Prosiding Presentasi I1rniah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN : 0854 - 4085
SURVEY KAPASITAS PARU-PARU MANUSIA ACUAN INDONESIA PAD A SUKU JAW A Iin Kurnia, Sugiyana, Pudjadi dan Syahman Thalib Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi - Batan
ABSTRAK SURVEY
KAPASITAS
PARU-PARU
MANUSIA
ACUAN INDONESIA
DARI SUKU JAWA.
Telah
dilakukan survey kapasitas paru-paru manusia Jawa mclalui pengukuran kapasitas vital (YC) dan kapasitas vital menggunakan tenaga (FYC). Studi dilakukan pada tiga populasi masing-masing urban, pertanian dan nelayan di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada Tahun 1994 dan 1995 dengan menggunakan peralatan "Microspiro HI-50 I Spirometric Diagnostic System". Basil yang diperoleh menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kapasitas vital paru-pam untuk masing-masing populasi yang berbeda. Perbedaan ini diduga disebabkan oleh perbedaan aktivitas yang menunjang perkembangan otot yang menunjang pemafasan dan kemungkinan terjadinya gangguan sistcm pemafasan sehingga mempcngaruhi nilai kapasitas paru-pam. Pada selanjutnya terlihat YC manusia Jawa lebih kecil dari YC menurut ICRP yang diambil dari manusia Kaukasian. Perbedaan ini mengakibatkan perkiraan radionuklida yang dihirup dalam waktu yang sama oleh manusia Jawa lebih kecil daripada yang dihirup manusia Kaukasian yang menjadi acuan ICRP. Dari studi ini terbllkti bahwa pengadopsian dari data ICRP untuk manusia Indonesia tidak dapat dilakukan secara langsung
ABSTRACT A SURVEY OF LUNG CAPACITY OF INDONESIAN REFERENCE MAN FROM JAVANESE. A survey lung capacity of Javenese References Man had bcen done by measuring the vital capacity' (YC) and forced vital capacity (FVC). This measurement was carried out on urban, agriculture and fisherman population in West Java, East Java and Middle Java Province and conducted from 1994 to 1995 by using Microspiro HI-50 I Spirometric Diagnostic System. From this study it was found a difference of lung capacity from each population. This difference caused by different of daily activity that could influent muscular that support and also disturb of respiration. The value of lung vital capacity of Javanese Reference Man was less than ICRP recomendation that is adopted from caukasian ethnic. This difference could consequent that accumulation of radionuclides absorbed by Javanese reference man less than reference man from ICRP recomendation. This study proved that adoption from ICRP recomendation data to Indonesian Reference Man could not be done directly.
PENDAHULUAN Saat ini pemakaian teknologi nuklir di Indonesia sudah semakin luas, mulai dari bidang kedokteran dan pertanian sampai bidang industri. Selain, manfaat yang diperoleh terkandung pula resiko bagi kesehatan bagi pekerja radiasi dan masyarakat umum. Oleh karena itu setiap kegiatan yang berhubunngan dcngan aplikasi teknologi nuklir hams selalu diterapkan aturan-aturan keselamatan radiasi sccara bcnar. Aturan-aturan tentang keselamatan radiasi tersebut biasanya diadopsi dari rckomendasi keselamatan radiasi yang dipublikasikan oleh ICRP (International Commission on Radiological Protection) suatu komisi internasional yang menangani kesclamatan radiasi. Dalam rangka penyusunan rekomcndasi keselamatan radiasi, ICRP mcmpcrgunakan konsep Manusia Acuan sebagai dasar perhitungan batasan-batasan kcsclamatan, kisaran dosis. AU (Annual Limited Intake) dan
PSPKR-BATAN
