemiringan
27 %, sehingga ojek wisata ini dapat memberikan pemandangan yang menarik berupa perbukitan dengan lembah-lembah dibawahnya. b. Iklim keadaan iklim suatu tempat juga di pengaruhi oleh vegetasi daerah setempat. Suhu harian Kecamatan Grujugan berkisar antara 20-26ºC dengan curah hujan tahunan antara 2000-2500 mm/ tahun. Menurut Yoeti (1985: 23) keadaan suhu udara antara 15- 25 ºC sangat cocok untuk pengembangan pariwisata. c. Air Air yang terdapat di Objek Wisata Pemandian Tasnan ada yang berupa muncul di celah-celah akar pohon-pohon besar yang berada di kawasan objek wisata. Ada juga sumber beberapa sumber yang muncul di tengah kolam. Air sumber tersebut kemudian digunakan untuk mengisi kolam renang dan digunakan untuk irigasi area persawahan dan perkebunan disekitarnya. Vegetasi penutup lahan disekitar Objek Wisata Pemandian Tasnan masih cukup baik, sehingga mampu menjadi daerah resapan air yang cukup baik. Oleh karena itu walaupun musim kemarau debit air di Objek Wisata Pemandian tasnan stabil ± 18,05 m3/ detik. Debit tersebut cukup untuk mengisi dua kolam renang yang ada. Kondisi Sosial Geografis Kondisi sosial geografis yang mempengaruhi objek wisata adalah penduduk. Penduduk merupakan komponen yang penting dalam pembangunan, begitu juga dengan pembangunan dalam bidang kepariwisataan. Dalam penelitian ini kondisi penduduk yang diteliti adalah kondisi sosial ekonomi penduduk yang ada di lingkungan Objek Wisata Pemandian Tasnan, khususnya yang menjadi karyawan objek wisata ataupun ikut mencari nafkah disekitar objek wisata. Faktor-faktor yang menetukan kondisi sosial ekonomi penduduk adalah tingkat Pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Tingkat pendidikan penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal terakhir penduduk yang bekerja di Objek Wisata Pemandian Tasnan. Tingkat pendidikan karyawan akan mempengaruhi kinerjanya. Tingkat pendidikan karyawan objek wisata Tasnan bervariasi. Karyawan yang sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS) Dinas Pariwisata Pemuda, Olahraga dan Perhubungan (DISPARPORAHUB) adalah lulusan SMA dan ada pula yang lulus ujian paket C. Pekerjaan karyawan yang berstatus PNS hanya bekerja sebagai karyawan tetap objek wisata saja. Karyawan tidak tetap objek wisata berasal dari penduduk sekitar desa Taman, umumnya karyawan tidak tetap adalah petani, tapi di akhir pekan mereka bekerja di Objek Wisata Pemandian Tasnan. Penduduk sekitar objek wisata yang berjualan di
Objek wisata Pemandian Tasnan juga berjualan hanya pada akhir pekan saja, karena pekerjaan utamanya sebagai pembuat batu bata. Pendapatan berpengaruh langsung terhadap kehidupan dan pemenuhan kebutuhan anggota keluarga. Pendapatan pokok karyawan yang berstatus PNS, mengikuti gologan kepangkatannya. Gaji karyawan yang bersatatus PNS DISPARPORAHUB golongan 3A dengan gaji Rp 1.899.000,- / bulan. Karyawan tidak tetap memperoleh pendapatan dari sebagian hasil penjualan tiket dan retribusi parkir. Unsur-unsur Dalam Pengembangan Pariwisata a. Atraksi (Daya Tarik) Daya tarik utama Objek Wisata Pemandian Tasanan adalah kekhasan air kolam yang segar, karena tidak menggunakan kaporit seperti pada kolam renang pada umumnya. Air kolam berasal dari mata air yang muncul di celah-celah akar pepohonan yang terdapat di sekitar Objek Wisata. Mata air juga ada yang muncul dari dasar kolam. Di Objek Wisata Pemandian Tasnan disediakan dua kolam renang. Satu kolam renang dewasa berbentuk persegi panjang dengan luas kolam 540 m2. Satu kolam renang anak-anak berbentuk bunga dengan luas ± 153 m2. Daya tarik tambahan, pada hari-hari tertentu