PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango) Sutina Arifani Bahar1, Rio Monoarfa2, Siti Pratiwi Husain3
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Bone
Bolango.
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. Analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif signifikan terhadap senjangan anggaran. Hal ini berarti bahwa semakin besar partisipasi anggaran dari bawahan dalam penyusunan anggaran, maka senjangan anggaran akan semakin berkurang. Demikian dengan interaksi antara partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap
senjangan anggaran. Hal ini berarti bahwa komitmen organisasi merupakan pemoderasi yang baik antara hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.
Kata Kunci : Partisipasi Anggaran, Senjangan Anggaran, Komitmen Organisasi 1
Sutina Arifani Bahar, Mahasiswa Program Studi Sarjana Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Rio Monoarfa, SE.Ak, M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 3 Siti Pratiwi Husain, SE., M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.
Sejak era reformasi Tahun 1998 paradigma pembangunan di Indonesia telah bergeser dari model pembangunan yang sentralistik menjadi desentralistik. Pembagian kewenangan menjadi bagian dari arah kebijakan untuk membangun daerah yang dikenal dengan istilah kebijakan ekonomi daerah. Hal tersebut ditandai dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Selanjutnya Undang-undang ini diganti dan disempurnakan dengan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Perubahan paradigma daerah dilakukan untuk menghasilkan anggaran daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah setempat terhadap pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, dan efektif. Perubahan kebijakan tentang anggaran terjadi mengikuti
perubahan
kebijakan
pengelolaan
keuangan
negara.
(Halim,
Damayanti, 2007:174) dalam (Alamri, 2013:2). Menurut Basri (2010:69) penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan aktivitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan alokasi dana untuk setiap program maupun aktivitas. Secara rinci, anggaran sektor publik berisi tentang besarnya belanja yang harus dikeluarkan untuk membiayai program dan aktivitas yang direncanakan serta cara mendapatkan dana untuk membiayai program dan aktivitas tersebut. Khusus untuk menangani anggaran, salah satu prosedurnya adalah menyusun anggaran dengan metode partisipatif, yaitu dengan melibatkan masing-masing SKPD untuk mengajukan anggaran, mempersiapkan anggaran dan melaksanakan penyusunan anggaran (Husain, 2011). Dalam menyusun anggaran pada sektor pemerintahan melalui proses partisipasi anggaran terdapat empat siklus anggaran melalui empat tahap yaitu: 1) tahap persiapan anggaran, 2) tahap ratifikasi, 3) tahap implementasi/pelaksana anggaran, 4) tahap pelaporan dan evaluasi. (Mardiasmo, 2002). Anthony dan Govindarajan (2007:87) dalam Riansah (2013) partisipasi mempunyai dampak positif yaitu: 1) Komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita, yang disebabkan kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran apabila berada dalam kendali manajer, dibandingkan bila dipaksa secara
eksternal, 2) Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil keahlian dan pengetahuan pribadi pembuat anggaran. Anggaran partisipatif juga memiliki dampak negatif menurut (Hansen dan Mowen ,2009:448-449) dalam Riansah (2013) yaitu: 1) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, 2) Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai menutupi anggaran), 3) Partisipasi semu. Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia, terutama bagi orang yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran. Untuk menghasilkan sebuah anggaran yang efektif, manajer membutuhkan kemampuan untuk memprediksi masa depan, dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti faktor lingkungan, partisipasi dan gaya penyusunan. Pada saat bawahan memberikan perkiraan yang bias kepada atasan, timbul senjangan anggaran (budgetary slack). (Husain, 2011). Anthony dan Govindarajan (2008) dalam Pratama (2013) senjangan anggaran adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang dinyatakan dan estimasi anggaran terbaik yang secara jujur dapat diprediksikan. Senjangan anggaran (budgetary slack) biasanya dilakukan dengan meninggikan
biaya atau