sebagainya [1]. Dalam hal perhitungan batasan-batasan yang menyangkut proses paparan radiasi dari radionuklida yang sumbernya berada di dalam tubuh atau organ, yang mengendap pengendapan itu melalui pernafasan maka dipergunakan parameter ukuran fisiologi pam-pam. Konsep manusia acuan ini ,oleh ICRP diambil dari populasi manusia kaukasian yang tersebar di wilayah Eropa Barat dan Amerika Utara yang populasinya hanya 13% dari total populasi duma [2]. Kalau dibandingkan dengan manusia Indonesia, maka pada manusia Kaukasian tersebut mempunyai pcrbedaan habitat, ras, ukuran tubuh, kebiasaan dan pola makan. Perbedaanperbedaan ini akan mempengamhi parameter tisiologi dan metabolisme sehingga diskripsi kuantitatif manusia acuan yang bersumber dari manusia kaukasian tidak dapat diadopsi langsung untuk manusia Indonesia. Oalam makalah ini akan dibahas hasil studi kapasitas pam-pam manusia
f"uku
Jawa
254
Prosidin'g Presentasi I1miah Kese\amatan ISSN : 0854 - 4085
Radiasi dan Lingkungan, 20 - 21 Agustus 1996
yang merupakan salah satu parameter penyusunan Manusia Acuan Indonesia. TEORI
bagi
volume udara yang dikeluarkan dengan menggunakan tenaga setelah melakukan inspirasi pemafasan maksimal. Kapasitas vital paru-paru ini mewakili volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru, sedangkan volume total paru-paru merupakan kapasitas vital ditambah dengan udara yang tertinggal (residu) yang tidak dapat dikeluarkan dari dalam paru-paru [7]. Sekitar 2/3 bagian dari kapasitas vital paru-paru merupakan volume udara yang dihirup selama 1 menit dan kurang dan 1/3 dari udara yang dihirup dikeluarkan kembali sehingga sisanya 2/3 bagian tinggal pada sistem pemafasan [7,8]. Dari sini dapat diperkirakan volume partikcl udara yang mengandung radioaktif tertentu yang terdapat dalam paru-paru yang terhirup dalam jangka waktu tertentu apabila konsentrasi partikel radioaktif di udara diketahui. Selanjutnya berdasarkan percobaan sekitar 90% dari partikel dengan diameter 0,5 ~m yang dihirup pada pemafasan secara normal dapat dikeluarkan kembali dan dengan ekshalasi yang lebih kuat partikel yang dapat dikeluarkan ini lebih banyak [9]. Selanjutnya FVC mcrupakan volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan dengan menggunakan energi maksimal setelah melakukan inspirasi maksimal. Pada pengukuran FVC ini udara ditiupkan dengan kecepatan penuh [10]. Sebagaimana VC juga besar kecilnya FVC bergantung pada usia, jenis kelamin dan tinggi tubuh, namun dapat berkurang seandainya timbul gangguan pada saluran pemafasan [11]. Selanjutnya melalui respirasi kimiawi dapat dipelajari kandungan zat terlarut dari udara yang dihirup dan yang dilepaskan oleh paru-paru [8]. Dengan demikian dapat diperkirakan kandungan radioaktif yang tertinggal dalam paru-paru dengan menghitung selisih antara dari selisih kosentrasi radioaktif yang dihirup dikurangi dengan yang 1111 digunakan dalam dilepaskan. Metode menentukan konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada udara yang dihirup dan dilepaskan pada waktu pemafasan seperti terlihat pada Tabel I berikut.
PSPKR-BA TAN
255
Prosiding Presentasi IImiah Keselamalan Radiasi dan Lingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN
: 085-1 - -lOSS
Tabel
I.
Volume dan tekanan dara kering f7] 21 32 160 79 Tekanan Tekanan Vol.N, CO, 120 16 4,0 0,04 0,3 Vol.
.
f:
Vol.
gas
pada
Udara dileyg
ketcrangan
populasi nelayan, pertanian dan urban yang ditampilkan berdasarkan kelompok umur di pulau Jawa dalam bcntuk grafik. Pada Gambar I dan 2 terlihat bahwa VC dari kc tiga populasi terlihat bahwa pada kelompok umur 16 - 20 tahun jauh lebih besar dibanding dengan kclompok umur 6 - IS tahun. Perbedaan antara VC paru-paru 16 - 20 tahun dengan VC paru-paru kelompok umur 6 - 15 tahun pada laki-Iaki lebih besar dibanding perbedaan VC pada kelompok usia yang sarna pada perempllan.