misalnya libur tahun baru, biasanya ada digelar pertunjukan musik dangdut di Objek Wisata Pemandian Tasnan, sehingga menarik perhatian pengunjung. Untuk mengetahui berapa nilai daya tarik yang dimiliki Objek Wisata Pemandian Tasnan, peneliti melakukan observasi daya tarik yang penilaiannya didasarkan pada kekehasan, pemeliharaan, kebersihan dan keindahan Objek Wisata Pemandian Tasnan. b. Informasi Publikasi dan promosi bertujuan untuk memberitahukan pada banyak orang atau kelompok tertentu tentang keberadaan produk wisata yang akan dijual, agar menarik pembeli produk yang ada. Konsumen produk wisata (wisatawan) perlu diperkenalkan apa kelebihan dari produk (daya tarik wisata) yang ditawarkan bila dibandingkan dengan produk yang lain, dan dimana dapat membeli produk tersebut. Publikasi Objek Wisata Pemandian Tasnan diwujudkan melalui media cetak dan media elektronik. Publikasi melalui media cetak berupa brosur dan pamflet. Publikasi melalui media elektronik berupa artikel di internet.Untuk mengetahui berapa nilai informasi yang dimiliki Objek Wisata Pemandian Tasnan, peneliti melakukan observasi terhadap media informasi yang ada selama ini. Media informasi Objek Wisata Pemandian Tasnan lebih banyak menggunakan media elektronik berupa artikel internet dan melalui media cetak berupa brosur, surat kabar. Radio/ TV hampir tidak pernah digunakan.
c. Aksesibilitas Hanya ada satu jalur transportasi (Bondowoso-Jember) yang melewati Objek Wisata Pemandian Tasnan. Untuk dapat mencapai lokasi Objek Wisata Pemandian Tasnan dari pusat kota Kabupaten Bondowoso, pengunjung dapat menggunakan alat transportasi umum berupa mini bus menuju Kabupaten Jember dan berhenti di kilometer tujuh Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso. Kemudian dilanjutkan dengan ojek menuju objek wisata. Kondisi Jalan menuju Objek Wisata Pemandian Tasnan cukup baik. Jalan utama penghubung kabupaten Bondowoso-Jember merupakan jalan provinsi. Jalan masuk menuju Objek Wisata Pemandian Tasnan merupakan jalan kabupaten. d. Fasilitas Fasilitas yang ada di Objek Wisata Pemandian Tasnan diantaranya adalah kamar mandi, tempat parkir, gazebo/ tempat istirahat, tempat ibadah, pos pelayanan tempat wisata, kios penjual makanan, tempat sampah, permainan anak, panggung terbuka dan kolam renang. Banyak fasilitas objek wisata dalam kondisi kurang baik seperti kamr mandi, tempat ibadah, pos pelayanan tempat wisata, tempat penjual makan, tempat sampah, dan tempat bermainan anak. Fasilitas gazebo yang disediakan cukup baik. Fasilitas kolam renang dan tempat parkir dalam kondisi baik. B. Analisis Data 1. Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata di Objek Wisata Pemandian Tasnan melalui penilaian faktor internal yang berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dengan faktor eksternal berupa (opprtunity) dan ancaman (threaths) Kekuatan (strength)internal objek wisata adalah: 1) lokasi yang mudah dijangkau dari beberapa Kabupaten lain seperti Kabupaten Situbondo, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember, 2) Mempunyai iklim yang sejuk antara 20 - 26ºC, 3) Lingkungan dengan ekosistem yang masih alami. Dapat dilihat dari vegetasi penutup lahan yang masih terjaga dan luas ruang terbuka hijau masih lebih banyak daripda area yang terbangun, 4) Mempunyai jenis tanah Andosol, yaitu jenis tanah yang memiliki kemapuan menahan air dengan cukup baik, 5) Pemandangan alam yang menarik dengan topografi antara 3 – 45%, 6) Keamanan yang baik disekitar objek wisata. Menurut hasil wawancara dengan beberapa karyawan Objek wisata Pemandian Tasnan, sampai juni 2013 belum pernah ada tindakan kriminal ataupun curanmor di lokasi objek wisata, 7) Kuantitas air di Objek Wisata Pemandian Tasnan