menurunkan pendapatan dari yang seharusnya, supaya anggaran mudah dicapai (Merchant dalam Falikhatun, 2007:2). Tiga alasan utama manajer melakukan budgetary slack: 1) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus dimata atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya, 2) budgetary slack selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian yang tidak terduga, yang terjadi manajer tersebut dapat melampaui/mencapai anggarannya, 3) rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya (Anthony dan Govindarajan, 2008) dalam Pratama (2013). Anthony dan Govindarajan dalam Latuheru (2005) agency theory menjelaskan fenomena yang terjadi apabila atasan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas atau otoritas untuk membuat keputusan. Jika bawahan (agent) yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran
mempunyai
informasi
khusus
tentang
kondisi
lokal,
akan
memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering keinginan atasan tidak sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik diantara mereka. Hal ini dapat terjadi misalnya, jika dalam melakukan kebijakan pemberian rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran. Bawahan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran tersebut. Kondisi ini jelas akan menyebabkan terjadinya senjangan anggaran. Kesenjangan anggaran terjadi karena fungsi anggaran sebagai indikator mengukur kinerja, ketidakpastian yang tinggi dan kesulitan memproyeksikan apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Persoalan-persoalan senjangan anggaran terjadi karena perhatian yang tidak memadai terhadap pembuat keputusan, komunikasi, proses persetujuan anggaran dan kepemimpinan yang tidak selektif (Apriyandi dalam Rahmiati, 2013). Dengan demikian dalam partisipasi anggaran perlu adanya penguatan dalam diri individu yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran seperti adanya komitmen dalam diri untuk memajukan organisasi. Komitmen organisasi merupakan variabel moderasi yang digunakan dalam peneitian ini, dengan asumsi bahwa dengan komitmen organisasi dapat mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu hal terhadap anggaran. Dengan adanya komitmen yang tinggi, maka kemungkinan kesenjangan anggaran dapat dihindari. Ekawati (2001:29) dalam Fibrianti (2013) komitmen organisasi adalah identifikasi dan keterlibatan karyawan terhadap organisasi, yang akan ditunjukkan oleh karyawan terhadap organisasi. Semakin tinggi komitmen organisasi maka makin dekat identifikasi diri karyawan dengan organisasi tersebut. Steers dan Porter dalam Fibrianti (2013) terdapat empat faktor yang mempengaruhi komitmen pada organisasi yaitu: 1) karakteristik pribadi, 2) karakteristik pekerjaan, 3) karakteristik struktural, 4) pengalaman kerja. kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan lain dan perlakuan (treatment) terhadap karyawan yang baru masuk pada organisasi sebagai faktor yang berpengaruh pula terhadap komitmen pada organisasi.
Menurut Suwandi dan Indriantoro dalam Kusuma (2013) komitmen organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya ketidakjelasan peran, kepuasan kerja dan kepercayaan organisasional. Ketidakjelasan peran dapat mengurangi komitmen bawahan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepuasan kerja yang dirasakan bawahan dapat menimbulkan komitmen yang tinggi. Bawahan dikatakan memiliki komitmen organisasi yang tinggi jika lebih mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi atau kelompoknya. Bawahan dikatakan memiliki komitmen organisasi yang rendah jika lebih mengutamnakan kepentingan pribadi atau kelompoknya daripada kepentingan organisasi. Keselarasan tujuan ini pada akhirnya meningkatkan komitmen organisasi. Kepercayaan organisasi berkaitan dengan sejauhmana organisasi memperhatikan kepentingan bawahan, semakin tinggi kepercayaan bawahan terhadap organisasi, maka semakin tinggi pula komitmen bawahan terhadap organisasi. Ketidakjelasan peran dapat mengakibatkan bawahan raguragu dalam melakukan kegiatan, yang akhirnya mengurangi komitmen bawahan untuk mencapai tujuan. Untuk menghindarinya, bawahan diikut sertakan untuk mengambil keputusan, misalnya dalam penyusunan anggaran. Penelitian ini betujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan dalam menyikapi isu isu dalam pengembangan akuntansi khususnya akuntansi sektor publik. Selain itu, bagi instansi pemerintah daerah dapat dijadikan informasi dan pertimbangan untuk mengambil kebijakan berkaitan dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bone Bolango, dalam hal ini Badan dan Dinas yang ada dilingkungan pemerintah Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan mulai bulan mei tahun 2014. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Menurut Silalahi (2009: 288) data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2012:389) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pemerintah yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran meliputi Kepala SKPD, Kepala Bagian/Kepala Bidang, dan Kasubag Anggaran pada Pemerintah daerah kabupaten Bone Bolango sejumlah 321 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono (2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Pada metode purposive sampling ini penulis melakukan pemilihan sampel sebanyak 88 orang pada 6 SKPD, dimana 6 SKPD tersebut memiliki anggaran yang lebih besar dari 26 SKPD yang ada, sehingga kemungkinan ada indikasi terjadinya senjangan anggaran. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah meliputi (1)Analisis Regresi Berganda, (2)Uji Validitas Instrumen, (3)Uji Reliabilitas, (4)Uji Normalitas, (5)Uji Multikolinearitas, (6)Uji Heterokedastisitas, (7)Pengujian Hipotesis, (8)Uji Koefisien Determinasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. 1. Variabel Partisipasi Anggaran Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran Pernyataan
r Hitung
r Tabel (n=15)
Keterangan
Partisipasi-1 Partisipasi-2 Partisipasi-3 Partisipasi-4
0,708 0,880 0,880 0,702
0.514 0.514 0.514 0.514
Valid Valid Valid Valid
Partisipasi-5 0,561 Partisipasi-6 0,804 Sumber: Olahan, 2014
0.514 0.514
Valid Valid
Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel dimana n=15 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0.514. Dengan demikian dari 6 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel Partisipasi Anggaran, semua pernyataan telah memiliki nilai r hitung lebih besar dari rtabel 0.514 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. 2. Variabel Komitmen Organisasi Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi Pernyataan Komitmen-1 Komitmen-2 Komitmen-3 Komitmen-4 Komitmen-5 Komitmen-6 Komitmen-7 Komitmen-8 Komitmen-9 Sumber: Olahan, 2014
r Hitung
r Tabel (n=15)
Keterangan
0,659 0,746 0,580 0,627 0,736 0,614 0,659 0,766 0,643
0.514 0.514 0.514 0.514 0.514 0.514 0.514 0.514 0.514
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel dimana n=15 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0.514. Dengan demikian dari 8 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel Komitmen Organisasi, semua pernyataan telah memiliki nilai r hitung lebih besar dari rtabel 0.514 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. 3. Variabel Senjangan Anggaran Hasil Uji Validitas Variabel Senjangan Anggaran Pernyataan
r Hitung
r Tabel (n=15)
Keterangan
Senjangan-1
0,664
0.514
Valid
Senjangan-2 Senjangan-3 Senjangan-4 Senjangan-5 Senjangan-6 Sumber: Olahan, 2014
0,623 0,767 0,902 0,546 0,756
0.514 0.514 0.514 0.514 0.514
Valid Valid Valid Valid Valid
Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel dimana n=15 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0.514. Dengan demikian dari 6 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel Senjangan Anggaran, semua pernyataan telah memiliki nilai r hitung lebih besar dari rtabel 0.514 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut: Hasil Uji Realibilitas No.
Variabel
Koefisien Realibilitas
Keterangan
1 2
Partisipasi Penyusunan Komitmen Organisasi
0.848 0.844
Reliabel Reliabel
3
Senjangan Anggaran
0.805
Reliabel
Sumber: Olahan, 2014
Kriteria uji reliabilitas instrument menggunakan batas 0,6 jika Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka pertanyaan dinyatakan reliabel. Koefisien reliabilitas atas pernyataan-pernyataan pada veriabel bebas dan terikat adalah reliabel. Artinya pernyataan tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabelvariabel bebas dan terikat dengan tingkat konsistensi yang sangat baik. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data primer yang didapatkan dari penyebaran angket penelitian. Data tersebut berupa data dengan skala ukur ordinal. Sedangkan salah satu syarat untuk dapat digunakannya analisis regresi adalah data diharuskan berskala ukur metrik (interval atau rasio). Oleh karena itu diolah lebih lanjut, data dengan skala ukur ordinal dikonversi kedalam data skala ukurnya interval dengan menggunakan metode MSI (Method of Successive Interval).