:
* = ml/IOO ml ** = mmHg
BAHAN DAN METODE I. Lokasi pengllmplilan data : a) Propinsi Jawa Sarat : Kabupaten Bandllng dan Sukabumi . b) Propinsi Jawa Tengah Kabupaten Semarang, Jepara dan Patio c) Propinsi Jawa Timllr: Kabupaten Malang. 2. Obyek sampcl a) Laki-Iaki dan wanita berbadan sehat dan tidak mempunyai pcnyakit kronis maupun cacat turunan baik fisik maupun mental (hal ini diketahui dengan menanyakan langsllng pada responden). Umur responden dikelompokkan menjadi 6 - 10, II - 15, 16 - 20, 21 - 30, dan 41 tahun ke atas. b) Sukll: diutamakan suku Jawa atau suku lain yang telah bermllkim lama di Pulall Jawa . 3. Parameter-parameter kapasitas vital paruparu (VC) dan kapasitas paru-paru dengan tenaga maksimal (FVC). 4. Metode pengukuran Pengukuran VC dan FVC dilakllkan dengan menggunakan alat Mikrospiro HI50 I Spirometric Diagnostic System produksi Chest M.I Inc, Tokyo, Japan. Peralatan ini didisain untuk memeriksa fungsi paru-paru dengan cepat [ II]. 5. Waktu survey: bulan Agustus 1994 untuk Propinsi Jawa Tengah dan bulan Sept.Okt.1995 untuk Propinsi Jawa Barat dan Jawa Timllr HASIL
a. VC Pada Gambar pcngukllran
kapasitas
PSPKR-BATAN
dan:2 disajikan hasil vital pam-paru dari
•
1(&10-15 16-20
Th
•
Keo. 11·30
Th
[J
K•• , 31·40
Th
o g
1(81
(s, 41
Gambar I : Kapasitas vital paru-paruNC laki di tiga populasi.
Ih.
Th.
Ileal"
laki-
•
(e!,
6-15
[]
ICe!
16-20 Th.
•
ICe!
21·30
Th
ED
K.t
31.40
Th.
E!
Ke! 41 Th.
Th
11..
etas
Gambar 2 : Kapasitas vital paru-paruNC wanita di tiga populasi Kapasitas vital paru-paru laki-Iaki (Vcp) terbesar pada kelompok umur laki-Iaki populasi pada daerah pertanian dan urban terdapat pada kelompok umur 21 - 30 tahun, sedangkan pada populasi nelayan pada kelompok umur 16 - 20 tahun. Kapasitas vital pant-paru perempuan (Vcp) tcrbesar dari masing-masing pupolasi tcrdapat pada kclompok lImur yang berbccla. Pada daerah nclayan pada kelompok lImlJr 3 I - 40 tahun,
256
Prosiding Present.~si lImiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungal4 20 - 21 Agustus 1996 ISSN : 0854 - 4085
pertanian 21 - 30 tahun. dan urban 16 - 20 I tahun. Vcp tcrbesar Justru pada kelompok umur 16 - 20 tahun dan kelompok umur 31 40 tahun.
terbesar dijumpai pada kelompok umur 16 - 20 talmn pada populasi pertanian dan urban sedangkan pada populasi nelayan pada kelompok umur 31 - 40 tahun.
b. F\{C
PEMBAHASAN
Gambar pengu~uran pemukiman I berdasarkan
3 dan 4 mcrupakan
terhadap nelayan, kclompok
hasil dari
a. VC
FVe pada populasi pertanian .. dan urban umur dan pcmuklman
Lebih tingginya ve I pada usia 16 - 20 tahun ini kemungkinan pada usia ini pada daerah nelayan sedang mengalami pertumbuhan dan belum melakukan aktivitas
di pulau Jawa.
K,"18111,ng3n
•
o •
:
KDI. 6·15 Th.
Kat 16·20 Th
o
Kel. 21-30
Th.
Koti. 31.40
Tto
~
Kel. 41 Th. ke atas
Nelayan PIM-1...-. U,I••••.• Ra•••·•••t •• Gambar 3. KapasilaS vila! dengan ten~a (FVC) pada tiga populasj
Gan1bar 3 : Kapasitas (FVq) pada tiga populasi
vital
dcngan
•
a
tenaga
Kel. 6·15 Th Ket. 16·20
Th.
•
Kel. 21·30
Th.
fI
Kat 31-40
Th.
€I
K_1. 41 Th.
11.8 IIta8
Gambar 4, Kapasila.<;vital IHU1I-Parudeng.