cenderung stabil di musim kemarau dan penghujan, 8) Air kolam bersumber dari mata air alami, dan Harga tiket relatif murah karena dikelola oleh pemerintah daerah Kelemahan (weakness) internal objek wisata, adalah: a) Topografi yang berlereng 3 – 45 % berpotensi untuk terjadi longsor dan menghambat pembangunan fisik, 2) Kondisi jalan menuju objek wisata sempit (jalan kabupaten), 3) Fasilitas di tempat wisata kurang terawat dengan baik, 4) Kurang beragamnya atraksi yang ditawarkan di objek wisata, 5) Belum ada penataan ruang yang terencana, 6) Banyak sampah yang mencemari objek wisata, 7) Kurangnya papan penunjuk jalan menuju objek wisata, dan 8) belum ada pengelolaan yang baik dan terpadu Peluang (Opportunity) eksternal objek wisata adalah: 1) lokasi yang cukup dekat dengan objek wisata alam panjat tebing Pattirana dan Alun-alun Ki Bagus Asra sehingga dapat dijadikan satu paket perjalanan wisata, 2) Atraksi pada hari-hari tertentu dapat meningkatkan jumlah pengunjung, 3) Materi Geografi kelas XI SMA semester genap, Standar Kompetensi (SK) dua yaitu Memahami sumber daya alam, 4) Mata Pelajaran Lingkungan hidup yang mulai diterapkan di beberapa sekolah sebagai muatan lokal, 5) Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bondowoso Tahun 2011-2031, mengenai rencana pegelolaan kawasan budidaya yang memiliki jenis pemanfaatan pariwisata, dan 6) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, kriteria penetapan kawasan sekitar mata air meliputi: lahan disekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan fungsi mata air, dan atau kawasan dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata air. Ancaman (Threath) eksternal objek wisata adalah: 1) Topografi yang cukup terjal di beberapa tempat di area Objek Wisata Pemndian Tasnan dapat menyebabkan longsor, sehingga membahayakan pengunjung, 2) Jenis tanah andosol yang terdapat di objek wisata juga memiliki kekurangan yaitu rawan longsor, 3) Sarana transportasi umum yang belum memadai, teruatama bagi pengunjung yang menggunakan sarana angkutan umum, 4) Persaingan dengan objek wisata lain yang sejenis dan dikelola oleh swasta a. Analisis Matriks IFAS Setelah mengidentifikasi faktor strategi internal, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dengan matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dengan tahapan sebagai berikut: 1) Menuliskan keseluruhan faktor yang termasuk dalam faktor internal, yaitu kekuatan dan kelemahan dalam pada kolom 1, 2) Melakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan, sehingga total bobot sama dengan satu, dalam kolom 2, 3)
Memberikan peringkat (rating) pada masing-masing faktor yang ditemukan dengan skala 1sampai 4. Pemberian rating ini didasarkan pada penting atau tidaknya pengaruh faktor tersebut terhadap komponen utama pariwisata, yaitu daya tarik dan fasilitas. Rating 1 (sangat lemah), rating 2 (cukup lemah), rating 3 (cukup kuat), dan rating 4 (sangat kuat). Pemberian rating ini dituliskan pada kolom 3, 4) Mengalikan antara bobot dan rating dari masingmasing faktor untuk menentukan nilai skornya, 5) Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek wisata yang dinilai. Jika nilainya dibawah 1,5 menandakan bahwa secara internal objek wisata adalah lemah, sedangkan jika nilai berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. b. Analisis Matriks EFAS Setelah mengidentifikasi faktor strategi eksternal yang berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat), langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dengan matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) dengan tahapan sebagai berikut : 1) Menuliskan keseluruhan faktor yang termasuk dalam faktor eksternal, yaitu peluang (opportunity) dan kelemahan (threat) dalam pada kolom 1, 2) Melakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan, sehingga total bobot sama dengan satu, dalam kolom 2, 3) Memberikan peringkat (rating) pada masing-masing faktor yang ditemukan dengan skala 1 sampai 4. Rating 1 (sangat mengancam), rating 2 (cukup mengancam), rating 3 (cukup berpeluang), dan rating 4 (sangat berpeluang). Pemberian rating ini dituliskan pada kolom 3, 4) Mengalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya, 5) Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek wisata yang dinilai. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara eksternal objek wisata adalah terancam, sedangkan jika nilai berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang sangat berpeluang. Berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan IFAS dapat diketahui jumlah kekeuatan objek wisata adalah 3,02 dan kelemahan adalah -0,43. Sehingga apabila kekeuatan dan kelemahan dijumlahkan hasilnya adalah 2,59. Hasil penilaian dengan menggunakan EFAS dapat diketahui jumlah kekeuatan objek wisata adalah 3,15 dan kelemahan adalah 0,38. Sehingga apabila kekeuatan dan kelemahan dijumlahkan hasilnya adalah 2,77. Setelah disusun tabel analisis IFAS dan EFAS, maka dapat dilakukan plotting pada matriks internal-eksternal berupa diagram sembilan, seperti gambar di bawah ini:
Tabel 5.7 Diagram sembilan. TOTAL NILAI IFAS 4
2
1
I
II
III
NILAI
Tumbuh dan bina
Tumbuh dan bina
Pertahankan dan pelihara
EFAS
(konsentrasi via
(konsentrasi via
(pertumbuhan berputar)
integrasi vertikal)
integrasi horizontal)
IV
V
VI
Tumbuh dan bina
Pertahankan dan
Panen atau divestasi
Pelihara (Strategi
(kawasan terikat atau jual
tidak berubah)
habis kewaspadaaan)
VII
VII
IX
Pertahankan dan
Panen dan divestasi
Panen atau divestasi
pelihara (diversifikasi
(diversifikasi
(likuidasi)
dan konsentrasi)
konglomerasi)
TOTAL
3
3
2
1
Posisi Objek Wisata Pemandian Tasnan berada pada kuadran I (Tumbuh dan bina konsentrasi via integrasi vertikal), dengan nilai IFAS 2,59 dibulatkan menjadi 3 dan nilai EFAS 2,77 dibulatkan menjadi 3. Artinya Objek Wisata Pemandian Tasnan berada dalam kondisi tumbuh dan perlu dibina dengan cara meningkatkan fasilitas dan pelayanan objek wisata agar meningkatkan nilai jual objek wisata tersebut. Objek Wisata Pemandian Tasnan juga perlu meminimalkan biaya opersional yang tidak perlu. Intergrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal. Objek Wisata Pemandian Tasnan perlu memaksimalkan kekuatan dan peluang objek wisata dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Perumusan strategi alternatif melalui atriks SWOT sebagai berikut
Tabel 5.8 Matriks SWOT IFAS
STRENGTHS (S) 1. Lokasi yang mudah dijangkau dari Kabupaten terdekat. 2. Mempunyai iklim yang sejuk antara 20 - 26ºC 3. Lingkungan dengan ekosistem yang masih alami.. 4. Mempunyai jenis tanah Andosol dengan kemapuan menahan air
WEAKNESS (W) 1. Topografi yang berlereng 3 – 45 % berpotensi untuk terjadi longsor dan menghambat pembangunan fisik 2. Kondisi jalan menuju objek wisata sempit 3. Fasilitas di tempat wisata kurang terawat dengan baik 4. Kurang beragamnya atraksi