Sebelum melakukan analisis lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui normalitas data yang diamati. Hasil pengujian normalitas dengan meggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut: Hasil Uji Normalitas
Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai signifikansi dari variabel partisipasi anggaran sebesar 0,220. Signifikansi variabel komitmen organisasi sebesar 0,407 dan signifikansi variabel senjangan anggaran sebesar 0,100. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian normalitas, data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Karena nilai signifikansi dari pengujian lebih dari nilai alpha 0,05. Selanjutnya dibuktikan dengan hasil uji multikolinearitas seperti pada tabel berikut: Hasil Uji Multkolinearitas
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas seluruh variabel mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang rendah yakni dibawah 10. Dengan demikian dapat disimpulkan model yang dibangun tidak terdapat masalah multikolinearitas. Berikut uji heterokedastisitas merupakan pengujian yang
bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi terjadi perbedaan variance dari residual data yang ada. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdasitas. Berikut hasil pengolahan data (Scatterplot) untuk menguji heterokedastisitas:
Hasil Pengujian Heterokedastisitas Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Setelah persyaratan asumsi klasik data dipenuhi maka selanjutnya dilakukan analisis regresi. Analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
Model Regresi
Berdasarkan hasil analisis diatas maka diperoleh model regresi sebagai berikut:
Adapun interpretasi dari model regresi di atas adalah sebagai berikut: 1. Jika pengaruh dari variabel dalam model (Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi serta interaksi variabel moderate) diabaikan, nilai Senjangan Anggaran sebesar 27,153 satuan. 2. Nilai Koefisien dari variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran sebesar -0,121 menunjukan bahwa semakin tinggi dan aktif aparat pemerintah untuk berpartisipasi dalam Penyusunan Anggaran di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango maka akan memperkecil Senjangan Anggaran. 3. Nilai koefisien dari variabel Komitmen Organisasi sebesar -0,469 menunjukan bahwa semakin kuat komitmen dari suatu organisasi beserta pegawai dalam hal ini dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango maka akan memperkecil Senjangan Anggaran. 4. Nilai koefisien dari variabel interkasi sebesar -0,947 menunjukan bahwa komitmen organisasi yang berorientasi pada orang dalam upaya mencapai kefektifan dalam partisipasi anggaran dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango maka akan memperkecil Senjangan Anggaran. Setelah pengujian analisis regresi dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian pengaruh secara parsial dari variabel bebas (Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi) serta variabel interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi terhadap variabel terikat yakni senjangan anggaran di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango. Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut:
Pengujian Parsial
Output diatas dapat dilihat nilai t-tabel yang diperoleh setiap variabel. Untuk mendapatkan kesimpulan apakah menerima atau menolak Ho, terlebih dahulu harus ditentukan nilai t-tabel yang akan digunakan. Nilai t-tabel ini bergantung pada besarnya df (degree of freedom) serta tingkat signifikansi yang digunakan. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai df sebesar n-k-1 = 88-3-1 = 84 diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,988. Berdasarkan output diatas t-hitung untuk variabel partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan interaksi moderate lebih besar dari t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk mengetahui besar pengaruh dari Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi terhadap Senjangan Anggaran digunakan analisis koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang digunakan. Nilai koefisien determinasi untuk model regresi adalah sebagai berikut: Pengujian Determinasi
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,398. Nilai ini berarti bahwa sebesar 39,8% senjangan anggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango dipengaruhi oleh partisipasi
anggaran dan
komitmen organisasi yang baik serta interaksi antara partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderate. Dari nilai yang dihasilkan dari analisis regresi di atas, maka dapat pula disimpulkan bahwa variabel-variabel belum mampu menjelaskan atau memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapun pengaruh dari variabel lain terhadap Senjangan Anggaran sebesar 60,2%. PEMBAHASAN Fenomena yang terjadi apabila atasan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas atau otoritas untuk membuat keputusan. Jika bawahan (agent) yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran
mempunyai
informasi
khusus
tentang
kondisi
lokal,
akan
memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering keinginan atasan tidak sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik diantara mereka. Hal ini dapat terjadi misalnya, jika dalam melakukan kebijakan pemberian rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran. Bawahan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran tersebut. Kondisi ini jelas akan menyebabkan terjadinya senjangan anggaran (Anthony dan Govindarajan dalam Latuheru, 2005). Komitmen pada organisasi merupakan salah satu aspek perilaku penting yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kekuatan ikatan attachment para pegawai terhadap organisasi tempat ia bekerja. Dengan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi akan menjadi individu lebih peduli pada nasib organisasinya dan akan lebih berusaha sebaik mungkin untuk menjadikan organisasi tersebut kearah yang lebih baik, dan kecenderungan terjadinya kesenjangan akan terhindari.