Gambar 4 : Kapasitas vital paru-paru tenaga (PVe) pada tiga populasi
dengan
Pada Gambar 3 FVe pada kelompok umur 21 sampai 30 tahun laki-Iaki pada ke tiga opulasi lebih bcsar dibandingkan dengan kelompok umur 6 - 15. 16 - 20, 31 - 40 dan 41 ke atas. Sedangkan pada kelompok umur 6 15 tapun paling kecil dan kelompok umur 41 tahun ke atas lebih kccil dibanding 16 - 20, 21 - 30 dan 31 - 40 tahun. kapasitas
Selanjutnya pada Gambar 4. vital dCllg~lI1 tcnaga pcrempuan
PSPKR-BA TAN
melaut schingga kemampuan otot-otot pada sistcm pemafasannya lebih besar untuk dapat menghirup udara lebih banyak, sedangkan pada kelompok umur 21 - 30 tahun nilainya lebih kecil. Pupulasi pada kelompok umur ini diduga sudah banyak aktif di laut yang scbagian besar pada waktu malam hari yang pada umumnya dalam kondisi lebih lembab. Aktivitas ini diduga akan mempercepat terjadinya kerusakan pada sistem pemafasan, khususnya paru-paru. Di daerah pertanian maupun daerah urban aktivitas seperti halnya pada daerah nelayan rclatif rendah frekuensinya sehingga kerusakan pada paru-paru seperti pada daerah nelayan tidak terjadi. Selanjutnya aktivitas pekerjaan juga dapat menunjang perkembangan otot khususnya otot dada yang berperan dalam pemafasan .. Adanya perkembangan otot dada dapat menunjang perkembangan paru-paru yang dapat lebih membesar sehingga udara yang dapat dihirup akan lebih besar [11]. Lebih kecilnya kapasitas vital paruparu pada anak berusia 6 - 15 tahun disebabkan oleh ukuran fisik yang masih kecil daripada kelompok umur yang lain. Selanjutnya pada kelompok umur 41 tahun ke atas diduga telah terjadi degenerasi pada saluran sistem pemafasan akibat pertambahan umur dan kemungkinan penyakit yang dapat menggcrogoti saluran pemafasan yang dapat mengurangi perbesaran lingkar saluran pemafasan [4, 7, 6, 10].
b. FVC Lebih
tingginya
FVe
paru-paru
laki-
laki pada kelompok umur 21 - 30 tahun pada kelompok petani ,dacrah urban dan daerah nelayan kemungkinan dapat dikaitkan dengan ukuran pam-pam \ang sudah optimal serta
257
Prosiding Prcsentasi I1miah Keselal11atan Radiasi dan Lingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN : 0854 - 4085
kelompok umur tersebut merupakan usia yang lebih banyak aktif bekerja dalam kondisi lingkungan yang relatif tidak lembab sehingga tidak mcndukung timbulnya gangguan pada paru-paru sehingga dapat meningkatkan aktivitas otot yang mendukung lebih banyaknya udara yang dapat ditiupkan [10]. Sedangkan nilai FYC laki-Iaki populasi daerah pertanian dan urban lebih tinggi dari populasi nelayan diduga disebabkan kondisi dan waktu bekerja aktif pcnduduk pertanian dan urban yang relatif tidak pada kondisi udara lembab(malam hari) scpcrti pada nelayan sehingga tidak begitu mendukung timbulnya gangguan pada paruparu yang dapat menurunkan nilai FYe. Adanya perbedaa.n nilai FYC paruparu tCl1inggi perempuan dcngan laki-Iaki diduga discbabkan oleh pcrbcdaan aktivitas yang mcndorong proses pcrnafasan dalam mcnghirup udara antara laki-laki dan wanita. Kondisi ini ini juga akan mcngakibatkan adanya perbedaan kemampuan otot yang menunjang pernafasan sehingga terjadi perbcdaan volume optimal panl-paru dalarn bernafas. Sedangkan tingginya FYC pada wanita kelompok umur 3 I - 40 tahun daerah nclayan diduga berkaitan dengan aktivitas pada kondisi menghirup udara Icbih dalam yang dapat meningkatkan kcmampuan sistem pernafasan dalam rangka meningkatkan FYe. Kalau hasil pcngukuran dari ketiga kelompok populasi terscbut pada usia 21 - 30 tahun dircratakan maka akan didapat hasil kapasitas vital paru-paru manusia Jawa dewasa. Kemudian pada Tabel 2 akan terlihat perbandingannya dengan YC manusia Jawa dan YC yang direkomendasikan oleh ICRP. Tabel : Perbandingan Kapasitas Paru-paru Manusia Jawa dan yang direkomendasikan ICRP [10]. j,j