EFAS OPPORTUNITIES (O) 1. Lokasi yang cukup dekat dengan objek wisata lain. 2. Atraksi pada hari-hari tertentu dapat meningkatkan jumlah pengunjung 3. Materi Geografi kelas XI SMA semester genap 4. Mata Pelajaran Lingkungan hidup yang mulai diterapkan di beberapa sekolah sebagai muatan lokal 5. Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bondowoso Tahun 2011-2031 6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, kriteria penetapan kawasan sekitar mata air THREATS (T) 1. Topografi yang cukup terjal di beberapa tempat di area Objek Wisata Pemandian Tasnan dapat menyebabkan longsor, sehingga membahayakan pengunjung. 2. Jenis tanah andosol yang terdapat di objek wisata juga memiliki kekurangan yaitu rawan longsor 3. Sarana transportasi umum yang belum memadai, teruatama bagi pengunjung yang menggunakan sarana angkutan umum 4. Persaingan dengan objek wisata lain yang sejenis dan dikelola oleh swasta
dengan cukup baik. 5. Pemandangan alam yang menarik dengan topografi antara 3 – 45% 6. Keamanan yang baik disekitar objek wisata. 7. Kuantitas air di Objek Wisata Pemandian Tasnan cenderung stabil di musim kemarau dan penghujan 8. Air kolam bersumber dari mata air alami 9. Harga tiket relatif murah Strategi SO 1. Menyediakan satu paket perjalanan di Objek Wisata Pemandian Tasnan dan sekitarnya. 2. Menjaga kealamiahan Objek Wisata Pemandian Tasnan 4. Meningkatkan kualitas SDM terutama karyawan dan pedagang disekitar Objek Wisata. 5. arahan pengembangan objek wisata sebagai ekowisata 6. Kerjasama antara DISPARPORAHUB dan Dinan Pendidikan untuk mengembangkan wisata edukatif untuk pelajar. 7. Mengajak masyarakat sekitar objek wisata untuk ikut menjaga objek wisata dan sumber air yang ada
yang ditawarkan di objek wisata 5. Belum ada penataan ruang yang terencana 6. Banyak sampah yang mencemari objek wisata 7. Kurangnya papan penunjuk jalan menuju objek wisata 8. belum ada pengelolaan yang baik dan terpadu
Strategi ST 1. Membuat plengsengan di beberapa bagian objek wisata yang memiliki kemiringan hampir 30% untuk mencegah logsor. 2. Meningkatkan promosi 3. Menyediakan transportasi umum yang lebih banyak untuk menuju objek wisata
Strategi WT 1. Meningkatkan fasilitas objek wisata 2. Memberi arahan manfaat objek wisata pada penduduk sekitar
Strategi WO 1. Memberi papan penunjuk jalan menuju objek wisata 2. pengelolaan hutan disekitar objek wisata dengan baik, untuk menjaga vegetasi penutup lahan, sehingga air sumber tidak pernah kering 3. Pengelolaan lahan yang tepat untuk mencegah longsor 4. Meningkatkan perawatan terhadap fasilitas objek wisata 5. Menyusun rencana penataan ruang objek wisata dengan lebih baik 6. Membuat rencana pengelolaan objekwisata secara terpadu 7. Menambah atraksi di objek wisata
Dari matriks SWOT di atas di dapat arahan strategi pengembangan baik dari kondisi fisik geografis maupun sosial geografis. Arahan strategi pengembangan dari kondisi fisik Geografis adalah: 1) Menjaga kealamiahan ekosistem di sekitar Objek Wisata Pemandian Tasnan sebagai daya tarik pengunjung, 2) Pengelolaan lahan yang tepat dan sesuai di sekitar objek wisata agar tidak terjadi longsor yang dapat membahayakan pengunjung objek wisata, 3) Menjaga kelestarian hutan disekitar sumber, agar debit airnya tetap stabil, 4) Air kolam tidak pernah kering, sehingga bisa ditambah fasilitas seluncuran dan permainan air lainnya. Arahan Strategi Pengembangan dari kondisi sosial Geografis, adalah: 1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terlibat langsung di Objek Wisata Pemandian Tasnan dengan membuat pelatihan keterampilan membuat cindera mata, 2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terlibat langsung di Objek Wisata Pemandian Tasnan dengan membuat pelatihan membuat makanan atau minuman yang sehat, layak jual dan tidak mencemari lingkungan, 3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terlibat