Berdasarkan hasil analisis tanggapan responden terhadap partisipasi anggaran, senjangan anggaran dan komitmen organisasi, terletak pada kategori yang baik. Hal ini terlihat pada persentase untuk partisipasi anggaran mencapai 80,7% untuk senjangan anggaran mencapai 77,8% dan untuk komitmen organisasi mencapai 78,3 %. Meskipun terletak pada kriteria yang baik, berdasarkan temuan jawaban responden dalam angket yang disebar untuk variabel partisipasi anggaran terdapat responden yan menjawab kurang baik pada pernyataan mengenai besarnya pengaruh pegawai yang tercermin dalam anggaran akhir, untuk variabel senjangan anggaran terdapat responden yang menjawab kurang baik pada pernyataan mengenai tanggung jawab anggaran yang tidak terlalu dirasakan sebagai tuntutan oleh para pegawai, serta pada variabel komitmen organisasi terdapat responden yang menjawab kurang baik pada pernyataan mengenai perasaan loyal pegawai terhadap organisasi yang dibuktikan dengan rasa rugi pegawai untuk meninggalkan organisasi/instansi tempatnya bekerja. Hasil analisis yang dari penelitian ini membuktikan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap senjangan anggaran serta komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap senjangan anggaran dan dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan pemoderasi yang baik hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Penelitian ini menjawab hipotesis yang ada dimana partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango, dan partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap senjangan anggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. Koefisien yang dihasilkan dari penelitian yakni negatif berarti bahwa semakin besar partisipasi anggaran dari bawahan maka akan memperkecil senjangan anggaran yang terjadi pada Pemerintah Daerh Kabupaten Bone Bolango. Variabel
interaksi antara partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi yang kuat berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. Hal ini mengindikasikan bahwa komitmen organisasi merupakan pemoderasi yang baik untuk memperkecil senjangan anggaran. SARAN Adapun saran yang disajikan oleh peneliti yakni, para pegawai dilingkungkan Pemerintahan Kabupaten Bone Bolango diharapkan untuk meningkatkan dan memperbaiki partisipasi anggaran dengan tidak memberikan informasi yang bias dan senantiasa ikut berpartisipasi agar lebih berpengaruh terhadap anggaran akhir dan lebih bertanggung jawab terhadap anggaran yang telah ditetapkan, demikian senjangan anggaran dapat di minimalisir. Selanjutnya, untuk pimpinan instansi pemerintah diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para pegawainya agar lebih loyal terhadap instansi tempat mereka bekerja, serta lebih baik dalam penyusunan anggaran dengan meningkatkan tekad dan solid dalam komitmen organsasi. Penelitian ini belum mengungkapkan keseluruhan variabel yang diperkirakan turut serta mempengaruhi senjangan anggaran. Hal ini dapat lihat dari hasil penelitian ini bahwa masih terdapat 60,2% variabel lain yang mempengaruhi senjangan anggaran. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah variabel yang mempengaruhi senjangan anggaran misalnya gaya kepemimpinan, perilaku legislatif, budaya organisasi serta dapat menambahkan variabel moderasi yang kemungkinan memberikan efek pada hubungan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Alamri, Anisa. 2013. Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi Universitas Negeri Gorontalo. Basri, Yesi Mutia. 2010. Pengaruh Penganggaran Partisipasi dan Job Relevan Information terhadap Budget Slack Pemerintah Provinsi Riau. Jurnl Ilmu Administrasi Negara, Vol 10, Nomor 1, Januari 2010: 69-77.
Falikhatun. 2007. Pengaruh informasi asimetri, budaya organisasi dan Group Cohesiveness dalam hubungan antara partisipasi penganggaran dan Budgetary slack. Simposium nasional akuntansi X. Fibrianti, Diana. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Desentralisasi, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Kota Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol 1, Nomor 1, Januari 2013. Husain, Siti Pratiwi. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating. INOVASI, Vol. 8 Nomor 3, September 2011 ISSN 1693-9034. Kusuma, I Gede Eka Arya. 2013. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan pada Ketepatan Anggaran. (Skripsi Universitas Udayana). Latuheru, Patria Belianus. 2005. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol 7, Nomor 2, November 2005:117-130. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Pratama, Reno. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
dengan
Komitmen
Organisasi
dan
Motivasi
sebagai
Pemoderasi. (Skripsi Universitas Negeri Padang). Rahmiati, Elfi. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Asimetri Informasi dan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pada Pemerintah Daerah Kota Padang. (Artikel Ilmiah Universitas Negeri Padang). Riansah, Lira azhimatinnur. 2013 Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan anggaran dengan Asimetri Informasi dan Kecukupan Anggaran sebagai Variabel Moderating. (Skripsi Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.