pr
.., .., 176 163 -(I)Vital badan badan VPC 51 151 163 73 60 Berat 2 57 ,1 (kg) 2,2 5,2 Tinggi 3,6 3,4 Kap.(em)
Dcngan dikctahllinya kapasitas vital paru-paru laki-laki dan pcrempllan manusia
PSPKR-BATAN
Jawa maka dapat diperkirakan bahwa sekitar 2,2 liter udara dihirup oleh manusia Jawa lakilaki setiap menit dan sekitar 1,45 liter tinggal dalarn sistem pernafasan. Sedangkan pada wanita sekitar 1,45 liter udara dihirup tiap menit dan sekitar 0,95 liter tertinggal dalarn sistem pemafasan. Selanjutnya kalau dikaitkan dengan jumlah udara yang mengandung radioaktif maka dapat diperkirakan yang terhisap dalarn jangka waktu tertentu dengan cara [7, 8] : a = bed
,
(I)
dengan : a = volume udara yang mengandung zat radioaktif yang teraJ...'umulasi pada sistem pernafasan aalarn waktu tertentu (ml) b = volume udara yang tertinggal dalam sistem pemafasar! (ml) e = waktu menghirup udara yang terkontaminasi radioaktif (dt) d = konsentrasi radioaktif dalarn udara (beq/ml» Selanjutnya apabila diketahui ukuran partikel yang mengandung radioaktif di udara (a) maka perkiraan partikel radioaktif yang berukuran 0,5 11myang tinggal dalarn sistem pernafasan adalah : e = 10 %.a Dari rumus pendekatan di atas terlihat bahwa jumlah radioaktif yang terakumulasi di dalam sistem pernafasan dipengaruhi oleh volume udara yang tertinggal dalarn sistem pernafasan. Yolume udara yang tertinggal dalam sistem pernafasan ini dipengaruhi oleh kapasitas vital paru-paru. Selanjutnya dari sini jelas jumlah radioaktif yang terakumulasi dalam sistem pernafasan manusia Kaukasian dalam jangka waktu yang sarna akan lebih besar dibanding dengan radioaktif yang terakumulasi pada manusia etnik Jawa. Maka dengan demikian nilai kapasitas paru-paru yang dikeluarkan oleh ICRP tid1k dapat langsung diadopsi untuk penyusuanan manusia aeuan Jawa khususnya dan Indonesia umumnya. Dari hasil penelitian ini terlihat jelas bahwa nilai bpasitas paru-paru yang
Prosiding' Presentas; IImiah Keselamatan Radia.,j dan Lingkungan. 20 - 21 Agw;tus 1996 ISSN : 0854 - 4085 1
dikeluarkan I
olch ICRP tidak dapat diadopsi
langsupg untuk nilai kapasitas pam-pam manuslaI Indonesia. Maka oleh itu nilai yang dikeluarkan oleh ICRP untuk keperluan protek~iI radiasi di Indonesia belum dapat digunakan secara langsung karena ukuran fisik khusu~nya dan faktor-faktor yang lainnya manusia tidak sarna dengan manusia acuan I yang ditetapkan oleh ICRP. KESlj\1PULAN Dari pcmbahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: I. Pada populasi pertanian dan urban kapasitas vital pam-pam laki-Iaki tcrbesar did'apatkan pada kelompok umur 21 - 30 I tahun, sedangkan pada pupasi nelayan I kapasitas vital pam-pam terbesar pada kelompok umur 16 - 20. tahun. Sc!anjutnya I pada perCl11puankapasltas terbesar tcrdapat I pada kelol11pok umur yang berbeda untuk m~sing-masing populasi. I 2. Kapasitas vital pam-pam dengan tenaga m~ksimal laki-Iaki terbesar pada ke tiga populsi terdapat pada kelompok Ul11ur 21 301 tahun. Sedangkan pada perel11puan populasi pcrtanian dan urban terdapat pada ke\ompok umur 16 - 20 tahun dan pada populasi nelayan pada kelompok umur 3 1 40 tahun. 3. K~pasitas vital pam-pam rata-rata laki-Iaki dan perempuan manusia Jawa adalah 3,4 dan 2,2 llebih kecil dari kapasitas vital pam-pam yang direkomendasikan oleh I IORP masing masing adalah 5,2 dan 3,6 I. UCArAN
TERIMA
KASIH
I Penelitian ini dibiayai meialui Proyek Penehtian Keselamatan Radiasi dan LingI kungan PSPKR-Batan No Kode 09.07.13.95. Ucap~n terima kasih disampaikan kepada I saudara Mugiono, Suryadi dan saudari Kasirah I yang relah berpartisipasi pada waktu penelitian di lap.angan dan penyiapan makalah ini. DAFIf AR PUST AKA I.