langsung di Objek Wisata Pemandian Tasnan dengan Sosialisasi manfaat sektor pariwisata dalam meningkatkan pendapatan daerah dan meningkatkan pendapatan penduduk sekitar objek wisata, 4) Pelatihan untuk meningkatkan pelayanan pariwisata dan bahasa asing juga diperlukan bagi karyawan untuk menunjang pengembangan pariwisata. Arahan strategi pengembangan dari unsur-unsur pengembang objek wisata, adalah: 1) Menyediakan satu paket perjalanan wisata lainnya yang berada tidak jauh dari Objek Wisata Pemandian Tasnan, 2)Memperbanyak dan memperjelas papan penunjuk jalan menuju objek wisata, 3) Meningkatkan promosi melalui surat kabar, radio dan TV. Dimulai dari surat kabar, radio, dan TV lokal, 4) Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam peneglolaan Objek Wisata Pemandian Tasnan, 5) Menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah, bahwa Objek Wisata Pemandian Tasnan dapat dijadikan tujuan wisata edukatif, 6) Menambah daya tarik objek wisata dengan atraksi
KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu, 1. Faktor Fisik dan Sosial Geografis di Objek Wisata Pemandian Tasnan sesuai untuk mendukung pengembangan Objek Wisata Pemandian Tasnan, sehingga nantinya objek wisata ini dapat dijadikan salah satu objek wisata tujuan rekreasi berbasis ekowisata yang mampu menarik pengunjung baik dari wilayah Kabupaten Bondowoso ataupun luar wilayah. 2. Unsur-unsur dalam pengembangan pariwisata yang terdapat di Objek Wisata Pemandian Tasnan sangat sesuai untuk mendukung pengembangan Objek Wisata Pemandian Tasan, karena di objek wisata ini mempunyai daya tarik yang berbeda dengan objek wisata pemandian lain yang terdapat di Kabupaten Bondowoso. 3. Berdasarkan hasil analisis SWOT posisi Objek Wisata Pemandian Tasnan berada pada Kuadran I (Tumbuh dan bina konsentrasi via integrasi vertikal). RUJUKAN Astina, I Komang. 2003. Filsafat Geografi. Malang: Universitas Negeri Malang. Bappeda kab.Bondowoso. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bondowoso 2011 - 2031. Bondowoso: Pemkab Bondowoso Buringh, P.1991. Pengantar Pengajian Tnaha-Tanah Wilayah Tropika dan Subtropika. Yogyakarta: UGM Press Damanik, Janianton,dkk.2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Hardianti, Novita Sandra.2010. Penerapan Analisis SWOT Untuk Pengembangan Pariwisata Dalam Tinjauan Geografis Di Objek Wisata Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo.Malang. Universitas Negeri Malang. Prawirowardoyo, Susilo.1996. Metorologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Priyono.1990.Teknik Penyehatan “Penyediaan Air Bersih” (Buku Penunjang Perkuliahan). Malang OPF IKIP Malang. Rangkuti, Freddy.2002.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasua Bisnis.Jakarta.2002 Sammeng, Andi Mappi.2001. Cakawala Pariwisata.Jakarta:Balai Pustaka Sugihen, Bahrein.1996. Sosiologi Pedesaan.Jakarta:Rajawali Press Sujali, 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi: Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni Bandung Sumardi, Mulyanto.1982. Kemiskinan Dan Kebutuhan Pokok (Hans-Dieter Ever, Ed). Jakarta:CV Rajawali. Suwantoro, gamal.2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta.Penerbit Andi Suwena, I Ketut.2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Bali: Udayana University Press. Utama, I Gusti. 2012. Metodologi Penelitian Pariwisata Dan Perhotelan. Bali: Universitas Dhyana Pura Utomo, Dwiyono.2009. Meteorologi dan Klimatologi.Malang: Universitas Negeri Malang . UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan di Indonesia. Yoeti, Oka A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.