IrRP. Biological Effect of Inhaled Radionuclides, Annal of the ICRP, Vol 4.
j'SPKR-BATAN
No. 112, Pergan10n Press, Oxford, NewYork 1980 2. ICRP. Report of the Task Group on Reference Man, ICRP Publication 23, Pergan10n Press, New York, Hal 1 - 7. 3. ANONIM, An Introduction to Radiation Protection Hal 104 - 1073 4. DOUGLAS, J. CRAWFORD-BROWN. Age Dependent Lung Doses From Ingested 222Rn in Drinking Water, Health Physics Vol. 52. No. 2 Pergamon Press, NewYork. 1987 5. ICRP Pub 66. Human Respiratory Tract Model For Radiological Protection, Pergamon Press, Oxford - New York. 1993 Hal 22 - 25. 6. DURKIN, N., An Introduction to Medical Sciences, A Comprehensive Guide to Anatomy, Biochemistry and Physiology, MTP, Press Limited, International Medical Publishers, Lancaster, England,. 1979. 7. WIDDICOMBE, ANDREW,D. Respiratory Physiology, Edward Arnold, 1983, London. 8. SCHOTTELIVS, B.,A, DO ROTTHY, D.S. Textbook of Physiology, 7th ed., T oppan Printing, Singapore, 1973. Hal 318-353. 9. CLARKE, S.W. and PAVIA, D. Aerosol and the lung: Clinical and experimental aspect, Butterwotrhs, London. 1984 10. ANONIM, Lecture Notes of Human Physiology, English Languange Book Society, Blackwell Scientific Publication, Osney Mead, Oxford. 1988., Hal 424 .. 11. ANONIM, Microspiro HI-SOl Spirometric Diagnostic System : Operation Manual, Chest M.I Inc., Tokyo, Japan, 1994 Hal I -24.
DISKUSI Bunawas - PSPKR: l. Apakah ada korelasi antara kapasitas pampam dengan lokasi dan kondisi polusi lingkungan ? 2. Kalau tidak salah, tim faal pam-pam VI dan Vnair pernah mclakukan studi faal pam-pam yang meliputi kapasitas pamparu untuk beberapa (berall pedesaan dan
259
Prosiding Prcscnt.'\.,i I1miah Kcsclamatan Radiasi
industri (perkotaan). Apakah hasil yang diperoleh tim PSPKR sesuai dcngan hasil Tim VI dan Vnair '1. !in K1.I.rnia: I. Secara teroritis ada korelasi. 2. Tcrima kasih atas masukannya. Karena pcnelitian ini untuk mencari konsep untuk MAl maka didasarkan atas bermacammacam faktor diantaranya keragaman sam pel. Sularman - PSPKR : I. Berdasarkan apakah pcngclompokan pad a penelitian Saudara '1. 2. Apakah tujuan dari survci ini '1.
umur
!in KlIrnia : I. Sesuai dengan data Manusia Acuan ICRP. 2. Mengetahui perkiraan akumulasi zat radioaJ...'tifdalam paru-panl mclalui pernafasan. Galot SlIhariyono - PSPKR : I. Mengapa VC manusia Jawa Icbih kecil dari VC ICRP sehingga radionuklida yang dihirup lebih kecil dari ICRP. Bukankah pemasukan radionuklida dipengaruhi banyak faktor '1. 2. Mcngapa adopsi ICRP tidak dapat dilakukan langsung '1. Bukankah ICRP standard intemasional ?
!in Kurnia : Data ICRP diambil dan manusia Kauskasus dan tidak dibedakan menjadi daerih nelayan, pertanian dan urban. Kami hanya ingin I mcmbandingkan apakah ada perbedaan tempat tinggal dengan VC atau FVC. M. Yazid - PPNY: I. Apakah telah dipertimbangkan pnnslpprinsip teori evolusi bahwa makWuk hidup/manusia akan bcrubah secara gradien dari bentuk sederhana menuju lebih scmpuma ? 2. Kalau sudah, menurut Anda, bentuk/ kapasitas pulmo akan bcrkembang kemana. Dan faktor apa saja yang memperlgaruhinya !in Kurnia : I. Tidak dipertimbangkan. 2. Saya kira akan bcrkcmbang sesual perkembangan jaman scrta kuali,tas hidup. Faktor yang mempengaruhi misalnya kebiasaan hidup/makan, lingkungan tempat tinggal dan aktivitas seseorang. Warmo
S. -
BTKL :
Kapasitas paru-paru manusia dipengaruhi oleh tempat tinggal. Bagaimana pengaruh daerah pegunungan dan data ran rendah terhadap kapasitas paru-paru tersebut ? !in Kurnia :
!in KlIrnia I. Masuknya radionuklida melalui inhalasi tergantung pada pernafasan. Parameter yang digunakan adalah VC dan karakteristik pernafasan. 2. Karena untuk keselamatan radiasi kita tidak bisa begitu saja menerimanya karcna kondisi fisik dan lingkungan Indonesia berbeda dcngan manusia Kaukasian. Meskipun merupakan standard internasional tetapi kurang sesuai untuk kondisi Indonesia. Sarwo D. Danllpoyo - PPkTN : Apakah data ICRP mcrupakan nilai rata-rata untuk berbagai kegiatan hidup ras Kauskasus (nelayan, pcrtanian_ dll) ".
PSPKR-BATAN
Daerah pertanian disini juga meliputi pegunungan dan data ran tinggi, sedangkan dataran rendah meliputi perkotaan dan nelayan. Kapasitas paru-paru tergantung aktivitas sehari-hari. Eri Hiswara - PSPKR: I. Disebutkan bahwa responden adalah manusia Jawa yang terdiri atas suku Jawa dan suku lain yang telah lama bermukim di Pulau Jawa. Bcrapa persentase manusia suku Jawa sendiri yang menjadi responden sehingga judul makalahnya yakni pada suku Jawa dan bukan pada manusia di Pulau Jawa ? 2. Apakah diperoleh laju pemafasan untuk masing-masing kelompok umur ?
260
Prosiding :PrcscnL~si I1miah Kcsclamatan Radiasi dan Lingkl1ngan, 20 - 21 Agustl1s 1996 ISSN : OSS4 - 40SS I
fin Kurnia : 1. Seb~gian besar I adalah suku
(hampir Jawa
90%) rcsponden sehingga kami
me1yimpulkan bahwa data yang diperoleh dapat dikatakan dari suku Jawa. 2. Yarlg diukur adalah VC dan FVC pada maJing-masing kelompok umUL Dalam I makalah ini lebih ditekankan pada umur I . dewasa. Abbas IRas - PAIR .
MenuI}1t saya, bila paru-paru orang Jawa lebih kecil daripada orang Kaukasian, maka udara I yang dihirup lcbih kecil sehingga bahaya intake radionhklida (Pb) lebih kecil pula. Mohon penjelisan ten tang pengadopsian data lCRP untuk ~aru-panL dalam hal ini jumlah Pb yang terhirJp/masuk ke paru-paru dan batas minimal I Pb dalam pani-paru yang dapat mengakibatkan I f gangguan pernaasan. I
fin Ku'rnia : I JumlahI radionuklida mungkin lebih kecil tetapi efeknya belull1 tentu lebih kecil sehingga perlu dilanjJtkan dengan studi epidemiologi. Kami saraJ.an untllk tidak mengadopsi langsllng I data ICRP.
psp;.cm-BA TAN
261